Anda di halaman 1dari 8

37

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TERNAK KERBAU YANG DIPELIHARA


SECARA TRADISIONAL BERDASARKAN PELUANG DAN TANTANGAN

Suhartina dan I. Susanti S


Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Sulawesi Barat, Majene, Sulawesi Barat
e-mail : tina_afriano@yahoo.com

Abstrak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi pengembangan ternak kerbau yang dipelihara secara
tradisonal berdasarkan peluang dan tantangan yang dihadapi peternak. Penelitian ini merupakan studi kasus
yang dilakukan dengan metode sampling jenuh, jumlah populasi peternak kerbau Desa Tandung Kecamatan
Tinambung adalah 35 orang. Data primer dan sekunder yang diperoleh digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian. Peluang pengembangan usaha ternak kerbau yang dipelihara secara tradisional oleh peternak di
Desa Tandung Kecamatan Tinambung adalah tersedianya lahan yang berpotensi sebagai pengembangan
HMT, peternak yang sudah berpengalaman, banyaknya limbah pertanian sebagai pakan ternak, daging dan
susu kerbau merupakan sumber protein bernilai gizi tinggi, transportasi yang baik, permintaan produk ternak
kerbau meningkat, dan dukungan dari pemerintah. Tantangan yang dihadapi peternak dalam
mengembangkan usaha ternak kerbaunya terdiri dari kelemahan dan ancaman. Kelemahan terdiri dari pola
pemeliharaan ekstensif, sulit dalam pengaturan perkawinan, penerapan teknologi masih rendah, dan
ketersediaan modal yang masih kurang. Sedangkan ancaman terdiri dari pencurian ternak, pemotongan ternak
betina produktif, dan ketersediaan pasar untuk menampung ternak yang siap jual. Strategi dalam
pengembangan ternak kerbau yaitu pola pemeliharaan semi intensif dengan menyediakan padang
penggembalaan terbatas, dengan memanfaatkan lahan tidak produktif. Ternak dilepas pada siang hari di
padang penggembalaan yang telah diberi pembatas dan dimasukkan ke kandang pada malam hari.

Kata kunci: Strategi, pengembangan, kerbau, peluang, tantangan.

PENDAHULUAN bahkan pada daerah tertentu ternak kerbau ini


Peningkatan produksi peternakan terutama melambangkan status sosial dalam masyarakat.
untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi terus Akan tetapi dalam perkembangan
dilanjutkan melalui usaha pembinaan daerah-daerah selanjutnya ternak tersebut semakin berkurang
produksi yang ada serta pengembangan wilayah populasinya. Hal ini disebabkan karena ternak
produksi baru. Sehubungan dengan itu perlu lebih kerbau memiliki spesifikasi khusus yang oleh
ditingkatkan upaya pengembangan dan sebagian masyarakat penanganannya menjadi
pemanfaatan teknologi tepat guna baik untuk sangat rumit bila dibandingkan dengan ternak sapi,
meningkatkan populasi ternak maupun mutu ternak, selain itu jumlah pakan yang diperlukan lebih
pemeliharaan kesehatan ternak, penyuluhan dan banyak, kebutuhan air yang juga lebih banyak.
pembinaan peternak, penyediaan sarana dan Sehingga jika tidak ada perhatian khusus maka
prasarana dalam bidang peternakan serta populasinya akan semakin berkurang, padahal
pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak kerbau sangat berpotensi untuk suplai daging
ternak. dan produk lainnya yang berupa susu dan kulit .
Salah satu komoditi yang terdapat pada sub Desa Tandung merupakan salah satu desa
sektor peternakan adalah kerbau. Kerbau (Bubalus yang cukup potensial untuk pengembangan usaha
bubalis) adalah ternak rumunansia besar yang ternak kerbau tersebut karena memiliki sarana
mempunyai potensi tinggi dalam penyediaan pendukung usaha budidaya kerbau. Lahan kurang
daging. Kerbau merupakan ternak asli daerah panas produktif yang potensial untuk pengembangan
dan lembab, khususnya daerah belahan utara HMT ditambah dekat dengan hamparan sawah
tropika. Ternak ini sudah lama dikenal oleh yang memiliki limbah berupa jerami yang bisa
masyarakat Indonesia. Khususnya di Desa Tandung dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Kecamatan Tinambung, ternak ini bahkan lebih Beternak menjadi salah satu mata
duluan dikembangkan dari pada ternak sapi. pencaharian masyarakat di Desa Tandung yang
Kerbau merupakan ternak dwiguna yang digunakan mampu menggerakkan ekonomi masyarakat,
sebagai ternak kerja dan juga sebagai ternak potong khususnya ternak kerbau dengan jumlah populasi
berdasarakan data BPP Kecamatan Tinambung
38 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

