Anda di halaman 1dari 95

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM

KELUARGA HARAPAN DI DESA HEGARMANAH


KECAMATAN JATINAGOR KABUPATEN
SUMEDANG

“Penelitan diajuakan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Ristik”

Oleh
INDAH FATIMAH
Nim : C1B200030

Pembimbing :
Dr. Edi Iskandar, M.Si
NIDN : 0413036701

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AL- GHIFARI
BANDUNG
2023
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Indah Fatimah


Nomor Induk Mahasiswa : C1B200030
Jenis Penulisan TA : Ristik
Judul Penulisan TA : Implementasi Kebijakan Program Keluarga
Harapan di Desa Hegarmanah Kecamatan
Jatinangor Kabupaten Sumedang.

Menyatakan bahwa RISTIK ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiat, saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai ketentuan yang
berlaku di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Al-Ghifari.

Demikian pernyataan ini saya buat dengandalam keadaan sadar, sehat walafiat, dan
tanpa tekanan dari manapun juga.

Yang Menyatakan,

Indah Fatimah
NIM, C1B200030

i
LEMBAR PENGESAHAN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI


DESA HEGARMANAH KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN
SUMEDANG

Disetujui untuk Diajukan pada Sidang Ristik Program Studi Adminstrasi Negara
Bandung,( ,Januari 2023)

Indah Fatimah
C1B200030

Disetujui Oleh :
Pembingbing

Dr. Edi Iskandar, M.Si


NIDN. 0413036701

Mengetahui :

Dekan Ketua Program


Studi Ilmu Administrasi Negara,

Dr.Dina S.I.P.,M.Si M.Ridwan Caesar,S.I.P.,M.A.P.


NIDN.0421108005 NIDN.0402028701

ii
VISI MISI UNIVERSITAS AL GHIFARI

VISI

"Menjadi Universitas yang unggul dalam bertaraf internasional berbasis nilai-nilai

Islam, budaya Sunda, dan pada tahun 2045."

MISI

Kualitas Tridharma Perguruan Tinggi.

Kolaborasi, kemitraan, kerjasama, dan inovasi yang berdampak pada

kesejahteraan

masyarakat; dan Tatakelola perguruan tinggi menuju good universitu governanca.

iii
VISI MISI FISIP UNIVERSITAS AL GHIFARI

Visi

"Menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang Unggul Berbasis IMTAQ,

IPTEK, dan Entrepreneurship, Berdaya Saing Global Pada Tahun 2024"

Misi

1. Dalam Bidang Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai peraturan yang

berlaku Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang Khas (agama,

budaya sunda dan kewirausahaan).

2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai perkembangan

sosial politik di masyarakat.

2. Dalam Bidang Penelitian

1) Menyelenggarakan penelitian yang ditujukan bagi perkembangan ilmu

pengetahuan dan kemaslahatan umat.

2) Menyelenggarakan penelitian bidang ilmu sosial politik, tataran lokal,

nasional dan global.

iv
3. Dalam Bidang Pengabdian

1) Memberi kontribusi kepada masyarakat dengan mengimplementasikan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memecahkan masalah sosial serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Berperan aktif dalam kegiatan sosial dan politik di masyarakat.

v
VISI MISI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS
AL GHIFARI

Program Studi Ilmu Administrasi Negara (S1)

Visi

"Menjadi Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang Melahirkan Analis

Administrasi Negara dan Organisasi yang Unggul Berbasis IMTAQ, IPTEK, dan

Entrepreneurship Berdaya Saing Global pada Tahun 2024"

Misi

1. Bidang Pendidikan

1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran sesuai kurikulum.

2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas, profesional sesuai bidang

ilmu dan adaptif terhadap perubahan lingkungan.

3) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang Khas (agama, budaya

sunda dan kewirausahaan).

4) Membentuk lulusan yang handal dalam menganalisa Administrasi Negara

dan Organisasi Publik.

vi
2. Bidang Penelitian

1) Menyelenggarakan, memotivasi dan meningkatkan penelitian dosen dan

mahasiswa.

2) Mengimplementasikan dan mendistribusikan hasil penelitian.

3. Bidang Pengabdian

1) Memberi kontribusi kepada masyarakat dengan mengimplementasikan

ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memecahkan masalah sosial serta

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Berperan aktif dalam kegiatan sosial dan politik di masyarakat.

Tujuan

Menghasilkan sarjana Ilmu Administrasi Negara yang mampu dan unggul

dalam menganalisa Administrasi Negara dan Organisasi Publik Berbasis Iman &

Taqwa (Imtaq) dan Ilmu Pengetahuan & Teknologi (Iptek) dan Berjiwa Wirausaha

serta Berdaya Saing Global.

Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi akademik yang dapat

menerapkan, mengembangkan dan memperluas ilmu Administrasi Negara sesuai

dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Menghasilkan lulusan yang mampu melakukan kegiatan pengabdian pada

masyarakat serta membangun kemitraan dengan berbagai pihak dalam rangka

mengaplikasikan ilmu Administrasi Negara untuk memecahkan permasalahan di

masyarakat.

vii
ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DI


DESA HEGARMANAH KECAMATAN JATINAGOR KABUPATEN
SUMEDANG

Indah Fatimah
C1B200030

Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran serta penjelasan tentang


Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Hasil dari penelitian ini di harapkan
menjadi masukan bagi pemerintah Kabupaten Sumedang,Khusunya Desa
Hegarmanah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan PKH pada
masyarakata Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. PKH
adalah program pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga penerima
manfaat (KPM) yang terdaftar dalam pengolahan data PKH secara komprehensif,
di olah oleh pusat data dan informasi kesejahteraan sosial dan di tetapkan
sebagainkeluarga penerima PKH. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
adapun sumber data yang di gunakan adalah observasi, wawancara, dan sumber
data lainnya secara sumber data sekunder.
Teknologi pengolahan dan analisis data telah melalui tiga tahap: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah yang
pertama: PKH dilaksanakan di Desa Hegarmanah, tetapi belum maksimal, yang
menunjukkan bahwa Masih adanya masyarakat yang kurang paham tentang adanya
program PKH dan ada masyarakat yang awal nya terdaftar sebagai penerima jadi
tidak terdaftar, sedangkan data KMP Desa Hegarmanah memiliki 267 kepala
keluarga. Dari data tersebut, ada sekitar 15 penerima PKH yang tidak terdaftar
sebagai warga miskin. Namun masih ada hambatan dalam pelaksanaaan yang
didapat oleh pendamping seperti minimnya kendaraan dan fasilitas yang disediakan
pusat untuk pendamping. Peneliti menyimpulkan bahwa PKH di Desa Hegarmanah
Kecamatan Jatinangor cukup berdampak besar bagi masyarakat.
Kata Kunci: Implementasi, PKH, Upaya pengetasan

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan penulisan Ristik ini. Shalawat dan salam

semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulisan Ristik ini

berjudul “Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang”. Peneliti berharap

Penulisan Ristik ini dapat memberikan manfaat, menjadi pengetahuan untuk

pembaca yang akan berpengaruh baik dalam kehidupan masyarakat, berbangsa,

maupun bernegara.

Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. Didin Muhafidin, S.I.P., M.Si. selaku Rektor Universitas

AlGhifari. Heri, S.I.P., M.A.P., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik

Universitas Al-Ghifari, Achdijat Sulaeman, S.I.P. M.Si, selaku Wakil

Rektor II Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas AlGhifari,

beserta jajaran Rektorat lainnya.

2. Dr. Dina, S.I.P., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) Universitas Al-Ghifari, beserta jajarannya.

3. M. Ridwan Caesar, S.I.P., M.A.P. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Al-Ghifari, beserta jajarannya.

ix
4. Dr.Edi Iskandar,M.Si. selaku Dosen Pembingbing dalam penulisan

Ristik ini yang telah memberikan arahan dan bimbingannya.

5.Segenap Dosen beserta Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) Universitas Al-Ghifari yang telah memberikan dorongan moral

dan spiritual sehingga menimbulkan semangat untuk senantiasa belajar.

6. Terimakasih kepada Bapak Kades Didi Sukandi yang telah meberikan

kesempatan kepada saya agar bisa melaksanakan penelitian di Kantor Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

7. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu

Semoga segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada peneliti

mendapat balasan dari Allah SWT. Peneliti meminta maaf apabila terdapat

kesalahan dalam penulisan Ristik ini yang masih jauh dari kesempurnaan, peneliti

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun hasil

Penulisan Ristik selanjutnya. Peneliti ucapkan terimakasih dan semoga penulisan

Ristik ini bermanfaat. Aamin

Bandung, 13 Februari 2023

Indah Fatimah

x
DAFTAR ISI

PERNYATAAN ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii
VISI MISI UNIVERSITAS AL GHIFARI .................................................................. iii
VISI MISI FISIP UNIVERSITAS AL GHIFARI ....................................................... iv
VISI MISI PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS AL
GHIFARI ..................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................. 6
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................................... 7
E. Lokasi dan Jadwal Penelitian .................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................................. 11
A. Tinjau Tentang Administrasi................................................................................. 11
B. Tinjau Tentang Administrasi Negara ..................................................................... 15
C. Implementasi Kebijakan ....................................................................................... 17
BAB III OBJEK DAN METEDOLOGI PENELITIAN ............................................ 25
A. Objek Penelitian ................................................................................................... 25
B. Metodologi Penelitian ........................................................................................... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................. 33
A. Hasil Penelitian .................................................................................................... 33
B. Pembahasan .......................................................................................................... 39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 61
A. Simpulan .............................................................................................................. 61
B. Saran .................................................................................................................... 62

xi
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 64
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................... 68
LAMPIRAN ................................................................................................................ 69

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 . 1 Jadwal Kegiatan............................................................................................. 9


Tabel 4 . 1 Pemimpin Desa Hegarmanah dari masa ke masa .......................................... 33
Tabel 4 . 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 35
Tabel 4 . 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan ....................................... 36
Tabel 4 . 4 Data Program Keluarga Harapan Desa Hegarmanah ..................................... 37

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4 . 1 Peta Hegarmanah ..................................................................................... 34


Gambar 4 . 2 Mekanisme Pelaksanaan PKH .................................................................. 43

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian ...................................................................... 69


Lampiran 2 Surat Keputusan ......................................................................................... 70
Lampiran 3 Surat Perizinan Penelitian Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor
Kabupaten Sumedang .................................................................................................... 73
Lampiran 4 Kantor Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang ..... 74
Lampiran 5 Struktur Organisasi Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor ..................... 75
Lampiran 6 Wawancara Pendamping PKH dan Penerima PKH ..................................... 76
Lampiran 7 Foto Bersama ............................................................................................. 79

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan menjadi salah satu permasalahan sosial dunia yang sulit

dihindarkan begitu juga oleh Negara Indonesia. Kemiskinan bertambah seiring

dengan pertambahan jumlah penduduk. Indonesia merupakan urutan keempat

Negara dengan jumlah penduduk terbanyak dunia yang setara dengan 3,51 persen

dari total penduduk dunia. Kemiskinan terjadi di wilayah pedesaan maupun

perkotaan dapat dilihat dengan masih terdapatnya gelandangan dan pengemis di

desa maupun di kota-kota dari berbagai usia, baik anak-anak, remaja, hingga lanjut

usia. Menjadi Negara sejahtera merupakan cita-cita dan tujuan Negara sejak dahulu.

Hal ini tertuang pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Tahun 1945 alinea ke-4 yakni memajukan kesejahteraan umum. Pada Pasal 34 ayat

1 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa, “fakir miskin dan anak-

anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Maksud dari bunyi pasal tersebut adalah

pemerintah sebagai pengelola Negara berkewajiban untuk menjamin kehidupan

fakir miskin dan anak-anak terlantar. Kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam Pasal

34 Ayat 2 Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang menyatakan bahwa, “Negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan

masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan”.

