Oleh:
Merry Imelda Mangare¹, Dr. Olivia Lalamentik M.Si²,
Alzefin Sinolungan, SE, M.Si ³
Ilmu Ekonomi, Universitas Negeri Manado, Indonesia
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Manado, Indonesia
e-mail : mangaremerry0@gmail.com 1, Olivialalamentik@gmail.com2, alzefinsinolungan@gmail.com3
ABSTRAK
Kata kunci: Pendapatan, Penerimaan, Biaya Produksi, Pemasaran, Usaha ternak Babi
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the production cost structure of
family income and production, production and marketing of pig farmers (205 heads of
households) using the profit approach (BEP). With the selling price of pigs fluctuating
and unbalanced livestock yields.
This research method uses a quantitative approach. Data collection techniques:
observation, interviews, documentation, questionnaires. Research location:
Tondegesan I Village, Kawangkoan District, Minahasa Regency. The results of
research on pig breeders in Tondegesan I Village, Kawangkoan District, Minahasa
Regency, which has a profit of approximately Rp. 7,656,979,080. feasible to be
developed for pig breeders.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan salah satu Propinsi Sulawesi Utara, Kabupaten
Minahasa, Kecamatan Kawangkoan, dimana salah satu Desa Tondegesan.
Kecamatan Kawangkoan terdiri dari wilayah 15 dan luas wilayahnya 1.114,87
kilometer (data Badan Pusat Statistik, 2021). Dimana terdapat jumlah kelurahan dan
desa Kecamatan Kawangkoan sebanyak 270. Jumlah penduduk Kecamatan
Kawangkoan sebesar 336.015 (2021), jumlah wilayah administrasi adalah sebanyak
71,02. Wilayah Kecamatan Kawangkoan terbagi 12 wilayah (Desa + Kelurahan)
adalah (1).Toure 2: Tompaso Barat; (2).Toure:1 Tompaso Barat; (3). Tonsewer Selatan:
Tompaso Barat; (4).Tonsewer:Tompaso Barat; (5). Pinabetengan Selatan: Tompaso
Barat; (6).Pinabetengan:Tompaso Barat; (7).Pinabetengan Utara: Tompaso Barat;
(8).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (9).Tondegesan 2: Tompaso Barat;
(10).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (11).Ranotongkor Timur: Tombariri;
(12).Ranotongkor: Tombariri Timur.
Pembangunan di bidang peternakan babi dilakukan melalui peningkatan
produktivitas ternak, sehingga terjadi peningkatan produktivitas ternak, pemenuhan
kebutuhan protein hewani masyarkaat, peningkatan pendapatan peternak babi,
perluasan lapangan kerja dan produksi pupuk kandang. Produktivitas ternak dinilai
dari produksi daging yang dihasilkan maupun jumlah populasi ternak yang dicapai
dalam kisaran wakter tertentu. Adapun peningkatan jumlah populasi ternak ditentukan
oleh jumlah kelahiran dan jumlah pemasukan ternak, sebaliknya penurunan jumlah
populasi ternak ditentukan oleh jumlah ternak yang mati atau hilang, jumlah ternak
yang potong, maupun jumlah pengeluaran ternak, sehingga melalui peningkatan
jumlah kelahiran, maka peningkatan populasi dapat berlangsung secara
berkesinambungan. Mutasi ternak berupa pemasukan ternak, peningkatan populasi
berlangsung dengan cepat, tapi belum tentu akan terjadi secara berkesinambungan.
Jika jumlah pemotongan ternak hewani (babi) betina produktif cukup tinggi, maka
peningkatan populasi akan berjalan lambat. Salah satu terna yang dapat
dikembangkan dalam bidang peternakan adalah ternak babi. Babi merupakan salah
satu komoditas ternak yang bersifat prolife sehingga memiliki potensi yang cukup baik
untuk mencapai peningaktan jumlah populasi melalui kelahiran. Peningkatan populasi
ternak menjadi ukuran manajemen pemeliharaan maupun kualitas ternak yang ada.
Asumsinya manajemen yang baik dan kualitas ternak yang baik, maka akan terjadi
peningkatan populasi yang terjadi secara optimal yaitu terjadi peningkatan populasi
ternak dalam satuan waktu tertentu sesuai dengan potensi genetic yang dimiliki oleh
ternaknya. Struktur populasi perkembangan populasi ternak babi, digunakan untuk
mengestimasi perkemabangan populasi ternak babi (Sawo.K;hal.78, Para- Para,
Vol.1.,No.2, Desember 2020; ISSN:2746-217x;”Klasifikasi Struktur Populasi Ternak
Babi di Keluarahan Nabarua Distrik Nabire”)
Profil Desa Tondegesan I, di Kecamatan Kawangkoan, Hukum Tua: Bapak
Hendra Kalengkongan, terdapat Jumlah Penduduk sebanyak: 1.157 jiwa orang.
