Hasil Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam
Mengikuti Ujian Sarjana S1 Administrasi Publik
Oleh
2
Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM), Pandemi Covid-19
“Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar
baginya”
(QS. At Thalaq: 2-3)
Semangat ya…
Meskipun kata menyerah mungkin saja sering terlintas tapi nyatanya kita tetap bisa ada
di titik sekarang ini. Adalah hebat sudah berjuang dan bertahan sejauh ini. Bahunya
dikuatin lagi ya.. semesta memang suka bercanda.
(GIA)
Saya persembahkan skripsi ini kepada orang tua saya (Ayah Iwan Lanti & Ibu
Sundari adiko) yang telah membesarkan, mengasuh, mendidik hingga membiayai
studiku dan yang menjadi alasan terkuat untuk memakai toga serta yang telah
memberikan motivasi dan doa dalam keselamatanku dan tercapainya cita-citaku.
Terimakasih juga kepada keluarga dan sahabat yang telah memberikan semangat dan
doa selama menempuh pendidikan sarjana. Terimakasih juga kepada dosen-dosen
Administrasi Publik yang telah membimbing saya dan memberikan ilmu selama ini.
Skripsi ini dibuat dengan usaha dan tidak lupa dengan berdoa kepada Allah SWT,
semoga saja menjadi berkah dan berguna untuk banyak orang.
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala anugrah dan
Di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19”. Salawat serta salam kepada junjungan
kita Nabi Besar Nabi Muhammad SAW yang insya allah limpahan rahmatnya akan
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
program Sarjana (S1) Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial di Universitas Negeri
Gorontalo.
skripsi ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan
hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bantuan, dukungan serta saran yang telah diberikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan
1. Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya serta segala kemudahannya sehingga
peneliti sanggup menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik dan lancar.
4
2. Orang tua tercinta dan terkasih Papa (Iwan Lanti) dan Mama (Sundari Adiko)
terima kasih yang tak terhingga karena telah mencurahkan kasih sayangnya
selama ini , yang tidak pernah lelah merawat dan menyekolahkan saya sampai
pada titik ini. Semoga Allah Subhana Huwaa Ta’ala melimpahkan rahmat,
karunia dan keberkahan di dunia dan diakhirat, tak lupa juga semoga senantiasa
diberikan kesehatan dan umur panjang kepada kedua orang tua saya.
3. Saudara sekandung saya Revan Syahputra Lanti yang sangat saya cintai yang
Skripsi ini,
Gorontalo,
5. Bapak Dr. Harto S. Malik, M.Hum selaku Wakil Rektor I Universitas Negeri
Gorontalo,
Gorontalo,
7. Ibu Prof. Karmila Machmud, S.Pd, M.A., Ph.D selaku Wakil Rektor III
8. Bapak Prof. Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc selaku Wakil Rektor IV Universitas
Negeri Gorontalo
9. Ibu Dr. Hj Zulaecha Ngiu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Gorontalo,
5
10. Ibu Dr. Rahmatiah, S.Pd, M.Si Bidang Akademik Fakultas Ilmu Sosial
11. Bapak Drs. Joni Apriyanto, M.Hum selaku Wakil Bidang Administrasi
12. Bapak Sainudin Latera, S.Pd., M.Si selaku Wakil Bidang Kemahasiswaan
13. Ibu Dr. Fenti Prihatini Dance Tui, S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Studi
14. Bapak Rustam Tohopi, S.Pd, M.Si selaku Sekertaris Jurusan ilmu Administrasi
15. Bapak Dr. H. Rosman Ilato, M.pd selaku Dosen Penguji I yang telah bersedia
skripsi ini,
16. Bapak Dr. Udin Hamim, S.pd, SH, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah
17. Ibu Prof. Dr. Asna Aneta, M.Si selaku dosen Pembimbing I dan dosen
Pembimbing II Bapak Dr. Ismet Sulila, S.E., M.Si yang telah membantu
memberikan arahakn dan masukan serta meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
18. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Administrasi di lingkungan Fkultas Ilmu
6
memberikan berbagai pengetahuan dalam bidang Ilmu Administrasi Publik,
19. Bapak dan Ibu serta Staf Kantor Desa di lingkungan Kantor Dinas Tenaga Kerja,
21. Kepada sepupu saya Chyntia Adiko yang selalu memberikan dukungan serta
22. Teman-teman seperjuangan saya (Safina, Nadia, Maura, Dyah) dan Teman-
teman Kelas A yang selalu memberikan dukungan dan motivasi, serta selalu
23. Kepada sahabat saya Safina Irsyadina Badjeber yang sangat saya cintai dan
kasihi, sahabat semasa sekolah yang sampai saat ini masih sama-sama berjuang.
24. Kepada sahabat saya Raveina Khan Mohamad yang selalu memberikan
25. Kepada sahabat saya Safira Meidina Badjeber yang selalu bersedia membantu
26. Saskia, Fitra, Pia, Pina, Anti, Hiong teman-teman KKN Ibarat, terima kasih
karena sampai saat ini masih berteman akrab dan selalu memberikan semangat.
7
27. Semua Pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu. Semoga mendapat pahala yang setimpal dari
Allah SWT.
28. Kepada diri sendiri, terima kasih sudah bertahan sejauh ini. Sudah menjadi kuat
kesempatan kepada diri ini untuk bangkit dan melanjutkan proses yang ada.
29. Last but not least I wanna thank me. I wanna thank me for believing in me. I
wanna thank me for doing all this hard work. I wanna thank me for having no
days off. I wanna thank me for never quitting. And I wanna thank me for always
being a giver.
Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
karena keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, tidak semua
hal dapat penulis deskripsikan dengan sempurna dalam skripsi ini. Maka dari itu,
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak.
Selanjutnya, penulis memohon maaf apabila terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
pada skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
8
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................................i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................xii
LAMPIRAN................................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Konteks Penelitian............................................................................................1
1.2 Fokus dan Sub Fokus Penelitian.......................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................7
viii
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian......................................................................54
BAB III METODE PENELITIAN............................................................................57
3.1 Latar, Waktu dan Tempat Penelitian................................................................57
3.1.1 Latar Penelitian..............................................................................................57
3.1.2 Waktu Penelitian............................................................................................57
3.1.3 Tempat Penelitian..........................................................................................58
3.2 Pendekatan, Metode dan Prosedur Penelitian...................................................58
3.2.1 Pendekatan Penelitian....................................................................................58
3.2.2 Metode Penelitian..........................................................................................60
3.2.3 Prosedur Penelitian........................................................................................60
3.3 Kehadiran Peneliti............................................................................................60
3.4 Data dan Sumber Data......................................................................................61
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................62
3.6 Pengecekan Keabsahan Data............................................................................63
3.7 Teknik Analisis Data........................................................................................66
BAB V PENUTUP......................................................................................................101
ix
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................101
5.2 Saran.................................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................105
LAMPIRAN................................................................................................................109
CURICULUM VITAE...............................................................................................132
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model Implementasi Menurut Edwards III..............................................34
Gambar 2.2 Model Implementasi Menurut Donald Van Meter dan Van Horn............37
Gambar 2.3 Model Implementasi Menurut Devid L. Weimer dan Aidan R. Vining...38
Gambar 2.4 Model Implementasi Menurut Charles Jhones.........................................39
Gambar 2.5 Model Implementasi Menurut Rippley dan Franklin...............................40
Gambar 2.6 Kerangka Konseptual Penelitian...............................................................55
Gambar 2.7 Kerangka Berfikir Penelitian....................................................................56
Gambar 3.3 Analisis Data Model Miles dan Huberman..............................................69
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Pedoman Wawancara.................................................................................109
Lampiran II Daftar Nama-Nama Informan Penelitian.................................................113
Lampiran IIITranskip Wawancara................................................................................114
Lampiran IV Surat Pengantar.......................................................................................124
Lampiran V Surat Izin Meneliti Dari Fakultas.............................................................125
Lampiran VI Surat Tugas Meneliti...............................................................................126
Lampiran VII Surat Keterangan Advis Dari Kesbangpol Kota Gorontalo..................127
Lampiran VIII Dokumentasi Penelitian.......................................................................128
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Konteks Penelitian
Masuknya Covid-19 di Indonesia terhitung sejak bulan Maret 2020 hingga sekarang di
bulan Desember 2021. Tercatat pada tanggal 7 Desember 2021 terdapat pertambahan
kasus yang terkonfirmasi terkena Covid-19 sebanyak 4.084 pasien. Pertambahan kasus
yang terkonfirmasi pada masa covid-19 ini sangat berpengaruh pada berbagai sektor di
Dampak negatif akibat wabah Covid-19 ini menghambat roda pergerakan bisnis
UMKM di seluruh Indonesia. Banyak UMKM yang terpaksa gulung tikar karena harus
mengikuti aturan pemerintah untuk melakukan PSBB (Peraturan Sosial Berskal Besar)
usaha kecil seperti industri rumahan kuliner, kerajinan, butik, warung retail dan
sebagainya harus kehilangan Omzet penjualan, Sektor usaha mikro, kecil dan menengah
ini tentunya lebih rentan dalam menghadapi Covid-19, karena hampir semua UMKM
melakukan PSBB hingga PPKM agar tidak terjadi kerumunan massa seperti terjadi
penutupan pasar-pasar baik pasar tradisional maupun modern, penutupan mall dan
pengusaha kecil tersebut untuk tetap terus berusaha sehingga terjadi dampak negative
UMKM.
1
Belum kokohnya fundamental perekonomian Indonesia saat ini, mendorong
pemerintah untuk terus memberdayakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Sektor ini mampu menyerap tenaga kerja cukup besar dan memberi peluang bagi
UMKM untuk berkembang dan bersaing dengan perusahaan yang lebih cenderung
menggunakan modal besar (capital intensive). Eksistensi UMKM memang tidak dapat
diragukan lagi karena terbukti mampu bertahan dan menjadi roda penggerak ekonomi,
Sebelum terjadi Pandemi Covid-19 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
UMKM terhadap PDB Indonesia terus meningkat sampai sekitar 60%, Bahkan dari data
Bruto (PDB), atau setara dengan Rp 8.952 triliun dari total Rp 14.837 triliun PDB
Indonesia.
