KECAMATAN KAWANGKOAN
Merry Imelda Mangare¹, Dr. Olivia Lalamentik M.Si², Alzefin Sinolungan, SE, M.Si ³
ABSTRAK
Dengan harga jual ternak babi yang naik turun dan hasil ternak yang tidak
seimbang, sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur biaya
penerimaan, pendapatan yang diperoleh peternak Babi di Desa Tondegesan 1
Kacamatan Kawangkoan 1 Kabupaten Minahasa dan untuk melihat apakah layak
dikembangkan bila dilihat dari pendekatan keuntungan. Penelitian ini menggunakan
jenis penelitian deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengumpulan data observasi,
wawancara, dokumentasi dan kuisioner. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa
Tondegesan 1 Kacamatan Kawangkoan 1 Kabupaten Minahasa. Adapun hasil
penelitian in menunjukan bahwa peneliti mendapatkan hasil menguntungkan
walaupun dengan harga jual ternak babi yang tidak seimbang (naik-turun). Dari hasil
penelitian ini peternak Babi di Desa Tondegesan 1 Kacamatan Kawangkoan 1
Kabupaten Minahasa yang memiliki keuntungan kira-kira sebesar Rp. 146.086.945,
dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ternak Babi di Desa Tondegesan 1
Kacamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa layak untuk dikembangkan bagi para
peternak Babi.
ABSTRACT
With the selling price of pigs fluctuating and unbalanced livestock yields, the
purpose of this study was to determine the revenue cost structure, the income earned
by pig breeders in Tondegesan Village 1 Kawangkoan District 1 Minahasa Regency
and to see whether it is feasible to develop from the perspective of profit approach.
This study uses a type of quantitative descriptive research, with data collection
techniques of observation, interviews, documentation and questionnaires. The
location of this research is in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan 1 District, Minahasa
Regency. The results of this study show that researchers get profitable results even
with the selling price of pigs being unbalanced (fluctuating). From the results of this
study, pig breeders in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan District 1, Minahasa
Regency, have a profit of approximately Rp. 146,086,945, from these results it can be
said that the pig farming business in Tondegesan 1 Village, Kawangkoan District,
Minahasa Regency is feasible to be developed for pig breeders.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan di bidang peternakan babi dilakukan melalui peningkatan
produktivitas ternak, sehingga terjadi peningkatan produktivitas ternak, pemenuhan
kebutuhan protein hewani masyarkaat, peningkatan pendapatan peternak babi,
perluasan lapangan kerja dan produksi pupuk kandang. Produktivitas ternak dinilai
dari produksi daging yang dihasilkan maupun jumlah populasi ternak yang dicapai
dalam kisaran wakter tertentu. Adapun peningkatan jumlah populasi ternak ditentukan
oleh jumlah kelahiran dan jumlah pemasukan ternak, sebaliknya penurunan jumlah
populasi ternak ditentukan oleh jumlah ternak yang mati atau hilang, jumlah ternak
yang potong, maupun jumlah pengeluaran ternak, sehingga melalui peningkatan
jumlah kelahiran, maka peningkatan populasi dapat berlangsung secara
berkesinambungan. Mutasi ternak berupa pemasukan ternak, peningkatan populasi
berlangsung dengan cepat, tapi belum tentu akan terjadi secara berkesinambungan.
Jika jumlah pemotongan ternak hewani (babi) betina produktif cukup tinggi, maka
peningkatan populasi akan berjalan lambat. Salah satu terna yang dapat
dikembangkan dalam bidang peternakan adalah ternak babi.
Babi merupakan salah satu komoditas ternak yang bersifat prolife sehingga
memiliki potensi yang cukup baik untuk mencapai peningaktan jumlah populasi melalui
kelahiran. Peningkatan populasi ternak menjadi ukuran manajemen pemeliharaan
maupun kualitas ternak yang ada. Asumsinya manajemen yang baik dan kualitas
ternak yang baik, maka akan terjadi peningkatan populasi yang terjadi secara optimal
yaitu terjadi peningkatan populasi ternak dalam satuan waktu tertentu sesuai dengan
potensi genetic yang dimiliki oleh ternaknya. Struktur populasi perkembangan populasi
ternak babi, digunakan untuk mengestimasi perkemabangan populasi ternak babi
(Sawo.K;hal.78, Para- Para, Vol.1., No.2, Desember 2020; ISSN:2746-
217x;”Klasifikasi Struktur Populasi Ternak Babi di Keluarahan Nabarua Distrik Nabire”).
