Anda di halaman 1dari 8

(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi

ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705


| Vol.4 | No.2 | 2020

Optimalisasi Nilai Parameter Segmentasi Untuk


Pemetaan Tutupan Lahan Menggunakan Citra
Sentinel 2-A Di Kabupaten Konawe
Jusmianto1), Laode Muh.Golok Jaya2), Fitra Saleh 3)
1
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo
2
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo
3
Jurusan Geografi FITK Universitas Halu Oleo

Email: Jusmianto22@gmail.com1, laodemgj@uho.ac.id2, upicdecode@yahoo.com3

Abstrak: Teknik klasifikasi berbasis objek sangat baik digunakan dalam mengidentifikasi objek
tutupan lahan. Salah satu teknik klasifikasi yang banyak digunakan adalah Object-Based Image
Analysis (OBIA) dengan menggunakan metode segmentasi. Metode segmentasi memiliki keunggulan
yaitu sangat presisi dan akurat dalam memisahkan objek oleh karena itu metode ini sangat cocok
untuk mengidentifikasi objek tutupan lahan di Kabupaten konawe yang beragam. Pada metode
segmentasi terdapat tiga parameter yang menjadi penentu keakuratan dalam memisahkan objek yaitu
parameter skala, bentuk dan kekompakan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui kombinasi
parameter segmentasi yang paling optimal untuk pemetaan penutup lahan di Kabupaten Konawe; (2)
mengetahui sebaran penutup lahan di Kabupaten Konawe. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini: (1) simulasi parameter segmentasi untuk memperoleh kombinasi parameter segmentasi
yang paling optimal; (2) klasifikasi OBIA dengan metode segmentasi untuk memperoleh sebaran
penutup lahan di Kabupaten Konawe. Hasil penelitian ini antaralain: (1) kombinasi nilai parameter
yang paling optimal, yaitu kombinasi nilai skala 20 dan bentuk 0,8 dengan total akurasi tutupan lahan
mencapai 92.20%; (2) tutupan lahan yang ada di Kabupaten Konawe didominasi oleh hutan primer
yang berada di Kecamatan Amonggedo dengan luas 5.552,2 ha, lahan persawahan untuk Kecamatan
Wonggeduku dengan luas 7.142,10 ha dan lahan kebun campuran untuk Kecamatan Pondidaha dengan
luas 3.298,60 ha.

Kata kunci: Tutupan Lahan, OBIA, Segmentasi

Abstract: Object-based classification techniques are very well used in identifying land cover objects.
One classification technique that is widely used is Object-Based Image Analysis (OBIA) using
segmentation methods. The segmentation method has the advantage of being very precise and accurate
in separating objects therefore this method is very suitable for identifying various land cover objects in
Konawe Regency. In the segmentation method, there are three parameters that determine accuracy in
separating objects, namely scale, shape and compactness parameters. This study aims to: (1) find out
the most optimal combination of segmentation parameters for land cover mapping in Konawe
Regency; (2) know the distribution of land cover in Konawe Regency. Data analysis methods used in
this study are: (1) simulation of segmentation parameters to obtain the most optimal combination of
segmentation parameters; (2) OBIA classification by segmentation method to obtain the distribution of
land cover in Konawe Regency. The results of this study are: (1) the most optimal combination of
parameter values are a combination of a scale value 20 and a form 0.8 with a total accuracy of land
cover reaching 92.20%; (2) land cover in Konawe Regency is dominated by primary forests in
Amonggedo District with an area of 5,552.2 acre, paddy fields inWonggeduku District with an area of
7,142.10 acre and mixed garden in Pondidaha District with an area of 3,298.60 acre.