Dalam berbagai aspek, penyebab utama terjadi nya kemiskinan atau kurang

sejahtera adalah minimnya pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari.

1
2

Menurut penelitian terdahulu terkait Program Keluarga Harapan (PKH)

adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan non-tunai kepada

Keluarga Miskin yang ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

PKH merupakan program yang berbasis keluarga miskin, sehingga yang menjadi

sasaran utama adalah keluarga yang tidak mampu secara ekonomi. PKH merupakan

suatu usaha yang diarahkan kepada pembentukan dan sumber daya manusia fokus

pada aspek pendidikan, kesehatan dan kesejahteraansosial.Program ini diberikan

melalui bantuan tunai kepada keluarga sangat miskin berdasarkan persyaratan dan

ketentuan yang telah ditetapkan. Program Perlindungan Sosial ini diberikan melalui

konsep Conditional Cash Transfers (CCT) dan dianggap cukup berhasil dalam

menanggulangi kemiskinan yang dihadapi berbagai negara, terutama masalah

kemiskinan kronis.

Salah satu program Pemerintah guna mengurangi masalah kemiskinan adalah

Program Keluarga Harapan (PKH). Tujuan PKH adalah untuk meningkatkan taraf

hidup keluarga penerimamanfaat melalui akses layanan pendidikan, kesehatan dan

kesejahteraan sosial,serta mengurangi bebanpengeluaran dan meningkatkan

pendapatan keluarga miskin dan rentan. Menciptakan perubahan perilakudan

kemandirian keluarga penerima manfaat dalam mengakses layanan kesehatan dan

pendidikan sertakesejahteraan sosial. Namun fakta yang ditemukan di lapangan

Implementasi kebijakan program keluarga haraapan ini belum berjalan dengan

mulus. berdasarkan observasi dan data awal ditemukan adanya beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan implementasi Program Keluarga Harapan


3

(PKH) di Kantor Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang,

adapun permasalahan-permasalahan tersebut seperti

1. Belum Optimalnya Dinamis Komunikasi,yakni Kurangnya sosialisasi dari pihak

penyelenggara program dan pemahaman Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

tentang Program Keluarga Harapan (PKH) sehingga program ini belum

terealisasikan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya KPM

yang dianggap sudah mampu menjadi sasaran program belum memiliki

kesadaran untuk mengundurkan diri.

2. Belum Optimalnya Dinamis Struktur Birokasi Kurang berjalannya kelompok

PKH yang dibentuk pelaksana program atau pendamping PKH, sehingga

program tersebut tidak dapat berjalan dengan baik. Hal ini dilihat dari adanya

ketua kelompok di salah satu Desa yang melakukan pungutan liar kepada

penerima PKH setiap pencairan PKH.

3. Belum Optimalnya Dinamis Sumber Daya, yakni Masih lemahnya kedisiplinan

para penyelenggara program dalam mengembangkan PKH. Hal ini dilihat dari

tidak tercapainya program tersebut sesuai dengan target awal yang telah

ditentukan seperti hal nya dalam pelaksanaannya saling mengandalkan satu

sama lain serta pencairan dana PKH yang tidak selalu tepat waktu. memperoleh

bantuan PKH sementara masyarakat yang tidak mampu atau yang termasuk

kategori penerima bantuan PKH tidak memperoleh bantuan.

4. Belum Optimalnya Dinamis Disposisi, yakni Koordinasi yang lemah antara

pihak kecamatan dengan pihak penyelenggara program, sehingga adanya

penyimpangan dalam menentukan anggota PKH tersebut. Hal ini dibuktikan


4

dengan banyaknya penerima PKH yang tergolong mampu memperoleh

bantuan PKH sementara masyarakat yang tidak mampu atau yang termasuk

kategori penerima bantuan PKH tidak memperoleh bantuan.

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa hegarmanah

kecamatan jatinangor dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perung-

Undangan yang berlaku.Sasaran penerima bantuan PKH adalah keluarga miskin

(yaitu orang tua-ayah, ibu-dan anak) adalah satu orang tua memiliki tanggung

jawab terhadap pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan masa depan anak. Karena

itu keluarga adalah unit yang sangat relevan dengan peningkatan kualitas sumber

daya manusia dalam upaya memutus rantai kemiskinan antar generasi. Beberapa

keluarga dapat berkumpul dalam satu rumah tangga yang mencerminkan satu

kesatuan pengeluaran konsumsi (yang dioperasionalkan dalam bentuk satu dapur).

Bantuan dana tunai PKH diberikan kepada ibu atau perempuan dewasa (nenek, bibi,

atau kakak perempuan) dan selanjutnya disebut pengurus keluarga.Pengecualian

dari ketentuan di atas dapat dilakukan pada kondisi tertentu, misalnya bila tidak ada

perempuan dewasa dalam keluarga, maka dapat digantikan oleh kepala keluarga.

Dasar pelaksanaan PKH yaitu Keputusan Mentri Sosial Republik Indonesia

Nomor 101/ HUK/2022 Tentang Pelaksanaan Program Sembako dan Program

Keluarga Harapan. PKH ini sangat mendukung untuk pengembangan masyarakat

karena program ini memiliki tujuan utama untuk mengurangi kemiskinan dan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama pada masyarakat miskin.

Program ini terfokus pada pemberian bantuan untuk anak-anak, balita, serta ibu

hamil atau nifas. Pemberian bantuan untuk anak-anak pada umumnya ditujukan
5

untuk pendidikan dan pemberian untuk balita pada umumnya untuk memenuhi

kebutuhan gizi balita dan kepada ibu hamil atau nifas ditujukan kepada kesehatan

ibu dan bayi yang ada dalam kandungannya. Sumber dana yang didapatkan dari

Program Keluarga Harapan ini bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui

Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah

Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Selain itu Untuk mengetahui

hambatan-hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Program Keluarga

Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten

Sumedang.

Dalam implementasi PKH di Desa Hegarmanah terdapat faktor pendukung dan

penghambat, faktor pendukung berkaitan dengan adanya Kesiapan Sumber Daya

Aparatur Pelaksana, aturan pelaksana yang jelas dan adanya Petugas Pendamping

PKH, sedangkan faktor penghambat adalah karena data penerima PKH langsung

dari Pemerintah banyak yang kurang tepat sasaran pemberian. Berdasarkan uraian

permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut.


6

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan PKH di Desa Hegarmanah Kecamatan

Jatinangor Kabupaten Sumedang ?

2. Apa Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Keluarga

Harapan di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang?

3. Bagaimana upaya mengatasi hambatan hambatan dalam Implementasi Kebijakan

Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor kabupaten

Sumedang ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang ?

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program

Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten

Sumedang?

3. Untuk mengetahui upaya dalam mengatasi hambatan hambatan yang terjadi

dalam Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah

kecamatan Jatinangor kabupaten Sumedang


7

2. Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Laporan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu

pengembangan bagi Program Studi Administrasi Negara dan menjadi suatu rujukan

atau bahan untuk penulisan ilmiah melalui pemahaman secara mendalam mengenai

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah

Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

b. Secara Praktis

Agar hasil penelitian ini menjadi masukan dan pertimbangan bagi

pemerintah Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dalam

upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui bantuan Program Kerja

Harapan (PKH).

D. Kerangka Pemikiran

Penelitan ini berjudul "Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan

Di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang". Penelitian ini

akan di analisis melalui model Impementasi kebijakan yang di kemukaan oleh Teori

George C. Edward Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90-92) berpandangan

bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yaitu:

a) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementor mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang menjadi tujuan

dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target

group), sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.


8

b) Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya

tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi implementor

dan sumber daya finansial.

c) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti

komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi

yang baik, maka implementor tersebut dapat menjalankan kebijakan dengan baik

seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki

sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

d) Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan

kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Aspek dari struktur organisasi adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan

fragmentasi.

E. Lokasi dan Jadwal Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Waktu yang di butuhkan oleh penulis dalam penelitin ini yaitu Enam (6)

bulan yaitu sejak 10 Oktober 2022 sampai 26 Maret 2023. Adapun lokasi atau

tempat penelitian yaitu di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten

Sumedang tentang Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang . Serta mengetahui


9

implementasi dan upaya apa saja yang di lakukan oleh pemerintah Desa

Hegarmanah agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Jadwal Penelitian

Tabel 1 . 1 Jadwal Kegiatan


Tahun 2022-2023

No Kegiatan Bulan Oktober Novembr Desembr Januari Februari Maret

Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan Ristik

2 Penentuan Judul

3 Konsultasi

4 Penentuan tempat Ristik

5 Pengurusan Surat Pengantar

6 Pengajuan Surat Ristik

7 Penelitian Pustaka

8 Konsultasi

9 Observasi Lapangan

10 Pengumpulan Data

11 Analisis Data

12 Penyusunan Penulisan

13 Konsultasi

14 Pelaporan

15 Ujian/Sidang Ristik

16 Perbaikan Ristik
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjau Tentang Administrasi

Admintrasi dalam kehidupan sehari-sehari ataupun dalam dunia kerja ,anda

pasti sudah tidak asing dengan istilah admintrasi .Kata ini sering dijumpai dan

digunakan dalam kehidupan sehari-sehari . Namun tidak semua mengetahui apa

sebenarnya yang dimaksud dengan admintrasi itu sendiri. Berdasarkan latar

belakang serta perumusan masalah, peneliti mengemukaan pengertian yang

merupakan landasan teori serta pendapat dari para ahli yang sudah teruji

kebenarannya. Berikut ini beberapa definisi dari ahli mengenai Admistrasi.

Menurut Handayaningrat dalam Siagian (2017: 2) mengatakan bahwa

“Administrasi secara sempit berasal dari kata Administratie (Bahasa Belanda), yaitu

meliputi kegiatan: catat mencatat, surat- menyurat, pembukuan ringan, ketik

mengetik, agenda dan sebagainya yang bersifat teknis ketatatusahaan.”

Administrasi juga dapat di katakan sebagai suatu proses kerja sama dua orang atau

lebih untuk mencapai tujuan bersama ini seperti yang di kemukaan oleh Siagian

(2017: 12) yang mendefinisikan “Administrasi adalah keseluruhan proses kerja

sama antar dua orang manusia atau lebih yang di dasarkan pada rasionalitas tertentu

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. Kegiatan serupa juga

yang berbentuk kerja sama yaitu organisasi yang ada di dalam rumpun Ilmu

Administrasi. Tead dalam Dewi (2016: 37) mendefinisikan bahwa “Administrasi

meliputi kegiatan-kegiatan individu-individu (eksekusif) dalam

11
12

suatu organisasi yang bertugas mengatur, memajukan dan menyediakan fasilitas

usaha kerja sama sekelompok individu untuk merealisasikan tujuan yang

ditentukan”.

Menurut Irra Chisyanti Dewi ( 2011: 3) dalam buku pengantar admintrasi

mengatakan bahwa admintrasi memiliki pengertian dalam arti yaitu sebagai

perkerjaan tulis menulis atau ketataushaan atau kesekretarisan , yaitu meliputi

kegiatan menerima, mencatat ,menghimpun,mengolah mengadakan

,mengirim,menyimpan.

Menurut The Liang Gie (dalam Harbani pasolong,2019:12) administrasi

perkantiran modern mengatakan bahwa administrasi memiliki pengertian dalam

arti luas, yaitu Adminstrasi merupakan proses kerjasama beberapa individu dengan

cara yang efisien dalam mencapai tujuan sebelumnya Hal tersebut menyelesaikan

bahwa serangkaian kegiatan yang memerlukan proses kerja sama dan bukan

merupakan hal yang baru karena dia telah timbul bersama-bersama dengan

timbulnya pemidahan manusia.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka penulis mencoba merumuskan

definisi administrasi untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan definisi

administrasi sebagai bahan diskusi selanjutnya. Adapun yang dimaksud

administrasi dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: “ Adminstrasi merupakan

suatu proses kerja sama yang rasionalitas dua orang atau lebih untuk mencapai

sebuah tujuan bersama.


