Anda di halaman 1dari 133

ADAPTASI INOVASI GO-DIGITAL DALAM UPAYA PENINGKATAN

PELAYANAN DI MASA PANDEMI COVID-19 OLEH DINAS


KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
KOTA SAMARINDA

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Strata 1

OLEH

ANITA WAHYUNI
1702025023

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
ii
iii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan bentuk
inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda,
perkembangan inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota
Samarinda sebelum adanya pandemi Covid-19, adaptasi inovasi Go-Digital yang
dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda di masa pandemi Covid-19, dan hasil
dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa
pandemi Covid-19 oleh Disdukcapil Kota Samarinda. Penelitian ini dilaksanakan
di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk inovasi Go-Digital dari awal
penerapan hingga saat ini yang terdiri dari 12 macam inovasi/program dengan
berbasis digital, sebelum masa pandemi terdapat 9 inovasi dan sebagian besar
diantaranya dapat diakses secara online, dan 3 inovasi yang dilakukan oleh
Disdukcapil Kota Samarinda muncul di masa pandemi Covid-19, secara
keseluruhan inovasi yang ada dan dilakukan oleh Disdukcapil Samarinda dapat
diakses secara online. Kedua, perkembangan inovasi Go-Digital yang dilakukan
oleh Disdukcapil Kota Samarinda sebelum adanya pandemi Covid-19 sejak awal
diterapkan yaitu pada tahun 2018 sampai dengan sebelum pandemi Covid-19 terus
mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dapat dilihat dengan terus
dilakukannya berbagai inovasi di segala bidang pelayanan yang ada pada
Disdukcapil Kota Samarinda. Ketiga, adaptasi inovasi Go-Digital di masa
pandemi Covid-19 dapat dikatakan mampu beradaptasi dengan baik, jika dilihat
pada tingkat adaptasi dan indikator adaptasi sudah berjalan sepenuhnya, walaupun
masih ada satu inovasi yang dikarenakan inovasi yang masih bekerja sama dengan
pihak lain sehingga harus berkoordinasi lebih lanjut. Adapun hasil adaptasi
inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-19 dalam hal ini waktu pengurusan
dokumen kependudukan di masa pandemi menjadi jauh lebih cepat, kemudian
untuk kendala yang dihadapi dari pihak Disdukcapil dan masyarakat yang masih
diperlukannya berbagai perbaikan seperti meningkatkan sosialisasi terkait dan lain
sebagainya.

Kata Kunci: adaptasi inovasi, go-digital, peningkatan pelayanan, disdukcapil,


Samarinda

iv
RIWAYAT HIDUP
Anita Wahyuni, lahir di Desa Telaga, Kecamatan Batu Ampar,

Kabupaten Kutai Timur pada 01 September 1999. Penulis

merupakan anak ke-4 dari pasangan Bapak Lulyadi dan Ibu

Salmah. Penulis memiliki 4 saudara perempuan dan 1 saudara

laki-laki

Riwayat pendidikan penulis dimulai ketika mulai memasuki Pendidikan

Sekolah Dasar di SDN 002 Telaga Kecamatan Batu Ampar dan lulus pada tahun

2011, lalu melanjutkan Pendidikan Menengah Pertama di SMPN 1 Batu Ampar

dan lulus pada tahun 2014. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah

Menengah Atas di SMAN 1 Batu Ampar dan lulus pada tahun 2017.

Di tahun yang sama pada tahun 2017, penulis berhasil memasuki bangku

perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman

pada program studi strata 1 Ilmu Pemerintahan melalui jalur SNMPTN. Selama

menjadi mahasiswa, penulis aktif di organisasi internal kampus yaitu Himpunan

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan FISIP UNMUL Samarinda. Pada periode 2019-

2020 menjabat sebagai Kepala Departemen Kajian Keilmuan (KKI) HIMIP FISIP

UNMUL.

Kemudian dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi di

Universitas Mulawarman, maka penulis beserta seluruh rekan-rekan seangkatan

yang telah memenuhi persyaratan untuk kemudian melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata Kondisi Luar Biasa (KKN-KLB) Reguler pada angkatan 46 di Kelurahan

Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.

v
Guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata I, penulis

melakukan penelitian di Disdukcapil Kota Samarinda dengan judul “Adaptasi

Inovasi Go-Digital dalam Upaya Peningkatan Pelayanan di masa pandemi Covid-

19 oleh Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda”.

vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,

karunia, dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini

yang berjudul “Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya Peningkatan

Pelayanan di Masa Pandemi Covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana pada Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna

dikarenakan penulis masih minim akan pengetahuan dan kemampuan. Dengan

mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari banyak pihak, skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Mulawarman, Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si, yang

telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu

pengetahuan di Universitas Mulawarman.

2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman, Bapak

Dr. H. Muhammad Noor, M.Si, atas kesempatan yang diberikan kepada

penulis untuk menimba ilmu dan menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman.

3. Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Mulawarman, Bapak Dr. Iman Surya, S.Sos, M,Si yang

vii
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan

di Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNMUL.

4. Bapak Dr. Phil. I Ketut Gunawan, MA, dan Bapak Dr. Jauchar Barlian, M.Si

selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dengan penuh

kesabaran sehingga akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Dr. Erwin Resmawan, M.Si dan Bapak Dr. Iman Surya, S.Sos, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan evaluasi penulis

sebagai arahan penyempurnaan skripsi ini.

6. Kepada seluruh Dosen, Staf dan Civitas Akademik Program Studi Ilmu

Pemerintahan yang telah meluangkan waktu dan berbagi ilmu kepada penulis

selama mengenyam bangku perkuliahan.

7. Keluarga Ayahanda Lulyadi dan Ibunda Salmah, Kakak Betty Krisna Wati,

Kustaniah S.IP, dan Agus Mahendra S.Pd dan Adik Anjelita dan Gita Julianti,

serta Keponakan Haikal Tornando dan Amira Hidayatullah, Terima kasih

untuk Doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun materiil yang tidak

pernah putus untuk penulis.

8. Terkhusus untuk Kakak yang selalu ada di dalam doa penulis Almarhum

Jekky Tornando, terima kasih untuk segala kebaikan dan pengorbanan yang

telah diberikan semasa hidup untuk penulis.

9. Saudara sepupu Yunita Indah Sari, terima kasih untuk selalu ada dan menjaga

satu sama lain.

10. Kepala Disdukcapil Kota Samarinda Bapak H. Abdullah, S.H, M.Psi beserta

jajarannya yang telah memberikan izin, serta membantu dan memberikan

viii
kemudahan penulis selama melakukan penelitian di Kantor Disdukcapil Kota

Samarinda.

11. Kepada seluruh masyarakat yang terlibat dan membantu aktif dalam proses

penelitian di Disdukcapil Kota Samarinda.

12. Keluarga besar Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Angkatan 2017 Kelas A, tetap

semangat dan semoga kita menjadi orang-orang yang bahagia.

13. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan (HIMIP) FISIP

UNMUL terutama pengurus angkatan 2017 Himip Totalitas periode 2019-

2020 terima kasih atas kekeluargaan yang terjalin selama ini.

14. Para teman seperjuangan kuliah WWM; Lianovi Citrasari, Shelly Noorlisa,

Bella Gitty, Nurlaili Darmayanti, dan Ririn Sholekhah. Terima kasih untuk

selalu ada dan saling menyemangati. Semoga di masa depan kita segera

berkumpul dengan kabar kesuksesan kita.

15. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu yang membantu

secara langsung maupun tidak langsung sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat sehingga

dapat memberikan sumbangsih pemikiran bagi semua pihak yang membutuhkan.

Aamiin yarobbal alamin,

Wassalamualaikum Wr Wb

Samarinda, 25 Juni 2021

Anita Wahyuni

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
BAB II KERANGKA DASAR TEORI ....................................................... 9
2.1 Teori dan Konsep..................................................................... 9
2.1.1 Adaptasi Inovasi Go-Digital…………………………….9
2.1.1.1 Adaptasi……………………………………………….9
2.1.1.2 Inovasi………………………………………………..14
2.1.1.3 Go-Digital…………………………………………....16
2.1.1.4 Adaptasi Inovasi Go-Digital………………….………17
2.1.2 Upaya Peningkatan Pelayanan………………………….18
2.1.2.1 Upaya…………………………………………………18
2.1.2.1 Peningkatan Pelayanan……………………………….19
2.1.2.3 Upaya Peningkatan Pelayanan……………………......20
2.1.3 Masa Pandemi Covid-19……………………………….21
2.1.4 Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam
Upaya Peningkatan Pelayanan di Masa
Pandemi Covid-19……………………………………...25
2.2 Definisi Konsepsional................................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 29
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................... 29
3.2 Fokus Penelitian ..................................................................... 29
3.3 Sumber Data ........................................................................... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 32
3.5 Teknik Analisis Data .............................................................. 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 37
4.1 Gambaran Umum……………………………………………37
4.1.1 Kota Samarinda ................................................... …….37
4.1.2 Disdukcapil Kota Samarinda ........................................ 42

x
4.2 Bentuk Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh
Disdukcapil Kota Samarinda..................................... ……….46
4.3 Perkembangan Inovasi Go-Digital yang dilakukan
oleh Disdukcapil Kota Samarinda sebelum adanya
Pandemi Covid-19.................................................................. 56
4.4 Adaptasi Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh
Disdukcapil Kota Samarinda di Masa Pandemi Covid-19 ..... 64
4.4.1 Adaptasi Program/Inovasi Go-Digital sebelum dan sesudah
adanya pandemi di Disdukcapil Kota Samarinda ..................... 64
4.4.2 Adaptasi Organisasi Disdukcapil Kota Samarinda di masa
Pandemi Covid-19 ..................................................................... 73
a. Perubahan Struktur ............................................................. 74
b perubahan Teknologi. ......................................................... 75
c. Perubahan Penataan Fisik................................................... 77
d. Perubahan Sumber Daya Manusia ..................................... 79
4.5 Hasil dari Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya
Peningkatan Pelayanan di Masa Pandemi Covid-19
oleh Disdukcapil Kota Samarinda ................... ……………...82

BAB V PENUTUP .......................................................................................... .91


5.1 Kesimpulan………………………………………………………91
5.2 Saran…………………………………………………………......95

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 99


LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................

xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tubuh Utama Hal
3.1 Komponen Analisis Data Model Interaktif …………………34
4.1 Alur Inovasi Pelayanan SI PAHIT…………………………..52
4.2 Alur Inovasi Pelayanan Via Website………………………..53

xii
DAFTAR TABEL
Nomor Tubuh Utama Hal
4.1 Batas Kota Samarinda ……………………….........................................38
4.2 Jumlah Kec., Kel., dan RT di Kota Samarinda…………………………39
4.3 Jumlah Penduduk Kota Samarinda……………………………………...41
4.4 Inovasi Go-Digital oleh Disdukcapil Kota Samarinda……………...…..47
4.5 Perkembangan Inovasi oleh Disdukcapil Kota Samarinda……………...56
4.6 Rekapitulasi Data Pengurusan Dokumen Kependudukan………...….....62
4.7 Tingkat Adaptasi Inovasi Go-Digital Pra dan Masa Covid-19…………67
4.8 Hasil Perkembangan Waktu Pengurusan Dokumen Kependudukan……82

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Kota Samarinda
Lampiran 2 Pedoman Wawancara dengan Pihak Disdukcapil Kota Samarinda
Lampiran 3 Pedoman Wawancara dengan Pihak Masyarakat Kota Samarinda
Lampiran 4 Dokumentasi Wawancara dengan Pihak Disdukcapil Kota
Samarinda
Lampiran 5 Dokumentasi Wawancara dengan Pihak Masyarakat Kota
Samarinda
Lampiran 6 Lokasi Penelitian
Lampiran 7 Inovasi Pelayanan Disdukcapil Samarinda
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Rekomendasi Penelitian dari KESBANGPOL
Lampiran 10 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian dari Disdukcapil
Lampiran 11 Struktur Organisasi Disdukcapil Kota Samarinda
Lampiran 12 Standar Pelayanan Disdukcapil

xiv
1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman selaras dengan kemajuan teknologi yang secara

langsung mempengaruhi proses pelayanan publik. Dari waktu ke waktu

pelayanan publik menjadi suatu hal yang sangat krusial dalam perkembangan

pembangunan di Indonesia. Diketahui bersama bahwa implikasi pelayanan

publik sangatlah luas dan menyeluruh meliputi berbagai bidang kehidupan.

Dewasa ini masyarakat cenderung membutuhkan pelayanan yang cepat,

ekonomis, dan serba instan tentunya dengan kepastian waktu yang jelas.

Meningkatnya kebutuhan masyarakat sehingga penyelenggara pelayanan

publik dituntut mampu memberikan pelayanan yang baik terhadap

masyarakat. Sehingga hal inilah yang melatarbelakangi munculnya berbagai

inovasi pelayanan publik dengan maksud dan tujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas suatu pelayanan.

Berkaitan dengan inovasi, inovasi adalah suatu penemuan, pemikiran, atau

gagasan baru yang diterapkan guna mencapai solusi dari suatu permasalahan

yang belum terselesaikan. Sedangakan inovasi dalam pelayanan publik adalah

suatu ide kreatif teknologi atau cara baru dalam teknologi pelayanan atau

memperbarui yang sudah ada di bidang teknologi pelayanan atau menciptakan

terobosan atau penyederhanaan di bidang aturan, pendekatan, prosedur,

metode, maupun struktur organisasi pelayanan yang manfaat hasilnya

mempunyai nilai tambah baik dari segi kualitas maupun kuantitas pelayanan

(Djamrud, Dayang Erawati: 2015). Dengan demikian inovasi pelayanan publik


2

dalam hal ini dapat kita artikan sebagai sebuah upaya peningkatan atau

perbaikan layanan baru yang diterapkan oleh pemerintah guna mempermudah

proses pelayanan publik yang sedang dalam permasalahan atau menghadapai

sebuah masalah.

Sehubungan dengan masalah yang dimaksudkan sebelumnya, penulis

dalam hal ini mengaitkan dengan permasalahan pandemi yang sedang

dihadapi oleh dunia saat ini, banyak negara yang mengkonfirmasi terinfeksi

Covid-19 ini, tak terkecuali Indonesia. Indonesia secara resmi mengumumkan

informasi kasus positif Virus Covid-19 pertama kali pada tanggal 02 Maret

2020. Seluruh bagian Indonesia hampir tidak luput dari virus ini. Pertanggal

17 Maret 2020 Samarinda Ibukota Provinsi Kalimantan diwakilkan oleh

Gubernur secara resmi mengumumkan kasus positif di Kalimantan Timur

pertama kali.

Menindaklanjuti hal tersebut, pemerintah provinsi Kalimantan Timur juga

mengeluarkan Surat Edaran Nomor:440/1871/0213-II/B Kesra terkait

pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan

pemerintahan Provinsi Kalimatan Timur yang berlaku sejak tanggal 17 Maret

2020 lalu. Dalam surat yang ditujukan kepada pejabat daerah, instansi

vertikal, kepala dinas/badan/biro, para Aparatur Sipil Negara (ASN), dan

masyarakat umum Kalimantan Timur untuk menerapkan pembatasan dan

pembatalan kegiatan yang melibatkan banyak massa, merubah sistem belajar-

mengajar dan sistem pelayanan menjadi daring (dalam jaringan) dan Work

From Home (WFH), penerapan protokol kesehatan, dan lain sebagainya.


3

Dengan berlakunya surat edaran tersebut secara langsung berdampak pada

proses pelayanan secara konvensional dengan meniadakan proses pelayanan

secara tatap muka, sehingga menuntut teknologi berupa inovasi guna

meningkatkan pelayanan bagi setiap penyelenggara pelayanan.

(https://kaltimprov.go.id/berita/bersama-melawan-covid.19. Diakses pada

tanggal 30 September 2020).

Merujuk pada inovasi bagi penyelenggara pelayanan, Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota merupakan salah satu instansi

pelayanan pemerintah yang bergerak di bidang jasa pelayanan terkait

administrasi kependudukan, dalam hal ini Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda termasuk instansi yang maju dalam

melakukan inovasi, berangkat dari upaya instansi disdukcapil guna

memangkas alur birokrasi yang selaras dengan Instruksi Presiden No.3 Tahun

2003 tentang kebijaksanaan dan strategi nasional pengembangan e-

government, selain itu berkaitan dengan UU No. 11 Tahun 2008 tentang

informasi dan transaksi elektronik, dan UU No. 14 Tahun 2008 tentang

keterbukaan informasi publik, lahirlah suatu inovasi berbasis digital yang

menjadi unggulan dari instansi ini pada tahun 2018 yaitu program LASKAR

atau Layanan Satu Hari Kelar dan SI PAHIT atau Sistem Pelayanan Hitungan

Menit inovasi yang muncul di masa pandemi covid-19 ini. Kedua inovasi ini

lahir sebagai upaya untuk meningkatkan proses pelayanan secara cepat dan

sistematis dengan maksud dan tujuan meningkatkan kualitas pelayanan demi

terciptanya Good Governance dengan penerapan inovasi berbasis digital.


4

Inovasi ini dapat diakses menggunakan layanan Website dan Whatsapp resmi

yang telah di sediakan, pemohon dapat melengkapi form persyaratan secara

digital di website tersebut yang telah diminta, kemudian kelanjutannya bisa

langsung ke kantor Disdukcapil.

Dalam menghadapi suatu perubahan keadaan tentunya diperlukan suatu

proses penyesuaian atau adaptasi. Inovasi pun tidak terlepas dari sebuah

proses adaptasi, ketika inovasi mulai berjalan dan mulai dihadapkan dengan

keadaan yang berbeda dari sebelumnya, maka sebuah inovasi harus mampu

beradaptasi dengan perubahan keadaan yang ada agar fungsi dan tujuan

inovasi tersebut masih dapat berjalan sebagaimana harusnya. Melihat dari

LASKAR merupakan inovasi yang muncul sebelum adanya pandemi Covid-

19, penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana upaya adaptasi yang

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

dalam mempertahankan fungsi dan tujuan dari inovasi yang telah berjalan

sebelum pandemi terjadi.

Selain adanya fenomena yang telah dijelaskan diatas, penulis tertarik

meneliti hal ini dikarenakan terdapat beberapa penelitian terdahulu yang

meiliki kesamaan dengan penelitian ini. Subhan, Edi (2019) dalam

penelitiannya tentang analisis inovasi dan adaptasi produk PT. Melia Sehat

Sejahtera dalam upaya peningkatan pendapatn member di Kota Jambi.

Penelitian ini mengukur inovasi berupa produk dari PT. Melia Sehat Sejahtera

dengan memperhatikan kemampuan adaptasi dari member/anggota dari PT.

Melia Sehat Sejahtera tersebut, berdasarkan hasil penelitian dengan 10


5

member sebagai sampel dari berbagai macam latar belakang yang berbeda,

terbukti kemampuan beradaptasi dari tiap-tiap member terhadap inovasi

produk berpengaruh dengan peningkatan pendapatan dari tiap-tiap member.

Keterkaitan dengan penelitian ini adalah salahsatu hal yang berpengaruh

terhadap inovasi adalah kemampuan beradaptasi oleh seluruh unsur-unsur

yang meliputi suatu instansi/lembaga.

Lalu Winandri, Aisyah (2018) dengan judul adaptasi yang dilakukan oleh

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Deli Serdang dalam

menghadapi Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Dalam hal ini dimaksudkan demi mewujudkan e-government sesuai kebijakan

peraturan Bupati Deli Serdang namun tidak menyeimbangkan dengan SDM

yang ada. Penelitian ini memiliki fokusan pada pengadaan infrastuktur TIK

saja, sedangkan keahlian teknis SDM belum mencukupi dalam dunia digital,

serta dalam adaptasi SDM masih terlalu dini dan belum memahami literasi

digital. Keterkaitan antara penelitian ini adalah berkenaan dengan bagaimana

upaya adaptasi yang dilakukan sebuah organisasi pemerintah serta masyarakat

sebagai penerima pelayanan dalam merespon keadaan lingkukang sekitar yang

mengacu pada adanya pembaharuan sistem dengan mempersiapkan

kemampuan dari sumber daya yang ada untuk mewujudkan sebuah tujuan

yang sama.

Kemudian Handini, dkk (2012) dalam penelitiannya terkait perubahan

sistem organisasi perpajakan direktorat jenderal pajak studi kasus kantor

pelayanan pajak pratama Semarang Gayamsari. Penelitian ini lebih


6

memfokuskan adanya perubahan penataan organisasi masih perlu pembenahan

serius di kantor direkorat jenderal pajak. Perubahan yang dilakukan jika

dilihat secara hukum/aturan sudah membaik tetapi jikka dilihat secara nyata

masih banyak hal yang harus dikaji lebih mendalam. Terutama mengenai

tentang dampak perubahan yang ada terhadap kinerja manajemen SDM yang

tersedia. Pengelolaan manajemen sumber daya manusia menjadi salah satu hal

yang menentukan karena antara organisasi dan pegawai merupakan satu

kesatuan yang harus berjalan dengan baik secara bersamaan. Keterkaitan

dengan penelitian ini adalah terkait upaya perubahan sistem dalam sebuah

organisasi guna menjalankan tugas pokok dan fungsinya, selaras dengan

sistem adaptasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya manusia

yang tersedia karena sumber daya manusiaa menjadi hal terpenting dalam

melakukan perubahan sebuah sistem organisasi dengan dibantu oleh unsur-

unsur pendukung lainnya.

