Anda di halaman 1dari 7

MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA


KORPS LALU LINTAS

TERM OF REFERENCE (KERANGKA ACUAN KERJA) FOCUS GROUP DISCUSSION


“PENYELENGGARAAN DISKUSI PANEL SINERGI POLISIONAL KORLANTAS POLRI DENGAN
PEMANGKU KEPETINGKAN DALAM MEMBAHAS MASALAH JALAN TOL CIPALI GUNA
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS

KEMENTERIAN NEGARA / LEMBAGA : KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNIT ESELON 1 : KORPS LALU LINTAS POLRI

PROGRAM : HARKAMTIBMAS

HASIL (OUTCOME) : 1. TERLAKSANANYA DISKUSI PANEL DENGAN PANELIS DARI


KORLANTAS POLRI, KEMENTRIAN PERHUBUNGAN,
KEMENTRIAN PU PERUMAHAN RAKYAT DAN BPJT DAN
DIHADIRI OLEH PARA GURU BESAR UNIVERSITAS
INDONESIA, PARA DOKTOR PASKA SARDANA DIBIDANG
TEHNIK JALAN DAN TRANSFORTASI;
2. MAKALAH HASIL DISKUSI SEBAGAI SOLUSI UNTUK DAPAT
DITINDAKLANJUTI DALAM WAKTU JANGKA PENDEK DAN
JANGKA SEDANG OLEH PEMANGKU KEPETINGKAN
SESUAI TANGGUNG JAWABNYA.
KEGIATAN : DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN DISKUSI PANEL
SINERGI POLISIONAL KORLANTAS POLRI DENGAN
PEMANGKU KEPENTINGKAN DALAM MEMBAHAS MASALAH
KESELAMATAN JALAN DI JALAN TOL CIPALI GUNA
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS.
SATUAN UKUR DAN JENIS KELUARAN: 1. TERLAKSANANYA KEGIATAN DISKUSI SEBYAK 1 (SATU)
KALI DAN;
2. TERBUATNYA 1 (SATU) BUKU MAKALAH HASIL DISKUSI
PANEL SINERGI POLISIONAL KORLANTAS POLRI DENGAN
PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM MEMNAHAS MASALAH
KESELAMATAN JALAN DI JALAN TOL CIPALI;

VOLUME : 1 (SATU) HARI

1.LATAR.....

1. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum :

1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan angkutan


Jalan;
2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2011 tentang Forum Lalu Lintas an
Angkutan Jalan;
4) Keputusan Kakorlantas Polri Nomor:Kep/49/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014
tentang Rencana Kerja Korlantas Polri.

b. Gambaran Umum.

1) Sejak dideklarasikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 2004


tentang kecelakaan lalu lintas di jalan merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang kemudian dilanjutkan dengan deklarasi setingkat menteri
pada tahun 2010, dimana pada tahun 2011 tepatnya pada tanggal 11 Mei
2
2011 disepakati seluruh negara anggota Perserikartan Bnagsa bnagsa
(PBB) untuk membuat program Decade of Action for Road Safety 2011-2020
(DoA).

2) Decade of action Road Safety 2011-2020 menciptakan 5 (lima) pilar yaitu:


a) Road Safety Management, atau manajemen Keselamatan Jalan;
b) Safer Roads and mobility, atau Jalan Berkeselamatan dan mobilitas;
c) Safer Vehicles, atau kendaraan berkeselamatan;
d) Safer People pr Road Users, atau Manusia atau Pengguna Jalan
berkeselamatan; dan
e) Post Crash Response, atau respon terhadap setelah kejadian
kecelakaan.

3) Target aksi ini untuk mengurangi jumlah korban meninggal dunia pada tahun
2020 sebesar 50%. Selain itu di undang-undang No.22 Tahun 2009 Tentang
LLAJ Pasal 203 juga mengamanahkan agar pemerintah membuat Rencana
Umum Nasional Keselamatan (RUNK) dan tentunya rencana aksi diatas
menjadi bagian dari RUNK.

4) Daftar aksi Program Keselamatan jalan di Indonesia yang dapat diunggulkan


untuk mencapai target DoA terjadinya jumlah korban meninggal dunia
sebesar 50% dan target RUNK untuk menurunkan jumlah kecelakaan dan
menjadikan kondisi keselamatan jalan diIndonesia terbaik di Asia Tenggara
pada tahun 2035, antara lain:
a) Perbaikan data kecelakaan lalu lintas;
b) Menciptakan jalan berkeselamatan (forgiving road):
c) Menciptakan pejalan yang berkeselamatan (saver travel);
d) Menciptakan kendaraan yang laik jalan (safer vehicles);
e) Menciptakan sadar tertib berlalu lintas dan pengutamaan keselamatan;
f) Menciptakan deterrent effect terhadap pelanggaran;
g) Menciptakan upaya pengurangan trauma.

