(Studi Kasus Pada Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
SKRIPSI
OLEH
KRISMA FEBRI CAHYANINGTYAS
NIM 160141600632
(Studi Kasus Pada Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
SKRIPSI
OLEH
KRISMA FEBRI CAHYANINGTYAS
NIM 160141600632
i
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN
KAMPUNG WISATA DURIAN
(Studi Kasus Pada Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Negeri Malang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program sarjana
Oleh
Krisma Febri Cahyaningtyas
Nim 160141600632
ii
ABSTRAK
Kampung Wisata Durian adalah kampung berbasis wisata kuliner yang terletak
ditengah Kabupaten Ponorogo. Kampung tersebut berada dalam lingkungan masyarakat
yang terdapat suatu kelembagaan informal yaitu kelompok sadar wisata atau disingkat
Pokdarwis. Pokdarwis adalah lembaga informal yang sengaja dibentuk oleh masyarakat
dalam berperan, berkontribusi dan memiliki kepedulian terhadap pengembangan potensi
wisata daerah. Pengembangan adalah usaha yang bertujuan untuk berkembang kearah
yang lebih baik sehingga dapat memberi dampak perubahan dan pertumbuhan.
Pengembangan dalam kampung wisata bisa diartikan secara kualitas dan kuantitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana partisipasi apa yang diberikan
masyarakat dalam pengembangan kampung wisata durian terutama di masa pandemik.
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
yaitu studi kasus. Subjek pada penelitian kali ini adalah Kampung Wisata Durian yang
terletak di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini
diawali dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Kemudian data yang diperoleh dari pengumpulan data di analisis dan reduksi data. Pada
tahap keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi sumber yang dilanjut dengan
proses pengecekan data yang diperoleh peneliti.
Hasil dari penelitian menunjukkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan
Kampung Wisata Durian antara lain : (1) Kampung Wisata Durian berawal dari gerakan
kelompok tani yang memiliki inisiatif dan adanya produk durian kanjeng sehingga
memunculkan ide untuk membuat kampung wisata durian (2) Partisipasi Masyarakat
adalah melakukan semua kegiatan hal di lapangan dan melakukan promosi melalui sosial
sedaangkan campur tangan Pemerintah yaitu memberikan fasilitas seperti gazebo dan
lainnya (3) Permasalahan yang dihadapi Kampung Durian adalah terkait sarana dan
prasarananya dan juga adanya wabah pandemik sehingga diperlukan pelatihan khusus
untuk mengolah durian agar lebih efisien.
Saran yang dapat diberikan terkait masalah utama yaitu wabah pandemik adalah
membuat produk olahan dari bahan dasar durian. Hal tersebut akan sangat efektif karena
mengurangi jumlah durian yang tidak laku atau tidak terkonsumsi karena membusuk.
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan meskipun masih jauh dari kata
sempurna. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membekan cahaya kebenaran kepada umatnya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
program Sarjana Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang. Selama
penyusunan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu
penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak pihak yang telah membantu
terwujudnya proposal skripsi ini. Pihak-pihak tersebut antara lain:
1. Prof. Dr. Bambang Budi Wiyono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang yang telah memberi izin untuk
melakukan penelitian.
2. Dr. Zulkarnain, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang
telah memberikan dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. Moh Ishom, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
dan mengarahkan atas selesainya skripsi ini.
4. Dr. Endang Sri Redjeki, M.S sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan atas selesainya skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Luar Sekolah yang telah memberikan ilmu
pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan Informal dan Nonformal.
6. Bapak Bambang Subgyo selaku pengurus ketua Kampung Wisata Durian
yang telah memberikan waktunya selama melaksanakan penelitian di
lapangan.
7. Kedua orang tua yang terus memotivasi, memberikan do’a yang tiada putus
demi kelancaran dalam menyelesaikan skripsi.
8. Kepada segenap Keluarga Besar PLS Angkatan 2016 yang telah memberikan
kenangan selama pada masa perkuliahan di Universitas Negeri Malang.
9. Semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih memiliki
kesalahan maupun kekurangan sehingga penulis masih membutuhkan saran dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL .................................................................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................. iii
ABSTRACT ............................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................... 6
E. Landasan Teori ................................................................................. 7
F. Kajian Teori ..................................................................................... 9
vii
2. Partisipasi Masyarakat dan Campur Tangan Pemerinah Desa ...... 40
3. Permasalahan yang Dihadapi dan Upaya Penyelesaiannya .......... 44
BAB IV PEMBAHASAN
A. Awal Mula Terbentuknya Kampung Durian ..................................... 46
B. Partisipasi Masyarakat dan Campur Tangan Pemerintah Terhadap
Pengelolaan Kampung Wisata .......................................................... 47
C. Permasalahan yang Dihadapi dan Upaya Penyelesaiannya ................ 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 54
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Penelitian Terdahulu...................................................................... 7
2.1 Rincian Waktu Penelitian ....................................................................... 23
3.1 Persentase Penggunaan Lahan Di Desa Ngrogung ................................. 37
3.2 Jumlah Penduduk Dilihat dari Umur ..................................................... 37
3.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Desa Ngrogung 37
3.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Matapencaharian Desa Ngrogung .... 38
3.5 Profil Informan Terbentuknya Kampung Durian .................................... 39
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Peta Kabupaten Ponorogo ...................................................................... 25
2.2 Teknik Analisis Data dan Model Interaktif ............................................ 31
2.3 Triangulasi dengan Tiga Sumber Data ................................................... 32
3.1 Pintu Masuk Kapung Wisata Durian ...................................................... 41
3.2 Fasilitas di Kapung Wisata Durian ........................................................ 44
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kode Catatan Lapangan ......................................................................... 57
2. Pedoman Wawancara ............................................................................ 58
3. Panduan Observasi ................................................................................ 61
4. Catatan Wawancara ............................................................................... 62
5. Catatan Lapangan Observasi ................................................................. 74
6. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... 77
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan kekayaan
dan keanekaragaman akan alam yang membentang dari Sabang hingga Merauke.