Berdasarkan fenomena dan beberapa penelitian terdahulu yang telah

diuraikan diatas, penulis tertarik melakukan penelitian terkait Adaptasi Inovasi

Go-digital dalam Upaya Peningkatan di Masa Pandemi Covid-19 oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Samarinda dapat untuk dilakukan.

Tentunya dengan mengaitkan permasalahan pandemi yang sedang dialami saat

ini dengan mengamati apa saja inovasi yang dikembangkan sebelum adanya

pandemi, bagaimana perkembangan inovasi yang diterapkan, bagaimana

adaptasi inovasi yang dilakukan di tengah masa pandemi, bagaimana hasil dari
7

adaptasi inovasi yang dilakukan, dan lain sebagainya yang menarik untuk

dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda dengan rumusan masalah sebagai berikut,

yaitu:

1. Apa saja bentuk Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda?

2. Bagaimana perkembangan inovasi Go-Digital yang diterapkan oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum

adanya Pandemi Covid-19?

3. Bagaimana adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Masa Pandemi Covid-19?

4. Bagaimana hasil dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya

peningkatan pelayanan di masa pandemi Covid-19 oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah alasan terkait hal yang ingin dicapai. Dari hasil

penelitian tersebut akan memberikan jawaban atau kejelasan yang hanya dapat

dipakai untuk keputusan tertentu dalam usaha mencapai tujuan.

Adapun tujuan penulisan penelitian skripsi ini adalah :


8

1. Menganalisis dan mendeskripsikan bentuk inovasi Go-Digital yang

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan perkembangan inovasi Go-Digital

yang diterapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda sebelum adanya Pandemi Covid-19

3. Menganalisis dan mendeskripsikan adaptasi inovasi Go-Digital yang

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di Masa

Pandemi Covid-19?

4. Menganalisis dan mendeskripsikan hasil dari adaptasi inovasi Go-

Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi Covid-

19 oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dan hasil yang dapat dihasilkan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan menjadi bahan studi dan satu

sumbangsih pemikiran ilmiah dalam melengkapi kajian-kajian yang

mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan terkhusus ilmu

pemerintahan.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi semua pihak terkait agar kedepannya lebih baik dan mampu

memberikan berbagai adapasi inovasi terbaru sebagai upaya peningkatan

pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.


9

BAB II

KERANGKA DASAR TEORI

2.1 Teori dan Konsep

Beberapa konsep yang menjadi pedoman bagi penulis dalam

mengemukakan dan menggunakan sebagai pedoman dari penelitian ini, yaitu

teori yang mendukung mengenai variabel yang diteliti.

2.1.1 Adaptasi Inovasi Go-Digital

2.1.1.1 Adaptasi

Kata adaptasi berasal dari bahasa Latin “adaptare” yang berarti untuk

menyesuaikan. Menyesuaikan yang dimaksud adalah penyesuaian terhadap

lingkungan atau suatu kondisi tertentu.

Adaptasi adalah suatu penyesuaian oleh pribadi maupun kelompok

terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi atau

kelompok sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah

lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi atau kelompok.

Menurut Achmad Sobirin (2007: 194) Adaptasi adalah kemampuan

organisasi dalam merespon perubahan-perubahan lingkungan eksternal dengan

melakukan perubahan internal organisasi. Sedangkan menurut Tika (2012:4)

Penyesuaian (adapatasi) Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap

peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau organisasi tersebut.

Serta adaptasi organisasi terhadap perubahan lingkungan.

Menurut Soerjono Soekanto (2000: 10-11) memberikan beberapa batasan

pengertian dari adaptasi, yakni :


10

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.

4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan

lingkungan dan sistem.

6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi

merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun

unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan ataupun suatu kondisi

yang diciptakan. Lebih lanjut tentang proses penyusuaian tersebut.

Aminuddin (2000:38) menyebutkan bahwa penyesuaian dengan tujuan-tujuan

tertentu, di antaranya:

a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. Menyalurkan ketegangan sosial.

c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.

d. Bertahan hidup.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri

dengan lingkungan. G. Jones (dalam Winardi: 2005), adaptasi keorganisasian

adalah suatu tindakan beralihnya sesuatu organisasi dari kondisi yang berlaku

kini, menuju ke kondisi masa yang akan datang yang diinginkan guna
11

meningkatkan efektivitasnya. W. Cook (dalam Amin dan Kumuradjaja: 2009),

menuliskan faktor yang menyebabkan antaranya:

1. Perkembangan teknologi, seperti teknologi yang dapat

menggantikan/mempercepat pekerjaan;

2. Kondisi-kondisi ekonomi, seperti fluktuasi suku bunga, tingkat

tenaga kerja internasional dan regulasi pemerintah;

3. Perubahan-perubahan sosial dan demografik, perhatian yang

meningkat terhadap persoalan-persoalan lingkungan, tingkat

edukasi yang meningkat, serta kesenjangan taraf hidup;

4. Kompetisi global, semakin majunya ekonomi negara-negara

Asia, unifikasi Uni-Eropa;

5. Tantangan-tantangan internal, masalah-masalah perilaku

perusahaan, seperti keluar-masuknya pegawai, pemogokan,

etika kerja dan politik organisasi.

Robbins (2002) mengelempokkan dalam 4 adaptasi organisasi terdiri dari

empat ketegori: struktur, teknologi, penataan fisik, dan individu.

1. Perubahan Struktur

Suatu organisasi diartikan menurut sebagai tugas-tugas yang secara

formal dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi. Mengubah

struktur berarti mencakup hubungan wewenang, mekanisme

koordinasi, rancang-ulang pekerjaan, atau variabel struktural serupa.

2. Perubahan Teknologi
12

Robbins (2008) mengatakan perubahan teknologi adalah perubahan

seperti peralatan, alat, atau metode baru, otomatisasi atau

komputerisasi yang didukung oleh sumber daya manusia dan

manajemen yang handal (dalam B.R. Rahardian: 2013). Adapun

dukungan sumber daya manusia dan manajemen yang handal,

seperti:

a. Dukungan pengetahuan komputer secara intern organisasi,

merupakan dukungan pengatahuan teknis yang dimiliki secara

individual maupun kelompok mengenai pengetahuan

komputer.

b. Pengalaman pelatihan intern organisasi, merupakan sejumlah

pelatihan yang sudah pernah diperoleh pemakai (user) dari

pemakai lainnya atau dari spesialisasi komputer yang ada

didalam organisasi.

c. Dukungan manajemen, merupakan tingkat dukungan secara

umum yang diberikan oleh top manajemen dalam organisasi.

d. Pengetahuan komputer secara ekstern organisasi, merupakan

dukungan pengetahuan teknis dari pihak luar yang dimiliki

secara individual maupun kelompok mengenai pengetahuan

komputer untuk organisasi kecil.

e. Pengalaman pelatihan ekstern organisasi, merupakan sejumlah

pelatihan yang sudah pernah diperoleh pemakai dari pemakai

lainnya atau spesialisasi computer dari pihak luar organisasi.


13

3. Perubahan Penataan Fisik

Mengubah penataan fisik artinya pengubahan ruang dan

pengaturan tata letak dalam tempat kerja. Karena menurutnya

penempatan ruang kerja juga mempengaruhi kenyamanan para

pegawai. Pegawai bekerja menjadi nyaman dan juga tujuan yang

diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Karena aktifitas SDM

tentunya akan berubah dan penataan fisik harus pula disesuaikan

(Robbins: 2002).

4. Perubahan SDM

Veizal Rivai dan Deddy Mulyadi (dalam B.R. Rahardian:

2013) mengatakan perubahan birokrat dapat dilakukan lewat

proses komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan

masalah. Perubahan orang mengacu dalam perubahan sikap,

keterampilan, pengharapan, persepsi, dan atau perilaku pegawai.

Berdasarkan uraian terkait beberapa definisi adaptasi di atas, dapat

disimpulkan bahwa adaptasi adalah sebuah proses yang dilakukan oleh suatu

individu, kelompok maupun unit sosial dalam berusaha melakukan penyesuaian

terhadap suatu lingkungan atau kondisi baru yang berbeda dari sebelumnya.

2.1.1.2 Inovasi

Kata inovasi berasal dari bahasa Latin “inovasi” untuk pembaruan, yang

akarnya adalah novus atau baru. Inovasi adalah pengenalan sesuatu yang baru.

Tindakan memulai sesuatu untuk pertama kalinya; memperkenalkan sesuatu yang


14

baru atau sebuah kreasi (perangkat atau proses baru) yang dihasilkan dari studi

dan eksperimen. (https://www.vocabulary.com/dictionary/innovation. Diakses

tanggal 13 September 2020). Jadi dapat kita ketahui bahwa inovasi adalah

tindakan pengenalan atau memulai sesuatu yang baru.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dimaknai bahwa inovasi merupakan

wujud penemuan baru atau pola pengembangan kerangka pikir baru yang

dihasilkan dari proses studi atau eksperimen terlebih dahulu. Proses pengenalan

atau masukan mengenai suatu pembaruan penemuan yang berbeda dari yang

sudah ada atau dikenal sebelumnya. Setiap inovasi yang ada tentunya sudah

melewati tahap uji coba atau percobaan.

Menurut Green, Howells & Miles (dalam Zulfa Nurdin, 2016:11)

mendefenisikan inovasi sebagai sesuatu yang baru yaitu dengan memperkenalkan

dan melakukan praktek atau proses baru (barang atau layanan) atau bisa juga

dengan mengadopsi pola baru yang berasal dari organisasi lain. Thomas (dalam

Zulfa Nurdin, 2016:12) mendefinisikan inovasi sebagai peluncuran sesuatu yang

baru. Tujuan diluncurkannya sesuatu yang baru kedalam suatu proses adalah

untuk menimbulkan perubahan besar yang radikal.

Selanjutnya Albury dan Mulgan (2003) inovasi adalah pembentukan dan

implementasi dari proses, produk, jasa, dan metode baru yang dapat menghasilkan

peningkatan yang signifikan terhadap efisiensi, efektivitas, arau kualitas keluaran

dari penyampaian pelayanan.


15

Adapun inovasi menurut Evert M.Rogers (dalam Suwarno, 2008:9) adalah

sebagai suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima

sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Inovasi

sendiri secara singkat didefinisikan oleh Ellitan dan Anatan (2009:36) sebagai

perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang didalamnya mencakup

kreatifitas dalam menciptakan produk baru, jasa, ide, atau proses baru.

Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Oslo Manual (dalam Zuhal, 2013

:58), inovasi memiliki aspek yang sangat luas karena dapat berupa barang maupun

jasa, proses, metode pemasaran atau metode organisasi yang baru atau telah

mengalami pembaharuan yang menjadi jalan keluar dari permasalahan yang

pernah dihadapi oleh organisasi.

Menurut West (2000) dalam Skripsi SRI Endah Hastuti (2015: 32), inovasi

berasal dari kreatifitas ide-ide baru. Inovasi adalah penerapan ide-ide tersebut

secara aktual dan praktek. Hal-hal yang dapat merangsang inovasi adalah :

1. Tantangan dalam lingkungan organisasi

2. Tekanan yang kuat pada kualitas baik dalam proses maupun akhir

suatu layanan

3. Perusahaan yang telah memperkenalkan dan mengembangkan kerja

tim yang efektif lebih besar kemungkinan untuk berinovasi

4. Adanya tuntutan kebutuhan prosedur yang dirancang secara cermat

untuk memastikan kerja gabungan yang efektif

5. Adanya komunikasi dan koordinasi antar departemen


16

6. Dukungan manajerial yang berupa keinginan personal untuk

mengembangkan dan mengimplementasikan ide-ide mulai cara-cara

baru yang lebih baik.

7. Adanya asumsi-asumsi dasar organisasi yang terbuka untuk dikritisi

8. Partisipasi dan hubungan antar anggota organisasi.

Berdasarkan berbagai definisi inovasi yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diketahui bahwa inovasi adalah suatu penemuan, pemikiran, atau gagasan

baru. Inovasi dapat diterapkan guna mencapai solusi dari suatu permasalahan

yang belum terselesaikan.

2.1.1.3 Go-Digital

Go-Digital merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Go” dan “Digital”.

“Go” berasal dari bahasa Inggris yang berarti Pergi;Pergilah. Sedangkat kata

“Digital” berasal dari bahasa Latin yaitu digitus yang berarti jari tangan atau kaki.

Go-Digital dapat dimaknai dengan suatu kemajuan teknologi berupa sistem yang

terhubung dengan akses internet yang lebih luas, terpusat, dan sistematis. Kata

Jadi Go-Digital. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Digital yaitu

berhubungan dengan angka-angka untuk sistem perhitungan tertentu; berhu

bungan dengan penomoran.

Go-Digital merupakan produk dari implementasi gagasan pemerintah yaitu

e-Government. Pertama kali muncul di Indonesia sejak adanya Instruksi Presiden

No.3 Tahun 2003 tentang kebijaksanaan dan strategi nasional pengembangan e-

government, selain itu berkaitan dengan UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi
17

dan transaksi elektronik, dan UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan

informasi publik, dari beberapa intruksi persiden dan UU tersebut e-Government

mulai bertahap dan secara masif diterapkan oleh instansi-instansi Pemerintahan.

Menurut Irawan, Bambang (2013), “e-Government adalah penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi terbaru oleh pemerintah untuk memberikan pelayanan

intensif kepada masyarakat, pelaku bisnis dan lingkungan pemerintah dengan

menggunakan aplikasi berbasis web melalui perubahan pada proses internal dan

eksternal dalam rangka mengurangi korupsi, meningkatkan transparansi,

kemudahan yang semakin bertambah, peningkatan pendapatan, dan mengurangi

ongkos dalam penyelenggaraan pemerintah”.

Dari beberapa uraian di atas dapat diketahui bahwa Go-Digital adalah suatu

sistem yang dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi berkaitan dengan

jaringan internet yang dapat membuat hal-hal yang berkaitan dengan Go-Digital

menjadi lebih cepat, sistematis, efektif dan juga efisien.

2.1.1.4 Adaptasi Inovasi Go-Digital

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, adaptasi adalah sebuah proses

yang dilakukan oleh suatu individu, kelompok maupun unit sosial dalam berusaha

melakukan penyesuaian terhadap suatu lingkungan atau kondisi baru yang

berbeda. Kemudian inovasi adalah suatu penemuan, pemikiran, atau gagasan

baru, Inovasi dapat diterapkan guna mencapai solusi dari suatu permasalahan

yang belum terselesaikan. Sedangkan Go-Digital adalah suatu sistem yang

dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi berkaitan dengan jaringan

internet yang dapat membuat hal-hal yang berkaitan dengan Go-Digital menjadi
18

lebih cepat, sistematis, efektif dan juga efisien. Jadi adaptasi inovasi go-digital

adalah sebuah langkah penyesuaian yang dilakukan agar terciptanya sebuah

proses inovasi yang cepat, sistematis, efektif dan juga efisien dengan menerapkan

Go-Digital dalam suatu kondisi tertentu.

Memang Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam hal ini lebih mengangkat

tentang bagaimana proses penyesuaian atau adaptasi yang dilakukan oleh suatu

instansi/lembaga yang melakukan sebuah inovasi berbasis go-digital dalam

menghadapai suatu kondisi/ permasalahan tertentu yang sedang dihadapi. Ingin

mengetahui bagaimana suatu inovasi go-digital dapat beradaptasi dalam suatu

kondisi tertentu.

Jadi adaptasi inovasi go-digital adalah bagaimana sebuah inovasi/penemuan

baru yang berbasis go-digital dapat melakukan suatu penyesuaian dalam sebuah

permasalahan atau kondisi tertentu.

2.1.2 Upaya Peningkatan Pelayanan

2.1.2.1 Upaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, upaya adalah suatu usaha; ikhtiar;

daya upaya untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan

keluar dan lain sebagainya.

Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa upaya adalah suatu

usaha yang dilakukan dengan maksud tertentu agar semua permasalahan yang ada

dapat terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2.1.2.2 Peningkatan Pelayanan


19

Peningkatan Pelayanan adalah 2 unsur kata yang memiliki makna dam

maksud yang berbeda-beda. Menurut Adi S (2003: 67), peningkatan berasal dari

kata tingkat. Yang berarti lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian

membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas.

Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan

merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun

kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan

kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti

pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya. Peningkatan

juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif

berubah menjadi positif Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa

kuantitas dan kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau

dengan tujuan peningkatan. Sedangkan kualitas menggambarkan nilai dari suatu

objek karena terjadinya proses yang memiliki tujuan berupa peningkatan. Hasil

dari suatu peningkatan juga ditandai dengan tercapainya tujuan pada suatu titik

tertentu. Dimana saat suatu usaha atau proses telah sampai pada titik tersebut

maka akan timbul perasaan puas dan bangga atas pencapaian yang telah

diharapkan. (https://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-

menurut-para-ahli/. Diakses pada tanggal 17 September 2020).

Dari uraian diatas, bahwa peningkatan adalah upaya atau proses untuk

menambah derajat, tingkatan, untuk membentuk suatu susunan ke posisi yang

lebih baik yang menghasilkan kualistas maupun kuantitas, yang membuat sesuatu

mencapai titik tertentu.


20

Menurut Pasalong (2010:128), pelayanan pada dasarnya dapat didefinisikan

sebagai aktifitas seseorang, sekelompok atau organisasi baik langsung maupun

tidak langsung untuk memenuhi kebutuhan. Moenir (2010) Mengatakan bahwa

pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang

lain secara langsung. Standar dalam pelayanan adalah ukuran yang telah

ditentukan sebagai suatu pembakuan pelayanan yang baik. Dalam standar

pelayanan ini juga terdapat baku mutu pelayanan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa pelayanan adalah aktivitas seseorang atau

sekelompok yang memberikan sesuatu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Jadi dapat diketahui peningkatan pelayanan adalah suatu adalah upaya atau

proses yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menambah

derajat, tingkatan, atau kualitas dalam pemberian pelayanan berupa pemenuhan

kebutuhan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2.1.2.3 Upaya Peningkatan Pelayanan

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, upaya adalah suatu usaha yang

dilakukan dengan maksud tertentu agar semua permasalahan yang ada dapat

terselesaikan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sedangkan

peningkatan pelayanan adalah suatu upaya atau proses yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang untuk menambah derajat, tingkatan, atau

kualitas dalam pemberian pelayanan berupa pemenuhan kebutuhan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Jadi upaya peningkatan pelayanan adalah suatu
21

usaha yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu dalam suatu kondisi

oleh seseorang atau kelompok bertujuan untuk menambah derajat, tingkatan atau

kualitas dalam pemberian pelayanan yang berupa pemenuhan kebututuhan.

Upaya peningkatan pelayanan tersebut lebih mengarah pada usaha yang

dilakukan oleh pemberi pelayanan dalam kondisi tertentu untuk memberikan

kualitas. Dalam hal pemenuhan kebutuhan layanan.terutama dalam hal kondisi

tertentu yang sangat memerlukan peningkatan kualitas dari pelayanan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya peningkatan pelayanan adalah usaha

yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam kondisi tertentu untuk

melakukan peningkatan kualitas pelayanan.

2.1.3 Masa Pandemi Covid-19

Menurut Cambridge Dictionary, pandemi adalah penyakit berbahaya yang

menginfeksi banyak orang sekaligus. Kemudian menurut World Health

Organization (WHO), pandemi dinyatakan ketika penyakit baru menyebar di

seluruh dunia melampaui batas.

Jadi dapat diketahui bahwa pandemi adalah suatu wabah yang berbahaya

sulit dikendalikan dan menyebar secara cepat dan meluas di berbagai daerah

melampaui batas wilayah. wabah yang termasuk dalam kategori pandemi adalah

suatu penyakit berbahaya yang menular dan tingkat infeksi berkelanjutan.

Sehubungan dengan pandemi yang dimaksudkan di atas, diketahui dunia

saat ini sedang mengalami pandemi Covid-19 atau yang biasa di kenal dengan

Virus Corona. Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus
22

2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus corona

ini menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang

berat hingga kematian. severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-

CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan dengan nama virus corona adalah jenis

baru dari corona virus yang menular ke manusia.

(https://www.alodokter.com/virus-corona. Diakses pada tanggal 24 Oktober

2020).

Kemunculan virus ini diketahui pertama kali muncul di kota Wuhan, China

tepatnya pada akhir Desember 2019 lalu. Laju penyebaran virus ini dapat

dikatakan sangat cepat karena dalam waktu yang sangat singkat sudah menyebar

di berbagai degara di Dunia termasuk Indonesia.

Perlu kita ketahui terkait gejala awal infeksi virus corona atau covid-19 bisa

menyerupai gejala flu, yaitu demam, pilek,batuk kering, sakit tenggorokan, dan

sakit kepala. Setelah itu, gejala dapat hilang dan sembuh atau malah memberat.

Penderita dengan gejala yang berat dapat mengalami demam tinggi, batuk

berdahak bahkan berdarah, sesak nafas, dan nyeri dada. Gejala-gejala tersebut

muncul ketika tubuh bereaksi melawan virus corona. Secara umum, ada 3 gejala

umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus corona, yaitu:

 Demam (susu tubuh diatas 38 derajat celcius)

 Batuk

 Sesak nafas
23

Gejala-gejala virus COVID-19 ini umumnya muncul dalam waktu 2 hari sampai 2

minggu setelah penderita terpapar virus corona.

