“Sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, terdapat pelajaran yang penting bagi kamu.
Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-
binatang ternak itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu
makan,” (QS. Al-Mukminun: 21).
Perekonomian masyarakat dapat ditingkatkan apabila mengolah hasil susu segar menjadi
lebih optimal. Susu segar tidak hanya diolah sebagai minuman, tetapi juga dimanfaatkan sebagai
bahan produk makanan lainnya. Produk-produk makanan yang unik hasil dari olahan hasil susu
segar ini dapat menjadi oleh-oleh khas daerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat di
daerah tersebut.
Selain menghasilkan susu segar sebagai produk utamanya, sapi perah juga menghasilkan
produk sampingan, yaitu limbah atau kotoran yang dihasilkan ternak. Semakin tinggi jumlah
populasi ternak, semakin tinggi pula jumlah limbah yang dihasilkan. Jumlah kotoran yang
dihasilkan oleh setiap ternak dapat berbeda-beda, tergantung kepada jenis ternak, jumlah pakan,
dan bobot tubuhnya. Semakin besar bobot tubuh ternak dan jumlah pakan yang dikonsumsi
maka akan menyebabkan semakin banyaknya jumlah kotoran yang dihasilkan.
Kotoran yang dihasilkan ternak tersebut, apabila tidak ditangani maka akan
menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, seperti timbulnya pencemaran, penyakit, dan
polusi udara. Limbah tersebut tidak jarang menimbulkan protes dari masyarakat yang bertempat
tinggal di wilayah sekitar peternakan. Polusi udara berupa bau yang dihasilkan dari perombakan
kotoran biasanya disebabkan oleh lepasnya amonia, asam lemak terbang, dan sulphida. Sulphida
merupakan gas yang sangat berbau (evil odors) yang dihasilkan dari sulphat. Selain itu, berbagai
limbah seperti kotoran ternak maupun manusia dapat saja merupakan “carrier” berbagai
parasiter yang bersifat patogen bagi tanaman, ternak dan manusia (Salundik, dkk, 2009).
Parasiter yang terdapat pada kotoran ternak dan manusia juga dapat menimbulkan penyakit bagi
tumbuhan, ternak, dan bahkan manusia.
Limbah kotoran ternak sapi perah ini dapat mempunyai dampak positif untuk masyarakat
dengan dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk menghasilkan energi alternatif pengganti bahan
bakar fosil. Kotoran yang dihasilkan dari sapi dapat digunakan sebagai bahan baku penghasil
biogas. Penerapan biogas memiliki beberapa keunggulan, seperti dapat mengurangi atau bahkan
menghilangkan polusi udara yang disebabkan oleh kotoran.
Biogas dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan,
bahan bakar rumah tangga pengganti minyak tanah, dan gas elpiji ataupun untuk menghasilkan
listrik.
Isu dan fokus pengabdian ini adalah memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya
masyarakat yang sudah ada agar lebih optimal dan berdaya guna untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat melalui pendekatan yang menitikberatkan pada peran aktif
masyarakat Kecamatan Sendang, Tulungagung terutama masyarakat di Desa Geger, dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil riset. Seperti telah disebutkan
sebelumnya bahwa terdapat banyak ternak sapi dan produksi susu di daerah tersebut, tetapi
belum ada pengolahan hasil produksi yang optimal dan pemanfaatan limbah agar tidak menjadi
polusi. Oleh karena itu, tim pengabdi bersama-sama dengan masyarakat akan merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program-program riset dalam meningkatkan perekonomian
peternak sapi perah di Kecamatan Sendang, Tulungagung.
Pemetaan aset
Pelaksanaan kegiatan
Penguatan jaringan
Evaluasi
1. Menemukenali aset, kekuatan, dan potensi yang ada di masyarakat dampingan dengan cara
sebagai berikut:
a. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry)
Appreciative Inquiry (AI) adalah cara yang positif untuk melakukan perubahan
organisasi berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa setiap organisasi memiliki
sesuatu yang dapat bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan organisasi hidup,
efektif dan berhasil, serta menghubungkan organisasi tersebut dengan komunitas dan
stakeholdernya dengan cara yang sehat.
LINGKUNGAN
HIDUP
Teknologi biogas
Desa mandiri
4. Pelaksanaan kegiatan
Setelah masyarakat sudah memiliki ketrampilan dalam pembuatan biogas dan produk
olahan susu maka pelaksanaan kegiatan segera dilakukan, hal ini tentu dengan arahan dan
evaluasi dari tim pendamping pengabdian masyarakat. Sumur pembuatan biogas dibuat disetiap
10 rumah di desa Geger dan hasil dari biogas tersebut baik berupa gas metan yang dapat
digunakan untuk memasak maupun energi listrik disalurkan disetiap 10 rumah warga tersebut.
Sedangkan produk olahan susu dapat diproduksi sebagai industri rumahan dan dipasarkan di
galeri olahan susu sebagai produk unggulan desa tersebut.
