Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Civic Education, Vol. 3 No.

1 Juni 2019

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN STANDAR NASIONAL


SARANA DAN PRASARANA PEMBELAJARAN
PRODI ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIMA

Jeane Elisabeth Langkai


jeanelangkai@unima.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan melakukan analisis kebutuhan sarana dan
prasarana program studi Ilmu Administrasi negara Fakultas Ilmu Sosial UNIMA melalui
tersedianya: a). data profil prasarana dan sarana, baik software maupun hardware, b).
mendeskripsi dan menganalisis profil prasarana dan sarana, baik software maupun hardware,
yang perlu diberdayakan. Urgensi keutamaan penelitian adalah bahwa implementasi kebijakan
yang diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi program sarana
dan prasarana merupakan jenis masalah sentral dalam pelaksanaan pembelajaran. Apabila
kebijakan ini tidak diimplementasikan berdasarkan kebutuhan kelompok sasaran atau secara
spesifik untuk kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran secara nasional, maka implementasi
kebijakan ini akan cenderung berdampak pada belum tercapainya tujuan pembelajaran dan
mengakibatkan rendahnya daya serap mahasiswa terhadap setiap pelaksanaan pembelajaran.
Penelitian ini berkesimpulkan bahwa: sarana prasarana pada prodi Administrasi Publik yang
menyangkut jumlah dosen, jumlah ruang kuliah, jumlah kursi, jumlah computer, jumlah LCD,
genset belum seimbang dengan jumlah mahasiswa dan kebutuhan proses belajar mengajar. Untuk
itu disarankan agar sarana dan prasara dilengkapi sesuai kebutuhan pelaksanaan proses belajar
mengajar karena mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan publik dalam bentuk tersedianya
srana dan prasarana yang memadai untuk kenyaman belajar mengajar.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan Standar Nasional, Program Sarana Prasarana

PENDAHULUAN Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.


Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Standar Nasional Pendidikan Tinggi tersebut
Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia wajib dievaluasi dan disempurnakan secara
Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar terencana, terarah, dan berkelanjutan, sesuai
Nasional Pendidikan Tinggi ditetapkan dengan tuntutan perubahan lokal, nasional,
dengan tujuan diantaranya untuk: a. dan global oleh badan yang ditugaskan
menjamin tercapainya tujuan pendidikan untuk menyusun dan mengembangkan
tinggi dalam mencerdaskan kehidupan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan Program Sarana dan Prasarana Pembelajaran
teknologi; b. menjamin agar pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang sarana
pada program studi, mencapai mutu sesuai dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi
dengan kriteria yang ditetapkan dalam dan proses pembelajaran dalam rangka
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan c. pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
mendorong agar perguruan tinggi mencapai Standar sarana pembelajaran sebagaimana
mutu pembelajaran, melampaui kriteria yang dimaksud paling sedikit terdiri atas: a.
ditetapkan dalam Standar Nasional perabot; b. peralatan pendidikan; c. media

