Oleh :
SKRIPSI
BENTUK PELINDUNGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI DINAS
SOSIAL KOTA PONTIANAK TERHADAP ANAK JALANAN DI
KECAMATAN PONTIANAK SELATAN
Oleh:
Ganda putra utama
NIM. E1021171083
Dipertahankan Pada :
Hari/Tanggal : Jumat 14 Oktober 2022
Waktu : 13:00 WIB
Tempat : Ruang 5
Tim Penguji
Pembimbing Utama Pembimbing Kedua
Disahkan Oleh:
Dekan FISIP Untan
Dr.Herlan,S.Sos,M.Si
NIP. 197205212006041001
ABSTRAK
1
ABSTRACT
2
RINGKASAN SKRIPSI
Selatan.penulisan skripsi ini belatar belakangkan dengan apa yang telah terjadi di
jalanan kota pontianak selatan dimana anak jalanan yang semakin banyak dan
terhadap anak jalanan. Dalam teori ini yang di gunakan teori kesejahteraan sosial
oleh krisis sumber daya atau fiskal. Sementara pertumbuhan ekonomi dapat
dan perluasan layanan negara kesejahteraan adalah suatu kemungkinan yang nyata.
kesejahteraan ini dengan jelas diilustrasikan oleh apa yang disahkan untuk inisiatif
kebijakan-kebijakan sosial.
Dalam hasil penelitian dalam disimpulkan bahwa anak jalanan masi kurang
dalam mengatasinya dikarenakan mereka masi betah berada di jalanan dan masi
merasa nyaman berada dijalanan dan dimana tugas dari pemerintah dan dinas sosial
dalam mengatasi percepatan menangani mereka dan dinas sosial harus paham
dalam memahami mereka dan harus tau bagaimana cara mengatasi mereka dengan
tidak ada paksaan atau pun kekerasan. Yang di lakukan dinas sosial terhadap naka
3
jalanan yang baik merupakan salah satu upaya yang mereka lakukan dengan adanya
program-progam yang terkait serta adanya bantuan untuk mereka dalam mencari
lapangan pekerjaan yang sudah dewasa dan anak-anak yg berada di jalanan diberi
pemahaman dan kepada orag tuanya diberi arahan supaya tidak adanya anak-anak
4
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada suatu perguruan tinggi
manapun dan sepanjang pengetahuan saya tidak ada karya atau pendapat yang
pernah dituliskan atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang dirujuk ke dalam
daftar pustaka.
5
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji bagi allah SWT atas segala rahmat yang telah
dilimpahkan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini selama
proses pengerjaan baik dari materi maupun tenaga, waktu serta motivasi yang
diberikan kepada saya untuk penulisan skripsi ini. Sebagai ucapan rasa terimakasih
dan rasa hormat yang tulus skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kepada kedua orang tua yaitu Bapak Asmadiyanto dan Ibu Neneng yang
telah mendidik dan membesarkan saya yang selalu senantiasa berdoa untuk
kesuksesan saya.
6
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas berkat dan rahmatnya terutama berkat
kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang
berjudul “ Dampak Body Shaming Sebagai Bentuk Kekerasan Terhadap Remaja
Perempuan Di Kelurahan Sungai Beliung Pontianak Barat” . Kemudian shalawat
dan salam kita sampaikan kepada Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
memberikan pedoman hidup untuk keselamatan manusia di kehidupan sekarang
dan yang akan datang yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial ilmu politik di Universitas
Tanjung Pura Pontianak . Disamping itu, penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk
berbagai kesulitan. Untuk itu peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan
penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Keadaan ini semata-mata
bahwa dalam penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang sudi membantu dan mensukseskan penyusunan skripsi ini,
baik bantuan secara materiil maupun non materiil. Maka, sepantasnya peneliti
1. Bapak Dr. Herlan, S.Sos M.Si selaku pembimbing Utama dan bapak
nurwijayanto, SH. M.Si selaku pembimbing Pendamping yang telah
memberikan arahan dan kemudahan, motivasi serta bimbingan selama
proses penulisan skripsi.
7
2. Bapak Dr. Herlan, S.Sos M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik Universitas Tanjungpura Pontianak.
3. Dr.Pabali Musa,M.Ag selaku penguji pertama dan ibu Desca Thea
Purnama S.Sos, M.Sos selaku penguji kedua yang telah banyak
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Prof Dr. H. Hasan al mutahar, M.Si (PA) pembimbing akademik
selama melaksanakan perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Tanjungpura Pontianak.
Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis seperti bantuan, dorongan
dan kebaikan mendapatkan balasan dari Allah SWT, dan harapan peneliti hasil
karya penulisan ini bisa memberikan manfaat serta sumbangan pemikiran maupun
acuan bagi pembaca untuk menulis serta juga memberikan manfaat yang cukup bagi
kita semua. Amiin
8
i
ABSTRACT
ii
RINGKASAN SKRIPSI
Selatan.penulisan skripsi ini belatar belakangkan dengan apa yang telah terjadi di
jalanan kota pontianak selatan dimana anak jalanan yang semakin banyak dan
Krisis legitimasi negara kesejahteraan sebagian disebabkan oleh krisis sumber daya
tingkat tinggi, pengeluaran sosial yang ditingkatkan dan perluasan layanan negara
pemerintah dibanyak negara untuk menangani krisis kesejahteraan ini dengan jelas
Dalam hasil penelitian dalam disimpulkan bahwa anak jalanan masi kurang
dalam mengatasinya dikarenakan mereka masi betah berada di jalanan dan masi
iii
merasa nyaman berada dijalanan dan dimana tugas dari pemerintah dan dinas sosial
dalam mengatasi percepatan menangani mereka dan dinas sosial harus paham
dalam memahami mereka dan harus tau bagaimana cara mengatasi mereka dengan
Yang di lakukan dinas sosial terhadap naka jalanan yang baik merupakan salah
satu upaya yang mereka lakukan dengan adanya program-progam yang terkait serta
adanya bantuan untuk mereka dalam mencari lapangan pekerjaan yang sudah
dewasa dan anak-anak yg berada di jalanan diberi pemahaman dan kepada orag
tuanya diberi arahan supaya tidak adanya anak-anak mereka yang di paksa turun
kejalan.
iv
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan pernyataan sendiri serta
hasi dari hasil dilapangan dan tidak ada hasil dari ambil skripsi orang lain dalam
E1021171083
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
memenangkan sesuatu”
memetiknya
Persembahan
Atas berkah,Rahmat dan karunia Allah Subhanahu Wa Ta ala dan Nabi Besar
persebahkan kepada.
1. Kepada kedua orang tua saya bapak saya Asmadi yanto dan mamah saya
Neneng yang sudah mendoa kan anaknya dan sudah mendukung dan
dan sudah memberi motivasi yang kuat untuk anaknya dan saya bisa
vi
2. Terimakasi kepada keluarga saya yang sudah memberi saya motivasi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
perlindungan pemerintah daerah melalui dinas sosial kota Pontianak terhadap anak
gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Fakultas Ilmu Sosial ilmu politik di Universitas
Tanjung Pura Pontianak . Disamping itu, penulisan skripsi ini juga bertujuan untuk
berbagai kesulitan. Untuk itu peneliti menyadari bahwa dalam penelitian dan
penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Keadaan ini semata-mata
bahwa dalam penyusunan skripsi ini peneliti mendapatkan bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak yang sudi membantu dan mensukseskan penyusunan skripsi ini,
baik bantuan secara materiil maupun non materiil. Maka, sepantasnya peneliti
viii
• Dr.Herlan.S.Sos,M.Si Selaku pembimbing pertama
Penulis
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Anak mempunyai hak dan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, meliputi
hak dan kebutuhan akan pangan dan gizi, kesehatan, bermain, kebutuhan emosional
perlindungan. Anak-anak juga memiliki hak untuk dilindungi dari bahaya. Anak
Masalah anak jalanan adalah salah satu yang tidak pernah sepenuhnya
telah dilakukan untuk mengatasi masalah anak jalanan, masalah ini masih perlu
mengakui hak anak untuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari terlibat
dalam pekerjaan apa pun yang dapat merugikan atau mengganggu pendidikan anak,
adalah fenomena sosial (fenomena) yang memiliki dimensi atau segi yang sangat
9
10
luas atau rumit yang dapat ditelaah dari berbagai perspektif (sudut pandang atau
teori).