tahun 2011 yaitu sebanyak 236 ekor. Peternak


budidaya kerbau di Desa Tandung sejak turun HASIL DAN PEMBAHASAN
menurun telah mengelola ternak kerbau secara Analisis strategis dilakukan untuk
tradisional dengan cara melepaskannya ke tanah mengetahui strategi yang akan dipakai oleh
lapang karena melimpahnya pakan rumput. masyarakat pengusaha ternak kerbau. Langkah
Berdasarkan uraian yang telah pertama yang harus dilakukan adalah dengan
dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kekuatan (strength), kelemahan
untuk mengetahui strategi pengembangan ternak (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman
kerbau yang dipelihara secara tradisonal (threat) yang dapat terjadi dalam usaha ternak
berdasarkan peluang dan tantangan yang dihadapi kerbau tersebut.
peternak. Pengembangan ternak kerbau di Desa
Tandung Kecamatan Tinambung memerlukan
MATERI DAN METODA perhatian khusus mengingat keadaan sosial
Penelitian dilakukan dengan metode sampling ekonomi masyarakat dewasa ini cenderung
jenuh atau biasa disebut total sampling adalah melahirkan ketidakharmonisan interaksi antara
sampel yang mewakili jumlah populasi (Sugiyono, kerbau dengan lingkungannya. Ketidakharmonisan
2007). Jumlah populasi peternak kerbau Desa ini erat kaitannya dengan pola pemeliharaan kerbau
Tandung Kecamatan Tinambung adalah 35 orang, yang sebagian besar masih dilakukan secara
karena populasinya kecil maka seluruh populasi ekstensif (dilepas sepanjang hari), sementara
peternak dijadikan sebagai sampel penelitian. pemanfaatan lahan semakin intensif sehingga
Jenis penelitian ini adalah studi kasus (case ketersediaan areal untuk penggembalaan ternak
study) pada peternak kerbau yang ada di Desa semakin terbatas.
Tandung Kecamatan Tinambung Kabupaten Karena itu dilakukan analisis SWOT untuk
Polewali Mandar. Survei lapang dilakukan dengan melihat faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
melakukan pengamatan dan wawancara terhadap dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
peternak kerbau. Studi kasus adalah penelitian mengetahui strategi pengembangan ternak kerbau
tentang status subyek penelitian yang berkenaan guna mengkaji lebih dalam prospek pengembangan
dengan suatu fase spesifik atau khas dari ternak kerbau di Desa Tandung Kecamatan
keseluruhan personalitas (Nasir, 1988). Subyek Tinambung sebagai berikut:
penelitian ini adalah peternak kerbau. 1. Faktor Internal
Studi ini menggunakan pengambilan data a. Kekuatan (strength)
primer berupa hasil survey lapang dan data  Ternak Kerbau Sebagai Komoditas Sosial
sekunder yang diperoleh dari instansi terkait seperti Budaya
Dinas Pertanian dan Peternakan, Badan Pusat Ternak kerbau sudah menjadi bagian
Statistik Kabupaten Polewali Mandar, dan penting dalam berbagai aktifitas kehidupan
BAPPEDA Kabupaten Polewali Mandar. Data masyarakat Tinambung, tidak saja sebagai
sekunder yang diambil meliputi populasi ternak komoditas ekonomi tetapi juga berfungsi
kerbau, jumlah peternak, luas penggunaan lahan sebagai komoditas sosial budaya. Di
dan data lainnya yang dianggap mendukung dalam beberapa daerah tertentu kerbau menjadi
penelitian ini. bagian dari prosesi adat, seperti perkawinan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini atau upacara adat kematian, yang tidak
adalah analisis SWOT. SWOT adalah singkatan boleh digantikan dengan ternak lainnya.
dari lingkungan internal kekuatan (Strengths) dan Dengan demikian kerbau memiliki nilai
kelemahan (weaknesses), dan lingkungan eksternal ekonomis yang tinggi di tengah masyarakat.
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang  Kemampuan Mencerna Pakan Bermutu
dihadapi dalam dunia bisnis. Menurut Pearce dan Rendah
Robinson (1997), dalam melakukan analisis Kerbau memiliki kemampuan mencerna
eksternal, suatu usaha menggali dan pakan bermutu rendah yang lebih efisien
mengidentifikasi semua peluang yang berkembang daripada sapi. Hal ini diduga erat kaitannya
pada saat itu serta ancaman dari para pesaing, dengan lambannya gerakan makanan
sedangkan analisis internal lebih menfokuskan pada didalam saluran pencernaan kerbau sehingga
informasi kekuatan dan kelemahan. makanan tersebut dapat diolah lebih lama
Suhartina, Strategi Pengembangan Usaha Ternak … 39

