SKRIPSI
Oleh :
NIM 6661120353
SERANG, 2019
ABSTRAK
daripada mengeluh
“Do the best and pray. God will take care of the rest “
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kasih
karunia Nya bagi penulis, sehingga segala usaha dan perjuangan yang dihadapi,
Skripsi ini dibuat dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh, M.Pd, Selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
3. Ibu Rahmawati,S.Sos, M.si, sebagai Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan
5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan III
6. Ibu Listyaningsih, M.Si selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik Fakultas
vi
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Ibu Dr. Arenawati, M.Si sekretaris Prodi Ilmu Adminsitrasi Publik Fakultas
Terima kasih untuk setiap semangat, masukan dan bimbingannya selama ini.
9. Ibu Dr. Ayuning Budiati, MPPM sebagai dosen pembimbing I. Terima Kasih
atas segala arahan, bimbingan serta masukan yang diberikan kepada penulis.
10. Bapak Anis Fuad, M.Si selaku dosen pembimbing II. Terima Kasih atas
11. Teruntuk mama , papa dan adik yang senantiasa selalu memberikan semangat
dan dukungan tiada henti serta doa yang selalu engkau berikan kepada
penulis.
12. Teruntuk Satria Fratisna Senjaya yang selalu memberikan semangat dan doa
13. Teruntuk Audi Setiawan yang selalu memberikan semangat dan doa kepada
penulis
yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya. Fani Andiani, Utut Wulandari,
Etin Kurnia, Dilon Irna Yuansyah, Galih Hidayat Ramadhan yang selalu
vii
15. Untuk seluruh keluarga Serikat Eksekutif Muda Untirta (SEMUT) Soffal
Alamsyah, Kak Ridwan dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu
Aini, Nurman Ibrahim , Ayu Ratna, Ahmad Yuwafi, Guntur Alamsyah, Saban
17. Untuk sahabat-sahabat SMP penulis Lilis Junilah ,Lilip Apsari dan
18. Serta semua pihak yang telah membantu, mendoakan, dan memberikan
Peneliti menyadari bahwa dalam menyusun skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
sempurnanya skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
Dian P Dhamayanti
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN
ix
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR
PENELITIAN
x
3.6 Informan Penelitian ................................................................................... 55
Serang ..................................................................................... 72
............................................................................................................. 88
xi
4.3.5 Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal
Akses .................................................................................................. 99
........................................................................................................... 113
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
antar masyarakat yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan saat-saat
sebelumnya. Proses interaksi dan komunikasi antar negara-negara di dunia akan lebih
intens dibandingkan dengan apa yang selama ini terjadi. Globalisasi telah membuka
batasan antar negara yang selama ini berlaku terutama untuk hal-hal yang
berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hukum akibat sedemikian
cepat dan akuratnya informasi mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain.
negara di dunia saat ini. Kemajuan teknologi dan komunikasi telah menjadikan
mobilitas orang, benda, dan informasi dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat
serta mampu menjangkau wilayah secara luas dan tanpa batas. Kemajuan
informatika, komunikasi dan teknologi menuntut perubahan pada pola dan cara
1
2
Pada saat ini penggunaan informasi, komunikasi dan teknologi telah berkembang
luas dan tidak terbatas pada bidang-bidang industri dan perdagangan saja, namun juga
apabila dibandingkan dengan sistem manual dan cara tradisional. Sehingga banyak
negara dituntut untuk dapat mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi, terutama
perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat
komunikasi tidak hanya terjadi dalam bidang bisnis, ekonomi dan perbankan, tetapi
kini perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah meluas pada bidang-
publik sedemikikan rupa sehingga kegiatan pelayanan dan kegiatan lainnya dapat
3
dilakukan tanpa adanya tatap muka, sehingga kegiatan yang dilakukan dapat lebih
pemerintah yang baik (good governance) tidak lepas dari penggunaan teknologi,
masyarakat. Dari segi politik, pelayanan publik merupakan salah satu tujuan
(http://lib.ui.ac.id)
pesat dan potensi pemanfaatannya yang sudah sangat luas, hal tersebut dapat
secara cepat dan akurat. Selain itu perkembangan teknologi informasi juga dapat
serta menyebarkan informasi dan layanan publik. Hal itu juga akan menunjang
peningkatan hubungan antara pemerintah dan masyarakat umum. Oleh karena itu,
4
government.
dimulai melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang kebijakan dan
rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif dan efisien. Selain itu
keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya dilaksanakan secara adil dan selaras. Disamping itu, perlu diperhatikan pula
5
instansi pemerintahan yang sudah cukup maju dalam hal penerapan e-government,
tetapi masih banyak juga yang masih dalam taraf pengenalan. Oleh karena itu, dalam
hal ini pemerintah harus dapat mengupayakan agar semua instansi pemerintah dan
masyarakat dan lain sebagainya, sehingga dengan adanya hal tersebut berbagai
kegiatan pelayanan yang dilakukan dapat berjalan lebih efektif dan efisien serta
kepada masyarakat, yang tadinya dilakukan secara manual kini dengan adanya e-
berbagai pengembangannya.
6
government adalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Hal itu
Gambar 1.1
Madani plan merupakan sistem informasi perencanaan daerah kota serang dalam
Awal dibuatnya web madani plan memiliki tiga sistem yaitu e-musrenbang, e-
planning dan e-monev. Masing – masing sistem ini memiliki fungsi yang berbeda
beda dalam proses perencanaan daerah Kota Serang yaitu, e-musrenbang sebagai
monitoring evaluasi guna memberikan informasi penting terkait serapan yang telah
Tetapi dimulai dari pertengahan tahun 2017 sistem web madani plan diubah
menjadi e-renstra, e-hibsos, dan simral. Perubahan sistem didalam web madani plan
ini atas dasar instruksi KPK langsung yang bertujuan agar suatu perencanaan dan
dalam penerapan sistem baru pada web madani plan ini bekerja sama dan melakukan
Sistem baru pada web madani plan saat ini terbagi menjadi tiga sistem yaitu , e-
renstra merupakan sistem yang tidak berbeda dengan sistem dalam web madani plan
sebelumnya hanya saja e-renstra dalam web madani plan saat ini sebagai sistem
perencanaan 5 tahunan. Lalu untuk tahun ini e-hibsos belum digunakan dan simral
planning dan e-monev. Dengan adanya e-renstra, e-hibsos dan simral dapat
Salah satu sistem web madani plan yaitu simral memberikan kemudahan kepada
Pertama, sumber daya manusia yang seharusnya menjadi faktor utama dalam
penyusunan perencanaan di sistem simral terhitung masih kurang dan yang memiliki
maksimal 3 orang yang terdiri dari 2 operator dan kepala bidang perencanaan,
evaluasi dan pelaporan sebagai operator utama. Tetapi di seluruh kecamatan kota
serang jumlah operator hanya 1, itupun ada beberapa operator di kecamatan kota
9
serang yang belum mengerti terkait penyusunan perencanaan dalam sistem simral,
kepala bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan. Selain itu sumber daya manusia
di Bappeda Kota Serang terhitung masih kurang, Bappeda Kota Serang hanya
memiliki 2 operator saja yang seharusnya operator lebih dari 2 operator. Mengingat
banyaknya data yang masuk pada sistem simral dan rancangan penyusunan
perencanaan yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang serta seluruh Kecamatan di
Daerah serta wawancara serta Kepala Bidang Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan
Kedua, kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di seluruh
kecamatan Kota Serang. Hal ini dapat dilihat pada saat peneliti observasi di seluruh
Kecamatan Kota Serang sarana dan prasarana di setiap kecamatan seperti komputer,
mesin pencetak dan sarana lainnya sebagian besar dalam kondisi kurang baik. Hal ini
Sehingga hal tersebut dapat menghambat kerja operator untuk menyusun perencanaan
pembangunan dan menginput data ke dalam sistem simral. (sumber: observasi pada
kota serang dengan menggunakan sistem simral. Hal ini sangat disayangkan karena
10
pembangunan kota serang melalui sistem simral sudah banyak yang terealisasi tetapi
Bappeda dan OPD yang terkait dalam menghitung persentase keberhasilan masih
harus dengan cara manual yang sangat tidak efektif dan efisien (sumber : wawancara
Atas dasar latar belakang pemikiran diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menulis Skripsi dengan judul: “Analisis Penerapan Simral di Badan
Setiap bentuk tindakan atau langkah yang terencana sudah mempunyai tujuan
tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian yang peneliti lakukan ini, bertujuan
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini dapat dikatakan masing-masing sebagai
berikut:
a. Manfaat Teoritis
pembangunan.
b. Manfaat Praktis
2. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi Badan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang yang menerangkan secara jelas mengenai ruang
lingkup dan kedudukan masalah yang akan diteliti dalam bentuk deduktif (dari umum
mendeteksi aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau
fokus dari penelitian yang akan dilakukan demi mencapai hasil penelitian yang
diharapkan dalam tujuan penelitian. Dan selanjutnya, bab ini juga membahas
mengenai manfaat penelitian, baik manfaat teoritis dan praktis yang berguna bagi
peneliti, pembaca dan instansi terkait. Serta sistematika penulisan yang digunakan
Bab ini akan membahas mengenai teori-teori relevan yang digunakan untuk
menggambarkan alur penelitian yang dikaji dengan teori yang relevan dalam
Bab ini terdiri dari pendekatan dan metode penelitian yang digunakan.Ruang
Bab ini terdiri dari deskripsi obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian
secara jelas. Kemudian terdapat deskripsi data dari hasil penelitian yang diolah dari
data mentah dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan sebagaimana
dengan penggunaan teori dalam penelitian ini.Selanjutnya data yang sudah dianalisis,
peneliti uji validitas dengan menggunakan teknik triangulasi untuk mendapatkan hasil
keterbatasan ini dapat dijadikan rekomendasi terhadap penelitian lebih lanjut dalam
BAB V PENUTUP
yaitu berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti
DASAR PENELITIAN
2.1 LandasanTeori
Pada bab ini peneliti akan menjelaskan beberapa teori dan menggunakan teori
yang mendukung dalam masalah ini, dimana teori yang digunakan akan menjadi
penelitian ini.
Definisi e-government begitu beragam, maka dari itu terlebih dahulu peneliti
16
17
pihak Pemerintah).
government sebagai :
berkaitan yaitu :
internet, untuk menyediakan pelayanan yang lebih nyaman dan efisien terhadap
lebih baik, menyediakan akses informasi kepada publik secara lebih luas, dan
pemerintahan secara lebih efisien. Karena itu, ada dua hal utama dalam
(salah satunya adalah internet) sebagai alat bantu dan, yang kedua, tujuan
yang telah disebutkan di atas, karena masing-masing negara pun juga menerapkan
kebutuhan dan keadaan dari negara tersebut. Adapun ada beberapa faktor yang
21
sebagai berikut :
adalah sebagai pihak yang merasa memiliki kepentingan baik langsung maupun
1. Pemerintah
Pihak pertama yang menjadi stakehoder adalah pemerintah sendiri, baik
yang berada di tingkat pusat maupun daerah.
2. Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan pusat dari tenaga ahli dan ilmu pengetahuan
diberbagai bidang dalam sebuah Negara.
3. Industri Swasta
Hasil riset dari perguruan tinggi biasanya dibeli dan dikembangkan oleh
industri untuk menghasilkan beragam produk teknologi informasi dan
komunikasi yang secara massal diproduksi dan diperdagangkan ke
berbagai pihak yang membutuhkan.
4. Lembaga Non-Komersial
Pihak keempat adalah berbagai lembaga non-komersial semacam Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, perhimpunan, asosiasi, dan institusi
non-profit lainnya yang akan berfungsi sebagai pemantau dan evaluator
dari implementasi e-government.
5. Masyarakat
Dimana merupakan subyek penting yang pada akhirnya akan merasakan
manfaat e-government. Sehingga yang menilai berhasil atau tidaknya
sebuah implementasi e-government adalah masyarakat/pelanggan. Konteks
masyarakat ini pun dapat diperluas termasuk elemen lain di atas karena
elemen tersebut pun bernaung dalam sebuah Negara.
Gore dan Blair mengemukakan bahwa ada 6 manfaat yang diperoleh dengan
Lain halnya, menurut Indrajit ada 4 konsep yang berlaku di dalam konsep e-
1. Government to Citizen
Di mana pemerintah membangun dan menerapkan berbagai potrofolio
teknologi informasi dengan tujuan utama untuk memperbaiki
hubungan interaksi dengan masyarakat.
2. Government to Business
Salah satu tugas utama dari sebuah pemerintahan adalah membentuk
lingkungan bisnis yang kondusif agar roda perekonomian sebuah
negara dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya adalah proses
tender proyek-proyek pemerintahan yang melibatkan pihak swasta.
3. Government to Government
Kebutuhan untuk berinteraksi antara satu pemerintah dengan
pemerintah lain setiap harinya tidak hanya berkisar pada hal-hal yang
berbau diploma semata, namun lebih jauh lagi untuk memperlancar
kerjasama.
4. Government to Employees
Pada akhirnya, aplikasi e-government juga diperuntukan untuk
meningkatkan kinerja dan kesejahteraan para pegawai atau karyawan
pemerintahan yang bekerja di sejumlah institusi sebagai pelayan
masyarakat.
yang sesuai dengan obyektif bersama (shared goals) dari sejumlah komunitas
24
yang berkepentingan. Oleh karena itu visi yang dicanangkan juga harus
4. Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain baik di sisi pemerintah
maupun pihak - pihak yang terlibat dengan memperpendek proses
pemberian layanan.
memberikan kualitas layanan yang lebih baik kepada masyarakat, Booz Allen
kesulitan dan prosedur yang berbelit yang selama ini sering masyarakat hadapi.
29
Andrianto, (2007:226-227).
Selain itu menurut Indrajit (2005:18) paling tidak ada 6 (enam) komponen
adalah :
government, yaitu:
manajemen perubahan.
efisiensi, diantaranya:
34
implementasi apakah ada proses review yang jelas dan dikelola dengan baik.
yang pada hakikatnya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat.Peran dari
yang disebut dengan new public service, dimana model new public service ini
menurut Janet dan Robert Dendhardt menekankan pada empat pemikiran post -
organisasi dan new public administration, dan terakhir post modern public
administration.
sebagai entitas dan objek sistem hukum yang diatur dan dikendalikan oleh hak
dan kewajiban legal. Teori ini menempatkan warga negara sebagai aktor politik
pandangan ini untuk menjamin hak warga negara membuat pilihan sesuai dengan
- komunitas yang plural harus dijaga dari dominasi kelompok atau sistem, agar
koalisi besar, mediasi dan negosiasi. Karena itu, menurut Gardner komunitas
harus dicirikan dengan “caring, trust, and teamwork” (Denhardt dan Denhardt,
2007 : 33).
Dari sudut politik, mereka merasa tak berdaya karena negara telah
tersandera oleh kepentingan asing, pengusaha, dan politik atau kepentingan partai,
37
dasar OPA dan NPM. Gerakan administrasi publik baru, sangat dipengaruhi oleh
berbeda dengan ilmu alam.Dari sudut aksiologis, ilmu tidak bisa dilepaskan dari
nilai. Realitas, secara epistimologis adalah hasil konstruksi bersama antara peneliti
transformasi sosial yang lebih adil dan demokratis. Karena itu, administrasi publik
modernism” yang mengubah pandangan dari kajian organisasi yang bebas nilai
pendekatan yang kini lebih sensitif terhadap nilai, bukan hanya fakta, sensitif
terhadap makna subjektif manusia, bukan hanya perilaku objektif dalam setting
interaksi sosial yang dinamis. Cara pandangan pendekatan ini adalah “government
must increasing be based on sincere and open discourse among all parties,
perhatian yang menekankan pada wacana (discourse) yang membuka proses inter-
helping citizens articulate and meet their shared interests. (2), building a
collective, shared notion of the public interest. (3), acting democratically through
collective efforts and collaborative processes. (4), serving citizens, not customers.
political norms, professional standars and citizen interest. (6) Valuing people, not
entrepreneurship.
Menurut Denhardt (2003), the new public service memuat ide pokok
sebagai berikut:
dan tenaga guna membuat perubahan. Kedua ; mencakup keadilan, perhatian yang
berat sebelah kepada kelompok tertentu akan memecah belah masyarakat dan
sebagai berikut :
approach” bisa dideskripsikan sebagai berikut (LAN, 1993 dalam buku Sistem
fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian
nonfisik (mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik”.
merupakan cara atau teknik untuk mencapai tujuan pembangunan secara tepat,
terarah, dan efisien sesuai dengan kondisi negara atau daerah bersangkutan.
suatu penguasa (pemerintah) pusat untuk mencapai suatu sasaran dan tujuan
berikut :
1. Gambaran kondisi saat ini dan identifikasi persoalan baik jangka pendek,
jangka menengah maupun jangka panjang.
2. Tetapkan visi, misi dan tujuan umum. Visi misi dan tujuan umum haruslah
merupakan kesepakatan bersama sejak awal.
3. Identifikasi pembatas dan kendala yang sudah ada saat ini maupun yang
diperkirakan akan muncul pada masa yang akan datang.
4. Proyeksikan berbagai variabel yang terkait, baik yang bersifat controllable
(dapat dikendalikan) maupun non-controllable (diluar jangkauan
pengendalian pihak perencanaan)
5. Tetapkan sasaran yang diperkirakan dapat dicapai dalam kurun waktut
ertentu, yaitu berupa tujuan yang dapat diukur.
6. Mencari dan mengevaluasi berbagai alternative untuk mencapai sasaran
tersebut. Dalam mencari alternative perlu diperhatikan keterbatasan dan
faktor produksi yang tersedia.
43
dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah yang lebih baik bagi suatu
ada dan harus memiliki orientasi yang bersifat menyeluruh, lengkap, tetapi tetap
Sedangkan oleh Affandi Anwar dan Setia Hadi dalam Riyadi (2004:8)
memperhitungkan kemampuan sumber daya yang ada, baik sumber daya manusia,
sumber daya fisik, sumber daya alam, keuangan, serta sumber-sumber daya
lainnya.
44
terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, baik berupa jurnal, skripsi
maupun tesis, yang terkait dengan tema yang diambil dalam penelitian ini.Peneliti
dilakukan.
Pertama, penelitian dilakukan oleh Siti Mutia Nurcahyani Liputo salah satu
mahasiswi Universitas Hasanudin Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu
menghemat waktu dan biaya serta sarana prasarana pun sudah cukup baik karena
didukung oleh pemerintah Kota Makasar, hanya saja belum ada perangkat hukum
penelitian yang dilakukan oleh Siti Mutia Nurcahyani Liputo dengan peneliti
nya adalah locus penelitian serta teori yang digunakan oleh kedua belah pihak.
metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah
berjalan dengan maksimal karena tidak adanya perhatian dari pemerintah dan
dirumuskan dalam penelitian ini, diperlukan sebuah kerangka konsep atau model
dalam website madani plan. (2) Kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana
yang tersedia di seluruh kecamatan Kota Serang. (3) Belum adanya persentase
sistem simral. Untuk mengetahui Strategi apa yang sudah dilakukan dalam
eksplorasi hal-hal terkait penelitian, dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai
kemungkinan alternatif strategi apa saja yang dapat dijalankan dalam pelaksanaan
Simral di Kota Serang. Untuk lebih jelasnya kerangka berfikir penulis dalam
Gambar 2.1
Kerangka berpikir
Permasalahan:
1. Kurangnya sumber daya manusia yang memiliki keahlian dan kompetensi
terkait penyusunan perencanaan di simral.
2. Kurang baiknya kondisi sarana dan prasarana yang tersedia di seluruh
kecamatan Kota Serang.
3. Belum adanya persentase keberhasilan perencanaan pembangunan daerah kota
serang dengan menggunakan sistem simral
1.
Indikator penerapan e-government menurut Indrajit (2005:18) :
Asumsi dasar merupakan hasil dari penelitian berdasarkan kajian pustaka dan
kajian teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi. Berdasarkan pada kerangka
pemikiran yang telah dipaparkan di atas, peneliti telah melakukan observasi awal
masih perlu dilakukan kajian ulang oleh berbagai stakeholder di Bappeda Kota
Serang dengan instansi terkait dan seluruh Kecamatan yang berada di Kota Serang,
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah.
Serang ini, pendekatan penelitian kualitatif dapat berperan sebagai media yang
dapat menjelaskan suatu fenomena secara umum dan dapat dideskripsikan dengan
50
51
terjadi bias terhadap data yang diambil. Untuk menyamakan pemahaman dan cara
pandang terhadap karya ilmiah ini, maka maksud dan fokus penelitian terhadap
Serang.Penentuan lokasi penelitian ini dengan alasan bahwa yang berwenang dan
Serang. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena Peneliti merasa tertarik
Pembangunan Kota Serang, dimana dalam sistem simral tersebut dapat terkait
Adapun teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Richardus Eko Indrajit
indikator, yaitu:
line pemerintahan.
Government.
53
berbagai kanal akses (multy access channels) yang dapat digunakan oleh
Serang.
sebagai berikut:
54
Tabel 3.1
Definisi operasional
1. Pengembangan sistem
Content Development
2. Standarisasi sistem
1. Pelatihan dan
Competency Building pengembangan kompetensi
sdm
Manajemen 1. Ketersediaan infrastruktur
strategi penunjang
Bappeda Kota Connectivity 2. Standarisasi infrastruktur
Serang dalam
Penerapan
Simral di Kota 1. Dasar hukum
Cyber laws
Serang 2. Kekuatan dasarhokum
1. Pengadaan sdm
Citizen interfaces
2. Kualitas sdm
1. Ketersediaan anggaran
Capital pola
2. Sumber anggaran
‘’Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada menjadikan
manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa
segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.Masalahnya, focus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil
yang diharapkan itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjan penelitian
itu. Dalam keadaan yang pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan
hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat
mencapainya.’’
menentukan key informant (informan kunci) atau situasi sosial tertentu yang sarat
informasi sesuai dengan focus penelitian. Penentuan key informan menurut Morse
dalam Denzim (2009 : 290) disebut pemilihan the primary selection (partisipan
pertama), yaitu pemilihan secara langsung memberi peluang bagi peneliti untuk
menentukan sampel dari sekian informan yang langsung ditemui. Sedangkan jika
peneliti tidak dapat menentukan partisipan secara langsung, sebagai cara alternatif
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang dan Operator serta Teknisi
Bidang Anggaran Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang yang
56
yang berada di Kota Serang untuk member petunjuk dan dapat dijadikan sumber
Untuk mengetahui informan dalam penelitian ini, maka berikut ini akan
diuraikan daftar informan yang berkaitan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.2
Informan Penelitian
Kode
No Informan penelitian Keterangan
informan
Serang
Serang
Secondary
6. Kecamatan Cipocok Jaya I6-1
Informan
Secondary
7. Kecamatan Curug I6-2
Informan
Secondary
8. Kecamatan kasemen I6-3
Informan
Secondary
9. Kecamatan Serang I6-4
Informan
Secondary
10. Kecamatan Taktakan I6-5
Informan
Secondary
11. Kecamatan Walantaka I6-6
Informan
Daftar penelitian ini data yang dikumpulan berupa data primer dan data
sekunder.Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan
atau perilaku orang-orang yang diamati dari hasil wawancara serta observasi.
58
dan foto-foto.
(informan penelitian) dan masih bersifat mentah karena belum diolah atau
a. Observasi
diklasifikasikan melalui dua cara, yaitu berperan serta dan tidak berperan
b. Wawancara
kriteria informan dan pedoman wawancara yang disusun dengan rapih dan
wawancara digunakan peneliti dalam mencari data dari para informan dan
informasi. Adapun pedoman wawancara yang telah disusun yaitu sebagai berikut :
60
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara
Kode
No Indikator Sub Indikator Pertanyaan
Informan
literature atau studi kepustakaan dan dokumentasi mengenai data yang diteliti.
62
a. Studi Kepustakaan
dijalankan, dan teknik ini berdasarkan text books dan jurnal ilmiah.
b. Studi Dokumentasi
elektronik (rekaman).
Dalam penelitian kualitatif analisis data yang dilakukan sejak awal penelitian
dan selama proses penelitian dilaksanakan. Adapun teknis analisis data dalam
penelitian ini menggunakan analisis interaktif dari Miles & Huberman, seperti
Gambar 3.1
Aktifitas Dalam Analisis Data
Data Data
collecting display
Data
reduction Verification
sebagai rangkaian kegaiatan analisis yang saling susul menyusul.Namun dua hal
Untuk lebih jelasnya, maka kegiatan analisis data dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengumpulan Data
melakukan pengumpulan data. Ini merupakan tahap awal yang harus dilakukan
2. Reduksi Data
64
direduksi, dirangkum dan dipilih hal yang pokok, difokuskan untuk yang
2. Display Data
bagi peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu dari data penelitian. Data-data yang diperoleh setelah dipilah
kesimpulan tersebut didikung oleh data-data yang valid, maka penelitia akan
65
Uji keabsahan data atau bisa juga disebut uji validitas dan realiabilitas data
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan teknik
triangulasi penyidik dan triangulasi teori. Adapun teknik triangulasi yang peneliti
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Sementara
dengan cara mengecek data kepada sumber yang ama dengan teknik berbeda yaitu
66
melaui wawancara, observasi dan dokumentasi. Lalu member check ialah proses
pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
Waktu Penelitian
Kegiatan 2017 2018 2019
No.
