Anda di halaman 1dari 13

RESUME

“PENGEMBANGAN KURIKULUM”

Dosen Pengampu :

Dra. Rifda Eliyasni, M.Pd

Oleh :

Sovi Helena Safitri

(21129483)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
“PENGEMBANGAN KURIKULUM”

A. Pengembangan Kurikulum pada Tingkat Pusat

Pengembangan kurikulum tingkat pusat adalah proses perencanaan dan


penyusunan kurikulum yang dilakukan oleh para pengembang kurikulum di
tingkat pusat, seperti direktur bidang pendidikan, pusat pengembangan
kurikulum, kepala kantor wilayah, kepala kantor kabupaten dan kecamatan
serta kepala sekolah. Para administrator di tingkat pusat (direktur dan kepala
pusat) bertanggung jawab dalam menyusun dasar-dasar hukum, menyusun
kerangka dasar serta program inti kurikulum. Para ahli pendidikan dan ahli
kurikulum juga sangat dibutuhkan dalam pengembangan kurikulum pada
tingkat pusat Standar Nasional Pendidikan (SNP) dijadikan acuan dalam
pengembangan kurikulum untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum pada tingkat pusat adalah rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu yang dibuat oleh pihak pusat, seperti Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Apabila pengembangan kurikulum sudah banyak dilakukan
pada tingkat daerah atau lokal, maka partisipasi para ahli pendidikan dan ahli
kurikulum pada tingkat pusat, daerah, lokal bahkan sekolah juga sangat
diperlukan, sebab apa yang telah digariskan pada tingkat pusat belum tentu
dapat dengan mudah dipahami oleh para pengembang dan pelaksana
kurikulum di daerah.

Pada tingkat ini, pengembangan kurikulum dibahas dalam ruang lingkup


nasional yang meliputi Tri-Pusat Pendidikan, yaitu pendidikan formal,
pendidikan informal, dan pendidikan nonformal, baik secara vertikal maupun
horizontal dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional. Secara
vertikal, pengembangan kurikulum dilakukan sesuai dengan tingkatan
pendidikan atau sekolah, seperti TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan
perguruan tinggi. Secara horizontal, pengembangan kurikulum dilakukan
sesuai dengan jenis pendidikan atau sekolah yang sederajat, seperti Sekolah
Dasar, Madrasah Ibtidaiyah, dan program paket A.

Adapun beberapa tujuan pengembangan kurikulum tingkat pusat:

 Mencapai tujuan pendidikan nasional



 Rekonstruksi kurikulum sebelumnya

 Memperhatikan perkembangan dan potensi daerah serta kebutuhan akan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

 Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

 Implementasi pendidikan di perguruan tinggi

 Memperhatikan tuntutan pem- bangunan daerah dan nasional,
keanekaragaman potensi daerah dan lingkungan serta kebutuhan

Pengembangan kurikulum tingkat pusat memiliki manfaat yang penting


dalam meningkatkan mutu pendidikan. Berikut adalah beberapa manfaat
pengembangan kurikulum tingkat pusat:

a) Menentukan bagaimana kurikulum akan berjalan sesuai dengan


kebutuhan.
b) Memberikan arah dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan proses
pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan formal.
c) Menyediakan pedoman bagi guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
d) Meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar
e) Menghasilkan siswa yang berintegrasi
f) Membuat siswa mengerti sistem
g) Menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam suatu lembaga
h) Meningkatkan kemampuan siswa secara optimal sesuai dengan
tantangan perkembangan masyarakat.
i) Meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan
j) Pengembangan kurikulum tingkat pusat juga dapat membantu dalam
merumuskan tujuan sekolah atau standar kompetensi lulusan.

B. Pengembangan Kurikulum Tingkat Daerah

Pada tingkat daerah para administrator daerah (dalam hal Dinas


Pendidikan Provinsi Kabupaten Kota) sampai kepala sekolah
mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan daerah Pada tingkat daerah, dikembangkan kurikulum muatan
lokal untuk daerah (provinsi yang bersangkutan.

1. Pengertian Kurikulum daerah

Kurikulum daerah adalah kurikulum yang disusun berdasarkan


kebutuhan daerah yang bahan kajian dan pelajarannya disesuaikan dengan
lingkungan alam, sesial, budaya dan ekonomi serta kebutuhan pembangunan
daerah yang diorganisasikan dalam mata pelajaran yang berdiri sendiri.

