RISMAN APRIANTO
i
STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MENGEMBANGKAN
OBJEK PARIWISATA KEBUN APEL DI DESA BONTO LOJONG
KECAMATAN ULU ERE KABUPATEN BANTAENG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan
RISMAN APRIANTO
Kepada
2020
ii
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain,
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya ini.
Makassar, 2020
Yang menyatakan
Risman Aprianto
iii
v
ABSTRAK
iv
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata terindah yang patut di ucapkan oleh peneliti selain puji syukur
skripsi ini, bukti dari perjuangan yang panjang nan melelahkan dan jawaban atas do’a
dan senantiasa mengalir dari orang-orang terkasih. Sholawat serta salam “Allahumma
Sholli ala Sayyidina” juga peneliti sampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW. Sang pejuang sejati yang telah membawa kita menuju zaman
perdamaian.
Ulu Ere Kabupaten Bantaeng” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Penulis menyadari bahwa mulai dari awal hingga akhir proses pembuatan
skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak drama, rintangan dan hambatan
yang selalu menyertainya. Hanya dengan kesabaran dan kerja keraslah sehingga
membuat penulis termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. Juga dengan adanya
vvii
berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak sehingga
kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Muh. Nasir.HS dan Ibunda St.Roati dan
saudara-saudaraku serta keluarga besar yang selalu memberikan do’a, dukungan dan
kasih sayang yang menjadi pelita terang dan semangat yang luar biasa bagi penulis.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya:
1. Dr. Handam, S.IP., M.Si dan Ahmad Taufiq, S.IP., M.AP selaku pembimbing I
dan II yang selalu memberikan arahan dan motivasi atas penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE, M.M selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan
Bapak Ahmad Harakan, S.IP., M.H.I selaku sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan
5. Bapak A. Luhur Prianto, S.IP, M.Si selaku dosen Penasehat Akademik yang
pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar.
vi
viii
6. Para dosen dan Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Tokoh Masyarakat dan Para Masyarakat Desa Bonto Lojong, atas kesediaannya
merampungkan penelitian.
Jurusan Ilmu Pemerintahan kelas A yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu
dan IP.Militan.
Bu’ne, Kak Naldi, kak Aksa, Fadil, Ayu, Cia’, Inka dan fauzia. Terima kasih juga
Bu’ne. Bapak Lurah Kelurahan Tubajeng dan Bapak Seklur Tubajeng serta Tokoh
10. Keluarga besar Fam’s Puang Jumerah dan H.Sannerang, Keluarga Besar
Persene4ang, Irfandi M Calon S.IP, Nur Rahmat Calon S.IP, A. Nurul Hidayat
S.IP, A.Husnul Khatimah Absir, S.Ked, Munirah Asri Calon S.M, A. Mutmainna
Habe Calon S.Pd, Nisva Dinata Calon S.T, A. Nurul Inayah adik Solehah, A.
Sari Sartika Fitri Calon S.Pd, yang telah banyak memberikan motivasi dan
vii
ix
11. Kepada Hasmilah S.IP dan Juga Kepada A.Sinar Wulandari Calon S.Pd dan
Keluarga Besar, A. Nurul Hidayat S.IP dan Irfandi M Calon S.IP yang telah
12. Kepada snack terbaik Bananaroll, Indomie, Thai Tea, kopsu+Sanggara Loka
=Gudang Garam yang selalu menjadi cemilan dan minuman penulis selama
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat
Makassar, 2020
Penulis
x
viii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... ........ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. ........ 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................. ........ 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................ ........ 9
xiix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................ ........ 44
B. Jenis dan Tipe Penelitian....................................................... ........ 44
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................... ........ 46
D. Informan Penelitian ............................................................... ........ 46
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... ........ 47
F. Analisis Data ......................................................................... ........ 50
G. Teknik Keabsahan Data ........................................................ ........ 51
LAMPIRAN
xii
x
DAFTAR TABEL
xiii
xi
DAFTAR BAGAN
xii
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdiri dari daerah perairan. Menurut Janhidros dalam Rumampuk (2013), wilayah
Indonesia memiliki luas daratan sebesar 2.012.402 Km² dan luas perairan sebesar
dari 17.508 pulau yang memiliki potensi dan keunikan yang berbeda-beda. Indonesia
merupakan Negara yang terdiri dari banyak suku, budaya, agama, kepercayaan dan
adat istiadat yang digunakan setiap hari seperti dalam upacara adat, rumah adat, baju
adat, nyanyian dan tarian daerah, alat musik, dan makanan khas. Kekayaan tersebut
Dalam perkembangan dunia saat ini tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan
berwisata sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi setiap orang. Semakin padatnya
aktivitas yang dilakukan seseorang akan berimbas pada besarnya kebutuhan untuk
sehari-hari ataupun sekedar berkumpul bersama keluarga. Hal ini menjadi peluang
1
bagi pelaku usaha pariwisata untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana
Indonesia. Indonesia yang merupakan negara tropis sehingga musim yang ada
berbeda dengan negara dibelahan dunia yang lainnya, yaitu musim panas dan musim
penghujan. Letak Indonesia diantara dua benua dan dua samudra juga menjadi daya
tarik. Tak dapat dipungkiri bahwa memang sejak dulu sering disinggahi bangsa lain
dan diakui sebagai salah satu negeri yang indah. Letak strategis inilah yang
merupakan salah satu faktor penunjang dalam pariwisata. (dalam Intan Dia Prastiti.
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan industri pelayanan dan jasa yang
menjadi andalan Indonesia dalam rangka meningkatkan devisa Negara disektor non
Hakim, Ihyani Malik. Vol. II No. 2 Oktober 2012. Strategi Pemerintah Daerah
tempat yang lain yang bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok
lingkungan hidup dalam dimensi sosial budaya alam dan ilmu. Pariwisata juga
2
merupakan gabungan segala hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis,
pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani
berdasarkan perspektif dari empat hal, yaitu: wisatawan, usaha penyedia pelayanan
dari barang-barang untuk wisatawan, pemerintah atau wilayah dan masyarakat tuan
hiburan, dan pelayanan lainnya dari masyarakat untuk individu atau kelompok yang
memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air,
memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, mempererat persahabatan antar bangsa.
Dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang
konservasi sumber daya alam, serta meningkatan pendapatan masyarakat lokal. Saat
ini sektor pariwisata di Indonesia belum berjalan secara optimal padahal aspek ini
3
serta Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu yang dikembangkan oleh pemerintah
adalah sektor pariwisata dimana pengembangan obyek wisata baik wisata alam,
wisata budaya dan wisata buatan. Pemerataan pembangunan dalam otonomi daerah
Seperti halnya dengan Intan Dia Prastiti pada Tahun 2017 dengan judul
yang belum memiliki pengetahuan tentang pengelolaan pertanian yang baik, sehingga
membutuhkan bantuan dari pihak pemerintah dan pihak sektoral. Sedangkan institusi-
institusi lokal adalah kelompok yang menaungi dan memberikan arahan kepada para
petani yang masih belum dapat beradaptasi dengan peraturan pemerintah yang sudah
menjadikan desa mereka sebagai salah satu desa wisata agro yang dapat
suatu lembaga yang diharapkan dapat menjadi wadah kegiatan perekonomian dalam
industri pariwisata yang dilaksanakan oleh kelompok yang terbentuk dari desa.
4
3 pihak. Pertama masyarakat setempat, keterlibatan masyarakat setempat dalam
yang besar dalam pelaksanaannya, seperti masyarakat harus ikut berpartisipasi dalam
tahap perencanaan, partisipasi dalam tahap implementasi, dan partisipasi dalam tahap
pelaku usaha dikawasan lokasi wisata. Ketiga keterlibatan pemerintah Kota Batu
peran pemerintah sendiri sebagai penyelenggara pariwisata yang harus terlibat penuh
Intan Dia Prastiti. Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel untuk
Kendala dalam pengembangan wisata agro kebun apel adalah kendala musim
apel, musim kemarau menjadi musim yang paling merugikan bagi para petani
dikarenakan air disaat musim kemarau sangat langka. Perubahan iklim dapat menjadi
salah satu penyebab dari kendala pengembangan wisata agro kebun apel dikarenakan
lahan mereka menjadi lebih kering. Kendala yang lainnya adalah anggaran yang
terbatas dari Dinas Pariwisata, anggaran yang kurang seperti plang penunjuk jalan,
papan reklame di Kota Batu sendiri masih sangat kurang. Padahal apel merupakan
5
ikon dari Kota Batu, Dinas Pariwisata tidak memberikan anggaran berupa materi
untuk wisata agro yang ada di Desa Tulungrejo karena memang tidak ada anggaran
dari Pemerintah Daerah. Kendala yang terakhir adalah Sumber Daya Aparatur (SDA)
didukung oleh Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata yang tentu saja berkaitan
dengan pengembangan wisata tersebut, harusnya aparatur harus bisa melihat situasi
dan kondisi di Desa Tulungrejo, mereka juga harus melihat apa yang harus diperbaiki
telah dikunjungi oleh banyak wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah
satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah adalah keindahan
Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere yang terletak di Kabupaten Bantaeng.
dengan luas wilayah keseluruhan adalah 67, 29 km2 dan jarak dari ibu Kota
Kabupaten Bantaeng yaitu 21 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Ulu Ere sebanyak
7.316 jiwa yang terdiri dari laki-laki sekitar 3.478 jiwa dan perempuan sebanyak
berprofesi sebagai petani utamanya petani sayuran dan buah, sedangkan non
pertanian terutama bergerak pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Kecamatan Ulu Ere juga merupakan salah satu kecamatan yang terletak di dataran
6
tinggi di Kabupaten Bantaeng atau berada di daerah pegunungan. Kecamatan Ulu Ere
terletak pada ketinggian antara 1.200-1.700 Mdpl. Ditinjau dari segi kemiringan
lereng Desa Bonto Lojong berada pada kemiringan lereng 8-40% atau sebagian besar
wilayahnya adalah pegunungan. Penetapan Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere
sebagai lokasi Rencana Kawasan Agrowisata ini tidak lepas dari adanya potensi
dominan seperti hasil perkebunan, serta arahan yang tertuang dalam Revisi Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantaeng Tahun 2008 sampai 2013. (dalam
Pada tahun 2010 jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata Desa
Bonto Lojong sekitar 8.307 jiwa. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah wisatawan yang
berkunjung yaitu 7.514 jiwa. Dari data diatas dapat disimpulkan jumlah wisatawan
yang berkunjung ke lokasi wisata Desa Bonto Lojong pada tahun 2011 mengalami
penurunan jika dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 793 jiwa. Saat ini masih
dirasakan bahwa sinergi dari upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk
Setiap objek wisata perlu ditangani dengan baik, mulai dari kesiapan ojeknya sampai
maupun wisatawan mancanegara. Salah satu objek wisata di Desa Bonto Lojong
7
Potensi agrowisata yang sangat tinggi ini belum sepenuhnya dikembangkan
dan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan
wisatawan yang berkunjung ke Objek wisata tersebut. Dari data Dinas Pariwisata
Kabupaten Bantaeng, pada tahun 2011 tercatat jumlah pengunjung ke lokasi Kawasan
Agrowisata kebun apel Bonto Lojong berjumlah 7.514 orang. Sementara tahun 2010
berjumlah 8.307 orang. Dari data diatas dapat disimpulkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke kawasan Agrowisata Ulu Ere pada tahun 2011 mengalami penurunan
jika dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 793 orang. (Dinas Pariwisata dan
Jika hal tersebut dibiarkan tanpa ada penanganan yang serius, maka dari tahun
ke tahun jumlah kunjungan wisatawan akan terus mengalami penurunan. Oleh karena
kawasan Agrowisata Ulu Ere yang berdekatan dengan objek wisata lainnya di Desa
Bonto Lojong. Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari
penelitian ini adalah menjelaskan potensi yang dimiliki Desa Bonto Lojong dan
Pariwisata Kebun Apel di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng.
8
B. Rumusan Masalah
Pariwisata Kebun Apel di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng ?
C. Tujuan Penelitian
Pariwisata Kebun Apel di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten
Bantaeng.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Strategi
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi , disertai penyusunan
suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai“(marrus 2002).
menjalankan organisasi sehingga apa yang diinginkan organisasi akan dapat dicapai
sesuai dengan misi dan tujuan organisasi tersebut. Kemudian menurut Quadrat (2007)
Strategi adalah prrioritas atau arah keseluruhan yang luas yang diambil oleh
Menurut Fred R. David (2010) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan
jangka panjang yang hendak dicapai. Merupakan aksi potensial yang membutuhkan
keputusan manajemen puncak dan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar.