Penelitian Apr- Juni- Nov- Jan- April- Oktober-
Mar Januari
Mei Okt Des Mar Oktober Desember
Perbaikan
1
Judul
Observasi
2
Awal
Perijinan dan
3 Obeservasi
Lapangan
Penyusunan
4 BAB I - BAB
III
Bimbingan
dan perbaikan
5
BAB I - BAB
III
Seminar
6
Proposal
Pengumpulan
7 Data di
Lapangan
Penyusunan
8 Laporan
Hasil Skripsi
Sidang
9
Skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Kota
Serang, gambaran umum Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang. Hal
Kota Serang terbentuk dan menjadi salah satu Kota di Propinsi Banten
10 bulan Agustus tahun 2007 dan diresmikan menjadi Kota Serang pada tanggal 10
November tahun 2007. Kota Serang merupakan wilayah baru hasil pemekaran
2007 tentang Pembentukan Kota Serang di Provinsi Banten. Kota Serang memiliki
wilayah seluas 266,74 Km² yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Serang,
Serang tersebut hanya sekitar 3,08% dari luas wilayah Provinsi Banten.
68
69
Pada awal pembentukannya Kota Serang terdiri dari 6 kecamatan, 46 desa dan
20 kelurahan. Pada tahun 2011 telah terjadi perubahan dari desa menjadi kelurahan
perubahan status Desa Menjadi Kelurahan, sehingga berubah menjadi 30 desa dan 36
kelurahan. Pada tahun 2012 dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2012 tentang
Pembentukan dan Perubahan Status 15 (Lima Belas) Desa menjadi Kelurahan, telah
berubah lagi menjadi 15 desa dan 51 kelurahan, berikutnya melalui Peraturan Daerah
1.Maka seluruh desa telah menjadi kelurahan.Saat ini jumlah kelurahan menjadi 67
Tabel 4.1
Berdasarkan Kecamatan
Sumber :http://dprd-serangkota.go.id
Posisi Kota Serang secara geografis terletak diantara 5°99’ – 6°22’ Lintang
Selatan dan 106°07’ – 106°25’ Bujur Timur, Dengan menggunakan koordinat system
Universal Transfer Mercator ( UTM ) Zone 48E, wilayah Kota Serang terletak pada
koordinat 618.000 M sampai dengan 638.600 M dari Barat ke Timur dan 9.337.725
M sampai dengan 9.312.475 M dari Utara ke Selatan adalah sekitar 21,7 KM dan
jarak terpanjang dari Barat ke Timur adalah 20 KM. Kondisi Geografis Kota Serang
dataran sedang dengan ketinggian kurang dari 500 mdpl serta memiliki iklim tropis.
Dengan keadaan ini maka rata – rata suhu di Kota Serang setiap bulannya berkisar
27,07°C, suhu terendah 23,2°C dan tertinggi 33,2°C, dengan kelembapan udara 84%,
rata – rata curah hujan 1500-2000 MM / tahun dengan curah hujan terbesar pada
atas dasar Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang dan telah mengalami
71
perubahan sebagaimana telah diatur oleh Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 2
Tahun 2013. Bappeda Kota Serang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat
Daerah Kota Serang yang memiliki otoritas pada urusan perencanaan pembangunan.
Adapun visi dan misi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
adalah :
Visi
Misi
berikut :
perencana pembangunan
berkualitas
72
1. Kedudukan
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah unsur Penunjang
Pemerintah Kota dipimpin oleh seorang Kepala, yang berada dibawah dan
Serang
Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Serang, tugas pokok
a. Tugas Pokok
b. Fungsi
dan pengembangan;
Daerah;
6) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
3. Struktur Organisasi
Kota Serang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
a. Kepala Badan
pembangunan daerah.
74
Gambar 4.1
satu dengan yang lainnya. Adapun indikator dalam penerapan e-Government (Indrajit,
2005:18) yaitu:
6. Capital (polapermodalan)
77
berbentuk kata dan kalimat dari hasil wawancara dengan para informan penelitian,
hasil observasi lapangan, catatan lapangan dan data-data atau hasil dokumentasi
Seperti yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, analisis data dalam
penelitian ini menggunakan model interaktif yang telah dikembangkan oleh Miles
dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis datanya, yaitu pengumpulan
data (Data Collection), reduksi data (Data Reduction), penyajian data (Data Display),
penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi dilakukan triangulasi data yaitu proses
check and recheck antara sumber data dengan sumber data lainnya, serta diberi kode-
kode pada aspek tertentu berdasarkan jawaban-jawaban yang sama dan berkaitan
jawaban penelitian, maka peneliti memberi kode pada aspek tertentu, yaitu:
Serang
deskripsi dan tema-tema ini akan disajikan kembali dalam narasi/ laporan kualitatif.
mengajukan pertanyaan seperti “pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini” akan
membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Interpretasi juga bisa
berupa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan
informasi yang berasal dari literature atau teori.Dalam hal ini, peneliti menegaskan
yang perlu dijawab selanjutnya, pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari data dan
Selanjutnya dengan triangulasi yaitu proses check dan recheck antara sumber
data dengan sumber data lainnya. Setelah semua proses analisis data telah dilakukan
peneliti dapat melakukan penyimpulan akhir. Kesimpulan akhir dapat diambil ketika
Pembangunan Daerah Kota Serang, dalam pemilihan informan penelitian ini peneliti
menggunakan cara pengambilan sumber data yang biasa digunakan dalam penelitian
sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang
dan Aset Daerah Kota Serang dan Seluruh Kecamatan di Kota serang. Adapun yang
menjadi key informan dan secondary informan dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 4.2
Informan Penelitian
Kode
No Nama Informan Jabatan Umur Keterangan
Informan
Kasubid Perencanaan
Kota Serang
Teknisi Simral
4 Ukon 30 th I4 Key informan
Diskominfo Kota Serang
Kasubid Penyusunan
5 Arif Rediwirata S.Stp 32 th I5 Key informan
APBD BPKAD Kota
81
Serang
Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti
dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti
Pembangunan Daerah Kota Serang.Hal ini dilakukan agar kita dapat mengetahui
sebenarnya.
informasi, kondisi, dan berbagai fenomena atau berbagai gejala mengenai berbagai
berbagai pihak atau dengan para informan, peneliti menemukan berbagai informasi,
mengambil garis besar permasalahan yang relevan dengan kajian teori mengenai
pemprograman, spesifikasi sistem basis data, kesepakatan user interface, dan lain
dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas sistem aplikasi itu sendiri agar dapat
Serang sangat perlu dilakukan, terutama pengembangan pada sistem pengajuan data
dalam rangka memberikan kemudahan kepada OPD terkait serta dapat lebih
Kota Serang yang dimulai dari kecamatan sampai dengan Bappeda Kota Serang dan
OPD lainnya.
terhadap berbagai sistem tersebut telah dilakukan oleh pihak Bappeda Kota Serang
dan Diskominfo Kota Serang melalui bagian/bidang yang secara langsung telah
84
Pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang dan
Diskominfo Kota Serang di latar belakangi oleh beberapa hambatan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan yang di hadapi operator – operator simral dan OPD terkait. Hal ini
sangat menghambat proses penginputan data data perencanaan dimana data yang di
input tidak sedikit, selain itu sistem simral BPPT tidak bisa di modifikasi sesuai
dengan kebutuhan operator, maka dari itu Bappeda Kota Serang dan Diskominfo
bertujuan untuk memudahkan kepada OPD yang menangani sistem simral dan proses
BPPT yang membicarakan tentang permasalahan yang dihadapi oleh operator dan
Hasil dari pertemuan Bappeda Kota Serang dengan BPPT terkait simral yaitu
Bappeda Kota Serang dibantu oleh Diskominfo Kota Serang akan bekerja sama
Bappeda Kota Serang bekerja sama dengan Pemerintah Banyuwangi yaitu karena
sistem simral yang dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi untuk saat ini merupakan
sistem simral yang terbaik dan di akui oleh KPK. Selain itu sistem simral yang
85
dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi ini dapat di peroleh dengan gratis atau tidak
adanya biaya sewa seperti sistem simral BPPT yang setiap tahunnya harus membayar
sewa dan sistem simral Bappeda Banyuwangi dapat dengan mudah di modifikasi
“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap
akhir atau penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu
hal teknis dan kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam
menghitung persentase keberhasilan perencanaan melalui simral. Kami dalam
pengembangan simral bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan
Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini kami menggunakan simral dari BPPT,
alasan kami mengembangkan sistem ini karena mengalami kesulitan-kesulitan
secara teknis yang menghambat proses kerja kami. Maka dari itu Kota Serang
melakukan pengembangan simral sesuai dengan standarisasi yang sudah
ditentukan dan menggunakan sistem simral dari Pemerintah Banyuwangi yang
mudah di modifikasi sesuai kebutuhan daerah Kota Serang”. (Wawancara,
Senin 5 November 2018)
Hal senada diungkapkan oleh bapak TB. A. Teguh Prahadi selaku Kepala
“Sebelumnya Kota Serang menggunakan simral atas dasar instruksi dari kpk
awalnya mengarahkan menggunakan simral yang sudah di kembangkan oleh
BPPT dan bekerja sama dengan BPPT.Seiring dengan berjalannya waktu
ternyata pengaplikasian simral yang dari bppt ini sangat sulit untuk
dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda setiap bulan atau
minggunya berubah dan simral BPPT sulit di custom.Selama masih kerja
sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan banyuwangi karena
sistem di banyuwangi memberikan aplikasinya full dengan gratis sedangkan
BPPT memberikan kepada kita dan berbayar setiap tahun tanpa kita tidak bisa
86
terutama dalam hal penginputan data dapat diakses dengan baik dan sesuai dengan
Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Ubay Mulyani selaku Operator Simral
“Pengembangan sistem memang perlu dilakukan dan itu sangat penting dan
sesuai kebutuhan operator dan admin simral.Sebenarnya sistem ini sudah
cukup baik namum sistem simral dari BPPT ini tidak sesuai dengan kebutuhan
saya sebagai operator. Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap
pengembangan yang bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan
Bappeda Banyuwangi, mungkin secepatnya akan selesai pengembangan sistem
ini karena akan dipakai untuk perencanaan pembangunan tahun depan”.
(Wawancara, Senin 5 November 2018)
dalam berbagai sistem aplikasi yang ada dan pada sistem pengolahan datanya ataupun
pengembangan aplikasi juga sudah dilakukan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh
”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami
dengan Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan pemerintah
Banyuwangi. Untuk sekarang ini pengembangan data pada sistem simral
sudah sampai dengan perpindahan data simral BPPT kepada simral
Banyuwangi. Kami mengharapkan proses pengembangan ini selesai sebelum
87
periode penginputan data perencanaan agar sistem yang baru dapat digunakan
oleh operator”.(Wawancara, Selasa 13 November 2018)
bahwa pengembangan aplikasi yang dilakukan terhadap berbagai sistem simral ini
sistem simral ini dilatar belakangi oleh tidak sesuainya sistem simral dari BPPT
dengan kebutuhan sistem kota serang yang di setiap periodenya berubah dan sulit di
simral ini pihak Bappeda Kota Serang melakukan pertemuan dengan pihak BPPT
terkait permasalahan yang dihadapi oleh operator simral dan OPD terkait, hasil dari
pertemuan dengan BPPTdalam pengembangan sistem simral ini pihak Bappeda Kota
Serang dan Diskominfo Kota Serang bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi
karena sistem simral di banyuwangi merupakan sistem terbaik untuk saat ini dan
diakui oleh KPK, selain itu juga memberikan aplikasi sepenuhnya tanpa harus
membayar aplikasi tersebut dan sistem simral banyuwangi mudah di modifikasi yang
nanti nya dapat memenuhi kebutuhan operator simral yang selalu berubah. Proses
pengembangan sistem simral pun sudah sampai tahap akhir yaitu pada tahap
pengembangan sistem simral ini Bappeda Kota Serang berharap semoga proses
88
Kota Serang, terutama untuk pegawai yang khusus menangani pengoprasian sistem
simral memang ada dan sudah dilakukan, baik yang di adakan oleh BPPT melalui
Operator, dan sebagainya. Pelatihan yang diadakan oleh Bappeda Kota Serang yaitu
pelatihan dan pengembangan kompetensi pegawai dan seluruh operator yang berada
di Kota Serang, selain itu Bappeda Kota Serang pun melakukan sosialisasi dan
pengembangan kompetensi juga kepada seluruh OPD di Kota Serang karena sistem
simral tidak saja mencakup Bappeda Kota Serang beserta operator seluruh
“Pelatihan dan pengembangan kompetensi pasti ada dan dilakukan oleh setiap
instansi kepada pegawainya. Kami pun seperti itu melakukan pelatihan
kepada pegawai dan operator terkait simral seperti bimbingan teknis (bimtek),
pelatihan dan sosialisasi perencanaan dan anggaran, pelatihan operator, dan
sebagainya”. (Wawancara, Senin 5 November 2018)
yang dilakukan dan diberikan kepada pegawai/operator kurang dapat memenuhi apa
kompetensi dilakukan secara tidak rutin bahkan masih cukupjarang dilakukan oleh
Bappeda Kota Serang ataupun pihak yang terkait pemeliharaan atau pengembangan
sistem simral.Hal ini menyebabkan operator – operator simral kurang paham atau
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ubay Mulyani selaku
pengembangan kompetensi yang diikuti oleh Teknisi Simral Diskominfo Kota Serang
“Pelatihan terkait simral pernah saya ikuti pada awal simral akan di terapkan
oleh bappeda dan terakhir saya mengikuti pelatihan terkait simral itu beberapa
bulan yang lalu yaitu terkait bimbingan teknis seluruh operator dan
teknisi.Untuk pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia terkait
simral memang jarang dilakukan hanya beberapa kali saja”. (Wawancara,
Selasa 13 November 2018)
seorang operator simral. Karena operator simral disini sangat berperan penting dalam
proses penyusunan perencanaan pada tahap awal sampai pada tahap akhir, dimana
operator simral ini akan memasukan data perencanaan pembangunan kedalam sistem
menentu setiap tahunnya dan terkadang pelatihan yang dilakukan hanya ketika ada
Hal ini membuat beberapa operator simral di kecamatan kota serang tidak
terlalu memahami dengan sistem simral sehingga proses penginputan data terkait
perencanaan Kota Serang di Bappeda Kota Serang sangat terhambat dan terkadang
tidak sesuai dengan waktu yang sudah di tentukan. Apabila suatu perencanaan
91
tertinggal dan tidak terinput ke dalam sistem maka operator simral harus mendatangi
dan mengajukan perencanaan kepada Bappeda Kota Serang, itupun jika Bappeda
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan
Walantaka yaitu ibu Nur Asiva Nabila, beliau mengungkapkan sebagai berikut :
“Untuk pelatihan terkait simral pernah diadakan oleh Bappeda Kota Serang
pada awal sistem ini akan diterapkan, pelatihannya itu lebih ke praktek cara
menggunakan sistem simral ini seperti contohnya memasukan data
perencanaan ke dalam sistem. Tetapi praktek dan pelatihan itu dua kali saja
dan itupun saya rasa masih kurang dan saya belum terlalu mengerti dengan
sistem ini terutama apabila sistem sedang susah di akses dan tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan saya”.(Wawancara, Jumat 7 Desember 2018)
Hal senada pun diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan Cipocok
yaitu ibu Elisa Engriyani :
“Pelatihan atau bimtek terkait simral itu pertama awal tahun 2017 dan
beberapa bulan yang lalu, untuk pelatihan pada awal tahun itu seluruh
operator kecamatan melakukan praktek perencanaan menggunakan sistem
simral dan untuk pelatihan beberapa bulan yang lalu sih lebih ke pelatihan
biasa terkait sumber daya manusianya. Saya rasa untuk pelatihan dan praktek
simral ini kurang ya karena tidak semua operator langsung memahami sistem
ini termasuk saya”. (Wawancara, Kamis 6 November 2018)
yang merasa kurangnya pelatihan dan pengembangan sdm kepada operator , adapula
dari kecamatan kasemen yaitu ibu Mahsusi Lidyawati yang mengungkapkan sebagai
berikut :
92
“Iya saya pernah mengikuti pelatihan sdm terkait simral tapi sudah lama
sampai saya pun lupa kapan terakhir pelatihan diadakan.Pelatihan dan
pengembangan sdm seperti saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai
masih kurang, karena saya sebagai operator masih belum terlalu mengerti
dengan sistem simral ini. Adapun kalo saya tidak mengerti saya memang
langsung menanyakan kepada operator simral di kecamatan lain atau ke
bappeda nya langsung, tapi kan tidak semuanya cepat menanggapi dan tidak
langsung paham apa yang dijelaskan oleh mereka. Sangat menghambat sih
ketika saya sedang menginput data dan tidak mengerti, saya harus sibuk
menghubungi orang”. (Wawancara, Jumat 7 Desember 2018)
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada beberapa informan, dapat
pegawai terkait sistem simral dan seluruh operator sistem simral di Kota Serang yang
dilakukan oleh BPPT melalui Bappeda Kota Serang masih jarang dilakukan. Hal
tersebut merupakan hal yang sering dikeluhkan oleh para pegawai atau operator
karena hal tersebut, mereka tidak dapat memperoleh pengetahuan baru dan
bidang yang sedang mereka tekuni, sehingga pengetahuan dan kemampuan pegawai
atau operator dalam menguasai sistem simral terbatas atau tidak berkembang
sehingga kualitas pegawai atau operator sistem simral tidak cukup baik dan proses
kegiatan yang dilakukan, karena tanpa ditunjang atau didukung dengan adanya
pun tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal.Ketersediaan infrastruktur yang
ada di Bappeda Kota Serang, ketersediaan infrastruktur yang ada memang sudah
infrastruktur yang tersedia masih memiliki kondisi yang cukup baik dan masih cukup
memadai untuk dapat digunakan. Namun, dilain sisi masih cukup banyak pula kondisi
sebagainya yang sudah mengalami kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik. Hal
tersebut dapat dilihat dengan adanya beberapa ruangan operator yang kondisinya
tidak berfungsi namun tetap dibiarkan begitu saja berada ditempatnya tanpa adanya
mengenai masalah yang terjadi pada infrastruktur tersebut. Oleh karena itu peneliti
“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai
dari fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk
keadaan infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada
beberapa infrastruktur penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti
wifi dan server. Untuk server sendiri masih berada di BPPT dan kami selama
ini sewa server tersebut untuk simral yang di anggarkan oleh kominfo.Jadi
kalau server eror kita hanya bisa menunggu kabar dari BPPT, hal ini memang
sangat menghambat kerja kita”.(Wawancara, Senin 5 November 2018)
penunjang sistem simral seperti komputer, mesin pencetak/printer dan wifi yang
seluruh kecamatan yang sudah mengalami kerusakan biasanya akan ada perbaikan
atau pergantian infrastruktur yang baru. Namun pengadaan infrastruktur tidak mudah
dan tidak langsung ada karena untuk proses perbaikan dan pergantian harus melalui
prosedur yang sudah ditentukan. Prosedur yang dilakukan untuk meminta pergantian
dan perbaikan sangat memakan waktu yang cukup lama, hal ini merupakan salah satu
Hal senada pun diungkapkan oleh operator simral dari Kecamatan Serang
Selain itu ibu Nur Asiva Nabila selaku operator simral di Kecamatan
seperti komputer, printer, alat pencetak dan lain sebagainya yang ada tersebut tidak
semuanya masih memiliki kondisi yang baik. Infrastruktur di Bappeda Kota Serang
yang sudah mengalami kerusakan serta sistem jaringan yang kurang baik, seperti
gangguan konektivitas pada sistem jaringan, sinyal yang kurang bagus dan lain
sebagainya. Sehingga karena hal tersebut terkadang pihak Bappeda Kota Serang
memiliki kondisi yang kurang optimal, selain itu juga masih kurang maksimalnya
perbaikan yang dilakukan terhadap infrastruktur yang ada, baik sarana prasarana
timbul. Sehingga karena hal tersebut berbagai proses perencanaan yang dilakukan
Cyber Laws adalah hal yang menyangkut mengenai keberadaan kerangka dan
pada dasarnya kerangka dan perangkat hukum merupakan dasar yang dapat dijadikan
perlu dilakukan.
kekuatan hukum yang dapat melindunginya. Sehingga jika terjadi pelanggaran yang
dilakukan, maka kerangka dan perangkat hukum yang ada dapat dijadikan dasar
acuan mengenai aturan hukum yang dapat mengatur dan memberikan sanksi terhadap
keputusan, Instruksi-instruksi dan lain sebagainya yang dapat dijadikan pedoman atau
dasar acuan dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan, seperti pada
berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara efektif
98
dan efisien yaitu beracuan pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang
hukum lainnya yang mendasari sistem simral adalah UU Nomor 14 Tahun 2008
mengungkapkan :
sistem simral. Seperti dalam pengembangan sistem yang dilakukan oleh Bappeda
Kota Serang yang bekerja sama dengan Kominfo Kota Serang, untuk perangkat
hukum yang mendasari pengembangan sistem simral yaitu Perwal Kota Serang
Nomor 47 tahun 2017. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi
“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita
ga sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum
99
Hal tersebut merupakan dasar hukum atau aturan yang mendasari berbagai
dasarnya, tanpa adanya aturan atau dasar hukum yang memayunginya, berbagai
karena itu berbagai aturan dan kekuatan hukum yang ada dapat menjadi dasar yang
dapat memayunginya.Hal tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk ada serta
dipergunakan oleh seluruh masyarakat dan stakeholder e-government dimana saja dan
Pengadaan sdm sangat perlu dan penting dilakukan guna menujang berbagai
aktivitas yang dilakukan. Karena dengan adanya sdm yang berkualitas dan memiliki
aktivitas pelaksanaan penerapan dengan berbagai sistem yang ada dapat dilakukan
Bappeda Kota Serang memang ada dan dilakukan setiap periodenya.Pengadaan yang
sendiri, pengadaan SDM dilakukan jika terjadi adanya kebutuhan pegawai pada
ruang/tempat kosong pada posisi tertentu, terutama posisi yang khusus menangani
sistem simral. Karena sampai saat ini kondisi jumlah pegawai yang dimiliki oleh
Bappeda Kota Serang terutama pada bagian sistem simral dapat dikatakan masih
Serang yaitu hanya ada 9 (Sembilan) termasuk dengan Kepala Sub Bidang
pegawai yang dibutuhkan oleh Bappeda Kota Serang, terutama kebutuhan SDM yang
Serang saat ini dirasa masih mencukupi.Namun jika memang dibandingkan dengan
jumlah perencanaan pembangunan di seluruh kecamtan Kota Serang saat ini dapat
adanya hal tersebut, peneliti mencoba menanyakan mengenai hal tersebut kepada
“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan,
namun dilain sisi kami juga melihat kondisi SDM yang ada, jika memang
dengan kondisi SDM yang ada masih kekurangan dan membutuhkan SDM
baru, maka kami pun berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat
mengalokasikan pada bagian kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian
dilakukan rolling ke bagian kami tapi tidak semudah itu untuk pengadaan
SDM, Pengadaan SDM khusus untuk pegawai operator layanan sebenarnya
sangat perlu dilakukan, karena jumlah operator yang ada dapat dikatakan
masih kurang dari cukup, sehingga karena hal itu kami terkadanag tidak dapat
mengerjakan pekerjaan melalui sistem simral yang ada secara baik dan cepat.
Karena jika dibandingkan jumlah operator yang ada dapat dikatakan sangat
tidak seimbang dengan jumlah data yang ada setiap tahunnya.(Wawancara,
Senin 5 November 2018)
dilakukan guna menunjang berbagai aktivitas sistem simral yaitu Bapak Ubay
berikut:
“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk
sekarang di bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang
termasuk Kepala Bidang dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya.Operator
khusus simral ada 2 orang saya dan teman saya tapi teman saya lebih ke
penganggarannya. Cukup sibuk sih kalo periode perencanaan masuk ke dalam
sistem kan di setiap kecamatan juga tidak hanya satu atau dua perencanaan
saja” (Wawancara, Senin 5 November 2018)
kecamatan pun di setiap tahun atau periodenya melaksanakan pengadaan SDM guna
sesuai dengan Kebijakan Kepala camat, untuk di setiap kecamatan SDM yang
menangani sistem simral bisa dibilang sedikit hanya 2 orang termasuk Kepala
Bidang, hal ini diungkapkan oleh Ibu Sudaryati selaku operator simral Kecamatan
Curug :
Hal senada pun di ungkapkan oleh Ibu Nur Asiva Nabila selaku operator
“Belum ada penambahan sdm untuk dibidang simral, kalaupun ada itu
wewenang dan kebijakan Kepala camat disini.Memang sangat kurang untuk
sdm terkait simral di kecamatan walantaka hanya ada dua termasuk Kepala
Bidang”.(Wawancara, 7 Desember 2017)
Kota Serang, dapat diketahui bahwa pengadaan sumber daya manusia yang dilakukan
dari pusat, pertukaran (rolling) yang dilakukan didalam instansi maupun perekrutan
yang dilakukan dari instansi lain, seperti dari mutasi pegawai dan lain
tidak jauh berbeda dengan di Bappeda Kota Serang.Pengadaan sumber daya manusia
di kecamatan dilakukan di setiap tahun atau periode yang sudah ditentukan, untuk
sangat perlu dilakukan guna menunjang dan memberikan kemudahan bagi OPD
terkait agar dapat terintegrasi dengan sistem dan juga OPD atau seluruh Kecamatan di
Kota Serang. Didalam sistem simral ini selain mengakses berbagai informasi terkait
seluruh OPD di Kota Serang. Oleh karena itu pengembangan kanal akses perlu
dikembangkan agar memperlancar kerja sistem simral dan mempermudah OPD atau
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi selaku Kepala Bidanag
November 2018)
Hal senada pun diungkapkan oleh Teknisi Diskominfo Kota Serang yaitu
“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan
pengembangannya, tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk
mempermudah dan terintegrasi dengan berbagai pihak yang terkait seperti
OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi kedepannya”.(Wawancara, Selasa
13 November 2018)
“Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan,
kita ingin mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam
mengakses sistem simral. Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda
Banyuwangi yang memiliki simral yang mudah diakses oleh berbagai pihak”
(wawancara, senin 5 november 2018)
pengembangan kanal akses memang sudah dilakukan oleh Bappeda Kota Serang
seluruh OPD dan Kecamatan di Kota Serang dalam mengakses sistem simral dan
terintegrasi dengan baik antara sistem simral dengan seluruh OPD yang terkait.
Selain itu juga untuk pengadaan SDM di Bappeda Kota Serang dilakukan
105
setiap periode yang ditentukan tetapi tidak setiap periode SDM di bidang
kantor Bappeda Kota Serang sendiri, pengadaan SDM dilakukan jika terjadi adanya
kebutuhan pegawai pada ruang/tempat kosong pada posisi tertentu, terutama posisi
SDM pun dilakukan disetiap periode yang ditentukan atau adanya rolling pegawai
lainnya.
dilakukan terutama yang berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan
pemerintahan.
tersebut dikarenakan permodalan merupakan faktor yang sangat penting dan harus
106
ada untuk dapat melakukan suatu hal.Karena tanpa adanya pembiayaan yang
dilakukan, tujuan dari adanya suatu pelaksanaan aktivitas kegiatan tidak dapat
tercapai dengan baik.Oleh karena itu pola permodalan yang baik sangat dibutuhkan
dengan apa yang telah ditetapkan. Jika dalam hal pengadaan sistem, jaringan layanan,
sebagainya, modal atau anggaran yang digunakan adalah langsung dari Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang yang bersumber dari APBD yang
diberikan langsung kepada Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang.
mengenai hal tersebut kepada Bapak Arif Rediwinata selaku Kepala Sub Bidang
tersebut diungkapkan oleh Bapak Akhmad Saefulrohim selaku Kepala Sub Bidang
Hal senada pun di ungkapkan oleh Bapak Tb. A. Teguh Prihadi Selaku Kepala
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan para informan, dapat
Serang dialokasikan oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang
yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Serang.
lain sebagainya.
4.4 Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan
dilapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Dalam pembahasan
hukum), citizen interfaces (pengadaan sdm dan pengembangan kanal akses), capital
(pola permodalan).
beberapa bidang tugasnya. Sistem yang dikembangkan ini sesuai dengan kebijakan
Bappeda Kota Serang dan OPD terkait untuk memaksimalkan kemandirian dan
operator dan OPD terkait dalam pengaksesan sistem ini. Mengingat pentingnya fungsi
pengelolaan data dan informasi terkait sistem simral, terutama untuk mendukung
proses perencanaan pembangunan daerah Kota Serang yang terkait dengan OPD,
maka wajar kalau Bappeda Kota Serang berupaya untuk menempatkan pengelolaan
data dan informasi terkait simral pada tempat yang setara dengan pengelolaan sumber
daya lainnya seperti sumber daya manusia, keuangan, waktu dan lainnya.
Serang, pelaksanaan dan pengelolaannya dilakukan oleh beberapa pihak. Selain para
Kepala Bidang dan operator sebagai pelaku utama dalam proses pelaksanaan
kegiatan, pihak lain juga mempunyai peran penting dalam kegiatan perencanaan
dilakukan dan diberikan kepada OPD terkait dan seluruh Kecamatan di Kota Serang.
pelaksanaan penerapan simraltidak dapat berjalan dengan baik jika tidak ditunjang
dengan berbagai hal yang sudah menjadi ketentuannya, seperti perencanaan yang
dan optimal.
Pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang dan
Diskominfo Kota Serang di latar belakangi oleh beberapa hambatan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan yang di hadapi operator – operator simral dan OPD terkait. Hal ini
tentu sangat menghambat proses penginputan data - data perencanaan, dimana data
yang di input tidak sedikit. Selain itu sistem simral BPPT tidak bisa di modifikasi
sesuai dengan kebutuhan operator, maka dari itu Bappeda Kota Serang dan
Diskominfo Kota serang mencari solusi untuk sistem simral ini dengan melakukan
yang bertujuan untuk memudahkan kepada OPD yang menangani sistem simral dan
mudah. Sebelum Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang melakukan
dengan BPPT yang membicarakan tentang permasalahan yang dihadapi oleh operator
Hasil dari pertemuan Bappeda Kota Serang dengan BPPT terkait simral yaitu
111
Bappeda Kota Serang dibantu oleh Diskominfo Kota Serang akan bekerja sama
Bappeda Kota Serang bekerja sama dengan Pemerintah Banyuwangi yaitu karena
sistem simral yang dimiliki oleh Pemerintah Banyuwangi untuk saat ini merupakan
sistem simral yang terbaik dan di akui pula oleh KPK. Selain itu sistem simral yang
dimiliki oleh Bappeda Banyuwangi ini dapat di peroleh sepenuhnya dengan gratis
atau tidak adanya biaya sewa seperti sistem simral BPPT yang setiap tahunnya harus
membayar sewa dan sistem simral Bappeda Banyuwangi dapat dengan mudah di
berbagai pengembangan terhadap sistem yang ada, hal tersebut dapat kita lihat dari
adanya berbagai perkembangan aplikasi yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang
baik. Hal tersebut dapat kita ketahui dengan sudah hampir selesainya proses
pengembangan sistem simral yang dilakukan oleh Diskominfo dan Bappeda Kota
Pengembangan aplikasi terhadap berbagai sistem tersebut telah dilakukan oleh pihak
Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang melalui bagian/bidang yang
112
secara langsung telah ditunjuk dan memiliki tugas dalam melakukan pengembangan
aplikasi terhadap sistem yang ada.Sehingga karena hal tersebut penggunaan sistem
nantinya akan semakin mudah untuk dilakukan oleh operator didalam melakukan
Pengembangan sistem simral ini dilatar belakangi oleh suatu hal teknis dan
kebijakan dari pimpinan dan tidak sesuainya sistem simral dari BPPT dengan
kebutuhan sistem kota serang yang di setiap minggu atau bulannya berubah dan sulit
di modifikasi oleh operator simral selain itu agar memudahkan dalam menghitung
persentase keberhasilan perencanaan melalui simral atau secara otomatis. Hal ini
ditandai dengan sulitnya sistem ini di sesuaikan dengan kebutuhan operator simral
simral. Selain itu sistem simral produk BPPT ini tidak diberikan sepenuhnya kepada
Bappeda Kota Serang dan simral dari BPPT ini disewakan oleh BPPT kepada
Bappeda dan disetiap tahunnya Bappeda harus membayar sewa simral ini kepada
BPPT.
Oleh karena itu Bappeda Kota Serang dan Diskominfo Kota Serangmelakukan
pengembangan terhadap sistem simral ini dan bekerja sama dengan Bappeda
daerahnya dan sudah diakui oleh KPK bahwa sistem simral Banyuwangi merupakan
Kota Serang untuk saat ini sudah hampir selesai dan sudah sampai pada tahap
perpindahan data dari simral BPPT kepada simral Banyuwangi. Bappeda Kota Serang
dan Diskominfo Kota Serang menginginkan pengembangan sistem simral ini sudah
sistem simral yang baru ini dapat mempermudah seluruh operator, OPD dan
masing.
tenaga kerja atau pegawai mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang kepada seluruh OPD dan Kecamatan Kota
Kota Serang, terutama untuk pegawai yang khusus menangani pengoprasian sistem
simral memang ada dan sudah dilakukan yang di adakan oleh BPPT melalui Bappeda
dan sebagainya.
yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang untuk OPD dan seluruh Kecamatan di
pernyataan dari operator simral terkait pelatihan dan pengembangan kompetensi yang
hanya dilakukan pada awal sistem simral ini akan diterapkan pada awal tahun 2017
bimbingan praktek pengoprasian simral kepada seluruh operator, beberapa bulan yang
lalu pun Bappeda Kota Serang mengadakan pelatihan dan sosialisasi terkait sumber
simral karena operator tidak menguasai sistem simral tersebut. Hal tersebut
pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan, para operator tidak dapat
meningkatkan kemampuan serta keahlian yang mereka miliki.Selain itu juga mereka
kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai, terutama pelatihan dan
memiliki tugas dalam menginput perencanaan pembangunan Kota Serang yang harus
proses perencanaan pembangunan daerah melalui sistem simral ini menjadi lebih baik
dan dapat membantu proses perencanaan pembangunan daerah menjadi lebih efektif
dan efisien.
adanya pelatihan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan, hal tersebut dapat
menambah kemampuan dan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para operator
dan produktivitas dalam melakukan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah kepada
berbagai kegiatan yang dilakukan, karena tanpa ditunjang atau didukung dengan
dilakukan pun tidak dapat berjalan dengan baik dan optimal. Ketersediaan
infrastruktur salah satu hal yang sangat penting dalam pembangunan di suatu daerah,
Serang. Mengenai ketersediaan infrastruktur yang ada di Bappeda Kota Serang, baik
117
pembangunan daerah Kota Serang melalui sistem simral yang dilakukan secara
elektronik online ini dapat dikatakan memang masih kurang cukup memadai.
Sebagian infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang memiliki kondisi yang
yang kurang baik yaitu infrastruktur pendukung yang sudah tidak memadai untuk
dapat digunakan.
Namun, di lain sisi masih cukup banyak pula kondisi infrstaruktur penunjang
seperti komputer, printer/mesin pencetak dan lain sebagainya yang tersedia sudah
pernyataan dari operator kecamatan yang menyatakan bahwa infrastuktur yang berada
di seluruh Kecamatan di Kota Serang belum cukup baik karena infrastruktur yang ada
sebagian sudah ada yang tidak berfungsi seperti komputer/laptop, printer, dan wifi
gangguan. Hal ini sangat disayangkan karena infrastruktur merupakan elemen yang
sangat penting dalam proses penerapan sistem simral di kota serang, terutama proses
penerapan yang dimulai dari bawah yaitu kecamatan, tetapi dengan keadaan
infrastruktur yang sebagian besar sudah tidak berfungsi seperti komputer dan wifi ini
sangat menghambat proses penerapan sistem simral terutama proses penginputan data
baik agar proses pengaksesan dan penginputan data berjalan dengan lancar.
Untuk pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak bisa dipakai
118
sudah diajukan olehKecamatan di Kota Serang dan sudah mengikuti prosedur yang
memakan waktu yang cukup lama dan tidak pasti waktunya. Jadi untuk saat ini
operator simral terkadang memakai sarana pribadi seperti laptop atau wifi dari
sistem simral.
Selain itu keadaan infrastruktur di Bappeda Kota Serang pun tidak jauh
berbeda dengan seluruh Kecamatan di Kota Serang, operator simral Bappeda Kota
Serang saat ini memakai sarana pribadi seperti laptop.Untuk keadaan infrastuktur
jaringan komunikasi di Bappeda Kota Serang yaitu wifi masih cukup baik walaupun
terkadang eror dan keadaan server simral sendiri masih berada di BPPT karena
Bappeda Kota Serang pada saat ini masih mensewa server kepada BPPT. Jadi ketika
server eror dan sistem simral tidak bisa diakses oleh admin ataupun operator simral
maka pihak Bappeda Kota Serang hanya bisa menunggu dengan mengkonfirmasi
kepada BPPT, hal tersebut sangat menghambat dan mengganggu kerja operator dan
pegawai lainnya karena perbaikan server terkadang tidak pasti berapa lama akan
kembali normal.
Kota Serang ataupun di seluruh Kecamatan Kota Serang baik infrastruktur sarana
prasarana maupun infrastruktur jaringan yang masih kurang baik dan kurang
memadai, hal tersebut dapat menghambat berbagai proses pengaksesan sistem simral
dan karena hal itu berbagai aktivitas terkait sistem simral yang dilakukan baik oleh
119
Bappeda Kota Serang ataupun Seluruh Kecamatan di Kota Serang menjadi terhambat
karena kondisi infrastruktur penunjang yang kurang memadai dan proses pergantian
Cyber law merupakan hukum yang digunakan di dunia cyber (dunia maya)
yang umumnya diasosiasikan dengan internet.Cyber law merupakan salah satu aspek
hukum yang ruang lingkupnya meliputi setiap aspek yang berhubungan dengan orang
internet yang dimulai pada saat online.Cyber law dimaksudkan sebagai inventarisasi
internet. Ruang lingkup cyber law ini berkaitan dengan persoalan-persoalan atau
dan lain-lain.
keamanan data atau informasi dan hak cipta intelektual. Pemerintah harus memiliki
pedoman untuk melakukan segala aktivitas pemerintahan yang dijadikan acuan dalam
Keberadaan perangkat hukum yang berada di Bappeda Kota Serang sudah ada
ketersediaannya sudah cukup baik dan dapat dijadikan dasar hukum yang sah dan
sahih sebagai aturan yang dapat dijadikan dasar dalam pelaksanaan penerapan e-
Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dan adapula Peraturan
Berbasis Elektronik.
simral tersebut sudah ada sejak dikeluarkannya atau diterapkan sistem simral di Kota
dasar hukum yang jelas untuk dapat dijadikan pedoman dalam melaksanakan
Nomor 86 Tahun 2017 mengenai tata cara perencanaan, pengendalian, dan evaluasi
dan dampak permasalahan yang akan dihadapi. Selain itu Permendagri Nomor 86
Tahun 2017 pun memaparkan terkait tata acara evaluasiperaturan daerah tentang
yang berbasis elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas layanan publik secara
efektif dan efisien yaitu berpedoman pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003
penerapan seperti sistem simral, adapula hukum yang mendasari untuk para pejabat
dan penyebaran informasi secara efektif dan efisien yaitu Instruksi Presiden Republik
simral yang sedang dilakukan sekarang oleh Bappeda Kota Serang dan Diskominfo
Kota Serang dengan bekerja sama pemerintah Banyuwangi yaitu Perwal Kota Serang
Indonesia.
jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja
yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah. Tujuan pengadaan sumber daya manusia
kualitas tertinggi dari yang terbaik dan mendapatkan sumber daya manusia yang
daya manusia didasari atas kebutuhan atau penambahan pegawai di setiap kantor
123
setiap periode pengadaan sumber daya manusia seluruh bidang di Bappeda Kota
Serang.
Serang yaitu ada 9 (Sembilan) pegawai termasuk dengan Kepala Sub Bidang
terbagi atas beberapa tugas, salah satunya yaitu pengelolaan sistem simral.pada
pengelolaan sistem simral hanya ada 2 orang pegawai yaitu operator sistem simral
tidak dapat berjalan dengan efektif karena terbatasnya tenaga pegawaisehingga dapat
dilakukan jika terjadi adanya kebutuhan pegawai pada ruang atau tempat kosong pada
posisi tertentu, terutama posisi yang khusus menangani sistem simral, pengadaannya
pun atas kebijakan dan wewenang pihak Bappeda Kota Serang. Adapun ketika ada
pengadaan sumber daya manusia harus mengikuti prosedur yang ada dan itu cukup
124
memakan waktu yang lma karena harus mengikuti tahap tahap pengadaan sumber
sumber daya manusia pun dilakukan disetiap periode yang sudah ditentukan, adapun
penambahan sumber daya manusia di lain periode yang sudah ditentukan, hal itu atas
bidangnya yang bertujuan untuk para pegawai agar pegawai tidak merasakan jenuh
bertujuan untuk memudahkan seluruh OPD dan Kecamatan di Kota Serang dalam
mengakses sistem simral dan dapat terhubung dengan baik antara sistem simral
perencanaan pembangunan melalui sistem simral dapat dengan mudah , efektif dan
efisien. 99
dilakukan terutama yang berkaitan dengan biaya setelah proyek selesai dilakukan
tersebut dikarenakan permodalan merupakan faktor yang sangat penting dan harus
ada untuk dapat melakukan suatu hal.Karena tanpa adanya pembiayaan yang
dilakukan, tujuan dari adanya suatu pelaksanaan aktivitas kegiatan tidak dapat
tercapai dengan baik.Oleh karena itu pola permodalan yang baik sangat dibutuhkan
ditetapkan sesuai dengan apa yang telah ditentukan oleh peraturan yang ada.
sebagainya.Untuk semua anggaran atau permodalan pada penerapan sistem simral ini
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang di kelola oleh
langsung oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang kepada
Bappeda Kota Serang, dengan sebelumnya pihak Bappeda Kota Serang menginput
terlebih dahulu perencanaan dan penganggaran hasil dari musrenbang Kota Serang ke
dalam sistem simral, setelah itu di input pula oleh Badan Pengelolaan Keuangan dan
126
daerah (RKPD) dan di lanjutkan ke kebijakan umum anggaran dan prioritas plafon
Daerah Kota Serang akan memberikan anggaran atau modal kepada Bappeda Kota
Serang. Modal atau anggaran yang sudah diberikan oleh BPKAD kepada Bappeda
Kota Serang akan dibagi sesuai dengan prioritas yang sudah ditentukan dalam
kelola oleh Diskominfo Kota Serang pun sama halnya dengan permodalan
perencanaan pembangunan Bappeda Kota Serang yang bersumber dari APBD yang
mengelola yaitu BPKAD dan memberikan kepada Bappeda Kota Serang sesuai
dengan anggaran yang sudah di input kedalam sistem simral dan Bappeda Kota
Serang memberikan kepada Diskominfo Kota Serang untuk biaya pemeliharaan dan
yang dikelola oleh Diskominfo Kota Serang sejak awal 2017-2018 seperti anggaran
untuk membayar sewa server dan aplikasi simral kepada BPPT, hal ini tercantum
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kota Serang dan Diskominfo Kota Serang sudah cukup baik karena
Pemerintah Banyuwangi ini sudah dalam tahap pemindahan data simral BPPT
dilaksanakan oleh Bappeda Kota Serang untuk para pegawai atau seluruh
operator simral di Kota Serang kurang baik, hal ini dikarenakan pelatihan dan
kurang dilakukan. Hal tersebut dikeluhkan oleh pegawai dan operator simral
dan seluruh Kecamatan di Kota Serang keadaanya kurang baik, hal ini
127
128
dalam kondisi yang kurang baik, selain itu pihak Bappeda Kota Serang dan
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Serang sudah cukup baik, karena
perangkat hukum yang ada sudah di jadikan sebagai pedoman dalam proses
penerapan sistem simral ataupun dalam pelaksanaan sistem simral. contoh nya
Perwal Kota Serang Nomor 47 tahun 2017 yang mendasari Bappeda Kota
Serang. Selain itu untuk pengembangan kanal akses sistem simral sudah
simral.
sistem simral berasal dari APBD yang dikelola oleh Badan Pengelolaan
5.2 Saran-saran
terkait sistem simral kepada seluruh operator atau instansi terkait secara rutin,
penambahan pegawai khususnya operator sistem simral, hal ini dilakukan agar
dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku :
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Rajawali
Denhardt, Janet V. and Denhardt, Robert B. 2007. The
Instruksi Presiden Republik Indonesia No.03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta.
Jurnal :
Universitas Hasanudin.
Dokumen :
Instruksi Presiden Republik Indonesia No.03 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government, Jakarta.
