Anda di halaman 1dari 11

Agrokreatif November 2021, Vol 7 (3): 303−313

Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN 2460-8572, EISSN 2461-095X

Penyuluhan Manajemen Kesehatan, Reproduksi, Sanitasi Kandang, dan


Pengobatan Massal Ternak Kambing

(Extension of Health Management, Reproduction, Pen Sanitation,


and Mass Medicine for Goats)
Muhammad Mirandy Pratama Sirat1*, Madi Hartono1, Purnama Edy Santosa2, Ratna Ermawati2,
Siswanto2, Fani Setiawan2, I Kadek Dwi Agus Candra Wijaya2, Sherlina Widya Rahma2,
Siti Tika Fatmawati2
1 Program Studi Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung, Jl. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung 35145.
2 Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Soemantri

Brodjonegoro No. 1 Gedong Meneng, Rajabasa, Bandar Lampung 35145.


*Penulis Korespondensi: m.mirandy@fp.unila.ac.id

ABSTRAK
Provinsi Lampung mempunyai peluang yang cukup strategis untuk pengembangan ternak ruminansia
karena ketersediaan sumber daya alam yang mendukung. Salah satu jenis ternak ruminansia adalah kambing.
Peternakan kambing rakyat pada saat ini sudah menyebar luas namun kondisi tatalaksana pemeliharaan belum
optimal. Kendala yang masih sering dihadapi peternak kambing adalah kurangnya pengetahuan pada
penanganan gangguan reproduksi dan kesehatan ternak, sanitasi kandang yang tidak sesuai dengan kondisi
geografis daerah, serta minimnya bantuan pengobatan ternak yang diperoleh. Tim Pengabdian Kepada
Masyarakat Skema Dosen Pemula BLU Universitas Lampung TA. 2020 melakukan penyuluhan manajemen
kesehatan, reproduksi, dan sanitasi kandang serta pengobatan massal ternak kambing dengan tujuan
pengabdian untuk meningkatkan pengetahuan dan cara pemeliharaan ternak rakyat konvensional menjadi
berbasis ilmu pengetahuan. Sasaran kegiatan adalah peternak kambing di Desa Kota Agung, Kecamatan Sungkai,
Kabupaten Lampung Utara. Metode kegiatan, yaitu 1) Penyuluhan manajemen kesehatan, reproduksi, dan
sanitasi kandang ternak kambing; 2) Penerapan program sanitasi kandang dengan pembersihan dan
desinfektasi kandang; dan 3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal. Parameter pengukuran kegiatan
untuk mengetahui respons peserta penyuluhan terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan cara
membandingkan perubahan nilai pada evaluasi awal (pre-test) dan evaluasi akhir (post-test). Hasil kegiatan
pengabdian berupa 1) 31 orang peternak kambing mengikuti penyuluhan; 2) Pengobatan massal dilakukan pada
232 ekor kambing; dan 3) Sanitasi kandang pada 31 unit kandang. Hasil evaluasi kegiatan yaitu tingkat
pengetahuan peternak pada sisi pengetahuan kesehatan kambing meningkat 54,02%; sisi reproduksi meningkat
26,77%; dan sisi pengetahuan sanitasi kandang meningkat 52,33% setelah kegiatan dilaksanakan. Kesimpulan
pengabdian ini bahwa keseluruhan kagiatan memberikan dampak positif yang sangat besar bagi peternak.

Kata kunci: kambing, pengobatan massal, penyuluhan, program kesehatan, sanitasi kandang

ABSTRACT
Province of Lampung has a strategic opportunity for the development of ruminants because of the availability
of natural resources that support it. One type of ruminant livestock is goat. People's goat farming is now
widespread but the conditions of maintenance management are not optimal. Constraints that are still often faced
by goat farmers are in terms of lack of knowledge on handling reproductive disorders and livestock health, cage
sanitation that is not in accordance with regional geographical conditions and the lack of assistance for livestock
treatment obtained. The Community Service Team Scheme Beginner Lecturers of BLU University of Lampung
2020 through counseling related to health management, reproduction and pen sanitation as well as mass
treatment of goats were aims to increase knowledge and how to raise conventional people's livestock to be
science-based. The target of the activity was goat breeders in Kota Agung Village, South Sungkai District, North
Lampung Regency. Methods of activity, namely 1) Extension of health management, reproduction, and sanitation
for goat sheds; 2) Implementing a pen sanitation program with cleaning and disinfection of the pen; and 3)
Health checks and mass treatment. Activity measurement parameters to determine the response of extension
participants to the implementation of community service activities by comparing changes in values in the initial
evaluation (pre-test) and the final evaluation (post-test). Service activities were 1) 31 goat farmers was
attending the counseling; 2) Mass treatment activities were carried out on 232 goats; and 3) Pen sanitation

303
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313

activities were carried out at 31 goat pen with the results of the evaluation of activities, namely the level of
breeders' knowledge on the goat health knowledge increased by 54.02%; the reproductive knowledge increased
by 26.77%; and the pen sanitation knowledge increased by 52.33% after the activities were implemented.
Conclusion of the overall activities had a very large positive impact on farmers.