Menurut Allison (2013) Strategi adalah prioritas atau arah keseluruhan yang
luas yang diambil oleh organisasi, strategi juga adalah pilihan-pilihan tentang
bagaimana cara terbaik untuk menccapai misi organisasi. Hamel dan Prahalad, dalam
10
(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
guna mencapai tujuan. Strategi didefenisikan sebagai suatu proses penentuan rencana
para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai
penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Jadi
merumuskan strategi berarti memperhitungkan situasi dan kondisi (ruang dan waktu)
yang akan dihadapi di masa yang akan datang guna mencapai efektifitas.
a. Pemerintahan Daerah
memerintah/ kekuasaan memerintah suatu negara (daerah negara) atau badan negara
Perbuatan, cara, hal atau urusan dari badan yang memerintah tersebut. kata “perintah”
yang berarti sesuatu yang harus dilaksanakan, yang kemudian mendapat imbuhan
sebagai berikut : Mendapat awalan “pe” menjadi kata pemerintah yang berarti badan
yang melaksanankan pekerjaan mengurus suatu Negara atau badan yang menjalankan
11
pemerintahan, mendapat akhiran “an” menjadi kata pemerintahan yang berarti
perihal, perbuatan atau urusan dari badan yang berkuasa dan memiliki legitimasi.
Adapun unsur-unsur dalam pemerintahan antara lain : ada dua pihak yaitu ada
pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah. Ada wewenang untuk
memberi perintah. Keharusan atau kewajiban melaksanakan perintah yang sah dan
antara pihak yang memerintah dan yang diberi perintah terdapat hubungan timbal
balik baik secara horizontal maupun vertikal. Pemerintahan adalah berkenaan dengan
sistem, fungsi, cara, perbuatan, kegiatan, urusan, atau tindakan memerintah yang
oleh lembaga legislatif maupun atas inisiatif sendiri. Dari uraian diatas penulis
suratsurat.
menjalani kehidupan secara tenang, tenteram dan damai. Pemerintahan modern pada
12
masyarakatnya dan menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap orang dapat
Konsep pemerintahan daerah berasal dari terjemahan konsep local government yang
pada intinya mengandung tiga pengertian, yaitu: pertama berarti pemerintah lokal,
kedua berarti pemerintahan lokal, dan ketiga berarti wilayah lokal (Hoessein dalam
Hanif, 2007).
Negara;
penduduk setempat;
perundangan;
wilayah yurisdiksinya.
13
daerah pemerintahan. Kemudian untuk lebih memahami makna dari pemerintahan
Pemerintahan daerah.
dalam satu wilayah tertentu dengan batasan geografis tertentu serta memiliki
pemerintahan yang memiliki ciri-ciri tertentu yang terkait erat dengan kondisi
ekonomi daerah menjadi satu indikator penting baik untuk pemekaran daerah
ekonomi daerah. Hal ini penting agar dalam kelanjutan pengelolaan urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah itu dapat berdaya guna dan
14
tertentu dan potensi ekonomi tertentu. Ciri-ciri geografis ini dalam praktik
tertentu untuk diatur, diurus dan dikelola, terkait dengan hal ini pemerintah
dapat membuat kebijakan baik berwujud peraturan daerah dan atau peraturan
juga diberi kewenangan untuk memiliki harta kekayaan sendiri serta mewakili
15
a. Keberadaan pemerintah daerah itu harus merupakan satu kesatuan yang
power sharing untuk satu urusan pemerintahan yang telah diserahkan kepada
16
pemerintahan tertentu yang telah diserahkan menjadi urusan rumah
peraturan daerah artinya peraturan ini hanya dibuat untuk mengatur urusan
karena itu, tujuannya sama dengan Pemerintah Pusat, yaitu mewujudkan cita-cita
pembagian wewenang tugas dan tanggung jawab antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah. Akan tetapi, tanggung jawab terakhir tetap berada di tangan
Pemerintah Pusat.
a. Secara politis untuk menjaga tetap tegak dan utuhnya negara Kesatuan
17
memberi peluang turut sertanya rakyat dalam mekanisme
penyelenggaraan pemerintahan.
18
serta potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
daerah.
alam dan sumber daya lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras.
daerah.
19
C. Konsep Pariwisata dan Objek Wisata
dari dua kata yaitu “Pari” dan “Wisata”. Pari berarti berulang-ulang, berkali-kali
atau berkali-kali. Pariwisata menurut Yoeti (2001) adalah suatu perjalanan yang
dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat lain
dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafka ditempat
memenuhi kebutuhan hidup dan budayanya atau keinginan yang beraneka ragam
dari pribadinya.
20
Banyaknya keuntungan jika pariwisata dapat menjadi salah satu hal bahwa
pemerintah wajib mempunyai sebuah cara dalam mengelolanya. Tidak heran jika
wisatawan.
budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan dan daerah tujuan wisatawan daerah yang selanjutnya disebut destinasi
pariwisata”. Menurut Muljadi (2012) sebuah destinasi wisata harus memiliki daya
Dengan adanya objek daya tarik wisata yang kuat maka menjadi magnet
mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri
21
khas yang menarik wisatawan adalah : a) Keindahan alam. b) Iklim dan
cuaca. c) Kebudayaan.
wisatawan.
merupakan sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
wisata adalah sesuatu yang dapat dinikmati, dirasakan dan dilihat oleh manusia
22
D. Konsep Pengembangan Pariwisata dan Teori Pengembangan Pariwisata
sektor lain, daya tahan terhadap dampak pariwisata, resistensi komunitas lokal
dan lain-lain.
produk dan pelayanan yang berkualitas, seimbang dan bertahap. Langkah pokok
23
c) Dalam jangka panjang dititik-beratkan pada pengembangan dan penyebaran
dalam:
dari bahasa sangsekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata.
24
d. meningkatkan penjualan barang-barang lokal keluar; dan
dan terarah.
karena pariwisata bersifat multidimensi baik fisik, sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Pariwisata juga menawarkan jenis produk dan wisata yang beragam, mulai
dari wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata buatan, hingga beragam
wisata lainnya. Pariwisata juga merupakan suatu aktivitas relatif baru bagi banyak
daerah di Indonesia, yang mempunyai sedikit atau sama sekali tidak memiliki
25
secara komprehensif untuk jangka panjang merupakan sesuatu yang penting. Hal
c. Menghapus kemiskinan,
d. Mengatasi pengangguran
f. Memajukan kebudayaan,
objek wisata serta akomodasi lainya. Jadi pengembangan pariwisata adalah upaya
26
pemanfaatan potensi alam dan budaya, dengan mempehatikan aspek-aspek
sadar dan terencana untuk menggali, memperbaiki dan memajukan potensi yang
ada di suatu daerah tujuan wisata baik secara fisik maupun sosial untuk
a. Analisa pasar
c. Analisa sosio-ekonomi
sebagai berikut ;
a) Analisa Pasar
dimiliki sehingga bisa menarik wisatawan datang. Salah satu cara untuk
menentukan subyek ini adalah membedakan antara daya tarik inti dan
27
daya tarik pendukung. Daya tarik inti merupakan alasan utama mengapa
wisatawan mau datang ketempat itu. Daya tarik inti bisa berupa daya trik
alam seperti iklim, flora dan fauna, ciri lingkungan alam khusus, goa,
adalah daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik
wisatawan dikawasan objek wisata dan yang belum ada sehingga harus
c. Modal trasportasi
28
sendirinya juga mudah ditemukan. Jalan merupakan jalan akses yang
dan jalan akses merupakan syarat yang penting sekali dan menentukan
d. Pasar
29
sarana transportasi seperti jalan-jalan menuju objek wisata sehingga
bisa sampai dan keluar dari tempat tujuan wisata dengan mudah.