Keywords: Land Cover, OBIA, Segmentation

Oktober --- 61
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020
1. PENDAHULUAN tingkat kehalusan dari suatu objek (Setiani
Klasifikasi citra digital telah dkk, 2016).
mengalami perkembangan mulai dari Kabupaten Konawe merupakan
klasifikasi citra berbasis pixel menjadi wilayah yang memiliki beragam jenis
klasifikasi berbasis objek, dimana teknik objek tutupan lahan yang tersebar disetiap
klasifikasi berbasis objek sendiri lebih wilayahnya. Dengan berbagai macam jenis
unggul dibandingkan teknik klasifikasi objek tutupan lahan maka akan
berbasi pixel. Klasifikasi digital bebasis menyulitkan jika menggunakan teknik
objek memiliki keunggulan pada klasifikasi secara visual saja karena akan
pemisahan antar objek yang akurat dan membutuhkan waktu yang cukup lama dan
klasifikasi berbasis objek sendiri lebih juga interpretasi yang dilakukan kadang
unggul dibandingkan teknik klasifikasi kurang akurat. Oleh karena itu klasifikasi
berbasi pixel. Klasifikasi digital bebasis berbasis objek dengan menggunakan
objek memiliki keunggulan pada metode segmentasi merupakan teknik yang
pemisahan antar objek yang akurat dan cocok untuk melihat jenis tutupan lahan
presisi. Selain itu klasifikasi ini melakukan yang ada di wilayah tersebut karena
klasifikasi berdasarkan segmentasi objek, metode segmentasi ini mempunyai
bukan berdasarkan piksel, klasifikasi kelebihan efisiensih waktu dan keakuratan
digital ini juga memiliki kelebihan dalam yang baik dalam mengklasifikasikan suatu
efisiensi waktu pengerjaan (Noviar dkk, objek yang berdasarkan pada kombinasi
2016). nilai parameter yang ada.
OBIA (Object Based Image Anlysis) Berdasarkan uraian diatas sehingga,
merupakan klasifikasi berbasis objek yang tujuan dari penelitian ini adalah (1)
sekarang banyak digunakan. Teknik mengetahui kombinasi parameter
klasifikasi OBIA merupakan pendekatan segmentasi yang paling optimal untuk
yang proses klasifikasinya tidak hanya pemetaan penutup lahan di Kabupaten
mempertimbangkan aspek spektral namun Konawe, (2) mengetahui sebaran penutup
spasial objek. Klasifikasi berbasis objek ini lahan di Kabupaten Konawe menggunakan
harus menggunakan metode segmentasi metode segmentasi.
yang bertujuan untuk pemisahan antar
objek klasifikasi dengan kondisi dan syarat 2. METODE PENELITIAN
tertentu (Marwati dkk, 2018) 2.1. Lokasi Penelitian
Metode segmentasi mempunyai tiga Penelitian ini berada ditiga
parameter yang menjadi penentu Kecamatan yang ada di Kabupaten
optimalnya metode ini dalam memisahkan Konawe yaitu Kecamatan Wonggeduku,
objek yaitu parameter skala, bentuk dan Kecamatan Amonggedo dan Kecamatan
kekompakkan. Parameter skala digunakan pondidaha Provinsi Sulawesi Tenggara.
untuk mempengaruhi jumlah segmen yang Secara geografis Kabupaten Konawe
dihasilkan, semakian besar nilai skala terletak pada 02˚45’-04˚15’ LS dan
semakin sedikit jumlah segmen yang 121˚15’-123˚30’ BT. Sebelah Utara
terbentuk begitu juga sebaliknya semakin berbatasan dengan Kecamatan Meluhu;
kecil nilai skala semakin detail segmen sebelah Timur berbatasan dengan
yang terbentuk. Parameter bentuk saling Kecamatan Morosi dan Kecamatan
mempengaruhi dengan warna yang ada Besulutu; sebelah Selatan berbatasan
pada objek begitu pula parameter dengan Kecamatan Puriala dan Kecamatan
kekompakkan saling mempengaruhi Lambuya; sebelah Barat berbatasan
dengan Kecamatan Konawe dan
Kecamatan Wawotobi.

