TANJUNG BINTANG.
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Oleh
USWATUN HASANAH
NPM: 1541020118
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Oleh
USWATUN HASANAH
NPM: 1541020118
NPM :1541020118
Uswatun Hasanah
1541020118
ABSTRAK
Oleh
Uswatun Hasanah
ّللاَ الَ يُ َغيِّ ُر َما ِبقَ ْى ٍم َحتَّى يُغَيِّ ُرو ْا َما ِبأَنْفُ ِس ِه ْم
ّ َّ ِإن.....
pengorbanan yang kalian berikan selama ini, sejak dalam kandungan sampai
saat sekarang ini, yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, semangat, dan
tak perna lelah bekerja banting tulang, berdoa, demi kesuksesan anak-anaknya,
3. Makwo, Bakwo, mbk eka, mbk wi, mas imam, mas mahatir yang telah
4. Bapak ibu guru dan dosen yang selalu memberikan berbagai macam ilmu
dengan sabar dan ikhlas semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan berkah
dunia akhirat serta menjadi amal jariyyah bapak dan ibu semua.
5. Sahabat Karibku Ria Rosita, Siskiah rahmatunisa, Iis anggraini, Erni siska, Sri
Fauziah,
6. Temen-temen PMI B, Siti taslimatul umah, Euis aprilia, Ria aprilia, Siti
maulidatus saadah, Hamdani, Taufik, Febi, Feny, dkk lainya yang tidak dapat
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang berkat rahmat-Nya sehingga penulis
dapat penyelesaikan karya ilmiah/skripsi yang sederhana ini dalam rangka
memenuhi syarat untuk meraih Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) di Fakultas Dakwah
Dan Ilmu Komunikasi UIN Raden Intan Lampung, Serta salawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kebada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan poara
sahabat beliau.
1. Prof.Dr. Khomsahrial Romli, M.Si Selaku dekan fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Raden Intan Lampung serta para jajaran yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu.
2. Dr. M. Mawardi J., M.Si selaku Ketua Jurusan serta Bapak H Zamhariri S.Ag
M.Sos.I, selaku Sekretaris jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Di
Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universiats Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
3. Bapak Jasmadi selaku pembimbing I dan Ibu Mardiyah S.Pd, M.Pd selaku
pembimbing II yang telah sabar dalam memberikan berbagai macam arahan,
bantuan,bimbingan dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh Pegawai Akademik Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN
Raden Intan Lampung.
5. Seluruh Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan
ilmu kepada penulis.
6. Pihak perpustakaan Pusat serta perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah menyediakan buku-buku referensi.
7. Bapak Wasito, selaku tentara STBM serta bapak Sarjono selaku Lurah Desa
penelitian yang telah memberikan izin, kesempatan, fasilitas kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
Akhirnya ungkapan doa yang terucap dengan sangat ikhlas, dan
mudah-mudahan seluruh jasa baik moral, maupun material semua pihak,
semoga bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
Uswatun Hasanah
DAFTAR IS1
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................... 75
B. Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
memudahkan dalam memahami skripsi ini. maka perlu adanya uraian terhadap
penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan tujuan
skripsi ini. dengan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi kesalah
ini, maka terlebih dahulu penulis akan memberikan penjelasan tentang istilah-
baginya.2
1
Nanih Machendrawaty, dan Agus Ahmadi Syafei , Pengembangan Masyarakat Islam,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya , 2002), h. 41.
2
Ibid, h. 42.
Makna pemberdayaan adalah membantu masyarakat dengan sumber
motivasi, tapi itu saja tidak cukup karena masyarakat membutuhkan bimbingan
dan arahan3.
mental, maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat.4
3
Ferdian Tonny Nasdian , Pengembangan Masyarakat , (Jakarta : Pusaka Obor Indonesia
, 2015), h. 51.
4
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi kesehatan teori dan aplikasi (Jakarta : PT RINEKA
CIPTA, 2010), h. 2.
5
R. Hapsara HR, DPH, Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat Dan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan Di Indonesia (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016 ),
h. 12.
kesehatanserta memperoleh manfaat dari keikutsertaannya dalam rangka
pemerintah program ini tetap berjalan dengan syarat setiap warga yang ingin
program ini akan terus berjalan di desa Sinar Ogan kecamatan Tanjung
Bintang.
6
Ibid, h.193.
7
Soekidjo Notoatmodjo , Ilmu perilaku kesehatan (Jakarta : PT RINEKA CIPTA, 2014),
h. 83.
melalui pengadaan jamban sehat di rumah masing-masing, yang di fasilitasi
berikut:
diteliti terkait dengan judul skripsi, hal ini dikarenakan peneliti ingin
masyarakat yang dianggap sangat penting yang tidak ternilai oleh setiap
Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Islam UIN Raden Intan
Lampung.