Peraturan Walikota Serang No 7 Tahun 2017 tentang Pedoman Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik
Sumber lain :
http://www.madaniplan.com/
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 3 3 760.000.000 760.000.000 0 0
1 KEL Cimuncang 1 1 10.000.000 10.000.000 0 0
2 KEL Sukawana 1 1 750.000.000 750.000.000 0 0
3 KEL Cipete 1 1 0 0 0 0
1102 KESEHATAN 18 24 566.500.000 566.500.000 0 0
1 KEL Serang 4 4 0 0 0 0
2 KEL Cipare 2 2 15.000.000 15.000.000 0 0
3 KEL Sumur Pecung 3 3 47.500.000 47.500.000 0 0
4 KEL Kota Baru 2 2 14.000.000 14.000.000 0 0
5 KEL Cimuncang 1 1 100.000.000 100.000.000 0 0
6 KEL Lontarbaru 2 2 25.000.000 25.000.000 0 0
7 KEL Kaligandu 4 10 365.000.000 365.000.000 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 123 189 1.217.431.100.00 1.217.431.100.00 0 0
RUANG
1 KEL Serang 25 25 0 0 0 0
2 KEL Cipare 16 16 515.000.000 515.000.000 0 0
3 KEL Kota Baru 1 1 6.000.000 6.000.000 0 0
4 KEL Lopang 6 34 1.203.419.500.00 1.203.419.500.00 0 0
5 KEL Cimuncang 10 10 540.000.000 540.000.000 0 0
6 KEL Unyur 14 16 4.912.000.000 4.912.000.000 0 0
7 KEL Sukawana 1 1 750.000.000 750.000.000 0 0
8 KEL Lontarbaru 14 14 398.100.000 398.100.000 0 0
9 KEL Kaligandu 7 32 3.210.500.000 3.210.500.000 0 0
10 KEL Terondol 7 7 2.810.000.000 2.810.000.000 0 0
11 KEL Kagungan 4 4 870.000.000 870.000.000 0 0
12 KEL Cipete 18 29 0 0 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 82 94 4.666.099.999 4.666.099.999 0 0
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Serang 1 1 0 0 0 0
2 KEL Sumur Pecung 19 19 983.100.000 983.100.000 0 0
3 KEL Kota Baru 11 11 202.000.000 202.000.000 0 0
4 KEL Lopang 2 5 385.000.000 385.000.000 0 0
5 KEL Cimuncang 36 36 1.441.000.000 1.441.000.000 0 0
6 KEL Unyur 2 2 407.000.000 407.000.000 0 0
7 KEL Sukawana 4 4 80.000.000 80.000.000 0 0
8 KEL Kaligandu 1 9 467.999.999 467.999.999 0 0
9 KEL Terondol 6 7 700.000.000 700.000.000 0 0
1105 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 3 3 60.000.000 60.000.000 0 0
SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 KEL Kota Baru 2 2 50.000.000 50.000.000 0 0
2 KEL Lontarbaru 1 1 10.000.000 10.000.000 0 0
1106 SOSIAL 3 7 1.070.000.000 1.070.000.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KEL Serang 1 1 0 0 0 0
2 KEL Sukawana 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
3 KEL Kaligandu 1 5 1.020.000.000 1.020.000.000 0 0
1201 TENAGA KERJA 2 2 125.000.000 125.000.000 0 0
1 KEL Lopang 1 1 100.000.000 100.000.000 0 0
2 KEL Sukawana 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 7 15 460.000.000 460.000.000 0 0
1 KEL Serang 1 1 0 0 0 0
2 KEL Sukawana 2 2 35.000.000 35.000.000 0 0
3 KEL Lontarbaru 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
4 KEL Kaligandu 2 7 400.000.000 400.000.000 0 0
5 KEL Cipete 1 4 0 0 0 0
1207 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3 3 215.000.000 215.000.000 0 0
1 KEL Sumur Pecung 3 3 215.000.000 215.000.000 0 0
1209 PERHUBUNGAN 10 14 390.000.000 390.000.000 0 0
1 KEL Lopang 2 3 50.000.000 50.000.000 0 0
2 KEL Cimuncang 3 3 50.000.000 50.000.000 0 0
3 KEL Unyur 4 4 225.000.000 225.000.000 0 0
4 KEL Kaligandu 1 4 65.000.000 65.000.000 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 3 3 206.500.000 206.500.000 0 0
1 KEL Cimuncang 1 1 5.000.000 5.000.000 0 0
2 KEL Kaligandu 2 2 201.500.000 201.500.000 0 0
1217 PERPUSTAKAAN 1 1 100.000.000 100.000.000 0 0
1 KEL Kaligandu 1 1 100.000.000 100.000.000 0 0
2002 PARIWISATA 1 1 0 0 0 0
1 KEL Serang 1 1 0 0 0 0
3001 PERENCANAAN 1 1 300.000.000 300.000.000 0 0
1 KEL Kaligandu 1 1 300.000.000 300.000.000 0 0
3005 PELAYANAN PENGADAAN 1 1 70.000.000 70.000.000 0 0
BARANG/JASA
1 KEL Cimuncang 1 1 70.000.000 70.000.000 0 0
JUMLAH 261 361 1.226.420.199.99 1.226.420.199.99 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 19 33 4.970.000.000 4.970.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 4 4 1.400.000.000 1.400.000.000 0 0
2 KEL Mesjid Priyayi 2 2 350.000.000 350.000.000 0 0
3 KEL Warung Jaud 2 2 350.000.000 350.000.000 0 0
4 KEL Banten 2 2 150.000.000 150.000.000 0 0
5 KEL Sawah Luhur 2 2 200.000.000 200.000.000 0 0
6 KEL Kilasah 5 14 1.340.000.000 1.340.000.000 0 0
7 KEL Kasunyatan 2 7 1.180.000.000 1.180.000.000 0 0
1102 KESEHATAN 12 33 5.592.000.000 5.592.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 6 16 4.592.000.000 4.592.000.000 0 0
2 KEL Warung Jaud 2 12 640.000.000 640.000.000 0 0
3 KEL Banten 2 2 50.000.000 50.000.000 0 0
4 KEL Kilasah 1 2 300.000.000 300.000.000 0 0
5 KEL Kasunyatan 1 1 10.000.000 10.000.000 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 75 213 381.143.500.000 381.103.500.000 0 0
RUANG
1 KEL Kasemen 10 40 31.710.000.000 31.710.000.000 0 0
2 KEL Mesjid Priyayi 10 10 4.000.000.000 4.000.000.000 0 0
3 KEL Terumbu 3 27 7.100.000.000 7.100.000.000 0 0
4 KEL Warung Jaud 1 1 2.000.000.000 2.000.000.000 0 0
5 KEL Bendung 6 18 3.200.000.000 3.200.000.000 0 0
6 KEL Banten 23 23 4.133.500.000 4.133.500.000 0 0
7 KEL Sawah Luhur 8 36 8.175.000.000 8.135.000.000 0 0
8 KEL Kilasah 8 40 316.450.000.000 316.450.000.000 0 0
9 KEL Kasunyatan 3 14 2.375.000.000 2.375.000.000 0 0
10 KEL Margaluyu 3 4 2.000.000.000 2.000.000.000 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 75 201 342.596.150.000 342.596.150.000 15.336.000.000 15.336.000.000
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Kasemen 2 10 2.300.000.000 2.300.000.000 0 0
2 KEL Mesjid Priyayi 32 32 6.340.000.000 6.340.000.000 3.035.000.000 3.035.000.000
3 KEL Terumbu 2 11 301.360.150.000 301.360.150.000 0 0
4 KEL Warung Jaud 4 38 6.300.000.000 6.300.000.000 3.750.000.000 3.750.000.000
5 KEL Bendung 2 3 320.000.000 320.000.000 0 0
6 KEL Banten 8 8 1.850.000.000 1.850.000.000 0 0
7 KEL Sawah Luhur 16 63 12.261.000.000 12.261.000.000 3.041.000.000 3.041.000.000
8 KEL Kilasah 4 15 5.685.000.000 5.685.000.000 260.000.000 260.000.000
9 KEL Kasunyatan 2 4 630.000.000 630.000.000 0 0
10 KEL Margaluyu 3 17 5.550.000.000 5.550.000.000 5.250.000.000 5.250.000.000
1105 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 9 18 730.000.000 730.000.000 0 0
SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 KEL Kasemen 1 1 10.000.000 10.000.000 0 0
2 KEL Terumbu 1 2 200.000.000 200.000.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
3 KEL Bendung 1 2 200.000.000 200.000.000 0 0
4 KEL Banten 2 2 20.000.000 20.000.000 0 0
5 KEL Kilasah 1 3 80.000.000 80.000.000 0 0
6 KEL Kasunyatan 1 3 30.000.000 30.000.000 0 0
7 KEL Margaluyu 2 5 190.000.000 190.000.000 0 0
1106 SOSIAL 11 20 3.730.600.009 3.730.600.009 0 0
1 KEL Kasemen 2 2 60.100.000 60.100.000 0 0
2 KEL Mesjid Priyayi 2 2 500.009 500.009 0 0
3 KEL Banten 3 3 240.000.000 240.000.000 0 0
4 KEL Sawah Luhur 1 1 5.000.000 5.000.000 0 0
5 KEL Kilasah 2 4 425.000.000 425.000.000 0 0
6 KEL Margaluyu 1 8 3.000.000.000 3.000.000.000 0 0
1201 TENAGA KERJA 1 1 0 0 0 0
1 KEL Mesjid Priyayi 1 1 0 0 0 0
1202 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN 2 3 185.000.000 185.000.000 0 0
PERLINDUNGAN ANAK
1 KEL Banten 1 1 75.000.000 75.000.000 0 0
2 KEL Kilasah 1 2 110.000.000 110.000.000 0 0
1204 PERTANAHAN 4 4 3.300.000.300 3.300.000.300 0 0
1 KEL Mesjid Priyayi 1 1 300 300 0 0
2 KEL Warung Jaud 1 1 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
3 KEL Bendung 1 1 2.000.000.000 2.000.000.000 0 0
4 KEL Margaluyu 1 1 300.000.000 300.000.000 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 42 54 11.316.500.000 11.316.500.000 0 0
1 KEL Mesjid Priyayi 20 20 3.380.000.000 3.380.000.000 0 0
2 KEL Terumbu 1 11 6.270.000.000 6.270.000.000 0 0
3 KEL Warung Jaud 1 1 400.000.000 400.000.000 0 0
4 KEL Bendung 1 2 300.000.000 300.000.000 0 0
5 KEL Banten 17 17 731.500.000 731.500.000 0 0
6 KEL Sawah Luhur 1 1 35.000.000 35.000.000 0 0
7 KEL Kasunyatan 1 2 200.000.000 200.000.000 0 0
1207 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1 1 0 0 0 0
1 KEL Mesjid Priyayi 1 1 0 0 0 0
1209 PERHUBUNGAN 5 9 1.675.000.000 1.675.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 2 3 25.000.000 25.000.000 0 0
2 KEL Terumbu 1 4 1.500.000.000 1.500.000.000 0 0
3 KEL Warung Jaud 2 2 150.000.000 150.000.000 0 0
1211 KOPERASI, USAHA KECIL DAN 3 11 460.000.000 460.000.000 0 0
MENENGAH
1 KEL Mesjid Priyayi 1 1 300.000.000 300.000.000 0 0
2 KEL Kasunyatan 1 3 30.000.000 30.000.000 0 0
3 KEL Margaluyu 1 7 130.000.000 130.000.000 0 0
1212 PENANAMAN MODAL 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
1 KEL Mesjid Priyayi 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 3 4 540.000.000 540.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 1 1 500.000.000 500.000.000 0 0
2 KEL Mesjid Priyayi 1 1 0 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
3 KEL Kasunyatan 1 2 40.000.000 40.000.000 0 0
1216 KEBUDAYAAN 1 1 15.000.000 15.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 1 1 15.000.000 15.000.000 0 0
2003 PERTANIAN 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
1 KEL Kasemen 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
2007 PERINDUSTRIAN 1 1 200.000.000.000 200.000.000.000 0 0
1 KEL Kilasah 1 1 200.000.000.000 200.000.000.000 0 0
4001 PEMERINTAHAN UMUM 1 1 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
1 KEL Bendung 1 1 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
JUMLAH 267 610 957.308.750.309 957.268.750.309 15.336.000.000 15.336.000.000
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 15 18 9.398.000.000 9.058.000.000 0 0
1 KEL Cigoong 2 4 340.000.000 0 0 0
2 KEL Kapuren 5 5 1.116.000.000 1.116.000.000 0 0
3 KEL Teritih 2 2 7.000.000.000 7.000.000.000 0 0
4 KEL Pabuaran 3 3 550.000.000 550.000.000 0 0
5 KEL Lebakwangi 3 4 392.000.000 392.000.000 0 0
1102 KESEHATAN 10 15 5.706.000.000 5.706.000.000 0 0
1 KEL Nyapah 2 2 330.000.000 330.000.000 0 0
2 KEL Kapuren 2 2 320.000.000 320.000.000 0 0
3 KEL Teritih 1 1 4.500.000.000 4.500.000.000 0 0
4 KEL Pabuaran 2 7 170.000.000 170.000.000 0 0
5 KEL Lebakwangi 3 3 386.000.000 386.000.000 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 89 156 79.802.075.000 78.527.075.000 0 0
RUANG
1 KEL Walantaka 10 10 4.950.000.000 4.950.000.000 0 0
2 KEL Cigoong 5 8 2.400.000.000 2.400.000.000 0 0
3 KEL Nyapah 5 5 4.400.000.000 4.400.000.000 0 0
4 KEL Kiara 10 10 10.230.000.000 10.230.000.000 0 0
5 KEL Pager Agung 4 4 655.000.000 0 0 0
6 KEL Kalodran 1 1 130.000.000 130.000.000 0 0
7 KEL Kapuren 12 12 3.550.000.000 3.550.000.000 0 0
8 KEL Teritih 10 10 39.700.000.000 39.700.000.000 0 0
9 KEL Pabuaran 12 36 3.572.075.000 3.572.075.000 0 0
10 KEL Pasuluhan 3 4 620.000.000 0 0 0
11 KEL Pipitan 6 6 4.880.000.000 4.880.000.000 0 0
12 KEL Lebakwangi 11 50 4.715.000.000 4.715.000.000 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 33 36 6.270.300.000 6.000.300.000 2.839.300.000 2.839.300.000
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Walantaka 3 3 900.000.000 900.000.000 900.000.000 900.000.000
2 KEL Nyapah 21 22 1.490.300.000 1.490.300.000 1.189.300.000 1.189.300.000
3 KEL Pager Agung 3 5 270.000.000 0 0 0
4 KEL Kalodran 3 3 210.000.000 210.000.000 0 0
5 KEL Teritih 1 1 2.500.000.000 2.500.000.000 0 0
6 KEL Pipitan 1 1 750.000.000 750.000.000 750.000.000 750.000.000
7 KEL Lebakwangi 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
1105 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 1 1 20.000.000 20.000.000 0 0
SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 KEL Kalodran 1 1 20.000.000 20.000.000 0 0
1106 SOSIAL 2 2 630.000.000 630.000.000 0 0
1 KEL Kalodran 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
2 KEL Kapuren 1 1 600.000.000 600.000.000 0 0
1201 TENAGA KERJA 4 4 440.000.000 440.000.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KEL Nyapah 2 2 200.000.000 200.000.000 0 0
2 KEL Lebakwangi 2 2 240.000.000 240.000.000 0 0
1202 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN 2 2 75.000.000 75.000.000 0 0
PERLINDUNGAN ANAK
1 KEL Nyapah 2 2 75.000.000 75.000.000 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 8 10 851.000.000 851.000.000 0 0
1 KEL Nyapah 3 3 135.000.000 135.000.000 0 0
2 KEL Pager Agung 1 3 115.000.000 115.000.000 0 0
3 KEL Kalodran 1 1 15.000.000 15.000.000 0 0
4 KEL Pipitan 1 1 500.000.000 500.000.000 0 0
5 KEL Lebakwangi 2 2 86.000.000 86.000.000 0 0
1207 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1 1 75.000.000 75.000.000 0 0
1 KEL Nyapah 1 1 75.000.000 75.000.000 0 0
1208 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN 2 2 500.000.000 500.000.000 0 0
KELUARGA BERENCANA
1 KEL Nyapah 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
2 KEL Pager Agung 1 1 450.000.000 450.000.000 0 0
1209 PERHUBUNGAN 6 22 2.015.250.000 2.015.250.000 0 0
1 KEL Pager Agung 1 1 15.000.000 15.000.000 0 0
2 KEL Kalodran 1 1 0 0 0 0
3 KEL Pabuaran 1 14 500.000.000 500.000.000 0 0
4 KEL Pipitan 1 4 750.250.000 750.250.000 0 0
5 KEL Lebakwangi 2 2 750.000.000 750.000.000 0 0
1211 KOPERASI, USAHA KECIL DAN 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
MENENGAH
1 KEL Kalodran 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 1 1.000.000.000.00 1.000.000.000.00 0 0
1 KEL Teritih 1 1 1.000.000.000.00 1.000.000.000.00 0 0
2003 PERTANIAN 1 1 20.000.000 20.000.000 0 0
1 KEL Kapuren 1 1 20.000.000 20.000.000 0 0
2006 PERDAGANGAN 1 1 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
1 KEL Teritih 1 1 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
3005 PELAYANAN PENGADAAN 1 1 31.000.000 31.000.000 0 0
BARANG/JASA
1 KEL Teritih 1 1 31.000.000 31.000.000 0 0
5001 URUSAN KEWILAYAHAN 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
(KECAMATAN)
1 KEL Nyapah 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
JUMLAH 179 275 1.107.033.625.00 1.105.148.625.00 2.839.300.000 2.839.300.000
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 7 9 1.890.400.000 1.650.000.000 0 0
1 KEL Tinggar 2 2 1.000.000.000 1.000.000.000 0 0
2 KEL Kemanisan 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
3 KEL Cipete 1 2 100.000.000 0 0 0
4 KEL Sukawana 1 1 140.400.000 0 0 0
5 KEL Curug Manis 1 1 0 0 0 0
6 KEL Sukajaya 1 2 500.000.000 500.000.000 0 0
1102 KESEHATAN 9 22 1.795.000.000 1.600.000.000 0 0
1 KEL Curug 1 5 250.000.000 250.000.000 0 0
2 KEL Tinggar 3 3 1.100.000.000 1.100.000.000 0 0
3 KEL Cipete 2 7 150.000.000 0 0 0
4 KEL Pancalaksana 1 5 250.000.000 250.000.000 0 0
5 KEL Sukawana 2 2 45.000.000 0 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 55 99 35.436.000.000 29.750.000.000 0 0
RUANG
1 KEL Curug 5 7 455.000.000 455.000.000 0 0
2 KEL Tinggar 10 13 8.675.000.000 8.675.000.000 0 0
3 KEL Kemanisan 4 6 480.000.000 480.000.000 0 0
4 KEL Cipete 8 18 2.086.000.000 0 0 0
5 KEL Cilaku 9 13 0 0 0 0
6 KEL Pancalaksana 5 16 17.390.000.000 17.390.000.000 0 0
7 KEL Sukawana 1 2 3.600.000.000 0 0 0
8 KEL Sukalaksana 2 2 0 0 0 0
9 KEL Curug Manis 5 15 1.300.000.000 1.300.000.000 0 0
10 KEL Sukajaya 6 7 1.450.000.000 1.450.000.000 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 3 3 1.550.000.000 0 0 0
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Sukawana 3 3 1.550.000.000 0 0 0
1201 TENAGA KERJA 2 3 100.000.000 100.000.000 0 0
1 KEL Pancalaksana 1 2 100.000.000 100.000.000 0 0
2 KEL Sukawana 1 1 0 0 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 2 2 75.000.000 75.000.000 0 0
1 KEL Pancalaksana 1 1 75.000.000 75.000.000 0 0
2 KEL Sukawana 1 1 0 0 0 0
1209 PERHUBUNGAN 1 9 50.000.000 50.000.000 0 0
1 KEL Pancalaksana 1 9 50.000.000 50.000.000 0 0
1211 KOPERASI, USAHA KECIL DAN 1 1 0 0 0 0
MENENGAH
1 KEL Sukalaksana 1 1 0 0 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 1 0 0 0 0
1 KEL Sukalaksana 1 1 0 0 0 0
2003 PERTANIAN 2 2 200.000.000 200.000.000 0 0
1 KEL Pancalaksana 1 1 200.000.000 200.000.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
2 KEL Sukawana 1 1 0 0 0 0
3004 KEPEGAWAIAN 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
1 KEL Pancalaksana 1 1 50.000.000 50.000.000 0 0
JUMLAH 84 152 41.146.400.000 33.475.000.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 1 1 95.000.000 95.000.000 0 0
1 KEL Tembong 1 1 95.000.000 95.000.000 0 0
1102 KESEHATAN 3 7 107.000.000 64.000.000 0 0
1 KEL Karundang 1 2 40.000.000 40.000.000 0 0
2 KEL Panancangan 1 2 24.000.000 24.000.000 0 0
3 KEL Banjarsari 1 3 43.000.000 0 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 36 130 23.353.475.000 20.543.675.000 0 0
RUANG
1 KEL Cipocok Jaya 6 31 6.120.475.000 5.140.675.000 0 0
2 KEL Karundang 5 16 640.000.000 640.000.000 0 0
3 KEL Panancangan 6 19 2.305.000.000 1.765.000.000 0 0
4 KEL Banjar Agung 2 6 2.350.000.000 2.350.000.000 0 0
5 KEL Banjarsari 8 47 9.040.000.000 7.750.000.000 0 0
6 KEL Tembong 2 2 118.000.000 118.000.000 0 0
7 KEL Dalung 7 9 2.780.000.000 2.780.000.000 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 7 32 7.206.000.000 7.206.000.000 6.826.000.000 6.826.000.000
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Banjar Agung 2 6 1.450.000.000 1.450.000.000 1.150.000.000 1.150.000.000
2 KEL Tembong 5 26 5.756.000.000 5.756.000.000 5.676.000.000 5.676.000.000
1105 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 2 7 224.500.000 176.500.000 0 0
SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 KEL Panancangan 1 4 48.000.000 0 0 0
2 KEL Banjarsari 1 3 176.500.000 176.500.000 0 0
1106 SOSIAL 3 8 1.475.000.000 1.475.000.000 0 0
1 KEL Banjarsari 1 2 155.000.000 155.000.000 0 0
2 KEL Tembong 1 4 1.020.000.000 1.020.000.000 0 0
3 KEL Dalung 1 2 300.000.000 300.000.000 0 0
1202 PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
PERLINDUNGAN ANAK
1 KEL Dalung 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 5 12 303.000.000 133.000.000 0 0
1 KEL Karundang 2 8 113.000.000 113.000.000 0 0
2 KEL Panancangan 1 2 20.000.000 0 0 0
3 KEL Banjar Agung 1 1 150.000.000 0 0 0
4 KEL Dalung 1 1 20.000.000 20.000.000 0 0
1207 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 2 3 98.400.000 98.400.000 0 0
1 KEL Panancangan 1 2 23.400.000 23.400.000 0 0
2 KEL Banjarsari 1 1 75.000.000 75.000.000 0 0
1209 PERHUBUNGAN 2 3 440.000.000 140.000.000 0 0
1 KEL Cipocok Jaya 1 1 300.000.000 0 0 0
2 KEL Banjar Agung 1 2 140.000.000 140.000.000 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 1 80.000.000 0 0 0
1 KEL Banjarsari 1 1 80.000.000 0 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1101 PENDIDIKAN 6 7 996.000.000 996.000.000 0 0
1 KEL Taktakan 2 3 315.000.000 315.000.000 0 0
2 KEL Pancur 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
3 KEL Panggungjati 1 1 400.000.000 400.000.000 0 0
4 KEL Umbul Tengah 1 1 1.000.000 1.000.000 0 0
5 KEL Taman Baru 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
1102 KESEHATAN 16 21 2.738.600.000 2.738.600.000 0 0
1 KEL Taktakan 1 1 2.000.000.000 2.000.000.000 0 0
2 KEL Pancur 2 2 35.000.000 35.000.000 0 0
3 KEL Panggungjati 1 6 510.000.000 510.000.000 0 0
4 KEL Drangong 5 5 120.500.000 120.500.000 0 0
5 KEL Umbul Tengah 5 5 67.500.000 67.500.000 0 0
6 KEL Sepang 2 2 5.600.000 5.600.000 0 0
1103 PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN 67 82 31.527.700.003 31.027.700.003 0 0
RUANG
1 KEL Taktakan 13 13 1.621.700.003 1.121.700.003 0 0
2 KEL Sayar 5 5 3.039.450.000 3.039.450.000 0 0
3 KEL Pancur 7 7 555.000.000 555.000.000 0 0
4 KEL Kalanganyar 2 2 550.000.000 550.000.000 0 0
5 KEL Cilowong 3 3 528.000.000 528.000.000 0 0
6 KEL Panggungjati 4 19 5.066.550.000 5.066.550.000 0 0
7 KEL Drangong 4 4 1.150.000.000 1.150.000.000 0 0
8 KEL Umbul Tengah 6 6 830.000.000 830.000.000 0 0
9 KEL Sepang 5 5 1.800.000.000 1.800.000.000 0 0
10 KEL Lialang 5 5 11.487.000.000 11.487.000.000 0 0
11 KEL Taman Baru 9 9 4.000.000.000 4.000.000.000 0 0
12 KEL Cibendung 4 4 900.000.000 900.000.000 0 0
1104 PERUMAHAN RAKYAT DAN 81 82 16.216.000.000 16.216.000.000 13.576.000.000 13.576.000.000
KAWASAN PERMUKIMAN
1 KEL Sayar 3 3 2.135.000.000 2.135.000.000 1.585.000.000 1.585.000.000
2 KEL Pancur 18 18 1.455.000.000 1.455.000.000 1.225.000.000 1.225.000.000
3 KEL Kuranji 8 8 860.000.000 860.000.000 840.000.000 840.000.000
4 KEL Kalanganyar 1 1 700.000.000 700.000.000 700.000.000 700.000.000
5 KEL Cilowong 17 17 1.605.000.000 1.605.000.000 1.555.000.000 1.555.000.000
6 KEL Panggungjati 1 2 510.000.000 510.000.000 0 0
7 KEL Drangong 28 28 7.460.000.000 7.460.000.000 6.180.000.000 6.180.000.000
8 KEL Umbul Tengah 3 3 630.000.000 630.000.000 630.000.000 630.000.000
9 KEL Lialang 2 2 861.000.000 861.000.000 861.000.000 861.000.000
1105 KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN 6 6 47.500.000 47.500.000 0 0
SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT
1 KEL Pancur 1 1 10.000.000 10.000.000 0 0
2 KEL Umbul Tengah 5 5 37.500.000 37.500.000 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8
1106 SOSIAL 2 2 450.000.000 450.000.000 0 0
1 KEL Pancur 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
2 KEL Drangong 1 1 200.000.000 200.000.000 0 0
1205 LINGKUNGAN HIDUP 16 21 1.062.200.000 1.062.200.000 0 0
1 KEL Taktakan 2 2 35.000.000 35.000.000 0 0
2 KEL Pancur 2 2 35.000.000 35.000.000 0 0
3 KEL Kalanganyar 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
4 KEL Cilowong 2 2 110.000.000 110.000.000 0 0
5 KEL Panggungjati 2 7 418.200.000 418.200.000 0 0
6 KEL Drangong 2 2 60.000.000 60.000.000 0 0
7 KEL Umbul Tengah 4 4 4.000.000 4.000.000 0 0
8 KEL Taman Baru 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
1206 ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN 1 1 22.500.000 22.500.000 0 0
DAN PENCATATAN SIPIL
1 KEL Taman Baru 1 1 22.500.000 22.500.000 0 0
1207 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 1 1 500.000.000 500.000.000 0 0
1 KEL Pancur 1 1 500.000.000 500.000.000 0 0
1208 PENGENDALIAN PENDUDUK DAN 3 3 990.000.000 990.000.000 0 0
KELUARGA BERENCANA
1 KEL Kalanganyar 1 1 500.000.000 500.000.000 0 0
2 KEL Taman Baru 2 2 490.000.000 490.000.000 0 0
1209 PERHUBUNGAN 8 8 678.000.000 678.000.000 0 0
1 KEL Taktakan 5 5 238.000.000 238.000.000 0 0
2 KEL Cilowong 1 1 40.000.000 40.000.000 0 0
3 KEL Umbul Tengah 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
4 KEL Taman Baru 1 1 150.000.000 150.000.000 0 0
1213 KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
1 KEL Taman Baru 1 1 30.000.000 30.000.000 0 0
2003 PERTANIAN 2 2 675.000.000 675.000.000 0 0
1 KEL Pancur 2 2 675.000.000 675.000.000 0 0
3003 KEUANGAN 1 1 6.000.000 6.000.000 0 0
1 KEL Taktakan 1 1 6.000.000 6.000.000 0 0
3005 PELAYANAN PENGADAAN 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
BARANG/JASA
1 KEL Panggungjati 1 1 25.000.000 25.000.000 0 0
4001 PEMERINTAHAN UMUM 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
1 KEL Taman Baru 1 1 250.000.000 250.000.000 0 0
JUMLAH 213 240 56.214.500.003 55.714.500.003 13.576.000.000 13.576.000.000
Keterangan : I1
Kasubid Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kota Serang
Catatan Lapangan : Wawancara di lakukan pada hari Senin 5 November 2018 di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
I
I1
Q
Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem
simral ?
“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap akhir atau
penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu hal teknis dan
kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam menghitung persentase
Q1 keberhasilan perencanaan melalui simral. Kami dalam pengembangan simral bekerja
sama dengan Diskominfo Kota Serang dan Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini
kami menggunakan simral dari BPPT, alasan kami mengembangkan sistem ini karena
mengalami kesulitan-kesulitan secara teknis yang menghambat proses kerja kami.
Maka dari itu Kota Serang melakukan pengembangan simral sesuai dengan
standarisasi yang sudah ditentukan dan menggunakan sistem simral dari Pemerintah
Banyuwangi yang mudah di modifikasi sesuai kebutuhan daerah Kota Serang”.
Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
Q2 “Pelatihan dan pengembangan kompetensi pasti ada dan dilakukan oleh setiap instansi
kepada pegawainya. Kami pun seperti itu melakukan pelatihan kepada pegawai dan
operator terkait simral seperti bimbingan teknis (bimtek), pelatihan dan sosialisasi
perencanaan dan anggaran, pelatihan operator, dan sebagainya”
Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur yang tersedia di
Bappeda Kota Serang ?
“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai dari
fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk keadaan
Q3
infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada beberapa infrastruktur
penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti wifi dan server. Untuk server
sendiri masih berada di BPPT dan kami selama ini sewa server tersebut untuk simral
yang di anggarkan oleh kominfo. Jadi kalau server eror kita hanya bisa menunggu
kabar dari BPPT, hal ini memang sangat menghambat kerja kita”.
Menurut bapak apa saja hukum yang mendasari dalam penerapan simral di
Kota Serang ?
“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan, namun
dilain sisi kami juga melihat kondisi SDM yang ada, jika memang dengan kondisi
SDM yang ada masih kekurangan dan membutuhkan SDM baru, maka kami pun
berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat mengalokasikan pada bagian
kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian dilakukan rolling ke bagian kami tapi
Q5 tidak semudah itu untuk pengadaan SDM, Pengadaan SDM khusus untuk pegawai
operator layanan sebenarnya sangat perlu dilakukan, karena jumlah operator yang ada
dapat dikatakan masih kurang dari cukup, sehingga karena hal itu kami terkadanag
tidak dapat mengerjakan pekerjaan melalui sistem simral yang ada secara baik dan
cepat. Karena jika dibandingkan jumlah operator yang ada dapat dikatakan sangat
tidak seimbang dengan jumlah data yang ada setiap tahunnya.
“Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan, kita ingin
mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam mengakses sistem simral.
Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi yang memiliki simral yang
mudah diakses oleh berbagai pihak”
Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk
pelaksanaan penerapan simral ?
Keterangan : I2
Operator Simral Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 5 November 2018 di Kantor
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Serang
I
I2
Q
Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem
simral ?
“Pengembangan sistem memang perlu dilakukan dan itu sangat penting dan sesuai
kebutuhan operator dan admin simral. Sebenarnya sistem ini sudah cukup baik namum
Q1
sistem simral dari BPPT ini tidak sesuai dengan kebutuhan saya sebagai operator.
Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap pengembangan yang bekerja sama
dengan Diskominfo Kota Serang dan Bappeda Banyuwangi, mungkin secepatnya akan
selesai pengembangan sistem ini karena akan dipakai untuk perencanaan
pembangunan tahun depan”.
Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
“Mengenai adanya pelatihan dan pengembangan, hal itu memang sudah dilakukan dari
Q2 BPPT melalui pihak Bappeda Kota Serang seperti bimbingan teknis, pelatihan
operator dan lain lain. Namun dalam pelaksanaannya pelatihan tersebut jarang dan
tidak rutin dilakukan setiap periode/tahunnya, waktunya pun tidak menentu kadang
beberapa bulan sekali bahkan setahun sekali. Sehingga hal tersebut saya rasa masih
kurang memenuhi kebutuhan operator”.
Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?
dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?
“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk sekarang di
Q3 bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang termasuk Kepala Bidang
dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya. Operator khusus simral ada 2 orang saya
dan teman saya tapi teman saya lebih ke penganggarannya. Cukup sibuk sih kalo
periode perencanaan masuk ke dalam sistem kan di setiap kecamatan juga tidak hanya
satu atau dua perencanaan saja”
Keterangan : I3
Kepala Bidang Layanan E-Government Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Serang
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Selasa 13 November 2018 di Kantor
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang
I
I3
Q
Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem
simral ?
“Sebelumnya Kota Serang menggunakan simral atas dasar instruksi dari kpk awalnya
mengarahkan menggunakan simral yang sudah di kembangkan oleh BPPT dan bekerja
sama dengan BPPT. Seiring dengan berjalannya waktu ternyata pengaplikasian simral
Q1
yang dari bppt ini sangat sulit untuk dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda
setiap bulan atau minggunya berubah dan simral BPPT sulit di custom. Selama masih
kerja sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan banyuwangi karena
sistem di banyuwangi memberikan aplikasinya full dengan gratis sedangkan BPPT
memberikan kepada kita dan berbayar setiap tahun tanpa kita tidak bisa memodifikasi
dengan bebas sedangkan banyuwangi gratis hanya resikonya bulak balik banyuwangi”
Menurut bapak apa saja hukum yang mendasari dalam penerapan simral di
Kota Serang ?
“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita ga
Q2
sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum yang
mendasarinya, karena semuanya sudah diatur dalam perangkat hukumnya. hukum
yang mendasari dalam pengembangan sistem ini yaitu Perwal Kota Serang Nomor 47
tahun 2017 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003”.
Menurut bapak bagaimana pengembangan kanal akses dilakukan?
“Untuk pihak diskominfo dalam hal anggaran itu menangani terkait pemeliharaan dan
Q4 pengembangan yang sedang dilakukan untuk saat ini, anggaran infrastruktur dari
diskominfo semua, untuk anggaran semenjak 2017-2018 itu ada di anggaran bappeda
simral bppt untuk pembayaran. contohnya seperti membayar ke BPPT dalm hal sewa
simral yang sekarang ini. Sumber anggaran yang kami terima itu semua berasal dari
APBD”
Keterangan : I4
Teknisi Bidang Layanan E-Government Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Serang
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Selasa 13 November 2018 di Kantor
Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Serang
I
I4
Q
Menurut bapak apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem
simral ?
”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami dengan
Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan pemerintah Banyuwangi. Untuk
Q1
sekarang ini pengembangan data pada sistem simral sudah sampai dengan perpindahan
data simral BPPT kepada simral Banyuwangi. Kami mengharapkan proses
pengembangan ini selesai sebelum periode penginputan data perencanaan agar sistem
yang baru dapat digunakan oleh operator”.
Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
“Pelatihan terkait simral pernah saya ikuti pada awal simral akan di terapkan oleh
Q2
bappeda dan terakhir saya mengikuti pelatihan terkait simral itu beberapa bulan yang
lalu yaitu terkait bimbingan teknis seluruh operator dan teknisi. Untuk pelatihan dan
pengembangan sumber daya manusia terkait simral memang jarang dilakukan hanya
beberapa kali saja”.
Menurut bapak bagaimana pengembangan kanal akses dilakukan?
“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan pengembangannya,
Q3
tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk mempermudah dan terintegrasi
dengan berbagai pihak yang terkait seperti OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi
kedepannya”.
Keterangan : I5
Kasubid Penyusunan APBD Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Kota Serang
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 19 November 2018 di Kantor
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Serang
I
I5
Q
Q1 Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk
pelaksanaan penerapan simral ?
“Berbicara pola permodalan dalam penerapan simral semua modal berasal dari APBD,
dan kami terima mateng dari Bappeda Kota Serang. Maksud terima mateng itu jadi
perencanaan dari sana dan penganggarannya seperti apa nanti kita input. Siklus ada di
apbd dari mulai perencanaan pelaksanaan sampai pertanggung jawaban. Di bappeda
itu bagian dari perencanaan kemana nih arahnya pembangunan kota serang yang
dituahkan ke rkpd setiap tahun kemudian dari rkpd itu dilanjutkan ke ppas
penganggaran, jadi kita punya uang berapa di bagi lah oleh bappeda jadi bappeda yang
membagi sesuai prioritas”.
Keterangan : I6-1
Operator Simral Kecamatan Cipocok Jaya
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Cipocok Jaya
I
I6-1
Q
Q1 Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
“Pelatihan atau bimtek terkait simral itu pertama awal tahun 2017 dan beberapa bulan
yang lalu, untuk pelatihan pada awal tahun itu seluruh operator kecamatan melakukan
praktek perencanaan menggunakan sistem simral dan untuk pelatihan beberapa bulan
yang lalu sih lebih ke pelatihan biasa terkait sumber daya manusianya. Saya rasa untuk
pelatihan dan praktek simral ini kurang ya karena tidak semua operator langsung
memahami sistem ini termasuk saya”.
Q2 Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral
yang tersedia di Kecamatan Cipocok Jaya ?
“Belum ada penambahan atau pengadaan SDM untuk saat ini, kalaupun ada
pengadaan SDM itu wewenang dan kebijakan kepala camat disini”.
Keterangan : I6-2
Operator Simral Kecamatan Curug
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Curug
I
I6-2
Q
Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
Q1 “Pelatihan dan pengembangan kompetensi yang pernah saya ikuti pada awal simral di
terapkan oleh bappeda, setelah itu ada lagi pengembangan kompetensi terkait sdm
yang menangani simral. untuk pelatihan memang kurang dilakukan karena memang
hanya beberapa kali saja diadakannya”.
Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral
yang tersedia di Kecamatan Curug ?
“Ketersediaan Infrastruktur disini sebagian ada yang sudah tidak berfungsi seperti
Q2
komputer , mesin pencetak , wifi pun sama sedang tidak berfungsi. Untuk menunjang
pekerjaan kami menggunakan komputer atau laptop pribadi dan kalau mau mencetak
dokumen saya ke bidang lain. Pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak
bisa dipakai sudah di ajukan tapi kami tidak tahu barang barang tersebut datang”
Menurut ibu kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan
bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?
“Pengadaan sdm di kecamatan biasanya itu di rolling, kalaupun ada penambahan sdm
Q3 itu atas dasar kebijakan Kepala Camat. Untuk di bidang yang menangani simral
sampai saat ini belum ada penambahan sdm padahal untuk di bidang ini sangat butuh
penambahan sdm , walaupun berdua dengan Kepala bidang terkadang sulit juga untuk
berkoordinasi karena Kepala Bidangpun masih memiliki pekerjaan lain bukan hanya
terkait simral saja”
Keterangan : I6-3
Operator Simral Kecamatan Kasemen
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Jumat 7 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Kasemen
I
I6-3
Q
Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
“Iya saya pernah mengikuti pelatihan sdm terkait simral tapi sudah lama sampai saya
pun lupa kapan terakhir pelatihan diadakan. Pelatihan dan pengembangan sdm seperti
saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai masih kurang, karena saya sebagai
Q1
operator masih belum terlalu mengerti dengan sistem simral ini. Adapun kalo saya
tidak mengerti saya memang langsung menanyakan kepada operator simral di
kecamatan lain atau ke bappeda nya langsung, tapi kan tidak semuanya cepat
menanggapi dan tidak langsung paham apa yang dijelaskan oleh mereka. Sangat
menghambat sih ketika saya sedang menginput data dan tidak mengerti, saya harus
sibuk menghubungi orang”.
Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral
yang tersedia di Kecamatan Kasemen ?
“Untuk keadaan infrastruktur disini kami memakai barang pribadi soalnya komputer
Q2 di kecamatan kasemen banyak sudah tidak berfungsi, selain itu wifi disini pun sering
gangguan jadi saya pun sering menggunakan wifi dari handphone. Adapun pergantian
dan perbaikan infrastruktur biasanya mengajukan dan melalui prosedur yang sudah
ditentukan dan untuk hal itu terkadang lama untuk perbaikan atau pergantian
infrastruktur”.
Menurut ibu kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ? dan
bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?
Q3
“Sampai saat ini belum ada penambahan SDM terkait pengelola simral di kecamatan,
kalaupun nanti ada pengadaan SDM itu biasanya kebijakan camat disini bagaimana
proses pengadaannya kebijakan camat”.
Keterangan : I6-4
Operator Simral Kecamatan Serang
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Senin 3 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Serang
I
I6-4
Q
Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
Q1 “Ya saya pernah mengikuti pelatihan simral pada awal simral dikenalkan Bappeda,
waktu itu pelatihan pengoprasian sistem simral dan terakhir ada pula pengembangan
kompetensi tapi saya lupa kapan dan nama acaranya karena sudah lama. Pelatihan
terkait simral hanya berapa kali saja”
Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem
simral yang tersedia di Kecamatan Serang ?
Q3 “Pengadaan ada saja di setiap periodenya tapi ga merata seluruh bidang bertambah,
kalaupun ada penambahan sdm di bidang itu atas kebijakan dari atasan kita. Kalaupun
kita kekurangan sdm kita selalu mengajukan untuk ditambah sdm tapi semua nya kan
wewenang atasan”
Keterangan : I6-5
Operator Simral Kecamatan Taktakan
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Kamis 6 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Taktakan
I
I6-5
Q
Q1 Menurut bapak pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
“Pelatihan dari Bappeda itu pelatihan mengakses atau menginput data ke simral itu
dilakukan pas awal simral ada, lalu pengembangan kompetensi sdm kalau tidak salah.
Saya lupa karena jarang sekali adanya pelatihan atau bimtek terkait simral”
Q2 Menurut bapak bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem
simral yang tersedia di Kecamatan Taktakan?
“Jika terjadi kerusakan terhadap infrastruktur yang ada, terutama seperti komputer,
printer, wifi dan sebagainya. Kalopun sistem jaringan seperti wifi eror kami selalu
pakai personal modem, karena kalo menunggu wifi tidak eror lagi kan tidak tahu
sampai kapan dan antisipasi dan langkah lain yang kami ambil sih biasanya dengan
melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak ataupun meminta pergantian
yang baru, tetapi untuk meminta yang baru harus melalui prosedur yang cukup ribet
bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyediaannya, karena kami
harus melakukan pengajuan terlebih dahulu dan lain sebagainya”
Q3 Menurut bapak kapan Pengadaan SDM terkait penerapan simral dilakukan ?
dan bagaimana proses pengadaan SDM tersebut ?
“Pengadaan sdm di kecamatan selalu ada setiap periodenya tapi tidak menentu, untuk
prosesnya saya juga kurang begitu tahu”.
Keterangan : I6-6
Operator Simral Kecamatan Walantaka
Catatan Lapangan : Wawancara dilakukan pada hari Jumat 7 Desember 2018 di Kantor
Kecamatan Walantaka
I
I6-6
Q
Menurut ibu pelatihan dan pengembangan kompetensi apa saja yang sudah
dilakukan oleh Bappeda Kota Serang?
Q1
“Ya saya pernah mengikuti pelatihan dan pengembangan atau bimtek tapi yang saya
ingat pada awal dikenalkan dan pelatihan pengoprasian simral seluruh operator setelah
itupun ada bimtek tapi saya lupa karena jarang sih dilakukan pelatihan terkait simral”
Menurut ibu bagaimanakah ketersediaan infrastruktur penunjang sistem simral
yang tersedia di Kecamatan Walantaka ?
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Apakah ada pengembangan yang dilakukan terhadap sistem simral ?
“Pengembangan simral memang ada dan sedang dilakukan dan sudah tahap akhir atau
penyelesaian. Dilakukannya pengembangan sistem ini karena suatu hal teknis dan
kebijakan dari pimpinan, selain itu agar memudahkan dalam menghitung persentase
keberhasilan perencanaan melalui simral”
Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?
“Kami dalam pengembangan simral bekerja sama dengan Diskominfo Kota Serang dan
Pemerintah Banyuwangi. Pada saat ini kami menggunakan simral dari BPPT”
Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?
I1
“Pengembangan sistem dilakukan pada saat kami mengalami kesulitan-kesulitan secara
teknis yang menghambat proses kerja kami”
Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?
“Kualitas sistem yang sedang dikembangkan akan dapat mempermudah kami ataupun
operator dalam pengoprasian sistem simral”
Bagaimana standarisasi sistem simral
I2 “Untuk saat ini simral pun sedang dalam tahap pengembangan yang bekerja sama
dengan Diskominfo Kota Serang dan Bappeda Banyuwangi”
Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?
“Pengembangan sistem simral dilakukan ketika banyak keluhan terkait sistem simral
ini sulit untuk dikembangkan dan dimodifikasi”
Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?
“Kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan saat ini nantinya lebih baik dari
sistem simral sebelumnya karena mudah untuk diakses dan di modifikasi sesuai dengan
kebutuhan masing-masing operator”
Bagaimana standarisasi sistem simral
“Iya ada dan pengembangan sistem simral sedang dilakukan, karena seiring dengan
berjalannya waktu ternyata pengaplikasian simral yang dari bppt ini sangat sulit untuk
dikembangkan, karena kebutuhan daerah berbeda setiap bulan atau minggunya berubah
dan simral BPPT sulit di custom”
Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?
“Selama masih kerja sama dengan BPPT, Kominfo pun bekerja sama dengan
banyuwangi karena sistem di banyuwangi”
Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?
I3
“Untuk pengembangan sistem simral sudah dilakukan beberapa bulan yang lalu dan
pada saat ini pengembangan sistem sudah pada tahap penyelesaian”
Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?
“Kualitas sistem simral setelah dikembangkan pasti akan lebih baik karena dapat
memenuhi kebutuhan seluruh operator sistem simral yang ada di Kota Serang”
Bagaimana standarisasi sistem simral ?
”Pengembangan sistem simral itu sudah ada dan sedang dilakukan oleh kami”
Siapakah yang melakukan pengembangan pada sistem simral ?
“dilakukan oleh kami dengan Bappeda Kota Serang yang bekerja sama dengan
pemerintah Banyuwangi”
Kapan pengembangan sistem itu dilakukan ?
I4
“Pengembangan ini sudah dilaksanakan oleh kami sekitar beberapa bulan yang lalu
ketika operator simral banyak mengeluhkan terkait sistem simral yang tidak bisa di
modifikasi sesuai dengan kebutuhan operator simral”
Bagaimana kualitas sistem simral yang sudah di kembangkan ?
“Untuk kualitas sistem simral kami selaku tim pengembangan sistem simral
mengharapkan kualitas sistem lebih baik dari sebelumnya dan dapat mempermudah
operator dalam melakukan tugasnya”
Bagaimana standarisasi sistem simral ?
“Pasti ada standarisasi dan standarisasi itu diatur oleh Undang-Undang yang terkait
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Bappeda melakukan pelatihan kepada pegawai dan operator terkait simral seperti
bimbingan teknis (bimtek), pelatihan dan sosialisasi perencanaan dan anggaran,
pelatihan operator, dan sebagainya”
Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem simral pasti
lebih mengerti atau lebih baik dari sebelumnya”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Mengenai adanya pelatihan dan pengembangan, hal itu memang sudah dilakukan dari
BPPT melalui pihak Bappeda Kota Serang seperti bimbingan teknis, pelatihan operator
dan lain lain”
Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
“Untuk kualitas SDM tergantung individu, ada individu yang cepat menanggapi
adapula individu yang sulit menanggapi atau memahami pelatihan atau pengembangan
kompetensi yang dilakukan”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan pasti lebih baik dan mengerti terkait sistem
simral karena sudah di latih dan diberikan pengetahuan terkait sistem simral”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Untuk kualitas SDM saya rasa untuk pelatihan dan praktek simral ini kurang ya
karena tidak semua operator langsung memahami sistem ini termasuk saya”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Kualitas SDM sudah cukup baik namun ada saja SDM yang masih kurang memahami
sistem simral karena memang tidak rutin dilakukannya pelatihan pada SDM yang
menangani sistem simral”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Pelatihan yang pernah dilakukan Bappeda yaitu praktek pengoprasian sistem simral
dan bimbingan teknis terkait pengembangan SDM yang menangani sistem simral”
I6-3 Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
“Pelatihan terkait sistem simral dilakukan pada awal sistem simral diterapkan oleh
Bappeda untuk perencanaan pembangunan dan beberapa bulan yang lalu terkait
pengembangan SDM”
Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem
simral?
“Kualitas SDM menurut saya belum cukup baik karena pelatihan dan pengembangan
sdm seperti saya sebagai operator simral di kecamatan dinilai masih kurang, karena
saya sebagai operator masih belum terlalu mengerti dengan sistem simral ini
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Pelatihan dan pengembangan kompetensi itu berupa praktek sistem simral dalam hal
penginputan data kedalam sistem dan selain itu ada pengembangan SDM terkait
simral”
Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
I6-4 “Untuk waktu pelatihan tidak menentu dan tidak rutin, selama sistem simral diterapkan
oleh Bappeda hanya 2 atau 3 kali saja”
Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem
simral?
“Kualitas SDM terkait simral kurang baik karena Bappeda tidak rutin mengadakan
pelatihan jadi SDM yang ada hanya mengerti pada saat awal simral diterapkan
sedangkan simral tidak hanya input input saja”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Pelatihan praktek pengoprasian sistem simral dan pengembangan SDM terkait sistem
simral”
Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
I6-5 “Pelatihan dan pengembangan dilakukan pada awal sistem ini akan diterapkan oleh
Bappeda dan terakhir beberapa bulan yang lalu”
Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem
simral?
“Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan pasti lebih baik dan mengerti terkait sistem
simral tapi hal tersebut tergantung individunya”
Pelatihan apa saja yang dilakukan oleh Bappeda Kota Serang ?
“Pelatihannya itu lebih ke praktek cara menggunakan sistem simral ini seperti
contohnya memasukan data perencanaan ke dalam sistem”
Kapan saja Bappeda Kota Serang melakukan pengembangan kompetensi ?
I6-6
“Praktek dan pelatihan itu dua kali pada awal sistem simral diterapkan dan beberapa
bulan yang lalu terkait pengembangan SDM”
Bagaimana Kualitas SDM setelah mengikuti pelatihan dan pengembangan sistem
simral?
“Saya rasa masih kurang dan saya belum terlalu mengerti dengan sistem ini terutama
apabila sistem sedang susah di akses dan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan saya”.
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Kota Serang ?
“Ketersediaan infrastruktur yang ada seperti komputer itu ada yang memakai dari
fasilitas kantor dan adapula yang memakai komputer pribadi, untuk keadaan
infrastruktur di Bappeda Kota Serang cukup baik namun ada beberapa infrastruktur
I1
penunjang saja yang terkadang mengalami eror seperti wifi dan server”
Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral
rusak ?
“kalau server eror kita hanya bisa menunggu kabar dari BPPT, hal ini memang sangat
menghambat kerja kita”
Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Serang ?
“Langkah yang dilakukan yaitu pihak kecamatan sudah mengajukan pergantian dan
perbaikan tapi untuk perbaikan dan pergantian infrastruktur biasanya lama”
Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Serang ?
“Ketersediaan Infrastruktur sebagian ada yang sudah tidak berfungsi seperti komputer ,
mesin pencetak , wifi pun sama sedang tidak berfungsi. Untuk menunjang pekerjaan
kami menggunakan komputer atau laptop pribadi dan kalau mau mencetak dokumen
I6-2
saya ke bidang lain”
Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral
rusak ?
“Pergantian dan perbaikan infrastruktur yang sudah tidak bisa dipakai sudah di ajukan
tapi kami tidak tahu barang barang tersebut datang”
I6-3 Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Serang?
“Untuk keadaan infrastruktur disini kami memakai barang pribadi karena komputer di
kecamatan kasemen banyak sudah tidak berfungsi, selain itu wifi disini pun sering
gangguan jadi saya pun sering menggunakan wifi dari handphone”
Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral
rusak ?
“Penyediaan infrastruktur yang sudah diajukan oleh kami membutuhkan waktu yang
lama dan infrastruktur yang berada di kecamatan memenuhi standarisasi yang sudah
ditentukan”
Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Serang?
“Keadaan Infrastruktur seperti komputer, mesin pencetak sebagian besar sudah tidak
berfungsi dan keadaan wifi pun sudah beberapa hari ini tidak berfungsi”
Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral
rusak ?
I6-5
“Jika terjadi kerusakan terhadap infrastruktur yang ada, terutama seperti komputer,
printer, wifi dan sebagainya. Kalopun sistem jaringan seperti wifi eror kami selalu
pakai personal modem, karena kalo menunggu wifi tidak eror lagi kan tidak tahu
sampai kapan dan antisipasi dan langkah lain yang kami ambil sih biasanya dengan
melakukan perbaikan terhadap infrastruktur yang rusak ataupun meminta pergantian
yang baru, tetapi untuk meminta yang baru harus melalui prosedur yang cukup ribet
bahkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk penyediaannya, karena kami
harus melakukan pengajuan terlebih dahulu dan lain sebagainya”
Bagaimana Ketersediaan Infrastruktur yang tersedia di Bappeda Kota Serang/
Kecamatan di Serang
I6-6
“Ketersediaan infrastruktur disini bisa dilihat untuk komputer kami memakai komputer
pribadi karena pengajuan infrastruktur kami belum turun. untuk infrastruktur lainnya
seperti printer untuk sekarang kami masih menggunakan printer secara bersamaan
dengan bidang lain karena banyak infrastruktur disini yang sudah tidak bisa dipakai.
Untuk koneksi jaringan saya sering menggunakan wifi dari handphone karena wifi di
sini sering gangguan”
Langkah apa saja yang dilakukan jika infrastruktur penunjang sistem simral
rusak ?
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Apa saja hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?
“Untuk Kekuatan hukum yang mendasari dalam penerapan sistem simral sangat kuat
karena perangkat hukum seperti Undang-Undang, Instruksi Presiden dan lainnya itu
dijadikan pedoman dalam penerapan, pemeliharaan dan pengembangan sistem simral”
Apa saja hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?