2. Tujuan Kurikulum daerah


 Memperkenalkan peserta didik kepada lingkungannya sendiri, ikut
melestarikan budaya daerahnya termasuk kerajinan, keterampilan
yang menghasilkan nilai ekonomi di daerahnya.

 Memberikan bekal kemampuan dan keterampilan untuk hidup di
masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
serta dapat menolong diri sendiri dan orang tuanya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.

3. Manfaat Kurikulum daerah

Pembelajaran ini memberi banyak peluang yang alamiah untuk berbagai


keterampilan "Kehidupan seperti kemampuan untuk mengidentifikasi.
mengumpulkan dan menilai informasi, dan kemampuan untuk
mengidentifikasi dan mengembangkan suatu kebiasaan bekerja sama yang
dapat menyelaraskan antara bekerja sama yang dapat menyelaraskan antara
bekerja dengan berbagi tanggung jawab dan bekerja mandiri. Kemampuan
kemampuan ini memben sumbangan yang besar kepada tercapainya tujuan-
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Dengan kegiatan simulasi
pengembangan komponen lingkup pembelajaran mahasiswa achagai guru
dan murid SD serta pelaksanaan berbagai kegiatan pengembangan yang
sesungguhnya yang mampu menciptakan anak aktif dan kreatif.

C. Pengembangan Kurikulum Tingkat Lokal (Sekolah/Kelas)


1. Pengembangan Kurikulum pada Tingkat Institusi (Sekolah)
Pengembangan kurikulum tingkat institusi/lembaga mencakup tiga
kegiatan pokok, yaitu sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan sekolah atau standar kompetensi lulusan
masing-masing lembaga.
Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan
internasional sekurang-kurangnya ada 3 sumber yang penting, yaitu
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam undang-undang
sistem pendidikan nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan
dunia pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

a) Segi katagori
Tujuan institusional dapat dikelompokkan menjadi tujuan
institusional umum atau khusus. Tujuan institusional umum yaitu
tujuan yang menggambarkan pengetahuan dan sikap yang bersifat
umum perlu dimiliki oleh para lulusan lembaga sekolah tersebut,
misalnya:
 Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik

 Sehat jasmani atau rohani, dan seterusnya
Tujuan institusional khusus merupakan jabatan dari tujuan,
institusional umum yang juga dirumuskan bersifat umum.
b) Segi yang dicakup
Cakupan aspek domain tujuan istitusional atau sekolah meliputi
aspek domain tujuan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diharapkan kepada lulusannya setelah menyelesaikan program
studi.
c) Segi tingkat ke khususan

b. Penetapan isi dan struktur program


 Struktur program yang memiliki pemantapan:

 Jenis-jenis pendidikan (umum, akademis, keterampilan, dan lain-
lain )

 Sistem / jumlah kelas dan unit waktu yang digunakan semester
atau caturwulan

 Jumlah bidang studi yang diajarkan dalam setiap harinya.

 Jumlah jam pelajaran untuk setiap bidang studi perhari.


c. Penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum secara keseluruhan
Dalam penyusunan strategi pelaksanaan kurikulum ini ada empat
cakupan yang diperhatikan, yaitu:
1) Pelaksanaan pengajaran
2) Pengadaan penilaian
3) Pengadaan bimbingan dan penyuluhan
4) Pelaksanaan administrasi dan supervisi
Dari rumusan hasil pengembangan tingkat institusional atau
kelembagaan tersebut, kemudian oleh guru dijabarkan kembali
secara lebih terinci karenanya pada tingkat pengembangan
kurikulum yang paling rendah pun, yaitu tingkat pengajaran guru
selalu mengawalinya dengan merumuskan tujuan yang telah konkrit
atau jelas. Tujuan yang konkrit dan jelas mencakup jenis
kemampuan dan perubahan tingkah laku yang diharapkan setelah
siswa mengikuti proses belajar-mengajar. Pada pengembangan
kurikulum tingkat pengajaran ada beberapa hal yang harus dilakukan
oleh guru sehubungan dengan pengembangan kurikulum tingkat
pengajaran, yaitu:
 Menganalisis tujuan berdasarkan apa yang tertuang dalam
kurikulum

