Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS PENDAPATAN PETERNAK BABI DI DESA TONDEGESAN SATU

KECAMATAN KAWANGKOAN

Merry Imelda Mangare¹, Dr. Olivia Lalamentik M.Si², Alzefin Sinolungan, SE, M.Si ³

Ilmu Ekonomi,Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Manado

e-mail : pekosjho@gmail.com, Olivialalamentik@ gmail.com,


alzefinsinolungan@gmail.com

ABSTRAK

Dengan harga jual ternak babi yang naik turun dan hasil ternak yang tidak
seimbang, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur biaya
penerimaan, pendapatan yang diperoleh peternak Babi di Desa Tondegesan 1
Kacamatan Kawangkoan 1 Kabupaten Minahasa dan untuk melihat apakah layak
dikembangkan bila dilihat dari pendekatan keuntungan. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa
Tondegesan 1 Kacamatan Kawangkoan 1 Kabupaten Minahasa. Adapun hasil
penelitian in menunjukan bahwa peneliti mendapatkan hasil menguntungkan
walaupun dengan harga jual ternak babi yang tidak seimbang (naik-turun). Dari hasil
penelitian ini peternak Babi di Desa Tondegesan 1 Kacamatan Kawangkoan 1
Kabupaten Minahasa yang memiliki keuntungan kira-kira sebesar Rp. 146.086.945,
dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ternak Babi di Desa Tondegesan 1
Kacamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa layak untuk dikembangkan bagi para
peternak Babi.

Kata kunci: usaha ternak, biaya, penerimaan, pendapatan

ABSTRACT

With the selling price of pigs fluctuating and unbalanced livestock yields, the
purpose of this study was to determine the revenue cost structure, the income earned
by pig breeders in Tondegesan Village 1 Kawangkoan District 1 Minahasa Regency
and to see whether it is feasible to develop from the perspective of profit approach.
This study uses a type of quantitative descriptive research, with data collection
techniques of observation, interviews, documentation and questionnaires. The
location of this research is in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan 1 District, Minahasa
Regency. The results of this study show that researchers get profitable results even
with the selling price of pigs being unbalanced (fluctuating). Fro m the results of this
study, pig breeders in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan District 1, Minahasa
Regency, have a profit of approximately Rp. 146,086,945, from these results it can be
said that the pig farming business in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan District,
Minahasa Regency is feasible to be developed for pig breeders.

