Anda di halaman 1dari 11

RESUME PENELITIAN ILMU KALAM

PERAN IMAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI


Di susun Untuk Memenuhi Tugas Ulangan Akhir Semester Genap Ilmu Kalam
Dosen Pengampu : Dr. Imam Khanafi M.Ag

Di susun oleh :
Qoidatus syariah (3420055)

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PEKALONGAN 2021

1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, shalawat serta salam selalu tercurah kepada
baginda agung Muhammad SAW, sebaik-baik suri tauladan yang nurnya menerangi sekalian
manusia dan kedatangannya merupakan rahmat bagi seluruh alam, shalawat juga senantiasa
tercurah kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang semoga mendapat syafaat hingga
yaumul akhir kelak.
Ucapan terima kasih penulis haturkan utamanya kepada bapak Imam Khanafi selaku
dosen pengampu mata kuliah ilmu kalam yang telah memberikan bimbingan dari pertemuan
pertama hingga pertemuan terakhir. Abah dan ibu yang selalu mendoakan putrinya, dan juga
teman-teman yang telah memberikan support system. . Terselesaikannya laporan ini tidak lepas
dari bantuan banyak pihak, maka dari itu penulis mengucapkan beribu syukur beserta terima
kasih terbesar kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini, baik moril
maupun materil. Laporan ini ditulis sebagai tindak lanjut telah dilaksankannya survei melalui
google form, sebagi bukti tertulis dan transkip pertanggung jawaban.
Meski secara teori laporan penelitian ini telah selesai pengerjaannya namun masukkan
beserta saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Penulis menyadari masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Semoga laporan sederhana ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan memberikan sumbangsih bagi dunia intelektual.

Pekalongan, 7 Juli 2021

Qoidatus Syari’ah

2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Virus covid-19 mulai terdeteksi pertama kali di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020,
dengan penambahan jumlah kasus positif yang terus meningkat disetiap bulannya. Sampai
pada tanggal 6 Juli 2021 kemarin, Indonesia telah melaporkan 2.345.018 kasus positif, yang
menjadikan Indonesia menempati peringkat pertama dengan kasus terbanyak di Asia
Tenggara.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi pandemi covid-19 ini,
mulai dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa wilayah pada tahun 2020,
yang kini kebijakan tersebut berubah menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) pada tahun 2021. Selain itu kebijakan lockdown beberapa wilayah
dengan kasus positif yang tinggi.
Hingga saat ini Indonesia masih terjebak didalam situasi pandemi. Banyaknya informasi
tanpa sumber yang jelas terkait adanya covid-19 membuat masyarakat membuat persepsi
masing-masing atas pandemi ini. Ada yang mengatakan bahwa pandemi ini merupakan
adzab dari Alloh swt, ada juga yang berpendapat bahwa ini adalah konspirasi dari orang-
orang yahudi. Sebagai seorang muslim yang moderat seharusnya kita mampu memahami
arti pandemi ini dengan bijaksana. Menerima segala ketentuan Alloh dengan lapang dada
serta mematuhi anjuran dari pemerintah sebagai uasaha menjaga diri dari virus covid-19
merupakan wujud dari orang yang beriman dalam menyikapi pandemi. Dalam laporan ini
akan dijelaskan beberapa pendapat dari anak-anak milneal zaman sekarang terkait peran
iman dalam menghadapi covid-19.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas dapat kita simpulkan beberapa rumusan
masalah yang akan dibahas pada laporan ini. Yaitu bagaimana peran iman dalam
menghadapi pandemi dan bagaimana cara meningkatkan iman selama pandemi.

C. TUJUAN PENYUSUNAN
Laporan ini ditulis bertujuan untuk menjelaskan rumusan maslah yang ada dan sebagai
pertanggung jawaban atas survei yang telah dilaksanakan.

