BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis dengan teknik
deskriptif kualitatif. Analisis akan dilakukan perdimensi untuk tiap-tiap indikator
dan akan dimulai dari indikator pertama dari dimensi pertama.
Universitas Sriwijaya
78
Universitas Sriwijaya
79
tersebut biasa saja dan mudah untuk dipenuhi. Perencanaan merupakan suatu
proses penentuan sesuatu yang menjadi tujuan yang akan dicapai pada waktu yang
akan datang serta menentukan tujuan dan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dalam perencanaan keuangan desa, diperlukan rencana tahapan
yang strategis. Perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan
melibatkan masyarakat desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan
desa. Secara dokumentatif pencanaan dan pembangunan desa tertuang dalam
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Pembangunan
Tahunan Desa atau yang disebut dengan Rencana Kerja Pembangunan Desa
(RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Perencanaan Pembangunan Desa yang meliputi RPJMDesa dan RKPDesa
yang disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa yang kemudian disingkat (RPJMDesa)
dibuat untuk jangka waktu 6 (enam) tahun sedangkan Rencana Pembangunan
Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)
dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKPDesa merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.
Untuk mengetahui apakah Perangkat Desa beserta masyarakat Desa Anyar
telah mematuhi tahapan dalam hal kegiatan perencanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) tersebut atau tidak, lihat Tabel 5.2:
Tabel 5.2
Hasil Wawancara
Tingkat Kepatuhan Perangkat Desa Anyar Terhadap
Perencanaan Kegiatan APBDesa 2017
Universitas Sriwijaya
80
i. Penghasilan tetap
perangkat desa (belanja
pegawai) dan
ii. Operasional Perkantoran
(Belanja Modal, Barang
dan Jasa)
b. Bidang Pembangunan, Rp. 779.217.000
yaitu:
i. Pembangunan 1 unit
Gedung Olahraga,
Siring, dan 1 unit sumur
bor, 1 unit MCK.
c. Bidang Pembinaan Rp. 6.000.000
Kemasyarakatan:
i. Kegiatan Rapat Desa
ii. Kegiatan PKK
d. Bidang Pemberdayaan Rp. 34.423.000
Masyarakat
i. Pelatihan Seni Bela Diri
e. Bidang Tak Terduga
4. Mekanisme Penetapan Disepakati Bersama seluruh Perangkat Desa dan
APBDesa Masyarakat Desa Anyar yaitu melalui Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes)
yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Desa (RPJMDesa).
5. Prosedur Penyaluran Dana a. APBDes yang telah ditetapkan dan di Sah kan
APBDes bersama
b. Pelaporan LPJ Semester II Tahun sebelumnya
(2016)
Sumber: Hasil wawancara dan Studi Pustaka (APBDes), diolah penulis dengan bahasa baku, 2018.
Data dari tabel 5.2, menunjukan bahwa kelima sub indikator dari Tingkat
Kepatuhan Perencanaan Kegiatan, pada sub indikator Sumber Anggaran terdiri
dari (a) Pendapatan Asli Desa, Pendapatan Asli Desa di Desa Anyar diantaranya
yaitu Sewa Kursi, alat catering, dan tenda (b) Pendapatan Transfer, diantaranya
APBN (Dana Desa), APBD (Alokasi Dana Desa), dan Lelang Lebak Lebung (L3),
yang dimaksud dengan APBN (Dana Desa) adalah Dana yang bersumber dari
belanja Negara di dalam APBN wajib dilaksanakan setiap Tahun Anggaran
sebagaimana di amanatkan pasal 22 ayat (1) huruf B dan ayat 2 Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Universitas Sriwijaya
81
Universitas Sriwijaya
82
(Pasal 20 ayat 4). Pada keyataannya, Desa Anyar dalam penyusunan Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
disepakati bersama di bulan Maret ditahun berikutnya, sehingga adanya
keterlambatan dalam menyepakati PerDes dan RKPDes tentang APBDes tahun
2017.
Seharusnya Pemerintah Desa terkhususnya pelaksana (BUMDes)
melakukan inovasi, konsisten, dan berintegrasi dengan Masyarakat Desa Anyar,
yang memanfaatkan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dengan cara
melakukan sosialisasi pendidikan pelatihan terhadap Masyarakat Desa dan
menjadikan usaha yang lebih berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Desa,
sehingga dapat memaksimalkan anggaran pemerintah desa dan belanja desa.
Walaupun dengan adanya alokasi dana dari Pemerintah Pusat (APBN) dan Daerah
(APBD), pemerintah desa dituntut untuk lebih aktif dan mandiri untuk mengelola
jalannya pemerintahan dengan optimal dengan menghasilkan pendapatan Asli
Desa.
Menurut Garth N. Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas. M.
Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Abdul rachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-
fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk
melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan terhadap
Perencanaan Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) yang
meliputi: (a) Sumber Anggaran, (b) PAGU Anggaran, (c) Belanja Desa, (d)
Mekanisme Penetapan APBDesa, dan (e) Prosedur Penyaluran Dana APBDes,
sudah berjalan/berkinerja, tetapi terdapat kendala pada tahapan penetapan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
sehingga belum Optimal. Selanjutnya akan dianalisis indikator kedua dari dimensi
pertama yaitu Pelaksanaan Kegiatan.
Universitas Sriwijaya
83
Tabel 5.3
Pelaksanaan Kegiatan (APBDes) tahun Anggaran 2017 di Desa Anyar
Universitas Sriwijaya
84
Universitas Sriwijaya
85
Tabel 5.4
Hasil Wawancara
Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Perangkat Desa Anyar terhadap
Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Yang Berlaku Tahun 2017
Kegiatan
No Tingkat Kepatuhan
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan a) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka pelaksanaan
Pembangunan sudah dilaksanakan melalui Rekening Desa
Fisik b) Prosedur Sistem Pelaksanaan Kegiatan telah dilakukan oleh Tim
Pelaksana Kegiatan (TPK), namun Sistem Verifikasi kegiatan
masih bersifat manual atau konvensional
c) Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk melaksanakan
kegiatan sudah disertai dengan dokumen antara lain Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
d) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud,
sekretaris (TPK) desa telah melakukan :
i. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang di ajukan
oleh pelaksana kegiatan
ii. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBDes
yang tercantum dalam permintaan pembayaran
iii. Menguji ketersedian dana untuk kegiatan yang dimaksud
iv. Menolak pengajuan permintaan pembayaran kegiatan apabila
tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
e) Batas durasi waktu pelaksanaan sesuai dengan peraturan dan
ketentuan yang berlaku dan seluruh elemen masyarakat terlibat
didalamnya.
2 Pelaksanaan a) Pelatihan Seni Beladiri Tradisional yang telah dimufakatkan
Kegiatan bersama masyarakat Desa Anyar sudah Tepat Sasaran. Terbukti
Pemberdayaan dengan adanya Kegiatan Pemberdayaan berupa pembinaan
Pelatihan Seni Beladiri Trasional (Pencak Silat) yang dilakukan di
balai Desa Anyar.
b) Prosedur pendaftaran masih dilakukan manual, hanya dilakukan
penulisan berdasarkan nama, sekolah (SD, SMP, SMA) dan tempat
tinggal.
c) Adanya pemberian Sertifikat bagi siswa/i yang memperoleh
prestasi, kegiatan ini dilakukan agar dapat membangun semangat
tinggi bagi para siswa/i lainnya.
d) Kegiatan ini terus berlangsung dengan adanya dukungan dari pihak
sekolah yang mengizinkan siswa/i untuk mengikuti kegiatan
tersebut.
e) Banyak manfaat yang di dapat dari pemberdayaan pelatihan ini
yaitu berupa, siswa/i dapat berkesempatan untuk mengikuti lomba
pencak silat yang di adakan diluar desa (O2SN).
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (APBDes), diolah Penulis dengan bahasa baku, 2018.
Universitas Sriwijaya
86
Data dari Tabel 5.4, menunjukan bahwa dari setiap Pelaksanaan Kegiatan
terjadi peningkatan Tingkat Kepatuhan yang dilakukan oleh Perangkat Desa
sebagai implementor pengelolaan keuangan di pelaksanaa kegiatan. Hal tersebut
terlihat di sub indikator pertama pada pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik
berupa, semua penerimaan dan pengeluaran, prosedur sistem pelaksanaan
kegiatan, pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan, pengajuan pelaksanaan
pembayaran, dan batas durasi waktu pelaksanaan. Indikasi tingkat kepatuhan
terhadap pembangunan fisik dapat dikatakan patuh dan memenuhi prosedur
kegiatan.
Pada sub indikator kedua pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan juga telah
dilaksanakan sesuai dengan tahapan proses kegiatan pemberdayaan yang
dilakukan oleh Perangkat Desa. Tahapan tersebut meliputi dasar ketentuan yang
diperoleh dari hasil kesepakatan dalam bentuk musyawarah desa dan perangkat
desa sudah melaksanakannya tepat sasaran. Terlihat dengan banyaknya siswa/i
yang mendaftar dan adanya dukungan dari orang tua serta lingkungan sekolah.
Dengan adanya dukungan tersebut dapat memicu semangat tinggi bagi siswa/i
untuk terus berpertisipasi dan berprestasi di tingkat kabupaten (O2SN).
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan
pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa
Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Nurdin Usman.
(2002:70).
Pengertian diatas memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada
aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan
mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar aktivitas, tetapi
suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh
berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang dilaksanakan untuk
melaksanakan semua rencana dan kebijaksanaan yang telah dirimuskan dan
ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan, alat-alat yang diperlukan, siapa
Universitas Sriwijaya
87
Universitas Sriwijaya
88
Universitas Sriwijaya
89
Universitas Sriwijaya
90
Tabel 5.6
Hasil Wawancara
Tingkat Kepatuhan Penatausahaan Perangkat Desa Anyar
Kegiatan
No Tingkat Kepatuhan
Penatausahaan
1. Penatausahaan a) Penatausahaan di lakukan oleh Bendahara Desa
Penerimaan Anyar.
b) Bendahara Desa telah melakukan pencatataan setiap
penerimaan, meliputi:
i. Buku Kas Umum.
ii. Buku Kas Pembantu dan Perincian Obyek
Penerimaan.
iii. Buku Kas Harian Pembantu.
c) Bendahara Desa telah melakukan kewajibanya
dengan melaporkan pertanggungjawaban keuangan
melalui laporan pertanggungjawaban.
d) Laporan pertanggungjawaban bendahara desa
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
2. Penatausahaan a) Penatausahaa di lakukan oleh Bendahara Desa
Pengeluaran Anyar.
b) Bendahara Desa telah melakukan pencatataan setiap
pengeluaran, meliputi:
i. Buku Kas Umum.
ii. Buku Kas Pembantu Pajak .
iii. Buku Bank.
c) Bendahara Desa telah melakukan kewajibanya
dengan melaporkan pertanggungjawaban keuangan
melalui laporan pertanggungjawaban.
d) Laporan pertanggungjawaban bendahara desa
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (SPJ), diolah Penulis dengan bahasa baku, 2018.
Universitas Sriwijaya
91
Universitas Sriwijaya
92
Universitas Sriwijaya
93
Periode Laporan
No Nama Desa Semester Realisasi laporan
(Permen 113/2014)
Juli Juli
Tahap I
1. Desa Anyar (Tahun berjalan) (Tahun berjalan)
Januari Desember
Tahap II
(Tahun berikutnya) (Tahun berjalan)
Sumber: Berdasarkan Peraturan dan Studi Pustaka (D.PMD), 2018.
