Anda di halaman 1dari 6

ISSN : 0852-3681 Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3): 1 – 6

E-ISSN : 2443-0765 ©Fakultas Peternakan UB,http://jiip.ub.ac.id

Model Pemberdayaan Kelompok Ternak Kelinci melalui Program


Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (studi kasus Kelompok
Ternak Kelinci “Mandiri Jaya” di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso,
Kabupaten Malang)

Empowerment Model of Rabbit Farmer Group in Agriculture Training and


Self Supporting System of Rural Program (case study of Mandiri Jaya’s
Rabbit Farmer Group in Ngijo Village, Karangploso Subdistrict, Malang
Regency)

Neno Arsya Swastika, Siti Azizah dan Anie Eka Kusumastuti


Bagian Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Submitted : 03 August 2017, Accepted : 05 September 2017

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk pemberdayaan kelompok ternak
kelinci “Mandiri Jaya” melalui Program Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif ini
menggunakan bentuk Purposive sampling lalu diteruskan menggunakan Snowball sampling. Hasil dari
penelitian ini yaitu bentuk pemberdayaan kelompok ternak kelinci yang diberikan meliputi budidaya
kelinci, bina manusia, bina lingkungan dan bina usaha. Bentuk-bentuk pelatihan tersebut diberikan
setiap 1 bulan sekali selama 1 tahun (1 periode). Materi budidaya kelinci dimana anggota kelompok
diajarkan manajemen kelinci yang baik dan menguntungkan mulai dari pemilihan bibit yang baik,
pemberian pakan yang baik serta berkualitas dan sistem perkandangan yang baik untuk kelinci. Materi
pembinaan peternak dimaksudkan agar anggota kelompok dapat mengembangkan ide-ide yang ada,
bertukar pikiran atau informasi terhadap sesama anggota kelompok ternak serta peranan besar seorang
peternak khusunya sebagai peternak kelinci. Materi bina lingkungan diajarkan bagaimana menciptakan
lingkungan yang aman dan bersih khususnya berada pada area yang berdekatan dengan kandang ternak.
Materi bina usaha dimana anggota kelompok diajarkan bagaimana cara berwirausaha salah satunya
lewat hasil olahan ternak kelinci. Saran dari penelitian ini alangkah baiknya diberikan tambahan bentuk
pemberdayaan yang lainnya agar anggota kelompok menjadi lebih berkembang lagi.

Kata kunci: pemberdayaan, kelompok ternak, program pelatihan.

ABSTRACT: The purpose of this research was to learn the model of empowerment to a rabbit farmer
group which is named “Mandiri Jaya” through Agriculture Training and Self Supporting of Rural
Program. This research employs survey method. This qualitative research choosed its key informants
by using purposive sampling that was followed by Snowball sampling. The result of this research is the
model of empowerment that was given to the rabbit farmer group which includes training provided of
rabbits, human development, community development, and business development. Various forms of the
training are given once in month for annualy. The material training provided includes how to manage
the rabbit farmer group, so becomes profitable. For examples how to choose proper and high-quality
feed, and to build a good housing system for the rabbit. The material of human development is given so
the rabbit farmer group can develop the ideas, exchange their ideas and information with other members.
The material of community development is given so that the farmers that are involved know how to
build a safe and clean environment especially near the rabbit housing area. The material of business
development is given so that the member of the group know how to be a good entrepreneur.

Keywords : empowerment, farmer group, rural program


Corresponding author: nenoarsya@gmail.com
DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 1
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6

