Anda di halaman 1dari 18

RESPON PSIKOSOSIAL KLIEN TERKONFIRMASI COVID 19 DI DESA MAJASARI

KECAMATAN LIGUNG KABUPATEN MAJALENGKA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester mata kuliah keperawatan trauma

Dosen Pengampu : Ns. Asmadi, M.Kep.,Sp.Kom

Disusun oleh :

DELIA NURHALIMAH CKR0180009

Keperawatan Reguler A Tingkat III

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

Jalan lingkar bayuning no.2 kadugede, kuningan, jawa barat, telp. 0232- 875847
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “respon psikososial klien terkonfirmasi
covid 19 di desa majasari kecamatan ligung kabupaten majalengka” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ujian akhir
semester Ns. Asmadi, M.Kep.,Sp.Kom pada bidang mata kuliah keperawatan trauma. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang napza bagi para pembaca dan juga
bagi penyusun.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak asmadi, selaku dosen mata kuliah
keperawatan trauma yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuan dan pengalamannya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
selanjutnya.

Majalengka, 29 juni 2021

 
Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
C. Ruang Lingkup...............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Intervensi Untuk Dukungan Kesehatan Jiwa Dan Psikososial.......................................3


B. Respon Kesehatan Jiwa Dan ..........................................................................................3
C. Psikososial Untuk Covid-19...........................................................................................4
D. Prinsip Umum Respon DKJPs Terhadap Covid-19........................................................7
E. Kegiatan Yang Di Anjurkan...........................................................................................9

BAB III HASIL KAJIAN...........................................................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................13

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.....................................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Corona virus 2019 yang pertama kali ditemukan di wuhan, china dan telah di
tetapkan sebagai pandemi dunia. Virus ini telah mempengaruhi dan berdampak
diberbagai tatanan kehidupan, termasuk berdampak pada masalah psikososial. Rumah
sakit dipenuhi dengan pasien yang menderita gejala dari virus tersebut. Hal ini
mempengaruhi pelayanan pada semua rumah sakit, termasuk kepada tenaga perawat yang
menangani langsung pasien yang terdampak virus covid 2019 ini (Syahruni, 2020).
Indonesia merupakan salah satu dari 216 negara yang terkonfirmasi kasus covid-
19. Kasus covid-19 pertamakali muncul di indonesia pada tanggal 2 maret 2020 dan
sampai saat ini.jumlah korban yang terkonfirmasi covid-19 berjumlah 2.072.867 orang,
dengan jumlah sembuh 1.835.061 orang dan jumlah total kematian akibat covid-19
berjumlah 56.371 orang peningkatan kasus covid-19 ini terjadi akibat penyebaran virus
yang cepat dan kurang taatnya masyarakat pada protocol kesehatan.
Kasus covid-19 di kabupatan majalengka pada tanggal 29 juni 2021 mencapai
4.959 orang terkonfirmasi covid-19, 1.743 orang dirawat, 3.838 orang positif sembuh dan
378 orang meninggal dunia. Komposisi pasien covid-19 di kabupatan majalengka
berasal dari berbagai kalangan usia dan pekerjaan. Berdasarkan pengamatan tidak hanya
kalangan masyarakat di kota yang terpapar virus ini, namun juga masyarakat di desa atau
kelurahan.
Penyebaran covid-19 yang cukup luas membawa banyak dampak bagi masyarakat
dan terkhusus pasien covid-19 sendiri. Salah satu dampaknya yaitu kehilangan nyawa,
penurunan ekonomi, terkendala aktivitas pendidikan, dan social serta yang paling
mengkhawatirkan ialah dampak psikologis dan perubahan perilaku masyarakat. Virus ini
tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik namun juga pada kesehatan mental dan kualitas
hidup dari klien.