Dari data tabel 5.7, dapat memberikan bahwa Data Pelaporan Hasil
Universitas Sriwijaya
94
Kegiatan Desa Anyar pada setiap tahapan realisasi kegiatan periode laporan di
bulan Juli dan Desember tahun berjalan sudah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sehingga menghasilkan analisa tepat waktu pada setiap periodenya.
Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan
peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang
terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau
pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor). Peraturan yang berlaku
termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted
Accounting Principles/GAAP).
Tujuan umum dalam pelaporan keuangan dijelaskan melalui SFAC No. 8
yang merupakan terbitan terbaru. Dalam SFAC No. 8 dijabarkan tujuan umum
dari pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi finansial mengenai
entitas pelapor dimana informasi tersebut berguna untuk para stakeholders yang
sekarang, ataupun yang berpotensi menggunakan informasi tersebut untuk
membuat keputusan. Tujuan umum dari pelaporan keuangan ini bukan didesain
untuk menunjukan nilai dari perusahaan tetapi menyediakan informasi untuk
membantu para stakeholders melakukan estimasi dari nilai pelaporan entitas.
Sistem pelaporan yang digunakan untuk pelaporan keuangan desa adalah
dasar akrual. Hal ini mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintah dimana standar
ini menggunakan dasar akrual didalam standarnya. Seperti yang diketahui, desa
adalah unit terkecil dalam pemerintahan. Oleh karena itu, desa kemudian juga
memberlakukan penggunaan dasar akrual.
Untuk mengetahui apakah Pelaporan Realisasi Pelaksanaan (APBDes) Desa
Anyar telah mematuhi dengan ketentuan yang berlaku, dapat di lihat pada Tabel
5.8 di bawah ini:
Tabel. 5.8
Universitas Sriwijaya
95
Hasil Wawancara
Pelaporan Tertulis Hasil Kegiatan Desa Anyar
Bidang Pelaksanaan
Rp. 779.217.000 - - - -
Pembangunan Desa
Terfasilitasnya
Kegiatan Sarana
A. Pembangunan 1 Unit Olahraga Untuk
Rp. 655.387.500 100 2 Kali
Gedung Olahraga Pengembangan Minat
Dan Bakat Masyarakat
Desa Anyar
1. Terlaksananya
B. Pembangunan Siring
Rp. 86.543.600 100 Fasilitas Sarana 2 Kali
Dusun II
Prasarana Desa
Terpenuhinya Sarana
C. Pembangunan 1 Unit
Rp. 23.487.800 100 Dan Prasarana Air 1 Kali
Sumur Bor (60 Meter)
Bersih
Bidang Pembinaan
Rp. 6.000.000 - - - -
Kemasyarakatan
Terselenggaranya
A. Kegiatan Rapat Desa Rp. 1.000.000 100 1 Kali
2. Kegiatan Rapat Desa
B. Kegiatan Belanja
Terlaksananya
Penunjang 10 Program Rp. 5.000.000 100 4 Kali
Kegiatan Pokja
Pokok PKK
Bidang Pemberdayaan
Rp. 34.423.000 - - - -
Masyarakat
A. Pemberian Insentif Guru
3. Rp. 1.500.000 100 Gaji Tenaga Pengajar 12 Kali
Paud
Honor Pelatih,
B. Pelatihan Seni Bela Diri
Rp. 19.423.000 100 Panitia, Dan Uang 2 Kali
Tradisional
Saku Peserta
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (APBDes dan SPJ) diolah Penulis dengan bahasa baku, 2018.
Universitas Sriwijaya
96
Universitas Sriwijaya
97
Tabel 5.9
Data Pertangggungjawaban Realisasi Pelaksanaan
(APBDes) Hasil Kegiatan Desa Anyar
Pertangggung
No Nama Desa Anggaran Jawaban
Keterangan
Per 31
1. Desa Rp. 1.223.593.000,- Desember Tepat waktu
Anyar Tahun
Anggran
Sumber: Penulis dari hasil pengamatan studi pustaka (D.PMD), 2018
Universitas Sriwijaya
98
Universitas Sriwijaya
99
Tabel 5.10
Hasil Wawancara
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Kegiatan APBDes
Permendagri No Sesuai/
Desa Anyar Keterangan
NO 113 Tahun 2014 Tidak
1. Pasal 38 ayat (1) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Kepala
Kepala Desa Kepala Desa menyampaikan laporan
menyampaikan menyampaikan pertanggungjawaban realisasi
laporan laporan pelaksanaan APBDesa
pertanggungjawaban pertanggungjawaban kepada Bupati setiap akhir
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan tahun anggaran
APBDesa kepada APBDesa kepada
Bupati/Walikota Bupati setiap akhir
setiap akhir tahun tahun anggaran
anggaran
2. Pasal 38 ayat (2) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Laporan
Laporan Laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawaban pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa terdiri
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan dari pendapatan, belanja, dan
APBDesa terdiri dari APBDesa terdiri dari pembiayaan
pendapatan, belanja, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dan pembiayaan
3. Pasal 38 ayat (3) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Laporan
Laporan Laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawaban pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa)
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan ditetapkan dengan Peraturan
APBDesa) ditetapkan APBDesa) Desa
dengan Peraturan ditetapkan dengan
Desa Peraturan Desa
Universitas Sriwijaya
100
4. Pasal 38 ayat (4) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Format
Peraturan Desa Format laporan laporan pertanggungjawaban
tentang laporan pertanggungjawab sesuai dengan peraturan desa
pertanggungjawaban an sesuai dengan yaitu : (a) format Laporan
realisasi pelaksanaan peraturan desa Pertanggungjawaban
APBDesa dilampiri: yaitu : (a) format Realisasi Pelaksanaan
(a) format Laporan Laporan APBDesa Tahun Anggaran
Pertanggungjawaban Pertanggungjawa berkenaan (b) format
Realisasi ban Realisasi Laporan
Pelaksanaan Pelaksanaan KekayaanDesaDesember
APBDesa Tahun APBDesa Tahun Anggaran berkenaan
Anggaran berkenaan Anggaran berkenaan dan (c)LaporanPemerintah
(b) Laporan Milik (b) format Laporan Pemerintahyang masuk ke
Desa per 31 Kekayaan Milik desa. Per Milik 31 Tahun
Desember Tahun Desa per 31 format Program dan Daerah
format Kekayaan Desember Tahun
Anggaran berkenaan Anggaran berkenaan
dan (c) format dan (c) format
Laporan Program Laporan Program
Pemerintah dan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah
yang masuk ke desa. yang masuk ke desa.
5. Pasal 39 Laporan Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar,
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
Realisasi Realisasi Realisasi Pelaksanaan
Pelaksanaan Pelaksanaan APBDesa merupakan bagian
APBDesa merupakan APBDesa penting yang termasuk dalam
bagian tidak merupakan bagian laporan penyelenggaraan
terpisahkan dari penting yang Pemerintahan Desa.
laporan termasuk dalam
penyelenggaraan laporan
Pemerintahan Desa. penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.
6. Pasal 40 ayat (1) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Laporan
Laporan realisasi dan Laporan realisasi realisasi dan dan laporan
laporan dan dan laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawab an pertanggungjawab pelaksanaan APBDesa
realisasi pelaksanaan an realisasi diinformasikan kepada
APBDesa pelaksanaan masyarakat secara tertulis
diinformasikan APBDesa dan dengan media informasi
kepada diinformasikan yang mudah diakses oleh
masyarakat secara kepada masyarakat masyarakat
tertulis dan dengan secara tertulis dan
media informasi yang dengan media
mudah diakses oleh informasi yang
masyarakat mudah diakses oleh
masyarakat
Universitas Sriwijaya
101
7. Pasal 40 ayat (2) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Media
Media informasi Media informasi informasi yang digunakan
antara lain papan yang digunakan yaitu Baliho, dan leaflet
pengumuman, radio yaitu Baliho dan
komunitas, dan leaflet.
media lainnya.
8. Pasal 41 ayat (1) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Laporan
Laporan realisasi dan Laporan realisasi realisasi dan laporan
laporan dan laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawaban pertanggungjawab pelaksanaan APBDesa
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan disampaikan kepada Bupati
APBDesa APBDesa melalui camat dan Dinas
disampaikan kepada disampaikan kepada PMD
Bupati/Walikota Bupati melalui
melalui camat atau camat dan Dinas
sebutan lain PMD.
9. Pasal 41 ayat (2) Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Laporan
Laporan Laporan pertanggungjawaban realisasi
pertanggungjawab an pertanggungjawab pelaksanaan APBDesa
realisasi pelaksanaan an realisasi disampaikan sebelum akhir
APBDesa pelaksanaan tahun berkenaan sehingga
disampaikan paling APBDesa tidak melewati batas yang
lambat 1 (satu) bulan disampaikan ditentukan.
setelah akhir tahun sebelum akhir tahun
anggaran berkenaan berkenaan sehingga
tidak melewati batas
yang ditentukan.
10. Pasal 42 Format Pada Desa Anyar, Sesuai Pada Desa Anyar, Format
Rancangan Peraturan Format Rancangan PeraturantentangBuku
Desa tentang Peraturan Desa Pembantu Kas Kegiatan,
APBDesa, Buku tentang APBDesa, Rencana Anggaran Biaya dan
Pembantu Kas Buku Pembantu Kas Surat Permintaan
Kegiatan, Rencana Kegiatan, Rencana Pembayaran serta Pernyataan
Anggaran Biaya dan Anggaran Biaya dan Tanggungjawab Belanja,
Surat Permintaan Surat Permintaan Laporan Realisasi
Pembayaran serta Pembayaran serta Pelaksanaan APBDesa pada
Pernyataan Pernyataan semester pertama dan
Tanggungjawab Tanggungjawab semester akhir tahun serta
Belanja, Laporan Belanja, Laporan Laporan Pertanggungjawaban
Realisasi Realisasi Realisasi Pelaksanaan
Pelaksanaan Pelaksanaan APBDesa tercantum dalam
APBDesa pada APBDesa pada Lampiran yang merupakan
semester pertama dan semester pertama bagian tidak terpisahkan dari
semester akhir tahun dan semester akhir Peraturan Menteri.
serta Laporan tahun serta Laporan
Pertanggungjawaban Pertanggungjawaban
Realisasi Realisasi
Pelaksanaan Pelaksanaan
Universitas Sriwijaya
102
Universitas Sriwijaya
103
Universitas Sriwijaya
104
Universitas Sriwijaya
105
Tabel 5.11
Ketersedian Anggaran Desa Anyar
Penggunaan Waktu
No Desa Uraian Kegiatan Anggaran
Anggaran Kegiatan
1. Anyar 1. Bidang Pelaksanaan Rp. 419.537.000
Pemerintahan Desa 20% dari
2. Bidang Pelaksanaan Rp. 779.217.000 anggaran Januari
Pembangunan Desa (Pemeberdayaan) s/d
3. Bidang Pembinaan Rp. 6.000.000 dan 80% Desember
Kemasyarakatan pembangunan (1 Tahun)
4. Bidang Pemberdayaan Rp. 34.423.000 fisik.
Masyarakat (PP No. 43 th
2014 Psl 100)
TOTAL Rp. 1.239.177.000
Sumber: Penulis dari hasil pengamatan studi pustaka (APBDes), 2018.