dengan tetap menjaga hubungan dengan keluarganya, namun saat ini belum ada
definisi yang dapat dijadikan pedoman. Menurut definisi yang berbeda dari
Soedijarto (1998), anak jalanan berusia antara tujuh dan lima belas tahun dan
pengaruh faktor sosial budaya, pendidikan, dan psikologis tidak lepas dari
keberadaan anak jalanan. Sebagian besar anak jalanan didorong oleh keinginan kuat
untuk menghidupi diri sendiri. Dengan kata lain, mereka berusaha untuk
mendukung diri mereka sendiri. Uang yang dihasilkan tidak diragukan lagi sangat
bermanfaat bagi individu yang masih duduk di bangku sekolah. Kurangi beban
menghentikan beberapa anak jalanan dari putus sekolah atau lulus dan kemudian
Kota Pontianak dinobatkan sebagai Kota Ramah Anak Kategori Utama pada
tahun 2011 dan 2012, dan pada tahun 2013 dan 2014, ditingkatkan statusnya
Pontianak yang diatur oleh pemerintah pusat telah diakui sebagai Kota Layak Anak,
namun masih banyak anak-anak yang masih kekurangan akses perlindungan penuh
atau di warung yang masih buka saat fajar menyingsing, adalah contoh nyata dari
kenyataan ini. Mengingat bahwa anak-anak ini menghabiskan sebagian besar waktu
Meskipun istilah “anak jalanan” secara keseluruhan tidak termasuk dalam undang-
terlantar.
Asasi Manusia, setiap anak berhak memperoleh pengajaran dan pendidikan dalam
hal kapasitas intelektual, hobi, dan area kekuatan mereka dalam konteks
pertumbuhan pribadi mereka sendiri. Karena penanaman akhlak dan budi pekerti
merupakan salah satu tujuan pendidikan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
anak jalanan karena keberadaan anak jalanan di Kota Pontianak bukan merupakan
fenomena baru dan seringkali beberapa diantaranya adalah anak-anak yang masih
berstatus pelajar atau bersekolah yang masih bersekolah. harus terlibat dalam
sambil bersekolah, sebagian besar karena faktor ekonomi, sehingga ada beberapa
menjadi undang-undang pada 17 Oktober 2014, oleh Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Amir Syamsudin, Presiden Dr. Susilo Bambang Yudhoyo. Anak
adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun, termasuk anak dalam
anak harus dilindungi karena mereka suatu saat akan memiliki martabat pribadi
yang utuh yang hak-haknya tidak dapat dikurangi atau dilanggar oleh siapa pun,
dan karena melindungi mereka adalah tugas dan anugerah dari Tuhan.
Motivasi adalah “suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan terbentuknya “perasaan” dan didahului oleh respon terhadap adanya tujuan,
menurut Mc Donald dalam Sardiman A.M 2009:73. Ada beberapa alasan mengapa
hal ini terjadi, tetapi salah satu yang utama adalah lingkungan, khususnya lamanya
waktu yang dihabiskan anak-anak ini di jalanan dan kurangnya motivasi belajar
mereka, yang keduanya berdampak pada hasil akademik yang diperoleh. prestasi
Oemar Hamalik mengklaim bahwa “hasil belajar dapat dilihat dari perubahan
Banyak anak jalanan di Pontianak yang masih sekolah menghadapi masalah ini.
Karena sumber daya keluarga yang tidak memadai, banyak anak yang dipaksa
dewasa di sekitar mereka, baik orang tua mereka maupun anggota keluarga lainnya.
13
Tetapi beberapa individu muda bersedia terlibat dalam kegiatan untuk mencari
nafkah di jalanan.
tumbuh, dan berpartisipasi dalam masyarakat dengan cara yang sesuai dengan
Faktanya, tidak semua anak memiliki pengalaman yang baik, kemandirian yang
mereka inginkan, atau kebutuhan yang mereka butuhkan. Sebagian anak muda
masih memiliki berbagai tanggung jawab. Anak-anak yang tinggal dan bekerja di
jalanan melakukannya dengan bebas atau karena orang tua mereka mendorong
terus menerus menjadi pusat perhatian permasalahan yang tidak ada habisnya (studi
Untuk melindungi anak jalanan secara fisik dan psikis, warga Kota Pontianak
“Setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi sesuai
Menurut data UNICEF dari 2016, 2,5 juta siswa Indonesia, termasuk 600.000
anak di sekolah dasar (SD) dan 1,9 juta anak di sekolah menengah pertama, tidak
memprihatinkan. Tentu saja, fenomena ini bukan akibat satu faktor, arus
modernisasi; faktor lain juga berperan, seperti krisis ekonomi yang tidak
berkesudahan, yang telah berkontribusi pada peningkatan jumlah anak jalanan dan
putus sekolah baru-baru ini. Seiring dengan maraknya anak jalanan dan anak putus
sekolah di berbagai sudut jalan, ternyata ada permasalahan baru masyarakat yang
meningkat.
rendah, dan memutuskan untuk bekerja sebagai pengamen. Terlepas dari kenyataan
bahwa anak-anak seusia itu tidak boleh berada di jalanan atau di tempat
1. Faktor ekonomi.
2. Faktor Lingkungan.
ini adalah:
sebagai berikut. Berangkat dari latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
diutarakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah apa saja bentuk
perlindungan yang telah dilakukan oleh Dinas Sosial Kota Pontianak untuk
pontianak selatan.
16
Penelitian ini diharapkan dapat berdampak positif, baik dalam hal teoritis
maupun praktis.
anak jalan di kecamatan pontianak selatan melalui dinas sosial kota pontianak.
Bagi penelitian lain dan sejenisnya dimasa yang akan datang dapat
khususnya dijalan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai anak-anak di bawah usia 18 tahun yang turun ke jalan karena berbagai
Pembatasan berikut diberikan pada anak jalanan oleh UNICEF: Sebelum usia enam
belas tahun, anak-anak yang menjadi anak jalanan telah meninggalkan keluarga,
sekolah, dan komunitas lokal mereka dan telah beralih ke gaya hidup keliling.