dan penyerapan zat gizinya akan lebih dibandingkan dengan sapi. Salah satunya
banyak. Oleh karena itu jarang sekali adalah kecenderungan induk kerbau
ditemukan kerbau yang kurus walaupun memperlihatkan ciri birahi tenang (silence
dengan ketersediaan pakan yang seadanya. heat) serta datangnya birahi pada subuh dan
Perdagingan yang penuh dan padat malam hari. Hal ini menyebabkan
menjadikan kerbau memiliki persentase pengaturan perkawinan pada pola
daging yang lebih tinggi ketimbang sapi. pemeliharaan intensif menjadi relatif lebih
Tidak heran kalau para pedagang ternak sulit.
lebih menyukai kerbau untuk dipotong  Penerapan Teknologi Masih Rendah
daripada sapi. Daya reproduksi kerbau tidak kalah dengan
 Kemampuan Fisik Ternak Kerbau sapi. Dalam pemeliharaan intensif, selang
Dari sisi kemampuan fisik kerbau memiliki kelahiran (waktu yang dibutuhkan antara
kaki yang kokoh disertai teracak yang lebar. dua kelahiran yang berturutan) dapat
Sungguhpun jalannya lambat tetapi mampu mencapai 13 bulan. Karena penerapan
menarik beban yang berat serta menempuh teknologi masih rendah dan pemeliharaan
medan yang becek bahkan berlumpur. Oleh kerbau dilepas bebas di pasang
karena itu kerbau sangat cocok digunakan penggembalaan tanpa perlakuan pakan dan
sebagai ternak penarik hasil produksi pengaturan perkawinan maka selang
pertanian dan kehutanan di lokasi-lokasi kelahiran dapat mencapai lebih dari 24
yang hampir mustahil dilalui oleh kendaraan bulan.
lainnya.  Ketersediaan Modal Yang Masih Kurang
Selain itu, kerbau juga mampu Walaupun dukungan pemerintah dalam
menyesuaikan diri terhadap tekanan dan bentuk bantuan dana dalam program SMD
perubahan lingkungan yang ekstrim. namun hal itu tidak mencukupi kebutuhan
Misalnya, kerbau bisa hidup dengan baik biaya produksi untuk pengembangan ternak
meskipun terjadi perubahan suhu dan kerbau, mengingat biaya produksi untuk
vegetasi padang rumput. pemeliharaan ternak kerbau sangat tinggi.
b. Kelemahan (weakness) Karena itu masyarakat petyernak sangat
 Pola Pemeliharaan Ekstensif mengharapkan adanya bantuan baik dari
Pola pemeliharaan ternak kerbau sebagian pihak swasta maupun pemerintah.
besar masih ekstensif sehingga
menimbulkan berbagai ekses negatif seperti 2. Faktor Eksternal
konflik dengan usaha pertanian lain, a. Peluang (Opportunity)
meningkatnya pencurian dan sulitnya  Tersedia Lahan Yang Berpotensi Sebagai
pengendalian kesehatan ternak. Penerapan Pengembangan HMT
pola pemeliharaan ini terkesan didukung Peternak di Desa Tandung tergabung dalam
oleh ketentuan adat humo bepagar siang, suatu organisasi yaitu Kelompok Tani
ternak bekandang malam, yang diartikan Simemangan. Kelompok tani ini mempunyai
bahwa ternak boleh saja berkeliaran dan lahan seluas 0.5 Ha yang digunakan secara
masuk ke lahan pertanian pada siang hari. bersama yaitu untuk lokasi kandang,
Tetapi praktiknya saat ini pada malam Industri pengolah limbah, industri Biogas,
haripun ternak tetap saja berkeliaran. gudang pakan, dan sanggar tani sedangkan
Walaupun kerbau dipelihara dalam jumlah untuk lokasi penunjang, berupa HMT
yang banyak namun menejemen tersedia lahan ±25 Ha yang merupakan milik
pemeliharaan masih menggunakan sistem anggota kelompok.
ekstensif, yakni lebih menjurus kepada  Pengalaman Peternak
status sosial budaya, sebagai tabungan dan Peternak di Desa Tandung pada umumnya
kesenangan, belum menyentuh kepada sudah berpengalaman dalam beternak baik
penggunaan ternak sebagai usaha komersial. ternak besar seperti sapi dan kerbau maupun
 Sulit Dalam Pengaturan Perkawinan ternak kecil seperti kambing dan unggas.
Dari sisi fisiologis kerbau memiliki perilaku Pengalaman dalam beternak sudah berkisar
reproduksi yang relatif berbeda antara 5 – 20 tahun. Dengan pengalaman
40 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