atas tanahnya.
c) Analisa Sosio-ekonomi
a. Penduduk setempat
30
c. Berhubungan dengan peran penduduk setempat sebagai bagian
yang harus didorong. Pada titik ini yang penting untuk diketahui adalah
a. Lingkungan bisnis
31
a. Bagaimana sikap sektor-sektor swasta, pemerintah,
pemberian pinjaman.
pengembangan pariwisata.
32
dengan memperhatikan konsep pengembangan pariwisata, yang terdiri
wisata.
a. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu Seperti halnya dengan Intan Dia Prastiti pada Tahun
2017 dengan judul penelitian “Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel
memberikan arahan kepada para petani yang masih belum dapat beradaptasi
dengan peraturan pemerintah yang sudah menjadikan desa mereka sebagai salah
satu desa wisata agro yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.
33
Lembaga non pemerintahan adalah suatu lembaga yang diharapkan dapat menjadi
tahap pengawasan.
perlu pelaku usaha dikawasan lokasi wisata. Ketiga keterlibatan pemerintah Kota
34
terdapat beberapa objek wisata di desa wisata Tulungrejo yang dapat dinikmati
oleh wisatawan. Selain itu terdapat potensi daya tarik wisata yaitu Atraksi wisata
something to buy (dibeli)), promosi wisata, market (pasar), kuantitas dan kualitas
transportasi, fasilitas umum dan pelayanan. Kegiatan atraksi wisata di desa wisata
Tulungrejo bentuknya sangat beraneka ragam dari yang dapat dilihat, apa yang
Sebagian besar penduduk sebagai petani buah dan sayur merupakan ciri
khas budaya social yang dapat dijadikan atraksi wisata dari desa wisata
Apel di Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Pada
penelitian ini saya menggunakan dua Indikator Analisa dari empat Indikator Teori
analisa yang saya gunakan yaitu Analisa pasar dan Analisa teknik dan
perencanaan. Pada Analisa Pasar memiliki bagian yaitu Inventaris daya tarik
35
Komunikasi dan transportasi, Ketersediaan lahan untuk pariwisata, dan Aspek
Kabupaten Bantaeng yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata sangat
beraneka ragam. Potensi tersebut antara lain adalah kebun strawberry dan apel
serta taman.
E. Kerangka Fikir
pariwisata, interaksi social dan keterkaitan dengan sektor lain, daya tahan terhadap
telah dikunjungi oleh banyak wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri. Salah
satu daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah adalah keindahan
Desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere yang terletak di Kabupaten Bantaeng.
dengan luas wilayah keseluruhan adalah 67, 29 km 2 dan jarak dari ibu Kota
Kabupaten Bantaeng yaitu 21 Km. Jumlah penduduk Kecamatan Ulu Ere sebanyak
7.316 jiwa yang terdiri dari laki-laki sekitar 3.478 jiwa dan perempuan sebanyak
36
3.838 jiwa dengan mayoritas mata pencaharian penduduknya pada umumya
berprofesi sebagai petani utamanya petani sayuran dan buah, sedangkan non
pertanian terutama bergerak pada lapangan usaha perdagangan besar dan eceran.
Kecamatan Ulu Ere juga merupakan salah satu kecamatan yang terletak di
Ulu Ere terletak pada ketinggian antara 1.200-1.700 Mdpl. Ditinjau dari segi
kemiringan lereng Desa Bonto Lojong berada pada kemiringan lereng 8-40% atau
Kecamatan Ulu Ere sebagai lokasi Rencana Kawasan Agrowisata ini tidak lepas dari
adanya potensi dominan seperti hasil perkebunan, serta arahan yang tertuang dalam
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bantaeng Tahun 2008-
2013.
Pada tahun 2010 jumlah wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata Desa
Bonto Lojong sekitar 8.307 jiwa. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah wisatawan yang
berkunjung yaitu 7.514 jiwa. Dari data diatas dapat disimpulkan jumlah wisatawan
yang berkunjung ke lokasi wisata Desa Bonto Lojong pada tahun 2011 mengalami
penurunan jika dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 793 jiwa. Saat ini masih
dirasakan bahwa sinergi dari upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk
Setiap objek wisata perlu ditangani dengan baik, mulai dari kesiapan ojeknya sampai
37
maupun wisatawan mancanegara. Salah satu obyek wisata di Desa Bonto Lojong
Kerangka Fikir
Gambar 2.1
38
F. Fokus Penelitian
inti dan daya tarik pendukung. Daya tarik inti merupakan alasan utama
Daya tarik inti bisa berupa daya trik alam seperti iklim, flora dan
fauna, ciri lingkungan alam khusus, goa, jeram niaga, panorama alam.
39
b. Inventaris fasilitas untuk wisatawan
c. Modal trasportasi
umum dan jalan akses merupakan syarat yang penting sekali dan
d. Pasar
40
mekanisme yang mempertemukan permintaan dan penawaran produk
a. Sosialisasi/Pembinaan Masyarakat
agrowisata.
41
c. Ketersediaan lahan untuk pariwisata
atas tanahnya.