“Penerapan dan pengembangan sistem simral ini berdasarkan atas hukum, kita ga
sembarangan mengembangkan suatu sistem seperti simral tanpa ada hukum yang
mendasarinya, karena semuanya sudah diatur dalam perangkat hukumnya. hukum yang
I3 mendasari dalam pengembangan sistem ini yaitu Perwal Kota Serang Nomor 47 tahun
2017 dan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003”
Bagaimana kekuatan hukum yang mendasari penerapan sistem simral ?
“Kekuatan hukum yang mendasari penerapan sistem simral kuat karena hukum hukum
atau Undang-Undang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penerapan sistem simral”
5. Citizen Interfaces (Pengadaan SDM dan Pengembangan Kanal Akses)
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Pengadaan SDM disetiap tahun atau periode yang ditentukan pasti dilakukan”
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Kami pun berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum untuk dapat mengalokasikan pada
bagian kami, dari SDM yang sudah ada dan kemudian dilakukan rolling ke bagian kami
I1 tapi tidak semudah itu untuk pengadaan SDM”
Bagaimana Pengembangan kanal akses dilakukan ?
“Pengembangan kanal akses pasti dilakukan karena terkait banyak pihak kan, kita ingin
mempermudah OPD dan Kecamatan seluruh Kota Serang dalam mengakses sistem
simral. Maka dari itu kami bekerja sama dengan Bappeda Banyuwangi yang memiliki
simral yang mudah diakses oleh berbagai pihak”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Pengadaan sdm memang ada saja tapi kan tidak semua bidang, unuk sekarang di
bidang perencanaan pembangunan hanya 9 (Sembilan) orang termasuk Kepala Bidang
I2 dan 9 orang ini di bagi bagi pekerjaannya”
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Proses pengadaan SDM dilakukan disetiap periodenya dari pusat ataupun dari kantor
kami sendiri dengan berkoordinasi dengan Sub Bagian Umum”
Bagaimana Pengembangan kanal akses dilakukan?
“Kanal akses itu berada dalam sistem simral ini jadi berbarengan pengembangannya,
I4
tujuan di kembangkannya sistem ini memang untuk mempermudah dan terintegrasi
dengan berbagai pihak yang terkait seperti OPD dan kecamatan untuk lebih baik lagi
kedepannya”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
I6-1
“Belum ada penambahan atau pengadaan SDM untuk saat ini”
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Kalaupun ada pengadaan SDM itu wewenang dan kebijakan kepala camat disini”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Pengadaan SDM dilakukan disetiap periodenya dan ketika kantor kami membutuhkan
SDM”
I6-2
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Pengadaan sdm di kecamatan biasanya itu di rolling, kalaupun ada penambahan sdm
itu atas dasar kebijakan Kepala Camat”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Sampai saat ini belum ada penambahan SDM terkait pengelola simral di kecamatan”
I6-3 Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“ada pengadaan SDM itu biasanya kebijakan camat disini bagaimana proses
pengadaannya kebijakan camat”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Pengadaan ada saja di setiap periodenya tapi tidak merata seluruh bidang bertambah”
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
I6-4
“Ada penambahan sdm di bidang itu atas kebijakan dari atasan kita. Kalaupun kita
kekurangan sdm kita selalu mengajukan untuk ditambah sdm tapi semua nya kan
wewenang atasan”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Pengadaan sdm di kecamatan selalu ada setiap periodenya tapi tidak menentu”
I6-5 Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Untuk prosesnya saya kurang tahu tapi biasanya proses pengadaan SDM itu dilakukan
atas kebijakan atasan”
Kapan pengadaan SDM atau pelaksana penerapan simral dilakukan ?
“Belum ada penambahan sdm untuk dibidang simral tetapi di setiap periode nya ada
rolling pegawai”
I6-6
Bagaimana Proses Pengadaan SDM dilakukan ?
“Itu wewenang dan kebijakan Kepala camat disini. Memang sangat kurang untuk sdm
terkait simral di kecamatan walantaka hanya ada dua termasuk Kepala Bidang”
6. Capital (Permodalan)
I
Pertanyaan/Jawaban
Q
Bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan
penerapan sistem simral ?
“Jadi kita mempunyai perencanaan yang sudah di input dengan berbagai tahap, lalu
dari pihak BPKAD nanti menginput anggarannya. Setelah anggaran sudah diberikan
kepada Bappeda maka Bappeda akan membagikan anggaran tersebut sesuai dengan
I1
kebutuhan seperti contohnya membayar sewa simral kepada BPPT, atau biaya
pengembangan simral yang sekarang sedang kita lakukan”
Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?
“Untuk pihak diskominfo dalam hal anggaran itu menangani terkait pemeliharaan dan
pengembangan yang sedang dilakukan untuk saat ini, anggaran infrastruktur dari
I3 diskominfo semua, untuk anggaran semenjak 2017-2018 itu ada di anggaran bappeda
simral bppt untuk pembayaran. contohnya seperti membayar ke BPPT dalm hal sewa
simral yang sekarang ini”
Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?
“Sumber anggaran yang kami terima itu semua berasal dari APBD”
Bagaimanakah ketersediaan anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan
penerapan sistem simral ?
“Perencanaan dari sana dan penganggarannya seperti apa nanti kita input. Siklus ada di
apbd dari mulai perencanaan pelaksanaan sampai pertanggung jawaban. Di bappeda itu
bagian dari perencanaan kemana nih arahnya pembangunan kota serang yang
I5
dituahkan ke rkpd setiap tahun kemudian dari rkpd itu dilanjutkan ke ppas
penganggaran, jadi kita punya uang berapa di bagi lah oleh bappeda jadi bappeda yang
membagi sesuai prioritas”
Berasal dari manakah anggaran yang digunakan untuk penerapan sistem simral ?
“Berbicara pola permodalan dalam penerapan simral semua modal berasal dari APBD”
PEDOMAN WAWANCARA
Kode
No Indikator Sub Indikator Pertanyaan
Informan
Menimbang:
a. bahwa informasi merupakan kebutuhan pokok setiap orang bagi pengembangan pribadi dan lingkungan
sosialnya serta merupakan bagian penting bagi ketahanan nasional;
b. bahwa hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik
merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik;
c. bahwa keterbukaan informasi publik merupakan sarana dalam mengoptimalkan pengawasan publik
terhadap penyelenggaraan negara dan Badan Publik lainnya dan segala sesuatu yang berakibat pada
kepentingan publik;
d. bahwa pengelolaan informasi publik merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan masyarakat
informasi;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d,
perlu membentuk Undang-Undang tentang Keterbukaan Informasi Publik.
Mengingat:
Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 F, dan Pasal 28 J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
BAB I
KETENTUAN UMUM
1 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Informasi adalah keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang mengandung nilai, makna, dan
pesan, baik data, fakta maupun penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
secara elektronik ataupun non elektronik.
2. Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu
badan publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan negara dan/atau penyelenggara
dan penyelenggaraan badan publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain
yang berkaitan dengan kepentingan publik.
3. Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugas pokoknya
berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, atau organisasi non
pemerintah sepanjang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
4. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan
sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non litigasi.
5. Sengketa Informasi Publik adalah sengketa yang terjadi antara badan publik dan pengguna informasi publik
yang berkaitan dengan hak memperoleh dan menggunakan informasi berdasarkan perundang-undangan.
6. Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan mediator komisi
informasi.
7. Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh komisi
informasi.
8. Pejabat Publik adalah orang yang ditunjuk dan diberi tugas untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu
pada badan publik.
9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang
penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik.
10. Orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum, atau badan publik sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang ini.
11. Pengguna Informasi Publik adalah orang yang menggunakan informasi publik sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini.
12. Pemohon Informasi Publik adalah warga negara dan/atau badan hukum Indonesia yang mengajukan
permintaan informasi publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Asas
2 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 2
(1) Setiap Informasi Publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap Pengguna Informasi Publik.
(2) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas.
(3) Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat
waktu, biaya ringan, dan cara sederhana.
(4) Informasi Publik yang dikecualikan bersifat rahasia sesuai dengan Undang-Undang, kepatutan, dan
kepentingan umum didasarkan pada pengujian tentang konsekuensi yang timbul apabila suatu informasi
diberikan kepada masyarakat serta setelah dipertimbangkan dengan saksama bahwa menutup Informasi
Publik dapat melindungi kepentingan yang lebih besar daripada membukanya atau sebaliknya.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Undang-Undang ini bertujuan untuk:
a. menjamin hak warga negara untuk mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program kebijakan
publik, dan proses pengambilan keputusan publik, serta alasan pengambilan suatu keputusan publik;
b. mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan kebijakan publik;
c. meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pengambilan kebijakan publik dan pengelolaan Badan Publik
yang baik;
d. mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan efisien, akuntabel serta
dapat dipertanggungjawabkan;
e. mengetahui alasan kebijakan publik yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak;
f. mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan/atau
g. meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi di lingkungan Badan Publik untuk menghasilkan
layanan informasi yang berkualitas.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PEMOHON DAN PENGGUNA INFORMASI PUBLIK SERTA HAK DAN KEWAJIBAN
BADAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Hak Pemohon Informasi Publik
Pasal 4
(1) Setiap Orang berhak memperoleh Informasi Publik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
(2) Setiap Orang berhak:
a. melihat dan mengetahui Informasi Publik;
b. menghadiri pertemuan publik yang terbuka untuk umum untuk memperoleh Informasi Publik;
3 / 38
www.hukumonline.com
c. mendapatkan salinan Informasi Publik melalui permohonan sesuai dengan Undang-Undang ini;
dan/atau
d. menyebarluaskan Informasi Publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permintaan Informasi Publik disertai alasan
permintaan tersebut.
(4) Setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan gugatan ke pengadilan apabila dalam memperoleh
Informasi Publik mendapat hambatan atau kegagalan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Bagian Kedua
Kewajiban Pengguna Informasi Publik
Pasal 5
(1) Pengguna Informasi Publik wajib menggunakan Informasi Publik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Pengguna Informasi Publik wajib mencantumkan sumber dari mana ia memperoleh Informasi Publik, baik
yang digunakan untuk kepentingan sendiri maupun untuk keperluan publikasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bagian Ketiga
Hak Badan Publik
Pasal 6
(1) Badan Publik berhak menolak memberikan informasi yang dikecualikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Badan Publik berhak menolak memberikan Informasi Publik apabila tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Informasi Publik yang tidak dapat diberikan oleh Badan Publik, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
adalah:
a. informasi yang dapat membahayakan negara;
b. informasi yang berkaitan dengan kepentingan perlindungan usaha dari persaingan usaha tidak sehat;
c. informasi yang berkaitan dengan hak-hak pribadi;
d. informasi yang berkaitan dengan rahasia jabatan; dan/atau
e. Informasi Publik yang diminta belum dikuasai atau didokumentasikan.
Bagian Keempat
Kewajiban Badan Publik
Pasal 7
(1) Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada di
4 / 38
www.hukumonline.com
bawah kewenangannya kepada Pemohon Informasi Publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai
dengan ketentuan.
(2) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik yang akurat, benar, dan tidak menyesatkan.
(3) Untuk melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Badan Publik harus membangun
dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan
efisien sehingga dapat diakses dengan mudah.
(4) Badan Publik wajib membuat pertimbangan secara tertulis setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi
hak setiap Orang atas Informasi Publik.
(5) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain memuat pertimbangan politik, ekonomi,
sosial, budaya, dan/atau pertahanan dan keamanan negara.
(6) Dalam rangka memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4) Badan
Publik dapat memanfaatkan sarana dan/atau media elektronik dan non elektronik.
Pasal 8
Kewajiban Badan Publik yang berkaitan dengan kearsipan dan pendokumentasian Informasi Publik dilaksanakan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN
Bagian Kesatu
Informasi yang Wajib Disediakan dan Diumumkan Secara Berkala
Pasal 9
(1) Setiap Badan Publik wajib mengumumkan Informasi Publik secara berkala.
(2) Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. informasi yang berkaitan dengan Badan Publik;
b. informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan Publik terkait;
c. informasi mengenai laporan keuangan; dan/atau
d. informasi lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Kewajiban memberikan dan menyampaikan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan paling singkat 6 (enam) bulan sekali.
(4) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan dengan
cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
(5) Cara-cara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditentukan lebih lanjut oleh Pejabat Pengelola Informasi
dan Dokumentasi di Badan Publik terkait.
(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban Badan Publik memberikan dan menyampaikan Informasi Publik
secara berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Petunjuk Teknis
Komisi Informasi.
5 / 38
www.hukumonline.com
Bagian Kedua
Informasi yang Wajib Diumumkan secara Serta-merta
Pasal 10
(1) Badan Publik wajib mengumumkan secara serta merta suatu informasi yang dapat mengancam hajat hidup
orang banyak dan ketertiban umum.
(2) Kewajiban menyebarluaskan Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan dengan
cara yang mudah dijangkau oleh masyarakat dan dalam bahasa yang mudah dipahami.
Bagian Ketiga
Informasi yang Wajib Tersedia Setiap Saat
Pasal 11
(1) Badan Publik wajib menyediakan Informasi Publik setiap saat yang meliputi:
a. daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang
dikecualikan;
b. hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;
c. seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya;
d. rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik;
e. perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga;
f. informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik dalam pertemuan yang terbuka untuk
umum;
g. prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan/atau
h. laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
(2) Informasi Publik yang telah dinyatakan terbuka bagi masyarakat berdasarkan mekanisme keberatan
dan/atau penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48, Pasal 49, dan Pasal 50
dinyatakan sebagai Informasi Publik yang dapat diakses oleh Pengguna Informasi Publik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan kewajiban Badan Publik menyediakan Informasi
Publik yang dapat diakses oleh Pengguna Informasi Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) diatur dengan Petunjuk Teknis Komisi Informasi.
Pasal 12
Setiap tahun Badan Publik wajib mengumumkan layanan informasi, yang meliputi:
a. jumlah permintaan informasi yang diterima;
b. waktu yang diperlukan Badan Publik dalam memenuhi setiap permintaan informasi;
c. jumlah pemberian dan penolakan permintaan informasi; dan/atau
d. alasan penolakan permintaan informasi.
6 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 13
(1) Untuk mewujudkan pelayanan cepat, tepat, dan sederhana setiap Badan Publik:
a. menunjuk Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; dan
b. membuat dan mengembangkan sistem penyediaan layanan informasi secara cepat, mudah, dan
wajar sesuai dengan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik yang berlaku secara nasional.
(2) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibantu oleh
pejabat fungsional.
Pasal 14
Informasi Publik yang wajib disediakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dan/atau
badan usaha lainnya yang dimiliki oleh negara dalam Undang- Undang ini adalah:
a. nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jenis kegiatan usaha, jangka waktu pendirian, dan
permodalan, sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar;
b. nama lengkap pemegang saham, anggota direksi, dan anggota dewan komisaris perseroan;
c. laporan tahunan, laporan keuangan, neraca laporan laba rugi, dan laporan tanggung jawab sosial
perusahaan yang telah diaudit;
d. hasil penilaian oleh auditor eksternal, lembaga pemeringkat kredit dan lembaga pemeringkat lainnya;
e. sistem dan alokasi dana remunerasi anggota komisaris/dewan pengawas dan direksi;
f. mekanisme penetapan direksi dan komisaris/dewan pengawas;
g. kasus hukum yang berdasarkan Undang-Undang terbuka sebagai Informasi Publik;
h. pedoman pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, pertanggungjawaban, kemandirian, dan kewajaran;
i. pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang;
j. penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan;
k. perubahan tahun fiskal perusahaan;
l. kegiatan penugasan pemerintah dan/atau kewajiban pelayanan umum atau subsidi;
m. mekanisme pengadaan barang dan jasa; dan/atau
n. informasi lain yang ditentukan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan Badan Usaha Milik Negara/
Badan Usaha Milik Daerah.
Pasal 15
Informasi Publik yang wajib disediakan oleh partai politik dalam Undang-Undang ini adalah:
a. asas dan tujuan;
b. program umum dan kegiatan partai politik;
c. nama, alamat dan susunan kepengurusan dan perubahannya;
d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. mekanisme pengambilan keputusan partai;
7 / 38
www.hukumonline.com
f. keputusan partai yang berasal dari hasil muktamar/kongres/munas dan/atau keputusan lainnya yang
menurut anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai terbuka untuk umum; dan/atau
g. informasi lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang yang berkaitan dengan partai politik.
Pasal 16
Informasi Publik yang wajib disediakan oleh organisasi non pemerintah dalam Undang-Undang ini adalah:
a. asas dan tujuan;
b. program dan kegiatan organisasi;
c. nama, alamat, susunan kepengurusan, dan perubahannya;
d. pengelolaan dan penggunaan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau sumber luar negeri;
e. mekanisme pengambilan keputusan organisasi;
f. keputusan-keputusan organisasi; dan/atau
g. informasi lain yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.
BAB V
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
Pasal 17
Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi
Publik, kecuali:
a. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat menghambat
proses penegakan hukum, yaitu informasi yang dapat:
1. menghambat proses penyelidikan dan penyidikan suatu tindak pidana;
2. mengungkapkan identitas informan, pelapor, saksi, dan/atau korban yang mengetahui adanya tindak
pidana;
3. mengungkapkan data intelijen kriminal dan rencana-rencana yang berhubungan dengan pencegahan
dan penanganan segala bentuk kejahatan transnasional;
4. membahayakan keselamatan dan kehidupan penegak hukum dan/atau keluarganya; dan/atau
5. membahayakan keamanan peralatan, sarana, dan/atau prasarana penegak hukum.
b. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengganggu
kepentingan perlindungan hak atas kekayaan intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak
sehat;
c. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat
membahayakan pertahanan dan keamanan negara, yaitu:
1. informasi tentang strategi, intelijen, operasi, taktik dan teknik yang berkaitan dengan
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara, meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi dalam kaitan dengan ancaman dari dalam dan luar
negeri;
2. dokumen yang memuat tentang strategi, intelijen, operasi, teknik dan taktik yang berkaitan dengan
8 / 38
www.hukumonline.com
penyelenggaraan sistem pertahanan dan keamanan negara yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan pengakhiran atau evaluasi;
3. jumlah, komposisi, disposisi, atau dislokasi kekuatan dan kemampuan dalam penyelenggaraan
sistem pertahanan dan keamanan negara serta rencana pengembangannya;
4. gambar dan data tentang situasi dan keadaan pangkalan dan/atau instalasi militer;
5. data perkiraan kemampuan militer dan pertahanan negara lain terbatas pada segala tindakan
dan/atau indikasi negara tersebut yang dapat membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan/atau data terkait kerjasama militer dengan negara lain yang disepakati dalam
perjanjian tersebut sebagai rahasia atau sangat rahasia;
6. sistem persandian negara; dan/atau
7. sistem intelijen negara.
d. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat
mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
e. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan
ketahanan ekonomi nasional:
1. rencana awal pembelian dan penjualan mata uang nasional atau asing, saham dan aset vital milik
negara;
2. rencana awal perubahan nilai tukar, suku bunga, dan model operasi institusi keuangan;
3. rencana awal perubahan suku bunga bank, pinjaman pemerintah, perubahan pajak, tarif, atau
pendapatan negara/daerah lainnya;
4. rencana awal penjualan atau pembelian tanah atau properti;
5. rencana awal investasi asing;
6. proses dan hasil pengawasan perbankan, asuransi, atau lembaga keuangan lainnya; dan/atau
7. hal-hal yang berkaitan dengan proses pencetakan uang.
f. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik, dapat merugikan
kepentingan hubungan luar negeri:
1. posisi, daya tawar dan strategi yang akan dan telah diambil oleh negara dalam hubungannya dengan
negosiasi internasional;
2. korespondensi diplomatik antarnegara;
3. sistem komunikasi dan persandian yang dipergunakan dalam menjalankan hubungan internasional;
dan/atau
4. perlindungan dan pengamanan infrastruktur strategis Indonesia di luar negeri.
g. Informasi Publik yang apabila dibuka dapat mengungkapkan isi akta otentik yang bersifat pribadi dan
kemauan terakhir ataupun wasiat seseorang;
h. Informasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap
rahasia pribadi, yaitu:
1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;
2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;
3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;
4. hasil-hasil evaluasi sehubungan dengan kapabilitas, intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan
seseorang; dan/atau
9 / 38
www.hukumonline.com
5. catatan yang menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan
formal dan satuan pendidikan non formal
i. memorandum atau surat-surat antar Badan Publik atau intra Badan Publik, yang menurut sifatnya
dirahasiakan kecuali atas putusan Komisi Informasi atau pengadilan;
j. informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
Pasal 18
(1) Tidak termasuk dalam kategori informasi yang dikecualikan adalah informasi berikut:
a. putusan badan peradilan;
b. ketetapan, keputusan, peraturan, surat edaran, ataupun bentuk kebijakan lain, baik yang tidak
berlaku mengikat maupun mengikat ke dalam ataupun ke luar serta pertimbangan lembaga penegak
hukum;
c. surat perintah penghentian penyidikan atau penuntutan;
d. rencana pengeluaran tahunan lembaga penegak hukum;
e. laporan keuangan tahunan lembaga penegak hukum;
f. laporan hasil pengembalian uang hasil korupsi; dan/atau
g. informasi lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2).
(2) Tidak termasuk informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g dan huruf h,
antara lain apabila:
a. pihak yang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis; dan/atau
b. pengungkapan berkaitan dengan posisi seseorang dalam jabatan-jabatan publik.
(3) Dalam hal kepentingan pemeriksaan perkara pidana di pengadilan, Kepala Kepolisian Republik Indonesia,
Jaksa Agung, Ketua Mahkamah Agung, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, dan/atau Pimpinan
Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya yang diberi kewenangan oleh Undang-Undang dapat membuka
informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf
e, huruf f, huruf i, dan huruf j.
(4) Pembukaan informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan cara
mengajukan permintaan izin kepada Presiden.
(5) Permintaan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) untuk kepentingan pemeriksaan perkara
perdata yang berkaitan dengan keuangan atau kekayaan negara di pengadilan, permintaan izin diajukan
oleh Jaksa Agung sebagai pengacara negara kepada Presiden.
(6) Izin tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diberikan oleh Presiden kepada
Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa Agung, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Pimpinan
Lembaga Negara Penegak Hukum lainnya, atau Ketua Mahkamah Agung.
(7) Dengan mempertimbangkan kepentingan pertahanan dan keamanan negara dan kepentingan umum,
Presiden dapat menolak permintaan informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
ayat (4), dan ayat (5).
Pasal 19
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang
konsekuensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan
Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap Orang.
10 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 20
(1) Pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, dan huruf f
tidak bersifat permanen.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka waktu pengecualian diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
MEKANISME MEMPEROLEH INFORMASI
Pasal 21
Mekanisme untuk memperoleh Informasi Publik didasarkan pada prinsip cepat, tepat waktu, dan biaya ringan.
Pasal 22
(1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan permintaan untuk memperoleh Informasi Publik
kepada Badan Publik terkait secara tertulis atau tidak tertulis.
(2) Badan Publik wajib mencatat nama dan alamat Pemohon Informasi Publik, subjek dan format informasi
serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik.
(3) Badan Publik yang bersangkutan wajib mencatat permintaan Informasi Publik yang diajukan secara tidak
tertulis.
(4) Badan Publik terkait wajib memberikan tanda bukti penerimaan permintaan Informasi Publik sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) berupa nomor pendaftaran pada saat permintaan diterima.
(5) Dalam hal permintaan disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran
diberikan saat penerimaan permintaan.
(6) Dalam hal permintaan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan
bersamaan dengan pengiriman informasi.
(7) Paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya permintaan, Badan Publik yang bersangkutan wajib
menyampaikan pemberitahuan tertulis yang berisikan :
a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak;
b. Badan Publik wajib memberitahukan Badan Publik yang menguasai informasi yang diminta apabila
informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik yang menerima
permintaan mengetahui keberadaan informasi yang diminta;
c. penerimaan atau penolakan permintaan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17;
d. dalam hal permintaan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan
diberikan;
e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan dan
materinya;
f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau
g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta.
11 / 38
www.hukumonline.com
(8) Badan Publik yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (7), paling lambat 7 (tujuh) hari kerja berikutnya dengan memberikan
alasan secara tertulis.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permintaan informasi kepada Badan Publik diatur oleh Komisi
Informasi.
BAB VII
KOMISI INFORMASI
Bagian Kesatu
Fungsi
Pasal 23
Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang ini dan peraturan
pelaksanaannya menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa
Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 24
(1) Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi provinsi, dan jika dibutuhkan Komisi
Informasi kabupaten/kota.
(2) Komisi Informasi Pusat berkedudukan di ibu kota Negara.
(3) Komisi Informasi provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi dan Komisi Informasi kabupaten/kota
berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
Bagian Ketiga
Susunan
Pasal 25
(1) Anggota Komisi Informasi Pusat berjumlah 7 (tujuh) orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan unsur
masyarakat.
(2) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota berjumlah 5 (lima) orang yang
mencerminkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat.
(3) Komisi Informasi dipimpin oleh seorang ketua merangkap anggota dan didampingi oleh seorang wakil ketua
merangkap anggota.
(4) Ketua dan wakil ketua dipilih dari dan oleh para anggota Komisi Informasi.
