Anda di halaman 1dari 15

PROYEK PENUGASAN INDIVIDU MATA KULIAH (PPI-MK)

BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN


KEPRIBADIAN

MENJADI ASN TANGGUH UNTUK MENYONGSONG


GENERASI EMAS 2045

HALAMAN JUDU L

Diajukan oleh:
Nama : Jihadurridho Suryatman
NPM : 1302180598
Kelas / No. Absen : 5-54/16
Dosen Pengampu : Yusa’ Farchan S, Sos., M.Si.

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah

yang berjudul “Menjadi ASN Tangguh untuk Menyongsong Generasi Emas 2045” ini

dengan baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi ujian akhir semester (UAS) mata

kuliah Budaya Nusantara dan Pengembangan Kepribadian. Dalam kesempatan kali ini

saya ingin mengucapkan Terima kasih kepada Bapak Yusa’ Farchan S, Sos., M.Si.

selaku dosen pengampu mata kuliah Budaya Nusantara dan Pengembangan

Kepribadian yang telah memberikan wawasan dan arahan sehingga saya menyusun

makalah ini dan juga saya ingin berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kelancaran dalam penulisan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini saya sepenuhnya menyadari bahwa penulisan

makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya sangat menerima

segala masukan dan kritik yang bersifat membangun, agar saya dapat menulis makalah

dengan lebih baik lagi untuk kedepannya. Terima kasih.

Mataram, 9 Februari 2021

Jihadurridho Suryatman
NPM. 1302180598

ii
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

Daftar Isi....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................... 3

2.1. Bonus Demografi ........................................................................................... 3

2.2. Pengertian ASN .............................................................................................. 3

2.3. Teori Motivasi ................................................................................................ 4

2.4. Teori Kepemimpinan ...................................................................................... 5

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................. 6

3.1. Langkah-langkah Mempersiapkan ASN Tangguh untuk Menyongsong


Generasi Emas 2045 .................................................................................................. 6

3.2. Motivasi Menjadi ASN .................................................................................. 7

3.3. Visi-Misi Menjadi Seorang ASN ................................................................... 9

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 10

4.1. Kesimpulan ................................................................................................... 10

4.2. Saran ............................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bonus demografi menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mempercepat

pembangunan nasional dengan dukungan sumber daya manusia (SDM) pada usia

produktif. Sejalan dengan itu, Tahun 2045 Indonesia akan bangkit memasuki yang

namanya generasi emas dengan harapan terciptanya generasi yang produktif. Dalam

rangka menyiapkan nya diperlukan pembangunan karakter dan konsep diri dalam

perspektif masa depan, yaitu dengan mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju,

unggul, modern, berkualitas, serta menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa.

Keberhasilan dalam membangun karakter dan konsep diri akan memberikan kontribusi

besar dalam pencapaian pembangunan nasional dalam segala dimensi, yaitu dimensi

pendidikan, sosial, budaya, dan politik.

(Generasi emas indonesia 2045, 2017) menyatakan Cita-cita dan impian

indonesia tahun 2085 adalah berdaulat, maju, adil, dan makmur. Untuk itu harus

didukung dengan empat pilar, yaitu 1) Pembangunan SDM dan penguasaan Iptek, 2)

Perkembangan ekonomi berkelanjutan, 3) Pemerataan pembangunan, 4) Ketahanan

nasional dan tata kelola pemerintahan. Pembangunan SDM dapat diwujudkan melalui

perbaikan edukasi dan birokrasi Aparatur Sipil Negara (ASN).

1
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan topik yang akan dibahas, terdapat beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1. Bagaimana langkah-langkah mempersiapkan ASN tangguh untuk menyongsong

generasi emas 2045?

2. Apa motivasi penulis menjadi ASN?

3. Apa visi-misi penulis menjadi ASN?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan yang akan dicapai penulis adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui langkah-langkah yang diambil penulis dalam mempersiapkan

ASN tangguh untuk menyongsong generasi emas 2045

2. Untuk mengetahui motivasi penulis menjadi seorang ASN

3. Untuk mengetahui visi-misi penulis menjadi Seorang ASN

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bonus Demografi

Saat ini Indonesia memasuki era bonus demografi, yang dimana jumlah

penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk

usia tidak produktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total

penduduk Indonesia. Hal ini dimanfaatkan pemerintah untuk mendatangkan

keuntungan dari segi ekonomi dalam mendorong kemajuan bangsa apabila sumber

daya manusianya sudah dipersiapkan sejak awal. Bonus demografi ini tercipta karena

meningkatnya tabungan, angkatan kerja, dan sumber daya manusia. Salah satu cara

untuk memanfaatkan bonus demografi ini dengan cara ASN harus dibentuk

kualitasnya dengan membangun karakter dan konsep diri sejak sekarang.

2.2. Pengertian ASN

Menurut undang - undang nomor 5 tahun 2014 pengertian ASN atau Aparatur

Sipil Negara adalah profesi bagi pegawai sipil dan pegawai pemerintah yang bekerja

pada instansi pemerintah dan telah memenuhi syarat tertentu untuk diangkat menjadi

ASN. Aparatur Sipil Negara harus memegang teguh pendirian pada asas-asas, prinsip,

dan nilai-nilai dasar dalam menjalankan tugasnya sebagai pegawai pemerintah. Salah

satu nilai yang harus dipegang teguh sebagai pegawai negeri Kementerian Keuangan

yaitu melaksanakan tugasnya dan berpegang teguh pada nilai-nilai Kementerian

Keuangan.

3
Ada 5 nilai-nilai kementerian keuangan, diantaranya yaitu:

1. Integritas. Pegawai harus berpikir, berkata, serta bertindak sesuai dengan prinsip

dan kode etik dan prinsip moral, dengan mengedepankan kejujuran walaupun tidak

diawasi

2. Profesionalisme. Dalam melaksanakan pekerjaannya, pegawai harus

menyelesaikan dengan tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan

penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

3. Sinergi. Membangun hubungan kerja sama yang produktif dan harmonis dengan

para pemangku kepentingan untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan

berkualitas.

4. Pelayanan. Memberikan pelayanan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, tepat,

dan akurat kepada para pemangku kepentingan.

5. Kesempurnaan. Senantiasa melakukan upaya perbaikan apa saja dan memberikan

yang terbaik di segala bidang.

Nilai-nilai itu tidak hanya dilaksanakan oleh pegawai Kementerian Keuangan

saja, namun berlaku kepada semua ASN yang bekerja pada instansi pemerintahan

Indonesia.

2.3. Teori Motivasi

Menurut Maslow motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan

yang dilakukan oleh individu. Ia memperlihatkannya dalam 5 tingkatan berbentuk

piramid. Manusia memulai dorongan dari tingkatan terbawah untuk menggapai

4
lapisan paling atas. Lima tingkatan kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki

Kebutuhan Maslow:

a) Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, mengantuk, dan sebagainya)

b) Kebutuhan rasa aman (terlindungi dari bahaya)

c) Kebutuhan diakui dan disayangi (diterima oleh orang lain)

d) Kebutuhan dihargai (mendapatkan dukungan dan pengakuan oleh orang

lain)

e) Kebutuhan aktualisasi diri. (mendapatkan kepuasan diri dan mengetahui

potensi dirinya)

2.4. Teori Kepemimpinan

Menurut Bennis (1959) kepemimpinan yaitu proses dimana pemimpin

mendorong bawahan agar berperilaku sesuai dengan yang diinginkan. Seorang

pemimpin harus memiliki karakter dan moral yang baik serta berpandangan ke

depan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Pemimpin berbeda dengan

manajer. Manajer bertugas mengelola, mempertahankan, dan melihat jangka

pendek, sedangkan pemimpin bertugas menginovasikan, mengembangkan, dan

melihat ke depan dengan perspektif jangka panjang.

5
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Langkah-langkah Mempersiapkan ASN Tangguh untuk Menyongsong

Generasi Emas 2045

Pada pilar pertama, yaitu pembangunan SDM dan penguasaan iptek. Di tahun

2030 hingga 2035, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang dimana

penduduk usia produktif lebih banyak dibandingkan usis non produktif. Oleh karena

itu, dimanfaatkan oleh Indonesia dengan membangun lapangan pekerjaan untuk

meningkatkan daya saing dengan negara lain. Pembangunan SDM harus dipersiapkan

dengan matang. Salah satunya dengan perbaikan birokrasi Aparatus Sipil Negara

(ASN) yang dapat dilakukan dengan cara:

1. Mengadakan pelatihan ASN guna meningkatkan kualitas kinerjanya. Pelatihan

dapat berupa motivasi dan gaya kepemimpinan yang baik agar memiliki karakter

dan konsep diri sebagai seorang ASN.