Keberagaman akan sumber daya alam yang dimiliki tersebut dapat menjadi modal
untuk pariwisata apabila dapat dimanfaatkan dan dikelola dengan baik sesuai
potensinya. Pariwisata dianggap sebagai suatu alternatif di dalam sektor ekonomi
untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan di Indonesia dan diyakini tidak
hanya sekedar mampu untuk menjadi sektor andalan dalam usaha meningkatkan
devisa negara, namun juga mampu mengentaskan kemiskinan (Yoeti 2008: 14).
Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum pada UU RI No. 10 Tahun 2009
tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa penyelenggaraan kepariwisataan
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan
membuka lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan
mendayagunakan objek dan daya tarik wisata di Indonesia. Kebijakan tentang
pariwisata yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut dapat meningkatkan
perkembangan sektor industri pariwisata.
Kampung wisata adalah salah satu contoh dari industri pariwisata yang
berfokus pada basis masyarakat atau Community Based Tourism. Kampung
wisata dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat desa setempat, kemudian hasil
kelola tersebut menghasilkan manfaat dan keuntungan yang dapat dinikmati oleh
masyarakat setempat, baik yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga dapat mengembangkan industri pariwisata tersebut. Melihat dari
prinsipnya, Konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat juga termasuk kedalam
pengembangan masyarakat lokal (Locality Development) sebagaimana yang
diungkapkan Rothman dalam (Suharto, 2009): “Pengembangan masyarakat lokal
(Locality Development) merupakan proses yang ditujukan untuk menciptakan
kemajuan sosial dan ekonomi bagi masyarakat melalui partisipasi aktif serta
inisiatif anggota masyarakat itu sendiri. Kampung wisata terbentuk dari kesadaran
1
2
Kelompok tani merupakan suatu wadah bagi para petani atau peternak
untuk berkumpul, bertukar pikiran, dan bekerjasama dalam mengembangkan
usaha tani di desa. Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan Kepala
Desa, guna meningkatkan sektor pertanian desa melalui swadaya masyarakat.Pada
saat ini kelompok tani diperbesar menjadi gabungan kelompok tani pada satu
wilayah administratif tertentu atau dikenal dengan istilah Gabungan Kelompok
Tani (Gapoktan). Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
93/Kpts/OT.210/3/1997 tentang pedoman Pembinaan Kelompok Tani-Nelayan.
Gabungan Kelompok tani adalah merupakan gabungan dari beberapa kelompok
tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan
sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi
anggotanya dan petani lainnya (Syahyuti, 2007)
Kawasan Wisata Kampung Durian Ponorogo ini merupakan salah satu
tempat wisata dimana salah satu keunggulannya terletak pada buah durian. Di
tempat wisata ini para wisatawan dapat menikmati berbagai macam buah durian
diantaranya, Durian Monthong, Durian Merica, Durian Kunir, Durian Pisang dan
Durian Bajul. Selain buah durian di tempat wisata ini juga menyediakan buah-
buahan yang lain seperti manggis, rambutan dan lain lain yang bisa dijadikan
sebagai buah tangan para wisatawan yang telah berkunjung di Kawasan Wisata
Kampung Durian ini. Akan tetapi di Kawasan Wisata Durian Ponorogo ini ada
satu macam buah durian yang menjadi suguhan khusus yaitu Durian Kanjeng.
Keistimewaan dari durian kanjeng ini sendiri terletak pada ketebalan daging
buahnya dan tekstur daging buahnya yang tidak berserat sama sekali dan keset,
oleh karena itu durian kanjeng menjadi produk unggulan karena tidak pernah
membuat para wisatawan kecewa untuk mencicipinya. Buah Durian kanjeng
menjadi daya tarik utama para wisatawan untuk datang berkunjung. Kunjungan
wisata tidak hanya didominasi oleh wisatawan lokal Ponorogo, tetapi wisatawan
luar kota seperti Surabaya, Malang dan Pasuruan juga tidak kalah antusias.
Menurut Bambang Subagyo, pengelola di kampung wisata ini dapat
menyiapkan kurang lebih 500 aneka buah durian, namun pada saat hari libur
pengelola kewalahan melayani kunjungan wisata yang jumlahnya meningkat,
gasebo-gasebo yang kami siapkan sangat padat penuh pengunjung. Dengan
5
wisatawan.
Berdasarkan dari apa yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti
ingin mengangkat fokus penelitian terkait partisipasi apa yang diberikan
masyarakat dalam membantu pengembangan Kampung Wisata Durian dimasa
pandemic Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Karena ini
juga melibatkan atau sangat berkontribusi terkait dengan keilmuan Pendidikan
Luar Sekolah (PLS) khususnya konsentrasi Pemberdayaan Masyrakat (PM), yang
keilmuannya memang sangat diperlukan di kalangan masyarakat terutama di
pemberdayaan masyarakat.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka fokus penelitian
ini adalah tentang bagaimana proses partisipasi masyarakat dalam pengembangan
kampung wisata durian ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui bagaiman proses partisipasi masyarakat dalam pengembangan
kampung wisata durian.
D. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat,
baik secara teoritis maupun praktis kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam menambah
pengetahuan terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Membantu Pengembangan
Kampung Wisata Durian. Serta dapat memperkaya informasi tentang partisipasi
dan pengembangan masyarakat
2. Kegunaan Praktis
Secara Praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Kampung Wisata Durian.
7
E. Landasan Teori
1. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan diharapkan dapat
mendukung hasil dari penelitian ini Berikut hasil penelitian terdahulu yang
relevan disajikan dalam Tabel 1.1
Tabel 1.1 Hasil Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti, Tahun, Variabel Metode
No. Hasil Penelitian
Judul Penelitian Penelitian Penelitian
1. Gatot, J., & Senayan, S. Strategi Deskritif Hasil penelitian
(2018), Strategi pemberdayaan, Kualitatif menunjukkan
Pemberdayaan Masyarakat pengembangan pemberdayaan masyarakat
Dalampengembangan Desa desa di Desa Wisata
Wisata Nglanggeran, Nglanggeran dilakukan
Kabupaten Gunung Kidul melalui tiga strategi, yaitu
penyadaran,
pengkapasitasan, dan
pendayaan
F. Kajian Teori
1. Partisipasi
Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang atau beberapa orang dalam
suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik
dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam
segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan
tanggung jawab atas segala keterlibatan. Partisipasi merupakan keterlibatan
mental dan emosi dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong
mereka untuk menyokong kepada pencapaian tujuan pada tujuan kelompok
tersebut dan ikut bertanggung jawab terhadap kelompoknya.
Menurut Kencana (2002:132) Partisipasi adalah penentuan sikap dan
keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi organisasinya,
sehingga pada akhirnya mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam
pencapaian tujuan organisasi, serta ambil bagian dalam setiap
pertanggungjawaban bersama. Partisipasi merupakan proses komunikasi antar
individu. Selain itu Alastaire White, mengemukakan bahwa partisipasi adalah
keterlibatan komunitas setempat secara aktif dalam pengambilan keputusan atau
10
g. Self-mobilization.
Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak
dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-
nilai yang mereka miliki; masyarakat mengembangkan kontak dengan
lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan
sumberdaya yang dibutuhkan; masyarakat memegang kendali atas
pemanfaatan sumberdaya yang ada. Keberhasilannya tergantung pada tipe
macam apa partisipasi masyarakat dalam proses penerapannya. Artinya,
sampai sejauh mana pemahaman masyarakat terhadap suatu program
sehingga masyarakat turut berpartisipasi.
2. Partisipasi masyarakat
Partisipasi Masyarakat adalah proses terlibatnya warga atau masyarakat
dalam mengidentifikasi masalah hingga potensi yang terdapat pada masyarakat
tersebut. Proses pemilihan keputusan, pelaksanaan, keterlibatan dan pemikiran
solusi merupakan cara untuk menangani masalah maupun mengangkat potensi
sehingga dapat dilakukan evaluasi sehingga menghasilkan perubahan yang terjadi.
Menurut Parwoto dikutip oleh Siti Irene, (2011: 56) partisipasi masyarakat
merupakan keterlibatan anggota masyarakat dalam pembangunan dan pelaksanaan
(implementasi) program atau proyek pembangunan yang dilakukan dalam
masyarakat lokal. Partisipasi masyarakat atau partisipasi warga adalah proses
ketika warga, sebagai makhluk individu maupun kelompok sosial dan organisasi,
mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan pelaksanaan dan
pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka
(Sumarto, 2003:17).
Partisipasi masyarakat dilakukan oleh sekumpulan masyarakat tanpa
adanya rasa paksanaan dan dapat berlangsung secara berkelanjutan. Partisipasi
yang dimaksudkan yaitu partisipasi yang menjadikan masyarakat sebagai subjek
dari beberapa aturan yang dilakukan untuk ketercapaian dari partisipasi tersebut.
Proses pelibatan partisipasi masyarakat dilakukan dari tahap perencanaan,
pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan yang akan menghasilkan suatu
sistem untuk dijadikan evalusi dari kegiatan partisipasi guna untuk kelanjtan
13
atraksi wisata serta kehidupan yang ada di pedesaan merupakan tujuan bagi
kegiatan wisata, sedangkan sebagai subjek bahwa desa dengan segala aktivitas
sosial budayanya dan apa yang dihasilkan oleh kegiatan tersebut akan dinikmati
oleh masyarakatnya secara langsung. Peran aktif masyarakat akan menentukan
kelangsungan kegiatan pariwisata pedesaan (Soebagjo, 1991).
Kampung wisata atau desa wisata adalah komunitas atau masyarakat yang
terdiri dari penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara
langsung di bawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian, serta kesadaran
untuk berperan bersama sesuai keterampilan dan kemampuan masing-masing,
memberdayakan potensi secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
kepariwisataan di wilayahnya. Kampung wisata adalah salah satu bentuk
penerapan pembangunan pariwisata berbasis masyarakat. Pengembangan
kampung wisata diharapkan terjadi pemerataan disetiap daerah yang sesuai
dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkeseninambungan.
Kampung wisata menempatkan komunitas atau masyarakat sebagai subjek
atau pelaku utama dalam pembangunan kepariwisataan, kemudian
memanfaatkannya bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam aktivitas sosialnya,
kelompok swadaya dan swakarsa masyarakat berupaya untuk meningkatkan
pemahaman kepariwisataan; mewadahi peran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan kepariwisataan di wilayahnya; meningkatkan nilai kepariwisataan
serta memberdayakannya bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai pelaku utama, komunitas atau masyarakat berupaya meningkatkan
potensi pariwisata atau daya tarik wisata yang ada di wilayahnya. Selanjutnya,
komunitas atau masyarakat menyiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik bagi
para wisatawan ketika berkunjung. Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
komunitas atau masyarakat di desa wisata, memiliki tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ekonomi masyarakat dengan mendayagunakan aset dan potensi
yang dimiliki.
Menurut Priasukmana dan Mulyadi (Priasukmana dan Mulyadi; 2001)
Kampung wisata atau Desa wisata adalah suatu kawasan pedesaan yang
menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian pedesaan baik
dari kehidupan sosila ekonomi, social budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki
16
arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan
perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk
dikembanggkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya atraksi,
akomodasi, makanan–minuman, dan kebutuhan wisata lainnya.
Kampung wisata adalah suatu wilayah yang penduduknya mempunyai
kegiatan di bidang sosial dan ekonomi dalam bentuk pengembangan usaha
pariwisata yang berbasis pada potensi daya tarik alam dan buatan termasuk
bangunan cagar budaya maupun tatanan sosial kehidupan masyarakat setempat,
nilai budaya, dan seni tradisi serta kerajinan dan kuliner tradisional dan sarana
prasarana akomodasi (Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 115 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Kampung Wisata).
Sebuhungan dengan adanya kampung wisata/desa wisata sangat perlu
adanya sapta pesona. Menurut Rahim (2012) pada buku Pedoman Kelompok
Sadar Wisata Sapta pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait
dengan dukungan dan peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk
menciptakan lingkungan dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh
dan berkembangnya industri pariwisata melalui per wujudan tujuh unsur sapta
pesona yaitu :
a. Aman merupakan Suatu kondisi lingkungan di destinasi pariwisata atau
daerah tujuan wisata yang memberikan rasa tenang, bebas dari rasa takut
dan kecemasan bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau
kunjungan ke daerah tersebut.
b. Tertib merupakan Suatu kondisi lingkungan dan pelayanan di destinasi
pariwisata atau daerah tujuan wisata yang mencerminkan sikap disiplin
yang tinggi serta kualitas fisik dan layanan yang konsisten dan teratur serta
efisien sehingga memberikan rasa nyaman dan kepastian bagi wisatawan
dalam melakukan perjalanan atau kunjungan ke daerah tersebut.
c. Bersih merupakan Suatu kondisi lingkungan serta kualitas produk dan
pelayanan di destinasi pariwisata atau daerah tujuan wisata yang
mencerminkan keadaan yang sehat/ higienis sehingga memberikan rasa
nyaman dan senang bagi wisatawan dalam melakukan perjalanan atau
kunjungan ke daerah tersebut.
17
21
22
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran atau partisispasi dalam peneliti ini sangatlah penting dan utama
dalam proses untuk pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2014: 292)
menyatakan kehadiran peneliti berperan sebagai perencana, pelaksana,
pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan menjadi pelapor dari hasil
penelitiannya. Peneliti dapat mengatur berjalannya suatu penelitian. Jika peneliti
tidak dapat menghadiri penelitiannya sendiri maka bisa dikatakan gagal. Hal ini
terutama dalam berinteraksi sosial dalam pengumpulan data yang relative cukup
lama. Pengamatan ini berperanserta agar peneliti dapat memahami kehidupan
sehari – hari pada diri subjek. Menurut Nazir (2004) sesuai dengan penelitian
kualitatif, kehadiran penelitidi lapangan adalah sangat penting dan diperlukan
secara optimal. Dalam melakukan pengamatan dimaksudkan agar peneliti dapat
memasuki dunia subjek dengan beberapa cara dan sekaligus sebagai alasan
23
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana menggali dan mengumpulkan
data serta informasi yang berguna dan mendukung penelitian, sejalan dengan hal
itu Nasution (2003: 43) menjelaskan lokasi penelitian adalah menunjukkan pada
pengertian tempat atau lokasi sosial penelitian yang dicirikan oleh adanya unsur
yaitu pelaku, tempat, dan kegiatan yang dapat di observasi.
Lokasi penelitian adalah Kampung Wisata Durian yang bertempat di Dusun
Ngresik Desa Ngrogung Kecamatan Ngebel Kab Ponorogo. Alasan peneliti
memilih penelitian di kampung wisata durian karena ingin mengetahui Bagaimana
Proses Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Wisata Durian.
25
D. Sumber Data
Sumber Data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Menurut
Lofland dan Lofland (Moleong, 2007) sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
dokumen dan lain-lain. Namun untuk melengkapi data penelitian dibutuhkan dua
sumber data, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berusaha menfokuskan pada
pengumpulan data secara lengkap dan mendalam guna utuk mencapai tujuan
penelitian. Sumber data utama dalam peneltian adalah keempat subjek
penelitian/informan yaitu Bapak B (Ketua kampung wisata Durian), Bapak S
(Pengurus Kampung Wisata Durian) dan Masyarakat setempat kampung wisata
durian. Oleh karena itu, jenis data penelitian adalah data primer dan data
sekunder.