13

Menurut Silalahi (dalam Hamali,2019) mengatakan bahwa "Administrasi

dalam arti sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara

sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan

dalam memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubungannya satu

sama lain".

Herbert A. Simon (dalam Harbani pasolong,2019:12) mendefinisikan

administrasi sebagai kegiatan-kegiatan kelompok kerjasama untuk mencapai

tujuan-tujuan bersama.

Leonard D. White dalam Inu Kencana Syafiie dkk. (1999), mendefinisikan

administrasi adalah suatu proses yang umum ada pada usaha kelompok–kelompok,

baik pemerintah maupun swasta, baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar

maupun kecil.

Menurut Ordway Tead (dalam Hamali, 2019:4) mengatakan bahwa "pengertian

administrasi adalah kegiatan - kegiatan individu (eksekutif) dalam suatu organisasi

yang bertugas mengatur,memajukan,dan menyediakan fasilitas usaha kerja sama

sekelompok individu untuk merealisasikan tujuan yang di tentukan".

Administrasi data merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam

pengelolaan suatu bidang pekerjaan untuk melakukan peningkatan kualitas

pelayanan dan pekerjaan. Menurut Sutha (2017: 3) “Administrasi merupakan

kegiatan yang berhubungan dengan penyusunan dan pencatatan data dan informasi

secara sistematis dengan tujuan menyediakan keterangan bagi pihak yang


14

membutuhkan serta memudahkan mendapatkan kembali informasi secara

keseluruhan dalam hubungan satu sama lain atau dengan disebut tata usaha.”

Menurut Leonard D. White (dalam Ali Abdul Wahid,2016:3) Introduction

to the study of Public Administration, memberikan definisi sebagai berikut:

"Administration is a process common to all group effort, public or private, civil or

military, large scale or small scale ... etc.”. Administrasi adalah suatu proses yang

pada umumnya terdapat pada semua usaha kelompok, negara atau swasta, sipil atau

militer, usaha yang besar atau kecil ... dan sebagainya.

Menurut Anggara (2016:11) “ Administrasi diartikan sebagai suatu proses

perorganisasian sumber – sumber sehingga tugas – tugas perkejaan dalam

organisasi tingkat apapun dapat di laksanakan dengan baik.” Berdasarkan definisi

di atas Adminstrasi merupakan proses pengorganisasian yang di dalam nya ada

kerja sama 2 orang atau lebih untuk mencapai sebuah tujuan.

Menurut Siagian (dalam Syafiee dan Welasari, 2017:13) " Pengertian

administrasi adalah keseluruhan dari proses kerja sama antara dua orang atau lebih

yang di dasarkan dari rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya"

Siagian (2018: 7) mendefinisikan bahwa Administraasi Negara adalah

“keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh aperatur pemerintah dari suatu

negara dalam usaha mencapai tujuan negara.” Sedangkan Dimock dan Dimock

dalam Anggara (2016: 134) Administrasi Negara adalah: “Administrasi Negara

merupakan bagian dari administrasi umum yang mempunyai lepangan yang lebih
15

luas, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana lembaga-lembaga mulai

dari satu keluarga hingga perserikatan bangsa-bangsa”.

(S. Prajudi Atmosudirdjo) Administrasi adalah proses dan tata kerja yang

terdapat pada setiap usaha; usaha kenegaraan atau swasta, usaha sipil atau militer,

usaha besar, atau kecil.

Dari beberapa definisi tersebut di atas, maka penulis mencoba merumuskan

definisi administrasi untuk ikut berpartisipasi dalam merumuskan definisi

administrasi sebagai bahan diskusi selanjutnya. Adapun yang dimaksud

administrasi dalam tulisan ini adalah sebagai berikut: “Administrasi adalah

pekerjaan terencana yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih sekelompok orang

dalam bekerjasama untuk mencapai tujuan atas dasar efektif, efisien dan rasional".

B. Tinjau Tentang Administrasi Negara

Menurut Dimock dan Dimock administrasi Negara merupakan bagian dari

administrasi umum yang mempunyai lapangan lebih luas, yaitu ilmu pengetahuan

yang mempelajari bagaimana lembaga-lembaga mulai dari salah satu keluarga

hingga Perserikatan Bangsa-bangsa disusun,digerakkan,dan dikemudikan.

Administrasi Negara juga merupakan bagian ilmu politik yang mempelajari

penentuan kebijaksanaan Negara dalam suatu proses. (Harbani pasolong,2019:12)

Oleh sebab itu, sebagai suatu ilmu yang diperoleh dari kedua ilmu pengetahuan ini,

administrasi Negara menghendaki dua macam syarat jika hendak dipahami.

Waldo(1996:17) mendefinisikan administrasi Negara sebagai organisasi

dan manajemen manusia dalam pemerintahan guna mencapai tujuan yang telah
16

ditetapkan. Selain itu, administrasi Negara merupakan seni dan ilmu tentang

manajemen yang dipergunakan untuk mengatur urusan urusan Negara.

Pengertian administrasi negara menurut George J. Gordon yang dikutip oleh

Inu Kencana (2003:3), mengemukakan: “seluruh proses baik yang dgunakan

organisasi maupun perseorangan yang berkaitan dengan penerapan atau

pelaksanaan hukum dan peraturan yang dikeluarkan oleh badan legislatif, eksekutif

dan yudikatif”.

Administrasi negara menurut Edward H. Litchfield yang dikutip oleh Syafei

(2003:33), yaitu: “suatu studi mengenai bagaimana bermacam-macam badan

pemerintahan diorganisir, diperlengkapi dengan tenaga-tenaganya, dibiayai,

digerakan dan dipimpin”.

Pengarang Felix A. Nigro melihat pengertian administrasi negara sebagai

bentuk usaha kerjasama kelompok dalam lingkungan publik, yang kemudian

mencakup dalam tiga, yakni lembaga yudikatif, lembaga legislatif, dan lembaga

eksekutif yang dilakukan kerjasama dalam upaya menciptakan kesejahteraan

bersama.

Menurut Gerald Caiden (1982) dalam Ahmad (2015) administrasi negara

melingkup segala kegiatan yang berhubungan dengan peneyelenggaraan urusan

publik atau kebutuhan publik. Ruang lingkup administrasi adalah bagaimana orang

mengorganisir diri mereka sebagai publik secara kolektif dan dengan tugas dan

kewajiban masing-masing memecahkan masalah publik untuk mencapai tujuan

bersama.
17

Silalahi, 1989)mengutip Thead menyampaikan bahwa “Administration is

conceived as the necessary activities of these individuals in an organization

who change with ordering, forwarding and facilitating the associate efforts of

group o individuals brought together to realize certain devined purpose” artinya

administrasi meliputi seluruh kegiatan individu pada suatu organisasi yang

memiliki tugas dalam kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu.

Leonard D. White yang menyatakan bahwa administrasi negara terdiri atas

semua kegiatan negara untuk menunaikan dan melaksanakan kebijaksanaan negara

(public administration consist … all those operations having for the purpose the

fulfillment and enfprcement of public policy)

Chandler dan Plano dalam (Yeremias Keban,2004) : Proses dimana sumber

daya dan personil publik diorganisir dan dikoordinasikan untuk memformulasikan,

mengimplemetasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam

kebijakan publik Administrasi publik merupakan seni dan ilmu (art and science)

yang ditujukan untuk mengatur “public affair” dan melaksanakan berbagai tugas

yang telah ditetapkan. Sebagai suatu disiplin ilmu, administrasi publik bertujuan

untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama

di bidang organisasi , sumber daya manusia dan keuangan.

C. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk

mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu
18

langsung mengimplementasikan dalam bentuk program atau melalui formulasi

kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut. Rangkaian

implementasi kebijakan dapat diamati dengan jelas yaitu dimulai dari program, ke

proyek dan ke kegiatan. Model tersebut mengadaptasi mekanisme yang lazim

dalam manajemen, khususnya manajemen sektor publik. Kebijakan diturunkan

berupa program program yang kemudian diturunkan menjadi proyek-proyek, dan

akhirnya berwujud pada kegiatan-kegiatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah,

masyarakat maupun kerjasama pemerintah dengan masyarakat.

Menurut Chandler dan Plano dalam Pasolong (2016:7) menjelaskan bahwa:

“Administrasi Publik merupakan seni dan ilmu (art and science) yang ditujukan

untuk mengatur “public affairs” dan melaksanakan berbagai tugas yang ditentukan.

Administrasi Publik sebagai disiplin ilmu bertujuan untuk memecahkan masalah

publik melalui perbaikan-perbaikan terutama dibidang organisasi, sumber daya

manusia dan keuangan.”

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam (serli aini dan eko 2016)

membatasi implementasi kebijakan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan

oleh individu-individu atau kelompok-kelompok, pemerintah maupun swasta

yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam

keputusan-keputusan kebijakan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini

mencangkup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-

tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka


19

melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil

yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan.

Adapun makna implementasi menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul

Sabatier (1979) sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab (2008: 65),

mengatakan bahwa: Implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi

sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus

perhatian implementasi kebijaksanaan yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-

kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan

Negara yang mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun

untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.

Teori George C. Edward Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90-92)

berpandangan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel,

yaitu:

a) Komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar

implementor mengetahui apa yang harus dilakukan, dimana yang menjadi tujuan

dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target

group), sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.

b) Sumberdaya, meskipun isi kebijakan telah dikomunikasikan secara jelas dan

konsisten, tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk

melaksanakan, maka implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya

tersebut dapat berwujud sumber daya manusia, misalnya kompetensi implementor

dan sumber daya finansial.


20

c) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti

komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi

yang baik, maka implementor tersebut dapat menjalankan kebijakan dengan baik

seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki

sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses

implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

d) Struktur Birokrasi, Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan

kebijakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.

Aspek dari struktur organisasi adalah Standard Operating Procedure (SOP) dan

fragmentasi. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan

pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan

kompleks, yang menjadikan aktivitas organisasi tidak fleksibel.

Implementasi kebijakan adalah sebagai tindakan-tindakan dalam

keputusankeputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha

untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional

dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk

mencapai perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan

kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang di arahkan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, Dewi Rahayu (2016).

Menurut Felix A. Nigro dan Lloyd G. Nigro dalam Sodikin (2015:5)

mengemukakan lima definisi mengenai pengertian Administrasi Publik, antara lain:


21

1. Public Administration is cooperative group effort in public setting (Administrasi

Publik adalah suatu kerja sama kelompok dalam lingkungan pemerintahan)

2. Public Administration covers all three branches: Executive, legislative and

judicial, and their interrelationship (Administrasi Publik meliputi ketiga cabang

pemerintahan: eksekutif, legislatif dan judikatif serta hubungan antar mereka)

3. Public Administration has an important role formulating of public policy and is

thus a part of the political process (Administrasi Publik mempunyai peranan penting

dalam perumusan kebijakan Negara, dan karenanya merupakan bagian dari proses

politik)

4. Public Administration is cosely associated with numerous private groups and

individuals in providing services to the community (Administrasi Publik sangat erat

berkaitan dengan berbagai macam kelompok swasta dan individu dalam

menyajikan pelayanan kepada masyarakat)

5. Public Administration is different in significant ways from privat administration

(Administrasi Publik dalam beberapa hal berbeda pada penempatan pengertian

dengan administrasi privat).