PENDAHULUAN meliputi budidaya kelinci, bina usaha, bina


Pemberdayaan masyarakat lingkungan dan bina manusia. Program ini
merupakan suatu proses dimana bertujuan untuk pemberdayaan para
masyarakat yang miskin sumber daya dan anggota kelompok ternak sebagai upaya
kelompok yang terabaikan lainnya, penyediaan kepada anggotaatas su mber,
didukung agar mampu meningkatkan kesempatan, pengetahuan serta ketrampilan
kesejahteraannya secara mandiri. Adapun untuk meningkatkan kemampuan melalui
aspek-aspek yang penting dalam suatu pelatihan. Menurut Mardikanto (1993),
program pemberdayaan masyarakat yaitu bahwa suatu kegiatan pemberdayaan
program yang disusun sendiri oleh masyarakat hanya terpusat pada suatu
pemerintah, menjawab kebutuhan- upaya peningkatan produksi dan
kebutuhan dasar masyarakat, mendukung peningkatan pendapatan serta perbaikan
keterlibatan kaum miskin dan kelompok kesejahteraan masyarakat penerima
terabaikan lainnya, dibangun dari manfaat, namun perhatian terhadap karir
sumberdaya lokal, sensitif terhadap nilai- fasilitator sebagai pelaksana kegiatan
nilai budaya setempat, memperhatikan pemberdayaan masyarakat itu sendiri
dampak lingkungan serta berkelanjutan sering dilupakan.
atau suistanable (Mardikanto, 2013). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui
Kelompok ternak di pedesaan sudah model pemberdayaan kelompok ternak
seharusnya memiliki sumber daya yang kelinci melalui kegiatan P4S.
cukup untuk memajukan kesejahteraan,
sosial dan perekonomian. Namun tidak MATERI DAN METODE
semuanya memiliki sumber daya yang Waktu dan tempat
cukup karena keterbatasan waktu dan Penelitian dilaksanakan pada
kurangnya pelatihan maupun penyuluhan tanggal 22 Desember 2016 hingga 20
yang diselenggarakan. Kelompok ternak Februari 2017 di peternakan kelinci
kelinci di Desa Ngijo, Kecamatan “Mandiri Jaya” Jalan Gelatik no. 99 Desa
Karangploso, Kabupaten Malang Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten
merupakan komoditas peternakan unggulan Malang.
dari Kelompok ternak kelinci “Mandiri
Jaya” yang memberdayakan anggotanya Metode penelitian
melalui pembinaan Program Pelatihan Penelitian dilakukan dengan
Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) menggunakan metode survei. Data diambil
dalam menambah pengetahuan dan dengan cara wawancara informan
peningkatan sumber daya manusia. menggunakan kuisioner terstrukur.
Menurut Departemen Pertanian (2000) Wawancara (interview) dilakukan secara
bahwa suatu kelompok tani akan digunakan langsung kepada 16 anggota kelompok
sebagai pendekatan utama dalam suatu ternak dan 1 perwakilan dari pihak instansi
kegiatan penyuluhan. Pendekatan terkait.
kelompok dipandang lebih efisien dan
menjadi sebuah media untuk proses belajar Metode pengumpulan data
mengajar serta berinteraksi dari petani, Pengambilan data dalam
sehingga diharapkan terjadinya perubahan penenlitian kualitatif ini pada awalnya
perilaku petani ke arah yang lebih baik lagi. menggunakan Purposive Sampling
Kegiatan P4S dilaksanakan setiap 1 (satu) kemudian dilanjutkan dengan Snowball
bulan sekali. Program tersebut mulai Sampling, yaitu suatu teknik pengambilan
terlaksana sejak tanggal 25 Februari 2016 sampel sumber data yang pada awalnya
hingga bulan Februari 2017 dan diikuti memiliki jumlah yang sedikit dan belum
sebanyak 16 peternak yang masih aktif dan mampu untuk memberikan data yang lebih
berkembang. Pelatihan yang diberikan lengkap, maka dari itu harus mencari orang

DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 2
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6