tersebut maka berbagai hambatan dalam biasanya digunakan untuk upacara-upacara


budidaya ternak kerbau dapat diatasi. adat.
 Banyaknya Limbah Pertanian Sebagai  Dukungan Pemerintah
Pakan Ternak Salah satu bentuk dukungan dari pemerintah
Pembangunan ekonomi di Kabupaten terhadap usaha budidaya ternak kerbau
Polewali Mandar tertumpu pada sub sektor adalah pemberian bantuan dana terhadap
pertanian. Jika dikelola dengan baik maka peternak melalui beberapa program
sub sektor ini merupakan mitra yang serasi diantaranya sarjana membangun desa
dengan pengembangan ternak kerbau. (SMD). Peternak yang tergabung dalam
Usahatani pertanian dapat meningkatkan kelompok tani yang difasilitasi pemerintah
ketersediaan pakan untuk ternak, sebaliknya dengan usaha yang telah berjalan dengan
tenaga kerja dan pupuk kandang dari ternak baik diharapkan dapat membentuk suatu
dapat dimanfaatkan pada usahatani wadah ekonomi yaitu koperasi. Kelompok
pertanian. tani binaan diharapkan mampu mengelola
 Daging Dan Susu Kerbau Merupakan usahanya secara professional sehingga
Sumber Protein Bernilai Gizi Tinggi investasi publik dan perbankan akan tertarik
Adanya kecenderungan masyarakat moderen membiayai usaha peternakan kerbau ini.
untuk back to nature sehingga pangan b. Ancaman (Threat)
eksotik seperti halnya daging kerbau, yang  Pencurian Ternak
juga memiliki kandungan lemak rendah, Sarana transportasi yang semakin lancar
mempunyai potensi yang sangat besar memberikan kemudahan bagi para pencuri
sebagai komoditas ekspor ke negara maju. ternak kerbau. Petani merasa semakin tidak
Hal ini disebabkan karena Daging dan susu nyaman untuk mengembangkan ternak
kerbau merupakan sumber protein bernilai kerbau karena pencurian, hal ini telah
gizi tinggi. Keju mozarela yang lezat dan menimbulkan berbagai ekses negatif yang
sangat terkenal di dunia terbuat dari susu mendorong semakin tidak kondusifnya
kerbau. Begitu pula, dadih yang terbuat dari pengembangan ternak kerbau serta secara
susu kerbau telah lama diproduksi secara nyata berpengaruh negatif terhadap populasi
tradisional oleh masyarakat. Produk ternak ini. Jika petani merasa tidak nyaman
fermentasi susu ini tidak kalah gizi dan memelihara ternak maka ternak yang lebih
manfaatnya dengan produk fermentasi susu dahulu dijual adalah pejantan. Oleh
modern seperti yogurt. karenanya dampak yang paling cepat terlihat
 Transportasi Yang Baik adalah penurunan angka kelahiran karena
Kecamatan Tinambung terletak pada kesulitan pejantan.
perlintasan wilayah antar provinsi dan  Pemotongan Ternak Betina Produktif
transportasi yang baik sehingga memiliki Pemotongan ternak kerbau betina, yang
akses yang lebih mudah untuk pengiriman besar kemungkinan masih produktif masih
komoditas perdagangannya ke pasar-pasar tinggi, hal ini dapat menyebabkan
potensial. penurunan angka kelahiran sehingga
 Permintaan Produk Ternak Kerbau populasi ternak kerbau lambat laun akan
Meningkat menurun.
Usaha ternak kerbau masih memiliki  Ketersediaan Pasar Untuk Menampung
peluang pasar yang besar mengingat usaha Ternak Yang Siap Jual.
ternak kerbau ini masih jarang diusahakan Walaupun permintaan ternak kerbau dari
oleh masyarakat khususnya di Sulawesi tahun ke tahun terus mengalami peningkatan
Barat. Karena hal tersebut maka permintaan namun ketersediaan pasar untuk
ternak kerbau di Desa Tandung Kecamatan menampung ternak yang siap dijual belum
Tinambung terus mengalami peningkatan ada. Produksi ternak kerbau yang dihasilkan
dari tahun ke tahun. Berbagai konsumen peternak masih lebih besar dari permintaan
baik dari masyarakat sekitar maupun dari pasar, sehingga ternak yang siap jual
daerah lain seperti Kabupaten Enrekang dan menumpuk di peternak. Hal ini menjadi
Kabupaten Tanah Toraja. Ternak kerbau kendala bagi peternak karena ternak yang
Suhartina, Strategi Pengembangan Usaha Ternak … 41

seharusnya dijual masih perlu dipelihara SWOT seperti pada Tabel 1 berikut. Matriks
untuk menunggu pembeli, hal ini dapat SWOT dibuat berdasarkan hasil analisis faktor-
menambah biaya produksi. faktor strategi baik internal maupun eksternal yang
3. Strategi Pengembangan terdiri dari faktor kekuatan (strength), kelemahan
Penentuan alternatif strategi yang sesuai (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman
bagi usaha ternak kerbau adalah membuat matriks (threat).