Kecamatan Kawangkoan dipimpin oleh: Ibu Anne Moniung. Adapun jumlah populasi
penduduk keseluruhan Kecamatan Kawangkoan :9.998 jiwa. Kode Kemendagri
adalah: 71.02.12. Luas wilayah Kecamatan Kawangkoan:15.02 Kilometer dan Jumlah
Desa / Kelurahan adalah 416.
Wilayah Demografis, Kecamatan Kawangkoan, batas wilayahnya adalah: Sebelah
Utara: Kecamatan Kawangkoan Utara; Sebelah Timur : Kecamatan Remboken
dan Tompaso;Sebelah Selatan: Kecamatan Tompaso; Sebelah Barat: Kecamatan
Kawangkoan.
Wilayah Geografis Kecamatan Kawangkoan memiliki 2 Musim yaitu Musim
Kering dan Musim Hujan, dimana terletak pada Ketinggian: 400-800 dpl dengan
keadaan Topografis: datar sampai dengan miring. Adapun jenis tanah yang dominan
adalah Royosol dan Andosol dengan ph.4.5 – ph 7.5 dan didukung oleh kompleks
pusat pertokoan pasar tradisional, pasar hewan, terminas bus dan angkutan di
Kawangkoan merupakan pasar hewan yang barometer di Propinsi Sulawesi Utara,
menyebabkan pasar di Kawangkoan ini menjadi ajang pertemuan para pedagang
hewan, khususnya mengenai perdagangan sapi, babi dan kuda, anjing dan
sebagainya, selain bagian besar digunakan untuk peternakan hewan, seperti
Peternakan Babi.
Wilayah Geografis Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan terdapat di:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa 2Pulutan;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompaso;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kinali Kawangkoan;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tolok.
Lahan peternakan untuk pembuangan kotoran peternakan babi bagi
masyarakat/pnduduk tidak merasa terganggu dengan adanya peternakan lahan babi
serta campuran makanan babi, agar cepat gemuk dan sehat adalah pakan alami yang
ada disekitar tempat tinggal masyarakat Desa Tondegesan, terdapat:jagung. Pakan
ternak babi harus cepat besar dan sehat mengandung kandungan 6 unsur pokok
diantaranya:
(1).Protein, (2).Lemak, (3).Serat Kasar, (4).Vitamin, (5).Mineral, (6).Air. Adapun bahan
pakan ternak hewan mengandung: (1).Mineral, (2).Konsentrat, (3).Vitamin. Manfaat
peternakan babi yaitu: (1).berguna untuk menabung untuk masa depan; (2).Limbahnya
dapat menghasilkan Pupuk Organik, (3).Energi dalam Bentuk Biogas.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Pendapatan
Pendapatan dalam Ilmu Ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus (2005)
adalah sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicaapai dari
penggunaan kekayaan atau jasa manusis bebas, sedangkan pendapatan rumah
tangga adalah total pendpaatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang
yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah rumah tangga atau sumber lainnya.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Pendapatan adalah hasil kerja usaha dan
sebagainya, sedangkan Pendapatan dalam kamus Managemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk: upah (wage),
gaji (salary), sewa (rent), tingkat suku bunga (interest rate), komisi (commission) dan
laba (profit).
BEP (Break Event Point)
Break Event Point atau (BEP) adalah suatu titik atau keadaan, dimana penjualan
dan pengeluaran sama atau kondisi, dimana penjualan perusahaan cukup untuk
menutupi pengeluaran bisnisnya. BEP/ Break Event Point yang biasanya dalam
Bahasa Indonesia disebut “Titik Impas” ini biasanya membandingkan jumlah
pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat menutupi Biaya Tetap (FC
/ Fixed Cost) dan Biaya Variabel (VC /Variabel Cost) terkait dalam menghasilkan suatu
Penjualan (Marketing). Dengan kata lain, Titik Impas atau BEP /Break Event Point
adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh
keuntungan (profit / laba).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan (Income)
1. Produksi
2. Luas Lahan / Tahan (Sewa /Rent)
3. Tenaga Kerja (Labor) atau Upah (wage) dan Gaji (Sallary)
4. Modal (Capital) atau
5. Harga Jual (Prince Selling) atau Pihak Enterpreneurship/Wirausaha/Pengusaha/
Management.
Biaya Produksi
Biaya Produksi (Cost Production) adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan atau peternak babi untuk memperoleh faktor produksi dan
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Fungsi Produksi (Coob Douglas) menunjukkan sifat hubungan diantara faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu dikenal dengan output. Fungsi Produksi selalu
dinyatakan dalam bentuk Rumus: Q fungsi (K, L, R,T )
Penerimaan (Revenue) atau (R)
Penerimaan usaha peternak babi adalah nilai produksi total usaha peternak babi
dalam jumlah tertentu yang dijual (pihak produsen), dimana diberikan kepada orang
lain yang mengkonsumsi dan diperoleh dari jumlah produksi secara keseluruhan
dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat usaha peternak babi.
