Anda di halaman 1dari 56

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MELALUI PROGRAM KAMPUNG ORGANIK


DI KAMPUNG PINGGIREJO KOTA MAGELANG

Skripsi

SKRIPSI

Oleh :
Bella Nanda Larashati 1610201100

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TIDAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

2020
STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MELALUI PROGRAM KAMPUNG ORGANIK
DI KAMPUNG PINGGIREJO KOTA MAGELANG

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi
Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Tidar

SKRIPSI

Oleh :
Bella Nanda Larashati 1610201100

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TIDAR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA


2020

i
ABSTRAK

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM


KAMPUNG ORGANIK DI KAMPUNG PINGGIREJO KOTA MAGELANG
Bella Nanda Larashati (1610201100)
Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Tidar.
Pertumbuhan penduduk di kota memiliki jumlah penduduk yang terus
meningkat dari tahun ke tahun yang mengakibatkan kompleksnya kegiatan
manusia. Hal itu mengakibatkan volume dan jumlah sampah meningkat. Maka dari
itu, salah satu upaya menyadarkan masyarakat untuk peduli terhadap persoalan
sampah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengidentifikasi
strategi pemberdayaan masyarakat yang diterapkan melalui Kampung Organik
“Kartini” Kampung Pinggirejo, Kelurahan Wates, Kecamatan Magelang Utara
melalui pendekatan asas mikro, mezzo, dan makro. Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pemilihan informan yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian
dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa kampung organik tersebut telah memperlihatkan peningkatan
kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah. Pemerintah serta masyarakat
Kampung Organik “Kartini” mengembangkan strategi pemberdayaan aras mikro,
mezzo, dan makro. Namun, lebih condong pada aras mezzo. Pengembangan strategi
ini terlihat dari upaya pemberdayaan yang dilakukan terhadap sekelompok anggota
masyarakat yang tergabung dalam satuan organisasi. Pendidikan dan pelatihan
digunakan oleh program Kampung Organik “Kartini” guna meningkatkan
kesadaran, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap masyarakat agar memiliki
kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya. keberhasilan itu dapat dilihat
dari adanya peningkatan keterlibatan, kreativitas, dan inisiatif aktif dari tahun ke
tahun di kampung tersebut.

Kata Kunci: Kampung Organik, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Sampah

ii
ABSTRACT

COMMUNITY EMPOWERMENT STRATEGY THROUGH ORGANIC


VILLAGE PROGRAMS IN PINGGIREJO VILLAGE MAGELANG CITY
Bella Nanda Larashati (1610201100)

Department of Public Administration, Faculty of Social and Political Science,


Tidar University

Population growth in cities has a population that continues to increase from


year to year which results in the complexity of human activities. This causes the
volume and amount of waste to increase. Therefore, it is an effort to make people
aware of the waste problem. The purpose of this study was to analyze and identify
community empowerment strategies that were implemented through the “Kartini”
Organic Village, Pinggirejo Village, Wates Village, North Magelang District
through the principles of micro, mezzo, and macro approaches according to Edi
Suharto. The research approach used in this research is descriptive qualitative
research methods. The research was conducted by means of observation,
interviews, and documentation. The results showed that the organic village has
shown increased awareness of the importance of waste management. he
government and the community of “Kartini” Organic Village developed
empowerment strategies at the micro, mezzo, and macro levels. However, it tends
to the mezzo level. The development of this strategy can be seen from the
empowerment efforts carried out on a group of community members who are
members of an organizational unit. Education and training are used by the
“Kartini” Organic Village program to increase awareness, knowledge, skills and
attitudes of the community so that they have the ability to solve the problems they
face. This success can be seen from the increased involvement, creativity and active
initiative from year to year in the village.

Keywords: Organic Village, Community Empowerment, Waste Managemen

iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Skripsi : Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui


Program Kampung Organik di Kampung
Pinggirejo Kota Magelang
Nama : Bella Nanda Larashati

NPM : 1610201100

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Skripsi ini disetujui tanggal : ………………………………

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Sri Mulyani, M.Si. R.M Mahendradi, S.H., M.Si.


NIP.196206011987102C053 NIP.1966011419860310004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara


Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Tidar

Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP.196206011987102C053

iv
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KAMPUNG


ORGANIK DI KAMPUNG PINGGIREJO KOTA MAGELANG

Ditulis Oleh:
Bella Nanda Larashati

NPM: 1610201100

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan


Ketua Penguji Dr. Sri Mulyani, M.Si.
NIP 196206011987102C053 .......................

Sekretaris Penguji R.M Mahendradi, S.H.,M.Si.


NIK 196601141986031004 .......................

Anggota Penguji Nike Mutiara Fauziah, M.A.


NIK 199302272018041K163 .......................

Magelang, ..............................

Mengetahui,

Dekan Ketua Jurusan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Ilmu Administrasi Negara
Universitas Tidar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si. Dr. Sri Mulyani, M.Si.


NIP. 196206141987032001 NIK. 1962060611987102C053

v
MOTTO

 Hidup untuk hari ini dan di sini.


 No one is gonna help me but me.
 Be the best version of you. Don’t compare.
 Be kind. Because every person is fighting a battle you know nothing about.
 Semua yang ditakdirkan untukku, tidak akan menjadi milik orang lain.
 Menyadari dan menerima kekurangan diri adalah kunci menghadapi hidup
yang keras ini.

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT karena segala rahmat dan karunia-Nyayang
telahmemberikan kekuatan, kesehatan, dan kesabaran untuk saya dalam
mengerjakan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan ada tanpa doa dan bantuan orang-
orang yang saya kasihi dan mengasihi saya. Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, kebaikan, karunia, dan


kemudahan-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua saya tercinta Alm. Bapak Mustofa dan Ibu Yenda Puspawati
yang tidak pernah lelah memberikan waktu, tenaga, materi, dan doa yang tidak
pernah putus. Terimakasih kepada Alm. Ayah saya yang sudah menjadi ayah
yang penuh kasih di semasa hidupnya. Terimakasih kepada ibu yang kini juga
menjadi ayah bagi saya atas kasih sayang dan pengorbanan yang tulus kepada
saya hingga saat ini.
3. Dosen pembimbing saya Ibu Dr.Sri Mulyani, M.Si. dan Bapak RM
Mahendradi, S.H., M.Si. yang telah membimbing dalam pembuatan skripsi
saya, semoga Allah SWT membalas kebaikan beliau.
4. Teman-teman terkasih saya Afan Wicaksono, Desy Setiyo Dewi, Karina Puspa
Sari, Khusnul Soneta, Arina Rizqi, Geulis, Dyah Ifta, Karima, Agnesia Dhinda,
Yuanita Nilasari, Azizah Wahyu, Dwi Kristi, dan Crista yang tidak bosan
mendengar keluh kesah saya, selalu menemani, menghibur, dan memberikan
semangat kepada saya. Semoga pertemanan kita terus berlanjut sampai ke
surga Allah SWT.
5. Teman-teman, kakak, adik, dan pelatih saya di Unit Kegiatan Mahasiswa
Paduan Suara Mahasiswa “Grandio Sonora Tidar” yang telah menjadi keluarga
dari semester 1 hingga saat ini dan sampai kapanpun. Terimakasih telah
berbagi kebahagiaan, pelajaran, dan pengalaman yang luar biasa selama saya
kuliah di sini. Semoga kalian selalu diberi kesehatan dan rezeki yang cukup
dimanapun kalian berada.