Tabel 1. Matriks SWOT Untuk Penentuan Strategi Pengembangan Ternak Kerbau


di Desa Tandung Kecamatan Tinambung
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Internal  Ternak kerbau sebagai  Pola pemeliharaan ekstensif
komoditas sosial budaya  Sulit dalam pengaturan
 Kemampuan mencerna pakan perkawinan
bermutu rendah  Penerapan teknologi masih
 Kemampuan fisik ternak kerbau rendah
 Potensi tenaga kerja besar  Ketersediaan modal yang
Eksternal masih kurang
Peluang (O) Strategi S-O Strategi W-O
 Tersedia lahan yang berpotensi  Penambahan populasi ternak  Optimalisasi lahan untuk
sebagai pengembangan HMT kerbau HMT
 Pengalaman peternak  Penerapan teknologi pakan  Penerapan teknologi tepat
 Banyaknya limbah pertanian  Peningkatan keterampilan guna
sebagai pakan ternak peternak melalui pelatihan  Kerjasama dengan lembaga
 Daging dan susu kerbau perkreditan
merupakan sumber protein
bernilai gizi tinggi
 Transportasi yang baik
 Permintaan Produk Ternak
Kerbau Meningkat
 Dukungan Pemerintah
Ancaman (T) Strategi S-T Strategi W-T
 Pencurian ternak  Pemeliharaan ternak dengan  Meningkatkan pengawasan
 Pemotongan ternak betina pola semi-intensif  Memperbaiki manajemen
produktif  Intensifikasi lahan penanaman produksi
 Ketersediaan pasar untuk HMT  Pelatihan peternak
menampung ternak yang siap  Penyelamatan ternak betina
jual. produktif

Berdasarkan uraian analisis faktor internal Sedangkan untuk penyediaan padang


dan eksternal maka pemeliharaan ternak kerbau penggembalaan khusus dengan luasan yang mampu
dengan pola ekstensif merupakan faktor penentu menyediakan hijauan dalam jumlah cukup tentu
yang paling penting sebagai penyebab timbulnya masih memerlukan perhitungan kelayakan
permasalahan dalam pengembangan ternak kerbau ekonomisnya. Karena itu yang paling layak
di Desa Tandung Kecamatan Tinambung. Dengan diterapkan adalah pola semi intensif, dimana ternak
semakin sempitnya ketersediaan lahan digembalakan dan dikandangkan pada waktu-waktu
penggembalaan serta tingginya tingkat pencurian tertentu.
ternak maka pola pemeliharaan ternak seperti ini Pola pemeliharaan semi intensif yang paling
tentunya tidak bisa dipertahankan lagi. Mengubah layak diterapkan adalah dengan menyediakan
pemeliharaan kerbau secara langsung ke pola padang penggembalaan terbatas, dengan
intensif (sepenuhnya dikandang), seperti halnya memanfaatkan lahan tidak produktif seperti rawa.
pada ternak sapi, rasanya belum memenuhi Ternak dilepas pada siang hari di padang
kelayakan budaya. Selain itu juga akan penggembalaan yang telah diberi pembatas dan
mempersulit dalam proses perkawinan ternak dimasukkan ke kandang pada malam hari. Kandang
karena sifat reproduksi kerbau yang khas itu. tersebut dibangun berderet dipinggir padang
42 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