1
B. Tujuan penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan agar :
1. Pembaca dapat mengetahui intervensi untuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
masyarakat dimasa pandemic
2. Pembaca dapat mengetahui seperti apa respon dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial pada masa pandemic covid-19
3. Pembaca dapat memahami prinsip umum respon dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial
4. Pembaca dapat mengetahui kegiatan yang dianjurkan dan dapat dilakukan pada masa
pandemic-19

C. Ruang Lingkup Penulisan


1. Koresponden yang diteliti berusia 30 tahun – 40 tahun
2. Koresponden bertempat tinggal di desa majasari kecamatan ligung kabupaten
majalengka
3. Apa saja intervensi untuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial ?
4. Bagaimana respon dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada masa pandemic
covid-19 ?
5. Bagaimana prinsip umum respon dukungan kesehatan jiwa dan psikososial terhadap
covid-19 ?
6. Apa saja kehiatan yang dianjurkan pada masa pandemic covid-19 ?

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Dalam (Reference, 2021) istilah besar dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
digunakan dalam panduan inter agensy standing committee untuk dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial dalam situasi kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apapun dari
luar atau local yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis
dan atau mencegah ataupun menangani kondisi kesehatan jiwa. System kemanusiaan
global menggunakan istilah DKJPS (dukungan kesehatan jiwa dan psikososial) untuk
menjadi istilah payung berbabgai pihak yang menanggapi terhadap kedaruratan seperti
wabah covid-19, termasuk yang bekerja dengan pendekatan biologis dan pendekatan
social kultural dibidang kesehatan, social, pendidikan dan komunitas. Serta untuk
menggaris bawahi perlunya pendekatan- pendekatan yang beragam dan saling
melengkapi dalam memberikan dukungan yang sesuai.

A. Intervensi untuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial


1. Layanan spesialis, layanan kesehatan jiwa oleh spesialis kesehatan jiwa seperti
perawat kesehatan jiwa, psikolog, psikiater dan lain sebagainya.
2. Dukungan non- spesialis terfokus dari individu ke individu lain.
3. Memperkuat dukungan masyarakat dan keluarga
4. Pertimbangan social dalam layanan dan keamanan dasar, yaitu advokasi layanan
dasar yang aman dan dapat diterima di masyarakat

B. Respon kesehatan jiwa dan psikososial untuk covid-19


Dalam wabah apa pun, wajar jika orang merasa tertekan dan khawatir. Respons umum
dari orang-orang yang terdampak (baik secara langsung atau tidak) antara lain :
1. Takut jatuh sakit dan meninggal
2. Tidak mau datang ke fasilitas layanan kesehatan karena takut tertular saat dirawat

3
3. Takut kehilangan mata pencaharian, tidak dapat bekerja selama isolasi, dan
dikeluarkan dari pekerjaan
4. Takut diasingkan masyarakat/dikarantina karena dikait-kaitkan dengan penyakit
(seperti rasisme terhadap orang yang berasal dari, atau dianggap berasal dari, tempat-
tempat terdampak)
5. Takut mengalami pengalaman wabah sebelumnya
6. Merasa tidak berdaya untuk melindungi orang-orang terkasih dan takut kehilangan
orang-orang terkasih karena virus yang menyebar
7. Merasa tidak berdaya, bosan, kesepian dan depresi selagi diisolasi
8. Takut terpisah dari orang-orang terkasih dan pengasuh karena aturan karantina
9. Menolak untuk mengurusi anak kecil yang sendirian atau terpisah, penyandang
disabilitas atau orang berusia lanjut karena takut infeksi, karena orang tuanya atau
pengasuhnya dikarantina
10. Stigma sosial dan diskriminasi sosial dapat dikaitkan dengan covid-19,
misalnya terhadap orang-orang yang pernah tertular, keluarganya dan
tenaga kesehatan dan petugas garis depan lain yang pernah merawat.
Harus diambil langkah-langkah untuk menghadapi stigma dan diskriminasi
di setiap fase tanggap darurat covid-19. Perhatian yang wajar harus
diberikan untuk membantu integrasi orang-orang yang pernah terdampak
covid-19