Keywords: counseling, goats, health programs, mass treatment, pen sanitation

PENDAHULUAN METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Provinsi Lampung mempunyai peluang yang Lokasi dan Partisipan Kegiatan


cukup strategis untuk pengembangan ternak Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
ruminansia karena ketersediaan sumber daya berlokasi di Desa Kota Agung, Kecamatan
alam yang mendukung. Salah satu jenis ternak Sungkai Selatan, Kabupaten Lampung Utara.
ruminansia adalah kambing. Peternakan kam- Partisipan kegiatan adalah masyarakat peternak
bing rakyat pada saat ini sudah menyebar luas kambing sebagai mitra kegiatan sebanyak 31
namun kondisi tatalaksana pemeliharaan belum orang. Tahapan pelaksanaan kegiatan pe-
optimal. Kendala yang masih sering dihadapi ngabdian kepada masyarakat disajikan pada
peternak kambing adalah kurangnya penge- Gambar 1.
tahuan pada penanganan gangguan reproduksi
dan kesehatan ternak, model perkandangan yang Bahan dan Alat
tidak sesuai dengan kondisi geografis daerah, Bahan yang digunakan pada kegiatan
serta minimnya bantuan pengobatan ternak yang pengabdian ini adalah alkohol 70%, Intermec-
diperoleh. Sebagian besar peternak kambing tin®, Intertrim LA®, Vetadryl® Inj, Biosan TP®
masih memelihara secara tradisional tanpa Inj, Calcidex® Plus, Sulfa Strong®, Gusanex®,
memerhatikan aspek tatalaksana pemeliharaan, Vitamin B kompleks, Vitamin B1, Alben-10®,
manajemen reproduksi, dan kesehatan serta Wormzole®, desinfektan, dan 232 ekor kambing
pembuatan kandang yang memenuhi aspek milik masyarakat peternak. Peralatan pada ke-
sanitasi dan higienitas. Hal ini dikarenakan usaha giatan pengabdian ini adalah alat tulis, kuesioner
peternakan kambing hanya menjadi usaha pre-test, kuesioner post-test, modul penyuluhan
sampingan bukan menjadi mata pencaharian manajemen kesehatan ternak kambing, modul
pokok bagi peternak yang juga memiliki mata penyuluhan manajemen reproduksi ternak
pencaharian utama sebagai petani. kambing, modul manajemen sanitasi kandang
Desa Kota Agung, Kecamatan Sungkai Selatan, ternak kambing, masker, glove latex disposable,
Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu spuit 5 mL disposable, spuit 1 mL disposable,
desa yang masyarakatnya banyak memelihara kapas, alat penyemprot desinfektan/sprayer, dan
kambing bibit maupun potong. Wilayah ini sangat sepatu boot.
mendukung untuk pengembangan populasi
kambing karena potensinya yang mampu karena Metode Pelaksanaan Kegiatan
ketersediaan pakan ternak tinggi. Berdasarkan Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan
survei pendahuluan tampak bahwa pengetahuan metode: 1) Penyuluhan meliputi kegiatan diskusi
dan wawasan peternak tentang manajemen dan demonstrasi sesuai dengan topik yang di-
kesehatan, reproduksi serta sanitasi kandang berikan (manajemen kesehatan, reproduksi, dan
masih kurang sehingga produktivitas ternak sanitasi kandang); 2) Pelaksanaan kegiatan
kambing menjadi rendah, maka Tim Pengabdian sanitasi kandang ternak kambing; dan 3) Pe-
Kepada Masyarakat Skema Dosen Pemula BLU meriksaan kesehatan, pengobatan, pemeriksaan
Universitas Lampung TA. 2020 melakukan pem- kebuntingan dan penanganan gangguan kese-
binaan melalui penyuluhan terkait manajemen hatan, dan reproduksi ternak kambing secara
reproduksi, kesehatan dan sanitasi kandang serta massal.
pengobatan massal ternak kambing dengan
tujuan pengabdian untuk meningkatkan Pengumpulan data
pengetahuan dan cara pemeliharaan ternak Pengumpulan data kegiatan pengabdian ini
rakyat konvensional menjadi berbasis ilmu diukur dengan pemberian kuesioner yang diisi
pengetahuan. oleh masyarakat peternak kambing di Desa Kota

304
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif

Manajemen
• program kesehatan ternak Reproduksi • metode pembersihan dinding
kambing dan lantai kandang
• langkah awal penanganan • Seleksi pejantan dan indukan • metode pembersihan wadah
gangguan reproduksi pakan dan minum
• ciri-ciri birahi,
• metode desinfeksi kandang
• metode perkawinan dengan penyemprotan
• cara pemeriksaan kebuntingan, desinfektan
• penanganan cempe pasca lahir

Manajemen Manajemen Sanitasi


Kesehatan kandang

Penerapan Sanitasi Kandang dan Pengobatan Massal Ternak Kambing


• Kegiatan pembersihan dinding dan lantai kandang
• Kegiatan desinfeksi kandang
• Pemeriksaan kesehatan
• Pemberian vitamin dan obat cacing
• Pemeriksaan kebuntingan
• Pengobatan kambing yang sakit