62 --- Oktober
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian


2.2 Populasi dan Sampel berdasarkan Ground Control Point (GCP)
Populasi pada penelitian ini yaitu dengan melakukan rektifikasi citra ke peta,
semua kelas tutupan lahan yang ada di prinsip rektifikasi citra ke peta bahwa peta
wilayah kajian. Sampel pada penelitian ini yang digunakan sebagai acuan memiliki
sebagian kelas tutupan lahan yang terdapat sistem proyeksi dan koordinat yang lebih
diwilayah kajian. Pengambilan sampel dapat dipercaya atau lebih dianggap benar
dilakukan secara random (acak) yaitu daripada citra. Peta yang digunakan acuan
dalam mengambil sampel bebas lokasinya untuk koreksi geometrik adalah peta RBI
dengan masing-masing kelas tutupan lahan skala 1: 25.000. Proses koreksi geometrik
diwakili 3 sampel yang ada dalam wilayah dilakukan pada software ENVI dengan cara
penelitian, untuk pengambilan sampel registrasi image to map Peta RBI skala 1:
dilakukan dengan mempertimbangkan 25.000 yang digunakan acuan sudah
akses yang mudah dijangkau. dilakukan proses georeference terlebih
2.3 Tahapan Penelitian dahulu (Wulansari, 2017).
Pengumpulan Data Koreksi geomtrik yang dilakukan
Data yang digunakan pada penelitian pada penelitian ini menggunakan Ground
ini yaitu data primer dan data sekunder. Control Point (GCP) sebanyak 30 titik
Data primer yang dibutuhkan dalam GCP di Kabupaten Konawe.
penelitian ini yaitu citra sentinel 2-A dan Cropping Citra
citra Spot untuk data acuan pengambilan Pemotongan citra atau cropping
sampel. merupakan proses pengolahan citra yang
Data sekunder pada penelitian ini digunakan untuk memperkecil daerah
yaitu peta administrasi wilayah penelitian pengamatan suatu penelitian. Hal ini
yang diperoleh dari BAPPEDA Kabupaten bertujuan untuk memperkecil kapasitas file
Konawe dan peta RBI 1:25.000 wilayah yang akan diolah serta mempercepat
Kabupaten Konawe. proses-proses dalam software pengolahan
2.4 Tahapan Pengolahan Data yang digunakan bila dibandingkan dengan
Koreksi Geometrik mengolah data satu scene penuh.
Koreksi geometrik dilakukan untuk
melakukan perbaikan distorsi geometrik Simulasi Parameter Segmentasi
citra terhadap kondisi sebenarnya Simulasi dilakukan dengan beberapa
dilapangan. Koreksi geometrik yang nilai parameter skala dan nilai parameter
dilakukan yaitu dengan transformasi bentuk yaitu skala 6,8,10,12,14,16,18,20
Oktober --- 63
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020
dan bentuk 0.2,0.4,0.6, dan 0.8. Sedangkan Uji Akurasi
parameter kekompakan menggunakan nilai Pada penelitian ini metode uji
default yaitu 0.5 yang kemudian setiap akurasi yang digunakan yaitu confusi
proses simulasi akan dihitung tingkat matriks. Rumus yang digunakan untuk
keakuratannya dengan metode matrix menentukan ketelitian klasifikasi sebagai
confusi yang harus memenuhi syarat berikut.
toleransi atau ketelitian dalam uji akurasi ………………. (1)
yaitu 85%. Keterangan:
Interpertasi Citra KH : Tingkat ketelitian
Interpertasi pada citra sentinel 2-A JKL : Jumlah sampel
