OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
T.A 2022
0
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SKEMA PERKULIAHAN DESA
Prof. Ir. Filli Pratama, M.Sc (Hons)., Ph.D Dr.Rizki Palupi, S.Pt, MP
NIP. 196606301992032002 NIP.197209162000122001
Mengetahui
Ketua LPPM Unsri,
1
2
RINGKASAN
Usaha untuk meningkatkan produkstifitas ternak itik dan untuk memotivasi petani
peternak dalam meningkatkan populasi ternak itik di Desa Arisan Musi Timur Kecamatan
Muara Belida, dapat dilakukan usaha peningkatan pengetahan masyarakat melalui
pembekalan perkuliahan desa, pelatihan dan percontohan pembuatan jamu herbal yang
bermanfaat dapat meningkatkan system kekebalan tubuh ternak itik, sehingga akan
mempercepat populasi ternak itik di desa tersebut. Jika kondisi tersebut terlaksana dalam
waktu yang cepat, maka akan meningkatkan pendapatan dan tercapainya pemenuhan gizi
yang berasal dari protein hewani. Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka
pemikiran yang akan ditempuh melalui model pendekatan sosial ekonomi secara baik
personal maupun melalui kelompok peternak itik di Desa Arisan Musi Timur Kecamatan
Muara Belida.
1. Pendekatan sosial ekonomi
Hal ini dilakukan dengan observasi langsung pada masyarakat sekaligus melakukan
pemetaan peternakan terbaru di Desa Arisan Musi Timur, memotivasi petani peternak
yang ada untuk selalu optimis dalam mengembangkan dan meningkatkan populasi
ternak itik di desa tersebut.
2. Pendampingan.
Dalam kegiatan ini dilakukan perkuliahan desa yang dapat diwujudkan dalam bentuk
penyuluhan – punyuluhan pada petani peternak tentang perbaikan manajemen
budidaya ternak itik dan juga dilakukan pendampingan dalam memotivasi petani
peternak untuk mulai melakukan konsep sistem pemeliharaan intensif dalam
budidaya ternak itik dengan melakukan penerapan pemeliharaan ternak itik dalam
kandang yang memenuhi standar kesehatan, sehingga memudahkan dalam
mengontrol jumlah pakan yang diberikan, mengontrol kesehatan ternak itik dan
mengontrol ternak itik yang produktif.
3. Demonstrasi (praktek) secara langsung pembuatan jamu herbal, yang teridi dari
campuran bahan – bahan serbal yang bermanfaat dalam merangsang system
kekebalan tubuh ternak itik di Desa Arisan Musi Timur tersebut.
4. Demontrasi dan praktek langsung pemanfaatan jamu herbal tersebut sebagai suplemen
untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak itik selama pemeliharaan.
3
Kegiatan perkulihan desa diikuti oleh kelompok peternak itik di Desa Arisan Musi
Timur dan mahasiswa yang mengampu mata kuliah Ilmu Penyakit dan Kesehatan Ternak.
Bagi mahasiswa yang mengampu mata kuliah tersebut, kegiatan perkuliahan desa ini
merupakan bagian pelaksanaan praktikum. Materi perkuliahan yang diberikan pada
peternak itik antara lain tentang :
1. Budidaya itik dilahan rawa lebak
2. Pengetahuan penyakit ternak itik
3. Manajemen pencegahan penyakit
4. Praktikum pembuatan jamu herbal
Hasil kegiatan pengabdian peternak menyadari pentingnya pencegahan penyakit
pada ternak itik untuk meningkatkan produktifitas dan populasi ternak itik di Desa Arisan
Musi Timur. Pemberian jamu herbal dapat meningkatkan system imun ternak itik,
sehingga ternak itik tidak mudah terserang penyakit. Jika terjadi serangan penyakit, maka
tingkat keparahan (morbiditas) terhadap penyakit yang dialami oleh ternak itik tersebut
akan rendah dan akan menekan tingkat kematian. Jumlah kematian yang rendah akan
berdampak pada peningkatan jumlah produksi telur yang dihasilkan, sehingga akan
meningkatkan jumlah telur itik untuk tujuan konsumsi dan telur itik yang dapat ditetaskan.
Peningkatkan produksi dan populasi ternak itik akan berujung pada peningkatan
pendapatan masyarakat perternak itik Arisan Musi Timur.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Budidaya ternak itik di Indonesia umumnya terdapat di pedesaan. Salah satu desa
yang masyarakat desanya melakukan budidaya ternak itik di Sumatera Selatan adalah Desa
Arisan Musi Timur, yang berada di Kecamatan Muara Belida kabupaten Muara Enim.
Jumlah populasi ternak itik ada di desa tersebut sekitar 1.000 ekor. Pemeliharaan ternak
itik masih dilakukan secara tradisional dengan mengandalkan alam tempat bernaung dan
mencari makan bagi ternak itik tersebut, sehingga produktifitasnya menjadi rendah.
Menurut Harjosworo et al., (2001) bahwa potensi populasi itik di Indonesia belum mampu
berperan sebagai sumber pangan andalan, karena produktivitas itik yang ada relatif rendah.
Ternak itik dapat berproduksi secara maksimal dipengaruhi oleh beberapa factor,
antara lain faktor genetik atau keturunan, manajemen pakan, manajemen pemeliharaan,
manajemen perkandangan dan manajemen kesehatan ternak. Seringkali dalam
pemeliharaan ternak itik, peternak kurang mengabaikan masalah kesehatan ternak, padahal
kesehatan ternak sangat menentukan dalam keberlansungan budidaya ternak itik tersebut.
Manajemen kesehatan ternak itik harus dapat dilakukan dengan baik, agar pakan yang
diberikan dapat berfungsi secara maksimal untuk pertumbuhan dan untuk berproduksi
daging dan telur.