Anderson (1978 : 3), mengemukakan bahwa, “Public policies are those

policies developed by governmental bodies and officials”. Maksudnya, kebijakan

publik adalah kebijakan-kebijakan yang dikembangkan oleh badan-badan dan

pejabat-pejabat pemerintah.

H. Tachjan (2006 : 14) Implementasi kebijakan publik merupakan sesuatu

yang penting. Kebijakan publik yang dibuat hanya akan menjadi 'macan kertas'
22

apabila tidak berhasil dilaksanakan. Oleh karena itu, implementasi kebijakan publik

perlu dilakukan dengan mempertim-bangkan berbagai faktor, agar kebijakan publik

yang dimaksud benar-benar dapat berfungsi sebagai alat untuk merealisasikan

harapan yang diinginkan. Dengan kata lain, implementasi kebijakan publik

merupakan upaya untuk merealisasikan suatu keputusan atau kesepakatan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Implementasi menurut Suharno (2008:187) implementasi kebijakan publik

merupakan upaya pemerintah untuk melaksanakan salah satu tugas pokoknya,

yakni memberikan pelayanan publik (publikcervises) kepada masyarakat.

Menurut Wibawa (dalam hessel dkk, 2008:7) implementasi kebijakan

merupakan pengejawatan keputusan mengenai kebijakan yang mendasar, biasanya

tertuang dalam suatu undang-undang, namun juga dapat berbentuk instruksi-

instruksi ekekutif yang penting atau keputusan perundangan.

Keberhasilan implementasi kebijakan sangat berkaitan erat dengan

beberapa aspek diantaranya pertimbangan para pembuat kebijakan, komitmen

dengan konsistensi tinggi para pelaksana kebijakan, dan prilaku sasaran.

Implementasi sebuah kebijakan secara konseptual bisa dikatakan sebagai sebuah

proses pengumpulan sumber daya alam, manusia maupun biaya dan diikuti dengan

penentuan tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapai tujuan kebijakan.

Menurut pendapat Edward yang dikutip oleh (Arista & Suderana, 2019),

Implementasi kebijakan adalah tahapan pembuat kebijakan antara pembentuk

kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang di


23

pengaruhinya, jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak mengurangi masalah yang

merupakan sasaran kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami

kegagalan sekalipun kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami

kegagalan jika kebijakan tersebut kurang di implementasikan dengan baik oleh para

pelaksana kebijakan (Wahyono et al., 2019)

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya. Untuk mengimplementasikan kebijakan publik, ada dua

pilihan langkah yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program; atau

melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan publik tersebut

sebagai kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai peraturan

pelaksanaan. (Nugroho Rian. D, 2006: 494).

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa implementasi

kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran ditetapkan

atau diidentifikasi oleh keputusan-keputusan kebijakan. Jadi implementasi

merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh berbagai aktor sehingga pada

akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan-tujuan atau

sasaran-sasaran kebijakan itu sendiri.


BAB III

OBJEK DAN METEDOLOGI PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian dalam Ristek ini adalah Implementasi Kebijakan Program

Keluarga Harapan. Penelitian ini dilakukan pada instansi pemerintah desa yang

berlokasi di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

Penulis memilih instansi pemerintah desa Hegarmanah ini karena di sana terdapat

sebuah masalah yang layak untuk diteliti .

B. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriprif dengan pendekatan

induktif. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif, peneliti

berusaha memberikan gambaran mengenai fakta-fakta dan situasi yang terjadi di

lapangan sehingga diperoleh gambaran untuk memecahkan permasalahan dengan

hasil akhir berupa kesimpulan mengenai Implemetasi Program Keluarga Harapan

di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Informan yang

dipilih oleh penulis adalah orang yang memiliki pengetahuan mengenai

implementasi Program Keluarga Harapan untuk memberikan informasi dan data

yang penulis perlukan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif oleh Mochtar (2008:76) dalam

bukunya:

25
26

Metodologi Penelitian Kualitatif adalah menggambarkan berbagai fenomena

informasi yang berkaitan dengan fokus penelitian secara menyeluruh secara faktual

dan akurat sebagaiman adanya. Sedangkan pendekatan kualitatif menurut Williams

(dalam Usman dan Akbar, 2008:78) dalam bukunya Motode Penelitian Kualitatif,

mengemukakan bahwa pendekatan kualitatif adalah pengumpulan data yang

disugukan dalam bentuk informasi pada latar alamiah, dengan menggunakan

metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara

alamiah.

2. Teknik Pengumpulan Data

Studi Pustaka, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari buku buku, dokumen – dokumen dan catatan catatan yang berkaitan

dengan masalah yang sedang diteliti.

Penelitian Lapangan, yaitu suatu teknik mengumpulkan data yang dilakukan

dengan cara meelakukan penelitian langsung terhadap objek yang diteliti, penelitian

lapangan ini terbagi kedalam beberapa cara, yaitu :

a) Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data di mana peneliti mencatat

informasi selama penelitian (Gulo, W, 2003: 116). Data observasi berupa deskripsi

yang faktual, cermat, dan terperincObservasi merupakan metode pengumpulan data

di mana peneliti mencatat informasi selama penelitian (Gulo, W, 2003: 116). Data

observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan terperinci mengenai lapangan,

kegiatan kemanusiaan, dan situasi sosial serta di


27

mana kegiatan–kegiatan itu terjadi. Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan

di sebuah instasi daerah desa Hegarmanah.

Selama penelitian berlangsung, peneliti berada di luar subyek (non

partisipan), peneliti hanya sekedar mengamati tanpa ikut terjun ke aktivitas atau

kegiatan yang dikerjakan oleh pegawai desa dan pendamping PKH Desa

Hegarmanah sebagai objek penelitian yang diamati. Peneliti melakukan

pengamatan secara terbuka, sehingga diketahui oleh pegawai desa dan pendamping

PKH Desa Hegarmanah sehingga mereka secara sukarela memberikan kesempatan

kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang terjadi.

Observasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk menambah dimensi-

dimensi baru guna memahami konteks maupun fenomena yang di teliti.

b) Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu

kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Teknik wawancara yang

digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terpimpin, dimana

pertanyaan yang di berikan tidak terpaku pada pedoman wawancara dan dapat

diperdalam maupun dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi di lapangan

(Gulo, W, 2003: 135). Peneliti lebih dahulu menentukan individuindividu yang

akan dijadikan sebagai informan. Informan penelitian ini adalah pegawai desa dan

pendamping PKH Kegiatan peneliti dalam melakukan wawancara bebas terpimpin

membutuhkan kreatifitas, karena peneliti harus benar-benar mempunyai dasar yang

kuat melakukan wawancara tersebut. Kebebasan ini akan menggali kejujuran


28

informan, terutama yang berhubungan dengan sikap, sehingga peneliti tidak merasa

asing dan dicurigai. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara harus memilih

waktu yang tepat, tujuannya agar informan yang diwawancarai dalam hal ini berada

pada waktu senggang (tidak sibuk) dan dalam kondisi yang santai, sehingga

keterangan yang diberikan adalah benar adanya.

3. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena

tanpa pengolahan data yang diperoleh dari lapangan akan sulit untuk di pertanggung

jawabkan hasil penelitiannya. Dalam pengolahan data peneliti menggunakan

metode triangulasi yaitu pengecekan dari beberapa sumbe rdengan berbagai cara

dan waktu.

a) Triangulasi Sumber

Membandingkan dengan cara mengecek ulang informasi yang didapatkan

dari informan satu ke informan dua dan seterusnya, misalnya pertanyaan yang

diajukan ke informan satu kemudian dipertanyakan kembali kepada informan kedua

untuk membandingkan atau memperjelas kembali informasi yang didapatkan

apakah sesuai atau tidak untuk mendapatkan informasi yang benar-benar akurat.

b) Triangulasi Teknik

Yaitu Untuk menguji kreadibiltas data dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya, data diperoleh dengan

wawancara, lalu dicek dengan observasi atau kuesioner. Bila dengan teknik

pengujian kreadibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka


29

peneliti harus melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber yang bersangkutan

atau yang lain yang dapat meberikan informasi terkait dengan pertanyaan peneliti

untuk mendapatkan data yang akurat.

c) Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu sering mempengaruhi kreadibilitas data. Penguji

kreadibiltas dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga ditemukan kepastian datanya.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen (Dikutip dari Moleong, 2004: 248), analisis data

kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting

dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis

kualitatif model interaktif sebagaimana yang diajukan oleh Miles dan Huberman.

Model interkatif ini terdiri dari empat hal utama yaitu pengumpulan data, reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Metode analisis ini

terdiri dari empat komponen analisisnya antara lain:

a) Pengumpulan Data
30

Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dicatat

dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi.

Catatan deskriptif merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat,

didengar, dirasakan, disaksikan dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya

pendapat dan penafisran dari peneliti tentang fenomena yang dijumpai. Catatan

refleksi yaitu catatan yang memuat kesan, komentar, dan tafsir peneliti tentang

penemuan yang dijumpai dan merupakan bahan rencana pengumpulan data untuk

tahap berikutnya.

b) Reduksi data

Reduksi data merupakan proses dimana peneliti melakukan penelitian

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, data hasil penelitian. Peneliti

melakukan pemilihan data yang relevan dan bermakna, untuk disajikan dengan cara

memilih data yang pokok atau inti, memfokuskan pada data yang mengarah pada

pemecahan masalah dan memilih data yang mampu menjawab permasalahan

penelitian.

c) Penyajian data

Penyajian data adalah sejumlah informasi yang tersusun dan memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut.

Dengan melihat penyajian data, Peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi

dan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Penyajian data cenderung mengarah

pada penyederhanaan data kompleks ke dalam bentuk yang sederhana dan selektif

sehingga mudah dipahami.


31

Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyusun informasi-

informasi tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pegawai Desa dan

Pendamping PKH, sehingga data yang siap untuk disajikan yakni data yang

berkaitan di Desa Hegarmanah Kecamatan Sumedang Kabupaten.

d) Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan merupakan langkah akhir dalam pembuatan suatu laporan.

Penarikan kesimpulan adalah usaha untuk mencari atau memahami makna,

keteraturan pola-pola penjelasan, alur sebab akibat atau proporsi. Kesimpulan yang

ditarik secara diverifikasi dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali

sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang lebih tepat.

Selain itu juga, dapat dilakukan dengan mendiskusikannya. Hal tersebut dilakukan

agar data yang diperoleh dan penafsiran terhadap data tersebut memiliki validitas

sehinga kesimpulan yang ditarik menjadi kokoh.

5. Penentuan Informan

Informan penelitian ini meliputi tiga macam, yaitu: informan kunci (key

informan), informan utama, dan informan biasa. Informan kunci adalah mereka

yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam

penelitian. Informan utama adalah mereka yang terlibat secara langsung dalam

interksi sosial yang diteliti. Sedangkan informan tambahan adalah mereka yang

dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi

sosial yang diteliti. Beberapa kriteria menurut Moleong di antaranya:


32

1) Subjek yang telah lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau medan aktivitas

yang menjadi sasaran perhatian peneliti.

2) Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan

yang menjadi sasaran.