C. Prinsip umum respon dukungan kesehatan jiwa dan psikososial terhadap covid-19
1. Secara garis besar prinsip umum respon dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
terhadap covid-19
 Seiring penyebaran virus ke negara lain dalam menangani kebutuhan
kesehatan jiwa dan psikososial masyarakat, pendekatan yang diambil tidak
bias seragam.
 Dalam setiap konteks penting untuk mengetahui kebutuhan kelompok tertentu
dalam masyarakat yang mungkin sulit mengakses informasi, pertolongan dan
dukungan atau berisiko lebih tinggi terkena infeksi. Dukungan kesehatan jiwa

4
dan psikososial harus dapat diakses dan disesuaikan dengan kebutuhan anak-
anak, usia lanjut, penyandang disabilitas, dan kelompok- kelompok rentan
lainnya. Kebutuhan kusus wanita, pria dan anak- anak juga harus
dipertimbangkan
 Pendekatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial harus melibatkan dan
menyesuaikan kebutuhan masyarakat terdampak covid-19 pada masa- masa
perkembangan wabah yaitu sebelum, selama dan sesudah tingkat infeksi
tinggi.
2. Perkuat dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dalam respon covid-19
 Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial harus menjadi komponen inti ditiap
respon kesehatan masyarakat
 Kesehatan dan kesejahteraan jiwa petugas digaris depan perlu diperhatikan
dan didukung. Tenaga kesehatan, petugas identifikasi kasus, tenaga
pemulasaran jenazah, dan staf serta sukarelawan- sukarelawan lain perlu
diberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial selama terjadinya wabah
serta setelahnya.
 Memahami dan memperhatikan aspek kesehatan mental dan psikososial
adalah kunci menghentikan penularan dan mencegah resiko dampak kerugian
jangka panjang atas kesejahteraan serta kemampuan masyarakat dalam
bertahan ditengah situasi menyulitkan.
 Intervensi kesehatan jiwa harus dilaksanakan didalam layanan kesehatan
umum termasuk pelayanan kesehatan primer serta diatur didalam struktur-
struktur yang sudah ada di masyarakat, seperti sekolah, pusat kemasyarakatan,
karang taruna dan lansia.
3. Tekankan kordinasi
 Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial harus dipandang sebagai isu lintas
sector oleh semua sector atau pilar kedaruratan yang terlibat dalam respon
 Mekanisme koordinasi dan integrasi keahlian teknis dukungan kesehatan jiwa
dan psikososial sangatlah penting

5
 Membagikan informasi dan perangkat dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial diantara semua sector atau pilar kedaruratan sangat penting selama
terjadinya wabah agar sumber daya dapat dimanfaatkan
4. Memperkuat struktur
 Program kesehatan jiwa, pelayanan dan kesejahteraan sosial, pusat pendidikan
nasional dan organisasi lokal pemerintah dan nonpemerintah dapat dan perlu
memainkan peran dalam tanggapan dkjps.
 Di wilayah-wilayah tanpa layanan dkjps formal, identifikasi sumber- sumber
utama (mis., keluarga, kelompok sosial, dan dalam konteks tertentu,
pemimpin agama dan ahli pengobatan tradisional) untuk diajak bekerja sama
dan menjadi saluran dkjps.
 Tokoh-tokoh masyarakat, termasuk pemimpin yang dipercaya dan
dihormati, mungkin sudah melayani sebagai penyedia garis depan dukungan
psikososial bagi komunitasnya, termasuk dalam masalah terkait kematian,
penderitaan, dan kehilangan terkait wabah ini.
 Dukung tokoh-tokoh ini dengan pengetahuan tentang covid-19 serta
keterampilan dkjps (mis., pertolongan pertama psikologis) dan cara
(serta tempat) rujukan bagi orang yang membutuhkan dukungan spesialis.
Pastikan bahwa personel cukup dan dilengkapi dengan pengetahuan serta
keterampilan memberikan dkjps kepada anak-anak, penyandang disabilitas
dan orang-orang dewasa rentan lainnya
5. Lingkungan yang melindungi
 Kekuatan dan kearifan masyarakat harus jauh lebih ditekankan ketimbang
kelemahan dan kerentanannya
 Respons harus mengupayakan lingkungan perawatan yang aman dan
terlindung dan memanfaatkan sumber daya dan kekuatan yang ada.
 Respons individual dan bersama harus memastikan semua
tindakan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan
 Prinsip-prinsip psikososial utama, seperti harapan, keamanan, ketenangan,
hubungan sosial dan efikasi diri dan masyarakat, harus melekat pada
setiap intervensi

