Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pendidikan Vokasi

Volume 6, No 2, Juni 2016 (143-153)


Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpv

PENGELOLAAN LABKOM DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


Agus Riyadi Tri Susilo Putro
SMKN 1 Banjarbaru
agus.riyadi67@gmail.com
Moch. Bruri Triyono,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
bruritriyono@uny.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan keefektifan pengelolaan lab komputer di sekolah
menengah kejuruan negeri se Kota Banjarbaru, menggunakan pendekatan deskritif kualitatif,
bertempat di SMK negeri se Kota Banjarbaru. Populasi sekaligus menjadi sampel penelitian
adalah tiga orang kepala sekolah, 15 orang guru, tiga orang laboran, 30 orang siswa kelas XII.
Objek penelitian adalah lab komputer. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur dan
observasi di lapangan. Instrumen penelitian berupa angket dan lembar observasi. Data dianalisis
dengan cara membandingkan antara rerata skor observasi dan norma yang telah ditentukan.
Pengelolaan lab komputer secara umum kurang efektif, perencanaan yang tidak terstruktur dan
kurang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, pengorganisasian yang tidak maksimal,
pelaksanaan yang masih kurang sesuai dengan perencanaan, dan pengawasan yang dilakukan
secara tidak terencana dan tidak ada tindak lanjut yang jelas. Untuk itu pengelolaan lab komputer
memerlukan strategi dalam melaksanakan fungsinya sebagai salah satu sarana dan prasarana
kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan kekuatan sumber daya yang ada, memperbaiki
kelemahan, dan tanggap terhadap peluang serta mencari solusi untuk setiap hambatan yang
ditemukan. Untuk meningkatkan keefektifan pengelolaan lab komputer dilakukan dengan
konsultasi dan komunikasi dua arah dengan pihak yang terkait dalam upaya memberdayakan dan
mengembangkan sumber daya serta memberi solusi dan arahan penyelesaian masalah yang tepat.
Kata kunci: keefektifan, pengelolaan, lab komputer

THE MANAGEMENT OF COMPUTER LABORATORIES IN


VOCATIONAL HIGH SCHOOL
Abstract
This study aimed to reveal the effectiveness of the management of computer labs in state
vocational high schools in Banjarbaru. This study used the qualitative descriptive approach, held
at all vocational high schools in Banjarbaru. The sample of the study which was also the
population consisted of three principals, 15 teachers, three laboratorians, and 30 students of class
XII. The objects were computer laboratories. The techniques of collecting the data were structured
interviews and field observations. The research instruments were in the form of questionnaire and
observation sheet. The data were analyzed by comparing the mean of observation score with the
predetermined norm. The research results were as follows. The management of computer labs was
generally not effective. This could be seen from the unstructured planning and a lack of
involvement of the related parties, the organization which was not maximum, the implementation
which was still not in accordance with the planning, and the unplanned supervision without any
clear follow-up. Therefore, computer lab management needed strategies to carry out its function
as one of the learning activity infrastructures by making use of existing resources, improving
weaknesses, being responsive to the opportunities, and finding solutions to any obstacles found.
Improving the effectiveness of the computer lab management should be done by conducting two-
way communication and consultation with relevant parties in an effort to empower and develop
resources and provide solutions and guidance to solve problems accurately.
Keywords: effectiveness, management, computer laboratory

Jurnal Pendidikan Vokasi


p-ISSN: 2088-2866, e-ISSN: 2476-9401
144 − Jurnal Pendidikan Vokasi

PENDAHULUAN yah Kejuruan (SMK/MAK) menyebutkan


bahwa fungsi dan tujuan standar pendidikan,
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yaitu: (a) Standar Nasional Pendidikan ber-
diselenggarakan untuk menyiapkan siswa
fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pe-
guna memasuki lapangan pekerjaan dan
laksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam
mengembangkan sikap profesional mereka.
rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
Dalam sistem pendidikan nasional Indonesia,
bermutu, (b) Standar Nasional Pendidikan
tujuan Sekolah Menengah Kejuruan sebagai
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
pendidikan menengah adalah: meningkatkan
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bang-
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
sa dan membentuk watak serta peradaban
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
bangsa yang bermartabat, dan (c) Standar
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai
Nasional Pendidikan disempurnakan secara
dengan kejuruannya (Kemdiknas, 2003,p3).
terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai
Sesuai dengan tujuan tersebut maka
dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,
terdapat kecenderungan SMK memiliki per-
nasional, dan global. Lampiran Permendiknas
bedaan tujuan dengan Sekolah Menengah
Nomor 40 Tahun 2008 Bab D. Kelengkapan
Umum (SMU). SMK lebih berorientasi pada
Sarana dan Prasarana menyebutkan:
penyiapan lulusan yang memiliki keterampil-
an untuk bekerja sedangkan SMU memper- ”Sebuah SMK/MAK sekurang-kurangnya
siapkan lulusan untuk melanjutkan ke jenjang memiliki prasarana yang dikelompokkan
pendidikan tinggi. Namun demikian, kecen- dalam ruang pembelajaran umum, ruang
derungan yang dimaksud tidak menutup penunjang, dan ruang pembelajaran khu-
kemungkinan siswa SMK bisa melanjutkan ke sus. Ketentuan mengenai kelompok ruang
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Keber- tersebut dijelaskan pada butir 1, butir 2,
hasilan pembelajaran yang berkualitas perlu dan butir 3 beserta sarana yang ada di
didukung oleh berbagai faktor, di antaranya setiap ruang. Deskripsi yang lebih terinci
siswa dan guru yang berkualitas, kurikulum tentang sarana dan prasarana pada ma-
yang sesuai dengan perkembangan global, sing-masing ruang pembelajaran khusus
sarana dan prasarana yang memadai khusus- ditetapkan dalam pedoman teknis yang
nya lab, serta keterkaitan antara dunia pen- disusun oleh Direktorat Pembinaan
didikan dengan industri. Lampiran Permen- SMK.”
diknas Nomor Tahun 2007 tentang Standar
Dijelaskan pula mengenai standar sara-
Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan Pendi-
na dan prasarana dalam Lampiran Permen-
dikan Dasar dan Menengah menyebutkan
diknas Nomor 40 Tahun 2008 bahwa standar
bahwa misi sekolah: ”dirumuskan berdasarkan
sarana dan prasarana untuk lingkup pendidik-
masukan dari segenap pihak yang berkepen-
an formal yaitu pendidikan menengah kejuru-
tingan termasuk komite sekolah/madrasah dan
an mencakup: (a) kriteria minimum sarana
diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
meliputi perabot, peralatan pendidikan, buku
dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah”. Visi
dan sumber belajar lainnya, teknologi infor-
dan Misi sekolah/madrasah dirumuskan dalam
masi dan komunikasi, serta perlengkapan lain
Perencanaan program kerja sekolah/madrasah
yang wajib dimiliki oleh setiap SMK/MAK,
yang meliputi; (1) kesiswaan; (2) kurikulum
dan (b) kriteria minimum prasarana meliputi
dan kegiatan pembelajaran; (3) pendidik dan
lahan, bangunan, ruang, dan instalasi daya dan
tenaga kependidikan serta pengembangannya;
jasa yang wajib dimiliki olah setiap SMK/
(4) sarana dan prasarana; (5) keuangan dan
MAK.
pembiayaan; (6) budaya dan lingkungan seko-
Salah satu sarana dan prasarana dalam
lah; (7) peran serta masyarakat dan kemitraan;
penyelenggaraan pendidikan di SMK adalah
(8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah
Laboratorium komputer yang selanjutnya
kepada peningkatan dan pengembangan mutu
disingkat Labkom. Labkom berfungsi sebagai
Dalam pembelajaran di SMK telah di-
tempat berlangsungnya kegiatan pembelajar-
tetapkan beberapa standar pendidikan secara
an.
nasional. Permendiknas Nomor 40 Tahun
Pembelajaran kompetensi keahlian ber-
2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana
kaitan dengan penggunaan komputer sebagai
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Ali-
peralatan dalam melakukan kegiatan praktik