3. Obyek penelitian yang letaknya tidak terlalu jauh dan masih bisa dijangkau,
C. Latar Belakang
dan ditingkatkan oleh setiap manusia dimana kesehatan menjadi salah satu
faktor penentu IPM (Indeks pembangunan manusia) selain Faktor ekonomi dan
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif dan
meningkatkan kesejahteraannya.
setiap individu, keluarga, dan masyarakat karena sehat itu penting, di mana
setiap manusia adalah mahluk hidup ciptaan tuhan yang paling sempurna. Hal
dengan mahluk hidup lainya. Salah satu keistimewaan yang menonjol adalah
pengganti SKN tahun 1982 yang sudah tidak relevan akibat perubahan iklim
8
Ibid, h.,1.
politik di Indonesia serta diterapkan otonomi daerah sesuai dengan Undang-
Undang (UU) No 22 Tahun 1999. Pada SKN 2004 disebutkan bahwa yang
dimaksud dengan SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
umum seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. Sementara itu,
pada SKN sebelumnya, yaitu SKN tahun 1982, pengertian SKN merupakan
yang memiliki sanitasi yang layak. Sanitasi yang layak adalah kebutuhan dasar
manusia, selain air bersih. Sanitasi layak merupakan salah satu poin dalam
Indikator sanitasi yang layak disini adalah jamban sehat. Pada tahun
rincian jamban komunal 61,67% (1.046 penduduk), jamban leher angsa sebesar
9
Wiku Adisasmito, Ph. D. Sistem kesehatan (Jakarta; Raja grafindo, 2010), h. 7.
76,2% ( 602-969 penduduk), plengseran sebesar 53,08% (4,183 penduduk) dan
Desa, Bappeda, Kodim, dan lain-lain. Selain itu ada gebrakan penggunaan dana
kekurangan sandang, pangan dan papan serta memiliki tingkat pendidikan yang
hal itulah yang menjadi pokok permasalahan di Indonesia sampai saat ini,
Indonesia rendah maka tingkat kesehatan dan pendidikan juga akan rendah.
10
Profil Kesehatan, Pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan 2017
Di mana kesehatan juga turut andil dalam mensejahterakan rakyat, jika
kesehatan rendah maka rakyat tidak bisa bekerja dan tidak mendapatkan
penghasilan dan juga dampak yang terjadi jika kesehatan lingkungan tidak
mampu yang berpenghasilan rendah dan tidak memiliki fasilitas jamban atau
persoalan yang akan diteliti oleh peneliti, berikut adalah studi- studi terdahulu
bagaimana perubahan prilaku dan faktor perubahan perilaku hidup bersih dan
11
Zyorisa Tamara Tesa” Perubahan Perilaku Keluarga Miskin Melalui Program
Jambanisasi Di Desa Kaputran Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten” ( Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2019 ),
terhadap Prilaku kepala Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di Pemukiman
penelitian ini adalah Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan
pesisir merupakan salah satu kebiasaan yang dimiliki individu akibat dari
lorok yang tradisional serta memiliki latar belakang pendidikan yang rendah
Namun lokasi dan rumusan masalah yang berbedah. Dalam penelitian yang
dikaji oleh Zyorisa Tamara Tesa lebih terfokus pada perubahan prilaku dan
faktor perubahan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat miskin melalui
12
Linda Destiya Kurniawati (Faktor-faktor yang Berpengaruh terdapat Perilaku Kepala
Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di Permukiman Kampung Nelayan Tambak Lorok
Semarang). Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang Indonesia, h .72.
Keluarga dalam Pemanfaatan Jamban di Pemukiman. Sedangkan dalam
masyarakat tidak mampu, dan tidak memiliki jamban dirumah, sebelum adanya
sembarang tempat atau di WC cemplung yang tidak sehat, dan tidak ada tutup
serta tidak ada dindingnya, sehingga apabila kebiasaan ini dilakukan terus
menerus maka akan banyak sekali dampak buruk yang terjadi diantaranya
lainya. Sehingga dengan begitu perlu adanya solusi, dan sudah ada solusi yang
bantuan subsisidi dari pemerintah untuk masyarakat yang kurang mampu, yang
mana bantuanya masuk dalam anggaran dana desa, bantuan tersebut berupa
sarana dan prasarana seperti semen, bata, paralon dan lain-lain, tetapi bantuan
ini tidak seutuhnya dari pemerintah melainkan masih adanya campur tangan
dari swadaya masyarakat, seperti pasir, ijuk, batu koral dan lain-lain dan
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Mendeskrifsikanya
1. Kegunaan Akademis
2. Kegunaan Praktis
Tanjung Bintang.
G. Metodelogi Penelitian
1. Jenis Penelitian
13
M.Iqbal Hasan, metode penelitian dan aplikasinya(Jakarta:ghalia Indonesia,2002,), h.
11.
14
realistis apa yang telah terjadi di ditengah masyarakat. Peneliti
2. Sifat Penelitian
tertentu.
3. Populasi
Jambanisasi atau yang disebut bantuan yang berupa jamban yang berjumlah
50 orang.
14
Katini Kartono, Pengantar Metodelogi Riset Sosial(Bandung Manjar Maju, 1996), h.
32.
15
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2010), h. 74.
4. Sample
Sample adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap
atau wakil populasi yang diteliti.17 Secara teknis dalam penarikan sample,
16
Dewi Maryam,”Perencanaan partisifasi dalam pemberdayaan masyarakat, study kasus
pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang)di Desa kebumen kecamatan
sumbrejo kabupaten tanggamus”,(skripsi pengembangan masyarakat islam UIN Raden Intan
lampung, sukarame, 2015), h. 16.
17
Ibid, h. 104.