37
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

pendidikan; d. buku, buku elektronik, dan komunikasi, instrumentasi eksperimen,


repositori; e. sarana teknologi informasi dan sarana olahraga, sarana berkesenian, sarana
komunikasi; f. instrumentasi eksperimen; g. fasilitas umum (WC) yang dibutuhkan untuk
sarana olahraga; h. sarana berkesenian; i. terselenggaranya proses pembelajaran dan
sarana fasilitas umum; j. bahan habis pakai; pelayanan administrasi akademik.
dan k. sarana pemeliharaan, keselamatan, Data tersebut menunjukkan bahwa
dan keamanan. Jumlah, jenis, dan spesifikasi terjadi kesenjanan antara kebijakan yang
sarana) ditetapkan berdasarkan rasio diatur dalam Peraturan Menteri Riset,
penggunaan sarana sesuai dengan Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
karakteristik metode dan bentuk Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
pembelajaran, serta harus menjamin Standar Nasional Pendidikan Tinggi
terselenggaranya proses pembelajaran dan khususnya program sarana dan parasarana
pelayanan administrasi akademik. pembelajaran dengan kondisi riil pada
Beberapa permasalahan yang Fakultas Ilmu Sosial UNIMA lebih khusus
menyangkut implementasi kebijakan Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Kemenristekdikti tentang Standar Nasional yang melayani kurang lebih 662 mahasiswa
Pendidikan Tinggi khususnya tentang sarana dengan jumlah dosen 18 orang dan tenaga
dan prasarana pembelajaran yakni belum honoren 12 orang sementara ruang kuliah
optimalnya implementasi kebijakan program yang tersedia hanya 7 dengan 1 ruang
sarana dan prasarana pembelajaran yang pelaksanaan ujian seminar, (lihat borang
ditandai dengan. belum memadainya: a bidang sarana prasarana bagian 6 Ilmu
perabot; b. peralatan pendidikan; c. media Administrasi Negar FIS UNIMA).
pendidikan; d. buku, buku elektronik, dan Penelitian ini dilaksanakan dengan
repositori; e. sarana teknologi informasi dan kegiatan yakni: melakukan analisis
komunikasi; f. instrumentasi eksperimen; g. kebutuhan sarana dan prasarana program
sarana olahraga; h. sarana berkesenian; i. studi Ilmu Administrasi negara Fakultas
sarana fasilitas umum; j. bahan habis pakai; Ilmu Sosial UNIMA melalui tersedianya: a).
dan k. sarana pemeliharaan, keselamatan, data profil prasarana dan sarana, baik
dan keamanan berdasar jumlah, jenis, dan software maupun hardware, b).
spesifikasi sarana berdasarkan rasio mendeskripsi dan menganalisis profil
penggunaan sarana sesuai dengan prasarana dan sarana, baik software maupun
karakteristik metode dan bentuk hardware,yang perlu diberdayakan
pembelajaran, yang harus menjamin Penelitian ini bermanfaat bagi Fakultas Ilmu
terselenggaranya proses pembelajaran dan Sosial khususnya Ilmu Administrasi Negara
pelayanan administrasi akademik. dalam mengimplementasikan program
Implementasi kebijakan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Kemenristekdikti tentang Standar Nasional khususnya sarana dan prasarana.
Pendidikan Tinggi khususnya tentang sarana Masalah implementasi kebijakan yang
dan prasarana pembelajaran sudah diatur dalam Peraturan Menteri Riset,
diupayakan tetapi hasil observasi pada Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik
Fakultas Ilmu Sosial menunjukkan bahwa Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas Standar Nasional Pendidikan Tinggi
belum tersedia kelas yang cukup memadai program sarana dan prasarana merupakan
untuk menunjang proses belajar mengajar jenis masalah sentral dalam pelaksanaan
seperti papan tulis, LCD, listrik, WIFI pembelajaran karena kebijakan ini
(peralatan pendidikan, media pendidikan), dimaksudkan untuk menjamin tercapainya
belum tersedia buku, buku elektronik, dan tujuan pendidikan tinggi dalam
repository, sarana teknologi informasi dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

38
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, bergantung pada kebijakan Pemerintah. 2.