vii
6. Seluruh teman FISIP Administrasi Negara angkatan 2016 khususnya Kelas C
yang telah melewati masa perkuliahan dari semester 1 hingga penyusunan
skripsi bersama.
7. Dosen dan karyawan yang telah membantu dalam pembuatan skripsi.

viii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bella Nanda Larashati

NPM : 1610201100

Jurusan : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan
saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.

Magelang, .........................

Bella Nanda Larashati

ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikankenikmatan hidup yang tak terhingga. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, dan para
sahabatnya. Syukur Alhamdulillah atas izin Allah SWT, skripsi dengan judul
“STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM
KAMPUNG ORGANIK DI KAMPUNG PINGGIREJO KOTA MAGELANG”
dapat terselesaikan. Skripsi ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Administrasi Negara.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya pihak-pihak yang
membantu. Karena itu penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Sri Suwitri, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Tidar.
2. Ibu Dr. Sri Mulyani, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tidar dan juga
Pembimbing I skripsi yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam
pembuatan skripsi. Terima kasih atas arahan dan pembelajaran selama proses
penyusunan skripsi.
3. Bapak RM. Mahendradi, S.H., M.Si. selaku Pembimbing II skripsi yang
telah membantu dan membimbing dalam pembuatan skripsi. Terima kasih
atas arahan dan pembelajaran selama proses penyusunan skripsi.
4. Ibu Nike Mutiara Fauziah, M.A. selaku dosen penguji dalam penyusunan
skripsi. Terima kasih telah memberikan arahan dan pembelajaran.
5. Bapak Berdiyanto selaku Penasihat Kampung Organik “Kartini” dan
pengurus serta masyarakat Kampung Organik “Kartini” Pinggirejo yang
telah memberikan izin untuk penelitian, keramahan, dan kemudahan
meneliti.
6. Untuk ibu dan teman-teman saya yang telah memberikan dukungan dan doa.
7. Seluruh dosen, karyawan Tata Usaha, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Tidar yang telah membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.

x
Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dalam
kesempatan ini, peneliti memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada
kesalahan yang kurang berkenan selama penelitian. Peneliti berharap semoga
skripsi ini bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi pembaca. Demikian
yang dapat disampaikan, peneliti mengucapkan terima kasih.

Magelang, 30 September 2020

Peneliti

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kelurahan di Kecamatan Magelang


Utara pada Tahun 2017-2018 Sem I ........................................................3

Tabel 1.2 Volume Sampah Rata-Rata per Hari (m3) Berdasarkan Kelurahan di
Kecamatan Magelang Utara Tahun 2017-2018 Sem I ............................5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..............................................................................32

Tabel 3.1 Fokus Kajian Penelitian .........................................................................41

Tabel 4.1 Luas Lahan Sawah menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan di Kota
Magelang Tahun 2019 ...........................................................................49

Tabel 4.2 Luas Tanam, Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Bahan
Makanan di Kota Magelang Tahun 2019 ..............................................50

Tabel 4.3 Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah Tahun 2017-2020 ......51

Tabel 4.4 Data Pengangkutan Sampah Berdasarkan Wilayah di Kota Magelang


Tahun 2016 ...........................................................................................52

Tabel 4.5 Data Banyaknya Kampung Organik Tahun 2019 Sem 1 .....................53

Tabel 4.6 Data Penjualan Panen Sayuran Organik Kampung Organik “Kartini”
Tahun 2020 ..........................................................................................85

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..............................................................................38

Gambar 4.1 Peta Kelurahan Wates ........................................................................55

Gambar 4.2 Bagan Kegiatan Kampung Organik Kartini .......................................61

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Kampung Organik “Kartini” RW 07 Wates


Magelang ...............................................................................................63

Gambar 4.4 Pelatihan Fasilitator Tahun 2018........................................................89

xiii
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ii

ABSTRACT .............................................................................................................iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................... v

MOTTO .................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................................vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xiii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 12

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12

1.5 Manfaat Teoritis ........................................................................................ 13

1.6 Manfaat Praktis .......................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 14

2.1 Konsep Pemberdayaan Masyarakat ........................................................... 14


2.1.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ........................................................... 14

xiv
2.1.2. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ................................................................. 16
2.1.3. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat .................................................... 17
2.1.4. Sasaran Pemberdayaan ................................................................................... 19
2.1.5. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat .............................................................. 20

2.2 Strategi ....................................................................................................... 23


2.2.1 Strategi Pemberdayaan ................................................................................... 24
2.2.2 Indikator Keberhasilan Pemberdayaan ........................................................... 22

2.3 Kebijakan Pengelolaan Sampah ................................................................ 29


2.3.1 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah ......... 30
2.3.2 Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 10 Tahun 2013 ............................. 31

2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32

2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 39

3.1 Metode Penelitian ...................................................................................... 39

3.2 Lokasi Penelitian ....................................................................................... 39

3.3 Sasaran Penelitian ...................................................................................... 40

3.4 Fokus Kajian .............................................................................................. 41

3.5 Teknik Keabsahan Data ............................................................................. 42

3.6 Sumber Data .............................................................................................. 43

3.7 Teknik Pemilihan Informan....................................................................... 43

3.8 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 44

3.9 Teknik Analisis Data ................................................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 47

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 47


4.1.1 Gambaran Umum Kota Magelang .................................................................. 47

xv
4.1.2 Gambaran Umum Kelurahan Wates ............................................................... 54
4.1.3 Gambaran Umum Program Kampung Organik “Kartini” Kampung Pinggirejo
Kelurahan Wates Kota Magelang ................................................................... 55

4.2 Hasil Penelitian.......................................................................................... 64


4.2.1 Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Pinggirejo melalui
Tahap Pendekatan Mikro ................................................................................ 64
4.2.2 Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Pinggirejo melalui
Tahap Pendekatan Mezzo ............................................................................... 83
4.2.3 Strategi Program Pemberdayaan Masyarakat Kampung Pinggirejo melalui
Tahap Pendekatan Makro ............................................................................... 90

4.3 Pembahasan ............................................................................................... 94

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 99

5.1 Simpulan .................................................................................................... 99

5.2 Saran ........................................................................................................ 100

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 101

Lampiran .............................................................................................................. 104

xvi
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku dan Jurnal

Affifudin, & Saebani, B. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:


Pustaka Setia.

