Anda di halaman 1dari 193

EVALUASI PELAKSAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI

INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA


DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
TAHUN 2020

SKRIPSI

Disusun Oleh:
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2021
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA
DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
TAHUN 2020

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Pada Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi

Disusun Oleh :
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JAMBI
2021

i
PERSETUJUAN SKRIPSI

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI


INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI
PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020

Disusun Oleh

Esra Lasmarida Panjaitan


N1A1319026

Telah disetujui Dosen Pembimbing Skripsi


Pada tanggal 21 Juni 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Rumita Ena Sari, S.K.M.,M.K.M Muhammad Syukri,S.K.M.,M.Kes(Epid)


NIP.198612112014042001 NIP.1987051520190310

ii
PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM


STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG
(SDIDTK) BALITA DI PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI
TAHUN 2020 yang disusun oleh Esra Lasmarida Panjaitan N1A1319026
telah dipertahankan didepan tim penguji pada Tanggal 28 Juni 2021 dan
dinyatakan lulus.
Susunan TimPenguji :

Ketua : Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.K


Sekretaris : Muhammad Syukri, S.K.M.,M.Kes(Epid)
Anggota : Dwi Noerjoedianto, S.K.M., M.Kes CIQaR
Lia Nurdini, S.ST., M.K.M

Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II

Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M Muhammad Syukri,S.K.M.,M. Kes(Epid)


NIP.198612112014042001 NIP.19870515201903101

Diketahui:

Dekan Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi Universitas Jambi

Dr. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes Dr. Guspianto, S.K.M., M.K.M


NIP. 197302092005011001 NIP. 19730811992031001

iii
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI
PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI TAHUN 2020

Disusun Oleh :
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026

Telah dipertahankan dan dinyatakan lulus di depan Tim Penguji


Pada tanggal 28 Juni 2021

Ketua : Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M (……………………….)

Sekretaris : M. Syukri, S.K.M., M.Kes (Epid) (…………………….…)

Anggota : Dwi Noerjoedianto, S.K.M.,M. Kes, CIQaR (……………….………)

Anggota : Lia Nurdini, S.ST., M.K.M (……………….………)

iv
: SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Esra Lasmarida Panjaitan
NIM : N1A1319026
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Balita Di Puskesmas Talang Banjar Tahun 2020

Menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya
tulis ini benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Jambi,21 Juni 2021


Yang Membuat Pernyataan

Esra Lasmarida Panjaitan


N1A1319026

v
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan
karena atas segala limpahan karunia-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka
sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Univesitas Jambi
2. Bapak DR. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
3. Bapak Dr. Guspianto, S.K.M, M.K.M. Sekaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu
Kesehatan Masyarakat
4. Bapak Asparian, S.K.M., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
5. Ibu Hubaybah, S.K.M., M.K.M selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
6. Ibu Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M. Selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan waktunya dengan sabar membimbing, memberi
dukungan penuh agar saya dapat menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak Muhammad Syukri, S.K.M., M.Kes (Epid) selaku Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi
dan masukan kepada penulis.
8. Bapak Dwi Noerjoedianto, SKM., M.Kes.,CIQar selaku dosen penguji
utama yang telah banyak mengkoreksi dengan sangat detail agar
memperoleh hasil penelitian yang baik pada penulis.

vi
9. Ibu Lia Nurdini, S.ST., MKM selaku dosen penguji ke dua yang banyak
memberikan bimbingan dan koreksi untuk kesempurnaan skripsi ini.
10. Bapak dan Mamak (Alm) tercinta, kakak dan adik serta seluruh keluarga
besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan, semangat selama
menjalani perkuliahan hingga selesainya skripsi.
11. Suami tercinta AIPDA M.I.P Siregar, SH. Anak – anak tercinta Juan
Marshall Ravelino Siregar dan Jingga Marsha Tanaya Siregar yang telah
sabar dan memberikan dukungan selama perkuliahan dan penulisan
skripsi.
12. Rekan – rekan Kerja di Dinas Kesehatan Kota Jambi, khususnya Ibu
Ristua Gultom, S.ST., M.Kes yang banyak memberikan saran dan
masukan dan selalu siap sedia membantu dalam menyelesaikan penelitian.
13. Bapak dr. S. Budi Sutrisno selaku Kepala Puskesma Talang Banjar dan
jajarannya khususnya Ibu Dessy Maryati, A.Md.Keb dan Ibu Leni
Oktonengsih, AM.Keb yang telah menyediakan tempat untuk penelitian
saya dan banyak meluangkan waktu ditengah kesibukan pekerjaan.
14. Para sahabat seperjuangan di kelas Alih Jenjang
15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.

` Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi perngembangan pendidikan khususnya Ilmu
Kesehatan Masyarakat dalam menambah bahan bacaaan mengenai “Evaluasi
Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2021”

Jambi, 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………………...i

Halaman Persetujuan Skripsi …………………………………………………..ii

Halaman Pengesahan Skripsi ………………………………………………….iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian………………………………………….v

Kata Pengantar……………………………………………………………….....vi

Daftar Isi…………………………………………………………...……...……viii

Daftar Tabel……………………………………………...………………………xi

Daftar Grafik …………………………………………………………………..xiv

Daftar Gambar....………………………………………………………….…....xv

Daftar Lampiran.………………………………………………………..……..xvi

Riwayat Hidup Penulis.………………………………………………..……...xvii

Abstract……………………………………………………………………......xviii

Abstrak………………………………………………………………........….....xix

BAB I PENDAHULUAN………………………………….....………….………1

1.1 Latar Belakang.………………………………….………...…………..1

1.2 Rumusan Masalah.………………………...…….…………………….6

1.3 Tujuan Penelitian…………………………...…….………….………..6

1.4 Manfaat Penelitian.…………………………….………………...……7

viii
BAB II TINJUAN PUSTAKA………………………………………………….9

2.1 Uraian Teori ...…………………………….…………………...……..9


2.1.1 Evaluasi…………………………..…………………...…….9
1. Pe
ngertian Evaluasi………………………………...……..9
2. Tujuan Evaluasi……………………………………...…....9
3. Jenis – Jenis Evaluasi.……………………………......…..10
4. Evaluasi Program………………………...…….…..…….10
5. Ru
ang Lingkup Evaluasi……………………....……........11

2.1.2 Puskesmas……………………………………..….…...…...12
1. Pengertian Puskesmas.…………………...………...….…12
2. Fu
ngsi Puskesmas……………………...…………….…..12