dilakukan pada masing-masing tahapan JSL : Jumlah sampel hasil interpretasi
simulasi untuk mengklasifikasi kelas objek Analisis Data
tutupan lahan yang ada berdasarkan unsur- Analisis data hasil klasifikasi
unsur interpertasi citra agar dapat bertujuan untuk menemukan kombinasi
dilakukan proses uji akurasi untuk melihat nilai parameter yang memiliki akurasi
kombinasi nilai parameter yang paling baik yang baik dan memenuhi syarat toleransi
dan memiliki akurasi yang sangat baik. atau ketelitian dalam uji akurasi. Menurut
Klasifikasi Penutup Lahan Anderson, (1976) dalam Simamora, (2015)
Peneliti mengklasifikasikan dalam peroses pemetaan klasifikasi /
penutup lahan dengan 10 tipe kelas penutupan lahan nilai akurasi yang dapat
penutup lahan yaitu; diterima yaitu 85% atau 0,85.
Tabel 1 . Skema Klasifikasi 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penutup/Penggunaan Lahan SNI 3.1 Pengaruh Parameter Skala
7645:2010 pada skala 1:50.000 dengan Terhadap Proses Segmentasi
Modifikasi Parameter yang disimulasikan pada
No Kelas Kode penelitian ini yaitu parameter skala dan
1 Perkebunan KBN bentuk, sedangkan parameter kekompakan
menggunakan nilai default dari software.
2 Hutan Primer HP Parameter skala mempunyai fungsi sebagai
penentu kedetailan proses segmentasi
3 Hutan Sekunder HS
dalam memisahkan objek, Dengan
4 Sawah SH memodifikasi parameter skala maka dapat
5 Lahan Kosong LK dibuat ukuran gambar obyek yang beragam
6 Semak Belukar SB pada citra, Dimana semakin kecil nilai
7 Lahan Terbangun LT skala yang digunakan maka semakin detail
8 Tubuh Air TA
proses pemisahan objek. Adapun skala
9 Tidak TT yang digunakan pada penelitian ini yaitu
Sumber: Terklasifikasi
Standar Nasional Indonesia skala 6,8,10,12,14,16,18 dan 20.
7645:2010 dengan modifikasi Berdasarkan hasil simulasi,
Konsep OBIA (Object-Based Image parameter skala mempunyai pengaruh
Analysis) terhadap proses segmentasi dimana
Secara umum proses klasifikasi semakin kecil nilai skala yang digunakan
dengan metode klasifikasi berbasis objek maka jumlah hasil segmentasi akan
dibagi melalui dua tahapan utama yaitu semakin banyak dan memerlukan waktu
segmentasi citra dan klasifikasi tiap segmentasi yang lebih lama sedangkan
segmen. Klasifikasi berbasis objek ini semakin besar nilai skala yang digunakan
harus menggunakan metode segmentasi maka jumlah segmentasi semakin sedikit
yang bertujuan untuk pemisahan antar dan waktu segmentasi yang dibutuhkan
objek klasifikasi dengan kondisi dan syarat lebih cepat contohnya pada skala 6 yang
tertentu (Marwati dkk, 2018). merupakan skala paling kecil
64 --- Oktober
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020
membutuhkan waktu yang lebih lama pada segmentasi yang lebih cepat yaitu 36-38
setiap proses simulasinya yaitu detik. Adapun grafik pengaruh parameter
membutuhkan waktu 52-54 detik skala terhadap waktu segmentasi dapat
sedangkan skala 20 yang merupakan skala dilihat pada Gambar 2.
paling besar membutuhkan waktu

