Lampung, Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung 35145.
2 Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Soemantri
ABSTRAK
Provinsi Lampung mempunyai peluang yang cukup strategis untuk pengembangan ternak ruminansia
karena ketersediaan sumber daya alam yang mendukung. Salah satu jenis ternak ruminansia adalah kambing.
Peternakan kambing rakyat pada saat ini sudah menyebar luas namun kondisi tatalaksana pemeliharaan belum
optimal. Kendala yang masih sering dihadapi peternak kambing adalah kurangnya pengetahuan pada
penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan ternak, sanitasi kandang yang tidak sesuai dengan kondisi
geografis daerah, serta minimnya bantuan pengobatan ternak yang diperoleh. Tim Pengabdian Kepada
Masyarakat Skema Dosen Pemula BLU Universitas Lampung TA. 2020 melakukan penyuluhan manajemen
kesehatan, reproduksi, dan sanitasi kandang serta pengobatan massal ternak kambing dengan tujuan
pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan dan cara pemeliharaan ternak rakyat konvensional menjadi
berbasis ilmu pengetahuan. Sasaran kegiatan adalah peternak kambing di Desa Kota Agung, Kecamatan Sungkai,
Kabupaten Lampung Utara. Metode kegiatan, yaitu 1) Penyuluhan manajemen kesehatan, reproduksi, dan
sanitasi kandang ternak kambing; 2) Penerapan program sanitasi kandang dengan pembersihan dan
desinfektasi kandang; dan 3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal. Parameter pengukuran kegiatan
untuk mengetahui respons peserta penyuluhan terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan cara
membandingkan perubahan nilai pada evaluasi awal (pre-test) dan evaluasi akhir (post-test). Hasil kegiatan
pengabdian berupa 1) 31 orang peternak kambing mengikuti penyuluhan; 2) Pengobatan massal dilakukan pada
232 ekor kambing; dan 3) Sanitasi kandang pada 31 unit kandang. Hasil evaluasi kegiatan yaitu tingkat
pengetahuan peternak pada sisi pengetahuan kesehatan kambing meningkat 54,02%; sisi reproduksi meningkat
26,77%; dan sisi pengetahuan sanitasi kandang meningkat 52,33% setelah kegiatan dilaksanakan. Kesimpulan
pengabdian ini bahwa keseluruhan kagiatan memberikan dampak positif yang sangat besar bagi peternak.
Kata kunci: kambing, pengobatan massal, penyuluhan, program kesehatan, sanitasi kandang
ABSTRACT
Province of Lampung has a strategic opportunity for the development of ruminants because of the availability
of natural resources that support it. One type of ruminant livestock is goat. People's goat farming is now
widespread but the conditions of maintenance management are not optimal. Constraints that are still often faced
by goat farmers are in terms of lack of knowledge on handling reproductive disorders and livestock health, cage
sanitation that is not in accordance with regional geographical conditions and the lack of assistance for livestock
treatment obtained. The Community Service Team Scheme Beginner Lecturers of BLU University of Lampung
2020 through counseling related to health management, reproduction and pen sanitation as well as mass
treatment of goats were aims to increase knowledge and how to raise conventional people's livestock to be
science-based. The target of the activity was goat breeders in Kota Agung Village, South Sungkai District, North
Lampung Regency. Methods of activity, namely 1) Extension of health management, reproduction, and sanitation
for goat sheds; 2) Implementing a pen sanitation program with cleaning and disinfection of the pen; and 3)
Health checks and mass treatment. Activity measurement parameters to determine the response of extension
participants to the implementation of community service activities by comparing changes in values in the initial
evaluation (pre-test) and the final evaluation (post-test). Service activities were 1) 31 goat farmers was
attending the counseling; 2) Mass treatment activities were carried out on 232 goats; and 3) Pen sanitation
303
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313
activities were carried out at 31 goat pen with the results of the evaluation of activities, namely the level of
breeders' knowledge on the goat health knowledge increased by 54.02%; the reproductive knowledge increased
by 26.77%; and the pen sanitation knowledge increased by 52.33% after the activities were implemented.