2.1.3 SDIDTK……………………………………………….…...14
1. Pengertian Program SDIDTK ……………….......……....14
2. S
asaran SDIDTK…………………………………….…...22
3. A
lur Pelaksanaan Program SDIDTK………………....….23

2.1.4 Konsep Dasar Sistem………………………………...…….33


1. Pengertian Sistem………………...…………………..…..33
2. Ci
ri – Ciri Sistem………………...………...………..…...33
3. U
nsur – Unsur Sistem ……………………..………….…34

2.1.5 Analisis Sistem dan Pelaksanaan Program SDIDTK Balita


Di Puskesmas………...…………...…………………....…..35

ix
2.2 Kerangka Teori….…………………….……………………...……....41

BAB III METODE PENELITIAN………………………………………….…42

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………….…….42

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………….…...….………42

3.3 Subjek Penelitian…………………………….………...……..………42

3.4 Instrumen Penelitian………………………………….…….….……..46

3.5 Pengumpulan Data……………………………………….…….…….46

3.6 Alur Penelitian……………………………….……...….……….…...49

3.7 Pengolahan dan Analisis Data……………………..….………..……49

3.8 Keabsahan Data………………………………….…………….……..50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………….…...…...52

4.1 Hasil Penelitian…………………………………………….………...52

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian………..........………...52

4.1.2 Karakteristik Informan………….…………..…....………...53

4.1.3 Penyajian dan Analisis Data…………..….……………...…54

4.2 Pembahasan……………………………………….….…..….……….76

4.2.1 Input………………………………….……...…..………....76

4.2.2 Proses .……………………...……….…………...…..…….83

4.2.3 Output..…………………………….……...………...….….89

4.3 Keterbatasan Penelitian.…………………….………………..……....91

x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.…………….……...…………..……...92

5.1 Kesimpulan …………………………….………..….……………….92

5.2 Saran ………………………………….………………………...……93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak…………….….……….27

Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak ...…..………………...…….29

Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi ………......…..……31

Tabel 3.1 Informan, Jumlah dan Cara Pengumpulan Data ...……….……...43

Tabel 3.2 Definisi Istilah, Cara Pengumpulan Data dan Instrumen


Penelitian…………………………………………………………43

Tabel 3.3 Tabel Pengumpulan Data………………………………………...48

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Talang Banjar


Kota Jambi Tahun 2020………………………………………......53

Tabel 4.2 Kareteristik Informan Penelitian…………………………………54

Tabel 4.3 Reduksi Data Kebijakan Program Stimulasi Deteksi Dini


dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi ……………….…………..56

Tabel 4.4 Reduksi Data Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan


Pedoman Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini

xi
Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi…………………………………..…...57

Tabel 4.5 Reduksi Data Tentang Sumber Daya Manusia Dalam


Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi………………………………………..59

Tabel 4.6 Reduksi Data Tentang Dana Dalam Program Stimulasi


Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
Balita Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi ……………………60

Tabel 4.7 Reduksi Data Tentang Sarana dan Prasarana Dalam


Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi………………………………………………………..62

Tabel 4.8 Reduksi Data Tentang Perencanaan Dalam Program


Stimulasi Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi………………………………..………………………64

Tabel 4.9 Reduksi Data Tentang Lokakarya Mini Dalam Program


Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi…………….…………………….……………………65

Tabel 4.10 Reduksi Data Tentang Pengorganisasian Dalam


Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi………………………………………………………..67

Tabel 4.11 Reduksi Data Tentang Pelayanan Kesehatan Dalam

xii
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)
Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi………………….69

Tabel 4.12 Reduksi Data Tentang Supervisi dan Evaluasi Dalam


Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)
Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi………………….71

Tabel 4.13 Reduksi Data tentang Pencatatan dan Pelaporan Dalam


Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)
Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi…………………73

Tabel 4.14 Reduksi Data Tentang Capaian SDIDTK Dalam Program


Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang bajar Kota Jambi………76

xiii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1 Penyimpangan Balita per Desember 2020 ……………………..3


Grafik 1.2 Cakupan SDIDTK Puskesmas Kota Jambi Tahun 2019……..…4

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Program SDIDTK…..……………………..23


Gambar 2.2 Unsur – unsur Sistem……………………………………….....35
Gambar 3.1 Kerangka Teori ... ………………………………………….…41
Gambar 3.2 Alur Metode Penelitian …………………………………….…49

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Naskah Penjelasan Penelitian …………………..………………102


Lampiran 2 Lembar Persetujuan ……...…………………………..…………103
Lampiran 3 Panduan Wawancara .………...……………………...…………104
Lampiran 4 Hasil Wawancara …………..………………..…………………109
Lampiran 5 Transkrip Wawancara Dengan Informan …..…..………....……125
Lampiran 6 Hasil Observasi dan Telaah Dokumen …………………………166
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian …….…………………………..……...171

xvi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Esra Lasmarida Panjaitan


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tanggal Lahir : Jambi, 02 September 1981
Agama : Kristen Protestan
Nama Bapak : P. Panjaitan, SH.
Nama Ibu : Almh. P. Simangungsong, SE.

PENGALAMAN ORGANISASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan Kota Jambi Bidang


Kesehatan Masyarakat.
2. Pengurus Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Kota Jambi periode 2021 –
2026.
3. Anggota Dharma Wanita Persatuan Dinas Kesehatan Kota Jambi
4. Anggota Bhayangkari Kepolisian Daerah Jambi

xvii
ABSTRACT

Back Ground : The scope of stimulation of early detection and intervention for
development (SDIDTK) of toddlers at Talang Banjar Public Health Center Jambi
City in 2020 is still far from the target set by Jambi City Health Office and is the
Health center with the lowest coverage in Jambi City. The scope of program
implementation is 51%. The purpose of this study was to evaluate the
implementation of Early Detection and Intervention Stimulation of Toddler
Development (SDIDTK) program at Talang Banjar Health Center Jambi City in
2020.
Method : This research was a qualitative research. The research was conducted
by conducting in-depth interviews, observation and documents review. In-depth
interview were conducted with 8 informants consisting of Health Center
employees and mother who had toddlers.
Result : In the input component, the understanding of Minister of Health
regulation number 66 of 2016 is still lacking, some human resources have never
received training, the amount of availability of facilities and infrastructure is still
lacking. The component of planning, organizing, workshop, supervision and
evaluation processes, recording and reporting processes have been running well.
Health services were still not optimal.

