Anda di halaman 1dari 4

MANAJEMEN PEMELIHARAAN TERNAK BABI DI KELURAHAN TENDA, KABUPATEN MANGGARAI

Maria Tarsisia Luju, Mateus Jamin, Ambrosius Fandi

1
Dosen Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Unika Santu Paulus Ruteng
2,3
Mahasiswa Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Unika Santu Paulus Ruteng

E- mail: mariatarsisialuju@gmail.com

ABSTRAK

Ternak babi telah mejadi bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat khususnya di Kabupaten Manggarai sehingga sangat potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil
daging, tabungan dan meningkatkan status sosial masyarakat serta mendukung ekonomi keluarga. Tingginya potensi pemeliharaan ternak babi di Kabupaten Manggarai, belum
didukung dengan manajemen pemeliharaan yang baik dan benar, khususnya di Kelurahan Tenda. Belum diketahui bagaimana pola pemeliharaan ternak babi yang dilakukan oleh
masyarakat. Selama ini hanya disebut bahwa pola pemeliharaan ternak babi masih secara tradisional. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui manajemen
pemeliharaan ternak babi di Kelurahan Tenda, Kabupaten Manggarai. Penelitian ini bersifat eksploratif dilaksanakan di Kelurahan Tenda, Kabupaten Manggarai selama 3 bulan
yakni bulan Juni sampai bulan Agustus 2022. Materi penelitian berupa peternak babi sebagai sampel sebanyak 20 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
survey lapangan. Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan ternak babi di Kelurahan Tenda,
Kabupaten Manggarai masih dilakukan secara tradisional dan apa adanya serta bisa dikatakan jauh dari standart pemeliharaan yang baik dan benar untuk ternak babi. Hal ini
terlihat dari pemberian pakan yang banyak menggunakan limbah dapur dan limbah pertanian serta bahan pakan lain yang kandungan serat kasarnya sangat tinggi. Selain itu dari
sistem perkandangan juga masih sangat sederhana sehingga kurang memberi rasa nyaman untuk ternak dan mempengaruhi pertumbuhan serta perkembangan ternak babi.

Kata kunci : Manajemen Pemeliharaan, Pakan dan Ternak Babi.

ABSTRACT

Pigs have become part of the socio-cultural life of the community, especially in Manggarai Regency, so it has the potential to be developed as a meat producer, saving and im -
proving the social status of the community as well as supporting the family economy. The high potential for raising pigs in Manggarai Regency has not been supported by good
and correct maintenance management, especially in Tenda Village. It is not yet known how the pattern of raising pigs is carried out by the community. So far, it has only been
mentioned that the pattern of raising pigs is still traditional. For this reason, it is necessary to conduct research to determine the management of pig farming in Tenda Village,
Manggarai Regency. This exploratory research was carried out in Tenda Village, Manggarai Regency for 3 months, from June to August 2022. The research material in the form
of pig farmers as a sample of 20 respondents. The method used in this research is a field survey. Data collection includes primary data and secondary data. The results showed that
the management of pig rearing in Tenda Village, Manggarai Regency is still carried out traditionally and as is and can be said to be far from good and correct maintenance stan -
dards for pigs. This can be seen from the feeding that uses a lot of kitchen waste and agricultural waste as well as other feed ingredients that contain very high crude fiber. In addi -
tion, the cage system is also still very simple so that it does not provide a sense of comfort for livestock and affects the growth and development of pigs.

Keywords : Management of Pig, Feed and Pig.


PENDAHULUAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey
lapangan. Pengumpulan data meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sangat berpotensi untuk langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang

pengembangan ternak babi karena keadaan sosial budaya telah disediakan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu

masyarakat NTT yang mayoritas beragama non muslim, pasaran manajemen pemeliharaan ternak menyangkut sistem pemeliharaan

ternak babi di NTT cukup baik, serta sosial budaya masyarakat ternak, pakan dan perkandangan. Data yang dikumpulkan ditabulasi

NTT selalu menggunakan ternak babi dalam setiap perayaan adat kemudian dihitung rata-ratanya dan dilakukan kajian secara

atau keagamaan. Hampir semua masyarakat di NTT memelihara deskriptif.