menjamin agar pembelajaran pada program Distribusi anggaran dapat bersifat swakelola
studi, mencapai mutu sesuai dengan atau melalui tender dengan sistem langsung.
kriteria yang ditetapkan dalam Standar 3. Pemakaian sarana dan prasarana di SMP
Nasional Pendidikan Tinggi; dan mendorong Negeri 2 Batu belum memiliki SOP dan
agar perguruan tinggi mencapai mutu administrasinya belum terintegrasi secara
pembelajaran, melampaui kriteria yang digital. 4. Pemeliharaan sarana dan
ditetapkan dalam Standar Nasional prasarana di SMP Negeri 2 Batu dilakukan
Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan. secara rutin, berkala, dan incidental.
Apabila kebijakan Standar Nasional Efektivitas dan efisiensi pemeliharaan
Pendidikan Tinggi khususnya program sarana dan prasarana sangat bergantung pada
sarana dan prasarana tidak ketersediaan dana dan terkendala oleh tidak
diimplementasikan berdasarkan kebutuhan adanya pengelola khusus.
kelompok sasaran atau secara spesifik untuk Waramatias tentang Evaluasi
kebutuhan pencapaian tujuan pembelajaran Implementasi Kebijakan Standar Sarana Dan
secara nasional, maka implementasi Prasarana Laboratorium Fisika Sma Negeri
kebijakan ini akan cenderung berdampak 2 Kota Tangerang Selatan menyimpulkan
pada: a) kurang efektifnya program, b) bahwa komponen input, tidak menerapkan
penggunaan uang negara yang mubasir semua persyaratan dan ketentuan bangunan
karena pemenuhannya sangat minim, c) dan tidak memenuhi semua jenis dan jumlah
menurunnya pelaksanaan proses belajar perabot dan peralatan laboratorium, 2) pada
mengajar, d) tidak produktifnya pencapaian komponen proses, pembangunan
tujuan nasional, dan tujuan Prodi akan laboratorium tidak mengikuti semua bagian
mengakibatkan rendahnya daya serap yang terdapat di dalam disain bangunan dan
mahasiswa terhadap setiap pelaksanaan tidak semua jenis dan jumlah perabot dan
pembelajaran. peralatan laboratorium terpenuhi sesuai
Pemasalahan-permasalahan tersebut RAB, dan 3) pada komponen output,
apabila tidak diupayakan bangunan laboratorium tidak menerapkan
penanggulangannya sesegera mungkin akan semua persyaratan dan ketentuan bangunan
berdampak pada turunnya kualitas lulusan dan tidak semua jenis dan jumlah perabot
program studi dan mbasirnya dana negara dan peralatan laboratorium Fisika terpenuhi.
yang dikeluarkan. Untuk itu perlu
dioptimalkan upaya atau strategi Model-Model Implementasi Kebijakan
implementasi kebijakan yang berdaya guna Puvlik
untuk pencapaian tujuan ditetapkannya a). Van Meter dan Van Horn (1975).
standan nasional pendidikan tinggi. Model tersebut menunjukkan bahwa
keberhasilan implementasi kebijakan publik
TINJAUAN PUSTAKA dipengaruhi oleh 1) kegiatan implementasi
Hasil penelitian tentang yang dan komunikasi antar organisasi yang
dilakukan Martinus Tanggela (Jurnal terlibat dalam kebijakan publik, 2)
Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Karakteristik implementor, 3) Keadaan
Volume 1, Nomor 1 Januari 2013,26-34 ekonomi, sosial, dan politik disekitar
ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615) kebijakan, 4) Kecenderungan prilaku
tentang Analisis Implementasi Kebijakan implementor.
Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah b). Model Mazmanian dan Sabatier.
Di SMP Negeri 2 Batu menyimpulkan Model tersebut mengklasifikasikan
sebagai berikut: 1. Pengadaan sarana dan proses implementasi kebijakan ke dalam tiga
prasarana di SMP Negeri 2 Batu sangat karakteristik yaitu: 1) aspek Independen

39
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

atau karakteristik Masalah, 2) aspek Analisis masalah dilakukan terhadap: a)