Keywords: livestock business, costs, receipts, income

1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan di bidang peternakan babi dilakukan melalui peningkatan
produktivitas ternak, sehingga terjadi peningkatan produktivitas ternak, pemenuhan
kebutuhan protein hewani masyarkaat, peningkatan pendapatan peternak babi,
perluasan lapangan kerja dan produksi pupuk kandang. Produktivitas ternak dinilai
dari produksi daging yang dihasilkan maupun jumlah populasi ternak yang dicapai
dalam kisaran wakter tertentu. Adapun peningkatan jumlah populasi ternak ditentukan
oleh jumlah kelahiran dan jumlah pemasukan ternak, sebaliknya penurunan jumlah
populasi ternak ditentukan oleh jumlah ternak yang mati atau hilang, jumlah ternak
yang potong, maupun jumlah pengeluaran ternak, sehingga melalui peningkatan
jumlah kelahiran, maka peningkatan populasi dapat berlangsung secara
berkesinambungan. Mutasi ternak berupa pemasukan ternak, peningkatan populasi
berlangsung dengan cepat, tapi belum tentu akan terjadi secara berkesinambungan.
Jika jumlah pemotongan ternak hewani (babi) betina produktif cukup tinggi, maka
peningkatan populasi akan berjalan lambat. Salah satu terna yang dapat
dikembangkan dalam bidang peternakan adalah ternak babi.
Babi merupakan salah satu komoditas ternak yang bersifat prolife sehingga
memiliki potensi yang cukup baik untuk mencapai peningaktan jumlah populasi melalui
kelahiran. Peningkatan populasi ternak menjadi ukuran manajemen pemeliharaan
maupun kualitas ternak yang ada. Asumsinya manajemen yang baik dan kualitas
ternak yang baik, maka akan terjadi peningkatan populasi yang terjadi secara optimal
yaitu terjadi peningkatan populasi ternak dalam satuan waktu tertentu sesuai dengan
potensi genetic yang dimiliki oleh ternaknya. Struktur populasi perkembangan populasi
ternak babi, digunakan untuk mengestimasi perkemabangan populasi ternak babi
(Sawo.K;hal.78, Para- Para, Vol.1., No.2, Desember 2020; ISSN:2746-
217x;”Klasifikasi Struktur Populasi Ternak Babi di Keluarahan Nabarua Distrik Nabire”).
Negara Indonesia merupakan salah satu Propinsi Sulawesi Utara, Kabupaten
Minahasa, Kecamatan Kawangkoan, dimana salah satu Desa Tondegesan.
Kecamatan Kawangkoan terdiri dari wilayah 15 dan luas wilayahnya 1.114,87
kilometer (data Badan Pusat Statistik,2021). Diman terdapat jumlah kelurahan dan
desa Kecamatan Kawangkoan sebanyak 270. Jumlah penduduk Kecamatan
Kawangkoan sebesar 336.015 (2021), jumlah wilayah administrasi adalah sebanyak
71,02. Wilayah Kecamatan Kawangkoan terbagi 12 wilayah (Desa + Kelurahan)
adalah :
(1).Toure 2: Tompaso Barat; (2).Toure:TompasoBarat;(3).TonsewerSelatan: Tompaso
Barat;(4).Tonsewer:Tompaso Barat; (5).Pinabetengan Selatan:Tompaso Barat;
(6).Pinabetengan:Tompaso Barat; (7).Pinabetengan Utara: Tompaso Barat;
(8).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (9).Tondegesan 2: Tompaso Barat;
(10).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (11).Ranotongkor Timur: Tombariri;
(12).Ranotongkor: Tombariri Timur.
Profil Desa Tondegesan I, di Kecamatan Kawangkoan, Hukum Tua: Bapak
Hendra Kalengkongan, terdapat Jumlah Penduduk sebanyak: 1.157 jiwa orang.
Kecamatan Kawangkoan dipimpin oleh: Ibu Anne Moniung. Adapun jumlah populasi
penduduk keseluruhan Kecamatan Kawangkoan: 9.998 jiwa. Kode Kemendagri
adalah: 71.02.12. Luas wilayah Kecamatan Kawangkoan:15.02 Kilometer dan Jumlah
Desa / Kelurahan adalah 416.
Wilayah Demografis, Kecamatan Kawangkoan, batas wilayahnya adalah:
Sebelah Utara: Kecamatan Kawangkoan Utara; Sebelah Timur : Kecamatan
Remboken dan Tompaso; Sebelah Selatan: Kecamatan Tompaso; Sebelah Barat:
Kecamatan Kawangkoan. 2
Wilayah Geografis Kecamatan Kawangkoan memiliki 2 Musim yaitu Musim
Kering dan Musim Hujan, dimana terletak pada Ketinggian: 400-800 dpl dengan
keadaan Topografis: datar sampai dengan miring. Adapun jenis tanah yang dominan
adalah Royosol dan Andosol dengan ph.4.5 – ph 7.5 dan didukung oleh kompleks
pusat pertokoan pasar tradisional, pasar hewan, terminas bus dan angkutan di
Kawangkoan merupakan pasar hewan yang barometer di Propinsi Sulawesi Utara,
menyebabkan pasar di Kawangkoan ini menjadi ajang pertemuan para pedagang
hewan, khususnya mengenai perdagangan sapi, babi dan kuda, anjing dan
sebagainya, selain bagian besar digunakan untuk peternakan hewan, seperti
Peternakan Babi.
Wilayah Geografis Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan terdapat di:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulutan;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompaso;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kinali Kawangkoan;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tolok.
Lahan peternakan untuk pembuangan kotoran peternakan babi bagi
masyarakat/pnduduk tidak merasa terganggu dengan adanya peternakan lahan babi
serta campuran makanan babi, agar cepat gemuk dan sehat adalah pakan alami yang
ada disekitar tempat tinggal masyarakat Desa Tondegesan, terdapat:jagung. Pakan
ternak babi harus cepat besar dan sehat mengandung kandungan 6 unsur pokok
diantaranya:
(1). Protein, (2). Lemak, (3). Serat Kasar, (4).Vitamin, (5).Mineral,
(6).Air. Adapun bahan pakan ternak hewan mengandung: (1). Mineral, (2).
Konsentrat, (3). Vitamin. Manfaat peternakan babi yaitu: (1). berguna untuk
menabung untuk masa depan, (2).Limbahnya dapat menghasilkan Pupuk
Organik, (3).Energi dalam Bentuk Biogas.
Pengembangan peternakan babi di Kecamatan Kawangkoan, Desa Tondegesan
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa iklim berpengaruh secara langsung
terhadap peternak babi, seperti: (1).Suhu, (2).Kelembaban, (3).Curah Hujan.
Sumberdaya alam sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup ternak babi dan
jenis dan ketersediaan pakan harus diperhatikan dalam usaha peternakan babi disuatu
daerah Desa Tondegesan. Kualitas sumberdaya manusia akan membantu pola
peternakan babi akan terbentuk. Faktor unsur pendidikan, pengalaman,
umur,pengetahuan yang baik dari peternakan babi akan membawa usaha menuju
kearah baik. Teknologi peternakan babi sudah berkembang harus dimanfaatkan untuk
menunjang pengembangan usaha peternakan babi serta faktor pendukung sangat
membantu dalam pengembangan usaha peternakan babi.
Rumusan Masalah
Berapakah struktur biaya produksi, penerimaan dan pendapatan keluarga belum
memadai peternak babi Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan dan Apakah
usaha produksi dan pemasaran peternak babi layak dikembangkan bila dilihatdari
pendekatan keuntungan Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan.
Tujuan Penelitian
Mengetahui struktur biaya produksi, penerimaan, pendapatan peternak babi di Desa
Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan dan Mengetuhui untuk kelayakan usaha
produksi dan pemasaran peternak babi dan dikembangkan dari pendekatan
keuantungan Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan.
Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Sebagai peternak babi dalam melakukan proses perhitungan struktur biaya
produksi, penerimaan pendapatan mengalolasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisienmemperoleh keuntungan.3
Sebagai informasi kepada pihak pemerintah daerah agar dapat mengambil
kebijakan usaha peternak babi dalam mengembangkan produksi dan harga
penjualan/ pemasaran di tingkatregional, nasional dan internasional.
Peternak babi mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan / konsumen
melalui produksidan pemasaran yang berkesinambungan dalam jangka panjang.
2. Praktis
Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa program studi Ilmu Ekonomi (S-1) dalam
melakukan Penelitian mengenai “Analisis Pendapatan Peternak Babi di Desa
Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan Satu.

TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Pendapatan
Pendapatan dalam Ilmu Ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus (2005)
adalah sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicaapai dari
penggunaan kekayaan atau jasa manusis bebas, sedangkan pendapatan rumah
tangga adalah total pendpaatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang
yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah rumah tangga atau sumber lainnya.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Pendapatan adalah hasil kerja usaha dan
sebagainya, sedangkan Pendapatan dalam kamus Managemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk: upah (wage),
gaji (salary), sewa (rent), tingkat suku bunga (interest rate), komisi (commission) dan
laba (profit).
BEP (Break Event Point)
Break Event Point atau (BEP) adalah suatu titik atau keadaan, dimana penjualan
dan pengeluaran sama atau kondisi, dimana penjualan perusahaan cukup untuk
menutupi pengeluaran bisnisnya. BEP/ Break Event Point yang biasanya dalam
Bahasa Indonesia disebut “Titik Impas” ini biasanya membandingkan jumlah
pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat menutupi Biaya Tetap (FC
/ Fixed Cost) dan Biaya Variabel (VC /Variabel Cost) terkait dalam menghasilkan suatu
Penjualan (Marketing). Dengan kata lain, Titik Impas atau BEP /Break Event Point
adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh
keuntungan (profit / laba).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan (Income)
1. Produksi
2. Luas Lahan / Tahan (Sewa /Rent)
3. Tenaga Kerja (Labor) atau Upah (wage) dan Gaji (Sallary)
4. Modal (Capital) atau
5. Harga Jual (Prince Selling) atau Pihak Enterpreneurship/Wirausaha/Pengusaha/
Management.
Biaya Produksi
Biaya Produksi (Cost Production) adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan atau peternak babi untuk memperoleh faktor produksi dan
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Fungsi Produksi (Coob Douglas) menunjukkan sifat hubungan diantara faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu dikenal dengan output. Fungsi Produksi selalu
dinyatakan dalam bentuk Rumus: Q fungsi (K, L, R,T )
Penerimaan (Revenue) atau (R)
Penerimaan usaha peternak babi adalah nilai produksi total usaha peternak babi
dalam jumlah tertentu yang dijual (pihak produsen),
4 dimana diberikan kepada orang
lain yang mengkonsumsi dan diperoleh dari jumlah produksi secara keseluruhan
dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat usaha peternak babi.
Kerangka Berpikir
Pemeliharaan ternak babi membutuhkan kualitas sumber daya
manusia,pendidikan, pengalaman,umur dan pengetahuan yang baik,manajemen yang
produktif dan efisien berkelanjutan, teknologi dan faktor pendukung faktor-faktor
produksi dan jumlah pemilikan peternak babi, alasan memelihara ternak babi,jumlah
anggota keluarga terlibat, system pemeliharaan, pakan ternak babi, pengembangan,
pemasaran ternak babi, faktor internal dan eksternal,faktor biaya produksi peternak
babi, sumberdaya ekonomi dalam menunjang pendapatan keluarga peternak babi di
Desa Tondegesan belum memadai, nilai gizi/nutrisi terkandung dalam bahan pangan
asal hewan ternak babi sangat diperlukan untuk manfaat membuka wawasan
masyarakat konsumsi gizi beternak babi, vaksinasi/pengobatan, reproduksi, tata cara
pemeliharaan yang informatif, mudah dipahami, melakukan demo pembuatan
makanan olahan dari bahan pangan asal hewani, potensi sumberdaya manusia dalam
pengembangan peternak babi, peran aktif pihak pemerintah memberikan pengetahuan
pengembangan peternak babi dalam hal budidaya babi, penerapan teknologi
pengolahan pakan ternak inovatif melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan
olahan, bantuan dalam modal/uang untuk peningkatan skala usaha ternak babi mulai
dari tingkat regional,nasional dan internasional.