Gambar 2. Pengaruh Parameter Skala Terhadap Waktu Segmentasi


3.2 Pengaruh Parameter Bentuk sedangkan kombinasi nilai parameter skala
Terhadap Proses Segmentasi 6 bentuk 0.8 yang merupakan nilai
Berdasarkan tahap simulasi dengan parameter paling besar memerlukan waktu
menggunakan nilai parameter bentuk yang segmentasi lebih lama dibandingkan nilai
ada menunjukan adanya pengaruh parameter lainnya yaitu 54 detik sedangkan
perbedaan waktu yang beragam pada setiap pada tahap simulasi lainnya memiliki
nilai bentuk contohnya pada skala 6 waktu yang tidak sama dengan tahap
dengan kombinasi nilai bentuk 0.2 yang simulasi kombinasi nilai parameter skala 6
merupakan nilai parameter bentuk terkecil dan kombinasi nilai bentuk yang ada.
memerlukan waktu segmentasi yang Adapun grafik pengaruh parameter skala
relaitif cepat dibandingkan nilai parameter terhadap waktu segmentasi dapat dilihat
bentuk yang lainnya yaitu 52 detik pada Gambar 3.

Gambar 3. Pengaruh Parameter Bentuk Terhadap Waktu Segmentasi


3.3 Hasil Simulasi Parameter bentuk 0.6 atau simulasi tahapan 3
Segmentasi merupakan kombinasi nilai yang memiliki
Simulas tahap 1 dengan akurasi paling baik dari kombinasi lainnya
menggunakan nilai skala 6 dengan yaitu 86.11 % dari semua simulasi dengan
kombinasi nilai parameter bentuk menggunakan skala 6 dikarenakan
0.2,0.4,0.6 dan 0.8. Hasil uji akurasi kombinasi nilai ini dapat menunjukan
kombinasi nilai parameter skala 6 dan kenampakan objek tutupan lahan pada citra
Oktober --- 65
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020
dengan jelas. Sedangkan kombinasi nilai akurasi paling baik dari kombinasi lainnya
parameter skala 6 dan bentuk 0.2 atau yaitu 86.87 %.
simulasi tahapan 1 merupakan kombinasi Simulas tahap 6 dengan
nilai yang memiliki akurasi paling rendah menggunakan nilai skala 16 hasil uji
yaitu 77.84% dikarenakan kanampakan akurasi kombinasi nilai parameter skala 16
objek tutupan lahan yang dinampakan dan bentuk 0.6 merupakan kombinasi nilai
kurang jelas yang memiliki akurasi paling baik dari
Simulas tahap 2 dengan kombinasi lainnya yaitu 89.51 %.
menggunakan nilai skala 8. Pada simulasi Kombinasi nilai parameter skala 8 dan
ini dengan menggunakan nilai parameter bentuk 0.2 merupakan kombinasi nilai
bentuk yang sama pada tahap 1, dilihat dari yang memiliki akurasi paling rendah pada
hasil uji akurasi kombinasi nilai parameter tahap ini yaitu 84.63%
skala 8 dan bentuk 0.6 merupakan Simulas tahap 7 dengan
kombinasi nilai yang memiliki akurasi menggunakan nilai skala 18 kombinasi
paling baik dari kombinasi lainnya yaitu nilai parameter skala 18 dan bentuk 0.8
87.32 %. sedangkan kombinasi nilai merupakan kombinasi nilai yang memiliki
parameter skala 8 dan bentuk 0.2 akurasi paling rendah pada tahap ini yaitu
merupakan kombinasi nilai yang memiliki 85.92%. Hasil uji akurasi kombinasi nilai
akurasi paling rendah pada tahap ini yaitu parameter skala 18 dan bentuk 0.6
78.09%. merupakan kombinasi nilai yang memiliki
Simulasi tahap 3 dengan akurasi paling baik dari kombinasi lainnya
menggunakan nilai skala 10. Pada simulasi yaitu 88.55%
ini dengan menggunakan nilai parameter Simulasi tahap 8 dengan
bentuk yang sama pada tahap lainnya. menggunakan nilai skala 20, hasil uji
Hasil uji akurasi kombinasi nilai parameter akurasi kombinasi nilai parameter skala 20
skala 10 dan bentuk 0.2 merupakan dan bentuk 0.8 merupakan kombinasi nilai
kombinasi nilai yang memiliki akurasi yang memiliki akurasi paling baik dari
paling baik dari kombinasi lainnya yaitu kombinasi lainnya yaitu 92.10 %.
87.08 %. Kombinasi nilai parameter skala Kombinasi nilai parameter skala 20 dan
10 dan bentuk 0.4 merupakan kombinasi bentuk 0.2 merupakan kombinasi nilai
nilai yang memiliki akurasi paling rendah yang memiliki akurasi paling rendah pada
pada tahap ini yaitu 85.13%. tahap ini yaitu 86.11%.
Simulas tahap 4 dengan Berdasarkan hasil simulasi maka
menggunakan nilai skala 12 dilihat dari diperoleh kombinasi nilai parameter yang
hasil uji akurasi kombinasi nilai parameter paling optimal yaitu kombinasi nilai skala
skala 12 dan bentuk 0.4 merupakan 20 dan bentuk 0.8 dengan total akurasi
kombinasi nilai yang memiliki akurasi tutupan lahan mencapai 92.20% (gambar
paling baik dari kombinasi lainnya yaitu 4) dimana pada tahap ini hasil segmentasi
87.08 %. Kombinasi nilai parameter skala sudah sangat baik sehingga memudahkan
12 dan bentuk 0.8 merupakan kombinasi untuk proses interpretasi citra dan juga
nilai yang memiliki akurasi paling rendah hasil klasifikasi citra sudah bersih dari
pada tahap ini yaitu 85.48%. poloygon-polygon kecil yang muncul
Simulas tahap 5 dengan sehingga akurasinyapun sudah lebih baik.
menggunakan nilai skala 14 kombinasi Kombinasi nilai parameter yang paling
nilai parameter skala 14 dan bentuk 0.8 rendah terdapat pada skala 6 dan bentuk
merupakan kombinasi nilai yang memiliki 0.2 dengan total akurasi tutupan lahan
akurasi paling rendah pada tahap ini yaitu yaitu 77.84% (gambar 5) dikarenakan
84.59%. Hasil uji akurasi kombinasi nilai kanampakan objek tutupan lahan yang
parameter skala 14 dan bentuk 0.6 dinampakan kurang jelas. Hasil simulasi
merupakan kombinasi nilai yang memiliki menunjukan semakin besar nilai skala
66 --- Oktober
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020
yang digunakan maka akurasi yang semakin kecil nilai skala yang digunakan
diperoleh semakin baik sebaliknya maka akurasi yang didapat semakin buruk.

(a) (b)
Gambar 4. Hasil Simulasi (a) Skala 20, Bentuk 0.8, (b) Skala 6, Bentuk 0.2

No Objek Penggunaan Lahan Keterangan Warna


1. Hutan Primer
2. Hutan Sekunder
3. Sawah
4. Lahan Terbangun
5. Kebun Campur
6. Tubuh Air
7. Kebun Sawit
8. Lahan Kosong
9. Tdk Terklasifikasi
10. Semak Belukar
Sumber : Kaidah Pewarnaan Geosiana Desa 2016
Sebaran Penutup Lahan di Kabupaten Pada Kecamatan Pondidaha kebun
Konawe campuran paling mendominasi pada daerah
Sebaran jenis tutupan lahan tersebut dengan luasan yaitu 3.298,60 Ha,
berdasarkan hasil analisis yang diperoleh kemudian tutupan lahan sawah yaitu
dari klasifikasi digital berbasis objek, 2655,96 ha. Sedangkan lahan dengan
dengan kombinasi parameter yang luasan terkecil adalah lahan terbuka yaitu
memiliki nilai akurasi paing baik diperoleh seluas 290,29 ha. Masyarakat Pondidaha
hasil untuk jenis tutupan lahan yang ada di sebagian besar bermata pencaharian
Kecamatan Amonggedo, Kecamatan dengan bertani dan berkebun, oleh sebab
Pondidaha dan Kecamatan Waggeduku itu tutupan lahan pada daerah tersebut
yaitu hutan primer, hutan sekunder, kebun paling mendominasi adalah perkebunan
campur, kebun sawit, tubuh air, semak dan pertanian. Kecamatan Wonggeduku
belukar, lahan terbangun, lahan terbuka tutupan lahan paling mendominasi adalah
dan sawah. Pada kecamatan Amonggedo Persawahan yaitu seluas 7.142,10 Ha dan
masih didominasi jenis tutupan lahan hutan kebun campur yaitu seluas 2108,11 Ha.
primer dengan total luasan yaitu 5.552,2 Sedangkan tutupan lahan dengan luasan
Ha, disusul hutan sekunder seluas 1.059,11 terkecil adalah lahan terbuka 92,03 Ha.
Ha, sedangkan tutupan lahan dengan Sama halnya dengan Kecamatan
luasan terkecil adalah lahan terbuka yaitu Pondidaha, Kemacatan Wonggeduku
seluas 85,99 Ha. sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian dengan bertani dan berkebun.

Oktober --- 67
(JAGAT) Jurnal Geografi Aplikasi Dan Teknologi
ISSN : 2549-9181 | e-ISSN : 2684-6705
| Vol.4 | No.2 | 2020

Gambar 8. Peta Tutupan Lahan Kecamatan Wonggeduku

4. KESIMPULAN Berbasis Objek Citra Landsat Di


Hasil penelitian ini dapat Kawasan Hutan Provinsi Kalimantan
disimpulkan beberapa hal yaitu Tengah. Jurnal Ilmiah Geomatika,
Kombinasi parameter segmentasi yang Peneliti Pusat Pengembangan
paling optimal pada penelitian ini yaitu Pemanfaatan dan Teknologi
skala 20, bentuk 0.8 dan kekompakan 0.5 Penginderaan jauh LAPAN. Vol.18
dengan total akurasi mencapai 92.10%. No.2.
Sebaran tutupan lahan yang ada di Setiani.A., Prasetyo.Y.,Subiyanto.S. 2016.
Kecamatan Amonggedo berdasarkan hasil Optimalisasi Parameter Segmentasi
klasifikasi didominasi oleh hutan primer Berbasis Algoritma Multiresolusi
dengan total luasan 5.552,2 ha, Untuk Untuk Identifikasi Kawasan Industri
Kecamatan Wonggeduku didominasi oleh Antara Citra Satelit Landsat Dan
lahan persawahan dengan total luas Alos Palsar (Studi Kasus :
7.142,10 ha dan untuk Kecamatan Kecamatan Tugu Dan Genuk, Kota
Pondidaha didominasi oleh tutupan lahan Semarang),. Jurnal Geodesi Undip.
kebun campuran dengan total luas Vol.5 No.4.
3.298,60 ha. Simamora. F. B. M., Sasmito. B., Hani’ah.
2015. Kajian Metode Segmentasi
DAFTAR PUSTAKA Untuk Identifikasi Tutupan Lahan
Badan Standardisasi Nasional. 2010. Dan Luas Bidang Tanah
Klasifikasi Penutup Lahan. Juli. Menggunakan Citra Pada Google
Jakarta: Standar Nasional Indonesia. Earth (Studi Kasus : Kecamatan
Marwati.A., Prasetyo.Y., Suprayogi.A. Tembalang, Semarang). Jurnal
2018. Analisis Perbandingan Geodesi Undip. Vol. 4 No. 4.
Klasifikasi Tutupan Lahan Wulansari. H. 2017. Uji Akurasi
Kombinasi Data Point Cloud Lidar Klasifikasi penggunaan Lahan
Dan Foto Udara Berbasis Metode Dengan Menggunakan Metode
Segmentasi Dan Supervised (Studi Defuzzifikasi Maximum
Kasus : Tanggamus Lampung). Likelihood Berbasis Citra Alos
Jurnal Geodesi Undip. Vol.7 No 1. Avnir-2, Bhumi. Vol.3 No.1.
Noviar. H., Carolita.I., Cahyono.J.S. 2016.
Uji Akurasi Training Sampel

68 --- Oktober

Anda mungkin juga menyukai