(5) Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan musyawarah seluruh anggota Komisi
12 / 38
www.hukumonline.com
Bagian Keempat
Tugas
Pasal 26
(1) Komisi Informasi bertugas:
a. menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui
Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi Publik
berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini;
b. menetapkan kebijakan umum pelayanan Informasi Publik; dan
c. menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis.
(2) Komisi Informasi Pusat bertugas:
a. menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
nonlitigasi;
b. menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah selama Komisi Informasi
provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota belum terbentuk; dan
c. memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan Undang-Undang ini kepada
Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setahun sekali atau sewaktu-waktu jika
diminta.
(3) Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota bertugas menerima, memeriksa, dan
memutus Sengketa Informasi Publik di daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.
Bagian Kelima
Wewenang
Pasal 27
(1) Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Informasi memiliki wewenang:
a. memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa;
b. meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh Badan Publik terkait untuk mengambil
keputusan dalam upaya menyelesaikan Sengketa Informasi Publik;
c. meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai
saksi dalam penyelesaian Sengketa Informasi Publik;
d. mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam Ajudikasi nonlitigasi
penyelesaian Sengketa Informasi Publik; dan
e. membuat kode etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai kinerja
Komisi Informasi.
(2) Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik yang
menyangkut Badan Publik pusat dan Badan Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik tingkat
kabupaten/kota selama Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota tersebut belum
13 / 38
www.hukumonline.com
terbentuk.
(3) Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang menyangkut
Badan Publik tingkat provinsi yang bersangkutan.
(4) Kewenangan Komisi Informasi kabupaten/kota meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang
menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan
Bagian Keenam
Pertanggungjawaban
Pasal 28
(1) Komisi Informasi Pusat bertanggung jawab kepada Presiden dan menyampaikan laporan tentang
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
(2) Komisi Informasi provinsi bertanggung jawab kepada gubernur dan menyampaikan laporan tentang
pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi yang
bersangkutan.
(3) Komisi Informasi kabupaten/kota bertanggung jawab kepada bupati/walikota dan menyampaikan laporan
tentang pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenangnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/ kota yang bersangkutan.
(4) Laporan lengkap Komisi Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) bersifat
terbuka untuk umum.
Bagian Ketujuh
Sekretariat dan Penatakelolaan Komisi Informasi
Pasal 29
(1) Dukungan administratif, keuangan, dan tata kelola Komisi Informasi dilaksanakan oleh sekretariat komisi.
(2) Sekretariat Komisi Informasi dilaksanakan oleh Pemerintah.
(3) Sekretariat Komisi Informasi Pusat dipimpin oleh sekretaris yang ditetapkan oleh Menteri yang tugas dan
wewenangnya di bidang komunikasi dan informatika berdasarkan usulan Komisi Informasi.
(4) Sekretariat Komisi Informasi provinsi dilaksanakan oleh pejabat yang tugas dan wewenangnya di bidang
komunikasi dan informasi di tingkat provinsi yang bersangkutan.
(5) Sekretariat Komisi Informasi kabupaten/kota dilaksanakan oleh pejabat yang mempunyai tugas dan
wewenang di bidang komunikasi dan informasi di tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan.
(6) Anggaran Komisi Informasi Pusat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, anggaran
Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota yang bersangkutan.
Bagian Kedelapan
Pengangkatan dan Pemberhentian
14 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 30
(1) Syarat-syarat pengangkatan anggota Komisi Informasi:
a. warga negara Indonesia;
b. memiliki integritas dan tidak tercela;
c. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana 5 (lima) tahun
atau lebih;
d. memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang keterbukaan Informasi Publik sebagai bagian dari
hak asasi manusia dan kebijakan publik;
e. memiliki pengalaman dalam aktivitas Badan Publik;
f. bersedia melepaskan keanggotaan dan jabatannya dalam Badan Publik apabila diangkat menjadi
anggota Komisi Informasi;
g. bersedia bekerja penuh waktu;
h. berusia paling rendah 35 (tiga puluh lima) tahun; dan
i. sehat jiwa dan raga.
(2) Rekrutmen calon anggota Komisi Informasi dilaksanakan oleh Pemerintah secara terbuka, jujur, dan
objektif.
(3) Daftar calon anggota Komisi Informasi wajib diumumkan kepada masyarakat.
(4) Setiap Orang berhak mengajukan pendapat dan penilaian terhadap calon anggota Komisi Informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan disertai alasan.
Pasal 31
(1) Calon anggota Komisi Informasi Pusat hasil rekrutmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)
diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia oleh Presiden sejumlah 21 (dua puluh satu)
orang calon.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia memilih anggota Komisi Informasi Pusat melalui uji kepatutan
dan kelayakan.
(3) Anggota Komisi Informasi Pusat yang telah dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
selanjutnya ditetapkan oleh Presiden.
Pasal 32
(1) Calon anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota hasil rekrutmen
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota oleh gubernur dan/atau bupati/walikota
paling sedikit 10 (sepuluh) orang calon dan paling banyak 15 (lima belas) orang calon.
(2) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau kabupaten/kota memilih anggota Komisi Informasi
provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota melalui uji kepatutan dan kelayakan.
(3) Anggota Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota yang telah dipilih oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah provinsi dan/atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah kabupaten/kota selanjutnya
ditetapkan oleh gubernur dan/atau bupati/walikota.
15 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 33
Anggota Komisi Informasi diangkat untuk masa jabatan 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu
periode berikutnya.
Pasal 34
(1) Pemberhentian anggota Komisi Informasi dilakukan berdasarkan keputusan Komisi Informasi sesuai
dengan tingkatannya dan diusulkan kepada Presiden untuk Komisi Informasi Pusat, kepada gubernur untuk
Komisi Informasi provinsi, dan kepada bupati/walikota untuk Komisi Informasi kabupaten/kota untuk
ditetapkan.
(2) Anggota Komisi Informasi berhenti atau diberhentikan karena:
a. meninggal dunia;
b. telah habis masa jabatannya;
c. mengundurkan diri;
d. dipidana dengan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap dengan ancaman pidana
paling singkat 5 (lima) tahun penjara;
e. sakit jiwa dan raga dan/atau sebab lain yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak dapat
menjalankan tugas 1 (satu) tahun berturut-turut; atau
f. melakukan tindakan tercela dan/atau melanggar kode etik, yang putusannya ditetapkan oleh Komisi
Informasi.
(3) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Keputusan Presiden untuk Komisi
Informasi Pusat, keputusan gubernur untuk Komisi Informasi provinsi, dan/atau keputusan bupati/walikota
untuk Komisi Informasi kabupaten/kota.
(4) Pergantian antar waktu anggota Komisi Informasi dilakukan oleh Presiden setelah berkonsultasi dengan
pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk Komisi Informasi Pusat, oleh gubernur
setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah provinsi untuk Komisi Informasi
provinsi, dan oleh bupati/walikota setelah berkonsultasi dengan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
kabupaten/kota untuk Komisi Informasi kabupaten/kota.
(5) Anggota Komisi Informasi pengganti antar waktu diambil dari urutan berikutnya berdasarkan hasil uji
kelayakan dan kepatutan yang telah dilaksanakan sebagai dasar pengangkatan anggota Komisi Informasi
pada periode dimaksud.
BAB VIII
KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI KOMISI INFORMASI
Bagian Kesatu
Keberatan
Pasal 35
(1) Setiap Pemohon Informasi Publik dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut:
a. penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud
16 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 36
(1) Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1).
(2) Atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) memberikan tanggapan atas keberatan
yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak diterimanya keberatan secara tertulis.
(3) Alasan tertulis disertakan bersama tanggapan apabila atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 ayat (1) menguatkan putusan yang ditetapkan oleh bawahannya.
Bagian Kedua
Penyelesaian Sengketa Melalui Komisi Informasi
Pasal 37
(1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi
Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya apabila
tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan
Pemohon Informasi Publik.
(2) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik diajukan dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
kerja setelah diterimanya tanggapan tertulis dari atasan pejabat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2).
Pasal 38
(1) Komisi Informasi Pusat dan Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota harus mulai
mengupayakan penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima permohonan penyelesaian Sengketa Informasi
Publik.
(2) Proses penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat dapat diselesaikan
dalam waktu 100 (seratus) hari kerja.
Pasal 39
17 / 38
www.hukumonline.com
Putusan Komisi Informasi yang berasal dari kesepakatan melalui Mediasi bersifat final dan mengikat.
BAB IX
HUKUM ACARA KOMISI
Bagian Kesatu
Mediasi
Pasal 40
(1) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi merupakan pilihan para pihak dan bersifat sukarela.
(2) Penyelesaian sengketa melalui Mediasi hanya dapat dilakukan terhadap pokok perkara yang terdapat
dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan huruf g.
(3) Kesepakatan para pihak dalam proses Mediasi dituangkan dalam bentuk putusan Mediasi Komisi Informasi.
Pasal 41
Dalam proses Mediasi anggota Komisi Informasi berperan sebagai mediator.
Bagian Kedua
Ajudikasi
Pasal 42
Penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Ajudikasi nonlitigasi oleh Komisi Informasi hanya dapat ditempuh
apabila upaya Mediasi dinyatakan tidak berhasil secara tertulis oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa,
atau salah satu atau para pihak yang bersengketa menarik diri dari perundingan.
Pasal 43
(1) Sidang Komisi Informasi yang memeriksa dan memutus perkara paling sedikit 3 (tiga) orang anggota komisi
atau lebih dan harus berjumlah gasal.
(2) Sidang Komisi Informasi bersifat terbuka untuk umum.
(3) Dalam hal pemeriksaan yang berkaitan dengan dokumen-dokumen yang termasuk dalam pengecualian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, maka sidang pemeriksaan perkara bersifat tertutup.
(4) Anggota Komisi Informasi wajib menjaga rahasia dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
Bagian Ketiga
Pemeriksaan
Pasal 44
18 / 38
www.hukumonline.com
(1) Dalam hal Komisi Informasi menerima permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik, Komisi
Informasi memberikan salinan permohonan tersebut kepada pihak termohon.
(2) Pihak termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pimpinan Badan Publik atau pejabat terkait
yang ditunjuk yang didengar keterangannya dalam proses pemeriksaan.
(3) Dalam hal pihak termohon sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Komisi Informasi dapat memutus untuk
mendengar keterangan tersebut secara lisan ataupun tertulis.
(4) Pemohon Informasi Publik dan termohon dapat mewakilkan kepada wakilnya yang secara khusus
dikuasakan untuk itu.
Bagian Keempat
Pembuktian
Pasal 45
(1) Badan Publik harus membuktikan hal-hal yang mendukung pendapatnya apabila menyatakan tidak dapat
memberikan informasi dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 35 ayat (1) huruf
a.
(2) Badan Publik harus menyampaikan alasan yang mendukung sikapnya apabila Pemohon Informasi Publik
mengajukan permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Pasal 35 ayat
(1) huruf b sampai dengan huruf g.
Bagian Kelima
Putusan Komisi Informasi
Pasal 46
(1) Putusan Komisi Informasi tentang pemberian atau penolakan akses terhadap seluruh atau sebagian
informasi yang diminta berisikan salah satu perintah di bawah ini:
a. membatalkan putusan atasan Badan Publik dan memutuskan untuk memberikan sebagian atau
seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik sesuai dengan keputusan Komisi
Informasi; atau
b. mengukuhkan putusan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk tidak
memberikan informasi yang diminta sebagian atau seluruhnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17.
(2) Putusan Komisi Informasi tentang pokok keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b
sampai dengan huruf g, berisikan salah satu perintah di bawah ini:
a. memerintahkan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi untuk menjalankan kewajibannya
sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini;
b. memerintahkan Badan Publik untuk memenuhi kewajibannya dalam jangka waktu pemberian
informasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini; atau
c. mengukuhkan pertimbangan atasan Badan Publik atau memutuskan mengenai biaya penelusuran
dan/atau penggandaan informasi.
(3) Putusan Komisi Informasi diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum, kecuali putusan yang menyangkut
informasi yang dikecualikan.
19 / 38
www.hukumonline.com
(4) Komisi Informasi wajib memberikan salinan putusannya kepada para pihak yang bersengketa.
(5) Apabila ada anggota komisi yang dalam memutus suatu perkara memiliki pendapat yang berbeda dari
putusan yang diambil, pendapat anggota komisi tersebut dilampirkan dalam putusan dan menjadi bagian
tidak terpisahkan dari putusan tersebut.
BAB X
GUGATAN KE PENGADILAN DAN KASASI
Bagian Kesatu
Gugatan ke Pengadilan
Pasal 47
(1) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan tata usaha negara apabila yang digugat adalah Badan
Publik negara.
(2) Pengajuan gugatan dilakukan melalui pengadilan negeri apabila yang digugat adalah Badan Publik selain
Badan Publik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 48
(1) Pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dan ayat (2) hanya dapat ditempuh
apabila salah satu atau para pihak yang bersengketa secara tertulis menyatakan tidak menerima putusan
Ajudikasi dari Komisi Informasi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah diterimanya putusan
tersebut.
(2) Sepanjang menyangkut informasi yang dikecualikan, sidang di Komisi Informasi dan di pengadilan bersifat
tertutup.
Pasal 49
(1) Putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa Informasi
Publik tentang pemberian atau penolakan akses terhadap seluruh atau sebagian informasi yang diminta
berisi salah satu perintah berikut:
a. membatalkan putusan Komisi Informasi dan/atau memerintahkan Badan Publik:
1. memberikan sebagian atau seluruh informasi yang dimohonkan oleh Pemohon Informasi
Publik; atau
2. menolak memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi
Publik.
b. menguatkan putusan Komisi Informasi dan/atau memerintahkan Badan Publik:
1. memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Publik;
atau
2. menolak memberikan sebagian atau seluruh informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi
Publik.
(2) Putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dalam penyelesaian Sengketa Informasi
Publik tentang pokok keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf b sampai dengan
20 / 38
www.hukumonline.com
Bagian Kedua
Kasasi
Pasal 50
Pihak yang tidak menerima putusan pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri dapat mengajukan
kasasi kepada Mahkamah Agung paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya putusan
pengadilan tata usaha negara atau pengadilan negeri.
BAB XI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 51
Setiap Orang yang dengan sengaja menggunakan Informasi Publik secara melawan hukum dipidana dengan
pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).
Pasal 52
Badan Publik yang dengan sengaja tidak menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak menerbitkan Informasi
Publik berupa Informasi Publik secara berkala, Informasi Publik yang wajib diumumkan secara serta-merta,
Informasi Publik yang wajib tersedia setiap saat, dan/atau Informasi Publik yang harus diberikan atas dasar
permintaan sesuai dengan Undang-Undang ini, dan mengakibatkan kerugian bagi orang lain dikenakan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Pasal 53
Setiap Orang yang dengan sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, dan/atau menghilangkan
dokumen Informasi Publik dalam bentuk media apa pun yang dilindungi negara dan/atau yang berkaitan dengan
kepentingan umum dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Pasal 54
(1) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan
informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf a, huruf b, huruf d, huruf f, huruf g,
21 / 38
www.hukumonline.com
huruf h, huruf i, dan huruf j dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
(2) Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mengakses dan/atau memperoleh dan/atau memberikan
informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 huruf c dan huruf e, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 20.000.000,00 (dua puluh
juta rupiah).
Pasal 55
Setiap Orang yang dengan sengaja membuat Informasi Publik yang tidak benar atau menyesatkan dan
mengakibatkan kerugian bagi orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Pasal 56
Setiap pelanggaran yang dikenai sanksi pidana dalam Undang-Undang ini dan juga diancam dengan sanksi
pidana dalam Undang-Undang lain yang bersifat khusus, yang berlaku adalah sanksi pidana dari Undang-Undang
yang lebih khusus tersebut.
Pasal 57
Tuntutan pidana berdasarkan Undang-Undang ini merupakan delik aduan dan diajukan melalui peradilan
umum.
BAB XII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran ganti rugi oleh Badan Publik negara diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 59
Komisi Informasi Pusat harus sudah dibentuk paling lambat 1 (satu) tahun sejak diundangkannya Undang-Undang
ini.
Pasal 60
Komisi Informasi provinsi harus sudah dibentuk paling lambat 2 (dua) tahun sejak diundangkannya Undang-
Undang ini.
22 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 61
Pada saat diberlakukannya Undang-Undang ini Badan Publik harus melaksanakan kewajibannya berdasarkan
Undang-Undang.
Pasal 62
Peraturan Pemerintah sudah harus ditetapkan sejak diberlakukannya Undang-Undang ini.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 63
Pada saat berlakunya Undang-Undang ini semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perolehan informasi yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan
Undang-Undang ini.
Pasal 64
(1) Undang-Undang ini mulai berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal diundangkan.
(2) Penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana,
serta hal-hal lainnya yang terkait dengan persiapan pelaksanaan Undang-Undang ini harus rampung paling
lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 30 April 2008
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan Di Jakarta,
Pada Tanggal 30 April 2008
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
Ttd.
ANDI MATTALATTA
23 / 38
www.hukumonline.com
PENJELASAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 14 TAHUN 2008
TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
I. UMUM
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap
Orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi dan
lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan Informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Untuk memberikan jaminan terhadap semua orang dalam
memperoleh Informasi, perlu dibentuk undang-undang yang mengatur tentang keterbukaan Informasi
Publik. Fungsi maksimal ini diperlukan, mengingat hak untuk memperoleh Informasi merupakan hak asasi
manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis.
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan negara yang terbuka adalah hak publik
untuk memperoleh Informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak atas Informasi menjadi
sangat penting karena makin terbuka penyelenggaraan negara untuk diawasi publik, penyelenggaraan
negara tersebut makin dapat dipertanggungjawabkan. Hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi juga
relevan untuk meningkatkan kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan keterbukaan Informasi Publik.
Keberadaan Undang-undang tentang Keterbukaan Informasi Publik sangat penting sebagai landasan
hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap Orang untuk memperoleh Informasi; (2) kewajiban Badan
Publik menyediakan dan melayani permintaan Informasi secara cepat, tepat waktu, biaya
ringan/proporsional, dan cara sederhana; (3) pengecualian bersifat ketat dan terbatas; (4) kewajiban Badan
Publik untuk membenahi sistem dokumentasi dan pelayanan Informasi.
Setiap Badan Publik mempunyai kewajiban untuk membuka akses atas Informasi Publik yang berkaitan
dengan Badan Publik tersebut untuk masyarakat luas. Lingkup Badan Publik dalam Undang-undang ini
meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, legislatif, serta penyelenggara negara lainnya yang mendapatkan dana
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
dan mencakup pula organisasi non pemerintah, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan
hukum, seperti lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lainnya yang mengelola atau
menggunakan dana yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat,
dan/atau luar negeri. Melalui mekanisme dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta
kepemerintahan yang baik dan peran serta masyarakat yang transparan dan akuntabilitas yang tinggi
sebagai salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki.
Dengan membuka akses publik terhadap Informasi diharapkan Badan Publik termotivasi untuk bertanggung
jawab dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Dengan demikian, hal itu dapat
mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang merupakan upaya strategis mencegah praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance).
Pasal 1
Cukup jelas.
24 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 2
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan “tepat waktu” adalah pemenuhan atas permintaan Informasi dilakukan sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
“Cara sederhana” adalah Informasi yang diminta dapat diakses secara mudah dalam hal prosedur dan
mudah juga untuk dipahami.
“Biaya ringan” adalah biaya yang dikenakan secara proporsional berdasarkan standar biaya pada
umumnya.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “konsekuensi yang timbul” adalah konsekuensi yang membahayakan kepentingan
yang dilindungi berdasarkan Undang-Undang ini apabila suatu Informasi dibuka. Suatu Informasi yang
dikategorikan terbuka atau tertutup harus didasarkan pada kepentingan publik. Jika kepentingan publik yang
lebih besar dapat dilindungi dengan menutup suatu Informasi, Informasi tersebut harus dirahasiakan atau
ditutup dan/atau sebaliknya.
Pasal 3
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “membahayakan negara” adalah bahaya terhadap kedaulatan negara,
keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan bangsa dari ancaman dan
gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Lebih lanjut mengenai Informasi yang
25 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 7
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas.
Pasal 9
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “berkala” adalah secara rutin, teratur, dan dalam jangka waktu tertentu.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik” adalah Informasi yang
menyangkut keberadaan, kepengurusan, maksud dan tujuan, ruang lingkup kegiatan, dan Informasi
lainnya yang merupakan Informasi Publik yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
Huruf b
yang dimaksud kinerja Badan Publik adalah kondisi Badan Publik yang bersangkutan yang meliputi
hasil dan prestasi yang dicapai serta kemampuan kerjanya.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Ayat (3)
26 / 38
www.hukumonline.com
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 10
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “serta-merta” adalah spontan, pada saat itu juga.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 11
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jelas.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
27 / 38
www.hukumonline.com
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Yang dimaksud dengan:
1. “transparansi” adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan
keterbukaan dalam mengemukakan Informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan;
2. “kemandirian” adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak mana pun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;
3. “akuntabilitas” adalah kejelasan fungsi, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban organ perusahaan
sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
4. “pertanggungjawaban” adalah kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan dan prinsip korporasi yang sehat;
5. “kewajaran” adalah keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan
(stakeholder) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
Huruf i
Cukup jelas.
Huruf j
Cukup jelas.
Huruf k
Cukup jelas.
Huruf l
Cukup jelas.
Huruf m
Cukup jelas.
Huruf n
Yang dimaksud dengan ”undang-undang yang berkaitan dengan badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah” adalah Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Undang-
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, serta Undang- Undang yang mengatur sektor
kegiatan usaha badan usaha milik negara/badan usaha milik daerah yang berlaku umum bagi seluruh
pelaku usaha dalam sektor kegiatan usaha tersebut.
Pasal 15
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
28 / 38
www.hukumonline.com
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Yang dimaksud dengan “undang-undang yang berkaitan dengan partai politik” adalah Undang-Undang
tentang Partai Politik.
Pasal 16
Yang dimaksud dengan “organisasi non pemerintah” adalah organisasi baik berbadan hukum maupun tidak
berbadan hukum yang meliputi perkumpulan, lembaga swadaya masyarakat, badan usaha non pemerintah yang
sebagian atau seluruh dananya bersumber dari APBN/APBD, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
Pasal 17
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Angka 1
Yang dimaksud dengan “Informasi yang terkait dengan sistem pertahanan dan keamanan negara”
adalah Informasi tentang:
1. infrastruktur pertahanan pada kerawanan: sistem komunikasi strategis pertahanan, sistem
pendukung strategis pertahanan, pusat pemandu, dan pengendali operasi militer;
2. gelar operasi militer pada perencanaan operasi militer, komando dan kendali operasi militer,
kemampuan operasi satuan militer yang digelar, misi taktis operasi militer, gelar taktis operasi
militer, tahapan dan waktu gelar taktis operasi militer, titik-titik kerawanan gelar militer, dan
kemampuan, kerawanan, lokasi, serta analisis kondisi fisik dan moral musuh;
3. sistem persenjataan pada spesifikasi teknis operasional alat persenjataan militer, kinerja dan
kapabilitas teknis operasional alat persenjataan militer, kerawanan sistem persenjataan militer,
serta rancang bangun dan purwarupa persenjataan militer;
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Cukup jelas.
29 / 38
www.hukumonline.com
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Yang dimaksud dengan “sistem persandian negara” adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
pengamanan Informasi rahasia negara yang meliputi data dan Informasi tentang material sandi dan
jaring yang digunakan, metode dan teknik aplikasi persandian, aktivitas penggunaannya, serta
kegiatan pencarian dan pengupasan Informasi bersandi pihak lain yang meliputi data dan Informasi
material sandi yang digunakan, aktivitas pencarian dan analisis, sumber Informasi bersandi, serta
hasil analisis dan personil sandi yang melaksanakan.
Angka 7
Yang dimaksud dengan “sistem intelijen negara” adalah suatu sistem yang mengatur aktivitas badan
intelijen yang disesuaikan dengan strata masing-masing agar lebih terarah dan terkoordinasi secara
efektif, efisien, sinergis, dan profesional dalam mengantisipasi berbagai bentuk dan sifat potensi
ancaman ataupun peluang yang ada sehingga hasil analisisnya secara akurat, cepat, objektif, dan
relevan yang dapat mendukung dan menyukseskan kebijaksanaan dan strategi nasional.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
“Memorandum yang dirahasiakan” adalah memorandum atau surat-surat antar-Badan Publik atau intra-
Badan Publik yang menurut sifatnya tidak disediakan untuk pihak selain Badan Publik yang sedang
melakukan hubungan dengan Badan Publik dimaksud dan apabila dibuka dapat secara serius merugikan
proses penyusunan kebijakan, yakni dapat:
1. mengurangi kebebasan, keberanian, dan kejujuran dalam pengajuan usul, komunikasi, atau
pertukaran gagasan sehubungan dengan proses pengambilan keputusan;
2. menghambat kesuksesan kebijakan karena adanya pengungkapan secara prematur;
3. mengganggu keberhasilan dalam suatu proses negosiasi yang akan atau sedang dilakukan.
Huruf j
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
30 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 19
Cukup jelas.
Pasal 20
Cukup jelas.