METODOLOGI PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian Verifikatif oleh Maholtra (2009:104),dimana penelitian ini untuk
menguji pengujian kebenaran kausal yaitu analisis antara variabel independen
dengan variabel dependen. Penelitian ini diuji mengenai analisis peternakan babi
harga penjualan terhadap pendapatan keluarga di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan. Berdasarkan jenis penelitian yaitu penelitian Deskriptif dan Verifikatif
yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang
digunakan dalam penelitian adalah Explanatory Survey. Maholtra (2010:96):
menyatakan Explanatory Survey dilakukan untuk mengeksplorasi situasi masalah yaitu
untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan kedalam masalah yang dihadapi manajemen
atau para peneliti. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau
kelompok focus dapat memberikan wawasan yang luas.
Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi Operasional Variabel Penelitian bersifat saling mempengaruhi dan disebut
sebagai Objek Penelitian.
Menurut Maholtra (2009:248), yang dimaksud Variabel Bebas (Independent Variable)
dan Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu:
(1).Variabel Bebas (Independent) yaitu: Harga Penjualan Peternakan Babi. Penetapan
Harga Penjualan Peternakan Babi adalah pemilihan yang dilakukan pihak konsumen
(pembeli) dan pihak produsen (penjual) di pasar Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan terhadap tingkat harga para pesaing serta memiliki peran strategis yang
krusial dalam menunjang implementasi strategis pemasaran peternakan babi.
(2).Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu Pendapatan Keluarga Peternakan Babi,
di Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan. Pendapatan Keluarga Peternakan
Babi adalah Jumlah Produksi Peternakan Babi X Harga Penjualan. Pendapatan
Keluarga Peternakan Babi adalah Penerimaan dengan Pengeluaran usaha
Peternakan Babi Desa Tondegesan, Kecamatan 5 Kawangkoan dan menunjukkan
tingkat kekayaan dan besarnya modal yang dimiliki serta proses produksi
pemeliharaan dan pemasaran dipasar.
Skala Likert berisi 5 Tingkat Preferensi Jawaban dengan Pilihan sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Kurang Setuju (KS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5

Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi terdiri atas objek / subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian
ini adalah 1.257 jiwa jumlah penduduk Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan.
Jumlah penduduk Pria: 526 jiwa dan Jumlah penduduk Wanita:731 jiwa.
Adapun untuk lapangan usaha sektor peternakan babi sekitar kurang lebih 200.
Sampel
Menurut Ferdinan (2005:58): jumlah variabel independen dilakukan dengan 25
sampel. Jumlah variabel independent dalam penelitian ini adalah 1 dan variabel
dependent adalah 1, jadi variabel dalam penelitian ada 2 sehingga 2 X 25 = 50
responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden/konsumen yang
beternak babi di desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada : cara apa yang perlu dilakukan dalam
penelitian agar dapat memperoleh data primer dan data sekunder. Teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: mengkombinasikan secara langsung
atau tidak langsung.
Analisis Regresi Sederhana untuk mengetahui besarnya analisis X dan Y,
maka peneliti menggunakan Teknik Analisis Regresi Sederhana, dengan rumus:
Y    x

2
r untuk mengetahui besarnya determinasi harga penjualan peternakan babi
terhadap pendapatan keluarga di Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan.
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini peneliti mengambil objek penelitian di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoan. Waktu penelitian berlangsung kurang lebih 3 bulan setelah
proposal ini diterima.

6
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian


Desa Tondegesan adalah bagian dari Kecamatan Kawangkoan 1,dimana
sebagian besar usaha yang menunjang perekonomian peternakan babi, sehingga
merupakan pengembangan usaha ternak babi di daerah ini dilakukan dalam rangka
untuk mendorong peningkatan konsumsi protein hewani. Program pengembangan
usaha ternak babi dapat dicapai dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal
dan tepat guna yang disesuaikan dengan keadaan alam, kondisi sosial, ekonomi
masyarakat setempat, sarana, prasaran, teknologi dan kelembagaan Dinas Pertanian
dan Peternakan serta kebijakan yang mendukung dan dipimpin oleh hukum tua Bapak
Hendra Kalengkongan, dengan jumlah penduduk sekitar 1,157 jiwa orang dan dipimpin
oleh Camat Kawangkoan: Ibu Anne Moniung. Profil Desa Tondegesan I, di Kecamatan
Kawangkoan, Hukum Tua: Bapak Mimbri Pontoh, terdapat Jumlah Penduduk
semnbanyak: 1.157 jiwa orang. Kecamatan Kawangkoan dipimpin oleh: Ibu Anne
Moniung. Adapun jumlah populasi penduduk keseluruhan Kecamatan Kawangkoan
:9.998 jiwa. Kode Kemendagri adalah:71.02.12. Luas wilayah Kecamatan
Kawangkoan:15.02 Kilometer dan Jumlah Desa / Kelurahan adalah 416.
Berdasarkan data yang diperoleh pada kantor Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan, pada tahun 2017 terdapat 609 jiwa /orang, terdiri dari 275 laki-laki dan
perempuan sebanyak jiwa 334 dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 275 KK.

