Anda di halaman 1dari 10

Zootec Vol. 39 No.

2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

PERANAN PENYULUH PADA PEMELIHARAAN TERNAK BABI LOKAL


DI DESA GUMBO KECAMATAN TIOMNERI
KABUPATEN LANNY JAYA

Turi Jigibalom, J. A. Malingkas*, F. S. Oley, S. O. B. Lombogia,

Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

dan kini peternak telah membuat kandang


ABSTRAK sendiri di luar tempat tinggalnya.
Kata kunci : Peran Penyuluh dan
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pemeliharaan Ternak Babi, Gumbo.
bagaimana karakteristik dan penilaian
peternak babi terhadap kegiatan penyuluhan ABSTRACT
peternakan di desa Gumbo Kecamatan ROLE OF CATTLE PIGS
Tiomneri Kabupaten Lanny Jaya. COUNSELORS MAINTENANCE OF
Peneitian ini telah dilaksanakan sejak 1 LOCAL DISTRICT IN THE VILLAGE
Desember 2017 sampai dengan 31 Januari GUMBO TIOMNERI LANNY JAYA
2018 dengan menggunakan metode survey. REGENCY. The study aims to determine
Responden ditentukan secara cacah lengkap characteristics and breeders perception
terhadap 22 orang peternak babi di desa toward extension activities in the District
Gumbo Kecamatan Tiomneri Kabupaten Gumbo village Tiomneri Lanny Jaya
Lanny Jaya. Pendekatan analisis data Regency Research has implemented since
menggunakan skala Likert. December, 1 until January 31 2018 using
th th

Kesimpulan penelitian adalah: 1). Penilaian survey method. Twenty two of pig breeders
Peternak terhadap peranan penyuluh in the village pig farmers Gumbo Tiomneri
pertanian sebagai motivator, dinamisator District of Lanny Jaya Regency was
dan fasilitator di desa Gumbo Kecamatan selected by census as sample of respondents.
Tiomneri Kabupaten Lanny Jaya sudah Data analysis using scale of likert
optimal atau dengan kata lain peranan Study results indicated that breeders
penyuluh dalam melakukan tugas-tugasnya perception of the role of agriculture
adalah sudah baik. 2). Proses adopsi extension agent as a motivator and
teknologi oleh peternak babi di desa Gumbo facilitator in the District Gumbo village
Kecamatan Tiomneri Kabupaten Lanny Tiomneri Lanny Jaya Regency was already
Jaya bervariasi mulai dari responden yang optimal, or in other words the role of
belum mengetahui tentang teknologi extension officers in performing their duties
peternakan, sudah mencoba dan sudah was already good. The process of adoption
menerapkan. 3) Peranan penyuluh sebagai of technology by pig farmers in the village
motivator dan dinamisator telah berhasil of the District Gumbo Tiomneri Lanny Jaya
merubah kebiasaan tradisi peternak yang Regency was varied from respondents..The
dulunya memelihara ternak dalam satu role agriculture counselor as a motivator
rumah tempat tinggal mereka (rumah honai) has succeed to change the habits of farmers
____________________________________ tradition that used to keep cattle in the house
Korespondensi (corresponding author): where they live (home honai) but by now
Email:johanismalingkas56@gmail.com farmers have made pig pen outside their
house.

468
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Keywords: Role of Extension agent, pigs, membutuhkan adanya kegiatan penyuluhan