dapat menjadi lini terdepan dalam pencapaian pilar ekonomi SDGs dengan penciptaan
dan pengadaan peluang lapangan kerja, daya cipta dan inovasi bisnis untuk
pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif dan berkelanjutan dalam menghadapi era
2
globalisasi. Namun kondisi saat ini dalam menghadapi Pandemi Covid-19 telah
Dampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 dirasakan sektor UMKM yang ada
terdampak pandemi covid-19. Dari jumlah ini sekitar 93,2% diantaranya terdampak
berjumlah 3856 peserta. Dari data tersebut terbagi atas 50 kelurahan yang memiliki
Tabel 1.1
DATA UMKM KOTA GORONTALO
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
1 DULOMO SELATAN KOTA UTARA 96
2 DULOMO UTARA KOTA UTARA 36
WONGKADITI
3 KOTA UTARA 92
TIMUR
308
WONGKADITI
4 KOTA UTARA 21
BARAT
5 DEMBE II KOTA UTARA 43
6 DEMBE JAYA KOTA UTARA 20
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
7 LILUWO KOTA TENGAH 89
8 DULALOWO KOTA TENGAH 72
9 DULALOWO TIMUR KOTA TENGAH 78
460
10 PULUBALA KOTA TENGAH 43
11 WUMIALO KOTA TENGAH 115
12 PAGUYAMAN KOTA TENGAH 63
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH PER JUMLAH
3
KECAMATAN
13 TAPA SIPATANA 13
14 TANGGIKIKI SIPATANA 12
15 MOLOSIPAT U SIPATANA 12 58
16 BULOTADAA BARAT SIPATANA 10
17 BULOTADAA TIMUR SIPATANA 11
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
18 HELEDULAA UTARA KOTA TIMUR 138
HELEDULAA
19 KOTA TIMUR 89
SELATAN
20 IPILO KOTA TIMUR 70 337
21 MOODU KOTA TIMUR 9
22 PADEBUOLO KOTA TIMUR 10
23 TAMALATE KOTA TIMUR 21
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
24 TOMULABUTAO DUNGINGI 56
TOMULABUTAO
25 DUNGINGI 65
SELATAN
26 HUANGOBOTU DUNGINGI 37 213
27 LIBUO DUNGINGI 29
28 TULADENGGI DUNGINGI 26
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
29 LEKOBALO KOTA BARAT 100
30 DEMBE I KOTA BARAT 29
31 TENILO KOTA BARAT 85
32 PILOLODAA KOTA BARAT 94 631
33 MOLOSIPAT W KOTA BARAT 46
34 BULIIDE KOTA BARAT 107
35 BULADU KOTA BARAT 170
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
36 POHE HULONTHALANGI 25
37 DONGGALA HULONTHALANGI 168
38 TANJUNG KRAMAT HULONTHALANGI 76 808
39 SIENDENG HULONTHALANGI 20
40 TENDA HULONTHALANGI 519
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
4
41 LIMBA U I KOTA SELATAN 28
42 LIMBA U II KOTA SELATAN 42
43 LIMBA B KOTA SELATAN 39 222
44 BIAWU KOTA SELATAN 64
45 BIAWAO KOTA SELATAN 49
JUMLAH PER
NO NAMA KELURAHAN KECAMATAN JUMLAH
KECAMATAN
46 LEATO UTARA DUMBO RAYA 55
47 LEATO SELATAN DUMBO RAYA 94 549
48 TALUMOLO DUMBO RAYA 25
49 BOTU DUMBO RAYA 73
50 BUGIS DUMBO RAYA 302
JUMLAH 3586
Sumber: Kantor Dinas Tenaga Kerja, Korupsi dan UKM Tahun 2021
Adapun jumlah keseluruhan UMKM Kota Gorontalo dari Tahun 2019 sampai
Tabel 1.2
REKAPITULASI DATABASE UMKM AKTIF SE-KOTA GORONTALO
TAHUN 2016-2021
Klasifikasi Usaha
No Tahun Total
Mikro Kecil Menengah
1 2016 5151 2401 458 8020
2 2017 7795 2622 400 10817
3 2018 8598 2642 400 11540
4 2019 8770 2692 400 11862
5 2020 9792 2700 400 1289
6 2021 10282 3170 395 13847
Sumber: Kantor Dinas Tenaga Kerja, Korupsi dan UKM Tahun 2021
Dari data yang di dapatkan peneliti jumlah keselurahan wirausaha yang terdaftar
pada Kantor Dinas Tenaga Kerja, Korupsi dan UKM menunjukan bahwa banyak
wirausaha yang merasakan dampak dari adanya covid-19 yakni kurangnnya pembeli
5
Melihat jumlah UMKM di Kota Gorontalo yang tidaklah sedikit, pemerintah
turut andil dalam menyusun berbagai skema program pemulihan ekonomi nasional
(program PEN) dalam upaya membangkitkan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di
kembali perekonomian Indonesia yang saat ini melemah karena pandemi covid-19.
Adapun fokus dan sub fokus pada penelitian ini dalam bentuk pertanyaan dalam
1. Tujuan Umum
6
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kebijakan
2. Tujuan Khusus
Covid-19.
Pandemi Covid-19.
b) Menjadi bahan masukan dan bahan referensi untuk penelitian lanjutan terkait
a) Bagi Masyarakat
7
b) Bagi Peneliti
c) Bagi instansi
BAB II
8
KAJIAN PUSTAKA DAN
bukanlah konsep baru, melainkan konsep administrai tersebut sudah ada sejak dari
dulu, hanya saja para pakar ilmuan telah mengganti istilah administrasi publik
keseluruhan proses kerjasama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan
atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Publik adalah proses dimana sumber daya dan personel publik diorganisir dan
9
dengan pelaksanaan kebijakan-kebijakan pemerintah, pengarahan kecakapan dan
kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosi
diperintah, dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap
manajemen agar sesuai dengan nilai efektivitas, efisiensi dan pemenuhan kebutuhan
terdapat sebuah proses kerjasama yakni untuk mencapai tujuan yang telah
Henry (1984) dan Frederickson (1984), sudah cukup dikenal sebagai sarjana
administrasi publik di Indonesia seperti dapat kita lihat antara lain dalam tulisan-
tulisan Ali Mufiz (1984), Irfan Islamy (1984), Miftah Toha (1984) dan Adam
Indrawijaya (1985).
10
Nicholas Henry (1988:33-54), mengemukakan lima paradigma administrasi
publik, yaitu:
dari administrasi negara tidak merupakan masalah dalam paradigma ini, yang
universal pada setiap bentuk organisasi dan setiap lingkungan sosial budaya. Pada
adalah administrasi negara dapat diterapkan di negara mana saja walaupun berbeda
kebudayaan, lingkungan, visi dan lainnya. Pada fase ini, administrasi negara
di mana seharusnya administrasi negara ini berada. Pada masa ini, dibedakan
dengan jelas antara administrasi dan politik negara. Tonggak sejarah sebagai
momentum dari fase ini adalah tulisan dari Frank J. Goodnow dan Leonald D.
dua fungsi pokok pemerintah yang amat berbeda satu sama lain. Dua fungsi pokok
yang dimaksud adalah politik dan administrasi. Menurut Goodnoe dan pengikutnya,
11
Paradigma Ketiga. Administrasi Negara sebagai ilmu politik (1950-1970).
Pada masa ini (1950-1970), secara singkat dijelaskan bahwa fase paradigma ini
administrasi negara dan ilmu politik. Konsekuensi dari usaha ini adalah keharusan
untuk merumuskan bidang ini paling sedikit dalam hubungannya dengan focus
keahliannya yang esensial. Umar (2004:5), menyebut bahwa pada fase ini
administrasi negara telah berkembang sebagai bagian dari ilmu politik. Dalam masa
ini, ada dua perkembangan baru yang patut dicatat, yaitu: (1) Tumbuhnya
penggunaan studi kasus sebagai suatu sarana yang bersifat epistemologis, (2)
1970). Pada masa ini (1954-1970), administrasi negara telah berkembang sebagai
administrasi dianggap sebagai ilmu kelas dua setelah ilmu politik. Sebagai suatu
paradigma, pada fase ini ilmu administrasi hanya memberikan focus, tetapi tidak
Masa ini terjadi setelah tahun 1970. Pada masa ini, administrasi negara telah
12
ilmu kebijkaan (policy science), dan ekonomi politik. Dalam waktu singkat,
sebagai dan publik affairs bermunculan. Salah satu trend dari pertumbuhan
tahun 1980 asosiasi ini telah mempunyai anggota lebih dari 200 institusi, dan lebih
dari 25.000 mahasiswa baik yang penuh ataupun yang parttime terdaftar dalam
ilmu administrasi negara. Tokoh paradigma ini adalah antara lain adalah pelopor
pada saat itu dengan karyanya “The Study of Administration” (1887) serta F.W.
yang profesional dan non-partisan. Karena itu, tema dominan dari pemikiran Wilson
13
adalah aparat atau birokrasi yang netral dari politik. Administrasi negara harus
didasarkan pada prinsip-prinsip manajemen ilmiah dan terpisah dari hiruk pikuk
kepentingan politik. Inilah yang dikenal sebagai konsep dikotomi politik dan
detail dan terperinci, karena itu menjadi bidangnya birokrat tehnis. Sedang politik
dikotomi politik dan administrasi, seperti karya Frank Goodnow “Politic and
swasta – Time and Motion Study. Metode ini menyebutkan ada cara terbaik untuk
output dengan menemukan metode produksi yang paling cepat, efisien, dan paling
tidak melelahkan. Jika ada cara terbaik untuk meningkatkan produktivitas di sector
industri, tentunya ada juga cara sama untuk organisasi publik.Wilson berpendapat
pada hakekatnya bidang administrasi adalah bidang bisnis, sehingga metode yang
berhasil di dunia bisnis dapat juga diterapkan untuk manajemen sektor publik.
Teori penting lain yang berkembang adalah analisis birokrasi dari Max
kewenangan, seleksi dan promosi berdasarkan merit system, aturan dan regulasi
14
Karakteristik ini disebut sebagai bentuk kewenangan yang legal rasional yang
Ide atau prinsip dasar dari Administrasi Negara Lama (Dernhart dan
dari puncak organisasi. Nilai utama organisasi publik adalah efisiensi dan
15
Pada tahun 1992 kemudian muncul paradigma yang sangat terkenal karena
Osborn dan T. Gaebler (1992), dan kemudian dioprasionalkan oleh Osborn dan
Plastrik (1997). Pada dasarnya paradigma ini diinspirasikan oleh Presiden Reagan
pelaksana.
e. Pemerintah sebagai sebuah pabrik yang berorientasi kepada hasil dalam strategi
pembiyayaannya.
birokrasi.
16
g. Pemerintah sebagai badan usaha, harus pandai-pandai mencari uang bukan
h. Pemerintah sebagai yang memiliki daya antisipatif, harus mencegah dari pada
menanggulangi.
cara baru yang inovatif untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan melakukan
privatisasi terhadap fungsi-fungsi pemerintah. Oleh karena itu urgensi New Publik
suatu konsep baru yang ingin menghilangkan monopoli pelayanan yang tidak efisien
17
6. Penekanan gaya sektor swasta pada penerapan manajemen.
7. Penekanan pada disiplin dan penghematan yang lebih tinggi dalam penggunaan
sumber daya.
publik yang menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dalam dunia
manajemen bisnis dan disiplin yang lain untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas
Pada tahun 2003 atau kurang lebih sepuluh tahun kemudian muncul lagi
paradigma baru dalam administrasi publik yaitu “The New Publik Service” oleh J.V
Management, dan beralih ke prinsip New Publik Service. Di dalam buku Dendhardt
(2003), berjudul “The New Publik Service: Serving, not Steering”. Pada halaman
pendahuluan menyatakan NPS lebih diarahkan pada democracy, pride and citizen
dari pada market, competition and customers seperti sektor privat. Beliau
Denhardt (2003), The New Publik Service memuat ide pokok sebagai berikut:
a. Serve Citizen, Not Customers: kepentingan publik adalah hasil dari sebuah
dialog tentang pembagian nilai dari pada kumpulan dari kepentingan individu.
18
Oleh karena itu, aparatur pelayanan publik tidak hanya merespon keiginan
b. Seek the publik interest: Administrasi Publik harus memberikan kontribusi untuk
dikendalikan oleh pilihan-pilihan individu. Lebih dari itu, adalah kreasi dari
dimajukan oleh komitmen aparatur pelayanan publik dan warga negara untuk
membuat kontribusi lebih berarti dari pada gerakan para manajer swasta sebagai
agar bisa dicapai secara lebih efektif dan berhasil secara bertanggungjawab
seharusnya penuh perhatian lebih baik dari pada pasar. Mereka juga harus
f. Serve Rather than Steer: Semakin bertambah penting bagi pelayanan publik
19
mereka lebih dari pada berusah untuk mengontrol atau mengendalikan
masyarakat pada petunjuk baru. Value People, not Just Productivity: Organisasi
publik dan kerangka kerjanya dimana mereka berpartisipasi dan lebih sukses
semua orang.
Kegagalan yang dihadapi oleh suatu negara, telah disadari sebagai akibat dari
kualitas pelayanan publik. karena objek dari disiplin Ilmu Administrasi Publik
yang sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh person pejabat yang
20
berwenang. Untuk itu syafiie mendefinisikan kebijakan publik adalah semacam
inovasi, dan pemuka terjadinya kebaikan dengan cara terbaik dan tindakan terarah.
Publik Chandler dan Plano (1998:107) (dalam Pasolong, 2019), mengatakan bahwa
yang ada untuk memecahkan masalah publik atau pemerintah. Bahkan Chandler dan
Plano beranggapan bahwa kebijakan publik merupakan suatu bentuk investasi yang
kontinu oleh pemerintah demi kepentingan orang-orang yang tidak berdaya dalam
masyarakat agar mereka dapat hidup dan ikut nerpartisipasi dalam pemerintahan.