(https://www.alodokter.com/virus-corona Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020)

Kemudian perlu diketahui penyebab dari virus corona atau Covid-19 ini

sendiri merupakan infeksi virus corona disebabkan oleh coronavirus, coronavirus

hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan

tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernafasan berat, seperti

pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), severe acute respiratory

syndrome coronavirus (SARS). Ada dugaan bahwa virus corona awalnya

ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus

corona juga menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat tertular COVID-

19 melalui berbagai cara, yaitu:

 Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat

penderita COVID-19 batuk atau bersin

 Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dahulu

setelah menyentuh benda yang terkena cipratan COVID-19

 Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

Selain itu upaya untuk mengetahu diagnosis mengenai Virus Covid-19 yaitu

dengan melakukan Rapid test sebagai langkah diagnosis awal, kemudian dapat

melakukan Swab test atau tes PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi

virus corona di dalam dahak dan terakhir dapat melakukan CT scan atau Rontgen

dada untuk mendeteksi infiltrat di dalam paru-paru.


24

Dan terakhir yang paling terpenting yaitu melakukan pencegahan terhadap

virus Covid-19 yaitu dengan cara:

 Terapkan physical distancing, yaitu menjaga jarak minimal 1 meter dari

orang lain, dan jangan dulu keluar rumah kecuali ada keperluan

mendesak

 Gunakan masker saat beraktivitas di tempat umum atau keramaian,

termasuk saat pergi berbelanja bahan makanan

 Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang

mengandung alkohol minimal 60%, terutama setelah beraktivitas diluar

rumah atau di tempat umum

 Jangan menyentuh mata, mulut, dan hidung sebelum mencuci tangan

 Tingkatkan daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat

 Hindari kontak dengan penderita COVID-19, orang yang dicurigai

positif terinfeksi virus corona, atau orang yang sedang sakit demam,

batuk atau pilek

 Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian

buang tisu ketempat sampah

 Jaga kebersihan benda yang sering disentuh dan kebersihan lingkungan,

termasuk kebersihan rumah. (https://www.alodokter.com/virus-corona.

Diakses pada tanggal 24 Oktober 2020).

Jadi masa pandemi Covid-19 adalah sebuah fenomena yang memberikan

dampak yang begitu besar bagi kondisi kesehatan manusia dan hingga kini vaksin
25

untuk virus Covid-19 masih terus dikembangkan. Sehingga sebelum vaksin

tersebut selesai, maka setiap pemerintah dalam sebuah negara harus menerapkan

protokol kesehatan untuk membendung penularan virus dalam tubuh

masyarakatnya. Usaha pencegahan yang dilakukan pemerintah pusat inilah yang

turun ke pemerintah daerah dan instansi daerah untuk melakukan adaptasi

terhadap fenomena virus Covid-19 ini dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsinya, hal ini mendorong instansi untuk melakukan adaptasi dalam kerja-kerja

mereka yang berinteraksi secara langsung kedapa masyarakat.

2.1.4 Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya Peningkatan Pelayanan di

Masa Pandemi Covid-19

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adaptasi inovasi go-digital adalah

bagaimana sebuah inovasi/penemuan baru yang berbasis go-digital dapat

melakukan suatu penyesuaian dalam sebuah permasalahan atau kondisi tertentu,

sedangkan upaya peningkatan pelayanan adalah usaha yang dilakukan seseorang

atau sekelompok orang dalam kondisi tertentu untuk melakukan peningkatan

kualitas pelayananan yang dalam hal ini dihadapkan secara langsung dengan

kondisi pandemi covid-19. Jadi dapat diketahui bahwa adaptasi inovasi go-digital

dalam upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi covid-19 adalah suatu

usaha penyesuaian terhadap inovasi yang telah dijalankan sebelumnya di masa

pandemi covid-19 dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan.

Untuk memahami secara lebih menyeluruh terkait adaptasi inovasi go-

digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi covid-19 penting

untuk menggambarkan terlebih dahulu apa saja bentuk inovasi go-digital yang
26

telah dikembangkan sebelum adanya pandemi, dengan mengetahui apa saja

bentuk-bentuk inovasi go-digital sebelum adanya pandemi menjadi awal

perbandingan untuk menelaah secara lebih menyeluruh bagaimana adaptasi

inovasi go-digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi covid-19

tersebut berjalan. Apa saja bentuk-bentuk inovasi go-digital sebelum adanya

pandemi tentunya berkaitan dengan bagaimana prosedur dan sistematika

pelayanan inovasi go-digital, bagaimana inovasi-inovasi tersebut berjalan,

bagaimana pengaruh inovasi yang dijalankan apakah ke arah positif atau ke arah

negatif. Dalam penelitian ini berusaha menelusuri bentuk-bentuk inovasi go-

digital dengan memperhatikan unsur-unsur yang berkaitan di dalamnya.

Adanya inovasi go-digital muncul sebaga suatu upaya dari peningkatan

pelayanan dan pengimplementasian dari e-Government. Dalam penerapan inovasi

go-digital penting untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari inovasi go-

digital ini. Bagaimana perkembangan inovasi go-digital ini dari awal sampai

sebelum adanya pandemi covid-19, apakah terus berkembang dengan baik dan

menjadi solusi dari permasalahan yang dihadapi atau sebaliknya justru

perkembangannya yang stagnan dari awal inovasi diterapkan sampai sebelum

adanya covid-19. Pada penelitian ini ingin mengetahui secara mendalam

bagaimana perkembangan inovasi go-digital dari awal dikembangkan sampai pada

sebelum adanya pandemi covid-19.

Adaptasi inovasi go-digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa

pandemi covid-19 merupakan sebuah upaya penyesuaian yang dilakukan untuk

meningkatkan pelayanan. Adaptasi dalam hal ini adalah sebuah proses yang
27

mendorong suatu inovasi tetap berjalan dalam suatu keadaan yang berbeda dengan

ketika inovasi dijalankan pertama kalinya dengan fungsi dan tujuan yang sama.

Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini ingin mengetahu secara lebih

menyeluruh bagaimana adaptasi inovasi go-digital di masa pandemi covid-19 ini

dijalankan.

Upaya dari adaptasi inovasi yang dilakukan dalam peningkatan pelayanan di

masa pandemi covid-19 ini tentu mendapatkan sebuah hasil, entah itu dari sisi

positif atau sisi negatif. Hasil dalam hal ini dapat berupa pandangan, persepsi,

atau pendapat di kalangan masyarakat sebagai penerima pelayanan secara

langsung. Mungkin saja dengan adanya adaptasi inovasi go-digital ini masyarakat

merasa terbantu terutama jika berkaitan dengan permasalahan pandemi pada saat

ini. Kemungkinan lainnya mungkin banyak masyarakat yang merasa kesulitan

karena adaptasi inovasi go-digital yang diterapkan ini tidak dapat diakses oleh

masyarakat umum secara menyeluruh dikarenakan masih banyak masyarakat

kalangan menengah kebawah yang tidak memiliki fasilitas untuk dapat mengakses

dan merasakan kemudahan inovasi go-digital yang telah disediakan, kemudian

karena mereka yang terkendala tidak dapat mendapatkan pelayanan secara

langsung di karenakan pandemi covid-19 ini. Pada penelitain ini berusaha

memetakan hasil adaptasi inovasi go-digital di masa pandemi covid-19 saat ini.

Dengan demikian, berdasarkan kerangka pemikiran atau teorisasi dengan

pendalaman pemahaman secara komprehensif tentang adaptasi inovasi go-digital

dalam upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi covid-19 dapat dilihat dari

identifikasi terkait bentuk-bentuk inovasi go-digital, perkembangan inovasi go-


28

digital, adaptasi inovasi go-digital, dan hasil dari adaptasi inovasi go-digital dan

lain sebagainya.

2.2 Definisi Konsepsional

Konsep adalah suatu makna yang berada di alam pikiran atau di dunia

kepahaman manusia yang dinyatakan kembali dengan sarana lambang perkataan

atau kata-kata. Definisi konsepsional atau kerangka konsepsional adalah suatu

abstraksi dari kejadian yang menjadi sasaran penelitian dan juga memberikan

batasan tentang luasnya ruang lingkup penelitian. Adapun definisi konsepsional

yang digunakan yaitu:

1. Adaptasi Inovasi Go-Digital adalah bagaimana sebuah inovasi/penemuan

baru yang berbasis go-digital dapat melakukan suatu penyesuaian dalam

sebuah permasalahan atau kondisi tertentu.

2. Upaya Peningkatan Pelayanan adalah usaha yang dilakukan seseorang atau

sekelompok orang dalam kondisi tertentu untuk melakukan peningkatan

kualitas pelayanan.

3. Masa Pandemi Covid-19 adalah sebuah fenomena yang memberikan

dampak yang begitu besar bagi kondisi kesehatan manusia karena sebuah

pandemi Covid-19.

4. Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya Peningkatan Pelayanan di Masa

Pandemi Covid-19 adalah suatu usaha penyesuaian terhadap inovasi yang

telah dijalankan sebelumnya di masa pandemi covid-19 dengan tujuan

untuk meningkatkan pelayanan.


29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

deskriptif kualitatif bertujuan memberikan penjelasan dari variabel yang akan

diteliti. Menurut Mukhtar (2013:28), penelitian deskriptif kualitatif berusaha

mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala

menurut apa adanya saat penelitian dilakukan. Metode kualitatif

dipergunakan dengan beberapa pertimbangan: pertama, menyesuaikan

metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara

peneliti dengan responden. Ketiga, metode ini lebih menyesuaikan diri

dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai

yang dihadapi. Penelitian kualitatif menyusun desain yang secara terus

menerus disesuaikan dengann kenyataan di lapangan, tidak harus

menggunakan desain yang telah disusun secara ketat atau kaku, sehingga

tidak dapat diubah lagi.

3.2 Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.


30

2. Perkembangan inovasi Go-Digital yang diterapkan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum adanya

Pandemi Covid-19.

3. Adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda di Masa Pandemi Covid-19

yaitu:

3.1 Adaptasi program/inovasi Go-Digital sebelum dan sesudah adanya

pandemi Covid-19

3.2 Adaptasi organisasi Disdukcapil di masa pandemi Covid-19

a. Perubahan Struktur

b. Perubahan Teknologi

c. Penataan Fisik

d. Perubahan Sumber Daya Manusia

4 Hasil dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di

masa pandemi Covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda.

3.3 Sumber Data

Secara umum sumber data penelitian ini dapat di bagi menjadi dua jenis

yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang di peroleh penelitian secara

langsung dari sumbernya atau narasumber sebagai informasi yang

langsung berhubungan dengan fokus penelitian.


31

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh melaui laporan-

laporan/buku-buku/catatan yang berkaitan dengan erat dengan

permasalahan yang diteliti, diantaranya data dari segala kegiatan yang

berkaitan dengan Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya Peningkatan

Pelayanan di Masa Pandemi Covid-19 di Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

Untuk penentuan informan, digunakan teknik Purposive Sampling.

Purposive Sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu yang dapat memberikan data-data secara maksimal. Untuk

melengkapi data yang diperlukan, maka digunakan juga teknik accidental

sampling yaitu menentukan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

masyarakat yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti di Lokasi

penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa informan yang nantinya akan

dijadikan sebagai narasumber untuk memberikan data penelitian yaitu :

1. Key Informant (Informan Kunci) adalah informan yang berkompeten

dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini

yang menjadi Key Informant adalah H. Abdullah, S.H, M.Psi selaku

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

2. Informant (informan) adalah orang-orang yang berkompeten dalam

bidang-bidang yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

Informant dalam penelitian ini adalah:


32

a) Drs. Juwito, M.Si (Kepala Bidang Pemanfaatan Data dan

Inovasi Pelayanan.

b) Didik Purwanto, SSTP, M.Si (Kepala Bidang Pengelolaan

Informasi Administrasi Kependudukan)

c) Muhammad Rofiq, S.Kom (Kepala Bidang Pelayanan

Pendaftaran Penduduk)

d) Eka (Petugas Front Office)

3. Masyarakat sebanyak 5 orang (Muhammad Arsyad, Sahlan, Dwi

Kristiani, Mega Astuti, Soemaryanti).

Adapun informan-informan yang diambil dari teknik accidental sampling

yang berasal dari penerima pelayanan/ masyarakat dan akan diminta

informasinya berkenaan proses Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam Upaya

Peningkatan Pelayanan di Masa Pandemi Covid-19 oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian diperlukan teknik pengumpulan data untuk

mendapatkan data-data yang akurat. Teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (library research) atau pengumpulan data

sekunder yaitu menggunakan studi kepustakaan melalui buku-buku

atau literatur yang memuat tentang teori-teori yang ada kaitannya

dengan penelitian guna mendukung penulisan dan pembahasan skripsi

ini.
33

2. Penelitian Lapangan (field work research). Disini berusaha meneliti ke

lapangan secara langsung guna memperoleh data yang terkait dengan

penelitian dengan menggunakan cara :

a. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung terhadap masalah

yang diteliti serta fenomena-fenomena yang mempunyai korelasi

terhadapnya. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi

partisipasi. Observasi pastisipasi dilakukan dengan menghimpun

data penelitian melalui pengamatan dan peninderaan serta terlibat

dalam keseharian informan.

b. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan informan guna

mendapatkan keterangan secara langsung. Jenis wawancara yang

digunakan adalah wawancara terstrukur. Dalam wawancara

terstruktur pewawancara menyampaikan beberapa pertanyaan

yang sudah disiapkan sebelumnya dalam bentuk daftar, agar ketika

informan memberikan keterangan tidak melantur terlalu jauh dari

pertanyaan yang diajukan.

c. Dokumen, yaitu cara memperoleh data dengan dari dokumen yang

tersedia (Data BPS Kota Samarinda, Arsip Standar Pelayanan

Disdukcapil Kota Samarinda, Arsip dokumen kependudukan di

Disdukcapil Kota Samarinda, dan Data Inovasi Pelayanan

Disdukcapil Kota Samarinda) yang berhubungan erat dengan

penelitian ini
34

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif, yaitu menganalisis

data dengan cara menjelaskan dalam bentuk kalimat logis. Analisis data

merupakan proses mengolah dan menginterpretasikan data dengan tujuan

untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya sehingga

memiliki makna.

Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model

interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana untuk menganalisis data hasil

penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenuh. Adapun model interkaktif yang dimaksud sebagai berikut.

Gambar 3.1
Komponen Analisis Data Model Interaktif

Pengumpulan Penyajian Data


Data

Penarikan
Kondensasi Kesimpulan
Data /Verifikasi

Sumber: Milles, Huberman dan Saldana (2014:31)


35

Adapun tahapan yang digunakan dalam analisis data dalam model

interaktif, yaitu:

1. Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2013: 247) data pertama masih bersifat

mentah yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi,

penelitian kepustakaan dan dokumentasi serta data lainnya yang

berhasil diperoleh.

2. Kondensasi Data

Menurut Miles, Hubbermas, dan Saldana (2014: 31)

kondensasi data adalah “Data condensation refers to the process

of selecting, focusing, simplifying, abstracting, and/or

transforming the data that appear in the full corpus (body) of

written-up field notes, interview transcripts, documents, and other

empirical materials”, sehingga dapat dipahami bahwa kondensasi

data adalah proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksi, dan mengubah catatan lapangan, transkrip

wawancara, dokumen, dan materi (temuan) empirik lainnya,

kondensasi data menyesuaikan seluruh data yang didapat tanpa

harus memiliah (mengurangi) data.

3. Penyajian Data

Pada tahap ini data yang telah dipilah-pilah

diorganisasikandalam kategori tertentu dalam bentuk displai data

agar memeroleh gambaran secara utuh. Menurut Prastowo (2011:


36

244), penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data dirancang untuk

menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk

yang padu dan mudah dipahami. Penyajian data yang dilakukan

oleh penulis yaitu dengan bentuk teks naratif yang disertai dengan

tabel dan gambar terkait hasil penelitian.

4. Verifikasi Data

Menurut Sugiyono (2012: 252), verifikasi dan kesimpulan

dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

Hal ini karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian

kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian di lapangan, tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

maka kesimpulan yang dikemukan.


37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis menyajikan hasil penelitian berupa gambaran umum

serta pembahasan yang data dan informasinya diperoleh melalui wawancara dan

penelitian berbagai dokumen. Bagian selanjutnya penulis memaparkan hasil-hasil

penelitian lapangan yang mengacu pada fokus penelitian. Analisis data dan

pembahasan meliputi: bentuk inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda, perkembangan inovasi Go-

Digital yang diterapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda, adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda di masa pandemi Covid-19, dan hasil dari

adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan dalam upaya peningkatan pelayanan

di masa pandemi covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda.

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Kota Samarinda

Kota Samarinda merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi

Kalimantan Timur sekaligus menjadi Ibukota Provinsi Kalimantan Timur. Luas

wilayah Kota Samarinda 718 KM² (71800 Ha) atau 0,56 persen dari keseluruhan

luas Provinsi Kalimantan Timur. Secara astronomis, Kota Samarinda terletak

diantara 0021‟81-10/0916” lintang selatan dan 116015‟16-117024‟16” bujur

timur dan dilewati oleh garis khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 00.

Berdasarkan posisi geografisnya, wilayah Kota Samarinda dikelilingi oleh


38

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan batas wilayah yang dapat dilihat pada tabel

4.1 berikut ini.

Tabel 4.1
Batas Kota Samarinda

No. Data Keterangan

1. Letak Antara 0°21'81"–1°09'16" Lintang Selatan dan


116°15'16"–117°24'16" Bujur Timur.
2. Batas Barat: Kecamatan Anggana dan Sanga-
sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara
Timur: Kecamatan Muara Badak dan
Tenggarong Seberang, Kabupaten
Kutai Kartanegara
Selatan: Kecamatan Loa Janan, Kabupaten
Kutai Kartanegara
Utara: Kecamatan Muara Badak, Kabupaten
Kutai Kartanegara

3. Luas 718,00 Km²

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Samarinda 2013

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1987, kota Samarinda

hanya terdiri atas 4 kecamatan yang kemudian pada tahun 1997 dimekarkan

menjadi 6 kecamatan terdiri dari 42 kelurahan. Jumlah kelurahan terus bertambah

dengan diterbitkannya “Perda Kota Samarinda Nomor 01 Tahun 2006 tentang

pembentukan kelurahan dalam wilayah kota Samarinda”; dan mengacu pada

“Peraturan Walikota Samarinda Nomor 10 Tahun 2006 tentang penetapan 11

kelurahan baru hasil dari pemecahan/pemekaran dalam wilayah kota Samarinda”,

maka jumlah kelurahan setelah pemekaran menjadi 53 kelurahan. Kepadatan

jumlah penduduk yang terus meningkat dan untuk memudahkan pelayanan pada

masyarakat, maka 37 ditetapkanlah Perda Nomor 02 tahun 2010 tentang


39

pembentukan Kecamatan Sambutan, Samarinda Kota, Sungai Pinang dan

Kecamatan Loa Janan Ilir, yang membagi Kota Samarinda menjadi 10 Kecamatan

dengan jumlah kelurahan yaitu 53. Selanjutnya berdasarkan Perda Nomor 6

Tahun 2014 tentang Pemekaran Kelurahan Dalam Wilayah Kota Samarinda, Kota

Samarinda kini memiliki 10 kecamatan dan 59 kelurahan seiring dengan

terbentuknya Kelurahan Mangkupalas, Kelurahan Tenun Samarinda, Kelurahan

Gunung Panjang, Kelurahan Sempaja Barat, Kelurahan Sempaja Timur, dan

Kelurahan Budaya Pampang yang dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.

Tabel 4.2
Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan RT di Kota Samarinda

No Nama Nama Kelurahan Jumlah RT


Kecamatan
1. Samarinda Ilir Selili 187
Sungai Dama
Sido Mulyo
Sido Damai
Pelita
2. Samarinda Utara Sempaja selatan 234
Lempake
Sungai Siring
Sempaja utara
Tanah merah
Sempaja Barat
Sempaja Timur
Budaya Pampang
3. Samarinda Ulu Telok lerong ilir 324
Jawa
Air Putih
Sidodadi
Dadimulya
Gunung Kelua
Bukit Pinang
40

4. Samarinda Sungai keledang 119


Seberang Baqa
Masjid
Mangkupalas
Tenun
Gunung Panjang
5. Sungai Kunjang Loa bakung 307
Loa buah
Loa bahu
Karang Asam Ulu
Karang Asam Ilir
Teluk Lerong Ulu
Teluk Lerong Ilir
Karang Anyar
6. Palaran Rawa Makmur 170
Handil Bakti
Bukuan
Simpang Pasir
Bantuas
7. Loa Janan Ilir Simpang Tiga 142
Tani Aman
Sengkotek
Harapan Baru
Rapak Dalam
8. Samarinda Kota Karang Mumus 141
Pelabuhan
Pasar Pagi
Bugis
Sungai Pinang Luar
9 Sambutan Sungai Kapih 111
Sambutan
Makroman
Sindang sari
Pulau Atas
10 Sungai Pinang Temindung Permai 248
Sungai Pinang Dalam
Gunung Lingai
Mugirejo
Bandara
10 59 1.983
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Samarinda Tahun 2013
41

Adapun dari 10 Kecamatan yang ada di Kota Samarinda jumlah penduduk

paling banyak terdapat di Kecamatan Samarinda Utara. Sedangkan untuk jumlah

penduduk paling sedikit berada di Kecamatan Loa Janan Ilir. Untuk lebih rinci

dapat dilihat pada table 4.3 berikut.

