LAPORAN
PENGUSUL :
LEMBAR PENGESAHAN
PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEK (PPI)
JudulPenelitian : Pandemi Covid 19, Sebuah Konspirasi? (Kajian Analisa Jalur pada
Pengetahuan dan Sikap terhadap Covid 19, Konspirasi, Kecemasan, Kesabaran dan
Kesehatan Mental)
Menyetujui,
DekanFakultas Psikologi Ketua Lemlitbang UHAMKA
RINGKASAN
Abstrak : Pandemi Covid 19 yang melanda dunia dan penularanya semakin hari semakin
meningkat, memicu kekhawatiran masyarakat. Meningkatnya kasus penularan di tengah
masyarakat, bukan hanya berpengaruh pada kondisi kesehatan fisik, namun juga
berpengaruh pada kesehatan mental.Perlu adanya kajian-kajian yang mendalam yang
berupaya untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mental pada masa pendemi ini.
Pengetahuan yang rendah dan sikap yang tidak adikuat terhadap Covid 19, kepercayaan
akan adanya teori konspirasi, dan kesabaran dipercaya dapat berpengaruh pada kesehatan
mental, pada akhirnya akan berdampak pada kecemasan yang berlebihan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui ; 1) Hubungan pengetahuan dan sikap individu tentang Covid 19
terhadap kecemasan yang dimediasi oleh kesehatan mental, 2) Hubungan kesabaran
terhadap kecemasan yang dimediasi oleh kesehatan mental, dan 3) pengujian model fit pada
analisa jalur masing-masing variabel yang diajukan dalam penelitian ini. Responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 418 partispan. Alat ukur yang digunakan
adalah Knowladge and Attitude toward Covid 19 (Giao & Lean, 2020), Generalized Anxiety
Disorder Scale (Johnson, Ulvenes, Oktedalen, & Hoffart, 2019), Generic Conspiracy Beliefs
(Brotherton, Franch & Pickering, 2013), Tes Kesabaran (Hafiz et al, 2015), dan Positive
Mental Health (Lukat, Margraf, Lutz, Veld, & Becker, 2016). Teknik analisa statistik yang
digunakan adalah Mediation Process Hayes (2013) dan Path Analysis.Penelitian ini
menunjukkan bahwa 1) Kesehatan mental memiliki peran sebagai mediator sebagian pada
hubungan antara pengetahuan dan sikap individu tentang Covid 19 dengan kecemasan.2)
Kesehatan mental memiliki peran sebagai mediator yang sempurna pada hubungan antara
kesabaran dengan kecemasan. 3) model yang diajukan dalam penelitian ini memiliki
Goodness of Fit Indeks. Model analisa mediasi dan path analysis menunjukkan bahwa
variabel yang diajukan dalam model menunjukkan fit dan peran kesehatan mental penting
dalam berperan sebagai mediator dalam jalur pada model yang diajukan.
Kata Kunci : Pengetahuan dan sikap Covid 19; Kecemasan; Kesehatan Mental; Kesabaran;
Konspirasi
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1. PENDAHULUAN
Kasus pandemi virus Covid 19, baik di dunia maupun di dalam negeri, semakin hari
semakin meningkat. Peningkatan ini dapat mendorong masyarakat semakin khawatir akan
penularan dan efek penyakit dari virus tersebut. Berdasarkan data yang dilansir worldometers
menunjukkan bahwa penduduk dunia yang terinfeksi virus Covid 19 meningkat tajam pada
bulan Maret dan April 2020. Lebih dari 3 juta manusia yang terinfeksi virus tersebut, dan
kematian yang ditimbulkan sebesar 207,933 jiwa (www.worldometers.info diakses pada 27
April 2020). Diprediksi jumlah tersebut akan terus meningkat dan tersebar di seluruh dunia,
dengan tingkat kematian yang semakin tinggi pula. Informasi tentang penyebaran dan jumlah
kasus tentu dapat memunculkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Mereka mencoba
mencari informasi yang relevan dan mencoba untuk memprediksi penyebab di balik
berkembangnya pandemi virus korona tersebut.
