Anda di halaman 1dari 52

DIKLAT

MUATAN TEKNIS SUBSTANTIF LEMBAGA


(MTSL)

MODUL
DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

PENULIS:
Edy Santoso
Slamet Yuswanto

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA
Jakarta – BPSDM-2019
…hlm: 15 x 21 cm

ISBN: xxx – xxxx – xx – x

Penulis : Edy Santoso & Slamet Yuswanto


Editor :

Hak Cipta © Pada: BPSDM Hukum dan Hak Asasi Manusia


Edisi Tahun 2019

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia


Republik Indonesia
Jalan H.R. Rasuna Said Kav.6-7, Kuningan
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12940

2|Page
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. I
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1

A. Latar Belakang............................................................ 2
B. Deskripsi Singkat ……………………………………….. 2
C. Hasil Belajar ……..............………………......………… 6
D. Indikator Hasil Belajar................................................. 7
E. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan ……………. 7
F. Manfaat........................................................................ 8
G. Petunjuk Belajar........................................................... 8

BAB II PENGERTIAN UMUM TENTANG KEKAYAAN


INTELEKTUAL..................................................................... 9

A. Pengertian Umum Tentang Kekayaan 9


Intelektual.....................................................................
B. Kekayaan Intelektual Bagian Dari Kebendaan............. 10
C. Latihan ......................................................................... 12
D. Rangkuman ……….……………………………………... 12
E. Evaluasi..............……………………………………….... 13
F. Umpan Balik................................................................. 13

BAB III LANDASAN TEORI DAN HAK-HAK DALAM KEKEYAAN


INTELEKTUAL..................................................................... 14

A. Landasan Teori Tentang Kekayaan Intelektual .....….. 10


B. Aspek Monopoli Dalam Kekayaan Intelektual.............. 19
C. Hak Eksklusif dan Mutlak............................................. 19
D. Pengalihan Hak............................................................ 20
E. Latihan...………………………………………………….. 20
F. Rangkuman.....…………………………………………... 21
G. Evaluasi......……………………………………………… 21
H. Umpan Balik................................................................ 21

BAB IV JENIS-JENIS PERLINDUNGAN KEKAYAAN


INTELEKTUAL DI INDONESIA .......................................... 22

A. Jenis-Jenis Kekayaan Intelektual................................. 22


B. Hak Cipta..................................................................... 22
C. Paten............................................................................ 25
D. Merek........................................................................... 27
E. Rahasia Dagang.......................................................... 29
F. Desain Industri............................................................. 30

3|Page
G. DesainTata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)………….. 31
H. Latihan.......................................................................... 33
I. Rangkuman.................................................................. 33
J. Evaluasi ....................................................................... 33
K. Umpan Balik................................................................. 33

BAB V TUGAS POKOK DAN FUNGSI 34


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

A. Perkembangan Direktorat Jenderal 34


B. KI.......................... 37
C. Perubahan Nomenklatur Dirjen KI................................ 37
D. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal KI..................... 38
E. Visi dan Misi................................................................. 38
F. Struktur Organisasi...................................................... 40
G. Direktorat Jenderal KI.................................................. 43
H. Latihan.......................................................................... 44
Rangkuman..................................................................
I. Evaluasi................................... .................................... 44
J Umpan Balik................................................................. 44

BAB VI PENUTUP............................................................................ 45

A. Rangkuman.................................................................. 45
B. Tindak Lanjut Pengembangan .................................... 46

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
GLOSARIUM
KUNCI JAWABAN

4|Page
BAB I
PENDAHULUAN

Selamat datang dan selamat mengikuti pembelajaran dalam Pendidikan dan


Pelatihan Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL) pada Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual merupakan
merupakan bagian dari mata diklat MTSL yang perlu peserta diklat pahami,
untuk itu menjadi penting pembelajaran dalam modul ini dalam rangka
mewujudkan pegawai Kementerian HUkum dan HAM yang meliputi
“Profesional, Akuntabel, Sinergi, Transparan, dan Inovasi”.

A. Latar Belakang

Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang Kekayaan


Intelektual (KI)1 di Indonesia telah ada sejak tahun 1840-an. Pemerintah
kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang mengenai KI pada tahun
1844. Pada saat ini, KI telah menjadi isu penting dan mendapat perhatian
baik nasional maupun internasional. Dimasukannya TRIPs (Trade Related
Aspect of Intellectual Property Rights) dalam paket Persetujuan WTO di
tahun 1994 menandakan dimulainya era baru perkembangan KI di seluruh
dunia.

Dengan demikian pada saat ini permasalahan KI tidak dapat dilepaskan dari
dunia perdagangan dan investasi. Pentingnya KI dalam pembangunan
ekonomi dan perdagangan telah memacu dimulainya era baru
pembangunan ekonomi yang berdasar ilmu pengetahuan. Secara eksplisit,
pentingnya perlindungan terhadap KI telah diatur dalam UU No.7 Tahun
1994 tentang pendirian Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade
Organization (WTO).

1
Saat ini, istilah Hak Kekayaan Intelektual (HKI) telah diubah menjadi Kekayaan Intelektual (KI)
sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) No.44 Tahun 2015 Tentang Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia pada tanggal 22 April 2015. www.bphn.go.id, Diakses tanggal 28 April 2016. Dalam
penulisan ini, penulis mengganti istilah HKI dengan KI.
5|Page
Hasil karya seseorang menjadi aset yang sangat berharga bagi para
pencipta, karena melalui hak eksklusif ini mereka memiliki hak untuk
mengkomersialkan hasil ciptaannya. Maka tidak heran, kalau negara-negara
maju seperti Amerika dan Eropa memperkirakan bahwa di abad 21 ini,
mereka tidak lagi akan mengekspor barang, akan tetapi mengekspor
teknologi, ilmu pengetahuan dan desain (Sunaryati Hartono, 2006:18),
sebagai bagian dari perlindungan hak kekayaan intelektual (KI). Dengan
demikian, karya-karya KI menjadi sangat penting untuk dilindungi.

Kekayaan Intelektual, dewasa ini menjadi bagian kekayaan perusahaan


yang tidak Nampak (intangible) yang berguna untuk meningkatkan nilai pada
produk dan service yang ditawarkan kepada masyarakat. Peran kemneterian
hukum di sini, salah satunya memberikan kepastian hukum atas pemilik hak
yang sebenarnya, dengan tidak menhyalahi aturan hukum terkait dengan
persaingan usaha.

B. DESKRIPSI SINGKAT

Modul ini menjelaskan terkait dengan Kekayaan Intelektual bagi pegawai


yang ditempatkan tugasnya di bagian KI. Peserta pelatihan di bidang
Muatan Teknis Substantif Lembaga (MTSL) diharapkan akan memahami
hal-hal yang terkait peningkatan kompetensi dasar di Direktorat Kekayaan
Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Oleh karena itu,
peserta akan dibekali dengan pembelajaran yang terkait dengan apa yang
dimaksud dengan konsep tentang KI, hak milik dalam KI, Jenis-jenis KI,
konsep perlindungan dalam KI, serta tugas dan fungsi Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual.

C. Hasil Belajar

Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan Muatan


Teknis Substantif Lembaga (MTSL) di bidang Kekayaan Intelektual.

6|Page
D. Indikator Hasil Belajar

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat:


a. Menjelaskan pengertian umum tentang konsep Kekayaan Intelektual
b. Menjelaskan landasan teori dan Hak-hak dalam Kekayaan Intelektual
c. Menjelaskan Jenis-Jenis Perlindungan KI di Indonesia
d. Menjelaskan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual

E. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


1. Pengertian umum tentang konsep Kekayaan Intelektual, meliputi:
a. Pengertian Umum Tentang Kekayaan Intelektual
b. Kekayaan Intelektual Bagian dari Kebendaan
2. Landasan Teori dan Hak-hak dalam Kekayaan Intelektual, meliputi:
a. Landasan Teori
b. Aspek Monopoli
c. Hak Eksklusif dan Mutlak
d. Pengalihan Hak
3. Jenis-jenis Perlindungan Kekayaan Intelektual di Indonesia, meliputi:
a. Jenis-jenis Kekayaan Intelektual
b. Hak Cipta
c. Paten
d. Merek
e. Rahasia Dagang
f. Desain Industri
g. DesainTata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)
4. Tugas Pokok Dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual,
meliputi:
a. Perkembangan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
b. Perubahan Nomenklatur Dirjen Kekayaan Intelektual
c. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
d. Visi dan Misi
e. Struktur Organisasi
7|Page
f. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

F. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul Penatausahaan


BMN ini adalah:
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian umum tentang konsep Kekayaan
Intelektual
2. Peserta mampu menjelaskan landasan teori dan Hak-hak dalam Kekayaan
Intelektual
3. Peserta mampu menjelaskan Jenis-Jenis Perlindungan KI di Indonesia
4. Peserta mampu menjelaskan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual

G. Petunjuk Belajar

Untuk mendapatkan hasil terbaik dari pembelajaran modul MTSL: Direktorat


Jenderal Kekayaan Intelektual, peserta diharapkan dapat mengikuti petunjuk
belajar sebagai berikut:
1. Bacalah modul secara cermat, dan pelajari tujuan pembelajaran dan
indikator hasil belajar yang tertulis pada setiap awal bab, karena indikator
belajar memberikan tujuan dan arah yang harus anda capai.
2. Mempelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I sampai dengan
Bab VII.
3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada akhir
bab (Latihan).
4. Belajarlah secara mandiri atau berkelompok secara seksama. Untuk belajar
mandiri, dapat seorang diri, berdua atau berkelompok dengan yang lain
untuk mendiskusikan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual secara baik
dan benar.

Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang


tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan
bertanya kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi pada bidang
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.

8|Page
BAB II

PENGERTIAN UMUM TENTANG


KEKAYAAN INTELEKTUAL

Setelah pembelajaran selesai peserta dapat memnjelaskan pengertian umum


tentang konsep Kekayaan Intelektual dengan baik dan benar.

Pada pembelajaran ini akan disampaikan konsep dasar Penatausahaan BMN


yang meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN.

A. PENGERTIAN UMUM TENTANG KEKAYAAN INTELEKTUAL

Jika seorang pergi ke sebuah toko buku apakah ada kewajiban moral untuk
tidak mencuri buku yang ada di toko tersebut? Bagaimana dengan menjiplak
sebuah buku? Apakah ada perbedaan yang mendasar antara mencuri dan
menjiplak? Begitu juga, bagaimana kalau menciptakan motif batik, kemudian
motif hasil ciptaan saudara ditiru dan dicetak menggunakan mesin cetak
tanpa seijin saudara? Tentu Saudara merasa dirugikan, bukan?

Ilustrasi di atas memberikan gambaran bahwa hasil ciptaan atau penemuan


seseorang menjadi bagian dari kepemilikannya. Dengan demikian, berbicara
masalah KI akan terkait dengan hak kepemilikan yang dapat dimiliki dan
diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya. Pada intinya KI
adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas
intelektual. Objek yang diatur dalam KI adalah karya-karya yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual manusia. Dengan demikian, KI akan
selalu berhubungan dengan penerapan ide dan informasi yang memiliki nilai
komersial.

KI didefinisikan sebagai suatu perlindungan hukum yang diberikan oleh


negara kepada seseorang/sekelompok orang ataupun badan yang idenya
dituangkan dalam bentuk suatu karya cipta sehingga menghasilkan suatu
karya baru. Kekayaan Intelektual (KI) atau Intellectual Property(IP) adalah
9|Page
hasil dari kemampuan pikir/kecerdasan (karya, cipta, dan karsa) manusia
yang mempunyai nilai, termasuk nilai ekonomis. Oleh karena itu, kekayaan
intelektual yang ekonomis sering disebut sebagai Kekayaan tak berwujud
(Intangible Asset), bahkan juga disebut Aset Komersial.

B. KEKAYAAN INTELEKTUAL BAGIAN DARI KEBENDAAN

Kekayaan Intelektual merupakan hak yang sifatnya eksklusif yaitu hak yang
timbul bagi hasil pikir otak yang menghasilkan suatu produk atau proses
yang berguna untuk manusia. Dalam hal ini, Keith E. Maskus berpendapat
bahwa perbedaan atas benda berwujud dan tidak berwujud adalah terletak
pada aspek eksklusivitasnya.

Hal ini yang menimbulkan hak dan hak itu tidak lain merupakan kompensasi
atas semua upaya yang telah dikeluarkan atau dikorbankan oleh para
pemilik karya intelektual tersebut, seperti biaya, waktu dan pengorbanan.

Hal ini sejalan dengan pendapat Grotius bahwa hak milik pribadi sebagai
hak eksklusif mengandung makna bahwa pemilik barang itu mempunyai hak
sedemikian rupa sehingga ia mempunyai kekuasaan untuk
mempertahankan dan menggunakannya secara eksklusif dengan tidak
memberi kemungkinan bagi orang lain untuk menuntut hak yang sama atas
barang tersebut.

KI adalah hak, dan sebagai hak dia merupakan harta atau asset berupa
benda yang tidak berwujud (intangible asset). Dengan hak yang didapat dari
otoritas publik, timbuhlah eksklusivitas atau kepemilikan sehingga si pemilik
dapat melarang pihak lain menggunakan hak tersebut tanpa ijinnya.

Dalam hal ini, Hohfeld menjelaskan bahwa untuk menjaga adanya


keseimbangan antara hak dan kewajiban perlu adanya justifable
compromise, yaitu keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hak
milik seseorang yang dilindungi secara individual dengan kepentingan
masyarakat luas atau fungsi sosialnya. Kaitannya dengan hak milik ini
agama islam mengajarkan bahwa, muslim mengharuskan benda tersebut

10 | P a g e
digunakan tidak hanya bagi benefit and advantage dari pemiliknya, tetapi
juga untuk masyarakat.

Dalam Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 1/Munas


VII/MUI/5/2005 Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), KI
dipandang sebagai salah satu huquq maliyyah (hak kekayaan) yang
mendapat perlindungan hukum (mashun) sebagaimana mal (kekayaan).

Objek yang diatur dalam KI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia. Hak milik intelektual ini baru ada bila
kemampuan intelektual manusia itu telah membentuk sesuatu yang bisa
dilihat, didengar, dibaca, maupun digunakan secara praktis.

KI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas
intelektual. Dengan demikian, KI pada umumnya berhubungan dengan
perlindungan penerapan ide dan informasi yang memiliki nilai komersial.
Dalam hal ini, KI adalah kekayaan pribadi yang dapat dimiliki dan
diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya.

Oleh karena itu, sudah barang tentu diperlukan suatu perlindungan hukum.
Perlindungan hukum atas kekayaan intelektual itu sangat penting bagi
pencipta dan penemu untuk melindungi hasil karyanya. Pencipta atau
penemu dapat melakukan perbuatan-perbuatan tertentu atas hak miliknya,
dan pihak lain yang mempunyai kewajiban untuk tidak melakukan
pelanggaran terhadap pemegang hak tersebut. Maka pada
perkembangannya KI telah diakui sebagai hak milik intelektual yang perlu
untuk dilindungi.

Pengakuan secara hukum sangat diperlukan mengingat KI baru ada secara


hukum jika telah ada pengayoman, penaungan, atau perlindungan hukum
dari negara atau otoritas publik terhadap suatu karya intelektual tersebut.
Perlindungan yang diberikan atas KI memang lebih muda usianya jika kita
bandingkan dengan perlindungan hukum terhadap hak kebendaan yang
berwujud (lichamelijke zaak). Maka dibandingkan dengan hak atas benda-
benda berwujud tadi, hak atas perlindungan KI jauh lebih muda.

11 | P a g e
Gambar 1 :
Bagan KI Bagian Dari Kebendaan
Objek
BENDA

Benda Tidak Bergerak Benda Bergerak

Benda Benda
Materiil Inmateriil

Hak Milik
Hak Absolut

Hak-hak Lainnya KI

C. LATIHAN
1. Berdasarkan pengertian umum terkait dengan KI di atas, diskusikan
dalam kelompok Saudara (5) orang, tentang perbedaan mendasar terkait
dengan asset yang tampak (tangible) dan asset yang tidak tampak
(intangible) dalam kehidupan sehari-hari. Jelaskan perbedaannya!
2. Dikaitkan dengan Hak milik, diskusikan bagaimana sebuah perusahaan
dapat mengambil manfaat KI ini dalam perdagangan. Jelaskan!.

D. RANGKUMAN
Secara umum KI adalah merupakan hak kepemilikan yang dapat dimiliki dan
diperlakukan sama dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya. Pada intinya,
KI adalah hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas
intelektual. Objek yang diatur dalam KI adalah karya-karya yang timbul atau
lahir karena kemampuan intelektual manusia. Dengan demikian, KI akan

12 | P a g e
selalu berhubungan dengan penerapan ide dan informasi yang memiliki nilai
komersial.

Dalam hal ini, KI adalah hasil dari kemampuan pikir/kecerdasan (karya,


cipta, dan karsa) manusia yang mempunyai nilai, termasuk nilai ekonomis.
Oleh karena itu, kekayaan intelektual yang ekonomis sering disebut sebagai
Kekayaan tak berwujud (Intangible Asset), bahkan juga disebut Aset
Komersial.

E. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian umum terkait dengan KI!
2. Jelaskan perbedaan mendasar antara asset yang Nampak (tangible) dan
asset yang tidak Nampak (intangible)!

F. Umpan Balik
1. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat bagi peserta pelatihan?
2. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?
3. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk pembelajaran bagi peserta
pelatihan?
4. Apakah materi dalam modul ini mudah dibaca dan dipahami oleh peserta
pelatihan?

13 | P a g e
BAB III

LANDASAN TEORI DAN HAK-HAK DALAM


KEKEYAAN INTELEKTUAL

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan landasan teori dan


Hak-hak dalam Kekayaan Intelektual dengan baik dan benar.

Sebagaimana sudah dikemukakan dalam kegiatan pembelajaran-I, bahwa KI


adalah merupakan hak kepemilikan yang dapat dimiliki dan diperlakukan sama
dengan bentuk-bentuk kekayaan lainnya. Oleh karena itu, penting
pembelajaran selanjutnya terkait dengan landasan teorinya dan hak-hak yang
diperoleh dalam konsep perlindungan KI.

A. Landasan Teori Tentang Kekayaan Intelektual

Sebagai dasar pemikiran diberikannya perlindungan hukum atas KI secara


eksklusif kepada seseorang yang telah berhasil menciptakan sesuatu yang
bermanfaat bagi orang banyak adalah bermula dari pemikiran teori hukum
alam, yang menekankan pada faktor manusia dan penggunaan akal yang
berbunyi sebagai berikut:
… it has been popular to argue, particularly in Continental
Jurisdiction, that a person has natural property right in the
creation of his mind. Thus, it said, a person has a natural right to
the product of his labour and this should be recognized and his
property, whether tangible or intangible. With respect to
copyright, it has been said that this theory sees the foundation of
the rights of an author in the very nature of things.