Conclusion : Coverage has not been achieved because the implementation of


SDIDTK under five at Talang Banjar Health Center has not been optimal.

Keyword : Grow and development, SDIDTK, Toddlers, Program, Health Center

xviii
ABSTRAK

Latar Belakang : Cakupan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi pada Tahun
2020 masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota
Jambi dan merupakan Puskesmas dengan cakupan terendah di Kota Jambi. Besar
cakupan pelaksanaan program adalah 51%. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengevaluasi pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Balita (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota
Jambi Tahun 2020.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan


melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen.Wawancara
medalam dilakukan kepada 8 orang informan yang terdiri dari pegawai Puskesmas
dan Ibu yang memiliki balita.

Hasil : Pada komponen input pemahaman Permenkes nomor 66 tahun 2016


masih kurang, SDM ada yang belum pernah mendapatkan pelatihan, jumlah
ketersediaan sarana dan prasarana masih kurang. Komponen proses perencanaan,
pengorganisasian, lokakarya, supervisi dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan
sudah berjalan dengan baik. Pelayanan kesehatan masih kurang optimal.

Kesimpulan : Cakupan belum tercapai karena pelaksanaan SDIDTK balita di


Puskesmas Talang Banjar belum optimal.

Kata Kunci : Tumbuh Kembang, SDIDTK, Balita, Program, Puskesmas

xix
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seluruh anak – anak di Indonesia harus tumbuh terbebas dari kemiskinan,


berbadan dan jiwa yang sehat serta mendapatkan pendidikan yang baik,
pemerintah harus memastikan bahwa anak – anak di Indonesia hidup dengan
bahagia, aman dan nyaman karena pembangunan bangsa yang berkelanjutan
dimulai dari anak – anak sehingga tercipta manusia Indonesia dewasa yang dapat
memberikan kontribusi terbaik untuk bangsa dan Negara.(1)
Kualitas suatu bangsa diukur dari kualitas sumber daya manusianya. Oleh
karena itu anak cerdas dan sehat akan menjadi aset bangsa yang sangat berharga
dan harus dijaga untuk kelangsungan hidup bangsa. UU No. 36 tahun 2009 berisi
tentang dalam melaksanakan seluruh program kesehatan harus berdasarkan pada
asas keseimbangan manfaat, perikemanusiaan, melindungi hak dan kewajiban,
tidak memandang gender, dan tidak mendiskriminasi seluruh norma agama yang
ada. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang maksimal karena untuk aset dalam membangun SDM. Hal ini
dilakukan dengan cara menyadarkan, membangkitkan kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk ingin hidup sehat.(2)
Pemerintah selalu mengupayakan kesehatan di Indonesia sudah dilakukan
mulai dari anak belum lahir sampai usia 5 tahun dengan tujuan untuk
mengoptimalkan perkembangan dan pertumbuhan sang anak dari sisi mental,
emosional, sosial,fisik, dan intelegensia yang kesemuanya dapat diperoleh dengan
mempertahankan kelangsungan hidup dan meningkatkan kualitas hidup anak. (3)
Memberikan rangsangan/stimulasi maksimal yang sesuai dengan umur
anak pada balita (Bawah 5 tahun) akan membantu potensi besar anak untuk dapat
berkembang dengan baik karena pada masa ini balita sangat peka terhadap
lingkungan. Sayangnya masa keemasan (golden period) balita berlangsung cepat
2

dan tidak dapat diulang sehingga sangat disayangkan apabila masa ini disia –
siakan. (3)
Stimulasi adalah kegiatan memberikan rangsangan untuk mengasah sang
anak untuk memiliki kemampuan dasar agar bisa berkembang dan tumbuh dengan
baik. Tujuan pemberian stimulasi adalah untuk membuat otak balita terangsang
sehingga balita bisa bergerak, berbicara, bersosialisasi, dan mandiri sesuai dengan
bertambahnya umur. Disamping itu tujuan lain memberikan stimulasi adalah
untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan tumbuh kembang pada anak.
sehingga jika terjadi penyimpangan orang tua dapat dengan cepat melakukan
langkah – langkah agar penyimpangan tersebut tidak semakin parah. (4)
SDIDTK anak balita adalah program salah satu program bukti keseriusan
pemerintah untuk menciptakan anak – anak generasi bangsa yang sehat. SDIDTK
merupakan perbaikan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilaksanakan dari tahun 1998. Program ini juga telah menjadi salah satu tugas
pokok puskesmas. SDIDTK adalah program yang dirancang untuk melakukan
deteksi dini pernyimpangan tumbuh kembang anak seperti keterlambatan
perkembangan, gangguan penglihatan dan pendengatan, emosional, gangguan
mental emosional, dan GPHH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif). (5)
WHO mencatat data bahwa sekitar 5 – 25% dari anak pra sekolah
diseluruh dunia mengidap penyakit disfungsi otak minor,termasuk gangguan
perkembangan motorik halus. (6)
Dari data UNICEF (United Nation Children’s
Fund) disebutkan bahwa dari 5 juta keterlambatan perkembangan ada sebanyak
1.375.000 anak yang mengalami gangguan motorik kasar dan motorik halus. Di
Indonesia, sebanyak 400 ribu atau sekitar 16% balita di Indonesia terganggu
perkembangannya di motorik halus dan kasar, kurangnya kecerdasan,
pendengaran terganggu, terganggu bicara, balita autis, balita dengan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH), balita dengan masalah perilaku dan
emosional (KMEE) dan balita down syndrome. (1)
Di Kota Jambi jumlah balita yang mengalami masalah tumbuh kembang
mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan jambi per bulan Desember 2020
menyatakan bahwa jumlah balita autis dan balita dengan gangguan pemusatan
3

perhatian dan hiperaktif (GPPH) bertambah cukup banyak. Disamping itu jumlah
balita dengan gangguan masalah perilaku dan emosional dan balita down
syndrome juga mengalami peningkatan. (7)