ternak babi karena tingginya minat masyarakat untuk mengonsumsi


hasil ternak tersebut khususnya dalam hal adat istiadat. Berdasarkan HASIL DAN PEMBAHASAN
data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur,
pada tahun 2021 populasi ternak babi di Kabupaten Manggarai
sebanyak 62.911 ekor, jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya Sistem Pemeliharaan Ternak
yaitu 56.779 ekor. Manajemen pemeliharaan ternak babi yang dilakukan oleh
Ternak babi telah mejadi bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat di Kelurahan Tenda adalah sistem pemeliharaan
masyarakat khususnya di Kabupaten Manggarai sehingga sangat tradisional dan semi intensif. Sistem pemeliharaan tradisional
potensial untuk dikembangkan sebagai penghasil daging, tabungan adalah sistem pemeliharaan yang dilakukan secara sederhana.
dan meningkatkan status sosial masyarakat serta mendukung Pemberian pakan babi pada sistem pemeliharaan tradisional ini
ekonomi keluarga. Menurut James (2018), ternak babi telah diakui pada umumnya berasal dari limbah pertanian dan industri turunan
seluruh dunia sebagai penyumbang protein. Sedangkan beberapa dari pertanian itu sendiri dan serta limbah rumah tangga. Babi yang
daerah di Indonesia, ternak babi dibutuhkan untuk kegiatan adat dipelihara secara tradisional biasanya diikat di areal belakang
istiadat. Wea (2015) menyatakan bahwa untuk daerah NTT, ternak pekarangan rumah. Pemberian pakan biasanya tidak teratur dan
babi berpotensi dikembangkan dengan tujuan utama sebagai ditempatkan pada palung atau tempat pakan yang mudah dipindah-
tabungan yang sewaktu-waktu dapat diuangkan sesuai kebutuhan. pindahkan serta kurang terjaga kebersihannya. Dalam pemeliharaan
Tingginya potensi pemeliharaan ternak babi di Kabupaten sistem semi intensif ternak dikandangkan pada kandang permanen
Manggarai, belum didukung dengan manajemen pemeliharaan yang dengan lantai dan dinding kandang yang terbuat dari kayu dan
baik dan benar, khususnya di Kelurahan Tenda. Belum diketahui atapnya dari kayu atau tidak menggunakan atap. Cara pemeliharaan
bagaimana pola pemeliharaan ternak babi yang dilakukan oleh tradisional ransum pakan yang diberikan belum tersusun dengan
masyarakat. Selama ini hanya disebut bahwa pola pemeliharaan baik dalam pemenuhan gizi serta tidak adanya pemberian obat
ternak babi masih secara tradisional. Untuk itu perlu dilakukan cacing dan vaksin. Sedangkan para peternak yang menggunakan
penelitian untuk mengetahui manajemen pemeliharaan ternak babi sistem semi intensif untuk pemeliharaan ternak babi sudah
di Kelurahan Tenda, Kabupaten Manggarai. dilakukan dengan baik. Menurut Abraham (2020), sistem
pemeliharaan ternak babi bertujuan untuk mempengaruhi
MATERI DAN METODE pertumbuhan dan produktivitas babi kearah yang lebih baik.
Pemeliharaan ternak babi harus sesuai dengan kebutuhannya agar
babi merasa nyaman saat berada di dalam kandang. Hal ini tidak

Penelitian bersifat eksploratif dilaksanakan di Kelurahan Tenda, sebanding dengan sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh

Kabupaten Manggarai selama 3 bulan yakni bulan Juni sampai masyarakat di Kelurahan Tenda, khususnya yang masih

bulan Agustus 2022. Materi penelitian berupa peternak babi sebagai menggunakan sistem pemeliharaan tradisional dan kurang

sampel sebanyak 20 responden. Peternak yang dipilih sebagai memperhatikan kebutuhan serta tingkat kenyamanan hidup untuk

responden dengan kriteria sebagai berikut: 1) Peternak yang sudah ternak babi.

memiliki pengalaman beternak minimal 2 tahun; 2) Peternak yang Pakan

memiliki atau memelihara induk yang sudah pernah beranak; 3) Keadaan lingkungan lahan pertanian di Kelurahan Tenda pada

Sampai saat penelitian dilaksanakan masih memelihara ternak babi. dasarnya cukup baik untuk penyediaan bahan pakan, akan tetapi

Pengambilan sampel secara purposive random sampling sesuai masyarakat tidak memanfaatkan kondisi lahan pertanian tersebut

dengan kriteria yang telah ditetapkan dan kemudian diacak untuk menghasilkan bahan pakan yang bernutrisi baik untuk

sehingga setiap sampel mempunyai peluang yang sama untuk meningkatkan pertumbuhan dan reproduksi ternak babi. Bahan

dipilih. pakan yang biasa digunakan cenderung berupa limbah dapur, daun
ubi jalar, ubi jalar, singkong, dan batang pisang. Kandungan nutrisi pertumbuhan ternak. Serat kasar yang tinggi menyebabkan
dari bahan pakan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. menurunnya palatabilitas pakan yang berakibat pada turunnya
Tabel 1. Kandungan Bahan Pakan yang Diberikan pada Ternak Babi di konsumsi ransum dan akhirnya PBB. Palatabilitas merupakan
Kelurahan Tenda
faktor penting yang menentukan tingkat konsumsi. Hal ini
Bahan PK Ca P SK EM
sebanding dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Patience et
Makan (kkal/k
an g)
al. (2015), semakin tinggi kecernaan suatu pakan, ternak akan

…………………………….. terstimulir untuk makan semakin banyak. Kecernaan serat kasar


%........................................... pada suatu bahan pakan sangat berpengaruh terhadap kecernaan
Limbah 1,17 0,21 0,20 5,36 80 pakan, serat kasar yang tinggi akan menurunkan nilai kecernaan
dapur
karena laju digesta pakan yang cepat.
Daun 2,70 0,41 0,14 4,86 150
ubi jalar
Perkandangan
Ubi 0,48 0,04 0,03 0,52 522
jalar
Singkon 1,16 0,09 0,16 1,45 1190 Perkandangan juga merupakan salah satu faktor yang
g mempengaruhi pertumbuhan dan produktivitas seekor ternak.
Batang 3,01 0,15 0,20 29,40 460
Kandang harus sesuai dengan kebutuhan ternak tersebut agar tetap
pisang
nyaman maka pertumbuhan dan produktivitas akan tinggi. Hal ini
Total 8,52 0,9 0,73 41,59 2402
tidak dilakukan oleh masyarakat peternak di Kelurahan Tenda.
Standa 14,00 0,32 0,66 7,5 3244,8
rt Berdasarkan hasil pengamatan, masih banyak masyarakat peternak
dan hampir seluruhnya menggunakan kandang untuk ternak babi

Berdasarkan Tabel 1. di atas, diketahui bahwa standart kebutuhan dengan keadaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan, sebagian

protein kasar pada ternak babi sangat tinggi dibandingkan nutrisi besar masyarakat masih menggunakan kayu ataupun bambu dan

yang lain, yakni sebesar 14,00%. Menurut Suryani dan Aryanta beberapa peternak sudah menggunakan lantai semen pada

(2020), asupan protein berperan penting dalam proses deposisi kandangnya. Keadaan kandang yang kotor, lantai tidak datar dan

protein melalui sintesi dan degradasi protein. Ratio Efisiensi berlubang menyebabkan ternak babi lokal yang ada didaerah

Protein (REP) menentukan tingkat efisiensi seekor ternak dalam tersebut tidak nyaman dan berakibat pada menurunnya

mengubah setiap gram protein menjadi sejumlah pertumbuhan produktivitas. Hurek dkk. (2021) menjelaskan syarat kandang yang

bobot badan. Hal ini didukung oleh Khodijah dkk. (2012) yang baik adalah lokasinya jauh dari pemukiman penduduk, memiliki

mengungkapkan bahwa penggunaan protein seoptimal mungkin ventilasi, dan suhu udara kandang yang baik, efisien dalam

sangat penting dalam pembesaran ternak babi, oleh karena itu pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak berdampak pada

pakan imbuhan sering diberikan pada ternak agar dapat lingkungan sekitar pemukiman dan memiliki kapasitas air yang

memperbaiki efisiensi penggunaan ransum. Namun dalam banyak. Sebanding dengan Houpt (2012) yang mengungkapkan

manajemen pemeliharaan ternak babi di Kelurahan Tenda bahwa kandang harus terletak pada lahan yang kering dan tidak

khususnya dalam hal pemberian pakan, nilai protein yang diberikan tergenang air, jarak kandang jauh dari pemukiman rumah atau

ke ternak babi masih sangat jauh dari standart yang berlaku yakni sumur, cukup mendapat sinar matahari pagi secara merata dan

hanya sebesar 8,52 %. Angka ini sangat rendah bila dibandingkan udara segar, terlindungi dari angin langsung terutama angin malam.