Teori tersebut menekankan kepada pentingnya pengakuan atas KI


seseorang secara eksklusif yang memberikan dasar pemikiran diberikannya
perlindungan hukum kepada seseorang yang telah berhasil menciptakan
atau menemukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak.

Hal ini berkenaan dengan penggunaan akal yang dimiliki secara alami oleh
manusia. Dengan kata lain, teori di atas mengakui bahwa hasil karya
seseorang baik itu yang berbentuk wujud maupun tidak wujud sebagai

14 | P a g e
kekayaan intelektual orang yang menciptakannya harus mendapatkan
pengakuan.

Lebih lanjut, John Locke, seorang filsuf Inggris terkemuka abad ke-18
berargumentasi bahwa hasil kerja keras dari para indvidu akan menambah
nilai pada sebuah produk dan memberikan kemanfaan sosial pada
umumnya. Argumentasi inilah yang kemudian menjadi titik awal dari
justifikasi utilitarian sebagaimana Bentham juga menjelaskan “The great
happiness for the greates number”. Tujuan hukum pada dasarnya adalah
memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Teori ini cukup adil dalam memberikan kompensasi berbentuk moral


maupun ekonomi terhadap pencipta, sebagai bentuk insentif. Hasil
kreativitas pencipta telah memperkaya masyarakat melalui hasil karyanya,
maka wajar kalau pencipta atau penemu tersebut akhirnya mempunyai hak
untuk mendapatkan imbalan yang sepadan dengan nilai karya yang
diberikan kepada masyarakat banyak. Dapat bayangkan betapa banyaknya
waktu yang dibutuhkan, bakat, pekerjaan, dan juga uang untuk membiayai
proses penciptaan atau penemuannya tersebut.

Dengan pengorbanan yang begitu besar dari para pencipta (creator) atau
penemu (inventor), maka sangat tidak adilapabila hasil karya ciptanya atau
penemuannya begitu saja ditiru dan dikomersialkan oleh orang lain yang
tidak bertanggung jawab. Sementara pihak yang menggunakan tanpa hak
dengan mudah mendapat keuntungan yang lebih besar dari penciptanya
atau penemunya sendiri, karena barang hasil ilegal tersebut mampu dijual
dengan harga yang jauh di bawah harga produk asli.

Para pencipta atau peneliti akan kehilangan gairah untuk mencipta kembali
karena tidak ada insentif yang dapat membantu mengembangkan ide-ide
kreasi barunya. Maka dari itu sudah barang tentu diperlukan suatu
perlindungan hukum yang layak atas KI dimaksud.

Para penganut hukum alam mengakui bahwa aturan-aturan keadilan berasal


dari perintah yang terkandung dalam hukum alam itu sendiri. Dan karena
hak milik pribadi merupakan salah satu unsur yang penting dalam keadilan
15 | P a g e
atau lebih tepat lagi dikatakan bahwa keadilan berkaitan juga dengan
jaminan akan hak milik pribadi seseorang.

Hak milik berdasarkan sistem civil law yang merupakan sistem hukum Eropa
Kontinental adalah mengakui adanya hak mutlak (absolut). Walaupun di
dalam hak cipta itu sendiri, bukan merupakan hak yang absolut, mengingat
adanya pembatasan-pembatasan waktu perlindungan (limited monopoly).
Locke berpendapat bahwa hak milik merupakan imbalan yang adil untuk
orang-orang yang rajin.

John Locke bereaksi atas hegenomi feodalisme yang menguasai hak milik,
yang sebenarnya bukan milik kaum feodal. Ia mengkritik sistem feodalisme
yang berlaku, dimana pada waktu itu semua akses hak milik dibatasi kepada
kaum bangsawan. KI sebagai hak yang bersifat pribadi, sehingga timbul
gagasan untuk melindunginya. Setiap karya manusia harus dihargai dan
mendapat hak, sehingga kekayaan intelektualmendapat basisnya pada hak
milikdalam arti umum, yakni hak milik sebagai hak asasi.

Dengan hasil pemikiran tersebut, sumbangan pemikiran Locke terletak pada


hak pribadi. Dia berbicara mengenai hak material, maksudnya adalah
sesuatu yang bersifat kebendaan, sesuatu yang bisa dikuasai, yang dapat
menjadi fasilitas hidup manusia untuk mencapai kebahagiaan. KI sudah
menjadi miliknya dan tidak boleh dirampas begitu saja oleh orang lain.

Ketika John Locke menulis tentang milik (property), pada saat itu mungkin
beliau belum mempunyai ide tentang arti intellectual property seperti yang
dimaksud sekarang ini. Milik yang menjadi perhatiannya adalah yang
bersifat fisik dan bukan objek non fisik. Posisi Lock adalah sangat penting
sebagai teoritikus intellectual property. Locke berhasil menunjukan adanya
determinasi kerja sebagai basis untuk sebuah teori tentang hak milik.

Berdasarkan pemikiran John Locke tentang intangible rights, maka tidak


mengherankan sejak awal abad ke-20. Intelectual Property (Kekayaan
Intelektual) muncul sebagai reaksi atas tumbuh dan berkembangnya ilmu
pengetahuan, teknologi informasi dan telekomunikasi. Dibutuhkannya

16 | P a g e
perlindungan atas KI adalah bahwa kekayaan intelektual tersebut tidak boleh
digunakan tanpa ijin pencipta.

Hal ini dipertegas oleh David Bainbridengane yang mengatakan bahwa


seseorang yang mencurahkan waktu dan usaha untuk menciptakan suatu
karya harus diberi kesempatan untuk mendapatkan imbalan secara
ekonomis, dengan demikian akan mendorong orang-orang itu menjadi
kreatif.

Dari beberapa teori di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa


hasil ciptaan seseorang atau kelompok merupakan asset yang sangat
beharga bagi para penciptanya dan sekaligus menjadi asset bangsa yang
mempunyai dampak yang cukup signifikan dalam mewujudkan kemakmuran
masyarakat. Hak cipta tidak saja mempunyai hak ekonomi tetapi juga
mempunyai hak moral yang perlu untuk dilindungi sebagai bentuk
penghargaan atau insentif yang diberikan pemerintah pada inventor untuk
giat menciptakan segala sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat
banyak.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Nico Kansil menjelaskan teori yang
mendasari perlindungan hukum terhadap hak milik intelektual, yaitu:

1. Teori Reward, bahwa pencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan


sastra, serta penemu di bidang teknologi baru yang mengandung langkah
inovatif serta dapat diterapkan dalam industri, diberikan suatu
penghargaan dan pengakuan serta perlindungan atas keberhasilan upaya
dalam melahirkan ciptaan baru itu;
2. Teori Recovery, bahwa atas usaha dari pencipta dan penemu yang telah
mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu dan biaya yang tidak sedikit
jumlahnya, kepadanya diberikan hak eksklusif untuk mengekploitasi KI
guna meraih kembali yang telah dikeluarkannya;
3. Teori incentive, bahwa insentif diberikan untuk merangsang kreativitas
dan upaya menciptakan karya-karya baru di bidang teknologi;
4. Teori Public Benefit, bahwa KI merupakan suatu alat untuk meraih dan
mengembangkan ekonomi.

17 | P a g e
Dari paparan teori-teori tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat 2
(dua) alasan yang mendasar tentang perlu diberikannya perlindungan KI
adalah yaitu alasan yang bersifat non eknomis dan bersifat ekonomis. Non
eknomis akan memacu mereka untuk kreatif dan ekonomis akan
memberikan keuntungan secara materiil atas karya-karyanya.

Kl adalah sebuah kekuatan yang dapat digunakan untuk memperkaya


kehidupan seseorang dan masa depan suatu bangsa secara materiil,
budaya, dan sosial. KI mendukung dan memberi penghargaan kepada para
kreator, merangsang pertumbuhan ekonomi dan memajukan
pengembangan sumber daya manusia, karenanya KI bersifat
memberdayakan. Oleh sebab itu, penulis menganggap bahwa hukum yang
memberikan perlindungan terhadap karya ini, merupakan perwujudan
hukum sebagai sarana creativity trigger.

Insentif diberikan sebagai upaya untuk merangsang kreativitas dalam upaya


menciptakan karya-karya baru di bidang teknologi. Hal ini sejalan dengan
prinsip bahwa KI merupakan alat untuk meraih dan mengembangkan
ekonomi, dan menciptakan kemandirian dan kebangsaan atas karyanya
sendiri kepada objek KI itu sendiri berupa hasil kreativitas manusia. Hal ini
sejalan dengan pernyataan World Intellectual Property Organization (WIPO)
yang mengatakan:

“The object of intellectual property are creation of the human


intellect. This why kind of property is called “intellectual” property.
In a somewhat simplied way, one can state that intellectual
property relates to piece of information which can be incorporated
intangible objects at the same time in an unlimited number of
copies at different locations anywhere in the world. The property is
not in the those copies but in the information reflected un those
copies. Similar to property in moveable things and immoveable
property, intellectual property, too, is characterized by certain
limitations, for example, limited duration in the case of copyright
and patent.”

18 | P a g e
B. Aspek Monopoli

Perlindungan hukum atas KI dimaksudkan agar menjamin kelanjutan


perkembangan KI dan menghindari kompetisi yang tidak sehat.Walaupun
bentuk perlindungannya hanya merupakan hak eksklusif yang bersifat hak
monopoli atas ciptaan dan penemuannya dalam jangka waktu tertentu saja.