Anak jalanan dalam pengertian ini adalah remaja di bawah usia 16 tahun yang
jalanan atau di tempat-tempat umum lainnya (Soedijar, 1998). Anak jalanan atau
gelandangan adalah mereka yang tidak mempunyai alamat tetap atau tidak benar-
baik untuk menghidupi diri sendiri maupun untuk berkeliaran di jalan dan tempat
umum lainnya (2005:5). Anak jalanan biasanya berusia antara lima sampai delapan
belas tahun, terlibat dalam kegiatan atau berkeliaran di jalanan, tidak sedap
dipandang, memakai pakaian kotor, dan memiliki mobilitas yang baik. Selain itu,
(2001:30) mendefinisikan anak jalanan sebagai anak yang usianya berkisar antara
6 hingga 18 tahun dan yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja
Indonesia, terutama di kota-kota besar. Tanggung jawab besar negara ini terletak di
pundak generasi masa depan, yang sedang berlari untuk menggantikan para
pemimpin saat ini. Jika anak muda saat ini menginginkan masa depan yang bahagia,
Misalnya, sebagai tanda rasa kewajiban mereka untuk menjaga eksistensi bangsa,
terlantar dari segi ekonomi, pendidikan, dan jaminan sosial, selain lingkungan
sosial yang tidak bersahabat. Dengan kata lain, banyak anak jalanan yang
anak jalanan adalah kemiskinan. Dalam UUD 1945 Pasal 27 Ayat 2 mengatur
jalanan memiliki hak asasi manusia yang sama dengan orang lain, dan dan UUD
Kira-kira berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk berkendara dalam sehari
lebih dari 4 jam. Pada hakekatnya, baik secara sukarela maupun karena paksaan
orang tua, anak jalanan bekerja di jalanan untuk menghidupi dirinya sendiri. untuk
menyemir sepatu, dll). Namun, anak muda lainnya siap untuk terlibat dalam
tindakan sadar diri untuk mencari nafkah di jalanan. Anak jalanan adalah anak-anak
berusia antara 6 dan 18 tahun yang menghabiskan lebih dari empat jam sehari untuk
Anak jalanan atau lebih dikenal dengan sebutan anjal adalah gambaran anak
muda yang kesehariannya dihabiskan di jalanan. Dan mengingat bahwa kita dapat
dengan mudah menemukannya di setiap bagian kota, mungkin kita sudah akrab
dengan angka ini. Lalu apa yang terjadi pada anak-anak ini? Anak-anak kecil yang
masih dalam pengasuhan orang tuanya harus berjuang untuk bertahan hidup di
jalanan, dan terkadang mereka menjadi korban kekerasan oleh orang-orang yang
ceroboh. Namun, beberapa orang tua juga mendorong anak-anak mereka untuk
20
menyarankan agar anak-anak mereka tumbuh sebagai anak jalanan. Selain masalah
keuangan dalam keluarga, ada banyak alasan lain mengapa orang berakhir di
jalanan, salah satunya adalah kurangnya pendidikan. Usia mereka yang masih belia
dan relatif masih muda seharusnya masih dalam tahap belajar dan pendidikan,
namun mungkin karena alasan tertentu, mereka malah semakin tenggelam dalam
kehidupan sebagai anak jalanan dan tidak menghargai sekolah. Sosialisasi atau
pendidikan merupakan salah satu peran yang dimainkan oleh keluarga. Peran ini
dari kepribadian, perilaku, etiket, sikap, dan respons emosionalnya dalam keluarga.
Dengan kata lain, anak-anak perlu memperoleh standar sosial tentang apa yang
yaitu keluarga yang bergelut dengan masalah sosial dan ekonomi. Untuk memenuhi
bekerja. Berikut beberapa ciri anak jalanan yang dapat disimpulkan dari beberapa
1) Ciri-ciri fisik
2) Ciri-ciri psikis
a) Mobilitas tinggi
c) Penuh curiga
d) Sangat sensitive
e) Berwatak keras
f) Sangat kreaktif
Setelah berbicara tentang peran, kita akan membahas kapasitas seseorang atau
bermain peran adalah perilaku yang diantisipasi orang dalam hubungan sosial dari
orang lain. Peran adalah komponen dinamis dari posisi (status). Jika seseorang
perilaku yang harus diperlihatkan oleh orang-orang yang hidup dalam suatu
masyarakat. Peran seseorang adalah jenis perilaku yang diharapkan dari mereka
dalam situasi sosial tertentu. Jika yang dimaksud dengan peran adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada peringkat tertentu berdasarkan ilmu sosial, maka
22
perilaku posisi adalah perilaku aktual dari individu yang memainkan peran tersebut.
Peran seseorang dalam ilmu sosial adalah kewajiban yang diembannya selama
dalam organisasi sosial, sedangkan peran lebih terikat pada fungsi, penyesuaian,
dan sebagai suatu proses. Berdasarkan sifatnya, jabatan tersebut, menurut Linton,
dapat dibagi menjadi dua kelompok: ditugaskan atau ditugaskan tugas dan peran
yang dikejar (achived). Posisi yang ditentukan adalah posisi yang diterima
seseorang sebagai konsekuensi dari pemberian dari orang lain dan bukan dari
pencapaian atau usahanya sendiri. Teori peran menjelaskan interaksi sosial dalam
hal aktor yang tampil sesuai dengan norma budaya. Ide ini menyatakan bahwa
memainkan peran tertentu, seperti dokter, mahasiswa, ayah, wanita, dan lain-lain,
diharapkan dapat memenuhi fungsi tersebut. Karena dia adalah seorang dokter,
seseorang merawat orang. Karena itu ia harus merawat Dinas Sosial dan pasien
mempengaruhi perilaku.
dalam posisi tertentu, yang mencakup baik aktivitas itu sendiri maupun sikap dan
keyakinan yang mendukungnya. Teori peran mengacu pada orang dalam berbagai
cara. orang yang terlibat dalam hubungan sosial. bertindak kinerja oleh aktor
23
(pertunjukan) Tindakan karakter ini mengambil bentuk konkret dan bervariasi dari
aktor ke aktor, yang tercermin dalam perilaku aktor Inkonsistensi teori peran ini
Terlepas dari metode yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil itu,
fungsi dilihat dari tujuan mendasar atau konsekuensi akhirnya. Namun, ada
kemungkinan bahwa beberapa peran memiliki strategi tertentu yang telah disetujui
ketika berbenturan dengan elemen fungsi lainnya. Oleh karena itu, seorang aktor
bebas untuk mengikuti jalannya sendiri selama tidak bertentangan dengan semua
mengambil berbagai bentuk dunia nyata yang berbeda dari aktor ke aktor. Rentang
teori peran ini diterima sebagai hal yang normal dan tidak memiliki batasan. Fungsi
dapat dikategorikan, misalnya, ke dalam kategori hasil kerja, hasil akademik, hasil
24
Terlepas dari metode yang digunakan untuk mencapai tujuan atau hasil itu, fungsi
dilihat dari tujuan mendasar atau konsekuensi akhirnya. Namun demikian, itu tidak
Ketika suatu cara bertentangan dengan komponen lain dari fungsi, itu menjadi
mengakui perbedaan mereka dari kelompok lain berdasarkan posisi individu dalam
organisasi untuk bertindak sesuai dengan bidang tugas dan wewenangnya masing-
masing. Fungsi lembaga atau institusi dirancang untuk menjadi peta jalan atau arah
2.3 Teori
Bantuan Sosial Salah satu unsur yang berkontribusi terhadap krisis legitimasi
yang disetujui untuk inisiatif kebijakan sosial adalah ilustrasi mencolok tentang
kesejahteraan.
25
sosial dilakukan. Ini menunjukkan definisi luas dari yang mencakup pekerjaan
sosial, program, dan kegiatan sosial berorientasi komunal lainnya. Idenya adalah
program yang melibatkan berbagai upaya metodis dan terorganisir dengan berbagai
mencakup berbagai tugas yang terkait dengan sejumlah spesialisasi dan pekerjaan
sosial dan berbagai Tujuan berikut merupakan bagian dari sistem kesejahteraan
sosial:
hidupnya disebut juga dengan kesejahteraan. Tingkat kehidupan yang lebih besar
ini tidak diukur dengan pertumbuhan ekonomi atau kesehatan fisik. Perhatikan juga
tetapi juga dalam hal dimensi sosial dan spiritual. Misalnya, dalam
Agar warga negara dapat hidup sejahtera, berkembang secara pribadi, dan
spiritual, dan sosialnya. Inilah yang disebut dengan kesejahteraan sosial. Pelayanan
mencapai kesejahteraan sosial (UU No. 11, 2009). Menurut Badan Pusat Statistik,
yang menerbitkan Data dan Informasi Kemiskinan pada tahun 2009, kesejahteraan
mencakup berbagai aspek kehidupan dan tidak dapat sepenuhnya diukur. Seseorang
yang tinggi. menyebabkan penduduk lain memiliki status sosial yang sama.
masyarakat. Terlepas dari kenyataan bahwa dia menyatakan secara eksplisit bahwa
kelompok atau orang itu adalah tujuan kegiatan dalam arti yang dia sarankan.
a) Organisasi formal
kesejahteraan sosial.