42
b. Dengan adanya objek daya tarik wisata yang kuat maka menjadi magnet
mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-
dan kepuasan tersendiri. Hal tersebut antara lain lain akomodasi yang
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Pariwisata, Tokoh masyarakat yang terkait dan Masyarakat. Penelitian lebih lanjut
akan dilaksanakan kurang lebih dua bulan sampai data yang diinginkan peneliti dapat
Obyek Wisata Kebun Apel di Kabupaten Bantaeng”. Metode ini bertujuan untuk
mendalami suatu kejadian atau fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang
terjadi saat penelitian berlangsung dengan menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi.
data yang mengumpulkan hasil wawacara atau pengamatan mengnai masalah yang
diteliti yang terjadi di dalam antara fakta yang ada serta pengaruhnya terhadap suatu
44
sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian kualitatif oleh karena itu, analisis data yang dilakukan bersifat
Data yang diperlukan dalam penelitian bersumber dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari responden melalui hasil
data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitian. Dalam hal
ini sumber data utama (data primer) diperoleh langsung dari setiap informan yang
yang dapat diperoleh dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya terdiri
dari surat-surat pribadi, buku harian, hasil rapat perkumpulan, sampai dokumentasi-
45
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, dimana
mengenai keadaan objek yang diteliti secara sistematis dan aktual mengenai fakta-
fakta yang ada. Dasar penelitian yang digunakan digunakan dalam penelitian adalah
studi kasus, yaitu dilukukan secara intesif dan komprehensif menjawab permasalahan
D. Informan Penelitian
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Purposive sampling yaitu penarikan
pertimbangan yang dilakukan oleh penulis adalah kompetensi yang dimiliki dalam
bidang yang dikuasai oleh informan tersebut. Teknik pemilihan sample bertujuan
(purposive) yakni pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk
46
NO INFORMAN/INSTANSI
1. Dinas Pariwisata/Staff
2. Tokoh Masyarakat
3. Masyarakat
a. Tehknik observasi
penelitian secara partisipan yaitu dengan observasi yang tidak hanya melihat
langsung tapi juga melakukan tindakan yang sama seperti objek penelitian. Observasi
ini juga dilakukan dengan cara melihat langsung keadaan disekitar dan semua hal
yang berkaitan dengan maslah penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data
yang diperlukan akan lebih lengkap dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
pasif, moderat, aktif, dan kompleks (Sugiyono, 2018). Namun yang digunakan dalam
47
penelitian ini adalah observasi partisipasi pasif, moderat, dan aktif yang
a) Observasi partisipasi pasif, peneliti datang dilokasi penelitian tetapi tidak ikut
c) Observasi partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melaksanakan apa
b. Teknik Wawancara
mengenai fakta, keyakinan, perasaan, niat dan sebagainya. Wawancara memiliki sifat
yang lues, pertanyaan yang di berikan dapat sesuaikan dengan subyek sehingga
sengala sesuatu yang ingin di ungkapkan dapat di gali dengan baik. Wawancara
terbagi atas dua jenis yaitu wawancara tidak berstruktur. Menurut Estemberg dalam
Sugiyono (2010) mengemukakan dua jenis wawancara, yaitu wawancara struktur dan
48
dengan pasti tentang informasi apa yang akan di peroleh (terarah). Oleh karna
telah disiapkan.
peneliti tidak pedoman wawancara, yang telah tersusun secara sistematis dan
Dari kedua jenis wawancara di atas terkait dengan teknik wawancara maka
peneliti akan dapat melakukan wawancara sesui dengan apa yang menjadi tujuan dari
wawancara. Karna dari kedua jenis wawancara tersebut bisa memberikan hasil dan
tidak akan membingungkan peneliti maka ketika akan turun kelapangan dan itulah
c. Teknik Dokumentasi
kali digunakan para ahli dalam duanpengertian, yang pertama adalah sumber tertulis
bagi informasi sejarah sebagai kebalikan dari pada kesaksian lisan, atefak,
Dari beberapa pengulasan teknik di atas maka maka dapat ditarik benang
merahnya dokumen merupakan sumber data yang digunakan yang dilengkapi, baik
49
berupa sumber tertulis, film, gambar (foto), dan karya-karya monumental, yang
F. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah mengacu pada
konsep Miles dan Huberman dalam (Said 2011) yaitu interactive model yang
a. Data Reduction (Reduksi Data), semua data yang diperoleh dilapangan akan
ditulis dalam bentuk uraian secara lengkap dan banyak. Kemudian data tersebut
direduksi yaitu data dirangkum, membuat kategori, memilih hal-hal yang pokok
dan penting yang berkaitan dengan masalah. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dari hasil wawancara dan observasi.
selanjutnya melakukan tahap ke dua yakni penyajian data dimana data dan
tabel.
atau informasi yang telah diperoleh dan disajikan. Penjelasan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tujuan dari analisis data untuk menganalisis hal-hal yang
50
G. Teknik Keabsahan Data
menghasilkan penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu
dikumpulkan dianggap belum cukup, maka dari itu peneliti dengan melakukan
pengumpulan data, pengamatan dan wawancara kepada informan baik dalam bentuk
pengecekan data maupun mendapatkan data yang belum diperoleh sebelumnya. Oleh
karena itu, peneliti menghubungi kembali para informan dan mengumpulkan data
b. Pencermatan Pengamatan
Data yang diperoleh peneliti dilokasi penelitian akan diamati secara cermat
untuk memperoleh data yang bermakna. Oleh karena itu, peneliti akan
memperhatikan dengan secara cermat apa yang terjadi dilapangan sehingga dapat
c. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembandingan terhadap data itu Meleong (2009). Untuk keperluan triangulasi
51
a) Tringulasi Sumber, untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Hal ini dilakukan
untuk memastikan kebenaran data, bila data yang dihasilkan berbeda, peneliti
kemudian melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data. (Fuaidah 2011).
melakukan telaah wawancara, observasi atau teknik lain kepada sumber data
dilakukan untuk memperkaya data. Triangulasi juga membagi teknik yang perlu di
perhatikan oleh peneliti agar dapat terstruktur secara sistimatis dan peneliti juga
peneliti.
52
BAB IV
Topografi yang terdiri dari daerah pantai, daratan, dan pegunungan. Luas
wilayah daratan mencapai 395.83 km2 dan luas wilayah perairan mecapai
144 km2 . 59,33 km2 atau sekitar 14,99% dari wilayahnya merupakan
daerah pesisir dengan kemiringan 0-2 meter, 168,75 km2 atau sekitar
kemiringan 2-15 meter, 81,86 km2 atau sekitar 20,68% dari luas wilayahnya
dimensi, yakni bukit pegunungan, lembah dataran dan pesisir pantai, dengan
dua musim. Iklim di daerah ini tergolong iklim tropis basah dengan curah
53
hujan tahunan rata-rata setiap bulan 14 mm. Dengan adanya kedua musim
daerah pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur kota.
Desa Bonto Lojong adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Ulu Ere yang berada di bagian utara Kabupaten Bantaeng. Jarak dari ibu kota
kecamatan + 2,5 km dan jarak dari ibu kota Kabupaten + 23 km. Jarak tempuh
wilayah Desa Bonto Lojong dari Ibu kota Kabupaten Bantaeng + 35 menit.