lain yang dapat digunakan sebagai sumber bahwa kadar protein daging kelinci sebesar
data (Sugiyono, 2012). 20,8%, protein daging ayam sebesar 20%,
protein daging sapi sebesar 16,3%. Selain
Analisis data itu daging kelinci juga rendah akan kalori,
Pada penelitian ini menggunakan kolesterol dan lemak yaitu kadar kalori
analisis deskriptif kualitatif karena daging kelinci sebesar 7,3%, lemak daging
permasalahan yang dibahas tidak kelinci sebesar 10,2% dan daging kelinci
berkenaan dengan angka-angka namun rendah kolesterol mengandung 164 mg per
lebih kearah deskripsi, menguraikan dan 1000 gram.
menggambarkan model pemberdayaan Dalam kegiatan P4S salah satu
kelompok ternak kelinci yang termasuk materi pelatihan yang diberikan yaitu
didalamnya yaitu budidaya kelinci, bina budidaya kelinci, anggota kelompok ternak
usaha, bina manusia dan bina lingkungan. diajarkan bagaimana manajemen kelinci
Analisis kualitatif berupa proses yang baik serta menguntungkan, mulai dari
penyelidikan dalam suatu analisis pemilihan bibit yang baik, pemberian pakan
fenomena yang terjadi dengan cara berkualitas serta sistem perkandangan yang
membandingkan, mengkategorikan, baik untuk kelinci. Menurut Widodo (2009)
mengklasifikasi, menyajikan serta pemilihan bibit kelinci yang baik nantinya
melaksanakan verifikasi data secara akan menghasilkan kelinci yang baik pula.
keseluruhan yang bertujuan untuk Pemilihan bibit kelinci sangat diperlukan
menemukan keseragaman dan sifat umum dan juga sangat diperhatikan dengan baik,
obyek yang diteliti (Mubarak, 2010). jangan sampai salah dalam memilih bibit
sehingga diwaktu merawat terjadi
HASIL DAN PEMBAHASAN permasalahan. Bibit yang baik harus
Proses pemberdayaan umumnya ditentukan sejak awal sebelum
dilakukan secara kolektif. Adapun model pemeliharaan.
pelatihan yang diberikan dalam kelompok Penerapan budidaya kelinci yang
ternak kelinci “Mandiri Jaya” untuk baik dan benar mulai diterapkan oleh
keberdayaan para anggota kelompok seluruh anggota kelompok setelah melihat
melalui P4S, antara lain: a) Budidaya keuntungan dari budidaya kelinci tersebut
Kelinci; b) Bina Manusia diberikan setiap 1 yang telah diajarkan pada saat pelatihan.
(satu) bulan sekali selama masa program Keuntungan dari berbudidaya kelinci,
yang telah ditetapkan. selain kelinci adalah salah satu ternak yang
dapat menambah gizi keluarga, juga rendah
Budidaya kelinci akan kalori dan lemak serta mampu
Ternak kelinci merupakan jenis meningkatkan pendapatan keluarga sehari-
ternak yang mempunyai banyak hari dengan menjualnya ke pasaran karena
keunggulan seperti mampu berproduksi memiliki prospek yang baik untuk
dengan cepat dan menghasilkan banyak kedepannya. Para anggota kelompok
anak, mudah dan sederhana dalam perlahan sudah menerapkan manajemen
pemeliharaannya serta tidak memerlukan pemeliharaan yang baik serta
lahan yang luas. Menurut Wibowo., et al menguntungkan. Mereka mampu
(2008) budidaya kelinci adalah salah satu menghasilkan kelinci pedaging maupun
usaha yang berpeluang besar, karena kelinci hias yang berkualitas serta harga
potensinya yang luar biasa untuk jual yang tinggi dipasaran.
dikembangkan dan prospek untuk Pemeliharaan dengan tekun dan
kedepannya sangat baik, karena daging disiplin secara umum menjadi kata kunci
kelinci memiliki protein yang tinggi yang tidak bisa diabaikan agar usaha
melebihi daging ayam maupun sapi. budidaya kelinci bisa berhasil dengan baik.
Menurut Kusnadi dan Bintoro (2012) Hal tersebut karena berkaitan erat dengan

DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 3
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6

berbagai macam faktor seperti faktor produk. Masyarakat harus terus menerus
kebersihan kandang akan sangat erat mengembangkan keahlian sesuai
kaitanya dengan kesehatan ternak kelinci kompetensinya, bangga dan mencintai
yang ada di kandang dan faktor pengamatan profesinya, serta memegang teguh etika
harian rutin ini berhubungan dengan profesinya.
keadaan kondisi rutin hewan ternak yang
ada, kondisinya bagaimana sehat atau tidak Bina lingkungan
semua itu kalau tanpa perlakuan Setiap pemberian materi tentang
pengamatan yang baik kita tidak akan tahu. pembinaan lingkungan berbeda-beda topik
Hal tersebut sama halnya dengan yang diberikan, diantaranya
pernyataan Darman (2011) bahwa dalam peminimalisiran bau limbah kotoran ternak
hal perkembangbiakan, kelinci juga kelinci (urine, feses), sanitasi kandang
membutuhkan perhatian yang terus dengan penerapan biosecurity yaitu
menerus karena pada saat kelinci pembersihan kandang kelinci serta
dikawinkan sampai masa melahirkan dan penyemprotan dengan menggunakan
sapih anak, penanganan yang dibutuhkan desinfektan, kondisi rumah yang bersih dan
juga harus sesuai fasenya, maka faktor sehat. Menurut Ali (2005), menyatakan
lingkungan/kebersihan kandang bahwa strategi bina lingkungan yaitu: peran
berpengaruh terhadap keberhasilannya. masyarakat dalam mengelola dan menata
lingkungan hidup lebih ditingkatkan;
Bina manusia membangun infrastruktur yang
Dalam pelatihan materi pembinaan menyangkut kebutuhan masyarakat dalam
peternak dimaksudkan agar anggota pelaksanaan kegiatan ekonomi;
kelompok dapat mengembangkan ide-ide perencanaan dan pembangunan secara
yang ada didalam pikirannya, bertukar spasial dan daya dukung lingkungannya
pikiran atau informasi terhadap sesama lebih ditingkatkan; serta kualitas
anggota kelompok ternak serta peranan lingkungan hidup melalui konservasi,
besar seorang peternak khusunya sebagai rehabilitasi, reboisasi dan lain sebagainya
peternak kelinci untuk mencukupi lebih ditingkatkan kembali.
kebutuhan hidup. Menurut Adi (2016), Menurut Lidyasanty (2016), bahwa
bahwa bina manusia merupakan suatu peran masyarakat untuk menciptakan
usaha yang dilakukan pemerintah melalui rumah sehat dan bersih dekat dengan
partisipasi masyarakat untuk lebih kandang yaitu: 1) anggota kelompok
ditingkatkan kembali sehingga mereka menerapkan kontrol sosial; 2) Pemilik
mampu memanfaatkan lingkungan yang ternak harus melindungi diri menggunakan
terbina untuk meningkatkan kualitas alat pelindung seperti masker, sarung
kehidupan. tangan, sepatu boot dan menjauhkan
Strategi bina manusia dalam kandang dari jangkauan anak-anak; 3)
kegiatan P4S yaitu: meningkatkan suatu Peningkatan hygine dan sanitasi individu;
kreatifitas kelompok; peningkatan 4) Pemeriksaan ternak secara rutin; dan 5)
kapasitas organisasi; memperluas dan Pemberian pengetahuan kepada anggota
mengeintegrasikan mandat organisasi dan kelompok mengenai pemanfaatan kotoran
kelompok; memperbaiki budaya kerja yang ternak. Pemanfaatan tersebut akan
kerja keras dan tanggung jawab. menghasilkan nilai ekonomis yang lebih
Kemampuan anggota kelompok harus seperti pemanfaatan media pertumbuhan
senantiasa mengikuti suatu perkembangan cacing, pupuk organik, gas bio dan lain
ilmu, teknologi dan seni yang memiliki sebagainya.
manfaat tinggi untuk meningkatkan
produktifitas, mutu produk yang lebih
tinggi, tingginya efisiensi daya saing

DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 4
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6