Ambar, T. S. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta:


Gava Media.

Bohm, R., Folz, D., Kinnaman, T., & Podolsky, M. (2010). The Cost of Municiple
Waste and Recycling Programs. Journal of Conservation and Recycling,
864-871.

Ekowati, C. K., Hikmah, Suryanti, A., Basri, Moses, Ketut, M., . . . Erma, S. (2016).
Pengembangan Institusi dan Pemberdayaan Masyarakat. Kupang: PTK
Press.

Hastuti, E. S. (2015). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah di


Bank Sampah Sayuti Melik, Dusun Kadilobo, Desa Purwobinangun,
Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Skripsi.

Kurniawan, Y. (2017). Konsep Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan


Sampah oleh Bank Sampah Malang Kota Malang. Skripsi.

Lestari, S. D. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengelolaan Sampah


Perkotaan (Studi Kasus di Kecamatan Magelang Utara Kota Magelang).
Publikasi Untidar.

Mahyudin, R. P. (2017). Kajian Permasalahan Pengelolaan Sampah dan Dampak


Lingkungan di TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). Jurnal Teknik
Lingkungan, 66-74.

Mardikanto, T., & Soebianto, P. (2012). Pemberdayaan Masyarakat dalam


Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Moleong, L. (2017). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

101
102

Mudana, I. W. (2015). Pemberdayaan Masyarakat di Daerah Tujuan Wisata Desa


Pemuteran dalam Rangka Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan. Jurnal
Ilmu Sosial dan Humaniora, 4.

Najiyati, S., Asmana, A., & Suryadiputra. (2005). Pemberdayaan Masyarakat di


Lahan Gambut. Bogor: Wetlands International.

Rachim, T. P. (2018). Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Bandung


(Studi Kasus Pedagang Kaki Lima SkyWalk Teras Cihampelas). Skripsi.

Soleh, C. (2014). Dialektika Pembangunan dengan Pemberdayaan. Bandung:


Fokusmedia.

Sri Herawati, A. Y. (2020). Kota Magelang dalam Angka 2020: Penyedia Data
untuk Perencanaan Pembangunan. Magelang: BPS Kota Magelang.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.

Sukirman, & Kusmandari, R. B. (2018). Kampung Organik sebagai Model


Pendidikan Lingkungan Berbasis Masyarakat bagi Anak Usia Dini di Kota
Semarang. Terapan Abdimas.

Sutopo. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University


Press.

Wanto, A. H. (2017). Strategi Pemerintah Kota Malang dalam Meningkatkan


Kualitas Pelayanan Publik Berbasis Smart City. Journal of Public Sector
Innovations, 2, 39-43.

Wulandari, C. Y. (2017). Strategi Pemberdayaan Masyarakat Berwawasan


Konservasi Lingkungan Melalui Usaha Kerajinan Tangan Ban Bekas di
Dusun Tetep, Kelurahan Randuacir, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.
Skripsi.
103

Sumber Internet

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Statistik Kelurahan.


http://datago.magelangkota.go.id/frontend/. Diakses pada 26 Januari 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2019. Banyaknya Kampung Organik di Kota


Magelang. https://data.go.id/dataset/banyaknya-kampung-organik-di-kota-
magelang. Diakses pada 29 Januari 2020.

Eka, Yeremia. 2017. Kampung Organik Mampu Kurangi Sampah di Kota


Magelang. https://magelang.sorot.co/berita-3459-kampung-organik-
mampu-kurangi-sampah-di-kota-magelang.html . Diakses pada 2 Februari
2020.

Kampung Organik Kartini. 2017. Sejarah Singkat Kampung Organik Kartini.


https://websiterw7.wordpress.com/about/. Diakses pada 2 Februari 2020.

Localise SDGs Indonesia. Kampung Organik Kota Magelang. https://localisesdgs-


indonesia.org/beranda/cs/kampung-organik-kota-magelang. Diakses pada 2
Februari 2020 (Wulandari, 2017)

Redaksi Metro Jateng. 2016. Bermula dari Bank Sampah Berkembang jadi
Kampung Organik. https://metrojateng.com/bermula-dari-bank-sampah-
berkembang-jadi-kampung-organik/. Diakses pada 3 Februari 2020.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Sampah


Lampiran

104
105

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA

N Fokus Aspek Sub Aspek Pertanyaan


O Kajian
1. Strategi 1. Mikro 1. Bimbingan 1. Mengapa dilakukan
Pemberdaya pemberdayaan di
an melalui Kampung Pinggirejo?
Program 2. Bagaimana respon
Kampung masyarakat saat program
Organik di ini akan dan sedang
Kampung berlangsung?
Pinggirejo 3. Apa bentuk bantuan dari
pemerintah?
4. Apakah motivasi yang
diberikankepada
masyarakat?
5. Apakah ada sosialisasi?
6. Karakteristik atau
potensi apa yang dimiliki
masyarakat?
2. Stress 1. Hambatan apa sajakah
Management yang dihadapi?
2. Apa permasalahan yang
dihadapi?
3. Apa yang fasilitator
lakukan untuk
meyakinkan masyarakat?
3. Crisis 1. Bagaimana mengatasi
Intervention permasalahan yang ada?
106

2. Bagaimana menyadarkan
masyarakat?
3. Apakah program-
program rutin tetap
berjalan?
4. Apakah ada dana
bergilir?
2. Mezzo 1. Pendidikan 1. Bagaimana komunikasi
dan keterlibatan kerja
antar masyarakat?
2. Apakah program ini
berpengaruh terhadap
kecakapan, ketrampilan,
dan kemandirian?
3. Apa hasil secara
ekonomi?
2. Pelatihan 1. Apakah ada pelatihan
rutin dari masyarakat
atau fasilitator?
2. Strategi pelatihan seperti
apakah yang paling
mudah digunakan?