3
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IMAN DAN PANDEMI COVID-19


Menurut Drs. Achmad Kifni, iman adalah keyakinan dalam hati, yang diikrarkan melalui
lisan (ucapan) dan di amalkan dengan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari. Iman itu
kadang-kadang bertambah kuat, kadang-kadang bisa berkurang, bahkan kadang-kadang bisa
rusak atau bahkan hilang. Hal ini sesuai dengan hadist rosululloh swa, yang artinya : “Iman
itu ucapan dan amalan, kadang-kadang bertambah, kadang-kadang berkurang” (H.R Bukhori).
The COVID-19 pandemic , juga dikenal sebagai pandemi coronavirus , adalah global
yang sedang berlangsung pandemi dari penyakit coronavirus 2019 (COVID-19), yang
disebabkan oleh akut sindrom pernafasan coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Virus ini pertama
kali diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan , China. Organisasi Kesehatan Dunia
mendeklarasikan Darurat Kesehatan Masyarakat yang Menjadi Perhatian Internasional pada
30 Januari 2020, dan kemudian mendeklarasikan pandemi pada 11 Maret 2020. Per 7 Juli
2021, lebih dari 184 juta kasus telah dikonfirmasi, dengan lebih dari 3,99 juta kematian
dikonfirmasi.dikaitkan dengan COVID-19, menjadikannya salah satu pandemi paling
mematikan dalam sejarah .
Tingkat keparahan gejala COVID-19 sangat bervariasi, mulai dari yang tidak terlalu
mencolok hingga yang mengancam jiwa. Penyakit parah lebih mungkin terjadi pada pasien
COVID-19 lanjut usia, serta mereka yang memiliki kondisi medis tertentu yang
mendasarinya. COVID-19 menular ketika orang menghirup udara yang terkontaminasi oleh
tetesan dan partikel kecil di udara . Risiko menghirup ini paling tinggi ketika orang berada
dalam jarak dekat, tetapi mereka dapat terhirup dalam jarak yang lebih jauh, terutama di
dalam ruangan. Penularan juga dapat terjadi jika terciprat atau disemprot dengan cairan yang
terkontaminasi, di mata, hidung atau mulut, dan, jarang, melalui permukaan yang
terkontaminasi. Orang tetap menular hingga 20 hari, dan dapat menyebarkan virus bahkan
jika mereka tidak menunjukkan gejala apa pun.
B. METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksaan penelitian ini adalah survei kuosioner digital melalui google form.
Kuosioner merupakan suatu metode penelitian dengan memberikan bebrapa pertanyaan
kepada responden untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. Di saat pandemi seperti ini
wawancara langsung dengan responden untuk mendapatkan informasi tidak dapat dilakukan

4
secara maksimal karna adanya pembatasan kegiatan selama pandemi. Dengan memanfaatkan
kemajuan teknologi, kini dapat melakukan sebuah wawancara penelitian dengan mudah,
dengan tetap mendapatkan informasi yang akurat dari narasumbernya langsung.
C. SASARAN
Sasaran utama dari kuosioner ini adalah mengetahui bagaimana peran iman dalam
menghadapi pandemi covid-19 menurut pelajar SMA dibeberapa wilayah di Jawa Tengah.
Dengan kuosioner ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana anak-anak zaman sekarang
menyikapi pandemi ini. Dari 19 responden, terdapat 15 responden yang akan diuraikan
pendapatkan terkait peran iman dalam menghadapi pandemi. 15 responden tersebut
merupakan siswa SMA dari kota Pekalongan. Berikut data responden yang mengisi kuosioner

5
Nama responden :
1. Anggi Yunita Rachmawati
2. Fitriana Salsabillah
3. Sasi
4. Karina
5. Cindi Holovia
6. Hilda
7. Veronica Anissyafira
8. Hera Fitriani
9. Naila Kafina
10. Ayu Chumaira
11. M. Saiful Akbar
12. Putri Narezka
13. Restu Mufakhomah
14. Rini
15. Komalasari
Diagram diatas merupakan data para responden yang dikumpulkan menggunakan
google form pada saat mengisi kuosioner. Berdasarkan diagram dapat dilihat bahwa
responden merupakan siswa SMA dengan kisaran umur 16-18 tahun. Alamat responden
berada di satu kota yakni Pekalongan.

D. HASIL YANG DIPEROLEH


Berdasarkan hasil dari kuosioner untuk siswa SMA, terdapat beberapa pernyataan yang
dihasilkan terkait peran iman dalam menghadapi pandemi covid-19 dengan poin-poin penting
yang menjadi landasan responden dalam berpendapat. Poin-poin tersebut antara lain :
1. Seberapa pentig iman bagi kehidupan

6
Berdasarkan hasil dari kuosioner yang saya buat dengan 15 responden siswa
SMA. Mereka memiliki pandangan yang sama tentang seberapa pentingnya iman
bagi kehidupan. Hal ini membuktikan bahwa mereka telah mengetahui peran iman
dalam kehidupan mereka, sehingga mereka dapat menilai seberapa penting iman
bagi kehidupan.
2. Bagaimana definisi iman

Pada poin ini saya memberikan 3 pilihan kepada esponden terkait definisi iman,
yaitu apakah iman itu pasrah (jabariyah), aktif/ usaha sendiri (qodariyah), atau
iman itu harus ikhtiyar dan berdoa serta menyeimbangkan keduanya
(moderat/ahlussunnah). Dari 3 pilihan tersebut semua responden berpendapat
bahwa iman itu harus ditunjukkan dengan bentuk ikhtiyahdan disertai dengan doa
yang mana diantara keduanya harus seimbang, atau yang biasa kita sebut dengan
moderat/ahlussunnah. Hal ini berarti pemahaman moderat telah tertanam dengan
baik pada siswa SMA di pekalongan.