BIOGAS
Biogas merupakan sumber renewable energy yang mampu memberikan andil dalam
usaha memenuhi kebutuhan bahan bakar. Bahan baku sumber energi biogas merupakan bahan
bakar non-fosil, yaitu umumnya biomasa yang mengandung bahan organik yang tersedia
melimpah di Indonesia, diantaranya adalah sumber daya peternakan dan pertanian (Ibrahim,
2017). Biogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas mikroba secara anaerobik pada bahan-
bahan organik meliputi kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), dan
sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable. Kandungan utama dalam
biogas adalah 55-75% metan dan 22-45% CO2. Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik
digunakan dalam pengolahan limbah biodegradable karena dapat menghasilkan bahan bakar dan
menghancurkan bakteri patogen serta mengurangi volume limbah buangan. Metan dalam biogas
bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batubara dan menghasilkan energi yang lebih
besar dengan emisi karbodioksida yang lebih sedikit (Zhang et al, 2014).
Bahan Pelapis:
a. 1 butir telur ayam, kocok lepas
b. 100 gram terigu
Bahan taburan (aduk rata):
a. 10 sendok makan gula halus
b. ¼ sendok teh kayu manis bubuk
Cara Membuat:
a. Kocok telur hingga benar-benar rata. Masukkan maizena, aduk rata kembali. Tuang
100 ml susu murni. Aduk rata. Sisihkan
b. Dalam panci/penggorengan, rebus sisa susu cair bersama gula, kulit jeruk dan kayu
manis sambil terus diaduk. Setelah susu mendidih, ambil dan buang kulit jeruk dan
kayu manis.
c. Lalu tuang campuran telur kedalamnya. Masak sambil terus diaduk hingga
mengental. Segera matikan api dan aduk terus hingga adonan menjadi lebih halus.
d. Siapkan wadah, lapisi dengan plastik lalu tuang adonan dan ratakan. Tutup lagi
dengan plastik. Tunggu hingga suhunya turun, kurang lebih 30 menit lalu simpan
dalam kulkas kurang lebih 1 jam hingga mengeras.
e. Setelah dingin dan mengeras, potong-potong sesuai selera.
f. Balur potongan susu dengan terigu lalu masukkan ke kocokan telur dan balur lagi
dengan terigu. Lakukan hingga seluruh potongan susu terlapisi
g. Goreng potongan susu hingga kecokelatan kedua sisinya. Angkat dan tiriskan
h. Taburi susu goreng dengan bahan taburan. Simpan sejenak dalam kulkas sebelum
disajikan. Bisa dimakan langsung atau disajikan bersama saus coklat maupun
sebagai bahan pelengkap es krim
2. Kerupuk Susu
Bahan:
a. 2 liter susu pecah atau disebut juga susu segar atau susu mentah
b. 1 kg tepung terigu
c. 1 kg tepung tapioka
d. 5 butir telur ayam
e. 10 gr baking powder
f. Bumbu sesuai selera, terdiri dari ulekan bawang putih, kemiri, dan garam
g. 500 ml minyak goring
Cara Membuat:
a. Seluruh bahan dicampur dalam satu wadah dan diaduk hingga rata dan tidak lengket
b. Adonan dikukus selama 1-2 jam
c. Setelah matang, adonan diamkan selama semalam untuk menjadikannya padat
d. Adonan potong tipis-tipis sesuai selera, kemuadian jemur di bawah terik matahari
hingga kering
e. Goreng kerupuk mentah tersebut dalam api sedang, setelah matang tiriskan dan siap
untuk dibungkus dengan plastik kemasan untuk siap dipasarkan.
3. Yogurt
Bahan:
a. Siapkan 1 liter susu murni
b. Bibit yoghurt sebanyak 5% dari banyaknya susu murni. Untuk 1 liter susu murni
bisa menggunakan sekitar 50 mL atau 2 sdm bibit yoghurt
Cara Membuat:
a. Panaskan susu murni di atas api kecil sambil terus diaduk selama 30 menit dan jaga
agar susu tidak sampai mendidih supaya protein susu tidak rusak.
b. Setelah 30 menit, angkat susu dan dinginkan hingga hangat kuku dalam suhu
ruangan
c. Masukan bibit yoghurt lalu aduk sampai rata dengan menggunakan alat pengaduk
steril. Bila kesulitan mencari alat pengaduk dapat menggunakan spatula kayu yang
sebelumnya sudah disiram menggunakan air panas sebagai proses sterilisasi alat.
d. Apabila sudah selesai masukan ke wadah tertutup lalu tutupin dengan serbet untuk
menciptakan kondisi gelap yang adalah syarat hidup bakteri fermentasi selama 20-24
jam.
e. Sesudah 20-24 jam akan muncul lapisan berwarna kekuningan kental di atas
permukaannya. Apabila masih kurang kental atau kurang asam bisa dilebihkan lagi
waktunya. Bila dirasa sudah pas, aduk menggunakan alat steril sampai tercampur
rata.
f. Jika hendak membuat yoghurt lagi, pisahkan beberapa sendok ke dalam cup kecil.
Inilah yang kelak akan menjadi starter apabila hendak membuat yoghurt lagi jadi
tidak perlu ke supermarket membeli bibit baru. Cup berisi yoghurt tersebut ditutup
rapat, tuliskan tanggal pembuatannya lalu masukan kulkas. Disarankan maksimal
seminggu supaya tetap terjaga rasa dan sterilitasnya
g. Bila sudah siap, bisa ditambahkan sirup atau buah-buahan sesuai selera
5. Penguatan Jaringan
Kegiatan penguatan jaringan melibatkan seluruh stakeholder terkait yang diharapkan
dapat memfasilitasi terwujudnya media jaringan yang dapat memperkuat jaringan kerja dan
produk olahan susu.
6. Evaluasi
Evaluasi perlu dilakukan disetiap program kegiatan untuk melihat apakah program yang
sudah kita lakukan berjalan dengan baik, sehingga masyarakat ds Geger dapat dikatakan sebagai
desa mandiri.
2. Masyarakat Dampingan
Masyarakat dampingan ini yaitu seluruh masyarakat Desa Geger, Kecamatan Sendang,
Kabupaten Tulungagung yang merupakan pelaku utama dalam program ini. Masyarakat
dampingan terdiri dari: Perangkat desa, Para peternak, Ibu-ibu rumah tangga, dan para pemuda
pemudi (karang taruna). Bagi para peternak akan memiliki peran utama dalam produksi susu
murni, kemudian hasil susu murni tersebut dilakukan proses pengolahan oleh ibu-ibu rumah
tangga untuk diolah menjadi beberapa makanan sehingga akan menjadi makanan khas dari desa
tersebut. Sedangkan untuk para pemuda diberikan peran sebagai pengelola pembuatan biogas,
sehingga seluruh masyarakat mampu berperan aktif dalam keberhasilan program ini.
5. Kementerian Agama RI
Kementerian Agama RI merupakan institusi yang memberikan bantuan dana berupa
program bantuan peningkatan mutu pengabdian kepada masyarakat
2. Organisasi Masyarakat
Masyarakat di Desa Geger, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung telah memiliki
beberapa organisasi kemasyarakatan yang dapat mendukung keterlaksanaan dan keberlanjutan
kegiatan pengabdian masyarakat ini. Organisasi masyarakat itu diantaranya adalah majelis
taklim, PKK dan karang taruna. Adanya organisasi kemasyarakatan yang telah terbentuk
tersebut akan mempermudah pola komunikasi, fasilitasi, dan kerjasama antara tim pengabdi
dengan masyarakat setempat, juga dengan pihak-pihak lain yang terlibat dalam jaringan
kerjasama dengan masyarakat.
H. JADWAL PENGABDIAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dijadwalkan akan berlangsung selama lima bulan dengan
alokasi waktu sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 2.
J. DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Tulungagung. 2017. "Ternak Besar menurut Kecamatan dan Jenisnya di
Kabupaten Tulungagung"
Dinas Peternakan Jawa Timur. 2017. "Populasi Ternak di Jawa Timur"
Ibrahim, dkk. 2017. “Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Tertinggal Melalui Biogas
Kotoran sapi”. Jurnal Bakti saintek: Jurnal Pengabdian Masyarakat Bidang Sains dan
teknologi Vol.1 No.1 Tahun 2017. ISSN 2548-9593
Nurwantoro dan S. Mulyani. 2003. "Buku Ajar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan".
Semarang: Universitas Diponegoro
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian (PDSIP). 2016. "Statistik Pertanian 2016". Jakarta:
Kementeran Pertanian Republik Indonesia.
Salundik, dkk. 2009. "Aplikasi Flexible Tank Dari Karet Sebagai Penampung Biogas Portable".
Proceedings. IPB Scientific Repository
Saputri, Yasinta Fajar, dkk. 2014. “Pemanfaatan Kotoran Sapi sebagai Bahan Bakar Biogas”.
Jurnal Penelitian sebagai Bahan Bakar PLT 80 KW.Vol-1 Jurusan FT ITS, hal.1-6
UIN Sunan Ampel Surabaya. 2015. "Panduan KKN ABCD (Asset Based Community-driven
Development) UIN Sunan Ampel Surabaya". Surabaya: LP2M UIN Sunan Ampel
Surabaya
Nurwantoro dan S. Mulyani. 2003. "Buku Ajar Teknologi Hasil Ternak". Fakultas Peternakan.
Semarang: Universitas Diponegoro
Zhang, Z. et al. 2014. “Impact of Pretreatment on Solid State Anaerobic Digestion of yard Waste
for Biogas Production” dalam World J Microbiol Biotechnol 30(2): 547-554