Tabel 4.3
Jumlah Penduduk di Kota Samarinda

No Kecamatan Penduduk (Ribu) Persentase Penduduk

(%)

1. Palaran 63,87 7,32

2. Samarinda Ilir 74,87 8,76

3. Samarinda Kota 73,75 3,99

4. Sambutan 61,50 7,06

5. Samarinda Seberang 76,45 8,58

6. Loa Janan Ilir 34,80 8,45

7. Sungai Kunjang 120,10 13,76

8. Samarinda Ulu 128,03 14,67

9. Samarinda Utara 129,32 14,82

10. Sungai Pinang 110,08 12,61

Kota Samarinda 872,77 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Saamarinda 2013


42

4.1.2 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda merupakan

unsur pelaksana otonomi daerah yang mempunyai tugas pokok membantu Kepala

Daerah dalam melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil.

Berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dalam merumuskan kebijakan

perencanaan operasional program kegiatan penerapan kebijakan, fasilitas,

sosialisasi, bimbingan teknis, advokasi, supervise dan kosultasi, koordiansi

penyelenggaraan, pelayanan, pemantauan dan evaluasi, pembinaan dan

pengembangan SDM pengelolaan serta pengawasan pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan administrasi kependudukan, perkembangan dan

perencanaan kependudukan sesuai norma, standar dan prosedur yang berlaku

searah dengan kebijakan umum daerah dan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Adapun Kantor Disdukcapil Kota Samarinda terletak di

Jalan Milono, No.01, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.

a. Dasar Hukum

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda dibentuk

berdasarkan:

1. Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 4 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.

2. Peraturan Walikota Samarinda Nomor 35 Tahun 2016 tentang

Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda.


43

3. Peraturan Walikota Samarinda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pola

Koordinasi Antar Organisasi Perangkat Daerah/Instansi Vertikal di

Lingkungan Pemerintah Daerah.

b. Susunan Organisasi

Berdasarkan Peraturan Walikota Samarinda Nomor 35 Tahun 2016

tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan

pencatatan Sipil Kota Samarinda dibentuk berdasarkan:

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, yang membawahkan:

- Sub Bagian Perencanaan Program dan Informasi;

- Sub Bagian Keuangan; dan

- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

3. Bidang Pelayanan dan Pendaftaran Penduduk membawahkan:

- Seksi Identitas Penduduk;

- Seksi Pindah Datang Penduduk; dan

- Seksi Pendataan Penduduk.

4. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil membawahkan:

- Seksi Kelahiran;

- Seksi Perkawinan dan Perceraian; dan

- Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan

Kematian.

5. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan

membawahkan:
44

- Seksi Informasi Administrasi Kependudukan;

- Seksi Pengelolaan dan Penyajian Data; dan

- Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia, Teknologi,

Informasi, dan Komunikasi.

6. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan membawahkan:

- Seksi Kerjasama;

- Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan; dan

- Seksi Inovasi Pelayanan.

7. Kelompok Jabatan Fungsional; dan

8. Unit Pelaksana Teknis.

c. Uraian Tugas

Berdasarkan Peraturan Walikota Samarinda Nomor 35 Tahun 2016 pasal

3, Dinas mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan penyususnan

dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah dan tugas

pembantuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam

melaksanakan tugas sebaagimana dimaksud Pasal 3, Dinas mempunyai fungsi:

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran penduduk,

pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan,kerja sama, pemanfaatan data dan dokumen

kependudukan, serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan;

2. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pendaftaran penduduk,

pencataan sipil, pengelolaan administrasi kependudukan, kerja sama,


45

pemanfaatan data dan informasi serta inovasi pelayanan administrasi

kependudukan sesuai dengan norma, standar, prosedur, dan kriteria

yang telah ditetapkan;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pendaftaran

penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan administrasi kependudukan,

kerja sama, pemanfaatan data dan informasi kependudukan serta

inovasi pelayanna administrasi kependudukan;

4. Pelaksanaan administrasi Dinas; dan

5. Pelaksanaan fungsi lainnya yang diberikan Walikota sesuai bidang

tugasnya.

d. Visi dan Misi

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda memerlukan gambaran dan perwujudan

organisasi yang ideal dan realistis di masa depan. Visi Dinas Kependudukan

dan Pencatatn Sipil Kota Samarinda yaitu: “Terwujudnya Lembaga yang

Profesional dalam Melayani Tertib Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil yang Didukung oleh Partisipasi Masyarakat”. Adapun yang

menjadi Misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda yaitu:

1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

2. Meningkatkan kualitas pelayanan Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil
46

3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil

4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas database kependudukan dan

pencatatan sipil.

4.2 Bentuk Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

Inovasi berbasis Go-Digital yang dimaksudkan adalah suatu Inovasi atau

pembaruan sistem pelayanan yang berbasis Online dengan menggunakan

jaringan/teknologi yang terhubung secara sistematis. Inovasi berbasis Go-Digital

yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Inovasi berbasis Go-Digital yang dilakukan meliputi berbagai macam bidang

pelayanan yang ada di Disdukcapil Samarinda. Go-Digital sendiri pertama kali

diterapkan di Disdukcapil Samarinda pada tahun 2018 dan sampai saat ini terus

mengalami perkembangan serta pembaharuan.

Pada penelitian ini berusaha menguraikan apa saja bentuk Inovasi berbasis

Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda secara menyeluruh.

Dengan adanya inovasi Go-Digital ini diharapkan mampu meningkatkan

pelayanan dengan mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan

secara langsung. Segala hal yang berkaitan dengan administrasi kependudukan

dapat berjalan dengan optimal serta terintegrasi dengan baik. Berikut daftar

inovasi Go-Digital yang ada di Disdukcapil Samarinda dari Tahun 2018 pertama

kali diterapkan sampai saat ini.


47

Tabel 4.4

Daftar Inovasi Go-Digital Disdukcapil

Bidang Inovasi Penjelasan Tahun


Pelayanan Pelaksanaan

LASMINIT Menggunakan Tahun 2018


(Layanan Sepuluh sistem pelayanan
Menit) secara online seperti
Sekretariat pelayanan
sinkronisasi data,
aktivasi data, dan
duplikat record.
Dafduk Samarinda Inovasi Layanan Tahun 2018
Go-Digital Pendaftaran
Penduduk seperti
KK, KTP, KIA,
pindah datang-
keluar penduduk
dengan sistem
online menggunakan
Website
Pelayanan Pen SI PAHIT (Sistem Sistem Pelayanan Maret Tahun
daftaran Pelayanan pencetakan E-KTP, 2020
Penduduk Hitungan Menit) KK, KIA, surat
keterangan pindah
datang-keluar
penduduk
menggunakan
Whatsapp
Kerja sama Sistem antaran oleh Maret Tahun
dengan kurir penyandang 2020
penyandang Difabel, terkait
Difabel ongkos kirim dari
kesepakatan kurir
dengan masyarakat
yang menggunakan
jasa antaran.
LASKAR Sistem pelayanan Tahun 2018
(Layanan Satu untuk dokumen
Hari Kelar) pencatatan sipil
48

seperti Akta
kelahiran, akta
kematian, akta
perkawinan, akta
perceraian, dll
secara online
Pelayanan menggunakan
Pencatatan Sipil website
Kroyok Kampung Kerja sama dengan Tahun 2018
KB DPPKB
Bayi lahir pulang Kerja sama dengan Tahun 2018
bawa Akta Rumah Sakit dan
Klink bersalin,
langsung mendapat
KK dan Akta
Kelahiran
Layanan Three in Pelayanan yang Tahun 2017
One langsung
mendapatkan 3
dokumen sekali
jalan. Yaitu KK,
Akta
kelahiran/kematian,
KIA/KTP Suami
atau Istri.
PADULANTAS layanan pengaduan Tahun 2018
(Pengaduan untuk masyarakat
Langsung Tuntas) yang mengalami
kendala untuk
mendapatkan
Pengelolaan pelayanan. Tersedia
Informasi secara online dan
Administrasi offline
Kependudukan STICK (Sistem Sistem Tahun 2018
Notifikasi pemberitahuan
Pencetakan E- terkait proses
KTP) pencetakan E-KTP
secara online
SAO (Sistem Antrian online Tahun 2019
Antrian Online) menggunkan
Whatsapp
SIMARSIP Masyarakat bisa Tahun 2020
Pemanfaatan (Sistem Informasi mengakses kembali
49

Data dan Inovasi Manajemen terkait berkas yang


Pelayanan Kearsipan) pernah di upload
dan diterbitkan oleh
Disdukcapil
Sumber: Disdukcapil Kota Samarinda

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa Inovasi Go-Digital

yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

sampai saat ini terdiri dari 12 inovasi yang terus terus mengalami pembaharuan di

berbagai bidang pelayanan yang meliputi Bidang sekretariat, bidang Pendaftaran

penduduk, bidang pencatatan sipil, bidang pengelolaan informasi administrasi

kependudukan, dan bidang pemanfaatan data dan inovasi pelayanan. 12 inovasi

Go-Digital ini mendukung sistem secara online dan Inovasi pelayanan Go-Digital

sabagai implementasi dari kebijakan pemerintah pusat terkait e-goverment, selain

itu juga menjadi salah satu upaya dari Instansi Disdukcapil Kota Samarinda untuk

meningkatkan pelayanan serta mempermudah masyarakat.

Berkenaan dengan bentuk Inovasi berbasis Go-Digital, Abdullah selaku

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda memberikan

tanggapan bahwa:

Disdukcapil Samarinda berbasis Go-Digital itu pertama kali diterapkan


pada tahun 2018, pembaharuan yang kami lakukan sendiri berupa
pemanfaatan teknologi inovasi yang mendukung berbagai macam
pelayanan secara terintegrasi dan terpusat. upaya yang kami lakukan
selaras dengan program pemerintah dalam reformasi birokrasi yang
mana tujuannya adalah memangkas alur birokrasi yang terlalu berbelit-
belit, serta tujuan lainnya supaya mempermudah masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan yang baik, efektif, serta efisien. Bentuk
inovasi berbasis Go-Digital yang kami ciptakan pun berbagai macam
dan mengikuti perkembangan serta menyesuaikan keadaan yang secara
umum kita hadapi (wawancara, 16 Februari 2021).
50

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa inovasi Go-Digital pertama

kali dilakukan pada Tahun 2018, inovasi yang dilakukan selaras dengan kebijakan

pemerintah tentang penerapan e-Government. Implikasi inovasi Go-Digital pun

menyeluruh meliputi segala pelayanan yang ada pada Disdukcapil Samarinda dan

selalu mengalami pembaruan dan menyesuaikan dengan keadaan yang sedang

terjadi secara umum.

Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Juwito selaku Kepala

Bidang Pemanfaaatan Data dan Inovasi Pelayanan, memberikan komentarnya:

Go-Digital adalah suatu program yang di dalamnya terdapat berbagai


macam inovasi pelayanan yang tujuannya agar mempermudah
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan. Macam-macam bentuk
inovasi berbasis Go-Digital yang ada di Disdukcapil seperti;
LASKAR, Lasminit, Three In One, Pelayanan Pengaduan Online, dan
berbagai macam pelayanan lainnya. Bahkan yang terbaru di tahun
2021 ini kita ada inovasi pelayanan SI PAHIT dan pelayanan antar ke
rumah yang mana masyarakat tidak perlu ke kantor unruk mengambil
berkas yang sudah selesai karena akan diantar oleh kurir difabel.
Disdukcapil Samarinda selalu berusaha memberikan pelayanan yang
prima dan selalu menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
(wawancara, 16 Februari 2021).
Berkaitan dengan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa Inovasi

berbasis Go-Digital meliputi keseluruhan pelayanan pada Disdukcapil, inovasi

yang dilakukan oleh Disdukcapil haruslah mengikuti situasi dan kondisi yang

terjadi secara umum dan menyesuaikan dengan keadaan yang sedang dihadapi

sekarang yaitu Pandemi Covid-19 sehingga diciptakannya inovasi baru pada tahun

2020 SI PAHIT dan Sistem antaran oleh kurir agar mempermudah masyarakat

dalam mendapatkan pelayanan dengan mudah dan terjangkau bahkan di masa

pandemi Covid-19 sekalipun.


51

Hal serupa juga dibenarkan oleh Didik Purwanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, memberikan tanggapannya:

Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil dari 2018 sampai


saat ini terus mengalami perkembangan. Dari yang awalnya pelayanan
online hanya menjadi pilihan untuk masyarakat melakukan pelayanan
hingga sekarang seluruh pelayanan diwajibkan secara online. Semua
perubahan yang dilakukan Disdukcapil juga dibarengi dengan
sosialisasi terkait pelayanan online. Sehingga masyarakat dapat
mengetahui pelayanan online tersebut (wawancara, 16 Februari 2021).
Sehubungan dengan hasil wawancara di atas, dari Tahun 2018 pelayanan

secara online memang sudah dilakukan oleh pihak Disdukcapil Samarinda dengan

menjadikan pelayanan online menjadi alternatif pelayanan selain pelayanan secara

langsung atau konvensional. Kemudian seiring perkembangan waktu bertepatan

dengan adanya Pandemi Covid-19 Disdukcapil Samarinda merubah jalan mereka

dengan menjadikan pelayanan online menjadi satu-satunya sistem pelayanan

yang mereka lakukan dengan terus meningkatkan sosialisasi terkait sistematika

pelayanan online hingga saat ini.

Berkenaan dengan pernyataan sebelumnya, Muhammad Rofiq selaku

Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, memberikan komentarnya:

Inovasi Go-Digital memungkinkan seluruh pelayanan yang dilakukan


secara online dan terintergrasi secara keseluruhan. untuk bidang
pendaftaran penduduk sendiri itu ada inovasi baru yaitu SI PAHIT
(Sistem Pelayanan Hitungan Menit), inovasi SI PAHIT pertama kali
dilakukan pada Maret 2020 lalu yang menjadi salah satu bentuk
adaptasi/penyesuaian disdukcapil Samarinda dalam menghadapi
Pandemi Covid-19. Untuk alur SI PAHIT sistemnya menggunakan
layanan Whatsapp, masyarakat dapat menghubungi kontak petugas
berdasarkan masing-masing pelayanan dan melengkapi persyaratan
pelayanan (wawancara, 22 Februari 2021).
52

Berkenaan dengan hasil wawancara di atas, berikut alur dari Inovasi

pelayanan SI PAHIT (Sistem Pelayanan Hitungan Menit):

Gambar 4.1
Alur Inovasi Pelayanan SI PAHIT

Pemohon mengakses Petugas menerima dan


Whatsapp dan memverifikasi berkas
mengirimkan persyaratan pemohon
untuk berkas persyaratan

Dokumen Selesai Petugas menghubungi


untuk pengambilan
dokumen

Sumber: Data diolah

Inovasi SI PAHIT merupakan inovasi pada bidang pelayanan pendaftaran

penduduk, inovasi ini memungkinkan penyelesaian dokumen kependudukan

seperti pembuatan E-KTP, KK, surat pindah datang-keluar penduduk, dan lain

sebagainya berkaitan dengan pendaftaran penduduk menjadi lebih efisien bahkan


53

dapat dalam hitungan menit. Inovasi ini dilakukan pada tahun 2020 sebagai

bentuk upaya peningkatan pelayanan Disdukcapil di masa pandemi Covid-19.

Barkaitan dengan pernyataan di atas, Eka selaku pertugas Front Office

memberikan tanggapannya:

Seluruh pelayanan yang dilakukan sekarang secara online


menggunakan Whatsapp dan Website, sehingga tidak ada lagi
pelayanan secara tatap muka. Untuk masyarakat hanya perlu
mengakses layanan tersebut dan melengkapi berkas persyaratan yang
telah ditentukan, jika sudah lengkap dari kami petugas langsung
memverifikasi dan memproses berkas tersebut, jika sudah lengkap
akan ada pemberitahuan dari kami kepada masyarakat bahwa berkas
sudah dapat diambil/diantarkan (wawancara, 16 Februari 2021).
Berkenaan dengan hasil wawancara di atas. berikut alur pelayanan online
menggunakan website:

Gambar 4.2

Alur Inovasi Pelayanan Via Website

Pemohon mengakses laman


Pilih menu layanan
website
yang diinginkan
disdukcapil.samarinda.go.id

Pendaftaran berhasil. Data Pemohon melengkapi data


telah berhasil di submit dan unggah dokumen
jika muncul kode registrasi dengan benar dan sesuai

Sumber: Data diolah


54

Inovasi pelayanan Via Website atau yang disebut dengan Dafduk Capil Go-

Digital dengan memanfaatkan halaman resmi Website Disdukcapil Samarinda

yaitu http://disdukcapil.samarindakota.go.id, segala jenis pelayanan yang ada pada

Disdukcapil dapat diakses dengan mudah dan sudah tertera jelas pada website

tersebut. Inovasi ini dilakukan pada tahun 2018 dan sampai saat ini terus

mengalami pembaharuan, bahkan di masa pandemi saat ini sistem pelayanan

online menjadi yang utama dan satu-satunya dilakukan oleh Disdukcapil

Samarinda.

Sehubungan dengan pernyataan di atas, Muhammad Arsyad selaku

Masyarakat memberikan tanggapannya:

Untuk pelayanan di Disdukcapil sendiri semuanya memang secara


online. Untuk saya pribadi merasa pelayanan sekarang agak rumit
karena banyak ketentuan baru yang saya sendiri belum ketahui, saya
pun tahu seluruh pelayanan sekarang harus online setelah sampai
kantor Disdukcapil (wawancara, 17 Februari 2021).
Senada dengan pernyataan di atas, Dwi Kristiani selaku Masyarakat

memberikan komentarnya:

Inovasi yang dilakukan Disdukcapil Samarinda yang saya tahu itu


bermacam-macam ya, yang terbaru sekarang itu ada pelayanan Via
Whatsapp, tetapi mungkin banyak yang tidak tahu jadi masih banyak
masyarakat yang datang ke kantor dan baru tahu sekarang pengurusan
semuanya harus secara online (wawancara, 17 Februari 2021).
Berdasarkan kedua hasil wawancara di atas, Inovasi berbasis Go-Digital

terdiri dari berbagai macam inovasi. Penerapan sistematika pelayanan secara

online keseluruhan masih mendapati kesulitan-kesulitan. Adapun dari segi

sosialisasi dari pihak Dukcapil masih kurang kepada masyarakat yang dapat
55

dilihat, ketika masyarakat mengetahui pelayanan dilakukan secara online setelah

masyarakat tiba di Kantor Dukcapil Kota Samarinda.

Berkaitan dengan beberapa hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan

bahwa bentuk inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda mempunyai 12 inovasi yang meliputi seluruh

bidang pelayanan yang ada pada Disdukcapil, yakni Bidang Sekretariat terdapat

inovasi LASMINIT (Layanan Hitungan Menit); Bidang Pendaftaran Penduduk

terdapat inovasi Dafduk Via Website, SI PAHIT dan Sistem antaran oleh kurir

difabel; Bidang Pencatatan Sipil terdapat inovasi LASKAR, Kroyok kampung

KB, Bayi lahir pulang bawa akta, dan Layanan Three in One; Bidang Pengelolaan

Informasi Administarsi Kependudukan terdapat inovasi STICK (Sistem Notifikasi

Pencetakan E-KTP), Sistem Antrian Online dan PADULANTAS (Pengaduan

Langsung Tuntas); dan Bidang Pengelolaan Data dan Inovasi Pelayanan terdapat

inovasi sistem manajemen kearsipan. Penerapan Inovasi Go-Digital dari awal

Tahun 2018 sampai saat ini terus mengalami pembaruan, dari Tahun 2018

munculnya LASKAR (Layanan Satu Hari Kelar), LASMINIT (Layanan Sepuluh

Menit), PADULANTAS (Pengaduan Langsung Tuntas), Three in One, sampai

yang paling terbaru di tahun 2020 terdapat SI PAHIT (Sistem Pelayanan Hitungan

Menit) dan Sistem antaran oleh kurir difabel dan beberapa inovasi lainnya yang

dilakukan sebagai bentuk upaya peningkatan pelayanan di masa pandemi Covid-

19 ini. Pemberlakuan sistem pelayanan online secara keseluruhan pun dilakukan

oleh Disdukcapil, dengan terus meningkatkan sosialisasi terkait pelayanan online.


56

Namun tidak dapat dipungkiri masih terdapat kekurangan terutama dalam hal

sosialisai yang masih harus terus dilakukan.

4.3 Perkembangan inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum adanya

Pandemi Covid-19.

Pada bagian ini menganalisis terkait Perkembangan Inovasi Go-Digital

yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

dari tahun ke tahun. Perkembangan yang dimaksudkan adalah uraian terkait

berbagai macam inovasi yang telah dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda,

perkembangan waktu pelayanan dari sebelum adanya inovasi sampai

dilakukannya inovasi tersebut, perbandingan waktu sebelum dan setelah adanya

pandemi Covid-19, dan lain sebagainya.