Volume 6, Nomor 2, Juni 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 145
Volume 6, Nomor 2, Juni 2016

pembelajaran. Pemanfaatan lab secara efektif an, pelaksanaan dan pengawasan. Ada be-
merupakan salah satu syarat dalam pembel- berapa hambatan yang menyebabkan penge-
ajaran praktikum, oleh karena itu diperlukan lolaan labkom belum optimal antara lain daya
adanya sistem pengelolaan atau manajemen tampung peralatan yang terbatas, pemelihara-
labkom yang baik. an dan perawatan tidak dilakukan dengan
Labkom menurut Keputusan Menteri baik, tidak ada tenaga laboran, keterbatasan
Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 dana, kompetensi guru yang belum memadai,
mengenai Standar Sarana dan Prasarana kelengkapan sarana dan prasarana lab belum
SMK/MAK memuat standar minimal untuk memadai.
Ruang Labkom: (1) luas minimum ruang Peran serta dan komitmen yang tinggi
komputer; (2) rasio minimum perpeserta dari pengelola labkom akan mempengaruhi
didik; (3) daya tampung ruang komputer; (4) kelancaran proses pembelajaran komputer,
luas ruang penyimpanan dan infastruktur; (5) dan akan menghasilkan peserta didik yang
perabot ruang komputer; (6) peralatan pen- terampil dalam menguasai teknologi kompu-
didikan; (7) media pendidikan di ruang ter. Dalam sistem pengelolaan labkom ada
labkom; dan (8) pendukung lainnya di ruang beberapa hambatan yang dialami antara lain:
labkom. pengadaan peralatan yang belum memadai,
Standar minimum labkom menurut pengawasan kegiatan labkom belum optimal,
Lampiran Permendiknas Nomor 40 Tahun kegiatan pembelajaran praktik belum diren-
2008 mengenai Standar Sarana dan Prasarana canakan secara baik, pengorganisasian lab-
SMK/MAK adalah sebagai berikut. Ruang kom yang belum optimal, kegiatan labkom
labkom berfungsi sebagai tempat berlang- yang masih belum tersusun dengan baik.
sungnya pembelajaran bidang teknologi Masalah umum yang dihadapi oleh
informasi dan komunikasi. Ruang labkom da- sekolah menengah kejuruan khususnya SMK
pat menampung minimum setengah rombong- Negeri di Kota Banjarbaru terkait dengan
an belajar. Rasio minimum ruang komputer efektifitas pengelolaan labkom sebagai sarana
adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
ruang labkom adalah 64 m2 termasuk luas Pengadaan sarana dan prasarana lab kom
ruang penyimpanan dan perbaikan 16 m2. belum lengkap, perencanaan perawatan dan
Lebar minimum ruang labkom adalah 8 m. perbaikan belum maksimal, pengadaan admi-
Ruang labkom dilengkapi sarana perabot, nistrasi lab masih belum teratur, pengaturan
peralatan media pembelajaran, dan perleng- praktikum di labkom sering terjadi jadwal
kapan penunjang lain. yang bertumpuk antarkelas, jadwal peng-
Menurut Arikunto (2008, p.307) Penge- gunaan lab sering tanpa koordinasi sehingga
lolaan prasarana ruang lab meliputi; peren- terjadi jadwal yang bertabrakan, perencanaan
canaan ruang lab, organisasi prasarana ruang pemanfaatan lab kurang mengacu pada ke-
lab, koordinasi prasarana ruang lab, pelak- butuhan, tata tertib untuk siswa dan guru
sanaan prasarana ruang lab dan pengendalian belum tersusun, koordinasi orang-orang yang
prasarana ruang lab. Sementara itu, penge- terlibat dalam pengelolaan lab belum optimal,
lolaan secara umum terdiri atas empat aspek, organisasi pengelola lab belum jelas, peme-
yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pelak- riksaan alat dan bahan secara berkala tidak
sanaan, dan pengawasan. dapat dilaksanakan karena belum adanya te-
Implementasi pengelolaan laborato- naga laboran, penyiapan alat dan bahan
rium yang baik mengikuti prinsip manajemen praktikum sering terkendala disebabkan tidak
secara umum, agar kegiatan lab sesuai dengan maksimalnya toolman, penyiapan sarana
tujuan pembelajaran. Pengelolaan labkom pengaman dan PPPK sering mengalami keku-
yang dimaksud adalah aktivitas yang ber- rangan karena belum dilakukan, pelaksanaan
kaitan dengan proses perencanaan, peng- kegiatan praktikum sering kurang teratur,
organisasian, pelaksanaan, dan pengawasan pembimbingan dan pengawasan oleh guru
terhadap kegiatan labkom. mata pelajaran masih kurang optimal, pem-
Berdasarkan survei awal, SMK Negeri bersihan dan perawatan alat yang telah digu-
di Kota Banjarbaru sudah memiliki labkom, nakan oleh siswa kurang efektif, penyusunan
namun pengelolaan labkom belum secara laporan praktikum oleh siswa tidak pernah
optimal dalam perencanaan, pengorganisasi- dilaksanakan, pemantauan dan supervisi oleh