Sum
ber : Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020

Grafik 1.1 Penyimpangan Balita per Desember 2020

Fokus program SDIDTK adalah anak – anak yang berusia 0 – 5 tahun. Program
SDIDTK merangkul seluruh aspek, seperti pemeriksaan kesehatan balita secara
rutin, memberikan penyuluhan ke orang tua terkait kebersihan anak, merawat gigi
anak, memperbaikki gizi anak, kesehatan tempat tinggal dan sekitar, cara
memberikan stimulasi kepada anak sesuai dengan umur anak, pemberian kapsul
vitamin A, dan melakukan identifikasi penyimpangan serta cara pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang mungkin timbul pada anak.
Program SDIDTK adalah kegiatan yang dilakukan dengan sistem
kemitraan pada seluruh keluarga, seperti orang tua dan seluruh anggota keluarga,
masyarakat, LLSDM, serta seluruh sektor terkait seperti puskesmas.(8) Melalui
program SDIDTK diharapkan kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat dicegah dan diatasi seperti kondisi gizi buruk.
4

Sehingga anak tidak jatuh kedalam kondisi yang lebih buruk yang pada akhirnya
akan berdampak yang lebih fatal. (8)
Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan anak, khususnya program
SDIDTK yang ditujukan pada balita dan dirancang oleh Kementerian Kesehatan
RI pada tahun 2019 sebesar 90% dari semua balita yang masuk dalam target
(9)
program SDIDTK balita. Di Provinsi Jambi angka keberhasilan program
SDIDTK masih dibawah target tersebut. Angka pencapaian SDIDTK balita di
provinsi Jambi pada tahun 2017 adalah 65,3%, pada tahun 2018 adalah 80%, dan
pada tahun 2019 adalah 80%.
Sementara itu, angka cakupan program SDIDTK balita yang dilaksanakan
di Kota Jambi pada tahun 2017 adalah 80,8%, pada tahun 2018 sebesar 89% dan
pada tahun 2019 sebesar 88%. Menurunnya angka cakupan pada tahun 2019
karena hanya 6 puskesmas yang mencapai cakupan 100% dan terdapat 1
puskesmas yang cakupannya paling rendah dari 20 puskesmas yang ada di Kota
Jambi. Puskesmas dengan cakupan SDIDTK terendah pada tahun 2019 adalah
Puskesmas Talang Banjar dengan besar cakupan 51%.(7)

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020

Grafik 1.2 Cakupan SDIDTK Puskesmas Kota Jambi Tahun 2019


5

Kota Jambi adalah Ibu Kota Provinsi Jambi dengan estimasi jumlah
penduduk sebanyak 609.620 jiwa. Ada 20 puskesmas yang terdapat di Kota
Jambi, terdiri dari 3 puskesmas rawat inap dan 17 puskesmas rawat jalan yang
(10)
tersebar di 11 kecamatan kota Jambi. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, tugas puskesmas selain
sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, juga untuk mewujudkan kecamatan
sehat dengan melaksanakan kebijakan kesehatan guna tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya, serta menjadi wahana pendidikan
Tenaga kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Jambi telah menjalankan berbagai program sebagai
upaya dalam melaksanakan kegiatan SDIDTK diseluruh puskesmas yang ada di
Kota Jambi. Kegiatan yang dilakukan seperti mengadakan buku KIA, buku
pedoman SDIDTK pada fasilitas kesehatan tingkat dasar, mengadakan formulir
untuk melaporkan kesehatan serta formulir untuk merekap seluruh laporan
kesehatan seluruh balita dan anak pra sekolah, dan memberikan pelatihan
SDIDTK kepada tenaga kesehatan yang ada di seluruh puskesmas Kota Jambi.
Dalam menjalankan SDIDTK, bidan memiliki tanggung jawab yang besar
sebagai tenaga kesehatan untuk memperjuangkan keberhasilan kegiatan SDIDTK
pada balita. Hal ini sejalan dengan keputusan Menteri Kesehatan no.28 tahun
2017 mengenai praktek dan registrasi bidan bewewenang untuk memberikan
pelayanan kebidanan yang wajib dilakukan kepada anak yaitu memantau anak
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.(9)
Evaluasi program SDIDTK dilakukan untuk melihat apakah program telah
berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar yang telah ditetapkan. Evaluasi
dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap program yang sedang atau sudah
berjalan. Dalam melakukan evaluasi, ada tiga aspek yang perlu dievaluasi yaitu
evaluasi masukan (input), proses (process), keluaran (output). (11)
6

Keluaran (output) dari pelaksanaan program SDIDTK adalah cakupan


keberhasilan pelaksanaan SDIDTK. Masih belum tercapainya cakupan SDIDTK
di Kota Jambi selama tiga tahun terakhir mengharuskan dilakukannya evaluasi
pelaksanaan program SDIDTK balita di Puskesmas Kota Jambi tahun 2020.
Puskesmas Talang Banjar dipilih sebagai tempat penelitian karena
cakupan SDIDTK puskesmas ini paling rendah (51%). Puskesmas Talang Banjar
merupakan puskesmas non rawat inap yang didirikan pada tahun 1982. Puskesmas
Talang banjar telah memiliki fasilitas, sarana dan prasarana serta SDM Kesehatan
yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan puskesmas, namun pada penelitian
tentang indeks kepuasan terhadap pelayanan Puskesmas Kota Jambi, Puskesmas
Talang Banjar masuk kedalam 18 Puskesmas dengan indeks kepuasan kurang baik
dari masyarakat.(11) Sehingga sangat tepat jika pelaksanaan SDIDTK di
Puskesmas Talang Banjar dievaluasi guna mencari penyebab tidak tercapainya
cakupan SDIDTK dan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


Belum tercapainya cakupan SDIDTK balita di Kota Jambi sesuai dengan
target capaian pelayanan kesehatan anak yang ditetapkan oleh Kementrian
Kesehatan selama 3 tahun terakhir perlu mendapat perhatian khusus. Oleh karena
itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah pelaksanaan
program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2020?”

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana
pelaksanaan program SDIDTK Balita yang dilaksanakan di Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi tahun 2020.
1.3.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang
menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :
7

1. Mengevaluasi masukan (input) pelaksanaan program SDIDTK balita di


puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi kebijakan,
pedoman dan standar pelayanan, sumber daya manusia, dana, sarana dan
prasarana.
2. Mengevaluasi proses (process) pelaksanaan program SDIDTK balita di
puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi
perencanaan program, lokakarya mini, pengorganisasian, pelayanan,
supervisi dan evaluasi, pencatatan dan pelaporan.
3. Mengevaluasi keluaran (output) pelaksanaan program SDIDTK balita di
puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020 yang meliputi cakupan
SDIDTK.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk penelitian
maupun opsi – opsi pengambilan keputusan bagi pihak – pihak sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi


a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang pelaksanaan program SDIDTK balita di Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi tahun 2020.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang cakupan pelaksanaan program SDIDTK balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam
perencanaan program SDIDTK balita dimasa yang akan datang.

