Proposal
DIUSULKAN OLEH
Kelompok
Peternak
Penggemukan HARAPAN
Sapi
BARU II
Pendahuluan 3
Tujuan 4
Potensi Geografis 5
Sekolah Lapang
7
Peternakan
Rencana Pengembangan
8
Usaha
Analisis Kelayakan 10
Penutup 11
Latar Belakang
Kondisi pengembangan sapi potong saat ini
sangat beragam dan sebagian besar (95%)
dikeloladan dikembangkan pada peternakan
rakyat dengan pola produksi induk-anak dalam
skala usaha kecil dan biasanya terintegrasi
dengan usaha pertanian lainya. Investor hampir
tidak ada yang tertarik untuk mengembangkan
usaha cow-calf operation, karena diperlukan
modal usaha yang besar, sedangkan bunga
kredit tinggi, rantai pemasaran rumit, sarana
transportasi dan pemilikan lahan terbatas.
Tujuan Umum
Meningkatkan produktivitas ternak lokal untuk membantu pemerintah mewujudkan
program swasembada daging secara nasional
Tujuan Khusus
Potensi Pakan
Dilihat dari segi potensi sebagai sumber hijauan pakan ternak, wilayah ini mampu
mencukupi kebutuhan pakan untuk populasi ternak yang ada saat ini baik pada
musim kemarau maupun musim hujan. Populasi ternak yang ada saat ini yaitu 38 ekor
sapi. Wilayah Desa Sumbersari masih memiliki kapasitas tampung yang sangat
memadai untuk pengembangan populasi ternak sapi. Wilayah Desa Sumbersari
mampu memproduksi
285,1 pakan hijauan (bahan kering pertahun) dan mampu menampung lagi sekitar 54
ST atau setara 54 ekor sapi dewasa. Produksi hijauan ini belum termasuk hijauan
pakan budidaya, sepertirumput gajah dan leguminosa pohon yang biasa
dikombinasikan dengan sengon. Beberapa anggota kelompok dan masyarakat lainya
telah mempunyai kebun pakan khusus yang ditanam pada tegalan atau lahan irigasi.
Selain itu, potensi Jerami dapat diperoleh dalam jumlah yang melimpah.
Dari segi sosial ekonomi dan budaya, Anggota kelompok telah terbiasa melakukan
budidaya ternak sapi dengan sistem semi intensif (Dikandangkan) yang sifatnya
sebagai usaha sampingan. Budaya masyarakat untuk berkelompok masih sangat kuat,
kekuatan budaya ini menjadi modal yang sangat penting sebagai modal dasar
pengembangan kelompok agribisnis yang solid.
Potensi Pasar
Untuk pemasaran ternak, wilayah desa memiliki jarak yang relatif dekat dengan
Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk pemasaran dalam jumlah besar,
direncanakanakan melakukan kemitraan dengan pihak lainnya dalam bingkai
persiapan Ibu Kota Negara (IKN), dimana Kabupaten Parigi Moutong menjadi salah
satu daerah penyangga IKN.
Usaha Penunjang
Untuk menunjang usaha kelompok menuju skala ekonomis, maka akan dilakukan
beberapa unit usaha penunjang diantaranya:
a) Pengolahan limbah ternak menjadi kompos dan pupuk cair,
b) Pembuatan pakan konsentrat berbasis potensi lokal,
c) Unit usaha jual beli ternak berbasis teknologi informasi (IT)
Komponen
Output
Strategis
Biaya Pakan
·Pakan Konsentrat per Hari per Sapi: Rp. 3,000
·Jumlah Hari Penggemukan: 120 hari
·Jumlah Sapi: 20 ekor
·Total Biaya Pakan: Rp. 3,000 x 120 hari x 5 kg x 20 ekor = Rp. 14,400,000
Total Biaya
·Biaya Awal + Biaya Pakan + Biaya Lain-lain
·Rp. 250,000,000 + Rp. 14,400,000 + Rp. 9,000,000 = Rp. 273,400,000
Analisis Pendapatan
Pendapatan
·Pendapatan diperoleh dari penjualan sapi potong setelah mencapai bobot yang
diinginkan. Bobot sapi yang diinginkan adalah 250 kg + (1 kg x 120 hari) = 370 kg.
·Harga Jual per Kg Sapi Potong (asumsi): Rp. 55,000 per kg
·Total Pendapatan: 20 ekor x 370 kg x Rp. 55,000 = Rp. 407,000,000
Laba Kotor
Laba Kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya awal:
Laba Bersih
Laba Bersih adalah Laba Kotor dikurangi dengan Biaya Lain-lain:
Analisis Kelayakan
Dari analisis di atas, usaha penggemukan 20 ekor sapi dengan bobot awal 250 kg
dalam siklus 120 hari memiliki potensi laba bersih sekitar Rp. 148,000,000. Namun,
perlu diperhatikan bahwa ada faktor risiko seperti fluktuasi harga pakan dan harga jual
sapi potong yang dapat mempengaruhi hasil akhir.
·Total Biaya = Biaya Awal + Biaya Pakan + Biaya Lain-lain = Rp. 273,400,000
·Total Pendapatan = (Jumlah Sapi x Bobot Sapi Jual x Harga Jual per Kg) = 20 ekor x
370 kg x Rp. 55,000 = Rp. 407,000,000
·BEP = Total Biaya / (Harga Jual per Kg - Biaya per Kg) = Rp. 273,400,000 / (Rp.
55,000 - Rp. 3,000) = Rp. 273,400,000 / Rp. 52,000 = 5,250 kg
Artinya, kelompok peternak harus menjual minimal 5,250 kg sapi potong (±14 ekor
@350kg) agar usaha mencapai titik impas (BEP).
B/C Ratio sekitar 0.49 berarti setiap Rp. 1 yang diinvestasikan dalam usaha ini akan
menghasilkan manfaat bersih sekitar Rp. 0.49.
Sumber
Uraian Nominal
Pendanaan
Dinas PKH
Biaya pengadaan sapi bakalan: 20 ekor x 250 kg x Rp.
Rp. 250.000.000 Kab Parigi
50.000
Moutong
Biaya Pakan: Rp. 3,000 x 120 hari x 5 kg x 20 ekor Rp. 14,400,000 Swadaya
Biaya Lain-lain :
Biaya Vaksinasi: Rp. 5,000,000
Biaya Pemeliharaan dan Perawatan: Rp. 2,000,000
Rp. 9,000,000 Swadaya
Biaya Transportasi: Rp. 2,000,000