Intervening aau karakteristik kebijakan, 3) faktor-faktod diluar kebijakan (independen)
aspek dependen atau faktor ekstern yang yang menyangkut kesukaran teknis
berpengaruh pada implementasi kebijakan. implementasi karena pangaruh kebijakan
Aspek independen yang menyangkut mudah nasioanal, faktor penyebab masalah
atau sulitnya suatu masalah dikendalikan. kerusakan infrastruktur dan kemiskinan
Cakupannya adalah: 1) kesukaran teknis, 2) sasaran, perbandingan antara jumlah
keragaman perilaku kelompok sasaran, 3) masyarakat miskin yang memiliki identitas
persentase kelompok sasaran dibandingkan sebagai penduduk di wilayah tersebut
dengan jumlah penduduk, dan 4) ruang dengan populasi penduduk yang terdaftar
lingkup perubahan perilaku yang diinginkan. secara resmi di daerah (bukan hasil
Aspek intervening yakni kemampuan rekayasa), ) perubahan perilaku sasaran dan
kebijakan untuk mensistematisasi proses masyarakat pada umumnya yang diinginkan
implementasi kebijakan atau manajemen dan dapat dicapai, b) Faktor Intervening atau
program kebijakan. Cakupannya adalah: 1) komponen-komponen antara dalam
kejelasan dan konsistensi tujuan kebijakan, implementasi kebijakan yang menyangkut,
2) alokasi sumberdana, 3) keterpaduan kejelasan tujuan dan sasaran kebijakan
hirarki dalam dan di antara lembaga (standard), b) ketepatan alokasi dan
pelaksana, 4) aturan keputusan dari badan ketersediaan sumberdana, c) disposisi ,
pelaksana, 5) rekruitmen pejabat pelaksana, komitmen dan kompetensi implementor, dan
dan 6) akses formal pihak luar. Aspek d) kesiapan pihak terkait di luar struktur
dependen yakni aspek di luar kebijakan yang dalam berpartisipasi, c) Faktor Dependen
mempengaruhi proses implementasi atau faktor di luar sasaran (eksteren) yang
kebijakan. Cakupannya adalah: 1) kondisi menyangkut pemahaman implemenor, pihak
sosial ekonomi dan teknologi, 2) dukungan terkait, dan masyarakat tentang latar
publik, 3) sikap dan sumber daya yang belakang, tujuan dan sasaran kebijakan.
dimiliki kelompok, 4) dukungan dari pejabat Proses tersebut dilakkan agar dapat
atasan, dan 5) komitmen dan kemampuan diketahui dan diprediksi dan dicarikan solusi
kepemimpinan pejabat pelaksana. tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan
Sedangkan aspek terikat yang ditunjukkan ancaman terhadap implementasi. Langkah
melalui tahapan dalam proses implementasi ke dua adalah praktisi dan tehnokrat
mencakup: 1) output kebijakan badan merumuskan langkah-langkah strategi untuk
pelaksana, 2) kesediaan kelompok sasaran implementasi kebijakan dalam bentuk
mematuhi output kebijakan, 3) dampak sosialisasi dengan menggunakan media
nyata output kebijakan, 4) dampak output cetak dan elektronik, sarana-sarana sosial
kebijakan sebagaimana yang dipersepsikan, budaya, keagamaan yang sudah ada
dan 5) perbaikan. dimasyarakat. Langkah ke tiga adalah
implementasi kebijakan, dengan melakukan
c) Jeane E Langkai (2015), menemukan evaluasi proses, akhir tahun anggaran.
prototipe implementasi kebijakan yang Untuk menilai apakah kebijakan publik
berdampak terhadap peningkatan tersebut berdampak bagi publik, maka Dunn
kesejahteraan masyarakat di Kota Manado (2013: 610), mengemukakan beberapa
sebagai berikut: kriteria diantaranya menilai: efektifitas,
Langkah pertama adalah analisis efisiensi, kecukupan, perataan, responsivitas,
masalah secara metodologis dan ilmiah dan ketepatan. Sementara pendekatan yang
bersama antara birokrat dan ahli agar terjadi dapat digunakan untuk mengevaluasi
perpaduan antara praktisi dan tehnokrat dampak kebijakan publik menurut Dunn
dalam mengambil keputusan implementasi. (2013: 612) dapat dinilai dari tiga