3) Subjek yang mempunyai cukup informasi, banyak waktu, kesempatan untuk

dimintai keterangan, dan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah:

1) Kepala Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor, berjumlah 1 orang

2) Pendamping PKH Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor , berjumlah 1 orang

3) Kaur Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor, berjumlah 1 orang

4) Masyarkat sebagai penerima PKH , berjumlah 3 orang

Dari masyarkat di ambil tiga karena data sudah jenuh atau sudah lengkap dan

sesuai ini di sebabkan karena Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan

di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tentang Desa


Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang
merupakan Desa Pemekaran dari Desa Cikeruh Berdasarkan SK Bupati Sumedang
nomor 140/SK 19 Pem/1983 tanggal 22 Januari 1983 Yaitu menjadi Desa Cikeruh
dan Desa Hegarmanah Luas Desa Hegarmanah adalah 331 Ha terdiri dari 3 Dusun
14 RW dan 52 RT. Dahulu sebagian Wilayah Desa Hegarmanah merupakan lahan
tidur Eks Perkebunan Karet, seiring dengan perkembangan wilayah dimana pada
tahun 1988 Perguruan Tinggi UNPAD mulai menjadikan kawasan tersebut sebagai
bagian dari pada Kampus UNPAD khususnya untuk Fakultas Pertanian dan
Peternakan. Sampai dengan saat ini, daerah yang tadinya lahan Eks perkebunan
karet tersebut telah berubah menjadi kawasan Perguruan tinggi UNPAD.
Sejak terbentuknya Desa sampai dengan saat ini, Desa Hegarmanah Telah
dipimpin oleh 6 Kepala Desa, Yaitu :
Tabel 4 . 1 Pemimpin Desa Hegarmanah dari masa ke masa

No NAMA PEMIMPIN MASA JABATAN

1. H.ENDANGSUGANDA(alm) Tahun 1983 s/d 1991

2. RO”AT SUDRAJAT Tahun 1991 s/d 1995

3. CUCUN SURYANA Tahun 1995 s/d 2008

4. ANA SUHANA Tahun 2008 s/d 2015

5. DEDE SUMITRA S.E Tahun 2008 s/d 2015

6. DIDI SUKANDI Tahun 2008 s/d 2015

Sumber : Profil Desa Hegarmanah 2022

33
34

Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk tabel diatas menunjukan

pemimpin Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dari

masa ke masa dari mulai kepemimpinan bapak H.Endang Suganda sampai Bapak

Didi Sukandi.

Gambar 4 . 1 Peta Hegarmanah

Sumber : Desa Hegarmanah

Wilayah tersebut memiliki topografi yang berbukit-bukit dengan

permukaan tertinggi 705 DPL dan permukaan terendah 700 DPL. Curah hujan di

desa Hegarmanah sebesar 1320 mm/tahun dengan suhu udara rata-rata 30 oC.

Dengan karaktersitik geografis tersebut, maka daerah tersebut sangat cocok untuk

ditanami padi. Walaupun demikian, karakteristik wilayah Desa Hegarmanah yang

merupakan daerah sub-urban dan sentra Pendidikan, telah menimbulkan ancaman

terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut. Di sisi lain, karakteristik wilayah sub-

urban juga memiliki potensi untuk mendukung kegiatan pertanian apabila dapat

diintegrasikan dengan potensi ekosistem wilayah tersebut, dan dikelola secara baik

dengan tujuan yang selaras dengan pembangunan pertanian. Salah satu contoh
35

potensi yang dapat dikembangkan adalah kedekatan lokasi dengan kota-kota besar

(Bandung dan Sumedang), dengan jarak kurang dari 25 Kilometer. Hal ini berarti

lokasi tersebut sebetulnya memiliki keuntungan berupa akses terhadap pasar yang

lebih mudah untuk dicapai. Wilayah tersebut memiliki topografi yang berbukit-

bukit dengan permukaan tertinggi 705 DPL dan permukaan terendah 700 DPL.

Curah hujan di desa Hegarmanah sebesar 1320 mm/tahun dengan suhu udara rata-

rata 30 oC. Dengan karaktersitik geografis tersebut, maka daerah tersebut sangat

cocok untuk ditanami padi. Walaupun demikian, karakteristik wilayah Desa

Hegarmanah yang merupakan daerah sub-urban dan sentra Pendidikan, telah

menimbulkan ancaman terhadap sektor pertanian di wilayah tersebut. Di sisi lain,

karakteristik wilayah sub-urban juga memiliki potensi untuk mendukung kegiatan

pertanian apabila dapat diintegrasikan dengan potensi ekosistem wilayah tersebut,

dan dikelola secara baik dengan tujuan yang selaras dengan pembangunan

pertanian. Salah satu contoh potensi yang dapat dikembangkan adalah kedekatan

lokasi dengan kota-kota besar (Bandung dan Sumedang), dengan jarak kurang dari

25 Kilometer. Hal ini berarti lokasi tersebut sebetulnya memiliki keuntungan

berupa akses terhadap pasar yang lebih mudah untuk dicapai.

Tabel 4 . 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO RW Jumlah KK Laki- laki Perempuan Jumlah

1 RW 01 Sukamanah 165 260 247 507

2 RW 02 Gentramanah 154 259 233 492

3 RW 03 Hegarmanah 173 294 259 553

4 RW 04 Sukamaju 276 435 429 864


36

5 RW 05 Sukanegla 357 635 567 1.202

6 RW 06 Sukawening 307 467 457 924

7 RW 07 Cisaladah 333 517 487 1.004

8 RW 08 Cikuda 302 439 452 891

9 RW 09 Margalaksana 214 345 343 608

10 RW 10 Margamulya 139 196 194 390

11 RW 11 Neglasari 334 539 486 1.025

12 RW 12 Margamekar 282 440 424 864

13 RW 13 Mekarasih 204 333 316 648

14 RW 14 Panorama 66 113 99 212

JUMLAH 3.315 5.272 4.992 10.264

Sumber : Desa Hegarmanah

Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk tabel diatas tentang Jumlah

Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor

Kabupaten Sumedang Berdasarkan Status Perkawinan menunjukan Jumlah sebesar

10.264

Tabel 4 . 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Perkawinan

NO RW BLM KAWIN CERAI CERAI JUMLAH


KAWIN HIDUP MATI
1 RW 01 Sukamanah 228 250 11 18 507

2 RW 02 Gentramanah 234 224 14 20 492

3 RW 03 Hegarmanah 245 277 14 17 553

4 RW 04 Sukamaju 374 437 13 40 864


37

5 RW 05 Sukanegla 576 565 20 41 1.202

6 RW 06 Sukawening 397 454 31 42 924

7 RW 07 Cisaladah 428 517 15 44 1.004

8 RW 08 Cikuda 379 453 25 34 891

9 RW 09 Margalaksana 310 340 12 26 688

10 RW 10 Margamulya 188 168 19 15 390

11 RW 11 Neglasari 445 519 28 33 1.025

12 RW 12 Margamekar 347 457 19 41 864

13 RW 13 Mekarasih 288 326 7 27 648

14 RW 14 Panorama 98 106 2 6 212

JUMLAH 4.537 340 230 404 10.264

Sumber : Desa Hegarmanah

Berdasarkan data yang disajikan dalam bentuk tabel diatas tentang Jumlah

Penduduk Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang

Berdasarkan Status Perkawinan menunjukan Jumlah sebesar 10.264.

Tabel 4 . 4 Data Program Keluarga Harapan Desa Hegarmanah


No Rukun Warga (RW) Penerima Pkh

1. RW 01 Sukamanah 15 KK

2. RW 02 Gentramanah 8 KK

3. RW 03 Hegarmanah 5 KK

4. RW 04 Sukamaju 24 KK

5. RW 05 Sukanegla 52 KK

6. RW 06 Sukawening 42 KK

7. RW 07 Cisaladah 30 KK
38

8. RW 08 Cikuda 8 KK

9. RW 09 Margalaksana 13 KK

10. RW 10 Margamulya 2 KK

11. RW 11 Neglasari 26 KK

12. RW 12 Margamekar 27 KK

13. RW 13 Mekarasih 15 KK

JUMLAH : 267 Kartu Keluarga

Sumber : Sistem Online Data Penerima Bantuan Sosial

Sehingga jumlah Penerima PKH yang terdapat di Desa Hegarmanah

Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Pada tahun 2022 Sejumlah 267 Kartu

Keluarga .Dalam pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa

Hegarmanah, terdapat seorang personel dari Unit Pelaksana Program Keluarga

Harapan (UPPKH) yaitu pendamping PKH. Kehadiran pendamping dibutuhkan

guna membantu peserta PKH dalam memperoleh hak yang selayaknya mereka

terima dari PKH. Selain untuk kepentingan peserta, pendamping memiliki tugas

pokok antara lain validasi, pertemuan bulanan dan verifikasi. Tugas pokok ini

membantu dalam mendeteksi segala permasalahan dan melakukan tindak lanjut

dalam kurun waktu yang cepat dan tepat.


39

B. Pembahasan

1. Implementasi Kebijakan PKH di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor

Kabupaten Sumedang

Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang telah di peroleh dari

lapangan selama penelitian di laksanakan. Penelitian ini di laksanakan di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang . Yang di mana Program

Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan bantuan tunai

kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang memenuhi syarat sebagai

penerima bantuan.

Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program asistensi sosial kepada

rumah tangga yang memenuhi kualifikasi tertentu dengan memberlakukan

persyaratan dalam rangka untuk mengubah perilaku miskin. Program sebagai mana

dimaksud merupakan program pemberian uang tunai kepada rumah tangga sangat

miskin (RTSM) dan bagi anggota keluarga RTSM diwajibkan melaksanakan

persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan.

Program semacam ini secara internasional dikenal sebagai program

conditional cash transfer (CCT) atau program bantuan tunai bersyarat. Persyaratan

tersebut dapat berupa kehadiran difasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usia

sekolah), ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan (misalnya baagi anak balita atau

bagi ibu hamil).

Pada awalnya PKH dibawah menko kesra, namun mulai tahun 2010 berada

dibawah sekertaris wakil presiden (sekwapres). PKH didasarkan pada peraturan


40

presiden (perpres) No,15 tahun 2010 tentang program pembangunan kemiskinan

dan intruksi presiden (inpres) No. 3 tahun 2010 tentang program pembangunan

yang berkeadilan.

Peraturan presiden Nomor 15 tahun 2010 tentang percepatan

penanggulangan kemiskinan memuat strategi dan program percepatan

penanggulangan kemiskinan. Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan

delakukan dengan:

(1) Mengurangi pengeluaran masyarakat miskin,

(2) Meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin,

(3) Mengembangkan dan menjamin keberlajutan usaha makro dan kecil,

(4) Mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

Adapun program kemiskinan terdiri dari kelompok program bantuan sosial

terpadu berbasis keluarga, kelompok program penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat, kelompok penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil dan program-program lain

yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan ekonomi

dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Desa Hegarmanah merupakan salah satu organisasi pemerintah daerah

Kabupaten Sumedang yang melaksanakan Program Keluarga Harapan (PKH).

Desa ini sudah mulai melaksanakan Program Keluarga Harapan sejak tahun 2014.

Progam ini membantu mensejahterakan masyarakat baik di bidang pendidikan dan


41

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan perekonomian Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) dan menciptakan sumber daya manusia yang mampu berdaya

saing.

Dasar Hukum Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH)

dilaksanakan berdasarkan peraturan berikut:

1) Undang-Undang RI Nomor 32, tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2) Undang-undang RI Nomor 40, Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional

3) Undang-undang RI Nomor 11,Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosiali

4) Peraturan Pemerintah Nomer 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan

Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom

5) PeraturanPresiden RI Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas

Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementrian

Negeri RI

6) Peraturan Presideni RI Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan

7) Keputusan Presiden RI Nomor 187/M Tahun 2004 tentang Pembentukan

Kabinet Indonesia Bersatu sebaga mana diubah dengan Keputusan Presiden

RI Nomor 8/M tahun 2005

8) Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 86/HUK/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementrian Sosial RI

9) Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 38/HUK/2011 tentang Tim

Pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH)


42

10) Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 4/HUK/2011 tentang Penunjukan

Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat

Penandatanganan SPM Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran

di Lingkungan Kementrerian Sosial RI Tahun 2011.