Negara Indonesia merupakan salah satu Propinsi Sulawesi Utara, Kabupaten
Minahasa, Kecamatan Kawangkoan, dimana salah satu Desa Tondegesan.
Kecamatan Kawangkoan terdiri dari wilayah 15 dan luas wilayahnya 1.114,87
kilometer (data Badan Pusat Statistik,2021). Diman terdapat jumlah kelurahan dan
desa Kecamatan Kawangkoan sebanyak 270. Jumlah penduduk Kecamatan
Kawangkoan sebesar 336.015 (2021), jumlah wilayah administrasi adalah sebanyak
71,02. Wilayah Kecamatan Kawangkoan terbagi 12 wilayah (Desa + Kelurahan)
adalah :
(1).Toure 2: Tompaso Barat; (2).Toure:TompasoBarat;(3).TonsewerSelatan: Tompaso
Barat;(4).Tonsewer:Tompaso Barat; (5).Pinabetengan Selatan:Tompaso Barat;
(6).Pinabetengan:Tompaso Barat; (7).Pinabetengan Utara: Tompaso Barat;
(8).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (9).Tondegesan 2: Tompaso Barat;
(10).Tondegesan 2 Utara: Tompaso Barat; (11).Ranotongkor Timur: Tombariri;
(12).Ranotongkor: Tombariri Timur.
Profil Desa Tondegesan I, di Kecamatan Kawangkoan, Hukum Tua: Bapak
Hendra Kalengkongan, terdapat Jumlah Penduduk sebanyak: 1.157 jiwa orang.
Kecamatan Kawangkoan dipimpin oleh: Ibu Anne Moniung. Adapun jumlah populasi
penduduk keseluruhan Kecamatan Kawangkoan: 9.998 jiwa. Kode Kemendagri
adalah: 71.02.12. Luas wilayah Kecamatan Kawangkoan:15.02 Kilometer dan Jumlah
Desa / Kelurahan adalah 416.
Wilayah Demografis, Kecamatan Kawangkoan, batas wilayahnya adalah:
Sebelah Utara: Kecamatan Kawangkoan Utara; Sebelah Timur : Kecamatan
Remboken dan Tompaso; Sebelah Selatan: Kecamatan Tompaso; Sebelah Barat:
Kecamatan Kawangkoan. 2
Wilayah Geografis Kecamatan Kawangkoan memiliki 2 Musim yaitu Musim
Kering dan Musim Hujan, dimana terletak pada Ketinggian: 400-800 dpl dengan
keadaan Topografis: datar sampai dengan miring. Adapun jenis tanah yang dominan
adalah Royosol dan Andosol dengan ph.4.5 – ph 7.5 dan didukung oleh kompleks
pusat pertokoan pasar tradisional, pasar hewan, terminas bus dan angkutan di
Kawangkoan merupakan pasar hewan yang barometer di Propinsi Sulawesi Utara,
menyebabkan pasar di Kawangkoan ini menjadi ajang pertemuan para pedagang
hewan, khususnya mengenai perdagangan sapi, babi dan kuda, anjing dan
sebagainya, selain bagian besar digunakan untuk peternakan hewan, seperti
Peternakan Babi.
Wilayah Geografis Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan terdapat di:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulutan;
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompaso;
c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kinali Kawangkoan;
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tolok.
Lahan peternakan untuk pembuangan kotoran peternakan babi bagi
masyarakat/pnduduk tidak merasa terganggu dengan adanya peternakan lahan babi
serta campuran makanan babi, agar cepat gemuk dan sehat adalah pakan alami yang
ada disekitar tempat tinggal masyarakat Desa Tondegesan, terdapat:jagung. Pakan
ternak babi harus cepat besar dan sehat mengandung kandungan 6 unsur pokok
diantaranya:
(1). Protein
(2). Lemak
(3). Serat Kasar
(4).Vitamin
(5).Mineral
(6).Air.
Adapun bahanpakan ternak hewan mengandung:
(1). Mineral
(2). Konsentrat
(3). Vitamin
Manfaat peternakan babi yaitu:
(1). berguna untuk menabung untuk masa depan
(2).Limbahnya dapat menghasilkan Pupuk Organik
(3).Energi dalam Bentuk Biogas.
Pengembangan peternakan babi di Kecamatan Kawangkoan, Desa Tondegesan
sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan berupa iklim berpengaruh secara langsung
terhadap peternak babi, seperti: (1).Suhu, (2).Kelembaban, (3).Curah Hujan.
