Anda di halaman 1dari 20

Septri Rizky MH, S.IP., M.

Si 1
KONSEP PATOLOGI Mengkaji mengenai penyakit
(Kedokteran) yg melekat pd organ manusia,
shg organ tidak berfungsi

PATOLOGI Memahami berbagai penyakit


BIROKRASI yang melekat dlm birokrasi, shg
mengalami disfungsi

MENJELASKAN BERBAGAI
BENTUK PENYAKIT
BIROKRASI (Gerald E. Caiden;
Bary Bozeman; dan Sondang P.
Siagian)
MENGAPA MUNCUL BERBAGAI PENYAKIT
BIROKRASI ??????

BAGAIMANA KARAKTERISTIK BIROKRASI


WEBER YANG PADA AWALNYA DIRANCANG
AGAR BIROKRASI DAPAT MENJALANKAN
FUNGSINYA DENGAN BAIK, PADA AKHIRNYA
JUSTRU MENIMBULKAN BERBAGAI PENYAKIT
YANG MEMBUAT BIROKRASI MENGALAMI
DISFUNGSI ???????
STRUKTUR BIROKRASI WEBERIAN MEMILIKI
BERBAGAI MASALAH INTERNAL YANG PADA
TINGKAT TERTENTU BERPOTENSI MENYEBABKAN
BIROKRASI MENGALAMI DISFUNGSI (Caiden)

SETIAP ASPEK DARI STRUKTUR BIROKRASI,


SELAIN MEMILIKI MANFAAT DAN KONTRIBUSI
THD EFISIENSI & KINERJA BIROKRASI, JUGA
MEMILIKI POTENSI UNTUK MENCIPTAKAN
PENYAKIT BIROKRASI

KAPAN & BAGAIMANA STRUKTUR BIROKRASI ITU


MENCIPTAKAN PENYAKIT BIROKRASI ????
Teori Kurva-J Birokratisasi = Parabolic Theory of Bureaucracy

K
I
N
E
R
J
A

BIROKRATISASI
PENJELASAN:

1. Banyak orang salah memahami hubungan antara


birokratisasi* dan kinerja suatu organisasi dengan
menganggap keduanya memiliki hubungan yang linear 
semakin tinggi birokratisasi semakin baik kinerja dari
organisasi, atau sebaliknya semakin tinggi birokratisasi
semakin rendah kinerja birokrasi.
2. Menurut Caiden hubungan antara birokratisasi dengan kinerja
tidak berbentuk linear, melainkan berbentuk mirip parabola
(parabolic curve)  penerapan prinsip birokratisasi Weber
sampai titik tertentu akan menghasilkan efisiensi yg lebih
tinggi, namun pada penerapan birokratisasi yang berlebihan
dan melampaui titik optimalnya, maka efisiensi justru menjadi
semakin rendah.
PENERAPAN PRINSIP BIROKRASI WEBERIAN SEBELUM & SESUDAH
MELAMPAUI TITIK OPTIMALITAS

Prinsip Birokrasi Manfaat sebelum melampaui titik Efek negatif setelah melampaui
Weberian optimalitas titik optimalitas
Hierarki • Memberikan batas kewenangan; • Menimbulkan ketergantungan kpd
• Memfasilitasi pimp dlm supervisi dan atasan, membatasi diskresi, dan
koordinasi terjadi fragmentasi dlm dec. making
• Mempermudah koordinasi dan • Melembagakan budaya paternalism
memperjelas saluran komunikasi & ABS
(vertikal) dan pertanggungjawaban • Menimbulkan distorsi dlm kom.
Formalisasi • Membantu penyelenggara maupun • Menghambat munculnya perubahan,
pengguna layanan kreativitas & inovasi dlm layanan;
• Standarisasi prosedur dan proses • Menciptakan proses kerja yg rigid,
kerja rutin dan tidak responsif
• Meningkatkan kepastian layanan
Spesialisasi • Menyederhanakan proses kerja untuk • Terjadi fragmentasi birokrasi, proses
efisiensi kerja berbelit-belit, lambat &
• Menjadi basis pengemb keahlian dan inefisensi
profesionalisme • Menimbulkan egoisme pekerja
• Menciptakan ketergantungan antar
bagian, shg terjadi ketidakpastian
dlm pekerjaan
Impersonalitas Aparat bertindak adil, obyektif dan Hilangnya sense of human being
nonpartisan dlm pelayanan
SUATU VARIABEL STRUKTUR
BIROKRASI DAPAT
MENGHASILKAN PATOLOGI
BIROKRASI JIKA
INTENSITAS DARI VARIABEL
ITU SUDAH MENJADI
BERLEBIHAN .