Desa Bonto Lojong potensi alam yang sangat produktif seperti lahan pertanian,
perkebunan dan hutan. Desa Bonto Lojong memiliki luas 40,49 km² dan
terletak pada ketinggian 1300 sampai 1500 Mdpl dengan kemiringan lereng
>40%. Desa Bonto Lojong terdiri dari 12 RW dan 25 RT. Jumlah penduduk
54
Desa Bonto Lojong sebanyak 2.887 jiwa. Wilayah Desa Bonto Lojong berada
lereng yang bervariasi 15-30%, 30-40% dan 40% ke atas. Hal ini menunjukkan
Kondisi hidrologi atau keadaan air yang ada di Desa Bonto Lojong dapat dilihat
pada dua kondisi, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan terlihat
dipergunakan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan sebagai sumber
mendukung untuk kebutuhan irigasi pertanian dan sumber air bersih untuk
kebutuhan penduduk. Jarak merupakan salah satu yang penting untuk kemajuan
suatu Desa. Desa Bonto Lojong merupakan Desa yang sebagian besar
yang sangat penting untuk pertimbangan, terlebih lagi masih banyak kondisi
jalan yang kondisisnya masih kurang layak atau rusak untuk dilalui kendaraan.
Pada umumnya jarak antar Desa Bonto Lojong dengan ibukota Kecamatan
Kecamatan Ulu Ere yaitu 6 km dengan waktu tempuh sekitar 15 – 20 menit dan
55
B. Strategi Pemerintah Daerah dalam Mengembangkan Obyek Pariwisata
Bantaeng
dimaksud adalah agro wisata yang dapat mengikutsertakan peran dan aspirasi
56
Pengembangan usaha agrowisata membutuhkan manajemen yang
prima di antara sub sistem, yaitu diantara ketersediaan sarana dan prasarana
merupakan salah satu kawasan agrowisata yang baru di resmikan pada tahun
kunjungan ke agrowisata Uluere tiap tahunnya. Akan tetapi pada Tahun 2016
wisatawan.
sementara waktu Pemerintah tidak berfokus ke satu titik atau satu obyek
satu kawasan atau areal. Untuk memulai itu, Pemerintah lebih dahulu
mengembangkan atau menata hutan pinus rombeng hal ini dikarenakan hutan
kawasan Desa Bonto Lojong. Jika penataan terealisasi dengan baik, secara
otomatis wisatawan juga akan tertarik dengan berbagai obyek wisata lainnya
57
seperti Kebun Apel/Strawberry dan Taman mini Showfarm, sehingga
menjadi andalan untuk destinasi wisata. Sehingga tamu atau wisatawan yang
datang berkunjung ke Uluere bukan hanya kebun Apel yang dapat dikunjungi
akan tetapi ada beberapa destinasi wisata lainnya. Sejalan dengan itu maka
untuk mengukur Strategi yang dilakukan oleh Pemerintah ini berjalan dengan
a) Analisa Pasar
sebuah kawasan, karena harus diketahui objek wisata apa yang dimiliki
menentukan subyek ini adalah membedakan antara daya tarik inti dan
daya tarik pendukung. Daya tarik inti merupakan alasan utama mengapa
wisatawan mau datang ketempat itu. Daya tarik inti bisa berupa daya trik
alam seperti iklim, flora dan fauna, ciri lingkungan alam khusus, goa,
purbakala, sejarah dan budaya, seni, kerajinan dan arsitektur lokal, festival
daya tarik yang dibangun disekeliling daya tarik inti, daya tarik
58
pendukung berupa jenis atraksi khusus, seperti taman hiburan, pusat
apel merupakan obyek wisata” yang pertama ada di Desa Bonto Lojong
dan diresmikan pada tahun 2008. Akan tetapi pada tahun 2016 kebun apel
perawatan yang dilakukan oleh petani, sehingga ada beberapa pohon yang
terganggu karena adanya jamur yang menempel pada bagian batang pohon
pohon apel. Ada juga beberapa yang mengalami kekeringan karena tidak
terurus serta tidak adanya pemangkasan disetiap ranting pohon yang sudah
tidak subur sehingga apel yang dihasilkan tidak maksimal atau bagus.
Jumlah
No. Tahun Bulan Hari Pengunjung
Tabel 4.1 Jumlah Pengunjung Kebun Apel awal Tahun 2015 sampai
dengan awal Tahun 2016
59
Januari sampai dengan Juni sebanyak kurang lebih 3.620 Orang. Pada
dengan awal Tahun 2016 yaitu sampai bulan Maret. Dimana jumlah
kurang lebih 7.320 Orang. Jadi total keseluruhan pengunjung kebun Apel
dari awal Tahun 2015 sampai dengan awal Tahun 2016 berjumlah kurang
60
Gambar 4.2 Kondisi Pohon Buah Apel
“Pada tahun 2016 sampai dengan akhir tahun 2019 tidak adanya
perawatan kebun apel dan tidak terurus selama empat tahun
terakhir dikarenakan ada beberapa tanaman yang hasilnya lebih
menjanjikan, selain itu waktu panenya juga tidak memerlukan
waktu yang cukup lama. Seperti bawang merah yang dapat
dipanen 3 kali setiap satu musim panen buah apel. Dibandingkan
apel yang hanya dapat dipanen satu kali pada satu musim panen
saja dan juga perawatannya yang cukup rumit. Buah apel juga
susah untuk dipasarkan karena warga tidak tahu pasti mengenai
harga setiap kilogramnya”(Hasil wawancara dengan HS, 8 Juli
2020)
Pada tahun 2016 sampai dengan akhir tahun 2019 tidak adanya perawatan
kebun apel dan tidak terurus selama empat tahun terakhir dikarenakan ada
beberapa tanaman yang hasilnya lebih menjanjikan, selain itu waktu panenya
juga tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Seperti bawang merah yang
61
dapat dipanen 3 kali setiap satu musim panen buah apel. Dibandingkan apel
yang hanya dapat dipanen satu kali pada satu musim panen saja dan juga
perawatannya yang cukup rumit. Buah apel juga susah untuk dipasarkan
“Di Desa Bonto Lojong tidak hanya memiliki satu obyek wisata
saja melainkan beberapa destinasi wisata yang didalamnya terdapat
berbagai macam bentuk keindahan mulai dari pemandangan taman
serta keindahan alam hutan pinus yang menjadi daya tarik
wisatawan”(Hasil wawancara dengan HS, 8 Juli 2020)
62
Dari hasil wawancara diatas maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa Obyek wisata yang terdapat di Desa Bonto Lojong tidak hanya
wisata kebun apel saja akan tetapi ada beberapa destinasi wisata lainnya
destinasi wisata lainnya seperti taman mini showfarm dan pohon pinus
wisatawan dikawasan objek wisata dan yang belum ada sehingga harus
63
Fasilitas yang tersedia ditempat wisata kebun apel yaitu tempat
juga untuk digunakan oleh para petani untuk beristirahat. Selanjutnya akan
dikembangkan dengan jumlah yang banyak agar dapat digunakan oleh para
wisata untuk menarik wisatawan karena lahan kebun apel ini cukup luas
wisatawan.