Kepopuleran kata “Covid 19” memiliki trand yang meningkat di kalangan
masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari pemberitaan di media sosial, online dan cetak tentang
penularan Covid 19. Meningkatnya kepopuleran Covid 19 disebabkan karena keingintahuan
masyarakat atas informasi tentang virus tesebut. Pada bulan maret, minat masyarakat pada
penelusuran Covid 19 melonjak hingga 8.600% (www.investor.id diakses pada 7 April 2020).
Penelusuran tentang Covid 19 kadang tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Hal ini
berdampak pada pengetahuan masyarakat yang rendah tentang fakta sebenarnya mengenai
Covid 19. Hal ini dibuktikan dengan penelitian Sallam et al (2020) yang menunjukkan bahwa
partisipan memiliki pengatahuan yang rendah tentang Covid 19. Bukan hanya
pengetahuannya, sikap terhadap virus ini pun juga diprediksi memiliki kategori yang rendah
karena misinfomasi tentang fakta sebenarnya mengenai Covid 19.
Pengetahuan yang rendah terhadap Covid 19 akan mendorong individu untuk
mempercayai bahwa wabah ini dihasilkan dari sebuah konspirasi dunia (Sallam et al, 2020).
Kondisi ini berbanding terbalik dengan individu yang memiliki pengetahuan dan sikap yang
baik terhadap Covid 19, meraka terbuka akan fakta-fakta ilmiah yang berkembang. Penelitian
yang telah dilakukan Sallam et al (2020) juga membuktikan individu yang mempercayai
wabah ini hasil dari konspirasi dunia, maka akan terbuka kemungkinan terjebak dalam
perasaan cemas yang berlebihan.
Kepercayaan pada teori konspirasi terhadap kesehatan mental dimediasi oleh
kecemasan yang berlebihan. Individu yang mempercayai konspirasi akan terus mengkaitkan
kejadian yang berskala dunia bahwa kajian tersebut merupakan hasil kerja dari sebuah
konspirasi (Grzesiak-Feldman, 2013), seperti kematian Lady Diana, Jhon F. Kennedy dan
HIV AIDS. Teori konspirasi akan memberikan jawaban yang cepat dan sederhana tentang
penyebab terjadinya kejadian yang berskala besar dan luar biasa. Ketika individu telah
mempercayai bahwa setiap kejadian besar adalah hasil dari konspirasi, maka kepercayaan ini
akan memicu kecemasan. Pada akhirnya, perasaan cemas yang berlebihan akan berdampak
terhadap kesehatan mental (Deb, Strodl & Sun, 2015).
Penelitain-penelitian yang berkaitan dengan kesehatan mental telah memberikan
kontribusi yang signifikan dalam upaya meningkatkan kesehatan mental masyarakat secara
umum. Akan tetapi, penelitian terdahulu belum menyentuh aspek-aspek yang berkaitan
dengan suatu wabah yang melanda dunia pada kondisi terkini. Variabel-variabel yang terkait
dengan kondisi pandemi wabah perlu dikaji lebih dalam, termasuk di dalamnya tentang
pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19, kepercayaan pada teori konspirasi, kecemasan dan
pada akhirnya berdampak pada penurunan kesehatan mental masyarakat. Penelitian ini bukan
hanya memberikan model analisa jalur yang berkenaan dengan pengetahuan dan sikap,
konspirasi dan kecemasan terhadap kesehatan mental, akan tetapi penelitian ini juga
memberikan argumentasi pada upaya penuluran efek negatif dari variabel yang dikaji
terhadap kecemasan melalui kesabaran. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ; 1) efek pengatahuan dan sikap individu tentang covid 19 terhadap kecemasan
yang dimediasi oleh kesehatan mental, 2) efek kesabaran terhadap kecemasan yang
dimediasi oleh kesehatan mental, dan 3) pengajuan model analisa jalurv tentang covid 19.
sehingga individu dapat dengan mudah menjelaskan tentang peristiwa yang sedang terjadi.
Pada kondisi inilah, individu akan menolak temuan dan fakta ilmiah tentang penyebab
peristiwa tersebut (Swami et al, 2014). Walaupun adanya kontradiksi antara kenyataan
dengan kepercayaannya, individu akan tetap akan berupaya menyakinkan dirinya bahwa
peristiwa berskala besar tersebut tidak akan terlepas dari sebuah konspirasi (Swami et al,
2014).
Indvidu yang memiliki kecemasan yang berlebihan, akan berdampak pada kesehatan
mentalnya (Shiah et al, 2015). Hal ini didukung dengan penelitian Deb, Strodl & Sun (2015)
yang mengasosiasikan antara kecemasan dengan kesehatan mental. Dimana, hubungan
negatif antara kecemasan dengan kesehatan mental menunjukkan bahwa ketika kecemasan
tinggi maka kesehatan mental akan melemah, begitu juga dengan sebaliknya.
Perilaku sabar akan mengarahkan individu dalam upaya secara terus-menerus mencari
solusi (El-Hafiz dkk, 2015) demi tercapainya harapan sehingga memungkinkan individu
untuk melatih diri dalam mengelola berbagai sumber yang ada untuk menghadapi dan
memulihkan diri dari stres (Iacoviello & Charney, 2020). Hal ini akan mendorong individu
untuk terus mengembangkan potensi dan kemampuan dirinya dalam mengahadapi berbagai
situasi menekan sepanjang hidupnya. Pengembangan individu dalam mengelola situasi yang
menekan akan memuncul ketahanan dalam diri untuk menurunkan efek kecemasan terhadap
kesehatan mental seseorang. Argumen ini menunjukkan bahwa sabar dapat berperan sebagai
penurun efek kecemasan terhadap kesehatan mental.
Berdasarkan urian di atas, model penelitian yang diajukan pada penelitian ini tercakup
dalam Gambarsebagai berikut :
Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan tahapan kedua dari penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh peneliti yang berkaian dengan kesabaran. Tahapan pertama peneliti telah
melakukan variabel-variabel yang berkaitan dengan akibat dari efek kesabaran terhadap
pembentukan variabel terkait, seperti kontrol diri dan self efficacy. Selanjutnya, peneliti
berupaya mencari penyebab terbentuknya kesabaran. Sampai pada tahapan penjelasan yang
komprehensif tentang variabel kesabaran yang berperan sebagai mediasi dan moderasi.
Tahapan-tahapan roadmap penelitian tercakup sebagai berikut :
dan karyawan. Analisis data yang digunakan untuk pengujian instrument menggunakan
perangkat lunak (software) analisis model 1 SPSS Procces Hayes.
Partisipan yang ikutserta dalam penelitian ini berjumlah 418 orang asia yang memiliki
rentang usia 15-60 tahun, rata-rata umur 25,12 (SD = 7,07) dengan 61% berjenis kelamin
perempuan. Pekerjaan partisipan pada penelitian ini terdiri dari pelajar/mahasiswa (45,4%),
tidak bekerja (3,1%), wiraswasta (6,4%), pegawai (45,1%). Pendidikan terakhir partisipan
tersebar pada tingkat pendidikan SMA (47,8%), S1 (47,4) dan S2/S3 (4,8%). Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampling adalah accidental sampling.
ini terdiri dari12 item.Skala ini menggunakan rating scale dengan dengan rentang 1 STS
(Sangat Tidak Sesuai) sampai 7 SS (Sangat Sesuai).Salah satu contoh item pada skala
tersebut “jika vaksin Covid 19 tersedia, saya akan memilikinya”. Pada Penelitian ini, internal
konsistensi (alpha-cronbach) skala kesehatan mental sebesar 0,939 (α = .939).
Pengetahuan dan Sikap terhadap Covid 19. Alat ukur yang digunakan pada
pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19 adalah Knowladge and Attitude toward Covid 19
(Giao & Lean, 2020). Skala ini menggunakan rating scale dengan dengan rentang 1 STS
(Sangat Tidak Sesuai) sampai 7 SS (Sangat Sesuai).Salah satu contoh item pada skala
tersebut “penyebaran penyakit atau virus adalah hasil dari perbuatan sekelompok orang
dalam organisasi yang secara sengaja dan diam-diam melakukanya”. Pada Penelitian ini,
internal konsistensi (alpha-cronbach) skala kesehatan mental sebesar 0,782 (α = .782).
a. Penelitian dan teori yang digunakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengisi
“ruang kosong” penelitian tentang kesabaran, konspirasi, kesehatan mental,
kecemasan, pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19.
b. Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini sesuai dengan target jumlah
sampel, karakteristik yang telah ditentukan, dan teknik samping yang tepat sasaran.
c. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan perencanaan waktu, pendanaan dan terget
luaran yang telah dicanangkan.
d. Penyusunan laporan sesuai dengan ketentuan laporan penelitian oleh SIMAKIP
UHAMKA.
e. Luaran penelitian berupa artikel yang sedang direview oleh mintra bestari jurnal
Psikis : Kajian Psikologi Islam dan akan diterbitkan pada bulan Desember 2020.
adalah mendapatkan pemahaman dari teori dan penelitian yang berkaitan dengan
pengetahuan & sikap terhadap Covid 19, kepercayaan pada teori konspirasi, kecemasan,
kesabaran dan kesehatan mental sehingga menghasilkan elaborasi teori tentang model
analisa statistik yang menggambarkan analisa path (jalur), mediasi dan moderasi.
Tahapan 2 terdiri dari input yang menjelaskan proses penentuan alat ukur, tryout,
analisa validitas-reliabilitas, dan penyebaran koesioner kepada partisipan penelitian.
Sedangkan outpunya adalah tersedianya alat ukur yang valid dan reliabel serta tabulasi data
responden.
Tahapan 3 terdiri dari input yang menjelaskan tentang analisa statistik untuk uji
hipotesis, path analysis dengan AMOS, Gambarmoderasi Process Hayes, diagram
moderator, penyusunan laporan penelitian. Sedangkan outputnya adalah tersedianya
laporan penelitian, artikel dan proseding konferensi
Chi Square ≤ 96,22, dimana Chi Square untuk df 1,978 Tidak fit
75; taraf Sign 0.05 = 96,22
Nilai Chi Square (χ²) yang didapatkan dari hasil analisa CFA pada penelitian ini
menggambarkan bahwa ada perbedaan antara unrestricted sample cavariance matrix S dan
restricted sample cavariance matrix ∑(Ø), atau dengan kata lain, χ² menggambarkan
likelihoood ratio test statisctic yang dihasilkan dari analisa data responden tentang alat ukur
ini (Ghozali, 2013). Nilai χ² sangat sensitif terhadap besarnya sample sehingga cenderung
memiliki nilai χ² yang lebih besar jika dibandingkan dengan nilai Degree of Freedom (df)nya.
a(β=0.278**) b(β=-0.162***)
c’(β=-0.052)
Kesabaran Kecemasan
c (β=-0.96*)
Kesehatan Mental
a(β=0.164*) b(β=-0.179***)
c’(β=-0.186***)
Pengetahuan dan Kecemasan
Sikap Cov19 c (β=-0.157***)
positif signifikan.Pada jalur “b” yang menjelaskan hubungan antara kesehatan mental
dengan kecemasan memiliki hubungan negatif signifikan.Jalur “c” yang menjelaskan
hubungan secara langsung antara pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19 dengan
kecemasan miliki hubungan positif signifikan dan jalur c’ yang menjelaskan hubungan
tidak langsung antara pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19 dengan kecemasan
memiliki hubungan positif yang signifkan. Berdasarkan signifikanya jalur a,b,c dan c’
maka peran mediasi kesehatan mental pada hubungan pengetahuan dan sikap terhadap
Covid 19 dengan kecemasan memiliki mediasi sebagian (parsial madiation).
4.3 Pembahasan
konsisten, berorientasi pada tujuan yang baik dan tidak mengeluh. Pada definisi lain, sabar
diartikan sebagai kemampuan untuk menahan diri untuk tidak berkeluh-kesah, mencegah
lisan untuk merintih dan menghalangi anggota tubuh untuk melakukan tindakan yang
merusak diri (Al-Jauziyah, 2009). Individu yang sabar dapat mengontrol dirinya untuk
tangguh dalam menghadapi permasalahan, tidak mudah menyerah ketika menghadapi situasi
sulit dan berorientasi pada tujuan (Ong, Standiford, & Deshpande, 2018).Berorientasi pada
tujuan inilah dapat menurunkan kecemasan individu (Mohammadi, Kazemi, Tahan, &
Lalozaee, 2017).
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini telah membuktikan analisa jalur yang berkenaan kesabaran, konspirasi,
kesehatan mental, kecemasan, pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19 memiliki indeks
yang fit untuk model jalur yang diajukan dalam penelitian ini. Penelitiaian ini juga
membuktikan bawah kesehatan mental memiliki peran moderasi yang signifkan pada
hubungan antara kesebaran dan pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19 dengan kecemasan.
5.2 Saran
Sebagai saran bagi penelitian lanjutan maupun langkah-langkah yang cukup
bermakna untuk terhindar dari kecemasan dengan menanamkan kesabaran dalam diri dan
meningkatkan kesehatan mentalyang dimiliki oleh individu, dapat disampaikan sebagai
berikut:
Luaran yang dicapai berisi Identitas luaran penelitian yang dicapai oleh peneliti sesuai
dengan skema penelitian yang dipilih.
1. Proseding
2. Jurnal Internasional
BAB 7
RENCANA TINDAK LANJUT DAN PROYEKSI HILIRISASI
Hasil Penelitian Hasil yang didapat dari penelitian ini memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu psikologi secara umum dan lebih khusus bidang
psikologi sosial, terlebih pada masa pandemi ini. Pengembangan
penelitian yang berkaitan dengan konspirasi, kesehatan mental,
kecemasan, pengetahuan dan sikap berkenaan dengan Covid 19 telah
banyak dilakukan, akan tetapi belum menyentuh virtue-virtue agama.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini mengisi “ruang kosong” penelitian
tentang kesabaran konspirasi, kesehatan mental, kecemasan,
pengetahuan dan sikap terhadap Covid 19. Perlu adanya penelitian
lanjutan yang dapat menekan topik-topik riset yang berkairan dengan
kecemasan pada masa pandemi dan intervensi yang dapat dilakukan
sehingga efek negatif yang disebebakan dari kecamasan akan pandemi
covid 19 ini dapat segera dilakukan dan bersifat ilmiah.
Rencana Tindak Peneliti akan melakukan kajian yang mendalam tentang virtue
Lanjut kesabaran dan mengkaitkanya dengan konstruk psikologis lainya.
Kajian-kajian tentang virtue kesabaran telah peneliti lakukan dalam
beberap tahun terakhir sesuai dengan roadmap peneliti dan disetujui
oleh tingkat pimpinan fakultas. Artikel-artikel yang berkaitan tentang
kesabaran telah masuk pada tahapan review di proseding konferensi
internasional dan sedang dalam penyusunan untuk mensubmit di jurnal
Al Jamiah yang terindeks Q2 dan diprediksi akan terbit pada tahun
2021/2022.
DAFTAR PUSTAKA
Brotherton, R., French, C. C., & Pickering, A. D. (2013). Measuring belief in conspiracy
theories: The generic conspiracist beliefs scale. Frontiers in psychology, 4, 279.DOI:
10.3389/fpsyg.2013.00279
Clanton, J., Fawley, R., Haller, N., Daley, T., Porter, J., Paranjape, C., & Bonilla, H. (2014).
Patience is a virtue: an argument for delayed surgical intervention in fulminant
Clostridium difficile colitis. The American Surgeon, 80(6), 614-619. Diakses di
https://www.ingentaconnect.com/content/sesc/tas/2014/00000080/00000006/art00028
Deb, Sibnath, Strodl, Esben, & Sun, Hansen (2015) Academic stress, parental pressure,
anxiety and mental health among Indian high school students. International Journal of
Psychology and Behavioral Science, 5(1), pp. 26-34.Doi :
10.5923/j.ijpbs.20150501.04.
Giao, H., Han, N. T. N., Van Khanh, T., Ngan, V. K., Van Tam, V., & Le An, P. (2020).
Knowledge and attitude toward COVID-19 among healthcare workers at District 2
Hospital, Ho Chi Minh City. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, 13.DOI:
10.4103/1995-7645.280396
Gregory, A. M., Caspi, A., Moffitt, T. E., Koenen, K., Eley, T. C., & Poulton, R. (2007).
Juvenile mental health histories of adults with anxiety disorders. American Journal of
Psychiatry, 164(2), 301-308.
Hafiz, dkk. 2015. Pergeseran Makna Sabar dalam Bahasa Indonesia. JurnalIlmiah Penelitian
Psikologi: Kajian Empiris dan Non Empiris. Vol. 1 Nomor 1.Hal.33-38. JIPP. Diakses
di https://jipp.uhamka.ac.id/index. php/jipp/article/view/4
Handayani. I. (2020). Tren Penelusuran Maret 2020 Seputar Covid -19 di Indonesia. diakses
di https://investor.id/it-and-telecommunication/tren-penelusuran-maret-2020-seputar-
covid-19-di-indonesia.