Conclusion of the overall activities had a very large positive impact on farmers.
304
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif
Manajemen
• program kesehatan ternak Reproduksi • metode pembersihan dinding
kambing dan lantai kandang
• langkah awal penanganan • Seleksi pejantan dan indukan • metode pembersihan wadah
gangguan reproduksi pakan dan minum
• ciri-ciri birahi,
• metode desinfeksi kandang
• metode perkawinan dengan penyemprotan
• cara pemeriksaan kebuntingan, desinfektan
• penanganan cempe pasca lahir
Agung, Kecamatan Sungkai Selatan, Kabupaten tanyaan berupa daftar pertanyaan (kuesioner)
Lampung Utara pada sebelum (pre-test) dan kepada para peserta, bertujuan untuk meng-
sesudah (post-test) kegiatan pengabdian dila- ukur peningkatan pengetahuan peserta setelah
kukan. Data yang diisi dalam kuesioner, yaitu kegiatan dilaksanakan.
data nama peternak, usia peternak, jenis kela-
min peternak, dan jumlah kepemilikan kambing. Analisis data
Kuesioner berisi sebanyak 24 pertanyaan Analisis data dilakukan dengan mengka-
berbentuk pilihan ganda terkait penggalian data tegorikan tingkat pengetahuan peserta menjadi
mengenai pengetahuan peternak terkait ke- tiga kategori berdasarkan persentase hasil
sehatan, reproduksi, dan sanitasi kandang perhitungan kuesioner pre-test dan post-test,
kambing. yaitu 1) Rendah dengan skor nilai <50%; 2)
Sedang dengan skor nilai 50–70%; dan 3) Tinggi
Pengolahan data dengan skor nilai >70%.
Pengolahan data dilakukan dengan 1) Eva-
luasi awal (pre-test), evaluasi awal dilakukan
dengan memberikan daftar pertanyaan kepada HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta (kuesioner) yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta Survei
tentang manajemen kesehatan, reproduksi dan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
sanitasi kandang sebelum kegiatan dilak- diawali dengan pelaksanaan survei pada tanggal
sanakan; 2) Evaluasi proses, evaluasi proses 30 Januari 2020 (Gambar 2). Survei memiliki
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tujuan untuk mengidentifikasi tempat dan
respon peserta terhadap materi yang disam- keadaan masyarakat sasaran, yang merupakan
paikan dalam pelaksanaan kegiatan ceramah. interaksi awal terhadap masyarakat calon mitra
Evaluasi ini berupa diskusi interaktif dengan untuk mendapatkan data informasi serta
peserta dengan memberi kesempatan kepada kendala yang dihadapi oleh calon kelompok
mereka untuk melontarkan pertanyaan- mitra. Survei dilaksanakan dengan metode
pertanyaan dan didiskusikan secara bersama- diskusi dengan aparat desa untuk mengetahui
sama; dan 3) Evaluasi akhir (post-test), evaluasi permasalahan utama pada bidang peternakan
akhir dilakukan dengan mengajukan per- yang sering terjadi di wilayah Desa Kota Agung,
305
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313
a b
Gambar 2 a dan b Survei lokasi dan koordinasi dengan aparat desa terkait rencana pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.
306
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif
Peternak belum mengetahui dan Penyuluhan, diskusi, dan Peternak mengetahui dan memahami
memahami manajemen repro- pemeriksaan reproduksi segala aspek mengenai manajemen
duksi ternak kambing yang baik ternak kambing reproduksi ternak kambing yang baik
dan benar secara intensif dan benar melalui pemahaman
mengenai pemilihan pejantan dan
indukan, ciri-ciri birahi, metode
perkawinan alami atau kawin suntik,
pemeriksaan kebuntingan, serta
penanganan anak kambing (cempe)
setelah lahir.