18
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Cv Alfabeta, 2014), h. 53-54.
H. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
terhadap suatu benda, kondisi, situasi, proses atau prilaku yang diteliti.20
yang berarti tidak banyak menuntut peran atau keterlibatan peneliti pada
kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus
tingkah laku atau fenomena yang diteliti. 21 Observasi tak partisipasi yang
2. Wawancara (Interview)
anatara dua orang atau lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut,
19
Cholid Narbuko, Metodelogi Penelitian;(Jakarta:Pt Bumi Aksara,2015), h. 70.
20
Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial(Jakarta:Rajagrafindo Persada, 2007),
h. 52.
21
Imam Suprayogo. Tubrono, Metode Penelitian Sosial-Agama, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2003), h .170-171.
yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara Tanya
secara bebas dan juga mendalam (in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak
22
Arief Subyantoro, FX Suwarto Metode dan Tehnik Penelitian Sosial( Yogyakarta C.V
Andi Offset, 2007), h. 97.
23
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta Prenada Media Group, 2007),h.113.
dilaksanakan secara bebas dan juga mendalam (in-depth), tetapi kebebasan
ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan ditanyakan
3. Dokumentasi
ini adalah karena data yang tersedia siap pakai, serta hemat dalam
pembiayaan seperti dalam bidang biaya dana, dan dalam biaya tenaga.
keseluruhan dari data yang terkumpul, akan tetapi hanya diambil pokok-
pokok pentingnya saja dan yang lainnya adalah data pendukung analisis.
jamban.
15
Mahi M. Hikmat Metode Penelitian Dalam Persefektif Ilmu Komunikasi dan
Sastra(Yogyakarta :Graha Ilmu, 2011), h. 83.
I. Analisis Data
diperluas. Dalam analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang menjadi
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari individu dan prilaku yang diamati.
yang berupa kamera, video tape. Dalam proses pengambilan data dapat
Bintang.
25
Suharsimi Arikunto,Prosedur penelitian ,(Jakarta:Rineka Cipta), h. 206.
2. Tahap Reduksi Data
dibutuhkan.
3. Display Data
data.Display data yang dilakukan peneliti dalam bentuk uraian singkat yang
bersifat naratif.26
penarikan kesimpulan.
bukti yang kuat yang didapat pada saat di lapangan yang dapat menjelaskan
setelah melakukan reduksi data maka akan dilanjutkan display data yang
merupakan menyajikan data atau sekumpulan data yang tersusun yang dapat
J. Penelitian Terdahulu
27
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial(Jakarta:Erlangga,2009), h.147-148.
28
Kartini Kartono, Pengantar Metodelogi Riset Sosial (Bandung Manjar Maju, 1996), Cet
ke VII, h. 280.
Pemerintahan Kabupaten Ngawi), dengan judul KTIUpaya Pemberdayaan
Masyarakat Melalui Refungsi Jamban Kolam Lele Menjadi Jamban Sehat
Dalam Rangka Menuju Desa ODF (Open Defecation Free). 29 Salah satu
fasilitas sanitasi dasar yang wajib dimiliki warga adalah jamban keluarga,
sebagai tempat membuang kotoran manusia. Akan tetapi masih banyak warga
yang masih banyak memiliki jamban dan mempunyai kebiasaan BAB
disembarang tempat salah satunya di kolam lele. Prilaku warga ini berisiko
menularkan penyakit berbasis lingkungan, seperti diare, cholera,
cacing,thypoid, parathypoid, hepatisis, malnutrisi, pencemaran air dan
mengurangi estetika.
Berdasarkan penelitian diatas terdapat pula penelitian lain yang
membahas mengenai program jambanisasi namun tentunya terdapat pula
perbedaan dengan hasil penelitian peneliti. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Wardani Khoirun Nisa’ dengan judul Artikulasi Program Jamban Sehat Di
Desa Kabuaran Kabupaten Bondowoso (Analisis Perubahan Perilaku
Masyarakat Dalam Buang Air Bersih) (Program studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember).30
Proses penyadaran dari penelitian Di Desa Kabuaran ini lebih sulit
yang pada mulahnya terbiasa buang air besar tidak pada tempatnya. pertama,
29
Nurul Hidayah, Marwan ” Upaya Pemberdayaan Masyaraka Melalui Refungsi Jamban
Kolam Lele Menjadi Jamban Sehat Dalam Rangka Menuju Desa ODF( Open Defecation Free) Di
Kabupaten Ngawi (Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat), Akademi keperawatan kabupaten
Ngawi, h. 51.
30
Wardani Khoirun Nisa’ Artikulasi Program Jamban Sehat Di Desa Kabuaran
Kabupaten Bondowoso (Analisis Peubahan Perilaku Masyarakat Dalam Buang Air Bersih)
(Program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Jember), h. 95.
sebagai awal mula sejarah program jamban sehat yang berlangsung di desa
kloset ketika menginginkan aliran air bersih. Keempat akses yaitu metode
penggunaan kloset yang dilakukan dengan cara satu kloset digunakan oleh
mulahnya terbiasa buang air besar tidak pada tempatnya, sedangkan peneliti
bersih.
