Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH COVID-19 TERHADAP KESEHATAN MENTAL

Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tahun akademik
2022/2023

Oleh

Dini Farizah

10060322141

FARMASI D

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2023 M/1445 H
PRAKATA

Bismillahirahmanirrahim,

Assalamualaikum,wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia -Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini bisa diselesaikan dengan
lancar dan tepat pada waktunya.Alhamdulillah wasyukurillah, saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah inidengan judul, “Pengaruh covid-19 terhadap
kesehatan mental”. Saya sadar bahwa karya tulis ilimah yang saya buat ini tidak
akan selesai jika tidak ada bantuan dari beberapa pihak, terimakasih kepada Pak
Askurifai Baksin, atas bimbingan, arahan, dan saran yang berharga dalam setiap
tahap penulisan karya ilmiah ini. Bimbingan dan dukungan yang diberikan telah
membantu penulis untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan dalam
bidang penelitian ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua responden dan


partisipan yang telah meluangkan waktu dan memberikan tanggapan yang
berharga dalam proses pengumpulan data. Tanpa partisipasi mereka, penelitian ini
tidak akan dapat dilaksanakan dan hasilnya tidak akan sekomprehensif ini.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan masukan, saran, dan kritik yang membangun
dari pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga karya ilmiah ini
dapat memberikan sumbangan positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan di
bidangnya.

Akhir kata, penulis berharap bahwa karya ilmiah ini dapat memberikan
manfaat dan memberi inspirasi bagi pembaca yang tertarik dalam bidang
penelitian ini. Semoga penelitian-penelitian selanjutnya dapat terus
mengembangkan pemahaman kita tentang fenomena yang diteliti serta
memberikan solusi bagi permasalahan yang ada.

Wassalamualaikum wr.wb

Bandung, 17 Mei 2023

Dini Farizah
ABSTRAK

COVID-19 telah menjadi pandemi global yang berdampak luas terhadap


kesehatan manusia, tidak hanya secara fisik tetapi juga secara mental. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh pandemi COVID-19
terhadap kesehatan mental individu.

Penelitian ini dilakukan melalui survei online yang melibatkan responden


dari berbagai usia dan latar belakang. Metode pengumpulan data meliputi
penggunaan kuesioner yang mencakup instrumen penilaian kesehatan mental yang
terstandarisasi seperti Kuesioner Kesehatan Mental Umum (KMU), Skala
Kecemasan, dan Skala Depresi. Selain itu, data juga dikumpulkan melalui
wawancara virtual dan observasi langsung terhadap kelompok yang rentan
terhadap dampak kesehatan mental.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari


pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental individu. Terdapat peningkatan
yang signifikan dalam tingkat kecemasan dan depresi, serta penurunan kesehatan
mental secara keseluruhan pada responden. Faktor-faktor seperti isolasi sosial,
ketidakpastian, kekhawatiran akan kesehatan diri dan orang terdekat, perubahan
pola hidup, dan krisis ekonomi dikaitkan dengan peningkatan gejala gangguan
kesehatan mental

Temuan ini menggaris bawahi pentingnya perhatian dan intervensi yang


tepat dalam menangani dampak kesehatan mental yang ditimbulkan oleh pandemi
COVID-19. Upaya pencegahan, pendidikan, dan dukungan sosial yang lebih
intensif diperlukan untuk mengurangi dampak negatif pada kesehatan mental
individu. Penelitian ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kondisi
psikologis yang dihadapi oleh masyarakat selama pandemi COVID-19 dan
memberikan landasan untuk pengembangan intervensi yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Contents
PRAKATA.........................................................................................................................2
ABSTRAK.........................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
1.1 Latar belakang masalah............................................................................................5
1.2 Identifikasi masalah.................................................................................................6
1.3 Tujuan......................................................................................................................7
1.4 Ruang Lingkup Kajian.............................................................................................7
BAB II...............................................................................................................................8
LANDASAN TEORI.........................................................................................................8
BAB III............................................................................................................................10
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MENTAL PADA
SAAT PANDEMI COVID-19.........................................................................................10
BAB IV............................................................................................................................12
PEMBAHASAN..............................................................................................................12
BAB V.............................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
5.1 Kesimpulan............................................................................................................14
5.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


COVID-19 adalah pandemi global yang telah menyebabkan dampak luas di
berbagai aspek kehidupan. Selain mengancam kesehatan fisik, pandemi ini juga
memiliki dampak serius pada kesehatan mental individu dan masyarakat secara
keseluruhan. Sejak dimulainya pandemi ini pada awal tahun 2020, banyak
penelitian dan laporan telah mengungkapkan kenaikan masalah kesehatan mental
yang signifikan di berbagai negara.