Universitas Sriwijaya
106
Universitas Sriwijaya
107
menghasilkan ide dan gagasan yang berguna untuk ketersediaan sumber daya.
Karena mau tidak mau, ketika sumber daya manusia yang kompeten dan kapabel
telah terpenuhi sedangkan fasilitas tidak tersedia, maka memang menjadi
persoalan pelik untuk merealisasikan apa yang hendak dituju, bisa jadi hal ini
akan mempersulit cara kerja dan kinerja sumber daya manusia. Berikut Tabel
mengenai Ketersediaan Sumber Daya Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Anyar:
Tabel 5.12
Ketersediaan Sumber Daya
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Anyar
Data Tabel 5.12, dapat diketahui bahwa sumber daya yang diperlukan untuk
memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan desa adalah
sumber daya modal yang berkaitan dengan pemenuhan sarana pelayanan dan
sumber daya manusia yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Kewenangan
pengelolaan keuangan desa sendiri merupakan salah satu bentuk pengakuan
Pemerintah Pusat yang secara substantif lebih menekankan kedaulatan desa.
Dengan sistem pengelolaan keuangan desa yang harus dibuat secara profesional,
maka ketersediaan SDM yang terampil dan profesional sangat mutlak dibutuhkan
Pemerintah Desa. Meski terampil dan professional saja tidak cukup oleh karena
pengetahuan dan pemahaman tentang aturan hukum yang berlaku juga sangat
dibutuhkan. Sulitnya menjalankan kewenangan mutlak (secara rasional/legal)
dalam pengelolaan keuangan desa tanpa didukung oleh ketersediaan SDM yang
memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam pengelolaan keuangan desa, seperti
halnya yang terdapat pada Desa Anyar.
Universitas Sriwijaya
108
Tabel 5.13
Hasil Wawancara
Fungsi Sumber Daya Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa
Sumber Rincian
No Fungsi/Keterangan
Daya Sumber Daya
1. Sumber a) Fasilitas Kantor Desa a) Pusat Pelayanan seluruh kegiatan
Daya Pemerintahan Desa
Modal b) Fasilitas Balai Desa b) Mendukung jalannya berbagai
Kegiatan Masyarakat, seperti;
Musyawarah Desa, Kegiatan Karang
Taruna/Kepemudaan, Kegiatan PKK
dan lainnya
c) Sarana pendukung c) Ketersediaan Motor Dinas, Gedung
lainnya Olahraga, PUSKESDES, gedung
PAUD, jalan desa dan fasilitas
lainnya.
2. Sumber a) Kepala Desa a) Memimpin Penyelenggaraan
Daya Pemerintahan Desa
Manusia b) Sekretaris Desa b) Membantu Kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan
c) Bendahara Desa c) Membantu Sekretaris Desa dalam
urusan pelayanan administrasi
pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (Profil Desa) Anyar, 2018.
Dari hasil tabel 5.13, dapat diketahui secara jelas mengenai sumber daya
modal dan sumber daya manusia yang memiliki keterkaitan erat sehingga dapat
menunjang lancarnya kegiatan pemerintahan desa. Dari sisi sumber daya modal
berupa pemenuhan sarana dan fasilitas, Desa Anyar telah menyediakan berbagai
sarana dan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan desa. Ketersediaan
sarana dan prasarana yang tersedia lebih banyak berbentuk fisik berupa sarana
fasilitas bangunan kantor desa yang telah di sediakan, peralatan alat tulis (ATK)
kantor, kursi, dan lemari. Dalam penelitian ini sarana dan prasarana ditekankan
pada ketersediaan fasilitas yang dapat digunakan untuk perencanaan,
penatausahaan, dan pertanggungjawaban secara mudah, memadai, dan tepat
waktu. Peralatan perlengkapan elektronik (komputer) yang tersedia, lebih
Universitas Sriwijaya
109
Tabel 5.14
Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Anyar
Pendidikan
No Jabatan
S1 D SMA SMP
3
1. Kepala Desa √ - - -
2. Sekretaris Desa - √ - -
3. Bendahara Desa - - √ -
4. Badan Permusyawaratan Desa - - - √
Sumber: Penulis dari Profil Desa Anyar, 2018.
Universitas Sriwijaya
110
Universitas Sriwijaya
111
Universitas Sriwijaya
112
Universitas Sriwijaya
113
Tabel 5.15
Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa Anyar
Universitas Sriwijaya
114
aktivitas yang direncanakan. Pengawasan pada dasarnya tidak terlepas dari tujuan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari pengawasan BPD diantaranya:
a) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan
rencana yang digariskan.
b) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi
serta asas-asas yang telah ditentukan.
c) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, dan kelemahan-kelemahan dalam
bekerja.
d) Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan dengan efisien.
e) Untuk mencari jalan keluar bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan
kegagalan kearah perbaikan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap pengamatan di lapangan serta
keterangan dari informan dapat disimpulkan bahwa Kelancaran Rutinitas Fungsi
terhadap sub indikator Pengawas Badan Permusyawaratan Desa sudah ada, sesuai
dengan Keputusan Kepala Desa Anyar Nomor 3 tentang Pembentukan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) Anyar Tahun 2017 dan sudah melakukan
pengawasan terhadap kinerja Pemerintah Desa Anyar dengan aktif.
Universitas Sriwijaya
115
Tentang BPD, dijelaskan bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja kepala desa
BPD dapat melakukannya dengan cara atau dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Persiapan evaluasi dengan berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik. Dalam tahap awal dapat dilakukan dengan melihat prinsip-
prinsip demokratis, responsif, transparansi, akuntabilitas dan objektif.
b) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa. Dalam tahap ini BPD melakukan
evaluasi terhadap capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan
APBDesa, kemudian capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah,
serta evaluasi capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai
peraturan perundang-undangan.
c) Hasil Evaluasi, dalam tahapan ini BPD dapat melakukan beberapa hal
seperti membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa, meminta keterangan
atau informasi terkait penyelenggaraan pemerintahan,menyatakan
pendapat serta memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah
Desa.
Universitas Sriwijaya
116
salah satu pemegang peran penting dan stake holder dalam proses
pengawasan bisa beradaptasi”(4 November 2018 di Kantor Desa Anyar).
Sesuai dengan hasil data diatas kita dapat ketahui bahwa dalam
melaksanakaan fungsi pengawasan Badan Permusyawaratan Desa Anyar,
menggunakan beberapa acuan peraturan hukum yang berlaku seperti Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 51
tentang pedoman pelaksanaan UU Desa dan Permendagri Nomor 110 Tahun 2016
Tentang BPD. Dalam PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 51 berbunyi:
Dapat kita ketahui dari data diatas dijelaskan bahwa kepala pemerintahan
dalam hal ini adalah kepala desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintah desa secara tertulis kepada BPD selambat-lambatnya 3 bulan setelah
masa akhir tahun anggaran, dan laporan tersebut digunakan BPD untuk
melaksanakan fungsi pengawasan. Jadi pelaksanan fungsi pengawasan BPD
dilakukan dengan mengamati laporan hasil penyelenggaraan pemerintah desa
tersebut. Kemudian dalam laporan pertanggung jawaban yang dibuat Kepala Desa
tersebut paling sedikit memuat pelaksanaan peraturan desa yang telah ditetapkan.
Jadi jelas bahwa dalam laporan pertanggung jawaban yang disampaikan oleh
kepala desa harus memuat paling tidak pelaksanaan peraturan desa yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Terkait dengan pelaporan dan sistematika laporan kepala desa kepada Badan
Permusyawaratan Desa, dijelaskan secara lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri (Permendagri) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang
Universitas Sriwijaya
117
Dari data diatas ditegaskan bahwa dalam pelaporan yang dilakukan Kepala
Desa harus memuat Delapan bagian laporan, dimulai dari Pendahuluan hingga
Penutup, peran BPD seharusnya dapat menjadikan hal ini sebagai acuan mereka
dalam menilai sebuah laporan yang dibuat dan melakukan pengawasan dengan
acuan sistematika pelaporan yang sudah ditetapkan dalam Permendagri tersebut.
Dari hasil temuan di Desa Anyar Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan
Komering Ilir, pelaporan yang ditulis oleh kepala Desa Anyar yang diserahkan
kepada BPD sudah memuat beberapa hal tersebut. Pelaporan yang dilakukan
kepala desa terhadap BPD sudah cukup baik, karena dalam laporan pertanggung
jawaban tersebut sudah memuat semua tahapan yang ada dalam acuan penulisan
mulai dari Pendahuluan hingga penutup, hal ini terdapat dalam pelaporan
pertanggungjawaban pada Tahun Anggaran 2017.
Tidak hanya acuan peraturan hukum diatas yang digunakan BPD dalam
melaksanakan fungsi pengawasannya, namun juga BPD menetapkan prinsip-
prinsip yang terdapat dalam tata kelola pemerintahan yang baik seperti efisien,
efektif dan akuntabel. Menurut Asnawi selaku Ketua BPD Desa Anyar, Badan
Permusywaratan Desa Anyar menetapkan standard lain selain peraturan hukum
yang berkaitan dengan Desa dan BPD yang berlaku saat ini. BPD Anyar juga
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang baik dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya terutama fungsi pengawasan. Penetapan acuan
ini dilakukan agar pengawasan yang dilakukan BPD Desa Anyar sesuai dengan
Universitas Sriwijaya
118
Universitas Sriwijaya
119
Pada tahap pertama ini tentunya BPD melakukan pengawasan dengan cara
melihat skala prioritas program yang direncanakan oleh penyelenggara
pemerintah desa. Dalam tahapan ini BPD selaku badan permusywaratan desa yang
mengadakan musywarah desa juga melakukan penampungan aspirasi terlebih
dahulu untuk menentukan skala prioritas yang ada dan dibutuhkan oleh
masyarakat Desa Anyar.
Menurut Garth N. Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas. M.
Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Dalam melakukan penampungan aspirasi masyarakat desa, Badan
Permusyawaratan Desa Anyar memiliki beberapa cara, yaitu:
Tabel 5.16
Hasil Wawancara
Metode Penampungan dan Penyaluran Aspirasi Masyarakat Oleh
Badan Permusyawaratan Desa Anyar
Sarana Menampung & Menyalurkan Tingkatan Waktu
No
Aspirasi Masyarakat Pelaksanaan Pelaksanaan
RT/RW atau Keadaan
1. Perkumpulan Dengan Masyarakat
Dusun mendesak
Rapat Rutin Anggota Badan
2. Anggota BPD Trywulan
Permusyawaratan Desa Anyar
Sumber : Wawancara denga Ketua BPD Desa Anyar, 2018.
Dapat dilihat dari Tabel 5.16, dapat ketahui bahwa dalam melakukan
penampungan aspirasi masyarakat BPD Anyar sudah cukup baik, terbukti dengan
adanya penggunaan metode yang tidak hanya dilakukan sesekali atau jika ada hal
penting saja. Tidak hanya sebagai tahapan proses pengawasan, namun juga
metode diatas digunakan dalam pelaksanaan fungsi BPD Anyar untuk
menampung dan menyakurkan aspirasi masyarakat, Badan Permusyawaratan
Desa memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Desa. Perihal penyaluran
aspirasi BPD Anyar menyalurkan aspirasi dari masyarakat melalui rapat bersama
kepala desa yang telah dijadwalkan sebelumnya atau pun dengan rapat dengar
pendapat dan public hearing di Balai Desa Anyar atau tempat yang telah
ditentukan. Keterlibatan BPD sejak awal dalam musdus membuat BPD
memastikan jika apa yang direncanakan itulah yang akan dibangun.