28
b) Pendanaan
c) Kebutuhan manusia
d) Profesionalisme
Tentu saja, prosedur dan aturan yang telah ditentukan digunakan untuk
faktor yang perlu diperhatikan dalam upaya mencapai kesejahteraan sosial, dan
a) Pemerataan pendapatan
banyak uang yang Anda miliki, semakin banyak keinginan yang dapat
Anda atasi dengan menggunakan uang ini untuk membeli alat. Kenaikan
b) Pendidikan
mereka.
diimbangi dengan fasilitas medis yang berkualitas tinggi dan staf yang
jarak ke layanan medis, ada kesenjangan yang nyata dalam akses dan
adalah hasil dari akses yang mudah ke jarak dan kualitas pelayanan yang
lain:
sosial.
keterampilan seseorang
sosial, ekonomi, dan politik dengan tetap menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan.
ialah:
a) Pengalaman kerja
luas pasti akan diuntungkan dan lebih tahu apa yang harus dilakukan
32
berkembang dan menjadi signifikan dalam mencapai tujuan yang dapat dicapai
sendiri mengacu pada teori aktualisasi diri Maslow, teori individuasi Jung, dan
konsep Rogers tentang orang yang berfungsi penuh., Definisi kedewasaan Allport,
keputusasaan, definisi kepuasan hidup Neugarten, dan standar optimis untuk orang
sehat mental dikemukakan oleh Johana (dalam Ryff, 1989). Ryff berusaha
metodologi ini pada tahun 1989. Dia bekerja sama dengan para filsuf dan psikolog
dengan baik. adapun yang masih digunakan sampai sekarang. Rachmayani &
memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, memiliki
kebutuhan mereka, memiliki tujuan hidup yang lebih signifikan, dan secara aktif
menentukan tingkat kesehatan psikologis ini (Ryff, 1989). Selain itu, menurut
kepuasan hidupnya, dan derajat optimismenya. hubungan dengan orang lain, tujuan
804), dapat digambarkan sebagai sensasi subjektif dari kenyamanan atau kepuasan
suatu kondisi di mana orang memiliki pandangan optimis terhadap diri mereka
sendiri dan orang lain, mampu membuat keputusan sendiri, dan merasa puas dengan
hidup mereka. Pengaturan yang memenuhi persyaratan mereka dan memiliki tujuan
Kalijaga Yogyakarta). Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tujuan dan isi
anak. Hukum Islam mengakui bahwa peran Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
Migrasi Kota Yogyakarta selama ini sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini
materi.
2. Makalah yang ditulis oleh Sri Tjahjorini Sugiharto dan dirilis pada tahun 2010
Bandung, Bogor, dan Jakarta". Studi ini menemukan bahwa masa lalu orang
tua memiliki dampak terbesar pada perilaku anak jalanan. Selain itu, tidak
aspek-aspek tersebut kurang terkait langsung dengan latar belakang orang tua
dan lingkungan.
Secara umum, hak asasi anak terlantar dan remaja yang hidup di jalanan adalah
sama, dan UUD 1945 mengakui adanya hak asasi manusia yang mendasar. Menurut
Manusia, setiap anak berhak atas pendidikan dan pengajaran dalam rangka
Kehadiran anak jalanan di Kota Pontianak bukanlah hal baru, dan seringkali
sebagian dari mereka adalah anak-anak usia sekolah yang harus melakukan
Sardiman A.M. Motivasi adalah “perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan produksi “perasaan” dan didahului oleh respon terhadap adanya
suatu tujuan (2009:73). Ada beberapa alasan untuk ini, tetapi salah satu yang utama
adalah lingkungan, terutama berapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak ini
di jalanan dan betapa tidak termotivasinya mereka untuk belajar, yang keduanya
Undang Nomor 23 Tahun 2002 dan Peraturan Daerah Kota Nomor 3 Tahun 2014
dalam hal ini. Menurut persyaratan hukum regional, hak-hak anak berikut ini secara
tegas dimiliki:
mereka;
merawatnya.
dilakukan oleh guru, staf, siswa lain, dan/atau pihak ketiga dalam
lingkungan pendidikan.
Jika Anda memeriksa situasi anak jalanan saat ini, Anda akan melihat
Bagan 2.2
Judul Penelitian
Dentifikasi Masalah
Teori Penelitian
Output Penelitian
38
1. Pemasalahan
2. Tujuan Penelitian
tujuan penelitian dan apa tujuan penelitian bagi individu, kelompok, dan
partisipan.
3. Metodologi
4. Data
dalam penelitian serta informasi yang akurat dan relevan yang disimpan
mencari sumber tertentu. Sebuah fakta atau asumsi dapat dibuat dari data
5. Hasil
Hasil dimana dari semua yang sudah di data serta disusun dan proses
yang berikutnya hasil dari semua itu untuk di presentasi melaporkan hasil
penelitian.
6. Pembahasan
Deskripsi utama dari masalah yang akan Anda bicarakan ada di bagian
pemecahan masalah.
7. Kesimpulan
Ini akan menarik kesimpulan dari semua yang dibicarakan, yang akan
dalam bentuk yang lebih pendek dan lebih jelas untuk diskusi di akhir.
singkat, padat, dan jelas, yang meninggalkan kesan positif bagi pembaca.
8. Rekomendasi
Pertanyaan yang peneliti lakukan pada anak jalanan kota pontianak sebagai
berikut :
tidak bisa bertanyak lebih banyak karena ada privasi yang harus ditutupi dari anak
tersebut serta tidak semua anak pertanyaannya sama,dan hanya seberapa anak saya
anak yang peneliti temukan di jalan tanjung pura simpang empat lampu merah arah
mau ke imam bonjol dan ada sebagian anak yang tidak bisa peneliti wawancara
Landasan teoretis ini juga dapat digunakan untuk membahas temuan penelitian dan
kualitatif, peneliti memulai dengan data, menggunakan teori-teori yang ada sebagai
penelitian berangkat dari teori ke data dan berakhir pada penerimaan atau penolakan
menghasilkan data deskriptif berupa pernyataan verbal atau tertulis yang dibuat
oleh subjek dan bukti perilaku yang dapat diamati. Mereka berpendapat bahwa
strategi ini membahas latar belakang dan keadaan individu secara keseluruhan
(whole). Oleh karena itu, tidak tepat dalam situasi ini untuk mereduksi orang atau
organisasi menjadi variabel atau hipotesis; sebaliknya, mereka harus dilihat secara
34
35
dalam penelitian kualitatif. Semakin tinggi tingkat kedalaman dan spesifisitas data
dalam penelitian kuantitatif. Dalam penelitian ini, peristiwa atau kondisi yang
diteliti adalah salah satu di mana peneliti mengambil bagian. Oleh karena itu,
realitas yang terjadi merupakan satu kesatuan yang terjadi, peneliti tidak mampu
dengan teori dan konsep yang sebelumnya digunakan sebagai kajian dalam
jauh lebih subjektif. Menggunakan berbagai teknik, seperti kelompok fokus dan
Jenis penelitian ini biasanya melibatkan penyelidikan dan penemuan terbuka dan
pendapat, dan perasaan peserta mengenai isu atau topik yang sedang dibahas.
mengunakan metode tersebut peneliti lebih bertanggung jawab atas apa yang
peneliti dapatkan dilapangan serta peneliti lebih paham dalam terjun langsung
kelapangan dalam menemui target yang peneliti telah lakukan dalam upaya supaya
data yang di dapat akurat serta target untuk dilakukan wawancara lebih jelas serta
memastikan bahwa program penelitian yang direncanakan dapat diikuti. Hal ini
1. Identifikasi kasus.
Lokasi penelitian ada dua pertama kantor dinas sosial yang berada di Jl.Gusti
sulung Kota Pontianak dan yang kedua berada di Kota Pontianak khususnya di
daerah Pontianak Selatan yang bertepatan di simpang empat lampu merah tol 1
yang mau ke arah jalan Tanjungpura,dimana lokasi itu banyak anak-anak jalanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui situasi anak jalanan yang
mengetahui apa yang dilakukan Dinas Sosial Kota Pontianak terhadap anak jalanan
untuk membantu memerangi anak jalanan dan orang tua mereka. Jika masalah
penelitian relevan, itu akan tergantung pada subjek penelitian yang dipilih. Oleh
karena itu, sangat penting untuk memilih subjek penelitian dengan cermat saat
tergantung pada tujuan atau persyaratan yang telah ditetapkan oleh peneliti sendiri
pengumpulan data adalah fase penelitian yang paling strategis dan penting.