Sistim KI ini merupakan hak privat (private rights) yang merupakan ciri khas
KI. Seseorang dapat dengan bebas untuk mengajukan permohonan untuk
mendaftarkan karya intelektualnya atau tidak. Hak eksklusif yang diberikan
Negara kepada individu pelaku KI (inventor, pencipta, pendesain dan
sebagainya) tiada lain dimaksudkan sebagai penghargaan atas hasil karya
kreativitasnya.

Penghargaan ini bertujuan agar orang lain terangsang untuk dapat lebih
lanjut mengembangkannya lagi, sehingga dengan sistim KI tersebut
kepentingan masyarakat ditentukan melalui mekanisme pasar. Keuntungan
lain sitem KI dapat menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik
atas segala bentuk kreativitas manusia, sehingga kemungkinan
dihasilkannya teknologi atau hasil karya lainnya yang sama dapat dihindari.

Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat


dapat memanfaatkannya dengan semaksimal mungkin untuk keperluan
hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk meberikan nilai
tambah yang lebih tinggi lagi. Jangka waktu perlindungan berbeda-beda
pada setiap bagian KI.

C. Hak Eksklusif dan Mutlak

Eksklusif dan mutlak, maksudnya bahwa hak tersebut dapat dipertahankan


terhadap siapapun. Pemilik hak dapat menuntut terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh siapapun. Pemilik atau pemegang KI mempunyai suatu hak
monopoli, yaitu pemilik atau pemegang hak dapat mempergunakan haknya
dengan melarang siapapun tanpa persetujuannya membuat ciptaan atau
temuan, ataupun menggunakannya.

19 | P a g e
D. Pengalihan Hak

Di Indonesia KI termasuk ke dalam benda bergerak, yang memungkinkan


dapat dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.

Hal yang menyangkut perjanjian tertulis, di dunia KI dikenal istilah lisensi.


Dimana lisensi ini adalah merupakan bentuk ijin yang diberikan oleh
pemegang hak kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/atau
memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan
tertentu. Pasal ini juga dapat memberikan penjelasan bahwa lisensi
merupakan salah satu bentuk peralihan, walaupun pada umumnya masih
dibatasi dengan waktu tertentu.Pengalihan melalui lisensi yang dimaksud di
atas terkait dengan eksploitasi ekonomi dengan jangka waktu tertentu, dan
bukan merupakan peralihan hak moral, sehingga dengan demikian orang
lain dapat mengambil manfaat dari hasil karyanya, tanpa kehilangan hak
moralnya.

Gambar 2
Bagan Hak Kekayaan Intelektual
KI

Hak Cipta Hak Kekayaan Industri

1. Hak Cipta 1. Paten


2. Hak-hak Lain yang 2. Merek
terkait dengan Hak 3. Rahasia Dagang
Cipta 4. Desain Industri
5. Tata Letak Sirkuit Terpadu
6. Varietas Tanaman

E. Latihan
1. Diskusikan dalam kelompok Saudara (5) orang, apabila Saudara
mempunyai hak kekayaan intelektual cara bagaimana yang akan Saudara
lakukan dalam pengalihak hak? Jalaskan!

20 | P a g e
2. Berikan satu contoh kasus masalah dalam sengketa KI, analisislah, cari
penyebabnya? Jalaskan!

G. Rangkuman
Saat ini dunia perdagangan menghargai hasil pengorbanan yang begitu
besar dari para pencipta (creator) atau penemu (inventor), maka sangat
tidak adil apabila hasil karya ciptanya atau penemuannya begitu saja ditiru
dan dikomersialkan oleh orang lain yang tidak bertanggung jawab.
Sementara pihak yang menggunakan tanpa hak dengan mudah mendapat
keuntungan yang lebih besar dari penciptanya atau penemunya sendiri,
karena barang hasil ilegal tersebut mampu dijual dengan harga yang jauh di
bawah harga produk asli. Dari sini, pemilik hak diakui memiliki hak eklusif,
yang dapat mengalihkan haknya seperti hak milik pada umumnya. Selain
dari itu, pemilik hak mempunyai hak monopoli yang terbatas terkait dengan
hak ekonomi atas peniptaan atau penemuannya.

H. Evaluasi
1. Sebutkan minimal 2 teori apa saja yag mendukung perlindungan KI!
2. Sebutkan pengalihak hak dalam rejim KI.
I. Umpan Balik
1. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat bagi peserta pelatihan?
2. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?
3. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk pembelajaran bagi peserta
pelatihan?
4. Apakah materi dalam modul ini mudah dibaca dan dipahami oleh peserta
pelatihan?

21 | P a g e
BAB IV

JENIS-JENIS PERLINDUNGAN KEKAYAAN INTELEKTUAL


DI INDONESIA

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan


Menjelaskan Jenis-Jenis Perlindungan KI Di Indonesia dengan baik dan benar.

Pada pembelajaran ini akan disampaikan materi Jenis-jenis Kekayaan


Intelektual yang meliputi pengertian, Hak Cipta, Paten, Merek, Rahasia
Dagang, Desain Industri danDesain tata letak sirkuit terpadu.

A. JENIS-JENIS KEKAYAAN INTELEKTUAL

Ruang lingkup jenis-jenis KI secara garis besar menurut World Intellectual


Property Organization (WIPO) mengelompokan KI dalam 2 (dua) bagian, yaitu :
1. Hak Cipta diatur oleh UU No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
2. Hak Kekayaan Industri
a. Paten diatur oleh UU No.03 Tahun 2016 tentang Paten
b. Merek diatur oleh UU No.20 Tahun 2016 tentang Merek + Indikasi
Geografis.
c. Rahasia Dagang diatur olehUU No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang.
d. Desain Industri diatur oleh UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri.
e. Desain tata letak sirkuit terpadu diatur oleh UU No.32 Tahun 2000
tentang Tata Letak Sirkuit Terpadu.

B. HakCipta

Hak Cipta adalah hak khusus bagi pencipta maupun penerima hak untuk
mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin, untuk
itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
22 | P a g e
UU yang berlaku. misalnya: buku, lagu,program komputer, pamflet dan
semua karya tulis lain. Sedangkan pencipta mempunyai arti sebagai
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran,
imajinasi, kecekatan, ketrampilan, atau keahlian yang dituangkan kedalam
bentuk yang khas dan bersifat pribadi.

Pengertian ciptaaan adalah merupakan hasil setiap karya pencipta yang


menunjukan keasliannya dlm lapangan ilmu pengetahuan, seni atau sastra.
Sedangkan pemegang Hak Cipta adalah:pencipta sebagai Pemilik Hak
Cipta, atau pihak yang menerima hak tersebut dari Pencipta atau pihak lain
yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak tersebut.

1. Hak Eksklusif

Di dalam perlindungan hak cipta, terkandung hak eksklusif, yang terdiri dari:

a. Hak Moral
Hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat
dihilangkan atau dihapus dengan alas an apapun, walaupun hakcipta atau
hak terkait telah dialihkan.
b. Hak Ekonomi
Hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta produk hak
terkait.

2. Jangka Waktu Perlindungan Hak Ekonomi Hak Cipta

Jangka waktu perlindungan hak ekonomi untuk hak cipta sepanjang hidup
pencipta ditambah 70 tahun setelah meninggalnya Pencipta. Sedangkan
yang dimiliki atau di pegang oleh Badan Hukum berlaku selama 50 (lima
puluh) tahun sejak pertama kali dilakukan Pengumuman (Pasal 58).

Atas ciptaan : buku, famlet, dan semua karya tulis lainnya; drama atau
drama musikal, tari, koreografi, segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis,
seni patung, seni pahat ;seni batik, lagu atau musik dengan atau tanpa teks,
arsitektur, ceramah, kuliah pidato, dan ciptaan sejenisnya, Alat peraga, Peta,
Terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai, serta 70 Tahun sejak

23 | P a g e
pertama kali di umumkan atas ciptaan: program komputer, sinematografi,
fotografi, database, karya hasil pengalihwujudan.

3. Beberapa Hal Tentang Hak Cipta

a. Suatu karya harus merupakan karya asli. Karya tersebut tidak boleh di
kopi atau direproduksi dari karya lain.
b. Bagi pencipta maupun pemegang hak cipta yang mendaftarkan
ciptaannya, dapat menjadikan surat pendaftaran ciptaannya sebagai bukti
awal di Pengadilan bila dikemudian hari timbul sengketa mengenai
ciptaan tersebut.
c. Hak Cipta dilanggar jika materi hak cipta tersebut digunakan tanpa ijin dari
pencipta yang mempunyai hak eksklusif atas ciptaannya.
4. Katagori bukan melanggar:

Secara umum, kategori bukan melanggar Hak Cipta adalah, sebagi berikut:
a. Untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,
penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah dengan
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta;
b. Guna keperluan pembelaan di dalam atau diluar pengadilan;
c. Ceramah utk tujuan pendidikan & ilmu pengetahuan;
d. Pertunjukan/pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan
tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pencipta.
e. Guna keperluan tunanetra, kecuali bersifat komersial;
f. Perbanyakan ciptaan selain program komputer secara terbatas oleh
Perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan dan pendidikan & pusat
dokumentasi non komersial;
g. Perubahan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis (mis
arsitektur).
h. Salinan cadangan suatu program komputer oleh pemilik program
komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.