3. Makro 1. Pengorganisa 1. Bagaimana keterlibatan


sian kerja di program ini?
Masyarakat 2. Apakah semua
masyarakat dilibatkan?
3. Bagaimana dengan
pembagian tugasnya?
2. Lobbying 1. Apakah pernah
mengajukan
107

programatau bekerja
sama dengan dinas lain?
2. Adakah keinginan untuk
bekerja sama dengan
pihak lain?
108

Lampiran II

TRANSKRIP WAWANCARA

1. Penasihat Program Kampung Organik “Kartini”

Hari/Tanggal : Senin/23 Maret 2020


Waktu : 13:05 WIB
Lokasi : Rumah Bapak Berdiyanto (Kampung Pinggirejo RT 4 RW
7, Wates, Magelang)
Nama Narasumber : Bapak Berdiyanto
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 55 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Pertanyaan Jawaban
1. Pencapaian apa sajakah yang Awal tahun 2013 berjalan. Kemudian
telah tercapai? tahun 2014, kami dapat juara 3
tingkat kota. Terus tahun 2015 itu
posisi kembang kempis. Biasa
organisasi itu pasang surut. Awal
2016 itu kebangkitan dari surutnya
program ini. Makanya waktu itu
reposisi atau reorganisasi pengurus
program. Sehingga 2016 itu
Kampung Organik ini jadi juara 1
tingkat kota. Dari itu jadi booming.
Banyak media yang meliput dan
berkunjung. Sampai tahun 2018 juara
1 terus. Karena kita tetap diajukan.
Tahun paling baik bagi program ini
itu di tahun 2018. Kampung organik,
109

K3, dan lomba taman itu juara 1


semua. Sekarang kami juga sudah
membangun taman. Masih bertahap
soalnya swadaya jadi tidak ada
bantuan dari pemerintah. Secara
bertahap juga pengurus jadi lebih
cakap, tanggap, dan aktif ketika kita
kasih masukan.
2. Bagaimana respon dari Kalo awalnya itu cuek, bahkan tahun
masyarakat saat progam ini 2012 di sini itu kotor. Baru mulai
akan dan sedang bersih itu tahun 2016 itu. Yang betul-
berlangsung? betul ada gerakan. Ide awal itu
tadinya hanya, kepinginnnya karena
kan kita orang kota. Warga RT 4
mayoritas pendatang. Jadi
interaksinya jarang, hanya ada saat
PKK. Jadi, inginnya ada interaksi
tidak hanya sebulan sekali di PKK
saja. Tapi setiap hari. Ya pastinya ada
yang senang ada yang tidak.
Berproses. Makanya di kita
gerakannya lebih banya pada di ibu-
ibu. Sampah itu kalo tidak diurus dari
sumbernya ya sulit. Paling banyak yg
menghasilkan sampah kan ibu-ibu.
Ya kita siasati dengan mengikuti
lomba-lomba. Makanya pada tertarik.
3. Hambatan apa saja yang Gini mbak, berbanding terbalik
dihadapi? dengan di desa. Kalau di desa orang
pandai itu sedikit, orang pedulinya
banyak. Kalau kesulitan dari
menanam, kalo buah itu mudah kalau
110

sayuran agak sulit. Karena kan


sayuran harus sesuai dengan
musimnya juga. Buah kan rata-rata
batang kayu jadi mudah. Biasanya
kendala di sayur organik itu
dipemasaran. Ketika masuk pasar itu
tidak ada bedanya dengan sayuran
biasa. Karena kota sini belum ada
pasar khusus organik. Hambatannya
lagi ada di kepengurusan.
Kebanyakan orang tua, ibu-ibu yang
tidak bekerja. Kalau anak muda, nanti
sulit saat dilakukan karena kadang
idenya muluk. Kerja sesuai tupoksi.
Itu bagus. Tapi tidak cocok di sini. Di
sini itu siapa saja dibantu meski
bukan bagiannya.
4. Apakah ada pelatihan khusus Tidak ada. Di sini awalnya sukarela
yang diberikan oleh dan otodidak. Tapi kalau pas udah
pemerintah kota sebelum jadi, ada. Dulu itu ada pelatihan,
melaksanakan program? sosialisasi tapi perwakilan.nanti dari
kelurahan tentang kerajinan, ada
pelatihan bagaimana cara menanam.

5. Apa masalah yang dihadapi? Ya banyak. Apalagi seperti ini. Tahun


2019 itu kampung organik itu
maksudnya dalam lomba lho.kan
biasanya juara 1 terus nah kemaren
itu juara 2. Kan takut. Karena kami
dinilai memang bagus terus tapi kan
nuwun sewu, kelompok lain kan pasti
akan jadi waaaa. Nah makanya dari
111

DLH ada rating sendiri. agar nanti


bisa berkompetisi dengan bagus.
Pemula sendiri, lanjutan sendiri.
Kalau semua dijadikan satu kan nanti
kasian yang pemula. Ya saya setuju
dengan ide DLH ini.
Ada lagi. Kita ini juga didorong
Mbak oleh pemkot untuk menjadi
berbadan hukum. Tapi belum siap.
Terus terang masalahnya, temen-
temen itu bisa jalan. Harapan saya
kan seperti itu. Masalahnya semua
harus komunikasi dulu dengan saya.
Contoh, sekalipun Pak RW yang
seperti itu saja harus komunikasi
dengan saya dulu. Saya kepinginnya
tiap seksi itu ya dengan tupoksi
sendiri menjalankan tugas mereka
sendiri. nanti kalau ada sesuatu baru
dikomunikasian bersama. Itu kan gak
papa. Kalau sekarang kan nggak.
Memang agak kendala.
6. Apakah motivasi yang Kita terus melakukan inovasi mbak.
diberikan kepada Motivasi awal kan biar dikenal
masyarakat? kampungnya, biar dimuat di media.
Terus menerus inovasi, lomba. Agar
di sini tersorot media. Harapannya
begitu. Jadi kan masyarakat tambah
semangat. Dinilai bagus oleh
pemerintah.
7. Apa bentuk bantuan dari Bantuan ada tapi berbentuk barang.
pemerintah? Tidak bisa ngasih uang. Kecuali
112

bentuk apresiasi dari pemerintah.


Contoh, dari perlombaan.
8. Apakah ada pelatihan? Biasanya itu kita diminta dari dinas.
Kadangkala. Walaupun di kita itu tim
ahlinya ada. Tapi kan biasanya
temen-temen pasti manggil. Misal
pas pengelolaan sampah buat
kerajinan, dari DLH dimohon dikirim
dari kartini segera. 2-3 orang.
Tentang pengelolaan tanaman juga
begitu. Tapi sebenarnya kita juga
punya tim yang lumayan bisa
mengurusi.
9. Apakah setiap kalangan Iya. Gini, kalau terkait sampah tiap
masyarakat dilibatkan? masyarakat terlibat. Karena setiap RT
itu pasti ada perwakilan pengurus di
kampung organik. Sehingga ketika
ada sosialisasi bagaimana sampah
dijual di bank sampah itu sudah ada.
Nanti pas PKK. Nanti ibu ketua RT
dan pengurus akan
mensosialisasikannya. “Ni lho
sampah yang bisa dijual, tatacara
bagaimana agar kemasan kopi laku
dijual itu seperti apa cara
motongnya”. Begitu. Kebetulan di
bank sampah kita ada beberapa
program. Yang pertama, program
simpanan. Orang datang nanti
ditabung. Kedua, cash. Datang butuh,
oh ini laku sekian bisa diambil. Yang
ketiga, barter. Ini sampah dijual tuker
113