BAB II
PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
PRUBAHAN PERILAKU BUDAYA BERSIH
A. Pemberdayaan
adalah suatu upaya yang mana rakyat, organisasi, dan komunitas diarahkan
31
Ambar Teguh Sulistiyani,. Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, (Jogjakarta:
Gava Media, 2004), h. 77.
32
Chabib Soleh, Dialektika Pembangunan Dengan Pemberdayaan, (Bandung:
Fokusmedia, 2014), h .6.
33
Ambar Teguh Sulistiyani, h. 77.
34
Oos M. Anwar, Pemberdayaan Masyarakat Pada Era Globalisasi, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 49.
Pemberdayaan menurut Suharto setidaknya memiliki 4 hal, yaitu
sebagai berikut :
atau proses yang dilaksanakan oleh pemerintah atau non pemerintah kepada
masalah kehidupan untuk membentuk suatu masa depan yang lebih baik,
jambanisasi.
meningkatkan kesehatan.
37
Ibid.,
38
Soekidjo Notoatmodjo, Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi (Jakarta : PT RINEKA
CIPTA, 2010), h. 2.
39
R. Hapsara HR, DPH, Penguatan Upaya Kesehatan Masyarakat Dan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan Di Indonesia (Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016 ),
h. 12.
atau (LSM, KSM,PKK, Dasawisma, Posyandu ,Dll.) untuk menangulangi
sosial.
2. Tahap-Tahap Pemberdayaan
tahap keterlepasan dan kemandirian atau (taudi). 41 Dalam hal ini peneliti
40
Totok Mardikanto Dan Poerwoko Soebianto,Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 33.
41
Nanih Machendrawaty Dan Agus Ahmad Syafe’i, Pengembangan Masyarakat Islam
Dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, (PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001), Cet,Pertama, h.
42.
a. Tahap penyadaran tahap ini merupakan tahap persiapan dalam kegiatan
dilepas begitu saja, melainkan adanya keberlanjutan dari tahap ini, seperti
menjadi 3 yaitu:
42
Ibid, h. 43
a) Tahap pertama yaitu tahap penyadaran.
pemberdayaan itu harus berasal dari diri mereka sendiri. Menurut peneliti
tahap penyadaran ini merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
tentang hak dan potensi yang mereka miliki agar bisa keluar dari
masalahnya.
43
Martua Hasiholan Bancin, “Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (studi kasus : Bandung Barat”,
Bandung., Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, No. 03, Vol. 22 (Desember 2013)
kurang mampu/sarana dan prasarana dalam bentuk pemberian fasilitas
3. Tujuan Pemberdayaan
berikut :
masyarakat;
c. Perbaikan masyarakat
lingkungan (fisik dan sosial) yang lebih baik, diharapkan akan terwujud
fisik/material.46
membiasakan diri dalam perilaku berbudaya bersih dan sehat agar terhindar
dari berbagai macam ancaman penyakit seperti diare, gatal-gatal dan lain-
lain
4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan
pengaruh yang baik atau bermanfaat; karena, perasaan senang / puas atau
disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara
47
Soekidjo Notoatmodjo , Ilmu Perilaku Kesehatan (Jakarta : PT RINEKA CIPTA,
2014), h. 83.
48
Eka Irdiyanti. 2011 Study Deskriptif Sanitasi Di Tempat Pelelangan Ikan Lempasing
Teluk Betung Bandar Lampung ( Karya Ilmiah Skripsi). Fakultas Kesehatan Masyarakat. Depok,.
9
49
Varena Faubiany. 200.8 Kajian Sanitasi Di Tempat Pendaratan Ikan Pangkalan
Pendaratan Ikan Muara Angke Serta Pengaruh Terhadap Kualitas Ikan Didaratkan(Karya Ilmiah
Hkripsi). Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan IPB.Bogor, h.13.
lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat
dirumah masing-masing, perawatan jamban yang baik, agar tidak ada lagi
penyakit.
subjek/pelaku.
50
Chandra, Budimanpengantar Kesehatan Lingkungan. (Jakarta ; EGC 2014)
c. Kesedian untuk berubah (Readiness to Change)
sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi atau dari perubahan
b. Mencuci tangan pakai sabun dan benar sebelum makan, setelah BAB,
menyiapkan makanan.
tempat, supaya tidak mencemari lingkungan sekitar, dan agar terhindar dari
51
Data Akses Jamban Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang
BAB III
PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT DALAM
PERUBAHAN PRILAKU BUDAYA BERSIH MELALUI PROGRAM
JAMBANISASI DI DESA SINAR OGAN TANJUNG BINTANG
penduduk desa ini mayoritas suku Ogan komering Ulu Sumatera Selatan
yang berkumpul didesa Galih Lunik, dan Sinar Ogan merupakan wilayah
waktu maka kampung Sinar Ogan menjadi Desa Sinar Ogan dan menjadi
Desa Sinar Ogan maka sebagian Penduduk asli Desa Sinar Ogan banyak
yang menjual tanah garapan nya kepada para pendatang, dan mereka lebih
memilih dusun Suban Desa Triharjo Kecamatan Merbau Mataram dan pada
saat ini penduduk Sinar Ogan mayoritas suku jawa dan masih ada beberapa
Desa Sinar Ogan menjadi desa deventif pada tahun 1965 yang
penduduk asli yang menjual lahanya kepada para pendatang. Sebagian lagi
kecil masyarakat Ogan yang memilih menetap di Desa Sinar Ogan dan
mayoritas penduduk desa Sinar Ogan, dan Mayoritas penduduk desa Sinar
suku jawa.