Pengertian lain yakni dari Keban (2004:55) (dalam Tahir, 2015), menurutnya
“Publik Policy dapat dilihat dari konsep filosifis, sebagai suatu produk, sebagai suatu
proses, dan sebagai suatu dan sebagai suatu kerangka kerja. Sebagai konsep filosofis,
kebijakan merupakan serangkaian prinsip, atau kondisi yang diinginkan, sebagai suatu
sebagai suatu proses, kebijakan dipandang sebagai suatu cara dimana melalui cara
tersebut suatu organisasi dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya, yaitu
program dan mekanisme dalam mencapai produknya, dan sebagai suatu kerangka
kerja, kebijakan merupakan suatu proses tawar menawar dan negosiasi untuk merumus
21
Selain itu, Chaizi Nasucha (2003:37) (dalam Pasolong 2019), mengatakan
bertujuan untuk menyerap dinamika sosial dalam masyarakat, yang akan dijadikan
Berdasarkan beberapa uraian definisi kebijakan publik dari para ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan segala peraturan dan tindakan
pemerintah yang telah disusun serta dilaksanakan untuk kepentingan umum atau
masyarakat (publik).
yang dilakukan oleh orang dalam kegiatan organisasi baik keputusan secara individu
maupun kolektif berdasarkan aturan dan norma yang berlaku dalam organisasi.
persoalan dasar yang dihadapi dan meningkatkan kondisi hidup sesuai dengan
harapan.
22
paradigma baru dalam pembangunan yang bersifat people-centered, participatory,
empowerment and sustainable, Lebih jauh Chamber menjelaskan bahwa upaya untuk
input dan pembukaan dalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat
masyarakat lemah.
adalah upaya yang dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan
Masyarakat secara sinergis dalam bentuk penumbuhan iklim dan pengembangan usaha
terhadap UMKM sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang
tangguh dan mandiri. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara
berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
23
pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
rakyat Indonesia. Asas Kebersamaan adalah asas yang mendorong peran seluruh
UMKM dan Dunia Usaha secara bersama-sama dalam kegiatannya untuk mewujudkan
untuk mewujudkan iklim usaha yang adil, kondusif, dan berdayasaing. Asas
hidup. Asas Kemandirian adalah usaha pemberdayaan UMKM yang dilakukan dengan
24
Prinsip Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UU No. 20/2008)
adalah:
berkeadilan.
Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 juta orang (menurut sensus
2010), ternyata hanya 0,24 persen adalah para wirausaha (interpreneur), atau hanya
25
sekitar 400.000 orang yang berkecimpung dalam dunia usaha atau UMKM. Padahal
agar perekonomian Indonesia dapat berkembang lebih cepat diperlukan lebih dari 2
persen dari jumlah penduduk sebagai wirausaha atau berkecimpung dalam UMKM.
Singapura, sebuah negara kecil namun mempunyai 7 persen dari jumlah penduduknya
penyaluran kredit kepada UMKM. Setiap tahun kredit kepada UMKM mengalami
pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya lebih tinggi dibanding total kredit
perbankan. Kredit UMKM adalah kredit kepada debitur usaha mikro, kecil dan
menengah yang memenuhi definisi dan kriteria usaha mikro, kecil dan menengah
tersebut, UMKM adalah usaha produktif yang memenuhi kriteria usaha dengan
batasan tertentu kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan. Keberhasilan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan
Peran pemerintah dalam skim-skim kredit UMKM ini adalah pada sisi
penyediaan dana APBN untuk subsidi bunga skim kredit dimaksud, sementara dana
pemerintah sebagai bank pelaksana. Selain itu pemerintah berperan dalam penyiapan
UMKM agar dapat dibiayai dengan skim dimaksud, menetapkan kebijakan dan
prioritas usaha yang akan menerima kredit, melakukan pembinaan dan pendampingan
26
selama masa kredit, dan memfasilitasi hubungan antara UMKM dengan pihak lain.
Pada dewasa ini skim kredit yang sangat familiar di masyarakat adalah Kredit
kepada UMKM bergeser dari development role menjadi promotional role. Pendekatan
yang memberikan subsidi kredit dan bunga murah sudah bergeser kepada pendekatan
yang lebih menitikberatkan pada kegiatan pelatihan kepada petugas bank, penelitian
masyarakat golongan ekonomi lemah atau sektor usaha kecil adalah dengan
pembiayaan bagi golongan ini adalah usaha kredit mikro. Lembaga keuangan mikro
mikro ini bersifat spesifik karena mempertemukan permintaan dana penduduk miskin
atas ketersediaan dana. Bagi lembaga keuangan formal perbankan, penduduk miskin
akan tidak dapat terlayani karena Kesuksesan pemberdayaan UMKM akan terwujud
Baik regulator termasuk Pemerintah Daerah, para pelaku UMKM dan dunia perbankan
yang dapat bekerja sesauai dengan tugas dan fungsinya, maka keberhasilan dan
penerimaan pajak dari sisi penggalian wajib pajak baru maupun nilai pajaknya akan
terus meningkat.
27
Pemerintah sebagai regulator, pada dasarnya telah banyak mengeluarkan
program atau skim yang telah disediakan untuk memberdayakan UMKM. Program ini
Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), KKPE adalah kredit investasi atau modal kerja
yang diberikan dalam rangka mendukung program ketahanan pangan, dan diberikan
melalui kelompok tani atau koperasi. Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP)
Usaha Rakyat (KUR), yang khusus diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha
layak, namun tidak mempunyai agunan yang cukup dalam rangka persyaratan
perbankan. KUR adalah Kredit atau pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi yang
tidak sedang menerima Kredit atau Pembiayaan dari Perbankan dan/atau yang tidak
KUR merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada UMKM dalam bentuk
pemberian modal kerja dan investasi untuk usaha produktif yang feasible namun
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL). Program ini berangkat dari kepedulian dari BUMN untuk
28
memberdayakan UMKM melalui bagian laba sebesar 2,5 persen yang digunakan
untuk pemberdayaan UMKM. Disisi lain Kementrian Koperasi dan UMKM dan
Diharapkan juga pemberdayaan UMKM akan dilakukan oleh pihak swasta melalui
Corporate Social Responsibility (CSR) yang mereka miliki, antara lain melalui bapak
produk UMKM. CSR diharapkan juga digulirkan oleh industri perbankan Indonesia
guna memberikan kemudahan dan akses kredit kepada para pelaku UMKM. Mengacu
pada sasaran dan arah kebijakan pemberdayaan UMKM sebagaimana uraian di atas,
maka diperlukan strategi pada tatanan makro, dan mikro melalui implementasi
dan berperan dalam proses peningkatan pendapatan masyarakat, bahkan dimasa krisis
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk terus tumbuh sehingga bisa lebih
banyak menyerap tenaga kerja. UMKM diharapkan semakin berperan dalam menekan
angka pengangguran. Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan (Depkop, 2012)
29
mengungkapkan, pertumbuhan UMKM di Indonesia meningkat pesat dua tahun
terakhir. Bila dua tahun lalu jumlah UMKM berkisar 52,8 juta unit usaha,pada 2011
sudah bertambah menjadi 55,2 juta unit. Jumlah UMKM yang terus meningkat ini
memiliki jumlah paling besar dan terbukti tahan terhadap berbagai macam goncangan
krisis ekonomi. Kriteria usaha yang termasuk dalam Usaha Mikro Kecil dan
Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) ada beberapa
kriteria yang dipergunakan untuk mendefinisikan pengertian dan kriteria Usaha Mikro,
Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM),
tanggal 27 Juni 1994. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu
(Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk
Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih
paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan
30
memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha
Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang
tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja
5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki
perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai
setinggitingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri
dari : (1) badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan
Kecil, dan Menengah juga dijelaskan perbedaan kriteria UMKM dengan Usaha Besar
sebagai berikut:
31
1. Usaha Mikro: aset maksimal Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak
2. Usaha Kecil: aset lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai
dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha dan omzet maksimal lebih dari Rp 300,000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta
3. Usaha Menengah: aset lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
bangunan tempat usaha dan omzet lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 50.000.000.000,00 )lima puluh miliar)
per tahun.
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan omzet lebih dari Rp
Kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy maker bukanlah
32
Dunn (1981:56) dalam Tahir (2015:53), memberikan argumennya tentang
kebijakan pada hakekatnya adalah kegiatan praktis, yang dibedakan dengan perumusan
Sementara itu, Josy Adiwisastra dalam prolognya pada buku Tachjan (2006:xii)
sesuatu yang penting. Kebijakan publik yang dibuat hanya akan menjadi ‘macan kertas’
kebijakan.
Implementasi kebijakan adalah salah satu tahapan paling penting untuk menentukan
33
bagaimana menyelesaikan konflik atau masalah yang terjadi di masyarakat dalam
merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk melihat apakah sebuah kebijakan public
berjalan sesuai dengan prosedur, apakah pemerintah dan masyarakat mendapat keadilan
atau kerugian dan keuntungan seperti halnya dalam Penelitian ini yaitu bagaimana
approuch to the study of policy implementation, we begin in the abstract and ask:
What are the precondition foe succesful policy implementation? What are primary
abstraknya dimulai dari bagaimana pra kondisi untuk suksesnya kebijakan publik dan
Untuk menjawab pertanyaan penting itu, maka Edwards III (1980:10) dalam
34
dimaksud yakni komunikasi, sumber daya, sikap pelaksana, struktur. Untuk jelasnya
Communication
Resourches
Implementation
Dispotition
Structure
Birokrasi
a. Faktor Komunikasi
kebijakan mengetahui persis apa yang akan mereka kerjakan. Ini berarti bahwa
komunikasi juga dapat dinyatakan dengan perintah dari atasan terhadap pelaksana-
pelaksana kebijakan sehingga penerapan kebijakan tidak keluar dari sasaran yang
35
mengimplementasikan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber untuk
Sumber daya yang penting meliputi staf dalam ukuran yang tepat dengan
keahlian yang diperlukan, informasi yang cukup dan relevan tentang cara utntuk
dalamnya atau dengan memberikan pelayanan. Sumber daya yang tidak cukup akan
kebijakan tersebut. Jika para pelaksana mendapatkan disposisi yang baik terhadap
36
d. Faktor Struktur Birokrasi (Bureaucratic Strukture)
mencukupi dan para pelaksana mengetahui apa yang harus dilakukan serta bersedia
membutuhkan kerja sama dengan banyak orang. Hal ini menyebabkan terbuangnya
Van Meter dan Van Horn (dalam Wibawa et al., 1994:19) dalam Tahir
Meter dan Van Horn dalam Tahir (2015:71-72) mengemukakan ada enam variabel
Standar Aktivitas
dan implementasi dan
Tujuan Komunikasi antar
organisasi
KINERJA KEBIJAK
AKAN PUBLIK
37
Gambar 2.2 Model Implementasi menurut Donald Van Meter dan Van Horn
yang mengemukakan ada tiga kelompok variabel besar yang dapat mempengaruhi
1) Logika kebijakan,
Logika
Kebijakan
Lingkungan
Kebijakan
Implementasi 38
Kebijakan
Kemampuan
Implementator
Gambar 2.3 Model Implementasi menurut Devid L. Weimer dan Aidan R. Vining
Implementasi
Kebijakan
Organisasi
Interpretasi
Aplikasi
39
Gambar 2.4 Model Implementasi menurut Charles Jhones
yaitu:
Kepatuhan
Birokrasi
Keberhasilan
Implementasi Kelancaran rutinitas
Kebijakan dan tiada masalah
Kinerja
dan Menengah serta Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
40
Republik Indonesia No. 01 Tahun 2020 tentang petunjuk teknis penggunaan Dana
Alokasi Khusus Nonfisik peningkatan kapasitas koperasi, usaha kecil, dan menengah.
nomor 510/DKUPP/512 Tahun 2020 tentang Penggunaan Produk IKM dan UMKM.