 Mengembangkan alat evaluasi berdasarkan tujuan

 Merumuskan bahan yang sesuai dengan isi kurikulum

 Merumuskan bentuk kegiatan belajar-mengajar yang dapat
member pengalaman belajar kepada murid

 Melaksanakan apa yang telah diprogramkan
Standar kompetensi lulusan yang dimaksud adalah rumusan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai yang diharapkan dimiliki
siswa setelah mereka menyelesaikan keseluruhan program
pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Misalnya, standar
kompetensi lulusan SD, SMP, SMA, UPI dan sebagainya. Sumber
yang digunakan dalam merumuskan standar kompetensi lulusan
adalah sekolah masing-masing sesuai dengan jenis dan tigkatannya.
Pengembangan kurikulum pada tingkat sekolah mencakup
pengembangan program mingguan, kurikuler, dan ekstrakurikuler.
Kegiatan kurikuler dilakukan di luar jam pelajaran terjadwal tetapi
ditetapkan dalam struktur kegiatan kurikuler. Tujuan kegiatan ini
adalah agar mmurid memahami secara lebih mendalam suatu hal
yang dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Kegiatan
ekstrakurikuler dikembangkan untuk menunjang pencapaian tujuan
intrakurikuler yang dilakukan mmurid di luar jam pelajaran di
sekolah atau di luar sekolah.

2. Pengembangan Kurikulum pada Tingkat Pembelajaran di Kelas


Pada tahap ini, kegiatan pengembangan kurikulumm adalah berupa
penyusunan satuan pelajaran. Kegiatan pada tingkat ini menjadi
kewajiban/tugas guru. Pada tingkat kelas, guru relatif bebas untuk membuat
keputusan kurikuler, baik tentang apa yan mereka ajarkan dan bagaimana
mereka mengajar. Untuk mengembangkan kurikulum pada tingkat
pembelajaran di kelas, maka guru perlu menyusun program pembelajaran,
seperti paket modul, paket belajar, paket berprogram, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Secara garis besar, RPP tersebut terdiri atas
identitas mata pelajaran, topik/materi pokok, kelas dan semester, waktu,
standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, alat/media/sumber, dan penilaian.
Berdasarkan RPP tersebut, guru diharapkan dapat mengelola proses
pembelajaran secara efektif dan efisien. Permendikbud No 65 tahun 2013
tentang standar proses, telah menjelaskan tentang perlunya memperhatikan
beberapa prinsip dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPP
adalah karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik yang paling
penting untuk diketahui adalah kemampuan kognitif (intelektual), minat,
perkembangan bahasa, dan gaya belajarnya.

D. Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum adalah suatu system pengelolaan kurikulum yang
kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen berbasis
sekolah (MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena
itu, otonomi yang diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola
kurikulum secara mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan
ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga pendidikan tidak
mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan. Keterlibatan
masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan agar dapat memahami,
membantu, dan mengontrol implementasi kurikulum, sehingga lembaga
pendidikan selain dituntut kooperatif juga mampu mandiri dalam
mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, mengendalikan
serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum, baik kepada masyarakat
maupun pemerintah.
Terdapat lima prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
manajemen kurikulum, yaitu:
a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen
kurikulum. Pertimbangan bagaimana agar peserta didik dapat
mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum harus menjadi
sasaran dalam manajemen kurikulum.
b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan
demokrasi, yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik
pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab untuk mencapai tujuan kurikulum.
c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan
manajemen kurikulum, perlu adanya kerja sama yang positif dari
berbagai pihak yang terlibat.
d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum
harus mempertimbngkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai
tujuan kurikulum sehingga kegiatan manajemen kurukulum tersebut
sehingga memberikan hasil yang berguna dengan biaya, tenaga, dan
waktu yang relative singkat.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum,
proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan
mengarahkan visi, misi, dan tujuan kurikulum (Rusman, 2009: 4).

