Oleh
SITI NURHIKMAH
NIM 1113015000032
Oleh:
Siti Nurhikmah
NIPI:1113015000032
Di Bawah Bimbingan,
Pembimbing I
NIP。 198403122015031002
Dosen Penguji l
Dosen Penguji 2
18
Sodildn,ⅣIoSi %12°
NIDN.2014118001
engetahui
Dekan Fakultas I Tarbiyah guruan
UJI REFERENSI
NIM ll13015000032
Jurusan / Konsentrasi Pendidikan 11lnu Pcngetahuan Sosia1/Geografl
Dengan surat pernyataan ini saya buat dengan sedungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Siti rurhikmah
1113015000032
ABSTRAK
i
ABSTRACT
Siti Nurhikmah (1113015000032). The Influence of the Cultivation of
coffee against the socio-economic Conditions of communities in district of
Subang Kuningan Regency.
This research aims to know the Influences of cultivation of coffee crops to
the socioeconomic conditions of the community in subang district of Regency
Kuningan.
This research uses qualitative approach. The population in this research is
the community Sub District of Subang Kuningan Regency. Sampling technique is
sample saturated with sample of 20 respondents. The instruments used are
observation, interview and questionnaire. The analysis of data that has been
collected in this study using the formula percentage and interpretation of new
data and then withdrawal conclusions.
The research results showed that coffee cultivation is an effort in the field
of agriculture has made great because it can improve the socio-economic
conditions of the community. The existence of such cultivation society has activity
especially in the field of agriculture, in addition to being able to fullfill the needs
of farmer's life because it can increase revenue. The level of health of farmers be
good after being a farmer in ill treatment and go to the community and to
purchase the drug after the community using its own money. The condition of
education family after becoming coffee farmers increase due to cultivation the
coffee plant family economy and could help fund the school children up to the
level of higher education. The cultivation of coffee plant also makes the
community has the means for information, communications and vehicles as well
as have television, mobile and motor vehicles.
Keywords: Cultivation, Coffee, Socio-Economic Condition
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dengan ridho-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Budidaya
Tanaman Kopi Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan” untuk memenuhi salah satu
persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tak lupa
shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan pada sang baginda alam, Nabi
besar Muhammad SAW, Beserta keluarga, sahabat, beserta umatnya.
Sebagai mahluk sosial pada umumnya, penulis menyadari bahwa
pengetahuan, pemahaman, pengalaman, kemampuan dan kekuatan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dalam
proses penyelesaian skripsi ini banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil, sehingga penyusunan
skripsi berjalan lancar.
Maka dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin menyampaikan terima
kasih yang tak bisa terhitung jumlahnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yang senantisa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yang juga senantisa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir, disela-sela kesibukanya.
4. Bapak Didin Syafruddin, MA.,Ph.D selaku Dosen Penasehat Akademik.
5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, S.Pd, M,Si, dan Ibu Tri Harjawati, S.Pd,
M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu
iii
serta selalu sabar dalam membimbing, memberi petunjuk dan nasehat
kepada penulis dengan ikhlas demi keberhasilan penulis.
6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan
ilmu kepada penulis. Yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu,
namun tidak mengurangi rasa hormat saya.
7. Ayah dan Ibu tercinta (Bapak Artim dan Ibu Rohayati) yang telah
membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang.
Motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih
atas setiap cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu mengiringi
setiap derap langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan berupa
moril maupun materil yang luar biasa yang selalu kalian berikan penulis.
8. Kaka dan Adik tercinta (Eni Rohani, Ade Sapitri, Iyoh Sufitriah, Siti
Maesaroh, Ela Siti Nurlela dan Siti Mariah Ulfah) yang telah memberikan
motivasi dan dukungan baik berupa dukungan moril maupun materil
9. Bapak Hermansyah dan Ibu Darsinah yang telah membantu membesarkan
penulis dan memeberikan dukungan baik itu dalam bentuk moral maupun
materil.
10. Bapak Ahmari, bapak Tanzil Aziz, selaku kepala Desa, dan staff Litbang,
Desa Situgede Kecamatan Subang yang telah mengijinkan penulis
melakukan penelitian di Desa Situgede Kecamatan Subang.
11. Seluruh masyarakat rt/rw 03/07&08 yang bersedia meluangkan waktunya
tatkala penulis melakukan penelitian.
12. Keluarga Asep Saepullah yang telah menjadi inspirasi dan memberikan
motivasi yang luar biasa bagi penulis, serta telah menampung penulis
selama menempuh pendidikan.
13. Sahabatku tercinta yang selalu setia menemani dengan penuh kesabaran dan
mendukung penulis, yaitu: Desi Setiawati, S.Pd, Nur Ismawati, Nur Alika
W, Sa’diah dan Annisa Nur Hikmah . Tak lupa kepada Eka Esti yang telah
banyak membantu dalam pembuatan skripsi ini terutama pembuatan peta.
iv
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terkhusus kelas
C (Geografi) angkatan 2013 atas kekompakannya selama ini, baik di kelas
maupun saat praktikum.
15. Lee Donghae, Kim Myungsoo, Lee Taeyong dan Lee Jeno yang telah
menjadi inspirasi, penyemangat dan penghibur penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
16. Dan semua pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu
secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis berharap semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Siti Nurhikmah
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 9
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 9
D. Perumusan Masalah ............................................................. 10
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................... 11
1. Manfaat Teoritis............................................................. 11
2. Manfaat Praktis .............................................................. 12
BAB II KAJIAN TEORI
A. Budidaya Tanaman Kopi ..................................................... 13
1. Pengertian Budidaya ....................................................... 13
2. Sejarah Persebaran Kopi di Dunia .................................. 14
3. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Tanaman Kopi ..................... 14
4. Prinsip dan Proses Budidaya Tanaman Kopi .................. 18
5. Analisis Usahatani........................................................... 24
6. Output (Volume Panen, Harga Jual dan Pemasaran ....... 26
7. Prosfek Pengembangan Komoditas Kopi ........................ 27
B. Kondisi Sosial-Ekonomi ...................................................... 29
1. Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi ............................... 29
vi
2. Faktor-Faktor Yang Menentukan Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat ..................................................................... 31
a. Pendapatan ...................................................................... 32
b. Tingkat Kesehatan........................................................... 34
c. Tingkat Pendidikan ......................................................... 36
d. Kepemilikan Sarana Komunikasi Informasi dan Kendaraan
......................................................................................... 41
C. Penelitian Relevan ............................................................... 43
D. Kerangka Berpikir ............................................................... 53
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitain .............................................. 57
B. Metode Penelitian ................................................................ 59
C. Populasi dan Sampel ............................................................ 59
1. Populasi ........................................................................... 59
2. Sampel ............................................................................. 60
D. Alat dan Bahan dalam Penelitian ........................................ 60
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 61
1. Observasi (Pengamatan) ................................................. 62
2. Metode Kuesioner (Angket)............................................ 63
3. Metode Wawancara......................................................... 64
4. Metode Dokumentasi ...................................................... 65
F. Instrumen Penelitian ............................................................ 66
1. Kueisioner (Angket) ........................................................ 66
2. Pedoman Wawancara ...................................................... 68
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................. 72
1. Teknik Pengolahan Data .................................................. 72
2. Analisis Data .................................................................... 73
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kecamatan Subang................................. 75
1. Kondisi Fisik ................................................................... 75
a. Letak dan Luas .................................................... 75
b. Iklim ................................................................... 76
2. Kondisi Sosial ................................................................. 76
a. Pemerintah .......................................................... 76
b. Kependudukan .................................................... 77
c. Pendidikan ........................................................... 77
d. Kesehatan dan keluarga berencana ..................... 77
e. Agama ................................................................. 78
f. Pertanian.............................................................. 78
3. Sarana Perekonomian ...................................................... 78
B. Deskripsi Data ..................................................................... 78
1) Budidaya tanaman kopi ....................................................... 79
2) Kondisi sosial ekonomi........................................................ 89
C. Pembahasan Analisis Budidaya Tanaman Kopi
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di
Kecamatan Subang .............................................................. 105
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 115
B. Saran .................................................................................... 116
C. Saran .................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 117
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Negara Produsen Kopi Terbesar di Dunia Tahun 2014 .............. 3
Tabel 1.2 Negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia Tahun 2014 .............. 4
Tabel 1.3 Produksi dan Ekspor Kopi di Indonesia ..................................... 4
Tabel 1.4 Produksi Ubi Kayu, Kacang Tanah, Padi Sawah dan
Kopi di Kecamatan Subang ........................................................ 6
Tabel 2.1 Klon Kopi Robusta yang di Anjurkan ........................................ 19
Tabel 2.2 Mata Pencaharian Penduduk Indonesia Tahun 2000 .................. 33
Tabel 2.3 Klasifikasi Pendapatan ................................................................ 34
Tabel 2.4 Banyaknya Sarana Kesehatan ..................................................... 36
Tabel 2.5 Tingkat Pendidikan Penduduk Indonesia Usia 10 Tahun Ke Atas
.................................................................................................... 38
Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Pendidikan........................................................ 40
Tabel 2.7 Penelitian Yang Relevan ............................................................. 49
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ..................................................................... 58
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi ..................................................................... 62
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara .................................................................. 65
Tabel 3.4 Dokumentasi Penelitian .............................................................. 66
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Angket ........................................................ 66
Tabel 3.6 Instrumen Wawancara ................................................................ 69
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Skor Presentase .............................................. 74
Tabel 4.1 Lama Menjadi Petani .................................................................. 79
Tabel 4.2 Jenis Kopi ................................................................................... 80
Tabel 4.3 Asal Bibit Kopi ........................................................................... 82
Tabel 4.4 Modal .......................................................................................... 83
Tabel 4.5 Kepemilikan Lahan ..................................................................... 84
Tabel 4.6 Luas Lahan .................................................................................. 85
Tabel 4.7 Jumlah Tenaga Kerja .................................................................. 85
Tabel 4.8 Volume Panen ............................................................................. 86
ix
Tabel 4.9 Harga Jual ................................................................................... 87
Tabel 4.10 Pemasaran ................................................................................... 88
Tabel 4.11 Asal Pendapatan .......................................................................... 89
Tabel 4.12 Jumlah Tanggungan Hidup ......................................................... 92
Tabel 4.13 Tanggapan Terhadap Pendapatan ............................................ ... 93
Tabel 4.14 Pendapatan Setiap Bulan ............................................................ 94
Tabel 4.15 Pengeluaran dalam Sebulan ........................................................ 94
Tabel 4.16 Kondisi Kesehatan ...................................................................... 95
Tabel 4.17 Pergi Berobat .............................................................................. 96
Tabel 4.18 Antisipasi Kesehatan................................................................... 96
Tabel 4.19 Pendidikan Formal ...................................................................... 97
Tabel 4.20 Pendidikan Berkaitan dengan Budidaya ..................................... 98
Tabel 4.21 Kondisi Pendidikan Keluarga ..................................................... 99
Tabel 4.22 Kepemelikan Media Elektronik .................................................. 100
Tabel 4.23 Alat Komunikasi ......................................................................... 101
Tabel 4.24 Kendaraan yang Sering di Akses ................................................ 102
Tabel 4.25 Kendaraan yang dimiliki ............................................................. 103
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kopi Arabika ............................................................................ 15
Gambar 2.2 Kopi Liberika............................................................................ 16
Gambar 2.3 Kopi Rubsta .............................................................................. 17
Gambar 2.4 Kerangka Berfikir ..................................................................... 56
Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ............................................................. 54
Gambar 4.1 Peta Administrasi Desa Banjaranyar ........................................ 75
Gambar 4.2 Buah Kopi ................................................................................. 81
Gambar 4.3 Tanaman Selain Kopi ............................................................... 91
Gambar 4.4 Buah Selain Kopi ...................................................................... 91
Gambar 4.5 Televisi ..................................................................................... 101
Gambar 4.6 Handphone ................................................................................ 102
Gambar 4.7 Kendaraan Bermotor ................................................................ 104
Gambar 4.8 Tempat Tinggal ........................................................................ 104
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan letak geografisnya Indonesia terletak diantara dua benua yaitu
benua Asia dan benua Australia, serta diapit oleh dua saumdra. Samudra
Hindia dan samudra Fasifik. Letak yang strategis tersebut membuat Indonesia
menjadi negara yang sangat memegang peranan penting dalam percaturan
dunia. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas jika dibandingkan dengan
negara-negara yang ada di Asia Tenggara lainya, luas wilayah tersebut dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan
memanfaatkan potensi dalam bidang ekonomi dan politik jika dikelola dengan
baik dan bijak. Indonesia memiliki luas daratan sebesar 1.910.931,2 KM2
relief permukaan bumi di Indonesia berupa pegunungan, dataran tinggi, dataran
rendah dan lembah.1
1
Eva Bonawati Geografi Indonesia, (Yogyakarta : Penerbit Ombak, 2014), h. 19
2
Ibid, h. 62
1
2
3
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, “Kecamatan Kuningan dalam Angka
Tahun 2016”, https://kuningankab.bps.go.id/index.php/Publikasi# dilihat 26 Oktober 2016
4
http://id.wikipedia.org/wiki/pertanian dilihat 26 Oktober 2016
5
Silvia Maharani, Pengaruh Budiaya Jamur Merang Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi
Masyarakat Di Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang”Skripsi Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2009,h. 1, tidak dipublikasikan.
3
Artinya: Dan kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, supaya
Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-
tumbuhan, dan kebun-kebun yang lebat. (Q.S.An-Naba: 14-16).
Dari kutipan ayat diatas dapat dijelaskan bahwa manusia diharuskan untuk
menyesuiakan diri dengan alam yang telah diberikan oleh Allah SWT. Allah
telah menurunkan air hujan ke bumi untuk menumbuhkan biji-bijian dan
tumbuh-tumbuhan, serta kebun-kebun yang subur supaya dikelola dan
dibudiyakan dengan baik agar mampu memberikan manfaat bagi kehidupan
masyarakat di bumi.
6
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186?, dilihat pada
20 Desember 2016.06.17
4
Selanjutnya yaitu negara eksportir kopi terbesar di dunia tahun 2014 akan
ditunujkan pada Tabel 1.2
Tabel 1.2
Negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia 2014
No Wilayah Jumlah
1. Brasil 36,420,000
2. Vietnam 25,298,000
3. Kolombia 10,954,000
4. Indonesia 5,977,000
5. India 5,131,000
Sumber : International Coffe Organization7
Dengan melihat tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Indonesia adalah
salah satu negara yang banyak memproduksi dan mengekspor kopi kepada
negara-negara lain. Hampir 70 % dari total produksi kopi Indonesia tahun 2012
di ekspor ke beberapa negara seperti halnya, Jepang, Afrika Selatan, Eropa
Barat dan Amerika Serikat. Selanjutnya yaitu Produksi dan Ekspor Kopi di
Indonesia(dalam ribuan) akan ditunujkan pada Tabel 1.3
Tabel 1.3
Produksi dan Ekspor Kopi di Indonesia(dalam ribuan)
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Produksi 698,0 682,6 686,9 633,9 748,1 740 711,5 550 650
(dalam
ton)
Ekspor 491,3 518,1 440,2 353,6 520,2 460 382,7 350 400
(dalam
ton)
Ekspor 1.08 0.89 0.86 1.09 1.53 n.a. 1.03 1.19 1.36
(dalam
milliar
7
Ibid; http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186?, dilihat
pada 20 Desember 2016.06.17
5
dollar
AS)
Sumber : International Coffe Organization8
Melihat data di atas dapat diketahui jika produksi dan ekspor kopi di
Indonesia mengalami naik turun setiap tahunya, seperti halnya pada tahun 2015
produksi dan ekspor kopi mengalami penurunan dan naik kembali pada tahun
2016
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat berperan penting dalam
kehidupan manusia. Khususnya di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan
yang masyarakatnya bekerja dengan mengandalkan pertanian sebagai mata
pencaharian utama, sehingga pertanian memberikan pengaruh yang besar bagi
kehidupan perekonomian masyarakat. Topografi Kecamatan Subang yang
terdiri dari pegunungan yang landai sampai bergelombang dengan sistem
pertanian di daerah Subang hanya mengalami 2 kali musim tanam, untuk luas
8
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186?, dilihat pada
20 Desember 2016.06.17
9
Suwarto &Yuke Octavianty Budidaya 12 Tanaman Perekebunan Unggulan, (Penabar
Swadaya: Jakarta, 2012), h. 146
6
lahan di Kecamatan Subang terdiri dari dua jenis pengairan yaitu sebanyak 063
lahan irigasi dan 037 lahan tadah hujan sehingga tumbuhan yang dominan
berupa tanaman Kopi dan Padi. 10
Karena adanya keuntungan dan pengaruh besar yang didapat dari sektor
pertania membuat masyarakat yang hidup di Kecamatan Subang Kabupaten
Kuningan mengandalkan kehidupanya dalam bidang pertanian adapun
komoditas pertanian yang berkembang di daerah tersebut yaitu : Ubi Kayu,
11
Kacang Tanah, Kedelai, Padi Sawah dan Kopi. Selanjutnya yaitu Produksi
Ubi Kayu, Kacang Tanah, Padi Sawah dan Kopi di Kecamatan Subang akan
ditunujkan pada Tabel 1.4
Tabel 1.4
Produksi Ubi Kayu, Kacang Tanah, Padi Sawah dan Kopi di
Kecamatan Subang
Ubi Kayu Kacang Kedelai Padi Kopi
Tanah Sawah
Produksi 1.214 Ton 78 Ton 63 Ton 15.191 104.25
Tanaman
Ton Ton
Sumber : BPS Kuningan Tahun 2013
10
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, “Kecamatan Kuningan dalam Angka
Tahun 2016”, https://kuningankab.bps.go.id/index.php/Publikasi# dilihat 26 Oktober 2016
11
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan, “Kecamatan Kuningan dalam Angka
Tahun 2016”, https://kuningankab.bps.go.id/index.php/Publikasi# dilihat 26 Oktober 2016
12
Data Penduduk Masyarakat Desa Situge Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan
7
Keuntungan yang besar dari hasil budidaya tanaman kopi tersebut belum
membuat kondisi sosial ekonomi masyarakat yang ada di Kecamatan Subang
khususnya dalam bidang pendapatan masyarakatnya masih tergolong rendah.
Dari segi pendidikan masyarakat khususnya petani kopi yang hidup di
Kecamatan subang sebagian besar hanya sampai lulusan Sekolah Dasar, hal
tersebut disebabkan oleh terbenturnya biaya pendidikan dan juga masih
minimnya ketersediaan dan sebaran pendidikan di Kecamatan Subang. Di
Kecamatan Subang hanya terdapat satu Sekolah Menengah Atas dan satu
Madrasah Aliyah .
13
http://kuningangunungaci.desa.kemendesa.go.id/index.php/produk-detail/75/7-kopiku-
kopi-gunung dilihat 21 Maret 2017
8
B. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah diatas, maka dapat di
identifikasikan sebagai beberapa masalah, antara lain:
1. Kurang maksimal budidya tanaman kopi yang dilakukan oleh
masyarakat di Kecamatan Subang
2. Kurang pengetahuan dan pengelaman petani dalam mengelola hasil
pertanian kopi secara maksimal
3. Kondisi sosial ekonmi masyarakat di Kecamatan Subang masih
tergolong rendah
4. Sebagain besar petani kopi yang ada di Kecamatan Subang lulusan
Sekolah Dasar
5. Pendapatan masyarakat masih tergolong rendah
6. Kondisi kesehatan masyarakat baik namun sarana dan prasarana
kesehatan masyarakat masih minim
7. Sarana informasi, komunikasi dan kendaraan yang dimiliki
masyarakat masih tergolong minim
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah diatas maka penulis akan memfokuskan
permasalahan, pengaruh budidaya tanaman kopi terhadap kondisi sosial
ekonomi terutama dalam hal:
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah
utama yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Bagaimana pengaruh
budidaya tanaman kopi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh
budidaya tanaman kopi terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis
Penelitian ini akan membantu peneliti dalam menambah pengetahuan
penulis mengenai budidaya tanaman kopi, serta mengetahui
keuntungan yang diperoleh dari adanya budidaya tanaman kopi.
b. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi hasil karya yang bermanfaat di Jurusan Pendidikan Ilmu
Sosial Konsentrasi Geografi
c. Bagi pembaca
Penelitian ini mengkaji pengaruh budidaya tanaman kopi, kondisi
sosial ekonomi masyarakat yang mengembangkan budidaya tanaman
kopi. Selain itu juga diharapkan dapat memberikan kontribusi
informasi mengenai distribusi dan daya serap produkis tanaman kopi
di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan.
12
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Petani
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada para
petani mengenai faktor-faktor yang mendukung budidaya tanam kopi
sehingga hasil panen yang didapatkan maksimal
b. Bagi Peneliti Lain
Penelitian diharapkan berguna sebagai bahan bandingan bagi
penelitian yang akan mengkaji mengenai budidaya tanaman kopi yang
sudah ataupun akan dilakukan, serta hal-hal yang tidak sempat diteliti
dalam penelitian ini hendaknya diteliti oleh peneliti lain di masa yang
akan datang, penulis juga beharap bahwa penelitian ini dapat menjadi
salah satu bahan referensi dalam penelitian lain yang relevan dalam
kajian bidang ini.
BAB II
KAJIAN TEORI
1
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-budidaya-tanaman/
diakses 29 Desember 2016 Pukul 13.00
2
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadaya, 2011),h. 5-6
13
14
Divisi : Spermathophyta
Subdivis : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
3
Suwarto & Yuke Octavianty,op.cit, h. 140
15
b. Jenis-Jenis Kopi
Kopi memiliki berbagai ragam jenis namun yang banyak di budidayakan
hanya kopi jenis, arabika, robusta, dan liberika, hal tersebut digolongkan
berdasrkan spesiesnya, namun kopi robusta tidak termasuk hal tersebut
dikarenakan kopi robusta bagian dari beberapa spesies kopi, terutama Coffe
canepho.ra.adapun jenis-jenis kopi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a) ukuran daun, cabang, bunga, buah dan pohon juah lebih besar jka
di bandingkan dengan kopi arabika dan kopi robusta
b) kualitas buah kopi yang dihasilkan rendah
c) mudah tereserang penyakit
d) kualitas kopi yang dihasilkan rendah
e) ukuran buahnya tidak sama rata
f) kopi jenis ini banyak tumbuh di daerah rendah.5
4
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidaya dan Penangan Lepas Panen,h. 15-16
5
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidaya dan Penangan Lepas Panen,h. 16-17
17
3) Kopi Robusta
Jenis kopi yang ditanam di Kecamatan Subang yaitu jenis kopi robusta
karena kopi tersebut sangat cocok dengan kondisi daerah Subang berada di
daerah dataran rendah dengan ketinggian 200-600 M DPL dan memiliki
curah hujan rata-rata 17 hari perbulan. Di daerah tersebut kopi dapat
tumbuh dengan subur.
6
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidaya dan Penangan Lepas Panen,h. 17-18
7
Edi Panggabean, Buku Pintar Kopi (Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka, 2011), h. 49
19
Tabel 2.1
Klon Kopi Robusta yang di anjurkan
Klon Deskripsi
BP 42 Berbunga agak lambat
Sesuai untuk dataran tinggi dan rendah serta sebagai
klon penyerbuk
Kurang tahan kekeringan
Ukuran biji besar
Habitus sedang
Produksi 800-1.200 kg/ha/th
BP 243 Sesuai untuk dataran tinggi dan rendah
Agak tahan kering
Habitus sedang
ukuran biji besar
Produksi 800-1.200 kg/ha/th
BP 288 Sesuai untuk daerah rendah
Agak tahan kering
Habitus sedang
Ukuran biji agak kecil
Produksi 800-1.500 kg/ha/th
BP 358 Sesuai untuk dataran tinggi dan kurang tanah kering
Habitus sedang
Produksi 800-1.700 kg/ha/th
BP 409 Sesuai untuk daerah tinggi dan daerah rendah
Iklim kering dan tahan kekeringan
8
Sri Njiyanti & Danarti, op.cit ,h.26
20
3) Tanah
Tanah digunakan sebagi media tumbuh tanaman kopi. Salah satu ciri
yang baik adalah memiliki lapisan topsoil yang tebal. Umumnya, kondisi
didataran tinggi memiliki kandungan organik yang cuckup banyak dan
terlalu banyak terkontaminasi polusi udara. Tanaman kopi sebaiknya
ditanah di tanh yang memiliki kandungan hara dan organik yang tinggi.
Rata-rata PH tanah yang dianjurkan 5-7. Jika Ph tanah terlalu asam,
tambah pupuk Ca (PO)2 atau Ca (PO3)2 (kaput atau dolmit). Sementara
itu menurunkan PH tanah dari basa ke asam, tambahkan urea.
Tambahkan urea jika PH tanah masih basa atau tambahkan kapur jika
terlalu asam hingga PH tanah menjadi 5-7.10
4) Curah Hujan
9
Suwarto & Yuke Octavianty Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan, h. 144
10
Edi Panggabean,op.cit, h. 50
21
11
Sri Njiyanti & Danarti, op.cit, h.26
12
Ibid ,h.27-28
13
Eva Bonawati, op.cit, h. 93
14
Edi Panggabean,op.cit, h. 52
22
b) Angin
(1). Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia yang
keduanya terletak disebelah menyebelah garis khatulitiwa.
1. Pembibitan
Langkah awal yang harus dilakukan untuk melakukan budidaya
tanaman kopi yaitu dengan mempersiapakan bibt kopi terlebih dahulu,
karena pemilihan bibit tersebut merupakan tolak ukur dari berhasil atau
tidaknya budidaya kopi tersebut. untuk memiih bibit kopi perlu
diperhatikan varietas/ klon yang unggul dan sesuai dengan berbagai
macam dan sumber bibitnya.17
15
Eva Bonawati,op.cit, h. 99
16
Sri Njiyanti & Danarti,op.cit, h.28
17
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidaya dan Penangan Lepas Pane, h.30
23
2. Persemaian
Bibit semai kopi yang unggul diperoleh dari benih yang terpercaya
dan tidak bisa dari tempat yang sembarang, bibit semai kopi didapat dari
kita sendiri menyemaikan benih. Benih yang akan disemai harus masih
terbungkus oleh kuliutnya.
3. Pengolahan Tanah
Untuk mengelola tanah hal yang harus dilakukan adalah dengan cara
membongkar tanaman yang tidak diperlukan, kemudian tanah tersebut di
bentuk seperti teras-teras, setelah dibentuk teras tanah tersebut kemudian
diberi lubang dengan diameter sekitar satu meter.
4. Teknik penanaman
Hal yang harus diperhatikan dalam penanaman kopi yaitu:18
a. Lubang tanaman yang sudah ditutup digali kembali dengan ukuran
yang lebih kecil. Ukuranya disesuaikan dengan gumpalan tanah
yang membungkus akar bibit.
b. Pembungkus gumpalan tanah pada bibit plastic dan pelepah batang
pisang dilepas perlahan-lahan. Tanahnya harus dikorek-korek agar
akarnya bisa lurus.
c. Bibit dan gumpalan tanahnya dimasukan ke dalam lubang sampai
ke dalam lubang sampai batas leher akar. Lubang ditutup dengan
tanah samapi agak menggunung agar bibit agak memadat, bibit
tidak tergenang air ketika hujan, kemudian tanah disiram dengan
air.
d. Tanaman kopi diberi penggapit agar tidak mudah patah.
5. Pemeliharaan
18
Ibid, h.91-93
24
a) Pemupukan
b) Pengendalian hama, penyakit dan gulma
c) Pemangkasan tanaman kopi dan tanaman pelindung
d) peremajaan
5. Analisa Usahatani
Analisa usahatani sangat dibutuhkan dalam perencanaan budidaya kopi
dimulai dari tahap persiapan lahan sampai dengan proses pemasaran. Dengan
adanya analisa usahatani tersebut kita akan mengetahui kebutuhan tenaga kerja,
alat, dan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk memeperkirakan modal yang
dibutuhkan dan kemungkinan pendapatan atau keuntungan yang akan didapat.
a. Persiapan Lahan
b. Kepemilikan Lahan
19
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidaya dan Penangan Lepas Panen h.94
20
Suwarto & Yuke Octavianty Budidaya 12 Tanaman Perkebunan Unggulan, h. 150-
151
25
21
Undang-Undang Nomor. 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria
22
Sri Njiyanti & Danarti,op.cit, h.174
26
untuk menanam kopi yaitu : spray semi otomatik, cangkul, garpu, parang,
ember, pisau sambung, guntung pangkas, gergaji pangkas, arit, dan tali plastic
untuk membuat jarak tanaman. Sedangkan kebutuhan alat untuk memetik dan
mengelola kopi terbagai kedalam dua bagian tergantung cara pengelolaan
kopi tersebut ada yang mengelola dengan cara kering dan secara basah, untuk
mengelola kopi secara kering bahan yang dibutuhkan keranjang, karung
bekas, alat pengering, huller, sekop dan karung, sedangkan untuk mengelola
kopi secara basah bahan yang dibutuhkan adalah hampir sama dengan cara
pengeringan basah namun ada sedikit perbedaan yaitu dari adanya bahan
tambahan berupa puler,bak sortasi, bak fermentasi, dan bak pencucian.23
a. Volume Panen
Volume panen tanaman kopi apabila dirawat dengan baik dapat
berproduksi mulai dari umur 2,5-3 tahun sudah bisa dipanen, selain itu cepat
atau lambatnya panen kopi juga disebabkan oleh pengaruh cuaca dan
iklim.Hasil panen kopi selalu bertahap hal tersebut dikarenakan proeses
keluarnya bunga kopi tidak berbarengan antara satu pohon kopi dengan kopi
lainya. Untuk memanen kopi perlu melewati tiga tahap seperti: tahap yang
pertama yaitu tahap pemetikan pendahuluan, petik merah, dan petik hijau
(racuta). Pemetikan tahap pertama biasanya dilakukan pada bulan februari-
maret hal tersebut dilakukan untuk memetik
Buah kopi yang terserang kopi bubuk. Ciri kopi yang terserang bubuk
buah bisanya berwarna kuning pada saat sebelum berumur delapan bulan,
kopi jenis ini dapat langsung di jemur. Petik merah merupakan panen kopi
yang dilakukan pada bulan Mei-Juni pada bulan-bulan tersebut merupakan
puncak dari panen raya kopi dan kopi yang akan di panen telah berwarna
merah, panen kopi petik merah ini bisanya berjalan selama 4-5 bulan dan
23
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan Penangan Lepas Panen,h.178-180
27
sebelum dijemur kopi harus dipisahkan dahulu dengan kopi-kopi yang masih
berwarna hijau. Kemudia kopi petik hijau yaitu merupakan panen kopi yang
masih tersisa di pohon kopi jumlahnya sekitar 10 % sisa dari panen petik
merah.24
Bagi orang yang pertama kali menanam kopi hasil panen pertama yang
akan didapat jumlahnya hanya sedikit, namun untuk tahun-tahun selanjutnya
hasil panen yang didapatkan akan terus meningkat. Puncak maksimal panen
kopi akan didapat pada umur kopi berada diantara 7-9 tahun. Pada saat umur
tersebut kulit kopi yang dihasilkan sudah berwarna merah. Pada umumnya
untuk memanen kopi alat yang dibutuhkan sangatlah sederhana hanya
membutuhkan keranjang dan karung goni, tangga untuk menggapai kopi yang
tinggi. 25
b. Harga Jual
c. Pemasaran
Kopi yang sudah dipetik kemudian dijemur dan kering selanjutnya yaitu
dijual dalam bentuk kopi beras yang kadar airnya sudah berkurang atau
tinggal 13 %. Kopi yang dijual oleh petani nantinya akan dijual di dalam
24
Suwarto & Yuke Octavianty,op.cit, h. 159-160
25
Ibid.,h. 160
26
Sri Njiyanti & Danarti,op.cit, h.180-183
28
negeri dan luar negeri. Untuk penjualan kopi di masyarakat pedesaan biasnya
masyarakat menjual kopi kepada para pengepul di desa dan para pedangang
di pasar, barulah setelah itu para pedagang atau pengepul menjual kopi
tersebut kepada pedagang besar atau eksportir. 27
27
Ibid., h.183
28
Merry Tri H. S, Sugeng Raharto & Titin Agustina, Prospek Pengembangan
Komoditas Kopi Robusta di Pt. Kaliputih Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember, (Jurnal :
JSEP Vol. 8 No.2 Juli 2015), h. 11
29
Ibid., h. 12
29
B. Kondisi Sosial-Ekonomi
30
Tim Prima Pena Kamus Besar Bahsa Indonesia (Gitamedia Press), Edisi Terbaru, h.
447
31
Ibid, h. 447.
32
Dadang Supardan Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Struktural
(Jakarta : PT. Bumi Aksara 2011), Cet.3, h. 27.
33
Ibid. 27
34
Reddy Zaki Oktama, “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi terhadap Tingkat
Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten
Pemalang Tahun 2013”. Skripsi pada sarjana Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2013, h.
12, tidak dipublikasikan.
30
menghasilkan suatu hal seperti halnya bahan pangan, sandang dan jasa yang
dibutuhkan oleh semua orang. 35
Kondisi sosial ekonomi dapat memiliki arti sebagai suatu kondisi yang
berhubungan dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat, kondisi tersebut
selalu berubah mengikuti proses sosial dan interaksi yang dilakukan oleh
manusia. Adapun indikator untuk mengukur tingkatan kondisi sosial ekonomi
masyarakat dApat dilihat dari aspek aktivitas ekonomi masyarakat yang meliputi
tingkatn pendidikan, pendidikan, usia, dan kekayaan yang dimiliki oleh
masyarakat.
35
N. Gregory Mankiw Pengantar Ekonomi (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama,
2003), h.3-4
36
Indah Dwi Septiani Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga Yang Terkena Proyek
Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawen, Skripsi Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Semarang 2012
37
Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan Keluarga Nelayan di
Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabuoaten Pemalang, Skripsi Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 2012., h. 12
31
38
Hartomo & Arnicun Aziz Ilmu Sosial Dasar (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), Cet. 7, h.
195
39
Ibid, h. 195-196.
40
Ricky Pratama Putra, “Kondisi Sosial Ekonomi Dalam Perubahan Status Kota
Tangerang Selatan”, Skripsi Pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 9, tidak
dipublikasikan. h. 11.
32
a. Pendapatan
laba pembayaran bunga, sewa serta bentuk pendapatan lain yang diterima rumah
barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang dinilai atas
41
BPS Indonesia-Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret KOR, h.2.
42
Tim Prima Pena Kamus Besar Bahsa Indonesia, op. cit, h. 209
43
Ibid, h. 209
44
Barlian Muhammad Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro(PT Indeks Kelompok Gramedia,
2005), h. 64
45
Munifa, “Analisis Tingkat Pendapatan Masyarakat Sekitar PTPN XI Pabrik Gula
Padjarakan Kecamatan Padjarakan Kabupaten Probolinggo”, Skripsi pada sarjana Universitas
Jember, Jember, 2013, h. 6, tidak dipublikasikan
33
Tabel. 2.3
Klasifikasi Pendapatan
NO Klasifikasi Pendapatan Jumlah Pendapatan
1 Pendapatan Sangat Tinggi Lebih dari Rp. 2.000.000,-
2 Pendapatan Tinggi Rp. 1.750.0000 – 2.0000.000
3 Pendapatan Menengah Rp. 1.250.000 – 1.5000.000
4 Pendapatan Sedang Rp. 750.0000 – 1.000.0000
5 Pendapatan Rendah Dibawah Rp. 500.000
Sumber : Hasil Penelitian 2017
b. Tingkat Kesehatan
Kesehatan di dalam kehidupan manusia merupakan salah satu faktor
yang sangat penting, karena kesehatan sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia. Kesehatan menurut Soemirat dalam Ricky Pratama di dalam “Undang-
Undang Dasar RI Nomor 9 Tahun 1996, tentang pokok-pokok Bab I Pasal 2
adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan rohani, mental, dan sosial dan
bukan hanya bebas dari penyakit cacat, dan kelemahan-kelemahan.”48Apabila
kesehatan manusia meningkat maka kualitas sumber daya manusia juga akan
ikut meningkat.
48
Ricky Pratama Putra, op.cit h. 12, tidak dipublikasika
35
49
Soekidjo Notoatmodjo Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni (Jakarta : PT.Rineka
Cipta, 2011), h. 14
50
Suko Bandiyono Ngadi, dkk Kondisi Sosial –Ekonomi Masyarakat di lokasi coremap
II :Kab.selayar (Jakarta Selatan : LIPI Press, 2008), h. 24-25
51
Eva Bonawati, op.cit, h. 161
36
Tabel. 2.4
Banyaknya Sarana Kesehatan
Fasilitas Jumlah
Rumah Sakit -
Puskesmas 1
Klinik -
Posyandu 7
Sumber : BPS Kecamatan Subang, 2016.
c. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu penentu pembangunan bangsa dengan
adanya pendidikan manusia akan menjadi manusia yang berkualitas. Pemerintah
telah menetapkan pendidikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan
sesuai dengan kuputusan Majelis Permusyawaratan Indonesia (MPR) yang
menetapkan bahwa pendidikan disubsidi dari dana APBN sebesar 20 % .
52
Daliono, dkk Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Konteks Bencana Alam di
Kabupaten Sikka (Jakarta : LIPI Press, 2008), h. 33-34.
53
BPS Kecamatan Subang, 2016., h. 16.
37
54
Suko Bandiyono Ngadi, dkk Kondisi Sosial –Ekonomi Masyarakat di lokasi coremap
II :Kab.selayar, h. 21-22
55
Abd. Kadir, dkk Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), h. 6.
56
Ibid, h. 6.
57
Marzuki Mahmud Landasan Pendidikan (Ciputat : HAJA Madndiri, 2014), Cet. 2, h.
18.
58
Abd. Kadir, dkk Dasar-dasar Pendidikan,op.cit,h. 6
59
Ibid., h. 9.
38
60
Eva Bonawati, op.cit, h. 163
39
61
Ibid h. 163
62
Ibid, h. 164
40
yang sederajat. Tertuang pada BAB VI, Pasal 17 (1) dan (2), Undang-undang
No 20 Tahun 2003.
2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah
kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah
Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat. Tertuang pada BAB
VI, Pasal 18 (1) dan (2), Undang-undang No 20 Tahun 2003
3) Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister,
spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Pendidikan
tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Tertuang pada BAB VI, Pasal 19
(1) dan (2), Undang-undang No 20 Tahun 2003.63
Informasi mengenai fasilitas pendidikan mulai dari jenjang TK sampai
dengan Sekolah Menengah Atas (SMA, SMK dan MA) di Kecamatan Subang
Kabupaten Kuningan dapat dilihat pada Tabel 2.6
Tabel 2.6
Jumlah Fasilitas Pendidikan
Jenjang Pendidikan Jumlah Sekolah
TK 5
SD/MI 24
SMP/MTS 4
SMA/MA 2
Sumber : BPS Kecamatan Subang, 2016.
63
Mulyadi “Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat
Tentang Dampak Konversi Lahan Di Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor”,
Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 20176, h. 17-18, tidak dipublikasikan
64
Umar Tirtahardja & S.L.La Sulo Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT.Rineka Cipta,
2012), h. 33-36
41
65
Eva Bonawati, op.cit, h. 230
42
kecamatan Subang berupa telepon seluler, radio, televisi, koran dan pos,
sedangkan sarana informasi yang tersedia berupa media cetak dan media
elektronik.66
Maka kesimpulan dari sarana komunikasi dan informasi adalah segala
bentuk saluran yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dan
berinterkasi dengan orang lain baik itu dengan perantara media elektornik
maupun media non elektronik.
Menurut Gunardo R.B “Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan
yang terdiri atas kendaraan bermotor dan tidak bermotor”.67Kendaraan dibagi
kedalam dua bagian yaitu kendaraan bermotor dan tidak bermotor: “Di dalam
Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan,
kendaraan bermotor adalah semua kendraaan yang digerakan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan diatas rel”68, sedangkan
kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang digerakan dengan
mengandalkan tenaga manusia dan hewan.
“Kendaraan tidak bermotor contohnya yaitu sepeda, grobak dorong,
becak, sado, bedi, cikar, cidomo, kereta kuda, dan grobak sapi sedangkan
kendaraan bermotor contohnya yaitu: sepeda motor, mobil penumpang, mobil
bus dan kendaraan khusus.”69Adapun kegunaan dari adanya kendaraan tersebut
yaitu memudahkan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
sebanyak 12,5 %, dan untuk daya serap produksinya tergolong tinggi dilihat dari
perintaan pasar setiap harinya. Kondisi sosial-ekonomi petani di Kecanmatan
Banyusari setelah berbudidaya jamur merang meliputi tingkat pendidikan anak
petani, serta kepemilikan sarana informasi, komunikasi, dan transportasi yang
meningkat. Adapun tingkat kesehatan petani dan keluarga tidak mengalami
peningkatan. Hasil analisis menunjukan produksi dan permintaan pasar
mempengaruhi pendapatan, sedangkam harga jual jamur tidak memiliki pengaruh
yang berarti.
2. Penelitian yang dilakukan Ivan Nur Rahmadhina, Tahun 2012 “Pengaruh
Budidaya Pepaya California Terhadap Kondisi Sosial ekonomi Petani di Desa
Ciwaringin Kecamatan Lamahabang Kabupaten Karawang”, Persamaan anatara
penelitian yang ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
meneliti Kondisi sosial ekonomi masayarakat. Perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian yang akan dilakukan tidak
meneliti mengenai pelatihan dan teknologi yang dilakukan petani dalam melakukan
budidaya, metode penelitian deskriftif, sedangkan metode yang digunakan dalam
penelitian yang dilakukan adalah menggunakan metode penelitian kulaitatif .
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan mengenai pengaruh modal, hari
orang kerja (HOK), luas lahan, Pelatihan dan teknologi terhadap pendapatan Petani
Pepaya California di Desa Ciwaringin. Adapun kesimpulanya yang diambil adalah
sebagai berikut: Modal (X1) memiliki pengaruh dan signifikasi terhadap
pendapatan Petani Pepaya California di Desa Ciwaringin pada taraf kepercayaan
sebesar 95 %. Hari Orang Kerja (HOK) (X2) memiliki pengaruh dan signifikasi
terhadap pendapatan Petani Pepaya California di Desa Ciwaringin pada taraf
kepercayaan sebesar 95 %. Luas lahan (X3) memiliki pengaruh dan signifikasi
terhadap pendapatan Petani Pepaya California di Desa Ciwaringin pada taraf
kepercayaan sebesar 95 %. Pelatihan (X4) memiliki pengaruh dan signifikasi
terhadap pendapatan Petani Pepaya California di Desa Ciwaringin pada taraf
kepercayaan sebesar 95 %. Bahwa dalam teknologi (DX5) tidak ada perbedaan
pendapatan yang signifikan antara Petani Pepaya California di Desa Ciwaringin
45
3. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Dwi Septiani, Tahun 2012 “Kajian Sosial
Ekonomi Rumah Tangga Yang Terkena Proyek Pembangunan Jalan Tol Seksi 2
Ungaran-Bawen” Persamaan dari penelitian ini yaitu mengkaji Kondisi sosial
ekonomi masyarakat khususnya dalam hal: Pendapatan, Tingkat pendidikan,
Tingkat kesehatan, dan tingkat aksesibilitas. Perbedaan penelitian yang telah
dilakukan mengkaji sosial ekonomi rumah tangga masyarakat yang terkena proyek
pembangunan jalan tol Seksi 2 Unggaran-Bawen, sedangkan penelitian yang akan
dilakukan mengkaji analisis budidaya kopi terhadap kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Selain iu perbedaanya terletak pada metode penelitiannya penelitian
yang telah dilakukan menggunakan kuantitatif deksriftif sedangkan penelitian yang
akan dilakukan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan
peneliti menyatakan bahwa di Desa Klepu yang paling banyak terkena
pembangunan jalan tol Unggaran-Bawen yaitu lahan permukiman, kepemilikan
lahan tanah di Desa Klepu mengalami kenaikan, dengan di bangunya jalan tol
tersebut menyebabkan lokasi organisasi masyarakat mengalami perubahan
khususnya terlihat dari kondisi sosial ekonomi, yang berhubungan dengan
kekayaan yang dimiliki oleh masayarakat yang terkena dampak dari pembangunan
jalan tersebut. adanya kenikan kekayaan yang dimiliki masayarakat tersebut
membuat masayarakat hidup bersifat konsumerisme.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Reddy Zaki Oktama, Tahun 2013 “Pengaruh
Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tigkat Pendidikan Anak Keluarga Nelayan di
Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang Tahun 2013”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif,
Persamaan anatara penelitian relavan dan penelitian yang akan dilakukan yaitu
sama-sama meneliti kondisi sosial ekonomi, sedangkan perbedaanya yaitu variabel
terikatnya lebih memfokuskan kepada tangkat pendidikan masyarakat. Dengan
hasil penelitian: Kondisi sosial ekonomi berpengaruh sebesar 23,2% artinya
kondisi sosial ekonomi secara bersam-sama berpengaruh sebesar 23,2% terhadap
tingkat Pendidikan anak keluarga nelayan di Kelurahan Sugihwaras Kecamatan
Pemalang Kabupaten Pemalang. Sedangkan sisanya 76,8% merupakan faktor lain
seperti aksestabilitas, motivasi, lingkungan dan masih banyak lagi yang tidak
termasuk dalam penelitianya.
47
6. Penelitian yang dilakukan oleh Basrowi dan Siti Juariyah, Tahun 2010 “Analisis
Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading,
Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur” metode penelitian
yang digunakan adalah metode kualitatif, persamaannya sama-sama meneliti
kondisi sosial masyarakat, sama-sama memfokuskan pada suatu analasis,
sedangkan perbedaanya di dalam penelitian yang akan dilakukan tidak hanya
mengkaji tingkat pendidikan saja, tetapi mengkaji juga tingkat pendapatan,
kesehatan, pendapatan dan kepemilikan sarana informasi dan komunikasi
masyarakat. Dengan hasil penelitian, kondisi sosial ekonomi masyarakat desa
Srigading masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari rumah yang di tempati
masyarakat yaitu permanen, semi permanen dan non-permanen, serta dapat dilihat
pula dari jenis pekerjaan yang dimiliki masyarakat Desa Srigading yang mayoritas
petani buruh. Tingkat pendidikan masyarakat Desa Srigading masih tergolong
rendah, hal ini terlihat dari banyaknya yang tidak bersekolah dan rata-rata
masyarakat hanya tamat pendidikan dasar.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Ricky Pratama Putra, Tahun 2013 “Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Dalam Perubahan Status Kota Tangerang Selatan”,
metode yang digunakan dalam penelitian relevan metode deskriptif. Persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu: sama-sama meneliti kondisi sosial
ekonomi yang meliputi : pendidikan, kesehatan, transfortasi, mata pencaharian dan
pendapatan, sedangkan perbedaanya penelitian yang dilakukan di kota Tangerang
Selatan lebih kearah perubahan kota. Dengan hasil penelitian, bahwa kondisi sosial
ekonomi masyarakat dalam perubahan status Kota Tangerang Selatan mengalami
perubahan secara signifikan. Hal ini terlihat dari beberapa aspek diantaranya
adalah aspek pendidikan sebesar 79,05% tergolong baik sedangkan aspek
48
8. Penelitan yang dilakukan oleh Merry Tri H. S, Sugeng Raharto & Titin
Agustina, tahun 2015, “Prospek Pembangunan Komoditas Kopi Robusta di PT.
Kalputih Kecamatan Ledokombo Jember” dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa trend kopi tergolong di PT. Kaliputih pada tahun 2014-2024
mengalami peningkatan sebesar 5193.28 kg yang didapat setiap tahunnya selama
10 tahun kedepan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap pendapatan kopi
ose di PT. Kaliputih adalah jumlah produksi dan harga jual. Prospek perkembangan
kopi robusta di PT. Kaliputih terletak pada posisi white area yang mengartikan
bahwa kopi robusta di PT. Kaliputih baik untuk dikembangkan.Persamaan
penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah untuk
mengetahui Prosfek Pengembangan Kopi Robusta bagi Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat. Perbedaan penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah dalam penelitian yang telah dilakukan lebih meneliti kepada strategi
pengembangan kopi Robusta bagi Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian relevan ini Metode penelitian
deskriptif, analitik, dan kolerasional sedangkan metode penelitian yang akan
dilakukan adalah menggunakan metode penelitian kualitatif.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi, Tahun 2016 “ Pengaruh Kondisi Sosial
Ekonomi Terhadap Pengetahuan Masyarakat Tentang Dampak Konversi Lahan di
Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor” metode penelitian yang
49
Tabel 2.7
Penelitian yang Relevan
No Nama Judul Persamaan dan
Peneliti Perbedaan
1. Silvina “Pengaruh Budidaya Persamaan sama-sama
budidaya terhadap
Maharani Jamur Merang Terhadap
kondisi sosial ekonomi
Kondisi Sosial-Ekonomi masyarakat
Masyarakat Di
Perbedaannnya terletak
Kecamatan Banyusari pada metode penelitian
yang digunakan
Kabupaten Karawang”
penelitian ini
menggunakan metode
50
penelitian deskriptif
sedangkan penelitan lain
menggunakan penelitian
kualitatif
2. Ivan Nur “Pengaruh Budidaya Persamaan sama-sama
meneliti Kondisi sosial
Ramadhin Pepaya California
ekonomi masayarakat
a Terhadap Kondisi Sosial
Perbedaannya peneliti
ekonomi Petani di Desa
meneliti mengenai
Ciwaringin Kecamatan pelatihan dan teknologi
yang dilakukan petani
Lamahabang Kabupaten
dalam melakukan
Karawang” budidaya, selain itu Y
penelitian lain meneliti
pengaruh budidaya
terhadap tingkat
kesehatan masayrakat,
metode penelitian yang
digunakan peneliti yaitu
deskriftif, sedangkan
peneliti lain kualitatif.
3. Indah Dwi “Kajian Sosial Ekonomi Persamaannya mengkaji
Kondisi sosial ekonomi
Septiani Rumah Tangga Yang
masyarakat yaitu :
Terkena Proyek Pendapatan, Tingkat
pendidikan, Tingkat
Pembangunan Jalan Tol
kesehatan, dan tingkat
Seksi 2 Ungaran-Bawen” aksesibilitas.
Perbedaannya peneliti
mengkaji sosial ekonomi
rumah tangga masyarakat
yang terkena proyek
pembangunan jalan tol
Seksi 2 Unggaran-
Bawen, sedangkan
peneliti lain mengkaji
analisis budidaya kopi
terhadap kondisi sosial
ekonomi masyarakat.
4. Yuniarti Pengaruh budidaya Persamaannya sama-
sama ingin mengetahui
rumput laut tambak
kondisi sosial ekonomi
51
kesehatan, pendapatan
dan kepemilikan sarana
informasi dan
komunikasi masyarakat
7 Ricky “Kondisi Sosial Ekonomi Persamaannya sama-
Pratama
Masyarakat Dalam sama meneliti Kondisi
Putra
Perubahan Status Kota Sosial Ekonomi.
Tangerang Selatan”
Perbedaan peneliti
meneliti lebih ke arah
perubahan status kota.
8. Merry Tri “Prospek Pengembangan Persamaannya peneliti
H. S, Komoditas Kopi Robusta
mengetahui Prosfek
Sugeng Di Pt. Kaliputih
Raharto & Kecamatan Ledokombo Pengembangan Kopi
Titin Kabupaten Jember”
Robusta bagi Kondisi
Agustina
Sosial Ekonomi
Masyarakat.
Perbedaannya strategi
pengembangan kopi
Robusta bagi Kondisi
Sosial Ekonomi
Masyarakat, bukan
meneliti analisis. Metode
penelitian deskriptif,
analitik, dan
kolerasional.
9. Mulyadi Pengaruh Kondisi Sosial Persamaannya
Ekonomi Terhadap
mengetahui kondisi
Pengetahuan Masyarakat
53
Perbedaannya mengkaji
dampak konversi lahan
dan dalam peneliti
relevan meneliti usia dan
pekerjaan masyarakat.
D. Kerangka Berpikir
Budidaya tanaman kopi merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh
manusia bertujuan untuk memperbanyak atau mempertahankan suatu tanaman atau
tumbuhan kopi. Budidaya kopi banyak dilakukan masyarkat karena disebabkan
oleh beberapa hal seperti halnya, topografi di indonesia banyak berupa pegunungan,
tanaman kopi termasuk tanaman yang mudah dalam penanamnaya dan
penggarapanya jika dibandingkan dengan tanaman perkebunan lainnya,dan kopi
termasuk kedalam komoditas pertanian yang memiliki harga jual yang tinggi.
Budidaya kopi terbagi menjadi tiga proses budidaya kopi, analisis usaha tani dan
output.
pelindung, dan peremajaan kopi. Anaslisis usaha tani dalam budidaya kopi sangat
diperlukan dimulai dari tahap persiapan lahan sampai dengan pemasaran. Dengan
analisis uasaha tani kita akan mengetahui kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan,
alat, bahan yang dibutuhkan serta perkiran modal yang dibutuhkan dan pendapatan
yang akan didapat. Output yang dihasilkan dari budidaya kopi yaitu dimulai dari
volume panen, kopi jika dirawat dengan baik dapat berproduksi mulai dari 2,5-3
tahun dapat dipanen, harga jual kopi dapat dihitung berdasarkan keseluruhan biaya
atau modal yang telah dikeluarkan pada tahun-tahun sebelumnya. Untuk pemasaran
kopi masyarakat biasanya menjual kopi kepada para pengepul di desa dan pedagang
dipasar baru kemudian kopi dijual ke para eksportir.
Pendapatan adalah hasil usaha yang di dapat oleh manusia yang berasal
dari orang lain maupun dari hasil keuntungan proses industry berupa uang maupun
barang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapaun
pendapatan yang diperoleh masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan,
perdagangan, angkutan, bangunan, perbanka (kuangan), jasa dan industry. Klasifikasi
pendapatan dapat dikelompokan menjadi beberapa tingkat yaitu : pendapatan sangat
tinggi, tinggi, menengah, sedang dan rendah.
55
Kondisi Sosial
Budidaya Kopi
Ekonomi
Kepemilikan sarana
proses budidaya analisis usaha Tingkat
Output Pendapatan Pendidikan informasi , komunikasi dan
kopi tani Kesehatan
kendaraan
indikator jejang :
a. pembibitan a. persiapan Sarana informasi
klasifikasi : kesehatan : a. TK
lahan dan komunikasi :
b. persemaian a. sangat tinggi a. fasilitas
b. kepemilikan b. SD/MI a. media
c. pengelolaan a. volume panen kesehatan
lahan b. tinggi c. SMP/MTS elektronik
tanah b. harga jual b. tenaga ahli
c. kebutuhan c. menengah d. b. kepemilikan
d. teknik c. pemasaran kesehatan
tenaga kerja d. sedang SMA/SMK/MA kendaraan
penanaman c. sarana dan
d. kebutuhan e. D3 dan SI bermor dan tidak
e. pemeliharan e. rendah prasarana bermotor
bahan dan alat f.. Tidak sekolah
kesehatn
Pengaruh Budidaya
Kondisi Sosial Ekonomi
Tanaman Kopi
Gambar 2.4
Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
https://kuningankab.bps.go.id/index.php/Publikasi# dilihat 26 Oktober 2016
57
58
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
2017
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Revisis Proposal
2. Penyusunan Bab I
Pendahuluan
3. Penyusunan Bab II Kajian
Pustaka
4. Penyusunan Bab III
Metodologi Penelitian
5. Penyusunan Bab IV Hasil
Penelitian
6. Penyusunan Bab V Simpulan
dan Saran
7. Kelengkapan data
8. Penyusunan Laporan
Penelitian
59
B. Metode Penelitian
Dalam buku Lexy J. Meleong Metode penelitian kualitatif di
deskrifsikan sebagai metode penelitian yang menghasilkan prosedur
analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik. Selain itu
penelitian kualitatif juga lebih mengkaji kepada pemahaman yang
dialami oleh subjek yang diteliti. 2
“Sedangkan menurut Sugiono penelitian kualitatif adalah “metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanya adalah
eksperimen) dimana penelitian ini adalah sebagai instrumen kunci teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/ kulaitatif dan hasil penelitian lebih menekankan pada
makna dari pada generalisasi” 3
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian
yang di dalam tahap analisisnya tidak menggunakan analisis statistik dan untuk
pengumpulan data penelitian kualitatif menggunakan triangulasi (observasi,
wawancara, dan dokumentasi) analisis data yang digunkan lebih bersifat
khusus dan bermakna.
2
Lexy J. Meleong Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2006), h. 6.
3
Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung : ALFABETA,
2009)., h. 9
60
4
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hayan terdiri dari manusia akan
tetapi benda-benda juga termasuk bagian dari populasi. Jadi dapat
disimpulkan populasi merupakan seluruh gejala yang terdiri dari seorang
individu, masyarakat, dan masalah yang berhubungan dengan proses
budidaya tanaman kopi di Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan.
Populasi yang akan diteliti disini yaitu sebagai berikut:
4
Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, h. 80
5
Faruk Muhamad dan Djaali Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta : PTIK Press&Restu
Agung, 2005), h. 35
6
Sugiono,op.cit, h. 85
61
Data primer dalam penelitian ini akan yang akan diteliti yaitu : pendidikan,
kesehatan, sarana informasi dan kepemilikan transportasi adapun data tersebut
diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner (angket) kepada para petani kopi dan
juga hasil wawancara dari petani,para pengepul (tengkulak) dan kepala desa.
Sedangkan data skunder yaitu data yang di peroleh dari hasil pengumpulan
data (dokumentasi) yang dapat diuji kebenarnya dan ada hubunganya dengan
7
Silvia Maharani. Pengaruh Budiaya Jamur Merang Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi
Masyarakat Di Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang”Skripsi Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2009, tidak dipublikasikan, hal. 48
62
1. Obervasi (Pengamatan)
Merupakan kegiatan yang dilakukan untuk pengukuran, akan tetapi
obeservasi atau pengamatan disini diartikan lebih sempit, yaitu
pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan yang berarti tidak
mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 8Observasi dalam penelitian ini yaitu
bersifat langsung dengan cara :
a. Melihat secara langsung kegiatan yang dilakukan sehari-hari para
petani kopi di Kecamatan Subang.
b. Melihat secara langsung kondisi perkebunan kopi yang dimiliki
masyarakat
c. Melihat secara langsung kondisi kehidupan sosial-ekonomi
masayarakat.
Adapun kisi-kisi observasi yang digunakan dalam penelitian akan
ditunjukan pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Observasi
No. Kesiapan Observasi Ada Tidak Keterangan
1. Petani kopi
2. Pekerja
3. Memanam kopi
4. Menggarap kopi
5. Memetik kopi
6. Menjemur kopi
8
Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi perbandingan perhitungan
manual & SPSS (Jakarta : Kencana Prenadmedia Group, 2013) h . 19
63
9
W.Gulo Metodologi Penelitian (Jakarta : PT Grasindo, 2010), h. 122
64
10
Sugiono, op.cit, h. 233
65
4. Metode Dokumentasi
11
Irwan Seohatono, Metode Penelitian Sosial (Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, 2008),
h. 70
66
Tabel 3.4
Dokumentasi Penelitian
No Dokumentasi yang diperlukan Sumber
1. Data Kecamtan Subang Web dan Narasumber
2. Data wilayah kecamatan subang BPS dan Narasumber
3. Peta wilayah Peta Administrasi kuningan
F. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Kuesioner (Angket)
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Angket
No Indikator Indikator Sub Indikator No. Soal
Variabel
1. Proses Budidaya a. Lama menjadi 1, 2, 3
petani
Budidaya Kopi
b. Jenis Kopi
c. Asal bibit kopi
Ananlisis Usaha a. Modal 4,5, 6,7
b. Kepemilikan
lahan
12
Faruk Muhamad dan Djaali,op.cit, h. 30
67
c. Luas Lahan
d. Jumlah tenaga
kerja
Output a. Volume panen 8, 9,10
b. harga jual
c. pemasaran
2. a. Pendapatan a. Asal 11,12,13,
Sosial- ekonomi masyarakat
Pendapatan 14,15
b. Jumlah
tanggungan hidup
c. tanggapan
masyarakat
terhadap
pendapatan
d. pendapat setiap
bulan
e. pengeluaran
dalam sebulan
b. Kesehatan a. Kondisi 16,17,18
kesehatan
b. Pergi berobat
d. Antisipasi
menjaga
kesehatan
c. Pendidik a. Pendidikan 19,20,21
formal
b. pendidikan
berkaitan dengan
budidaya
c. kondisi
68
Tabel 3.5Lanjutan
pendidiksn
keluarga
d. tanggapan
masayarakat
terhadap kondisi
pendidikan
keluarga
d. Kepemilikan a. Kepemilikan 22,23,24,
sarana informasi, media elektronik 25
komunikasi dan b. Alat
kendaraan Komunikasi
c. Kendaraan
yang sering
digunakan
d. kendaraan dari
hasil budidaya
2. Pedoman wawancara
Tabel 3.6
Instrumen Wawancara
No Indikator Pertanyaan
1. Proses penanaman kopi 1. Apakah budidaya kopi
sampai panen dan merupakan usaha tani yang
Sumber data : menjanjikan ?
Masyarakat/Petani 2. Apakah tanaman kopi tumbuh
baik disini ?
3. Berapa ketinggian agar kualitas
kopi yang dihasilkan baik ?
4. Apa saja yang diperlukan ketika
ingin melakukan budidaya kopi
?
5. Proses apa saja yang harus
dilakukan sebelum menanam
kopi ?
6. Bibit kopi yang ditanam
biasanya berasal dari mana ?
7. Pengelolaan untuk merawat kopi
menggunakan pupuk ?
8. Bagaimana cara mengelola
tanah agar kopi tumbuh dengan
baik ?
9. Berapa lama waktu yang
diperlukan dimulai dari
pembibitan sampai panen ?
10. Hasil kopi yang telah dipanen
biasanya dipasarkan kemana
saja ?
11. Apakah ada kendala selama ini
menjadi pengepul kopi ?
70
13
Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif dilengkapi perbandingan perhitungan
manual & SPSS (Jakarta : Kencana Prenadmedia Group, 2013) h . 86
73
𝒇
𝑷 = 𝑵 x 100
Keterangan :
P = Peresentasi
H. Interpretasi Data
Setelah presentase dihitung, maka langkah selanjutnya peneliti melakukan
interpretasi data. Adapun pedoman interpretasi yang digunakan
dalampenelitian ini menggunakan Kriteria penilaiaj sekor presentase yang akan
ditunjukan pada Tabel 3.7
14
Ibid., h .87
74
Tabel 3.7
Kriteria Penilaian Sekor Presentase
Presentase Kriteria
0% Tidak ada
12%-24% Sebagian kecil
25%-49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51 - 74% Sebagian besar
75 - 99 % Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
Sumber : Ivan Nur Rahmadhian 201215
15
Ivan Nur Rahmadhina “Pengaruh Budidaya Pepaya California Terhadap Kondisi
Sosial ekonomi Petani di Desa Ciwaringin Kecamatan Lamahabang Kabupaten Karawang
Tahun 2012” Skripsi pada sarjana Universitas Pedididkan Indonesia, Bandung, 2012, h. 55,
tidak dipublikasikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Kondisi Fisik
a. Letak dan Luas
75
76
Curah hujan di Kecamatan Subang selama tahun 2016 rata-rata per bulan
sebesar 8,00 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Maret yang
mencapai 499,00 mm dengan jumlah harian hujan 26 hari, sedangkan kemarau
pada tahun 2016 jarang terjadi dikarenakan setiap bulan selalu turun hujan.
2. Kondisi Sosial
a. Pemerintah
b. Kependudukan
c. Pendidikan
Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Subang saat ini
terdiri dari 11 Pendidikan Usia dini (PAUD), 5 taman kanak-kanak (TK), 16
Sekolah Dasar Negri, 8 Madrasah Ibtidaiyah, 3 Sekolah Menengah Pertama, 1
Madrasah Tsanawiyah, 1 Sekolah Menengah Atas dan 1 Madrasah Aliayah.
Usia sekolah yang cukup tinggi perlu diperhatikan atau kecukupan sara
pendidikan ini terutama untuk tingkat SLTP dan SMA.
e. Agama
f. Pertanian
3. Saran Perekonomian
Ketersedian berbagai macam fasilitas penunjang di tingkat Kecamatan
dapat memebrikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan segala
macam kegiatan termasuk kegiatan perekonomian. Di kecamatan Subang
tersedia pasar tradisional. Selain itu, keberadaan fasilitas perekonomian berupa
warung dan toko tersebar di tiap-tiap desa bahkan hingga tingkat RT dan RW.
Tersedianya pasar sangat membantu warga karena lokasi kecamatan yang
tergolong jauh dari daerah perkotaan. Selain itu juga lembaga keuangan seperti
Bank Umum dan lembaga keuangan Non KUD. Hal ini menunjukan sudah
cukup baiknya ketersediaan fasilitas perekonomian di Kecamatan Subang.
B. Deskripsi Data
Di dalam penelitian ini yang berjudul “Pengaruh Budidaya Tanaman Kopi
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Subang
Kabupaten Kuningan” digunakan parameter dalam mengukur variabel kondisi
79
a) Proses Budidaya
Tabel 4.2
Jenis Kopi
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
2. Robusta 20 100,00 %
Jawa 0 0,00 %
Luwak 0 0,00 %
Gayo 0 0,00 %
Arabika 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
1
Hasil wawancara dengan pengepul/pedagang kopi, Subang 23 September 2017
81
subag curah hijan rata-rata 17 hari per bulan, sehingga jenis kopi
robusta dapat tumbuh dengan baik di daerah tersebut.”2 Hasil
observasi akan digambarkan pada Gambar 4.2
2
Hasil wawancara petani kopi, Subang 22 September 2017
82
Tabel 4.3
Asal Bibit Kopi
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
3. Menyemai 18 90, 00 %
Menyetek 1 5, 00 %
Membeli dari took 0 0,00 %
Tumbuh Sendiri 0 0,00 %
Mencangkok 1 5, 00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Dari tabel 4.3, hampir seluruh yaitu 90,00% atau yang ditafsirkan
sejumlah 18 responden menjawab asal bibit kopi yang digunakan dalam
budidaya tanaman kopi dari menyemai, sebagian kecil yaitu 5,00 %
atau yang ditafsirkan sejumlah 1 responden menjawab menyetek, dan
sebagian kecil yaitu 5,00 % atau yang ditafsirkan sejumlah 1 responden
menjawab mencangkok.
b) Analisis Usaha
Analisis usaha dalam budidaya tanaman kopi di dalam penelitian
ini terdiri dari modal yang diperlukan dalam budidaya tanaman kopi,
kepemilikan lahan yang digunakan, luas lahan yang digunakan dalam
usaha budidaya tanaman kopi, dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
dalam melakukan budidaya tanaman kopi. Adapun selanjutnya yaitu
modal ditunjukan pada Tabel 4.4
3
Hasil wawancara petani kopi, Subang 22 September 2017
83
Tabel 4.4
Modal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
4. 7.100.000 – 10.000.000 2 10,00 %
5.100.000 – 7.000.000 8 40,00 %
2.600.000 – 5.000.000 8 40,00 %
1.100.000 – 2.500.000 2 10,00 %
Dibawah 1.000.000 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
kopi berasal dari pupuk organik dan anorganik selain pupuk untuk
pemeliharaan kopi juga dilakukan penyeprotan hama.”4
Tabel 4.5
Kepemilikan Lahan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
5. Sendiri 18 90,00 %
Pemilik Lahan 0 0,00 %
Pengepul 0 0, 00 %
Perusahaan 0 0,00 %
Pemerintah 2 10, 00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
4
Hasil wawancara petani kopi, Subang 22 September 2017
5
Hasil wawancara dengan pengepul/pedagang kopi, Subang 23 September 2017
85
Tabel 4.6
Luas Lahan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
6. Dibawah 2 hektar 19 95,00 %
2,5 hektar – 5 hektar 1 5, 00 %
5,5 hektar – 7 hektar 0 0,00 %
7,5 hektar – 10 hektar 0 0,00 %
Diatas 10 hektar 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4.7
Jumlah Tenaga Kerja
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
7. 7-10 orang 13 75,00 %
5-7 orang 7 25,00 %
3-5 orang 0 0,00 %
1-3 orang 0 0,00 %
Tidak ada 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
6
Hasil wawancara kepala Desa Situgede, Subang 23 September 2017
86
Dari tabel 4.7, hampir seluruh yaitu 75,00 % atau yang ditafsirkan
sejumlah 13 responden menjawab 7-10 orang, kurang dari setengahnya
yaitu 25,00 % atau yang ditafsirkan sejumlah 7 responden menjawab 5-7
orang tenaga kerja yang dibutuhkan dalam budidaya tanaman kopi
/hektar.
c) Output
Output yang dihasilkan dari budidaya tanaman kopi dalam
penelitian ini terdiri dari berapa kali volume panen/hektar, harga jual atau
keutungan yang diperoleh dari budidaya tanaman kopi/hektar, dan
pemasaran dari hasil budidaya tanaman kopi. Adapun selanjutnya yaitu
volume panen ditunjukan pada Tabel 4.8
Tabel 4. 8
Volume Panen
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
8. Tidak tentu 1 5, 00 %
6 bulan sekali 0 0, 00 %
1 tahun sekali 19 95,00 %
1,5 tahun sekali 0 0,00 %
2 tahun sekali 0 0, 00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
87
Dari tabel 4.8, hampir seluruh yaitu 95,00 % atau yang dapat
ditafsirkan sejumlah 19 responden menjawab 1 tahun sekali, sebagian
kecil yaitu 5,00 % atau yang ditafsirkan sejumlah 1 orang menjawab
volume panen tanaman kopi/hektar tidak tentu.
Tabel 4. 9
Harga Jual
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
21.000.000 - 30.000.000 3 15,00 %
9. 11.000.000 - 20.000.000 5 25,00 %
5.500.000 – 10.000.000 6 30,00 %
1.500.000 – 5.000.000 6 30,00 %
Dibawah 1.000.000 0 0%
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Dari tabel 4.9, kurang dari setengahnya yaitu 30,00 % atau dapat
ditafsirkan sejumlah 6 responden menjawab harga jual atau keuntungan
yang diperoleh dari hasil budidaya tanaman kopi/hektar sebesar Rp.
5.500.000 – 10.000.000 dan Rp. 1.500.000 – 5.000.000, kurang dari
setengahnya yaitu 25,00 % yang ditafsirkan sejumlah 5 responden
menjawab Rp. 11.000.000 - 20.000.000, sedangkan sebagian kecil yang
7
Hasil wawancara petani kopi, Subang 23 September 2017
88
“Sementara itu hasil wawancara petani kopi dari hasil panen kopi
yang didapat setaip satu kali panen petani ada yang mendapatkan 5
ton/ 1 hektar sedangkan apabila diuangkan dari bebearapa pendapat
petani bisa mendapatkan keuntungan sekitar Rp.1.000.000-
20.000.000.”9 Selanjutnya yaitu pemasaran ditunjukan pada Tabel
4.10
Tabel 4. 10
Pemasaran
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
10.Dikelola sendiri 0 0,00 %
Pengepul/pedagang 20 100,00 %
Koperasi KUD 0 0,00 %
Perkebunan swasta 0 0,00 %
Eksportir 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
8
Hasil wawancara dengan pengepul/pedagang kopi, Subang 23 September 2017
9
Hasil wawancara petani kopi, Subang 23 September 2017
89
a) Pendapatan
Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu :
pendapatan yang diperoleh selain dari budidaya tanaman kopi, dari
pendapatan tersebut mampu mencukupi jumlah tanggungan hidup
keluarga, jumlah pendapatan setiap bulan, dan jumlah pengeluaran
setiap bulan. Adapun selanjutnya yaitu asal pendapatan ditunjukan
pada Tabel 4.11
Tabel 4. 11
Asal Pendapatan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
11. Pertanian 16 80,00 %
Perdagangan 1 5,00 %
Jasa 3 15,00 %
Perbankan 0 0,00 %
Bangunan 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
10
Hasil wawancara petani kopi, Subang 22 September 2017
11
Hasil wawancara dengan pengepul/pedagang kopi, Subang 23 September 2017
90
12
Hasil wawancara kepala Desa Situgede, Subang 23 September 2017
91
Pohon pisang
Tabel 4. 12
Jumlah Tanggungan Hidup
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
12. Lebih dari 4 orang 5 25,00 %
4 orang 0 0,00 %
3 orang 8 40,00 %
2 orang 4 20,00 %
1 orang 3 15,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 13
Tanggapan Terhadap Pendapatan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
13. Sangat mencukupi 1 5,00 %
Mencukupi 18 90,00 %
Kurang mencukupi 1 5,00 %
Tidak mencukupi 0 0,00 %
Sangat tidak mencukupi 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
13
Hasil wawancara kepala Desa Situgede, Subang 23 September 2017
94
Tabel 4. 14
Pendapatan setiap bulan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
14. Dibawah 1.000.000 9 45,00 %
1.500.000 - 2.000.000 6 30,00 %
2.500.000 - 3.000.000 4 20,00 %
3.500.000 – 4.000.000 0 0,00 %
Lebih dari 4.000.000 1 5,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 15
Pengeluaran dalam sebulan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
15. Diatas 1.000.000 9 45,00 %
750.000 - 1.000.000 8 40,00 %
500.000 – 750.000 2 10,00 %
250.000 – 500.000 1 5,00 %
Kurang dari 250.000 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
95
b) Tingkat Kesehatan
Tingkat kesehatan masyarakat yang diukur dalam penelitian ini
meliputi kondisi kesehatan masyarakat, kemampuan untuk berobat
ketika sakit, dan antisipasi dalam menjaga kesehatan. Adapun
selanjutnya yaitu kondisi kesehatan masyarakat ditunjukan pada Tabel
4.16
Tabel 4. 16
Kondisi Kesehatan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
16. Sangat Baik 1 5,00 %
Baik 19 95,00%
Kurang Baik 0 0,00 %
Tidak Baik 0 0,00 %
Sangat Tidak Baik 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 17
Pergi Berobat
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
17. Dokter 2 10,00 %
Mantri 14 70,00 %
Bidan 4 20,00 %
Perawat 0 0,00 %
Dukun Bayi 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 18
Antisipasi Kesehatan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
18. Daftar menjadi anggota 6 30,00 %
BPJS
Daftar menjadi anggota 2 10,00 %
suatu asuransi
Menabung sendiri 10 50,00 %
Menjadi anggota 2 10,00 %
perkumpulan petani
97
c) Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pendidikan
formal terakhir yang ditempuh oleh petani kopi, mengikuti pendidikan
yang berkaitan dengan budidaya tanaman kopi, dan kondisi
pendidikan keluarga setelah menjadi petani. Adapun selanjutnya
pendidikan formal yang ditempuh responden terlihat pada Tabel 4.19
Tabel 4. 19
Pendidikan Formal
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
19. Perguruan Tinggi 1 5,00 %
SMA/SMK/MA 5 25,00 %
SMP/MTS 4 20,00 %
SD/MI 10 50,00 %
Tidak Sekolah 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
98
Tabel 4. 20
Pendidikan Berkaitan dengan Budidaya
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
20. 1 kali 9 45,00%
2-4 kali 11 55,00%
5-7 kali 0 0,00 %
8-10 kali 0 0,00 %
˃ 11 kali 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
14
Hasil wawancara kepala Desa Situgede, Subang 23 September 2017
99
Tabel 4. 21
Kondisi Pendidikan Keluarga
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
21. Perguruan Tinggi 5 25,00 %
SMA/SMK/MA 8 40,00 %
SMP/MTS 4 20,00 %
SD/MI 3 15,00 %
Tidak sekolah 0 0,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
15
Hasil wawancara kepala Desa Situgede, Subang 23 September 2017
100
Tabel 4. 22
Kepemilikan Media Elektronik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
22. Televisi 20 100 %
Radio 0 0,0 %
Koran 0 0,0 %
Internet 0 0,0 %
Tidak ada 0 0,0 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 23
Alat Komunikasi
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
23. Handphone 20 100 %
Telepon rumah 0 0,0 %
Internet 0 0,0 %
Telepon rumah & handphone 0 0,0 %
Tidak ada 0 0,0 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Tabel 4. 25
Kendaraan Yang di Miliki
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase
Item (%)
25. Mobil 0 0,00 %
Motor 12 60,00 %
Sepeda 0 0,00 %
Grobak dorong 0 0,00 %
Tidak ada 8 40,00 %
Jumlah 20 100
Sumber : Data Hasil Penelitian 2017
Selain itu sebagai mana yang dikatakan oleh Ratnandari dan Tjokrowinoto
(1991) dalam Merry Tri S, dkkk, menyatakan bahwa dengan adanya
pengelolaan komoditas kopi telah membuka lapangan pekerjaan untuk petani,
pedagang atau pengepul bahkan sampai eksportir dengan tesedianya lapangan
kerja tersebut maka akan berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan.
Maka dari itu adanya keuntungan yang besar dari komoditas kopi membuat
masayarakat melakukan budidaya tanaman kopi. Karena dengan adanya
budidaya tanaman kopi ini maka akan membuat kondisi perekonomian
masayarakat menjadi meningkat. 17
Hal ini juga didukung hasil dari wawancara pengepul atau pedagang
yang menyebutkan bahwa harga beli dan harga jual kopi tahun ini, dari petani
kepada pedagang 1 kg Rp. 22. 500 sedangkan dari pedagang kepada
pedagang besar atau eksportir yaitu sebesar Rp. 24.000. Adapun keuntungan
yang di dapat petani dari hasil budidaya tanaman kopi dari data wawancara
Rp. 10.000.000-20.000.000.
16
Yuniarti, “Pengaruh budidaya rumput laut tambak (Glacilaria sp) terhadap kondisi
ekonomi masyarakat di Kecamatan Brebes Kabupaten Brebes”Skripsi Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung, 2012, tidak dipublikasikan.
17
Merry Tri H. S, Sugeng Raharto & Titin Agustina, Prospek Pengembangan
Komoditas Kopi Robusta di Pt. Kaliputih Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember,
(Jurnal : JSEP Vol. 8 No.2 Juli 2015), h. 11
108
18
Silvina Maharani, “Pengaruh Budidaya Jamur Merang Terhadap Kondisi Sosial-
Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang” Skripsi Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2009, tidak dipublikasikan.
110
19
Ricky Pratama Putra, “Kondisi Sosial Ekonomi Dalam Perubahan Status Kota
Tangerang Selatan”, Skripsi Pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 9, tidak
dipublikasikan.
111
20
Silvia Maharani, Pengaruh Budiaya Jamur Merang Terhadap Kondisi Sosial-
Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang”Skripsi Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2009,h. 1, tidak dipublikasikan.
112
budidaya, Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan
menggunakan metode deskriptif sedangkan penelitian yang akan dilakukan
menggunakan metode deskriptif kualitatif, selain itu perbedaanya terdapat
pada penelitian yang telah dilakukan mengkaji mengenai pendapatan, kondisi
rumah dan gaya hidup sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengkaji
mengenai pendapatan, pendidikan, kesehatan dan kepemilikan sarana
informasi dan kendaraan yang dimiliki oleh masyarakat. Dari hasil penelitian
yang telah dilakukan menyebutkan bahwa di Desa Randusanga Kulon dan
Randusanga Wetan Brebes cocok untuk di jadikan usaha budidaya tambak
rumput laut Glacilaria sp, kerena dipengaruhi oleh faktor fisik lingkungan,
selain itu juga didiukung oleh faktor sosial ekonomi masyakarakat yang
dimiliki masyarkat seperti pendidikan, keterampilan petani dan juga modal.
Usaha budidaya tambak rumput laut Glacilaria sp di Berebes sangat
berpengaruh terhadap tinggi rendahya pendapatan petani yang ada di Brebes .
Modal, luas lahan dan hasil produksi budidaya tambak rumput laut Glacilaria
sp juga berpengaruh terhadap kondisi rumah dan gaya hidup masyarakat.
Selain itu penelitian ini terdapat kemiripan hasil yang terdapat pada
penelitian terdahulu Yakni skripsi milik Sivina Maharani,tahun 2009
Pengaruh Budidaya Jamur Merang Terhadap Kondisi-Sosial Ekonomi
Masyarakat di Kecamatan Banyausari Kabupaten Karang, Persamaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama meneliti kondisi sosial ekonomi maayarakat,
Sedangkan perbedaanya terletak pada metode penelitian yang digunakan
penelitian relevan ini menggunakan metode penelitian deskriptif sedangkan
penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan
hasil penelitian disimpulkan bahwa berkembangnya budidaya jamur merang
di kecamatan Banyuwangi didukung oleh faktor fisik seperti iklim (suhu dan
kelembaban udara), untuk faktor fisik lainya seperti cahaya matahari,
oksigen, karbondioksida, Ph serta sanitasi dan higenis perlu dikembangkan
lebih lanjut oleh para petani dengan membuka jendela atau lubang sirkulasi,
114
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti memiliki keterbatasan dalam melakukan penelitian yang
mempengaruhi kondisi penelitian yang dilakukan. Adapun keterbatasan
tersebut antara lain:
1. Sulit untuk menemukan responden untuk mengisi angket dan wawancara,
karena memiliki ketakuan salah ketika menjawab pertanyaan
2. Keterbatasan tingkat pengetahuan masyarakat yang susah menyerap kata-
kata dalam angket karena masih terpaku kedalam Bahasa daerah.
3. Masyarakat harus bisa menekan biaya produksi dan menaikan harga jual
agar keuntungan yang diperoleh besar
4. Keterbatasan dokumen yang dimiliki oleh desa belum lengkap semua
5. Lokasi yang ditempuh relatif jauh sehingga menyulitkan peneliti ketika
akan melakukan penelitian
6. Biaya yang diperlukan relatif besar berkaitan dengan biaya tranfortasi,
biaya komunikasi dan biaya pada saat penyebaran angket.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
115
116
Sumber Buku :
Daliono, dkk. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Konteks Bencana Alam di
Kabupaten Sikka . Jakarta : LIPI Press, 2008.
Hartomo & Aziz,Arnicun. Ilmu Sosial Dasar Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Kadir, Abd. Dkk. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009.
Mankiw, Gregory,N. Pengantar Ekonomi. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2003.
Njiyanti, Sri & Danart. Kopi :Budidays dan Penangan Lepas Panen. Jakarta :
Penebar Swadaya, 2011.
Panggabean, Edi. Buku Pintar Kopi. Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka, 2011.
117
118
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahsa Indonesia Gitamedia Press, Edisi Terbaru.
Tirtahardja, Umar & S.L.La Sulo Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT.Rineka Cipta,
2012.
Sumber Skripsi :
Maharani, Silvia. Pengaruh Budiaya Jamur Merang Terhadap Kondisi Sosial-
Ekonomi Masyarakat Di Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang”Skripsi
Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2009, tidak dipublikasikan.
Putra, Pratama, Ricky .“Kondisi Sosial Ekonomi Dalam Perubahan Status Kota
Tangerang Selatan”, Skripsi Pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
tidak dipublikasikan.
Septiani, Dwi, Indah. Kajian Sosial Ekonomi Rumah Tangga Yang Terkena Proyek
Pembangunan Jalan Tol Seksi 2 Ungaran-Bawen, Skripsi Jurusan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 2012, tidak dipublikasikan
119
Sumber Jurnal :
Sumber Undang-Undang :
Undang-Undang Nomor. 5 tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok Agraria
Sumber Dokumen :
Data Penduduk Masyarakat Desa Situge Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan
Sumber Internet :
http://kuningangunungaci.desa.kemendesa.go.id/index.php/produk-detail/75/7-
kopiku-kopi-gunung dilihat 21 Maret 2017
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-budidaya-tanaman/ diakses 29
Desember 2016 Pukul 13.00
http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186?,dilihat
pada 20 Desember 2016.06.17
Lain-Lain :
NIM ll13015000032
Jurusan/Prodi Pendidikan IPS/Gcografl
Judul Skripsi Pengaruh Budidaya Tanaman Kopi Terhadap Kondisi Sosial
kolomi Masyarakat
asvara di Kecamtan Subangg Kabupaten Kuningan
1 unl
Paraf
No Judul dan Halaman Buku Pembimbing Pembilnbing
1 2
BAB I ′
Eva Bona■ rati Gθ θ
♂貿′ルdθ ′θ ∫
Jα ,(Yogyak肛 ぬ
1
2
:Penerbit Olllbak,2014),h.19
Ibid,h.62
タ ル
│レ
多
仁ド
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan,
"Kecamatan Kuningan dalam Angka Tahun
3 2016,
https :/lkunineankab. bps. eo.i d/index. phtp/Publik
asi#dilihat 26 0ktober 2016
http:〃 idowikipedia.org/wiki/pertanian dilihat 26
4
0ktober 2016 み み
Silvia Maharani, Pengaruh Budiaya Jamur
Merang Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi
5
Masyaraknt Di Kecamatan Banyusari
Kabupaten Karowang"Skripsi Sarjana
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
2009,h. l, tidak dipublikasikan.
http ://www. i nd onesi a-
6 investments.com/id/bisnislkomoditas/kopi/item
186?,dilihat pada 20 Desember 2016.06.17
レ
Ib id;http ://www.indonesia-
7
1 陛
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kuningan,
"Kecamatan Kuningan dalam Angka Tahun
10 2076",
lrttps :/lkur.r insankab.bps. go. idlinde x.php tP ubliV
asi#dilihat 26 0ktober 2016
Data Penduduk Masyarakat Desa Situge
Kecamatan Subang Kabupaten Kuningan , ´ ル
http://kuningangunungaci.dcsa.kemendesa.go.i
つι
ル
20
Tingkat Pendidikan Keluarga Nelayan di
Kelurahan Sugihwaras Kecamatan Pemalang
Kabuoaten Pemalang, Skripsi Jurusan Geografi
Fakultas ilmu Sosial Universitas Negeri
Semarang 2012.,h.12 ″ ん
И β
Hartomo & Arnicun Aztz |lmu Sosiol Dosar
つ4
9 一
h.195… 196. 刻
一
Ibidっ /
4厚
Ricky Pratama Putra, "Kondisi Sosial Ekonomi
Dalam Perubahan Status Kota Tongerang
うD
つ4
イル
Barlian Muhammad Prfrs″ ― Prf4S″ E肋 θ j
26 И ルθ(PT Indeks Kelompok Gramedia,2005), ““
h.64
Munifa, "Analisis Tingkat Pendapatan
Masyaraknt Sekitar PTPN XI Pabrik Gula
P a dj ara ka n Ke ca ma tq n P a dj a ra kan Ka b upa te n
27
P robolinggo", Skripsi pada sarj ana Universitas
Jember, Jember, 2013, h. 6, tidak
dipublikasikan
Eva Bonawati Gθ ο ガ ルガθttι sJα o「 Ogyakarta
′ /レ
28
:Penerbit Ombak,2014),h.159
29 Ibidn h.160 ″
ノ
′M
―
Suko Bandiyono Ngadi, dkk Kondisi Sosial -
36 Ekonomi Masyarakat di lokasi coremap II
:Kab.selayar , h. 21 -22
Abd. Kadir, dkk Dasar-dasar Pendidilmn,
∽
37 (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, の
38 Ibidn h.6. /′ レ
41 Ibid.,h.9
―
/ ル
Eva Bonawati Geografi Indonesia (Yogyakarta
42
: Penerbit Ombak, 2014), h. 163 多 ル
43 Ibid h.163 勿 し
44 Ibid h。 164 Z//ノν
ん
Mulyadi "Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi ―
渉
45
Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor",
Skripsi pada Sarjana UIN Syarif Hidayatullah
20176,h.17… 18.tidak dipublikasikan
Jakarta、
Umar Tirtahardja &
S.L.La Sulo Pengantar
46
存
Pendidikan (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 2012),
h.33-36
Eva Bonawati Geografi Indonesia (Yogyakarta
47
:Penerbit Ombat 2014),h.230 響 /3‐
Daliono, dkk Kondisi Sosial Ekonomi
48 Masyarakat dalaln Konteks Bencana Alam di
刀 /b―
7レ
/
Eva Bonawatr Geogrefi Indonesia (Yogyakarta
62
: Penerbit Ombak, 2014),h.99 ″
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan
Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar ″
ル
63
Swadaya, 20ll),28
Suwarto & Yuke Octavianty βγdidりa f2
64
7レ α α Pθ rル b“ ηα′こルほ形p″ α′,h.140 ぞ 乙
″ /
Sri“Njiyanti
“ “ & Danarti Kopi :Budidays dan
:
ル
65 Penongan Lepas Panen, (Jakarta Penebar
Swadaya. 201l). 6
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan
66 Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadaya,2011), 15-16
ん
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidoys dan
67 Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadaya. 2011). 16-17
ル
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan
68 Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadaya. 201l). 17-18
ψ 離
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan
69 Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadaya 20l l), 30
多 ん
/L/
70 乃4h。 91… 93 役
Sri Njiyanti & Danarti Kopi :Budidays dan
71 Penangon Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
Swadava. 201 I ). 94 ´
Suwarto & Yuke Octavianty Budidaya 12
ワ/
つ乙
た
D
ンル
78 乃 Jグ .,h.160 ″
/t´
、
Sri Njiyanti &
Danarti Kopi :Budidays dan
Penangan Lepas Panen, (Jakarta : Penebar
燿
79
Swadaya, 201 1). 1 80- I 83
80 lbid..h.183 ´ ん
ⅣIerry Tri H.S, Sugcng Ral■ arto & Titin
81
Agustina, Pπ 〕
K2′ ′ Rθ b雰 ″
Zθ 滅9妥η″ bθ
,pgた Pg′ gg“ bargar Kb″ οグリ
″ PA fOJ″ ″ ′ 乃 」
JObttα た″ jセ ″ bθ ろ
tas
0`α ″α″ 燿
(Jumal:∬ EP
み
フbi∂ Ⅳb.2」載 ′2θ f5),h.11
00
うん
Ibid..h.12 ″ ′
BAB HI タ ハ
https://kuningankab.bps.go.id/index.php/Publik
83
asi#dilihat 26 0ktobcr 2016 ″ ∠
Lexy J.Meleong 滋 ゎあ Jagi Pθ ′θ′
J′ ″燿
κα ′J″ ′
84
“
ノGandung:PTo Rclntta Rosdakarya,
2006)3h.6. み
Sugiono L彪 Pcrcri″ αη K“ α″:″ ′ √
85 κ″ α″″′
Suglono
√
2009)..h.9
滋7“
"滋
R&D(Bandung:ALFABETA,
■をグリ″レ Pc″ 4 &α ″′′ィ
μ
86 K“ αJJ放 ′
√ 盪7″
`:i`iα
R&D(Bandung:ALFABETA, η ム
2009),h.80
Faruk Muhamad dan DiaJi 滋 わあ Jο g7
87 Pθ 4β J″ jα tt
Agungっ 2005),h.35
Sθ sJα J(Jakarta:PTIK Press&Restu
ル
Suglono ■々′θル ′θ燿 ′ ′
′αtt κ夕α″″″げ
√ dα η R&D(Bandung:ALFABETAz
`′
89 κ αJi″ ′
“
2009),h_85 ル
W.Gulo Jを ゎあ Jοgノ Pθ ηθJJ″ α (Jaka■ a:PT
90
Grasindo,2010),h.122 “ グ ル
Sugiono んた /ο グc Pθ ηcι iα ′ κ θ jzα //
″
f′
“ "′
91 κγα′′′
α′/グ αη Rと D(Bandung:AIン FABETA,
2009),h.23 ル
lru,an Seohatono. l4elocle Penelitian,lo:;ial
92 (Bandung : PT.Ren.ra.ia Rosdakary,a. 2008). h.
70 ´ ル
Faruk Muhamad dan ttaali M3わ あ′
οgz
93 Pθ ″ι″′ Sθ ∫Jα J(Jakarta:PTIK Press&Restu
ん
Jα
“
Agung.2005)3h.30
Suglono M2′ θ虎 ′ιttθ ′ ゴ
α″ 娩 α′′
j′
′徽 //
/Jα ′ RttD(Bandung:Al′ FABETA,
ん
94 κ夕α′′
/θ ノ
2009),h.92
Syofian Siregar Metode Penelitian Kuantitatif
95
dilengkapi perbandirugan perhitungan mqnual
& SP^SS (Jakarta : Kencana Prenadmedia 勁 ル
Group,2013) h . 86 小
96 Ibid.,h.87 η /ん
Ivan Nur Rahmadhina "Pengaruh Budidaya
Pepoya Califurnia Terhadap Kondisi Sosial
ekonomi Petani di Desa Ciwaringin Kecamatan
97 Lamahabang Kabupaten Karawang Tahun
2012 " Skripsi pada sarjana Universitas ル
Pedididkan Indonesia, Bandung, 2012, h. 55,
tidak dipublikasikan.
BAB Ⅳ
Merry Tri H. S, Sugeng Raharto 8L Titin
Agustina, Prospek Pengembangan Komoditas
ル
98 Kopi Robusta di Pt. Kaliputih Kecamatan
Ledolrombo Kabupaten Jember, (Jurnal : JSEP
Itol. 8 No.2 Juli 2015),h.ll
Mengesahkan:
Pembimbing Skripsi I
LANIIPIRAN 2
KEMENTER:AN AGAMA No.Dokumen : F:丁 K― FR― AKD-081
U!N」 AKARTA 丁gl.Terbit i l Maret 2010
FITK
FORM(FR) No.Revisi: : 01
」
r lr tt Juanda No 95 Clpυ rarィ 5`,2′ ndonesla
Hal
SURAT BIMBINGAN SKRIPSl
Nomor : Un.0 llF. l/KM.01.3/27 l.l20l7 」akarta,10 Februa五 2017
Lamp. : -
Hal : Bimbingan Skripsi
Kepada Yth.
1. Andri Noor Ardiansyah, S.Pd, M.Si
2. Tri Harjawati, S.Pd, M.Si
Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
NIM ll13015000032
Jurusan Pendidikan IIInu Pcngctahuan Sosial
Semester VⅡI(Dclapan)
Judul Skripsi PCngarLlh Budidaya Tanalllan Kopi Tcrhadap lく ondisi Sosial
Ekononli Masyarakat E)i Kecanlatan Subang Kabupatcn Kumngan
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 16 Desember
2016, abstraksloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada judul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enanr) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
ⅣLPd
11012
Tmbusan:
1. Dekan FIX
2. Kaiur Pend_IPS
3。 Mahasiswa ybs_
LAMPIRAN 3
Kepada Yth.
BapaUlbu
Kepala Desa Situgede Kecamatan Subang
di
Tempat
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
M.Pd
142008011012
Tembusan:
1. Dekan FITK
2. Pembantu Dekan Bidang Akademik
3. Mahasiswa Yang bersangkutan
LAMPIRAN 4
PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN
KECAMATAN SUBANG
DESA SITuGEDE
Alamat : Jl. Desa Situgede Kecamqtan subang Kabupaten Kuningan 4ssg6
SURAT IZIN
Nomor:141/θ フ /Pem
Nama AHMARI
Jabatan Kepala Desa Situgede
Situgede,
晨壁 鰤
Situgede
LAMPIRAN 5
INSTRUMEN OBSERVASI
No. Kesiapan Observasi Ada Tidak Keterangan
1. Petani kopi √ Yang ditemui
dikebun hanya satu
orang
2. Pekerja √ Tidak ada pekerja
3. Memanam kopi √ Tidak ada aktivitas
menanam kopi
4. Menggarap kopi √ Tidak ada aktivitas
menggarap
perkebunan kopi
5. Memetik kopi √ Tidak ada aktivitas
memetik buah kopi
6. Menjemur kopi √ Ada kopi yang
sedang dijemur
7. Penggilingan Kopi √ Terdapat
penggilingan kopi
8. Kondisi Perkebunan √ Ada yang sudah
kopi selesai di garap dan
ada yang belum.
9. Pohon kopi √ Ada yang berbunga
dan ada yang tidak
10. Buah Kopi √ Buah kopi da yang
merah dan masih ada
yang hijau
11. Tanaman selain kopi √ Pohon albasia dan
kapulaga
12. Buah selain kopi √ Pisang, dan Pepaya
13. Saung √ Digunakan untuk
istirahat petani
14. Tempat tinggal √ Tempat tinggal
petani berbentuk
rumah permanen
15. Televise √ Dimiliki hampir
semua petani kopi
16. Handphone √ Hampir semua petani
memiliki
17. Telpon Rumah √ Tidak ada karena
faktor jaringan
18. Kendaraan motor √ Setengahnya petani
memiliki
19. Mobil √ Petani tidak
memiliki
LAMPIRAN 6
INSTRUMEN ANGKET
b. Kepemilikan
lahan
c. Luas Lahan
d. Jumlah tenaga
kerja
Output a. Volume panen 8, 9,10
b. harga jual
c. pemasaran
2. a. Pendapatan a. Asal 11,12,1
Pendapatan 3,14,15
b. Jumlah
tanggungan hidup
Sosial-ekonomi masyarakat
c. tanggapan
masyarakat
terhadap
pendapatan
d. pendapat setiap
bulan
e. pengeluaran
dalam sebulan
b. Kesehatan a. Kondisi 16,17,1
kesehatan 8
b. Pergi berobat
d. Antisipasi
menjaga
kesehatan
c. Pendidik a. Pendidikan 19,20,2
formal 1
b. pendidikan
berkaitan dengan
budidaya
c. kondisi
pendidiksn
keluarga
d. tanggapan
masayarakat
terhadap kondisi
pendidikan
keluarga
d. Kepemilikan a. Kepemilikan 22,23,2
sarana informasi, media elektronik 4,25
komunikasi dan b. Alat
kendaraan Komunikasi
c. Kendaraan
yang sering
digunakan
d. kendaraan dari
hasil budidaya
LAMPIRAN 7
INSTRUMEN WAWANCARA
No Indikator Pertanyaan
1. Proses penanaman kopi 1. Apakah budidaya kopi merupakan
sampai panen dan usaha tani yang menjanjikan ?
Sumber data : 2. Apakah tanaman kopi tumbuh baik
Masyarakat/Petani disini ?
3. Berapa ketinggian agar kualitas kopi
yang dihasilkan baik ?
4. Apa saja yang diperlukan ketika
ingin melakukan budidaya kopi ?
5. Proses apa saja yang harus dilakukan
sebelum menanam kopi ?
6. Bibit kopi yang ditanam biasanya
berasal dari mana ?
7. Pengelolaan untuk merawat kopi
menggunakan pupuk ?
8. Bagaimana cara mengelola tanah
agar kopi tumbuh dengan baik ?
9. Berapa lama waktu yang diperlukan
dimulai dari pembibitan sampai
panen ?
10. Hasil kopi yang telah dipanen
biasanya dipasarkan kemana saja ?
11. Apakah ada kendala selama ini
menjadi pengepul kopi ?
12. Apakah ada rencana kedepanya
untuk mengembangkan usaha sendiri
?
2. Kepemilikan lahan, 1. Sudah berapa lama bapak menjadi
kebutuhan tenaga kerja dan kepala desa ?
sarana informasi dan 2. Berapa jumlah penduduk yang
komunikasi masayarakat tinggal disini ?
Sumber data : Kepala Desa 3. Masyarakat yang melakukan
budidaya kopi lulusan dari sekolah ?
4. Bekerja pada sektor apa saja
penduduk yang tinggal di desa ini ?
5. Apakah lahan pertanian yang luas
sudah dimanfaatkan dengan baik
oleh warga ?
6. Lahan kopi yang digarap petani
merupakan lahan milik sendiri atau
pemeritah ?
7. Menurut bapak budidaya tanaman
kopi membantu perekonomian warga
atau tidak ?
8. Apakah banyak masayarakat yang
tertarik untuk melakukan budidaya
kopi ?
9. Berapakah kebutuhan tenaga kerja
yang dibutuhkan dalam budidaya
kopi ?
10. Apakah masyarakat sudah diberi
penyuluhan tentang budidaya kopi
yang baik dan benar ?
11. Biasanya masyarakat tau proses
budidaya kopi dari mana ?
12. Apakah dengan adanya budidaya
kopi kondisi sosial ekonomi
masyarakat menjadi lebih baik ?
13. Apakah sarana informasi dan
komunikasi masayarakat di Desa ini
sudah dapat dijangkau oleh semua
masyarakat ?
14. Kedepanya adakan rencana bapak
untuk memberikan pembekalan
mengenai budidaya kopi kepada
masyarakat ?
3. Pemasaran dan pendapatan 1. Sejak kapan bapak/ibu mulai
Sumber data : Pengepul/ menjadi pengepul kopi ?
Pedagang 2. Apa alasan yang membuat bapak/ibu
memilih menjadi pengepul kopi?
3. Apakah bapak/ibu mempunyai
pekerjaan sampingan lain selain
menjadi pengepul kopi ?
4. Berapakah modal yang dibutuhkan
untuk menjadi pengepul kopi ?
5. Berapa pengahasilan yang bapak/ibu
dapat dari menjadi pengepul kopi ?
6. Biasanya bapak/ibu membeli kopi
langsung di kebun atau di datang
kerumah orang yang mau menjual
kopi ?
7. Harga 1 kg kopi biasanya bapak beli
dengan harga berapa?
8. Harga 1 kg kopi biasanya bapak jual
dengan harga berapa ?
9. Bapak/ ibu biasanya menjual kopi
yang terkumpul kemana ?
10. Setiap berapa hari sekali bapak/ibu
menjual kopi kepada pedagang
besar/eksportir?
11. Apakah ada kendala selama ini
menjadi pengepul kopi ?
12. Apakah ada rencana kedepanya
untuk mengembangkan usaha sendiri
?
LAMPIRAN 8
HASIL OBSERVASI
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melihat dan
megamati secara langsung kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh petani,
melihat kondisi atau keadaan perkebunan kopi, melihat kondisi kehidupan
sosial-ekonomi masayarakat.
a. Aktivitas yang dilakuakan petani
Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, didapatkan bahwa pada saat
dilakuakan observasi peneliti hanya menemukan satu orang petani kopi
yang sedang menjemur kopi sisa dari hasil panen, pada saat observasi
tidak menemukan pekerja yang sedang bekerja menanam, menggarap atau
memetik kopi karena pada saat dilakukan penelitian telah lewat waktu
panen kopi sehingga para pekerja sudah tidak bekerja. Namun peneliti
menemukan petani yang sedang menjemur kopi, selain itu peneliti
menemukan kopi yang telah dijemur dan siap digiling. Selain itu pada saat
penelitian ditemukan penggilingan kopi yang biasa digunakan oleh petani
untuk menggiling kopi.
b. Kondisi atau Keadaan Perkebunan Kopi
Dari hasil observasi yang dilakukan penilitian, didapatkan bahwa kondisi
perkebunan ada yang sudah digarap seperti penyiangan rumput dan tunas,
ada juga tanaman kopi yang belum digarap. Pohon kopi yang ditemukan
ada yang berukuran panjang dan pendek. Ada juga beberapa pohon kopi
yang sudah mulai berbunga kembali.
c. Buah Kopi
Dari hasil observasi yang dilakukan penilitian, didapatkan bahwa buah
kopi yang ditemui sisa dari hasil panen ada yang masih berwarna hijau
namun ada juga kopi yang telah berwarna merah dan siap untuk dipanen.
d. Tanaman Selain Kopi
Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa area perkebunan
kopi selain ditanami kopi ada juga tanaman lain yaitu tanaman arbi dan
kapol, tanaman tersebut merupakan salah satu sumber untuk petani
medapatkan penghasilan selain dari kopi.
e. Buah Selain
Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa di area
perekebunan kopi banyak tumbuh buah-buahan seperti halnya buah
pisang, papaya ada juga buah sukun yang dapat dinikmati atau dimakan
oleh petani.
f. Tempat Tinggal
Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa sebagian besar rumah-rumah
warga merupakan bangunan yang bersifat permanen tetap (bangunan yang
terbuat dari tembok).
g. Televisi
Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa sebagian besar petani
memiliki televise disetiap rumah untuk mendapatkan informasi atau berita
yang terjadi setiap harinya di luar.
h. Handphone
Dari hasil obeservasi didapatakan hasil bahwa seluruhnya petani
menggunakan handphone untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan
keluarga yang berada di luar daerah.
i. Kendaraan Bermotor
Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa setengahnya petani petani
memiliki motor dan setiap hari menggunakan alat transpotasi kendaraan
motor untuk beraktivitas atau untuk bepergian.
LAMPIRAN 9
LEMBAR ANGKET PENELITIAN
PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN KOPI TERHADAP KONDISI
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN SUBANG
KABUPATEN KUNINGAN