Pengelolaan Labkom di Sekolah Menengah Kejuruan


Agus Riyadi Tri Susilo Putro, Moch Bruri Triyono
146 − Jurnal Pendidikan Vokasi

kepala sekolah tentang pengelolaan labkom Negeri se-Kota Banjarbaru. Total responden
belum dilaksanakan, evaluasi oleh kepala sebanyak: 3 orang Kepala Sekolah, 3 orang
sekolah masih belum dilakukan, evaluasi oleh laboran/teknisi, 15 orang guru, dan 30 orang
pengelola lab, guru dan laboran tidak pernah siswa kelas XII.
dilakukan, pemahaman guru dalam peman- Pengumpulan data dilakukan dengan
faatan pembelajaran di lab belum maksimal metode observasi, angket dan dokumentasi.
Observasi digunakan untuk memperoleh ke-
METODE PENELITIAN mampuan guru memanfaatkan labkom dalam
pembelajaran, data kelengkapan labkom yang
Penelitian ini dilaksanakan untuk me- berupa kelengkapan administrasi dan keleng-
ngetahui keefektifan pengelolaan labkom kapan sarana prasarana. Angket dan pedoman
SMK Negeri se-Kota Banjarbaru. Pendekatan wawancara digunakan untuk mengungkap dan
yang digunakan adalah pendekatan evaluasi. menggali informasi dari pengelola sekolah,
Bentuk penelitian berupa Ex-Postfacto. Dari guru dan siswa tentang pengelolaan labkom.
paparan deskriptif kualitatif akan diperoleh Nilai tertinggi akan diperoleh jika
gambaran keefektifan pengelolaan labkom responden menjawab dengan alternatif pilihan
yang baik. tertinggi pada semua pertanyaan instrumen,
Kota Banjarbaru adalah salah satu kota sedangkan nilai terendah akan diperoleh jika
di provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. responden menjawab alternatif pilihan teren-
Kota Banjarbaru dahulu merupakan sebuah dah pada semua pertanyaan instrumen.
kota administratif yang dimekarkan dari Untuk menentukan persentase tingkat
Kabupaten Banjar. Kota Banjarbaru berdiri keefektifan pengelolaan labkom adalah penca-
pada tanggal 20 April 1999 berdasarkan paian realita dibandingkan dengan harapan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999. Kota tertinggi dikalikan 100, yang formulanya ada-
Banjarbaru memiliki luas wilayah 371,30 km² lah sebagai berikut.
(37.130 ha) atau 3,8 x luas Banjarmasin atau
½ luas Jakarta. Seluruh wilayah Kota Banjar- ∑
baru merupakan bagian dari kawasan perkota- ∑
an Banjar Bakula. Banjarbaru terbagi atas 5
kecamatan dan 12 kelurahan. Kota Banjarbaru Tabel 1. Kriteria Pertanyaan Instrumen
terletak pada koordinat 03°27′ s/d 03°29′ LS
Persentase Skor Criteria
dan 114°45′ s/d 114°45′ BT. Posisi geografis (%)
Kota Banjarbaru terhadap Kota Banjarmasin
adalah 35 km pada arah 296°30′ sebelah 0-50 1 Tidak efektif
tenggara Kota Banjarmasin, sedangkan posisi 51-75 2 Kurang efektif
terhadap Martapura, Kabupaten Banjar adalah
5 km pada arah 55°30′ sebelah barat daya 76-90 3 Efektif
Kota Martapura. Kota Banjarbaru merupakan 91-100 4 Sangat efektif
kota penghasil intan yang terdapat di Keca-
matan Cempaka, Banjarbaru yang merupakan Untuk menggali informasi yang lebih
pusat pemukiman atau perkampungan tertua mendalam dalam membuat lembaran kuesio-
yang ada di kota ini. Wilayah Kota Banjarbaru ner terstruktur maka pernyataan-pernyataan
berada pada ketinggian 0–500 m dari permu- disusun secara terinci setiap butir indikator
kaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49%), untuk menentukan kriteria kefeektifannya.
7-25 m (48,46%), 25-100 m (15,15%), 100- Sebagai contoh berikut: pada aspek perenca-
250 m (2,55%) dan 250-500 m (0,35%). naan: komponen yang dinilai yaitu Rencana
Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun Kerja dibuat pada saat awal tahun pelajaran
waktu bulan November 2012. Sampel sekali- untuk satu tahun dan sesuai dengan tujuan
gus subjek penelitian adalah Labkom SMK kurikulum dijabarkan pada Tabel 2.