Johnson, S. U., Ulvenes, P. G., Øktedalen, T., & Hoffart, A. (2019). Psychometric properties
of the GAD-7 in a heterogeneous psychiatric sample. Frontiers in psychology, 10,
1713.https://doi.org/10.3389/fpsyg.2019.01713.
Kepka, S., Baumann, C., Anota, A., Buron, G., Spitz, E., Auquier, P., ... & Mercier, M.
(2013). The relationship between traits optimism and anxiety and health-related
quality of life in patients hospitalized for chronic diseases: data from the SATISQOL
study. Health and Quality of Life Outcomes, 11(1), 134.
https://link.springer.com/article/10.1186/1477-7525-11-134#citeas
Kurth, C. (2018). The anxious mind: An investigation into the varieties and virtues of anxiety.
Mit Press.
Lee, S. A., Jobe, M. C., Mathis, A. A., & Gibbons, J. A. (2020). Incremental validity of
coronaphobia: Coronavirus anxiety explains depression, generalized anxiety, and
death anxiety. Journal of anxiety disorders, 74, 102268.
https://doi.org/10.1016/j.janxdis.2020.102268
Lukat, J., Margraf, J., Lutz, R., van der Veld, W. M., & Becker, E. S. (2016). Psychometric
properties of the positive mental health scale (PMH-scale). BMC psychology, 4(1),
8.DOI 10.1186/s40359-016-0111-x
Mohammadi, Y., Kazemi, S., Tahan, H., & Lalozaee, S. (2017). Relationship between
metacognitive learning strategies, goal orientation, and test anxiety among students at
Birjand university of medical sciences. Journal of Medical Education, 16(1), 44-50.
Diakses http://irisweb.ir/files/site1/rds_journals/164/article-164-420958.pdf
Landi, G., Pakenham, K. I., Boccolini, G., Grandi, S., & Tossani, E. (2020). Health Anxiety
and Mental Health Outcome During COVID-19 Lockdown in Italy: The Mediating
and Moderating Roles of Psychological Flexibility. Frontiers in psychology, 11, 2195.
https://doi.org/10.3389/fpsyg.2020.02195
Ong, A. D., Standiford, T., & Deshpande, S. (2018). Hope and stress resilience. In M. W.
Gallagher & S. J. Lopez (Eds.), Oxford library of psychology. The Oxford handbook
of hope (p. 255–284). Oxford University Press. doi :
10.1093/oxfordhb/9780199399314.001.0001
Spielberger, C. D. (2010). State‐Trait anxiety inventory. The Corsini encyclopedia of
psychology, 1-1.
Sallam, M., Dababseh, D., Al-Haidar, A., Ababneh, N. A., Bakri, F. G., & Mahafzah, A.
(2020). Conspiracy beliefs are associated with lower knowledge and higher anxiety
levels regarding COVID-19 among students at the University of Jordan. medRxiv.
https://doi.org/10.1101/2020.04.21.20064147.
Shiah, Y. J., Chang, F., Chiang, S. K., Lin, I. M., & Tam, W. C. C. (2015). Religion and
health: Anxiety, religiosity, meaning of life and mental health. Journal of religion and
health, 54(1), 35-45. DOI 10.1007/s10943-013-9781-3
Starcke, K., & Brand, M. (2012). Decision making under stress: A selective review.
Neuroscience and Biobehavioral Reviews, 36, 1228–1248. http://dx.doi.org/10.1016/j.
neubiorev.2012.02.003.
Swami, V., Voracek, M., Stieger, S., Tran, U. S., & Furnham, A. (2014). Analytic thinking
reduces belief in conspiracy theories. Cognition, 133, 572–585. http://dx.doi.org/10.
1016/j.cognition.2014.08.006.
Swami, V., Furnham, A., Smyth, N., Weis, L., Lay, A., & Clow, A. (2016). Putting the stress
on conspiracy theories: Examining associations between psychological stress, anxiety,
and belief in conspiracy theories. Personality and Individual Differences, 99, 72-
76.https://doi.org/10.1016/j.paid.2016.04.084