24 | P a g e
C. Paten

Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas hasil penemuannya
di bidang teknologi untuk lama waktu tertentu melaksanakan sendiri
penemuannya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain
untuk melaksanakannya misalnya. klip, mesin.

Paten adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas
hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu
melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya
kepada pihak lain untuk melaksanakannya.

Invensi adalah ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan


pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi, dapat berupa produk
atau proses, atau penyempurnaan dalam pengembangan produk atau
proses. Sedangkan inventor adalah seorang yang secara sendiri atau
beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang
dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan invensi. Sedangkan yang
dianggap sebagai inventor adalah orang atau beberapa orang yang untuk
pertama kali dinyatakan sebagai inventor dalam permohonan. Barang siapa
telah menjalankan sebuah invensi pada saat invensi serupa dimintakan
paten oleh pihak lain, orang tersebut tetap dapat menjalankan invensi
sekalipun terhadap invensi yang sama tersebut kemudian diberi paten.

Pemegang paten adalah inventor sebagai pemilik paten atau pihak yang
menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam daftar umum paten. Untuk
memperoleh paten, inventor harus mengungkapkan seluruh rahasia
ivensinya (termasuk contoh bagaimana sebaiknya menjalankan invensi
tersebut yang tertuang dalam spesifikasi paten yang diajukan.

1. Invensi yang dapat diberi paten


a. Paten di berikan untuk invensi yang baru dan mengandung langkah
inventif serta dapat di terapkan dalam industri.

25 | P a g e
b. Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika invensi tersebut bagi
seseorang yang mempunyai keahlian tertentu di bidang teknik
merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya.
c. Penilaian bahwa suatu invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya harus dilakukan dengan memperhatikan keahlian yang ada
pada saat permohonan diajukan atau yang telah ada pada saat diajukan
permohonan pertama dalam hal permohonan itu diajukan dengan hak
prioritas.
2. Invensi yang tidak dapat diberi paten

a. Proses atau produk yang pengumuman penggunaannya dan


pembuatannya bertentangan dengan perundang-undangan, moralitas
agama, ketertiban umum atau kesusilaan.
b. Untuk metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan pembedahan
yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan.
c. Untuk pengetahuan yang tdk ada kegunaannya secara praktis seperti
teori dan metode dibidang ilmu pengetahuan dan matematika.
d. Semua mahluk hidup, kecuali jasad renik.
e. Proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan,
kecuali proses non-biologis atau proses mikrobiologis.

3. Hak dan Kewajiban pemegang Paten

Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten


yang yang dimilikinya dan melarang pihak lain yang tanpa persetujuannya :
a. Dalam hal paten Produk : membuat, menjual, mengimpor, menyewa,
menyerahkan, memakai, menyediakan untuk dijua atau di sewakan atau
diserahkan produk yang di beri paten.
b. Dalam hal paten proses : menggunakan proses produksi yang diberi
paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf a.
c. Pemegang paten berhak memberikan lisensi kepada orang lain
berdasarkan surat Perjanjian Lisensi.

26 | P a g e
d. Pemegang paten berhak menggugat ganti rugi melalui pengadilan negeri
setempat, kepada siapapun, yang dengan sengaja dan tampa hak
melakukkan perbuatan.
e. Pemegang paten berhak menuntut orang yang dengan sengaja dan tanpa
hak, melanggar hak Pemegang Paten dengan melakukan salah satu
tindakan.
4. Kewajiban Pemegang Paten
a. Pemegang Paten wajib membayar biaya pemeliharaan yang disebut biaya
tahunan.
b. Pemegang Paten wajib melaksanakan Patennya di wilayah Negara
Republik Indonesia, kecuali apabila pelaksanaan Paten tersebut secara
ekonomi hanya layak bila di buat dengan skala regional dan ada
pengajuan permohonan tertulis dari pemegang Paten dengan disertai
alasan dan bukti-bukti yang diberikan oleh instansi yang berwenang dan
disetujui oleh Dirjen KI.
5. Jangka waktu Perlindungan PATEN:
a. 20 tahun utk Paten Biasa dan
b. 10 tahun utk Paten Sederhana

D. Merek

Merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf- huruf, angka-angka,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang di


perdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama
atau badan hukum untuk membedakan dengan barang – barang yang sejenis
lainnya.
1. Beberapa Hal Tentang Merek

a. Merek jasa adalah merek yang digunakan pada barang yang di


perdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-
sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa – jasa yang
sejenis lainnya.

27 | P a g e
b. Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang dan/ atau jasa
dengan karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa
orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan
dengan barang dan /atau jasa sejenisnya.
c. Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka
waktu tertentu dengan menggunakan sendiri Merek tersebut atau
memberikan ijin kepada pihak lain untuk menggunakannya.

2. Kategori Tidak Dapat Didaftarkan Sebagai Merek

a. Yang permohonannnya diajukan atas dasar itikad tidak baik.


b. Yang bertentangan dengan moral, peraturan perundang-undangan dan
ketertiban umum.
c. Yang tidak memiliki daya pembeda.
d. Tanda yang telah menjadi milik umum.
e. Yang semata-mata menyampaikan keterangan yang berhubungan
dengan barang atau jasa.
3. Permohonan Merek Harus Ditolak Jika :
a. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan
b. Dengan merek yang sudah terdaftar milik orang lain dan
c. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan
merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa sejenis.
d. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan
merek terkenal milik pihak lain untuk barang dan/atau jasa tidak sejenis.
e. Nama dan foto dari orang terkenal, tanpa ijin darinya.
f. Lambang-lambang negara, bendera tanpa ijin darinya.
g. Tanda atau cap stempel resmi tanpa persetujuan tertulis dari negara.
4. Yang dapat mengajukan pendaftaran merek
a. Orang (Persoon)
1. Badan Hukum (Recht persoon)
2. Beberapa orang atau badan Hukum ( pemilikan bersama/merek
kolektif )

28 | P a g e
3. Badan Usaha
b. Permohonan Merek diajukan secara tertulis yang diajukan kepada
Direktorat Jenderal KI ;
c. Lamanya proses pendaftaran hingga terbitnya sertifikat paling cepat 14
bulan sejak di terimanya berkas permohonan.
5. Beberapa Hal Tentang Merek
a. Jangka waktu perlindungan merek adl 10 tahun dari tanggal penerimaan.
Jangka waktu ini dapat diperpanjang untuk masa yang tidak ditentukan
selama 10 tahun. Namun pemilik harus mengajukan perpanjangan 12
bulan sebelum merek tersebut berakhir.
b. Merek dapat dialihkan dengan cara : pewarisan, wasiat, hibah,perjanjian,
atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleg perundang-undangan.
Pengalihan ini harus dicatatkan didlm daftar umum merek, diarsipkan oleh
kantor KI dan diumumkan dlm berita resmi merek.
c. Pemilik merek dapat memberikan lisensi kepada orang lain utk
menggunakan merek tersebut dalam perdagangan merek dan jasa.
Perjanjian lisensi harus didaftarkan dan diumumkan dalamberita resmi
merek.
6. Pembatalan Merek Terdaftar
a. Atas prakarsa Direktur Jenderal KI
b. Atas permohonan dari pemilik merek terdaftar yang bersangkutan
c. Atas putusan pengadilan berdasarkan gugatan penghapusan
d. Tidak diperpanjang jangka waktu pendaftaran mereknya.
e. Pembatalan oleh Lembaga Perundang-undangan
7. Berakhirnya Proses Hukum atas Merek
a. Tidak diperpanjang jangka waktu pendaftaran mereknya.
b. Dibatalkan atau dihapus oleh lembaga peradilan
E. Rahasia Dagang

Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak di ketahui oleh umum di


bidang teknologi dan atau bisnis mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
dagang.
29 | P a g e
Lingkup perlindungan rahasia dagang meliputi metode produksi, metode
pengolahan, atau informasi lain dibidang teknologi dan atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum. Hukum
rahasia dagang tidak dilanggar jika pengungkapan atau penggunaan rahasia
dagang tersebut adalah untuk kepentingan keamanan, kesehatan atau
keselamatan masyarakat.

1. Hak Pemilik Rahasia Dagang


a. Menggunakan sendiri rahasia dagang yang dimilikinya.
b. Memberikan lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan
rahasia dagang atau mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak
ketiga untuk kepentingan yang bersifat komersial.
c. memberikan lisensi kpada pihak lain atau melarang pihak lain untuk
menggunakan rahasia dagang atau mengungkap kepada pihak ketiga
untuk kepentingan komersial.
2. Pengalihan Hak Rahasia Dagang :
a. Pewarisan
b. Hibah
c. Wasiat
d. Perjanjian tertulis
e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan

F. Desain Industri

Suatu kreasi tentang bentuk , konfigurasi atau komposisi garis atau warna,
atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi
yang memberikan kesan ektetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi
serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas
industri, atau kerajinan tangan.

Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari padanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajian tangan.

30 | P a g e
Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain
industri. Sedangkan hak desain industri adalah hak ekseklusif yang di berikan
oleh negara RI. kepada pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu
tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak
lain untuk melaksanakan hak tersebut.