Yang berisi Himbauan kepada instansi Pemerintah Pusat maupun Daerah dalam
pemberdayaan UMKM adalah pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI)
dan Otoritas jasa Keuangan (OJK) mewujudkan tiga kelompok kebijakan. Yakni
aset serta penundaan pokok dan subsidi bunga, kebijakan modal kerja dengan memberi
kredit modal kerja berbunga murah serta penjaminan kepada Askrindo dan Jamkrindo,
serta dukungan lainnya dengan pemberian insentif PPh final UMKM yang ditanggung
Dana untuk kebijakan tersebut sebesar Rp 123,46 triliun dari Rp 695,2 triliun
yang dialokasikan khusus untuk menangani Covid-19 pada 2020. Jika dirinci, yakni
subsidi bunga sebesar Rp35,28 triliun; penempatan dana untuk restrukturisasi sebesar
Rp78,78 triliun; belanja imbal jasa penjamin (IJP) sebesar Rp5 triliun, PPh final
UMKM ditanggung pemerintah DTP sebesar Rp2,4 triliun; serta pembiayaan investasi
kepada koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro,
41
Sementara secara regional, Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo Pak Budiyanto
Produktif Usaha Mikro (BPUM) atau Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 2,4
juta tahap pertama yakni Tahun 2020 dan kemudian tahap kedua yakni Tahun 2021
Tidak hanya itu saja, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo pun juga
pelaku UMKM. Bantuan tersebut sudah diserahkan secara simbolis oleh Gubernur
Gorontalo, Rusli Habibie pada 30 Desember 2020. SPEDA sendiri adalah bantuan
mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,5 miliar. Ada setidaknya 2.270 UMKM di tiga
besaran bantuan SPEDA ini untuk setiap pelaku UMKM adalah sebesar Rp1,5 juta.
Gorontalo kepada pelaku UMKM yang tidak mendapat bantuan BPUM tadi. Cuma
memang alokasi bantuannya tidak terlalu besar, jadi jalan keluarnya adalah menyasar
usaha ultra mikro yang modalnya kecil dan terdampak pandemi COVID-19. Tapi
memang bertahap, di kucurkan pada 2020 dan mungkin akan sampai pada 2021.
42
Dalam proses pelaksanaan program atau kebijakan pemerintah terhadap
Weimer Dan Aidan R. Vining (1999:396) dikutip dalam Subarsono ada tiga kelompok
(1) logika kebijakan, (2) lingkungan tempat kebijakan dioperasikan, (3) kemampuan
Implementator kebijakan.
1. Logika dari suatu kebijakan ini dimaksudkan agar suatu kebijakan yang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan
manusia). Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih
belum diketahui. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke
manusia melalui percikan batuk/bersin (droplet), Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk yang
merawat pasien COVID-19 (Kemenkes RI, 2020). Tanda dan gejala umum infeksi
covid-19 termasuk gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak
43
napas. Masa inkubasi rata-rata adalah 5 - 6 hari dengan masa inkubasi demam, batuk,
dan sesak napas. Pada kasus yang parah, covid-19 dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Tosepu et al., 2020).
demikian diperkirakan akan sangat menderita dan dalam periode waktu yang lebih
lama. Ketika coronavirus novel SARS-CoV2 melanda Cina paling parah selama
mengeluarkan pembatasan perjalanan dari provinsi Hubei, yang pada saat itu
merupakan pusat dari COVID-19 global, sementara pada saat yang sama
mengevakuasi 238 orang Indonesia dari Wuhan. Presiden Joko Widodo melaporkan
pertama kali menemukan dua kasus infeksi COVID-19 di Indonesia pada 2 Maret
2020 (Djalante et al., 2020). Pasien yang terkonfirmasi covid-19 di Indonesia berawal
dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak dengan seseorang warga Negara
asing (WNA) asal Jepang yang tinggal di Malaysia. Setelah pertemuan tersebut
Jumlah kasus di Indonesia terus meningkat dengan pesat, hingga Juni 2020 sebanyak
31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal (PHEOC Kemenkes RI, 2020).
Kasus tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 7.623 kasus
terkonfirmasi dan 523 (6,9%) kasus kematian (PHEOC Kemenkes RI, 2020). WHO
menghadapi pandemi covid-19 pada tangal 26 Maret, yang terdiri dari Perluas, latih,
44
dan letakkan pekerja layanan kesehatan; Menerapkan sistem untuk dugaan kasus;
Tingkatkan produksi tes dan tingkatkan layanan kesehatan; Identifikasi fasilitas yang
mengkarantina kasus; dan Refokus langkah pemerintah untuk menekan virus (WHO,
2020).
Wabah ini telah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global. Virus ini
mungkin tidak cukup untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 ini, dan dampak
global dari infeksi virus ini adalah salah satu yang semakin memprihatinkan (Sohrabi
kebijakan untuk mengatasi permasalahan pandemi ini. Salah satu langkah awal yang
masyarakat. Langkah ini bertujuan untuk memutus mata rantai penularan pandemi
covid-19 ini karena langkah tersebut mengharuskan masyarakat menjaga jarak aman
dengan manusia lainnya minimal 2 meter, tidak melakukan kontak langsung dengan
45
2.2 Kajian Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relevan diantaranya:
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
Rumus
Nama Peneliti/Judul Metode
No. Masalah/Fokus Kesimpulan Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian
Penelitian
1. Yuniar Citra Dewi Rumusan Masalah Dalam Hasil dari penelitian ini Implementasi Penelitian ini
Soedjito(2018)/ dalam penelitian penelitian ini antara lain: Pemerintah Kebijakan Pemerintah memaparkan
Implementasi ini adalah penulis Kota Malang belum Dalam Pengembangan implementasi
Kebijakan 1. Bagaimana menggunakan menindaklanjuti peraturan Dan Pemberdayaan kebijakan
Pemerintah Kota implementasi metode perundangundangan yang Usaha Mikro, Kecil pemerintah Kota
Malang Dalam kebijakan deskriptif lebih tinggi yaitu Undang- Dan Menengah Malang terhadap
Pengembangan Dan pemerintah Kota kualitatif Undang Nomor 20 Tahun (Umkm) UMKM dalam
Pemberdayaan Usaha Malang dalam dengan teknik 2008 tentang Usaha kurun waktu
Mikro, Kecil Dan pengembangan pengumpulan Mikro, Kecil dan tahun 2013
Menengah (Umkm) dan pemberdayaan data melalui Menengah (UMKM) ke hingga 2018
UKM di Kota wawancara dalam peraturan daerah
Malang dalam dan dan peraturan-peraturan
46
yang lebih rendah lainnya.
kurun waktu tahun
Dengan demikian,
2013 hingga 2018?
dibutuhkan kemampuan
2. Kendala apa
untuk menerjemahkan
saja yang terjadi
kesulitan dari hukum atau
dalam dokumentasi.
aturan ke dalam tindakan
pengembangan
termasuk didalamnya
dan pemberdayaan
sejumlah komponen yang
UKM di Kota
ternyata tidak ditemukan
Malang?
di lapangan.
2. Lisa Rumusan Masalah Dalam Hasil dari penelitian ini Menggunakan metode Penelitian ini
Anggreani(2017)/Im dalam penelitian in penelitian ini ialah kepatuhan dinas penelitian kualitatif menggunakan
plementasi Kebijakan adalah : penulis koperasi dan UMKM tori dari Marilee
Penanggulangan Bagaimana menggunakan menjalankan perintah S. Grindle
Kemiskinan Berbasis Implementasi metode yang mengacu pada dengan mengukur
Usaha Mikro Kecil Kebijakan kualitatif. Peraturan daerah keberhasilan
Menengah (UMKM) Penanggulangan nomor 02 tahun 2016 implementasi
Di Kabupaten Kemiskinan tentang dana bergulir. kebijakan melalui
Sidoarjo Berbasis Usaha Kemudian kemampuan dua variabel yaitu
Mikro Kecil Implementator variabel isi
Menengah melakukan apa yang kebijakan dan
(UMKM) Di dianggap tepat sebagai
47
keputusan pribadi dalam
menghadapi
pengaruh eksternal dan
faktor non-organisasional,
tau pendekatan faktual lingkungan
Kabupaten
Program dari kebijakan implementasi
Sidoarjo?
dinilai berhasil apabila kebijakan.
program tersebut
membawa
dampak seperti yang
dinginkan.
3. Ratnawaty Rumusan masalah Dalam Berdasarkan hasil Menggunakan metode Penelitian ini
Marginingsih dalam penelitian penelitian ini pembahasan dapat penelitian kualitatif tidak
(2021)/Program ini adalah penulis disimpulkan bahwa menganalisis
Pemulihan Ekonomi bagaimana menggunakan Program Pemulihan tentang
Nasional Sebagai Program metode Ekonomi Nasional (PEN) pemberdayaan
Kebijakan Pemulihan deskriptif memiliki dampak positif UMKM Di Masa
Penanggulangan Ekonomi Nasional kualitatif bagi sektor UMKM pada pandemi Covid-
Dampak Pandemi (PEN) sebagai masa pandemi covid-19 19
Covid-19 Pada Sektor kebijakan sebagai langkah kebijakan
UMKM penanggulangan yang diambil oleh
dampak pandemi pemerintah untuk
48
Covid-19 pada mendukung pemulihan
sector UMKM? perekonomian nasional
khususnya sektor UMKM
yang memiliki kontribusi
cukup besar. Stimulus
kebijakan penanganan
pandemi sektor UMKM
yang meliputi penundaan
pokok dan bunga UMKM
dan UMi, subsidi bunga
kredit dan UMi, insentif
perpajakan untuk UMKM,
penjaminan kredit modal
kerja untuk UMKM, Dana
Insentif Daerah (DID),
penyertaan bank dan
banpres produktif menjadi
strategi penyelematan
pelaku usaha UMKM
untuk mampu bertahan
pada masa pandemi dan
meningkatkan
49
produktivitas serta kinerja
UMKM.
4. Lili Marlinah Rumusan masalah Metode yang Program Pemulihan Objek dalam penelitian Dalam penelitian
(2021)/ dalam penelitian digunakan Ekonomi Nasional ini lebih memfokuskan ini lebih
Memanfaatkan ini adalah dalam diharapkan berjalan sesuai ke UMKM yakni mendalami
Insentif Pajak Bagaimana penelitian ini dengan tujuannya, PP No. bagaimana UMKM tentang insentif
UMKM Dalam memanfaatkan adalah dengan 23/2020 mengatur prinsip mampu untuk bertahan perpajakan yakni
Upaya Mendorong Insentif Pajak metode pelaksanaan program PEN (Survive) selama pajak penghasilan
Pemulihan Ekonomi UMKM Dalam deskriptif, yang terdiri atas asas pandemi dan juga (PPh)
Nasional Upaya Mendorong yaitu melalui keadilan sosial yang menggunakan metode
Pemulihan studi literatur, sebesar-besarnya untuk kualitatif
Ekonomi Nasional teori atau kemakmuran rakyat.
kepustakaan Sebagai salah satu
sehingga program PEN adalah
memberikan Insentif perpajakan, maka
gambaran yang dimaksud adalah
tentang aspek- pajak penghasilan (PPh)
aspek Pasal 21 ditanggung
kehidupan pemerintah (DTP),
tertentu dari pembebasan PPh Pasal 22
populasi impor selama 6 bulan,
50
percepatan restitusi pajak
masyarakat pertambahan nilai (PPN),
yang diteliti serta peringanan PPh
Pasal 25 sebanyak 30%.
5. Sudrajat/ Rumusan Masalah Dalam Untuk mewujudkan salah Dalam penelitian ini Penelitian ini
Pemberdayaan dalam penelitian penelitian ini satu Tujuan Pembangunan membahas tentang bertujuan untuk
UMKM dalam ini adalah penulis Milenium (MDGs) yaitu bagaimana mewujudkan
Mewujudkan Tujuan Bagaimana menggunakan menanggulangi Memberdayakan tujuan
Pembangunan Pemberdayaan metode kemiskinan dan kelaparan UMKM, dan juga pembangunan
Milenium UMKM dalam deskriptif dapat dilakukan dengan menggunakan metode millennium salah
(Penanggulangan Mewujudkan kualitatif pemberdayaan ekonomi kualitatif satunya adalah
Kemiskinan) Tujuan kerakyatan dalam hal ini menanggulangi
Pembangunan pemberdayaan UMKM. kemiskinan dan
Milenium UMKM merupakan salah kelaparan.
(Penanggulangan satu barometer
Kemiskinan) perekonomian nasional.
Pemberdayaan UMKM
merupakan langkah yang
strategis dalam
meningkatkan dan
memperkuat dasar
51
kehidupan perekonomian
dari sebagian besar rakyat
Indonesia, khususnya
melalui penyediaan
lapangan kerja dan
mengurangi kesenjangan
serta mengurangi tingkat
kemiskinan.