Peternak belum mengetahui, Penyuluhan, diskusi, dan Peternak dapat membuat perencanaan
memahami program sanitasi inspeksi mengenai gamba- program sanitasi kandang yang sesuai
kandang yang sesuai dengan ran iklim dan geografis, dengan kondisi iklim dan geografis
kondisi iklim dan geografis struktur kandang dan setempat yang memenuhi aspek sanitasi
setempat yang memenuhi aspek lingkungan di sekitar dan higienitas untuk menunjang
sanitasi dan higienitas. kandang. kesehatan dan reproduksi ternak
kambing.
penyuluhan dan berbagai media informasi kegiatan dan setelah (post-test) kegiatan se-
sebagai pendukung kegiatan penyuluhan. hingga dapat diketahui permasalahan utama
Keberhasilan kegiatan penyuluhan ditentukan dalam manajemen kesehatan dan reproduksi,
oleh unsur seperti penyuluh, informasi, peternak, penanganan gangguan kesehatan serta pen-
penggunaan media, dan metode penyuluhannya. tingnya kegiatan sanitasi kandang untuk menjaga
Metode penyuluhan dapat memengaruhi tingkat kandang bebas dari penyakit yang dapat menye-
keberhasilan penyerapan informasi, seperti kun- rang ternak yang dipelihara. Sebanyak 31 orang
jungan ke kandang, demontrasi seperti peng- peternak hadir dalam kegiatan penyuluhan.
obatan ternak dan sanitasi kandang dan Kegiatan penyuluhan dimulai pada pukul 10.00–
kampanye atau model diskusi merupakan jenis 12.00 WIB. Kegiatan penyuluhan dibuka dengan
metode penyuluhan yang relevan dengan kondisi sambutan dari Sekretaris Desa Kota Agung
peternak dan mudah untuk diterapkan. Ke- kemudian dilanjutkan dengan sesi penyajian
sesuaian antara metode dengan kondisi peternak materi oleh tim pengabdian. Materi yang di-
sasaran akan dapat mempercepat terjadinya berikan mengenai 1) Manajemen kesehatan
proses adopsi teknologi informasi, sehingga sehingga peternak mengetahui, memahami
berdampak positif terhadap usaha peternakan pentingnya program kesehatan kelompok ternak
yang dilakukan (Ediset & Jaswandi 2017). kambing serta langkah awal penanganan jika
Kegiatan penyuluhan dan diskusi (Gambar 4) terjadi gangguan kesehatan; 2) Manajemen
dengan anggota kelompok ternak serta pengisian reproduksi sehingga peternak mengetahui dan
kuosioner oleh para peternak sebelum (pre-test) memahami segala aspek mengenai pemilihan
307
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313
Post-test
a b
Gambar 4 a dan b Kondisi pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
pejantan dan indukan, ciri-ciri birahi, metode setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan.
perkawinan alami atau kawin suntik, pe- Menurut Widyastuti et al. (2017) bahwa faktor
meriksaan kebuntingan, serta penanganan anak penghambat yang menyebabkan rendahnya
kambing (cempe) setelah lahir; dan 3) produktivitas kambing adalah minimnya penge-
Manajemen sanitasi kandang sehingga peternak tahuan peternak tentang manajemen kesehatan
mampu membuat perencanaan program sanitasi ternak, sehingga hal ini dapat meimbulkan
kandang yang memenuhi aspek sanitasi dan berbagai penyakit pada ternak dan meng-
higienitas untuk menunjang kesehatan dan akibatkan kerugian ekonomi seperti penurunan
reproduksi ternak kambing. Kegiatan pe- produksi, gangguan reproduksi, peningkatan
nyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan biaya pengobatan, hingga kematian. Pe ternak
diskusi. terkadang tidak mengetahui bahaya penyakit dan
Tim pengabdian melakukan kegiatan pe- cara pecegahannya. Pengetahuan mengenai
nyuluhan dengan cara menyampaikan materi penyakit pada kambing seperti gejala klinis
penyuluhan melalui berbagai forum komunikasi sehingga dapat menggali informasi sejarah
seperti temu lapang di rumah ketua kelompok penyakit, pengamatan, dan pemeriksaan fisik
ternak, urun rembug dengan peternak dengan kambing akan sangat membantu peternak
metode diskusi dan kaji terap atau temu teknis, mencegah kambing terserang penyakit.