Desa Arisan Musi Timur merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten
Muara Enim. Masyarakat desa tersebut umumnya bermata pencaharian sebagai petani,
dengan usaha sampingan mereka sebagai peternak itik. Pemeliharaan ternak di desa
tersebut masih dilakukan secara ekstensif atau mengandalkan alam sebagai sumber
pakannya, dimana ternak itik dilepas dipagi hari ke lokasi persawahan yang sudah dipanen
atau di lokasi lebak dangkal, kemudian pada sore hari ternak itik akan digiring untuk
pulang ke kandang. Kandang yang digunakan peternak sangat tidak memenuhi standar
kesehatan ternak. Kandang ternak itik berada dibawah kolong rumah panggung peternak,
kandang tersebut sangat lembab dan tidak ada ventilasi udara dan cahaya. Kondisi
kandang yang kurang baik dapat menimbulkan penyakit pada ternak itik dan juga dapat
berdampak pada kesehatan anggota keluarga yang tinggal diatas kandang itik tersebut.
Kondisi ini mungkin terjadi karena peternak itik di Desa Arisan Timur tidak mengetahui
akibat yang dapat ditimbulkan dari manajemen pemeliharaan yang kurang baik tersebut,
5
sehingga peternak perlu pembekalan atau pengetahuan dan pelatihan tentang manajemen
kesehatan ternak itik, sehingga peternak dapat menerapkannya dalam pemeliharaan itik
dimasa yang akan datang.
Faktor manajemen kesehatan ternak, dapat dibedakan menjadi manjemen
pencegahan penyakit dan majemen pengobatan penyakit. Manjemen pencegahan penyakit
dapat dibedakan lagi menjadi biosekuriti dan vaksinasi. Biosekuri dan vaksidasi harus
dilakukan agar ternak itik yang dipelihara dapat terhindar hari penyakit, terutama penyakit
– penyakit menular. Peternak itik yang ada di Desa Arisan Musi Timur belum menerapkan
biosekuriti dan vaksinasi pada pemeliharaan itik. Pelaksanaan pemeliharaan itik
dipedesaan dengan skala kecil sangat tidak memungkinkan dilakukan vaksinasi, hal ini
disebabkan dosis vaksin yang tersedia tidak memiliki dosis dibawah 1000 pada setiap
ampul produk vaksin. Jika tetap dilakukan vaksin dengan jumlah dosis yang tesedia,
sering sekali terjadi kelebihan volume vaksin. Kondisi ini menyebabkan menurunkan
effisien bahkan dapat menimbulkan wabah penyakit jika pemusnahan sisa dosis vaksin
tidak dilakukan sesuai dengan aturan kesehatan ternak. Salah satu cara yang dapat
dilakukan utuk meningkatkan system kekebalan tubuh ternak itik dapat dilakukan dengan
pemberian jamu herbal, dimana jamu herbal dapat merangsang system kekebalan tubuh
ternak agar tidak mudah terserang penyakit.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan kegiatan pengabdian berupa
perkuliahan desa tentang manajemen kesehatan ternak itik yang mencakup manajemen
pencegahan penyakit dan pengobatan penyakit yang akan membantu masyarakat peternak
di Desa Arisan Musi Timur dalam memperbaiki manajemen budidaya ternak itik, serta
dapat mengaplikasikan pemberian jamu herbal untuk meningkatkan system kekebalan
ternak itik selama pemeliharaan.
6
Manfaat yang akan diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah :
akan memotivasi masyarakat petani peternak Desa Arisan Musi Timur dalam memperbaiki
manajemen kesehatan ternak itik, serta dapat mengaplikasikan penggunaan jamu herbal
untuk meningkatkan system kekebalan tubuh ternak itik.
7
yang berasal dari protein hewani. Berdasarkan pemikiran tersebut maka kerangka
pemikiran yang akan ditempuh melalui model pendekatan sosial ekonomi secara baik
personal maupun melalui kelompok peternak itik di Desa Arisan Musi Timur Kecamatan
Muara Belida.
1. Pendekatan sosial ekonomi
Hal ini dilakukan dengan observasi langsung pada masyarakat sekaligus melakukan
pemetaan peternakan terbaru di Desa Arisan Musi Timur, memotivasi petani peternak
yang ada untuk selalu optimis dalam mengembangkan dan meningkatkan populasi
ternak itik di desa tersebut.
2. Pendampingan.
Dalam kegiatan ini dilakukan perkuliahan desa yang dapat diwujudkan dalam bentuk
penyuluhan – punyuluhan pada petani peternak tentang perbaikan manajemen
budidaya ternak itik dan juga dilakukan pendampingan dalam memotivasi petani
peternak untuk mulai melakukan konsep sistem pemeliharaan intensif dalam
budidaya ternak itik dengan melakukan penerapan pemeliharaan ternak itik dalam
kandang yang memenuhi standar kesehatan, sehingga memudahkan dalam
mengontrol jumlah pakan yang diberikan, mengontrol kesehatan ternak itik dan
mengontrol ternak itik yang produktif.
3. Demonstrasi (praktek) secara langsung pembuatan jamu herbal, yang teridi dari
campuran bahan – bahan serbal yang bermanfaat dalam merangsang system
kekebalan tubuh ternak itik di Desa Arisan Musi Timur tersebut.
4. Demontrasi dan praktek langsung pemanfaatan jamu herbal tersebut sebagai suplemen
untuk meningkatkan kekebalan tubuh ternak itik selama pemeliharaan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ternak itik di Indonesia awalnya berasal dari Jawa. Sementara di Inggris dikenal
dengan nama Indian Runner(Anas javanica). Berbagai jenis bebek lokal dikenal
penamaannya berdasarkan tempat pengembangannya, wilayah asal dan sifat morfologis.