1. Hak Desain Industri di berikan untuk Desain Industri yang baru.

a. Hak Desain Industri tidak dapat di berikan apabila desain industri tersebut
bertentangan dengan perturan Peraturan perundang-undangan yang
berlaku, ketertiban umum, agama, kesusilaan.
b. Yang berhak memperoleh hak desain industri adalah pendesain atau
yang menerima hak dari pendesain.
c. Jangka waktu perlindungan Hak desain Industri adalah 10 tahun.
d. Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak ekseklusif untuk
melaksanakan hak desain industri yang dimilikinya dan untuk melarang
orang lain tanpa persetujuannyamembuat, memakai, menjual,
mengimport, mengeksport, dan atau mengedarkan barang yang diberi hak
desain industri.
2. Pengalihan Hak Desain Industri dan lisensi melalui :
a. Pewarisan ;
b. Hibah ;
c. wasiat ;
d. Perjanjian tertulis
e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oler peraturan perundang-undangan.
f. Pemberian lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian.

G. DesainTata Letak Sirkuit Terpadu (DTLST)

Suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang didalamnya terdapat
berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk
secara terpadu didalam sebuah bahan semikonduktor yang dimaksudkan untuk
menghasilkan fungsi elektronik.

31 | P a g e
Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi,
yang didalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-kurangnya satu dari
elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau seluruhnya saling
berkaitan serta dibentuk secara terpadu didalam sebuah semikonduktor yang
dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

Desain Tata Letak adalah kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari
berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah
elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam satu sirkuit
terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pemuatan sirkuit terpadu.

Pendesain adalah seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan Desain


Tata Letak Sirkuit Terpadu.

1. Beberapa Hal Tentang DTLST

a. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah : hak eksekulif yang di
berikan oleh negara RI kepada pendesain atas hasil kreasinya, untuk
waktu tertentu melaksanakan sendri, atau memberikan persetujuan
kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
b. Pemegang Hak adalah: Pemegang Hak Desain Tata Letak Sirkuit
Terpadu, yaitu pendesain atau penerima hak pendesain yang terdaftar
dalam daftar umum desain tata letak sirkuit terpadu
c. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu di berikan untuk desain tata letak
sirkuit terpadu yang orisinil, merupakan hasil karya mandiri pendesain,
dan pada saat DTLST di buat tidak merupakan sesuatu umum bagi para
pendesain
d. Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu tidak dapat di berikan jika desain
tata letak sirkuit terpadu tersebut bertentang dengan Perturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau
kesusilaan.

2. Pengalihan Hak Desain Industri dan lisensi melalui :

a. Pewarisan ;

32 | P a g e
b. Hibah ;
c. wasiat ;
d. Perjanjian tertulis
e. Sebab-sebab lain yang dibenarkan oler Peraturan Perundang-undangan.
Pemberian Lisensi kepada pihak lain berdasarkan perjanjian.

H. Latihan

Bentuk 6 (enam) kelompok yang terdiri dari 5 orang dan masing-masing


kelompok memilih suatu produk, dan mendiskusikannya rejim KI yang mana
yang dapat digunakan sebagai upaya memberikan perlindungan kepada
produk yang dipilih tersebut.

I. Rangkuman

Ruang lingkup perlindungan KI, memiliki berbagai jenis rejim perlindungan.


Menurut World Intellectual Property Organization (WIPO) mengelompokan KI
dalam 2 (dua) bagian, yaitu Hak Cipta diatur oleh UU No.28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta, dan Hak Kekayaan Industri yang terdiri dari Paten, Merek,
Rahasia Dagang, Desain Industri, dan Desain tata letak sirkuit terpadu.
Masing-masing jenis rejim perlindungan memeliki persyaratan dan lama
perlindungan masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-
undangan masing-masing.

J. Evaluasi
1. Sebutkan minimal 2 (dua) jenis KI dan dasar hukumnya.
2. Apa yang dimaksud perlindungan paten, dan apa saja persyaratannya!

K. Umpan Balik
1. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat bagi peserta pelatihan?
2. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?
3. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk pembelajaran bagi peserta
pelatihan?
4. Apakah materi dalam modul ini mudah dibaca dan dipahami oleh peserta
pelatihan?

33 | P a g e
BAB V

TUGAS POKOK DAN FUNGSI


DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Setelah selesai pembelajaran peserta dapat menjelaskan


tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
dengan baik dan benar.

Pada pembelajaran ini akan disampaikan materi tugas pokok dan fungsi
Derektorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang meliputi pengertian,
perkembangan Dirjen KI, perubahan nomenklatur dan penjelasan tugas pokok
dan fungsi Derektorat Jenderal KI .

A. Perkembangan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Pelayanan jasa hukum di bidang Hak Kekayaan Intelektual (KI) di Indonesia


sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Untuk pertama kalinya didaftar
merek No. 1 (satu) oleh Hulpbureua Voor den Industrieelen Eigendom pada
tanggal 10 Januari 1894 di Batavia.

Berdasarkan Reglement Industrieelen Eigendom 1912 Stbl. 1912-545 jo 1913-


214, yang melakukan pendaftaran merek di Indonesia adalah Hulpbureua Voor
den Industrieleen Eigendom di bawah Department Van Justitie yang waktu itu
hanya khusus menangani pendaftaran merek. Kemudian berdasarkan Stbl.
1924 No. 576 ayat 2 ruang lingkup tugas Department Van Justitie meliputi pula
bidang milik perindustrian.Dalam masa kemerdekaan RepubIik Indonesia
sesuai dengan Pasal II Aturan Peralihan Undang-undang Dasar 1945, Stbl.
1924 No. 576 masih tetap berlaku dengan perubahan nama menjadi Kantor
Milik Kerajinan. Pada tahun 1947 Kantor Milik Kerajinan pindah ke Surakarta
dan pada tanggal 9 Oktober 1947 berubah namanya menjadi Kantor Milik
Perindustrian.

34 | P a g e
Pada masa pemerintahan RIS Kantor Milik Perindustrian pindah ke Jakarta.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 60 tahun 1948 tentang lapangan
pekerjaan, susunan, pimpinan dan tugas kewajiban Kementerian Kehakiman
yang meliputi pula Kantor Milik Perindustrian, Kantor Milik Perindustrian terdiri
atas:

1. Bagian Pendaftaran Cap Dagang.


2. Bagian Perlindungan atas Pendapatan-pendapatan Baru (Octrooi).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman tanggal 12 Pebruari 1964 no. J.S.


4/4/4 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, yang
disempurnakan dengan Keputusan Menteri Kehakiman no. J.S.4/4/24 tanggal
27 Juni 1965 tentang Tugas dan Organisasi Departemen Kehakiman, nama
Kantor Milik Perindustrian diganti menjadi Direktorat Urusan Paten yang
bertugas menyelenggarakan peraturan-peraturan mengenai perlindungan
penemuan dan penciptaan.

Dengan demikian, sesuai dengan Keputusan Menteri Kehakiman tersebut


Direktorat Urusan Paten tidak saja menangani urusan bidang merek dan
bidang paten tetapi juga menangani bidang hak cipta.

Tahun 1966, Presidium Kabinet mengeluarkan keputusan no.


75/U/Kep/11/1966 tentang Struktur Organisasi dan Pembagian tugas
Departemen. Dalam Keputusan ini Direktorat Urusan Paten berubah menjadi
Direktorat Paten, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Peradilan dan
Perundang-undangan, yang terdiri dari:

1. Dinas Pendaftaran Merek


2. Dinas Paten

3. Dinas Hak Cipta

Pada tahun 1969 melalui Keputusan Presiden No. 39 Tahun 1969 dibentuk
Direktorat Jenderal Pembinaan Badan-badan Peradilan. Dengan dibentuknya
Direktorat Jenderal yang baru tersebut, Direktorat Jenderal Pembinaan Badan

35 | P a g e
badan Peradilan dan Perundang-undangan dipecah menjadi Direktorat
Jenderal.

B. Perubahan Nomenklatur Dirjen KI

Dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.44 Tahun 2015 Tentang Kementerian


Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 22 April 2015, nomenklatur
Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) mengalami perubahan.
Terkait Direktorat Hak Kekayaan Intelektual telah dirubah menjadi Direktorat
Kekayaan Intelektual2, maka dewasa ini, istilah Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
telah diubah menjadi Kekayaan Intelektual (KI).

C. Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

Berdasarkan Pasal 25 disebutkan bahwa Direktorat Jenderal Kekayaan


Intelektual berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Serta
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dipimpin oleh Direktur Jenderal.

Selanjutnya, berdasarkan Pasal 26 disebutkan bahwa Direktorat Jenderal


Kekayaan Intelektual mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan intelektual sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26,


Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual,


penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan,
penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual,
kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang
kekayaan intelektual;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perlindungan hukum kekayaan intelektual,


penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan intelektual, penyidikan,
penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran kekayaan intelektual,

2
Lihat Pasal 4 Perpres No.44 Tahun 2015
36 | P a g e
kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta teknologi informasi di bidang
kekayaan intelektual;

c. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang perlindungan hukum


kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran kekayaan
intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan pelanggaran
kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual, serta
teknologi

informasi di bidang kekayaan intelektual;

d. pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang perlindungan


hukum kekayaan intelektual, penyelesaian permohonan pendaftaran
kekayaan intelektual, penyidikan, penyelesaian sengketa dan pengaduan
pelanggaran kekayaan intelektual, kerja sama, promosi kekayaan intelektual,
serta teknologi informasi di bidang kekayaan intelektual;

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

D. Visi dan Misi

Visi 2025 : Menjadi Institusi Kekayaan Intelektual Berstandar Internasional

Misi 2025 : - Melayani dengan Prima

- Memasyarakatkan Kekayaan Intelektual

- Menjamin Kepastian Hukum


E. Struktur Organisasi

Dalam Pasal 28 disebutkan bahwa Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual


terdiri atas Sekretariat Direktorat Jenderal dan paling banyak 6 (enam)
Direktorat.