Salah satu langkah penting dalam proses pengumpulan data adalah
menemukan orang / masyarakat atau tempat yang hendak dipelajari, mempelajari
akses dan membangun relasi dengan para partisipan sehingga mereka dapat
memberikan data yang benar. Untuk menentukan hal tersebut penelitian ini
menggunakan teknik snowball.
26
Peneliti mengambil dari jajaran pengurus kampung wisata durian karena yang
lebih mengerti awal mulai terbentuk kampung wisata durian dan bagaimana
partisipasi masyarakat dalam pengembangan kampung wisata durian.
Sedangkan mengambil informan dari masyarakat peneliti bertujuan untuk
membandingkan dan mengecek kebenaran informasi yang didapatkan selama
penelitian dengan informan yang berbeda.
Dalam pengumpulan data penelitian ilmiah sangat penting untuk
memperoleh data sesuai yang diperlukan peneliti.Pendekatan kuanlitatif dan
jenis penelitian studi kasus teknik utama yang dilakukan peneliti dalam
pengumpulan data, yaitu Observasi, Wawancara, dan studi dokumentasi.
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2011:131) mengatakan observasi adalah
suatu kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan
suatu kesimpulan atau diagnosis. Observasi merupakan salah satu
teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti untuk
melihat/terjun langsung ke lapangan. Senada dengan Djam’an Satori
dan Aan komariah, (2011: 104) yang mengatakan bahwa: “Metode
pengamatan merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang
mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang
berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu,
peristiwa, tujuan, dan perasaan”.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengumpulan data dengan
cara observasi adalah proses pengumpulan data dan pencatatan yang
diperlukan dalam konteks penelitian yang dilakukan secara sistematis
dan dapat dilakukan berulang kali untuk melengkapi data. Pada
penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan untuk melakukan
pengamatan serta pencatatan informasi yang diperoleh dan diperlukan
sesuai dengan konteks penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap hasil dari bagaimana
partisipasi masyarakat dalam pengembangan kampung wisata durian.
Peneliti melakukan observasi awal di Kampung Wisata Durian
pada tanggal 25 juli 2020 di saat musim pandemik maka di sana belum
28
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu bentuk pengumpulan data
dengan cara bertanya kepada informan terkait dengan pokok
permasalahan. Menurut Moleong (2011: 186) pengertian wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan dua pihak
antara pewawancara (interviuwer), dan terwawancara (interviewee).
Wawancara ini merupakan wawancara tatap muka antara peneliti dan
responden dengan teknik wawancara mendalam dengan berdasarkan
interview guide yang telah disusun disertai dengan diskusi-diskusi dengan
pihak yang terkait. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti baik melalui
perjanjian terlebih dahulu. Beberapa wawancara direkam dengan
menggunakan handphone dan beberapa yang lain dicatat menggunakan
buku catatan. Pada umumnya penelitian dalam menggunakan teknik
wawancara sebelumnya sudah membuat daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada informan sebagai alat bantu peneliti agar memperoleh
data yang valid dan detail. Daftar pertanyaan yang telah dibentuk sebelum
wawancara dimulai menerapkan pertanyaan 5W 1H. Wawancara yang
dilakukan peneliti sebagai berikut:
1) Peneliti menemui ketua kampung wisata kampung durian sekaligus
orang yang mengembangkan kampung wisata durian.
29
c. Dokumentasi
Teknik Dokumentasi adalah untuk melengkapi hasil dari observasi
dan wawancara peneliti juga menggunakan teknik dokumentasi guna
sebagai pendukung data hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2012: 240)
dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental seseorang.
Metode dokumentasi yang dimaksud adalah semua jenis rekaman atau alat
catatan data sekunder yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
seperti foto, arsip, atau dokumen lainya. Dokumentasi yang di ambil oleh
peneliti meliputi foto tempat lokasi kampung wisata durian, gazebo,foto-
foto kegiatan kampung wisata durian dan dokumen seperti RPMJDes ,
Profil Desa, dan dokumen-dokumen kemudian peneliti akan meminta file
lalu menyimpan data melalui flash disk, peneliti melakukan pemotretan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan kampung wisata durian.
d. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009: 89) Analisis data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam
unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana
30
Ketua Kampung
Durian
3. Tahapan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti membutuhkan tahap-tahap penelitian
yang diharapkan selesai tepat waktu, maka peneliti menjalankan penelitiannya
melalui tahapan sebagai berikut:
34
a. Tahapan Persiapan
Tahap Persiapan pada penelitian ini peneliti harus memenuhi syarat
untuk melakukan penelitian berupa proposal penelitian, dimana
peneliti dituntut untuk membuat rancangan penelitian, menentukan
lokasi penelitian, mencari informasi awal yang berkaitan dengan
dengan judul proposal, Konsultasi dengan pembimbing dan
melaksanakan seminar proposal. Peneliti mengajukan surat
permohonan ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
(FIP) yang ditujukan kepada kepala Pengurus Kampung Wisata Durian
Di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi
Jawa Timur. Selanjutnya dikarenakan jarak antara kampus dan lokasi
penelitian cukup jauh maka peneliti berinisiatif menghubungi pihak
ketua kampung wisata durian melalui media handphone untuk
mendapatkan kepastian mengenai perijinanan penelitian. Setelah
mendapatkan ijin penelitian, selanjutnya penelitian melakukan
observasi awal untuk mencari bahan penelitian. Selanjutnya penelitian
menindaklanjuti mengenai permasalahan yang akan diteliti, dengan
melakukan observasi pada subjek penelitian untuk menentukan
sumber data, wawancara terhadap informan, mendokumentasiakan,
dan melihat latar penelitian.