6
 Perlindungan bagi kelompok-kelompok rentan seperti anak-anak,
penyandang disabilitas, lanjut usia, orang dengan gangguan sistem imun
dan kelompok-kelompok etnis/budaya yang rentan terkena stigma atau
diskriminasi harus diberi pertimbangan khusus
 Nomor telepon khusus bisa menjadi alat efektif untuk mendukung
anggota masyarakat yang khawatir atau tertekan. Staf/sukarelawan
nomor telepon khusus harus dipastikan mendapat perlatihan dan
pengawasan dkjps (mis., pertolongan pertama psikologis) dan informasi
terbaru tentang wabah covid-19 agar tidak merugikan penelepon
6. Pendekatan seluruh masyarakat
 Meskipun perlu ada intervensi terfokus dengan tujuan dan kelompok
sasaran tertentu, dkjps memerlukan pendekatan 'seluruh masyarakat'.
 Pendekatan seluruh masyarakat harus menjawab kebutuhan dkjps seluruh
populasi terdampak terlepas kontak langsung atau tidak langsung dengan
virus, ras/etnis, umur, jenis kelamin, pekerjaan atau afiliasi.
 Kegiatan dkjps yang berlaku untuk semua anggota masyarakat termasuk:
 Promosi strategi perawatan diri, seperti praktik pernapasan
atau praktik budaya lainnya
 Pesan penyeimbang tentang rasa takut dan khawatir dan cara
membantu orang lain
 Informasi akurat, padat dan jelas tentang covid-19, termasuk
cara mengakses pertolongan saat sakit
7. Persepektif jangka panjang yaitu dalam kondisi kedaruratan, sumber daya dapat
meningkat, sehingga menjadi kesempatan penting untuk memperkuat struktur
kesehatan jiwa layanan social dan kesejahteraan social jangka panjang

D. Kegiatan yang di anjurkan


1. Segera lakukan penilaian konteks dan isu, kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya budaya dkjps, seperti kebutuhan pelatihan dan kesenjangan
kapasitas di semua bagian pelayanan