Universitas Sriwijaya
120
2) Tahap Pelaksanaan
Kemudian tahap kedua, yaitu Tahapan Pelaksanaan Program/Realisasi
Program. Dalam tahapan ini BPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
program yang telah direncanakan dan kesesuaian antara pelaksanaan dengan
perencanaan. Pada tahap ini seharusnya BPD Anyar dapat turun langsung ke
lapangan untuk mengecek realiasasi perencanaan program yang telah dibuat.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua BPD Anyar, Asnawi mengatakan:
Pada tahap realisasi ini BPD mengawasi secara langsung penggunaan dana
desa dalam proses pembangunan, apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau
belum. Agar penggunaan dana desa tidak sia-sia dan sesuai dengan
peruntukannya. Seperti yang ditemukan di Desa Anyar, dalam proses
pembangunan yang menjadi skala prioritas di Desa Anyar.
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan
pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa
Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Nurdin Usman.
(2002:70).
Tabel 5.17
Hasil Wawancara
Pengawasan Aspek Pembangunan Di Desa Anyar
Tahun Anggaran 2017
Universitas Sriwijaya
121
Data dari Tabel 5.17, menunjukan bahwa dari setiap aspek Pembangunan
Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Anyar, dari
perencanaan hingga realisasi pembangunan tahun anggaran 2017 sudah sesuai di
masing-masing kegiatan, yaitu pembangunan 1 Unit Gedung Olahraga, P= 30 m,
L= 20 m, T= 6 m dengan perencanaan dan reslisasi dana sebesar Rp. 779.217.000,
pembangunan Siring, P= 200 m, L= 30 cm, T= 50 cm, dengan perencanaan dan
realisasi dana sebesar Rp. 86.543.600, pembangunan 1 Unit Sumur Bor,
kedalaman 60 m, 1x1 m2, T= 1 m, dengan perencanaan dan realisasi dana sebesar
Rp. 23.487.800, pembangunan 1 Unit MCK, Uk 2x3,50 m, dengan perencanaan
dan realisasi dana sebesar Rp. 13.798.100.
Dengan demikian, antara perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) dan realisasi pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa Anyar
telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dengan adanya pengawasan dari BPD
Anyar dapat berimbas positif dari berbagai aspek pembangunan yang bersumber
dari Dana Desa yang memang seharusnya mendorong dan mendukung
kesejahteraan masyarakat Desa Anyar secara menyeluruh.
3) Tahap Pertanggungjawaban
Tahapan selanjutnya adalah Tahapan pertanggungjawaban, dalam tahapan
ini sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku yaitu pada Undang- Undang
Universitas Sriwijaya
122
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 51
dijelaskan bahwa Seharusnya kepala pemerintahan desa dalam hal ini adalah
kepala desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa
secara tertulis kepada BPD selambat-lambatnya 3 bulan setelah masa akhir tahun
anggaran, dan laporan tersebut digunakan BPD untuk melaksanakan fungsi
pengawasan. Namun memang kepala desa tidak bertanggung jawab langsung
kepada BPD namun kepada kepala daerah atau Bupati.
Dalam peraturan lainnya djelaskan bentuk pertanggungjawaban yang
dilakukan oleh Kepala Desa kepada Kepala Daerah dan BPD, yang harus memuat
setidaknya pelaksanaan peaturan desa yang telah ditetapkan. Hal lain yang tidak
kalah pentingnya adalah isi dari pelaporan yang diserahkan kepala desa kepada
BPD atau kepala desa diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Laporan
Kepala Desa, dalam laporan pertanggung jawaban atau Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Akhir Tahun Anggaran, harus memuat:
a) Pendahuluan.
b) Program Kerja penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
c) Program Kerja Pelaksanaan Pembangunan.
d) Program Kerja Pembinaan Kemasyarakatan.
e) Program Kerja Pemberdayaan Masyarakat.
f) Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
g) Keberhasilan yang dicapai, Permasalahan yang dihadapi dan Upaya yang
ditempuh.
h) Penutup.
Kewajiban penyerahan laporan pertanggungjawaban dari penyelenggaraan
pemerintah desa sudah diatur dalam peraturan hukum dan wajib dilaksanakan
harus pula sesuai dengan acuan atau peraturan hukum yang berlaku saat ini.
Seharusnya sebagai mitra kerja BPD kepala desa bisa menjalankan hal itu dengan
baik, seperti yang ditemukan di Desa Anyar. Kepala Desa Anyar, Bapak Andi
Candra, S.s. selalu membuat laporan pertanggung jawaban terkait dengan Laporan
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPDes) Akhir Tahun Anggaran Tahun
2017, serta Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Desa (LKPJ) Akhir Tahun
Anggaran Tahun 2017.
Universitas Sriwijaya
123
Semua dokumen tersebut diserahkan oleh Kepala Desa kepada BPD dalam
hal ini Sekretaris BPD Desa Anyar, untuk selanjutnya digunakan oleh BPD Anyar
dalam kaitannya terhadap pelaksnaan fungsi pengawasan. Penggunaan laporan
pertanggungjawaban yang diserahkan oleh Kepala Desa kepada BPD dapat
dijadikan salah satu alat untuk mengawasi kinerja Kepala Desa dan realisasi
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sudah sesuai atau tidaknya
perencanaan dengan pelaksanaan bisa dilihat salah satunya caranya dengan
menggunakan LKPJ Desa dan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
(LPPDes). Di Desa Anyar dalam laporan yang diberikan kepada BPD sudah baik
dan sesuai dengan acuan yang ada yaitu PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 51 dan
Permendagri Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Laporan Kepala
Desa. Hal itu dapat dibuktikan adanya dokumen- dokumen tersebut dipihak BPD
dan Sekretariat Desa. Tidak hanya itu laporan- laporan tersebut juga yang
digunakan penulis dalam melakukan analisis bukti dan hasil wawancara dalam
penelitian.
Dalam LKPJ Tahun Anggaran 2017 misalnya, dalam BAB I
PENDAHULUAN berisi Visi dan misi penyelenggaraan pemerintah desa, tujuan
strategis penyusunan laporan dan strategi dan kebijakan yang diambil. Kemudian
dalam BAB II berisi program kerja (Proker) penyelenggaraan pemerintah desa
hinga Proker pembinaan kemasyarakatan. BAB III PENUTUP yang berisi
kesimpulan dari penyelenggaraan pemerintah desa serta lampiran-lampiran
pendukung seperti data keuangan desa. Semua acuan yang digunakan sudah
memenuhi persyaratan dan sesuai denggan yang diatur oleh peraturan hukum
yang berlaku.
Dengan demikian, pada dimensi kedua yaitu Kelancararan Rutinitas Fungsi
di indikator ke tiga (3) Adanya Pengawasan (BPD) Desa Anyar, jika dilihat dari
penjelasan diatas yang terdapat pada sub indikator, (a) Pengawas, yaitu yang
berperan dalam pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa ialah Badan
Permusyawaratan Desa yang telah sesuai dengan tugas dan fungsi BPD dengan
landasan hukum dengan Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang BPD. (b)
Mekanisme Pengawasan, yang seperti penulis sebutkan ada beberapa tahapan
BPD dalam melakukan mekanisme pengawasan, yaitu Penetapan Standar yang
Universitas Sriwijaya
124
Dari analisis diatas pada dimensi Kelancara rutinitas fungsi pada indikator
pengawasan kegiatan (APBDes) sangat diperlukan sebagai sistem administrasi
untuk memenuhi persyaratan, dapat di simpulkan bahwa Kelancara Rutinitas
Fungsi terhadap pengawasan desa dilaksanakan sepenuhnya dengan baik oleh
Badan Permusyawaratan Desa Anyar dan Optimal.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data pendukung yang diperoleh,
pengamatan dilapangan serta keterangan dari informan dapat disimpulkan bahwa
dimensi Kelancaran Rutinitas Fungsi dalam indikator (a) Ketersediaan Anggaran
(b) Ketersediaan Sumber Daya (c) Adanya Pengewasan sudah berjalan lancar dan
Optimal. Menurut G. R. Terry pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui
apa yang sedang dilakukan dan membendingkan hasil-hasil yang sebenarnya
dengan data anggaran yang disediakan untuk menyelesaikannya dengan jalan
mengoreksi sebab-sebab perbedaan didukung dengan sumber daya manusia yang
berkompeten.
Dimensi selanjutnya yang akan di analisis adalah dimensi Kinerja dan
Universitas Sriwijaya
125
Dampak Yang Dikehendaki yang mempunyai tiga indikator dan analisis akan
dimulai dari indikator (a) Tertib Administrasi (b) Terwujudnya Tata kelola
Pengelolaan yang berasaskan Pengelolaan Keuangan Desa Anyar.
5.3.1 Kinerja
Kinerja (performance) merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan
tertentu yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan.
Namun perlu dipahami bahwa kinerja bukan sekedar hasil pekerjaan saja tetapi
juga mencakup bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung. Kinerja merupakan
salah satu alat ukur bagi pencapaian tujuan organisasi.
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
(Moeheriono, 2012:95). Sedangkan wirawan (2009:5) menyebutkan bahwa
kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Standar kinerja
memiliki fungsi antara lain:
1. Sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan dan ketidak berhasilan
kinerja.
2. Memotivasi karyawan agar lebih bekerja keras untuk mencapai standar.
3. Memberikan arah pelaksanaan pekerjaan yang harusdicapai, baik kuantitas
maupun kualitas.
Universitas Sriwijaya
126
Universitas Sriwijaya
127
APBDesa. Kegiatan pokok dalam fase pelaksanaan ini pada dasarnya bisa dipilah
menjadi dua, yaitu:
1) Kegiatan yang berkaitan dengan pengeluaran uang, dan
2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ciri
pokok administrasi terdiri dari sekelompok orang. Administrasi tidak akan
berjalan tanpa adanya sekelompok orang. Tidak hanya sekelompok orang saja
yang dibutuhkan, namun kerja sama sangat dibutuhkan yang dilakukan dalam dua
orang atau lebih. Ciri administrasi yang lain yaitu pembagian kerja dimana
kegiatan kerja sama tersebut harus didasarkan pada pembagian kerja yang jelas.
Sedangkan kegiatan yang runtut dalam suatu proses yaitu kegiatan administrasi
berlangsung dalam tahapan-tahapan tertentu secara berkesinambungan. Berikut
Tabel 5.18:
Tabel 5.18
Hasil Analisis
Kinerja Tertib Administrasi Pengelolaan Keuangan Desa Anyar
No Kinerja Keterangan/Hasil
1. Perencanaan Kegiatan Hal tersebut terlihat pada Prosedur Penyaluran
Dana APBDes terdapat kendala di tingkat
Kepatuhan. Hal tersebut terlihat pada proses
tahapan penetapan Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) yang seharusnya Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) disepakati
bersama paling lambat bulan Oktober tahun
berjalan (Pasal 20 ayat 4). Pada keyataannya,
Desa Anyar dalam penyusunan Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) disepakati
bersama di bulan Maret ditahun berikutnya,
sehingga adanya keterlambatan dalam
menyepakati PerDes dan RKPDes tentang
APBDesa Anyar tahun 2017.