Kerangka Berpikir 4
Pemeliharaan ternak babi membutuhkan kualitas sumber daya
manusia,pendidikan, pengalaman,umur dan pengetahuan yang baik,manajemen yang
produktif dan efisien berkelanjutan, teknologi dan faktor pendukung faktor-faktor
produksi dan jumlah pemilikan peternak babi, alasan memelihara ternak babi,jumlah
anggota keluarga terlibat, system pemeliharaan, pakan ternak babi, pengembangan,
pemasaran ternak babi, faktor internal dan eksternal,faktor biaya produksi peternak
babi, sumberdaya ekonomi dalam menunjang pendapatan keluarga peternak babi di
Desa Tondegesan belum memadai, nilai gizi/nutrisi terkandung dalam bahan pangan
asal hewan ternak babi sangat diperlukan untuk manfaat membuka wawasan
masyarakat konsumsi gizi beternak babi, vaksinasi/pengobatan, reproduksi, tata cara
pemeliharaan yang informatif, mudah dipahami, melakukan demo pembuatan
makanan olahan dari bahan pangan asal hewani, potensi sumberdaya manusia dalam
pengembangan peternak babi, peran aktif pihak pemerintah memberikan pengetahuan
pengembangan peternak babi dalam hal budidaya babi, penerapan teknologi
pengolahan pakan ternak inovatif melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan
olahan, bantuan dalam modal/uang untuk peningkatan skala usaha ternak babi mulai
dari tingkat regional,nasional dan internasional.
METODOLOGI PENELITIAN
Tabel 4.2.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tondegesan,
Kecamatan Kawangkoan
No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Peternak Babi 226 80,4
2 Pedagang 16 1,9
3 Tukang 11 1,4
4 PNS 124 22,0
5 Buruh 62 10,3
6 Lainnya 52 4,8
Jumlah 491 100
Sumber: Data Primer Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Keterangan: Data Mata Pencaharian Keadaan Penduduk:Kantor Desa Tondegesan
= TR - TC
= (Rp. 3.025.800.000) - (Rp. 39.516.890.000)
= (Rp. - 36.491.090.000)
Secara Teoritis: Analisis RCR atau Return Cost Ratio atau R /C :
Jika > 1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun2017- 2021 akan mengalami Keuntungan (Profit)/ Laba.
Jika 1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun2017- 2021 Tidak Mengalami Untung atau Tidak Rugi.
Jika < 1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun2017-2021 akan Mengalami Kerugian (Losses).
Pembahasan : Hasil Analisis Return Cost Ratio (RCR) adalah BEP
= TR / TC
BEP = ( Rp. 3.025.800.000) / (Rp. 39.516.890.000)
= (0.0765697908) atau (Rp. 7.656.979.080)
BEP = (Rp. 7.656.979.080)/ 205 Peternak Babi di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoa, pada tahun 2017-2021.
Jadi nilai BEP ˃ 1: artinya R/C Ration mendapatkan hasil dari ˃ 1, maka suatu usaha
peternak babi 205 di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan :
berjumlah BEP = (Rp. 7.656.979.080) tahun 2017-2021
Artinya setiap suatu rupiah yang dikeluarkan oleh peternak babi 205 di Desa
Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan sebesar 7.6 rupiah, dimana sangat layak
untuk dikembangkan usaha peternak babi ada 205 kepala keluarga tahun 2017-2021
memberikan keuntungan (Profit) hasil R/C Ratio ˃ 1. Jadi tingkat Pendapatan Keluarga
bersih rata-rata peternak babi 205 dengan pendapatan sebesar (Rp. 7.656.979.080).
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan penelitian sebagai berikut:
Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan
menguntungkan dimana dengan perhitungan Harga Jual sebesar Rp. 2.460.000.000
untuk 205 peternak babi Kepala Keluarga yang paling rendah dan hasil penjualan
peternakan babi yang rendah selama tahun 2017-
7 2021.
Pendapatan usaha peternakan babi yang ada di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoan sangat menguntungkan, dilihat dari jumlah pendapatan
keluarga peternak babi rata-rata adalah Rp. 16.063.776.422.800 dimana dilihat dari
Return of Cash Ratio sebesar 7.6 atau > 1 artinya usaha peternak babi layak dan
menguntungkan.
Saran
Agar peternak babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan mampu
untuk mengembangkan pemeliharaan, penjualan peternak babi dalam 205 peternak
babi Kepala Keluarga dalam tahun 2017-2021 menunjukkan keuntungan.
Pihak Pemerintah melakukan program pembinaan kelompok Peternak Babi ada
205 Kepala Keluarga di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan, dengan
mengadakan program manajemen keuangan semaksimal dan pengetahuan pendidikan
yang memadai untuk mengembangkan proses pemasaran / penjualannya selama tahun
2017- 2021 dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA