Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

HUKUM PASAR MODAL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester

Oleh

1. Eliska Desi Astuti (S322008009)


2. Ismana Hendra Setiyawan (S322008011)
3. Luthfita Yuliana Nur Y.S. (S322008013)
4. Rashda Bintang M (S322008019)
5. Reza Kautsar K (S322008020)

MAGISTER ILMU HUKUM KONSENTRASI BISNIS


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
1. Jawaban Persoalan Pertama

2. Jawaban Persoalan Kedua

Berdasarkan Informasi dari web terkait berita tentang Persoalan KIK EBA pada
Garuda Indonesia, dari hemat kelompok kami dalam menganalisis issu tersebut adalah tidak
dapat dipungkiri Dampak pandemi Covid-19 semakin meluas di industri investasi alternatif.
Setelah membuat produk Dana Investasi Real Estat (DIRE) milik PT Ciptadana Asset
Management akan dilikuidasi, kini giliran produk kontrak investasi kolektif Efek Beragun
Aset (KIK—EBA) dari PT Mandiri Manajemen Investasi yang terancam gagal bayar.
Pandemi Covid-19 yang tidak terprediksi sebelumnya menjadi penyebab utama PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk. menunda kewajiban terhadap pembayaran amortisasi pokok kedua
EBA Mandiri GIAA01 – Surat Berharga Hak atas Pendapatan Penjualan Tiket Kelas A
(MGIA01). Pendapatan maskapai pelat merah ini turun hingga 90 persen sebagai imbas dari
penurunan tingkat permintaan layanan penerbangan dan kebijakan pembatasan pergerakan
masyarakat maupun penerbangan pada masa pandemic.
Efek Beragun Aset sendiri berdasarkan Ketentuan peraturan di pasar modal Indonesia,
telah di definisikan secara jelas bahwa Efek Beragun Aset (Assets Backed Securities)
merupakan Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang
portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga
komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables)
pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat hutang
yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas
(Cash Flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset
keuangan tersebut.
Pembentukan EBA sebagaimana proses sekuritisasi lazimnya merupakan suatu proses
pembentukan efek, yang merupakan instrumen pasar modal, dari sekumpulan aset yang
biasanya merupakan aset keuangan dan berupa tagihan yang nantinya secara legal akan
berada di bawah pengendalian pemegang EBA (investor) yang diwakili oleh suatu SPV, di
Indonesia dalam bentuk KIK. Pengembalian atas investasi dalam EBA berasal dari likuidasi

1
atas sekumpulan aset yang menjadi jaminan (asal) pembentukannya, yang dapat juga berasal
dari peningkatan kredit (credit enhancement) yang disediakan baik secara internal maupun
eksternal.
Dasar hukum EBA adalah Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Nomor
IX.K.1.1 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep28/PM/2003 tanggal 21 Juli
2003 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (Asset Backed
Securities), Pasal 1 huruf (b) bahwa Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan
berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersil, sewa guna usaha, perjanjian jual
beli bersyarat, perjanjian pinjaman cicilan, tagihan kartu kredit, pemberian kredit termasuk
kredit pemilikan rumah atau apartemen, efek yang bersifat hutang yang dijamin oleh
Pemerintah,sarana peningkatan kredit (credit enhancement)/arus kas (cash flow), serta aset
keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan tersebut.
Adanya keadaan dimana PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. menunda kewajiban
terhadap pembayaran amortisasi pokok kedua EBA Mandiri GIAA01 – Surat Berharga Hak
atas Pendapatan Penjualan Tiket Kelas A (MGIA01) akibat adanya Pandemi Covid-19 ini
jika dianalisis secara hukum maka langkah-langkah :
Pertama, kewajiban dari pihak investor untuk mengamati sejauh mana permasalah
pembayaran macet KIK EBA Pt.Garuda ini akan terus berlanjut, karena dengan macetnya
suatu perusahaan dalam pembayaran KIK EBA akan mempengaruhi harga lembar saham
dikemudian hari dan terus mencermati keberlangsungan usaha dari emiten penerbit EBA,
terutama dari sisi aliran kas perusahaan.
Kedua, Garuda harus membuat kenyamanan investor kembali pulih dengan pernyataan
maupun public expose tentang kemampuan mereka melunasi kewajibannya,
Ketiga,Adanya gagasan baru untuk mencari penambahan pemasukan tidak hanya
bertumpu dari penerbangan Umroh dan Haji saja, namun ditekankan serta dimaksimalkan
untuk penerbangan domestik agar kewajiban pembayaran KIK EBA tidak terus berlangsung
lama.
Keempat, melakukan penawaran mengenai KIK EBA Mandiri GIAA01 terhadap
PT.Bursa Efek Indonesia untuk diberikan tenggat waktu pembayaran tanpa mempengaruhi
harga lembar saham di kancah nasional dan internasional.

2
Kelima, adanya dukungan dari pemerintah dalam wujud regulasi
Produk-produk hukum tersebut diantaranya dari Otoritas Jasa Keuangan bersama Self-
Regulatory Organization (SRO) di Pasar Modal sepanjang 2020 telah mengeluarkan berbagai
kebijakan untuk menjaga daya tahan dan mengendalikan volatilitas Pasar Modal akibat gejolak
perekonomian dampak pandemi Covid 19. Berbagai kebijakan tersebut juga selaras dengan
upaya Pemerintah dalam menjalankan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Selain itu,
lahirnya UU Cipta Kerja juga diharapkan mampu menjawab persoalan yang melanda selama
terjadi pandemic Covid-19. Selama periode Maret sampai dengan Desember 2020, OJK telah
mengeluarkan 35 kebijakan Pasar Modal yang fokus pada tiga hal: 
Pertama, Relaksasi bagi pelaku industri antara lain mengatur penyelenggaraan RUPS
yang dapat dilakukan secara elektronik dengan menerbitkan POJK No.15/POJK.04/2020
dan POJK No.16/POJK.04/2020, relaksasi terkait kewajiban pelaporan, dan relaksasi
kebijakan dan stimulus SRO kepada stakeholder terkait dengan perubahan dan atau diskon
pungutan atau biaya kepada pelaku industri, dan pengecualian pemenuhan prinsip
keterbukaan bagi emiten atau perusahaan publik yang merupakan lembaga jasa keuangan
dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan dengan menerbitkan
POJK 37 /POJK.04/2020;
Kedua, Pengendalian volatilitas dan menjaga kestabilan pasar modal dan sistem
keuangan, antara lain dengan pelarangan short selling untuk sementara waktu dan
diperbolehkannya buyback saham tanpa melalui RUPS oleh Emiten; dan
Ketiga, Kemudahan perizinan dan penyampaian dokumen serta pelaporan, antara
lain dengan Implementasi Tanda Tangan Elektronik Pada Sistem Perizinan dan Registrasi
Terintegrasi (SPRINT) Modul Wakil Manajer Investasi dan Wakil Agen Penjual Efek Reksa
Dana dan kemudahan Emiten/Perusahaan Publik serta pihak lain dalam menyampaikan
laporan dan surat menyurat kepada OJK melalui SPE-IDX.
Dalam rangka mendukung UU Cipta Kerja OJK juga telah menerbitkan POJK
Nomor 66/POJK.04/2020 yang mengatur pelaksanaan Kontrak Investasi Kolektif
Pemupukan Dana Tabungan Perumahan Rakyat oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian
serta penyediaan sistem penunjang pengelolaan Dana Tabungan Perumahan Rakyat oleh
lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Selain kebijakan tersebut, untuk meningkatkan
kepercayaan dan melindungi investor Pasar Modal, OJK telah menerbitkan POJK Nomor

3
65/POJK.04/2020 tentang Pengembalian Keuntungan Tidak Sah (Disgorgement) dan Dana
Kompensasi Kerugian Investor (Disgorgement Fund) di Bidang Pasar Modal.
Ketentuan ini bertujuan untuk meningkatkan hak-hak investor yang dirugikan akibat
adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dengan
cara memberikan perintah tertulis kepada pelaku pelanggaran untuk mengembalikan
sejumlah keuntungan yang diperoleh/kerugian yang dihindari secara tidak sah/melawan
hukum. Kemudian, OJK juga OJK telah menetapkan Keputusan Nomor KEP-69/D.04/2020
tentang Penetapan Batasan Paling Tinggi Pembayaran Ganti Rugi Untuk Setiap Pemodal
dan Setiap Kustodian dengan Menggunakan Dana Perlindungan Pemodal. Keputusan ini
mengatur ketentuan peningkatan besaran batasan paling tinggi pembayaran ganti rugi untuk
setiap Pemodal dan setiap Kustodian dengan menggunakan Dana Perlindungan Pemodal.

Anda mungkin juga menyukai