37 | P a g e
Gambar 3:

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL KI

DIREKTORAT
JENDERAL

SEKRETARI
AT

DIREKTORAT DiDIREKTORAT DIREKTORA DIREKTOR DIREKTO DIREKTORA


MEREK HAK CIPTA, T PATEN AT RAT T
DTLST dan RD
KERJASA TEHNOLO PENYIDIKAN
MA dan GI
PROMOSI INFORMA
SI

Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual merupakan sebuah unsur


pelaksana Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia yang
mempunyai tugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi
teknis di bidang Kekayaan Intelektual. Lembaga ini dipimpin oleh seorang
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Dalam menyelenggarakan tugas, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual


mempunyai fungsi:

1. penyiapan perumusan kebijakan Departemen di bidang hak cipta, desain


industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang, paten, merek,
kerja sama dan pengembangan serta teknologi informasi;

2. pelaksanaan kebijakan di bidang hak cipta, desain industri, desain tata letak
sirkuit terpadu dan rahasia dagang, paten, merek, kerja sama dan
pengembangan serta teknologi informasi;

3. perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang Hak


cipta, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan rahasia dagang,
peten, merek, kerja sama dan pengembangan serta teknologi informasi;

38 | P a g e
4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi; dan

5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

F. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual

1. Sekretariat Direktorat Jenderal;

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan urusan


administrasi kepadaseluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Kekayaan Intelektual. Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan
fungsi:

a. pelaksanaan dan koordinasi penyusunan rencana, program dan


anggaran, evaluasi,
b. penyusunan kegiatan hak kekayaan intelektual;
c. pengelolaan urusan kepegawaian;
d. pelaksanaan urusan administrasi keuangan;
e. pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga; dan
f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual.

2. Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
dan RahasiaDagang;

Untuk melaksanakan tugas Direktorat Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan Rancangan Kebijakan Teknis Di Bidang Hak Cipta, Desain


Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dan Rahasia Dagang;
Pembinaan Dan Bimbingan Teknis Di Bidang Hak Cipta, Desain Industri,
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dan Rahasia Dagang;
b. Pelaksanaan Penerimaan Permohonan, Pemeriksaan Kelengkapan
Persyaratan Formalitas Dan Substantif Di Bidang Hak Cipta, Desain Industri,
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu DanRahasia Dagang;
c. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Dan Penelusuran Dalam Menentukan
Ditolak Atau Didaftar Atas Permintaan Pendaftaran;
39 | P a g e
d. Pelaksanaan Pendaftaran, Administrasi Penolakan, Pencatatan Lisensi,
Pengalihan Perubahan, Pembatalan, Penghapusan Dan Pengumuman Di
Bidang Hak Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dan
Rahasia Dagang; Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis Di Bidang Hak
Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu Dan Rahasia
Dagang;
e. Pemberian Pertimbangan Dan Pendapat Hukum, Litigasi, Penegakan,
Penyidikan Dan Penyelesaian Sengketa;
f. Dan Pengelolaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga Direktorat Hak
Cipta, Desain Industri,
g. Desain Tata Letak Sirkuit Dan Rahasia Dagang.

3. Direktorat Paten;
Direktorat Paten mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat
Jenderal di bidang paten berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 709,
Direktorat Paten menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan Rancangan Kebijakan Teknis Di Bidang Paten;
b. Pembinaan Dan Pemberian Bimbingan Teknis Di Bidang Paten;
c. Pelaksanaan Penerimaan Permohonan Paten Dan Permohonan
Pemeriksaan Substantif, Pengadministrasian Permohonan Paten Dan
Dokumen Pemeriksaan Substantif, Publikasi Permohonan Paten, Dan
Penyiapan Bahan Pembuatan Sertifikat Pemberian Paten, Pendaftaran
Lisensi, Pengalihan Paten, Pemantauan Pemeliharaan Paten,
PenerimaanPermohonan Pelaksanaan Pembuatan Dokumen Prioritas;
d. Pelaksanaan Pemeriksaan Administratif Dan Substantif, Pengklasifikasian,
Penelusuran, Permohonan Paten Dan Pengambilan Keputusan Pemberian
Atau Penolakan Paten Dalam Bidang Keahlian Elektro/Fisika,
Mekanik/Teknologi Umum Dan Kimia/Farmasi/Biologi;
e. Pemberian Pertimbangan, Pendapat Dan Penegakan Serta Pelayanan
Hukum, Litigasi, Penyidikan Dan Administrasi Komisi Banding Paten; Dan
f. Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dan Rumah Tangga Direktorat Paten.
40 | P a g e
4. Direktorat Merek;

Direktorat Merek mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Direktorat


Jenderal di bidang merek sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Untuk melaksanakan tugas Direktorat Merek menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan rancangan kebijakan teknis dan fungsional di bidang


merekpembinaan dan bimbingan teknis di bidang merek;
b. pelaksanaan penerimaan aplikasi, permohonan indikasi geografis dan
indikasi asal,pemeriksaan persyaratan aplikasi, pengklasifikasian,
pemberian kode unsur konfiguratif,perpanjangan, pengalihan hak, lisensi,
pembatalan, penghapusan dan perubahan;
c. pengendalian dan pelaksanaan pemeriksaan kelengkapan persyaratan
aplikasi, pengolahan dan pendaftaran merek terkenal serta pemeriksaan
substantif;
d. pelaksanaan pendaftaran, sertifikasi, pencatatan lisensi, pengalihan hak,
perubahan namadan atau alamat, penghapusan dan pembatalan;
e. pelaksanaan pengumuman dan publikasi merek;
f. pemberian pertimbangan dan pendapat hukum, penegakan,
pemantauan,pengawasan,penyidikan, litigasi dan administrasi komisi
banding; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Merek

5. Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan


Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan
sebagian tugas Direktorat Jenderal di bidang kerja sama dan pengembangan
sistem hak kekayaan intelektual berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan
Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

Untuk melaksanakan tugas Direktorat Kerja Sama dan Pengembangan


menyelenggarakan fungsi :

41 | P a g e
a. penyiapan rancangan kebijakan teknis di bidang kerja sama dan
pengembangan sistem hak kekayaan intelektual berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
b. penyiapan bahan koordinasi kegiatan kerja sama dengan berbagai institusi,
pelatihan teknis di bidang hak kekayaan intelektual;
c. pembinaan teknis pelayanan informasi hak kekayaan intelektual;
d. evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang kerja sama pengembangan sistem
hak kekayaan intelektual; dan
e. pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Kerja Sama
dan Pengembangan.

6. Direktorat Teknologi Informasi.

Direktorat Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan sebagian


tugas Direktorat Jenderal di bidang teknologi informasi dan pengelolaan
dokumentasi hak kekayaan intelektualberdasarkan kebijakan teknis yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual. Untuk
melaksanakan Direktorat Teknologi Informasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan rancangan kebijakan teknis di bidang teknologi informasi;


b. Pelaksanaan pengembangan sistem teknologi informasi;
c. Pelaksanaan pendukung sistem teknologi informasi;
d. Pengelolaan dokumentasi hak kekayaan intelektual;
e. Pelaksanaan manajemen kontrak teknologi informasi;
f. Pelaksanaan evaluasi penggunaan teknologi informasi; dan
g. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat teknologi
informasi.

G. Latihan
Kelompok dibagi menjadi 4 kelompok (Paten, Merek, Hak Cipta, dan Desain
Industri dan . Masing-masing kelompok membahas mekanisme pendaftaran
sesuai dengan Direktorat yang dipilih, dan mendiskusikannya.

42 | P a g e
H. Rangkuman
Tugas dan Fungsi Direktorat kekayaan intelektual memiliki sejarah panjang
dalam upaya memberikan perlindungan KI di Indonesia. Seiring dengan
perubahan nomenklatur, maka Direktorat kekayaan intelektual mengalami
banyak perubahan terkait dengan tugas dan fungsinya, seiring dengan
perkembangan dunia usaha baik di Indonesia maupun di luar negeri.
I. Evaluasi
1. Apa tugas dan fungsi Direktorat Merek dalam memberikan perlindungan
merek di Indonesia?
J. Umpan Balik
1. Apakah bahan modul ini tidak terlalu berat bagi peserta pelatihan?
2. Apakah peserta pelatihan menggunakan alat bantu belajar yang cukup?
3. Apakah waktu yang digunakan cukup untuk pembelajaran bagi peserta
pelatihan?
4. Apakah materi dalam modul ini mudah dibaca dan dipahami oleh peserta
pelatihan?

43 | P a g e
BAB VI
PENUTUP
Secara garis besar, modul ini memberikan pengetahuan dasar terkait dengan
Kekayaan Intelektual, serta pemahaman terkait jenis-jenis perlindungan yang
yang menjadi tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Setelah selesai pembelajaran dalam modul ini diharapkan peserta mendapat
gambaran yang utuh terkait penjelasan hal-ikhwal kekayaan intelektual mulai
dari pengetahuan dasar terkait dengan KI, sampai dengan upaya perlindungan,
serta mengetahui siapa yang memiliki tugas dan fungsi dalam menjalankan
tugas tersebut.
Tentunya, dalam penulisan modul ini ini, disadari masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun akan sangat
bermanfaat bagi kami dalam menyempurnakan dan mengembangkan bahan
ajar ini lebih lanjut. Besar harapan kami, modul yang sederhana ini dapat
bermanfaat bagi bagi peserta diklat baik klasikal maupun e-learning.