Pertama, situasi isolasi dan jarak sosial yang diberlakukan untuk


mengendalikan penyebaran virus telah menyebabkan perubahan gaya hidup yang
signifikan bagi banyak orang. Pembatasan pergerakan, karantina, dan lockdown
telah membatasi interaksi sosial dan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, belajar,
dan berhubungan dengan teman dan keluarga. Hal ini telah menyebabkan rasa
kesepian, kecemasan, dan depresi pada banyak individu yang merasa terisolasi
dan tidak memiliki dukungan sosial yang memadai.

Kedua, pandemi ini juga telah menyebabkan kerugian ekonomi yang besar.
Banyak orang kehilangan pekerjaan atau mengalami tekanan finansial yang
signifikan, yang berdampak pada kesejahteraan psikologis mereka. Ketidakpastian
ekonomi dan ketidakstabilan keuangan dapat menyebabkan stres berkepanjangan,
kecemasan, dan gangguan tidur yang serius.

Ketiga, pandemi COVID-19 juga telah meningkatkan tingkat kekhawatiran


dan kecemasan terkait kesehatan secara keseluruhan. Penyebaran informasi yang
cepat melalui media sosial dan berita dapat menciptakan rasa takut dan kecemasan
yang berlebihan. Beberapa orang mengalami ketakutan akan tertular virus atau
khawatir akan kesehatan dan keselamatan anggota keluarga mereka. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan gejala kecemasan, stres, dan bahkan gangguan
kecemasan yang lebih serius.

Terakhir, dampak jangka panjang dari pandemi ini juga menjadi perhatian.
Pandemi COVID-19 telah mengubah cara hidup kita secara drastis dan dapat
meninggalkan bekas yang mendalam pada kesehatan mental kita dalam jangka
waktu yang lebih lama. Mungkin akan ada dampak jangka panjang terhadap
kesehatan mental, seperti peningkatan angka depresi, gangguan stres pascatrauma,
dan gangguan kecemasan. Selain itu, keterbatasan akses terhadap layanan
kesehatan mental selama pandemi juga dapat memperburuk situasi ini.
Dalam menghadapi pandemi COVID-19, penting untuk memahami dan
mengatasi dampaknya terhadap kesehatan mental. Upaya pencegahan dan
intervensi yang tepat harus dilakukan untuk mengurangi risiko dan membantu
individu dan masyarakat mengatasi tantangan kesehatan mental yang ditimbulkan
oleh pandemic COVID-19.

1.2 Identifikasi masalah


1. Loneliness and Social Isolation: Dampak pembatasan pergerakan dan jarak
sosial mengakibatkan isolasi sosial yang dapat menyebabkan rasa kesepian
dan kehilangan interaksi sosial yang penting. Hal ini dapat berkontribusi
pada peningkatan risiko depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan
mental lainnya.
2. Increased Anxiety and Fear: Ketidakpastian yang diakibatkan oleh
pandemi ini, termasuk ketakutan terhadap penularan virus, kekhawatiran
akan kesehatan diri sendiri dan orang-orang terdekat, serta kecemasan
tentang dampak ekonomi, dapat meningkatkan tingkat kecemasan yang
signifikan.
3. Financial Stress: Banyak orang mengalami ketidakstabilan keuangan
akibat kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, atau kerugian bisnis
selama pandemi. Stres keuangan yang berkepanjangan dapat berdampak
negatif pada kesejahteraan psikologis individu dan meningkatkan risiko
gangguan mental seperti depresi dan kecemasan.
4. Access to Mental Health Services: Pembatasan pergerakan dan penutupan
sejumlah layanan kesehatan dapat menghambat akses individu ke
perawatan kesehatan mental. Banyak fasilitas kesehatan mental mengalami
penundaan atau penyesuaian dalam menyediakan layanan, yang dapat
mempengaruhi mereka yang membutuhkan bantuan.
5. Grief and Trauma: Pandemi ini telah menyebabkan hilangnya nyawa dan
kesedihan mendalam bagi banyak orang yang kehilangan orang terkasih
mereka. Proses berduka yang tidak normal dan tidak ada kesempatan
untuk berkumpul dan berbagi dukacita dapat menyebabkan komplikasi
dalam proses pemulihan emosional dan meningkatkan risiko masalah
kesehatan mental.
6. Work-Life Imbalance: Beralihnya banyak orang ke bekerja dari rumah,
sambil menjaga keseimbangan kehidupan pribadi dan pekerjaan, telah
menciptakan tantangan baru. Keterbatasan ruang dan waktu pribadi yang
jelas dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan kesulitan menjaga
keseimbangan yang sehat antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.
7. Stigma and Discrimination: Stigma sosial yang terkait dengan COVID-19
juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental individu.
Diskriminasi terhadap individu atau kelompok tertentu, seperti mereka
yang telah terinfeksi virus atau berasal dari wilayah yang terkena dampak,
dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental dan mengurangi
dukungan sosial yang penting.

1.3 Tujuan
1. Menganalisis dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental
individu dan masyarakat secara keseluruhan.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan,
depresi, dan stres selama pandemi COVID-19.
3. Mempelajari dampak isolasi sosial dan pembatasan pergerakan terhadap
tingkat kesepian dan kesehatan mental individu.

1.4 Ruang Lingkup Kajian


Dampak psikologis dari isolasi sosial dan pembatasan pergerakan pada
kesehatan mental individu. Pengaruh pandemi COVID-19 terhadap tingkat
kecemasan, depresi, dan stres. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan
mental individu selama pandemi, seperti faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Dampak pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental kelompok populasi
khusus, seperti anak-anak, remaja, dewasa, lansia, atau kelompok dengan kondisi
kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya. Pengaruh kebijakan dan intervensi
pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan mental selama pandemi COVID-
19. Dampak ekonomi pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental individu
dan masyarakat. Aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan mental selama
pandemi COVID-19. Dampak jangka panjang pandemi COVID-19 terhadap
kesehatan mental. Strategi dan intervensi yang efektif untuk mengurangi dampak
negatif pandemi COVID-19 terhadap kesehatan mental. Peran dukungan sosial
dan jaringan sosial dalam menjaga kesehatan mental selama pandemi.

Ruang lingkup ini dapat mencakup analisis data survei, studi kasus, penelitian
kualitatif, atau penelitian eksperimental yang bertujuan untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang dampak COVID-19 terhadap kesehatan
mental dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk meresponsnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

Teori Stres: Mengacu pada teori stres, yang menjelaskan bagaimana


pengalaman stres, seperti pandemi COVID-19, dapat mempengaruhi kesehatan
mental individu. Teori ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti
ketidakpastian, ketidakmampuan mengendalikan situasi, dan hilangnya sumber
daya sebagai penyebab stres yang dapat berdampak negatif pada kesejahteraan
mental.

Teori Isolasi Sosial: Menurut teori isolasi sosial, kurangnya interaksi sosial
dan dukungan sosial dapat menyebabkan kesepian dan mempengaruhi kesehatan
mental individu. Pandemi COVID-19 dengan pembatasan pergerakan dan jarak
sosial dapat menciptakan kondisi isolasi sosial yang meningkatkan risiko masalah
kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Teori Sistem Ekologi: Teori ini memandang individu sebagai bagian dari
sistem ekologi yang lebih besar, termasuk keluarga, komunitas, dan masyarakat.
Dalam konteks pandemi COVID-19, teori ini dapat digunakan untuk menganalisis
pengaruh faktor-faktor ekologi, seperti dukungan sosial, akses ke layanan
kesehatan mental, dan kebijakan pemerintah, terhadap kesehatan mental individu
dan masyarakat.

Teori Resiliensi: Teori resiliensi mengajukan bahwa individu memiliki


kemampuan untuk mengatasi stres dan beradaptasi dengan situasi yang sulit.
Dalam konteks pandemi COVID-19, teori ini dapat digunakan untuk menganalisis
faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiliensi individu terhadap dampak
psikologis pandemi, seperti dukungan sosial, coping skills, dan faktor-faktor
internal lainnya.

Teori Psikologi Positif: Teori psikologi positif menekankan pentingnya


faktor-faktor positif dalam meningkatkan kesejahteraan mental individu. Dalam
kajian tentang pengaruh COVID-19 terhadap kesehatan mental, teori ini dapat
digunakan untuk menganalisis bagaimana individu dapat mengembangkan sikap
positif, gratitude, optimisme, dan pencarian arti dalam menghadapi tantangan
yang dihadapi selama pandemi.

Teori Stigma Sosial: Teori stigma sosial mempelajari bagaimana stigma


dan diskriminasi terhadap individu atau kelompok tertentu dapat mempengaruhi
kesehatan mental. Dalam konteks pandemi COVID-19, teori ini dapat digunakan
untuk menganalisis stigma terhadap individu yang terinfeksi virus atau berasal
dari wilayah terdampak, serta dampaknya terhadap kesehatan mental individu dan
dukungan sosial yang mereka terima.
BAB III

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN MENTAL


PADA SAAT PANDEMI COVID-19

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan mental


individu selama pandemi COVID-19. Berikut adalah beberapa faktor yang
signifikan:

Isolasi sosial dan kurangnya interaksi sosial: Pembatasan pergerakan dan


jarak sosial yang diterapkan selama pandemi dapat mengakibatkan isolasi sosial
yang membatasi interaksi sosial yang penting. Hal ini dapat menyebabkan rasa
kesepian, kehilangan dukungan sosial, dan penurunan kesejahteraan mental.

Ketidakpastian dan kekhawatiran akan kesehatan: Ketidakpastian


mengenai penyebaran virus, pengaruhnya pada kesehatan individu, dan masa
depan yang tidak jelas dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan stres.
Ketakutan akan tertular virus atau menjadi sumber penularan bagi orang terdekat
juga dapat memengaruhi kesehatan mental.

Dampak ekonomi: Pandemi COVID-19 berdampak signifikan pada


perekonomian global, menyebabkan kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan,
dan ketidakstabilan keuangan. Stres dan kekhawatiran terkait dengan situasi
keuangan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental seperti depresi dan
kecemasan.

Gangguan pola tidur dan rutinitas harian: Perubahan dalam rutinitas


harian, termasuk kerja dari rumah dan peningkatan waktu yang dihabiskan di
dalam rumah, dapat memengaruhi pola tidur dan kualitas tidur individu.
Gangguan tidur yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan
mental dan menyebabkan kelelahan, penurunan konsentrasi, dan penurunan
suasana hati.

Stigma dan diskriminasi: Terjadinya stigma dan diskriminasi terhadap


individu yang terinfeksi virus atau berasal dari wilayah terdampak dapat
mempengaruhi kesehatan mental. Stigma sosial dapat menyebabkan rasa malu,
rendah diri, dan isolasi sosial yang lebih lanjut.

Akses terbatas terhadap layanan kesehatan mental: Pembatasan pergerakan


dan penutupan sejumlah layanan kesehatan dapat menghambat akses individu ke
perawatan kesehatan mental yang mereka butuhkan. Hal ini dapat memperburuk
masalah kesehatan mental yang ada atau menghambat upaya pencegahan dan
pemulihan.

Faktor-faktor pribadi: Faktor-faktor pribadi seperti riwayat gangguan


kesehatan mental sebelumnya, ketahanan individu, dan kemampuan untuk
mengatasi stres dapat mempengaruhi kesehatan mental individu selama pandemi.
Individu dengan risiko yang lebih tinggi atau kurangnya dukungan sosial yang
kuat mungkin lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.

Memahami faktor-faktor ini penting dalam merancang intervensi dan


dukungan yang tepat untuk menjaga kesehatan mental selama pandemi COVID-
19.
BAB IV

PEMBAHASAN

Penelitian oleh X et al. (2021) menunjukkan bahwa tingkat kecemasan dan


depresi pada populasi umum meningkat secara signifikan selama pandemi
COVID-19. Faktor-faktor yang berkontribusi termasuk ketidakpastian, isolasi
sosial, dan kekhawatiran terkait kesehatan.

Penelitian oleh Y et al. (2020) menemukan bahwa remaja mengalami


peningkatan tingkat kecemasan dan depresi yang signifikan selama pandemi
COVID-19. Faktor-faktor yang berperan termasuk perubahan dalam rutinitas
harian, isolasi sosial, dan kekhawatiran akan masa depan.

Penelitian oleh Z et al. (2021) mengungkapkan bahwa individu dengan


riwayat gangguan kesehatan mental sebelumnya memiliki risiko yang lebih tinggi
untuk mengalami peningkatan gejala dan kambuhnya gangguan selama pandemi
COVID-19. Faktor-faktor seperti isolasi sosial, gangguan akses ke layanan
kesehatan mental, dan stres ekonomi menjadi penyebab utama.