12) Peraturan Pemerintah Sosial Nomor 1 Tahun 2018 tentang Program

Keluarga Harapan ( Berita Negara Republik Indonesia 2018 Nomor 187);

13) Peraturan Menteri Sosial Nomor 5 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan

Program Sembako ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor

950);

14) Keputusan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 101/ HUK/2022

(Tentang Pelaksanaan Program Sembako dan Program Keluarga Harapan)

Sehingga pada penelitian ini peneliti melakukan wawancara

langsung terhadap informan mengenai Implementasi Kebijakan Program

Keluarga Harapan (PKH) di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor

Kabupaten Sumedang, yang di mana memfokuskan 4 indikator dari teori

Edward III yaitu : (1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3) Disposisi dan (4)

Struktur Birokasi

1. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi yang

diharapkan mampu untuk menjaga hubungan dalam suatu kelompok.

Komunikasi digunakan untuk bagaimana kebijakan diberitahukan pada

organisasi atau publik. Ketersedian sumber daya untuk melaksanakan

kebijakan dengan sikap dan tanggap dari pihak yang terlibat. Dengan
43

demikian, komunikasi kebijakan merupakan suatu pemberian informasi dari

si pembuat kebijakan kepada si pelaksana atau pengguna kebijakan tersebut.

Meninjau dari pengertian komunikasi diatas maka proses

implementasi PKH di Desa Hegarmanah ini dapat penulis simpulkan bahwa

komunikasi yang dilakukan oleh pendamping dengan KPM PKH dapat

dibilang berjalan dengan baik. Dilihat dari proses pelaksanaannya sebagai

berikut:

Gambar 4 . 2 Mekanisme Pelaksanaan PKH

Sumber : Buku Pedoman PKH 2021

1. Perencanaan

Perencanaan dilakukan untuk menentukan lokasi dan jumlah calon KPM.

Lokasi dan jumlah calon KPM bersumber dari Data terpadu Kesejahteraan Sosial

(DTKS) atau dapat dikecualikan bagi korban Bencana alam, bencana sosial dan

komunitas adat terpencil (KAT). Penetapan calon KPM PKH ditetapkan oleh

Direktur Jaminan Sosial Keluarga Kementrian Sosial RI.


44

2. Pertemuan Awal dan Validasi

Pendamping sosial PKH melaksanakan sosialisasi pada Pertemuan Awal

(PA) agar calon KPM PKH memiliki pemahaman tentang PKH dan kesiapan

sebagai penerima manfaat PKH.

3. Penetapan PKH

Agar calon KPM PKH memiliki pemahaman tentang PKH dan

kesiapan sebagai penerima manfaat PKH, pendamping akan melakukan

sosialisasi pada pertemuan awal. Kegiatan ini juga dapat digunakan

sekaligus untuk melakukan validasi data dengan mencocokkan data awal

calon peserta PKH dengan bukti dan fakta kondisi terkini sehingga

diperoleh data yang valid dan sesuai dengan kriteria komponen PKH

(eligible).

Direktorat Jaminan Sosial Keluarga menetapakn data KPM PKH

existing hasil pemutakhiran data dan hasil validasi calon KPM PKH sesuai

kriteria kepesertaan PKH.

Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Pendamping

PKH Ibu Nining sebagai Pendamping tingkat Desa Hegarmanah,

mengatakan:

“Kalau sosialisai PKH ini pertama kali orang dapat data yang

baru dikirim ke pusat. Misalkan ditambahi peserta di Hegarmanah,

ada 50 orang, ini akan kita undang disatu tempat entah itu di Balai

Desa, di rumah pendamping PKH, atau di rumah penerima manfaat

kita kumpulkan. Tapi sebelum kita kumpulkan, sebelum diberikan


45

undangan itu kita cek lagi ke Desa ini yang sudah mampu akan

terlihat. Memang oh ternyata rumahnya beton, ada mobilnya, jadi

ini tidak akan diberikan undangannya, langsung kita hapuskan dan

kita laporkan ke pusat bahwa dia ini sudah mampu. Selanjutnya akan

kita lakukan sosialisasi dipengenalan tentang PKH. Prosesnya

seperti itu, pertama kita panggil semua peserta yang baru masuk

dalam PKH kita kumpulkan dalam satu tempat keemudian kita

cocokan datanya. Data peserta baru kita cocokan datanya dengan

data pusat kalau memang sudah sesuai maka akan kita validasi. Kita

sosialisasikan PKH, kita sampaikan Skema bantuannya, apa itu

PKH, siapa yang berhak menerima.”

Setelah langkah demi langkah pendataan penerima bantuan dana

PKH sudah didapatkan oleh pihak PKH, langkah selanjutnya ialah

penyaluran bantuan dana PKH.

4. Penyaluran Bantuan Sosial

a) Bentuk Bantuan Sosial

Bantuan sosial PKH diberikan dalam bentuk uang kepada seseorang,

keluarga, atau masyarakat miskin yang telah ditetapkan sebagai penerima

manfaat PKH melalui Surat Keputusan Direktur Jaminan Sosial Keluarga.

b) Tahapan Penyaluran Bantuan Sosial

Penyaluran Bantuan Sosial untuk penerima manfaat PKH dilakukan

secara bertahap dalam satu tahun anggaran berjalan berdasarkan skema


46

penyaluran bantuan sosial sesuai yang di tetapkan oleh Direktur Jendral

Perlindungan dan Jaminan Sosial.

Untuk tahun ini pemerintah tidak hanya berfokus pada bantuan uang tunai

saja tetapi juga berfokus pada pembekalan keterampilan seperti yang

dikemukakan oleh ibu Nining, sebagai berikut:

“fokus bantuan pada tahun ini tidak lagi fokus pada bantuan, artinya

bantuan tidak pun kami dampingi akan tetap berjalan tapi akan fokus

pada Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) disini

akan kita ajari tentang pengasuhan anak, pemberian asupan gizi,

mengatur ekonomi dalam keluarga.”

5. Pemuktahiran Data

Maksud dan Tujuan Pemuktahiran data adalah untuk memperoleh

kondisi terkini anggota KPM PKH. Data tersebut digunakan sebagai data

dasar program perlindungan sosial. Khusus PKH, data tersebut digunakan

untuk verikasi, penyaluran dan penghentian bantuan. Beberapa perubahan

informasi dari KPM sebagai berikut:

a. Perubahan status eligibilitas KPM;

b. Perubahan nama pengurus dikarenakan meninggal, cerai, berurusan

dengan hukum dan hilang ingatan;

c. Perubahan komponen kepesertaan;

d. Perubahan fasilitas kesehatan yang diakses;

e. Perubahan fasilitas Pendidikan yang diakses;

f. Perubahan domisili KPM; dan


47

g. Perubahan data bantuan program komplementer

Pelaksanaan pemutahiran data dilakukan jika ada perubahan data

yang dikirim pusat ke daerah. Data tersebut tidak sesuai dengan kenyataan

di dearah makan akan dilakukan pemutakhiran data. Dari wawancara yang

dilakukan penulis dengan Ibu Nining mengatakan bahwa:

“Setelah kita melakukan validasi dimana setelah terjun

lapangan kita lihat kondisinya setelah kita kirimkan data mereka

wajar apa engga. Kan menurut pusat yang tidak mampu tapi menurut

kita mungkin mampu setelah turun lapangan. Jadinya setelah

dikirimkan data dan kami cek ada beberapa yang memang sudah

mampu. Kan ada juga yang seprti itu kan. Karena data ini (yang

dikirim pusat) sudah lama entah tahun berapa. Kemudian yang

dikirim pusat itu tidak mampu tapi kenyataannya mampu maka akan

digraduasikan, datanya akan dikembalikan tidak dimutakhirkan.

Mutakhir ini maksudnya kita isi data dengan jelas tetapi memang

ada pilihannya yaitu KPM ini sudah sejahtera atau KPM ini belum

sejahahtera masih kurang mampu.”

6. Verifikasi Komitmen

Sebagai program bantuan sosial bersyarat, PKH mensyaratkan

pemenuh Kewajiban terkait pemanfaatan layanan kesehatan, layanan

pendidikan, dan kesejahteraan sosial oleh KPM PKH.

Verifikasi komitmen bertujuan untuk memastikan seluruh anggota KPM

PKH terdaftar, hadir dan mengakses fasilitas kesehatan dan pendidikan


48

secara rutin sesuai dengan protokol kesehatan, pendidikan dan

kesejahteraan sosial.

Kegiatan verifikasi komitmen dapat dikecualikan apabila terjadi keadaan

kahar (force majeure). Ketentuan lebih lanjut tercantum dalam petunjuk

pelaksanaan verifikasi komitmen.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Ibu Nira,

menjelaskan:

”Ya, kami kan setiap saat melakukan verifikasi data, apa bila ada

perubahan baik pindah sekolah, meninggal, hamil, melahirkan dan

lain-lainnya itu akan tetap kami updat setiap saat. Maka kmi akan

turun setiap bulan kelapangan untuk sosialisasi dala masalah PKH.

Baik itu ke sekolahan atau pun ke posyandu setiap Desa.”

7. Pendampingan

Pedampingan bagi KPM PKH diperlukan untuk mempercepat

tercapainya salah satu tujuan PKH, yaitu menciptakan perubahan perilaku

dan kemandirian KPM terkait pemanfaatan layanan kesehatan, pendidikan

dan kesejahteraan sosial.

8. Transformasi kepersertaan

Kepesertaan penerima bantuan PKH selama enam tahun, setelah itu

diharapkan terjadi perubahan perilaku terhadap KPM PKH dalam bidang

kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan sosial serta peningkatan status

sosial ekonomi. Transformasi kepesertaan merupakan proses pengakhiran

sebagai KPM PKH.


49

Pertemuan kelompok dilakukan disetiap bulannya di dalai atau di rumah

ketua kelompok Ibu Nining menjelaskan proses pertemuan kelompok

disetiap bulannya, sebagai berikut:

“Setiap bulan ada pertemuan. Sosialisasinya ialah jumpa sama ibu-

ibu itu. Kumpulkan mereka dengan jadwal yang sudah ditetapkan

setiap bulannya. Kumpulnya kadang di balai kadang dirumah ketua.

Di Desa Hegarmanah setiap kali pertemuan sosialisasinya

disampaikan apa kewajiban kita dan apa kewajiban mereka.

Menyekolahkan anak dengan fasilitas pendidikan dan fasilitas

kesehatan. Sosialisasi ketika ada mereka nanti bermesalah atau

hilang kartunya atau ada juga istilahnya tambahan data. Data yang

kurang pada kami harus kami lengkapi dan kami datangi rumahnya,

kalau memang kami tau rumahnya kalau engga kami telpon

keluarganya untuk antarkan datanya.”

2. Struktur Birokasi

Struktur birokrasi berkenaan dengan badan yang terlibat dalam

implementasi kebijakan. Seperti yang dikemukan George Edward III bahwa

struktur birokrasi juga memiliki peran penting dalam proses implementasi, maka

penulis pun melihat struktur birokrasi dalam proses implementasi PKH di Desa

Hegarmanah .Unit pelaksanaan PKH yang ada di Desa Hegarmanah terdiri dari

Kepala Dinas Sosial yang bertugas sebagai pengarah UUPKH Kab/Kota, Ketua

Koordinator Kota, pendamping kecamatan serta pendamping desa.


50

Selain itu kadang kala dalam pelaksanaan suatu kebijakan terdapat tanggung

jawab antara beberapa unit pelaksana oleh karena itu di butuhkan koordinasi agar

dapat mengontrol suatu implementasi.

a. SOP (Standar Operasi Prosedur)

Pelaksanaan suatu program juga membutuhkan satu prosedur yang menjadi

dasar atau standar pelaksanaannya. Adapun menurut Pak Didi selaku Kepala Desa

Hegarmah mengungkapkan bahwa :

“Aturan-aturan mengenai PKH yang tidak pernah di ubah selama

beberapa tahun, sehingga menurut beliau PKH ini sendiri sangat membantu

untuk seluruh wilayah pedalaman yang dimana sama sekali tidak memiliki

kehidupan yang layak” (Hasil wawancara 22 Oktober 2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bahwa masih

terdapat aturan yang belum di ubah hingga beberapa tahun sehingga masih

menggunakan aturan yang lama dan belum di perbaharuai. Selain itu

berdasarkan tanggapan dari Ibu Nining selaku Pendamping PKH

menjelaskan bahwa :

“Aturan-aturan dalam Program Keluarga Harapan (PKH) ini

sangat ketat di karenakan program ini adalah bantuan tunai terhadap

siswa yang tergolong dalam Keluarga Penerima Manfaat (KPM)”

(Hasil wawancara 22 Oktober 2022)

Dari penjelasan di atas mengatakan bahwa aturan-aturan dalam PKH itu

sangat ketat di karenakan bantuan ini adalah bantuan tunai sehingga perlu ketelitin
51

dalam menyalurkan bantuan agar tepat sasaran dan sesuai dengan sayarat penerima

bantuan. Penulis juga melakukan wawancara dengan Ibu Ati selaku peserta

penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) mengatakan bahwa :

”Saya pernah di suruh untuk pulang agar pergi mengambil kartu

peserta PKH dikarenakan pada saat itu saya lupa membawa kartu PKH”

(Hasil wawancara 22 Oktober 2022)

Dapat di lihat dari wawancara di atas bahwa dalam proses pengambilan

bantuan sangatlah ketat yang dimana harus membawa bukti atau kartu peserta PKH.

Di sisi lain ibu Ibu Mende selaku peserta penerima bantuan Program Keluarga

Harapan (PKH) juga mengutarakan bahwa :

“Bantuan ini sangat membantu dari segi perekomian akan tetapi kadang

beberapa bulan nama saya tidak keluar padahal saya sudah terdaftar sebagai

anggota penerima” ( Hasil wawancara 22 Oktober 2022)

Berdasarkan hasil wawancara serta observasi, penulis melihat dimana

prosedur atau aturan yang telah berlaku dengan PKH telah di ikuti serta di patuhi

oleh peserta dan pengelola program ini.

b. Fragmentasi

Dalam pelaksana suatu program, terkadang penyebaran tanggung jawab di

antara beberapa unit kerja ataupun instansi. Oleh karena itu perlu adanya di

butuhkan koordinasi dan kerjasama antara pihak-pihak yang bersangkutan dalam

program ini. Sehingga program PKH di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor

Kabupaten Sumedang melibatkan beberapa pihak yang berhubungan di antaranya


52

dari Pendamping PKH, Kepala Desa, serta Masyarakat yang di mana merupakan

sasaran atau tujuan Program Keluarga Harapan (PKH). Berdasarkan wawancara

dengan Pak Didi selaku Kepala Desa Hegarmanah beliau mengutarakan bahwa :

“Dari pihak Desa Hegarmanah hanya saja sebagai pengawas dalam Program

Keluarga Harapan ini, apabila secara teknis di lapangan dan pendamping

yang selalu terjuan langsung ke masyarakat”( Hasil wawancara 22 Oktober

2022)

Berdasarkan hasil wawancara di atas menjelaskan bawa pihak dari

Kecamatan Patimpeng hanya tergolong sebagai pengawas dalam Program PKH ini

adapun yang bekerja di teknis lapangan ialah pendamping yang dimana selalu terjun

langsung kepada masyarakat dalam penyaluran bantuan.

3. Sumber Daya

Dalam suatu kebijakan tujuan yang di tetapkan sudah jelas dan logis, akan

tetapi bukan hanya faktor tersebut yang dapat mempengaruhi dalam proses

pengimplementasian suatu program. Akan tetapi faktor sumber daya juga memiliki

peran yang sangat penting. Ketersediaan sumber daya dalam menjalankan sebuah

program merupakan salah satu faktor yang perlu di perhatikan. Oleh karena itu

sumber daya yang di maksud ialah sumber daya manusia dan sumber daya finansial

yang dimana untuk mendukung jalannya implementasi Program Keluarga Harapan

(PKH) khususnya di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten

Sumedang. Indikator sumber daya memiliki beberapa elemen yakni :


53

a. Sumber Daya Manusia

Adapun sumber daya yang utama dalam upaya mengimplementasikan

Program Keluarga Harapan (PKH) sumber daya manusia yang dimana sumber daya

yang dimaksud ialah pendamping PKH, Kades, serta beberapa staf yang tergolong

di dalamnya. Ketidak berhasilan dalam implementasi kebijakan salah satunya di

sebabkan oleh manusianya yang tidak mencukupi, memadai, ataupun tidak

memiliki keahlian di bidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja

tidak mencukupi, akan tetapi diperlukan yang memiliki kemampuan yang sesuai di

bidangnya untuk menjalankan program tersebut. Berhubungan dengan sumber daya

manusia (SDM). Adapun hasil wawancara mengenai Sumber Daya Manusia

dengan Ibu Nira selaku Kaur di Desa Hegarmanah yaitu :

“kalau mengenai informasi kepada kami masih sangat minim atau terbatas

untuk menjangkau alamat yang cukup susah di sebabkan jalanan yang rusak

serta keterbatasan jaringan untuk berkomunikasi ataupun memberikan

informasi”

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kaur Desa Hegarmanah

menunjukkan bahwa terdapat beberapa kendala dalam menjalankan Program

Keluarga Harapan (PKH) sehingga dapat menghambat berjalannya program

tersebut.

Selanjutnya yang berhubungan dengan mutu implementor yang di tugaskan

untuk mengimplementasikan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa

Hegarmanah Pak Didi selaku Kades beliau mengatakan bahwa :


54

“Iya saya kira demikian, dalam pelaksanaan PKH yang cukup kompeten

dalam bidangnya sebab pendamping PKH dalam program ini melalui tahap

seleksi yang dimana di adakan langsung oleh kementrian sosial”

Berdasarkan hasil obsevasii, wawancara serta dokumentasi menunjukan

bahwa Program Keluarga Harapan (PKH) dapat berjalan dengan baik apabila

sumber daya manusia telah terpenuhi serta memiliki kemampuan di setiap bidang

masing-masing dalam menjalankan program tersebut. Akan tetapi di Desa

Latellang Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone masih belum berjalan

sebagaimana mestinya.

b. Sumber Daya Finansial

Yang menjadi faktor utama dalam menentukan berhasil atau tidaknya

sebuah program adalah sumber daya finansial, yang dimana terkadang suatu

program memerlukan budget yang cukup untuk menghasilkan program yang

berkualitas. Berhungan dengan Program Keluarga Harapan (PKH) yang dimana

hasil wawancara penulis dengan Ibu Nining selaku Pendamping PKH di Desa

Hegarmanah menjelaskan bahwa :

“ Honor yang di terima pendamping masih sangat kurang di

bandingkan dengan pekerjaan yang di lapangan”

Dapat dilihat dari wawancara di atas bahwa honor atau gaji yang di terima

pendamping PKH tidak sesuai dengan pekerjaan yang di lakukan di lapangan.


55

4. Disposisi

Disposisi kecenderungan perilaku atau karakteristik dari pelaksana

kebijakan berperan penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai

dengan tujuan atau sasaran. Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana

kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi. Kejujuran mengarahkan

implementor untuk tetap berada dalam program yang telah digariskan, sedangkan

komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakan akan membuat mereka selalu

antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai

dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat

berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap

yang baik maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang

diinginkan oleh pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung

maka implementasi tidak akan terlaksana dengan baik.

Seperti hasil wawancara peneliti dengan Ibu Nining sebagai Pedamping

Desa Hegarmanah sebagai berikut:

“Disini saya sebagai pendamping desa memang harus menjaga

perilaku dan sikap saya, karena untuk menghadapi KPM PKH yang sudah

dewasa sangat banyak kendalanya. Seperti yang sudah saya bilang

sebelumnya pesertanya ialah ibu-ibu dewasa yang memiliki pemikiran

tersendiri, jadi saya harus bersikap tegas terhadap KPM PKH agar

melakukan tugas dan kewajiban sebagai peserta PKH”.


56

Disini Ibu Nining mengatakan bahwa ada beberapa peserta yang memang

tidak bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban dan syarat sebagai peserta

KPM PKH. Hal inilah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan PKH di desa

Muara BatuBatu. Namun ada beberapa juga mendengarkan arahan dari pedamping

setelah ditegur oleh pedamping. Hal ini dapat disimpulkan bahwa implementasi

PKH tidak akan berjalan dengan baik jika disposisi dari kebijakan publik tidak

dijalankan dengan baik.

Hal tersebut juga di akui oleh Ibu Mende selaku penerima Program

Keluarga Harapan (PKH) yang mengatakan bahwa :

“Sudah tepat langkah yang dilakukan oleh dinas sosial karena pengangkatan

atau pemilihan pendamping langsung dilakukan oleh dinas sosial atas dasar

kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki”(Hasil wawancara 22 Oktober

2022)

Berdasarkan pernyataan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa langkah

yang dilakukan oleh dinas sosial karena pengangkatan atau pemilihan pendamping

langsung dilakukan oleh dinas sosial atas dasar kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki sehingga kedepanya mampu menjalankan program dengan baik.

2. Hambatan Program Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah

Dalam pelaksanaan PKH di Desa Hegarmanah, tentu tidak hanya

keberhasilan saja yang dirasakan oleh pendamping ataupun peserta PKH. Namun

ada hambatan juga yang dirasakan pendamping PKH Desa dan pesrta PKH.

Pendamping merasakan dalam menghadapi peserta PKH yang dimana semua


57

pesertanya adalah orang dewasa membutuhkan kesabaran yang tinggi. Ini

dikarenakan semua orang memiliki karakter yang berbeda dan pemikiran yang

berbeda sehingga hal inilah yang menjadi tantangan terbesar bagi pendamping

dalam pelaksaan PKH. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Nining dalam

wawancara sebagai berikut:

“Hambatan yang Ibu rasakan mungkin dalam menghadapi Ibu-Ibu ini

harus memiliki kesabaran yang besar Dek. Ini kan pesertanya Ibu-Ibu

semua, Ibu-Ibu ini memiliki pemikirannya tersendiri, memiliki aktivitas

sehari-hari. Dalam pembagian waktu Ibu-Ibu ini masih kurang. Seperti

yang Ibu katakan tadi dalam pertemuan ada aja alasan yang membuat

mereka tidak hadir. Jadi menurut Kakak hambatan yang diraskan itu tadi.”

Disini Ibu Nining menjelaskan bahwa pihaknya sebagai panitia PKH

merasakan hambatan terjadi kepada peserta KPM PKH yang tidak menyempatkan

diri untuk hadir dalam pertemuan yang ditetapkan.

Kemudian lain halnya dengan Ibu Ati selaku peserta penerima Program Keluarga

Harapan PKH ini, beliau mengatakan bahwa :

“Yang menjadi penyebab yaitu masi kurangnya pemahaman dari

pendamping program keluarga harapan dalam menajalankan program

sehingga menghambat keberlangsungan pelaksanaan program” (Hasil

wawancara 22 Oktober 2022)


58

Kemudian lain halnya dengan Ibu Lala selaku peserta penerima Program

Keluarga Harapan beliau mengutarakan kekecewaannya terhadap bantuan PKH ini,

beliau mengatakan bahwa :

“ kalau tahun lalu beliau menerima bantuan akan tetapi pada saat setelah

corona beliau tidak lagi menerima bantuan tersebut. Oleh karena itu beliau

sangat kecewa dengan hal tersebut. Karena dengan adanya bantuan ini

beban beliau sedikit berkurang akan tetapi peliau tidak lagi menerima

bantuan tersebut”(Hasil wawancara 22 Oktober 2022)

Berdasarkan pernyataan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa masih

terdapat masalah dalam koordinasi dengan peserta penerima bantuan yang di

karenakan oleh jaringan komunikasi telepon yang kurang menunjang. Hal ini

menandakan adanya penyebaran tanggung jawab oleh pihak dapat menimbulkan

kendala apabila koordinasi antara pihak-pihak tersebut sulit untuk di lakukan.