Gumbo..
atau pendidikan tentang pembangunan
PENDAHULUAN (Dali, et al., 2017). Penyuluhan sebagai
salah satu kegiatan yang dapat menunjang
Pembangunan peternakan sebagai
penciptaan pemberdayaan pada masyarakat
bagian integral pembangunan pertanian yang
tani ternak dalam mengelola dan
merupakan bagian dari pembangunan
menghasilkan output peternakan yang
nasional bertujuan antara lain untuk
efektif dan efisien (Ediset dan Anas, 2013).
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
Usaha peternakan babi lokal di
peternak, tersedianya kesempatan kerja dan
kabupaten Lanny Jaya dan khususnya di
berusaha, tercapainya keseimbangan antara
Kecamatan Tiomneri, pada umumnya
pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya
sebagai usaha pokok selain bertani. Sistem
alam dan genetic ternak (Untung, 2002).
pemeliharaan pada umumnya bersifat
Berdasarkan tujuan pembangunan
tradisional, namun masyarakat menganggap
sub sektor peternakan maka pengembangan
ternak babi lokal sebagai salah satu lambang
usaha peternakan dapat dilaksanakan dengan
kekayaan, dan berfungsi sebagai sarana
berbagai komoditi ternak. Salah satu
upacara adat, mas kawin, alat pembayaran
komoditi ternak yang merupakan peluang
denda dan merupakan warisan orang tua
berusaha bagi beberapa daerah seperti
yang bernilai budaya tinggi serta menjadi
Sumatera Utara, Toraja, Sulawesi Utara,
sumber pendapatan sehingga ternak babi
Bali dan Papua adalah usaha peternakan
tidak lepas dari kehidupan masyarakat.
babi. Hal ini disebabkan karena ternak babi
Produktivitas ternak babi di Papua
merupakan salah satu komoditi ternak yang
masih rendah, hal ini disebabkan
digunakan pada upacara ritual adat sesuai
rendahnya pengetahuan peternak mengenai
kebudayaan masyarakat setempat
teknik budidaya ternak, baik dari segi pakan,
(Bambang, 1995).
perkandangan, seleksi bibit maupun kontrol
Program pembangunan peternakan
terhadap penyakit (Austraning, 2000).
yang dimaksud merupakan rangkaian upaya
perwujudan pembangunan peternakan yang Permasalahan di lapangan berkaitan
mampu meningkatkan kesejahteraan dengan keberadaan peternak yang masih
peternak, agar dapat berjalan lancar dalam sistem pemeliharaan secara
tradisional memerlukan pembinaan pihak

469
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

pemerintah dalam hal ini para penyuluh a. Penyuluh Peternakan adalah orang
pertanian lapangan. yang melaksanakan tugas sebagai motivator,
Kajian tentang peran penyuluh dalam dinamisator dan fasilitator.
penyuluhan bagi peternak babi di Desa b. Peran sebagai motivator yaitu
Gumbo Kecamatan Tiomneri Kabupaten penyuluh peternakan senantiasa membuat
Lanny Jaya perlu dilakukan untuk peternak tahu, mau dan mampu menerapkan
mengetahui bagaimana karakteristik dan informasi inovasi yang dianjurkan.
penilaian peternak babi terhadap kegiatan c. Peran sebagai dinamisator yaitu
penyuluhan peternakan. penyuluh peternakan mampu menggerakkan
peternak untuk melakukan perubahan dalam
METODE PENELITIAN berusaha tani/ternak yang lebih maju.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa d. Peran sebagai fasilitator yaitu
Gumbo Kecamatan Tiomneri Kabupaten penyuluh peternakan sebagai perantara
Lanny Jaya. Penentuan lokasi penelitian peternak dengan pihak-pihak yang
berdasarkan pada desa yang memiliki mendukung perbaikan dan kemajuan usaha
populasi ternak babi terbanyak. Penelitian tani-ternak seperti lembaga-lembaga
dilakukan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan penelitian atau perbankan.
Desember 2017 sampai dengan Januari e. Karakteristik peternak ialah faktor-
2018. faktor yang berasal dari diri peternak yang
Penelitian ini menggunakan metode mempengaruhi yang mempengaruhi
survei menurut Sugiyono (2010), di mana peternak dalam mengembangkan usaha
dilakukan pendekatan secara langsung peternakan babi.
kepada peternak dengan pertimbangan yaitu: Untuk mengukur indikator
(1) peternak yang memiliki ternak babi digunakan skala Likert. (Sugiyono, 2010).
sejumlah 22 orang peeternak, dan (2) Skala Likert dengan pengukurannya diberi
peternak yang aktif memelihara ternak bobot skor untuk pertanyaan positif dengan
sehingga mengetahui dan memiliki respon sangat baik/ sangat berhasil diberikan
pandangan secara individu terhadap peran skor 5, sebaliknya jika respon termasuk
penyuluh. kategori tidak baik/ tidak berhasil diberikan
Definisi operasional variabel yang di skor 1. Skala Likert tersebut adalah sebagai
ukur: berikut: (i) Sangat baik/ Selalu/ Sangat