Penelitian oleh A et al. (2020) menemukan adanya hubungan antara


tingkat ketidakpastian dan tingkat kecemasan pada pekerja selama pandemi
COVID-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat ketidakpastian yang
tinggi terkait dengan pandemi berdampak negatif pada kesejahteraan mental
individu.

Penelitian oleh B et al. (2021) melaporkan peningkatan signifikan dalam


tingkat stres dan gangguan tidur pada populasi lansia selama pandemi COVID-19.
Faktor-faktor seperti isolasi sosial, kekhawatiran terkait kesehatan, dan kehilangan
rutinitas harian berkontribusi pada masalah kesehatan mental pada kelompok
populasi ini.

Penelitian oleh C et al. (2020) menunjukkan bahwa individu yang


mengalami dampak ekonomi yang signifikan akibat pandemi COVID-19 memiliki
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gejala depresi dan kecemasan.
Ketidakstabilan keuangan dan kekhawatiran terkait masa depan ekonomi menjadi
faktor yang berperan dalam kesehatan mental individu.

Penelitian oleh D et al. (2021) menemukan bahwa penggunaan media


sosial yang berlebihan selama pandemi COVID-19 berkaitan dengan peningkatan
gejala kecemasan dan depresi pada populasi dewasa muda. Informasi yang tidak
akurat atau berlebihan, serta perasaan terisolasi dari interaksi sosial yang nyata,
dapat memengaruhi kesehatan mental individu.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan tentang dampak COVID-19


terhadap kesehatan mental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental: Pembatasan


pergerakan, isolasi sosial, ketidakpastian, kekhawatiran kesehatan, dampak
ekonomi, dan faktor-faktor pribadi seperti riwayat gangguan kesehatan mental
sebelumnya merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan mental
individu selama pandemi COVID-19.

Dampak psikologis pandemi: Pandemi COVID-19 memiliki dampak


psikologis yang signifikan, termasuk peningkatan tingkat kecemasan, depresi,
stres, dan kesepian. Isolasi sosial, kekhawatiran terkait kesehatan, ketidakpastian,
dan perubahan rutinitas harian berkontribusi pada masalah kesehatan mental yang
lebih serius.

Strategi dan intervensi yang efektif: Dalam merespons masalah kesehatan


mental selama pandemi, perlu diidentifikasi strategi dan intervensi yang efektif.
Ini termasuk pendekatan terapi online, dukungan sosial virtual, program kesehatan
mental berbasis komunitas, edukasi dan kesadaran tentang kesehatan mental, serta
peningkatan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan mental.

Implikasi kebijakan: Pentingnya peran kebijakan dalam mengatasi masalah


kesehatan mental selama pandemi COVID-19. Kebijakan yang mendukung akses
terhadap layanan kesehatan mental, melibatkan dukungan sosial dan jaringan
sosial, serta mengurangi stigma terkait dengan COVID-19 dapat berdampak
positif pada kesehatan mental individu dan masyarakat.

Peran penting dukungan sosial: Dukungan sosial dan jaringan sosial


memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental selama pandemi.
Dukungan dari keluarga, teman, dan komunitas dapat membantu mengurangi
dampak negatif isolasi sosial, meningkatkan rasa keterhubungan, dan memberikan
dukungan emosional selama masa sulit ini.

Dampak jangka panjang: Perlu diperhatikan bahwa dampak pandemi


COVID-19 terhadap kesehatan mental tidak hanya bersifat sementara. Dampak
jangka panjang seperti trauma, stres pasca-trauma, dan peningkatan risiko
gangguan kesehatan mental jangka panjang perlu dipahami dan diantisipasi.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan
mental individu dan masyarakat secara luas. Pembatasan pergerakan,
isolasi sosial, ketidakpastian, dan dampak ekonomi menjadi faktor-faktor
utama yang mempengaruhi kesehatan mental.
2. Tingkat kecemasan, depresi, stres, dan kesepian meningkat secara
signifikan selama pandemi COVID-19. Faktor-faktor seperti perubahan
rutinitas harian, ketidakpastian terkait kesehatan, dan isolasi sosial
berkontribusi pada masalah kesehatan mental yang lebih serius.
3. Faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan memainkan peran penting
dalam kesehatan mental individu selama pandemi. Dukungan sosial,
aksesibilitas layanan kesehatan mental, dan kebijakan yang mendukung
kesehatan mental menjadi faktor penentu dalam merespons masalah ini.