Volume 6, Nomor 2, Juni 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 147
Volume 6, Nomor 2, Juni 2016

Tabel 2. Contoh Pernyataan Kuesioner


Aspek Komponen Indikator dan skor Pernyataanpertanyaan di angket/kuesioner
Perencanaan Rencana kerja dibuat Dibuat untuk satu Apakah laboratorium komputer di sekolah
pada saat awal tahun tahun dan sesuai bapak/ibu mempunyai Rencana Kerja
pelajaran untuk satu dengan tujuan 4 Laboratorium ?
tahun dan sesuai dengan kurikulum a. Ya
kurikulum b. Tidak
Dibuat untuk satu
tahun dan tidak Jika bapak/ibu menjawab “Ya”, kapan
3 rencana kerja itu dibuat?
sesuai dengan tujuan
kurikulum a. Awal tahun pelajaran
Dibuat untuk satu b. Awal semester
2 c. Lainnya …………………
semester

Jika bapak/ibu menjawab “Ya”


pertanyaan, apakah program kerja tersebut
Tidak dibuat 1 sudah sesuai dengan tujuan kurikulum?
a. Sesuai
b. Tidak sesuai
c. Lainnya …………………

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian


SMK Negeri di Kota Banjarbaru dalam Data yang akan disajikan dari hasil
melaksanakan proses belajar mengajar meng- observasi penelitian ini adalah untuk mem-
acu pada kurikulum SMK tahun 2006. Kegiat- berikan gambaran tentang situasi pengelolaan
an belajar mengajar yang dilaksanakan lebih labkom, dalam hal ini adalah tingkat efekti-
mengutamakan keterampilan produktif de- fitas dari perencanaan, pengorganisasian, pe-
ngan harapan tamatan dari SMK dapat laksanaan, dan pengawasan pengelolaan labo-
menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk ratorium SMK Negeri se-Kota Banjarbaru.
dapat mengisi kebutuhan dunia usaha dan Data penelitian diperoleh dari hasil
industri pada saat ini ataupun masa yang akan pengamatan yang disesuaikan dengan aspek-
datang. aspek dalam instrumen penelitian. Hasil pene-
Labkom merupakan salah satu sarana litian yang diperoleh akan dikonversikan
praktik yang dimiliki oleh SMK Negeri Kota menjadi skala 1-4 disesuaikan dengan standar
Banjarbaru yang digunakan untuk membekali minimal pengelolaan lab sarana dan prasarana
keterampilan siswa dalam menggunakan pe- yang ditentukan berdasarkan Peraturan Men-
rangkat komputer sehingga nantinya saat ter- teri Pendidikan Nasional RI No. 40 Tahun
jun dalam dunia industri ataupun usaha yang 2008 dan Instrumen Verifikasi dari Badan
membutuhkan komputer sebagai alat bantu Standar Nasional Pendidikan No. 1023-P2-
dapat menggunakan secara maksimal dan sis- 10/11. Hasil tersebut menjadi data mentah,
wa sudah tidak lagi kaget dalam penggunaan- yang selanjutnya data mentah ini akan diolah
nya. Untuk menghasilkan tamatan pelaksana, menjadi skala persentase sehingga dapat
akan membawa konsekuensi adanya penge- diketahui dan disimpulkan mengenai tingkat
lolaan dan pengembangan fasilitas yang ada efektifitas pengelolaan labkom. Dari hasil
pada labkom. pengolahan data berupa skala persentase, se-
Penelitian ini bertujuan untuk menge- lanjutnya akan dilakukan analisis deskriptif
tahui keefektifan pengelolaan labkom, yaitu sesuai dengan aspek perencanaan, pengorga-
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, nisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, se-
dan pengawasan dengan menggunakan teknik hingga diketahui aspek yang belum terpenuhi
pengumpulan data berupa observasi, wawan- ataupun aspek yang telah terpenuhi.
cara terstruktur. Sumber data adalah fasilitas Rencana kerja dibuat pada saat awal
labkom, Kepala Sekolah, guru, dan Kepala tahun pelajaran untuk satu tahun dan sesuai
Labkom serta siswa kelas XII. dengan tujuan kurikulum, data skor yang di-