Kata Sinar Ogan berasal dari kata “Sinar” dan “Ogan” Sinar yang
berarti Cahaya,jaya sedangkan Ogan adalah nama salah satu suku yang
cukup terkenal di Daerah Provinsi Sumatera Selatan. Jadi kata Sinar Ogan
dapat dimaknai orang Ogan yang Bersinar dan Berjaya, walaupun pada
kenyataanya sekarang ini mayoritas penduduk Sinar Ogan adalah Jawa dan
sebagian bukti tingginya rasa toleransi dan menghormati pada pendiri dan
sesepuh sinar ogan maka sampai saat ini belum ada usulan untuk mengganti
lainya,
52
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
2. Visi dan Misi Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang
a. Visi
Pemerintah Desa Sinar Ogan bersama masyarakat supaya misi misi Desa
desa.
baik.
desa
53
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
b. Misi
a. Kondisi Geografis
Mataram di sebelah Barat berbatasan dengan Desa Desa Galih Lunik dan
perkebunan, hutan dan fasilitas umum yang berdiri di Desa Sinar Ogan .
Tabel 2
luas wilayah Desa Sinar Ogan
Ogan memiliki lahan seluas 647,65 Ha, dan luas tegalan yang cukup
tinggi yang mencapai 253 Ha, serta luas permukiman yang yang cukup
tinggi mencapai dengan luas 55,50 Ha. Berdasarkan luas lahan wilayah
c. Batas wilayah
Tabel 1
batas wilaya desa Sinar Ogan
Tabel 3
Orbitrasi Desa Sinar Ogan
Desa Sinar ogan dipimpin oleh bapak Sarjono dalam tugasnya kades
(kepala desa) dibantu oleh aparat desa lainnya. bapak Ngadiono sebagai
sanusi bertugas sebagai kaur tata usaha dan umum, bapak Sudiyanto
sebagai kasi kesejahteraan, dan bapak Urip Widi Asbowo sebagai kasi
pelayanan.54
54
Ngadiono, Wawancara Dengan sekretaris Desa, Rekaman Hand Phone, Lampung, 13
Juli 2018.
Gambar 1
Struktur Kepengurusan Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang
BPD Kepala Desa
Sekdes
Bagan 1,
Ngadiono, Wawancara Dengan sekretaris Desa, Rekaman Hand Phone, Lampung, 13 Juli 2018.
5. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
jiwa. jumlah laki-laki 1299 dan jumlah perempuan 1467 jiwa, hal
Penduduk Persentase
No Umur Jumlah
LK PR (%)
1 0 bulan – 5 tahun 155 164 319 11,52
2 06 tahun – 09 tahun 219 220 439 15,84
3 15 tahun – 24 tahun 385 396 781 28,17
4 25 tahun – 59 tahun 540 678 1218 43,93
5 60 tahun + tahun 6 9 15 0,54
Jumlah 1299 1467 2772 100
Sumber: Ngadiono, Wawancara Dengan sekretaris Desa, Rekaman Hand Phone,
Lampung, 13 Juli 2018.
55,53%, hal itu perlu diperhatikan karena 15 tahun yang akan datang
pada kelompok usia ini akan menjadi calon tenaga kerja baru yang
yang mandiri.
2) Pendidikan
Tabel 5
Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Uraian Penduduk
Persentase
NO Sumber Daya manusia LK PR Jumlah
%
(SDM)
1 Lulusan SD/MI 207 360 567 25,43
2 Lulusan SLTP/MTS 350 414 764 34,27
3 Lulusan SLTA/MA 155 191 346 15,52
4 Lulusan Diploma/S1/S2 6 9 13 0,58
5 Putus Sekolah 93 82 175 7,85
6 Buta Huruf 193 171 364 16,33
7 Belum sekolah 270 273 543 44,25
JUMLAH 1004 1227 2772 100
Sumber: Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Sinar Ogan ini paling tinggi tingkat SLTP karena dilihat dari banyaknya
dengan membuka warung jajan, warung makan, ada juga yang membuka
55
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
1) Mata Pencaharian
dari sektor pertanian, buruh dan tukang. Namun, ada juga yang bidan,
Sinar Ogan Didominasi oleh sektor pertanian dan buruh yang meliputi
Tabel 6
Mata Pencaharian
Jumlah
No Mata pencaharian Jumlah Persentase
Lk Pr
1 Petani 257 296 553 19,95
2 Buruh 211 197 408 14,72
3 PNS 12 19 31 1,11
4 Tukang 59 11 70 2,53
5 Guru 17 21 38 1,37
6 Bidan/Perawat/Dokter 10 17 27 0,97
7 Pensiunan 7 9 16 0,58
8 Sopir angkutan 36 7 43 1,55
9 Jasa persewaan 3 3 6 0,22
10 Wiraswasta 28 33 61 2,22
11 Tidak bekerja 658 854 1513 54,58
Jumlah 1299 1467 2772 100
Sumber: Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
56
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Berdasarkan data pada tabel di atas, masyarakat yang tidak bekerja
mencapai 54,58%, jumlah presentase yang cukup tinggi ini menjelaskan
banyaknya masyarakat yang tidak bekerja yang terdiri dari masyarakat yang
belum mencapai usia produktif atau masih sekolah dan masyarakat yang telah
mencapai usia lansia.
seiring berjalannya waktu, penduduk asli Desa Sinar Ogan banyak yang
tinggal, dan pada saat ini sebagian besar penduduk Desa Sinar Ogan yang
menetap mayoritas suku jawa hingga mencapai 96%, dan masih ada
sebagian kecil suku Ogan komering ulu mencapai 2%, dan suku Sunda 2%.