7
2. Perkuat koordinasi dkjps dengan cara memfasilitasi kolaborasi antar instansi
dkjps, pemerintah dan mitra lainnya. Koordinasi dkjps harus menjadi inisiatif
lintas sektor, seperti kesehatan, perlindungan dan aktor relevan lainnya. Jika
pertemuan sektor dilaksanakan, kelompok kerja teknis (technical working
group) dkjps harus disusun untuk mendukung aktor di semua sector
3. Gunakan informasi hasil penilaian, termasuk kebutuhan, kesenjangan yang
teridentifikasi serta sumber daya yang ada, untuk menyusun/mendukung
sistem identifikasi dan pemberian perawatan bagi penyandang kondisi mental
umum dan berat dan gangguan penyalahgunaan obat. Sebagai bagian dari
penguatan sistem kesehatan, setiap fasilitas pelayanan kesehatan sebaiknya
memiliki setidaknya satu orang terlatih serta sistem untuk mengidentifikasi dan
memberikan perawatan bagi penyandang kondisi mental umum dan berat
(menggunaka humanitarian intervention guide dan instrumen
lainnya). Diperlukan alokasi sumber daya jangka panjang dan pengembangan
strategi advokasi dkjps untuk mempengaruhi pendanaan, koordinasi
berkualitas serta inisiatif-inisiatif berkelanjutan dan jangka panjang
4. Kembangkan strategi dkjps untuk kasus covid-19, pasien yang pulih, kontak
(terutama yang diisolasi), anggota keluarga, petugas garis depan dan
masyarakat lebih luas, yang memperhatikan khususnya kebutuhan
kelompokkelompok rentan (mis., anak-anak, lansia dan penyandang disabilitas).
Pastikan
strategi ini menjawab rasa takut, stigma, strategi bertahan negatif
(mis, penyalahgunaan obat) dan kebutuhan-kebutuhan lain yang teridentifikasi
setelah dilakukan penilaian dan berdasarkan strategi bertahan positif yang
ditawarkan masyarakat serta mendukung kolaborasi erat antara masyarakat
dan dinas kesehatan, pendidikan serta layanan kesejahteraan social
5. Integrasikan pertimbangan-pertimbangan kesehatan jiwa dan psikososial
dalam semua kegiatan respons
6. Pastikan informasi akurat tentang covid-19 tersedia dan mudah diakses
petugas garis depan, pasien infeksi covid-19, serta anggota masyarakat.
Informasi ini harus mencakup praktik berbasis bukti untuk mencegah penularan,

8
cara mencari dukungan pelayanan kesehatan, serta pesan-pesan yang
mempromosikan kesejahteraan psikososial
7. Beri semua petugas garis depan (termasuk perawat, pengemudi ambulans,
sukarelawan, petugas identifikasi kasus, guru dan pemimpin masyarakat lain), dan
petugas non kesehatan di lokasi karantina, pelatihan prinsip-prinsip dasar
perawatan psikososial, pertolongan pertama psikologis dan merujuk saat
dibutuhkan.14 penanganan covid-19 dan lokasi isolasi/karantina harus melibatkan
staf dkjps. Jika staf tidak mungkin dikumpulkan karena risiko infeksi, pelatihan
daring dapat digunakan.
8. Pastikan diaktifkannya jalur rujukan yang dapat digunakan untuk penyandang
gangguan jiwa antara semua sektor yang terlibat (termasuk kesehatan,
perlindungan dan kekerasan berbasis gender), dan semua aktor yang bekerja
dalam respons mengetahui dan menggunakan sistem tersebut.
9. Sediakan akses dukungan psikososial kepada semua petugas respons wabah
covid-19. Prioritas ini harus sama dengan prioritas keamanan fisik
para petugas tersebut dengan pengetahuan dan perlengkapan yang cukup. Jika
mungkin, tinjau status psikososial para petugas garis depan untuk mengidentifikasi
risiko, isu yang muncul dan sesuaikan tanggapan dengan kebutuhan mereka
10. Kembangkan rangkaian kegiatan yang dapat digunakan orang tua, guru dan
keluarga bersama anak-anak di tengah isolasi, termasuk pesan-pesan mencegah
penyebaran penyakit seperti permainan mencuci tangan & lagu. Sebaiknya anakanak
tidak terpisah dari keluarga kecuali untuk alasan pengobatan dan
pencegahan infeksi.16 jika pemisahan terpaksa dilakukan, harus ada alternatif yang
aman dan meyakinkan dan kontak dengan keluarga harus tetap terjaga sambil
tetap memastikan berjalannya langkah-langkah perlindungan anak (lihat:
minimum standards for child protection in humanitarian action).
11. Sediakan kesempatan bagi orang yang berduka untuk berkabung dengan cara
yang tidak mengganggu strategi kesehatan masyarakat dalam menurunkan
penyebaran covid-19 tetapi tetap sesuai tradisi dan ritual masyarakat.
12. Tentukan langkah-langkah mengurangi dampak negatif isolasi sosial di lokasi
karantina. Komunikasi dengan keluarga dan teman di luar lokasi, serta