Desa Anyar sudah memenuhi proses tahapan
kegiatan, namun menunjukan adanya
keterlambatan dalam peraturan yang berlaku,
sehinga adanya keterlambatan dan dapat
dikatakan Belum Tertib/Optimal dalam
Administrasi Pengelolaan Kegiatan dalam
Perencanaanya.
2. Pelaksanaan Kegiatan a) Kegiatan Fisik, pelaksanaan kegiatan
Universitas Sriwijaya
128
Universitas Sriwijaya
129
Universitas Sriwijaya
130
menyepakati Peraturan Desa dan RKPDes tentang APBDesa Anyar tahun 2017,
dimana Perangkat Desa dan masyarakat Desa Anyar sudah memenuhi proses
tahapan kegiatan lainnya, namun menunjukan adanya keterlambatan dalam
peraturan yang berlaku, sehinga dapat dikatakan Belum Tertib/Optimal
Administrasi Pengelolaan Kegiatan dalam Pelaksanaannya.
Selanjutnya dianalisis dimensi Dampak yang dikehendaki dengan indikator
Terwujudnya Tatakelola Pengelolaan yang berasaskan Pengelolaan Keuangan
Desa Anyar.
Universitas Sriwijaya
131
Universitas Sriwijaya
132
Universitas Sriwijaya
133
Universitas Sriwijaya
134
Tabel. 5.20
Angkatan Kerja (Pendidikan) Desa Anyar
Laki-Laki Perempuan
N Angkatan Kerja
(Orang) (Orang)
o
Penduduk usia 18-56 Tahun
1.
yang buta akrasa dan 1 -
huruf/angka latin.
Penduduk usia 18-56 Tahun
2. 7 5
yang tidak tamat SD
Penduduk usia 18-56 Tahun
3. 225 250
yang tamat SD
Penduduk usia 18-56 Tahun
4. 175 200
yang tamat SMP
Penduduk usia 18-56 Tahun
5. 50 56
yang tamat SMA
Penduduk usia 18-56 Tahun
6. 14 6
yang tamat Perguruan
Tinggi
472 461
Universitas Sriwijaya
135
933 Orang
Jumlah
Sumber : Profil Desa Anyar, 2018.
Universitas Sriwijaya
136
Universitas Sriwijaya
137
Tabel 5.22
Perencanaan Kegiatan (APBDes) Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
138
Dari Tabel 5.22, diatas dapat diketahui bahwa ada beberapa proses tahapan
kegiatan yang perlu dipenuhi untuk melaksanakan perencanaan kegiatan di Desa
Lubuk Dalam Kecamatan Kota Kayuagung. Secara umum proses tahapan tersebut
biasa saja dan mudah untuk dipenuhi. Perencanaan merupakan suatu proses
penentuan sesuatu yang menjadi tujuan yang akan dicapai pada waktu yang akan
datang serta menentukan tujuan dan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk
mencapainya. Dalam perencanaan keuangan desa, diperlukan rencana tahapan
yang strategis. Perencanaan pembangunan desa diselenggarakan dengan
melibatkan masyarakat desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan
desa. Secara dokumentatif pencanaan dan pembangunan desa tertuang dalam
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Pembangunan
Tahunan Desa atau yang disebut dengan Rencana Kerja Pembangunan Desa
(RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
Perencanaan Pembangunan Desa yang meliputi RPJMDesa dan RKPDesa
yang disusun secara berjangka dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa yang kemudian disingkat (RPJMDesa)
dibuat untuk jangka waktu 6 (enam) tahun sedangkan Rencana Pembangunan
Universitas Sriwijaya
139
Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa)
dibuat untuk jangka waktu 1 (satu) tahun. RKPDesa merupakan penjabaran dari
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa.
Untuk mengetahui apakah Perangkat Desa beserta masyarakat Desa Lubuk
Dalam telah mematuhi tahapan dalam hal kegiatan perencanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) tersebut atau tidak, lihat Tabel 5.23:
Tabel 5.23
Tingkat Kepatuhan Perangkat Desa Lubuk Dalam terhadap Perencanaan
Kegiatan APBDesa 2017
Universitas Sriwijaya
140
Data dari tabel 5.23, menunjukan bahwa kelima sub indikator dari Tingkat
Kepatuhan Perencanaan Kegiatan, pada sub indikator Sumber Anggaran terdiri
dari (a) Pendapatan Asli Desa, Pendapatan Asli Desa di Desa Lubuk Dalam
diantaranya yaitu Sewa Kursi, alat catering, dan tenda (b) Pendapatan Transfer,
diantaranya APBN (Dana Desa), APBD (Alokasi Dana Desa), dan Lelang Lebak
Lebung (L3), yang dimaksud dengan APBN (Dana Desa) adalah Dana yang
bersumber dari belanja Negara di dalam APBN wajib dilaksanakan setiap Tahun
Anggaran sebagaimana di amanatkan pasal 22 ayat (1) huruf B dan ayat 2
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Sedangkan APBD (Alokasi Dana Desa) adalah kewajiban Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk mengalokasikan Anggaran untuk Desa yang diambil dari
Dana Bagi Hasil (DBH), dan Dana Alokasi Umum (DAU) yang merupakan
bagian dana perimbangan. (c) Lelang Lebak Lebung adalah sistem lelang yang
mempergunakan sumber daya alam Desa Lubuk Dalam sesuai dengan kebutuhan,
Desa Lubuk Dalam memiliki lahan yang akan dilakukan lelang setiap 1 tahun
sekali dan diikuti oleh Masyarakat Umum. Pada sub indikator PAGU Anggaran
dalam indikator Tingkat Kepatuhan Perencanaan yang dimaksud yaitu, Alokasi
Anggaran yang ditetapkan untuk mendanai belanja Pemerintah Desa Lubuk
Dalam Tahun Anggaran 2017 yang berjumlah Rp. 1.181.172.000,- jumlah
anggaran tersebut selalu berubah setiap tahunnya sesuai dengan kemandirian Desa
Lubuk Dalam, jumlah anggaran ini terdiri dari Pendapatan Asli Desa, APBN
(Dana Desa), dan APBD (Alokasi Dana Desa), dan Lelang Lebak Lebung (L3)
dan lainnya.
Pada tahap Mekanisme Penetapan APBDes Desa Lubuk Dalam didahului
dengan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) dengan
Universitas Sriwijaya
141
melibatkan BPD, LPMD, dan tokoh masyarakat lainnya, perencanaan Dana Desa
dilakukan dengan menjaring aspirasi dan kebutuhan masyarakat melalui
musyawarah desa. Dana Desa adalah salah satu pendapatan desa yang
penggunannya terintregasi dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes). Oleh karena itu, program perencanaan dan kegiatannya disusun
melalui forum Musrenbangdes yang disepakati bersama seluruh Perangkat Desa
dan Masyarakat Desa Lubuk Dalam. Musrenbangdes adalah forum musyawarah
yang membahas usulan-usulan rencana kegiatan pembangunan desa yang
berpedoman pada prinsip-prinsip perencanaan pembangunan partisipasi
masyarakat desa serta transparansi pemerintah kepada masyarakat. Tujuan
diberikannya Dana Desa adalah untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintah
desa dalam melaksanakan pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat.
Selanjutnya, Prosedur Penyaluran Dana APBDes terdapat kendala di tingkat
Kepatuhan. Hal tersebut terlihat pada proses tahapan penetapan Peraturan Desa
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) yang seharusnya
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) disepakati bersama paling lambat bulan Oktober tahun berjalan
(Pasal 20 ayat 4). Pada keyataannya, Desa Lubuk Dalam dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) disepakati bersama di bulan Maret ditahun berikutnya, sehingga
adanya keterlambatan dalam menyepakati PerDes dan RKPDes tentang APBDes
tahun 2017.
Seharusnya Pemerintah Desa terkhususnya pelaksana (BUMDes)
melakukan inovasi, konsisten, dan berintegrasi dengan Masyarakat Desa Lubuk
Dalam, yang memanfaatkan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia dengan
cara melakukan sosialisasi pendidikan pelatihan terhadap Masyarakat Desa dan
menjadikan usaha yang lebih berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Desa,
sehingga dapat memaksimalkan anggaran pemerintah desa dan belanja desa.
Walaupun dengan adanya alokasi dana dari Pemerintah Pusat (APBN) dan Daerah
(APBD), pemerintah desa dituntut untuk lebih aktif dan mandiri untuk mengelola
Universitas Sriwijaya
142
Universitas Sriwijaya
143
Tabel 5.24
Pelaksanaan Kegiatan (APBDes) tahun Anggaran 2017 di Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
144
Pengarahan dan pemberian umpan balik (feedback) atas kinerja perangkat desa
merupakan kunci keberhasilan pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan.
Setiap pelaksanaan kegiatan desa tersebut harus berpihak pada kepentingan
warga atau masyarakat yang disebutkan dalam peraturan Kepala Desa. Dalam hal
pelaksanaan program kegiatan penggunaan Dana Desa, pemerintah dan Desa
Lubuk Dalam melaksanakan musyawarah bersama Badan Permusyawaratan Desa
(BPD) dengan tujuan untuk merancang pelaksanaan kegiatan secara seksama dan
musyawarah, waktu pelaksanaan dan membentuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)
di sesuaikan dengan waktu yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, agar
pelaksanaan kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di Desa
Lubuk Dalam dapat dilakukan dengan terbuka dan transparan di depan
masyarakat. Untuk mengetahui apakah perangkat desa terkhususnya tim pelaksana
kegiatan (TPK) Desa Lubuk Dalam telah mematuhi Pelaksanaan Kegiatan
tersebut atau tidak dapat di lihat pada Tabel 5.25:
Tabel 5.25
Hasil Wawancara
Tingkat Kepatuhan Pelaksanaan Kegiatan Perangkat Desa Lubuk Dalam
terhadap Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Yang Berlaku Tahun 2017
Universitas Sriwijaya
145
Pelaksanaan
1. Pelaksanaan a) Semua penerimaan dan pengeluaran desa dalam rangka
Pembangunan pelaksanaan sudah dilaksanakan melalui Rekening Desa.
Fisik. b) Prosedur Sistem Pelaksanaan Kegiatan telah dilakukan oleh
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), namun Sistem Verifikasi
kegiatan masih bersifat manual.
c) Pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan untuk
melaksanakan kegiatan sudah disertai dengan dokumen
antara lain Rencana Anggaran Biaya (RAB).
d) Dalam pengajuan pelaksanaan pembayaran sebagaimana
dimaksud, sekretaris (TPK) desa telah melakukan:
v. Meneliti kelengkapan permintaan pembayaran yang di
ajukan oleh pelaksana kegiatan.
vi. Menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban
APBDes yang tercantum dalam permintaan pembayaran.
vii. Menguji ketersedian dana untuk kegiatan yang dimaksud
viii. Menolak pengajuan permintaan pembayaran kegiatan
apabila tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
e) Batas durasi waktu pelaksanaan sesuai dengan peraturan
dan ketentuan yang berlaku dan seluruh elemen masyarakat
terlibat didalamnya.
2. Pelaksanaan a) Pelatihan Menjahit 30 orang yang dilakukan di balai Desa
Kegiatan Lubuk Dalam.
Pemberdayaan b) Prosedur pendaftaran masih dilakukan manual.
c) Kegiatan ini terus berlangsung dengan adanya dukungan
dari masyarakat Desa Lubuk Dalam.
d) Banyak manfaat yang di dapat dari pemberdayaan pelatihan
ini yaitu berupa, menambahnya kreatifitas menjahit dan
daya jual di masyarakat Desa Lubuk Dalam.
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (APBDes), diolah Penulis dengan bahasa baku, 2019.
Data dari tabel 5.25, menunjukan bahwa dari setiap Pelaksanaan Kegiatan
terjadi peningkatan Tingkat Kepatuhan yang dilakukan oleh Perangkat Desa
sebagai implementor pengelolaan keuangan di pelaksanaa kegiatan. Hal tersebut
terlihat di indikator pertama pada pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik
berupa, semua penerimaan dan pengeluaran, prosedur sistem pelaksanaan
kegiatan, pelaksana kegiatan mengajukan pendanaan, pengajuan pelaksanaan
pembayaran, dan batas durasi waktu pelaksanaan. Hal tersebut telah dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang dibuat, sehingga indikasi tingkat
kepatuhan terhadap pembangunan fisik dapat dikatakan patuh dan memenuhi
prosedur kegiatan.
Universitas Sriwijaya
146
Universitas Sriwijaya
147
Universitas Sriwijaya
148
Tabel 5.26
Buku Kas Umum Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
149
N Kode
Tgl Uraian Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp)
o Rekening
1 2 3 4 5 6
1. 6 Juli 2017 Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp. 296.835.000,- Rp. 296.835.000,-
2. 6 Juli 2017 Pembangunan Desa Rp. 798.050.000,- Rp. 798.050.000,-
3. 6 Juli 2017 Pembinaan Kemasyarakatan Rp. 6.000.000,- Rp. 6.000.000,-
4. 6 Juli 2017 Pemberdayaan Masyarakat Rp. 80.287.000,- Rp. 80.287.000,-
TOTAL Rp. 1.181.172.000 Rp. 1.181.172.000
Sumber : Penulis dari hasil pengamatan studi pustaka (APBDes), 2019.
Tabel 5.27
Hasil Wawancara
Tingkat Kepatuhan Penatausahaan Perangkat Desa Lubuk Dalam.
Universitas Sriwijaya
150
Kegiatan
No Tingkat Kepatuhan
Penatausahaan
1. Penatausahaan a) Penatausahaa di lakukan oleh Bendahara Desa,
Penerimaan tetapi dibantu oleh pihak ketiga (3) untuk
mengoperasikan perangkat keras (laptop).
b) Bendahara Desa telah melakukan pencatataan setiap
penerimaan, meliputi:
i. Buku Kas Umum.
ii. Buku Kas Pembantu dan Perincian Obyek
Penerimaan.
iii. Buku Kas Harian Pembantu.
c) Bendahara Desa telah melakukan kewajibanya
dengan melaporkan pertanggungjawaban keuangan
melalui laporan pertanggungjawaban.
d) Laporan pertanggungjawaban bendahara desa
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
2. Penatausahaan a) Penatausahaa di lakukan oleh Bendahara Desa,
Pengeluaran tetapi dibantu oleh pihak ketiga (3) untuk
mengoperasikan perangkat keras (laptop)
b) Bendahara Desa telah melakukan pencatataan setiap
pengeluaran, meliputi:
i. Buku Kas Umum.
ii. Buku Kas Pembantu Pajak.
iii. Buku Bank.
c) Bendahara Desa telah melakukan kewajibanya
dengan melaporkan pertanggungjawaban keuangan
melalui laporan pertanggungjawaban.
d) Laporan pertanggungjawaban bendahara desa
disampaikan setiap bulan kepada Kepala Desa dan
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (SPJ), diolah Penulis dengan bahasa baku, 2019.
Universitas Sriwijaya
151
Universitas Sriwijaya
152
Universitas Sriwijaya
153
Dari data Tabel 5.28, di atas dapat disimpulkan bahwa Data Pelaporan Hasil
Kegiatan Desa Lubuk Dalam pada setiap tahapan realisasi kegiatan tahap pertama
(I) di bulan Juli sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan laporan realisasi
tahap kedua (II) adanya keterlambatan realisasi laporan yaitu di bulan Maret
Universitas Sriwijaya
154
Tabel. 5.29
Hasil Wawancara
Pelaporan Hasil Kegiatan Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
155
Bidang Pelaksanaan
Rp. 798.050.000 - - - -
Pembangunan Desa
1.
B. Pembangunan Jalan Rabat Terlaksananya
Beton di Dusun I Rp. 219.213.000 100 Fasilitas Sarana 2 Kali
(201x5x0,15m) Prasarana Desa
Terlaksananya
C. Pembangunan Jalan Rabat
Fasilitas Sarana
Beton di Dusun II Rp. 431.995.000 100 2 Kali
Prasarana Desa
(501x4x0,15m)
Bidang Pembinaan
Rp. 6.000.000 - - - -
Kemasyarakatan
Terselenggaranya
A. Kegiatan Rapat Desa Rp. 1.000.000 100 1 Kali
2. Kegiatan Rapat Desa
B. Kegiatan Belanja
Terlaksananya
Penunjang 10 Program Rp. 5.000.000 100 4 Kali
Kegiatan Pokja
Pokok PKK
Bidang Pemberdayaan
Rp. 80.287.000 - - - -
Masyarakat
3. Honor Pelatih,
Panitia, Uang Saku
A. Pelatihan Menjahit Rp. 80.287.000 100 5 Kali
Peserta, dan Pakaian
Seragam
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (APBDes dan SPJ) diolah Penulis dengan bahasa baku, 2019.
Universitas Sriwijaya
156
Universitas Sriwijaya
157
Tabel 5.30
Data Pertangggungjawaban Realisasi Pelaksanaan (APBDes)
Hasil Kegiatan Desa Lubuk Dalam
Pertangggung
No Nama Desa Anggaran Jawaban
Keterangan
Per 31
Desa
1. Rp. 1.181.172.000,- Desember Tidak Tepat
Lubuk
Tahun Waktu
Dalam
Anggran
Sumber: Penulis dari hasil pengamatan studi pustaka (D.PMD), 2019.
Universitas Sriwijaya
158
Tabel 5.31
Hasil Wawancara
Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan Kegiatan APBDes
Universitas Sriwijaya
159
Permendagri No Sesuai/
NO Desa Lubuk Dalam Keterangan
113 Tahun 2014 Tidak
1. Pasal 38 ayat (1) Pada Desa Lubuk Tidak Pada Desa Lubuk Dalam,
Kepala Desa Dalam, Kepala Desa Kepala menyampaikan
menyampaikan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
laporan laporan realisasi pelaksanaan
pertanggungjawaban pertanggungjawaban APBDesa kepada Bupati
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan ditahun berikutnya yaitu
APBDesa kepada APBDesa kepada dibulan Maret
Bupati/Walikota Bupati ditahun
setiap akhir tahun berikutnya yaitu
anggaran dibulan Maret
2. Pasal 38 ayat (2) Pada Desa Lubuk Sesuai Pada Desa Lubuk Dalam,
Laporan Dalam, Laporan Laporan pertanggungjawaban
pertanggungjawaban pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan APBDesa terdiri dari
APBDesa terdiri dari APBDesa terdiri dari pendapatan, belanja, dan
pendapatan, belanja, pendapatan, belanja, pembiayaan
dan pembiayaan dan pembiayaan
3. Pasal 38 ayat (3) Pada Desa Lubuk Sesuai Pada Desa Lubuk Dalam,
Laporan Dalam, Laporan Laporan pertanggungjawaban
pertanggungjawaban pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan
realisasi pelaksanaan realisasi pelaksanaan APBDesa) ditetapkan dengan
APBDesa) ditetapkan APBDesa) Peraturan Desa
dengan Peraturan ditetapkan dengan
Desa Peraturan Desa
4. Pasal 38 ayat (4) Pada Desa Lubuk Sesuai Pada Desa Lubuk Dalam,
Peraturan Desa Dalam, Format Format laporan
tentang laporan laporan pertanggungjawaban sesuai
pertanggungjawaban pertanggungjawab dengan peraturan desa yaitu :
realisasi pelaksanaan an sesuai dengan (a) format Laporan
APBDesa dilampiri: peraturan desa Pertanggungjawaban
(a) format Laporan yaitu : (a) format Realisasi Pelaksanaan
Pertanggungjawaban Laporan APBDesa Tahun Anggaran
Realisasi Pertanggungjawa berkenaan (b) format
Pelaksanaan ban Realisasi Laporan
APBDesa Tahun Pelaksanaan KekayaanDesaDesember
Anggaran berkenaan APBDesa Tahun Anggaran berkenaan
(b) Laporan Milik Anggaran berkenaan dan (c)LaporanPemerintah
Desa per 31 (b) format Laporan Pemerintahyang masuk ke
Desember Tahun Kekayaan Milik desa. Per Milik 31 Tahun
format Kekayaan Desa per 31 format Program dan Daerah
Anggaran berkenaan Desember Tahun
dan (c) format Anggaran berkenaan
Laporan Program dan (c) format
Pemerintah dan Laporan Program
Pemerintah Daerah Pemerintah dan
yang masuk ke desa. Pemerintah Daerah
Universitas Sriwijaya
160
Universitas Sriwijaya
161
Universitas Sriwijaya
162
Universitas Sriwijaya
163
Universitas Sriwijaya
164
Tabel 5.32
Ketersedian Anggaran Desa Lubuk Dalam
Penggunaan Waktu
No Desa Uraian Kegiatan Anggaran
Anggaran Kegiatan
1. Lubuk 1. Bidang Pelaksanaan Rp. 296.835.000
Dalam Pemerintahan Desa 20% dari
2. Bidang Pelaksanaan Rp. 798.050.000 anggaran Januari
Pembangunan Desa (Pemeberdayaan) s/d
3. Bidang Pembinaan Rp. 6.000.000 dan 80% Desember
Kemasyarakatan pembangunan (1 Tahun)
4. Bidang Pemberdayaan Rp. 80.287.000 fisik.
Masyarakat (PP No. 43 th
2014 Psl 100)
TOTAL Rp. 1.181.172.000
Sumber: Penulis dari hasil pengamatan studi pustaka (APBDes), 2019.
Universitas Sriwijaya
165
Universitas Sriwijaya
166
di indikator pertama Ketersediaan Anggaran Desa Lubuk Dalam, jika dilihat dari
total anggaran Rp. 1.181.172.000, di empat bidang pelaksanaan kegiatan yang
disepakati dengan mekanisme musyawarah bersama bisa dikatakan
tercukupi/lancar.
Tabel. 5.33
Ketersediaan Sumber Daya
Dalam Pengelolaan Keuangan Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
167
b) Sekretaris Desa
2. Sumber Daya Manusia c) Bendahara Desa
d) Perangkat Desa
e) Masyarakat
Sumber: Penulis dari hasil Studi Pustaka (Profil Desa) Lubuk Dalam, 2019.