Kehidupan masyarakat Desa Sinar Ogan sangat baik dari segi kondisi
sosialnya karena mereka saling menghargai satu sama lain, dan juga saling
karena mereka saling menghargai satu sama lain dan saling menghargai
terlihat ada di Desa Sinar Ogan , terutama pada saat ada acara-acara
Kemudian nilai-nilai budaya yang ada seperti nilai budaya dalam hubungan
manusia dengan Tuhan, masih dilakukan oleh masyarakat setempat seperti
dalam acara tertentu seperti gotong royong membuat panggung, tenda dan
agama Islam. Adapun gambaran sosial keagamaan Desa Sinar Ogan yaitu
sebagai berikut:
majlis taklim Al- Jamiah Desa Sinar Ogan, yang rutin dilaksanakan pada
57
Hasil Wawancara dan Observasi 3 Juni 2018
b. Kegiatan Pengajian Bapak-bapak
terlihat pada hari-hari besar Islam misalnya Bulan Ramadhan, Hari Raya
Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj dan hari-hari
Islam yang di anut oleh masyarakat Desa Sinar Ogan adalah islam
Nahdatul Ulama (NU), hal ini terlihat pada wawancara yang telah
ada di Desa Sinar Ogan antara lain yasinan dan tahlilal saat ada tetangga
yang meninggal.
9. Infrastruktur
a. Fasilitas Pemerintahan
unit yaitu berupa kantor kepala desa dan kantor BPD yang mana saat ini
Tabel 6
Fasilitas Pemerintahan Desa Sinar Ogan
Jumlah
No Jenis fasilitas Pemerintahan Penggunaan Fasilitas
(Unit)
1 Kantor Kepala Desa 1 Aktif
2 Kantor BPD 1 Aktif
Sumber: Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Desa Sinar Ogan ini yang masih aktif terdapat dua unit perkantoran yaitu
kantor kepala desa dan kantor BPD yang sering digunakan untuk
b. Fasilitas Umum
Fasilitas umum yang ada di Desa Sinar Ogan yang berupa jalan
pemakaman umum 3 Ha, Masjid 8 Unit yang samapai saat ini masih
58
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
59
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Tabel 7
Fasilitas umum Desa Sinar Ogan
c. Fasilitas pendidikan
unit, berupa gedung PAUD, TK, SD MI, dan SMP, yang hingga kini
Tabel 8
Fasilitas pendidikan Desa Sinar Ogan
yang saat ini masih aktif diguanakan masyarakat yang berupa posyandu
keteranganya.60
60
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Tabel 9
Fasilitas Kesehatan Desa Sinar Ogan
NO Jenis Fasilitas Jumlah Penggunaan
1. Posyandu 3 Aktif
2. Puskesdes 1 Aktif
3. Sarana Air bersih 2 Aktif
Sumber: Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
e. Fasilitas Ekonomi
Tabel 10
Fasilitas ekonomi yang ada di Desa Sinar Ogan
1. Sejarah jambanisasi
61
Bapak Sarjon, wawancara dan penulis, tgl 28 juli 2018.
2. Tujuan Jambanisasi
masih banyak sekali masyarakat yang hidup dalam keluarga yang tidak
hidup sehat yang bisa dimulai dari membuang hajat pada jamban.
sembarangan.
adanya sarana pembuangan air besar yang dimiliki rumah tangga seperti
menjadi sejahtera.62
62
Data Akses Jamban Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang 2018
3. Struktur kepengurusan program Jambanisasi
Kepala Desa/Lurah
Sarjono
Ketua Pengendali
Sudiyanto
Koordinator
Program (Bidan) Anggota Tentara
Meka Fitriani
Jambanisasi
Koordinator
Pembangunan
ditingkat Desa.
agama, tokoh adat dalam rangka advokasi dan sinergi kegiatan dengan
sehat).
masyarakat.
masyarakat
perilaku
63
Data Akses Jamban Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang 2018
h. Penggerak gotong royong pembangunan Fasilitas Sanitasi dilingkungan
masyarakat.64
jagung dan lain-lain. Desa sinar ogan ini terbilang memiliki wilayah yang
dan lain-lain.65
a. Tahap Penyadaran
64
Data Akses Jamban Desa Sinar Ogan Tanjung Bintang 2018
65
Dokumen Review RPLM Desa Sinar Ogan 2014-2019
Hari Jumat tanggal 5 Oktober 2018, jam 08.30 sampai dengan jam 12.00
Wib, bersadarkan daftar hadir yang saya lihat sosialisasi ini diikuti oleh
masyarakat.66
perwakilan dari Dinas kesehatan Pada kesempatan tersebut tim dari dinas
budaya bersih, tujuan sanitasi, manfaat yang dapat diambil dari menjaga
66
Hasil observasi, 5oktober 2018.
kehidupan dengan berbudaya bersih, dan 5 pilar sanitasi 67. diantara ke
adapun tanggapan bapak Sarjono selaku lurah Desa Sinar Ogan sebagai
telah ditentukan dengan berbagai macam ukuran, baik dari segi lebar
67
Bapak heru, Wawancara dan penulis Lampung, 5 oktober 2018.