9
langkahlangkah yang mendukung kebebasan (mis., pilihan dalam kegiatan sehari-
hari)
perlu difasilitasi dan dipromosikan
13. Dalam fase pemulihan, dukung dinas kesehatan menyediakan layanan kesehatan
jiwa dan psikososial berbasis masyarakat yang berkelanjutan
14. Tetapkan mekanisme pemantauan, evaluasi, akuntabilitas dan pembelajaran
untuk mengukur efektivitas kegiatan dkjps

BAB III

HASIL KAJIAN

Instrument pengkajian

Respon psikososial klien terkonfirmasi covid-19

A. Biodata
1. Nama inisial : Tn. K
2. Jenis kelamin : laki- laki
3. Umur : 38 tahun
4. Pendidikan : SLT-P
5. Pekerjaan : wiraswasta
6. Status marital : menikah
7. Alamat : Desa Majasari
B. Riwayat (kronologis) terpapar covid
Selama bekerja klien sering bepergian antar kota untuk bertemu dengan rekan kerja dan
customer
C. Tanda dan gejala
Klien belum merasakan gejala yang menonjol sampai pada suatu hari ada pemeriksaan
antigen di kantor desainnya klien dinyatakan positif covid-19
D. Respon awal terkonfirmasi
1. Bagaimana perasaan anda ketika diberitahu hasil tes positif covid-19 ?
a. Biasa saja
b. Kaget/ terkejut

10
c. Merasa tidak percaya
d. Galau
e. Lain-lain……….
2. Apakah anda menyalahkan orang lain yang menyebabkan anda terpapar covid-19 ?
a. Ya
b. Tidak
3. Bagaimana reaksi keluarga pertama kali ketika mengetahui anda positif covid-19 ?
a. Biasa saja
b. Menyalahkan anda
c. Terkejut
d. Menjauhi anda
e. Memberi support (dukungan)
f. Lain- lain ……….
4. Bagaimana reaksi teman anda pertmakali ketika mengetahui anda positif covid ?
a. Biasa saja
b. Menjauhi anda
c. Memberi support (dukungan)
d. Lain- lain………
5. Bagaimana reaksi tetangga pertama kali ketika mengetahui anda positif covid ?
a. Biasa saja
b. Menjauhi anda
c. Memberikan support (dukungan)
d. Lain- lain

E. Respon psikososial selama menjalani isolasi mandiri


1. Bagaimana perasaan anda selama menjalani isolasi mandiri ?
- Khawatir dan berusaha memberikan nutrisi yang baik untuk tubuh
2. Bagaimana respon atau reaksi tetangga ketika anda menjalani isolasi mandiri ?
- Sedikit menjauh
3. Bagaimana respon atau reaksi teman ketika anda menjalani isolasi mandiri ?
- Memberikan dukungan dan menjauh

11
4. Selama anda menjalani isolasi mandiri, apa saja yang anda lakukan?
- Mengkonsumsi vitamin secara berkala
- Meningkatkan intensitas istirahat
- Banyak memakan sayuran dan buah- buahan
5. Kebutuhnan apa sajakah yang penting selama anda menjalani isolasi mandiri ?
a. Kebutuhan dukungan (support)
b. Kebutuhan makan/ minum
c. Kebutuhan penerimaan dari orang lain
d. Lain- lain…….

F. Respon psikososial setelah selesai menjalani isolasi mandiri


1. Setelah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan negative covid, apa yang
anda rasakan ?
- Merasa tenang karena tidak sampai parah
2. Setelah menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan negative covid, apakah anda
merasakan malu bila bertemu dengan orang lain ?
- Tidak, karena saya merasa sudah sembuh dari covid dan tidak ada yang harus
dijadikan alas an saya malu
3. Setelah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan negative covid, apakah anda
takut bergaul dengan orang lain ?
- Tidak
4. Setelah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan negative covid, apakah anda
siap untuk menjadi agen pencegahan covid ?
- Siap, karena saya sudah mengalami covid-19
5. Setelah selesai menjalani isolasi mandiri dan dinyatakan negative covid, apa saja
rencana kegiatan yang akan anda lakukan ?
- Beraktivitas seperti semula dengan meningkatkan protocol kesehatan