Gambar 1 Tahapan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Agung, Kecamatan Sungkai Selatan, Kabupaten tanyaan berupa daftar pertanyaan (kuesioner)
Lampung Utara pada sebelum (pre-test) dan kepada para peserta, bertujuan untuk meng-
sesudah (post-test) kegiatan pengabdian dila- ukur peningkatan pengetahuan peserta setelah
kukan. Data yang diisi dalam kuesioner, yaitu kegiatan dilaksanakan.
data nama peternak, usia peternak, jenis kela-
min peternak, dan jumlah kepemilikan kambing. Analisis data
Kuesioner berisi sebanyak 24 pertanyaan Analisis data dilakukan dengan mengka-
berbentuk pilihan ganda terkait penggalian data tegorikan tingkat pengetahuan peserta menjadi
mengenai pengetahuan peternak terkait ke- tiga kategori berdasarkan persentase hasil
sehatan, reproduksi, dan sanitasi kandang perhitungan kuesioner pre-test dan post-test,
kambing. yaitu 1) Rendah dengan skor nilai <50%; 2)
Sedang dengan skor nilai 50–70%; dan 3) Tinggi
Pengolahan data dengan skor nilai >70%.
Pengolahan data dilakukan dengan 1) Eva-
luasi awal (pre-test), evaluasi awal dilakukan
dengan memberikan daftar pertanyaan kepada HASIL DAN PEMBAHASAN
peserta (kuesioner) yang bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta Survei
tentang manajemen kesehatan, reproduksi dan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
sanitasi kandang sebelum kegiatan dilak- diawali dengan pelaksanaan survei pada tanggal
sanakan; 2) Evaluasi proses, evaluasi proses 30 Januari 2020 (Gambar 2). Survei memiliki
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tujuan untuk mengidentifikasi tempat dan
respon peserta terhadap materi yang disam- keadaan masyarakat sasaran, yang merupakan
paikan dalam pelaksanaan kegiatan ceramah. interaksi awal terhadap masyarakat calon mitra
Evaluasi ini berupa diskusi interaktif dengan untuk mendapatkan data informasi serta
peserta dengan memberi kesempatan kepada kendala yang dihadapi oleh calon kelompok
mereka untuk melontarkan pertanyaan- mitra. Survei dilaksanakan dengan metode
pertanyaan dan didiskusikan secara bersama- diskusi dengan aparat desa untuk mengetahui
sama; dan 3) Evaluasi akhir (post-test), evaluasi permasalahan utama pada bidang peternakan
akhir dilakukan dengan mengajukan per- yang sering terjadi di wilayah Desa Kota Agung,

305
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313

a b
Gambar 2 a dan b Survei lokasi dan koordinasi dengan aparat desa terkait rencana pelaksanaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat.

sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan


dalam menentukan lokasi pelaksanaan kegiatan.
Selanjutnya dilakukan metode survei ke be-
berapa lokasi kelompok ternak berdasarkan
saran dan pertimbangan dari kepala desa,
sehingga penentuan lokasi kegiatan dapat
dilakukan. Berdasarkan hasil survei dan ko-
ordinasi dengan aparat desa dan peternak, maka
ditetapkan Desa Kota Agung menjadi lokasi
pengabdian.
Hasil survei terhadap kondisi kandang
(Gambar 3) sebagai berikut:
• Kondisi kandang tanpa atap monitor, yaitu tipe
atap kandang yang terdiri dari dua sisi samping
dengan keberadaan lubang angin pada bagian Gambar 3 Kondisi kandang kambing tanpa atap
monitor, tinggi kolong tidak ideal, lantai
puncaknya, maka sirkulasi udara di dalam
kandang alas tanah, dan tumpukan feses di
kandang sulit sehingga beresiko panas dan kendang.
lembab, kandang yang lembab disukai oleh
mikroorganisme patogen penyebab penyakit untuk menggali masalah dalam pemeliharaan
virus, bakteri, parasite, dan jamur. ternak kambing pada calon mitra kemudian
• Tinggi kolong lantai tidak mencapai tinggi ideal bersama merumuskan solusi penyelesaian
1 m, sehingga membuat tumpukan feses sulit masalah (Tabel 1) melalui program PkM Dosen
dibersihkan. Pemula. Pemilihan masalah didasarkan pada
• Lantai kandang hanya dari tanah sehingga prioritas dan nilai strategisnya di dalam
feses dan urin dapat bertumpuk membentuk menentukan keberhasilan program di kemudian
gas amonia yang dapat membuat kambing hari, selanjutnya kegiatan survei ini juga
kesulitan bernapas karena dampaknya yang menjadi sarana sosialisasi tentang kegiatan
membuat kerusakan pada paru-paru. pengabdian yang akan dilaksanakan.
• Tumpukan feses pada kandang dapat membuat
lalat berdatangan sehingga kambing akan Kegiatan Penyuluhan
terganggu kenyamanannya dan dapat Penyuluhan atau diseminasi adalah proses
mengakibatkan stress jika berlangsung dalam transfer hasil kajian teknologi kepada masya-
waktu lama. rakat serta proses pembelajaran bagi pelaku
• Upaya sanitasi kandang berupa pembersihan utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu
sudah dilakukan peternak tetapi belum rutin menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam
dilakukan, hal ini menyebabkan feses kambing meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,
bertumpuk di kandang dan dapat menim- pendapatan dan kesejahteraan (Permentan No.
bulkan masalah kesehatan. 14/Permentan/OT.140/3/2011). Diseminasi
Berdasarkan hasil survei, diskusi dengan ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi pada
peternak, dan koordinasi dengan aparat desa peternak membutuhkan sosialisasi dalam bentuk

306
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif

Tabel 1 Solusi penyelesaian masalah berdasarkan hasil survei


Situasi sekarang Solusi Situasi yang akan dihasilkan
Peternak belum mengetahui, Penyuluhan, diskusi, Peternak mengetahui,
memahami pentingnya program dan pemeriksaan kesehatan, memahami dan mampu melaksanakan
kesehatan kelompok ternak pengobatan ternak kambing mengetahui dan memahami arti penting
kambing serta langkah awal pe- yang sakit serta penang- program kesehatan ternak kambing
nanganan jika terjadi gangguan gulangan jika terjadi melalui pemeriksaan kesehatan dan
kesehatan. gangguan kesehatan. pengobatan dini pada kambing yang
sakit serta langkah awal penanganan
jika terjadi gangguan kesehatan.