Sumberdaya alam sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan hidup ternak babi dan
jenis dan ketersediaan pakan harus diperhatikan dalam usaha peternakan babi disuatu
daerah Desa Tondegesan. Kualitas sumberdaya manusia akan membantu pola
peternakan babi akan terbentuk. Faktor unsur pendidikan, pengalaman,
umur,pengetahuan yang baik dari peternakan babi akan membawa usaha menuju
kearah baik. Teknologi peternakan babi sudah berkembang harus dimanfaatkan untuk
menunjang pengembangan usaha peternakan babi serta faktor pendukung sangat
membantu dalam pengembangan usaha peternakan babi.
Pendapatan keluarga masyarakat Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan
mengenai usaha peternakan babi berpengaruh pada profil pemeliharaan ternak babi
lokal bagi jumlah pemilikan ternak, mempunyai alasan untuk memelihara ternak babi,
anggota keluarga yang terlibat, sistem pemeliharaan ternak perkandangan, pakan
ternak babi guna pengembangan ternak babi lokal selanjutnya faktor lingkungan
internal dan eksternal dan strategi pengembangan
3 usaha peternak babi dan faktor
pemasaran penjualan dan faktor mempengaruhi produksi peternakan babi.
Berdasarkan latar belakang uraian diatas, peneliti melakukan penelitian “Analisis
Pendapatan Peternak Babi di Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan”.
Rumusan Masalah
Berapakah struktur biaya produksi, penerimaan dan pendapatan keluarga belum
memadai peternak babi Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan dan Apakah
usaha produksi dan pemasaran peternak babi layak dikembangkan bila dilihatdari
pendekatan keuntungan Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan.
Tujuan Penelitian
Mengetahui struktur biaya produksi, penerimaan, pendapatan peternak babi di Desa
Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan dan Mengetuhui untuk kelayakan usaha
produksi dan pemasaran peternak babi dan dikembangkan dari pendekatan
keuantungan Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan.
Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Sebagai peternak babi dalam melakukan proses perhitungan struktur biaya
produksi, penerimaan pendapatan mengalolasikan sumberdaya yang ada secara
efektif dan efisienmemperoleh keuntungan.
Sebagai informasi kepada pihak pemerintah daerah agar dapat mengambil
kebijakan usaha peternak babi dalam mengembangkan produksi dan harga
penjualan/ pemasaran di tingkatregional, nasional dan internasional.
Peternak babi mampu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan / konsumen
melalui produksidan pemasaran yang berkesinambungan dalam jangka panjang.
2. Praktis
Sebagai bahan acuan bagi mahasiswa program studi Ilmu Ekonomi (S-1) dalam
melakukan Penelitian mengenai “Analisis Pendapatan Peternak Babi di Desa
Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan Satu.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
Teori Pendapatan
Pendapatan dalam Ilmu Ekonomi menurut Samuelson dan Nordhaus (2005)
adalah sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicaapai dari
penggunaan kekayaan atau jasa manusis bebas, sedangkan pendapatan rumah
tangga adalah total pendpaatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang
yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah rumah tangga atau sumber lainnya.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, Pendapatan adalah hasil kerja usaha dan
sebagainya, sedangkan Pendapatan dalam kamus Managemen adalah uang yang
diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk: upah (wage),
gaji (salary), sewa (rent), tingkat suku bunga (interest rate), komisi (commission) dan
laba (profit).
Menurut Yunus, (2011) mengemukakan bahwa Pendapatan dapat dibedapkan
menjadi 2, yaitu: (1).Pendapatan Usaha Tani dan (2).Pendapatan Rumah Tangga.
Pendapatan (Income) merupakan pengurangan dari Penerimaan (Revenue) dengan
Biaya Total (TC atau Biaya Keseluruhan dari FC / Biaya Tetap – VC / Biaya Variabel).
Pendapatan Rumah Tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usaha
peternak babi ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar usaha
ternak babi. Pendapatan usaha peternak babi adalah selisih antaran Pendapatan Kotor
(Output) dan Biaya Produksi (Input) yang dihitung dalam jangka waktu perbulan,
pertahun dan permusim, dalam pendapatan usaha peternak babi ada 2 unsur yang
digunakan yaitu Unsur Penerimaan dan Unsur Pengeluaran dari usaha peternak babi.
Sukirno mendefinisikan Pendapatan adalah “jumlah penghasilan yang diterima oleh
4
penduduk atas prestasi kerjanya selama 1 periode, tertentu, baik harian, mingguan,
bulanan atau tahunan.
Budiono mengemukakan Pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor
produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Soekartawi (2002) bahwa usaha
peternak babi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
memanfaatkan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.
Menurut Soekawarti dalam Rabim dan Hastuti (2009:166): Pendapatan Usaha
Tani (peternak babi) merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya atau
dengan kata lain Pendapatan meliputi pendapatan kotor atau Penerimaan Total dan
Pendapatan Bersih. Pendapatan Kotor atau Penerimaan Total adalah nilai produksi
komoditas peternak babi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksinya.
Konsep Pendapatan
Kriteria pengujian Pendapatan untuk mengetahui Untung Rugi suatu usaha
peternak babi yaitu: (BEP) atau Break Event Point:
BEP (Break Event Point)
Break Event Point atau (BEP) adalah suatu titik atau keadaan, dimana penjualan
dan pengeluaran sama atau kondisi, dimana penjualan perusahaan cukup untuk
menutupi pengeluaran bisnisnya. BEP/ Break Event Point yang biasanya dalam
Bahasa Indonesia disebut “Titik Impas” ini biasanya membandingkan jumlah
pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual untuk dapat menutupi Biaya Tetap (FC
/ Fixed Cost) dan Biaya Variabel (VC /Variabel Cost) terkait dalam menghasilkan suatu
Penjualan (Marketing). Dengan kata lain, Titik Impas atau BEP /Break Event Point
adalah titik dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan tidak memperoleh
keuntungan (profit / laba).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan (Income)
1. Produksi
2. Luas Lahan / Tahan (Sewa /Rent)
3. Tenaga Kerja (Labor) atau Upah (wage) dan Gaji (Sallary)
4. Modal (Capital) atau
5. Harga Jual (Prince Selling) atau Pihak Enterpreneurship/Wirausaha/Pengusaha/
Management.
Faktor Demografi (Kependudukan)
1. Jumlah Penduduk
2. Komposisi Penduduk
Biaya Produksi
Biaya Produksi (Cost Production) adalah semua pengeluaran yang dilakukan
oleh pihak perusahaan atau peternak babi untuk memperoleh faktor produksi dan
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang dan jasa-jasa
yang diproduksikan perusahaan tersebut.
Fungsi Produksi (Coob Douglas) menunjukkan sifat hubungan diantara faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor produksi dikenal dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu dikenal dengan output. Fungsi Produksi selalu
dinyatakan dalam bentuk Rumus: Q fungsi (K, L, R,T )
Penerimaan (Revenue) atau (R)
Penerimaan usaha peternak babi adalah nilai produksi total usaha peternak babi
dalam jumlah tertentu yang dijual (pihak produsen), dimana diberikan kepada orang
lain yang mengkonsumsi dan diperoleh dari jumlah produksi secara keseluruhan
dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat usaha peternak babi.
Kerangka Berpikir
Desa Tondegesan adalah bagian dari Kecamatan Kawangkoan 1,dimana
sebagian besar usaha yang menunjang perekonomian
5 peternakan babi, sehingga
merupakan pengembangan usaha ternak babi di daerah ini dilakukan dalam rangka
untuk mendorong peningkatan konsumsi protein hewani. Program pengembangan
usaha ternak babi dapat dicapai dengan memanfaatkan sumberdaya secara optimal
dan tepat guna yang disesuaikan dengan keadaan alam, kondisi sosial, ekonomi
masyarakat setempat, sarana, prasaran, teknologi dan kelembagaan Dinas Pertanian
dan Peternakan serta kebijakan yang mendukung dan dipimpin oleh hukum tua Bapak
Hendra Kalengkongan, dengan jumlah penduduk sekitar 1,157 jiwa orang dan dipimpin
oleh Camat Kawangkoan: Ibu Anne Moniung. Adapun wilayah Geografis Desa
Tondegesan terdapat di: (a).Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pulutan;
(b).Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tompaso; (c). Sebelah Barat
berbatasan dengan Desa Kinali-Kawangkoan; (d). Sebelah Timur berbatasan dengan
Desa Tolok. Lahan peternakan untuk pembuangan kotoran peternakan babi bagi
masyarakat/penduduk tidak merasa terganggu dengan adanya peternakan lahan babi
serta campuran makanan babi agar cepat gemuk dan sehat adalah pakan alami yang
ada disekitar tempat tinggal masyarakat Desa Tondegesan, contohnya: jagung.
Terdapat 6 unsur pokok pakan ternak babi cepat dan sehat yaitu:(1).Protein,
(2).Lemak,(3).Serat Kasar;(4).Vitamin, (5).Mineral, (6).Air. Manfaat Beternak Hewan
Babi adalah (1).Tabungan untuk masa depan; (2). Limbahnya dapat menghasilkan
pupuk organik,(3).Energi dalam bentuk Biogas. Termasuk faktor lingkungan berupa
iklim berpengaruh secara langsung terhadap ternak babi seperti suhu, kelembaban
dan curah hujan. Pemeliharaan ternak babi membutuhkan kualitas sumberdaya
manusia,pendidikan, pengalaman,umur dan pengetahuan yang baik,manajemen yang
produktif dan efisien berkelanjutan, teknologi dan faktor pendukung faktor-faktor
produksi dan jumlah pemilikan peternak babi, alasan memelihara ternak babi,jumlah
anggota keluarga terlibat, system pemeliharaan, pakan ternak babi, pengembangan,
pemasaran ternak babi, faktor internal dan eksternal,faktor biaya produksi peternak
babi, sumberdaya ekonomi dalam menunjang pendapatan keluarga peternak babi di
Desa Tondegesan belum memadai, nilai gizi/nutrisi terkandung dalam bahan pangan
asal hewan ternak babi sangat diperlukan untuk manfaat membuka wawasan
masyarakat konsumsi gizi beternak babi, vaksinasi/pengobatan, reproduksi, tata cara
pemeliharaan yang informatif, mudah dipahami, melakukan demo pembuatan
makanan olahan dari bahan pangan asal hewani, potensi sumberdaya manusia dalam
pengembangan peternak babi, peran aktif pihak pemerintah memberikan pengetahuan
pengembangan peternak babi dalam hal budidaya babi,penerapan teknologi
pengolahan pakan ternak inovatif melalui penyuluhan dan pelatihan pembuatan pakan
olahan, bantuan dalam modal/uang untuk peningkatan skala usaha ternak babi mulai
dari tingkat regional,nasional dan internasional. Oleh karena itu, dibutuhkan proses
biaya produksi untuk menghasilkan output yatu biaya tetap dan biaya variabel. Dimana
usaha peternak babi Desa Tondegesan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
keluarganya untuk kesejahteraan masyarakat umumnya dan sisi rumah tangga
keluarga yang berprinsip untuk menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik
peternak hewan babi baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan/utang.
Menurut Indriyo (2010) bahwa Pendapatan adalah jumlah balas jasa yang
diterima oleh faktor-faktor produksi yang turut serta dalam proses produksi, meliputi:
(a).Tanah (Land):sewa (rent); (b).Tenaga kerja (Labor):(upah/ tenaga kerja tidak
terdidik dan tidak terlatih):(wage)dan (gaji/ tenaga kerja terdidik dan terlatih): (salary);
(c).Modal (Capital):tingkat suku bunga:(interest rate/i), terbagi 2:(modal tetap dan
tidak tetap); (d).Enterpreneurship/Wirausaha : Pengusaha: Profit (keuntungan).
6
METODOLOGI PENELITIAN
2
r untuk mengetahui besarnya determinasi harga penjualan peternakan babi
terhadap pendapatan keluarga di Desa Tondegesan, Kecamatan Kawangkoan.
5. Uji T Untuk menguji apakah variabel koefisien signifikan atau tidak, maka
dilakukan pengujian melalui Uji T.
Rumus: t hitung = T hitung
BEP = TR / TC
RCR =
= TR - TC
= (Rp. - 36.491.090.000)
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, disimpulkan penelitian sebagai berikut:
Usaha Peternak Babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan
menguntungkan dimana dengan perhitungan Harga Jual sebesar Rp. 2.460.000.000
untuk 205 peternak babi Kepala Keluarga yang paling rendah dan hasil penjualan
peternakan babi yang rendah selama tahun 2017- 2021.
Pendapatan usaha peternakan babi yang ada di Desa Tondegesan Satu,
Kecamatan Kawangkoan sangat menguntungkan, dilihat dari jumlah pendapatan
keluarga peternak babi rata-rata adalah Rp. 16.063.776.422.800 dimana dilihat dari
Return of Cash Ratio sebesar 7.6 atau > 1 artinya usaha peternak babi layak dan
menguntungkan.
Saran
Agar peternak babi di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan mampu
untuk mengembangkan pemeliharaan, penjualan peternak babi dalam 205 peternak
babi Kepala Keluarga dalam tahun 2017-2021 menunjukkan keuntungan.
Pihak Pemerintah melakukan program pembinaan kelompok Peternak Babi ada
205 Kepala Keluarga di Desa Tondegesan Satu, Kecamatan Kawangkoan, dengan
mengadakan program manajemen keuangan semaksimal dan pengetahuan pendidikan
yang memadai untuk mengembangkan proses pemasaran / penjualannya selama tahun
2017- 2021 dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
12