2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pelaksanaan SDIDTK balita yang sesuai dengan standar peraturan
pemerintah sehingga puskesmas dapat berbenah diri dan memperbaiki
pelayanan sehingga cakupan SDIDTK puskesmas tercapai.
8

3. Bagi Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kepustakaan dan
referensi bagi mahasiswa lainnya dalam penelitian dimasa yang akan
datang.

4. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pelaksanaan SDIDTK.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 URAIAN TEORI


2.1.1 Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
Alkin (1990) dalam buku Wirawan menyatakan evaluasi adalah proses
pengumpulan, analisis, dan pelaporan data informasi secara sistematis yang dapat
merubah perilaku atau memperbaiki sistem suatu program. Sistematis yang
dimaksud adalah dilakukannya perencanaan terlebih dahulu agar evaluasi berjalan
dengan baik.Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara tujuan yang
telah dibuat dengan hasil yang telah dicapai oleh suatu program.Tujuan dari
evaluasi adalah untuk memperbaiki seluruh kegiatan yang masih kurang dan
dinilai secara objektif serta menganalisa seluruh ciri dan sifat dari pekerjaan yang
telah dilaksanakan.(13)
Program kesehatan masyarakat disusun dan dilaksanakan untuk mencegah
atau mengendalikan penyakit, cedera, kecacatan dan kematian. Evaluasi program
kesehatan akan mendorong untuk memeriksa operasi suatu program, termasuk
kegiatan yang sedang berlangsung, siapa yang menjalankan program tersebut, dan
siapa yang dijangkau sebagai hasil. Selain itu evaluasi program kesehatan akan
menunjukkan seberapa baik pelaksanaan program tersebut dalam mematuhi
protokol implementasinya. Melalui evaluasi program, dapat ditentukan apakah
kegiatan sudah dilaksanakan sesuai rencana, mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan program dan pelaksanaannya, dan perbaikan program.

2. Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi adalah(14)


10

1. Memperbaiki pelaksanaan dan perencanaan kembali suatu program.


Sehubungan dengan ini maka perlu adanya kegiatan – kegiatan seperti
memeriksa kembali kesesuaian dari program dalam hal perubahan –
perubahan kecil yang terus menerus, mengukur kemajuan terhadap
target yang direncanakan, menentukan sebab dan faktor dari dalam
maupun dari luar yang mempengaruhi pelaksanaan suatu program.
2. Sebagai alat untuk memperbaiki kebijaksanaan perencanaan dan
pelaksanaan program yang akan datang. Hasil evaluasiakan
memberikan pengalaman mengenai hambatan dari pelaksanaan
program yang lalu dan selanjutnya dapat dipergunakan untuk
memperbaiki kebijaksanaan dan pelaksanaan program yang akan
datang.
3. Sebagai alat untuk memperbaiki alokasi sumber dana dan sumber daya
manajemen saat ini serta dimasa yang akan datang.

3. Jenis – jenis evaluasi


Dalam Wirawan,(11) berdasarkan objeknya evaluasi dapat dikelompokkan
kedalam :

1. Evaluasi kebijakan
2. Evaluasi program
3. Evaluasi proyek
4. Evaluasi material
5. Evaluasi Sumber daya Manusia (SDM)

4. Evaluasi Program
Menurut Wirawan evaluasi program terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu(11):
1. Evaluasi proses
Menilai dan meneliti sejauh mana intervensi atau layanan program
telah dilaksanakan seperti yang telah direncanakan, dan apakah target
11

populasi yang direncanakan telah dilayani. Evaluasi proses


dilaksanakan dalam dua tahap penilaian, yaitu :
a. Tahap pertama, pengukuran dan penilaian dapat dilakukan dengan
cara membandingkan hasil tes terhadap standar yang telah
ditetapkan.
b. Tahap kedua, perbandingan yang telah diperoleh kemudian
disimpulkan dan dikualitatifkan sesuai dengan tujuan penelitian
yang ingin dicapai dari evaluasi tersebut.
2. Evaluasi manfaat
Meneliti, menilai dan menentukan apakah program telah menghasilkan
perubahan yang diharapkan.
3. Evaluasi akibat
Melihat perbedaan yang ditimbulkan sebelum dan sesudah adanya
program tersebut.

5. Ruang lingkup evaluasi

Pada dasarnya ruang lingkup evaluasi dibedakan menjadi empat


kelompok, yaitu (11) :

1. Evaluasi terhadap input


Ruang lingkup dalam tahapan ini adalah pemanfaatan sumber daya
manusia, sumber modal, sarana dan prasarana.
2. Evaluasi terhadap proses
Tujuannya adalah untuk mengetahui keefektifan suatu pedoman dan
metode yang digunakan.
3. Evaluasi terhadap output
Untuk melihat hasil dan target yang diharapkan dalam suatu
pelayanan.
4. Evaluasi terhadap dampak
12

Evaluasi ini untuk menemukan dan melihat hambatan yang


mempengaruhi pelaksanaan program.Dan hasil evaluasi ini dapat
digunakan dalam melakukan perbaikan program.

2.1.2 Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan UPTD kesehatan ditingkat kabupaten/kota yang
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya.(15) Puskesmas juga sebagai unit pelayanan kesehatan untuk masyarakat
di wilayah dan mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Menurut Trihono, puskesmas juga merupakan unit yang melaksanakan program
dari Dinas Kesehatan Kota/kabupaten dan memiliki tanggung jawab
melaksanakan kesehatan diwilayah kerjanya.(16)