Peternak belum mengetahui dan Penyuluhan, diskusi, dan Peternak mengetahui dan memahami
memahami manajemen repro- pemeriksaan reproduksi segala aspek mengenai manajemen
duksi ternak kambing yang baik ternak kambing reproduksi ternak kambing yang baik
dan benar secara intensif dan benar melalui pemahaman
mengenai pemilihan pejantan dan
indukan, ciri-ciri birahi, metode
perkawinan alami atau kawin suntik,
pemeriksaan kebuntingan, serta
penanganan anak kambing (cempe)
setelah lahir.

Peternak belum mengetahui, Penyuluhan, diskusi, dan Peternak dapat membuat perencanaan
memahami program sanitasi inspeksi mengenai gamba- program sanitasi kandang yang sesuai
kandang yang sesuai dengan ran iklim dan geografis, dengan kondisi iklim dan geografis
kondisi iklim dan geografis struktur kandang dan setempat yang memenuhi aspek sanitasi
setempat yang memenuhi aspek lingkungan di sekitar dan higienitas untuk menunjang
sanitasi dan higienitas. kandang. kesehatan dan reproduksi ternak
kambing.

Peternak belum mengetahui dan Penyuluhan, diskusi, Peternak mengetahui dan


memahami arti penting dan membuat jadwal serta memahami pentingnya perencanaan
koordinasi dalam anggota pelaksanaan pengobatan jadwal pengobatan dengan vitamin dan
kelompok ternak untuk membuat massal ternak kambing obat cacing secara rutin serta dapat
jadwal pengobatan massal ternak membuat jadwal pengobatan rutin di
kambing dan pemberian obat kelompok ternak.
cacing dan vitamin secara rutin

penyuluhan dan berbagai media informasi kegiatan dan setelah (post-test) kegiatan se-
sebagai pendukung kegiatan penyuluhan. hingga dapat diketahui permasalahan utama
Keberhasilan kegiatan penyuluhan ditentukan dalam manajemen kesehatan dan reproduksi,
oleh unsur seperti penyuluh, informasi, peternak, penanganan gangguan kesehatan serta pen-
penggunaan media, dan metode penyuluhannya. tingnya kegiatan sanitasi kandang untuk menjaga
Metode penyuluhan dapat memengaruhi tingkat kandang bebas dari penyakit yang dapat menye-
keberhasilan penyerapan informasi, seperti kun- rang ternak yang dipelihara. Sebanyak 31 orang
jungan ke kandang, demontrasi seperti peng- peternak hadir dalam kegiatan penyuluhan.
obatan ternak dan sanitasi kandang dan Kegiatan penyuluhan dimulai pada pukul 10.00–
kampanye atau model diskusi merupakan jenis 12.00 WIB. Kegiatan penyuluhan dibuka dengan
metode penyuluhan yang relevan dengan kondisi sambutan dari Sekretaris Desa Kota Agung
peternak dan mudah untuk diterapkan. Ke- kemudian dilanjutkan dengan sesi penyajian
sesuaian antara metode dengan kondisi peternak materi oleh tim pengabdian. Materi yang di-
sasaran akan dapat mempercepat terjadinya berikan mengenai 1) Manajemen kesehatan
proses adopsi teknologi informasi, sehingga sehingga peternak mengetahui, memahami
berdampak positif terhadap usaha peternakan pentingnya program kesehatan kelompok ternak
yang dilakukan (Ediset & Jaswandi 2017). kambing serta langkah awal penanganan jika
Kegiatan penyuluhan dan diskusi (Gambar 4) terjadi gangguan kesehatan; 2) Manajemen
dengan anggota kelompok ternak serta pengisian reproduksi sehingga peternak mengetahui dan
kuosioner oleh para peternak sebelum (pre-test) memahami segala aspek mengenai pemilihan

307
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313

Post-test

a b
Gambar 4 a dan b Kondisi pelaksanaan kegiatan penyuluhan.