Penelitian tidak akan mendapatkan data yang sesuai dengan standar data yang telah
ditetapkan jika metode pengumpulan data tidak diketahui. teknik yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi yang selanjutnya akan
a) Metode Observasi
Dalam arti luas, teknik observasi dapat dipahami sebagai pengamatan metodis
dan dokumentasi dari peristiwa yang diselidiki. Observasi tidak hanya terbatas pada
menggunakan teknik ini, informasi tentang hal yang diteliti dikumpulkan dengan
b) Teknik Wawancara
39
Sesi tanya jawab tatap muka dengan dua atau lebih peserta disebut sebagai
adalah percakapan antara dua pihak yang bekerja untuk tujuan yang sama, menurut
Lexy Moleong.
Wawancara dalam hal ini, menurut Sutrisno Hadi, terdiri dari sesi tanya jawab
lisan di mana dua atau lebih peserta berdiri secara fisik saling berhadapan sementara
pengumpulan data langsung (informasi) untuk berbagai bentuk data sosial yang
terintegrasi dan nyata. Penulis menggunakan teknik ini untuk mempelajari lebih
harus menguraikan setiap poin yang dikembangkan. Dalam beberapa keadaan, juga
hanya mencakup garis besar prosedur dan substansi wawancara. Aturan didasarkan
pada gagasan bahwa responden biasanya akan memberikan tanggapan yang sama,
namun terbukti bahwa tidak ada serangkaian pertanyaan yang selalu ditanyakan dan
responden.
40
c) Metode Dokumentasi
Bagaimana mengumpulkan data dari audio atau catatan tertulis, serta sumber
sekunder seperti surat, foto, jurnal, temuan penelitian, dan kalender untuk kegiatan.
Dokumen adalah “catatan peristiwa yang telah berlalu”, klaim Sugiyono (2011:
observasi dan wawancara. Makalah pemerintah dan swasta yang termasuk dalam
penelitian ini difokuskan pada program pelatihan kerja yang dijalankan oleh Dinas
dari catatan, seperti profil Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Sosial Kota
Magelang, informasi tentang dasar hukum program, gambar acara pelatihan kerja,
statistik angkatan kerja dan pengangguran, database peserta pelatihan kerja, dan
lain sebagainya.
Dokumentasi berasal dari kata document, yang aslinya mengacu pada hal-hal
tertulis. Peneliti memeriksa hal-hal tertulis seperti buku, majalah, dokumen, aturan,
notulen rapat, buku harian, dan bahan tertulis lainnya sebagai bagian dari
data di bidang ilmu pengetahuan; menyediakan atau mengumpulkan bukti dari data
seperti gambar, kutipan, artikel surat kabar, dan bahan referensi lainnya.
41
penelitian:
1. Observasi
2. Informasi
kategori atau sistem kategorisasi lainnya dan bersifat kualitatif, berupa kumpulan
kata-kata konkret daripada daftar angka, digunakan analisis data kualitatif. Namun,
dalam teks yang diperluas dan tidak menggunakan perhitungan matematis atau
statistik sebagai alat analisis. Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, termasuk
1 Reduksi Data
2. Menyajikan data
analisis data adalah untuk membuat data lebih mudah dipahami sehingga
diambil dari sampel dan biasanya didasarkan pada dugaan atau pengujian
hipotesis.
3. Membuat penilaian
bersifat tentatif dan dapat direvisi jika informasi yang ada bertentangan
43
dengan kesimpulan yang dicapai. Namun dalam kasus ini, bukti yang
Data yang tidak berbeda antara data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan
data yang benar-benar terjadi pada subjek penelitian dianggap sebagai data yang
validitas data.
a) Perpanjangan Pengamatan
observasi, dan melakukan wawancara baru dengan menggunakan sumber data yang
sama seperti sebelumnya. Agar informasi yang dikumpulkan menjadi lebih dan
lebih komprehensif, hubungan antara sumber dan peneliti harus menjadi lebih
data
44
dikumpulkan. Entah sesuatu telah berubah atau tidak ada yang berubah; informasi
kepastian fakta dan urutan kronologis kejadian dicatat secara akurat dan metodis.
Pengumpulan, pembuatan, dan penyajian data dapat dikontrol dan diperiksa untuk
menentukan apakah data tersebut akurat atau tidak. Membaca beberapa referensi,
lebih gigih. Dengan demikian, peneliti akan lebih berhati-hati saat membuat
dimulai ketika peneliti memilih topik penelitian dan berlanjut sampai laporan
penelitian selesai. Oleh karena itu, metode analisis data digunakan sepanjang proses
penelitian, mulai dari desain hingga kesimpulan. Analisis data adalah tindakan
lapangan, dan sumber lain sehingga dapat dipahami oleh orang lain dan
45
memilih apa yang signifikan dan apa yang akan diteliti, dan menggambar temuan
yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain adalah semua langkah dalam
peristiwa atau fenomena. Bogdan & Biklen mendefinisikan metode analisis data
menemukan dan mengungkap pola, dan menentukan apa yang dapat dibagikan
menjelaskan suatu situasi yang hendak diteliti dengan dukungan studi kepustakaan
metode untuk memilih sampel dari sumber data dengan mempertimbangkan faktor-
terpilih yang dianggap memiliki pengetahuan dan informasi tentang peran dinas
46
dari jumlah yang di wawancarai, yakni berjumlah lima orang terdapat diantaranya
ialah pekerja sosial dua orang dan anak jalanan tiga orang.
BAB IV
Barat. Kota ini didirikan pertama kali sebagai pelabuhan perdagangan di pulau
Kalimantan, menempati area seluas 118,31 km² di delta Sungai Kapuas pada titik
di mana ia bergabung dengan anak sungai utamanya. , Sungai Landak. Kota ini
berada di garis khatulistiwa, sehingga dikenal luas sebagai Kota Khatulistiwa (Kota
kota terpadat ke-26 di Indonesia, dan kota terpadat kelima di pulau Kalimantan
populasi 672.440 pada Sensus 2021 di dalam batas kota, dengan pinggiran kota
Kota Pontianak dilalui oleh Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Kedua sungai
itu diabadikan dalam lambang Kota Pontianak. Kota ini memiliki luas wilayah
59
60
1. Letak Wilayah
Secara astronomis, Kota Pontianak terletak antara 0° 02' 24" LU dan 0° 05' 37" LS
dan 109° 16' 25" dan 109° 23' 01" BT dan BT. termasuk Kabupaten Kubu Raya.
luas keseluruhan 107,82 km2 dan terdiri dari 29 kelurahan dan 6 kecamatan.
merupakan bagian dari Pemerintah Kota Pontianak. Dinas Sosial Kota Pontianak,
Pontianak. Terletak di Jl. Gusti Sulung Lelanang No. 1B, Pontianak Selatan, Darat
Dinas Sosial Kota Pontianak merupakan satuan kerja yang baru dibentuk di
Nomor 26 Tahun 2016 tentang Pembentukan, Tugas Pokok dan Fungsi serta Uraian
Tugas Unit Pelaksana Teknis Daerah Dinas Sosial Kota Pontianak. Dinas Sosial
holistik dengan menggunakan potensi sumber daya manusia dan sumber daya
strategis yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Sesuai dengan Rencana
Nasional (RPJM).