68
Bapak Sarjono, wawancara dan penulis Lampung , 5 Agustus 2018
maupun kedalamnya tujuan serta manfaat yang baik dengan penggunaan
jamban bagi rumah tangga yang belum memiliki jamban yang kurang
berbentuk material seperti pasir, batu koral. Pada tahap ini masyarakat
69
Bapak Musori, wawancara dan penulis Lampung pada tannggal 10 juni 2019.
tempat, misalnya di dipekarang rumah, dan mereka mulai membiasakan
Pada tahap ini masyarakat Desa Sinar Ogan dapat dikatakan sudah
mereka miliki, agar perilaku buang air besar tidak lagi sembarangan.
maupun financial.
70
Bapak Sutono, wawancara dan penulis Lampung, 14 Juli 2019
tentang menjaga kebersihan dan kesehatan untuk mencegah terjadinya
yang sehat dan yang baik dapat ditentukan dengan berbagai macam
71
Wasito, Wawancara Dengan petugas Kecamatan, Rekaman Hand Phone, Lampung, 5
oktober 2018.
pengeluaran, dan bantuan ini juga tidak seutuhnya dari pemerintah,
dari program ini pak Wasito menjelaskan tehnik pembuatan dengan dana
berwudhu, bersuci, dan jika tanah merah maka cukup dengan jarak 5
meter saja, khususnya di Desa Sinar Ogan ini tanah merah, maka jarak
c. Tahap Pendayaan
pembangunan.
bantuan berupa jamban, yang masuk dalam anggaran dana desa untuk
lurah seperti semen, bata, besi dan lain-lain, tetapi tidak seutuhnya dapat
sewadaya masyarakat yang berupa paris, batu koral, ijuk dan lain-lain
73
Bapak sarjono,Wawancara dan penulis, pada tanggal 27 februari 2019.
D. Pemberdayan Kesehatan Masyarakat Dalam Perubahan Perilaku
Budaya Bersih Melalui Program Jambanisasi Di Desa Sinar Ogan
Tanjung Bintang
50 KK di Desa Sinar Ogan yang terdiri dari 5 dusun, diantara nya Dusun
Tabel 11
Data Penduduk Yang Menerima Bantuan
No Sendang R ejosari 1 Rejosari 2 Sidomulyo Tanjung
Rejo Dalem
1. Mogiono Agustono Solikin Musori Ngadimin
2. Sumardi Imron Sujari Sotono Basuki
3. Slamet Pardio Matkasim Jumirin Dedek
4. Suwito Priyanto Muksin Warno Aansyah
5. Teguh Supriyadi Marzuki Sutimah Daliman
6. Juanto Supiasin Rosiman Zarkasi Agus
7. Pramono Badirah Saipul Warijan Barjo
8. Untoro Rahmadi Yoyok Waluyo Eko
9, Riyadi Sudarmanto Derman Santoso Sarjiman
10 Hendro Sapuan Pardi Suhardi Sriyanto
Sumber: Dokumentasi Data Jamban Tanjung Bintang 2018
Sekretaris desa, Bidan Desa, Tokoh agama dan petugas dari kecamatan.
Masyarakat di Sinar ogan mayoritas petani, hal ini terlihat dari lingkungan
sekitar yang sudah bersih dan tidak ada lagi bau-bau yang menyengat
disekeliling rumah warga. Adapun data yang peneliti jadikan sample
diantaranya.
Tabel 12
Data Penduduk yang Menerima Bantuan
Jumlah Anggota keluarga
NO Nama KK Total
P/L
1. Musori 3 2 5
2. Sutono 1 2 3
3. Agustono 2 2 4
4. Imron 1 2 3
5. Solikin 1 3 4
6. Sujari 1 3 4
7. Mugiono 1 2 3
8. Sumardi 1 2 3
9. Ngadimin 3 2 5
10. Basuki 1 1 2
Sumber: Dokumentasi Data Jamban Tanjung Bintang 2018
rumah. Dan jenis jambanisasi yang diberikan yaitu berupa kloset jongkok
dan memiliki kesadaran akan dampak yang terjadi apabila masih tetap
4. Sujari ( 50 tahun)
sebelum adanya program ini lingkungan sekitar tercemar karena bau hajat,
dan setelah adanya program ini lingkungan mulai bersih dan terjaga dari
74
Agustono, wawancara dan penulis, Lampung, 16 juli 2019.
75
Bapak Imron, wawancara dan penulis , Lampug 15 Juli 2019
76
Bapak Solikin, wawancara dan penulis, Lampung 15 Juli 2019
77
Bapak Sujari, wawancara dan penulis, Lampung 15 Juli 2019
Bapak Mugiono sebagai petani jagung, ia mengatakan bahwa mereka
Sinar Ogan sudah memiliki kesadaran dilihat dari banyaknya masyarakat yang
sehingga Wc nya tidak ada tutup, penggunaanya di luar rumah, ketika musim
78
Bapak Mugiono, wawancara dan penulis, Lampung 15 Juli 2019
79
Hasil observasi, 06 oktober 2018
80
Bapak wasito, wawancara dan penulis 5 agustus 2018
BAB IV
penyadaran Pada tahap ini masyarakat Desa Sinar Ogan dapat dikatakan sudah
sadar bahwasanya jamban merupakan fasilitas yang penting yang harus mereka
miliki, agar perilaku buang air besar tidak lagi sembarangan. Namun pada
tahap ini, fasilitator hanya memberikan dukungan dalam bentuk sosialisasi agar
Sinar Ogan sudah cukup sadar akan pentingnya jambanisasi, hanya saja mereka
pemerintah 100% mengenai jamban akan menyadarai bahwa mereka harus ikut
financial.
Pada tahap peningkatan kapasitas fasilitator bekerja sama dengan
tidak berupa uang tunai, melainkan dalam bentuk peralatan dan perlengkapan
dibeli sendiri oleh kepala desa/ lurah seperti semen, bata, besi dan lain-lain,
tetapi tidak seutuhnya dapat bantuan dari pemerintah, melainkan masih adanya
campur tangan dari sewadaya masyarakat yang berupa paris, batu koral, ijuk
dan lain-lain dan pembuatanya juga dilakukan secara gotong royong. Dan dari
Sedangkan setelah adanya program ini masyarakat lebih mengerti bahwa cara
mereka selama ini kurang baik bagi kesehatan mereka, dan apabila hal ini
Pada Bab II juga telah dipaparkan bahwa suatu program akan berhasil
apabila dijalani dengan beberapa tahap pemberdayaan yang benar dan tepat
1. Tahap penyadaran
miskin bahwa mereka memiliki hak untuk menjadi lebih sejahtera dan
mempunyai kemampuan untuk keluar dari kemiskinannya. Dan pada tahap ini
Desa Sinar Ogan, sebagian besar sudah memiliki jamban di rumah masing-
masing yang berjumlah 550 rumah yang telah memiliki jamban sendiri, hal ini
Pada tahap ini dimana fasilitator bekerja sama dengan Dinas kesehatan
paparkan pada, Bab III, bahwa pada tahap penyadaran ini dilakukan sebelum
menyadari bahwa menjaga lingkungan itu penting, karena itu berpengaruh pada
dan perawatan jamban yang baik. Yang tujuanya agar masyarakat bisa membuat
Lampung Selatan dan petugas penyuluhan dari kecamatan, dan dari puskesmas.
penelitian dilapangan, pada tahap ini masyarakat di Desa Sinar Ogan sangat
berpartisipasi pada program ini karena dilihat dari banyaknya msyarakat yang
3. Tahap pendayaan
peran yang lebih besar sesuai dengan kapasitas dan kapabilitasnya. Tahap
telah mereka miliki untuk mengurus dan mengembangkan diri mereka sendiri.
yang dilakukan oleh pemerintah pada program ini sejalan dengan teori
pendayaan.
Ogan yang mengatakan bahwa masyarakat yang menerima bantuan dari program
ini, yang tergolong masyarakat yang kurang mampu, sangat merasakan sekali
manfaatnya, dimana program ini bisa dikatakan berhasil karena masyarakat yang
menerima bantuan dari program jambanisasi ini sudah mulai terlihat perubahan
perilaku dalam berbudaya bersih, dilihat dari kehidupan mereka sehari-hari yang
karena tujuan dari pemberdayaan tersebut telah tercapai, yaitu dapat memiliki
selanjutnya peneliti akan memaparkan kesimpulan dari semua bab-bab yang telah
dibahas, dan saran-saran yang dibuat oleh peneliti adalah seputaran masalah dari
berikut ini kesimpulan dan saran-saran yang dibuat oleh peneliti sebagai berikut:
A. Kesimpulan
program jambanisasi di Desa Sinar Ogan Tanjung bintang, yaitu suatu program
sarana dan prasarana bagi masyarakat yang kurang mampu yang berupa
jamban, guna untuk mencapai sebuah Desa yang bebas buang air bersih
(preventif).
Desa Sinar Ogan yang menerima bantuan dengan beberapa tahapan, pertama,
tahap penyadaran yaitu tahap pemberian penguatan kepada masyarakat untuk
selalu menerapkan perilaku budaya bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
dari banyaknya masyarakat yang sudah bikin jamban sendiri dan sudah
perilaku lainya juga bisa dilihat dari kehidupan mereka sehari-hari yang sudah
berkelanjutan kedepanya:
perilaku budaya bersih melalui program jambanisasi ini belum merata, karena
masih ada beberapa masyarakat yang belum mempunyai jamban, oleh karena
pengadaan air yang memadai, apabila sumber air berasal dari sumur, maka
dianjurkan jaraknya 10 meter dari lobang suptitank agar tidak mencemari air
sumur.
ada program lanjutan dari pemerintah supaya Desa Sinar Ogan bisa dikatakan
Amyati ,Skm., MT, buku ajar Kesehatan kingkungan. (Yogyakarta; Surya Global
2016)
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2010)