penggembalaan. Fungsi padang penggembalaan KESIMPULAN


disini lebih banyak untuk memudahkan Berdasarkan uraian pada pembahasan maka
perkawinan, disamping dapat menyediakan dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai
sebagian dari kebutuhan pakan ternak. Guna prospek pengembangan ternak kerbau di Desa
mencukupi ketersediaan pakan yang terbatas di Tandung Kecamatan Tinambung sebagai berikut:
padang penggembalaan maka peternak harus 1. Peluang pengembangan usaha ternak kerbau
memberikan tambahan hijauan berupa jerami hasil yang dipelihara secara tradisional oleh peternak
pertanian untuk ternak mereka di kandang masing- di Desa Tandung Kecamatan Tinambung adalah
masing. tersedianya lahan yang berpotensi sebagai
Merubah perilaku peternak dari yang semula pengembangan HMT, peternak yang sudah
hanya melepaskan ternak mereka menjadi mau berpengalaman, banyaknya limbah pertanian
untuk menyediakan pakan dan mengawasi sebagai pakan ternak, daging dan susu kerbau
ternaknya setiap hari tentunya membutuhkan proses merupakan sumber protein bernilai gizi tinggi,
rekayasa sosial (social engineering) yang harus transportasi yang baik, permintaan produk
dilakukan secara seksama. Dalam pelaksanaannya ternak kerbau meningkat, dan dukungan dari
tidak saja membutuhkan upaya penyuluhan yang pemerintah.
intensif tetapi juga disertai dengan pembinaan 2. Tantangan yang dihadapi peternak dalam
kelompok peternak dan dorongan masyarakat mengembangkan usaha ternak kerbaunya terdiri
secara menyeluruh. Ketersediaan pejantan yang dari kelemahan dan ancaman. Kelemahan terdiri
bermutu dalam jumlah cukup di masing-masing dari pola pemeliharaan ekstensif, sulit dalam
padang penggembalaan menjadi faktor penentu pengaturan perkawinan, penerapan teknologi
dalam peningkatan angka kelahiran dan mutu masih rendah, dan ketersediaan modal yang
genetik keturunan ternak. Pada sistem pemeliharaan masih kurang. Sedangkan ancaman terdiri dari
ternak berkelompok sangat sulit diharapkan adanya pencurian ternak, pemotongan ternak betina
petani yang mau menyediakan pejantan yang produktif, dan ketersediaan pasar untuk
bermutu untuk kebutuhan induk para anggota menampung ternak yang siap jual.
lainnya. Oleh karena itu akan lebih baik jika 3. Strategi dalam pengembangan ternak kerbau
pemerintah dapat membantu dalam penyediaan yaitu pola pemeliharaan semi intensif dengan
pejantan ini dengan menggaduhkan sejumlah menyediakan padang penggembalaan terbatas,