Berdasarkan tugas pokok dan tanggung jawab Dinas Sosial, maka visi dan
misi Dinas Sosial Kota Pontianak adalah penanggulangan masalah sosial berbasis
masyarakat pada tahun 2014. Untuk mencapai hal tersebut masyarakat harus
memiliki rasa percaya diri yang berakar pada nilai-nilai budaya lokal yang dimiliki.
perhatian khusus kepada anggota masyarakat yang rentan dan kurang beruntung
sebagai berikut:
Simpang empat tanjung pura imam bonjol lokasi ini merupakan lokasi
kearah sebrang melewati jembatan Kapuas satu serta arah menuju ke pasar
lokasi.
dimana waktu sore akan terjadi penumpukan kendaraan dikarenakan pulangnya jam
kerja serta banyak masyarakat yang kembali kerumahnya melewati jembatan satu
63
jalan tersebut yang diaman padat kendaraan serta banyaknya masyarakat yang
berada di perempatan tersebut untuk menghasil kan uang untuk mereka memenuhi
Lokasi perempatan lampu merah tanjung pura arah imam bonjol merupakan
salah satu lokasi yang padat dengan kedaraan karena merupakan akses dari
tesebut juga akaes untuk pergi dan kembali melewati jembatan satu.
Barat No. 061/II/A/II tanggal 19 Mei 1968 Kabupaten Pontianak Timur dimekarkan
No. 11/2006, tanggal 25 November 2006, Pontianak Tenggara dibentuk pada tahun
BAB V
kemudian akan dinilai. Debat ini akan diberikan sesuai dengan permasalahan yang
hukum merupakan hak dasar bagi setiap warga negara dan merupakan kewajiban
yang harus dijunjung tinggi oleh pemerintah. Perlindungan hukum bertujuan untuk
demi kepentingan terbaiknya sendiri. Selain itu, disebutkan juga bahwa salah satu
ciri dan juga tujuan hukum. Kesimpulan sementara atau serangkaian klaim yang
telah dianggap benar tetapi masih memerlukan verifikasi dikenal sebagai hipotesis.
1. Dari segi hukum positif, perlindungan hukum bagi anak jalanan sangat
pontianak Selatan
beragam, yang menjadikan mereka secara umum lebih dinamis atau positif. Sebagai
kota besar, Pontianak tentu memiliki berbagai persoalan, terutama di bidang sosial
mencari nafkah di jalanan sehingga bersekolah bukan lagi prioritas utama mereka.
Saat ini, lebih umum melihat anak-anak sering disebut sebagai "anak jalanan"
provinsi maupun kota, namun belum terkoordinasi dengan baik karena hingga saat
ini belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang penanganan anak jalanan.
anak jalanan dan penanganan remaja, sehingga upaya penanganan anak jalanan
Tujuan dan fungsi mempertahankan rumah setengah jalan adalah agar tidak
semuanya berjalan sesuai rencana untuk jangka waktu yang lama; pada
dan tantangan baru. Anak jalanan sering kali memilih untuk hidup di jalanan
daripada diasuh atau berpartisipasi dalam program yang ditawarkan oleh tempat
penampungan nirlaba.
pemerintah khususnya Dinas Sosial untuk menangani anak jalanan dan menentukan
inisiatif apa yang akan memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap anak
menyerah atau bahkan mendorong aktivitas anak-anak ini di jalanan yang membuat
daripada di rumah. Orang tua atau keluarganya yang mendukung anak-anak ini
turun ke jalan dengan alasan yang sama kemiskinan dan kurangnya pendidikan
Sulit bagi orang tua untuk mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan atau
mereka yang rendah, termasuk fakta bahwa banyak dari mereka hampir tidak
menyelesaikan sekolah dasar sehingga mereka harus turun ke jalan untuk mengemis
atau ngamen demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Sangat mungkin bahwa orang
tua akan memberikan pendidikan yang sama kepada anak-anak mereka dengan
67
alasan bahwa bekerja lebih baik daripada bersekolah karena yang terakhir hanya
berupa dorongan untuk bekerja, berjualan, menyanyi, atau melakukan apa saja yang
bisa dilakukan dengan mudah untuk mencari uang demi kelangsungan hidup
keluarga. Beberapa orang tua tidak hanya menginspirasi, tetapi juga menawarkan
menjadi fokus suatu isu, perhatian akan tertuju pada mereka. Pontianak sangat
dilakukan peneliti dengan salah satu responden yaitu Bapak Kamil Kamaruddin, SE
yang merupakan kepala seksi pembinaan Anjal (anak jalanan) & Gepeng (pengemis
dan Gepeng. Ia mengklaim tanggung jawab Dinas Sosial Kota Pontianak dalam
membesarkan anak jalanan diatur dalam Peraturan Daerah Kota Pontianak Nomor
di Kota Pontianak. Tiga unsur pokok aturan tersebut adalah program pembinaan
68
jalanan.
B. Rehabilitasi Sosial
Proses rehabilitasi sosial itu sendiri dirancang untuk orang-orang yang tidak
hanya memiliki fungsi fisik atau mental yang berkurang tetapi juga fungsi sosial
yang berkurang, untuk kepuasan atau kebutuhan mereka. Untuk peran rehabilitasi
sosial dalam situasi tertentu. Untuk memenuhi tugas tersebut, Seksi Pelayanan dan
perdagangan orang;
sosial bayi dan balita terlantar, rehabilitasi sosial anak terlantar, dan
C. Rumah singgah
sementara antara anak-anak tunawisma dan mereka yang ingin membantu mereka.
baik untuk dikaitkan dengan proses pemukiman dengan tujuan membentuk kembali
sikap dan perilaku anak jalanan agar dapat menyesuaikan diri dengan nilai dan
sehingga mereka dapat berkontribusi pada masyarakat yang lebih baik. Dari sudut
pandang tersebut di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa rumah singgah adalah
sebuah struktur yang diciptakan untuk bertindak sebagai perantara bagi anak
meresosialisasikan anak jalanan dengan norma-norma sosial dan sistem nilai yang
berlaku dalam masyarakat. Langkah pertama dalam proses tidak resmi bagi anak
pulang. Desa Tanjung Hilir Kecamatan Pontianak Utara merupakan lokasi rumah
singgah Pontianak.
Dinas Sosial Kota Pontianak juga memanfaatkan peran orang tua untuk
mendidik dan mengasuh anak agar dapat berkembang dan mendapatkan bimbingan
orang tua yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya. Mengingat masih adanya
anak jalanan yang aktif di Kota Pontianak, maka menjadi tanggung jawab Dinas
Sosial untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut melalui berbagai program dan
kemitraan dengan shelter. Orang tua yang harus memikul tanggung jawab penuh
mereka.
harus menunggu orang tua mereka untuk menjemput mereka, sedangkan anak-anak
dari luar wilayah akan langsung dipulangkan. Prosedur identifikasi ini kemudian
akan mengungkap asal-usul anak jalanan. Kunjungan rumah dilakukan kepada anak
jalanan setelah asesmen anak jalanan untuk mengetahui lebih jauh permasalahan
yang mereka hadapi. Kunjungan rumah merupakan tindakan yang dilakukan untuk
mengetahui lebih jauh tentang kesehatan anak dan kesehatan keluarganya. Ini juga
Berdasarkan tabel data anak jalanan yang peneliti dapat kan dari kantor dinas
sosial Kota Pontianak, data tersebut tahun ke tahun memiliki tingkat kenaikan anak
jalanan di Kota Pontianak. Data tersebut digolongkan jenis PPKS pengemis dan itu
5.5 Pembahasan
tujuan pemerintah daerah tidak memiliki anak jalanan pada tahun 2014. Hasil
meski belum terintegrasi dengan baik. Pasalnya, sampai saat ini belum ada
73
peraturan daerah yang mengatur bagaimana perlakuan terhadap anak jalanan, dan
belum ada pekerja sosial yang mendukung perlakuan tersebut. Besar kemungkinan
upaya penanganan anak jalanan masih belum tertata dengan baik meskipun
jumlahnya melimpah.