Tabel 4.5
Daftar Inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda

Tahun
Dilaksana Inovasi Perkembangan Status
-kan
Inovasi
Layanan Three in One Layanan 3 ini 1 memungkinkan Masih berjalan
masyarakat mendapatkan 3
dokumen dalam satu kali
pengurusan, awal penerapan
2017 inovasi ini masih menggunakan
pelayanan langsung secara
konvensional, namun seiring
perkembangannya masyarakat
yang ingin mendapatkan
layanan ini memiliki opsi lain
yaitu dengan layanan online.
LASKAR (Layanan Inovasi LASKAR awal Masih berjalan
57

Satu Hari Kelar) penerapannya hanya berupa


pelayanan secara konvensional,
inovasi ini meliputi pelayanan
pada bidang pencatatatan sipil.
masyarakat hanya perlu
mengumpulkan berkas secara
langsung pada petugas dan akan
menyelasaikan dalam satu hari
kerja dengan catatan berkas
sudah lengkap dan sesuai,
diberlakukan juga sistem
antrian online menggunakan
Whatsapp, sehingga masyarakat
mengetahui sudah sampai
dimana berkas diproses. Laskar
menjadi awal diterapkannya
“DISDUKCAPIL GO-
DIGITAL”. Dan sampai
Tahun sekarang inovasi LASKAR
2018 terus mengalami pembaharuan.
LASMINIT (Layanan Inovasi LASMINIT merupakan Masih berjalan
Sepuluh Menit) inovasi pada bidang
sekretaraitan yang
menggunakan sistem pelayanan
secara online seperti pelayanan
sinkronisasi data, aktivasi data,
dan duplikat record. Sampai
saat ini inovasi tersebut terus
berkembang dengan
menaafaatkan pelayanan secara
online.
Kroyok Kampung KB kerja sama dengan DPPKB, Masih berjalan
masyarakat yang termasuk
dalam status warga “Kampung
KB” yang dalam masa
kehamilan akan di data dan
ketika melahirkan akan
langsung mendapat dokumen
kependudukan untuk anak
mereka. Masyarakat hanya
perlu menyiapkan persyaratan
terkait dokumen lain yang
dibutuhkan dan tidak perlu lagi
58

datang ke kantor untuk


mengurus secara langsung.
Sampai saat ini masih terus
berjalan.
Bayi lahir pulang Disdukcapil Kerja sama dengan Masih berjalan
bawa Akta Rumah Sakit dan Klink
bersalin, langsung mendapat
KK dan Akta Kelahiran. Inovasi
ini terus berjalan.
PADULANTAS layanan pengaduan untuk Masih berjalan
(Pengaduan Langsung masyarakat yang mengalami
Tuntas) kendala untuk mendapatkan
pelayanan. Layanan ini dari
awal pembentukan hingga saat
ini sudah tersedia 2 opsi, dapat
diakses secara offline dengan
langsung ke kantor disdukcapil
bagian pengaduan, dan online
dengan cara menghubungi
kontak yang telah disediakan.
Dafduk Samarinda Inovasi Layanan Pendaftaran Masih berjalan
Go-Digital Penduduk seperti KK, KTP,
KIA, pindah datang-keluar
penduduk dengan sistem online
menggunakan Website awalnya
hanya menjadi suatu pilihan
selain pendaftaran penduduk
secara offline. Namun seiring
berjalannya waktu pelayanan
online menjadi satu-satunya
yang digunakan dalam
mendapatkan pelayanan salah
satunya dengan menggunakan
website. Website sampai
sekarang terus mengalami
pembaruan.
59

STICK (Sistem Sistem pemberitahuan terkait Masih berjalan


Notifikasi Pencetakan proses pencetakan E-KTP
E-KTP) secara online. Layanan ini
memungkinkan untuk setiap
masyarakat yang mengurus
pencetakan E-KTP dapat
mengetahui bagaimana dan
sudah sampai mana proses
pencetakan E-KTP tersebut.
Tahun SAO (Sistem Antrian Antrian online menggunkan Masih berjalan
2019 Online) Whatsapp
Sumber: diolah dari data primer tahun 2017 sampai tahun 2019

Bersarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa inovasi secara pertama kali

dilakukan pada Tahun 2017 yang berupa layanan Three in One, pada inovasi ini

memungkinkan untuk masyarakat dapat mengurus dokumen kependudukan dalam

sekali pengurursan, misalnya untuk mendapatkan KK, E-KTP, dan Akta kelahiran

dapat dilakukan dalam satu kali pengurusan dengan saja. Pada awal penerapan

inovasi ini masih menggunakan sistem pelayanan secara langsung atau

konvensional, jadi masyarakat harus melengkapi persyaratan dan menyerahkan

secara langsung di Kantor Disdukcapil untuk segera di proses, namun seiring

berjalannya waktu inovasi ini terus mengalami pembaruan yaitu dengan adanya

opsi pelayanan secara online.

Kemudian pada Tahun 2018 inovasi berbasis Go-Digital diterapkan

dengan menciptakan berbagai inovasi-inovasi layanan secara online. Pelayanan

secara langsung tatap muka bukan lagi menjadi satu-satunya jalan untuk

mendapatkan pelayanan, pada 2018 ini Disdukcapil melakukan beberapa inovasi

yang meliputi berbagai pelayanan. Misalnya seperti inovasi LASKAR,

LASMINIT, PADULANTAS, STICK (Sistem Notifikasi Pencetakan E-KTP),


60

yang menunjang kemudahan bagi masyarakat untuk dengan mudah mendapatkan

pelayanan. Disusul pada tahun 2019 adanya inovasi berupa sistem antrian online,

sehingga masyarakat dapat mengetahui sampai dimana proses pengurusan

dokumen kependudukan mereka.

Tahun 2017 pertama kali Disdukcapil berinovasi dan di tahun 2018

inovasi yang dilakukan menjadi berbasis Go-Digital dan terus berlanjut sampai

tahun 2019, pada tahun-tahun tersebut sudah sembilan inovasi yang dilakukan

oleh Disdukcapil Kota Samarinda (dilihat pada tabel 4.5). Kemudian sampai tahun

2020 setelah adanya pandemi Covid-19 dilakukan 3 inovasi terbaru berbasis Go-

Digital yaitu SI PAHIT (Sistem Pelayanan Hitunga Menit), Sistem antaran oleh

Kurir Difabel, dan SIMARSIP (Sistem Informasi Manajemen Kearsipan). 3

inovasi ini melengkapi inovasi-inovasi yang telah dilakukan sebelumnya.

Sehingga jumlah keseluruhan inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil berjumlah

12 inovasi yang meliputi seluruh bagian pelayanan yang ada pada Disdukcapil

Kota Samarinda.

Berkenaan dengan perkembangan inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum adanya

pandemi Covid-19, Abdullah selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Samarinda memberikan tanggapannya:

Terkait perkembangan dari Inovasi Berbasis Go-Digital ini bisa kami


katakan cukup signikan dari tahun ke tahun. Yang awalnya pada tahun
2017 berupa inovasi layanan 3 in 1 yang memungkinkan untuk
masyarakat dapat mengurus beberapa berkas dalam sekali pengurusan.
Pada tahun 2018 kami meluncurkan LASKAR Layanan Satu Hari
Kelar yang memungkinkan semua masyarakat dapat mendapatkan
61

pelayanan satu hari langsung kelar. Tentunya didukung dengan


berbagai macam inovasi lainnya yang saling bersinergi (wawancara,
16 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, inovasi berbasis Go-Digital yang

dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda terus

mengalami perkembangan yang cukup signifikan di setiap tahunnya. Inovasi yang

awalnya dilakukan menggunakan pelayanan secara langsung/konvensional,

namun dengan adanya inovais berbasis Go-Digital pelayanan dapat dilakukan

secara online.

Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Juwito selaku Kepala

Bidang Pemanfaaatan Data dan Inovasi Pelayanan, memberikan komentarnya:

Inovasi Go-Digital dimulai pada Tahun 2018 dengan dilakukannya


inovasi LASKAR yang menjadi unggulan dari Disdukcapil pada saat
itu. LASKAR sebagai inovasi yang memanfaatkan layanan online
pertama kali dan disusul dengan inovasi-inovasi lainnya yang
memanfaatkan sistem online seperti LASMINIT, PADULANTAS, dan
lain sebagainya. Dan di Tahun 2019 kami juga menerapkan sistem
antrian online bagi masyarakat yang melakukan pelayanan online
(wawancara, 16 Februari 2021).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, inovasi berbasis Go-Digital pertama

kali dilakukan pada Tahun 2018 terdiri dari berbagai inovasi, inovasi berbasis Go-

Digital tersebut menjadi salah satu alternatif masyarakat untuk mendapatkan

pelayanan pada Disdukcapil selain pelayanan secara tatap muka/konvensional.

Sampai tahun 2019 Disdukcapil juga melakukan inovasi yaitu sistem antrian

online guna mempermudah masyarakat mengetahui sampai dimana berkas yang

sudah diajukan di proses oleh petugas.


62

Berkaitan dengan beberapa wawancara di atas, Didik Purwanto selaku

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan mengatakan:

Perkembangan inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil berawal dari


upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mempermudah
masyarakat mendapatkan pelayanan yang prima. Inovasi pertama
dilakukan yaitu inovasi pelayanan 3 in 1, kemudian pada tahun 2018
kami melakukan Inovasi berbasis Go-Digital dengan memanfaatkan
sistem online, inovasi yang kami lakukan meliputi segala bidang
pelayanna yang ada pada Disdukcapil. Hingga saat ini inovasi berbasis
Go-Digital menjadi yang utama dan menggiring Disdukcapil meraih
berbagai penghargaan seperti penghargaan Role Model Penyelenggara
Pelayanan Publik kategori Pelayanan Publik saangat baik pada tahun
2019, beberapa penghargaan lainnya (wawancara, 16 Februari 2021).
Berkenaan dengan hasil wawancara di atas, tujuan dilakukannya inovasi

yaitu untuk meningkatkan kualitas pelayanan serta mempermudah masyarakat

mendapatkan pelayanan yang prima. Berkat inovasi Go-Digital yang dilakukan,

Disdukcapil Samarinda dapat meraih berbagai penghargaan baik di tingkat

nasional maupun tingkat daerah.

Selain daftar inovasi dan hasil wawancara terkait perkembangan inovasi

yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda

di atas, rekapitulasi data pengurusan pelayanan dari tahun 2019 sampai tahun

2020 dapat kita lihat pada tabel 4. Berikut ini:

Tabel 4.6

Rekapitulasi data pengurusan pelayanan Disdukcapil Samarinda Tahun 2019-


2020

2019 2020
No Jenis Pelayanan
Semester Semester Semester Semester
I II I II
1. Perekaman E-KTP 13.404 23.107 9.776 20.860
2. Pencetakan E-KTP 77.277 85.610 87.806 145.374
63

3. Kartu Keluarga (KK) 37.911 78,377 28.373 59.426

4. Kartu Identitas Anak 3.197 10.369 9.180 38.001


(KIA)
5. Akta Kelahiran 10.366 22.207 8.417 16.721
6. Akta Kematian 850 1872 762 1.820
7. Akta Peceraian 15 23 8 35
8. Akta Perkawinan 203 468 124 291
9. Datang Penduduk 22.673 48.295 16.883 38.028
10. Pindah Penduduk 10.141 19.628 7.228 17.550
Sumber: Data Primer Disdukcapil Samarinda
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa data pengurusan

dokumen kependudukan pada tahun 2019 dan tahun 2020 di atas jumlahnya

cukup variatif, beberapa pengurusan pada tahun 2019 mengalami penurunan tetapi

pada tahun 2020 mengalami peningkatan dan begitupun sebaliknya. Pada

pelayanan pencetakan E-KTP pada tahun 2020 mengalami peningkatan yang

cukup signifikan jika dibandingkan pada tahun 2019, pun juga pada pengurusan

pelayanan yang lainnya seperti pencetakan akta kematian data yang ada terlihat

cukup stabil dan tidak terdapat perubahan yang jauh.

Berkenaan dengan data pengurusan dokumen kependudukan di atas,

Abdullah selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda memberikan tanggapannya:

Untuk pengurusan dokumen pada tahun ke tahun di sini cukup stabil,


karena kami juga memaksimalkan segala sistem pelayanan agar mudah
diakses untuk semua kalangan masyarakat (wawancara, 16 Februari
2021).
Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Muhammad Rofiq

selaku Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk, mengatakan bahwa:


64

Data yang ada di atas itu memang kepengurusan dokumen


kependudukan selama 2 tahun terakhir yaitu pada tahun 2019 dan
2020. Kami hanya berusaha memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat dan untuk kami sendiri juga tidak ada menaruh target
berapa jumlah pelayanan yang harus kami capai, karena kembali lagi
kami hanya memproses layanan yang akan dilakukan oleh masyarakat
itu sendiri, sehingga jika terjadi penurunan atau peningkatan dalam
pengurusan dokumen itu saya rasa hal yang wajar (wawancara, 22
Februari 2021).
Senada dengan pendapat di atas, Didik Purwanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan menambahkan:

Pada layanan perekaman E-KTP di tahun 2019 dan tahun 2020 dapat
dikatakan penurunan kurang-lebih mencapai 600an dikarenakan
adanya masa pandemi yang cukup berbeda pada tahun-tahun
sebelumnya, tetapi untuk menindaklanjuti hal ini kami pun melakukan
perekaman E-KTP secara langsung pada hari sabtu-minggu yang kami
lakukan secara berkala agar bisa menjangkau KTP pemula yaitu usia
17 tahun ke atas tentunya dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan, kemudian untuk pencetakan E-KTP di tahun 2020 kami
mengupayakan dengan maksimal dan tidak menjadikan pandemi ini
sebagai penghambat untuk masyarakat mendapatkan pelayanan E-KTP
juga didukung dengan ketersediaan blangko yang cukup, dan terbukti
dibandingkan tahun 2019, pencetakan E-KTP tahun 2020 lalu
mengalami peningkatan yang cukup signifikan (wawancara, 12 April
2021).
Berdasarkan ketiga wawancara di atas, berkaitan dengan data pengurusan

dokumen kependudukan yang pada tahun 2019 dan 2020, dalam hal ini

Disdukcapil telah memberikan dan memaksimalkan pelayanan berdasarkan

dengan kebutuhan masyarakat. Berkenaan dengan jumlah pengurusan setiap

tahunnya mengalami perubahan yang variatif, misalnya pada pelayanan

perekaman E-KTP terjadi penurunan pada tahun 2020 dikarenakan adanya

pandemi Covid-19, tetapi dari Disdukcapil tetap mengupayakan agar perekaman

E-KTP sebisa mungkin dimaksimalkan salah satunya dengan memanfaatkan hari

sabtu-minggu untuk pelayanan perekaman E-KTP bagi usia 17 tahun yang sudah
65

dapat memiliki KTP. Kemudian pada pelayanan pencetakan E-KTP dibandingkan

tahun 2019 di tahun 2020 peningkatan terjadi cukup signifikan, hal ini di dasari

pada Disdukcapil ingin melakukan perbaikan di masa pandemi covid-19 ini yang

juga didukung dengan ketersediaan blangko yang cukup.

Dari data dan beberapa hasil wawancara di atas maka dapat diketahui

bahwa inovasi Go-Digital terus mengalami perkembangan, perkembangan dalam

hal ini dapat kita lihat dari terus dilakukannya berbagai macam inovasi di berbagai

bidang pelayanan dan berusaha terus dimaksimalkan dari segi kualitas inovasi

tersebut. Perkembangan inovasi Go-Digital juga mendapatkan prestasi yang

membanggakan dapat dilihat dari diraihnya berbagai macam penghargaan baik

dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Selain itu juga perkembangan dalam

hal jumlah pengurusan dokumen kependudukan menjadi salah satu aspek yang

membuktikan perkembangan dari inovasi Go-Digital. Berkenaan dengan jumlah

pengurusan setiap tahunnya mengalami perubahan yang variatif, misalnya pada

pelayanan perekaman E-KTP terjadi penurunan pada tahun 2020 dikarenakan

adanya pandemi Covid-19. Kemudian pada pelayanan pencetakan E-KTP

dibandingkan tahun 2019 di tahun 2020 peningkatan terjadi cukup signifikan, hal

ini di dasari pada Disdukcapil ingin memberikan pelayanan yang baik dan tidak

menjadikan alasan klasik bahwa pandemi menjadi penghambat dan juga didukung

dengan jumlah ketersediaan blangko yang cukup.


66

4.4 Adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda di Masa Pandemi Covid-19

Dalam inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota

Samarinda di masa Pandemi Covid-19 ini tentunya diperlukan suatu upaya baru

agar proses pemenuhan pelayanan kepada masyarakat tetap terus berjalan dengan

baik. Dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di masa Pandemi

Covid-19 diperlukan suatu penyesuaian yang harus dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda. Pandemi Covid-19 yang

menempatkan semua pada suatu kondisi baru dan perlunya ada sebuah

penyesuaian yang dibutuhkan. Penyesuaian atau adaptasi dibutuhkan agar proses

pemenuhan kebutuhan masyarakat tetap berjalan dan berlangsung sebagaimana

mestinya.

Berikut akan membahas terkait tingkat adaptasi program/inovasi Go-Digital

sebelum dan sesudah adanya masa pandemi Covid-19 dan uraian terkait

adaptasi/penyesuaian organisasi di masa pandemi Covid-19.

4.4.1 Adaptasi program/inovasi Go-Digital sebelum dan sesudah adanya

pandemi Covid-19

Berkaitan dengan adaptasi inovasi Go-Digital, penting untuk mengetahui

seberapa tinggi tingkat adaptasi dari inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil

sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19, tingkat adaptasi inovasi Go-

Digital dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini.


67

Tabel 4.7
Adaptasi Inovasi Go-Digital sebelum dan di masa pandemi Covid-19

No Inovasi Go-Digital Tingkat Adaptasi Inovasi Perubahan Pra Perubahan di


Go-Digital di masa
pandemi Covid-19 Covid-19 masa Covid-19
Tinggi Sedang Rendah

1. Layanan Three in  Layanan Three in Layanan Three


One (2017) One sebelum ada in One saat ini
pandemi Covid-19 diwajibkan
dapat diurus secara diakses secara
langsung/ tatap online. Yang
muka, selain itu memungkinkan
juga tersedia setiap
layanan online masyarakat
sebagai opsi mendapat 3
pelayanan jika dokumen
tidak dapat kependudukan
mengurus secara dalam sekali
langsung pengurusan.
2. LASKAR (Layanan  LASKAR inovasi LASKAR di
Satu Hari Kelar) pelayanan yang masa pandemi
(2018) memungkinkan Covid-19 ini
pengurusan diwajibkan
dokumen diakses secara
kependudukan satu online
hari kelar sebelum menggunakan
pandemi covid-19 website
sudah tersedia
layanan secara
offline dan online
3. LASMINIT (Layanan  LASMINIT LASMINIT di
Sepuluh Menit) merupakan layanan masa pandemi
(2018) sinkroniasasi data, Covid-19
di masa sebelum diwajibkan
pandemi Covid-19 diakses secara
dapat diakses online, tersedia
dengan cara offline layanan
dan online menggunakan
Website dan/
Whatsapp
4. Kroyok Kampung  Kerja sama antara Di masa
KB (2018) Disdukcapil Kota pandemi Covid-
Samarinda dengan 19 ini kegiatan
68

DPPKB Kota sosialisasi dan


Samarinda, pelayanan dari
sebelum masa Disdukcapil
pandemi Covid-19, Kota Samarinda
pelayanan yang mengalami
diberikan kepada kendala
“Kampung KB” dikarenakan
dilakukan secara tidak
langsung yaitu memugkinkanny
dengan mendatangi a untuk
dan mendata dilakukan
masyarakat yang pendataan dan
akan mengurus sosialisasi
dokumen terkait.
kependudukan.

