BUDIDAYA TERNAK
KAMBING
KELOMPOK TANI MANUNTUNG
DI DESA JILATAN KECAMATAN BATU AMPAR
KABUPATEN TANAH LAUT
I. Latar Belakang
Program swasembada daging nasional pada dasarnya adalah kegiatan
peningkatan populasi ternak dalam negeri, khususnya ternak Kambing,
sehingga pada akhirnya dapat memenuhi konsumsi daging secara nasional.
Keberhasilan program tersebut akan berimplikasi pada menurunya
presentase impor Kambing (baik kambing hidup atau daging beku), sehingga
dimasa mendatang secara perlahan akan mencapai tahap swasembada.
Saat ini Indonesia masih tergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan
akan daging kambing. Ketergantungan impor daging kambing, antara lain
disebabkan oleh ketidakmampuan memenuhi kebutuhan permintaan daging
dari pemotongan kambing lokal yang disebabkan oleh meningkatnya
permintaan daging. Oleh karena itu diperlukan program usaha pembibitan
kambing secara nasional sebagai sumber bakalan untuk peternakan
kambing.
Kondisi pembibitan kambing potong saat ini sangat beragam dan sebagian
besar (95%) dikelola dan dikembangkan pada peternakan rakyat dengan pola
produksi induk-anak dalam skala usaha kecil dan biasanya terintegrasi
dengan usaha pertanian lainya. Investor hampir tidak ada yang tertarik untuk
mengembangkan usaha cow-calf operation, karena diperlukan modal usaha
yang besar, sedangkan bunga kredit tinggi, rantai pemasaran rumit, sarana
transportasi dan pemilikan lahan terbatas. Oleh karena peran peternakan
rakyat dalam penyediaan bibit kambing potong sangat dominan dalam sistem
agribisnis peternakan, maka diperlukan inovasi manajemen berbasis
Kelompok Warga Tani. Manajemen pembibitan kambing potong berbasis
kelompok-tani ternak, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi
dan nilai ekonomi usaha yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan anggota. Upaya ini diarahkan untuk terbentuknya kelompok–
kelompok peternak, kerjasama antar kelompok sehingga terbentuk kelompok
yang produktif yang terintegrasi dalam satu koperasi dibidang peternakan.
Pengembagan kelompok Budidaya Ternak kambing yang berwawasan
agribisnis, merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah sebagai
regulator, lembaga ekonomi, perguruan tinggi dan kelompok ternak itu sendiri
sebagai objek sekaligus subjek pengembangan.
Produksi hijauan ini belum termasuk hijauan pakan budidaya, seperti rumput
gajah dan leguminosa pohon yang biasa dikombinasikan dengan sengon.
Beberapa anggota masyarakat lainya telah mempunyai kebun pakan khusus
yang ditanam pada tegalan atau lahan irigasi. Selain itu, potensi Jerami dapat
diambil dalam jumlah yang melimpah.
Potensi Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat. Dari segi sosial ekonomi
dan budaya, masyarakat telah terbiasa melakukan budidaya ternak sapi
dengan sistem penggemukan yang sifatnya sebagai usaha sampingan.
Budaya masyarakat untuk berkelompok masih sangat kuat diantaranya,
kelompok tani,. Kekuatan budaya ini menjadi modal yang sangat penting
sebagai modal dasar pengembangan kelompok agribisnis yang solid.
Potensi Pasar. Untuk pemasaran ternak, wilayah desa memiliki jarak yang
relatif dekat dengan 2 lokasi pasar hewan dan dapat melakukan kemitraan
dengan mitra di daerah Kabupaten Tanah Laut untuk pemasaran dalam
jumlah besar.
I. Usaha Penunjang
Untuk menunjang usaha kelompok menuju skala ekonomis, maka akan
dilakukan beberapa unit usaha penunjang diantaranya:
a) Pengolahan limbah ternak menjadi kompos
b) Unit usaha jual beli ternak yang juga ditujukan untuk memutus rantai
niaga ternak
II. Output yang Diharapkan
Tabel 1. Output yang diharapkan dari berbagai komponen strategis
Komponen Output
Strategis
Ekonomi Penambahan pendapatan sebagai
anggota kelompok
Peningkatan produktivitas kerja
Semakin meluasnnya jaringan usaha dan
sistem pemasaran
Penerapan teknologi tepat guna
Teknik budidaya yang “zero waste” akan
meningkatkan pendapatan ekonomi anggota dan
kelompok
Organisasi Fungsi dan struktur organisasi yang berjalan
dinamis
Mampu membiayai kegiatan operasional
I Pengadaan Ternak
1 Kambing Jantan 3.500.000 6 Ekor 21.000.000
2 Kambing Betina 3.000.000 15 Ekor 45.000.000
II Sarana Produksi
3 Kandang 2.000.000 3 Unit 6.000.000
4 Obat-obatan dan vitamin 3.000.000 1 Paket 3.000.000
TOTAL 75.000.000
BAB 4. PENUTUP