2. Fungsi Puskesmas
Permenkes No.43 tahun 2019 telah mengatur fungsi fungsi puskesmas,
yaitu(17):
1. Sebagai penyelenggara UKM diwilayah kerjanya tingkat pertama
a. Merencanakan seluruh kegiatan untuk mengatasi masalah yang
terjadi dimasyarakat
b. Mengadvokasikan dan mensosialisasikan kesehatan.
c. Berkomunikasi, menginformasikan, mengedukasi, dan berdayakan
masyarakat dibidang kesehatan.
d. Menjadi penggerak masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada dilingkungannya sendiri dan bekerja sama
dengan sektor terkait.
e. Membina institusi secara teknis dan membuat jaringan untuk
melayani masyarakat.
f. Merencanakan seluruh kebutuhan dan meningkatkan kompetensi
pada SDM yang ada dipuskesmas.
g. Melakukan pemantauan seluruh pembangunan kesehatan.
13

h. Melayani masyarakat dibidang kesehatan dan berkoordinasi


dengan lurah, kelompok masyarakat, dan yang lainnya tetapi juga
pertimbangkan faktor biologis, sosial, budaya, psikologi, dan
spiritual.
i. Mencatat, melapor, dan mengvaluasi seluruh akses, cakupan, mutu
pelayanan kesehatan.
j. Merekomendasikan solusi untuk seluruh masalah yang terjadi
dimasyarakat kepada kepala dinas kesehatan serta membuat sistem
kewaspadaan dini dalam menanggulangi penyakit.
k. Melakukan pendekatan kepada keluarga
l. Berkolaborasi dengan fasyankes tingkat pertama dan rumah sakit
disekitarnya.
2. Menyelenggarakan UKP tingkat pertama yang ada diwilayah kerjanya
a. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dasar dengan bermutu,
komprehensif, holistic dan berintegrasi dengan faktor biologis,
psikologis, budaya, dan sosial untuk menjalin hubungan dengan
dokter dan pasien.
b. Menjalankan seluruh pelayanan eksehatan dan berupaya untuk
mendahulukan promotif dan preventif.
c. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan yang bersentuhan
langsung dengan individu, keluarga, dan kelompok dimasyarakat.
d. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dan mendahulukan
keamanan, keselamatan, kesehatan pasien, pengunjung, petugas,
dan lingkungan kerja.
e. Menjalankan seluruh pelayanan kesehatan dengan tetap
berkoordinasi dengan profesi lainnya
f. Menjalankan seluruh rekam medis
g. Mencatat, melapor, dan mengevaluasi seluruh mutu serta akses
pada pelayanan kesehatan.
14

h. Merekomendasikan solusi untuk seluruh masalah yang terjadi


dimasyarakat kepada kepala dinas kesehatan serta membuat sistem
kewaspadaan dini dalam menanggulangi penyakit.
i. Melakukan pendekatan kepada keluarga
j. Berkolaborasi dengan fasyankes tingkat pertama dan rumah sakit
disekitarnya.
Program SDIDTK dilaksanakan di puskesmas – puskesmas diseluruh
Indonesia termasuk kota jambi. Pelaksanaan SDIDTK dijalankan menurut
sistem kesehatan yang telah diatur dan ditetapkan oleh pemerintah.

2.1.3 SDIDTK
1. Pengertian Program SDIDTK
Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
adalah kegiatan antar mitra keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat yang
saling bekerja sama dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Program SDIDTK
adalah program yang mencakup seluruh kegiatan anak, seperti deteksi, stimulasi,
dan interfensi awal jika pertumbuhan pada balita terjadi penyimpangan serta
dilakukan dengan komprehensif dan berkualitas. (4)
Pemeriksaan secara dini tumbuh kembang pada anak merupakan langkah
yang dilakukan untuk memeriksa anak secara dini jika tumbuh kembang anak
terjadi penyimpangan.Hal ini dilakukan dengan tujuan dapat mengambil langkah
cepat apabila terjadi penyimpangan dengan tumbuh kembang anak dan segera
dilakukan intervensi oleh tenaga kesehatan. Apabila penanganan terlambat
dilakukan, tumbuh kembang anak akan susah untuk diatasi.(4)

A. Pertumbuhan Dan Perkembangan


1) Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya bertambah
besar.Seperti yang tertuang dalam Kemenkes RI pertumbuhan anak adalah
menambahnya struktur dan fisik pada tubuh anak dari segi ukuran
sehingga dapat diukur menggunakan satuan panjang dan berat.(4)
15

Menurut Kartini Kartono pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis


yang ditandai dengan semakin matangnya fungsi – fungsi fisik anak dan
pertumbuhan tersebut berlangsung dalam waktu tertentu.(18)
Menurut Crow pertumbuhan adalah perubahan – perubahan struktural dan
fungsional anak secara jasmaniah yang terjadi dari janin (konsepsional),
dalam kandungan (periode prenatal), lahir (postnatal) hingga dewasa.(19)
Ciri khusus anak adalah selalu tumbuh dan berkembang dari awal dibuahi
hingga berakhirnya masa remaja dan pertumbuhan serta perkembangan
anak sesuai dengan usianya.

2) Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan menambahnya fungsi pada tubuh dan struktur
yang semakin besar sehingga sang anak mampu untuk bergerak kasar,
bergerak halus, berbicara, mandiri, serta bersosialisasi dengan sekitar. (20)
Menurut Hurlock perkembangan merupakan perubahan secara progresif
sebagai tanda dari matangnya anak.(21)
Perkembangan seorang anak dititikberatkan pada semua perubahan yang
terus berjalan dan semakin besar karena adanya proses pembelajaran dan
naturalisasi.(22)
Anak akan bertumbuh dan berkembang disaat yang sama. Pertumbuhan
dinilai dengan satuan berat dan panjang, sedangkan perkembangan dinilai
dari seberapa matang syaraf pusat dan organ yang berkaitan dengannya,
contohnya seperti kemampuan bicara, emosi, jiwa sosial, serta sistem
neuromuskuler yang saling bekerja sama berfungsi dan memiliki peran
dalam hidup manusia.

3) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang


Anak
Setiap anak punya pola perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda-
beda.(23)Hal ini adalah hasil setiap organ yang saling bekerja sama.
16

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dan


pertumbuhan anak-anak(24) diantaranya :
a. Faktor dalam (internal).
Faktor dari dalam merupakan faktor yang didapatkan dari orang tua
dan diturunkan ke anaknya. Faktor ini sangat mempengaruhi tumbuh
kembang sang anak. Terdapat beberapa faktor internal, diantaranya :
1) Ras/etnik atau bangsa
Orang tua yang berbangsa Asia akan mendapatkan anak yang tidak
membawa bangsa amerika, begitu juga sebaliknya.
2) Keluarga
Apabila orang tua berperawakkan tinggi, maka anaknya juga akan
tinggi. Begitu juga pada orang tua yang pendek, gemuk, atau kurus,
maka anaknya akan mengikuti postur tubuh orang tuanya.
3) Umur
Anak yang menuju remaja akan mengalami pertumbuhan yang
cepat pada tahun pertama masa remajanya.
4) Jenis kelamin
Anak perempuan akan lebih cepat perkembangan organ
reproduksinya dibandingkan anak laki-laki. Namun semuanya akan
berbalik saat lewat masa purbertas, dimana anak laki-laki akan
lebih cepat berkembang dibandingkan anak perempuan.
5) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) merupakan hal yang dibawa oleh
anak dan menjadi ciri khas sang anak itu sendiri. Terdapat
beberapa kelainan pada genetik yang bisa mempengaruhi tumbuh
kembang anak seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kromosom yang mengalami kelainan akan terkendala
pertumbuhannya seperti pada penyakit Down Sindrome dan Turner
Sindrome.
b. Faktor luar (eksternal)
17

