Tentang
Perkembangan Stigma Pendidikan Psikososial Telenursing Pasien
Terduga Covid-19 (Rapid Reactive)
Oleh :
Melia Nanda Putri
(2013142010044)
Dosen Pembimbing :
NS. Dian Anggraini, S.Kep.M.Kep,SP.KEPMB
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Perkembangan Stigma
Pendidikan Psikososial Telenursing Pasien Terduga Covid-19 (Rapid Reactive) ” sebagai
bentuk pengajuan tugas individu dari mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan oleh Ibu NS.
Dian Anggraini, S.Kep.M.Kep,SP.KEPMB
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik segi penyusunan bahasa dan aspek lainya. Oleh karena itu, dengan lapang dada
kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi pembaca yang ingin memberi kritik maupun saran
demi memperbaiki makalah ini.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Akhir kata, semoga segala informasi yang terdapat di dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan Penelitian......................................................................................................1
BAB 2 TEORI....................................................................................................................2
BAB 3 PEMBAHASAN.....................................................................................................4
A. Metode Penelitian.....................................................................................................4
B. Hasil Penelitian.........................................................................................................4
BAB 4 PENUTUP..............................................................................................................6
A. Kesimpulan..............................................................................................................6
B. Saran........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................7
LAMPIRAN JURNAL......................................................................................................8
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman dan stigma pada
pasien suspek Covid - 19.
1
Bab II
Teori
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan
atau manusia. Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi saluran pernapasan mulai
dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). virus corona Covid-19 menularkan
orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang menyebar saat seseorang batuk
atau menghembuskan napas. Tetesan ini kemudian jatuh ke benda yang disentuh orang lain.
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi Covid-19. Selain
itu, manusia cenderung takut akan sesuatu yang tidak diketahui dan lebih mudah
menghubungkan rasa takut dengan "kelompok yang berbeda". Hal inilah yang menyebabkan
munculnya stigma sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu serta orang-orang yang
dianggap memiliki keterkaitan dengan virus ini.
Harga diri adalah penilaian pencapaian diri dengan menganalisis seberapa jauh perilaku
dengan diri ideal (Yanti, 2020). Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti
dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, et al., 2012). Harga diri rendah situasional adalah munculnya persepsi
negatif tentang makna diri dalam menanggapi situasi saat ini (Hanifah, 2020).
2
B. Telenursing dalam masa covid-19
Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk melakukan monitoring dengan
menggunakan media telepon dikenal dengan istilah telehealth atau
telenursing. Telenursing dapat diartikan sebagai pemanfaatan teknologi informasi di
bidang keperawatan untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa informasi atau
monitoring, dimana terdapat jarak fisik yang jauh antara perawat dengan klien
(Triwibowo, 2013,Nurhidayah 2010) . SMS adalah kemampuan untuk mengirim dan
menerima pesan berupa teks dari dan ke telepon seluler. Teks yang dikirim dapat berupa
kata atau angka atau kombinasi alfanumerik(Muharyani, 2011).
3
Bab III
Pembahasan
A. Metode Penelitian
B. Hasil Penelitian
Sebagai penyakit baru, banyak yang belum diketahui tentang pandemi Covid-
19. Apalagi manusia cenderung takut akan sesuatu yang tidak diketahui dan lebih
mudah menghubungkan rasa takut. Hal inilah yang menyebabkan munculnya stigma
sosial dan diskriminasi terhadap etnis tertentu serta orang-orang yang dianggap memiliki
keterkaitan dengan virus ini. Perasaan bingung, cemas, dan takut yang kita rasakan
dapat dipahami, namun bukan berarti kita bisa berprasangka buruk pada
penderita, perawat, keluarga, atau mereka yang tidak sakit tetapi memiliki gejala yang
mirip dengan Covid 19.
4
di atas tentang stigma, peneliti melakukan wawancara dengan metode telenursing melalui
whattapp secara mendalam kepada 10 responden yang telah melakukan rapid test dengan
hasil reaktif kemudian diperoleh hasil penelitian pada 5 tema yaitu pengalaman
fisiologis, Bilogis, Psikologis, Sosial dan pengalaman spriritual kegiatan sehari-hari.
5
Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Diharapkan dengan adanya telenursing pada masa pandemi saat ini, tindak ada lagi
terjadinya stigma sosial dalam masyarakat. Dan semoga telenursing semakin berkembang
pesat sesuai perkembangan zaman.
6
Daftar Pustaka
Dinas Kesehatan Pontianak, Maret 2020. Laporan Program Covid-19 Kabupaten Pontianak.
Kalimantan Barat
Durrani, H & Khoja. (2009). Tinjauan sistematis penggunaan telehealth di negara-negara Asia. Jurnal
Telemedicine dan Telecare 2009; 15: 175-181. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 19 Maret
2017.
George et al. (2008). Seberapa aman telenursing dari rumah. Australian Journal of Advanced
Nursing, Volume 26 Nomor 1: 26-31. Diakses melalui www.proquest.com tanggal 19 Maret 2017
Hoglund et al. International Journal for Equity in Health (2016) DOI 10.1186/s12939-016- 0447-0,
London
Kemenkes, Penanganan Cepat Medis dan Kesehatan Masyarakat Covid-19. Jakarta : Maret, 2020.
Keliat, Akemat , Helena, N, Nurhaeni, H (2012). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
( basic course) , Jakarta : EGC
Muharyani, PW (2011). Aplikasi Short Message Service (SMS) Dalam Promosi Kesehatan
Reproduksi di Komunitas. Tesis. Program Pasca Sarjana..Universitas Indonesia. Jakarta Musyarofah
Hanifah dkk, (2020). Kajian Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam mengahadapi pandemi Covid 19.
Pernafasan UNUGHA.
Nawan Budi Yanti dkk, (2020). Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Kebijakan
Social Distancing Sebagai Pencegahan Penularan Covid-19 di Indonesia. Jurnal Administrasi
Kesehatan Indonesia. Hal 4-14.
Ningrum, PA, Hukom, A., dan Adiwijaya, S. (2020). Potensi Kemiskinan di Kota Palangka Raya:
Studi IKM Yang Terkena Pandemi Covid 19. Budapest International Research and Critics Institute-
Journal (BIRCI-Journal) Vol 3 (3): 1626-1634.
Scotia. (2008). Pedoman praktik telenursing. Kolese Perawat Terdaftar Nova Scotia. Diakses melalui
www.proquest.com tanggal 19 Maret 2017.
Tribowo, (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit, Jakarta. TIM Wijaya, OY
(2021). Mitigasi Manajemen Risiko di Era New Normal. Budapest
7
Lampiran Jurnal