Data Tabel 5.33, dapat diketahui bahwa sumber daya yang diperlukan untuk
memastikan kelancaran pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan desa adalah
sumber daya modal yang berkaitan dengan pemenuhan sarana pelayanan dan
sumber daya manusia yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan. Dengan
sistem pengelolaan keuangan desa yang harus dibuat secara profesional, maka
ketersediaan SDM yang terampil dan profesional sangat mutlak dibutuhkan
Pemerintah Desa. Meski terampil dan professional saja tidak cukup oleh karena
pengetahuan dan pemahaman tentang aturan hukum yang berlaku juga sangat
dibutuhkan. Sulitnya menjalankan kewenangan mutlak (secara rasional/legal)
dalam pengelolaan keuangan desa tanpa didukung oleh ketersediaan SDM yang
memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam pengelolaan keuangan desa, seperti
halnya yang terdapat pada Desa Lubuk Dalam.
Untuk mengetahui apakah sumber daya tersebut berpengaruh besar
terhadap kelancaran rutinitas dan fungsi pelaksanaan kegiatan pengelolaan
keuangan desa, lihat tabel 5.34, berikut:
Tabel 5.34
Hasil Wawancara
Fungsi Sumber Daya Dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengelolaan Keuangan Desa
Sumber: Hasil Wawancara dan Studi Pustaka (Profil Desa) Lubuk Dalam, 2019.
Sumber Rincian
No Fungsi
Daya Sumber Daya
1. Sumber a) Fasilitas Kantor Desa a) Pusat Pelayanan seluruh kegiatan
Daya Pemerintahan Desa
Modal b) Fasilitas Balai Desa b) Mendukung jalannya berbagai
Kegiatan Masyarakat, seperti;
Musyawarah Desa, Kegiatan Karang
Taruna/Kepemudaan, Kegiatan PKK
dan lainnya
c) Sarana pendukung c) Ketersediaan Motor Dinas,
lainnya PUSKESDES, gedung PAUD, jalan
desa dan fasilitas lainnya.
2. Sumber a) Kepala Desa a) Memimpin Penyelenggaraan
Daya Pemerintahan Desa
Manusia b) Sekretaris Desa b) Membantu Kepala Desa dalam bidang
administrasi pemerintahan
c) Bendahara Desa c) Membantu Sekretaris Desa dalam
urusan pelayananUniversitas
administrasiSriwijaya
pendukung pelaksanaan tugas-tugas
pemerintahan
168
Dari hasil Tabel 5.34, diatas dapat diketahui secara jelas mengenai sumber
daya modal dan sumber daya manusia yang memiliki keterkaitan erat sehingga
dapat menunjang lancarnya kegiatan pemerintahan desa. Dari sisi sumber daya
modal berupa pemenuhan sarana dan fasilitas, Desa Lubuk Dalam telah
menyediakan berbagai sarana dan fasilitas untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan desa. Ketersediaan sarana dan prasarana yang tersedia lebih banyak
berbentuk fisik berupa sarana fasilitas bangunan kantor desa yang telah di
sediakan, peralatan alat tulis (ATK) kantor, kursi, dan lemari. Dalam penelitian ini
sarana dan prasarana ditekankan pada ketersediaan fasilitas yang dapat digunakan
untuk perencanaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban secara mudah,
memadai, dan tepat waktu. Peralatan perlengkapan elektronik (komputer) yang
tersedia, lebih diutamakan bagi kepala seksi/urusan untuk kegiatan adminitrasi
dan keuangan bagi yang belum menggunakan aplikasi khusus akuntansi. Untuk
kendaraan dinas seperti motor dinas kepala desa hanya mendukung mobilitas
kerja. Ketersediaan sarana dan prasarana diakui mampu menunjang kinerja
pemerintah desa, khususnya dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan di
pemerintahan desa, seperti menyusun perencanaan desa, menyusun buku-buku
adminitrasi keuangan, buku pembantu kas, buku pembantu pajak, menyusun draft
pembuatan APBDes dan lain sebagainya.
Selain ketersediaan sumber daya sarana dan prasarana hal yang dibutuhkan
dalam kelancaran rutinitas fungsi pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan
desa adalah ketersediaan sumber daya manusia. Di Desa Lubuk Dalam ini
perangkat desa kurang memiliki kemampuan yang memadai dalam pengelolaan
keuangan desa, secara umum responden menyampaikan bahwa pengetahuan
mereka mengenai akuntansi belum cukup memadai. Berikut Tabel latar belakang
pendidikan yang dimiliki oleh beberapa perangkat desa:
Tabel 5.35
Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Lubuk Dalam
Pendidikan
No Jabatan
S1 D3 SMA SMP
1. Kepala Desa - - √ -
2. Sekretaris Desa - - √ -
3. Bendahara Desa - - √ -
Universitas Sriwijaya
169
Universitas Sriwijaya
170
menyatakan hak milik total yang terdiri atas jumlah yang ditanam, surplus dan
keuntungan-keuntungan yang tidak dibagi”.
Dengan demikian, pada dimensi kedua yaitu Kelancararan Rutinitas Fungsi
di indikator kedua Ketersediaan Sumber Daya Desa Lubuk Dalam, jika dilihat
dari fasilitas sarana dan prasarana sudah cukup memadai untuk menunjang
pelaksanaan kegiatan pengelolaan keuangan desa, dan sumber daya manusia telah
mampu mengelola pengelolaan dengan baik berdasarkan pengalamannya dan
dikatakan terpenuhi/lancer dan dapat dikatakan Optimal.
Universitas Sriwijaya
171
Universitas Sriwijaya
172
Tabel 5.36
Keanggotaan Badan Permusyawaratan Desa Lubuk Dalam
Universitas Sriwijaya
173
Dalam hal ini, pengawasan BPD sangat perlu dibutuhkan dengan berasas
keterbukaan. Pengawasan berati mendeterminasikan apa yang dilaksanakan,
maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-
tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana. Jadi
pengawasan dapat dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan dan mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan penting dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-
aktivitas yang direncanakan. Pengawasan pada dasarnya tidak terlepas dari tujuan
yang ingin dicapai. Adapun tujuan dari pengawasan BPD diantaranya adalah
a) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan
rencana yang digariskan.
b) Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi
serta asas-asas yang telah ditentukan.
c) Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, dan kelemahan-kelemahan dalam
bekerja.
d) Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan dengan efisien.
e) Untuk mencari jalan keluar bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan
kegagalan kearah perbaikan.
Universitas Sriwijaya
174
oleh Septry Rizky MH. S.IP, menjelaskan bahwa terdapat beberapa tahapan dalam
menjalankan pengawasan, yaitu:
a) Penetapan Standard.
b) Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan Sesuai Acuan:
i. Tahap Perencanaan.
ii. Tahap Pelaksanaan.
iii. Tahap Pertanggungjawaban.
Ditegaskan dalam Permendagri Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Badan
Permusyawaratan Desa Pasal 48 dalam Permendagri Nomor 110 Tahun 2016
Tentang BPD, dijelaskan bahwa dalam melakukan evaluasi kinerja kepala desa
BPD dapat melakukannya dengan cara atau dengan mekanisme sebagai berikut:
a) Persiapan evaluasi dengan berdasarkan prinsip tata kelola pemerintahan
yang baik. Dalam tahap awal dapat dilakukan dengan melihat prinsip-
prinsip demokratis, responsif, transparansi, akuntabilitas dan objektif.
b) Evaluasi pelaksanaan tugas Kepala Desa. Dalam tahap ini BPD melakukan
evaluasi terhadap capaian pelaksanaan RPJM Desa, RKP Desa dan
APBDesa, kemudian capaian pelaksanaan penugasan dari Pemerintah,
serta evaluasi capaian ketaatan terhadap pelaksanaan tugas sesuai
peraturan perundang-undangan.
c) Hasil Evaluasi, dalam tahapan ini BPD dapat melakukan beberapa hal
seperti membuat catatan tentang kinerja Kepala Desa, meminta keterangan
atau informasi terkait penyelenggaraan pemerintahan,menyatakan
pendapat serta memberi masukan untuk penyiapan bahan musyawarah
Desa.
Universitas Sriwijaya
175
Dapat kita ketahui dari data diatas dijelaskan bahwa kepala pemerintahan
dalam hal ini adalah kepala desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan
pemerintah desa secara tertulis kepada BPD selambat-lambatnya 3 bulan setelah
masa akhir tahun anggaran, dan laporan tersebut digunakan BPD untuk
melaksanakan fungsi pengawasan. Jadi pelaksanan fungsi pengawasan BPD
dilakukan dengan mengamati laporan hasil penyelenggaraan pemerintah desa
tersebut. Kemudian dalam laporan pertanggung jawaban yang dibuat Kepala Desa
tersebut paling sedikit memuat pelaksanaan peraturan desa yang telah ditetapkan.
Jadi jelas bahwa dalam laporan pertanggung jawaban yang disampaikan oleh
kepala desa harus memuat paling tidak pelaksanaan peraturan desa yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Terkait dengan pelaporan dan sistematika laporan kepala desa kepada Badan
Permusyawaratan Desa, dijelaskan secara lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Universitas Sriwijaya
176
Universitas Sriwijaya
177
Penetapan acuan ini dilakukan agar pengawasan yang dilakukan BPD Desa Lubuk
Dalam sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku dan mencegah adanya
penyimpangan dan kesalahan serta ketidak akuratan dalam melaksakan
pengawasan.
Universitas Sriwijaya
178
Jadi sesuai hasil wawancara diatas BPD Lubuk Dalam dalam melakukan
pengawasan terhadap kinerja kepala desa memiliki tiga tahapan yaitu:
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap pertama ini tentunya BPD melakukan pengawasan dengan cara
melihat skala prioritas program yang direncanakan oleh penyelenggara
pemerintah desa. Dalam tahapan ini BPD selaku badan permusywaratan desa yang
mengadakan musywarah desa juga melakukan penampungan aspirasi terlebih
dahulu untuk menentukan skala prioritas yang ada dan dibutuhkan oleh
masyarakat Desa Lubuk Dalam.
Menurut Garth N. Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan
pengembanngan dari pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas. M.
Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
Dalam melakukan penampungan aspirasi masyarakat desa, Badan
Permusyawaratan Desa Lubuk Dalam memiliki beberapa cara, yaitu:
Tabel 5.37
Hasil Wawancara
Metode Penampungan dan Penyaluran Aspirasi Masyarakat Oleh
Badan Permusyawaratan Desa Lubuk Dalam
Dapat dilihat dari Tabel 5.37, diatas kita dapat ketahui bahwa dalam
melakukan penampungan aspirasi masyarakat BPD Lubuk Dalam sudah cukup
baik, terbukti dengan adanya penggunaan metode yang tidak hanya dilakukan
sesekali atau jika ada hal penting saja. Tidak hanya sebagai tahapan proses
pengawasan, namun juga metode diatas digunakan dalam pelaksanaan fungsi BPD
Lubuk Dalam untuk menampung dan menyakurkan aspirasi masyarakat, Badan
Permusyawaratan Desa memfasilitasi penyelenggaraan Musyawarah Desa. Perihal
penyaluran aspirasi BPD Lubuk Dalam menyalurkan aspirasi dari masyarakat
Universitas Sriwijaya
179
melalui rapat bersama kepala desa yang telah dijadwalkan sebelumnya atau pun
dengan rapat dengar pendapat dan public hearing di Balai Desa Lubuk Dalam
atau tempat yang telah ditentukan. Keterlibatan BPD sejak awal dalam musdus
membuat BPD memastikan jika apa yang direncanakan itulah yang akan
dibangun.