Bina usaha kelinci anggota kelompok diajarkan


Bina usaha diupayakan melalui bagaimana manajemen pemeliharaan
pemberdayaan anggota kelompok ternak kelinci yang baik dan benar. Bina manusia,
yaitu diantaranya peningkatan pengetahuan dalam materi ini diajarkan bagaimana
secara teknis, perbaikan mutu dan nilai anggota kelompok dapat mengembangkan
sebuah produk yang akan dipasarkan serta ide-ide yang dimilikinya serta
perbaikan manajemen untuk meningkatkan pengembangan karakter diri seorang
efisiensi usaha. Dalam kegiatan pelatihan peternak kelinci. Bina lingkungan, dalam
P4S juga diajarkan bagaimana cara materi ini diajarkan bagaimana anggota
berwirausaha dengan baik agar lebih maju, kelompok dapat menciptakan lingkungan
salah satunya lewat hasil olahan ternak yang bersih dan sehat yang berdekatan
kelinci. Kelinci-kelinci peliharaan anggota dengan kandang. Bina usaha, dalam materi
kelompok mempunyai nilai kualitas yang ini anggota kelompok diajarkan bagaimana
baik, maka dari itu hasil olahan yang menghasilkan usaha-usaha berbasis ternak
mereka produksi pun juga mempunyai nilai kelinci yang menguntungkan, baik menjual
kualitas yang baik juga. Kelinci-kelinci kelinci sebagai kelinci pedaging/hias dan
peliharaan mereka dijual dan ada khusus produk-produk berbahan kelinci.
untuk diproduksi diambil hasilnya serta
menghasilkan pendapatan yang cukup DAFTAR PUSTAKA
untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Anggota kelompok mampu Adi, M. 2016. Manajemen Pembangunan
mengaplikasikan atau menerapkan materi- Desa. Pedoman Program Terpadu.
materi yang disampaikan dari pelatihan Grafindo Utama. Jakarta.
untuk mendapatkan tambahan hasil
pendapatan guna mencukupi kebutuhan Ali. 2005. Kemitraan dan Model
sehari-hari. Mardikanto (2013), bahwa bina Pemberdayaan Masyarakat. Gava
usaha yang diupayakan melalui Media: Yogyakarta.
pemberdayaan masyarakat akan mencakup
banyak hal, seperti: peningkatan Darman. 2011. Analisis Ekonomi Hasil
pengetahuan teknis, utamanya untuk Ternak kelinci. Fakultas Ekonomi
meningkatkan produktivitas, perbaikan dan Komunikasi. Binus University.
mutu dan nilai tambah produk; perbaikan
manajemen untuk meningkatkan efisiensi Departemen Kehutanan. 2000. Penyuluhan
usaha dan pengembangan jejaring Pembangunan Kehutanan. Pusat
kemitraan; pengembangan jiwa Penyuluhan Kehutanan Departemen
kewirausahaan terkait dengan optimasi Kehutanan bekerjasama dengan
peluang bisnis yang berbasis dan didukung Fakultas Pertaninan. Universitas
oleh keunggulan lokal; peningkatan Sebelas Maret Surakarta. Jakarta.
aksesbilitas terhadap modal, pasar dan http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan
informasi; advokasi kebijakan yang /pemberdayaan-masyarakat-tani-
berpihak kepada ekonomi perkembangan mengarah-pada-kemandirian.
rakyat. Diakses tanggal 22 April 2017.

KESIMPULAN Kusnadi dan Bintoro. 2012. Daya Ikat Air,


Model pemberdayaan kelompok Tingkat Kekenyalan dan Kadar
ternak kelinci “Mandiri Jaya” diberikan Protein pada Bakso Kombinasi
melalui kegiatan P4S yaitu diantaranya: Daging Sapi dan Daging Kelinci.
Budidaya kelinci, Bina manusia, Bina Jurnal Aplikasi Teknologi Hasil
Lingkungan dan Bina Usaha. Disimpulkan Pangan. Vol 1(2) : 28-31.
bahwa dalam pelatihan materi budidaya

DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 5
J. Ilmu-Ilmu Peternakan 27 (3):1 – 6

Lidyasanty, O. 2016. Pengelolaan Limbah di Desa Sastrodirjan Kabupaten


Pencegahan Pencemaran Lingkungan Pekalongan. Fakultas Ilmu Sosial dan
di Kota Kotamobagu. Fakultas Politik. Universitas Diponegoro,
Pertanian. Universitas Sam Semarang.
Ratulangi. Manado. Jurnal Zootek.
(1) : 226-237. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Administrasi. Cetakan ke-20.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Alfabeta: Bandung.
Pembangunan Pertanian. UNS Press:
Surakarta. Wibowo, B, Sumanto dan Rafif. 2008.
Pemanfaatan dan Analisis Ekonomi
Mardikanto, T. 2013. Pemberdayaan Usaha Ternak Kelinci di Pedesaan.
Masyarakat dalam Perspektif Lokakarya Nasional Potensi dan
Kebijakan Publik. Alfabeta: Peluang Pengembangan Usaha
Bandung. Kelinci. Balai Penelitian Ternak.
Bogor.
Mubarak. 2010. Evaluasi Pemberdayaan
Masyarakat ditinjau dari Suatu Proses Widodo. 2009. Usaha Budidaya Ternak
Pengembangan Kapasitas pada Kelinci dan Potensinya. Jurnal Ilmu
Kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan Peternakan. 1(1): 26-31.

DOI: 10.21776/ub.jiip.2017.027.03.01 6

Anda mungkin juga menyukai