2. Mengirim ASN untuk meningkatkan pendidikan guna memperoleh jenjang karir

yang lebih tinggi lagi.

3. Perbaikan lingkungan ASN yang sehat dan bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme dengan mengedepankan nilai-nilai sebagai ASN salah satunya yaitu

nilai-nilai yang tertanam dalam Kementerian Keuangan.

6
Langkah-langkah yang dilakukan penulis untuk menjadi ASN tangguh yaitu:

1. Bersikap jujur dan amanah pada setiap pekerjaan yang dilakukan meskipun tidak

ada yang diawasi. Sudah seharusnya integritas ini dihadirkan pada setiap

lingkungan dimana pun berada agar penulis tidak melakukan hal-hal yang

merugikan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh tokoh inspirasi ASN yaitu

Bapak Nufransa Wira Sakti “Pintar saja tidak cukup apabila integritas tidak ada”

2. Bersikap profesionalisme dengan bertanggung jawab dan komitmen pada setiap

pekerjaan yang dijalani. Penulis harus memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas

untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi apapun yang terjadi.

3. Penulis harus meningkatkan hubungan kerja sama yang baik dan harmonis

kepada setiap orang guna mencapai tujuan yang direncanakan. Dengan adanya

networking yang baik maka akan semakin mudah untuk melakukan suatu

pekerjaan ke depannya.

4. Memberikan pelayan yang terbaik untuk orang lain dan diri sendiri dengan

sepenuh hati sesuai dengan nilai sinergi Kementerian Keuangan.

5. Penulis akan terus mengintrospeksi diri dan memperbaiki diri menjadi lebih baik

sehingga memiliki kapasitas yang lebih bagi instansi dan keseluruhan.

3.2. Motivasi Menjadi ASN

Motivasi merupakan sebuah dorongan dan hasrat yang begitu besar dari dalam

diri manusia untuk dapat mencapai sesuatu yang diinginkan. Semakin tinggi motivasi

maka semakin berdampak baik bagi kehidupannya. Oleh karena itu setiap manusia

7
membutuhkan motivasi agar tidak mudah putus asa dan bangkit dari kegagalannya,

baik itu berasal dari internal maupun eksternal. Motivasi dari internal dapat berupa

dorongan dari individu itu sendiri untuk terus memiliki hasrat kebutuhan hidup tanpa

adanya pengaruh dari orang lain, sedangkan motivasi eksternal timbul dan sering sekali

dipengaruhi tindakan dari luar diri individu, contohnya seperti penghargaan dan

hukuman yang dapat memberikan dampak kepada individu tersebut.

Tidak sedikit sekarang orang yang bercita-cita untuk menjadi seorang ASN,

dikarenakan jaminan kehidupan yang sudah terjamin oleh negara. Penulis termotivasi

untuk menjadi seorang ASN berkaitan dengan teori Hirarki Maslow:

1. Kebutuhan Fisiologis. Penulis ingin memiliki pekerjaan yang mampu memenuhi

kebutuhan dasar tubuhnya dari rasa lapar, haus, dan lelah agar bertahan hidup.

2. Kebutuhan Rasa Aman. Penulis ingin menjadi ASN karena pekerjaan menjadi

ASN akan menimbulkan rasa aman dari gangguan fisik maupun psikis. Rasa aman

itu datang dari fasilitas dan jaminan yang diberikan selama menjadi ASN.

3. Kebutuhan diakui dan disayangi. Kebutuhan diakui dan disayangi bukan hanya

didapatkan dari orang tua saja, namun dari orang luar yang memiliki karakteristik

yang berbeda beda sehingga kebutuhan ini semakin terpenuhi.

4. Kebutuhan dihargai. Melalui ASN penulis yakin akan mendapatkan penghargaan

melalui teman, atasan, dan instansi atas tindakan yang telah dilakukan penulis.

5. Kebutuhan aktualisasi diri. Melalui ASN penulis yakin dapat membuktikan diri

atas potensi yang dimilikinya dengan cara menjadi ASN yang berguna bagi bangsa

dan negara.