6. Karla Meiva Rumusan Masalah Metode yang Untuk pelaksanaan Dalam penelitian ini Dalam penelitian
Lumempow,dkk dalam penelitian digunakan program atau memfokuskan pada ini hanya
(2021)/ Implementasi ini adalah dalam implementasi kebijakan bagaimana menggunakan 2
Kebijakan Bagaimana penelitian ini Bantuan Bagi Pelaku implementasi kebijakan faktor sebagai
Pemerintah Dalam Implementasi adalah Usaha Mikro (BPUM) di pemerintah terhadap faktor penentu
Pengembangan UKM kebijakan deskriptif Kecamatan Kawangkoan UMK, kemudian yakni Isu
Pada Era Pandemi pemerintah Dalam kualitatif. Barat sudah berjalan menggunakan metode Kebijakan dan
Covid-19 di Pengembangan dengan baik, tetapi harus penelitian yang sama Lingkungan
Kecamatan UKM Pada Era lebih lagi melibatkan yakni deskriptif Implementasi.
Kewangkoan Barat Pandemi Covid-19 Pemerintah Desa dan kualitatif.
Kabupaten Minahasa di Kecamatan Pemerintah Kecamatan.
Kewangkoan Barat Bagi penerima Bantuan
Kabupaten Bagi Pelaku Usaha Mikro
52
(BPUM) agar dapat
mempergunakan dana
bantuan sebagaimana
mestinya yaitu sebagai
modal usaha untuk
mengembangkan
Minahasa
usahanya di era pandemi
Covid-19 agar dapat
tercermin perubahan atau
dampak dari pelaksanaan
program bantuan bagi
pelaku usaha mikro ini.
53
2.3 Kerangka Konseptual Penelitian
Mikro, Kecil, dan Menengah serta Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha
UMKM.
dan Menegah di Kota Gorontalo di Masa Pandemi Covid-19 yakni dilihat dari teori
teori David L. Meimner dan Aidan R. Vining dalam Tahir (2015:76) yang meliputi:
54
(1) Logika Kebijakan, (2) Lingkungan Tempat Kebijakan Dioperasikan, dan (3)
Grand Theory
Middle Theory
Implementasi Kebijakan
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah di Kota Gorontalo di Masa
Pandemi Covid-19:
a. Pengembangan/Enabling
b. Potensi atau Daya/Empowering
c. Kemandirian dan Meberdayakan
mengandung arti Melindungi/
Protecting
Chamber 1995
Operational Theory
Faktor-faktor Penentu keberhasilan Implementasi Kebijakan Pemberdayaan Usaha
Mikro, Kecil dan Mengenah di Kota Gorontalo di Masa Pandemi Covid-19:
a. Logika Kebijakan
b. Lingkungan Tempat Kebijakan Dioperasikan
55
c. Kemampuan Implementator Kebijakan
David L. Meimner dan Aidan R. Vining dalam Tahir (2015:76)
56
INPUT
Kurangnya pembeli dan menurunnya omset
penjualan Usaha Mikro Kecil dan Menegah
(UMKM) di Kota Gorontalo Di Masa Proses
Pandemi Covid-19 a. Implementasi Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19:
a) Pengembangan/Enabling
b) Potensi atau Daya/Empowering
UU No. 20 Tahun 2008
Permen No. 01 Tahun 2020 c) Kemandirian dan Meberdayakan mengandung arti
Surat Edaran Gubernur Gorontalo No. Melindungi/Protecting
510/DKUPP/512 Tahun 2020 CHAMBER (1995)
b. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Implementasi
Kebijakan Pemberdayaan UMKM Di Kota Gorontalo Di
Masa Pandemi Covid-19:
a) Logika Kebijakan
b) Lingkungan Tempat Kebijakan Dioperasikan
c) Kemampuan Implementator Kebijakan
David L. Meimner dan Aidan R. Vining dalam Tahir
(2015:76)
OUTPUT
Pertumbuhan Usaha Mikro Kecil dan
Menegah (UMKM) di Kota Gorontalo Di
Masa Pandemi Covid-19
57
Gambar 2.7 Kerangka Konseptual
58
BAB III
METODE PENELITIAN
lokasi penelitian ini merupakan tahap yang sangat penting. Penelitian ini
Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menegah dan faktor-faktor apa
lebih 10 bulan terhitung dari bulan November sampai bulan Agustus yang dimulai
59
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
60
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-
19.
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dengan tringulasi, analisis data bersifat
induktif atau kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
diartikan sebagai penelitian yang lebih cocok digunakan untuk meneliti kondisi
manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran ataupun suatu kelas
peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran
atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat
61
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nasir, 2005:54 dalam Adriana
mungkin tentang suatu keadaan atau gejala-gejala lainnya. Dengan penelitian ini
62
pengumpul data. Kehadiran peneliti adalah untuk menemukan segala sesuatu yang
terlebih dahulu sudah menyampaikan maksud dan tujuan peneliti melalui surat
informan.
1. Data Primer
primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat
melalui wawancara, jejak dan lain-lain. Data primer adalah data yang diambil
dan dikumpulkan langsung oleh peneliti tanpa adanya perantara yaitu dengan
mendapatkan informasi dan data langsung dari informan dan penanggung jawab
Dalam hal ini Aparat di Kantor Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UKM
63
Provinsi Gorontalo, Serta Wirausaha yang sudah ada sebelum pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19.
2. Data Sekunder
mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur,
buku-buku, serta dokumen. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
peninjauan langsung pada instansi yang menjadi objek untuk mendapatkan data
64
primer dan data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
1. Observasi
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
ini alat yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara
2. Wawancara
pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun
suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi
65
berhubungan dengan pokok permasalahan terkait dengan Implementasi
peneliti.
Tabel 3.2
1. IT
Idarowaty Tanango Kepala Seksi UKM
4. OS
Ocen Sayabunga UMKM Toko Karawo
5. YI
Yulin Ismail UMKM Toko Buah
6. RK
Rita Karim UMKM Toko Asesoris
7. YY
Yayu UMKM Toko Berkah Wangi
66
8. UMKM Toko Pakaian Sekolah SA
Sundari Adiko
& Gorden
9. RB
Rining Bilalea UMKM Pakaian Jadi
3. Dokumentasi
pada waktu yang lalu, dan dapat berbentuk tulisan, gambar maupun karya-
yang diperoleh. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
2017:270).
67
1. Credibility (Derajat Kepercayaan)
dan membercheck.
3. Dependability (Reliabilitas)
kualitataif bermutu atau tidak. Dalam hal ini dapat mengecek apakah peneliti
pengintepretasiannya.
4. Confirmability (Obyektifitas)
yang dikaitkan dengan proses yang telah dilakukan. Apabila hasil penelitian
68
merupakan fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka penelitian
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2018:244). Analisis data kualitatif
adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh,
pengumpulan data.
69
Dalam penelitian ini, teknik analisis datanya menggunakan analisis data
model Miles dan Huberman (1992) yang terdiri dari Reduksi Data, Penyajian
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan,
semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data akan
semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan
memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
70
b. Penyajian Data (Data Display)
flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.
tersebut.
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
71
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
Tabel 3.3
Analisis Data Model Miles dan Huberman
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi Data BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kota Gorontalo lahir pada hari Kamis, 18 Maret 1728 M atau bertepatan
dengan Kamis, 06 Syakban 1140 Hijriah. Tepat tanggal 16 Februari 2001 Kota
Gorontalo secara resmi ditetapkan sebagai ibu kota Provinsi Gorontalo (UU Nomor
72
Menurut sejarah, kota Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan
merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan
juga Manado. Gorontalo pada saat it menjadi salah satu pusat penyebaran agama
Islam di Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gerontol, Bone. Seiring dengan
menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang strategis yaitu
menghadap Teluk Tomini di bagian selatan dan Laut Sulawesi di bagian utara.
dari Dunging di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua
kelurahan yaitu kelurahan Biawao dan juga kelurahan Limba B. Dengan letaknya
yang strategis yang menjadi pusat pendidikan juga perdagangan serta penyebaran
agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan
menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara
Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol
73
Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekuasaan
seorang asisten Residen di samping Pemerintahan yang tradisonal. Pada tahun 1889
dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi
perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo lo pohalaa dibagi atas tiga
Bpk. H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942.
Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo
kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah
sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan
19
sumber pengehidupan yang sangat penting. Konsentrasi usaha mikro, kecil dan
pangan, tekstil, garmen, kayu, produk kau dan produksi mineral non-logam.
74
Dewasa ini, seluruh negara Indonesia di dunia terserang Pandemi Covid-19,
sehingga WHO sudah menyatakan dunia dalam status Pandemi Covid-19 yang
19 ini bukan hanya mengancam kesehatan masyarakat tetapi juga ikut mengancam
sector ekonomi, sosial dan politik Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
pemerintah untuk memerangi pandemik covid-19 ini, karena hampir seluruh sektor
terdampak covid-19 dan sektor ekonomi menjadi salah satu sektor yang mengalami
Nomor 7 Tahun 2021 mengenai kriteria UMKM yang terdiri dari 3 hal yakni: (1)
Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih tidak lebih dari Rp. 1.000.000.000, dan
penjualan tahunan tidak lebih dari Rp. 2.000.000.000; (2) Usaha Kecil memiliki
kekayaan bersih antara Rp. 1.000.000.000 sampai dengan Rp. 5.000.000.000, dan
penjualan tahunan antara Rp. 2.000.000.000 sampai dengan Rp. 15.000.000.000; (3)
75
Kota Gorontalo merupakan salah satu Propinsi yang mengalami Pandemi
Covid-19 yang parah, hidupnya perekonomian di Kota Gorontalo tidak terlepas dari
pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Dengan adanya Pandemi
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam
rekaman arsip, membuat reduksi data menyajikan data, menganalisis data, dan
76
A. Pengembangan/Enabling
menjelaskan bahwa:
Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh salah satu masyarakat yang
“Benar saya adalah salah satu pelaku umkm yang terdaftar pada
kantor Dinas Tenaga Kerja, Koperasi da UMKM, sewaktu awal-awal
pandemi covid-19 kemarin saya benar mengalami penurunan omset
yang di sebabkan oleh kurangnya pembeli, kemudian saya
mendengar kabar bahwa pemerintah mengeluarkan kebijakan yakni
77
Bantuan modal atau BPUM sebesar Rp2.400.000 dan hanya sekali
itu saja.” (RT, 9 JUNI 2022)
Hal ini berbeda dengan yang dijelaskan oleh salah satu mayarakat pelaku
“Saya sudah selama 7 tahun yakni dari 2016 sampai 2022 ini belum
juga terdaftar pada kantor UMKM sehingga di masa krisis ekonomi
yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 kemarin saya tidak
menerima bantuan BPUM entah itu saya yang kurang paham atas
metode atau prosedur dari kantor UMKM atau usahanya saya yakni
Toko Karawo belum sempat di kunjungi atau di survei oleh Tenaga
pendamping dari kantor UMKM” (OS, 9 JUNI 2022)
Hal lain yang dijelaskan oleh Kepala Seksi UKM Kota Gorontalo
mengatakan kepada peneliti bahwa pelaksanaan program yang diinginkan pada isi
kebijakan sudah berjalan efektif, karena isi kebijakan yang dapat terjalankan,
78
Hal ini senada dengan yang dijelaskan oleh salah satu tenaga kontrak
pendamping UMKM di Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Gorontalo:
“untuk prosenya kita lihat sesuai dengan data yang masuk dari
kelurahan, jadi kalau datanya sudah ada yang masuk dari kelurahan
maka kami hubungi satu persatu via telfon, sehari itu bisa turun ke 5-
10 pelaku UMKM dengan membahwa Lembar Hasil Kunjungan
(LHK), kemudian untuk turun ke pelaku UMKM ini tidak serta
merta hanya ambil data, tetapi tetap mendengar apa yang menjadi
keluhan masyarakat. Soal bagaimana kalau ada pelaku umkm yang
belum terdaftar di kantor, biasanya mereka itu langsung
menghubungi saya lewat Whatsup dan biasa juga ada yang datang
langsung kesini, hanya saja lebih banyak yang menghubungi lewat
Whatsup.” (DW, 8 JUNI 2022)
(Bantuan Produktif Usaha Mikro) tercatat dari 2019 sampai dengan 2021. Dan
untuk prosesnya yakni dari Kantor Kementrian menyurat ke dinas provinsi lalu di
kelurahan, kantor UMKM meminta datanya dari kelurahan, dengan kata lain usulan
pelaku UMKM yang membutuhkan Bantuan Modal ini berasal dari kelurahan.