pejantan dan indukan, ciri-ciri birahi, metode setelah kegiatan penyuluhan dilaksanakan.
perkawinan alami atau kawin suntik, pe- Menurut Widyastuti et al. (2017) bahwa faktor
meriksaan kebuntingan, serta penanganan anak penghambat yang menyebabkan rendahnya
kambing (cempe) setelah lahir; dan 3) produktivitas kambing adalah minimnya penge-
Manajemen sanitasi kandang sehingga peternak tahuan peternak tentang manajemen kesehatan
mampu membuat perencanaan program sanitasi ternak, sehingga hal ini dapat meimbulkan
kandang yang memenuhi aspek sanitasi dan berbagai penyakit pada ternak dan meng-
higienitas untuk menunjang kesehatan dan akibatkan kerugian ekonomi seperti penurunan
reproduksi ternak kambing. Kegiatan pe- produksi, gangguan reproduksi, peningkatan
nyuluhan diakhiri dengan sesi tanya jawab dan biaya pengobatan, hingga kematian. Pe ternak
diskusi. terkadang tidak mengetahui bahaya penyakit dan
Tim pengabdian melakukan kegiatan pe- cara pecegahannya. Pengetahuan mengenai
nyuluhan dengan cara menyampaikan materi penyakit pada kambing seperti gejala klinis
penyuluhan melalui berbagai forum komunikasi sehingga dapat menggali informasi sejarah
seperti temu lapang di rumah ketua kelompok penyakit, pengamatan, dan pemeriksaan fisik
ternak, urun rembug dengan peternak dengan kambing akan sangat membantu peternak
metode diskusi dan kaji terap atau temu teknis, mencegah kambing terserang penyakit.
yaitu pengobatan dan sanitasi kandang kambing Program kesehatan kelompok ternak (PKKT)
(Sejati & Indraningsih 2015) dengan melibatkan yang dapat diterapkan menurut Santosa (2017)
peran aktif peternak. Kegiatan pengabdian adalah serangkaian kegiatan untuk menjaga
kepada masyarakat dalam bentuk penyuluhan kondisi kesehatan ternak secara terpadu pada
memiliki peran sangat besar dalam mening- peternakan terkait ternak dan faktor-faktor yang
katkan pendapatan anggota kelompok peternak berpengruh terhadap kesehatan agar usaha
(Asfar 2016). peternakan dapat terlaksana secara serasi dan
Tingkat pengetahuan peternak sebelum dan tujuan beternak sesuai prinsip ekonomi berjalan
setelah kegiatan dilaksanakan disajikan pada optimal. Program PKKT adalah 1) Vaksinasi atau
Gambar 5. Berdasarkan data yang diperoleh dari pemberian vaksin sehingga kebal terhadap
data kuesioner yang diisi oleh anggota kelompok penyakit; 2) Biosekuriti meliputi sanitasi dan
ternak kemudian dilakukan pengolahan data, desinfeksi kandang dan peralatan kandang; 3)
dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan Pemberantasan endoparasit dan ektoparasit; 4)
peternak mengenai manajemen reproduksi dan Penanganan gangguan reproduksi; dan 5)
kesehatan dalam pemeliharaan kambing Recording atau administrasi kesehatan ternak.
meningkat signifikan.
• Penyuluhan manajemen reproduksi ternak
• Penyuluhan manajemen kesehatan ternak kambing
kambing Tingkat pengetahuan peternak sebelum
Tingkat pengetahuan peternak sebelum kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan
kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan reproduksi ternak kambing sebesar 51,94%
kesehatan ternak kambing sebelum kegiatan meningkat menjadi 78,71% setelah kegiatan
sebesar 28,24% meningkat menjadi 82,26% penyuluhan dilaksanakan. Salah satu kendala

308
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif

Pre-test
PRE TEST POST TEST
Post-test

88,89%
82,26% 78,71%

51,94%
36,56%
28,24%

Kesehatan
KESEHATAN Reproduksi
REPRODUKSI Sanitasi
SANITASI kandang
KANDANG

Gambar 5 Hasil pre-test dan post-test pelaksanaan kegiatan.

yang dihadapi oleh peternak ruminansia dalam • Penyuluhan manajemen sanitasi kandang
mengembangkan usahanya adalah masalah rep- ternak kambing
roduksi dikarenakan produktivitas rendah, Tingkat pengetahuan peternak sebelum
sehingga menyebabkan populasi ternak tidak kegiatan dilaksanakan pada sisi pengetahuan
bertambah. Reproduksi ternak adalah proses sanitasi kandang kambing sebelum kegiatan
fisiologis ternak menghasilkan keturunan. sebesar 36,56% meningkat menjadi 88,89%
Berdasarkan pernyataan Kurniasih et al. (2013) setelah kegiatan dilaksanakan. Sanitasi kandang
terdapat faktor-faktor yang berpengaruh merupakan sebuah program kebersihan kandang
terhadap reproduksi ternak, yaitu perkawinan, yang bertujuan untuk mencegah masuk dan
penanganan anak yang baru lahir, ketersediaan, perpindahan bibit penyakit maupun parasit yang
dan kualitas pakan serta penanganan kesehatan menyerang ternak menggunakan desinfektan
kambing. Perkawinan harus dilakukan secara pada dosis yang dianjurkan, sehingga kandang
terencana dan tepat waktu serta kondisi ternak tergolong dalam kandang sehat. Kriteria kandang
baik dan sehat. Perkawinan dapat dilakukan kambing dan domba yang sehat menurut Hidayat
dengan dua cara, yaitu perkawinan alami dan et al. (2015) adalah 1) Memenuhi aspek teknis
buatan. Perkawinan dilakukan jika ternak sudah kandang seperti letak, ukuran, lantai, bentuk, sir-
dewasa tubuh dan menunjukkan tanda-tanda kulasi udara, fasilitas kandang, bahan kandang,
birahi. Dewasa tubuh adalah keadaan dimana atap, dan dinding; 2) Lingkungan kandang
betina siap bunting dan melahirkan anak mencakup drainase, instalasi limbah, tempat
sedangkan pada jantan dewasa ditunjukkan gembala, kebersihan, dan sumber air; 3) Kambing
dengan umur di atas 1 tahun. memiliki kebersihan bulu, mata, moncong, kuku,
Menurut Sukendar et al. (2005) bahwa poten- telinga, dan anus; dan 4) Kondisi peternak dan
si pengembangan kambing di daerah pedesaan keluarga dalam kondisi sehat. Tujuan sanitasi
perlu diketahui dengan tujuan memperkirakan kandang untuk mematikan penyakit di dalam
pertambahan populasi kambing persatuan kandang secara menyeluruh mencakup kandang,
waktu, agar informasi angka populasi dan lingkungan di sekitar kandang, dan peralatan
program pengembangan kambing selanjutnya kandang. Pembersihan kandang sebaiknya
dapat diketahui. Untuk meningkatkan angka dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari
populasi kambing dibutuhkan manajemen (BPTP Maluku 2019).
perkawinan, umur kawin ternak betina perlu Sanitasi kandang adalah kegiatan pencegahan
diatur sehingga produktivitas dapat terjaga, yaitu termasuk kebersihan bangunan tempat tinggal
dengan mengawinkan kambing betina yang ternak atau kandang dan lingkungannya dalam
sudah dewasa kelamin. Tujuan dilakukan agar rangka untuk menjaga kesehatan ternak
segera setelah perkawinan tingkat kebuntingan sekaligus pemiliknya. Hal-hal yang dapat
kambing optimum (Kurniasih et al. 2013) karena berpengaruh terhadap sanitasi kandang, yaitu
waktu kawin yang kurang tepat dapat konstruksi bangunan kandang, lokasi kandang,
berdampak terhadap kegagalan bunting (Budi kebersihan kandang, dan kepadatan parasit.
2005). Lokasi kandang seharusnya terpisah dengan