64
Berikut hasil wawancara dengan salah satu masyarakat dalam hal
sekarang ini. Akan tetapi dari faktor keamanan di kebun apel itu sendiri
c. Modal Transportasi
berhubungan dengan jalan prasarana umum. Kondisi jalan umum dan jalan
65
akses merupakan syarat yang penting sekali dan menentukan aksebilitas
karena jalan yang ada di Desa Bonto Lojong bisa digunakan moda
transportasi sepeda motor dan kendaraan roda empat. Jarak Desa Bonto
Lojong dengan ibu kota kecamatan Ulu Ere adalah 6 km dengan waktu
yang menggunakan mobil angkutan karena untuk Desa Bonto Lojong tidak
ada mobil angkutan dengan trayek Bonto Lojong. Hal ini diakibatkan
karena lokasi Desa yang berada di Pegunungan dan untuk menjual hasil
sekarang ini jika ingin berkunjung ke Desa Bonto Lojong sebaiknya kita
menggunakan moda transportasi ojek karena selain cepat dan nyaman juga
kita tidak perlu mabuk dalam perjalanan karena kondisi jalan yang
66
dari atas atau Puncak. Akan tetapi wisatawan juga perlu berhati-hari
karena kondisi jalan yang cukup terjal dan berliku-liku”(Hasil
wawancara dengan HS, 8 Juli 2020)
bahwa kondisi jalan menuju obyek wisata kebun apel sangat mendukung
perjalanan para wisatawan, selain itu disepanjang jalan menuju kebun apel
juga wisatawan dapat menikmati pemandangan dari atas atau Puncak. Akan
tetapi wisatawan juga perlu berhati-hari karena kondisi jalan yang cukup
“Kondisi jalan menuju obyek wisata kebun apel saat ini sudah
sangat memadai dibandingkan beberapa tahun yang lalu sebelum
bapak Bupati Bantaeng yakni Nurdin Abdullah menjabat kondisi
jalan menuju lokasi wisata kebun apel sangat memperihatinkan.
Kondisi jalan pada saat itu berlubang dan memiliki luas yang cukup
sempit untuk pengendara roda empat selain itu kondisi jalan yang
terjal”(Hasil wawancara dengan T, 8 Juli 2020)
jalan pada saat itu berlubang dan memiliki luas yang cukup sempit untuk
d. Pasar
67
Pasar wisata secara faktual dapat dimaknai sebagai unsur-unsur
cara melalui social media dan iklan berupa spanduk dan baliho.Serta
setempat.
68
Berikut wawancara dengan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten
Pemerintah untuk saat ini tidak terlalu mempromosikan obyek wisata yang
karena adanya pandemi ini wisatawan yang datang tidak terlalu padat atau
ramai.
jalan poros Loka di Desa Bonto Marannu. Adapun pedagang dan pembeli
69
yang terlibat dalam pasar rata-rata ada yang berasal dari luar Desa Bonto
Marannu misalnya dari Desa Bonto Lojong, Bonto Daeng, Bonto Rannu,
wisatawan ataupun pendatang yang berasal dari luar Bantaeng itu sendiri
terlalu mendukung. Akan tetapi ada beberapa jaringan selular yang dapat
70
Berikut wawancara dengan salah satu warga Desa Bonto Lojong
mengatakan bahwa :
bahwa beberapa lokasi di Desa Bonto Lojong ada yang tidak memiliki
internet.
sangat memadai untuk menuju ke lokasi tempat wisata hanya saja kondisi
71
Dari wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa akses
tanahnya.
sebagian berasal dari Dinas Pertanian dan Warga Desa Bonto Lojong.
warga karena mereka dapat memperoleh hasil dari tanaman yang ditanam
diatas lahannya. Pada lokasi perkebunan apel per 2 hektar lahan terdapat
300 Pohon apel yang ditanam akan tetapi yang berhasil tumbuh hanya
kurang lebih 200 pohon. Hal ini terjadi karena pada Tahun 2017 lalu
72
perkebunan juga ikut terbakar. Sehingga perawatan buah apel terkendala
terdapat beberapa tanaman tidak hanya buah apel, akan tetapi juga ada
bawang merah dan sayuran berupa kol, sawi, wortel, kentang dan daun
bawang. Sekarang ini jenis tanaman yang dalam proses percobaan yaitu
bawang putih yang ditanam oleh masyarakat. Akan tetapi pada masa
dengan bawang merah sehingga para petani lebih memilih bawang merah
mengatakan bahwa :
beberapa tanaman yaitu apel, bawang merah, bawang putih, kol, sawi,
wortel, kentang dan daun bawang. Semua tanaman ini dikelolah oleh
warga sekitar kebuh dan hasilnya pun dapat mereka nikmati setelah masa
panen tiba. Selain dari hasil buah apel, warga dapat menjual hasil
73
panennya ke pengepul yang memang setiap waktu panen datang langsung
ke lokasi perkebunan.
74
Setiap pembangunan yang besar membutuhkan sejumlah
atau kondisi baik dari segi tanah maupun udara pegunungan yang sangat
budidayakan di Desa Bonto Lojong. Hal ini juga dapat menjadi sarana
tanah dan kebutuhan air yang cukup memadai sehingga warga tidak
“Adanya lahan kebun apel di Desa Bonto Lojong yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri dapat dijadikan lokasi dalam
membudidayakan berbagai macam sayuran dan buah-buahan.
Masyarakat di Desa Bonto Lojong sebagian besar masyarakat disini
memiliki lahan untuk bercocok tanam”(Hasil wawancara dengan
DC, 8 Juli 2020)
lahan kebun apel di Desa Bonto Lojong yang dimiliki oleh masyarakat itu
75
sayuran dan buah-buahan. Masyarakat di Desa Bonto Lojong sebagian
Gambar 4.6 Buah Strawberry yang juga menjadi salah satu tanaman didalam
Lokasi Kebun Apel
Selain pohon apel juga ada beberapa jenis sayuran yang menjadi
a. Atraksi
mereka tertarik pada suatu lokasi karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri
76
khas yang menarik wisatawan adalah : a) Keindahan alam. b) Iklim dan
cuaca. c) Kebudayaan.
dan cuaca di Desa Bonto Lojong sangat baik karena desa ini terletak di
kaki gunung Lompo Battang, sehingga memiliki udara yang sangat sejuk.