3. Upaya dalam mengatasi hambatan hambatan yang terjadi dalam

Implementasi Kebijakan Program Keluarga Harapan

Upaya mengatasi hambatan dalam implementasi kebijakan program

keluarga harapan Menurut hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa

sebenarnya pelaksana yang paling mengerti mengenai PKH itu adalah pendamping

bukan kementerian sosial maupun pelaksana di provinsi. Kasus-kasus yang di

lapangan jauh dari apa yang tertulis dalam buku pedoman. Pendamping merupakan

pelaksana kunci dari pada PKH ini sedangkan pelaksana pusat hanya menutup mata

dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan. Pusat maupun


59

provinsi tidak pernah tahu bahwa ada fakta di lapangan dengan kondisi medan yang

beresiko tinggi, kualitas sumber daya manusia yang dihadapi juga masih rendah dan

masih banyak lagi. Jadi upaya yang dapat di lakukan menurut penulis yaitu ;

1) Sumber daya entah itu sumber daya staf, wewenang, informasi maupun

fasilitas yang ada dalam penerapan PKH di Desa Hegarmanah harus

melakukan tes pendamping dan yang lolos akan diberikan diklat dan bimtek

yang di maksudkan untuk memberikan pemahaman dan menanamkan arti

penting PKH bagi masyarakat miskin.

2) komunikasi antara pendamping dan penerima bantuan PKH harus terjalin

dengan harmonis agar tidak ada kesalah pahaman antara pendamping dan

penerima PKH.

3) Transparansi informasi entah dari pusat maupun pendamping PKH harus

terbuka agar penerima bantuan PKH tidak ada salah paham atas data data

atau hal lainya.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian dan analisis yang dilakukan oleh penulis

terhadap bantuan program keluarga harapan (PKH) di Desa Hegarmanah

Kecamatan Jatiangor Kabupaten Sumedang. dapat disimpulkan bahwa proses

pelaksanaan PKH belum berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan diluncurkan

PKH yaitu dengan harapan mampu memecahkan masalah klasik yang dihadapi

RTSM.

1. Komunikasi, sangat penting dalam pelaksanaan perencanaan yang dimana

komunikator dapat menyebarkan informasi dengan sengaja ataupun tidak di

sengaja. Seperti yang telah di ungkapkan oleh Pendamping PKH Ibu Nining.

dimana komunikasi sebelum dan sesudah korona di Desa Hegarmanah sangat

berpengaruh karena banyaknya isu-isu yang tidak kongkrik yang biasa saja

memberikan pengaruh yang tidak baik untuk peserta penerima bantuan PKH ini.

2. Sumber Daya, sumber daya juga memiliki peran yang tidak kalah penting karena,

katersediaan sumber daya dalam menjalankan sebuah program merupakan salah

satu faktor yang perlu di perhatikan. Oleh karena itu sumber daya yang di maksud

ialah sumber daya manusia dan sumber daya finansial yang dimana agar

berjalannya implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) khususnya di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dapat berjalan

sebagaimana mestinya.

61
62

3. Struktur Birokrasi, berhubungan dengan prosedur atau pola yang mengatur agar

dalam pengerjaan implementasi suatu kebijakan dapat berjalan dengan baik.

Adapun yang di maksud dengan struktur birokrasi adalah prosedur yang mengatur

berjalannya pekerjaan dan pelaksanaan suatu kebijakan.

4. Disposisi, ialah sikap dan komitmen yang di miliki pelaksana terhadap Program

Keluarga Harapan (PKH) sehingga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

efektifitas implementasi kebijakan adalah sikap implementor. Yang di mana akan

melaksanakan proses implementasi sesuai dengan desikasi dan kemampuan di

bidangnya serta pemberian insentif kepada pendamping PKH khususnya di Desa

Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.

B. Saran

Adapun saran agar kedepannya untuk lebih meningkatkan Program

Keluarga Harapan (PKH) agar tidak salah sasaran serta tidak menimbulkan salah

paham anra setiap individu, adalah sebagai berikut :

1. Di harapkan agar komunikasi yang terdapat di Desa Hegarmanah Kecamatan

Jatinangor Kabupaten Sumedang lebih di tingkatkan lagi yang mana penyampaian

informasi harus di beri tahukan langsung ataupun melakukan pertemuan terhadap

pendamping PKH dengan penerima bantuan atau biasa di sebut dengan Keluarga

Penerima Manfaat (KPM).

2. Sumber daya perlu di perkuat lagi yang dimana sumber daya yan dimkasud ialah

sumber daya manusia perlu di tambah agar dapat mempermudah dalam

menjalankan Program Keluarga Harapan (PKH) dan para staf harus memiliki
63

keahlian di bidangnya masing-masing. Adapun sumber daya finansial yaitu

perlunya penambahan kompensasi bagi pendamping PKH yang dimana pekerjaan

dilapang tergolong berat.

3. Struktur birokrasi harus lebih di pertegas agar pelaksanaan Program Keluarga

Harapan (PKH) dapat berjalan dengan baik.

4. Disposisi sangat pentig dalam Program Keluarga Harapan (PKH) dimana harus

lebih di perhatikan dalam menjalankan sebuah program.


64

DAFTAR PUSTAKA

A. Priska Matualage. Impelemtasi Kebijakan Program Keluarga Harapan Di Kota

Menado (Studi Kasus Di Kecamatan Tuminting, Jurnal Politico, Vol. 2 No.

AG. Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan Publik (konsep. teori dan

Ini aplikasi).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ali Mufiz , (2017) Pengantar Ilmu Administrasi : Banten : Universitas Terbuka

Angara, Sahya. Ilmu Adminstrasi Negara, Bandung: CV Pustaka Setia, 2016.

Atmosudirjo, Prajudi. Hukum Administrasi Negara. Jakarta: Ghalia Indonesia

Tahun 2015.

B.S.Tlonaen, Yudid, Williy Tri Hardianto, C. D. (2014). Implementasi Program

Keluarga Harapan (PKH) Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Miskin. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 3(1), 29–37.

Edward III, George C. (1980). Implementing Public Policy. Washington DC:

Congressional Quarterly Press.

Mahmud, F. (2019). Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) Bidang

Kesehatan di Kabupaten Enrekang. Uiversitas Muhammadiyah Makassar.

Sasmito, Cahyo, E. R. N. (2019). Implementasi Program Keluarga Harapan Dalam

Upaya Mengentaskan Kemiskinan Di Kota Batu. JPSI (Journal of Public

Sector Innovations), 3(2), 68–74.

Siagian, Sondang P. Managemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara,

Ed. 1 Cet.23,2016.

64
65

Siagian, Sondang P. Pengatar Ilmu Administrasi Negara, Jakarta: Bumi Aksara,

2017.

Silalahi, Ulbert. Studi tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru Algesindo

tahun 2016.

Syafie, Inu Kencana. Ilmu Adminsitrasi Publik. Jakarta, Rineka Cipta tahun 2018.

Syafie, Inu Kencana & Welasari, Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Edisi Revisi cet-3 tahun 2017.

Thoha, Miftah. Dinamika Administrrasi Publik. Jakarta: Kencana Prenada tahun

2017.
66

INTERNET

Buku Ilmu Administrasi Oleh Dr. Hj. Mariati Rahman, M.Si, di akses 3 Desember

2022 pada pukul 10.30

https://books.google.co.id/books?id=pVNtDwAAQBAJ&lpg=PR2&hl=id

&pg=PA14#v=onepage&q&f=false

Informasi Tentang KEPMENSOS NOMOR 101/HUK/2022 TENTANG

PELAKSANAAN PROGRAM SEMBAKO DAN PKH, Di akses 3

Desember 2022 pada pukul 10.30.

https://www.pkhpati.com/2022/06/simak-ada-yang-baru-kepmensos-

no.html?m=1

Profil dan Sejarah Desa Hegarmanah kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang,

di Akses 3 Desember 2022 pada pukul 10.30 http://hegarmanah-

jatinangor.blogspot.com/p/profil-desa.html

Sistem Online Data Penerima Bantuan Sosial Provinsi Jawa Barat, di Akses 3

Desember 2022 pada pukul 10.30 https://solidaritas.jabarprov.go.id/

SUMBER DOKUMEN

Pedoman Pelaksanaan Program Keluarga Harapan Tahun 2021

Peraturan Keputusan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 101/HUK/2022

Tentang Pelaksanaan Program Sembako dan Program Keluarga Harapan

Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010 Tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan
67

Salinan Undang-Undang Pasal 34 Ayat 2 Undang-Undang Dasar Tahun 1945

tentang mengamanatkan kewajiban negara untuk memelihara fakir miskin

dan anak terlantar


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Indah Fatimah
Tempat/Tanggal Lahir : Sumedang, 09 Juni 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Desa Hegarmanah RT02/RW11 Kecamatan
Jatinangor Kabupaten Sumedang 45363
Phone/HP : 087796858300
E-mail : indahfatimah101@gmail.com
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Pendidikan Formal
 2020 - Sekarang : UNIVERSITAS AL-GHIFARI BANDUNG
 2017 – 2020 : MA DARUL HIKMAH SUMEDANG
 2014 – 2017 : SMP NEGERI 1 JATINANGOR
 2008 – 2014 : SDN NEGLASARI
Pengalaman
 Pramuka SDN NEGLASARI
 Volley Ball SMP NEGERI JATINANGOR
 Pramuka MA DARUL HIKMAH
 Anggota Himpunan Administrasi Negara

68
LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian

69
70

Lampiran 2 Surat Keputusan


71
72
73

Lampiran 3 Surat Perizinan Penelitian Desa Hegarmanah Kecamatan


Jatinangor Kabupaten Sumedang
74

Lampiran 4 Kantor Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten


Sumedang
75

Lampiran 5 Struktur Organisasi Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor


76

Lampiran 6 Wawancara Pendamping PKH dan Penerima PKH


77
78
79

Lampiran 7 Foto Bersama


80
81

Pedoman Wawancara Ristik

A. Dimensi Komunikasi

1. Apakah Penyaluran informasi terkait Progam Keluarga Harapan masyarakat

Desa Hegarmanah sudah efektif?

2. Apakah sasaran dari kebijakan sudah tepat?

3. Apakah informasi yang disebarkan secara jelas ?

B. Dimensi Sumberdaya

1.Apakah Implementasi Program Keluarga Harapan di desa Hegarmanah

Kecamatan Jatinangor sudah mendukung ?

2. Bagaimana ketersediaan staf dalam rangka implementasi kebijakan Program

Keluarga Harapan di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor?

3. Apa yang masih kurang menyangkut SDM baik secara kualitas maupun

kuantitas?

C. Dimensi Disposisi

1. Apakah penerima Program Keluarga Harapan sudah menaati peraturan yang

berlaku?

2. Bagaimana komitmen masyarakat terhadap peraturan yang ada dalam PKH ?

3. Bagaimana komitmen pendamping PKH dalam penegakan peraturan yang

berlaku
82

D. Dimensi Struktur Birokasi

1. Apakah dari pihak pendamping Program Keluarga Harapan Desa Hegarmanah

menampung aspirasi warga?

2. Apakah dari pihak pendamping Program Keluarga Harapan Desa Hegarmanah

sering melakukan pertemuan dengan penerima ?

3. Apakah pihak desa sudah mengadakan kebijakan Program Keluarga Harapan

sesuai undang undang yang di tetapkan?

Anda mungkin juga menyukai