Pengelolaan Labkom di Sekolah Menengah Kejuruan


Agus Riyadi Tri Susilo Putro, Moch Bruri Triyono
148 − Jurnal Pendidikan Vokasi

dapat adalah angka 2. Angka skor ini mendes- ja, hanya difungsikan sebagai tempat prakti-
kripsikan bahwa rencana kerja Labkom SMK kum mata pelajaran.
Negeri se-Kota Banjarbaru hanya dibuat untuk Bahan masukan dari hasil kegiatan
1 (semester) walaupun sudah sesuai dengan praktikum berupa laporan memperoleh angka
kurikulum yang disusun untuk 1 tahun. 1. Kegiatan pelaporan hanya dilakukan pada
Dalam ilmu manajemen dijelaskan akhir tahun pelajaran berupa laporan adminis-
bahwa salah satu fungsi pokok manajemen tratif kegiatan lab.
adalah perencanaan yang fungsi pokok mana- Aspek perencanaan mendapat skor 2.4,
jemen terdiri dari perencanaan, koordinasi, dengan persentase keefektifan sebesar 60%
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Peren- maka dapat diartikan aspek perencanaan
canaan merupakan fungsi pertama dalam mempunyai kriteria tidak efektif.
fungsi manajemen, mendahului fungsi-fungsi
lainnya. Perencanaan ditujukan untuk mem- Tabel 3. Aspek Perencanaan
bantu mencapai tujuan organisasi. Perencana-
No Aspek penilaian Skor
an dapat meminimalkan resiko atau ketidak-
pastian suatu tindakan dengan mengasumsi- 1 Rencana kerja 2
kan kondisi tertentu di masa mendatang. 2 Keikutsertaan pengelola 2
Keikutsertaan pengelola lab dari hasil laboratorium dalam penyusunan
observasi diperoleh angka 2 dengan kriteria 3 Perencanaan penggunaan dana 2
kurang efektif. Hal ini karena dalam penyu- 4 Perencanaan Kegiatan Praktikum 3
sunan rencana kerja lab komputer hanya di-
5 Bahan masukan dari hasil 1
buat oleh pengelola lab sedang pihak peng-
kegiatan praktikum
ambil kebijakan tidak langsung terlibat.
Salah satu prinsip perencanaan yang Jumlah 12
baik adalah perencanaan partisipatif aktif. Rerata skor 2.4
Dalam perencanaan itu semua orang yang Persentase 60%, Kriteria Kurang efektif
mungkin akan mempengaruhi hasil dari pe-
rencanaan dan atau akan membantu meng- Penyusunan struktur organisasi lab
implementasikan perencanaan-perencanaan melibatkan Kepala Sekolah, Wakil kepala se-
tersebut. kolah, Komite, Pengelola Lab diperoleh angka
Penggunaan dana hanya sebatas pem- 2 dimana penyusunan struktur organisasi lab
belian bahan praktek dengan kisaran 55% s.d hanya dilakukan oleh pihak pimpinan yaitu
74 %. Alokasi dana yang telah direncanakan Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan
kurikulum dengan skor 2. Komite Sekolah. Penyusunan struktur organi-
Perencanaan kegiatan labkom diperoleh sasi yang baik harus melibatkan semua pihak
angka 1. Fungsi lab seperti yang tercantum yang terkait dibidangnya, baik manajerial
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun maupun teknis.
1990 Pasal 27 yaitu bahwa laboratorium me- Uraian tugas dijabarkan dengan jelas
rupakan sarana penunjang sekolah dalam untuk semua bagian dari struktur organisasi
pembelajaran IPTEKS tertentu sesuai program diperoleh angka 2. Hal ini berarti pembuatan
studi yang bersangkutan. uraian tugas struktur organisasi hanya dibuat
Lab merupakan tempat pengamatan, untuk kepala lab dan teknisi/laboran sedang
percobaan, latihan dan pengujian konsep pe- struktur yang diatasnya tidak dibuat secara
ngetahuan dan teknologi. Lab pendidikan me- jelas.
rupakan sarana dan tempat untuk mendukung Strukur organisasi lab terdiri Kepala
proses pembelajaran yang di dalamnya terkait Sekolah, Koordinator Lab, Kepala Lab,
dengan pengembangan pemahaman, keteram- Teknisi/Laboran didapat angka 2. Struktur
pilan, dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan organisasi hanya terdiri Kepala Lab dan
bidang pekerjaan yang ada pada sekolah/dunia Teknisi/Laboran sehingga dalam mejalankan
pendidikan. organisasi kurang maksimal. Struktur Orga-
Lab termasuk di dalamnya workshop, nisasi menggambarkan dengan jelas pemisah-
studio, atau dikenal juga dengan general shop/ an kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan
training station, di dalamnya dilakukan ke- yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas
giatan pengujian dan penelitian, latihan beker- dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi

Volume 6, Nomor 2, Juni 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 149
Volume 6, Nomor 2, Juni 2016

yang baik harus menjelaskan hubungan we- Kartu stok untuk pencatatan keadaan
wenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada bahan habis pakai tidak dilakukan rutin,. Oleh
satu pertanggungjawaban apa yang akan di karena itu, angka yang diperoleh 1 dengan
kerjakan. kriteria tidak efektif.
Aspek pengorganisasian secara kese- Buku pemakaian lab hanya diisi pada
luruhan didapat angka 2 yang mempunyai saat memakai lab diluar jam belajar. Seharus-
kriteria kurang efektif seperti pada Tabel 4 nya buku pemakaian diisi setiap ada kegiatan
berikut. penggunaan lab baik itu untuk kegiatan ilmi-
ah, ekstrakurikuler, unit produksi atau kegiat-
Tabel 4. Aspek Pengorganisasian an dalam rangka pengembangan pendidikan
lainnya sehingga memperoleh angka 2 dengan
No Aspek penilaian Skor
kriteria kurang efektif.
1 Penyusunan Struktur Organisasi 2 Tata tertib penggunaan labkom diletak-
Laboratorium melibatkan Kepala kan pada ruang lab yang mudah dibaca. Hasil
Sekolah, Wakil kepala sekolah, observasi dilapangan adalah tata tertib peng-
Komite, Pengelola Laboratorium dan gunaan labkom berlaku bagi semua warga
Guru sekolah namun tidak diletakkan pada ruang
2 Uraian tugas dijabarkan dengan jelas 2 lab yang mudah dibaca. Nilai skor yang di-
untuk semua bagian dari struktur peroleh 3 dengan kriteria efektif.
organisasi : Kepala sekolah, Terdapat kartu perbaikan, selalu diper-
Koordinator Laboratorium, Kepala gunakan setiap ada kegiatan perbaikan semua
Laboratorium, Teknisi/Laboran peralatan labkom. Hasil observasi memper-
3 Struktur organisasi yang sistematis 2 oleh data bahwa di lab terdapat kartu perbaik-
terdiri dari Kepala sekolah, an namun tidak diisi pada saat ada kegiatan
Koordinator Laboratorium, Kepala perbaikan sehingga nilai yang diperoleh ada-
Laboratorium, Teknisi/Laboran lah 2 dengan kriteria kurang efektif.
Jumlah 6 Hanya terdapat 1 lemari untuk lebih
Rerata skor 2 dari 16 siswa dalam 1 rombongan belajar.
Persentase 50%, Kriteria kurang efektif Butir ini memperoleh angka skor 1 dengan
kriteria tidak efektif.
Jadwal kegiatan lab disusun secara Daftar penyimpanan peralatan dengan
lengkap untuk kegiatan ilmiah guru, praktek menyebutkan nama peralatan, jumlah peralat-
mata pelajaran, ekstrakurikuler serta Unit Pro- an. Nilai skor yang diperoleh adalah 1 (satu)
duksi didapati angka 1. Dalam hal ini kegiatan dengan kriteria tidak efektif
lab tidak dijadwal secara rinci, hanya meng- Terdapat tempat penyimpanan yang
ikuti jadwal mata pelajaran yang sudah ada. menampung alat yang rusak baik rusak
Agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan ringan, rusak sedang maupun rusak berat.
dengan baik, maka hendaknya disusun jadwal Observasi lapangan menunjukkan hasil ter-
kegiatan lab sebagai panduan pelaksanaan dapat ruang penyimpanan dengan luas
kegiatan di lab. ruangan ≤ 24 m2, maka nilai skor yang diper-
Kegiatan pengarsipan dilakukan secara oleh adalah 1 dengan kriteria tidak efektif.
tidak rutin memperoleh skor 1. Kegiatan Penyimpanan peralatan dan bahan tidak
pengarsipan dilaksanakan lebih dari 1 bulan dikelompokan berdasar mata pelajaran, ting-
sekali kat dan rombangan belajar. Nilai skor adalah
Pencatatan keuangan dilakukan pada 1 dengan kriteria tidak efektif.
akhir semester karena tidak dilakukan pada Pengaturan peralatan sudah nyaman
setiap ada transaksi keuangan di lab sehingga dan aman namun mengganggu lalulintas ba-
memperoleh angka 1. rang dan tidak mudah dijangkau. Nilai skor
Terdapat buku inventaris yang mencatat yang diperoleh adalah 2 (dua) dengan kriteria
nama peralatan, spesifikasi, jumlah, asal usul kurang efektif.
perolehan dan tahun perolehan barang-barang Penggunaan peralatan hanya digunakan
inventaris yang berada di lab. Oleh karena itu, untuk kegiatan belajar mengajar dan kegiatan
butir ini memperoleh angka 3 dengan kriteria ekstrakulikuler . Butir ini memperoleh angka
efektif. 2 (dua) dengan kriteria kurang efektif.

Pengelolaan Labkom di Sekolah Menengah Kejuruan


Agus Riyadi Tri Susilo Putro, Moch Bruri Triyono
150 − Jurnal Pendidikan Vokasi

Pemakaian alat/bahan untuk kegiatan Pengawasan adalah fungsi manajemen


belajar mengajar, kegiatan ilmiah guru, ke- terakhir yang harus dilakukan. Dengan peng-
giatan ekstrakurikuler serta kegiatan Unit awasan akan bisa diketahui hasil-hasil yang
Produksi dicatat dalam Buku Kendali. telah dicapai. Selain itu bisa mencegah ke-
Namun, Buku Kendali alat/bahan diisi pada mungkinan-kemungkinan penyimpangan pada
saat ada kegiatan pembelajaran dan kegiatan rencana yang telah dibuat. George R. Tery
ekstrakulikuler sehingga nilai skor yang di- (2006, p.395) mengartikan pengawasan seba-
peroleh adalah 2 (dua) dengan kriteria kurang gai mendeterminasi apa yang telah dilaksana-
efektif. kan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja
Kesiapan peralatan yang telah selesai dan apabila perlu, menerapkan tindankan-
digunakan tidak efektif karena peralatan yang tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan
telah selesai digunakan ditinggal begitu saja. sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
memperoleh nilai skor 1 (satu) Program supervisi dibuat dengan jelas
Kebersihan ruang, komponen yang meliputi pengawasan kinerja pengelola lab,
diobservasi adalah keberadaan alat kebersihan sarana prasarana, keuangan dan pelaksanaan
serta tempat sampah yang baik dan tertutup, kegiatan di lab dan dibuat untuk satu semester
selalu dibersihkan sesuai jadwal atau saat pe- pada saat awal semester pelajaran baru sesuai
nuh. Hasil observasi menunjukkan terdapat dengan program kerja lab. Hasil observasi
alat kebersihan serta tempat sampah yang baik menunjukkan bahwa program supervisi dibuat
dan tertutup namun tidak dibersihkan sesuai untuk satu masa jabatan pengelola lab se-
jadwal sehingga memperoleh nilai skor 3 hingga memperoleh nilai skor 2 (dua) dengan
(tiga) dengan kriteria efektif. kriteria kurang efektif.
Dari pembahasan aspek pelaksanaan, Dokumen hasil pelaksanaan program
maka secara keseluruhan diperoleh rerata skor kerja lab idealnya dibuat setiap akhir semes-
2.47 dengan data observasi yang terdapat pada ter. Hasil observasi menunjukkan dokumen
Tabel 5. dibuat setiap akhir masa jabatan pengelolaan
lab, maka nilai skor yang diperoleh adalah 2
Tabel 5. Hasil Keseluruhan Aspek (dua) dengan kriteria kurang efektif.
Pelaksanaan Evaluasi kegiatan pelaksanaan program
kerja lab dibuat setiap semester berjalan. Hasil
Aspek Yang Dinilai Nilai
observasi diperoleh data bahwa evaluasi ke-
Jadwal kegiatan laboratorium 1,65
giatan pelaksanaan program dilakukan stiap
Kegiatan Pengarsipan 1,86 akhir tahun pelajaran sehingga memperoleh
Buku Keuangan 2,86 nilai skor 3 (tiga) dengan kriteria efektif.
Buku Inventaris 3,57 Tindak lanjut hanya dilakukan ketika
Kartu Stok 1,71 menemui permasalahan, Nilai skor yang di-
Buku Pemakaian harian. 2,74 dapat adalah 3 (tiga) dengan kriteria efektif.
Tata Tertib 3,30
Kartu Perbaikan 2,29 Tabel 6. Aspek Pengawasan
Penyimpanan Alat dan Bahan 1,39
Aspek Yang Dinilai Nilai
Daftar Alat yang Disimpan 1,86
Program supervisi 2,33
Tempat Penyimpanan Alat yang rusak 1,57
Penyimpanan peralatan dan bahan siswa 2,09 Dokumen hasil pelaksanaan program
2,00
Pengaturan peralatan 2,87 kerja laboratorium.
Penggunaan Peralatan secara optimal 2,57 Evaluasi kegiatan pelaksanaan program
3,00
Efisiensi penggunaan alat/bahan. 1,57 kerja laboratorium.
Kesiapan alat 3,96 Tindak lanjut dari evaluasi 4,00
Kebersihan Ruang 3,30 jumlah nilai 11,33
Kemanfaatan bagi siswa 3,23 Rerata 2,83
jumlah nilai 44,38
Persentase keefektifan 71%
rerata 2,47
Persentase keefektifan 65% Kriteria: kurang efektif
Kriteria keefektifan kurang efektif