Tabel 4.2.
Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Tondegesan,
Kecamatan Kawangkoan
No. Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 Peternak Babi 226 80,4
2 Pedagang 16 1,9
3 Tukang 11 1,4
4 PNS 124 22,0
5 Buruh 62 10,3
6 Lainnya 52 4,8
Jumlah 491 100
Sumber: Data Primer Keadaan Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian
Keterangan: Data Mata Pencaharian Keadaan Penduduk:Kantor Desa Tondegesan

menunjukkan bahwa umumnya masyarakat Desa Tondegesan, Kecamatan


Kawangkoan memiliki mata pencaharian sebagai Peternak Babi. Dimana total jumlah
penduduk sebanyak 491 orang memperoleh penghasilan / pendapatan keluarga
sebagai peternak babi = 22 6 orang atau sekitar (80,4%) dari jumlah keseluruhan
populasi atau urutan nomor 1. Adapun yang bekerja sebagai Pedagang = 16 orang
atau (1,9%); Tukang = 11 orang atau (1,4%) dan PNS=124 orang atau (22,0%);
Lainnya = 52 orang atau (4,8%). Sebagai PNS = 124 orang (22,0 %) atau urutan
nomor 2 dan Buruh = 62 orang atau (10,3 %)atau urutan nomor 3; Lainnya= 52 orang
atau (4,8%) atau urutan nomor 4.

7
Pembahasan
Penerimaan
a) TR = (Rp. 3.025.800.000)
b) TC = (Rp. 39.516.890.000)
c) Income = Pendapat = (Rp. 2.985.563.110.000) = FC + VC
d) BEP = (Rp. 16.063.776.422.800)
BEP = TR / TC
RCR =

= TR - TC
= (Rp. 3.025.800.000) - (Rp. 39.516.890.000)
= (Rp. - 36.491.090.000)
Secara Teoritis: Analisis RCR atau Return Cost Ratio atau R /C :
Jika > 1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun 2017- 2021 akan mengalami Keuntungan (Profit)/ Laba.
1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun 2017- 2021 Tidak Mengalami Untung atau Tidak Rugi.
Jika < 1 artinya Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan
Kawangkoan,Tahun2017-2021 akan Mengalami Kerugian (Losses).
 Pembahasan : Hasil Analisis Return Cost Ratio (RCR) adalah BEP
= TR / TC
BEP = ( Rp. 3.025.800.000) / (Rp. 39.516.890.000)
= (0.0765697908) atau (Rp. 7.656.979.080)
BEP = (Rp. 7.656.979.080)/ 205 Peternak Babi di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoa, pada tahun 2017-2021.
Jadi nilai BEP ˃ 1: artinya R/C Ration mendapatkan hasil dari ˃ 1, maka suatu usaha
peternak babi 205 di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan :
berjumlah BEP = (Rp. 7.656.979.080) tahun 2017-2021
Artinya setiap suatu rupiah yang dikeluarkan oleh peternak babi 205 di Desa
Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan sebesar 7.6 rupiah, dimana sangat layak
untuk dikembangkan usaha peternak babi ada 205 kepala keluarga tahun 2017-2021
memberikan keuntungan (Profit) hasil R/C Ratio ˃ 1. Jadi tingkat Pendapatan Keluarga
bersih rata-rata peternak babi 205 dengan pendapatan sebesar (Rp. 7.656.979.080).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan penelitian sebagai berikut:
Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan
menguntungkan dimana dengan perhitungan Harga Jual sebesar Rp. 2.460.000.000
untuk 205 peternak babi Kepala Keluarga yang paling rendah dan hasil penjualan
peternakan babi yang rendah selama tahun 2017- 2021.
Pendapatan usaha peternakan babi yang ada di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoan sangat menguntungkan, dilihat dari jumlah pendapatan
keluarga peternak babi rata-rata adalah Rp. 16.063.776.422.800 dimana dilihat dari
Return of Cash Ratio sebesar 7.6 atau > 1 artinya usaha peternak babi layak dan
8
menguntungkan.
Saran
Agar peternak babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan mampu
untuk mengembangkan pemeliharaan, penjualan peternak babi dalam 205 peternak
babi Kepala Keluarga dalam tahun 2017-2021 menunjukkan keuntungan.
Pihak Pemerintah melakukan program pembinaan kelompok Peternak Babi ada
205 Kepala Keluarga di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan, dengan
mengadakan program manajemen keuangan semaksimal dan pengetahuan pendidikan
yang memadai untuk mengembangkan proses pemasaran / penjualannya selama tahun
2017- 2021 dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Auckley, Gardner, 1978,”Macroeconomics: Theory and Policy”.New York,