309
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313

rumah dengan jarak minimal 10 m, ketersediaan


air bersih yang cukup dan terdapat lokasi
penampungan kotoran atau sisa pakan ternak
(BPTP Ungaran 2000) serta kemiringan pada
lantai diperlukan untuk memudahkan peternak
dalam melakukan proses pembersihan kandang
dan menjaga lantai kandang supaya tetap kering
(Maulida 2013). Lokasi kandang dengan sanitasi
yang buruk dan keberadaan genangan air juga
dapat memungkinkan ternak menderita cacingan
seperti cacing hati Fasciola sp. dan cacing saluran
pencernaan, maka infestasi cacing ini dapat
menurunkan nilai total eritrosit dan esosinofilia
sehingga menyebabkan anemia pada ternak Gambar 6 Kegiatan sanitasi kandang kambing milik
(Barkah et al. 2021; Siswanto et al. 2018; Hartono peternak.
et al. 2019). dang dapat membuat lalat berdatangan, sehingga
kambing akan terganggu kenyamanannya dan
Kegiatan Sanitasi Kandang dapat mengakibatkan stress jika berlangsung
Kegiatan sanitasi kandang dilakuakn pada 31 dalam waktu lama. Upaya sanitasi kandang
unit kandang milik peternak (Gambar 6) serta berupa pembersihan sudah dilakukan peternak
bantuan peralatan sanitasi kadang berupa 10 tetapi belum rutin dilakukan sehingga dapat
unit sprayer kapasitas 2 L dan 10 botol menimbulkan masalah kesehatan. Kegiatan yang
desinfektan diberikan melalui aparat desa. Ke- disarankan oleh tim pengabdian kepada masya-
giatan sanitasi kandang dilakukan dengan 1) rakat kepada peternak sesuai pendapat Bulan
Membersihkan kandang terlebih dahulu dari dan Subekti (2018) adalah menampung feses dan
kotoran dengan cara menyapu lantai kandang urine, mengolah bahan feses dan urine kambing
dengan sapu lidi; 2) Penyemprot lantai dengan menjadi pupuk organik cair, menggali potensi
air dan sisi kandang; 3) Pembuatan larutan manfaat pupuk organik cair menjadi insektisida
desinfektan dengan cara mencampurkan obat dan pestisida organik, memasarkan hasil produk
desinfektan sebanyak 5 mL ditambah air se- olahan pupuk organik padat, pupuk organik cair,
banyak 2 L di dalam unit sprayer; dan 4) dan pestisida organik cair.
Melakukan desinfeksi kandang dengan menyem-
protkan larutan desinfektan menggunakan Kegiatan Pengobatan Massal Ternak
sprayer pada bangunan kandang. Kambing
Kondisi kandang milik peternak di Desa Kota Pengobatan massal kambing dilakukan pada
Agung pada umumnya dengan kontruksi 232 ekor kambing yang dipelihara oleh para
kandang tanpa atap monitor yang akan mem- peternak. Kegiatan pengobatan massal ternak
pengaruhi minimnya sirkulasi udara di dalam kambing (Gambar 7) terdiri dari pemeriksaan
kandang. Kondisi tersebut beresiko panas dan kesehatan kambing sebanyak 232 ekor, pe-
lembab, kandang yang lembab disukai oleh meriksaan kebuntingan sebanyak 115 ekor,
mikroorganisme patogen penyebab penyakit penanganan gangguan reproduksi sebanyak 1
virus, bakteri, parasite, dan jamur. Agus et al. ekor, pemberian vitamin sebanyak 232 ekor dan
(2014) menyatakan bahwa feses mengandung pemberian obat cacing sebanyak 21 ekor serta
mikroorganisme seperti E. coli dan Salmonella sp. pengobatan pada ternak kambing yang ter-
yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diagnosa menderita penyakit sebanyak 3 ekor.
pada manusia. Menurut Haryanto & Thalib Kegiatan dilakukan pada pukul 13.30–16.30 WIB
(2009) kotoran sapi juga mengandung gas di dua Dusun di Desa Kota Agung. Kegiatan
metana (CH4) yang cukup tinggi yaitu sekitar 2– pengobatan dilakukan oleh tim pengabdian dan
15% dari total energi yang dimakan ternak. dibantu oleh 1 orang dokter hewan dari Persa-
Bangunan kandang kambing yang dimiliki tuan Dokter Hewan Indonesia Cabang Lampung
para peternak di Desa Kota Agung memiliki tinggi dan 3 orang tenaga paramedis veteriner dari
kolong lantai terlalu pendek sehingga sulit Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Utara.
membersihkan feses, kondisi lantai masih tanah
sehingga masih menyisakan feses dan urin Keberhasilan Kegiatan
setelah dibersihkan. Tumpukan feses pada kan- Keseluruhan proses kegiatan pengabdian