pejantan yang terseleksi kepada peternak. Pejantan dengan memanfaatkan lahan tidak produktif.
gaduhan ini tidak harus didatangkan dari tempat Ternak dilepas pada siang hari di padang
lain tetapi dapat saja ternak milik anggota penggembalaan yang telah diberi pembatas dan
kelompok itu sendiri yang dibeli oleh pemerintah. dimasukkan ke kandang pada malam hari.
Setelah digunakan 4 – 5 tahun maka pejantan
tersebut dapat dijual dan dibagi hasil dengan DAFTAR PUSTAKA
peternak yang menggaduhnya. Penggaduhan Anonim, 2006. Kajian Pola Pengembangan
pejantan ini hendaknya disertai dengan program Peternakan Rakyat Berwawasan
peningkatan mutu genetis melalui seleksi, Agribisnis. Lembaga Penelitian IPB dan
penerapan IB (kawin suntik) dan menghindari Direktorat Jenderal Peternakan,
kasus kawin sedarah (inbreeding). Departemen Pertanian Republik
Indonesia.
Upaya menekan aktivitas pemotongan
ternak betina produktif tentunya perlu mendapat ___________ . 2008. Kerbau Sumber Daging dan
perhatian, mengingat aktivitas ini akan Susu. Balai Penelitian Ternak.
mempercepat proses pengurasan populasi kerbau. Departemen Pertanian, RI.
Implementasinya tidak saja membutuhkan
pendekatan yuridis tetapi harus juga digabung ___________. 2009. Ternak Kerbau Penghasil
Daging di Sumatra Barat. BBP2LP.
dengan pendekatan sosial ekonomi. Untuk itu
Litbang. Deptan.
diperlukan kajian lebih lanjut agar pendekatan yang
diterapkan untuk mengatasi masalah klasik ini Badan Pusat Statistik, 2010. Kabupaten Polewali
dapat dirancang secara tepat guna. Mandar dalam Angka 2009/20010.
Sulawesi Barat.
Suhartina, Strategi Pengembangan Usaha Ternak … 43

Indriantoro dan Supomo, 2001. Metode Penelitian


Bisnis. BPFE, Yogyakarta. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi.
Alfabeta, Bandung.
Rangkuti, F. 2002. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis : Reorientasi Soekartawi., Soeharjo, Dillon JL, dan Hardaker, JB.
Konsep Perencanaan Strategis Untuk 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian
Menghadapi Abad 21. Penerbit PT Untuk Pengembangan Petani Kecil.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Salusu, J. 1996. Pengambilan Keputusan Strategi. Tambunan, T. 2002. Usaha Kecil dan Menengah
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, di Indonesia. Beberapa Isu Penting.
Jakarta. Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
44 MADURANCH Vol. 2 No. 1 Februari 2017

Anda mungkin juga menyukai