A. Rangkuman

Modul ini dimaksudkan untuk menambah pengetahuan tentang kompetensi


dasar MTSL di bidang Kekayaan Intelektual, dalam rangka pengembangan
pengetahuan bagi pegawai di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI
khususnya, dan masyarakat pada umumnya. KI didefinisikan sebagai suatu
perlindungan hukum yang diberikan oleh negara kepada
seseorang/sekelompok orang ataupun badan yang idenya dituangkan
dalam bentuk suatu karya cipta sehingga menghasilkan suatu karya baru.
Kekayaan Intelektual (KI) atau Intellectual Property(IP) adalah hasil dari
kemampuan pikir/kecerdasan (karya, cipta, dan karsa) manusia yang
mempunyai nilai, termasuk nilai ekonomis. Oleh karena itu, kekayaan
intelektual yang ekonomis sering disebut sebagai Kekayaan tak berwujud
(Intangible Asset), bahkan juga disebut Aset Komersial. Materi yang
tertuang dalam modul muatan teknis substantif ini hendaknya dapat
ditindaklanjuti dalam modul-mudul pembelajaran yang lebih spesifik lagi

44 | P a g e
guna memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi perkembangan
ilmu pengatahuan KI di Indonesia.

B. Saran

1. Peserta diharapkan dapat mempelajari dan memahami modul ini untuk


meningkatkan kompetensi teknis, khususnya dalam rangka memberikan
perlindungan KI.

2. Guna mewujudkan kepastian hukum dalam pemberian perlindungan


hukum KI, maka diharapkan peserta aktif dalam pembelajaran yang
disampaikan dalam modul ini.

45 | P a g e
DAFTAR PUSAKA

A. Dasar Perundang-undangan
1. Republik Indonesia. 1994. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994
tentang Pendirian World Trade Organisation.
2. Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014
tentang Hak Cipta.
3. Republik Indonesia. 2016. Undang-Undang Nomor 03 Tahun 2016
tentang Paten.
4. Republik Indonesia. 2016. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016
tentang Merek + Indikasi Geografis.
5. Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
tentang Rahasia Dagang.
6. Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2010
tentang Desain Industri.
7. Republik Indonesia. 2000. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000
tentang Tata LetakSirkuitTerpadu.
8. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 1/Munas
VII/MUI/5/2005 Tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (KI)

B. Buku Referensi

1. Achmad Zen Umar Purba, Hak Kekayaan Intelektual Pasca TRIPs,


Alumni, Bandung, 2005.
2. Darianto Harsono dkk, Sekilas WTO (World Trade Organization),
Direktorat Perdagangan dan Perindustrian Multilateral, Direktorat
Jenderal Multilateral Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan,
Departemen Luar Negeri RI, Edisi Ketiga, Jakarta, 2005.
3. Edy Santoso, Perdagangan Perangkat Lunak Komputer Melalui
Transaksi Elektronik Dihubungkan Dengan Perlindungan Pemegang
Hak Cipta Dan Konsumen, UNPAD, Bandung, 2009.
4. Locke. John, Two treaties of Government, Cambridge, Book II, 1988.
5. Huala Adolf, ,Hukum Perdagangan Internasional, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2005.
6. Sunaryati Hartono, Bhineka Tunggal Ika Sebagai Asas Hukum Bagi
Pembangunan Hukum Nasional, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006.
46 | P a g e
7. Tim Lindsey dkk, Hak Kekayaan Intelektual, Suatu Pengantar’, Alumni,
Jakarta, 2006”.
8. Buku Panduan: Hak Kekayaan Intelektual, Direktorat Jenderal KI,
Departemen Hukum dan HAM, Tangerang, 2005.

47 | P a g e
Daftar Gambar

1.Gambar 1: Bagan KI Bagian Dari Kebendaan................................................12

2.Gambar 2: Bagan Hak Kekayaan Intelektual................................................. 20

3.Gambar 3: Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.....37

48 | P a g e
Glosarium

1. Intangible asset : Aset yang merupakan bagian kekayaan


seseorang/perusahaan yang tidak Nampak
(intangible), seperti kekayaan intelektual, saham,
dan lain sebagainya.

2. Kekayaan Intelektual : suatu perlindungan hukum yang diberikan oleh


negara kepada seseorang/sekelompok orang
ataupun badan yang idenya dituangkan dalam
bentuk suatu karya cipta sehingga menghasilkan
suatu karya baru.

3. Tangible asset : Aset yang merupakan bagian kekayaan


seseorang/perusahaan yang Nampak, seperti
kantor, tanah, mobil, dan sebaginya.

4. World Trade Organization (WTO) : Organisasi Perdagangan Dunia yang


telah diatur pendiriannya melalui UU No.7 Tahun
1994 tentang pendirian Organisasi Perdagangan
Dunia atau World Trade Organization (WTO).

49 | P a g e
Kunci Jawaban

Bab II:

No. 1: Jelaskan pengertian umum terkait dengan KI!

KI didefinisikan sebagai suatu perlindungan hukum yang diberikan oleh


negara kepada seseorang/sekelompok orang ataupun badan yang idenya
dituangkan dalam bentuk suatu karya cipta sehingga menghasilkan suatu
karya baru.

No. 2: Jelaskan perbedaan mendasar antara asset yang Nampak (tangible)


dan asset yang tidak Nampak (intangible)!

Aset terbagi 2 (dua), aset yang nampak (tangible) itu terkait dengan objek
yang terlihat seperti Rumah, tanah, mobil dll, sedangkan Kekayaan
Intelektual adalah aset yang tidak tampak (intangible). Ini adalah berupa
hak, untuk menikmati hasil karya-nya.

Bab III:

No. 1: Sebutkan minimal 2 teori apa saja yag mendukung perlindungan KI!

Dapat memilih 2 dari teori sebagai berikut:

1. Teori Reward, bahwa pencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan


sastra, serta penemu di bidang teknologi baru yang mengandung
langkah inovatif serta dapat diterapkan dalam industri, diberikan suatu
penghargaan dan pengakuan serta perlindungan atas keberhasilan
upaya dalam melahirkan ciptaan baru itu;
2. Teori Recovery, bahwa atas usaha dari pencipta dan penemu yang
telah mengeluarkan tenaga, pikiran, waktu dan biaya yang tidak sedikit
jumlahnya, kepadanya diberikan hak eksklusif untuk mengekploitasi KI
guna meraih kembali yang telah dikeluarkannya;
3. Teori incentive, bahwa insentif diberikan untuk merangsang kreativitas
dan upaya menciptakan karya-karya baru di bidang teknologi;
4. Teori Public Benefit, bahwa KI merupakan suatu alat untuk meraih dan
mengembangkan ekonomi.

No. 2: Sebutkan pengalihak hak dalam rejim KI.

Di Indonesia KI termasuk ke dalam benda bergerak, yang memungkinkan


dapat dialihkan, baik seluruh maupun sebagian karena pewarisan, hibah,
wasiat, perjanjian tertulis, atau sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh
peraturan perundang-undangan.

50 | P a g e
Bab IV:

No. 1: Sebutkan 2 (dua) jenis KI dan dasar hukumnya.

Dapat menyebutkan 2 (dua) jenis, yaitu:


a. Hak Cipta diatur oleh UU No.28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.
b. Paten diatur oleh UU No.03 Tahun 2016 tentang Paten
c. Merek diatur oleh UU No.20 Tahun 2016 tentang Merek + Indikasi
Geografis.
d. Rahasia Dagang diatur olehUU No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia
Dagang.
e. Desain Industri diatur oleh UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain
Industri.
f. Desain tata letak sirkuit terpadu diatur oleh UU No.32 Tahun 2000
tentang Tata Letak Sirkuit Terpadu.

No. 2: Apa yang dimaksud perlindungan paten, dan apa saja persyaratannya!

Paten adalah Hak khusus yang diberikan negara kepada penemu atas
hasil penemuannya di bidang teknologi

Persyaratan yang dapat diberi paten


a. Paten di berikan untuk invensi yang baru.
b. Suatu Invensi mengandung langkah inventif di bidang teknik.
c. Penilaian bahwa suatu invensi merupakan hal yang tidak dapat diduga
sebelumnya.

Bab V:

No. 1: Apa tugas dan fungsi Direktorat Merek dalam memberikan perlindungan
merek di Indonesia?

Untuk melaksanakan tugas Direktorat Merek menyelenggarakan fungsi


(jawaban dapat menuliskan kata kuncinya):

a. penyiapan rancangan kebijakan teknis dan fungsional di bidang


merekpembinaan dan bimbingan teknis di bidang merek;
b. pelaksanaan penerimaan aplikasi, permohonan indikasi geografis dan
indikasi asal,pemeriksaan persyaratan aplikasi, pengklasifikasian,

51 | P a g e
pemberian kode unsur konfiguratif,perpanjangan, pengalihan hak,
lisensi, pembatalan, penghapusan dan perubahan;
c. pengendalian dan pelaksanaan pemeriksaan kelengkapan persyaratan
aplikasi, pengolahan dan pendaftaran merek terkenal serta
pemeriksaan substantif;
d. pelaksanaan pendaftaran, sertifikasi, pencatatan lisensi, pengalihan
hak, perubahan namadan atau alamat, penghapusan dan pembatalan;
e. pelaksanaan pengumuman dan publikasi merek;
f. pemberian pertimbangan dan pendapat hukum, penegakan,
pemantauan,pengawasan,penyidikan, litigasi dan administrasi komisi
banding; dan
g. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Merek

52 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai