(KTSP)
Oleh:
2022
A. Pengertian KTSP
Menurut BNSP, KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanaknan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang
disusun dan dilaksanakan di sekolah sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah
untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan siswa.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus. KTSP dikembangkan
sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan. Pengembangan KTSP oleh sekolah sesuai
dengan situasi dan konteks yang dimilikinya. Akan tetapi sekolah tetap harus mengacu pada
lingkup standar nasional pendidikan.
B. Prinsip-Prinsip dan Acuan Pengembangan KTSP
1. Prinsip-Prinsip Pengembangan KTSP
a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kratif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b) Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan
agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu, kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan
berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh satuan pendidikan
harus memuat komponen-komponen berikut (Masnur Muslich, 2007: 29):
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan dengan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut:
D. Pengembangan Silabus
Mekanisme dalam pengembangan silabus meliputi:
Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji SK dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum dalam SI, dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat kesulitan materi, tidak
harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI
2. Keterkaitan antara SK dan KD dalam pelajaran
3. Keterkaitan antara KD pada mata pelajaran
4. Keterkaitan antara SK dan KD antar mata pelajaran.
Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan:
1. Potensi peserta didik;
2. Karakteristik mata pelajaran;
3. Relevansi dengan karakteristik daerah;
4. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
5. Kebermanfaatan bagi peserta didik
6. Struktur keilmuan
7. Aktualitas, kedalaman dan keleluasaan materi pembelajaran;
8. Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
9. Alokasi waktu
Melakukan Pemetaan Kompetensi
1. Mengidentifikasi SK, KD dan materi pembelajaran
2. Mengelompokkan SK, KD dan materi pembelajaran
3. Meyusun SK, KD sesuai dengan keterkaitan
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut:
Disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik (guru) agar dapat
melaksanakan proses pembelajaran secara profesional
Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai KD
Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep
materi pembelajaran
Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur
penciri yang encerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik, yaitu
kegiatan dan materi.
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yag ditandai oleh perubahan perilaku
yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Indikator
dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat
diukur dan atau diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun
penilaian.
Kata Kerja Operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke
sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh, dan konkret ke abstrak.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian KD peserta didik dilakukan dengan berdasarkan indicator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek
dan atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Menetukan Alokasi Waktu
Penetuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah minggu efektif dalam
alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD,
keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Alokasi waktu
yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
KD yang dibutuhkan oleh peserta didik.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan obyek atau kegiatan pembelajaran, yag berupa media
cetak dan elektronik, narasumber, lingkungan fisik alam, sosial dan budaya. Penulisan
buku sumber hrus sesuai kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Penetuan sumber belajar didasarkan pada SK dan KD serta mmateri pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.