310
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif

a b
Gambar 7 Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal kambing milik peternak.

kepada masyarakat tidak terdapat kendala yang Pelaksanaan


dihadapi oleh tim. Hal ini dikarenakan koor- Kegiatan yang dilakukan oleh tim pengabdian
dinasi yang intensif dilakukan oleh tim terhadap kepada masyarakat memberikan hasil positif
pihak-pihak yang bekerja sama dalam kegiatan berupa 1) Peningkatan pengetahuan dan pe-
ini dan turut memberikan kontribusi besar mahaman terkait manajemen kesehatan,
terhadap kegiatan mulai dari tahap survei lokasi reproduksi dan sanitasi kandang; 2) Terlak-
pelaksanaan hingga rangkaian kegiatan pe- sananya kegiatan pemeriksaan kesehatan,
ngabdian terlaksana. Berbagai pihak yang ber- pemeriksaan kebuntingan, pengobatan sesuai
kontribusi terhadap keberlangsungan kegiatan dengan kondisi klinis yang tampak, pemberian
sebagai berikut. vitamin, dan obat cacing terhadap kambing milik
• Aparat Desa Kota Agung, Kecamatan Sungkai peternak; dan 3) Terlaksananya kegiatan sa-
Selatan, Kabupaten Lampung Utara yang nitasi kandang pada 31 unit kandang milik
berkontribusi sebagai pemangku wewenang peternak serta bantuan peralatan sanitasi
izin lokasi pelaksanaan kegiatan dan pengkon- kadang berupa 10 unit sprayer dan 10 botol
disian masyarakat sebagai partisipan kegiatan; desinfektan yang diberikan melalui aparat desa.
• Tenaga paramedis veteriner dari Dinas
Pertanian Kabupaten Lampung Utara yang ber- Upaya Keberlanjutan Kegiatan
kontribusi pada bantuan tenaga pengobatan Upaya berkelanjutan yang dilakukan oleh tim
massal dan sanitasi kandang serta obat- pengabdian kepada masyarakat adalah tetap
obatan; menjalin komunikasi dengan berbagai pihak
• Peternak kambing Desa Kota Agung, yang telah berkontribusi terutama pada mitra
Kecamatan Sungkai Selatan, Kabupaten kegiatan, yaitu masyarakat peternak kambing di
Lampung Utara sebagai mitra kegiatan yang Desa Kota Agung, Kecamatan Sungkai Selatan,
berkontribusi pada persiapan lokasi kegiatan, Kabupaten Lampung Utara sehingga proses
pengumpulan peserta dan pengkondisian transfer ilmu pengetahuan terkait manajemen
ternak di tiap unit kandang; kesehatan, reproduksi, dan sanitasi kandang
• Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang telah diterima dapat diaplikasikan secara
Cabang Provinsi Lampung yang berkontribusi berkelanjutan.
dalam bantuan tenaga dokter hewan dan obat-
obatan pada saat pengobatan massal ternak
kambing; SIMPULAN
• Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI)
Cabang Provinsi Lampung yang berkontribusi Kegiatan pengabdian masyarakat mem-
dalam bantuan edukasi dan transfer ilmu berikan manfaat yang luar biasa terhadap
pengetahuan kepada peternak mengenai peningkatan pengetahuan dan kemampuan pe-
tatalaksana sanitasi kandang kambing. ternak pada sisi pengetahuan kesehatan ternak
• Mahasiswa Jurusan Peternakan, Fakultas kambing sebesar 54,02%; pada sisi reproduksi
Pertanian, Universitas Lampung sebanyak sebesar 26,77%; dan pada sisi pengetahuan
empat mahasiswa yang berkontribusi tenaga sanitasi kandang kambing sebesar 52,33%.
pada tiap rangkaian kegiatan pengabdian. Keberlangsungan program dapat dijaga dengan