Volume 6, Nomor 2, Juni 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 151
Volume 6, Nomor 2, Juni 2016

Tabel 7. Aspek Pengelolaan Lab sering tidak melalui prosedur kerja lab dan
cenderung tidak terencana.
Persentase
Aspek Nilai Kriteria Keempat, pengawasan pengelolaan lab-
keefektifan
kom SMK Negeri Kota Banjarbaru mem-
Perencanaan 2,53 63% Kurang efektif peroleh nilai skor 2.83 (dua koma delapan
Pengorganisasian 2,10 52% Kurang efektif tiga), persentase keefektifan sebesar 71% (tu-
Pelaksanaan 2,47 65% Kurang efektif juh satu persen) dengan kriteria kurang efek-
Pengawasan 2,83 71% Kurang efektif tif. Pengawasan sering dilakukan tanpa ada
perencanaan pengawasan yang berkelanjutan
Tabel 8. Keefektifan Pengelolaan Labkom dan cenderung pengawasan dilakukan satu
SMK Negeri se-Kota Banjarbaru arah sehingga menimbulkan iklim kerja yang
kurang kondusif.
Komponen yang dinilai Nilai Skor Kriteria
Pengelolaan Laboratorium Kurang Implikasi
75 2,49
Komputer efektif
Penelitian ini memberikan gambaran
Persentase keefektifan sebesar 62% pentingnya pengelolaan labkom yang merupa-
kan salah satu sarana prasarana untuk me-
SIMPULAN wujudkan tujuan pendidikan nasional pada
umumnya dan tujuan pendidikan menengah
Dari hasil penelitian dan pembahasan pada khususnya. Tujuan pendidikan kejuruan
yang telah disajikan di depan, kesimpulan dapat dilakukan semaksimal dan seefektif
yang diperoleh dari penelitian ini adalah se- mungkin melalui penyusunan kurikulum yang
bagai berikut: tingkat keefektifan pengelolaan baik serta disertai program-program kerja
labkom di SMK Negeri se-Kota Banjarbaru yang efisien.
secara umum adalah kurang efektif dengan Hasil penelitian memberikan beberapa
nilai 75 (tujuh puluh lima), skor 2.49 (dua implikasi, antara lain: (1) implikasi perenca-
koma empat sembilan) dan persentase keefek- naan kurikulum dalam hal ini adalah perenca-
tifannya adalah 62% (enam puluh dua persen). naan pengelolaan labkom; (2) implikasi peng-
Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek penge- organisasian labkom dalam melaksanakan
lolaan labkom. Capaian keefektifan untuk program-program kerja; (3) implikasi pelaksa-
setiap aspek adalah sebagai berikut: naan program kerja labkom dalam kegiatan
Pertama, aspek perencanaan pengelola- pembelajaran dan di luar pembelajaran; (4)
an labkom SMK Negeri Kota Banjarbaru implikasi pengawasan program kerja labkom
memperoleh nilai skor 2.53 (dua koma lima dan umpan balik dari pelaksanaan program
tiga), persentase keefektifan memperoleh kerja labkom.
angka 63% (enam tiga persen) dengan kriteria Untuk melakukan perencanaan hendak-
kurang efektif. Perencanaan disusun tidak nya menggunakan teori fungsi perencanaan
secara terinci serta tidak selalu melibatkan sehingga perencanaan mempunyai sasaran
pihak-pihak yang terlibat dalam pengelolaan yang jelas, mempunyai strategi yang baik
labotarotium komputer. dalam melaksanakan program untuk mencapai
Kedua, aspek pengorganisasian penge- sasaran, menentukan sumber daya yang diper-
lolaan labkom SMK Negeri Kota Banjarbaru lukan serta menetapkan standar/ indikator
memperoleh nilai skor 2.10 (dua koma satu keberhasilan dengan melihat kekuatan, kele-
nol), persentase keefektifan sebesar 52% (lima mahan, kesempatan dan hambatan yang ada.
dua persen) dengan kriteria kurang efektif. Fungsi perencanaan adalah (1) menentukan
Pengorganisasian dilakukan sebatas untuk sasaran, (2) membuat strategi, (3) menentukan
memenuhi struktur organisasi lembaga di- sumber daya dan (4) menetapkan standar/
karenakan keterbatasan personal. indikator keberhasilan.
Ketiga, aspek pelaksanaan pengelolaan Untuk melakukan kegiatan pengorga-
laboratroium komputer SMK Negeri Kota nisasian diperlukan proses pelaksanaan stra-
Banjarbaru memperoleh nilai skor 2.47 (dua tegi yang telah ditetapkan dalam perencanaan
koma empat tujuh), persentase keefektifan se- didisain dalam struktur organisasi yang tepat
besar 65% (enam lima persen) dengan kriteria dan tangguh di dalam sistem dan lingkungan
kurang efektif. Pelaksanaan pengelolaan lab organisasi yang konduksif, dan dapat memas-