b. Tahapan Pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dilakukan dengan
menjaring fakta dan bukti dengan metode yang dapat dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, menganalisis, dan secara intensif memahami
peristiwa yang terjadi di lapangan. Peneliti melakukan kegiatan
pengumpulan data melalui kegiatan observasi (pengamatan),
wawancara, dan pengambilan dokumentasi di Kampung Wisata Durian
Di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi
Jawa Timur. Sehingga peneliti dapat menguraikan hasil pengumpulan
data guna untuk menjawab fokus penelitian dengan cermat dan
objektif serta menganalisis data tersebut dengan menggunakan metode
35
A. Paparan Data
1. Profil Desa
Secara administratif, Desa Ngrogung terletak di wilayah Kecamata
Ngebel Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur dengan posisi dibatasi oleh
wilayah desa-desa tetangga. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Sempu
dan Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo. Di sebelah timur
berbatasan dengan Desa Wagir Lor dan Desa Sahang, Kecamatan Ngebel,
Kabupaten Ponorogo. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Wates dan
Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Sedangkan sebelah
barat berbatasan dengan Desa Tanjung Sari dan Desa Kemiri, Kecamatan
Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Jarak tempuh Desa Ngrogung. Jarak tempuh
Desa Ngrogung ke ibu kota kota Kecamatan (Kecamatan Ngebel) adalah 8 km,
yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit dengan kendaraan
bermontor. Sedangkan jarak tempuh ke ibu kota kabupaten (Kabupaten
Ponorogo) adalah 25 km, yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 60 menit.
Secara Topografi ketinggian Desa Ngrogung merupakan daratan tinggi
yaitu dengan ketinggian sekitar 400-600 m di atas permukaan air laut.
Berdasarkan data BPS Kabupaten Ponorogo tahun 2017, selama tahun 2017
curah hujan di Desa Ngrogung rata-rata mencapai 2400 mm/thn. Curah hujan
terbanyak terjadi padu tahun Desember sehingga mencapai 404 mm. Suhu rata-
rata di desa ngrogung cukup bervariasi antara 25 ° C - 36° C. Jenis tanah yang
ada di wilayah sebagian besar adalah tanah berpasir/tras dan tanah liat.
Luas wilayah Desa Ngrogung adalah 503,085 Ha yang terdiri dari 4
Dukuh yaitu : Ngrogung, Ngresik, Pule, Jati yang masing-masing dipimpin oleh
seorang Kamituwo. Posisi kamituwo menjadi strategis seiring banyaknya
limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi
pelayanan terhadap masyarakat di Desa Ngrogung, dari keempat dukuh tersebut
terbagi menjadi 8 Rukun Warga (RW) dan 20 Rukun Tetangga (RT).
36
37
Luas lahan yang difungsikan untuk pemukiman adalah 19 Ha, luas lahan
yang difungsikan untuk pertanian 530,858 Ha yang di bagi mejadi luas lahan
untuk tegalan dan perkerangan ,lahan untuk sekolah 1,250 Ha. Komposisi
Penggunaan lahan di Desa Ngrogung diketahui bahwa 92% merupakan lahan
kering pertanian, 8% penggunaan lahan permukiman. Penggunaan lahan di desa
Ngrogung dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1 Persentase Penggunaan Lahan Di Desa Ngrogung
No. Penggunaan Lahan Luas Persentase
1 Pemukiman Umum 19,023 Ha 2,014 %
2 Ladang tegalan 194,654 Ha 93,79 %
3 Sekolah 1,250 Ha 1,182 %
6 Jalan 3,753 Ha 2,87 %
7 Kuburan 0,905 Ha 0,41 %
Jumlah 229,5 Ha 100 %
Sumber: Data Monografi Desa Ngrogung, 2018
B. Temuan Penelitian
1. Awal Mula terbentuknya Kampung Durian
Lokasi penelitian ini berada di Kampung wisata durian, kampung wisata
yang mempunyai banyak nilai sejarah terdapat di Jl. Ngresik, Ngrogung, Ngebel,
Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur 63493. Peneliti mengambil 3 subjek
39
penelitian atau informan yaitu berasal dari pengurus pokdarwis, profil informan
tersebut dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Profil Informan Terbentuknya Kapung Durian
No Informan Nama informan Kode
1. Ketua Kampung Wisata Bambang Sub BS
Durian
2. Pengurus Kampung Sumarto ST
Wisata Durian
3. Masyakat Yulia Astuti YA
Hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh pengurus
Kampung Wisata Durian Di Desa Ngrogung, Kecamatan Ngebel, Kabupaten
Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
“Awal mulai pembentukan kampung durian ini dimulai sejak tahun 2007
dengan tujuan untuk mengadakan pengembangan durian kanjeng, karena dulu
durian lokal kami namakan dengan durian “Kanjeng” setelah kita mengadakan
pengembangan durian kanjeng ini selama 3 Tahun barulah kita berinisiatif
untuk membuka Kampung Durian” (W/ST/28-07-2020)
40
“Kalau selama ini keterlibatan dari pihak swasta tidak ada kalau dari
kepemerintahan sendiri kalau dari daerah dapat fasilitas gazebo
,gapura itu dari pemerintah kabupaten untuk provinsi itu tidak
ada”(W/BS/25-07-2020)
Hal ini juga di sampaikan oleh pengurus lainnya:
“Peran pemerintah desa sangat ada dalam pegembanagan kampung
durian ini, karena tanpa ada campur tangan pemerintah Desa maka
kampung durian ini juga tidak bisa berjalan dengan lancar, maka dari
itu pemerintah desa, kelompok tani, dan masyarakat lainnya juga
berkontribusi dalam pengembangan kampung durian ini” (W/ST/28-
07-2020)
“Selama ini keterlibatan dari pihak swasta masih belum ada kecuali
masyarakat sekitar desa dan juga para kelompok tani, kalau dari
kepemrintahan juga terlibat contohnya pada pembangunan Gazebo,
Gapuro itu merupakan keterlibatan dari pemerintah
Kabupaten”(W/ST/28-07-2020)
Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh masyarakat
setempat Kampung Wisata Durian yang terletak di Desa Ngrogung, Kecamatan
Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur lainya beliau menyampaikan
“Kalau peran pemerintah desa memang ada khususnya dalam mengerakan
kelompok tani dan masyarakat sekitar, tanpa peran pemerintah desa saya
rasa kurang afdol”(W/YA/04-08-2020)
“keterlibatan dari pihak lain seperti swasta, dan masyrakat lain ada tapi
tidak begitu, mereka hanya berperan seperti memberikan dukungan dan
juga meramaikan tempat-tempat wisata” (W/YA/04-08-2020)
Hal ini juga di sampaikan oleh pengurus Kampung Wisata Durian yang lainnya
“Sangat antusias sekali, masyarakat sangat bekerjasama dalam
membantu pengembanagan Kampung Wisata Durian yang ada di
tempat Kami ini,masyarakat sangat dibentuk untuk membuat
kelompok tani agar lebih fokus lagi untuk memikirkan dan mengelola
Kampung Wisata Durian ini” (W/ST/28-07-2020)
Hal ini juga searah dengan apa yang disampaikan oleh masyarakat lainnya
“Masyarakat sangat mendukung dan berpartispasi contohnya
meramaikan tempat wisata seperti jualan makanan dan juga
cemilan”(W/YA/04-08-2020”
Hal ini juga sejelan dengan apa yang disampaikan oleh pihak informan
pada penelitian di lapangan
Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh pengurus
Kampung Wisata Durian yang terletak di Desa Ngogung, Kecamatan Ngebel,
Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur
Hal ini juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh masyarakat Kampung
Wisata Durian
Pembahasan dalam bab ini berdasar pada data yang diperoleh dari hasil
penelitian di lapangan kemudian dikaitkan dengan teori yang menjadi landasan
dalam penelitian ini yang ingin mengetahui : 1) Awal Mula terbentuknya
Kampung Durian, 2) Partisipasi Masyarakat dan Campur Tangan pemerintah desa,
3) Permasalahan yang Diahadapi Kampung Durian dan Upaya penyelesaiannya.
46
47
pesona merupakan jabaran konsep sadar wisata yang terkait dengan dukungan dan
peran masyarakat sebagai tuan rumah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan
dan suasana kondusif yang mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya
industri pariwisata melalui perwujudan tujuh unsur sapta pesona yaitu, aman,
tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.
yaitu awal mulanya kampung wisata Durian yang terletak di Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur ini awal mulanya
hanyalah pengembangan dari durian lokal yang dikembangkan oleh masyarakat
yang dibentuk menjadi kelompok tani, Durian lokal ini biasa dinamakan oleh
masyarakat setempat dengan sebutan “Durian Kanjeng”. Dengan adanya produk
dan hasil alam lainnya masyarakat berharap banyak untuk menjadikannya suatu
sumber penghasilan bagi kelangsungan kehidupan mereka sehingga mereka akan
bersungguh-sungguh apabila kampung wisata tersebut menjadi realita.
Pengembangan dalam kampung wisata bisa diartikan secara kualitas dan
kuantitas. Pengembangan kualitas berarti peningkatan dari segi menajemen
pengelolaan hingga pelayanan yang diberikan. Sedangkan pengembangan
kuantitas yaitu menambah berbagai jenis produk pelayanan sehingga dapat
memenuhi kebutuhan para wisatawan. Kampung wisata dapat berkembang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat apabila masyarakat lokal ikut
terlibat langsung didalamnya. Pemerintah memiliki peranan dalam membantu
merealisasikan rencana pengembangan kampung wisata sehingga dalam proses
pengembangan sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.
Pengembangan kampung wisata harus memperhatikan kemampuan dan
tingkat penerimaan masyarakat setempat yang akan dikembangkan menjadi desa
wisata. Menurut Suwantoro (2002:88-89), pengembangan adalah memajukan dan
memperbaiki atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan
untuk mengetahui karakter dan kemampuan masyarakat yang dapat dimanfaatkan
dalam pengembangan desa wisata, menentukan jenis dan tingkat pemberdayaan
masyarakat secara tepat.
Kampung Wisata Durian yang terletak di Desa Ngrogung, Kecamatan
Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur tidak lepas dari campur
tanggan pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten, Kelompok Tani, dan juga
masyrakat sekitar baik sebagai baik yang memfasilitasi maupun sebagai
pendukung lainnya supaya maju. Fasilitas dari pemerintah desa yaitu pemberian
gazebo dan promosi ke desa lain ketika ada pertemuan antar kepala desa dan
pertemuan lainnya. Dapat dikatakan pemerintah desa hanya sebagai pendukung
saja disamping partisipasi masyarakatnya.
49
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai
berikut.
1. Awal mula terbentuknya Kampung Wisata Durian berawal dari gerakan
kelompok tani yang memiliki inisiatif dan adanya produk durian kanjeng
sehingga memunculkan ide untuk membuat kampung wisata durian.
2. Terdapat partisipasi masyarakat dan campur tangan pemerintah desa dalam
pengembangan Kampung Wisata Durian. Pemerintah desa memberikan
fasilitas seperti gazebo dan lainnya sementara masyarakat membantu kegiatan
di lapangan dan juga mempromosikan melalui media sosial.
3. Permasalahan yang dihadapi adalah sarana prasarana dan adanya wabah
pandemik saat ini yang sangat meresahkan sehingga diperlukan pelatihan
khusus untuk mengolah durian sehingga durian lebih dapat dimanfaatkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat
diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi Kampung Wisata Durian
Hendaknya menjadikan durian sebagai produk olahan untuk mengurangi
kebusukan karena tidak laku pada saat pandemik saat ini.
2. Bagi Pendidikan Luar Sekolah
Hendaknya bagi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah bisa lebih banyak lagi
berkontribusi dalam membantu pemberdayaan masyarakat khusunya dalam
Partisipasi pengembangan kampung wisata.
3. Bagi Peneliti Lain
Hendaknya penelitian ini bisa menjadi landasan bagi peneliti lain dalam
melakukan pengembangan penelitian khususnya terkait tentang partisipasi
masyarakat dalam pengembangan kampung wisata.
51
52
DAFTAR RUJUKAN
Komunikasi, P. I., Sosial, J. I., Ilmu, F., Komunikasi, P. I., Sosial, J. I., & Ilmu, F.
2014. COMMUNICATION BETWEEN EQUALS DAN CONSTIENTIZING
DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA KAMPUNG DURIAN ( Studi
di Desa Duyung , Kecamatan Trawas , Kabupaten Mojokerto ) Agustine
Wilujeng Tsuroyya. 57–61.
Nur, F., Bulkis, S., & Naping, H. (n.d.). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PROSES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DESA Studi Kasus :
Program Alokasi Dana Desa di Desa Bialo Kabupaten Bulukumba Public
Participation In the Village Infrastructure Development Process Case
Study: Village Fund Allocation Program in the Village Bialo Bulukumba.
Usaha, K., Sanggar, D., Belajar, K., Fanida, K. B., & Faozan, N. 2017. Partisipasi
Peserta Kursus Wirausaha Desa (KWD) Dalam Meningkatkan. In Jurnal
Pendidikan Luar Sekolah (Vol. 13, Issue 2).
Ife, R. J., Brown, T. H., Leach, C. A., & Keeling, D. J. (1991). U.S. Patent No.
5,064,833. Washington, DC: U.S. Patent and Trademark Office.
Izzah, A. N., Aminah, A., Pauzi, A. M., Lee, Y. H., Rozita, W. W., & Fatimah, D.
S. 2012. Patterns of fruits and vegetable consumption among adults of
different ethnics in Selangor, Malaysia. International Food Research
Journal, 19(3), 1095.
B. Kode Topik
Fokus penelitian Kode
1. Bagaimanakah Partisipasi Masyarakat Dalam Membantu Pengembangan F1
Kampung Wisata Durian?
C. Kode Informan
1. Ketua Pengurus : KP
2. Anggota Penguru : AP
3. Masyarakat : Ms
D. Kode Tanggal
Misalnya 20-05-2019
20 : Tanggal melaksanakan penelitian
05 : Bulan melaksanakan penelitan
2019 : Tahun melaksanakan penelitian
PEDOMAN WAWANCARA
Petunjuk Wawancara
1. Mementukan informan wawancara
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan wawancara
3. Membina hubungan baik dengan informan
4. Menjaga perilaku saat wawancara
Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana peran pemerintah desa dalam pengembangan kampung wisata
durian di Desa ngebel ?
2. Apakah dalam pengembangan kampung wisata durian melibatkan pihak
swasta, jika ada apa alasannya?
3. Apakah semua masyarakat ikut berpartisipasi dalam pengembangan kampung
wisata durian di Desa ngebel?
56
Masyarakat Setempat
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan :
PANDUAN OBSERVASI
Panduan Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi yang meliputi:
1. Profil Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Di Desa Ngrogung, Kecamatan
Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
2. Visi, misi, dan tujuan Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Di Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
3. Struktur organisasi Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Di Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
4. Data Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Di Desa Ngrogung, Kecamatan
Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
5. Foto terkait kegiatan Kelompok Sadar Wisata Karang Asri Di Desa Ngrogung,
Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur.
59
CATATAN WAWANCARA
CATATAN WAWANCARA
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 04-08-2020
Jam : 09:30 WIB
Informan : Yulia
Jabatan : Pengurus Kampung Wisata Durian
Tempat : Kampung Wisata Durian
Kode Penelitian : (W/PG/04-08-2020)
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 08-08-2020
Jam : 10:00 WIB
Informan : Bambang
Jabatan : Ketua Pengurus Kampung Durian
Tempat : Kampung Wisata Durian
Kode Penelitian : (W/KP/08-08-2020)
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 12-08-2020
Jam : 08:30
Informan : Sumarto
Jabatan : Pengurus Kampung Wisata Durian
Tempat : Kampung Wisata Durian
Kode Penelitian : (W/PG/12-08-2020)
CATATAN WAWANCARA
Hari/Tanggal : 15-08-2020
Jam : 09:30 WIB
Informan : Yulia
Jabatan : Pengurus Kampung Wisata Durian
Tempat : Kampung Wisata Durian
Kode Penelitian : (W/PG/12-08-2020)