Anak jalanan yang berada dikota Pontianak cukup lah banyak dan semakin
sudah disi oleh mereka anak jalanan untuk mengemis,meminta serta berjualan apa
perempatan arah menuju jembatan satu disitu banyak sekali anak jalanan yang
mengemis,mengamen dari usia masi kecil sampai dewasa bahkan ada yang masi
bayi yang di gendong oleh ibunya,dari banyaknya peneliti liat di lokasi banyak
menjanjikan karena dalam sehari saja mereka bisa mendapatkan 200 bahkan 300
ribu dalam sehari jikapun sepi mereka bisa 100 ribu untuk satu orang jika kita
kalikan dalam sebulan bisa lima juta sampai 9 juta dalam sebulan.
dinas sosial untuk didata serta didik menjadi lebih baik kedepannya dan bisa
Anak jalan yang sudah di tangkap dan dibinah seringkali balik lagi kejalanan
karena dijalanan mereka merasa nyaman dan merasa bahwa dijalanan mereka lebih
bebas begitulah pemikiran anak jalan yang saya temui mereka merasa apa yang
mereka lakukan terbaik menurut mereka dan merasa nyaman menurut mereka serta
2022
Mereka merupakan dua anak yang hebat dan pintar, mereka murupakan salah satu
anak yang turun ke jalan untuk meminta-minta pada masyarakat yang berada di
simpang empat jalanan Tanjung pura,imam bonjol mereka sering dijumpai di pagi
hari tepatnya jam 08.00 pagi. Sedikit saya wawancarai mereka untuk mendapatkan
informasi dan berbagai pertanyaan untuk mereka, pertanyan untuk itam dan rafi
“Karena kami kan sudah tidak sekolah lagi,terus untuk membantu orang tua
beli beras dan untuk jajan sehari-hari bang”
kami lebih senang dan lebih menemui apa arti kebebasan menurut mereka dan anak
jalan yang saya temui rata-rata tidak bersekolah lagi dikarenakan keadaan ekonomi
“Saya lebih enak begini bang, turun ke jalan mengamen karena kalua saya
kerja pun saya tidak punya keahlian bang,lebih enak seperti ini bisa bebas
mau ngapain”.
76
Satu lagi yang saya wawancarai TP yang kerap dijumpai di simpang empat
“saya turun ke jalan untuk kebutuhan sehari-hari bang jajan,rokok dan makan
bang serta untuk kebutahan sehari-hari”.
Menurut TP umur 24 tahun bisa dibilang dia terkenal dan dikenali oleh anak-
anak disimpang empat Jl. Tanjung Pura, dan Jl. Imam Bonjol, bang topan yang
sangat paham dia sudah dari 2010 mengenal dan memehami lokasi simpang empat
Jl. Tanjung Pura dan Jl. Imam Bonjol tersebut,banyak pelajaran dari beliau tentang
kehidupan serta tentang kenapa dan sebab dia turun kejalan,orangnya sangat ramah
dan baik.
77
Rata-rata dari mereka kebanyakan merantau dari satu daerah ke daerah lain
dan kota satu ke kota lain lagi dengan tujuan yang saya tidak pertanyakan.yang
pasar untuk tempat tinggal dan biasanya di emperan ruko. Ada beberapa anak
jalanan yang saya ketemui di lokasi penelitian dan hanya beberapa anak yang bisa
saya wawancara dan saya meminta untuk di foto dan mohon maaf jika mukanya
mampu, terutama jika menyangkut pihak-pihak yang terkait. Jika anak jalanan yang
menjadi masalahnya, maka penekanan difokuskan pada berbagai pihak yang secara
keluarga mereka dan lingkungan tempat tinggal mereka. Dalam rangka menjamin
kesejahteraan anak jalanan, Dinas Sosial Kota Pontianak memainkan peran penting
dalam integrasi mereka. Kegiatan pembinaan merupakan salah satu cara untuk
78
Muhammad Makhribi, S. Saus, salah satu responden yang dilakukan oleh peneliti
Balai Kota Pontianak. Dinas Sosial Kota dalam pembinaan anak jalanan. Program
Masalah skala besar saat ini hadir di kota-kota utama Indonesia karena
peningkatan populasi yang cepat di negara ini. Beberapa di antaranya adalah sosial,
ekonomi, politik, budaya, dan lain sebagainya. Salah satu masalah sosial yang
sering kita jumpai di kota-kota besar adalah masalah anak jalanan yang
keberadaannya harus dilindungi oleh negara sesuai dengan Pasal 34 UUD 1945
yang mengatur bahwa anak-anak miskin dan terlantar diasuh oleh negara. Menurut
Sandyawan, anak jalanan adalah mereka yang berusia tidak lebih dari 16 tahun,
telah bekerja, dan bertempat tinggal di jalanan. Wawasan diberikan oleh Peter
Devis tentang bagaimana kondisi anak jalanan saat ini menjadi fenomena yang
mendunia. Banyak anak-anak terpaksa turun ke jalan untuk bertahan hidup karena
di negara-negara berkembang.
79
Untuk menghadapi anak jalanan yang masih ada di Kota Pontianak dan yang
juga semakin banyak berpindah-pindah dari tahun ke tahun akibat masalah ekonomi
Pontianak dan Satpol PP Pontianak membantu pembinaan anak jalanan yang masih
menangani pengamen dan anak muda di jalanan dengan lebih baik. Korban razia
akan diarahkan ke rumah-rumah kreatif. Semua anak jalanan yang terkena razia
akan dibom sesuai dengan bakatnya, dan anak-anak tersebut akan dibesarkan sesuai
dengan kemampuannya.
Penampilan mereka biasanya biasa-biasa saja dan pakaian mereka tidak terawat
atau tempat umum lainnya. Mengenai jumlah waktu yang dihabiskan untuk
bepergian di jalan lebih dari 4 jam dalam satu hari. Pada hakekatnya anak jalanan
bekerja untuk menghidupi keluarganya, baik secara bebas maupun paksaan orang
lainnya baik untuk bekerja maupun berkeliaran dianggap sebagai anak jalanan.
Namun, anak muda lainnya siap untuk terlibat dalam tindakan sadar diri untuk
80
mencari nafkah di jalanan. Anak jalanan adalah anak berusia 6 sampai 18 tahun
yang menghabiskan lebih dari empat jam sehari di jalan untuk melakukan aktivitas
atau hanya berkeliaran. Mereka juga dikenal dengan tingkat mobilitas yang tinggi,
penampilan yang tidak menarik, dan pakaian yang kurang terawat. Sesuai dengan
sebagai berikut:
dianiaya secara fisik atau mental, atau bisa juga karena penjualan anak-
jalanan terus eksis setiap hari, setiap siang dan malam tanpa pengawasan
dari Pemerintah Kota Pontianak, atau dalam hal ini instansi terkait..
untuk periode lima tahun yang bertujuan untuk menawarkan visi, misi, tujuan,
sasaran, strategi, arah kebijakan, dan program prioritas, serta indikasi pendanaan
program satuan kerja perangkat daerah, satuan kerja perangkat daerah, dan program
daerah, yang kesemuanya disertai dengan rencana kerja dalam kerangka peraturan
“Anak-anak jalanan yang sudah kami temui dan kami data mereka semua
sudah kami data setiap tahunnya entah itu yang baru atau yg masi bertahan
sampai sekarang di jalanan dan kami juga berkerjasama dengan instansi-
instasi dan lembaga-lembaga yg terkait”.
Berikut saran dari bapak indra Purnama,S.Sos yang beliau sampaikan dalam
penanganan anak jalanan Dinas Sosial di Kota Pontianak ialah sebagai berikut:
Hasil wawancara dengan anggota dinas sosial yang mengatasi anak jalanan
Anak jalanan di katagori kan dalam beberapa kelompok dan memiliki kriteria
ikatan erat dengan orang tua mereka meskipun terlibat dalam kegiatan
ekonomi seperti pekerja anak di jalanan. Karena orang tua mereka tidak
jelas. Banyak dari mereka adalah anak-anak yang, untuk alasan yang
ikatan yang baik dengan keluarga mereka, tetapi karena semua bahaya,
hidup mereka terus berubah. Sejak anak masih bayi atau bahkan masih
dalam kandungan, salah satu ciri utama dari kategori ini adalah betapa
bawah banyak jembatan, di rumah kumuh di samping rel kereta api, dan
di tepi sungai.
yang pada hakikatnya tidak hanya menyangkut kemiskinan tetapi juga eksploitasi,
penipuan, dan teknik inkonsistensi yang coba diterapkan baik oleh pemerintah
daerah maupun anak jalanan itu sendiri. Penelitian ini menggunakan teknik
penanganan anak jalanan di Indonesia. Hal ini agar kita mendapatkan bukti empiris
Pontianak Barat. Karena saat ini belum ada peraturan daerah yang mengatur tentang
penanganan anak jalanan dan belum adanya pekerja sosial, maka Pemda Kalbar
jumlah tenaga ahli yang cukup, upaya penanganan anak jalanan masih kurang
terorganisir.