5. Bayi lahir pulang  Kerja sama antara Inovasi Bayi


bawa Akta (2018) Disdukcapil Kota Lahir Pulang
Samarinda dengan Bawa Akta di
beberapa RS di masa pandemi
Kota Samarinda. Covid-19 ini
pelayanan ini pelayanan
memungkinkan dilakukan secara
bayi yang lahir dan online dari pihak
keluarga tersebut RS atau Klinik
langsung bersalin kepada
mendapatkan pihak
dokumen Disdukcapil.
kependudukan
seperti Akta
kelahiran, dan KK
baru jika
melakukan
persalinan di RS
dan Klinik bersalin
yang bekerja sama
langusng dengan
Disdukcapil
Samarinda. hanya
perlu melengkapi
peryaratan yang
telah ditentukan di
RS tersebut.
6. Dafduk Samarinda  Inovasi Dafduk Di masa
Go-Digital (2018) Samarinda Go- pandemi Covid-
Digital merupakan 19, inovasi ini
69

inovasi layanan terus mengalami


yang dilakukan pembaruan
secara online, yang sistem dan
memungkinkan perbaikan pada
seluruh layanan berbagai bidang
pendaftaran pelayanan.
penduduk Ditambah
menggunakan dengan segala
sistem online dan bentuk
terintegrasi. pengurusan
pelayanan di
masa pandemi
diwajibkan
online.
7. PADULANTAS  Layanan Di masa
(Pengaduan PADULANTAS Pandemi Covid-
Langsung Tuntas) sebelum masa 19 ini
(2018) pandemi Covid-19 PADULANTAS
tersedia secara meniadakan
offline atau tatap layanan offline
muka secara atau tatap muka
langsung di kantor secara langsung,
Disdukcapil sehingga
Samarinda dan layanan online
online yaitu dengan menjadi satu-
cara menghubungi satunya jalan
narahubung yang untuk
sudah disediakan. mendapatkan
layanan
pengaduan.
8. STICK (Sistem  Sistem Di masa
Notifikasi Pencetakan pemberitahuan pandemi ini
E-KTP) (2018) terkait proses tidak terjadi
pencetakan E-KTP banyak
secara online, perubahan,
inovasi ini karena sejak
memungkinkan awal inovasi
masyarakat STICK ini sudah
mengetahui sampai memanfaatkan
dimana proses sistem online.
pencetakan E-KTP
yang telah diurus.
9. SAO (Sistem Antrian  Antrian online Di masa
Online) (2019) menggunkan pandemi ini
Whatsapp, tidak terjadi
banyak
70

perubahan,
karena dari awal
inovasi antrian
ini sudah
memanfaatkan
sistem online
10. SI PAHIT (Sistem  - SI PAHIT
Pelayanan Hitungan merupakan
Menit) (2020) inovasi dari
Disdukcapil
Kota Samarinda
yang hadir di
masa Pandemi
Covid-19. SI
PAHIT adalah
inovasi pada
bidang
pelayanan
pendaftaran
penduduk yang
dapat diakses
secara online
menggunakan
aplikasi
Whatsapp
11. Kerja sama dengan  - Kerjasama
penyandang Difabel dengan
(2020) penyandang
difabel di bidang
pengantaran
dokumen
kependudukan
muncul di masa
pandemi covid-
19 ini.
12. SIMARSIP(Sistem - SIMARSIP
InformasiManajemen merupakan
Kearsipan) (2020) wujud inovasi
Disdukcapil
Kota Samarinda

di masa pandemi
Covid-19.
Layanan ini
memungkinkan
masyarakat dan
pihak
71

Disdukcapil
untuk
mengakses
kembali file atau
dokumen yang
pernah diunggah
secara online
pada website
resmi
Disdukcapil
Samarinda.
Total 3 8 1

Persentase 25% 66,67% 8,33%

Sumber: olahan dari berbagai sumber

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa

perubahan yang terjadi setelah dan sebelum adanya pandemi Covid-19 ini.

Adapun ukuran untuk mengukur tingkat tinggi, sedang, dan rendahnya suatu

inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda adalah dengan melihat

apakah inovasi tersebut sudah memenuhi ke-4 indikator adaptasi yang ada yakni

terjadinya perubahan struktur, perubahan teknologi, perubahan penataan fisik dan

perubahan sumber daya manusia. Adaptasi yang memiliki tingkat tinggi apabila

sudah memenuhi secara keseluruhan ke-4 indikator adaptasi tersebut, lalu

adaptasi yang memiliki tingkatan sedang jika inovasi tersebut sudah mampu

memenuhi 2 sampai 3 indikator, sedangkan untuk tingkat adaptasi yang rendah

yaitu inovasi yang sama sekali tidak dapat memenuhi indikator yang ada.

Berkaitan dengan tabel di atas, Tingkat adaptasi inovasi Go-Digital di masa

Pandemi Covid-19 dengan status “tinggi” dengan persentase 25% yang terdiri dari

3 inovasi, lalu tingkat adaptasi “sedang” memiliki persentase paling tinggi yaitu
72

66,67% yang terdiri dari 8 inovasi, dan tingkat adaptasi dengan status “rendah”

dengan persentase 8,33% dari 1 inovasi. Maka dari itu berdasarkan hasil

persentase adaptasi inovasi Go-Digital sebelum dan sesudah pandemi Covid-19,

dapat diketahui bahwa dari 12 inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota

Samarinda dapat dikatakan mampu beradaptasi dengan Covid-19.

Sehubungan dengan tingkat adaptasi inovasi Go-Digital tersebut, tidak

menutup kemungkinan bagi Disdukcapil Kota Samarinda untuk terus melakukan

perubahan agar menjadi semakin lebih baik dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Masih banyak hal yang harus dilakukan oleh Disdukcapil untuk terus

melakukan berbagai perbaikan guna memberikan pelayanan yang prima. Terkait

perubahan yang masih harus dilakukan, Juwito selaku Kepala Bidang

Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan berpendapat bahwa:

Dalam hal perbaikan tentunya kami sebagai pemberi pelayanan terus


berupaya melakukan berbagai pembenahan dalam segala bidang
pelayanan, di masa pandemi ini banyak pelayanan yang kami usahakan
berjalan dengan semaksimal mungkin agar pandemi tidak menjadi
kendala masyarakat dalam mengakses pelayanan, walaupun masih
terdapat permasalahan terkait inovasi pelayanan yang mendapati
kendala tetapi masih terus kami usahakan untuk terus dilakukan
perbaikan (wawancara, 16 Februari 2021).
Hal serupa juga ditambahkan oleh Didik Purwanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan berkomentar bahwa:

Mengenai adaptasi inovasi pelayanan di masa pandemi covid-19 ini,


memang benar terdapat inovasi yang dapat kami katakan mendapati
kendala, yaitu kroyok kampung KB yang mana kami digandeng untuk
bekerja sama dengan DPPKB. Dalam hal ini kami sudah
mengupayakan agar pelayanan tetap maksimal di tengah pandemi,
namun dari pihak DPPKB sampai sekarang masih menunggu waktu
yang tepat untuk dapat kembali melakukan pelayanan dan sosialisasi
kembali kepada masyarakat kampung KB, tentunya dengan cara dan
73

metode yang akan berbeda dari sebelumnya (wawancara, 12 April


2021).
Berdasarkan hasil kedua wawancara di atas, dalam hal ini Disdukacapil

terus melakukan berbagai upaya perbaikan dan pengoptimalan dari inovasi

pelayanan yang mereka berikan. Walaupun tidak dapat kita pungkiri di masa

pandemi Covid-19 ini masih saja terdapat kendala yang masih harus dibenahi

dengan baik oleh Disdukcapil misalnya seperti program „keroyok kampong KB‟

yang bekerja sama langsung dengan DPPKB, untuk menjalankan program

tersebut Disdukcapil tidak bisa mendahului tindakan dari Dinas tersebut, sehingga

upaya yang dilakukan agar inovasi tersebut tetap berjalan ialah dengan

meningkatan koordinasi dengan pihak dinas terkait.

4.4.2 Adaptasi Organisasi Disdukcapil Kota Samarinda di masa pandemi

Covid-19

Terlepas dari inovasi yang dibahas di atas, Disdukcapil terus melakukan

pembenahan dan mengupayakan agar semua inovasi/program yang telah

dilakukan dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan pelayanan yang

baik pula kepada masyarakat selaku penerima pelayanan. Adaptasi inovasi Go-

Digital menjadi hal yang sangat krusial di masa pandemi saat ini, adaptasi inovasi

Go-Digital dapat dipenuhi dengan baik selain dapat dilihat dari tingkat adaptasi

inovasi Go-Digital (Tabel 4.7), dapat pula lihat pada proses pelayanan di masa

pandemi Covid-19, adaptasi inovasi Go-Digital dapat kita lihat dengan

memperhatikan beberapa indikator berikut:


74

1. Perubahan Struktur;

Menurut Robbins (2002), suatu organisasi diartikan sebagai tugas-tugas

yang secara formal dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi. Mengubah

struktur berarti mencakup hubungan wewenang, mekanisme koordinasi, rancang-

ulang pekerjaan, atau variabel struktural serupa.

Dalam hal ini perubahan struktur dapat dikatakan berpengaruh terhadap

proses penyesuaian pemenuhan pelayanan, Berkenaan dalam hal perubahan

struktur, Abdullah selaku Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Samarinda mengatakan bahwa:

Dalam hal memberikan pelayanan di masa pandemi Covid-19 ini


untuk Disdukcapil perubahan struktur yang terjadi yaitu berupa atur-
ulang sistem pelayanan seperti mengganti dan menambah petugas
yang melayani masyarakat secara langsung seperti Front Office yang
dulunya melakukan pelayanan langsung berhadapan dengan
masyarakat kami ubah dan menambahkan di bagian pelayanan online
agar dapat berjalan dengan baik dan maksimal (wawancara, 16
Februari 2021).
Hal serupa juga dikatakan oleh Juwito selaku Kepala Bidang Pemanfaatan

Data dan Inovasi Pelayanan, memberikan pendapatnya:

Sejak masa pandemi sendiri kami memang memberlakukan semua


pelayanan harus melalui sistem online, jadi tidak ada lagi
penerimaan berkas secara fisik. Jika yang dimaksudkan perubahan
struktur berupa atur-ulang sistem dan mekanisme organisasi tentu
pada Disdukcapil terjadi perubahan struktur. Karena kami juga
memindahkan petugas yang dulunya melayani pelayanan secara
langsung kami pindah menjadi menyesuaikan dengan pelayanan
yang kami gunakan yaitu dengan memanfaakan sistem online
(wawancara, 16 Februari 2021).
Berdasarkan kedua hasil wawancara di atas, diketahui bahwa berkaitan

proses adaptasi atau penyesuaian inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh


75

Disdukcapil Kota Samarinda dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini terjadi

perubahan struktur pada Disdukcapil. Hal tersebut karena memang terjadi

perubahan sistem pelayanan yang secara langsung juga berpengaruh terhadap

petugas yang memberikan pelayanan. Kemudian juga terjadi perubahan pada pola

atau mekanisme koordinasi pada Disdukcapil yang lebih menyesuaikan dengan

keadaan yang ada di masa pandemi ini.

2. Perubahan Teknologi;

Perubahan teknologi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah terjadinya

perubahan berupa fasilitas penunjang seperti peralatan, alat, atau metode baru,

otomatisasi atau komputerisasi yang didukung oleh sumber daya manusia dan

manajemen yang handal. Selain fasilitas penunjang juga terjadi perubahan

terhadap manajemen pengelolaan atau sumber daya manusia yang

mengoperasikan fasilitas penunjang teknologi tersebut.

Berkaitan dengan perubahan teknologi disini tentunya sangat berpengaruh

dan menjadi salah satu hal terpenting dalam menghadapi kondisi pandemi Covid-

19 saat ini, dibutuhkan suatu perubahan teknologi agar pelayanan terus berjalan

sebagaimana mestinya, salah satu bentuk pemanfaatan perubahan teknologi yang

selaras dengan e-Government yaitu dengan menerapkan pelayanan berbasis

online. Berkenaan dengan hal tersebut, Abdullah selaku Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda, memberikan komentarnya:

Terkait perubahan teknologi dalam penerapan layanan online di masa


pandemi Covid-19 Disdukcapil beupaya menyesuaikan dengan
kebutuhan, dalam hal ini yang mana pelayanan mengalami perubahan
secara keseluruhan. yang awalnya pelayanan berbasis online menjadi
76

suatu pilihan namun saat ini pelayanan diwajibkan keseluruhan


berbasis online (wawancara, 16 Februari 2021).
Hal serupa juga ditambahkan oleh Didik Purwanto selaku Kepala Bidang

Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, berkata bahwa:

Sebelum pandemi Covid-19 dari Disdukcapil sendiri memang sudah


merubah jalan dalam hal memberikan pelayanan kepada masyarakat
dari sistem manual atau tatap muka menjadi kearah digital atau
menggunakan perangkat serta jaringan. Ketika dihadapkan dengan
kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini pelayanan secara online
benar-benar diterapkan yang tentunya berpengaruh terhadap perubahan
teknologi (wawancara, 16 Februari 2021).
Hal tak jauh berbeda juga ditambahkan oleh Eka selaku Petugas Front
Office, mengatakan bahwa:
Pelayanan berbasis online sudah diterapkan jauh sebelum adanya
pandemi terjadi, tetapi memang saat pandemi ini pelayanan online
menjadi satu-satunya jalan untuk mendapatkan pelayanan. Untuk kami
sendiri sebagai petugas yang memproses data mereka secara langsung
memang merasakan pemanfaatan teknologi yang digunakan sekarang
lebih banyak dibandingkan dulu sebelum adanya pandemi (wawancara,
16 Februari 2021).
Berdasarkan hasil dari ketiga wawancara di atas, diketahui bahwa

perubahan kebutuhan akan teknologi di masa pandemi ini menjadi prioritas

utama, hal ini di dasarkan kerana tidak memungkinkannya untuk melakukan

pelayanan secara langsung/konvensional di masa pandemi Covid-19, sehingga

pelayanan online yaitu dengan memanfaatkan teknologi secara massif menjadi

salah satu jalan agar tetap terselenggaranya proses pemenuhan pelayanan kepada

masyarakat. Perubahan pemanfaatan teknologi yang ada juga selaras dengan

prinsip e-Government.
77

3. Perubahan Penataan Fisik;

Perubahan penataan fisik dalam hal ini artinya pengubahan ruang dan

pengaturan tata letak dalam tempat kerja. Karena penempatan ruang kerja juga

mempengaruhi kenyamanan para pegawai. Pegawai bekerja menjadi nyaman dan

juga tujuan yang diinginkan dapat tercapai secara maksimal. Karena aktifitas

SDM tentunya akan berubah dan penataan fisik harus pula disesuaikan.

Berkaitan dengan hal tersebut, penataan fisik salah satu hal yang sangat

penting dan berpengaruh di masa-masa pandemi Covid-19 ini. Menaati protokol

kesehatan menjadi yang utama dan harus selalu dilakukan, protokol kesehatan di

masa pandemi ini tentu juga dipengaruhi dengan penataan fisik. Salah satu bentuk

adaptasi atau penyesuaian instansi atau lembaga pemerintahan adalah dengan

memfasilitasi ruang publik dengan Penataan fisik yang jauh berbeda dari

sebelumnya dan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Demikianlah

pentingnya suatu perubahan penataan fisik untuk suatu adaptasi.

Berkenaan dengan hal di atas, Abdullah selaku Kepala Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda menambahkan pendapatnya:

Perubahan tata letak penataan fisik pada Disdukcapil di masa pandemi


seperti sekarang memang diwajibkan. Perubahan tak hanya terjadi
dalam hal pemberian pelayanan secara langsung, tetapi kami juga yang
memberikan pelayanan juga mengalami perubahan, misalnya dalam
setiap ruangan-ruangan untuk pegawai di belakang kami atur
sedemikian rupa agar dapat menaati protokol kesehatan yang ada
(wawancara, 16 Februari 2021).
Sehubungan dengan wawancara di atas, Juwito selaku Kepala Bidang

Pemanfaatan data dan Inovasi Pelayanan menambahkan:


78

Selaras dengan instruksi pemerintah yang menghimbau seluruh elemen


baik masyarakat terlebih-lebih lagi kami sebagai penyedia pelayanan
diharuskan untuk benar-benar melakukan penyesuaian, salah satunya
dengan merubah tata letak ruangan yang berdasarkan protokol
kesehatan yang ada (wawancara, 16 Februari 2021).
Tak jauh berbeda dengan wawancara di atas, Muhammad Rofiq selaku

Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk memberikan komentarnya:

Protokol kesehatan menjadi hal yang wajib diterapkan dalam pandemi


covid-19 ini, pengaturan ulang tata ruangan menjadi sebuah contoh
upaya dari Disdukcapil untuk tetap memberikan pelayanan yang baik
dan memberikan rasa nyaman dan percaya kepada masyarakat yang
membutuhkan pelayanan kami (wawancara 16 Februari 2021).
Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Eka selaku Petugas

Front Office menambahkan:

Perubahan penataan fisik yang terjadi misalnya seperti melakukan atur


ulang terhadap tempat duduk umum dengan memberikan jarak dan
memberi tanda silang untuk tempat yang dilarang untuk di duduki,
kemudian memberikan pemisah interaksi antara petugas dan pemohon
berupa pembatas kaca akrilik, tak lupa juga menambahkan himbauan
kepada masyarakat dengan memasang banner agar tetap menjaga
protokol kesehatan dan lain sebagainya (wawancara, 16 Februari 2021)
Berdasarkan hasil dari beberapa wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

perubahan penataan fisik terjadi di Disdukcapil Kota Samarinda, perubahan

penataan fisik ini dilakukan merupakan himbauan secara langsung baik dari

pemerintah pusat secara umum maupun pemerintah daerah, diwajibkannya

seluruh instansi dan tempat umum untuk menerapkan protokol kesehatan guna

memutus rantai penyebaran Covid-19. Hal ini juga menjadi adaptasi atau

penyesuaian yang dilakukan oleh Disdukcapil terhadap pandemi Covid-19 ini.

Perubahan penataan fisik yang dilakukan oleh Disdukcapil berdasarkan protokol

kesehatan sama dengan instansi lain yang menerapkan. Perubahan penataan fisik
79

terjadi secara keseluruhan baik yang terlihat secara langsung seperti penataan

fasilitas tempat umum yaitu kursi tunggu, tempat mencuci tangan, menyediakan

Hand Sanitizer, pembantas bening antara petugas Front Office dengan

masyarakat, himbauan untuh tetap menjaga protokol kesehatan dalam media cetak

dan lain sebagainya, juga penataan fisik dalam ruangan-ruangan yang pegawai

Disdukcapil misalnya menata ulang tata letak agar dapat menjaga jarak,

menyediakan hand sanitizer, dan lain sebagainya.

4. Perubahan Sumber Daya Manusia

Perubahan Sumber Daya Manusia atau birokrat dapat dilakukan lewat proses

komunikasi, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Perubahan orang

mengacu dalam perubahan sikap, keterampilan, pengharapan, persepsi, dan atau

perilaku pegawai. Dalam hal ini dapat kita lihat perubahan sumber daya manusia

merupakan suatu adaptasi atau penyesuaian terhadap masa pandemi Covid-19

yang saat ini dihadapi. Perubahan sumber daya manusia dibutuhkan dalam suatu

penyesuaian karena manusia sebagai penggerak dari segala perubahan-perubahan

yang dihadapi.

Berkenaan dengan perubahan sumber daya manusia pada upaya adaptasi

Disdukcapil di masa Pandemi Covid-19, Abdullah selaku Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda memberikan tanggapannya:

Dalam hal memberikan pelayanan, adaptasi di masa pandemi Covid-19


yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda hanya tinggal
menyesuaikan. Jika ditanyakan terkait adakah perubahan sumber daya
manusia untuk penyesuaian di masa pandemi ini tentunya terjadi
perubahan sumber daya manusia, misalnya seperti perubahan pola atau
sikap pegawai dalam hal melayani dan berkomunikasi baik kepada
80

masyarakat secara langsung maupun kepada pegawai-pegawai lainnya


(wawancara, 16 Februari 2021).
Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Didik Puwanto selaku

Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Admistrasi Kependudukan memberikan

komentarnya:

Tidak dapat dipungkiri bahwa masa pandemi seperti ini semuanya


butuh adaptasi yang harus selalu ditingkatkan, begitu pun kami sebagai
instansi/lembaga penyedia pelayanan bagi masyarakat. Terkait
perubahan sumber daya manusia pun memang terjadi perubahan
seperti penyeseuaian sikap pegawai terhadap masyarakat, terjadinya
perubahan persepsi pada pegawai terkait pelayanan online di masa
pandemi seperti saat ini, dan lain sebagainya (wawancara, 16 Februari
2021).
Sehubungan dengan wawancara di atas, Eka selaku Petugas Front Office

berkata bahwa:

Untuk pelaksanaan pelayanan di masa pandemi ini memang terjadi


perubahan pelaksanaan pelayanan baik secara mekanisme dan sumber
daya manusia dalam hal ini kami yang secara langsung berhadapan
dengan masyarakat. Sebagai Front Office perubahan yang terjadi
misalnya pola komunikasi kami dan penyesuaian kepada masyarakat
sangat terasa perubahannya, tidak hanya kami yang diharuskan
melakukan penyesuaian kami pun juga harus menghimbau masyarakat
agar mampu menyesuaikan dengan pelayanan yang kami berikan
(wawancara, 16 Februari 2021).
Berkenaan hasil dari beberapa wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

pada proses adaptasi atau penyesuaian yang dilakukan oleh Disdukcapil

Samarinda di masa pandemi Covid-19 dalam hal ini pada perubahan sumber daya

manusia terjadi perubahan. Hal ini di berdasarkan pada di masa pandemi seperti

saat ini dibutuhkan kesadaran dari tiap-tiap individu yang ada terutama SDM yang

ada pada suatu instansi seperti Disdukcapil untuk lebih menyesuaikan. Perubahan

SDM pun terjadi dalam hal perubahan sikap pegawai secara individu maupun
81

terhadap masyarakat, perubahan persepsi dan pola komunikasi yang harus

mengikuti dan berdasarkan dengan ketentuan yang ada.

Berkaitan dengan pembahasan dan beberapa hasil wawancara sebelumnya

terkait indikator adaptasi, perubahan di sini menjadi hal yang perlu diperhatikan

dalam proses adaptasi dalam menghadapi perubahan yang terjadi karena pandemi

Covid-19. Secara keseluruhan berdasarkan indikator adaptasi di atas, Disdukcapil

Kota Samarinda telah sepenuhnya mengalami perubahan di segala bidang yakni

terjadinya perubahan struktur, perubahan teknologi, perubahan penataan fisik dan

juga perubahan sumber daya manusia.