yaitu pengobatan dan sanitasi kandang kambing Program kesehatan kelompok ternak (PKKT)
(Sejati & Indraningsih 2015) dengan melibatkan yang dapat diterapkan menurut Santosa (2017)
peran aktif peternak. Kegiatan pengabdian adalah serangkaian kegiatan untuk menjaga
kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan kondisi kesehatan ternak secara terpadu pada
memiliki peran sangat besar dalam mening- peternakan terkait ternak dan faktor-faktor yang
katkan pendapatan anggota kelompok peternak berpengruh terhadap kesehatan agar usaha
(Asfar 2016). peternakan dapat terlaksana secara serasi dan
Tingkat pengetahuan peternak sebelum dan tujuan beternak sesuai prinsip ekonomi berjalan
setelah kegiatan dilaksanakan disajikan pada optimal. Program PKKT adalah 1) Vaksinasi atau
Gambar 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemberian vaksin sehingga kebal terhadap
data kuesioner yang diisi oleh anggota kelompok penyakit; 2) Biosekuriti meliputi sanitasi dan
ternak kemudian dilakukan pengolahan data, desinfeksi kandang dan peralatan kandang; 3)
dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan Pemberantasan endoparasit dan ektoparasit; 4)
peternak mengenai manajemen reproduksi dan Penanganan gangguan reproduksi; dan 5)
kesehatan dalam pemeliharaan kambing Recording atau administrasi kesehatan ternak.
meningkat signifikan.
• Penyuluhan manajemen reproduksi ternak
• Penyuluhan manajemen kesehatan ternak kambing
kambing Tingkat pengetahuan peternak sebelum
Tingkat pengetahuan peternak sebelum kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan
kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan reproduksi ternak kambing sebesar 51,94%
kesehatan ternak kambing sebelum kegiatan meningkat menjadi 78,71% setelah kegiatan
sebesar 28,24% meningkat menjadi 82,26% penyuluhan dilaksanakan. Salah satu kendala
308
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif
Pre-test
PRE TEST POST TEST
Post-test
88,89%
82,26% 78,71%
51,94%
36,56%
28,24%
Kesehatan
KESEHATAN Reproduksi
REPRODUKSI Sanitasi
SANITASI kandang
KANDANG
yang dihadapi oleh peternak ruminansia dalam • Penyuluhan manajemen sanitasi kandang
mengembangkan usahanya adalah masalah rep- ternak kambing
roduksi dikarenakan produktivitas rendah, Tingkat pengetahuan peternak sebelum
sehingga menyebabkan populasi ternak tidak kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan
bertambah. Reproduksi ternak adalah proses sanitasi kandang kambing sebelum kegiatan
fisiologis ternak menghasilkan keturunan. sebesar 36,56% meningkat menjadi 88,89%
Berdasarkan pernyataan Kurniasih et al. (2013) setelah kegiatan dilaksanakan. Sanitasi kandang
terdapat faktor-faktor yang berpengaruh merupakan sebuah program kebersihan kandang
terhadap reproduksi ternak, yaitu perkawinan, yang bertujuan untuk mencegah masuk dan
penanganan anak yang baru lahir, ketersediaan, perpindahan bibit penyakit maupun parasit yang
dan kualitas pakan serta penanganan kesehatan menyerang ternak menggunakan desinfektan
kambing. Perkawinan harus dilakukan secara pada dosis yang dianjurkan, sehingga kandang
terencana dan tepat waktu serta kondisi ternak tergolong dalam kandang sehat. Kriteria kandang
baik dan sehat. Perkawinan dapat dilakukan kambing dan domba yang sehat menurut Hidayat
dengan dua cara, yaitu perkawinan alami dan et al. (2015) adalah 1) Memenuhi aspek teknis
buatan. Perkawinan dilakukan jika ternak sudah kandang seperti letak, ukuran, lantai, bentuk, sir-
dewasa tubuh dan menunjukkan tanda-tanda kulasi udara, fasilitas kandang, bahan kandang,
birahi. Dewasa tubuh adalah keadaan dimana atap, dan dinding; 2) Lingkungan kandang
betina siap bunting dan melahirkan anak mencakup drainase, instalasi limbah, tempat
sedangkan pada jantan dewasa ditunjukkan gembala, kebersihan, dan sumber air; 3) Kambing
dengan umur di atas 1 tahun. memiliki kebersihan bulu, mata, moncong, kuku,
Menurut Sukendar et al. (2005) bahwa poten- telinga, dan anus; dan 4) Kondisi peternak dan
si pengembangan kambing di daerah pedesaan keluarga dalam kondisi sehat. Tujuan sanitasi
perlu diketahui dengan tujuan memperkirakan kandang untuk mematikan penyakit di dalam
pertambahan populasi kambing persatuan kandang secara menyeluruh mencakup kandang,
waktu, agar informasi angka populasi dan lingkungan di sekitar kandang, dan peralatan
program pengembangan kambing selanjutnya kandang. Pembersihan kandang sebaiknya
dapat diketahui. Untuk meningkatkan angka dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari
populasi kambing dibutuhkan manajemen (BPTP Maluku 2019).