77
terdapat beberapa pemandangan yang dapat dinikmati. Iklim dan cuaca di
Desa Bonto Lojong sangat baik karena desa ini terletak di kaki gunung
warga di Desa Bonto Lojong sangat baik karena warga pedesaan masih
sangat dekat.
dampak negatif. Hal ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pihak-
Desa Bonto Lojong yang sebagian masih diilhami oleh adat merupakan
78
Dari hasil wawancara diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
transportasi yang sebelumnya sulit untuk akses ke Desa sekarang ini sudah
masyarakat.
media cetak maupun elektronik yang tidak mengenal batas ruang dan
waktu menjadi sebuah momok bagi tatanan perilaku masyarakat saat ini
yang masih berpegang pada norma dan adat yang berlaku di daerah
Lojong pada masa yang akan datang menjadi sebuah tantangan tersendiri
Interaksi yang akan terjalin antara wisatawan dan masyarakat lokal (host-
guest) akan membawa dampak khususnya pada sisi perubahan moral yang
tujuan wisata. Selain itu, pola pikir masyarakat yang cenderung latah
karena itu, antisipasi dini merupakan cara yang terbaik dalam menjaga dan
79
pendekatan adat dalam kehidupan sehari-hari perlu ditanamkan sekaj dini
b. Amenitas
kepuasan tersendiri. Hal tersebut antara lain lain akomodasi yang nyaman,
Amenitas pada Obyek wisata kebun apel seperti adanya gazebo yang
yang ramah serta mendukung adanya obyek wisata kebun apel tersebut.
Tingkat keamanan kebun apel yang juga cukup baik karena warga sekitar
kebun ikut serta dalam menjaga keamanan kendaraan yang digunakan oleh
pengunjung.
kuantitas yang baik Desa Bonto Lojong belum mempunyai industri untuk
sebagai alat yang akan mengelolah bahan mentah yang dihasilkan para
80
petani dari kegiatan pertanian. Sehingga hasil pertanian tidak mudah
“Untuk pengelolaan hasil panen buah Apel apabila waktu panen tiba di
Kabupaten Bantaeng khususnya di Desa Bonto Lojong belum ada
pabrik pengelolaan bahan mentah menjadi suatu makanan atau jajanan
yang dapat dikonsumsi oleh wisatawan. Akan tetapi jika wisatawan
ingin mengkonsumsi buah apel mereka dapat langsung memetiknya
dikebun apel” .(Hasil wawancara dengan DC, 8 Juli 2020)
pengelolaan hasil panen buah Apel apabila waktu panen tiba di Kabupaten
bahan mentah menjadi suatu makanan atau jajanan yang dapat dikonsumsi
terdapat di Desa Bonto Lojong tersebut masih belum memadai dan belum
81
mencapai tujuan sebagai Desa Agrowisata. Industri pengelolaan hasil
pertanian dapat berupa industri rumah tangga dan industri pabrik buah
c. Aksesibilitas
akses transportasi menuju kebun Apel sudah lumayan baik tidak seperti
beberapa tahun sebelumnya dimana kondisi jalan yang tidak terlalu bagus
82
untuk dilewati karena kondisi jalan yang berkerikil dan terjal sangat
dilalui. Tingkat aksesbilitas pada Desa Bonto Lojong sudah cukup baik
karena jalan yang ada di Desa Bonto Lojong bisa digunakan moda
(mobil). Jarak Desa Bonto Lojong dengan ibu kota Kecamatan Ulu Ere
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Strategi Pemerintah tidak berfokus ke satu titik atau satu obyek wisata
Desa Bonto Lojong dan diresmikan pada tahun 2008. Akan tetapi pada
saat itu tidak adanya perawatan yang dilakukan oleh petani, sehingga ada
lebih banyak.
84
Tingkat aksesbilitas pada Desa Bonto Lojong sudah cukup baik karena
jalan yang ada di Desa Bonto Lojong bisa digunakan moda transportasi
sepeda motor dan kendaraan roda empat. Promosi atau pemasaran obyek
wisata kebun apel dilakukan dengan cara melalui social media serta
terlalu mendukung. Akan tetapi ada beberapa jaringan selular yang dapat
digunakan pada lokasi tertentu. Hal ini dikarenakan Lokasi Desa Bonto
tempat perkebunan Apel ini sebagian berasal dari Dinas Pertanian dan
Warga setempat. Pada lokasi perkebunan apel per 2 hektar lahan terdapat
300 Pohon apel yang ditanam akan tetapi yang berhasil tumbuh hanya
tidak hanya buah apel, akan tetapi juga ada bawang merah dan sayuran
berupa kol, sawi, wortel, kentang dan daun bawang. Dampak yang
ditimbulkan oleh obyek wisata kebun apel ini sangat baik dalam sektor
pemberdayaan masyarakat. Selain itu keadaan atau kondisi baik dari segi
tanah maupun udara pegunungan yang sangat baik untuk bercocok tanam
Lojong. Hal ini juga dapat menjadi sarana untuk warga bercocok tanam di
lokasi perkebunan apel karena kondisi tanah dan kebutuhan air yang
85
cukup memadai sehingga warga tidak terlalu kesulitan dalam bercocok
tanam.
B. Saran
melupakan ikon dari kebun apel karena para warga sekarang ini lebih
86
DAFTAR PUSTAKA
Prastiti, Intan Dia (2018). Strategi Pengembangan Wisata Agro Kebun Apel untuk
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tulungrejo.
87
Pramono, Aditya. (2017). Strategi Pengembangan Objek Wisata Pantai di
Kabupaten Gunungkidul.
Fatimah, Siti. (2015). Strategi Pengembangan Objek Daya Tarik Wisata Religi.
Skripsi tidak diterbitkan Semarang. Universitas Islam Negeri Walisongo
Semarang.
88
Meleong, Lexi. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Nanga, Muana. (2005). Makro Ekonomi Teori Masalah dan Kebijakan. Jakarta:
Raja Grafindo.
Onong Uchjana, Effendi. (2005). Ilmu Komunikasi, Teori, dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sahid, Rahmat. (2011). Analisis Data Penelitian Kualitatif Model Miles dan
Huberman. Surakarta: UMS
89
Budiardjo, Miriam. (2010). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta :Gramedia Pustaka
Utama.
90
RIWAYAT HIDUP
dan Tamat 2010. Kemudian terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama
di SMP Negeri 2 Bissappu pada Tahun 2010 dan Tamat pada Tahun 2013.
Bissappu pada Tahun 2013 dan selesai pada Tahun 2016. Pada Tahun 2016
Berkat Rahmat Allah SWT dan iringan do’a dari kedua orang tua, keluarga
91