12
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam (Reference, 2021) istilah besar dukungan kesehatan jiwa dan psikososial
digunakan dalam panduan inter agensy standing committee untuk dukungan kesehatan
jiwa dan psikososial dalam situasi kedaruratan, yang berarti dukungan jenis apapun dari
luar atau local yang bertujuan melindungi atau meningkatkan kesejahteraan psikologis
dan atau mencegah ataupun menangani kondisi kesehatan jiwa. System kemanusiaan
global menggunakan istilah DKJPS (dukungan kesehatan jiwa dan psikososial) untuk
menjadi istilah payung berbabgai pihak yang menanggapi terhadap kedaruratan seperti
wabah covid-19, termasuk yang bekerja dengan pendekatan biologis dan pendekatan
social kultural dibidang kesehatan, social, pendidikan dan komunitas. Serta untuk
menggaris bawahi perlunya pendekatan- pendekatan yang beragam dan saling
melengkapi dalam memberikan dukungan yang sesuai.
Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian kepada dua responden dengan
gangguan psikososial yang terjadi pada responden dengan masa isolasi mandiri
terkonfirmasi covid-19, hal tersebut menunjukan bahwa tekanan psikososial pada
responden benar adanya. Hal tersebut dikarenakan perasaan sedih, takut jatuh sakit dan
meninggal serta dikucilkan masyarakat.
Sejalan dengan penelitian stigma masyarakat di asingkan karena takut tertular
menjadi status psikososial responden semakin berat sehingga responden merasa di
asingkan dan tidak percaya diri. Hal tersebut mengharuskan dukungan keluarga sangatlah

13
penting dalam proses penyembuhan responden yang sedang isolasi mandiri agar
kesehatan psikososialnya dapat sehat Kembali.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Corona virus 2019 yang pertama kali ditemukan di wuhan, china dan telah di
tetapkan sebagai pandemi dunia. Virus ini telah mempengaruhi dan berdampak
diberbagai tatanan kehidupan, termasuk berdampak pada masalah psikososial. Rumah
sakit dipenuhi dengan pasien yang menderita gejala dari virus tersebut. Hal ini
mempengaruhi pelayanan pada semua rumah sakit, termasuk kepada tenaga perawat yang
menangani langsung pasien yang terdampak virus covid 2019 ini. Makalah ini berisi
penjelasan mengenai intervensi untuk dukungan kesehatan jiwa dan psikososial, respon,
prinsip umum serta kegiatan yang dianjurkan dalam dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial.

B. Saran
Dalam penulisan makalah memiliki keterbatasan dalam menjangkau koresponden
karena suasana yang sedang genting dimasa pandemic covid-19.

14
Daftar Pustaka

Mansyah, B. (2020). Pandemi Covid 19 terhadap Kesehatan Mental dan Psikososial. MNJ
(Mahakam Nursing Journal), 2(8), 353–362.

Reference, I. M. (2021). catatan aspek kesehatan jiwa dan psikososial wabah covid-19 versi 1.0.
Februari 2020.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.who.int/docs/
default-source/searo/indonesia/covid19/catatan-tentang-aspek-kesehatan-jiwa-dan-
psikososial-wabah-covid-19-feb-2020-indonesian.pdf%3Fsfvrsn
%3Debae5645_2&ved=2ahUKEwikuunRlcDxAhX

Syahruni, S. (2020). FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAMPAK PSIKOSOSIAL,


KECEMASAN PERAWAT DALAM MENANGANI PASIEN CORONA VIRUS 19 DI
RUMAH SAKIT. LITERATURE REVIEW. Universitas Hasanuddin.

15

Anda mungkin juga menyukai