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum berjalan dengan efektif,
efisien, dan optimal dalam memberdayakan berbagai sumber belajar,
pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum. Ada beberapa fungsi dari
manajemen kurikulum di antaranya sebagai berikut :
a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum,
pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat
ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.
b. Meningkatkan keadilan (equality) dan kesempatan pada siswa untuk
mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat
dicapai peserta didik tidak hanya melalui kegiatan intrakurikuler,
tetapi juga perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler yang
dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.
c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan
kebutuhan peserta didik maupun lingkungan, kurikulum yang dikelola
secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.
d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang
professional, efektif, dan terpadu dapat memberikan motivasi pada
kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.
e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar,
proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi
antara desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Dengan demikian, ketidaksesuaian antara desain
dengan implementasi dapat dihindarkan. Di samping itu, guru maupun
siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang
efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif yang
diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

Dalam manajemen kurikulum ada beberapa ruang lingkup yang perlu


diketahui, karena manajemen kurikulum ini merupakan bagian dari studi
kurikulum. Ruang lingkup manajemen kurikulum adalah sebagai berikut :

1. Manajemen Perencanaan Kurikulum


Perencanaan kurikulum adalah perencanaan aktifitas belajar yang
bertujuan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang
diharapkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan yang telah
terjadi pada siswa untuk kemudian dievaluasi. Perencanaan kurikulum
dijadikan sebagai pedoman yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber
peserta yang diperlukan, media penyampaian, tindakan yang diperlukan,
sumber biaya, tenaga, sarana yang diperlukan, sistem control, dan evaluasi
untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Manajemen Pengorganisasian dan Pelaksanaan Kurikulum Manajemen


pengorganisasian dan pelaksanaan kurikulum berkenaan
dengan semua tindakan yang berhubungan dengan perincian dan
pembagian semua tugas yang memungkinkan terlaksana. Dalam hal ini
manajemen bertugas menyediakan fasilitas material, personal dan
kondisikondisi supaya kurikulum dapat terlaksana. Pelaksanaan kurikulum
dibagi dua :
a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah, yang dalam hal ini
ditangani oleh kepala sekolah.
b. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, yang dalam hal ini dibagi dan
ditugaskan langsung kepada para guru.
Peran-peran penting pada manajemen pelaksanaan kurikulum adalah :
a. Kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran.
b. Kepala sekolah dalam kepemimpinan bersama.
c. Kepala Departemen atau Wakil Kepala Sekolah dalam Manajemen
Kurikulum.

3. Supervisi Pelaksanaan Kurikulum Supervisi atau pemantauan


kurikulum adalah pengumpulan informasi berdasarkan data yang tepat,
akurat, dan lengkap tentang pelaksanaan kurikulum dalam jangka
waktu tertentu oleh pemantau ahli untuk mengatasi permasalahan
dalam kurikulum. Secara garis besar pemantauan kurikulum bertujuan
untuk mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan untuk
pengambilan keputusan dalam memecahkan masalah.
4. Penilaian Kurikulum Penilaian kurikulum atau evaluasi kurikulum
merupakan bagian dari sistem manajemen. Evaluasi bertujuan untuk
mengumpulkan, menganalisis dan menyajikan data untuk penentuan
keputusan mengenai kurikulum apakah akan direvisi atau diganti.

5. Perbaikan Kurikulum Perbaikan kurikulum sangat dipengaruhi oleh


perubahan lingkungan yang menuntutnya untuk melakukan
penyesuaian supaya dapat memenuhi permintaan. Perbaikan kuikulum
intinya adalah untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang dapat
disoroti dari dua aspek, yaitu proses dan produk.

6. Sentralisasi dan Desantralisasi Kurikulum Manajemen sentralisasi dan


desantralisasi adalah memusatkan semua wewenang kepada sejumlah
kecil manager atau yang berada di suatu puncak pada sebuah struktur
organisasi. Kelemahan sistem ini adalah dimana sebuah kebijakan dan
keputusan pemerintah daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada
di pemerintah pusat sehingga waktu untuk memutuskan suatu hal
menjadi lama [4, pp. 7–14].
DAFTAR PUSTAKA

Ambo saka. 2008. Pendidikan Lintas Bidang. Ganeca Exact: Bekasi

F. Oviyanti, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Palembang: Noer Fikri,


2015.
Hamalik, Oemar. 2013. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hamid, Hamdani. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.

Hendayat Sutopox, Westy Soemanto 2005. Pembinaan dan Pengembangan


Kurikulum Sebagat Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara
Kemendiknas. 2012. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek.


Jakarta: Remaja Rosdakarya
Sulfemi Wahyu Bagja. Prinsip Manajemen Kurikulum (2018: hlm 4-5).
Susilana, Rudi (Koordinator). (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
FIP UPI Bandung

Anda mungkin juga menyukai