Pengelolaan Labkom di Sekolah Menengah Kejuruan


Agus Riyadi Tri Susilo Putro, Moch Bruri Triyono
152 − Jurnal Pendidikan Vokasi

tikan bahwa semua pihak dalam organisasi Arikunto, S (2008). Dasar-dasar evaluasi
dapat bekerja secara efektif dan efisien de- pendidikan (Edisi Revisi).Jakarta: Bumi
ngan (1) mengalokasikan sumber daya, meru- Aksara.
muskan dan menetapkan tugas serta prosedur, Follet, M.P. (1995). Graham, Pauline, editor.
(2) menyusun struktur organisasi yang jelas Mary Parker Follett: Prophet of mana-
garis kewenangan dan tanggungjawab setiap gement.; 1st edition, Harvard Business
unsur, (3) melakukan pengembangan sumber School Press
daya manusia, (4) menempatkan sumber daya
manusia tepat di bidangnya. Dado, Gasfar (2009), Keefektifan pengelola-
Untuk melaksanakan program kerja an lab IPA SMP/MTs di Kabupaten Na-
yang dijalankan oleh seluruh pihak dalam gekeo, Propinsi Nusa Tenggara Timur,
organisasi memerlukan proses motivasi, ke- Tesis magister, tidak diterbitkan, Uni-
sadaran tanggungjawab dan produktifitas. Hal versitas Negeri Yogyakarta, Yogya-
itu dapat terpenuhi melalui (1) penerapan karta.
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan Griffin, R.W. (2008). Fundamentals of mana-
pemberian motivasi, (2) pemberian tugas yang gement, Sixth Edition, Canada: Melissa
jelas kepada seluruh sumber daya. Acuna,
Pelaksanaan pengawasan pada seluruh Hayon, V. H.B. (2010) Keefektifan pengguna-
rangkaian program kerja yang telah direnca- an lab dalam pembelajaran sains di
nakan, diorganisasikan dan dilaksanakan SMP negeri Kota Kupang Tesis magis-
dapat berjalan sesuai target dilakukan dengan ter, tidak diterbitkan, Universitas Ne-
(1) evaluasi rutin ketercapaian, (2) klarifikasi geri Yogyakarta, Yogyakarta.
dan koreksi terhadap temuan penyimpangan.
(3) alternatif solusi terhadap berbagai masalah Hodges, H.G. (1956). Management: princip-
les, practices, problems. Boston:
Saran Houghton Mifflin.
Ivancevich, J.M., Gibson, J.L. &. Donnelly,
Dalam kegiatan pembelajaran di lab-
J.H. (2002). Management: principles
kom khususnya pihak yang terlibat langsung
and functions (4ed), BPI-IRWIN,
selama proses belajar mengajar diharapkan
Homewood.
mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
dalam melaksanakan tugasnya masing-ma- Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi online,
sing, motivasi untuk bekerja dan mengem- yang disusun oleh Pusat Bahasa, De-
bangkan diri, dan ketegasan melaksanakan partemen Pendidikan Nasional.
tugas. Kriswanto, Toto (2009). Keefektifan penggu-
Kepada pemegang kebijakan disaran- naan lab sains beberapa smp negeri
kan sebagai berikut:(a) melakukan pember- kabupaten ketapang propinsi kaliman-
dayaan sumber daya yang potensial dan tepat tan Barat, Tesis magister, tidak diterbit-
di bidangnya untuk dilibatkan dalam penyu- kan, Universitas Negeri Yogyakarta,
sunan program kerja; (b) meningkatkan ko- Yogyakarta.
munikasi dan konsultasi dengan berbagai Kertiasa, Nyoman. (2006). Lab sekolah dan
pihak; guru, karyawan sekolah, orang tua, pengelolaannya. Bandung: Pudak
siswa, dan tokoh masyarakat, untuk mensosia- Scientific.
lisasikan gagasan, konsep dan tujuan dari
pelaksanaan kurikulum pendidikan dalam hal Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang
ini adalah labkom dan implikasinya terhadap RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sis-
siswa, guru, sekolah dan masyarakat; (c) tem Pendidikan Nasional.
mengupayakan ketersediaan sumber dana, Mishra, Priyanka. (2013). Performance ma-
sumber informasi dan sarana prasarana pen- nagement: ensuring trust and effective-
dukung pelaksanaan program. ness in organizations. IBMRD's Journal
of Management and Research, Print
DAFTAR PUSTAKA ISSN: 2277-7830.
Permendiknas Nomor 40, Tahun 2008, tang-
Abdurahmat, (2003). Manajemen sumber
gal 31 Juli 2008, tentang Standar Sa-
daya manusia. Jakarta: Rineka Jaya.

Volume 6, Nomor 2, Juni 2016


Jurnal Pendidikan Vokasi 153
Volume 6, Nomor 2, Juni 2016

rana danPrasarana Sekolah Menengah Sugiyono. (1997). Metode penelitian admi-


Kejuruan (SMK/ MAK). nistrasi. Jakarta: Alfabeta,.
Nasution, S .(2009). Metode penelitian. Jakar- Suhardan, D & Suharto, N. (2013). Manaje-
ta: Bumi Aksara. men pendidikan, Bandung: Alfabeta.
Schermerhorn, J R. (2013). Management: Sumarni Sahjat. (2010). Keefektifan peman-
learn succeed, 12th ed, Wiley, USA. faatan lab IPA di SMP kota Ternate
Stoner J.A.F. & Freeman, R.E. (1995), mana- Propinsi Maluku Utara, Tesis magister,
gement 6th ed, New Jersey: Prentice tidak diterbitkan, Universitas Negeri
Hall, Yogyakarta, Yogyakarta.

Pengelolaan Labkom di Sekolah Menengah Kejuruan


Agus Riyadi Tri Susilo Putro, Moch Bruri Triyono

Anda mungkin juga menyukai