Beberapa species itik seperti itik Alabio (dari Kalimantan Selatan), itik Tegal dan itik
Mojosari dan itik Maros. Umumnya usaha peternakan itik ditujukan untuk itik petelur.
Namun peluang itik pedaging juga bisa diambil dari itik jantan atau itik betina yang sudah
lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak
itik sebagai fokus usaha (Anonimous, 2010).
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan
pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan dan
pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak itik (5-8 minggu), pemeliharaan
itik dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan itik petelur (umur 20 minggu ke
atas). Masa produksi telur yang ideal adalah selama 1 tahun. Produksi telur rata-rata bebek
lokal berkisar antara 200-300 butir per tahun dengan berat rata-rata 70 gram. Bahkan, itik
alabio memiliki produktivitas tinggi di atas 250 butir per tahun dengan masa produksi telur
hingga 68 minggu (Agasta, 2007)
Joicke et al. (2015), mengatakan bahwa permintaan produk ternak itik pedaging
semakin meningkat, bahkan waktu tertentu pedagang pengepul tidak bisa memenuhi
pesanan. Itik yang sering dimanfaatkan sebagai penghasil daging biasanya bertipe jantan.
Walaupun demikian tipe betina juga bisa dijadikan sebagai itik pedaging, tetapi yang sudah
memasuki masa afkir (kurang berproduksi lagi). Berat badan yang dicapai oleh itik jantan
pada umur 0, 4, 8 dan 16 minggu, menurut Chaves dan Lasmini (1978), dapat mencapai 37
gram, 623 gram, 1,405 gram dan 1,560 gram, sedangkan pada umur 6 bulan dapat
mencapai bobot 1,750 gram. Masa dewasa itik betina pada umur enam bulan, dengan masa
bertelur 8-10 bulan per tahun sampai mencapai umur 3,5 tahun, setelah itu diafkir. Itik
petelur yang baik, produksi telurnya bisa mencapai 275 butir per ekor/tahun. Produksi telur
dipengaruhi oleh 2 faktor penting, yaitu genetik dan lingkungan. Selain itu, umur dari itik
juga menentukan jumlah produksi telur. Pada saat mencapai dewasa kelamin dan
selanjutnya, jumlah telur akan naik.
9
Sinurat (2000) menyatakan itik Petelur dibagi berdasarkan umur yaitu, umur 0 – 8
minggu (fase starter), 9 – 20 minggu (fase grower), dan >20 minggu (fase layer).
Sedangkan umur 1 – 16 minggu pada itik petelur merupakan fase pertumbuhan (Ketaren
dan Prasetyo, 2002). Fase pertumbuhan merupakan fase dimana performa seekor ternak
paling baik. Performa merupakan penampilan atau prestasi ternak dalam merespon
stimulan. Performa seekor ternak sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Pada itik Pegagan, pertumbuhan awal relatif lambat terjadi pada umur 1-3 minggu,
selanjutnya pertumbuhan mengalami percepatan sampai umur 8 minggu, kemudian terjadi
perlambatan kembali sampai umur 12 minggu. Setelah mencapai umur 12 minggu
pertumbuhan mulai staknan sampai dengan umur 18 minggu (Brahmantiyo et al., 2003).
Sudyono dan purwatri (2007) melaporkan bahwa pada penelitian itik Mojosari jantan umur
10 minggu menghasilkan berat badan 1430 – 1478 g/ekor dengan konsumsi pakan sebesar
108,38 – 110,60 g/ekor/hari. Mulyani et al., (2013) melaporkan bahwa pada itik jantan
lokal fase grower mendapatkan berat badan antara 1402,20 - 1613,00 g/ekor dan rerata
konsumsi ransum berkisar 129,09-135,09 g/ekor/hari.
Jamu adalah ramuan tradisional yang dibuat dari tanaman herbal dan merupakan
warisan budaya bangsa yang telah digunakan turun temurun. Jamu ternak yang dibuat
berasal dari bawang putih, jahe, kunyit, temulawak. Selain itu juga ditambah dengan
molases/gula merah dan EM4, yang dapat diberikan dalam bentuk larutan melalui air
minum.Jamu merupakan tanaman herbal yang memiliki kandungan zat aktif sebagai anti
bakteri dan anti oksidan serta mengandung zat gula sederhana, seperti oligosakarida dan
minyak astiri gligosakarida. Minyak astiri yang terkandung dalam jamu dapat
meningkatkan nafsu makan ternak, sehingga semua kebutuhan nutrisi ternak dapat
tercukupi (Kurtini et al., 2014).
Jamu herbal berasal dari bahan alami dengan bahan dasar dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan ini sering didapatkan karena mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Jamu herbal
dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan untuk ternak, dimana kandungan yang
terdapat dibahan jamu herbal diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ternak yang
menkonsumsi pakan tambahan jamu herbal (Suparmi et al., 2012).
Beberapa bahan herbal dapat dibuat bentuk jamu yang tidak mengandung bahan kimia
karena berasal dari tanaman-tanaman obat yang berkhasiat. Wakhid et al. (2013)
menyatakan bahwa, tanaman herbal yang biasa digunakan untuk ditambahkan dalam air
minum adalah: bawang putih, kencur, jahe, temulawak, kunyit. Masing-masing tanaman
herbal ini memiliki berbagai khasiat yang saling melengkapi. Penggunaan ekstrak air
10
kunyit, ekstrak air bawang putih sebagai pengganti antibiotik sintetik. Mubarak et al.
(2017). Menyatakan bahwa pengaruh pemberian suplemen sari kunyit dan temulawak
bentuk cair dalam air minum dapat diketahui pengaruhnya terhadap pertambahan bobot
badan. Setyanto et al. (2012) menyatakan bahwa penggunaan jahe dapat meningkatkan laju
pencernaan pakan hal ini disebabkan jahe mengandung minyak atsiri yang berfungsi
membantu kerja enzim pencernaan. Bahan herbal lainnya adalah kencur kerena memiliki
zat aktif saponin dan flavonoid, yang diharapkan dapat berperan sebagai antibiotik
(Rahmah et al., 2016).
Usaha untuk meningkatkan daya simpan dan manfaat jamu herbal maka perlu
dilakukan fermentasi terhadap tanaman herbal tersebut. Mikroorganisme dari proses
fermentasi mampu meminimalkan pengaruh antinutrisi, fermentasi dengan menggunakan
bahan EM4 yang terdiri dari bakteri asam laktat, dan jamur peragian yang berfungsi
menguraikan bahan organik namun tidak menimbulkan suhu panas yang tinggi dalam
proses fermentasi secara tertutup karena mikroorganisme anaerob bekerja dengan kekuatan
enzim (Tahalela et al., 2018). Proses fermentasi juga akan memperpanjang daya simpan
produk herbal, sehingga akan memudahkan dalam proses pemberian ke ternak ayam.
Proses fermentasi membutuhkan waktu selama 6 hari, tujuan fermentasi adalah untuk
mengubah glukosa secara anaerob meliputi glikolisis dan pembentukan NAD. Fermentasi
menghasilkan energi yang relatif kecil dari glukosa (Zulfanita et al., 2018).
Pemanfaatan tanaman-tanaman herbal seperti jahe, kencur, kunyit, ternyata lebih
efektif dalam meningkatkan pertambahan bobot badan yang baik, selain itu bahan-bahan
tersebut murah dan mudah didapat. Ramuan herbal juga memiliki khasiat untuk kesehatan
ternak sebagai konsumen daging ayam. Kandungan minyak astiri dan kurkumin sebagai zat
bioaktif dalam ramuan herbal dapat merangsang keluarnya getah pankreas dan akan
mengeluarkan enzim lipase yang dapat memecah asam lemak gliserol sehingga lemak yang
terbentuk berkurang. Menurut Harlin et al. (2013) Kandungan zat bioaktif dalam ramuan
herbal berupa minyak atsiri, kurkumin. Selain itu quersetin dan alisin pada bawang putih
dalam ramuan herbal berfungsi sebagai antibakteri dalam tubuh ternak Dharmawati et al.
(2013).
Kunyit adalah tanaman herbal dan tingginya dapat mencapai 100 cm. Batang kunyit
semu, bulat, tegak, membentuk rimpang dan berwarna hijau kekuningan. Manfaat kunyit
dapat meningkatkan kerja organ pencernaan unggas, merangsang dinding kantong empedu
mengeluarkan cairan empedu dan merangsang keluarnya getah pankreas yang mengandung
enzim amilase, lipase, dan proses yang berguna untuk meningkatkan pencernaan bahan
11
pakan seperti karbohidrat, lemak, dan protein. Disamping itu minyak atsiri yang dikandung
kunyit dapat mempercepat pengosongan isi lambung (Riyadi et al., 2017). Yuniusta et al.
(2017) menyatakan kencur terdapat zat aktif saponin dan flavonoid, yang diharapkan dapat
berperan sebagai antibiotik untuk meningkatkan kerja bursa fabrisius sehingga performa
ayam pedaging bagus. Melalui penambahan kencur diharapkan metabolisme nutrisi lebih
optimal namun hati tidak mengalami kerusakan.
Agustina et al. (2014) menyatakan bahwa perbaikan metabolisme melalui pemberian
ramuan herbal secara tidak langsung akan meningkatkan performa ternak melalui zat
bioaktif yang dikandungnya. Bahan-bahan ramuan herbal sumber difermentasi
menggunakan EM4 (Effective Microorganisme). Bahan ramuan tanaman obat dibuat
sesuai kepentingan dan fungsinya yang biasa dipilih dari satu jenis atau beberapa jenis
tanaman obat antara lain kunyit, jahe, kencur yang biasa disebut jamu herbal. Tanaman
herbal memiliki manfaat antara lain dapat meningkatkan nafsu makan, ternak menjadi
lebih sehat (tidak mudah diserang penyakit, pertumbuhan optimal dan kandang
12
BAB III
METODE PELASANAAN KEGIATAN
Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan program ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, tahap ini dalakukan dengan pendekatan pada masyarakat dan
petani peternak itik, serta berkoordinasi dengan tim penyuluh pertanian peternakan
Dinas Pertanian dan aparat Desa Arisan Musi Timur dan Kecamatan Muara Belida
Kabupaten Muara Enim.
2. Pendampingan dan pengamatan di lapangan serta diskusi secara langsung dengan
petani peternak tentang manajemen budidaya ternak itik yang telah mereka
13
terapkan selama ini dan mengarahkan peternak untuk mulai memperbaiki system
pemeliharaan dengan merapkan system pemeliharaan yang semi intensif.
3. Perkuliahan desa melalui memberian materi perkuliahan tentang manajemen
pencegahan penyakit, manajemen pengobatan dan penerpan biosekuriti selama
pemeliharaan ternak itik.
4. Kegiatan praktikum melalui pelatihan pembuatan jamu herbal dan pengaplikasian
jamu herbal tersebut sebagai suplemen yang dapat dicampurkan dengan pakan atau
dalam air minum, yang berfungsi untuk meningkatkan kesehatan dan system
kekebalan tubuh ternak itik.
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dalam kegiatan ini terbuka bagi seluruh petani peternak itik
yang tergabung dalam Kelompok Ternak Desa Arisan Musi Timur Kecamatan Muara
Belida Kabupaten Muara Enim. Jumlah kelompok ternak yang ada di Desa tersebut
sebanyak 9 kelompok, dimana masing – masing kelompok terdiri dari 20 orang kepala
keluarga yang tersebar pada 3 (tiga) Dusun yang terdapat di Desa Arisan Musi Timur.
Rancangan Evaluasi
Rancangan evaluasi dalam kegiatan ini dilakukan beberapa tahap:
1. Pra pelatihan
Mengobservasi pengetahuan peternak tentang manajemen budidaya ternak itik, seperti
kebutuhan kandang bagi ternak itik, cara beternak yang baik, dan penyediaan pakan
ternak yang berkualitas, serta pencegahan dan pengendalian penyakit ternak itik
tersebut. Kemudian dilakukan juga diskusi tentang penyakit – penyakit ternak itik
selama pemeliharaan yang pernah terjangkit selama ini di Desa Arisan Musi timur dan
teknik pengobatan penyakit yang pernah dilakukan oleh peternak selama ini.
2. Pendampingan dan pelatihan.
- Melihat wawasan dan pengetahuan petani peternak tentang budidaya ternak itik dari
semua aspek atau faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemeliharaan
ternak itik tersebut.
- Mengevaluasi antusias para anggota peternak dalam mengikuti perkuliahan desa
tentang manajemen kesehatan ternak yang meliputi manjemen pencegahan penyakit
dan manajemen pengobatan penyakit ternak itik di Desa Arisan Musi Timur
Kecamatan Muara Belida.
14
- Mengevaluasi antusias para anggota petani peternak dalam mengikuti praktukum
tentang pembuatan jamu herbal untuk pencegahan penyakit ternak itik di Desa
Arisan Musi Timur Kecamatan Muara Belida
3. Setelah Pendampingan.
- Melakukan evaluasi terhadap motivasi petani peternak untuk menerapkan
manajemen kesehatan ternak itik yang baik, sehingga dapat meningkatkan populasi
dan produktivitas ternak itik yang dipeliharanya.
- Melakukan evaluasi terhadap kemampuan petani peternak dalam mengadopsi materi
yang telah diberikan selama perkuliahan desa.
- Melakukan evaluasi tingkat keberhasilan penggunaan jamu herbal sebagai suplemen
yang dapat meningkatkan kesehatan dan system kekebalan ternak itik di Desa Arisan
Musi Timur.
Melalui program ini diharapkan petani peternak itik yang ada di Desa Arisan Musi
Timur akan memperbaiki manejemen pemeliharaan sesuai dengan standar kesehatan
ternak, sehingga ternak itik yang dipelihara dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik.
Jika system pemeliharaan telah optimal akan dapat meningkatkan jumlah populasi ternak
itik di desa tersebut dan jumlah produksi telur itik yang dihasilkan ayam kampung, dengan
tujuan meningkatkan produktivitasnya, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan
petani peternak Desa Arisan Musi Timur.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan perkuliahan desa diikuti oleh peternak itik di Desa Arisan Musi Timur dan
mahasiswa pada Program Studi Peternakan yang mengampu mata kuliah Ilmu Penyakit
dan Kesehatan Ternak. Kegiatan perkuliahan dilakukan sebanyak 4 kali selama kegiatan
pengabdian. Materi yang diberikan pada kegiatan tersebut antara lain : pengenalan jenis-
jenis penyakit meular pada ternak itik, manajemen yang baik dalam pemeliharaan ternak,
manajemen pencegahan dan pengobatan penyakit dan praktikum tentang pembuatan jamu
herbal dan pemberiannya pada ternak itik.
Hasil evaluasi terhadap kegiatan perkuliahan desa adalah : peternak itik di Desa
Arisan Musi Timur sangat antusias dalam pelaksanaan kegiatan. Selama pendampingan
dalam memelihara ternak itik dengan pemakaian jamu herbal dalam pakan itik dewasa dan
dalam air minum pada anak itik memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan yang
lebih baik. Adapun hasil pengamatan selama kegiatan pengabdian terhadap budidaya
ternak itik di Desa Arisan Musi Timur baik yang ditambahkan herbal maupun yang tidak
ditambahkan herbal dalam pakan ditampilkan pada Tabel 1.
16
Tabel 1. Hasil pengamatan penambahan herbal dalam pakan pada pemeliharaan ternak itik
di Desa Arisan Musi Timur
Pengamatan Tanpa penambahan herbal Penambahan herbal
Jumlah Jumlah populasi awal (ekor) 1250 1042
Penyakit yang dialami :
- Newcastle Desiase Sering Sangat jarang
- Kholera Sering Tidak pernah
Mobiditas Parah Ringan
Mortalitas (%) 20 1
Peningkatan populasi (%) 5 30
Keberhasilan penetasan (%) 48-55 83-87
Populasi akhir 1050 2480
17
Gambar 2. Kegiatan praktikum pembuatan jamu herbal
18
herbal dalam pakannya. Hal ini disebabkan karena system pencernaan itik mejadi lebih
baik, sehingga kemampuan saluran pencernaan ternak itik tersebut dalam menyerap zat-zar
makanan lebih tinggi dibandingkan dengan itik tanpa pemberian herbal dalam pakannya.
Menurut Wulandari et al. (2013) bahwa fungsi curcumin juga dapat merangsang kerja
organ pencernaan dengan cara menstimulus dinding empedu untuk menghasilkan cairan
empedu dan getah pankreas untuk menghasilkan enzim amilase, lipase dan protease
sehingga dapat meningkatkan pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein.
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah dalam pemeliharaan ternak itik
dipedesaan yang tanpa pemberian vaksin perlu dilakukan penambahan herbal dalam
pakannya agar dapat meningkatkan system imun dan kesehatan, sehingga ternak itik dapat
berproduksi lebih baik.
Saran
Setelah kegiatan pengabdian perkuliahan desa ini disarankan perlu dilakukan
penyeragaman waktu memasukan telur dalam mesin tetas, sehingga pada saat menetas,
umur DOD (anak itik) tidak beragam, sehingga dapat dilakukan pemberian vaksin pada
DOD. Kemudian perlu dilakukan penambahan jamu herbal dalam pakannya agar dapat
meningkatkan imun dan kesehatan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L., W. Ardiansya, dan Jamila. 2014. Peran ramuan herbal Labio-1 terhadap
performa dan infeksi salmonella pullorum pada broiler. http://repository.unhas.ac.
id/handle/123456789/10709.
Apriyantono, A. 2006. Pembangunan Pertanian di Indonesia. Departemen Pertanian RI,
Jakarta.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NAD. 2009. Beternak Itik. Badan Ketahanan
Pangan Berkerja Sama dengan Balai Penggkajian Teknologi Pertanian Banda Aceh.
Dharmawati, S., N. Firahmi, dan Parwanto, 2013. Penambahan Tepung Bawang Putih
(Allium Sativum L) sebagai Feed Additif dalam Ransum terhadap Penampilan
Ayam Pedaging (Garlic Allium sativum L). Ziraa’ah. Vol. 38(3): 17-22.
Universitas Islam Kalimantan. Banjarmasin.
Hardjosworo PS et al. 2001. Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia.
Di dalam: Perkembangan teknologi Peternakan unggas air di Indonesia. Prosiding
Lokakarya Unggas Air I Pengembangan Agribisnis unggas air sebagai peluang
usaha baru. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan, Departemen Pertanian dan Fakultas Peternakan IPB. Bogor, 6 – 7
Agustus 2001. Ciawi. hal 22-41.
Ketaren, P.P. dan L.H. Prasetyo. 2000. Produktivitas itik silang MA di Ciawi dan Cirebon.
Pros. Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Cisarua – Bogor, 18 – 19
September 2000. Puslit Peternakan, Bogor. hlm. 198 – 205.
Ketaren, P.P., L.H. Prasetyo, A.R. Setyoko dan B. Wibowo. 2005. Ketersediaan teknologi
mendukung pengembangan pasar produk itik. Makalah dipresentasikan pada acara
Lokakarya Pasar Itik. Ciawi, 28 Juli 2005. Puslitbang Peternakan, Bogor.
Mubarak, Akbar dan Mohamad Eko. 2017. Pengaruh pemberiansari kunyit (curcuma longa
l)dan temulawak (curcumaxanthorrhiza roxb) dalam air minum terhadap performa
puyuh jantan. Prodi Peternakan Fakultas Pertanian UNISKA Kediri. Kediri.
Rahmah, A., Suthama, N., dan Yunianto, V. D. (2016). Total bakteri asam laktat dan
Escherichia coli pada ayam broiler yang diberi campuran herbal dalam ransum.
Animal Agriculture Journal, 2(3), 39-47.
Setyoko, A.R., A.P. Sinurat, P. Setiadi A. Lasmini, P. Ketaren dan A. Tanuwidjaja. 1992.
Pengaruh perbaikan nutrisi terhadap produktivitas itik gembala pada masa boro.
Pros. Agroindustri Peternakan di Pedesaan. Ciawi – Bogor, 10 – 11 Agustus 1992.
Balai Penelitian Ternak, Ciawi – Bogor. hlm. 428 – 439.
Setyanto, A., U. Atmomarsono, dan R. Muryani. 2012. Pengaruh Penggunaan Tepung Jahe
Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dalam Ransum terhadap Laju Pakan dan
Kecernaan Pakan Ayam Kampung Umur 12 Minggu. Animal Agriculture Journal. 1
(1): 711 – 720.
21
Suparmi dan Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara 1001 Ramuan Tradisional Asli
Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.
Tahalele, Y., Montong, M. E., Nangoy, F. J., & Sarajar, C. L. (2018). Pengaruh
penambahan ramuan herbal pada air minum terhadap persentase karkas, persentase
lemak abdomen dan persentase hati pada ayam kampung super. Zootec, 38(1), 160-
168.
Zulfanita. Roisu Eny Mudawaroch. Jeki MWW.2018. Manajemen keshatan ternak melalui
pemberian jamu herbal fermentasi. Skripsi Peternakan. Jurusan Peternakan.
Fakultas Peternakan. Universitas Muhammadiyah Purworejo. Purworejo.
22
LAMPIRAN
B. Riwayat Pendidikan
23
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (juta
Rp)
1 2016 Produksi telur itik pegagan yang tinggi Penelitian 45.000.000
antioksidan melalui penambahan Unggulan
Indigofera zollingeriana dalam ransum Kompetitif (DIPA
berbasis pakan limbah industri Unsri 2016)
2 2018 Rasio limbah nenas dan daun Indigofera Penelitian 73.400.000
zollingeriana oada fermentasi cair untuk Unggulan
produksi asam organik dan Kompetitif (DIPA
pemanfaatannya sebagai acidifier Unsri 2018)
3 2019 Suplementasi feed aditif alami hasil Penelitian 45.743.500
fermentasi limbah nenas dan daun Unggulan
Indigofera Zollingeriana terhadap Kompetitif (DIPA
produktifitas ayam broiler Unsri 2019)
4 2021 Fortifikasi pakan ayam petelur dengan Penelitian 55.000.000
asam organik dan betakaroten untuk Unggulan
menghasilkan telur fungsional yang Kompetitif (DIPA
mengandung antioksidan pada masa Unsri 2021)
pandemi Covid-19
5 2022 Kajian substitusi jagung dengan kombinasi Penelitian 57.000.000
singkong dan daun Indigofera Unggulan
zollingeriana sebagai sumber energi dalam Kompetitif (DIPA
ransum terhadap produktifitas ayam broiler Unsri 2022)
24
dalam pemenuhan gizi masyarakat Desa
Tanjung Pering Kec. Indralaya Utara Kab.
Ogan Ilir
6 2020 Pembinaan Budidaya Ayam Kampung DIPA Unsri 2020 20.000.000
Dalam Upaya Meningkatkan Populasi
Ayam Kampung di Desa Permata Baru
Kec. Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir
7 2021 Manajemen pembibitan ayam kampung DIPA Unsri 2021 18.000.000
dan aplikasi mesin tetas dalam
mempercepat populasi ayam kampung di
Desa Permata Baru Kecamatan Indralaya
Utara Kabupaten Ogan Ilir
8 2021 Penerapan Mesin Tetas Dalam DIPA FP Unsri 7.000.000
Meningkatkan Populasi Ternak Itik di
Desa Arisan Timur Kecamatan Muara
Belida Kabupaten Muara Enim.
25
Permata Baru Kecamatan Pengabdian rosiding-sn-
Indralaya Utara Kabupaten Kepada pkm-2021/
Ogan Ilir Masyarakat
(SN-PKM)
6 2020 Total lactic acid bacteria, ISSN: 0852-3681 /30/1 Jurnal Ilmu- Jurnal Ilmu-
phenolic compounds and Ilmu Ilmu
antioxidant activities of Peternakan Peternakan
pineapple waste and Indigofera (Indonesian
zollingeriana leaves by liquid Journal of
fermentation Animal
Science)
(ub.ac.id)
7 2020 The effect of propionic acid P-ISSN: 1978-225X/ Indonesian www.jurnal.un
addition in poutry diets on the 14/3 of animal syiah.ac.id/JK
internal organs of broiler science H/artikel/viuw
chikens /15280
8 2019 Effect of Supplementation of doi:10.1088/1755- 6th https://iopscie
Indigofera zollingeriana Top 1315/347/1/012091 International nce.iop.org/art
Leaf Meal in the Diets to the Conference icle/10.1088/1
Slaughter Weight and Carcass on 755-
of Pegagan Ducks Sustainable 1315/347/1/01
Agriculture, 2091
Food and
Energy
9 2019 Kinship of the swamp buffalo Conference Series 1282 Journal of https://iopsci
(bubalus bubalis) in Tanjung (1), 012095 Physics ence.iop.org/
Senai, Ogan Ilir, South article/10.108
Sumatra based on 8/1742-
morphological characteristics 6596/1282/1/
012095
10 2019 Komposisi asam organik hasil ISBN: 978-602-97051- Seminar https://drive.g
fementasi cari limbah nenas 8-8 Nasional oogle.com/fil
dan daun Indigofera PTN BKS e/d/1g4wo8F
zollingeriana Barat NSdsV8FRF
LywawdN2R
St1ttton/view
11 2018 Effect of Indigofera ISSN-0126-4400/E- Buletin of http://buletinp
zollingeriana Top Leaf Meal ISSN-2407-876X / 42/4 animal eternakan.fape
Supplementation as Natural science t.ugm.ac.id/
Antioxidant Source on
Production and Quality of
Pegagan Duck Eggs
12 2018 Effect of Storage Duration and 68, 01026 E3S Web of IOP
Butyric Acid Supplementation Conferences Conference
to Egg Quality of Laying Hens Series: Earth
in The Third Phase of and
Production Environment
al Science,
Volume 347,
2019 -
IOPscience
13 2018 Assessing the Effectiveness of ISSN-2540-9409/ E- IJFAC Ijfac.unsri.ac.i
Top Leaf Meal of Indigofera ISSN- 2540- 9395/3 (2), (Indonesian d/index.php/ijf
26
zollingeriana to Substitute 47-53 Journal of ac/article/viuw
Soybean Meal through Fundamental /98
Evaluation on Protein Quality and Applied
and Metabolic Energy in Chemistry) 3
Poultry Feed (2), 47-53
14 2016 Level Tepung Kulit Ubi Kayu ISSN-2303-1107/E- Jurnal https://ejournal
Fermentasi dalam Ransum ISSN-2303-1093/5/1 Peternakan .unsri.ac.id/ind
terhadap Performa Produksi Sriwijaya 5 ex.php/peterna
Puyuh Umur 1-8 minggu (1) kan/article/vie
w/3915
H. Produk Inovasi
No Tahun Judul Jenis (Prototipe Industri, Keterangan
Produk Inovasi, kebijakan)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
27
Biodata Anggota Pelaksana 1.
Nama Lengkap (dengan gelar) : Arfan Abrar, Ph.D
Jenis Kelamin : Laki laki
Jabatan Fungsional : Lektor
NIP/NIK/Identitas lainnya : 197507112005011002
NIDN : 0011077504
E-mail : arfan_abrar@unsri.ac.id
Nomor Telepon/Faks/ HP : 0822-2796-4683
Alamat Kantor : Jln. Raya Palembang-Prabumulih Km 32
Nomor Telepon/Faks : 0711-581106
28
9 2020 Peningkatan Produktifitas Kerbau PNBP Fakultas 7
Pampangan Melalui Teknologi Hijauan Pertanian
Fermentasi (HiFer) Rumput Are UNSRI
Bolong (Polygonom bartatum) di
Kelompok Peternakan Kencana
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
29
Biodata Anggota Pelaksana 2.
1. Nama Lengkap (dengan Gelar) : Fitri Nova Liya Lubis, SPt, MSi
2. Jabatan Fungsional : Lektor
3. NIP/NIK/No.Identitas Lainnya : 198012052008122001
4. Tempat dan Tanggal Lahir : Kisaran/5 Desember 1980
5. Alamat Rumah : Jln Sarjana Blok B No.6 Indralaya Ogan Ilir
6. Nomor Telepon /Fax : 0711 316783
7. Nomor HP : 081398200894/085270002832
8. Alamat Kantor : PS Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya. Jln Raya Palembang-Prabumulih
Km 32 Indralaya Ogan Ilir Sumatera Selatan
9. Nomor Telepon/Faks : 0711580059/0711580276
10. Alamat e-mail : nova_lbs@yahoo.com
11. Mata Kuliah diampu 1. Nutrisi Unggas
2. Biokimia Nutrisi
3. Ilmu Pemuliaan Ternak
4. Landasan Ilmu Nutrisi
5. Pengendalian Mutu Pakan
6. Industri Pakan
7. Manajemen Produksi Ternak Unggas
8. Ilmu Produksi Ternak Unggas
30
Selatan (Anggota)
3 2013 Pemanfaatan Lumpur Sawit Fermentasi DIPA 10.000.000
Sebagai Bahan Pakan guna UNSRI
Meningkatkan Produktifitas Ayam
Kampung Pedaging
4 2014 Pemanfaatan Lumpur Sawit Fermentasi DIPA 13.000.000
Sebagai Bahan Pakan guna UNSRI
Meningkatkan Produktifitas Ayam
Kampung Petelur
31
Pengembangan Ayam Kampung IPTEKDA
Melalui Program IPTEKDA LIPI LIPI
8 2013 Penanggulangan Gangguan Ketua/DIPA 5 Juta
Reproduksi Dan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Sapi Guna
Meningkatkan Produktivitas Sapi
Potong Di Desa Koto Daro II
Kecamatan Rantau Panjang Kab.
Ogan Ilir
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya.
32
Biodata Anggota Pelaksana 3.
I. Identitas Diri
1.1 Nama Lengkap : Dra. Syafrina Lamin M.Si
1.2 Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
1.3 NIP : 196211111991022001
1.4 Tempat tanggal lahir : Padang Panjang, 11 Nov 1963
1.5 Alamat rumah : Jln Kebun Bunga Kompleks Villa Angkasa Permai
F. No 9. Km 9 Palembang
1.6 Nomor Telp : 0711415666
1.7 No Hp : 085368826017
1.8 Alamat Kantor : FMIPA Biologi Unsri. Jln raya Palembang
Prabumulih Km 32 Inderalaya, Ogan Ilir
1.9 Nomor Telp : 0711580306
1.10 Alamat email : rinairsyad@yahoo.co.id
1.11 Mata Kuliah yang Biologi umum
diampu Pengantar Ilmu Lingkungan
Ekologi
Evolusi
Biologi sel
Entomologi
33
IV. Pengalaman Pengabdian pada Masyarakat
No Tahun Judul Pengabdian Sumber Jumlah (Rp)
Pendanaan
1 2011 Penggunaan perangkap makanan Dikti 7.500.000
untuk mengendalikan kubang
cucurbita di pertanaman sayuran
2 2015 Penggunaan perangkap ovitrap DIPA Unsri 4.000.000
dalam upaya mengendalikan
penyebaran penyakit deman berdarah
3 2015 Pembuatan Lotion anti nyamuk DIPA Unsri 5.000.000
berbahan dasar ekstrak tanaman
untuk menghindari gigitan nyamuk
deman berdarah
4 2016 Pembuatan minuman Probiotik DIPA Unsri 4.000.000
berbahan dasar umbi jalar ungu
34
METODE PEMBUATAN JAMU HERBAL
Pembuatan herbal fermentasi menurut Nur Prabewi et al. (2015) menyatakan bahwa
bahan herbal yang digunakan adalah bawang putih, jahe, kunyit, temulawak, kencur.
Adapun prosedur pembuatan herbal fermentasi yaitu dengan mempersiapkan alat seperti
ember, derigen, blender, pengaduk, saringan dan bahan seperti bawang putih, jahe, kunyit,
temulawak, kencur.
Masing-masing bahan herbal dikupas dan dicuci kemudian timbang masing-masing
bahan herbal sebanyak 100 g/herbal/liter, kemudian blender bahan herbal dan masukkan
bahan herbal tersebut kedalam jerigen, tambahkan gula merah sebanyak 500 gram, lalu
masukkan air galon 5 liter dan EM4 sebanyak 500 cc kedalam jerigen dan aduk semua
bahan agar tercampur rata, kemudian difermentasi atau larutan tersebut dimasukan dalam
jerigen atau ember tertutup rapat dengan plastik secara anaerob selama 6 hari dan di
letakkan di tempat atau ruangan yang teduh dan tidak kena sinar matahari. Kemudian
setiap hari diaduk satu kali setiap pagi dengan pelan-pelan sekitar 5 menit untuk
mengeluarkan gas yang terbentuk, setelah 6 hari baru siap untuk digunakan.
35
SURAT PERNYATAAN
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini maka saya
bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan
seluruh dana pengabdian yang telah diterima ke kas Negara.
36
Susunan Organisasi Tim Pengusul dan Pembagian Tugas
37
luaran publikasi yang telah
ditargetkan.
4. Dra. Syafrina Lamin, M.Si Biologi Biologi 8 jam/ 1. Berdiskusi dengan ketua tim
NIP.196211111991022001 Tumbuhan minggu dan anggota peneliti dan ikut
melakukan pemantauan
kegiatan pengabdian
2. Melakukan diskusi dengan
semua tim peneliti terkait
dengan hasil yang diperoleh
pada akhir kegiatan
pengabdian.
3. Mendiskusikan pembahasan
hasil dengan semua tim.
4. Berkoordinasi dengan semua
tim untuk menentukan
luaran publikasi yang telah
ditargetkan.
38
PEMERINTAH KABUPATEN MUARA ENIM
KECAMATAN MUARA BELIDA
DESA ARISAN MUSI TIMUR
SURAT KETERANGAN
NOMOR:140/016/SUKET/AMT/II/2022
Demikianlah surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya, agar dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
Hadi )
39