Pasal 21
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Yang dimaksud dengan “mandiri” adalah independen dalam menjalankan wewenang serta tugas dan fungsinya
termasuk dalam memutuskan Sengketa Informasi Publik dengan berdasar pada Undang-Undang ini, keadilan,
kepentingan umum, dan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Yang dimaksud “Ajudikasi nonlitigasi” adalah penyelesaian sengketa Ajudikasi di luar pengadilan yang putusannya
memiliki kekuatan setara dengan putusan pengadilan.
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas.
Pasal 26
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Yang dimaksud dengan “prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa” adalah prosedur beracara di
bidang penyelesaian sengketa Informasi yang dilakukan oleh Komisi Informasi.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Ayat (3)
31 / 38
www.hukumonline.com
Cukup jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Yang dimaksud dengan “kode etik” adalah pedoman perilaku yang mengikat setiap anggota Komisi
Informasi, yang penetapannya dilakukan oleh Komisi Informasi Pusat.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 28
Cukup jelas.
Pasal 29
Ayat (1)
“Pejabat pelaksana kesekretariatan” adalah pejabat struktural instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya
di bidang komunikasi dan informatika sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan “pemerintah” adalah menteri yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang
komunikasi dan informatika.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Ayat (5)
32 / 38
www.hukumonline.com
Cukup jelas.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 30
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Huruf h
Cukup jelas.
Huruf i
“Sehat jiwa dan raga” dibuktikan melalui surat keterangan tim penguji kesehatan resmi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Yang dimaksud dengan ”terbuka” adalah bahwa Informasi setiap tahapan proses rekrutmen harus
diumumkan bagi publik.
Yang dimaksud dengan ”jujur” adalah bahwa proses rekrutmen berlangsung adil dan non diskriminatif
berdasarkan Undang-Undang ini.
Yang dimaksud dengan ”objektif” adalah bahwa proses rekrutmen harus mendasarkan pada kriteria
yang diatur oleh Undang-Undang ini.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
33 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 31
Cukup jelas.
Pasal 32
Cukup jelas.
Pasal 33
Cukup jelas.
Pasal 34
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Cukup jelas.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Yang dimaksud dengan “tindakan tercela” adalah mencemarkan martabat dan reputasi dan/atau
mengurangi kemandirian dan kredibilitas Komisi Informasi.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan “penggantian antar waktu anggota Komisi Informasi” adalah pengangkatan anggota
Komisi Informasi baru untuk menggantikan anggota Komisi Informasi yang telah berhenti atau diberhentikan
sebagaimana dimaksud Pasal 35 ayat (1) sebelum masa jabatannya berakhir.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 35
34 / 38
www.hukumonline.com
Ayat (1)
Pengajuan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi
sekurang-kurangnya berisikan nama dan/atau instansi asal pengguna Informasi, alasan mengajukan
keberatan, tujuan menggunakan Informasi, dan kasus posisi permintaan Informasi dimaksud.
Yang dimaksud dengan “atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi” adalah pejabat yang
merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat
yang bersangkutan.
Huruf a
Cukup jelas.
Huruf b
Cukup jelas.
Huruf c
Yang dimaksud dengan “ditanggapi” adalah respons dari Badan Publik sesuai dengan ketentuan
pelayanan yang telah diatur dalam petunjuk teknis pelayanan Informasi Publik.
Huruf d
Cukup jelas.
Huruf e
Cukup jelas.
Huruf f
Cukup jelas.
Huruf g
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 36
Cukup jelas.
Pasal 37
Ayat (1)
Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Publik melalui Komisi Informasi hanya dapat diajukan setelah
melalui proses keberatan kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 38
Cukup jelas.
35 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 39
Cukup jelas.
Pasal 40
Cukup jelas.
Pasal 41
Cukup jelas.
Pasal 42
Cukup jelas.
Pasal 43
Cukup jelas.
Pasal 44
Cukup jelas.
Pasal 45
Cukup jelas.
Pasal 46
Cukup jelas.
Pasal 47
Ayat (1)
Gugatan terhadap Badan Publik negara yang terkait dengan kebijakan pejabat tata usaha negara
dilaksanakan oleh Pengadilan Tata Usaha Negara sesuai dengan kewenangannya berdasarkan Undang-
Undang tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 48
Cukup jelas.
Pasal 49
36 / 38
www.hukumonline.com
Cukup jelas.
Pasal 50
Cukup jelas.
Pasal 51
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan, kelompok orang, badan hukum,
atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Pasal 52
Yang dapat dikenakan sanksi pidana terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi dijatuhkan kepada:
a. badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan;
b. mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana atau yang bertindak sebagai pimpinan dalam
melakukan tindak pidana; atau
c. kedua-duanya.
Pasal 53
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan
hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Pasal 54
Ayat (1)
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau
badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Ayat (2)
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau
badan hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Pasal 55
Yang dikenakan sanksi dalam ketentuan ini meliputi setiap orang perseorangan atau kelompok orang atau badan
hukum atau Badan Publik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Pasal 56
Cukup jelas.
Pasal 57
Cukup jelas.
37 / 38
www.hukumonline.com
Pasal 58
Cukup jelas.
Pasal 59
Cukup jelas.
Pasal 60
Cukup jelas.
Pasal 61
Cukup jelas.
Pasal 62
Cukup jelas.
Pasal 63
Cukup jelas.
Pasal 64
Cukup jelas.
38 / 38
-1-
TENTANG
PEDOMAN
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
WALIKOTA SERANG,
5. Undang-Undang ……………..
-2-
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
27. Basis data adalah kumpulan data yang secara logika berkaitan satu sama
lain dan disimpan atau diakses berbasiskan komputer.
28. Aplikasi adalah program komputer yang dibangun untuk membantu
proses pekerjaan.
29. Perangkat keras adalah satu atau serangkaian alat yang terhubung dalam
Sistem Elektronik.
30. Perangkat lunak adalah satu atau sekumpulan program komputer,
prosedur, dan/atau dokumentasi yang terkait dalam pengoperasian Sistem
Elektronik.
31. Jaringan Komputer adalah jaringan telekomunikasi yang mengijinkan
komputer untuk saling bertukar data dan berbagi sumber daya.
32. Wali data yang selanjutnya disebut WD adalah unit yang bertanggung
jawab terhadap penyediaan, pengelolaan, dan distribusi data serta
merupakan unit yang langsung melaksanakan kegiatan operasi,
administrasi, pelayanan.
33. Infrastruktur Jaringan adalah jaringan telekomunikasi yang
menghubungkan antara jaringan lokal dengan intranet dan internet.
34. Infrstruktur Jaringan Lokal adalah jaringan komputer yang saling
terhubung ke server dengan menggunakan topologi tertentu.
35. Infrastruktur Jaringan Lokal Pemerintah Daerah adalah jaringan komputer
yang saling terkoneksi antar Perangkat Daerah.
36. Pusat Data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk Sistem Elektronik
dan komponen terkaitnya untuk keperluan penempatan, penyimpanan,
dan pengolahan data.
37. Pusat Pemulihan Data adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk
memulihkan kembali data atau informasi serta fungsi-fungsi penting
Sistem Elektronik yang tergganggu atau rusak akibat terjadinya bencana
yang disebabkan oleh alam atau manusia.
38. Internet adalah sejumlah besar jaringan yang membentuk jaringan
interkoneksi yang terhubung melalui protocol TCP/IP.
39. Intranet adalah jaringan privat/khusus dengan sistem yang sama dengan
internet tetapi tidak terhubung dengan internet dan hanya digunakan
secara internal.
40. Situs Web (Website) adalah sebuah sistem informasi dimana bentuk teks,
gambar, suara, dan lain-lain dipresentasikan dalam bentuk hypertext dan
dapat diakses oleh perangkat lunak yang disebut browser.
41. Internet Protocol atau Protokol Internet yang selanjutnya disingkat IP
adalah protokol lapisan jaringan atau protokol lapisan internetwork yang
digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan
routing paket data antar host-host di jaringan komputer berbasis TCP/IP.
42. Domain adalah pengkonversian dari alamat internet protocol ke nama
domain.
43. Metadata adalah informasi terstruktur yang mendeskripsikan,
menjelaskan, menemukan, atau setidaknya, menjadikan suatu informasi
mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola. Metadata
sering disebut sebagai data tentang data atau informasi tentang informasi.
44. Kode Sumber (Source Code) adalah sekumpulan instruksi-instruksi
komputer yang ditulis menggunakan bahasa komputer yang dapat dibaca
dan dipahami oleh manusia.
45. Sub Domain adalah bagian dari domain yang terintegrasi dengan domain
utama.
46. Security ....................
-6-
46. Security Level adalah lapisan keamanan sesuai hak akses yang diberikan.
47. Database Management System (DBMS) adalah sistem pengelolaan basis
data sesuai dengan model data yang direpresentasikan.
48. Komunikasi Data adalah pertukaran data secara elektronik berupa file
yang dilakukan melalui jaringan komputer baik lokal maupun Internet.
49. Gudang Data (Data Warehouse) adalah sebuah basis data yang
mengintegrasikan beberapa basis data fungsional dalam sebuah organisasi
untuk keperluan penyimpanan terintegrasi dan dirancang sedemikian rupa
untuk keperluan analisis atau mendukung keputusan.
50. Interoperabilitas adalah kemampuan Sistem Elektronik yang berbeda
untuk dapat bekerja secara terpadu.
51. Kompatibilitas adalah kesesuaian Sistem Elektronik yang satu dengan
Sistem Elektronik yang lainnya.
52. Open Source yang selanjutnya disebut sumber terbuka adalah sistem
pengembangan yang tidak di koordinasi oleh suatu individu/lembaga
pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan
kode sumber yang tersebar dan tersedia bebas.
53. Aplikasi Umum adalah aplikasi pendukung e-government yang digunakan
oleh setiap Perangkat Daerah.
54. Aplikasi khusus adalah aplikasi pendukung e-government yang dibangun
untuk keperluan tertentu.
55. Troubleshooting adalah sebuah istilah yang merujuk kepada sebuah
bentuk penyelesaian sebuah masalah.
56. Single Sign On adalah tekhnologi yang mengizinkan pengguna jaringan
agar dapat mengakses sumber daya dalam jaringan hanya dengan
menggunakan satu akun pengguna saja.
57. Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik
yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
58. Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi
Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi
Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentifikasi.
59. Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait
dengan Tanda Tangan Elektronik.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
pedoman pelaksanaan dan pengembangan e-government di Daerah.
(2) Tujuan dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi meliputi :
a. meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan akuntabilitas dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan;
b. memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup Peraturan Walikota ini meliputi:
a. infrastruktur jaringan dan komputer;
b. penyediaan ...................
-7-
BAB IV
INFRASTRUKTUR JARINGAN DAN KOMPUTER
Pasal 4
(1) Infrastruktur jaringan yang menghubungkan antar Perangkat Daerah
dikelola oleh Dinas.
(2) Infrastruktur jaringan lokal di Perangkat Daerah dikelola oleh masing-
masing Perangkat Daerah.
(3) Penyediaan layanan internet bagi seluruh Perangkat Daerah yang telah
terhubung dengan infrastruktur jaringan lokal Pemerintah Daerah
dilakukan oleh Dinas.
(4) Pembangunan dan pengembangan infrastrukutr jaringan di lingkungan
pemerintah daerah dilakukan oleh Dinas.
Pasal 5
(1) Komputer yang terhubung atau terkoneksi dengan infrastruktur jaringan
pemerintah daerah menggunakan IP yang dikelola oleh Dinas.
(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai kewenangan
untuk penomoran IP.
Pasal 6
(1) Dinas menyediakan kebutuhan infrastruktur pusat data dan pusat
pemulihan data bagi kepentingan layanan pemerintah daerah.
(2) Perangkat Daerah tidak diperkenankan mengadakan pusat data dan
pusat pemulihan data sebagaimana dimaksud ayat (1) kecuali ditentukan
lain oleh peraturan perundang-undangan.
(3) Seluruh server yang dikelola oleh Perangkat Daerah dipusatkan pada
pusat data yang dikelola oleh Dinas, kecuali ditentukan lain oleh
Walikota.
(4) Dinas bertanggung jawab atas keamanan Sistem Elektronik.
BAB V
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN APLIKASI
Pasal 7
(1) Aplikasi e-government terdiri atas:
a. aplikasi umum; dan
b. aplikasi khusus.
(2) Dinas mengoperasikan Sistem Single Sign On secara bertahap dalam
penyelenggaraan e-governmet.
Pasal 8
(1) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal (1) huruf a bersifat
terbuka yang disediakan. dibangun dan dikembangkan oleh Perangkat
Daerah sesuai dengan Tupoksinya berkoordinasi denga Dinas.
(2) Aplikasi umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a
yang saat ini telah dibangun dan disediakan, yaitu:
a. aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah;
b. aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian Daerah;
c. aplikasi Madani Plan;
1. e-Musrenbang
2. e-Planning
3. e-Monev
d. aplikasi Reaksi Atas Berita Warga (RABEG);
e. aplikasi e-Hibah Bansos;
f. Sistem Informasi Penanggulangan Kemiskinan;
g. aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Data dan Gaji PNS;
h. aplikasi Tekhnologi Informasi Siklus Barang Daerah.
Pasal 9
Aplikasi khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b,
aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan Perangkat Daerah dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dan wajib memenuhi ketentuan
interoperabilitas dan kompatibilitas, keamanan sistem informasi antar muka
dan akses.
Pasal 10
(1) Situs web resmi pemerintah daerah meliputi nama domain dan
subdomain.
(2) Nama domain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dimiliki dan/atau
digunakan pemerintah daerah dengan alamat serangkota.go.id dan/atau
domain lain yang ditetapkan oleh Keputusan Walikota.
(3) Subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terintegrasi dengan
domain serangkota.go.id dan digunakan oleh Perangkat Daerah.
(4) Penggunaan subdomain sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan
dengan Keputusan Walikota.
(5) Dalam hal Pemerintah Daerah mengajukan nama domain selain
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), maka Sekretaris Daerah atas
usulan Dinas mengajukan permohonan kepada Kementrian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia.
BAB VI ………………..
-9-
BAB VI
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 11
(1) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan meliputi :
a. pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b. pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan/atau
c. monitoring dan evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi.
(2) Setiap Perangkat Daerah yang melakukan pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi harus berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi
dan Informatika.
Bagian Kedua
Bagian Ketiga
Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pasal 13
(1) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (1) huruf b merupakan pengoperasian aplikasi yang
telah dibangun pada pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi.
(2) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dilakukan oleh
pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi yang terdiri dari satu atau
lebih Perangkat Daerah.
(3) Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus berkoordinasi dengan Dinas Komunikasi dan
Informatika.
Bagian Keempat
Monitoring dan Evaluasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pasal 14
(1) Monitoring dan evaluasi Teknologi Informasi dan Komunikasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) huruf c dilakukan secara
berkala.
(2) Monitoring …………..
- 10 -
BAB VII
PENGATURAN DATA DAN INFORMASI
Pasal 15
(1) Setiap Perangkat Daerah melaksanakan pengelolaan basis data sesuai
dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah.
(2) Basis data Perangkat Daerah diintergrasikan dan direlasikan satu
dengan yang lain serta dikelompokkan sesuai dengan kepentingannya.
(3) Kelompok basis data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),
meliputi :
a. basis data pelayanan;
b. basis data administrasi dan manajemen;
c. basis data legislasi;
d. basis data pembangunan daerah;
e. basis data keuangan;basis data kepegawaian;
f. basis data pemerintahan;
g. basis data kewilayahan;
h. basis data kemasyarakatan;
i. basis data kependudukan;
j. basis data kesehatan;
k. basis data pendidikan;
l. basis data ketenagakerjaan;
m. basis data pertanian;
n. basis data perdagangan;
o. basis data perikanan dan peternakan;
p. basis data transportasi;
q. basis data pariwisata dan perhotelan;
r. basis data prasarana hotel;
s. basis data lainnya sesuai kebutuhan.
(4) Setiap kelompok basis data tersebut dikelola oleh Dinas sebagai pusat
data.
(5) Walikota menetapkan Wali Data (data stewardship) pada seluruh basis
data berdasarkan usulan Kepala Dinas.
(6) Untuk Basis data Kepegawaian harus berbasis Nomor Induk Pegawai
dan wajib diimplementasikan pada seluruh aplikasi manajemen
pemerintahan sesuai dengan hak akses masing-masing ASN.
(7) Untuk Basis data kependudukan harus berbasis Nomor Induk
Kependudukan dan wajib diimplementasikan pada seluruh aplikasi
pelayanan publik kepada warga.
(8) Dinas mengintegerasikan seluruh basis data dan layanan aplikasi
untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan,
pelayanan publik dan kemasyarakatan.
Pasal 16
(1) Perangkat Daerah melaksanakan pemutakhiran data secara berkala
yang akan ditetapkan dengan Keputusan Walikota.
(2) Data dan informasi elektronik yang dikelola oleh seluruh Perangkat
Daerah menjadi milik Pemerintah Daerah dan dikelola oleh Dinas
sesuai kebutuhan Pemerintah Daerah.
Pasal 17
(1) Setiap Perangkat Daerah dapat menggunakan jasa Pihak Ketiga dalam
pembangunan dan pengembangan aplikasi dan basis data setelah
berkoordinasi dengan Dinas .
(2) Pembangunan dan pengembangan aplikasi dilakukan dengan
memperhatikan standar Metadata yang telah ditetapkan oleh
Pemerintah.
(3) Dokumentasi teknis aplikasi yang meliputi Kode Sumber, Kebutuhan
Pengguna, Rancangan Aplikasi dan Basis Data, Pengujian Aplikasi,
Manual Instalasi, Manual Pengguna, Manual Admin, Metadata, dan
Troubleshooting wajib diserahkan oleh Perangkat Daerah kepada Dinas.
(4) Pembangunan dan Pengembangan sistem aplikasi dan basis data
menjadi hak cipta dan distribusi aplikasi menjadi milik Daerah.
BAB VIII
TANDA TANGAN ELEKTRONIK
Pasal 18
(1) Tanda Tangan Elektronik berfungsi sebagai alat autentifikasi dan
verifikasi atas:
a. identifikasi Penanda Tangan;
b. keutuhan dan keautentikan Informasi Elektronik.
(2) Tanda Tangan Elektronik dalam Transaksi Elektronik merupakan
persetujuan Penanda Tangan atas Informasi Elektronik dan/atau
Dokumen Elektronik yang ditandatangani dengan Tanda Tangan
Elektronik tersebut.
(3) Dalam hal terjadi penyalahgunaan Tanda Tangan Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) oleh pihak lain yang tidak berhak,
tanggung jawab pembuktian penyalahgunaan Tanda Tangan Elektronik
dibebankan kepada Penyelenggara Sistem Elektronik.
(4) Metode dan teknik yang digunakan untuk membuat Tanda Tangan
Elektronik paling sedikit harus memuat;
a. data pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
b. waktu pembuatan Tanda Tangan Elektronik;
c. informasi elektronik yang akan ditandatangani.
(5) Tanda Tangan Elektronik yang digunakan dalam Transaksi Elektronik
dapat dihasilkan melalui berbagai prosedur penandatanganan.
Pasal 19
(1) Tanda Tangan Elektronik meliputi:
a. Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi;
b. Tanda Tangan Elektronik tidak tersertifikasi.
(2) Tanda Tangan Elektronik tersertifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a harus memenuhi persyaratan:
a. Dibuat dengan menggunakan jasa penyelenggara sertifikat
elektronik;
b. Dibuktikan dengan Sertifikat Elektronik.
Pasal 20
(1) Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik wajib secara unik merujuk
hanya kepada Penanda Tangan dan dapat digunakan untuk
mengidentifikasi Penanda Tangan.
(2) Penanda Tangan wajib menjaga kerahasiaan dan bertanggung jawab
atas Data Pembuatan Tanda Tangan Elektronik.
BAB IX
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pasal 21
(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan dana dalam rangka peningkatan
kapasitas sumber daya manusia aparatur di bidang teknologi informasi
dan komunikasi untuk menunjang kualitas pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi.
(2) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan karir terhadap tenaga
sumber daya manusia teknologi informasi dan komunikasi.
(3) Peningkatan Kapasitas sumber daya manusia sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan pengembangan sumber daya aparatur
Perangkat Daerah, melalui:
a. Pendidikan;
b. Bimbingan teknis (bimtek);
c. Pendidikan dan pelatihan (diklat) teknis;dan
d. Magang kerja.
(4) Pemerintah Daerah memfasilitasi sertifikasi nasional dan internasional
terhadap sumber daya manusia pengelola teknologi informasi dan
komunikasi.
Pasal 22
Penyelenggaraan pengembangan sumber daya aparatur Perangkat Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) dapat dilaksanakan oleh
Pemerintah Daerah.
BAB X
KELEMBAGAAN
Pasal 23
(1) Setiap Perangkat Daerah dapat memiliki unit kerja yang bertanggung
jawab untuk melaksanakan pengembangan dan pelaksanaan e-
govermment.
(2) Tugas dan fungsi unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikoordinasikan oleh Dinas.
BAB XI ………………..
- 13 -
BAB XI
KERJASAMA DENGAN INSTANSI VERTIKAL DAN PIHAK KETIGA
Pasal 24
(1) Setiap Perangkat Daerah dapat melakukan kerjaasama interkoneksi
data dengan Instansi Vertikal dan/atau Pihak Ketiga dalam rangka
peningkatan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Pihak Ketiga sebagaiman dimaksud pada ayat (1) antar lain jasa
perbankan, jasa asuransi, pengelola bandara, notaris dan jasa lainnya.
Pasal 25
(1) Interkoneksi data sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 ayat (1)
diselenggarakan secara terpusat melalui Sistem Elektronik yang dikelola
oleh Dinas.
(2) Kerjasama Interkoneksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB XII
KEAMANAN INFORMASI
Pasal 26
Keamanan informasi dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan, ketersediaan,
dan integrasi di dalam sumber daya informasi Pemerintah Daerah dengan
tujuan sebagai berikut :
a. Kerahasiaan, yaitu melindungi data dan informasi Pemerintah Daerah dari
penyingkapan Pihak yang tidak berhak;
b. Ketersediaan, yaitu meyakinkan bahwa data dan informasi Pemerintah
Daerah hanya dapat digunakan oleh Pihak yang berhak menggunakannya;
dan
c. Integritas, yaitu upaya untuk memastikan suatu data yang dikelola dapat
diakui konsistensi, keakuratan dan aksesibilitas.
Pasal 27
(1) Dinas membuat mekanisme pengelolaan server dan jaringan.
(2) Dinas harus melakukan back up terhadap file sistem dan basis data
yang dikelola oleh Dinas, kecuali ditentukan lain oleh Walikota
sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (3).
(3) Back up harus disimpan dalam media penyimpanan yang mudah
dipindah (portable) dan/atau dalam server dan diletakkan di tempat
yang aman, terpisah dari ruang pusat data.
BAB XIII
PEMELIHARAAN DAN LAPORAN
Pasal 28
(1) Dinas melakukan pemeliharaan sisten e-government Pemerintah Daerah
secara berkala.
(2) Perangkat Daerah melakukan pemeliharaan sistem e-government di
lingkungan kerjanya.
Pasal 29 ……………….
- 14 -
Pasal 29
(1) Perangkat Daerah secara berkala wajib melaporkan penyelenggaraan e-
government dalam lingkup kerjanya masing-masing kepada Walikota
melalui Dinas.
(2) Dinas secara berkala melaporkan penyelenggaraan e-government kepada
Walikota.
(3) Dalam hal Perangkat Daerah tidak melaksanakan kewajiban pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Walikota memberikan teguran.
BAB XIV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 30
(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan e-government
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain:
a. pemberian pedoman pengelolaan dan penyelenggaraan e-
government;
b. pemberian petunjuk dan langkah-langkah operasional pengelolaan
dan penyelenggaraan e-government;
c. pemberian pelatihan bagi aparatur; dan
d. pendampingan dalam pengembangan e-government.
(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
BAB XV
PEMBIAYAAN
Pasal 31
(1) Sumber pembiayaan dalam pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau sumber dana lain
yang sah.
(2) Pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk
kegiatan, antara lain :
a. Penyusunan regulasi dan kebijakan;
b. Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan perangkat keras dan
perangkat lunak;
c. Pengelolaan operasional e-government; dan
d. Pengembangan sumber daya manusia aparatur.
BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 32
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Wali Kota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Serang.
Ditetapkan di Serang
pada tanggal 20 Juni 2017
IDENTITAS PRIBADI
Nama : Dian Purnamasari Dhamayanti
Nim : 6661120353
Tempat Tanggal Lahir : Pandeglang, 6 Januari 1995
Agama : Islam
No.Telepon : 081918869080
Email : dianpdhamayanti@gmail.com
Riwayat Pendidikan
1999-2000 : TK Permata Indah Jakarta Selatan
2000-2006 : SDN Cibitung I
2006-2009 : SMPN 11 Kota Serang
2009-2012 : SMAN 2 Kota Serang
2012 s.d Sekarang : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
ORGANISASI
2007-2008 : OSIS SMPN 11 Kota Serang
2009-2010 : Paduan Suara SMAN 2 Kota Serang
2009-2010 : Serikat Eksekutif Muda Untirta