5) Data Kecelakaan Lalu lintas di jalan TOL Copali sampai dengan tanggal 18
Agustus 2015 sebagai berikut:
a) Jalur A (dari Cikopo ke Palimanan).
(1) Jumlah Kejadian Kecelakaan : 33 kasus;
(2) Jumlah Korban MD : 15 orang;
(3) Jumlah Korban LB : 6 orang;
(4) Jumlah Korban LR : 34 orang;
(5) Kerugian Materill : Rp. 900.000.000,-

b) Jalur B ( dari palimanan ke Cikopo)


(1) Jumlah Kejadian Kecelakaan : 48 kasus;
(2) Jumlah Korban MD : 6 orang;
(3) Jumlah Korban LB : 7 orang;
(4) Jumlah Korban LR : 38 orang
(5) Kerugian Materill : Rp 630.000.000,-
6) Penyelenggaraan diskusi panel sinergi polisional korlantas polri dengan
pemangku kepentingan dalam membahas masalah Keselamatan jalan di
jalan TOL Cipali guna mewujudkan kamseltibcarlantas.
Untuk mengimple,mentasikan Rencana aksi sinergi Polisional Korlantas Polri
dalam membahas masalah kamseltibcarlantas dijalan sehingga Pemerintah
dituntut lebih serius dengan menjadikannya sebagai prioritas nasional. Guna
mewujudkan hal tersebut dan masing-masing pemangku kepentingan yang
terkait dengan keselamatan jalan, yaitu: Kementrian Perhubungan,
Kementrian Pekerjaan Umum, Kementerian Perindustrian, Kementrian Riset
3
dan Teknologi, Kementrian Lkesehatan, bersama dengan masyarakat
dan dunia usaha, harus memastikan bahwa program program kerjanya
mengutamakan keselamatan dan mensinergikan semua potensi yang ada.
Penyusunan dan pelaksanaan program dilakukan secara terkoordinasi dalam
semangat kebersamaan dengan menghilangkan ego sektoral.
7) Korlantas Polri telah menyelenggarakan penggelaran kekuatan fungsi PJR di
Sepanjang jala TOL Cipali, memasang CCTV dan menyelenggarakan
pelatihan-pelatihan kerpada anggota PJR yang yang ditugaskan di jalan TOL
selama 3 (tiga) hari di Hotel Lord In Sentul guna meningkatkan kemampuan
dalam pelaksanaan Turjagwali dan penegakkan hukum di jalan TOL.
8) dari kegiatan diskusi panel yang telah diselenggarakan untuk memberikan
masukan bagi para panelis pemangku kepentingan, yang di tanggapi para
pakar, Guru Besar,Doktor dan Pasca Sarjana di bidang teknis jalan dan
transportasi hasil sebagai berikut:
a) Terkait Pilar 1 MANAJEMEN KESELEMATAN JALAN, penyiapan materi
dan BPJT untuk dapatnya memberikan gambaran peluang-peluang
tentang apa kebutuhan yang dapat mendukung guna melengkapi
infastruktur jalan,sistim perambuan,sistim penerangan,dan sistim CCTV
monitor keselamatan jalan di jalan TOL Cipali;
b) Terkait Pilar 2 JALAN YANG BERKESELAMATAN, Penyiapan materi
dari Kementrian PU Pera menyampaikan perkembangan pembangunan
jalan TOL Cipali yang berkeselamatan, kondisi jalan, kelengkapan
infrastruktur jalan, sistim keselamatan jalan, sisitim penerangan jalan
dan pemasangan CCTV monitor keselamatan jalan;
c)

2. PENERIMA MANFAAT

Focus Group Disscussion penanganan fenomena sepeda motor digunakan


sebagai alat transportasi pada saat mudik lebaran guna mewujudkan keselamatan,
keamanan, ketertiban dan kelancaran masyarakat berlalu lintas di jalan adalah:

1) Peserta Focus Group Disscussion

a) Peserta FGD merumuskan pemecahan masalah terhadap penggunaan


sepeda motor sebagai alat transportasi mudik lebaran dengan adanya
kepedulian dari pemangku kepentingan di bidang lalu lintas dan
angkutan jalan;
b) Peserta FGD menyamakan persepsi dari pemangku kepentingan di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan tentang perlunya penanganan
secara komprehensif tentang penggunaan sepeda motor sebagai alat
transportasi mudik lebaran;
c) Peserta FGD mampu merencanakan pelaksanaan angkutan lebaran
secara terpadu untuk kamseltibcarlantas;

d) Peserta FGD mampu melaksanakan penegakan hukum dan


Manajemen Oprasional Kepolisian.

2) Masyarakat

Terwujudnya keselamatan, keamanan, ketertiban dan kelancaran berlalu


lintas di jalan, khususnya saat mudik lebaran;

3. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN (OUTPUT)


4

a. Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan focus group discussion dilakukan secara :
1) Ceramah
2) Diskusi

b. Tahapan dan waktu pelaksanaan focus group discussion:


1) penunjukan panitia /sprin;
2) rapat panitia;
3) menyampaikan undangan kepada peserta FGD;
4) Pelaksanaan FGD;
5) laporan hasil pelaksanaan FGD.

4. WAKTU .....

4. WAKTU PELAKSANAAN

adapun rencana kegiatan focus group discussion penanganan fenomena sepeda motor
digunakan sebagai alat transportasi pada saat mudik lebaran dilaksanakan tanggal 2
Oktober 2012 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :

SEPTEMBER - OKTOBER 2012


NO TAHAPAN KEGIATAN KET
22 23 26 2 2 3 4
1 Pembentukan Panitia FGD
2 Rapat Panitia
3 Pemanggilan Peserta FGD
4 Penerimaan peserta FGD
4 Pelaksanaan FGD
5 Evaluasi pelaksanaan
6 Pembuatan Laporan

5. MATERI FOCUS GROUP DISCUSSION :

a) menyamakan Persepsi mengenai permasalahan yang terjadi dalam penggunaan


sepeda motor sebagai alat transportasi mudik lebaran dan upaya penanganannya.
b) sejauh mana kesiapan pemerintah apabila adanya pembatasan terhadap
penggunaan sepedamotor sebagai alat transportasi mudik lebaran, terutama
mengenai :
1) kesiapan pemerintah untuk menyiapkan angkutan umum/massal baik secara
kuantitas maupun kualitas, serta tempat kantong-kantong parkir untuk
digunakan bagi pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk dialihkan ke
trasportasi umum;
2) regulasi yang mengatur tentang pembatasan terhadap penggunaan sepeda
motor sebagai alat transportasi mudik lebaran;
3) mekanisme kegiatan penegakkan hukum terhadap penggunaan sepeda motor
sebagai alat transportasi mudik lebaran.

6. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya Focus Group Discussion penanganan fenomena sepeda motor digunakan
sebagai alat transportasi pada saat mudik lebaran ini dibebankan pada DIPA Korlantas
Polri Tahun 2012 bidang Kamseltibcarlantas sebesar Rp. 79.495.500,-
5

Demikian TOR (TERM OF REFERENCE) Focus Group Discussion


penanganan fenomena sepeda motor digunakan sebagai alat transportasi pada saat
mudik lebaran tahun 2012 disampaikan sebagai pedoman pelaksanaannya, untuk dapat
menjadi maklum.

Jakarta, September 2012


a.n. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KAKORLANTAS
Paraf :
1. Konseptor/Kabag Ops : ...........
2. Kataud : ...........
3. Kabag Renmin : ...........
4. Waka Korlantas : ........... Drs. PUDJI HARTANTO, M.M.
INSPEKTUR JENDERAL POLISI

Paraf :

1. konseptor /Kabag ops : ……………

2. kataud : ……..........

3. kabag Renmin : ……………


6

MARKAS BESAR
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KORPS LALU LINTAS

NOTA DINAS
Nomor : B / ND- /IX/2012/Bag ops

Kepada : Yth. Kepala Korps Lalu Lintas Polri

Melalui : Yth. Waka Korlantas

Dari : Kabag Ops Korlantas Polri

Perihal : Pengajuan konsep TERM OF REFERENCE (TOR) Focus Group


Discussion penanganan fenomena sepeda motor digunakan
sebagai alat transportasi pada saat mudik lebaran .

1. Rujukan :

a. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik


Indonesia;

b. Undang-undang nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan;

c. Rekomendasi Komisi V DPR RI pada saat dengar pendapat pada tanggal 3


September 2012 tentang evaluasi Penanganan Arus Mudik Lebaran Terpadu
tahun 2012.

2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, bersama ini dengan hormat dikirimkan
kepada Jenderal TERM OF REFERENCE (TOR) Focus Group Discussion penanganan
fenomena sepeda motor digunakan sebagai alat transportasi pada saat mudik lebaran
sebagaimana terlampir.
7
3. Demikian untuk menjadi maklum.

Jakarta, September 2012

KEPALA BAGIAN OPERASI


Selaku
KETUA PANITIA

Drs. BAMBANG SUGENG, SH, MH.


KOMISARIS BESAR POLISI NRP 61090605

Anda mungkin juga menyukai