perkawinan, umur kawin ternak betina perlu Sanitasi kandang adalah kegiatan pencegahan
diatur sehingga produktivitas dapat terjaga, yaitu termasuk kebersihan bangunan tempat tinggal
dengan mengawinkan kambing betina yang ternak atau kandang dan lingkungannya dalam
sudah dewasa kelamin. Tujuan dilakukan agar rangka untuk menjaga kesehatan ternak
segera setelah perkawinan tingkat kebuntingan sekaligus pemiliknya. Hal-hal yang dapat
kambing optimum (Kurniasih et al. 2013) karena berpengaruh terhadap sanitasi kandang, yaitu
waktu kawin yang kurang tepat dapat konstruksi bangunan kandang, lokasi kandang,
berdampak terhadap kegagalan bunting (Budi kebersihan kandang, dan kepadatan parasit.
2005). Lokasi kandang seharusnya terpisah dengan
309
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313
310
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif
a b
Gambar 7 Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal kambing milik peternak.
311
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313
cara aparat desa beserta masyarakat peternak Selatan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu.
kambing meningkatkan komunikasi dengan 9(1): Juli 2021.
berbagai pihak yang membidangi peternakan dan
Budi U. 2005. Pengaruh interval pemerahan
kesehatan hewan agar dapat meningkatkan
terhadap aktivitas seksual setelah beranak
intensitas penyuluhan dan pelatihan terkait budi
pada kambing Peranakan Etawah. Jurnal
daya ternak kambing, manajemen pemeliharaan
Agribisnis Peternakan. 1(2): 53–61.
terkait kesehatan, reproduksi, sanitasi kandang,
serta fermentasi limbah ubi kayu yang memiliki Bulan DS, Subekti S. 2018. Proses Pembelajaran
potensi besar pengembangan alternatif pakan Sosial Perkandangan Pada Peternak Kambing.
ternak kambing di Desa Kota Agung, Kecamatan Dalam: Seminar Nasional Program Studi
Sungkai Selatan, Kabupaten Lampung Utara, Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Provinsi Lampung. Jember. Universitas Jember, Jember (ID). 3
November 2018.
Ediset, Jaswandi. 2017. Metode Penyuluhan
UCAPAN TERIMA KASIH dalam Adopsi Inovasi Inseminasi Buatan (IB)
pada Usaha Peternakan Sapi di Kabupaten
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dharmasraya. Jurnal Peternakan. 14(1): 1–10.
Universitas Lampung yang telah memberikan https://doi.org/10.24014/jupet.v14i1.3395
pembiayaan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Skema Dosen Pemula yang ber- Hartono M, Elisa, Siswanto, Suharyati S, Santosa
sumber dari dana DIPA BLU Universitas PE, Sirat MMP. 2019. Profil darah pada Sapi
Lampung T.A. 2020. Kami juga mengucapkan Simmental-Peranakan Ongole akibat infestasi
terima kasih kepada Dinas Pertanian Kabupaten cacing trematoda di Desa Labuhan Ratu,
Lampung Utara atas bantuan tenaga medis dan Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten
obat hewan. Lampung Timur, Provinsi Lampung. Dalam:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peter-
nakan dan Veteriner 2019. Pusat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA dan Pengembangan Peternakan, Bogor (ID).