Kota Gorontalo pihak terkait juga melakukan survey untuk mengetahui apakah
79
kebijakan pemerintah terhadap pemberdayaan UMKM di Kota Gorontalo telah
menyeluruh. Dan hasil survey tersebut di dapati bahwa masih ada pelaku UMKM
yang belum terdaftar di kantor Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM sehingga
mereka yang membutuhkan bantuan modal tersebut belum sama sekali menerima
berdaya.
Bersangkutan dengan potensi atau daya yang menjadi aspek kedua dalam
menjelaskan bahwa:
80
lama yang sudah meningkat. Salah satunya Diklat Pemasaran,
prosesnya dilakukan secara offline, kemudian yang di ajarkan disitu
adalah cara agar bisa mendapatkan perizinan, berhubung sekarang
segala pengurusan berkas sudah berbasis online (digital). Selain itu
kita juga rutin lakukan evaluasi per-tiap tahun kepada pelaku
UMKM yang menerima bantuan apakah setelah mendapatkan
bantuan modal usahanya meningkat atau tidak.” (IT, 8 JUNI 2022)
Hal ini senada dengan apa yang dikatan oleh salah satu masyarakat yang
masyarakat lemah.
81
bersikap tegas kepada masyarakat untuk tidak memberikan bantuan
kepada pelaku umkm yang memiliki pinjaman. Hal ini perlu dan
penting untuk di perhatikan agar supaya mereka yang mendapatkan
bantuan bisa memanfaatkan bantuan dari pusat sebaik mungkin
untuk merangsang kembali usaha-usaha yang sempat terkena
dampak dari pandemi Covid-19.” (IT, 8 JUNI 2022)
Hal ini senada dengan yang dikatakan oleh salah satu pelaku UMKM yang
terdaftar pada Kantor UMKM dan juga telah mendapat bantuan BPUM dari
mewawancarai salah satu pelaku UMKM yang tidak mendapatkan bantuan BPUM
“Saya sudah pernah disurvey sudah pernah juga di data dan di tanya-
tanya apakah pernah ada pinjaman atau masih ada pinjaman, saya
menjawab tidak. Namun sampai saat ini maish belum menerima
bantuan dari pemerintah seperti halnya yang di sampaikan oleh
peneliti” (YI, 9 JUNI 2022)
82
Berdasarkan pernyataan informan di atas terkait dengan Kemandirian dan
dengan menanyakan atau mendata lebih dahulu apakah pelaku UMKM tersebut
bagian sudut Kota Gorontalo dan menemukan beberapa fakta bahwa kebijakan
beberapa masyarakat yang hingga saat ini belum juga terdaftar sebagai pelaku
UMKM di Kantor Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM, dilihat dari hasil
wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pelaku UMKM yang ber inisial
tidak terdata di kantor umkm di karenakan tidak memiliki Nomor Induk Berusaha
dan Menengah di Kota Gorontalo di Masa Pandemi Covid-19 tentunya tidak lepas
83
faktor-faktor yang dimaksud menurut Devid L. Weimer dan Aidan R. Vining
sebagai berikut:
A. Logika Kebijakan
Logika kebijakan yang dimaksud dalam faktor pertama ini adalah kebijakan
harus masuk akal dan mendapat dukungan teoritis. Karena bagaimanapun sebuah
UMKM yang terkena dampak dari adanya Covid-19 ini haruslah masuk akal
(reasonable).
UMKM di Kantor Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM, mengatakan kepada
peneliti bahwa kebijakan yang reasonable yang diinginkan pada isikebijakan sudah
84
Berdasarkan pernyataan Kepala Seksi UMKM di Kantor Dinas Tenaga
Kerja Koperasi dan UMKM Kota Gorontalo diatas peneliti melakukan survey
pelaku umkm yang berada di Kota Gorontalo dan menemukan bahwa sebagian dari
sebagiannya lagi belum sama skali mendapatkan bantuan tersebut selama masa
Pandemi Covid-19, berikut penyataan dari salah satu masyarakat UMKM yang
masuk akal yakni dengan melihat keluhannya masyarakat pelaku umkm yang
ternyata masih ada beberapa pelaku UMKM yang belum menerima bantuan terebut
85
atau dengan kata lain kebijakan tersebut belum serta merta merata di kalangan
informasi tentang pendataan Usaha Mikro, Kecil dan menegah yang berada di Kota
Gorontalo.
maju, sistem politik yang stabil dan demokratis, dukungan baik dari konsituen
maupun elit penguasa dan budaya keseharian masyarakat yang mendukung akan
di Kantor Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM kepada peneliti bahwa:
86
Tidak jauh berbeda dari pernyataan informan sebelumnya, informan lainpun
dari pemerintah akibat dampak dari pandemi covid-19 atau hanya mengandalkan
kekuasaan dan kepentingan orang-orang tertentu, dengan cara dari pihak Kantor
untuk melakukan survey langsung kelapangan dan juga melihat langsung keadaan
data penerima bantuan dana dengan sangat teliti agar lingkungan tempat kebijakan
87
C. Kemampuan Implementator Kebijakan
Implementator kebijakan juga merupakan salah satu hal penting dalam pelaksanaan
88
para pelaku umkm inipun memberitahu bahwa mereka lagi
sibuk dan kalau tidak keberatan saya di suruh tunggu
sebentar baru bisa melaukan survey lokaasi. Kurang lebih
seperti itu sih, asal kitanya sopan datang baik-baik, mereka
juga akan sangat sopan dengan kita, intinya komunikasi yang
baik dengan mereka itu sangat penting, dan juga sabarrr.”
(DW, 8 JUNI 2022)
Hal ini senada dengan pernyataan dari salah satu pelaku UMKM yang
mengatakan bahwa:
sopan dan berperilaku baik, kemudian baik organisasi atau perorangan memiliki
rasa tanggung jawab dalam memperoleh pelaksanaan dan pengawasan dari proses
implementasi tersebut. Senada dengan itu peneliti telah melakukan survey kepada
89
beberapa pelaku umkm yang telah di datangi atau di survey langsung oleh
tepat, dimana para pelaku umkm ini merasa senang dan tidak merasa terganggu
Kecil dan Menengah di Kota Gorontalo di Masa Pandemi Covid-19 dengan fokus,
metode yang sudah ditetapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan masalah yang
juga wawancara langsung dengan Kepala Seksi UMKM di Kantor DInas Tenaga
Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Gorontalo. Data yang dikumpulkan melalui
a) Pengembangan/Enabling
90
Sesuai dengan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chamber 1995
mewawancarai Kepala Seksi UMKM dan beberapa informan lainnya yakni Tenaga
UMKM yang sudah ada sebelum adanya pandemi Covid-19 sampai sekarang 2022.
91
masih banyak masyarakat yang belum mengetahui bagaimana proses agar bisa
mendapatkan Program BPUM dari pemerintah tersebut. Hal inilah yang memicu
menyebabkan beberapa pelaku umkm yang mau tidak mau harus gulung tikar atau
penyaluran kredit. Saat ini skim kredit yang sangat familiar dimasyarakat adalah
Usaha Kredit Rakyat (KUR), yang khusus di peruntukkan bagi UMKM dengan
Gorontalo yakni kurang akan pengetahuan untuk mendaftarkan diri di kantor Dinas
UMKM sehingga mereka yang tidak terdaftar tidak mendapatkan bantuan modal
mereka miliki. Untuk proses identifikasi ini harus tetap dilakukan setiap tahunnya
92
untuk melihat perkembangan masalah pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan
pelaku UMKM adalah dilakukannya kebijakan dari Kantor Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi dan UMKM yaitu Diklat Pemasaran yang setiap tahun dilaksanakan.
Output dari memperkuat potensi atau daya yang miliki masyarakat ini adalah untuk
19.
dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Proses ini diawali dengan
93
Pemerintah dapat melakukan program pemulihan ekonomi melalui berbagai cara
kelompok pelaku usaha mikro, kecil dan menengah yang terdampak Covid-19 dan
subsidi bunga untuk keringanan cicilan, penundaan pembayaran hutang pokok atau
jangka waktu yang diperpanjang. Program PEN ini ditujukan untuk membantu,
94
sangat erat hubungannya dengan pementapan, pembudayaan dan pengalaman
dari pemerintah para pelaku UMKM ini harus tidak memiliki pinjaman, itulah salah
pemerintah disini sebagai wadah bagi masyarakat untuk memberikan bantuan dan
juga dengan bersikap tegas kepada masyarakat untuk tidak memberikan bantuan
kepada pelaku umkm yang memiliki pinjaman. Namun, meskipun telah ada
tetap saja peneliti masih menemukan permasalahan dilapangan bahwa tidak semua
Oleh karena itu, pemerintah pusat agar dapat memberikan informasi lebih agar
modal tersebut.
Keterkaitan penelitian ini dengan hasil penelitian Sudrajat dalam Jurnal yang
95
Milenium (Penanggulangan Kemiskinan), bahwa Dalam rangka pemberdayaan
Karsidi dan Irianto (2005) keterlibatan yang ada masih bersikap sendiri-sendiri dan
kurang intergratif antara stakeholder satu dengan yang lain. Langkah-langkah yang
regulasi yang kondusif, (3) tersedianya pengawasan yang efektif, (4) tersedianya
teknologi informasi yang murah, dan (5) tersedianya pembiayaan modal yang
Pelaksanaan suatu kebijakan ataupun program tentu tidak lepas dari faktor-
Masa Pandemi Covid-19 tentu tidak lepas dari adanya faktor-faktor yang
96
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Gorontalo di Masa Pandemi Covid-19
Menengah di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19 yakni tidak lepas dari
tidak menerima bantuan, Pihak Pendamping, Pihak Kantor Dinas Tenaga Kerja
Koperasi dan UMKM dan pemerintahan pusat. Dengan adanya peran dari pihak-
Mikro, Kecil dan Menengah di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19 akan
Masa Pandemi Covid-19 yang ditemui ketika observasi di Kota Gorontalo, yakni:
a) Logika Kebijakan
faktor logika kebijakan ini menunjukkan bahwa kebijakan harus masuk akal dan
demikian logika kebijakan tersebut harus diketahui dan di telaah dengan jelas, tepat
97
dan konsisten. Implementasi yang efektif akan terjadi apabila pembuat keputusan
atas kebijakan sudah mengetahui apa yang mereka terapkan. Hal itu dapat berjalan
Sesuai dengan hasil pengamatan dilapangan yang dilihat dari faktor logika
kebijakan bahwa logika kebijakan yang ditetapkan dan dilakukan oleh Pemerintah
Kota Gorontalo adalah dengan mengeluarkan Program BPUM untuk para pelaku
masyarakat yang terkena dampak dari pandemi covid-19 tidak lain dan tidak bukan
omset penjualan dan berakhir buntu alias tidak ada jalan keluar selain mengeluhkan
lanjutan ternyata masih ada beberapa pelaku UMKM yang belum menerima
bantuan terebut atau dengan kata lain kebijakan tersebut belum serta merta merata
akan informasi tentang pendataan Usaha Mikro, Kecil dan menegah yang berada di
Kota Gorontalo.
Soedjito (2018) bahwa bila dilihat dari dari keefektifan suatu implementasi
mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus tepat dan masuk akal (reasonable).
98
Ketepatan ini dimaksudkan apakah targetnya dalam kondisi siap untuk diintervensi
atau tidak. Kesiapan yang dimaksud dalam hal kebijakannya apakah dalam kondisi
sebagaimana yang diterapkan oleh Pemerintah Pusat sudah dijalankan dengan baik
bantuan modal kepada pelaku UMKM yang membutuhkan, akan tetapi Program
tersebut masih belum merata di kalangan UMKM karena dari survey dan penelitian
yang peneliti lakukan pemberian bantuan modal tersebut belum merata. Untuk itu
pelaku UMKM inilah yang menjadi salah satu penentu keberhasilan dari program
ini.
99
implementasi itu sendiri mencakup sejauhmana perubahan yang diinginkan dari
sebuah kebijakan, apakah letak sebuah program sudah tepat, apakah sebuah
merupakan suatu tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat atau Sumber Daya
Manusia (SDM). SDM untuk merealisasikan tujuan yang tertuang dalam kebijakan
tujuan tersebut.
melaksanakan dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada. Dengan adanya
Kantor Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM Kota Gorontalo. Lingkungan
100
manfaat yang di dapati oleh sebagian besar masyarakat penerima BPUM, walaupun
masih ada sebagian kecil yang menerima dana bantuan tetapi tidak
tidak adanya perubahan pada usahanya. Dan masih ada masyarakat yang tidak bisa
semua pelaku umkm telah menerima bantuan modal dari pemerintah, hal ini
dikarenakan jumlah pelaku umkm yang sangat banyak membuat program ini tidak
Mikro, Kecil Dan Menengah Di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19 ini.
dengan permasalahan dari sebuah kebijakan dan para pelaksana kebijakan telah
mengetahui apa yang harus dilakukan serta lingkungan tempat kebijakan tersebut
101
akan memberikan kesan yang baik kepada masyarakat pelaku umkm yang
melakukan tugasnya dengan baik, sopan, santun, beradab dan bertanggung jawab.
Implementator dari kebijakan ini tidak lain adalah Tim Pendamping UMKM dari
Kantor Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UMKM. Tim pendamping UMKM sudah
mewawancari pelaku umkm, serta dengan sabar menunggu akan siapnya pelaku
kepatuhan Implementator mengikuti apa yang diperintahkan oleh atasan. Hasil dari
penelitian pada poin pertama ini ialah kepatuhan dinas koperasi dan UMKM
menjalankan perintah yang mengacu pada Peraturan daerah nomor 02 tahun 2016
102
tentang dana bergulir. 2) kemampuan Implementator melakukan aoa yang dianggap
tepat sebagai keputasan pribadi dalam menghadapi pengaruh eksternal dan faktor
kepada masyarakat umkm yang mendapatkan dampak dari adanya pandemi covid-
19.
103
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah di uraikan pada bab
sebelumnya yang terkait dengan fokus dan sub fokus penelitian maka dapat ditarik
syarat penerima BPUM itu mempunyai usaha yang terus menerus aktif dan
para pelaku UMKM ini bisa berjualan kembali. Aspek kedua adalah Potensi
104
sebagai pelaku UMKM terbukti sudah menjalankan program dari
modal dari pemerintah para pelaku UMKM ini harus tidak memiliki
saat ini belum juga terdaftar sebagai pelaku UMKM di Kantor Dinas Tenaga
Kerja Koperasi dan UMKM padahal beliau sedang tidak memiliki pinjaman,
pandemi covid-19.
105
sesuai dengan prosedur yang ada, namun dua faktor masih belum terlaksana
belum merata di kalangan UMKM karena dari survey dan penelitian yang
5.2 Saran
sebagai berikut:
106
2. Perlu adanya pemberian informasi lebih tentang pentingnya mendaftar
sebagai pelaku UMKM di kantor Dinas Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM
pemerintah.
107
DAFTAR PUSTAKA
Syafiie, Inu Kencana. 2015. Ilmu Administrasi. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Sijabat, S. 2008. Potret Iklim Usaha Pemberdayaan UMKM. Infokop, 16. 1-17
108
Suarja, W. AR. 2007. Kebijakan Pemberdayaan UKM dan Koperasi Guna
Menggerakkan Ekonomi Rakyat dan Menanggulangi Kemiskinan.
http://smecda.com/deputi7/file_makalah/IPB-BOGOR.pdf.
Jurnal-jurnal Penelitan
Saputra, D. (2021). Survei BI : 87,5 Persen UMKM Indonesia Terdampak Pandemi
Covid-19.
Rahmana, Arief. 2008. Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Informasi Terdepan
tentang Usaha Kecil Menengah
109
Balitbang, Buleleng. (2020). Kajian Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap UMKM
Di Kabupaten Buleleng
Ni, Nyoman Sunariani, dkk. (2017). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah (Umkm) Melalui Program Binaan Di Provinsi Bali: Jurnal Ilmiah
Anajemen Dan Bisnis, 2(1)
I Gede Yudha Pratama. (2020). Proses Kreatif Dalam Upaya Pemberdyaan Umkm
Melalui Rangkaian Acara Clinic Design – Std Bali Design Week: Jurnal Lentera
Widya, 2(1)
Ferry Duwi Kurniawan & Luluk Fauiah. (2014). Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Dan Menengah (Umkm) Dalam Penanggulangan Kemiskinan. 2(2), 103-220
Yuli Rahmini, Suci. Perkembangan Umkm (Usaha Mikro Kecil Dan Menengah) Di
Indonesia
110
Heri Kurniawan, HS, dkk. (2020). Konsep Kebijakan Strategis Dalam Menangani
Eksternalitas Ekonomi Dari Covid-19 Pada Masyarakat Rentan Di Indonesia:
Indonesian Journal Of Social Sciences And Humanities, 1(2), 130-139
Kiki Amelia, Sari, dkk. (2021). Pemberdayaan Melalui Pelatihan Pemasaran Produk
Umkm Omah Jenang Blitar Di Masa Pandemi Covid-19: Jurnal ABDIMASA
Pengabdian Masyarakat, 4(2), 64-72
Nardi, Sunardi, dkk. (2020). Peran Manajemen Keuangan Dan Digital Marketing
Dalam Upaya Peningkatan Omset Pejualan Bagi Umkm Pasar Modern Intermodal
Bsd City Kota Tangerang Selatan Di Tengah Pandemi Covid-19: Jurnal Abdi
Masyarakat Humanis, 2(1), 20-27
Laily, Muzdalifah, dkk. (2020). Pemberdayaan Pelaku Umkm Menuju Umkm Go-
Digital Di Era Pandemi Covid-19 Dan Era New Normal Bagi Pelaku Umkm
Sidoarjo: Jurnal Seminar Nasional Sistem Informasi.
Regulasi:
Undang-Undang No. 20. Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM).
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 01 Tahun 2020 tentang petunjuk teknis penggunaan Dana Alokasi Khusus
Nonfisik peningkatan kapasitas koperasi, usaha kecil, dan menengah.
111
LAMPIRAN
Lampiran 1. Panduan Wawancara
Kepada Yth.
Bpk/Ibu/Sdr. Informan
Di tempat
NIM : 941418002
112
kuesioner ini akan saya gunakan untuk mengetahui “Kebijakan Pemberdayaan
Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kota Gorontalo Di Masa
Pandemi Covid-19”.
Hormat Saya
Peneliti
RELLYGIA S. LANTI
PANDUAN WAWANCARA
941418002
Nama : .......................................................................
Jenis Kelamin : L / P
Usia : .......................................................................
113
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kota
Pemberdayaan dilakukan?
pemerintah?
114
Faktor yang menentukan Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil Dan
Menengah (Umkm) Di Kota Gorontalo Di Masa Pandemi Covid-19
115
Lampiran II : Daftar Nama-Nama Informan Penelitian
1. IT
Idarowaty Tanango Kepala Seksi UKM
4. OS
Ocen Sayabunga UMKM Toko Karawo
5. YI
Yulin Ismail UMKM Toko Buah
6. RK
Rita Karim UMKM Toko Asesoris
7. YY
Yayu UMKM Toko Berkah Wangi
116
10. UMKM Lapak Tzakir (rempah- SA
Sriwahyuni Annas
rempah)
11. UMKM Lapak Tina (rempah- SL
Supartina Labadtjo
rempah)
12. WD
Widya Daini UMKM Rumah Laundry
117
kantor Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi da UMKM, sewaktu
awal-awal pandemi covid-19
kemarin saya benar mengalami
penurunan omset yang di
sebabkan oleh kurangnya pembeli,
kemudian saya mendengar kabar
bahwa pemerintah mengeluarkan
kebijakan yakni Bantuan modal
atau BPUM sebesar Rp2.400.000
dan hanya sekali itu saja.
OS: Saya sudah selama 7 tahun
yakni dari 2016 sampai 2022 ini
belum juga terdaftar pada kantor
UMKM sehingga di masa krisis
ekonomi yang disebabkan oleh
pandemi Covid-19 kemarin saya
tidak menerima bantuan BPUM
entah itu saya yang kurang paham
atas metode atau prosedur dari
kantor UMKM atau usahanya saya
yakni Toko Karawo belum sempat
di kunjungi atau di survei oleh
Tenaga pendamping dari kantor
UMKM.
RS: kebetulan saya tidak terdaftar
dikantor UMKM jadi saya tidak
tahu menahu persoalan ada atau
tidaknya kebijakan dari
pemerintah.
YI: tidak ada, belum pernah di
survey, belum pernah terima
bantuan dari pemerintah.
YY: kebetulan usahanya saya ini
ada bersamaan dengan datangnya
covid, jadi tidak begitu merasakan
dampak dari pandemi covid-19.
SA: tidak tahu, saya tidak tahu
118
kalau ada bantuan dari
pemerintah, saya juga belum
terdaftar di kantor umkm, saya
tidak tahu caranya mendaftar.
RB: Ya, saya sudah terdaftar di
kantor UMKM, waktu itu juga
saya sempat terima bantuan dari
pemerintah, cuman ya begitulah
banyak yang harus di biayai jadi
menurut saya masih kurang.
SA: saya belum dapat bantuan,
insyaallah siapa tahu habis
diwawancarai ini akan dapat
bantuan.
SL: sudah lama saya usaha
rempah-rempah, tapi belum dapat
bantuan, covid-19 kemarin juga
tidak ada, tidak ada dari pihak
pemerintah datang mensurvey.
WD: kebetulan saya ini hanya
karyawan disini, tapi saya sudah
dari sebelum covid sudah kerja
disini, sepengetahuannya saya
b. Kebijakan seperti laundry ini tidak dapat bantuan.
apa yang diberikan
oleh pemerintah
terhadap Usaha IT: proses pemberdayaan
Mikro, Kecil dan dilakukan yakni dari kementrian
Menengah Di Masa menyurat ke dinas provinsi terus
Pandemi Covid-19, di teruskan ke kantor UMKM
serta kabupaten kota dari sini diteruskan
bagaimanakah ke masing-masing kelurahan, kita
proses minta datanya itu dari kelurahan,
Implementasi usulannya dari kelurahan, dengan
Kebijakan syarat penerima BPUM itu
Pemberdayaan mempunyai usaha yang terus
tersebut dilakukan? menerus aktif dan produktif tidak
sewaktu-waktu, terus juga harus
dibuktikan dengan adanya surat
119
izin usaha/surat keterangan usaha,
kemudian tidak mempunyai
pinjaman (penerima KUR).
Kemudian dari kantor Disnaker ini
sendiri harus ada Nomor Induk
Berusaha (NIB) yang tercatat
sampai ke pusat, pengurusannya
juga sekarang berbasis online
tetapi kalua ada pelaku usaha yang
tidak bisa mengakses disini ada
tenaga pendamping UMKM dan
tenaga operator di bidang sosial
daerah, mereka yang dampingi
membantu membuat NIB tersebut.
DW: untuk prosenya kita lihat
sesuai dengan data yang masuk
dari kelurahan, jadi kalau datanya
sudah ada yang masuk dari
kelurahan maka kami hubungi satu
persatu via telfon, sehari itu bisa
turun ke 5-10 pelaku UMKM
dengan membahwa Lembar Hasil
Kunjungan (LHK), kemudian
untuk turun ke pelaku UMKM ini
tidak serta merta hanya ambil data,
tetapi tetap mendengar apa yang
menjadi keluhan masyarakat. Soal
bagaimana kalau ada pelaku
umkm yang belum terdaftar di
kantor, biasanya mereka itu
langsung menghubungi saya lewat
Whatsup dan biasa juga ada yang
datang langsung kesini, hanya saja
lebih banyak yang menghubungi
lewat Whatsup.
Potensi atau Bagaimana cara IT: Berbicara menegenai
Daya/Empoweri memanfaatkan potensi bagaimana cara meningkatkan
ng pemberdayaan yang potensi pemberdayaan yang ada
telah diberikan oleh yakni dari kantor ini kami
120
pemerintah? Apa yang mengeluarkan kebijakan Diklat
dilakukan agar potensi- yang setiap tahun dilaksanakan
potensi yang ada dapat untuk pelaku UMKM yang
berkembang? pemula, atau yang wirausaha baru
terus juga wirausaha lama yang
sudah meningkat. Salah satunya
Diklat Pemasaran, prosesnya
dilakukan secara offline,
kemudian yang di ajarkan disitu
adalah cara agar bisa mendapatkan
perizinan, berhubung sekarang
segala pengurusan berkas sudah
berbasis online (digital). Selain itu
kita juga rutin lakukan evaluasi
per-tiap tahun kepada pelaku
UMKM yang menerima bantuan
apakah setelah mendapatkan
bantuan modal usahanya
meningkat atau tidak.
RT: saya termasuk peserta diklat
pemasaran yang setiap tahun
dilaksanakan, awalnya saya tidak
tahu menahu segala persoalan
yang berbasis digital, kemudian
dari Kantor Dinas Tenaga Kerja,
Koperasi dan UMKM
mengeluarkan kebijakan yakni
mengadakan Pelatihan Diklat
Pemasaran yang bertujuan untuk
mengajarkan saya bagaimana
cara-cara agar bisa mendapatkan
surat perizinan melalui online
hingga pada bagaimana
melakukan pemasaran via Online.
Kemandirian Seperti apa dan IT: perlindungan terhadap UMKM
dan bagaimana bentuk dari yang kita bina selalu kita lakukan
Memberdayakan protecting yang telah dengan tidak memberikan bantuan
Mengandung diberikan oleh untuk pelaku UMKM yang
Arti pemerintah terhadap memiliki pinjaman, maka dari itu
121
Melindungi/ UMKM di Masa gunanya kita disini sebagai wadah
Protecting Pandemi Covid-19? bagi masyarakat untuk
memberikan bantuan dan juga
dengan bersikap tegas kepada
masyarakat untuk tidak
memberikan bantuan kepada
pelaku umkm yang memiliki
pinjaman. Hal ini perlu dan
penting untuk di perhatikan agar
supaya mereka yang mendapatkan
bantuan bisa memanfaatkan
bantuan dari pusat sebaik mungkin
untuk merangsang kembali usaha-
usaha yang sempat terkena
dampak dari pandemi Covid-19.
RT: saya sewaktu pertama kali di
data oleh tenaga kontrak
pendamping yang diutus oleh
Kantor Dinas Koperasi dan
UMKM yang di data duluan
adalah sudah berapa lama
usahanya saya, omsetnya naik
turun atau tidak dan kemudian di
tanyalah kalau saya pernah
melakukan pijaman di bank-bank
dan masih ada sisa hutang,
kebetulan saya sedang tidak
melakukan ataupun memiliki
pijaman di mana pun, setelah itu
pihak dari kantor UMKM ini
kembali mensurvey bagaimana
perkembangan usaha saya apakah
terus menerus atau putus-putus
dengan kata lain musiman.
YI: Saya sudah pernah disurvey
sudah pernah juga di data dan di
tanya-tanya apakah pernah ada
pinjaman atau masih ada
pinjaman, saya menjawab tidak.
Namun sampai saat ini maish
122
belum menerima bantuan dari
pemerintah seperti halnya yang di
sampaikan oleh peneliti
Faktor-Faktor Yang Menentukan Kebijakan Pemberdayaan Usaha
2. Mikro, Kecil Dan Menengah (Umkm) Di Kota Gorontalo Di Masa
Pandemi Covid-19
Logika Apakah implementasi IT: dari pihak kami sudah
Kebijakan kebijakan pemberdayaan melakukan turun lapangan
UMKM di Kota terhadap pelaku-pelaku UMKM
Gorontalo di masa yang berada di Kota Gorontalo
pandemi covid-19 yang dan melihat bagaimana sulitnya
diterapkan pemerintah mereka untuk merangsang
masuk akal kembali usaha mereka akibat
(reasonable)? pandemi covid-19 yang terjadi,
dan kebanyakan dari pelaku-
pelaku UMKM ini sendiri
banyak yang mengeluh akan
kekurangan modal usaha atau
tidak adanya balik modal maka
dari itu mereka menginginkan
bantuan berupa dana, saya rasa
kalau untuk kebijakan
pemberdayaan yang di terapkan
oleh pemerintah sudah cukup
masuk akal karena masyrakat
menginginkan bantuan modal
dan kemudian dikeluarkanlah
BPUM sebagai kebijakan untuk
memberdayakan masyarakat
pelaku UMKM.
RB: kebijakan dari pemerintah
untuk memberdayaan usaha
kami belum seluruhnya
menyeluruh dibuktikan dengan
usahanya saya yang bisa dibilang
ikut merasakan dampak dari
adanya pandemic covid-19 yakni
sempat tidak ada pembeli sama
sekali hingga menyebabkan
123
turunnya omset penjualan, tetapi
saya sempat mendengar teman-
teman saya sesame pelaku umkm
bahwa mereka mendapatkan
bantuan dari pemerintah sebesar
Rp2.400.000 dan menurut saya
kebijakan itu masuk akal akan
tetapi yang tidak masuk akalnya
kenapa saya tidak dapat
sedangkan teman sesama pelaku
umkm lainnya mendapatkan
bantuan tersebut
Lingkungan Bagaimana dengan lingkungan tempat kebijakan
Tempat lingkungan atau tempat dioperasikan disesuaikan dengan
Kebijakan di di Implementasikannya data yang masuk dari kelurahan
Operasikan Kebijakan dilihat dari kondisi sosial-
Pemberdayaan tersebut? ekonominya mereka apakah
Apakah lingkungan benar-benar mengalami dampak
tempat dari adanya pandemi covid-19
pengimplementasiannya atau tidak, kemudian juga dilihat
kebijakan pemberdayaan dari lingkungannya para
sudah sesuai? penguasa dan budaya
masyarakat, maksudnya adalah
apakah lingkungan yang akan
diimplementasikan kebijakan
tersebut dipengaruhi oleh
kekuasaan dan kepentingan yang
saling berkaitan atau yang sering
disebut dengan sebutan “orang
dalam” maka dari itu selalu
dipantau dan diingatkan agar
kebijakan pemerintahn untuk
memberdayakan pelaku umkm
ini tepat sasaran dan bisa
berjalan secara efektif & efisien.
DW: memang benar dari pihak
kami yakni Kantor Dinas Tenaga
Kerja Koperasi dan UMKM
sebelum menentukan atau
124
menetapkan siapa-siapa saja
yang pantas mendapatkan
Program merintah yakni BPUM
kami meneliti dan menantau
apakah masyarakat yang akan
mendapatkan bantuan tersebut
memang benar-benar terkena
dampak dari covid-19 atau hanya
karena adanya kekuasaan dan
kepentingan yang berkaitan.
Itulah sebabnya kami melakukan
observasi langsung ke tempat
usahanya mereka.
Kemampuan Bagaimana sikap IT: di Dinas Dinas Tenaga Kerja
Implementator pelaksana dalam Koperasi dan UMKM memiliki
Kebijakan implementasi kebijakan tugas wewenang masing-masing,
pemberdayaan UMKM kalau untuk sikap pelaksana
Di Kota Gorontalo Di aparat ke masyarakat boleh
Masa Pandemi Covid- silahkan melakukan wawancara
19? langsung dengan Tenaga
Kontrak pendamping UMKM
karena dia yang selalu turun
lapangan dan bertemu langsung
dengan pelaku UMKM,
kemudian untuk sikap pelaksana
dari pusat saya rasa sudah di
jelaskan tadi bahwa prosesnya
sudah sangat baik begitupun
dengan sikap aparat yang dari
pusat.
DW: berbicara soal kemampuan
Implementator dalam
menerapkan kebijakan salah satu
contohnya adalah sikap. Nah
bagaimana sikap kita dalam
mendata, berhadapan langsung
dengan pelaku ukm, sopan dan
santunnya kita datang ke tempat
usahanya mereka, bahkan
125
adapula yang sewaktu saya
sampai di tempat usahanya
mereka, itu mereka sedang
sibuk-sibuknya membuat produk
yang mereka jual seperti misalny
kue, ketika saya datang itu
mereka masih sementara
memanggang kue, dan sikap
yang saya berikan adalah
mengucapkan salam kemudian
memberi tahu identitas saya
siapa, dari mana dan untuk apa.
Kemudian setelah itu para pelaku
umkm inipun memberitahu
bahwa mereka lagi sibuk dan
kalau tidak keberatan saya di
suruh tunggu sebentar baru bisa
melaukan survey lokaasi. Kurang
lebih seperti itu sih, asal kitanya
sopan datang baik-baik, mereka
juga akan sangat sopan dengan
kita, intinya komunikasi yang
baik dengan mereka itu sangat
penting, dan juga sabarrr.
RB: aduh benar sekali mereka itu
kalau datang mengucap salam
dan dengan sabar menunggu
saya yang kadang sering sibuk
dengan produk yang saya jual,
tidak marah-marah, sehingga
kami juga senang di wawancarai
oleh mereka, bahkan saya tidak
segan-segan untuk mmberikan
produk saya secara gratis, karena
saya tahu mereka melakukan
survey lapangan ini tidak lain
tidak bukan untuk membantu
memberikan batuan modal
kepada saya.
126
Lampiran IV Surat Pengantar
127
Lampiran V Surat Izin Meneliti dari Fakultas
128
Lampiran VI Surat Tugas Meneliti
129
Lampiran VII Surat Keterangan Advis dari KESBANGPOL Kota Gorontalo
130
Lampiran VIII Dokumentasi Penelitian
131
Wawancara dengan Ibu Idarowaty Tanango (Kepala Seksi UKM di Kantor Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi dan UMKM)
132
Wawancara dengan Ibu Yulin Ismail (UMKM Toko Buah)
133
Wawancara dengan Ibu Sundari Adiko (UMKM Toko Pakaian Sekolah & Gorden)
134
Wawancara dengan Ibu Supartina Labadtjo (UMKM Lapak Tina: Rempah-rempah)
CURICULUM VITAE
A. IDENTITAS PRIBADI
135
Nama : Rellygia Syahputri Lanti
Tempat Tanggal Lahir : Gorontalo, 06 Januari 2001
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Kancil, Kelurahan Tenilo, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo
Jurusan : Administrasi Publik
Angkatan : 2018
Email : rellygialanti06@gmail.com
No. Handphone : 082187612142
Nama Orang Tua
Ayah : Iwan Lanti
Ibu : Sundari Adiko
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. Pendidikan Formal
a. TK : TK Harapan Tahun 2006
b. SD : SD N 46 Hulonthalangi Tahun 2012
c. SMP : SMP Negeri 2 Gorontalo Tahun 2015
d. SMA : SMA Negeri 1 Gorontalo Tahun 2018
e. Perguruan Tinggi :Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Ilmu Sosial,
Jurusan S1 Administrasi Publik
2. Pendidikan Non Formal
a. Peserta pada kegiatan Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB)
Universitas Negeri Gorontalo tahun 2018
b. Peserta pada kegiatan pelatihan Komputer dan Internet di Universitas
Negeri Gorontalo tahun 2018
136
c. Peserta pada kegiatan “Pena Bidikmisi Fakultas Ekonomi yang dikemas
dalam Bentuk Workshop Penulisan dan Sharing Session Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Bidikmisi Berprestasi tahun 2018
d. Peserta Pelatihan Kepemimpinan dan Organisasi Himpunan Mahasiswa
Prodi S1-Ilmu Administrasi Publik tahun 2019
e. Peserta Magang Reguler tahun 2021
f. Peserta pada kegiatan “Pelatihan Pengelolaan Referensi Dan Sitasi
dengan Software Mendeley” tahun 2020
g. Peserta pada kegiatan “Kuliah Kerja Nyata (KKN) TEMATIK” tahun
2022
h. Peserta Seminar Nasional dengan Tema “Winning In Disruptive Era,
Siap Menuju Indonesia Mandiri 2034” tahun 2018
i. Peserta Seminar Daring Nasional dengan Tema “Optimalisasi Potensi
Diri untuk Meningkatkan Produktivitas” tahun 2020
j. Peserta dalam Webinar Administrasi dengan Tema “Menjadi
Administrator Profesional dalam Pelayanan Publik di Masa Pandemi”
tahun 2021.
137