311
Agrokreatif Vol 7 (3): 303–313

cara aparat desa beserta masyarakat peternak Selatan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu.
kambing meningkatkan komunikasi dengan 9(1): Juli 2021.
berbagai pihak yang membidangi peternakan dan
Budi U. 2005. Pengaruh interval pemerahan
kesehatan hewan agar dapat meningkatkan
terhadap aktivitas seksual setelah beranak
intensitas penyuluhan dan pelatihan terkait budi
pada kambing Peranakan Etawah. Jurnal
daya ternak kambing, manajemen pemeliharaan
Agribisnis Peternakan. 1(2): 53–61.
terkait kesehatan, reproduksi, sanitasi kandang,
serta fermentasi limbah ubi kayu yang memiliki Bulan DS, Subekti S. 2018. Proses Pembelajaran
potensi besar pengembangan alternatif pakan Sosial Perkandangan Pada Peternak Kambing.
ternak kambing di Desa Kota Agung, Kecamatan Dalam: Seminar Nasional Program Studi
Sungkai Selatan, Kabupaten Lampung Utara, Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Provinsi Lampung. Jember. Universitas Jember, Jember (ID). 3
November 2018.
Ediset, Jaswandi. 2017. Metode Penyuluhan
UCAPAN TERIMA KASIH dalam Adopsi Inovasi Inseminasi Buatan (IB)
pada Usaha Peternakan Sapi di Kabupaten
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dharmasraya. Jurnal Peternakan. 14(1): 1–10.
Universitas Lampung yang telah memberikan https://doi.org/10.24014/jupet.v14i1.3395
pembiayaan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Skema Dosen Pemula yang ber- Hartono M, Elisa, Siswanto, Suharyati S, Santosa
sumber dari dana DIPA BLU Universitas PE, Sirat MMP. 2019. Profil darah pada Sapi
Lampung T.A. 2020. Kami juga mengucapkan Simmental-Peranakan Ongole akibat infestasi
terima kasih kepada Dinas Pertanian Kabupaten cacing trematoda di Desa Labuhan Ratu,
Lampung Utara atas bantuan tenaga medis dan Kecamatan Labuhan Ratu, Kabupaten
obat hewan. Lampung Timur, Provinsi Lampung. Dalam:
Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peter-
nakan dan Veteriner 2019. Pusat Penelitian
DAFTAR PUSTAKA dan Pengembangan Peternakan, Bogor (ID).
15–16 Oktober 2019.
Agus C, Faridah E, Wulandari D, Purwanto BH. Haryanto B, Thalib A. 2009. Emisi Metana dari
2014. Peran Mikroba Starter dalam Fermentasi Enterik: Kontribusinya Secara
Dekomposisi Kotoran Ternak dan Perbaikan Nasional dan Faktor-Faktor yang Meme-
Kualitas Pupuk Kandang. Jurnal Manusia dan ngaruhinya pada Ternak. Wartazoa. 19(4):
Lingkungan. 21(2): 179–187. 157–165.
Asfar I. 2016. Peranan Penyuluh Peternakan Hidayat R, Santoso K, Suryahadi, Darwati S,
dalam Peningkatan Pendapatan Anggota Suprayogi A, Prastowo. 2015. Penilaian
Kelompok Peternak Sapi Potong di Kabupaten Kandang Sehat dan Produktif Domba di
Sinjai (Studi Kasus: Desa Patallassang Desa/Kelurahan Lingkar Kampus Institut
Kecamatan Sinjai Timur). [Skripsi]. Makassar Pertanian Bogor, Darmaga. Agrokreatif Jurnal
(ID): Universitas Islam Negeri Alauddin. Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat. 1(1):
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian 20–27. https://doi.org/10.29244/agrokreatif.
aluku. 2019. Sanitasi pada Ternak Ruminansia 1.1.20-27
dan Manfaatnya. [Internet]. [diunduh 28 Kurniasih NN, Fuah AM, Priyanto R. 2013.
September 2020]. Tersedia pada: http:// Karakteristik reproduksi dan perkembanga
maluku.litbang.pertanian.go.id/?p=2668. populasi kambing peranakan etawah di lahan
[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian pascagalian pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan
Ungaran. 2000. Sanitasi Kandang Sapi Perah. Teknologi Peternakan. 1(3): 132–137.
Jawa Tengah (ID): BPTP Ungaran. Maulida FN. 2013. Tatalaksana Kesehatan
Barkah A, Hartono M, Santosa PE, Sirat MMP. Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan
Tingkat Infestasi Cacing Saluran Pencernaan Cisarua Kabupaten Bogor. [Skripsi]. Bogor
pada Kerbau Lumpur (Bubalus bubalis Linn.) (ID): Institut Pertanian Bogor.
di Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung

312
Vol 7 (3): 303–313 Agrokreatif

[Kementan] Kementerian Lingkungan Hidup. Hati Sapi Perah pada Peternakan Rakyat di
2011. Peraturan Menteri Pertanian Nomor. Provinsi Lampung. Jurnal Ilmiah Peternakan
14/Permentan/OT.140/3/2011. Terpadu. 6(3): 167–172. https://doi.org/10.
23960/jipt.v6i3.p167-172
Santosa PE. 2017. Modul Program Kesehatan
Kelompok Ternak. Bandar Lampung (ID): Sukendar A, Duldjaman M, Sukmawati A. 2005.
Universitas Lampung. Potensi reproduksi dan distribusi dalam
pengembangan kambing PE di Desa
Sejati WK, Indraningsih KS. 2015. Implementasi
Hegarmanah Kecamatan Cicantayan
Diseminasi Inovasi Pertanian dalam
Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Media
Perspektif Penyuluh. Dalam: Prosiding
Peternakan. 28(1): 1–7
Seminar Nasional Perlindungan dan
Pemberdayan Pertanian dalam Rangka Widyastuti R, Winangun K, Wira DW, Ghozali M,
Pencapaian Kemandirian Pangan Nasional dan Rizky M, Syamsunarno. 2017. Tingkat
Peningkatan Kesejahteraan Petani. IAARD Pengetahuan Dan Respons Peternak Kambing
Press, Bogor (ID). 10 November 2015. Perah Terhadap Penyakit Hewan (Studi
Kasus: Kelompok Tani “Simpay Tampomas”
Siswanto, Hartono M, Santosa PE, Suharyati S,
Cimalaka, Sumedang). Dharmakarya. 6(2):
Larasati H, Sirat MMP. 2018. Prevalensi Cacing
89–92.

313

Anda mungkin juga menyukai