HUBUNGAN ANTARA BERBAGAI


VARIABEL DALAM STRUKTUR
BIROKRASI SEPERTI “HIERARKI,
SPESIALISASI, FORMALISASI SERTA
PROSEDUR DAN KINERJA” BIROKRASI
SERINGKALI TIDAK BERSIFAT LINEAR
CONTOH:

1. Membantu pimpinan melakukan supervisi & kontrol


2. Membuat arus perintah & info menjadi lebih jelas
3. Mempermudah koordinasi

HIERARKI

1. Arus perintah & info menjadi semakin panjang 


mengalami distorsi;
2. Proses pengambilan keputusan menjadi semakin
lamban dan terkotak-kotak (fragmented);
3. Memperbesar ketergantungan bawahan terhadap
atasan  penjilat, laporan yang sifatnya “ ABS “,
dan loyalitas yang berlebihan
MODEL KINERJA BIROKRASI DI INDONESIA

LINGKUNGAN

BUDAYA DAN PATOLOGI KINERJA


NILAI BIROKRASI BIROKRASI

STRUKTUR
BIROKRASI
BIROKRASI PATERNALISTIS

Pejabat Bawahan
Struktur Birokrasi sangat tergantung
Hierarkis pada atasan

Loyalitas dan Memperlakukan


pengabdian yang atasan secara
tinggi kpd atasan berlebihan

Lingkungan masyarakat yang paternalistis

MEMPEROLEH JUSTIFIKASI KULTURAL


CATATAN:

1. Pada masyarakat dengan budaya paternalistis tidak mampu


melakukan koreksi thd dampak struktur birokrasi yang
hierarkis  beda dengan di negara Barat yang mempunyai
budaya rasional  birokrasi rasional
2. Salah satu kriteria penting yg membedakan antara birokrasi
rasional dengan birokrasi paternalistis adalah konsep
mereka tentang “JABATAN”
3. Dalam birokrasi paternalistis, jabatan dilihat sbg fungsi dari
amanah atau kepecayaan atasan; sedang dalam birokrasi
rasional jabatan adalah fungsi dari prestasi kerja
4. Karakteristik dari budaya paternalistis juga terjadi pd lingk
di sekitar birokrasi, misalnya organisasi Dharma Wanita,
ketuanya selalu istri dari pimpinan
5. Dalam setiap kepanitiaan pimpinan selalu memperoleh
posisi terhormat dan menerima honor paling tinggi
PEMBENGKAKAN ANGGARAN
(Budget-Maximizing Behavior)

ALASAN:
1. Semakin besar anggaran, semakin besar pula insentif
2. Dalam birokrasi publik tidak ada hubungan yang jelas antara
biaya (cost) dan pendapatan (revenue)  tidak seperti pd
mekanisme pasar yang biaya dan pendapatan mempunyai
hubungan langsung dan membuat mereka memiliki dorongan
untuk memperkecil biaya, pada birokrasi publik dorongan
untuk memperbesar cost justru sangat besar.
3. Anggaran merupakan “driving force” bagi kehidupan birokrasi
sebagaimana “profit” menjadi “driving force” bagi mekanisme
pasar.
PEMBENGKAKAN BIROKRASI

1. Perkembangan birokrasi di Indonesia yang semula


dibentuk dengan misi yang jelas dan struktur yang
ramping  kerajaan birokrasi yang besar;
2. Ibarat bayi yang baru lahir dengan berat badan normal
 secara cepat menjadi anak yang gemuk dan
bahkan menderita obesitas

W h y . . . . . ?????
KARENA :

1. Kecenderungan internal birokrasi untuk


mengembangkan diri seiring dengan keinginan untuk
memperbesar kekuasaan dan anggaran;

2. Kapasitas masyarakat dan legislatif untuk


mengontrol perilaku birokrasi masih terbatas 
pengembangbiakan birokrasi menjadi tidak
terkendali;
PEMBENGKAKAN
BIROKRASI

MEMPERLUAS MISI MELAKUKAN KEGIATAN


BIROKRASI DI LUAR MISINYA

Bappenas
BKKBN
Bappeda
Pembengkakan birokrasi dan lembaga
negara lainnya tentu memiliki akibat yang
sangat buruk bagi kinerja pemerintah.
Bukan hanya karena akan menghasilkan
pemerintahan yang memiliki biaya tinggi
dan efisiensi rendah, tetapi juga dapat
menimbulkan akibat yang sangat buruk
implikasinya bagi kinerja pemerintah
Lembaga Baru Tumpang Tindih

CONTOH:

1.Komnas Anti Kekerasan thd Perempuan dengan


Kementrian Pemberdayaan Perempuan, Kementerian
Sosial, dan Kementerian Hukum dan HAM, atau
Komnas HAM
2.UKP4 dengan Lembaga Pengawas Pembangunan
(Itjen, dan BPKP)
TERIMA KASIH

SELAMAT BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai