ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemberdayaan kelompok ternak
kelinci “Mandiri Jaya” melalui Program Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif ini
menggunakan bentuk Purposive sampling lalu diteruskan menggunakan Snowball sampling. Hasil dari
penelitian ini yaitu bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci yang diberikan meliputi budidaya
kelinci, bina manusia, bina lingkungan dan bina usaha. Bentuk-bentuk pelatihan tersebut diberikan
setiap 1 bulan sekali selama 1 tahun (1 periode). Materi budidaya kelinci dimana anggota kelompok
diajarkan manajemen kelinci yang baik dan menguntungkan mulai dari pemilihan bibit yang baik,
pemberian pakan yang baik serta berkualitas dan sistem perkandangan yang baik untuk kelinci. Materi
pembinaan peternak dimaksudkan agar anggota kelompok dapat mengembangkan ide-ide yang ada,
bertukar pikiran atau informasi terhadap sesama anggota kelompok ternak serta peranan besar seorang
peternak khusunya sebagai peternak kelinci. Materi bina lingkungan diajarkan bagaimana menciptakan
lingkungan yang aman dan bersih khususnya berada pada area yang berdekatan dengan kandang ternak.
Materi bina usaha dimana anggota kelompok diajarkan bagaimana cara berwirausaha salah satunya
lewat hasil olahan ternak kelinci. Saran dari penelitian ini alangkah baiknya diberikan tambahan bentuk
pemberdayaan yang lainnya agar anggota kelompok menjadi lebih berkembang lagi.
ABSTRACT: The purpose of this research was to learn the model of empowerment to a rabbit farmer
group which is named “Mandiri Jaya” through Agriculture Training and Self Supporting of Rural
Program. This research employs survey method. This qualitative research choosed its key informants
by using purposive sampling that was followed by Snowball sampling. The result of this research is the
model of empowerment that was given to the rabbit farmer group which includes training provided of
rabbits, human development, community development, and business development. Various forms of the
training are given once in month for annualy. The material training provided includes how to manage
the rabbit farmer group, so becomes profitable. For examples how to choose proper and high-quality
feed, and to build a good housing system for the rabbit. The material of human development is given so
the rabbit farmer group can develop the ideas, exchange their ideas and information with other members.
The material of community development is given so that the farmers that are involved know how to
build a safe and clean environment especially near the rabbit housing area. The material of business
development is given so that the member of the group know how to be a good entrepreneur.
Corresponding author: nenoarsya@gmail.com
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 1
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 2
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6
lain yang dapat digunakan sebagai sumber bahwa kadar protein daging kelinci sebesar
data (Sugiyono, 2012). 20,8%, protein daging ayam sebesar 20%,
protein daging sapi sebesar 16,3%. Selain
Analisis data itu daging kelinci juga rendah akan kalori,
Pada penelitian ini menggunakan kolesterol dan lemak yaitu kadar kalori
analisis deskriptif kualitatif karena daging kelinci sebesar 7,3%, lemak daging
permasalahan yang dibahas tidak kelinci sebesar 10,2% dan daging kelinci
berkenaan dengan angka-angka namun rendah kolesterol mengandung 164 mg per
lebih kearah deskripsi, menguraikan dan 1000 gram.
menggambarkan model pemberdayaan Dalam kegiatan P4S salah satu
kelompok ternak kelinci yang termasuk materi pelatihan yang diberikan yaitu
didalamnya yaitu budidaya kelinci, bina budidaya kelinci, anggota kelompok ternak
usaha, bina manusia dan bina lingkungan. diajarkan bagaimana manajemen kelinci
Analisis kualitatif berupa proses yang baik serta menguntungkan, mulai dari
penyelidikan dalam suatu analisis pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan
fenomena yang terjadi dengan cara berkualitas serta sistem perkandangan yang
membandingkan, mengkategorikan, baik untuk kelinci. Menurut Widodo (2009)
mengklasifikasi, menyajikan serta pemilihan bibit kelinci yang baik nantinya
melaksanakan verifikasi data secara akan menghasilkan kelinci yang baik pula.
keseluruhan yang bertujuan untuk Pemilihan bibit kelinci sangat diperlukan
menemukan keseragaman dan sifat umum dan juga sangat diperhatikan dengan baik,
obyek yang diteliti (Mubarak, 2010). jangan sampai salah dalam memilih bibit
sehingga diwaktu merawat terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN permasalahan. Bibit yang baik harus
Proses pemberdayaan umumnya ditentukan sejak awal sebelum
dilakukan secara kolektif. Adapun model pemeliharaan.
pelatihan yang diberikan dalam kelompok Penerapan budidaya kelinci yang
ternak kelinci “Mandiri Jaya” untuk baik dan benar mulai diterapkan oleh
keberdayaan para anggota kelompok seluruh anggota kelompok setelah melihat
melalui P4S, antara lain: a) Budidaya keuntungan dari budidaya kelinci tersebut
Kelinci; b) Bina Manusia diberikan setiap 1 yang telah diajarkan pada saat pelatihan.
(satu) bulan sekali selama masa program Keuntungan dari berbudidaya kelinci,
yang telah ditetapkan. selain kelinci adalah salah satu ternak yang
dapat menambah gizi keluarga, juga rendah
Budidaya kelinci akan kalori dan lemak serta mampu
Ternak kelinci merupakan jenis meningkatkan pendapatan keluarga sehari-
ternak yang mempunyai banyak hari dengan menjualnya ke pasaran karena
keunggulan seperti mampu berproduksi memiliki prospek yang baik untuk
dengan cepat dan menghasilkan banyak kedepannya. Para anggota kelompok
anak, mudah dan sederhana dalam perlahan sudah menerapkan manajemen
pemeliharaannya serta tidak memerlukan pemeliharaan yang baik serta
lahan yang luas. Menurut Wibowo., et al menguntungkan. Mereka mampu
(2008) budidaya kelinci adalah salah satu menghasilkan kelinci pedaging maupun
usaha yang berpeluang besar, karena kelinci hias yang berkualitas serta harga
potensinya yang luar biasa untuk jual yang tinggi dipasaran.
dikembangkan dan prospek untuk Pemeliharaan dengan tekun dan
kedepannya sangat baik, karena daging disiplin secara umum menjadi kata kunci
kelinci memiliki protein yang tinggi yang tidak bisa diabaikan agar usaha
melebihi daging ayam maupun sapi. budidaya kelinci bisa berhasil dengan baik.
Menurut Kusnadi dan Bintoro (2012) Hal tersebut karena berkaitan erat dengan
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 3
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6
berbagai macam faktor seperti faktor produk. Masyarakat harus terus menerus
kebersihan kandang akan sangat erat mengembangkan keahlian sesuai
kaitanya dengan kesehatan ternak kelinci kompetensinya, bangga dan mencintai
yang ada di kandang dan faktor pengamatan profesinya, serta memegang teguh etika
harian rutin ini berhubungan dengan profesinya.
keadaan kondisi rutin hewan ternak yang
ada, kondisinya bagaimana sehat atau tidak Bina lingkungan
semua itu kalau tanpa perlakuan Setiap pemberian materi tentang
pengamatan yang baik kita tidak akan tahu. pembinaan lingkungan berbeda-beda topik
Hal tersebut sama halnya dengan yang diberikan, diantaranya
pernyataan Darman (2011) bahwa dalam peminimalisiran bau limbah kotoran ternak
hal perkembangbiakan, kelinci juga kelinci (urine, feses), sanitasi kandang
membutuhkan perhatian yang terus dengan penerapan biosecurity yaitu
menerus karena pada saat kelinci pembersihan kandang kelinci serta
dikawinkan sampai masa melahirkan dan penyemprotan dengan menggunakan
sapih anak, penanganan yang dibutuhkan desinfektan, kondisi rumah yang bersih dan
juga harus sesuai fasenya, maka faktor sehat. Menurut Ali (2005), menyatakan
lingkungan/kebersihan kandang bahwa strategi bina lingkungan yaitu: peran
berpengaruh terhadap keberhasilannya. masyarakat dalam mengelola dan menata
lingkungan hidup lebih ditingkatkan;
Bina manusia membangun infrastruktur yang
Dalam pelatihan materi pembinaan menyangkut kebutuhan masyarakat dalam
peternak dimaksudkan agar anggota pelaksanaan kegiatan ekonomi;
kelompok dapat mengembangkan ide-ide perencanaan dan pembangunan secara
yang ada didalam pikirannya, bertukar spasial dan daya dukung lingkungannya
pikiran atau informasi terhadap sesama lebih ditingkatkan; serta kualitas
anggota kelompok ternak serta peranan lingkungan hidup melalui konservasi,
besar seorang peternak khusunya sebagai rehabilitasi, reboisasi dan lain sebagainya
peternak kelinci untuk mencukupi lebih ditingkatkan kembali.
kebutuhan hidup. Menurut Adi (2016), Menurut Lidyasanty (2016), bahwa
bahwa bina manusia merupakan suatu peran masyarakat untuk menciptakan
usaha yang dilakukan pemerintah melalui rumah sehat dan bersih dekat dengan
partisipasi masyarakat untuk lebih kandang yaitu: 1) anggota kelompok
ditingkatkan kembali sehingga mereka menerapkan kontrol sosial; 2) Pemilik
mampu memanfaatkan lingkungan yang ternak harus melindungi diri menggunakan
terbina untuk meningkatkan kualitas alat pelindung seperti masker, sarung
kehidupan. tangan, sepatu boot dan menjauhkan
Strategi bina manusia dalam kandang dari jangkauan anak-anak; 3)
kegiatan P4S yaitu: meningkatkan suatu Peningkatan hygine dan sanitasi individu;
kreatifitas kelompok; peningkatan 4) Pemeriksaan ternak secara rutin; dan 5)
kapasitas organisasi; memperluas dan Pemberian pengetahuan kepada anggota
mengeintegrasikan mandat organisasi dan kelompok mengenai pemanfaatan kotoran
kelompok; memperbaiki budaya kerja yang ternak. Pemanfaatan tersebut akan
kerja keras dan tanggung jawab. menghasilkan nilai ekonomis yang lebih
Kemampuan anggota kelompok harus seperti pemanfaatan media pertumbuhan
senantiasa mengikuti suatu perkembangan cacing, pupuk organik, gas bio dan lain
ilmu, teknologi dan seni yang memiliki sebagainya.
manfaat tinggi untuk meningkatkan
produktifitas, mutu produk yang lebih
tinggi, tingginya efisiensi daya saing
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 4
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 5
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 6