40
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

pendekatan yakni: Pendekatan untuk menilai Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar
tuju kriteria tersebut dilakukan melalui tiga Nasional Pendidikan Tinggi.
pendekatan yakni: a) evaluasi semu. Bentuk
evaluasi semu dengan metode deskriptif HASIL PENELITIAN DAN
dimaksudkan agar diperoleh informasi yang PEMBAHASAN
valid dan reliabel tentang hasil dari 1. Keadaan mahasiswa
implementasi kebijakan, b) Evaluasi formal Mahasiswa prodi Administrsi Publik
dengan dimaksudkan agar diperoleh sampai dengan tahun 2018 berjumlah 840
informasi yang valid dan reliabel mengenai mahasiswa yang terdiri dari semester I, III,
hasil kebijakan secara formal yang telah V dan VII dibagi dalam kelas parallel A, B,
dideklarasikan sebagai tujuan kebijakan C, D. Mahasiswa tahun akademik:
dengan mengukur berdasarkan tujuan 2012/2013 berjumlah 505, 2013/2014
kebijakan, dan c) Evaluasi keputusan berjumlah 628, 2014/2015 berjumlah 689,
teoritis, agar diperoleh informasi yang valid 2015/2016 berjumlah 685, 2016/2017
dan reliabel tentang hasil kebijakan yang berjumlah 685 dan 2017/2018 berjumlah
secara ekplisit yang dikehenaki pelaku 827.
kebijakan. Ratio antara jumlah mahasiswa dan
jumlah dosen untuk ilmu social adalah
METODE menurut MENRISTEK adalah 1:30. Jika
Penelitian menggunakan jenis dihubungkan dengan jumlah mahasiswa dan
penelitian survei. Subjek Penelitian, terdiri jumlah dosen tetap maka 827: 15 berarti
atas: 1). Peneliti, 2). Mahasiswa berprestasi, 55,1 persen berarti kekurangan tenaga
3).pimpinan Prodi, 4). Dosen AN. Variabel dosen. Sebenarnya jumlah dosen yang
Penelitian.Melakukan analisis: (1) dibutuhkan adalah 27 sampai dengan 28
kebutuhan, (2) karakteristik kebutuhan dosen. Untuk menyelesaikan masalah
sarana dan prasarana FIS AN, (3) tujuan tersebut maka prodi Administrasi Publik
pengadaan sarana prasarana. Instrumen menggunakan tenaga dosen luar biasa untuk
penelitian melakukan evaluasi mengenai: bidang studi yakni berjumlah 7 dosen. Dari
(1) kebutuhan sarana prasarana, (2) tujuan. data tersebut terungkap bahwa Prodi
Data dalam penelitian ini dianalisis Administrasi Publik kekurangan tenaga
menggunakan statistik deskriptif, data dosen.
digunakan sebagai dasar untuk alur 2. Keadaan tenaga Akademik/Dosen
penelitian dibawab ini. Jumlah dosen tetap 15 dosen dengan
Penelitian dilaksanakan pada Fakultas perincian 2 guru besar, 10 Doktor, 3
Ilmu Sosial khususnya prodi Ilmu sementara studi S3 dan dosen tidak tetap
Administrasi Publik yang dilaksanakan berjumlah 33 dosen dengan perincian: 1
dengan menggunakan metode survei dengan guru besar, 7 doktor dan 25 Magister.
analsis data deskriptif kualitatif. Penelitian 3. Sarana Ruang Kerja Dosen
dilakukan dengan meakukan survei tentang Berdasarkan data tersebut pada
profil sarana dan prasarana, análisis sarana ruang dosen maka menunjukkan
kebutuhan sarana dan prasarana, FGD antara bahwa untuk melaksanakan aktivitas tugak
peneliti, mahasiswa, pimpinan prodi dan poko dan fungsi dosen maka dosen Prodi
dosen Ilmu Administrasi Negara. Melakukan Administrasi Publik kekurangan ruang kerja
deskripsi tentang kebutuhan sarana dan atau dapat dikatakan ruang kerja dosen
prasarana dan imlementasi kebijakan belum memadai karena satu ruangan
program sarana dan prasana berdasarkan ditempati oleh 3-4 dosen.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia

41
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

4. Sarana dan parasarana penunjang kegiatan Jumlah


Ruang Kerja Jumlah
akademik Luas
Dosen Ruang
Ruang kuliah Prodi Administrasi (m2)
Publik berjumlah 7 ruangan dengan total (1) (2) (3)
527 mahasiswa. Perkuliahan dibagi dalam Satu ruang 1 (a) 24
kelas paralel sebagai konsekwensi dari untuk lebih
jumlah dosen dan jumlah ruang kuliah yang dari 4 dosen
belum memadai. Akibatnya mahasiswa Satu ruang 2 (b) 54
disesal dalam ruangan yang terdiri dari kelas untuk 3 - 4
AD dan BC dan untuk mahasiswa semester I dosen
kurang lebih 100 orang menempati ruang Satu ruang - (c) -
yang idealnya hanya untuk 50 mahasiswa. untuk 2 dosen
Kondisi ruang kuliah yang padat berdampak Satu ruang 2 (d) 12
pada belum nyamannya mahasiswa untuk 1 dosen
mengikuti setiap proses perkuliahan. Untuk (bukan
masuk keluar saja sulit, mahasiswa yang pejabat
minta isin keluar terpaksa sangat struktural)
mengganggu proses belajar mengajar karena TOTAL (t) 90
harus mengeser mahasiswa lain yang sedang kegiatan pratikum untuk mata kuliah
serius mengikuti proses belajar. computer.
Wawancara dengan beberapa Selanjutnya untuk computer yang
mahasiswa tentang kenyamanan mengikuti tersedia belum bias digunakan sebagaimana
proses perkuliahan ditinjau dari kepadatan mestinya karena terdapat computer yang
dalam kelas mereke menakui bahwa keadaan sudah rusak dan mahasiswa harus bergantian
kelas yang sangat padat membuat mereka menggunakannya dan belum cocok dengan
merasa tidak nyaman mengikuti proses alokasi waktu yang tersedia.
perkuliahan. Tersedianya ruang perpustakaan atau
Data tersebut menunjukkan bahwa ruang baca tetapi belum dilengkapi dengan
sebenarnya untuk setiap semester yakni 1,3, meja dan kursi. Akibatnya mahasiswa yang
5 dan 7 diperlukan 4 ruang kuliah, atau mau menggunakan ruang baca terpaksa
dibutuhkan 16 ruang kuliah, sementara yang belum menggunakannya karena belum
tersedia hanya 7 ruang kuliah. Kondisi ini tersedia meja dan kursi yang cukup.
menunjukkan bahwa sarana dan prasarana Ruang seminar, ruang ujian hasil dan
dilihat dari jumlah ruang kuliah dapat ujian komprehensif menggunakan ruang
dikatakan belum memadai. yang sama dan sangat kecil dan untuk tiga
Ruang Laboratorium hanya tersedia kegiatan tersebut terpaksa dilakukan secara
1 ruangan dan dijejali dengan sejumlah bergantian dan mahasiswa yang
computer dan dari hasil pengamatan ingin mengikuti kegiatan seminar,
menunjukkan bahwa kondisi tersebut belum ujian hasil belum dapat mengikutinya
menunjang setiap kali mahasiswa dengan baik karena belum tersedi kursi dan
melakukan pratikum. Apalagi dengan meja, akibatnya mahasiswa yang ingin
pembagian kelas parallel maka tidak bias mengikutinya terpaksa harus berdiri.
mahasiswa menggunakan ruangan dan Dari jumlah printer yang tersedia dan
computer karena ratio antara luas ruangan yang masih dapat digunakan sebagaimana
dan jumlah mahasiswa tidak memadai. yang diinformasikan oleh pimpinan program
Kondisi tersebut berdampak pada ketidak sudi hanya tersedia 1(satu) unit dan yang
nyamanan mahasiswa dalam mengikuti dapat dipakai sekarang dibeli dengan
swadaya patungan