7
3. Bagaimana cara menghadapi pandemi covid-19

Ada berbagai cara untuk menghadapi pandemi covid-19 ini. Dalam penelitian ini
saya menyediakan 3 poin mengenai bagaimana cara menghadapi pandemi. Yaitu,
 Pasrah kepada taqdir dengan hanya berdoa
 Uasaha dengan mematuhi protokol kesehatan
 Menggabungkan antara keduanya dengan seimbang
Semua responden berpendapat sama mengenai bagaimana cara menghadapi
pandemi covid-19, yaitu mereka memilih poin ketiga untuk menghadapi pandemi.
Dalam menghadapi pandemi ini kita perlu menyeimbangkan antara doa dan usaha.
Sebagai makhluk yang diberi akal untuk dapat berfikir dengan benar dalam
menghadapi suatu cobaan yang diberikan Alloh swt.
Beberapa usaha yang dapat kita lakukan untuk menghadapi pandemi ini ada
banyak, mulai dari mematuhi protokol kesehatan ( menggunakan masker, mencuci
tangan/menggunakan handsanitizer, menjaga jarak ), mengindari
keramaian/kerumunan, hinga mengikuti program vaksinasi dari pemerintah.
Semua itu merupakan bentuk usaha kita untuk menghadapi pandemi dan terhindar
dari corona. Usaha tersebut juga merupakan wujud kasih sayang kita terhadap
tubuh kita, dengan menjaganya dari serangan penyakit.
Disamping semua usaha itu harus disertai dengan doa dalam usahanya, karna jika
kita berusaha tanpa berdoa maka tidak akan berhasil begitu pula sebaliknya.
Semenjak adanya pandemi amalan dan doa-doa serta dzikir karangan ulama-
ulama terdahulu banyak yang disebarluaskan, agar orang-orng yang beriman dapat
mengamalkannya disamping usaha yang dilakukan. Doa-doa dan amaln dzikir

8
tersebut tentunya sudah ada sejak lama, kemudian diberitahukan kepada
masyarakat umum secara global semenjak adanya pandemi. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi rasa takut orang-orang muslim kepada corona, dengan
memperbanyak doa maka rasa takut itu akan berkurang dan mampu meningkatkan
keimanan. Seperti doa berikt ini
Ya Amaanal Khooifiin...
Aminnaa mimmaa Nakhoof...
Najjinaa mimma Nkhoof...
Sallimna mimmaa Nakhoof...
“Wahai tuhan yang memberi rasa aman kepada orang-orang,
Selamatkan kami dari apa yang kami takuti, beri kami rasa aman terhadap apa
yang kami takuti”

4. Bagaimana cara meningkatkan iman semasa pandemi


Pendapat 15 responden tentang bagaimana cara meningkatkan iman selama
pandemi berbeda-beda, hal ini karena peristiwa yang berkaitan dengan pandemi
setiap responden berbeda. Berikut akan kita bahas bersama mulai dari pendapat
yang sama.
Sembilan dari 15 responden berpendapat bahwa pada saat pandemi seperti ini,
mereka meningkatkan ian dengan cara selalu rajin beribadah dan memperdalam
ilmu agama dengan mendengarkan kajian islam di televisi taupun sosial media.
Mereka mengatakan bahwa banyaknya waktu yang dihabiskan dirumah mampu
membuat kita menjadi lebih fokus dalam beribadah dan lebih rajin dari
sebelumnhya. Pembatasan kegiatan sehari-hari membuat mereka mempunyai
waktu luang yang lebih banyak, waktu tersebut digunakan untuk memperdalam
lagi ilmu agama untuk meningkatkan keimanan mereka. Kesembilan responden
tersebut yaitu ; Anggi Yunita Rachmawati; Fitriana Salsabillah; Sasi; Cindi
Holivia; Hilda; Veronica Anissyafira; Hera Fitriani; Naila Kafina; dan Rini.
Berbeda dengan kesembilan anak tadi, Ayu Chumaira, Putri Narezka, Karina dan
Komalasari berpendapat bahwa dalam masa pademi kita dapat meningkatkan
iman dengan cara senantiasa berdoa, bersabar dan berusaha dengan mematuhi
protokol kesehatan. Mereka berpendapat bahwa untuk meningkatkan keimanan