sarimi misal itu bisa. Keempat,


sedekah sampah. Bagi yang
ekonominya menengah ke atas kan
sampah nggak ada artinya nah nanti
dimasukkan ke bank sampah.
10. Bagaimana Ya gini. Kita berbuat dengan ikhlas
menyadarkan saja, tanpa pamrih. Pak RW nya juga
masyarakat betul-betul support. Kalau bersih-
Kampung bersih juga. Mau lomba atau tidak itu
Pinggirejo? wah saya akui bagus sekali. Kalau
dulu masih ada selokan. Halaman
selokan tempat warga dibersihkan.
Satu kali ndak mempan, dua kali ndak
mempan, yang ketiga kan nanti malu
sendiri. “Wah masak halaman saya
dibersihkan Pak RW”. Jadi kita
kadangkala, contoh menggerakan
membuat tulisan. Ya malam hari itu
sama anak muda. Kadang saya ada
acara tapi tetap ditunggu. Tulisan-
tulisan, judul, plang dari kayu.
Ngerjakannya malam itu anak muda.
Sehingga makanya warganya senang
lah. Oh bisa dikenal dari luar juga.
Terutama ibu-ibnya. Wah semangat.
Mau bersih-bersih itu tinggal dishare
aja di grup.
11. Bagaimana Kita punya grup. Contoh gini pas ada
komunikasi dan gerakan. Kalau harian biasanya jalan
keterlibatan kerja itu biasanya menjadi tanggung jawab
antar rumah depannya. Pagi sore itu harus
masyarakatnya? bersih. Tapi kalau pas mau lomba, itu
114

beda lagi. Yang diumumkan di grup.


Mohon kepada ibu-ibu warga RT 4
RW 7 mohon untuk bersih-bersih
semua jalan.langsung pagi-pagi itu
ibu-ibu bersih-bersih jalan. Yang
ngantor sebelum berangkat itu bersih-
bersih dulu. Bawa sapu bersih-bersih.
Makanya saya juga senang. Warga
sudah guyub rukun.
Pak RW juga selalu komunikasi
dengan saya. Walaupun saya bukan
apa-apa. Penting sekali. Betul-betul.
Misal, “Pak besok ada lomba ini gini-
gini”. Karena nuwun sewu,
komunikasi itu kan orang jotakan bisa
kelar karena komunikasi. Orang biasa
bisa juga jotakan kan karena kurang
komunikasi.
12. Apakah ada dana Dana bergilir ya dari lomba itu. Kita
bergilir? manfaatkan saja untuk kas. Dari
penjualan tanaman organik itu. Nanti
ke Bu Wiji saja biar jelasnya kalau
untuk pemasaran. Nah, kalau ada
tamu terus terang di kita kalau non
akademis, non akademis lho. Itu kan
di kita memang sudah pake tutor tu
sekian. Pakai budget. Artinya begini,
ketika ada rombongan datang ke sini
entah darimana jumlahnya berapa.
Kalau dari pusat sekali kunjungan itu
400 ribu. Kalau daerah itu 250-300
ribu. Ada yang masuk kas ada yang
115

masuk kantong saya. Karena saya


yang mendampingi.
13. Potensi apakah yang Dulu awal itu belum. Belum tahu
dimiliki masyarakat melihat potensi. Waktu itu kan ya
Pinggirejo? orang kota kan ya pasti ya gimana ya.
Untuk saling kenal aja sulit. Ya
simpel aja lah. Kita punya kegiatan
biar akrab.
14. Apakah program ini Ya gimana ya. Saya lihat kan
bepengaruh terhadap kampung ini berubah. Dari dulu
kecakapan, sampai sekarang. Cuma lama seperti
ketrampilan, dan ini kan dianggap hal biasa. Nah ini
kemandirian? juga menjadi tantangan terberat juga.
Kalau untuk menuju ke satu tujuan itu
memang mudah karena masih
semangat. Ketika sudah mencapai
tujuan itu agak sulit. Karena kan
kejenuhan itu ada. Itu tantangan
terberat saya dan Pak RW. Biar
masyarakat tidak jenuh.
15. Bagaimana dengan Ya kita susun dan rekrut sedemikian
pembagian tugas? rupa. Mereka masih belum bisa
bekerja yang sendiri-sendiri.
maksudnya, misal seksi A
membidangi apa, ya punya program
jalankan. Gitu belum. Misal
sekretaris, ketika nanti ada surat,
belum tentu langsung ke Pak RW tapi
ke saya dulu. Mereka belum bisa
berjalan sendiri. Kalau dari akademisi
ke saya dulu, izinnya.
116

16. Strategi apa yang Ya jujur saja mbak, dengan adanya


paling mudah pelatihan itu baik dari dinas maupun
dilakukan untuk dari warga sendiri itu memudahkan
menjalankan kita untuk maju, berkembang. Jadi
program ini? kampungnya selalu hidup. Pelatihan-
pelatihan terus rutin itu saya sih
berharapnya ada pelatihan rutin terus.
Jujur, meningkat jadi berani
berkembang. Ya gini. Makanya saya
kalau ngomong sama dinas, kalau kita
mau dimonev-kan pun silahkan. Tapi
kalau dilain, saya punya keyakinan
kalau didadak pasti belum siap.
Makanya satu-satunya yang bisa
didadak itu di sini. Dinas sering minta
tolong kalau ada yang tiba-tiba ingin
berkunjung. Jadi kita tu memang
hidup. Bukan hidupnya di waktu
lomba itu enggak. Memang kita
hidup. Tanaman kan ada terus.
17. Apakah pernah mengajukan Itu belum. Ya kita tu ini mbak, dari
program atau bekerja sama awal dilihat pemerintah kok bagus
dengan dinas lain? kok jalan nah mereka mendukung.
Karena kita kan juga belum ada badan
hukum. Hanya SK. Yasudah kita
berusaha sendiri dulu saja. Jual sayur
organik juga ke deket-deket dulu aja.
Kalau ke Disperindag belum. Belum
masukin. Kalau seperti DLH atau
pertanian kan karena mereka di awal
sudah melihat sudah tau gitu lah.
117

2. Sekretaris Program Kampung Organik “Kartini”

Hari/Tanggal : Kamis/26 Maret 2020


Waktu : 10:00 WIB
Lokasi : Basecamp Bank Sampah Pinggirejo (Kampung Pinggirejo
RT 6 RW 7, Wates, Magelang)
Nama Narasumber : Ibu Purwanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 44 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Pertanyaan Jawaban
1. Pencapaian apa sajakah Ikut lomba terus menang. Minimal
yang telah tercapai? masuk nominasi.
2. Bagaimana respon dari Awalnya ya cuek. Awal kampung
masyarakat saat progam ini organik kan bank sampah ini. Tadinya
akan dan sedang ya Cuma untuk mengurangi sampah di
berlangsung? lingkungan RW 7 aja. Mulai 1 RT
dikumpulkan di rumah Bu RT terus
dicatet. Akhir tahun dapat bingkisan
sesuai banyaknya sampah. Ada
minyak, sabun, sembako. Terus jadi
semangat, naik ke tingkat RW.
3. Hambatan apa saja yang Hambatannya sulit mengumpulkan
dihadapi? banyak orang. Sulit mengajak orang-
orangnya. Kalau bank sampah itu kalo
musim hujan, orang pada males setor
ke sini. Terus kita juga bersaing dengan
pengepul yang keliling gitu. Kadang
keduluan. Tapi ya tidak papa. Karena
118

tujuan kita kan bukan pengepul. Bukan


komersil.
4. Siapa sajakah yang Semua masyarakatnya untuk
dilibatkan dalam kegiatan kepengurusannya. Anggota kita ambil
pemberdayaan? per RT misalkan perwakilan dua orang.
Jadi kalau ada informasi bisa
disampaikan. Selain yang tertera di sini
(bagan) juga boleh ikut. Kan kerja
sosial. Mau membantu ya kita terima.
5. Apakah ada sosialisasi? Ada tapi belum begitu banyak. Ini kan
kita tingkat kelurahan. Kalo DLH itu
biasanya tingkat kecamatan untuk
sosialisasinya, kan ada ada Faskelnya.
Nah, biasanya kita dapet info dari
kelurahan.
6. Apa bentuk bantuan dari Uang pembinaan kalau menang lomba
pemerintah? itu. Selebihnya berbentuk barang.
Kayak pupuk, polybag.
7. Apakah ada pelatihan? Belum ada. Udah pernah mengajukan
tapi belum ada yang ke sini untuk
pelatihan missal kayak kerajinan. Kita
otodidak. Belajar dari Youtube. Dulu
sih ada tutornya.tapi untuk
pengembangan ke warga itu kurang.
Dulu seminggu sekali buat daur ulang
begini. Tapi sekarang tiap satu bulan
sekali saja adain pertemuan dengan
ibu-ibu itu. Ya buat tas, lampion.
Sekarang lagi bikin bunga-bunga
kayak gini.
8. Apakah program-program Masih. Semua masih berjalan.
rutin tetap berjalan?
119

9. Apakah ada dana bergulir? Ada. Selain dari lomba, dari sampah.
Kalo kerajinan belum dijual.
10. Apakah program ini sudah Ya sudah. Sekarang masyarakatnya
meningkatkan ketrampilan jadi tahu. Yang tadinya tidak tahu jadi
atau kemandirian? tahu. Yang tadinya kotor jadi lebih
rapi. Kalau di RW 7 kan juga ada atau
nggak ada lomba itu tetap jalan.
11. Apakah ada aturan tertulis Tidak ada tuh. Karena swadaya. Kalau
dalam program ini? kerja sama dengan PAUD sih ada. Iya,
yang tertulis ada.
12. Bagaimana pengarahan Ya sudah bagus. Sampah-sampah juga
program di sini? sudah berkurang. Jadi kita ini kan
milah sampah organik kayak daun
kering sama sisa sayur gitu kalo ibu-ibu
nanti dijadiin pupuk kompos pake itu
alat komposter yang ada di basecamp.
Nanti jadi pupuk buat tanaman organik,
di sini juga ada rumah pembibitan itu di
bawah.
13. Apakah pernah Itu kok belum.
mengajukan program atau
bekerja sama dengan dinas
lain?
120

3. Kepala Seksi Pemasaran Kampung Organik “Kartini”

Hari/Tanggal : Minggu/5 April 2020


Waktu : 15:52 WIB
Lokasi : Wawancara dilakukan secara online melalu WhatsApp
dikarenakan pandemi Covid-19
Nama Narasumber : Ibu Wijiati Suci Andarwani
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 52 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana awal mula hasil Ya kan di Rw 7 itu ada kampung
panen sayur organik mulai organik, dikebun kampung organik itu
dipasarkan? kan selalu ditanami berbagai tanaman
,misalnya ada lombok, tomat dan
berbagai macam sayuran, nah kan dari
hasil tanaman tersebut pada saat panen
hasilnya banyak, terus saya bersama
pengurus punya ide hasilnya dijual.
Kebetulan saya yang dipercaya untuk
menjual atau memasarkan. Jadi biar
masyarakat itu tahu bahwa dengan
adanya kampung organik itu benar
benar berguna dan semua hasil
panennya benar benar organik non
pestisida terus kita menjualnya juga
harganya tidak mahal mahal.
Disamping itu sayurannya dalam
121

keadaan segar jadi warga banyak


berminat.
2. Bagaimana respon dari Biasa saja mbak. Ya seperti cuek. Tapi
masyarakat saat progam ini lama-lama mereka tertarik.
akan dan sedang
berlangsung?
3. Hasil panen dipasarkan Mengenai pemasaran diutamakan
kemana saja? warga RW 7 dulu, tapi apabila hasilnya
melimpah bisa dijual di luar. Misalnya
saya bawa ke kantor kelurahan, ke
puskesmas yang beli perawat, terus
juga pernah ke kecamatan, ke RW lain.
Kebetulan ada grup WhatsApp jadi
tinggal di-share saja sama harga-
harganya. Terus pada pesan. Kadang
dianter sampai alamat.
4. Apakah ada pelatihan Ya, kita memang buat percontohan
budidaya tanaman organik? mbak. Soalnya kalau lomba kita sering
juara. Memang kadang kita juga
diundang ikut pelatihan di Dinas
Pertanian mbak. Kalau panen pegawai
Dinas Pertanian juga sering beli, pesan
lewat WhatsApp terus saya antarkan.

5. Apakah ada sosialisasi? Alhamdulillah, saya walaupun ibu


rumah tangga tapi sering ikut
sosialisasi baik di kelurahan, dinas
pertanian, puskesmas. Jadi ada
untungnya bisa jual hasil organik
kemana-mana. Ya pernah ada
sosialisasi pemasaran dan
pengomposan buat pupuk.
122

6. Apa bentuk bantuan dari Kalau pemerintah tidak berbentuk


pemerintah? uang. Barang saja. Ya mereka bantu
dari beli sayuran organik dari kita.
7. Apakah motivasi yang Lagi mbak, kita kasih percontohan.
diberikan oleh masyarakat? Kalau kampung organik pas panen
tomat atau sayuran, kita memberi
bantuan ke posyandu balita yang ada di
RW 7 untuk menambah gizi balita.
Kebetulan saya sendiri Kader Balita,
pos lansia.
8. Apakah program-program Iya sampai sekarang masih berjalan.
rutin tetap berjalan?
8. Apakah program-program Masih. Semua masih berjalan.
rutin tetap berjalan?
9. Apakah ada dana bergulir? Ada. Dari lomba sama penjualan itu
masuk kas.
10. Apakah pernah Belum mbak. Kalau untuk pemasaran
mengajukan program atau tanaman organik juga belum baru ke
bekerja sama dengan dinas masyarakat sekitar dan orag-orang luar
lain? yang kenal saja.
123

4. Kasie Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kota Magelang

Hari/Tanggal : Sabtu/18 April 2020


Waktu : 13:30 WIB
Lokasi : Wawancara dilakukan secara online melalu WhatsApp
dikarenakan pandemi Covid-19
Nama Narasumber : Bapak Budi Waluyo
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 51 tahun
Pendidikan : S1 Sistem Informasi
Pekerjaan : PNS
No. Pertanyaan Jawaban
1. Mengapa dilakukan Di Pinggirejo. Kampung organik
pemberdayaan di Pinggirejo? awalnya terbentuk secara mandiri.
Tahun 2013, kebetulan ada Walikota
Mlaku-Mlaku Tilik Kampung.
Berkunjung ke Pinggirejo. Dan itu
menginspirasi Pemkot Magelang untuk
membentuk kampung organik di
seluruh kelurahan di Kota Magelang.
Dan Kampung Organik Pinggirejo
sebagai contoh bagi kampung organik
lain.
2. Karakteristik atau potensi Hampir separuh warga sadar akan
apa yang dimiliki kebersihan. Mereka juga antusiasnya
masyarakat Pinggirejo? tinggi. Semangat dan inovatif. Kalau
mengurus surat keterangan dari pak
RW diwajibkan membawa sampah an
organik. Seperti kardus atau plastik
yang bisa dijual.
124

3. Apa yang Dinas Lingkungan Pemkot melalui Dinas Lingkungan


Hidup lakukan untuk Hidup melakukan pembinaan dengan
membuat masyarakat melakukan monitoring dan evaluasi,
Pinggirejo memahami lomba kampung organik tiap tahun.
kondisi mereka? Kita satu tahun sekali terjun ke sana.
Tim monev kita ada dari Disperindag,
Dinas Pertanian. Lalu ada Bappeda
untuk PKK nya.
4. Selain dari pihak luar, Masyarakat Pinggirejo yang dipimpin
apakah masyarakat bapak ketua RW berhasil meyadarkan
Pinggirejo sendiri dirasa masyarakat di wilayah RW 7
sudah berkembang? Kelurahan Wates untuk mengelola
sampah. Masyarakat sadar akan
pentingnya pemilahan sampah.
Masyarakat jadi lebih akrab dan
mendongkrak ekonomi. Salah satunya
dengan penjualan hasil sayuran
organik.
5. Strategi apa yang dilakukan Kita sering berkunjung melakukan
Dinas Lingkungan Hidup monitoring dan saling sharing
untuk mengidentifikasi informasi terkait pengelolaan sampah.
permasalahan? Sebenarnya saya sendiri sering ke sana.
Walaupun tidak ada
kunjungan/kegiatan resmi.

6. Menurut Dinas Lingkungan Ya, harapannya berlanjut. Jadi, RW


Hidup, apakah program nya itu juga harus aktif. Kalo tidak
kampung organik di aktif ya tidak berjalan. Di samping
Pinggirejo akan terus monitoring dari Pemkot Magelang.
berlanjut?
125

7. Bantuan apa yang diberikan Iya. Terus dari DLH memang tidak
oleh Dinas Lingkungan memberi bantuan fisik. Yang sering
Hidup? memberikan bantuan fisik adalah dari
Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Magelang. Kita cuma mengadakan
lomba kampung organik. Hadiah
berupa uang pembinaan yang cukup
untuk pengembangan kampung
organik dan kegiatan RW lainnya.
8. Adakah kebijakan yang Yang rutin seperti monitoring dan
sudah atau akan dibuat lomba tetap dilaksanakan. Ke depan
untuk program ini? kita akan bantu berupa pelatihan-
pelatihan kadernya dengan ketrampilan
yang berhubungan dengan kampung
organik.
8. Apakah ada pelatihan atau Kita rutin mengadakan sosialisasi dan
sosialisasi? pelatihan pembuatan kerajinan daur
ulang sampah. Tahun-tahun mendatang
akan kita buat pelatihan pembuatan
kompos yang lebih efektif. Dulu pada
saat awal ada program ini kami
melakukan sosialisasi tahun 2013. Ada
Dinas Pertanian, Bappeda, Bapermas.
Terus menerus dilakukan untuk
pengenalan program pertama kali.
Karena program unggulan pemkot.
Tapi kami juga membuka diri apabila
ada RW atau kelurahan yang ingin ada
sosialisasi. Jadi kami pendekatan
seperti itu. Dengan catatan mereka
membawa surat permintaan
126

memberikan sosialisasi dan diketahui


lurah setempat.
9. Bagaimana respon Masyarakat lebih semangat mengelola
masyarakat? sampah.
10. Apakah antusias Iya. Meningkat. Hampir separuh warga
masyarakat makin sadar akan kebersihan. Karena sering
meningkat dari tahun ke ada tamu. Jadi ada pemasukan dari
tahun? tamu luar kota yang berkunjung. Tamu
luar biasanya pesan makanan dari
warga melalui pak RW.
11. Apa langkah yang akan Ke depannya pemilahan sampah akan
dilakukan untuk terapkan secara menyeluruh kepada
menyelesaikan persoalan seluruh warga Kota Magelang. Jadi
sampah? sampah itu tidak boleh dicampur waktu
dibuang. Sampah organik harus
dimasukkan ke ember. Bukan masuk
dalam tas kresek. Kita anggarkan
pembelian ember-ember besar 60 liter.
Akan kita tempatkan di tiap-tiap RT.
Nanti sampah organik itu bisa
dijadikan kompos oleh warga. Atau
diambil DLH.
127

5. Ketua/Pelindung Kampung Organik “Kartini”

Hari/Tanggal : Kamis/26 Maret 2020


Waktu : 11:52 WIB
Lokasi : Basecamp Kampung Organik “Kartini”
Nama Narasumber : Bapak Sukariyadi
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 55 tahun
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Pertanyaan Jawaban
1. Kapan pertama kali ide Secara yuridis, kampung gini
kampung organik muncul? didirikan tahun 2013. Maksudnya,
ada SK nya Surat Keputusan. Tapi,
sebenarnya sudah sejak 2012 mulai
beraktivitas. Tapi tingkat RT saja.
RT 4. Baru tahun 2013 ke tingkat
RW. Awalnya sulit sekali
menggerakan masyarakat. Kendala
banyak. Cuek. Nah, sejak ada
apresiasi dari pemerintah, lomba
dan sebagainya, kan diliput media
nah masyarakat mulai sadar
program ini baik. Jadi lebih mudah
menggerakannya. Tapi dulu belum
saya yang pencetus ide. Dulu Pak
Bakrun tapi sekarang sudah pindah.
2. Apa karakteristik program Bedanya kita dengan yang lain itu,
pemberdayaan kampung di sini itu bank sampah adalah satu
organik di Pinggirejo? kesatuan dengan kampung organik.
128

Kalau di tempat lain kan


terpisah.tapi kalau ada lomba, tetap
dipisah. Kita juga memiliki
pengurus yang berbeda. Tapi tetap
bertanggung jawab di kampung
organik.
3. Setelah ada SK (Surat Waktu itu, kebetulan kan Pak
Keputusan), bantuan apa Walikota Magelang ada keliling
yang diberikan oleh kampung it uterus mampir di sini.
pemerintah? Nah, awalnya kita dikasih program
ini. Titik beratnya ada di
pengelolaan sampah. Dengan dana
pancingan ya seperti pancingan itu
30-an juta berdasarkan RKA di sana.
Tidak glundungan uang tapi sudah
terinci. Jadi, kami hanya
menjalankan tugas dari pemerintah.
4. Adakah pro kontra saat uang Ada. Tentu ada. Makanya sudah
yang didapat dari penjualan diantisipasi. Di rumah warga pun
atau lomba dimasukkan ke ada yang tanam ada yang tidak.
kas?
5. Apa yang membuat percaya Nah iya, makanya itu tantangan
masyarakat? Apalagi berat di kota. Tidak ada uang ya
mayoritas masyarakat itu tidak jalan. Ada yang kami lakukan.
money-oriented. Sedangkan Pertama, karena kita mengelola
uang yang didapat sampah. Sampah jadi uang.
dimasukkan kas. Walaupun Rp 100 ibu-ibu akan
senang. Tapi ketika dimasukkan ke
kas nanti akan beda lagi. Makanya di
kita kan ada ada yang ke kas ibu-ibu
PKK ada yang masuk ke kas
kampung organik. Kita bedakan.
129

Jurus yang selanjutnya, di setiap


RW pasti ada posyandu baik lansia
atau balita. Nah, kita merupakan
donator rutin untuk penambahan
gizi anak. Uang atau jus kalo lagi
panen. Nah itu yang membuat
masyarakat sadar
pentingnyakeberadaan kampung
organik ini. Ternyata ada
manfaatnya. Kadangkala kita juga
bagi-bagi THR, seragam, baju. Agar
anggota tetap aktif.
6. Apakah ada bantuan dari Bantuan ada tapi berbentuk barang.
pemerintah? Tidak bisa kasih uang. Kecuali
bentuk apresiasi dari pemerintah.
Contoh dari perlombaan.
7. Apakah ada sosialisasi? Ada. Sosialiasi kadang dari Dinas
Lingkungan Hidup kadang dari
Dinas Pertanian. DLH terkait
tentang bagaimana pengelohan
sampahnya, Dinas Pertanian itu
bagaimana budidaya tanaman entah
itu sayuran, bunga, atau buah-
buahan2. Sekarang juga ada ternak
juga sama perikanan sedang
berjalan. Ada 5 kolam yang dikelola.
DLH kalau ada kegiatan baru datang
untuk sosialisasi. Tiap RT nanti ada
perwakilan waktu sosialisasi. Agar
nanti lebih mudah menyampaikan
ke masyarakat yang lain.
130

8. Hasil secara ekonominya apa? Untuk itu, kita jual hasil panen kita.
Ke masyarakatnya dulu, RT lain,
atau pegawai-pegawai dinas itu
mbak. Kita ada grup WhatsApp nya
jadi tinggal share gambar dan harga-
harganya. Kemudian, ini baru ada
ternak sama perikanan. Semoga
berhasil. Ini juga mau ad ataman
mbak. Baru dibangun. Insya allah
nanti untuk wisata edukasi.
9. Masalah apa yang dihadapi? Ya pertama masalah keterbatasan
dana. Sulit meminta dari
pemerintah. Kesulitan. Makanya
kita kembangkan yang ada. Jadi
misal, taman. Bunga-bunga yang
ada kita kembangkan. Tinggal tata
penataannya bagaimana ya pasti
bagus.
10. Bagaimana mengatasi Kalau untuk mengurangi masalah
masalah yang ada? biaya atau dana itu kit apunya tim
ahli sendiri. Dari masalah pertanian
pun sebenarnya kita punya. Orang
sini yang jadi PNS di kabupaten kita
rekrut jadi anggota. Sehingga kita
kalau belajar bagaimana mengolah
tanaman bisa bertanya. Taman juga.
Kalau dinas yang anggarkan pasti
ratusan juta. Tapi kita kan enggak.
Karena tenaga dari kita, bunga dari
budidaya kita. Kan akhirnya beda
lagi. Kita memang beli bunga, tapi
tidak banyak. Nah model-model
131

seperti itulah untuk mengurangi


biaya. Kalau dari kota kan pasti
habis banyak.
11. Potensi apa yang dilihat saat Sebenarnya itu belum melihat. Kami
menciptakan ide program ini? itu hanya ingin akrab saja. Tapi
tahun 2011, mulailah. Kita melihat
potensi disini yaitu beberapa orang
purnawirawan. Karena
purnawirawanpunya banyak waktu
luang agak banyak.
12. Apakah pernah mengajukan Kalau itu belum. Ya soalnya juga
program atau bekerja sama masih sulit karena di sini belum
dengan dinas lain? berbadan hukum.
132

Lampiran 3

Basecamp Kampung Organik “Kartini” Tempat Pembuatan Pupuk

Jalan Gang Kampung Pinggirejo


133

Pembuatan Rak untuk Pot Tanaman Taman Kartini

Taman Kartini
134

Tanaman Organik Bibit Tanaman Organik

Sosialisasi Dinas Lingkungan Hidup Panen Cabai Organik

Panen Tomat Organik oleh Ibu-Ibu PKK Panen Sawi Organik


135

Sampah Masyarakat di Bank Sampah Sekretaris Kampung Organik “Kartini”

Beberapa Hasil Kerajinan dan Ecobrick

Ketua dan Pelindung Kampung Penasihat Kampung Organik “Kartini”


Organik “Kartini”
136

Peternakan Ayam “Kartini” Pengelompokkan Jenis Sampah

Pembuatan Dinding dari Botol Bekas

Tanaman untuk Pemasukan Dana


137

Pemilahan Sampah oleh Ibu-Ibu


139

SURAT IJIN PENELITIAN


140

Anda mungkin juga menyukai