N.Y.:Mc.Millan.
Anacher, Ryan C.and Holley H. Ulfrich.1989.”Pricinciples of Macroeconomics 4
th Edition. Cincinnati, Ohio: South-Westhern Publishing.
Aku,A.S., T.Saili dan Amiruddin. 2013.”Sebaran, Struktur Populasi dan Kinerja
Reproduksi Babi Lokal di Kecaatan Tinangge, Kabupaten Konawe Selatan.
Agriplus,Jurnal. 23 (03)-188-192.
Ariana, I.N.T.,A.A.W. Pugger, A.A.Oka dan N.I.P.Sriyani. 2014.”Analisis
Ekonomi Usaha Ternak Babi dengan Pemberian Sekam Padi Dalam Ransum yang
mengandung Limbah Hotel”. Jurnal Ilmiah Peternakan 17 (2):71-74.
Aritonak, D.1997.”Teknologi Budidaya Ternak Babi Lokal dan
Pengembangannya”. Makalah disampaikan pada Temu Aplikasi Paket Teknologi
Peternakan babi Loka. Jayaeidya, 8-9 Desember 1997.
Aritonang, D.1993.”Perencanaan dan Pengelolaan Usaha Ternak Babi”.Jakarta:
Penebar: Swadaya.
Aritonang,R dan R. Lerbin. 2005. “Kepuasan Pelanggan, Pengukuran dan
Penganalisasian dengan SPSS”.Jakarta.PT.Gramedia Pustaka Utama.
Anjaningrum, W..D., &Sidi, A.P.(2018).”Pengaruh Orientasi Pasar, Inovasi dan
Kreativitas Produk terhadap Kinerja Industri Kreatif Untuk Mencapai Keunggulan
Bersaing”.Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi Asia. 12 (2), 30-47.
Amstrong, Gary & Philip, Kotler, 2002.”Dasar-Dasar Pemasaran”.Jilid 1. Alih Bahasa:
AlexanderSindoro dan Benyamin Molan,Jakarta: penerbit:Prenhalindo.
Armstrong, Kotler, 2015.”Marketing an Introducing Prentice Hall Twelfth
Edition”.Engliand:Pearson Education, Incorporation”.
Ani, L.N. (2020). “Pengaruh Inovasi Produk, Kreativitas Produk, dan Kualitas
Produk terhadap Keunggulan Bersaing (Studi Kasus pada Kerajinan Tikar Eceng
Gondok Liar”, Jurnal Manajemen dan Bisnis, 2 (02). Hal.184-194.
Alma, Buchari, 2012. “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa”.Bandung:Alfabeta.
Aler Tulak, Kaherunnisa, Landius, (2017).”Strategi Pengembangan Peternakan
Babi di Distrik Hubikiak, Kabupaten Jayawijaya”. Prodi Agribisnis Sekolah Tinggi Ilmu
Pertanian Petra bablliem Wamena. Jurnal OPTIMA II: Alber Tulak, KHaerunnisa dan
Land
Suroto, K.S dan Murti, A.T. (2022). Analisis Kelayakan Financial Usaha
Peternak Babi Di Kabupaten Malang. Jurnal Buana Sains 22(1):65-70
Rauan, G. M. 2021. Analisis Pendapatan Peternak Babi Kecamatan Suluuan
Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Vol. 9 No.2 Hal.1109-1116

Anda mungkin juga menyukai