470
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

meningkat= Skor 5; (ii) Baik/ Sering/ Hasil perhitungan analisis kategori variabel
Meningkat = Skor 4; (iii) Cukup baik/ penelitian dapat lihat pada tabel 1.
Kadang-kadang/ Cukup meningkat= Skor 3;
(iv) Kurang baik/ Jarang/ Kurang HASIL DAN PEMBAHASAN
meningkat= Skor 2; (v) Tidak baik/ Tidak
Keadaan Umum Daerah Penelitian
pernah/ Tidak meningkat = Skor 1.
Kecamatan Tiomneri terletak dalam
Analisis Data
Kabupaten Lanny Jaya yang terdiri dari 12
Penentuan skor dihitung berdasarkan
desa, yaitu Kuabaga, Millinggame,
hasil skor respon peternak yang didapat
Mabume, Tabukeker, Argeneri, Ponalo,
dengan cara menjumlahkan skor sesuai
Tiwa, Timi, Gumbo, Guari, Bonanip dan
dengan jumlah pertanyaan yang ada pada
Kukepana.
setiap variabel, sub variabel, dan indikator
Adapun batas Kecamatan adalah
penilaian. Penentuan kategori tanggapan
sebagai berikut :
peternak babi di Desa Gumbo Kecamatan
Sebelah Utara berbatasan dengan
Tiomneri ditentukan dengan menggunakan
: Kecamatan Tiom
asumsi dasar interval kelas sesuai pedoman
Sebelah Selatan berbatasan dengan
Dajan (2004).
: Kecamatan Balingga
Rumus yang digunakan adalah sebagai
Sebelah Timur berbatasan dengan
berikut:
: Kecamatan Malagaineri
I = Skor tertinggi-Skor terendah
Sebelah Barat berbatasan dengan
-----------------------------
: Kecamatan Kayuwaga
Banyaknya kategori
Keterangan
Karakteristik Responden
I = Interval kelas
Karakteristik peternak babi di desa
Skor maksimal = Skor tertinggi X
Gumbo yaitu bagian pribadi dan melekat
Jumlah Pertanyaan
dalam diri individu peternak. Karakteristik
Skor minimal = Skor terendah X
ini menjadi dasar prilaku seseorang peternak
Jumlah Pertanyaan
Banyak kategori = Jumlah kategori
yang ditentukan

471
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 1. Kategori variabel penelitian

Tanggapan Peternak terhadap Peran Penyuluh Kategori


Skor
63 – 75 Sangat Baik
51 – 62,9 Baik
39 – 50, 9 Cukup Baik
27 – 38,9 Kurang Baik
15 – 26,9 Tidak Baik

dalam menjalankan usaha ternak babi di melakukan pekerjaan atau menjalankan


desa Gumbo Kecamatan Tiomneri usahanya.
Kabupaten Lanny Jaya. Tingkat Pendidikan
Peternak yang pendidikan formalnya
Karakteristik peternak babi responden di
lebih besar akan lebih mudah menerima
desa Gumbo terdiri atas:
inovasi serta perubahan dalam hal beternak.
Umur Seperti pendapat yang dikemukakan
Umur merupakan salah satu unsur Soekartawi dalam Lestari,W et al (2009),
penting yang menentukan kualitas atau bahwa petani yang berpendidikan tinggi
kemampuan peternak dan menentukan relatif lebih cepat melaksanakan adopsi
keberhasilan memotivasi peternak terhadap inovasi. Tingkat pendidikan responden
kegiatan belajar dalam pelatihan ketrampilan tersaji dalam tabel 3.
kerja termasuk dalam usaha beternak. Tabel 3 menunjukkan bahwa
Tabel 2 menunjukkan responden sebagian besar peternak lulusan sekolah
yang berusia < 29 tahun sebesar 36,36 %, dasar (SD) sebanyak 15 orang (68,18 %) ,
yang berusia 30 – 39 tahun sebesar 13,64 % lulusan SMP sebanyak 7 orang (31,82 %).
dan yang berusia > 40 tahun berjumlah tingkat pendidikan peternak di Desa Gumbo
50,00%. Hal ini berarti rata-rata petani masih tergolong rendah.
peternak di desa Gumbo, Kecamatan Jumlah Kepemilikan Ternak
Tiomneri Kabupaten Lanny Jaya, berada Klasifikasi ternak babi yang
pada kelompok usia produktif untuk dipelihara oleh responden dapat dilihat pada

472
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Umur

Peternak
-----------------------------------------------------------
No Umur Responden (tahun) Orang Prosentase
1 <29 8 36,36
2 30 – 39 3 13,64
3 >40 11 50,00
Jumlah 22 100