Berdasarkan hasil pembahasan dan beberapa wawancara sebelumnya di

atas, dapat diketahui bahwa tingkat adaptasi inovasi Go-Digital dan indikator

adaptasi di masa pandemi Covid-19 menunjukan bahwa Disdukcapil Kota

Samarinda dapat beradaptasi dengan sepenuhnya. Beberapa hal yang masih

menjadi kendala pada tingkat adaptasi yaitu masih terdapat inovasi yang

adaptasi/penyesuaiannya masih rendah dikarenakan inovasi tersebut merupakan

kerjasama dengan pihak Dinas lainnya, namun terkait permasalahan inovasi

tersebut masih terus di koordinasikan dengan pihak Dinas terkait agar inovasi

yang ada dapat dimanfaatkan dan berjalan dengan baik.


82

4.5 Hasil adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di

masa pandemi Covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Samarinda.

Adaptasi Inovasi Go-Digital yang telah dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda selama ini pastinya

mendapatkan sebuah hasil. Dalam hasil adaptasi ini membahas terkait hasil

perkembangan waktu pelayanan seletalah dilakukannya adaptasi inovasi Go-

Digital di masa pandemi Covid-19, pedapat dari pihak Disdukcapil dan

masyarakat terkait adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-19, dan

Kendala dari Disdukcapil Samarinda maupun dari masyarakat sebagai penerima

pelayanan dalam pelaksanaan adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi

Covid-19 ini.

Berkenaan dengan hasil perkembangan waktu pelayanan setelah

dilakukannya adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-19, dapat

disajikan dalam tabel 4.7 Berikut ini.

Tabel 4.8

Hasil Perkembangan Waktu Kepengurusan Dokumen Kependudukan

Waktu Pengurusan Dokumen Kependudukan


Jenis Dokumen
No
Kependudukan
Tahun 2012-2017 Tahun 2018-2020 Tahun 2020-Sekarang
Pra Go-Digital Pasca Go-Digital Pasca Covid-19
Max Min Max Min Max Min
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. KTP 14 hari 3 hari 3 hari 1 hari 1 hari 15 menit
2. KK 14 hari 7 hari 3 hari 1 hari 1 hari 15 menit
3. Akte Kelahiran 14 hari 7 hari 3 hari 1 hari 1 hari 30 menit
83

4. Akte Kematian 14 hari 7 hari 3 hari 1 hari 1 hari 1 hari


5. Akte Perkawinan 14 hari 7 hari 7 hari 1 hari 3 hari 1 hari
6. Akte Perceraian 14 hari 7 hari 7 hari 1 hari 3 hari 1 hari
Akte Pengakuan 14 hari 7 hari
7. 7 hari 1 hari 1 hari 30 menit
Anak
Akte Pengesahan 14 hari 7 hari
8. 7 hari 1 hari 3 hari 1 Hari
Anak
Surat Keterangan 14 hari 7 hari
9. 5 hari 1 hari 1 hari 20 menit
Datang WNI
Surat Keterangan 14 hari 7 hari
10. 5 hari 1 hari 1 hari 15 menit
Pindah WNI
11. SKTT bagi WNA 14 hari 7 hari 5 hari 1 hari 1 hari 20 menit
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa hasil dari adaptasi

inovasi Go-Digital pada pelayanan yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota

Samarinda terlaksana dengan stabil hingga saat ini, dimana waktu pengurusan

dokumen kependudukan yang diperlukan menjadi semakin dipersingkat dan lebih

cepat dari sebelumnya. Dapat dilihat sejak awal pelaksanaan sebelum adanya

inovasi Go-Digital yaitu pada tahun 2012-2017, untuk mengurus dokumen

kependudukan secara keseluruhan masih tidak mengalami perubahan yaitu

memerlukan waktu selama 14 hari untuk durasi waktu maksimalnya dan untuk

minimal penyelesaian terccepatnya dapat diperoleh selama 3-7 hari.

Kemudian di tahun 2018 dilakukannya inovasi berbasis Go-Digital yang

membuat terjadi perubahan waktu yang menjadi lebih cepat di keseluruhan

dokumen menjadi maksimal 7 hari dan minimal 1 hari pengerjaan. Tepat di tahun

2020 dengan adanya pandemi Covid-19 ini segala sesuatu memang dituntut untuk

lebih cepat dan efisien. Hasil Adaptasi inovasi yang dilakukan pada masa pandemi

Covid-19 memungkinkan pengerjaan dokumen kependudukan menjadi maksimal

1 hari dan minimal 15 menit pengerjaan.


84

Berkenaan dengan hal tersebut, Abdullah selaku Kepala Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda memberikan tanggapannya:

Perkembangan waktu pengurusan dokumen kependudukan dari tahun


2018 sampai di masa pandemi Covid-19 ini memang terjadi
percepatan, terutama pada masa pandemi sebisa mungkin kami
upayakan seringkas mungkin dalam hal waktu dan sistematikanya,
agar masyarakat dapat dengan mudah mengurus dan mendapatkan
pelayanan walaupun dalam masa pandemi sekalipun, asalkan didukung
dengan ketersediaan blangko semua selesai dalam 1 hari (wawancara,
16 Februari 2021).

Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Rofiq selaku Kepala

Bidang Pendaftaran Penduduk, mengatakan bahwa:

Go-Digital berpengaruh besar terhadap percepatan pengurusan


dokumen kependudukan, hal ini di dukung dengan berbagai inovasi
yang kami lakukan melalui setiap pengurusan dokumen kependudukan
yang ada. Didukung dengan adanya adaptasi selama pandemi ini
mengharuskan segala pengurusan secara online tentu dapat
mengefisiensikan waktu yang digunakan (wawancara, 22 Februari
2021).
Hal serupa juga ditambahkan oleh Soemaryanti selaku Masyarakat,

memberikan tanggapannya:

Benar memang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum


pandemi pengurusan tidak secepat sekarang, selama pandemi semua
dapat diakses secara online dan penyelesaian cetak KIA paling
maksimal 1 hari kerja semua berkas sudah dilengkapi (wawancara 17
Februari).
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Mega Astuti selaku Masyarakat

mengatakan bahwa:

Pengurusan semuanya dapat selesai maksimal 1 hari kerja, tetapi untuk


mengambilnya tergantung ketersediaan blangko, seperti saya 2 hari
langsung dikabari dari pihak Disdukcapil (wawancara, 17 Februari
2021).

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan di atas, pengurusan

dokumen kependudukan saat ini dapat kita lihat bahwa dari Disdukcapil memang
85

perkembangan waktu pengurusan dokumen kependudukan terus mengalami

perkembangan kearah yang lebih baik, ditambah dengan adanya pandemi Covid-

19 memungkinkan terjadinya adaptasi atau penyesuaian terhadap inovasi Go-

Digital yang terlebih dahulu dijalankan, sehingga durasi pengurusan dapat

diefisiensikan lebih banyak karena segala sistem pelayanan yang ada pada

Disdukcapil berbasis online.

Penerapan adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-19

tentunya tidak terlepas dari kendala, dalam hal ini kendala dari pihak Disdukcapil

sebagai penyedia pelayanan dan Masyarakat sebagai penerima pelayanan. Dalam

hal kendala pada penerapan adaptasi inovasi Go-Digital, Abdullah selaku Kepala

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda memberikan

pendapatnya:

Kendala dalam penerapan inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-


19 untuk Disdukcapil lebih menghimbau lagi kepada masyarakat,
karena yang sulit pada masa seperti saat ini adalah membiasakan
masyarakat untuk “Melek Teknologi”, hal ini juga menjadi PR untuk
kami agar lebih meningkatkan lagi sosialisasi agar semua masyarakat
mengetahui pelayanan kami yang secara keseluruhan berbasis online
(wawancara, 16 Februari 2021).

Hal yang tak jauh berbeda juga dikatakan oleh Juwito selaku Kepala

Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan, memberikan tanggapannya:

Masa pandemi ini mengharuskan setiap dari kita mampu beradaptasi


dengan cepat, dan yang kami lakukan sebagai penyelenggara
pelayanan publik adalah dengan memberikan pelayanan yang prima
untuk masyarakat, seperti misalnya melakukan inovasi SI PAHIT
dengan sistem online menggunakan Whatsapp sebagai aplikasi yang
paling mudah diakses tidak rumit prosesnya (wawancara, 16 Februari
2021)
86

Berkaitan dengan wawancara di atas, Didik Purwanto selaku Kepala

Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan, memberikan

jawabannya:

Di masa saat ini yang tantangan untuk kami merubah kebiasaan


masyarakat yang susah padahal hal itu membuat kita lebih mudah,
praktis, dan efisien. Yang kami lihat masih banyak masyarakat yang
masih kebingungan dengan sistem online ini, sedangkan dari kami
sudah berusaha menyajikan pelayanan sesederhana mungkin agar
seluruh masyarakat dari segala kalangan mampu memahami dan
mengakses dengan mudah. Sampai saat ini dari kami terus berusaha
terus mengevaluasi segala bentuk keluhan agar bisa terselesaikan
dengan baik (wawancara, 16 Februari 2021).
Senada dengan wawancara di atas, Muhammad Rofiq selaku Kepala

Bidang Pendaftaran Penduduk memberikan komentarnya:

Kendala di masa pandemi seperti ini pasti ada dan banyak, tetapi kami
Disdukcapil sebagai penyelenggara pelayanan publik berusaha
mengatasi dan meminimalisir semua itu. Salah satu upaya peningkatan
di masa pandemi yang kami lakukan adalah dengan menghadirkan
berbagai inovasi yang dapat memudahkan untuk masyarakat. Misalnya
seperti inovasi SI PAHIT, Sistem antaran oleh kurir di`fabel dan
beberapa inovasi lain yang kami telah lakukan sebelumnya
(wawancara, 22 Februari 2021)
Hal yang tak jauh berbeda juga disampaikan oleh Eka selaku Petugas

Front Office, memberikan tanggapannya:

Untuk penerapan Go-Digital di masa pandemi seluruh pelayanan


berubah menajdi online, mungkin kendalanya kami sebagai petugas
Front Office lebih pada ke teknis misalnya seperti jaringan yang
kadang tidak stabil, kemudian masyarakat yang salah mengupload
berkas padahal sudah di informasikan dengan jelas, kemudian untuk
ketersediaan blangko ada kalanya pencetakan KTP terlambat sampai 2-
3 hari (wawancara, 16 Februari 2021).
Berdasarkan hasil beberapa wawancara di atas dengan pihak Disdukcapil

Kota Samarinda, kendala dari adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi

Covid-19 ini beragam seperti yang diketahui situasi pandemi seperti saat ini
87

menjadi hal baru dan tantangan terutama untuk instansi penyelenggara pelayanan

seperti Disdukcapil Kota Samarinda. Adapun yang menjadi kendala dari

Disdukcapil yaitu dari respon masyarakat terkait upaya mereka yang merubah

seluruh pelayanan menjadi sistem online, banyak dari masyarakat yang masih

kebingungan dan tidak terbiasa dengan sistem online yang ada, oleh karena itu

dari pihak Disdukcapil berupaya memberikan pelayanan yang sederhana dan

seminimalis mungkin guna meminimalisir kebingungan dari masyarakat, dan juga

memperluas informasi terkait sistem pelayanan secara online. Selain juga terjadi

kendala teknis seperti akses jaringan yang kadang kurang stabil sehingga

memperlambat proses pelayanan, masyarakat yang kerap kali kurang tepat dalam

mengupload berkas persyaratan, juga pada ketersediaan blangko yang pada waktu

tertentu terjadi kekosongan sehingga sedikit menghambat proses penyelesaian dari

pelayanan.

Selain kendala yang dihadapi oleh pihak Disdukcapil terkait adaptasi

inovasi Go-Digital di masa Pandemi Covid-19, pastinya kendala juga dihadapi

oleh masyarakat sebagai sasaran dari adaptasi inovasi yang dilakukan ini,

mengingat proses pelayanan yang dilakukan ini secara keseluruhan menjadi

online dan masih sangat baru di kalangan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut,

Muhammad Arsyad selaku Masyarakat memberikan komentarnya:

Menurut saya sekarang pelayanan secara online sebenarnya menjadi


lebih mudah karena tidak perlu lagi ke kantor, tapi untuk sebagian
orang-orang tua yang tidak menggunakan Whatsapp dan tidak
mengerti Website itu sangat sulit, apalagi jika tidak memiliki anak atau
saudara yang mengerti pasti sangat kebingungan. Selain itu juga
informasi tentang pelayanan online secara online saya baru dapat
88

ketika sudah sampai di kantor, seharusnya sosialisasinya harus lebih


ditingkatkan (wawancara, 17 Februari 2021).
Tak jauh berbeda dengan komentar sebelumnya, Soemaryanti selaku

Mayarakat mengatakan bahwa:

Menurut saya sosialisasi terkait pelayanan online ini masih sangat


minim, masih banyak masyarakat yang belum tahu dan langsung
datang ke kantor tetapi ternyata tidak lagi melayani jika tidak lewat
online. Jadi saya kesini sia-sia padahal rumah saya sangat jauh
(wawancara, 17 Februari 2021).

Sehubungan dengan beberapa wawancara sebelumnya, Dwi Kristiani

bependapat bahwa:

Pelayanan sekarang semakin bagus, apalagi sekarang tersedia


pengantaran lewat kurir jadi kalau tidak bisa ke kantor untuk
mengambil langsung bisa dikurirkan. Kesulitan saya itu ketika upload
berkas agak susah soalnya berkasnya tidak bisa masuk, ternyata berkas
harus dikecilkan dulu formatnya, sebaiknya nanti diberitahukan berapa
maksimal format berkasnya jadi tidak lagi bingung (wawancara, 17
Februari 2021).

Senada dengan wawancara sebelumnya, Sahlan selaku Masyarakat

mengatakan bahwa:

Yang saya lihat pelayanan di Disdukcapil sacara umum sudah baik,


terutama pada pelayanan di masa pandemi ini sudah secara online,
tetapi mungkin informasinya tentang pelayanan harus lebih meluas.
Bisa diinfokan di busam, atau media cetak lainnya agar tidak ada lagi
gerombolan datang ke kantor sini untuk dapat pelayanan ternyata tidak
bisa karena semua harus online (wawancara, 17 Februari 2021).
Sama seperti wawancara sebelumnya, Mega Astuti selaku Masyarakat

menambahkan pendapatnya:

Inovasi di masa pandemi yang dilakukan oleh disdukcapil ada


menggunakan kurir difabel, kalau saat kita daftar online memilih
diantar kurir itu nanti biayanya kita cocok-cocokan sama kurirnya
begitu. Saya rasa cukup bagus sih, cuma mungkin kursinya
89

diperbanyak lagi soalnya yang datang ke Capil kan banyak jadi kadang
ada yang tidak kebagian kursi dan fasilitas yang menunjang pada
protokol kesehatan lebih diperhatikan lagi (wawancara, 17 Februari
2021).

Berdasarkan beberapa hasil wawancara dengan masyarakat di atas terkait

kendala dalam adaptasi inovasi Go-Digital di masa pandemi Covid-19

bahwasannya kedala terjadi dalam berbagai hal seperti masih minimnya

sosialisasi yang dikatakan oleh masyarakat terkait pelayanan berbasis online serta

inovasi-inovasinya sehingga membuat banyak masyarakat yang masih datang ke

kantor Disdukcapil Samarinda untuk mendapatkan pelayanan tetapi hanya pulang

membawa informasi tersebut tanpa mendapatkan pelayanan yang ingin dilakukan.

Selain itu juga pada keterangan tentang ketentuan berkas yang harus diperjelas

agar lebih memudahkan masyarakat, kemudian juga terkait fasilitas umum yang

masih harus perlu meningkatkan pada protokol kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dan tabel yang telah diuraikan di atas, hasil

dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa

pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda mengatakan

bahwa pengurusan dokumen kependudukan dari hasil adaptasi inovasi ini

mengalami peningkatan dalam durasi waktunya menjadi lebih cepat dikarenakan

sistem pelayanan keseluruhan yang ada berbasis online. Kemudian kendala yang

dihadapi baik dari pihak Disdukcapil sebagai penyelanggara pelayanan dan

masyarakat sebagai penerima pelayanan masih mendapati banyak kendala.

Kendala pada Disdukcapil seperti tantangan dalam memberikan pelayanan secara

online keseluruhan karena masyarakat yang telah terbiasa dengan pelayanan

secara tatap muka atau konvensioanl dan pelayanan online menjadi hal yang baru
90

pada masa pandemi seperti saat ini, sehingga membutuhkan usaha yang besar dari

disdukcapil misalnya seperti memberikan layanan yang sesederhana dan semudah

mungkin agar mampu diterima masyarakat dan diakses dengan mudah. Sedangkan

kendala dari pihak masyarakat sendiri ialah masih terjadi kebingungan pada

masyarakat juga tidak semua masyarakat memiliki fasilitas yang dapat

menjangkau untuk mendapatkan layanan. Kendala lainnya adalah sosialisasi yang

dilakukan oleh Disdukcapil terkait sistem pelayanan yang pada saat ini diterapkan

secara keseluruhan online sehingga menyebabkan banyaknya masyarakat yang

belum tahu dan tetap datang ke kantor, informasi secara spesifik terkait

persyaratan yang harus dipenuhi seperti format maksimal berkas yang harus

diupload tidak dicantumkan, fasilitas tunggu di masa pandemi ini masih terbatas

dan lain sebagainya yang menjadi kendala masih harus diperhatikan.

Berdasarkan keseluruhan yang telah disampaikan pada penjelasan-

penjelasan sebelumnya, hal yang menarik perlu diketahui yakni inovasi/program

Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda merupakan

pembaruan pelayanan yang terus dilakukan dan dimaksimalkan pada seluruh

bidang pelayanan yang ada pada Disdukcapil Kota Samarinda, inovasi yang

dilakukan Disdukcapil pun beragam yang juga melibatkan beberapa pihak terkait

inovasi tersebut, Disdukcapil Samarinda langsung menggandeng dan bekerja

sama dengan pihak terkait jika memang dirasa inovasi yang dilakukan

membutuhkan bantuan serta kerjasama dan koordinasi dengan instansi/lembaga

tertentu. Tujuannya tidak lain adalah agar dapat meningkatkan pelayanan dan

mempermudah masyarakat dalam segala proses dan prosedur yang dibutuhkan.


91

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan apa yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa:

1. Bentuk inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda meliputi seluruh bidang pelayanan yang

ada pada Disdukcapil, Disdukcapil mempunyai 12 inovasi yang meliputi,

Bidang Sekretariat terdapat inovasi LASMINIT (Layanan Hitungan

Menit); Bidang Pendaftaran Penduduk terdapat inovasi Dafduk Via

Website, SI PAHIT dan Sistem antaran oleh kurir difabel; Bidang

Pencatatan Sipil terdapat inovasi LASKAR, Kroyok kampung KB, Bayi

lahir pulang bawa akta, dan Layanan Three in One; Bidang Pengelolaan

Informasi Administarsi Kependudukan terdapat inovasi STICK (Sistem

Notifikasi Pencetakan E-KTP), Sistem Antrian Online dan

PADULANTAS (Pengaduan Langsung Tuntas); dan Bidang Pengelolaan

Data dan Inovasi Pelayanan terdapat inovasi sistem manajemen kearsipan.

Penerapan Inovasi Go-Digital dari awal Tahun 2018 sampai saat ini terus

mengalami pembaruan.

2. Perkembangan Inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum adanya

pandemi Covid-19 terus mengalami perkembangan, perkembangan dalam

hal ini dapat kita lihat dari terus dilakukannya berbagai macam inovasi di
92

berbagai bidang pelayanan dan berusaha terus dimaksimalkan dari segi

kualitas inovasi tersebut. Perkembangan inovasi Go-Digital juga

mendapatkan prestasi yang membanggakan dapat dilihat dari diraihnya

berbagai macam penghargaan baik dari tingkat daerah sampai tingkat

nasional. Selain itu juga perkembangan dalam hal jumlah pengurusan

dokumen kependudukan menjadi salah satu aspek yang membuktikan

perkembangan dari inovasi Go-Digital. Berkenaan dengan jumlah

pengurusan setiap tahunnya mengalami perubahan yang variatif lebih baik.

3. Adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di masa

pandemi Covid-19 dapat dilihat melalui tingkat adaptasi inovasi Go-

Digital dan indikator adaptasi di masa pandemi Covid-19. Dari tingkat

adaptasi dan indikator adaptasi menunjukan bahwa Disdukcapil Kota

Samarinda dapat beradaptasi dengan sepenuhnya. Beberapa hal yang

masih menjadi kendala pada tingkat adaptasi yaitu masih terdapat inovasi

yang adaptasi/penyesuaiannya masih rendah dikarenakan inovasi tersebut

merupakan kerjasama dengan pihak Dinas terkait. Pembahasan terkait

indikator adaptasi di masa pandemi Covid-19 di lihat sebagai berikut:

a. Pada proses adaptasi atau penyesuaian untuk bagian perubahan

struktur Disdukcapil Kota Samarinda dalam menghadapi pandemi

Covid-19 terjadi perubahan struktur. Perubahan struktur dalam hal ini

yaitu terjadi perubahan pola koordinasi, atur-ulang penempatan atau

posisi petugas yang melayani secara langsung, dan lain sebagainya.