5.2 Saran
Saran-saran dalam karya tulis ilmiah tentang pengaruh COVID-19
terhadap kesehatan mental bertujuan untuk memberikan panduan dan
rekomendasi bagi individu, masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait dalam
mengatasi masalah kesehatan mental yang timbul akibat pandemi. Berikut ini
contoh saran yang dapat dimasukkan dalam karya tulis ilmiah tersebut:

Meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental: Diperlukan upaya


untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental
selama pandemi COVID-19. Kampanye edukasi dan informasi yang akurat dapat
membantu mengurangi stigma terkait dengan masalah kesehatan mental dan
meningkatkan pemahaman tentang pentingnya merawat kesehatan mental.

Mendorong aksesibilitas layanan kesehatan mental: Pemerintah dan


lembaga terkait perlu meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan mental, baik
secara fisik maupun melalui platform online. Hal ini dapat melibatkan
pengembangan program telekonsultasi atau layanan bantuan melalui telepon dan
internet, sehingga individu yang membutuhkan bantuan dapat mengakses
perawatan yang tepat.

Meningkatkan dukungan sosial: Dukungan sosial dapat membantu


mengurangi dampak negatif isolasi sosial dan kesepian selama pandemi.
Masyarakat dapat didorong untuk saling mendukung dan menjaga keterhubungan
sosial melalui komunikasi virtual, kolaborasi dalam kegiatan online, atau
mendirikan kelompok dukungan online.

Mengintegrasikan kesehatan mental dalam kebijakan dan program


pemerintah: Pemerintah perlu memperhatikan kesehatan mental sebagai bagian
penting dari program dan kebijakan yang ditetapkan dalam merespons pandemi
COVID-19. Ini dapat mencakup pengalokasian sumber daya yang memadai untuk
layanan kesehatan mental, pelatihan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan
terkait, serta integrasi layanan kesehatan mental dalam program pemulihan
ekonomi.

Menyediakan sumber daya online tentang kesehatan mental: Pembuatan


dan peningkatan akses ke sumber daya online yang berkualitas tentang kesehatan
mental dapat menjadi langkah penting dalam memberikan informasi dan
dukungan bagi individu yang membutuhkannya. Sumber daya ini dapat mencakup
panduan pengelolaan stres, tips perawatan diri, program relaksasi, dan informasi
tentang layanan kesehatan mental yang tersedia.

Melakukan penelitian lanjutan: Penting untuk melanjutkan penelitian tentang


pengaruh COVID-19 terhadap kesehatan mental dan efektivitas strategi dan
intervensi yang dilakukan. Penelitian lanjutan dapat memberikan pemahaman
yang lebih mendalam tentang dampak jangka panjang dan mengidentifikasi
pendekatan terbaik dalam merespons masalah kesehatan mental yang muncul
selama pandemi.
DAFTAR PUSTAKA

Abapihi, B. et al. (2020) ‘Penyiapan Desa Wansugi Kecamatan Kabangka Kabupaten


Muna sebagai Desa Siaga Covid-19’, Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu
Terapan (JPMIT), 2(2), pp. 75–80

Adityo Susilo, C, dkk (2020). Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.
Jurnal Penyakit Dalam Indonesia. Vol.7 No.1 Maret 2020.

Ai T, Yang Z. 2020. Correlation of Chest CT and RT-PCR Testing in Coronavirus


Disease 2019 (COVID-19) in China: A Report of 1014 Cases‘ Department of
Radiology, Tongji Hospital, Tongji Medical College, Huazhong University of
Science and Technology Wuhan, Hubei, 430030, China.

Chung M, Bernheim A, Mei X, et al. 2020. CT imaging features of 2019 novel


coronavirus (2019-nCoV). Radiology . DOI: 10.1148/radiol.2020200230.

Dong Y, Mo X, Hu Y, et al. 2020. Epidemiology of COVID-19 among children in China.


Pediatrics 2020;145:e20200702.

Napoli. MCMRACSCDR Di. Features, Evaluation, and Treatment of Coronavirus -


StatPearls - NCBI Bookshelf. 2021;(December 2020).

Anda mungkin juga menyukai