2) Tahap Pelaksanaan
Kemudian tahap kedua, yaitu Tahapan Pelaksanaan Program/Realisasi
Program. Dalam tahapan ini BPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
program yang telah direncanakan dan kesesuaian antara pelaksanaan dengan
perencanaan. Pada tahap ini seharusnya BPD Lubuk Dalam dapat turun langsung
ke lapangan untuk mengecek realiasasi perencanaan program yang telah dibuat.
Seperti yang dijelaskan oleh Ketua BPD Lubuk Dalam, Saipul Bahri mengatakan:
“Iya tentu saja Kami melakukan monitoring terhadap pembangunan didesa
ini, seperti contoh kami selalu mengingatkan kepada ketua pelaksana
dalam hal pembangunan harus sesuai dengan perencanaan dan waktu yang
telah ditetapkan” ( 2 Maret 2019 di Kantor Desa Lubuk Dalam).
Pada tahap realisasi ini BPD mengawasi secara langsung penggunaan dana
desa dalam proses pembangunan, apakah sudah sesuai dengan perencanaan atau
belum. Agar penggunaan dana desa tidak sia-sia dan sesuai dengan
peruntukannya. Seperti yang ditemukan di Desa Lubuk Dalam, dalam proses
pembangunan yang menjadi skala prioritas di Desa Lubuk Dalam.
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana
yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan
pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa
Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Nurdin Usman.
(2002:70).
Tabel 5.38
Hasil Wawancara
Perbandingan Aspek Pembangunan Di Desa Lubuk Dalam
Tahun Anggaran 2017
Universitas Sriwijaya
180
Data dari Tabel 5.38, menunjukan bahwa dari setiap aspek Pembangunan
Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) Lubuk Dalam, dari
perencanaan hingga realisasi pembangunan tahun anggaran 2017 sudah sesuai di
masing-masing kegiatan, yaitu pembangunan tiga (3) Unit Kamar Mandi (MCK)
Uk 3x2m, dengan perencanaan dan reslisasi dana sebesar Rp. 71.692.000.
Pembangunan Jalan Rabat Beton, 201x5x0,15m, dengan perencanaan dan realisasi
dana sebesar Rp. 219.213.000. Pembangunan Jalan Rabat Beton. 501x4x0,15m,
dengan perencanaan dan realisasi dana sebesar Rp. 431.995.000.
Dengan demikian, antara perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa (APBDesa) dan realisasi pelaksanaan kegiatan pembangunan di Desa
Lubuk Dalam telah dilaksanakan dengan baik dan sesuai. Dengan adanya
pengawasan dari BPD Lubuk Dalam dapat berimbas positif dari berbagai aspek
pembangunan yang bersumber dari Dana Desa yang memang seharusnya
mendorong dan mendukung kesejahteraan masyarakat Desa Lubuk Dalam secara
menyeluruh.
3) Tahap Pertanggungjawaban
Tahapan selanjutnya adalah Tahapan pertanggungjawaban, dalam tahapan
ini sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku yaitu pada Undang- Undang
Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa dan PP Nomor 43 Tahun 2014 Pasal 51
dijelaskan bahwa Seharusnya kepala pemerintahan desa dalam hal ini adalah
kepala desa wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintah desa
secara tertulis kepada BPD selambat-lambatnya 3 bulan setelah masa akhir tahun
Universitas Sriwijaya
181
Universitas Sriwijaya
182
Universitas Sriwijaya
183
salah satu perannya ialah yang terdapat pada table 5.37 Metode
Penampungan dan Penyaluran Aspirasi Masyarakat Oleh Badan
Permusyawaratan Desa Lubuk Dalam.
(ii) Tahap Pelaksanaan, Program/Realisasi Program. Dalam tahapan ini
BPD melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan program yang telah
direncanakan dan kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan.
Pada tahap ini seharusnya BPD Lubuk Dalam dapat turun langsung ke
lapangan untuk mengecek realiasasi perencanaan program yang telah
dibuat, seperti yang terdapat pada Tabel 5.38. Perbandingan Aspek
Pembangunan Di Desa Lubuk Dalam Tahun Anggaran 2017.
(iii) Tahap Pertanggungjawaban, dalam tahap ini BPD telah melakukan
sesuai dengan peraturan yang ada, semua acuan yang digunakan sudah
memenuhi persyaratan dan sesuai dengan yang diatur oleh peraturan
hukum yang berlaku.
Dari analisis diatas pada dimensi Kelancara rutinitas fungsi pada indikator
pengawasan kegiatan (APBDes) sangat diperlukan sebagai sistem administrasi
untuk memenuhi persyaratan, dapat di simpulkan bahwa Kelancara rutinitas
fungsi terhadap pengawasan desa dilaksanakan sepenuhnya baik oleh Badan
Permusyawaratan Desa Lubuk Dalam.
Berdasarkan hasil analisis terhadap data-data pendukung yang diperoleh,
pengamatan dilapangan serta keterangan dari informan dapat disimpulkan bahwa
dimensi Kelancaran Rutinitas Fungsi dalam indikator (a) Ketersediaan Anggaran
(b) Ketersediaan Sumber Daya (c) Adanya Pengewasan sudah berjalan lancar dan
tinggi. Menurut G. R. Terry pengawasan adalah suatu proses untuk mengetahui
apa yang sedang dilakukan dan membendingkan hasil-hasil yang sebenarnya
dengan data anggaran yang disediakan untuk menyelesaikannya dengan jalan
mengoreksi sebab-sebab perbedaan didukung dengan sumber daya manusia yang
berkompeten
Dimensi selanjutnya yang akan di analisis adalah dimensi Kinerja dan
Dampak Yang Dikehendaki yang mempunyai tiga indikator dan analisis akan
dimulai dari indikator (a) Tertib Administrasi (b) Terwujudnya Tatakelola
Pengelolaan yang berasaskan Pengelolaan Keuangan Desa Lubuk Dalam.
Universitas Sriwijaya
184
5.7.1. Kinerja
Kinerja (performance) merupakan suatu pencapaian persyaratan pekerjaan
tertentu yang akhirnya secara nyata dapat tercermin keluaran yang dihasilkan.
Namun perlu dipahami bahwa kinerja bukan sekedar hasil pekerjaan saja tetapi
juga mencakup bagaimana proses pekerjaan itu berlangsung. Kinerja merupakan
salah satu alat ukur bagi pencapaian tujuan organisasi.
Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu organisasi
(Moeheriono, 2012:95). Sedangkan wirawan (2009:5) menyebutkan bahwa
kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-
indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu tertentu. Standar kinerja
memiliki fungsi antara lain:
1. Sebagai tolak ukur untuk menentukan keberhasilan dan ketidakberhasilan
kinerja.
2. Memotivasi karyawan agar lebih bekerja keras untuk mencapai standar.
3. Memberikan arah pelaksanaan pekerjaan yang harusdicapai, baik kuantitas
maupun kualitas.
4. Memberikan pedoman kepada karyawan berkenaan dengan proses
pelaksanaan pekerjaan guna mencapai standar kinerja yang ditetapkan
(Abdullah, 2014:115).
Untuk selanjutnya akan dibahas indikator Tertib Administrasi Pengelolaan
Keuangan Desa Lubuk Dalam.
Universitas Sriwijaya
185
Universitas Sriwijaya
186
5.39
Hasil Analisis
Kinerja Tertib Administrasi Pengelolaan Keuangan Desa Lubuk Dalam.
No Kinerja Keterangan
1. Perencanaan Kegiatan Hal tersebut terlihat pada Prosedur Penyaluran
Dana APBDes terdapat kendala di tingkat
Kepatuhan. Hal tersebut terlihat pada proses
tahapan penetapan Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDesa) yang seharusnya Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) disepakati
bersama paling lambat bulan Oktober tahun
berjalan (Pasal 20 ayat 4). Pada keyataannya,
Desa Lubuk Dalam dalam penyusunan
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa)
disepakati bersama di bulan Maret ditahun
berikutnya, sehingga adanya keterlambatan
dalam menyepakati PerDes dan RKPDes
tentang APBDesa Lubuk Dalam tahun 2017.
Desa Lubuk Dalam sudah memenuhi proses
tahapan kegiatan, namun menunjukan adanya
keterlambatan dalam peraturan yang berlaku,
sehinga adanya keterlambatan dan dapat
dikatakan Belum Tertib/Optimal
Administrasi Pengelolaan Kegiatan dalam
Perencanaanya.
2. Pelaksanaan Kegiatan a) Kegiatan Fisik, pelaksanaan kegiatan
pembangunan fisik berupa, semua
penerimaan dan pengeluaran, prosedur
sistem pelaksanaan kegiatan, pelaksana
kegiatan mengajukan pendanaan,
pengajuan pelaksanaan pembayaran, dan
batas durasi waktu pelaksanaan. Hal
Universitas Sriwijaya
187
Universitas Sriwijaya
188
Universitas Sriwijaya
189
Universitas Sriwijaya
190
kebijakan yaitu dampak yang positif yang dapat membantu sasaran kebijakan
yaitu masyarakat.
Bila berdasarkan Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dari Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang Pengelolaan Keuangan Desa di BAB
V Pengelolaan (Pasal 20-43), dampak yang dikehendaki dari penerapan
pengelolaan keuangan desa antara lain ialah pemerintah desa dituntut untuk
mampu mengetur, mengelola dan menertibkan pengelolaan tersebut dengan
disiplin dan mandiri.
Dampak ini tentunya berkaitan dengan kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat Desa Lubuk Dalam, karena dengan adanya ketertiban administrasi
dalam pengelolaan keuangan desa yaitu dari perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
dan pertanggungjawaban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa tersebut
jika dikelola dengan baik maka dapat berdampak positif bagi pengelola atau
implementor kebijakan dan terutama kepada masyarakat Desa Lubuk Dalam
sendiri. Berikut Tabel 5.40:
Tabel 5.40
Hasil Analisis
Dampak yang Dikehendaki Terhadap Terwujudnya Tatakelola Pengelolaan
yang berasaskan Pengelolaan Keuangan Desa.
Universitas Sriwijaya
191
Universitas Sriwijaya
192
Universitas Sriwijaya
193
Universitas Sriwijaya
194
Tabel. 5.41
Angkatan Kerja (Pendidikan) Desa Lubuk Dalam
Laki-Laki Perempuan
No Angkatan Kerja
(Orang) (Orang)
Penduduk usia 18-56 Tahun
1. 15 10
yang tamat TK
Penduduk usia 18-56 Tahun
2. 200 203
yang tamat SD
Penduduk usia 18-56 Tahun
π3. 100 115
yang tamat SMP
Penduduk usia 18-56 Tahun
4. 62 28
yang tamat SMA
Penduduk usia 18-56 Tahun
5. yang tamat Sekolah Tinggi 2 -
D1-D3
Penduduk usia 18-56 Tahun
6. yang tamat Perguruan 7 13
Tinggi
386 254
Jumlah
640 Orang
Sumber : Profil Desa Lubuk Dalam, 2019.
Universitas Sriwijaya
195
Tabel 5.42
Tingkat Pendidikan Perangkat Desa Lubuk Dalam
Pendidikan
No Jabatan
S1 D SMA SMP
3
1. Kepala Desa - √ -
2. Sekretaris Desa - - √ -
3. Bendahara Desa - - √ -
4. Badan Permusyawaratan Desa - - - √
Sumber : Profil Desa Lubuk Dalam, 2019.
Universitas Sriwijaya