93

b. Pada proses adaptasi pada bagian perubahan teknologi untuk

Disdukcapil Kota Samarinda kita ketahui bahwa perubahan kebutuhan

akan teknologi di masa pandemi ini menjadi prioritas utama, hal ini di

dasarkan kerana tidak memungkinkannya untuk melakukan pelayanan

secara langsung/konvensional di masa pandemi Covid-19, sehingga

pelayanan online yaitu dengan memanfaatkan teknologi secara massif

menjadi salah satu jalan agar tetap terselenggaranya proses

pemenuhan pelayanan kepada masyarakat. Perubahan pemanfaatan

teknologi yang ada juga selaras dengan prinsip e-Government.

c. Pada proses adaptasi pada bagian perubahan penataan fisik untuk

Disdukcapil Kota Samarinda terjadi perubahan penataan fisik ini

dilakukan merupakan himbauan secara langsung untuk

pemberlakukan protokol kesehatan. Perubahan penataan fisik terjadi

secara keseluruhan baik yang terlihat secara langsung seperti penataan

fasilitas tempat umum yaitu kursi tunggu, tempat mencuci tangan,

menyediakan Hand Sanitizer, pembantas bening antara petugas Front

Office dengan masyarakat, himbauan untuh tetap menjaga protokol

kesehatan dalam media cetak dan lain sebagainya.

d. Pada proses adaptasi atau penyesuaian yang dilakukan oleh

Disdukcapil Samarinda di masa pandemi Covid-19 dalam hal ini pada

perubahan sumber daya manusia terjadi perubahan. Perubahan SDM

yang terjadi seperti perrubahan perilaku pegaia yang menyesuaikan


94

dengan pandemi, perubahan persepsi, perubahan pola koordinasi, dan

lain sebagainya.

4. Hasil Adaptasi Inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan pelayanan di

masa pandemi Covid-19 yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda

dalam hal ini terkait hasil adaptasi dari perkembangan waktu pengurusan

dokumen kependudukan dan kendala yang dihadapi masyarakat dalam

melakukan pelayanan dengan adanya adaptasi inovasi yang dilakukan oleh

Disdukcapil Kota Samarinda menunjukan bahwa pada perkembangan

waktu pelayanan terjadi peningkatan yang sebelumnya mengurus dapat

dokumen kependudukan dapat 1 hari atau lebih tetapi pada masa pandemi

ini dapat dimaksimalkan menjadi hanya satu hari bahkan dalam hitungan

menit. Kemudian pada kendala yang dihadapi oleh disdukcapil maupun

masyarakat terkait adaptasi inovasi Go-Digital selama masa pandemi ini.

Kendala pada Disdukcapil seperti tantangan dalam memberikan pelayanan

secara online keseluruhan karena masyarakat yang telah terbiasa dengan

pelayanan secara tatap muka atau konvensioanl dan pelayanan online

menjadi hal yang baru pada masa pandemi seperti saat ini, sehingga

membutuhkan usaha yang besar dari disdukcapil misalnya seperti

memberikan layanan yang sesederhana dan semudah mungkin agar

mampu diterima masyarakat dan diakses dengan mudah. Adapun yang

menjadi kendala untuk masyarakat yaitu dirasa kurangnya sosialisasi

terkait pelayanan online secara keseluruhan yang dilakukan oleh

Disdukcapil sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui,


95

lalu masih terjadi kebingungan pada masyarakat juga tidak semua

masyarakat memiliki fasilitas yang dapat menjangkau untuk mendapatkan

layanan. informasi secara spesifik terkait persyaratan yang harus dipenuhi

seperti format maksimal berkas yang harus di upload tidak dicantumkan,

fasilitas tunggu di masa pandemi ini masih terbatas dan lain sebagainya

yang menjadi kendala masih harus diperhatikan.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis

memberi saran sebagai berikut:

1. Dikarenakan pada inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil

Kota Samarinda sangat beragam dan meliputi segala bidang pelayanan,

maka dari itu dibutuhkan sosialisasi yang lebih banyak dengan melalui

segala akses yang dapat dijangkau masyarakat dengan mudah, seperti yang

dilihat masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui apa-apa saja

bentuk inovasi berbasis Go-Digital yang dilakukan oleh Disdukcapil. Hal

penting yang harus diperhatikan pada sosial media dari Disdukcapil

mungkin untuk lebih mengingkatkan kualitas agar selalu update

perkembangan dan perubahan-perubahan yang dilakukan oleh

Disdukcapil, mungkin bisa menentukan admin khusus agar dapat terkelola

dengan baik, menarik dan memberikan informasi yang lengkap kepada

masyarakat.

2. Berkenaan dengan perkembangan inovasi Go-Digital dari awal

dilaksanakan sampai sebelum pandemi yakni dari tahun 2018 sampai


96

tahun 2019 sudah cukup banyak inovasi yang dilakukan oleh Disdukcapil

dan mengingat Disdukcapi juga sebegai inisiator yang juga mendapat

berbagai penghargaan baik dari tingkat daerah sampai nasional dari setiap

inovasi-inovasi yang dilakukan dan harus lebih meningkatkan terkait

kualitas-kualitas dari inovasi sehingga dapat dicontoh untuk Disdukcapil

di daerah-daerah lainnya.

3. Berkaitan pada adaptasi inovasi Go-Digital pada masa pandemi Covid-19,

proses adaptasi yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Samarinda Sudah

mampu beradaptasi sepenuhnya, walaupun masih ada inovasi yang di

masa pandemi Covid-19 ini terkendala karena inovasi tersebut merupakan

program kerja sama dengan pihak dinas lainnya, sehingga sudah

semestinya pihak Disdukcapil untuk lebih meningkatkan koordinasi

dengan pihak Dinas terkiat dan menginisiasi agar program kerjasama

tersebut terus berjalan dnegan baik. kemudian pada bagian indikator

adaptasi pada bagian teknologi dan penataan fisik yang lebih

menyesuaikan lagi dengan kondisi yang ada, seperti memberi keterangan

yang spesifik pada halaman website dan terus melakukan pembaruan, dan

pada bagian penataan fisik perlunya memperbanyak fasilitas umum

dengan memperhatikan protokol kesehatan yang ada.

4. Mengingat hasil adaptasi inovasi Go-Digital yang dapat dilihat dalam

perkembangan waktu pengurusan dokumen kependudukan yang

mengalami peningkatan, dan masih banyak terjadi kendala, maka

diperlukan peningkatan sosialisasi dengan memanfaatkan berbagai media


97

misalnya sosialisasi melalui Zoom dan terjadwal serta diedarkan secara

meluas dan tertulis di halaman website resmi Disdukcapil atau dengan

mengadakan pelayanan mobil keliling dan memanfaatkan metode jemput

bola agar dapat menjangkau masyarakat. Kemudian pada kendala teknis

seperti jaringan supaya lebih dimaksimalkan agar tidak mengganggu

jalannya proses pelayanan, pada bidang inovasi persyaratan harus lebih

spesifik agar memudahkan masyarakat, sarana dan prasarana berupa

fasilitas umum lebih ditingkatkan dengan memperhatikan protokol

kesehatan.
98

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Sobirin (2007). Budaya Organisasi Pengertian, Makna dan Aplikasinya


Dalam Kehidupan Organisasi. Yogyakarta : IBPP STIM YKPN.
Adi, S. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi
Komunitas: Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
Aminuddin. 2000. Sosiologi Suatu Pengenal Awal. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi
Revisi IV. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamrud, Erawati Dayang. 2015. Inovasi Pelayanan Publik di Kecamatan Sungai


Kunjang Kota Samarinda. 3 (3). 1472-1486.

Ellitan, Lena dan Lina Anatan. 2009. Manajemen Inovasi Transformasi Menuju
Organisasi Kelas Dunia. Bandung: Alfabeta.

Handini, dkk. 2012. Perubahan Sistem Organisasi Perpajakan Direktorat


Jenderal Pajak Studi Kasus Kantor Pelayanan Pajak Pratama Semarang
Gayamsari. Journal of Public Policy and Management Review. Vol. 1. No.
1

Irawan, Bambang. 2013. Studi Analisis Konsep E-Government: Sebuah


Paradigma Baru dalam Pelayanan Publik. Jurnal Paradigma. Vol 2 No 1,
174-201

Miles, M. B., Huberman, A. M., & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis :
A Methods Sourcebook. Thousand Oaks: SAGE Publications, Inc.

Moenir, 2010. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Cetakan Kedelapan.


Jakarta:PT. Bumi Aksara

Moleong, Lexy J, 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Mukhtar, 2013. Metode Praktis Penelitian Desekriptif Kualitatif. Jakarta:


Referensi. Hal.28
Mulgan and Albury. 2003. UK. Cabinet Office Discussion Paper: Innovation in
the Public Sector, prime Minister’s Unit, cabinet Office:UK

Nurdin, Zulfa. “Inovasi Program Kawasan Bebas Asap Rokok di Desa Bone-bone
Kecamatan Baraka Kabupaten Enrengkang” Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Sultan Hasanuddin Makassar.
99

Pabundu Tika, Moh.. 2012. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja


Perusahaan. Jakarta:Bumi Aksara.

Pasolong, Harbani, 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta.

Prastowo. (2011). Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan


Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga

Subhan, Edi. 2019. Analisis Inovasi dan Adaptasi Produk PT. Melia Sehat
Sejahtera dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Member di Kota Jambi.
UIN Sulthan Thaha Saifuddin. SES. 141281
Soerjono, Soekanto. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta

. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Suwarno, Yogi. 2008. Inovasi di Sektor Publik. Jakarta: STIA-LAN

Winandri, A.A. 2018. Adaptasi Dinas Komuniaksi Dan Informatika Kabupaten


Deli Serdang Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
(TIK) dalam Mewujudkan e-government. RI-USU
Winardi, J. 2005. Manajemen Perubahan (Managemen of Change). Jakarta:
Prenada Media

Zuhal. 2013. Gelombang Ekonomi Inovasi: Kesiapan Indonesia Berselancar di


Era Ekonomi Baru. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sumber Internet:

Wajib, Nurwino. Pentingnya Penjaminan Kualitas Pelayanan Publik.

https://lenteratoday.com/pentingnya-penjaminan-kualitas-pelayanan-publik/.
Diakses pada tanggal 10 September 2020.

Ensiklopedia. Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli.


https://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-
ahli/.Diakses pada tanggal 17 September 2020.
100

Anonim https://www.vocabulary.com/dictionary/innovation. Diakses pada


tanggal 13 September 2020.
Anonim https://www.vocabulary.com/dictionary/program. Diakses pada tanggal
14 September 2020.
Rinaldi, Heru. Bersama Lawan Covid-19 (https://kaltimprov.go.id/berita/bersama-
melawan-covid.19. Diakses pada tanggal 30 September 2020)

Dame, Merry. Virus Corona. (https://www.alodokter.com/virus-corona. Diakses


pada tanggal 24 Oktober 2020).

http://disdukcapil.samarindakota.go.id

https://samarindakota.bps.go.id/

Dokumen:
Surat Edaran Nomor: 440/1871/0213-II/B Kesra terkait pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di lingkungan pemerintahan Provinsi
Kalimatan Timur
Inpres No.3 Tahun 2003 tentang kebijaksanaan dan strategi nasional
pengembangan e-government
UU No. 11 Tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
UU No. 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi public
Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah.
Peraturan Walikota Samarinda Nomor 35 Tahun 2016 tentang Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Samarinda.
Peraturan Walikota Samarinda Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pola Koordinasi
Antar Organisasi Perangkat Daerah/Instansi Vertikal di Lingkungan
Pemerintah Daerah.
Standar Pelayanan Disdukcapil Samarinda Tahun 2020
LAMPIRAN
Lampiran 1: Peta Kota Samarinda
Lampiran 2: Pedoman Wawancara dengan Disdukcapil Kota Samarinda

Pedoman Wawancara

A. Bentuk inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

1. Apa saja bentuk-bentuk inovasi berbasis Go-Digital yang diterapkan

oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda?

2. Siapa inisiator dibalik munculnya berbagai inovasi yang dilakukan

oleh disdukcapil?

3. Apa tujuan dari inovasi berbasis Go-Digital tersebut?

4. Apa saja kelebihan dari inovasi Go-Digital tersebut?

5. Apakah ada sosialisasi kepada masyarakat terkait inovasi tersebut?

6. Bagaimana Standar Operasional Pelayanan dari inovasi tersebut?

B. Perkembangan inovasi Go-Digital yang diterapkan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum

adanya Pandemi Covid-19.

7. Berapa jumlah inovasi yang pernah dibuat oleh disdukcapil?

8. Berapa jumlah inovasi yang masih berjalan?

9. Apakah ada inovasi yang gagal atau tidak berjalan?

10. Mengapa inovasi tersebut tidak berjalan?

11. Apakah inovasi yang masih berjalan saat ini mengalami perubahan?

C. Adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda di Masa

Pandemi Covid-19 yaitu:


12. Apa saja bentuk adaptasi inovasi yang dilakukan oleh disdukcapil di

masa pandemi covid-19?

13. Apa yang melatarbelakangi munculnya adaptasi inovasi tersebut?

14. Siapa inisiator munculnya adaptasi inovasi tersebut?

15. Apakah adaptasi inovasi yang dilakukan merupakan upaya

peningkatan pelayanan disdukcapil di masa pandemi atau tuntutan

sesuai arahan dari pemerintah?

16. Kapan adaptasi inovasi di masa pandemi itu pertama kali dilakukan?

 Perubahan Struktur
(perubahan struktur yang dimaksudkan mencakup hubungan
wewenang, mekanisme koordinasi, rancang-ulang pekerjaan, atau
variabel struktural serupa demi berjalannya adaptasi inovasi yang
dilakukan)
17. Apakah dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi covid-19 ini

terjadi perubahan struktur?

18. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan struktur tersebut?

19. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan struktur?

 Perubahan Teknologi
(perubahan teknologi yang dimaksudkan mencakup perubahan
peralatan, alat, metode baru, otomatisasi atau komputerisasi yang lebih
modern dan efisien)
20. Apakah dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi covid-19 ini

terjadi perubahan teknologi?

21. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan teknologi tersebut?

22. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan teknologi?

 Perusahan Penataan Fisik


(perubahan penataan fisik yang dimaksudkan yaitu perubahan ruang
atau tata letak tempat kerja dalam melakukan pelayanan)
23. Apakah dengan diterapkannya inovasi di masa pandemic covid-19 ini

terjadi perubahan penataan fisik?

24. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan penataan fisik tersebut?

25. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan penataan

fisik?

 Perubahan Sumber Daya Manusia


(perubahan sumber daya manusia yang dimaksudkan yaitu perubahan
yang mengacu pada perubahan keterampilan, pengharapan, persepsi
dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penyesuaian terhadap
kebutuhan pelayanan)
26. Apakah dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi covid-19 ini

terjadi perubahan/penyesuaian SDM?

27. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan/penyesuaian SDM tersebut?

28. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan/penyesuaian

terhadap SDM?

D. Hasil dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan

pelayanan di masa pandemi Covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

29. Bagaimana hasil dari adaptasi inovasi yang dilakukan?

30. Bagaimana pendapat masyarakat terkait adaptasi inovasi Go-Digital

yang dilakukan?

31. Apa saja media yang disediakan oleh disdukcapil untuk masyarakat

menyampaikan kritik, saran, serta masukannya terkait pelayanan

inovasi Go-Digital oleh disdukcapil.


32. Apakah ada keluhan dari masyarakat terkait adaptasi inovasi Go-

Digital yang dilakukan?


Lampiran 3: Pedoman Wawancara dengan Masyarakat di Kota Samarinda

Pedoman Wawancara

A. Bentuk inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa saja bentuk-bentuk inovasi berbasis

Go-Digital yang diterapkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Samarinda?

2. Apakah pernah mengunakan inovasi tersebut untuk mendapatkan

pelayanan?

3. Apakah mengetahui tujuan dan kelebihan dari inovasi berbasis Go-Digital

tersebut?

4. Apakah ada sosialisasi dari disdukcapil kepada masyarakat terkait inovasi

tersebut?

5. Apakah mengetahui bagaimana Standar Operasional Pelayanan dari

inovasi tersebut?

B. Perkembangan inovasi Go-Digital yang diterapkan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda sebelum

adanya Pandemi Covid-19.

6. Apakah Bapak/Ibu mengetahui berapa jumlah inovasi yang pernah dibuat

oleh disdukcapil?

7. Berapa jumlah inovasi yang masih berjalan?

8. Apakah ada inovasi yang gagal atau tidak berjalan?

9. Mengapa inovasi tersebut tidak berjalan?


10. Apakah inovasi yang masih berjalan ini mengalami perubahan?

C. Adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan oleh Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Samarinda di Masa

Pandemi Covid-19 yaitu:

11. Apakah Bapak/Ibu mengetahui apa saja bentuk adaptasi inovasi yang

dilakukan oleh disdukcapil di masa pandemi covid-19?

12. Apa yang melatarbelakangi munculnya adaptasi inovasi tersebut?

13. Apakah adaptasi inovasi yang dilakukan merupakan upaya peningkatan

pelayanan disdukcapil di masa pandemi atau tuntutan sesuai arahan dari

pemerintah?

14. Kapan adaptasi inovasi di masa pandemi itu pertama kali dilakukan?

 Perubahan Struktur
(perubahan struktur yang dimaksudkan mencakup hubungan wewenang,
mekanisme koordinasi, rancang-ulang pekerjaan, atau variabel struktural
serupa demi berjalannya adaptasi inovasi yang dilakukan)
15. Menurut Bapak/Ibu dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi covid-

19 ini terjadi perubahan struktur?

16. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan struktur tersebut?

17. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan struktur?

 Perubahan Teknologi
(perubahan teknologi yang dimaksudkan mencakup perubahan peralatan,
alat, metode baru, otomatisasi atau komputerisasi yang lebih modern dan
efisien)
18. Menurut Bapak/Ibu dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi

covid-19 ini terjadi perubahan teknologi?

19. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan teknologi tersebut?

20. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan teknologi?


 Penataan Fisik
(perubahan penataan fisik yang dimaksudkan yaitu perubahan ruang atau
tata letak tempat kerja dalam melakukan pelayanan)
21. Menurut Bapak/Ibu dengan diterapkannya inovasi di masa pandemic

covid-19 ini terjadi perubahan penataan fisik?

22. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan penataan fisik tersebut?

23. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan penataan fisik?

 Perubahan Sumber Daya Manusia


(perubahan sumber daya manusia yang dimaksudkan yaitu perubahan
yang mengacu pada perubahan keterampilan, pengharapan, persepsi dan
lain sebagainya yang berkaitan dengan penyesuaian terhadap kebutuhan
pelayanan)
24. Menurut Bapak/Ibu dengan diterapkannya inovasi di masa pandemi covid-

19 ini terjadi perubahan/penyesuaian SDM?

25. Jika ada perubahan, bagaimana perubahan/penyesuaian SDM tersebut?

26. Mengapa dalam penerapan inovasi ini terjadi perubahan/penyesuaian

terhadap SDM?

D. Hasil dari adaptasi inovasi Go-Digital dalam upaya peningkatan

pelayanan di masa pandemi Covid-19 oleh Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Samarinda.

27. Menurut Bapak/Ibu bagaimana hasil dari adaptasi inovasi yang dilakukan?

28. Apakah mengetahui apa saja media yang disediakan oleh disdukcapil

untuk masyarakat menyampaikan kritik, saran, serta masukannya terkait

pelayanan inovasi Go-Digital oleh disdukcapil?

29. Apakah ada keluhan terkait adaptasi inovasi Go-Digital yang dilakukan?
Lampiran 4: Dokumentasi Wawancara dengan Pihak Disdukcapil Kota Samarinda

Gambar 1. Wawancara dengan Kepala Gambar 2. Wawancara dengan Kepala


Disdukcapil Kota Samarinda. Bidang Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan.

Gambar 3. Wawancara dengan Kepala Gambar 4. Wawancara dengan


Bidang Pelayanan Pendafatran Penduduk. Kepala Bidang Pemanfaatan Data dan
Inovasi Pelayanan.

Gambar 5. Wawancara dengan


Petugas Front Office.
Lampiran 5: Dokumentasi Wawancara dengan Masyarakat Kota Samarinda

Gambar 1. Wawancara dengan Bapak Gambar 2. Wawancara dengan


Sahlan warga Kecamatan Samarinda Saudara M. Arsyad warga Kecamatan
Utara. Sungai Kunjang.

Gambar 3. Wawancara dengan Gambar 4. Wawancara dengan Ibu


Saudara Dwi Kristiani warga Mega Astuti warga Kecamatan
Kecamatan Samarinda Kota. Sungai Pinang.

Gambar 4. Wawancara dengan Ibu


Soemaryanti warga Kecamatan
Sambutan.
Lampiran 6: Lokasi Penelitian

Gambar 1. Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota


Samarinda

Gambar 2. Kafe Pelayanan Disdukcapil


Lampiran 7: Inovasi Pelayanan oleh Disdukcapil

Gambar 1. Bayi Lahir Pulang Bawa Akta. Gambar 2. PADULANTAS, Layanan


pengaduan secara langsung.

Gambar 3. Layanan pengaduan secara


Online
Lampiran 8: Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 9: Surat Rekomendasi Penelitian dari KESBANGPOL
Lampiran 10: Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari Disdukcapil
Lampiran 11: Struktur Organisasi Disdukcapil Kota Samarinda
Lampiran 12: Standar Pelayanan Disdukcapil Tahun 2020
Gambar 1. Standar Pelayanan Pengurusan E-KTP

Anda mungkin juga menyukai