42
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

antara dosen dn alumni. Jumlah ini belum Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
sesuai dengan kapasitas mahasiswa yang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
berjumlah 827. LCD sebagai sarana dan Peraturan tersebut menyebutkan bahwa
prasarana yang menujang proses belajar standar sarana dan prasarana pembelajaran
mengajar hanya tersedia 1(satu) sementara merupakan kriteria minimal tentang sarana
setiap harinya dibutuhkan 4 LCD yang harus dan prasarana sesuai dengan kebutuhan isi
dioperasionalkan sehubungan dengan dan proses pembelajaran dalam rangka
kegiatan proses belajar mengajar. Sebagai pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
akibatnya dosen berebutan untuk Standar prasarana pembelajaran paling
memperoleh LCD dan untuk kelas kelas sedikit terdiri atas: lahan, ruang kelas,
lainya terpaksa dilayani dengan hanya perpustakaan, laboratorium, tempat
menggunakan papan tuls atau white board. berolahraga, ruang untuk berkesenian, ruang
Dosen dalam melaksanakan perkuliahan unit kegiatan mahasiswa, ruang pimpinan
diajibkan menggunakan power point perguruan tinggi, ruang dosen, fasilitas
sementara LCD yang tersedia hanya satu umum. Fasilitas umum meliputi: jalan, air,
buah. Akibatnya dosen menjadi malas listrik, jaringan komunikasi suara, dan data.
prodi belum memiliki genset. Jika terjadi hal
seperti ini maka kuliah dihentikan karena KESIMPULAN DAN SARAN
kekurangan penerangan. Ditambah lagi Berdasarkan hasil penelitian tersebut
ketika hujan deras maka kuliah dihentikan maka disimpulkan bahwa: sarana prasarana
karena prodi belum memiliki menggunalan pada prodi Administrasi Publik yang
power pint karena pada kenyataannya hanya menyangkut jumlah dosen, jumlah ruang
tersedia satu LCD. kuliah, jumlah kursi, jumlah computer,
Dalam pelaksanaan perkuliahan jumlah LCD, genset belum seimbang
kadang terjadi listrik mati dan kadang gelap dengan jumlah mahasiswa dan kebutuhan
karena pengaruh cuaca hujan sementara proses belajar mengajar.
wairles. Belum tersedianya sarana dan Untuk itu disarankan agar sarana dan
rasarana yang memadai pada Prodi prasara dilengkapi sesuai kebutuhan
Administrasi Publik, jika belum diatasi pelaksanaan proses belajar mengajar karena
sesegera mungkin akan berdampak pada mahasiswa berhak mendapatkan pelayanan
menurunya semangat belajar mahasiswa dan publik dalam bentuk tersedianya srana dan
semangat mengajar dosen dan kondisi ini prasarana yang memadai untuk kenyaman
bertentangan dengan tujuan dari Peraturan belajar mengajar.
Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan

REFERENSI

Akib, Haedar. 2009. Artikulasi Perkembangan Ilmu Administrasi Publik, Jurnal Baca Edisi: Vol.
2 No. 3, Pusat Kejian Lembaga Penelitian Universitas Pepabri Makasar.
………….. 2010, Implementasi Kebijakan : Apa, Mengapa, dan Bagaimana, Jurnal Administrasi
Publik, Volume 1 No. 1, Pusat Kajian Lembaga Penelitian UNEM.
………….. Efektivitas Implementasi dan Dampak Kebijakan dalam Konteks Desentralisasi
Pemerintahan
Dunn William N. 2013. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Dye,Thomas R, 1995, Understanding Public Policy,New Jersey; Prentice Hall
Mazmanian Daniel and Paul A. Sabatier (eds). 1981. Effective Policy

43
Jurnal Civic Education, Vol. 3 No. 1 Juni 2019

Implementation. Lexington Mass DX: Health.


Martinus Tanggela, 2015, Analisis Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Sekolah Di SMP Negeri 2 Batu, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume
1, Nomor 1 Januari 2013,26-34 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615)
Nugroho Riant. 2006. Kebijakan Publik: Untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media
Komputindo Kelompok Gramedia.
……………. 2011. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 44 Tahun 2015 Tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Prodi Administrasi Publik, Borang Akreditasi, 2018
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuanitatif, dan R Dan D. Alfabeta Bandung.
Van Metter, D.S and C.E Van Horn. 1978. The Policy Implementation Process: A Conceptual
Framework, Administration and Society.
Jeane Elisabeth Langkai, 2014, Implementasi Kebijakan Penganggur Terbuka Di Kota Manado,
Jurnal UNIMA
…………., 2014, Model Implementasi Kebijakan PBL Dalam Mensejahterakan Masyarakat di
Kota Manado, Jurnal UNM
……………, 2015, Determinan Implementasi Kebijakan PBL di Kota Manado, Jurnal MIIS India
2015
……………, 2016 Dampak Implementasi Kebijakan PBL terhadap Kesejahteraan Masyarakat di
Kota Manado, Mediterranean Journal of social sciences vol 7 (2)
Waramatias Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 1, Nomor 1 Januari
2013,26-34 ISSN: 2337-7623; EISSN: 2337-7615) tentang Evaluasi Implementasi
Kebijakan Standar Sarana Dan Prasarana Laboratorium Fisika Sma Negeri 2 Kota
Tangerang Selatan.

44

Anda mungkin juga menyukai