Pemerintah masih belum cepat dalam mengatasi anak jalana kerena mereka
biasanya mereka telanggar oleh kendaraan maupun tersenggol oleh kendaraan lain
dan takunya tejadi hal yang tidak diinginkan serta banyak sekali mereka memaksa
meminta jika tidak dikasi mereka akan berkata kasar atau pun
yang masi bekeliaran dan adapun anak nak kecil yang bermain dijalana di
perempatan lampu merah tanjung pura arah imbon yang bermain berlari-lari di
Hak dasar seorang anak meliputi kesempatan untuk hidup, kesempatan untuk
dilindungi. Anak jalanan tidak memiliki akses ke hak-hak dasar ini. Kita harus
85
memperhatikan untuk memastikan bahwa semua hak anak jalanan ditegakkan untuk
anak kita, menurut Konvensi PBB tahun 1989 tentang Hak Anak. Adapun hal ini
terdiri dari:
jalan adalah taman bermain untuk anak-anak. Jalan adalah tempat untuk
dididik dari segi pendidikan, akhlak, dan agama di rumah singgah atau
LKSA ini.
Karena harus bekerja untuk mencari uang, banyak anak jalanan yang
kekurangan uang dan lebih memilih bekerja untuk menghidupi diri dan
undang yang mengatur perlindungan anak sudah ada, anak jalanan masih
4. Hak atas nama (identitas) Anak jalanan berhak atas suatu identitas,
termasuk nama dan akta kelahiran, serta hak untuk mengetahui dan
dilanggar oleh orang tuanya sendiri karena hidup di jalanan, salah satu
dasar. Anak jalanan boleh berhenti di LKSA atau shelter jika kembali ke
5. Hak menjadi warga negara Anak jalanan berhak atas status nasional juga.
6. Akses terhadap makanan Banyak anak jalanan yang tidak memiliki akses
7. Hak atas perawatan kesehatan Karena mereka berasal dari keluarga yang
8. Hak untuk berekreasi Anak jalanan tidak memiliki akses terhadap haknya
hidup di jalan. Selain itu, pemerintah juga tidak membantu anak jalanan
6.1 Kesimpulan
di jalanan.
frustrasi.
85
86
penduduk.
tampak seperti seorang anak lebih memilih untuk hidup dan bekerja di
10. Anak jalanan memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat, baik
apa yang dimilikinya karena masih banyak orang yang kurang beruntung
sebagai pengingat tentang apa yang perlu dilakukan untuk bergerak maju.
6.2 Implikasi
salah satu masalah yang harus di atasi serta harus cepat sekali di atasi kenapa karena
hadirnya mereka merupakan salah satu masalah sosial di kota Pontianak khususnya
87
hadirnya mereka menyimpulkan bahwa pemerintah kota Pontianak dan dinas sosial
blum bisa mengatasi anak jalanan yang semakin ramai kita jumpai dijalanan mereka
membutuhkan bantuann dari pihak yang terkait sudah jelas ketidak berdayaanya
ekonomi keluarga serta indivindu yang masi memiliki masalah didirinya yang harus
Dari itu pemerintah seringkali dapat masukan dari masyarakat contoh saya
sendiri ganda putra utama sebagai peneliti yang sudah turun ke jalan memandang
mereka dan meliat aktivitas mereka dijalan,ada yang mengendong bayi dan anak-
anak kecil yang bermain bukan pada tempatnya serta banyak sekali anak jalanan
yang seharusnya sekolah dan bermain pada tempatnya akan tetapi di jalan mereka
memaksa meminta supaya dikasi uang akan tetapi tidak dikasi mereka berkata
kasar.oleh karena itu diberikannya pekerjaan sesuai binaan dari pihak terkait untuk
mereka bekerja ataupuun ada arahan dari dinas sosial untuk mereka mencari nafkah
Pemerintah juga harus mengasi arahan kepada orang tua sianak yang
masyarakat dari pada orang orang tua karena empati masyarakat lebih besar kepada
anak kecil maka dari orang tua sering kali menyuruh anak mereka turun kejalan
6.3 Saran
jalanan baik itu yang masi kecil,bayi,serta yang sudah dewasa.Mereka masi masa-
masanya sekolah dan masi sangat membutuhkan pendidikan yang memandai serta
banyak sekali peneliti meliat mereka yang masi ingin bermain dengan seusia
mereka tapi mereka diharus kan turun kejalan demi kesenangan orang tuanya dan
yang lebih dewasa hanya mencari kesenangan tampa adanya beban yang mereka
ingin rasa kan mereka hanya turun kejalan untuk mencukupi makan,rokok,serta
lainnya.
Anak jalanan yang mengandalkan tenaga kerja mereka berada pada risiko
yang signifikan untuk hamil. Agar fenomena anak jalanan tidak semakin parah,
orang tua yang membiarkan anaknya berkeliaran tanpa tujuan di jalanan setidaknya
diberikan konsekuensi atau peringatan, pengertian, dan pengertian. Selain itu, untuk
bantuan sosial yang esensial bagi anak, khususnya yang berasal dari
2. Agar dapat tumbuh dan berkembang secara efektif baik fisik maupun
jawab atas fenomena anak jalanan. Oleh karena itu, untuk mencapai hasil, kerja
sama dan tindakan lintas lembaga dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang
halnya mencari informasi anak jalanan karena terkadang mereka selalu berpindah-
pindah tidak pada hari itu biasa nya ada di perempatan tanjungpura,imam bonjol
dan peneliti mengalami beberapa masalah seperti berwaancara mereka yang tidak
90
mereka dan harus dengan tujuan jelas serta ada timbal balik untuk mereka.
lapangan, ada beberapa batasan yang ditemui dan mungkin ada beberapa factoryang
agar dapat memberikan perhatian lebih kepada peneliti yang akan datang lebih
memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki dalam studi masa depan. Penelitian ini
jalanan harus ada timbal balik supaya mereka enak di ajak wawancara
atau ditemui.
2. Data yang didapat di Dinas sosial tidak mudah cepat keluar untuk peneliti
dapat kan
3. Banyaknya anak jalanan seperti orang tua mereka yang ada di jalan
melarang takut ada yang tidak orang tuanya tidak ingin kan seperti di
Mereka ingin sekali di didik dengan benar,mereka ingin sekali bersekolah tapi
dikarena kan keterbatasan biaya dan ekonomi keluarga yang sangat kurang,banyak
sekali anak yang berada di jalan yang igin sekali berpendidikan kembali tapi
dikarenakan ketebatasan itu mereka tidak bisa dan itulah tugas pemerintah
Kita harus memehami mereka supaya mereka ingin mengikuti kita tampa kita
memahami mereka kita tidak bisa mengambil hati mereka mereka hanya perlu
dipahami dan di mengerti oleh kita,keluh kesan anak dijalanan sudah saya
dengarkan dan saya perlahan memahmi maksud mereka seperti apa yang mereka
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sudirman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta
Manan, Bagir. 1990. Hubungan Antara Pusat dan Daerah Berdasarkan Azas
desentralisasi Menurut UUD 1945. Bandung: Unpad Bandung.
92
SUMBER INTERNET
https://dinsos.pontianak.go.id/
PERATURAN PERUDANG-UDANGAN
Pasal 52 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
Perlindungan Anak
93
Perlindungan Anak.
LAMPIRAN
Lampiran 2
95