8
Dengan mengikuti teori Hirarki Kebutuhan Maslow tersebut, penulis akan

dapat bertahan hidup dengan layak. Hal tersebut yang menjadikan ASN menjadi

pekerjaan yang diidam-idamkan semua orang karena terjamin dari sekarang hingga

masa tua. Selain melalui Hirarki Kebutuhan Maslow penulis terinspirasi oleh satu

tokok ASN yang sekarang bekerja sebagai Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak,

Kementerian Keuangan yaitu Bapak Nufransa Wira Sakti. Beliau alumni PKN STAN

dan ditolak 3 kali untuk mencoba S2 dan tidak pernah menyerah untuk mencoba hingga

sekarang menjadi staff ahli. Beliau terus menggali potensi dalam dirinya selama itu

tidak menentang kode etik dan terus menginspirasi calon ASN dengan integritas nya

sehingga membawa instansi yang ditempatkannya menjadi lingkungan yang bersih.

3.3. Visi-Misi Menjadi Seorang ASN

Dalam rangka mewujudkan SDM Indonesia yang unggul, penulis sebagai calon

ASN memiliki visi yaitu mendukung visi presiden yang dituliskan dalam tujuh butir

impiannya untuk Indonesia tahun 2085, yakni sumber daya manusia Indonesia harus

memiliki kecerdasan yang mengungguli bangsa lain dan aparatur negara yang bebas

dari perilaku korupsi. Untuk mewujudkan visi tersebut penulis memiliki misi yaitu

dengan menerapkan nilai-nilai dasar, kode etik, dan perilaku sebagai ASN. Perbaikan

menjadi ASN tangguh perlu dilaksanakan dengan serentak karena generasi emas 2045

menaruh harapan kepada calon-calon ASN sekarang.

9
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, bonus demografi harus dapat

dimanfaatkan dengan baik. Dalam mengelola bonus demografi, Pentingnya

pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui pendidikan karakter ASN

tangguh, ASN ditanamkan nilai-nilai dan kode etik yang di dalam dirinya sebagai

pegawai pemerintah yang dapat berguna bagi bangsa dan negara. Menjadi seorang ASN

harus didukung dengan motivasi yang kuat untuk menjalankan amanah dengan

maksimal dan penuh kepercayaan diri melalui teori Hirarki Kebutuhan Maslow yang

dimulai dari motivasi kebutuhan fisiologis sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri.

Langkah-langkah menjadi ASN tangguh dapat dilakukan dengan menerapkan lima

nilai-nilai Kementerian Keuangan, diatarannya yaitu integritas, profesionalisme,

sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan. Apabila hal ini gagal atau tidak dapat

ditanamkan maka akan menjadi beban negara yang sangat besar, oleh karena itu

pembangunan SDM melalui ASN tangguh menjadi kunci mengantar Indonesia kepada

generasi emas 2045.

10
4.2. Saran

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjadi ASN tangguh adalah sebagai

berikut:

1. Dengan memberikan dorongan dan motivasi yang baik, contohnya seperti hadiah

dan penghargaan. Pada akhirnya ASN akan melakukan pekerjaan sesuai dengan

nilai-nilai yang ditanamkan.

2. Memberikan lingkungan kerja yang kondusif dan bersih dari korupsi, kolusi, dan

nepotisme. Karena lingkungan kerja sangat mempengaruhi bagaimana ASN itu

bertindak.

3. Menerapkan nilai-nilai Kementerian Keuangan, tidak hanya pada instansi kerja

saja, namun dimanapun tempat ASN berada.

4. Tidak menyerah terhadap kegagalan dan menganggap kegagalan itu adalah hal

yang biasa sehingga dapat dievaluasi dengan baik.

5. Memberikan kemudahan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh ASN

asal tidak bertentangan dengan kode etik agar mampu menyongsong Generasi

Emas 2045.

11
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2017). Generasi emas

Indonesia 2045. Diakses tanggal 5 Februari 2021, dari

https://paska.kemdikbud.go.id/ Generasi-Emas-2045-/

Prihartanta, W. (2015). Teori-teori motivasi. Jurnal Adabiya, 1, 5-6.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (6 Februari 2021). Nilai-nilai Kementerian

Keuangan. https://www.kemenkeu.go.id/profil/nilai-nilai-kementerian-

keuangan/

Bahan Ajar Perkuliahan tentang Teori Kepemimpinan dan Teori Motivasi

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

12

Anda mungkin juga menyukai