1. Faktor Prenatal
a) Gizi
Asupan gizi ibu dari awal hingga akhir masa kehamilan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin.(25)
b) Mekanis
Kelainan pada kaki dan pergelangan kaki anak terjadi akibat
kelainan bawaan karena posisi janin yang tidak normal pada
masa kehamilan.(26)
c) Toksin/zat kimia
Kebiasaan yang tidak sehat selama masa kehamilan seperti
merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, menggunakan
narkoba dapat menyebabkan terjadinya kelainan bawaan pada
anak dan BBLR.(27)
d) Endokrin
Penyakit Diabetes Mellitus bisa menyebabkan terjadinya
kardiomegali, makrosemia, dan hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Janin yang mengalami kelainan diakibatkan oleh terpaparnya
sinar rontgen dan radium sehingga terjadi kelainan jantung,
kelainan anggota gerak, kelainan congenital mata, mikrosefali,
retardasi mental, dan sebagainya.(28)
f) Infeksi
Infeksi yang disebabkan oleh TORCH dan terjadi di trimester 1
dan 2 bisa berakibat terjadinya kelainan seperti bisu, tuli,
retardasi mental, makrosefali, katarak, dan jantung.(29)
g) Kelainan Imunologi
Eritroblastosis fetalis muncul karena adanya beda golongan
darah sang ibu dengan janin yang berakibat pada terbentuknya
anti bodi untuk melawan sel darah janin. Anti bodi akan masuk
ke peredaran darah janin melewati plasenta dan terjadi
hemolisis dan terjadi rusaknya jaringan pada otak.(30)
18

h) Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan karena terganggunya fungsi pada
plasenta sehingga membuat embrio terganggu
pertumbuhannya.
i) Psikologi ibu
Kehamilan pranikah akan membuat sang ibu mendapatkan
kekerasan mental.
2. Faktor Persalinan
Persalinan sering kali terjadi komplikasi, contohnya seperti trauma
kepala pada bayi dan asfiksia yang membuat rusaknya jaringan
otak.(31)
3. Faktor Pasca Persalinan
a) Gizi
Bayi memerlukan zat makanan yang bergizi dan seimbang
untuk memenuhi tumbuh kembangnya bayi.
b) Penyakit seperti TBC, jantung bawaan, dan anemia bisa
berakibat pada retardasi tumbuhnya jasmani bayi.
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan merupakan tempat anak bertumbuh dan tempat
yang menyediakan kebutuhan dasar anak. Apabila sanitasi
lingkungan tidak bersih, kurang sinar matahari, terpapar sinar
radioaktif, zat kimia seperti Pb, mercuri, dan rokok akan
memberikan dampak negatif kepada tumbuh kembangnya anak.
d) Psikologis
Psikologis merupakan faktor yang harus dipengaruhi karena
sangat mempengaruhi hubungan orang tua dengan anak.
Apabila anak selalu ditekan, maka akan menghambat tumbuh
kembang sang anak.
e) Endokrin
Anak yang mengalami penyakit gangguan hormone akan
membuat sang anak terhambat pertumbuhannya.
19

f) Sosio-ekonomi
Tingkat ekonomi orang tua berkaitan dengan gizi makanan
anak, lingkungan yang tidak sehat serta minimya pengetahuan
orang tua dan keluarga akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
g) Lingkungan pengasuhan
Interaksi yang terjadi antara ibu dan anak menjadi sesuatu yang
harus diperhatikan karena sangat memberikan pengaruh kepada
tumbuh kembangnya sang anak.
h) Stimulasi
Pemberian stimulasi dengan melibatkan seluruh anggota
keluarga dan media lain seperti mainan dan melakukan
kegiatan – kegiatan bersama ibu dapat merangsang
perkembangan anak.
i) Obat-obatan
Penggunaan obat kortikosteroid dalam waktu yang lama
akanberakibat pada terhambatnya pertumbuhan. Hal ini juga
sama apabila memakai obat perangsang saraf karena akan
menghambat produki hormon.

4) Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak


Tumbuh kembang anak memiliki ciri-ciri yang saling berhubungan. Ciri
ciri tumbuh kembang anak sebagai berikut:(4)
a. Perkembangan akan berlangsung juga seiring dengan pertumbuhan.
Perubahan fungsi adalah ciri ciri berlangsungnya pertumbuhan.
Contohnya IQ seorang anak akan berkembang seiring pertumbuhan
pada serabut saraf dan otak.
b. Perkembangan dan pertumbuhan pada awal akan sangat
mempengaruhi perkembangan berikutnya. Berkembangnya anak akan
berlangsung secara bertahap dan harus melalui tahap pertama dulu
baru bisa menuju tahap kedua. Contohnya seperti anak harus berdiri
20

dulu baru bisa berjalan. Karena hal inilah pada awal perkembangan
sangat menentukan bagaimana sang anak berikutnya.
c. Bertumbuh dan berkembang setiap anak selalu berbeda beda, baik
pertumbuhan secara fisik atau berkembangnya fungsi dari organ tubuh
sang anak.
d. Perkembangan selalu jalan beriringan dengan pertumbuhan. Apabila
seorang anak bertumbuh dengan cepak, maka juga akan berkembang
dengan cepat. Umur seorang anak yang bertambah akan beriringan
dengan berat dan tinggi badan yang bertambah juga. Begitu juga pada
daya ingat, mental, daya nalar, dan lainnya.
e. Dalam berkembang sang anak akan berpola yang sama dari tahap ke
tahap. Berkembangnya organ tubuh anak terjadi atas 2 dasar hukum,
yaitu :
a. Perkembangan akan berlangsung terlebih dahulu dari kepala, lalu
akan tumbuh ke anggota tubuh.
b. Perkembangan akan terjadi lebih dulu untuk gerak kasar, lalu baru
berkembang ke gerak halus.
f. Berkembangnya sang anak mengalami tahap demi tahap yang
berurutan. Seorang anak akan berkembang dengan pola urutan yang
sama. Urutannya tidak bisa dibalik atau dilewati.