15–16 Oktober 2019.
Agus C, Faridah E, Wulandari D, Purwanto BH. Haryanto B, Thalib A. 2009. Emisi Metana dari
2014. Peran Mikroba Starter dalam Fermentasi Enterik: Kontribusinya Secara
Dekomposisi Kotoran Ternak dan Perbaikan Nasional dan Faktor-Faktor yang Meme-
Kualitas Pupuk Kandang. Jurnal Manusia dan ngaruhinya pada Ternak. Wartazoa. 19(4):
Lingkungan. 21(2): 179–187. 157–165.
Asfar I. 2016. Peranan Penyuluh Peternakan Hidayat R, Santoso K, Suryahadi, Darwati S,
dalam Peningkatan Pendapatan Anggota Suprayogi A, Prastowo. 2015. Penilaian
Kelompok Peternak Sapi Potong di Kabupaten Kandang Sehat dan Produktif Domba di
Sinjai (Studi Kasus: Desa Patallassang Desa/Kelurahan Lingkar Kampus Institut
Kecamatan Sinjai Timur). [Skripsi]. Makassar Pertanian Bogor, Darmaga. Agrokreatif Jurnal
(ID): Universitas Islam Negeri Alauddin. Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 1(1):
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 20–27. https://doi.org/10.29244/agrokreatif.
aluku. 2019. Sanitasi pada Ternak Ruminansia 1.1.20-27
dan Manfaatnya. [Internet]. [diunduh 28 Kurniasih NN, Fuah AM, Priyanto R. 2013.
September 2020]. Tersedia pada: http:// Karakteristik reproduksi dan perkembanga
maluku.litbang.pertanian.go.id/?p=2668. populasi kambing peranakan etawah di lahan
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian pascagalian pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan
Ungaran. 2000. Sanitasi Kandang Sapi Perah. Teknologi Peternakan. 1(3): 132–137.
Jawa Tengah (ID): BPTP Ungaran. Maulida FN. 2013. Tatalaksana Kesehatan
Barkah A, Hartono M, Santosa PE, Sirat MMP. Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan
Tingkat Infestasi Cacing Saluran Pencernaan Cisarua Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor
pada Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis Linn.) (ID): Institut Pertanian Bogor.
di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung
312
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif
[Kementan] Kementerian Lingkungan Hidup. Hati Sapi Perah pada Peternakan Rakyat di
2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor. Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Peternakan
14/Permentan/OT.140/3/2011. Terpadu. 6(3): 167–172. https://doi.org/10.
23960/jipt.v6i3.p167-172
Santosa PE. 2017. Modul Program Kesehatan
Kelompok Ternak. Bandar Lampung (ID): Sukendar A, Duldjaman M, Sukmawati A. 2005.
Universitas Lampung. Potensi reproduksi dan distribusi dalam
pengembangan kambing PE di Desa
Sejati WK, Indraningsih KS. 2015. Implementasi
Hegarmanah Kecamatan Cicantayan
Diseminasi Inovasi Pertanian dalam
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Media
Perspektif Penyuluh. Dalam: Prosiding
Peternakan. 28(1): 1–7
Seminar Nasional Perlindungan dan
Pemberdayan Pertanian dalam Rangka Widyastuti R, Winangun K, Wira DW, Ghozali M,
Pencapaian Kemandirian Pangan Nasional dan Rizky M, Syamsunarno. 2017. Tingkat
Peningkatan Kesejahteraan Petani. IAARD Pengetahuan Dan Respons Peternak Kambing
Press, Bogor (ID). 10 November 2015. Perah Terhadap Penyakit Hewan (Studi
Kasus: Kelompok Tani “Simpay Tampomas”
Siswanto, Hartono M, Santosa PE, Suharyati S,
Cimalaka, Sumedang). Dharmakarya. 6(2):
Larasati H, Sirat MMP. 2018. Prevalensi Cacing
89–92.
313