dengan standart kebutuhan protein untuk ternak babi. Hal ini


disebabkan karena kurangnya pemahaman masyarakat peternak Secara umum kandang ternak babi harus dalam keadaan bersih,

akan kebutuhan nilai nutrisi pada ternak babi. Selain itu, bahan lantai datar dan tidak berlubang, mempunyai saluran pembuangan

pakan yang digunakan oleh masyarakat peternak khususnya di kotoran, dekat dengan sumber air agar dalam pemeliharaan dapat

kelurahan Tenda masih merupakan bahan pakan seadanya yang memudahkan dalam pembersihan dan pemberian air minum. Oleh

diperoleh dari hasil kebun dan limbah dapur, sehingga sangat karena itu, dapat disimpulkan bahwa kandang yang tidak sesuai

kurang kandungan nutrisinya. untuk ternak babi di Kelurahan Tenda dapat menjadi salah satu
faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan produktifitas

Lain halnya dengan standart kebutuhan protein, standart kebutuhan ternak masih kecil ataupun menurun.

serat kasar pada ternak babi yakni 7,5% tetapi berdasarkan Tabel 1.
bisa dilihat bahwa pemberian serat kasar untuk ternak babi di KESIMPULAN
Kelurahan Tenda sangat tinggi melampaui standart yang berlaku
yaitu sebesar 41,59%. Ullo dkk. (2020) menyatakan bahwa level Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pemeliharaan
serat kasar dalam ransum dapat mempengaruhi performa dan ternak babi di Kelurahan Tenda, Kabupaten Manggarai masih
dilakukan secara tradisional dan apa adanya serta bisa dikatakan
jauh dari standart pemeliharaan yang baik dan benar untuk ternak
babi. Hal ini terlihat dari pemberian pakan yang banyak
menggunakan limbah dapur dan limbah pertanian serta bahan pakan
lain yang kandungan serat kasarnya sangat tinggi. Selain itu dari
sistem perkandangan juga masih sangat sederhana sehingga kurang
memberi rasa nyaman untuk ternak dan mempengaruhi
pertumbuhan serta perkembangan ternak babi.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham, J. 2020. Swine Production and Management. South Asia:


CRC Press
Badan Pusat Statistik (BPS). 2021. Populasi Ternak Kecil Menurut
Kabupaten/Kota 2019-2021. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
Houpt, KA. 2012. Domestic Animal Behaviour for Veterinarian
th
and Animal Scientist. 5 edition. Wiley Blackwell.
Hurek, D., Rihi, D., Moi, M., Kale, N., Simarmata, YT. 2021.
Sistem Pemeliharaan Ternak Babi di Desa Tapenpah. Jurnal
Veteriner Nusantara. E-ISSN: 2540-7643
James, D. 2018. Step Guide to Pig Feeding and Rations-Famers
Weekly. Proagroca. Rbi (reed business information)
http://www.fwi.co.uk
Khodijah, SA dan Wiradimadja, R. 2012. Imbangan Efisiensi
Protein yang Diberi Ransum Mengandung Ekstrak Kulit Jengkol
(Phithechellobium jiringa (jack) Prain). Students e-Journal. 1(1):
23-32
Patience, JF., Rossoni, MC. and Gutierrez, NA. 2015. A Review of
Feed Efficiency in Swine: Biology and Application. J. Anim. Sci.
Biotechno. 6:33-49
Suryani, NN. dan Aryanta, IMS. 2020. Efisiensi Penggunaan
Protein Oleh Babi yang Mendapat Pakan Mengandung Tepung
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza). Jurnal Nukleus Peternakan
(Juni 2020) Volume 7, No. 1: 55-62. pISSN : 2355-9942, eISSN :
2656-792X
Ullo, M., Randa, SY., Hartini, S. 2020. Kecernaan Nutrien dan
Performa Ternak Babi Fase Starter yang Diberi Pakan Campuran
Bahan Pakan Limbah. Livestock and Animal Research, Livest.
Anim. Res., July 2020, 18 (2): 97-106. p-ISSN 2721-5326 e-ISSN
2721-7086
Wea, R. 2015. Karakteristik Peternak dan Manajemen
Pemeliharaan Babi Lokal di Kecaatan Alak Kota Kupang. Jurnal
Partner, (2): 178-184

Anda mungkin juga menyukai