Tabel. 3. Tingkat Pendidikan


Jumlah
No Tingkat Pendidikan Orang Prosentase
1 Tingkat Lulusan SD 15 68.18
2 Tingkat Lulusan SMP 7 31.82
3 Tingkat Lulusan SMA - -
4 Tingkat Lulusan Sarjana - -
Jumlah 22 100

Tabel 4.Klasifikasi Responden Berdasarkan Jumlah Kepemilikan Ternak Babi


No Jumlah kepemilikan Ternak Jumlah Responden Persentase (%)
1 1-5 Ekor 16 72.72
2 6-10 Ekor 5 22.72
3 >11 Ekor 1 4.55
Jumlah 22 100
tabel berikut. Jumlah kepemilikan ternak Penyuluh Pertanian Sebagai Motivator,
babi dapat dilihat pada tabel 4. Dinamisator dan Fasilitator.
Tabel 4 menunjukan klasifikasi
pemilikan ternak babi adalah jumlah Peran penyuluh, kinerja penyuluh dan
peternak yang memiliki 1-5 ekor sebanyak inovasi penyuluh berpengaruh secara
16 ( 72,72%),yang memiliki 6-10 ekor langsung terhadap keberdayaan peternak
sebanyak 5 peternak (22,72%) dan peternak (Rahmawati, et al., 2015). Penyuluhan
yang memiliki >11 ekor berjumlah 1 pertanian merupakan agen perubahan yang
peternak (4,55%). langsung berhubungan dengan
petani/peternak. Fungsi utamanya yaitu

473
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Tabel 5. Rekapitulasi Penilaian Peternak Terhadap Peran Penyuluh Sebagai


Motivator, Dinamisator dan Fasilitator
Peran Penyuluh
----------------------------------------------------------
Penilaian Peternak Motivator Dinamisator Fasilitator
% % %
Sangat Baik - - -
Baik 54.55 72.73 45.46
Cukup Baik 45.45 18.18 36.36
Kurang Baik - 9.09 18.18

berkala dan kesedian untuk menemui dan


mengubah perilaku petani dengan ditemui peternak. Sebagai fasilitator
pendidikan non formal sehingga petani penyuluh menjalankan dengan
mempunyai kehidupan yang lebih baik baik(45,46%), hal tersebut dilihat dari
secara keseluruhan (Sundari, et al., 2015). kesediaan saling bertemu antara penyuluh
Berdasarkan Tabel 5 peran penyuluh dan peternak dan mendorong pertemuan
oleh petani/peternak babi dapat berkala sebagai bentuk mempercepat adopsi
dikategorikan sebagian besar termasuk inovasi. Namun, dalam hal kerjasama
dalam kategori baik (54,557%, 72,73% dan dengan pihak Dinas Peternakan setempat
45,46 ), artinya bahwa peran penyuluh dan Swasta dalam memberikan
sebagai motivator, dinamisator dan penyuluhan masih belum dilakukan secara
fasilitator telah dijalankan dengan cukup maksimal.
baik dalam menjelaskan, mengarahkan dan Penyuluh sebagai fasilitator
mengubah perilaku peternak agar tahu, mau merupakan peran dalam mendukung
dan mampu menerapkan inovasi. Peran terselenggaranya proses pembelajaran
sebagai motivator dikategorikan baik peternak dengan baik (Yunasaf dan Tasripin,
(54,55%) dalam memberikan motivasi, 2011). Kajian ini seirama dengan hasil
pemberian kesempatan bertanya, penelitian Lamarang, et al., (2017) bahwa
penyampaian materi dengan jelas dan peran penyuluh terhadap pengambilan
mudah dipahami, mampu menjelaskan keputusan peternak telah dilaksanakan
materi dan manfaat beternak babi. Peran dengan baik.
sebagai dinamisator yang dikategorikan baik Menurut Mardikanto (1993) bahwa
(72,73%) dalam mendorong pertemuan penyuluhan merupakan suatu sistem

474
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

pendidikan non formal yang tidak sekedar peternak telah membuat kandang sendiri di
memberikan penerangan atau menjelaskan, luar tempat tinggalnya.
tetapi berupaya merubah perilaku Saran
sasarannya. Kegiatan penyuluhan yang Peranan penyuluh sebagai fasilitator perlu
bertujuan merubah perilaku sasarannya dikembangkan ke depan agar dapat
tidak terlepas dari peran penyuluh dalam membantu petani peternak babi di desa
menjalankan tugas sesuai dengan peran Gumbo dalam pengembangan usaha melalui
sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator dukungan fasilitas kredit pihak perbankan.
(Utami dan Sita, 2018).

DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN DAN SARAN
Austraning Nusantara, 2000. Master Plan-
Kawasan Sentra Produksi (KSP)
Penilaian Peternak terhadap peranan Provinsi Irian Jaya. Kerjasama
penyuluh pertanian sebagai motivator, dengan Pemerintah Daerah Tk. I Irian
Jaya.
dinamisator dan fasilitator di desa Gumbo
Kecamatan Tiomneri Kabupaten Lanny Jaya Bambang, S. 1995. Ternak Komersial.
Penebar Swadaya. Jakarta.
yaitu sudah optimal atau dengan kata lain
peranan penyuluh dalam melakukan tugas- Dajan, A. 2004. Pengantar Metode Statistik
Jilid II. Jakarta:LP3ES.
tugasnya adalah sudah baik.
Proses adopsi peternak babi di desa Ediset dan A. Anas. 2013. Peranan penyuluh
dalam penerapan paket teknologi
Gumbo Kecamatan Tiomneri Kabupaten pada usaha peternakan kerbau (Studi
Lanny Jaya adalah bervariasi mulai dari Kasus Pada Kelompok Ternak
“Kerbau Antrada” Kecamatan Koto
responden yang belum mengetahui tentang Baru Kabupaten Dharmasraya).
teknologi peternakan, sudah mencoba dan Jurnal Peternakan Indonesia Vol
15(1): 17-25.
sudah menerapkan.
Peranan penyuluh sebagai motivator Dali. I., F S. Oley, A.K.Rintjap dan J
M.Tumewu.2017. Hubungan kinerja
dan dinamisator telah berhasil merubah penyuluh pertanian lapangan dengan
kebiasaan tradisi peternak yang dulunya keberhasilan peternak sapi potong di
Kecamatan Kwandang Kabupaten
memelihara ternak dalam satu rumah tempat Grontalo Utara. Jurnal Zootek Vol
tinggal mereka (rumah honai) dan kini 37(2):403-414.

475
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

Lestari W, S Hadi, N.Indris, dan Z. inovasi teknologi peternakan Di


Lamarang. 2009. Tingkat adopsi Kecamatan Sangkup Kabupaten
inovasi peternak dalam beternak Bolaang Mongondow Utara. Jurnal
ayam broiler di Kecamatan Bajubang Zootek 37(2):496-507.
Kabupaten Batang Hari.Jurnal Ilmiah
Ilmu-ilmu Peternakan, Jurnal ilmu –
ilmu Peternakan 12 (1) : 15-17

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan


Pembangunan Pertanian. Sebelas
Maret University Press, Surakarta.

Rahmawati, I.R, Muksin dan Rizal. 2015.


Peran dan kinerja penyuluh pertanian
dalam memberdayakan peternaka
ayam petelur di Kabupaten Jember.
Jurnal Ilmiah Inovasi . 15 (3): 56-63.

Sugiyono,2010. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung Alfabeta.

Sundari, A.A Hamid, Yusra dan Nurliza.


2015. Peran penyuluh pertanian
terhadap peningkatan produksi
uahatani di Kabupaten Pontianak.
Jurnal Social Economic of
Agriculture 4(1): 26-31.

Untung, S. 2002. Strategi Dan Kebijakan


Pengembangan Agribisnis Peternakan
Dalam Rangka Otonomi Daerah Dan
Perdagangan Internasional, Dinas
Peternakan Sulawesi Utara. Manado.

Utami, S.N dan S.K. Sita. 2018. Peran


Komunikasi penyuluh lapangan
dalam pembangunan agribisnis ternak
itik di Kabupaten Brebes. Jurnal
Peternakan Indonesia 20 (3): 160-
165.

Lamarang. Z., B.F.J.Sondakh, A K.Rintjap


dan A.A.Sajow.2017. Peranan
penyuluh terhadap pengambilan
keputusan peternak dalam adopsi

476
Zootec Vol. 39 No. 2 : 468-476 (Juli 2019) pISSN 0852 – 2626 eISSN 2615 – 8698

477

Anda mungkin juga menyukai