9
dalam masa pandemi tak hanya dengan berdoa dan beriadah saja, menggunakan
protokol kesehatan mampu meningkatkan iman kita. Mematuhi protokol
kesehatan merupakan salah bentuk dari rasa sayang kita kepada tubuh yang telah
Alloh berikan kepada kita, menjaga kesehatan tubuh kita juga merupakan
perwujudan dari rasa terima kasihdan bersyukur atas apa yang Alloh berikan.
Semakin besar rasa terima kasih kita kepada Alloh maka iman kita akan
meningkat.
Pendapat yang berbeda diutarakan oleh M.Saeful Akbar, pada masa pandemi
seperti ini ia meningkatkan keimanannya dengan cara memperayai adanya covid-
19. Ia berkata bahwa adanya covid-19 merupakan atas kehendak Alloh swt, kita
dilarang takut secara berlebian dengan virus covid-19, perasaan takut berlebihan
akan membuat kita menjadi tertekan bukannya menambah keimanan malah
membuat kita stres dengan keadaan. Apabila muncul rasa takut pada hati, maka
kita dapat mengobatinya dengan membaca doa atau amalan dzikir yang dapat
menenangkan hati.
Restu Mufakhomah mempunyai pendapat yang berbeda dari yang lainnya,
menurutnya selain melaksanakan sholat 5 waktu dengan rajin selama pandemi
kita juga dapat meningkatkan keimana kita dengan rajin membaca Al-qur’an,
berbuat baik kepada semua orang dan senantiasa husznudzon dengan segala
ketentuan dari Alloh SWT. Menurutnya berbuat baik kepada semua orang selama
pandemi dapat dilakukan dengan cara saling berbagi dengan tetangga,
memberikan semangat kepada tetangga atau teman yang terkena covid serta
memberikan sedekah atau sumbangan untuk daerah yang terkena lockdown
selama pandemi. Senantiasa husnudzon kepada Alloh merupakan suatu bentuk
kita bersyukur dengan apa yang Alloh berikan, dan percaya bahwa dibalik
pandemi ini pasti ada hikmahnya.
Pemahaman tentang materi keimanan responden dapatkan dari berbagai media
dan perantara, mulai dari penjelasan guru di sekolah dan pak ustadz, dari
membaca buku-buku dengan tema keimanan hingga dari media sosial.
Perkembangan teknologi informasi dapat dimanfaatkan dengan baik oleh anak
milenial zaman sekarang. 15 responden berpendapat bahwa selain dari guru
sekolah pak ustadz dan juga membaca, mereka juga mendapatkan pemahaman

10
mengenai keimanan dari media sosial terutama youtube. Hal ini membuktikan
peran media sosial sebagai media dakwah zaman milenial sangatlah tepat, mereka
juga mengatakan bahwa mendengarkan kajian-kajian keislaman di youtube lebih
mudah dipahami dan tidak membosankan. Selain itu mereka juga dapat menonton
kajian islami kapan saja mereka inginkan untuk mengisi waktu luang mereka.

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil dari penelitian ini memberitahu kita akan pengetahuan seseorang tentang peran
iman dalam menghadapi pandemi covid-19. Dengan ini kita dapat menyimpulkan bahwa
adanya pandemi ini atas kehendak dari Alloh swt. sebagai umat muslim yang beriman
hendaknya kita mampu menjadikan pandemi ini sebagai pelajaran serta peringatan bagi kita
agar senantiasa ingat kepada pencipta. Pandemi ini juga menjadi perantara agar kita dapat
meningkatkan keimanan dan semakin dekta dengan Alloh swt. 90% siswa yang mengisi
kuosioner ini telah memahami begitu pentingnya iman dalam menghadapi pandemi, serta
telah memahami makna pandemi yang sesungguhnya. Berdoa saja tidak akan cukup untuk
membentengi diri dari virus pandemi ini, melainkan disertai dengan usaha minimal
mematuhi protokol kesehatan agar dapat terhindar dari covid-19.
B. KRITIK DAN SARAN
Tentunya dalam penulisan laporan ini masih terdpat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, penulis meminta saran kepada pembaca untuk menjadi masukan agar dapat menulis
laporan lebih baik lagi. Demikian hasil laporan penelitian kusioner ini disusun, semoga
dapat bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya.

-TERIMA KASIH-

11

Anda mungkin juga menyukai