Dalam bertumbuh dan berkembangnya sang anak, ada prinsip yang saling
berhubungan.(4) Prinsipnya adalah :
a. Berkembangnya anak adalah tanda dari matangnya dalam anak belajar.
Kematangan merupakan hasil dari proses yang berlangsung sesuai
dengan kapasitas sang anak, sedangkan belajar merupakan perjalanan
seorang anak dari tidak bisa menjadi bisa dengan cara berusaha dan
latihan.
b. Perkembangan dapat dilihat polanya. Hal ini dapat diprediksi karena
perkembangan saling berkesinambungan dari tahap paling kompleks
menuju tahap spesifik.
21

5) Aspek-Aspek Perkembangan Yang Dipantau


Adapun aspek – aspek yang dipantau dalam tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut (4):
a. Gerakan / motorik secara kasar
Kemampuan sang anak sangat berkaitan dalam proses sang anak
belajar begerak yang menggunakan otot – otot. Contohnya seperti
berdiri atau duduk.
b. Gerakan / motorik secara halus
Gerakkan halus dilakukan dengan menggunakan otot kecil, namun
tetap berkoordinasi dengan seluruh tubuh, seperti menulis, mengamati,
dan sebagainya.
c. Kemampuan dalam berbahasa dan berbicara
Hal ini berkaitan dengan kemampuan sang anak dalam merespons
sesuatu, seperti berkomunikasi, berbicara, bersuara, dan sebagainya.
d. Kemandirian dan sosialisasi berkaitan dengan kemampuan sang anak
dalam melakukan hal hal pribadi, seperti makan sendiri, bersosialisasi
dengan sekitar, membersihkan mainan setelah main dan sebagainya.

6) Beberapa Gangguan Tumbuh Kembang Yang Sering Ditemukan


Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan adalah(4)
a. Gangguan bicara dan bahasa
Speech Delay salah satu contoh gangguan bicara dan bahasa yang
sering terjadi pada anak – anak dewasa ini.Selain akibat kesehatan
seperti frenulum lidah yang pendek atau gangguan struktur di area
mulut anak, pada anak normal gangguan ini terjadi karena kurangnya
stimulasi kepada anak. Anak yang jarang diajak komunikasi akan
malas berbicara akan mengakibatkan speech delay.(32) Sebagai
indikator utama pada perkembangan anak, kemampuan berbahasa
berhubungan dengan keterlambatan atau kerusakan pada sistem
lainnya.
22

b. Cerebral Palsy
Kelainan pada motorik anak yang sering juga disertai dengan
gangguan emosi, bicara, kecerdasan dan semsorik anak.(33)

c. Sindrom Down (down syndrome)


Anak dengan 47 kromosom.Terjadi karena kromosom 21 tidak dapat
memisahkan diri selama meiosis (abnormalitas kromosom).(34)
d. Perawakan Pendek
Perawakkan pendek digunakan untuk menilai tinggi badan yang
persentil 3 dan dibawah 2SD. Hal ini disebabkan karena kelainan
kromosom, gangguan gizi, kelainan endokrin dan sebagainya.(35)
e. Gangguan Autisme
Menurut kartono, autis adalah kondisi dimana seorang anak tidak bisa
membuka diri terhadap dunia luar karena mereka memiliki dunia
sendiri.Anak autis membutuhkan pendidikan dan terapi khusus agar
mereka pelan–pelan dapat menerima dan membuka diri dengan dunia
yang sesungguhnya dan keluar dari fantasi mereka.(36)
f. Retardasi Mental
Retardasi mental adalah kondisi dimana IQ seseorang <70 sehingga
membuat individu tidak mampu untuk adaptasi dan belajar pada ajaran
masyarakat yang dianggap normal.(37)
g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)
GPPH adalah kondisi sang anak yang sulit untuk memfokuskan
perhatian dan adanya hiperaktif. (38)

B. Sasaran SDIDTK
1. Sasaran Langsung ditujukan kepada anak yang berusia 0-72 bulan yang
tercakup dalam wilayah kerja puskesmas sekitar.
2. Sasaran tidak Langsung
23

a. Tenaga kesehatan digarda terdepan seperti bidan, perawat, ahli gizi,


kesehatan masyarakat, dokter, dan lainnya.
b. Tenaga pendidik seperti ptugas sosial mengenai penyuluhan tumbuh
kembang anak dan petugas lapangan KB.
c. Petugas disektor lainnya.

C. Alur Pelaksanaan Program SDIDTK

Sumber : Kementrian Kesehatan RI 2019


Gambar 2.1 Alur Pelaksanaan Program SDIDTK
24

Dari gambar diatas dapat disimpulkan ada tiga dasar pelaksanaan SDIDTK
balita, yaitu stimulasi, deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang yang akan dibahas secara lebih mendalam
dibawah ini.
A. Stimulasi
1. Pengertian Stimulasi
Stimulasi merupakan semua yang merangsang dan diberikan dari
lingkungan. Dalam hal ini orang tua memiliki peran penting untuk
mengembangkan cara mengasuh anak dan memberikan stimulasi kepada
sang anak. Orang tua harus rutin memberikan perhatian yang baik untuk
(24)
stimulasi otak sang anak agar betumbuhnya sel otak anak. Sementara
menurut Effendi (2008) menyatakan bahwa stimulasi merupakan hal yang
dilakukan untuk merangsang otak anak untuk tumbuh dan melakukan
kemampuan dasar sang anak. Anak harus distimulasi dari awal oleh orang
tuanya atau orang terdekatnya. Stimulasi yang diberikan orang tua harus
mencakup semua aspek agar anak bisa berkembang dengan maksimal.
Contohnya adalah menstimulasi motorik halus dan motorik kasar.

2. Prinsip Dasar Stimulasi


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan sang anak(39) yaitu :
a) Menstimulasi anak dengan penuh kasih sayang
b) Menunjukkan sikap yang baik agar bisa ditiru sang anak.
c) Stimulasi yang diberikan sesuai dengan usia anak.
d) Stimulasi yang diberikan bisa dilakukan dengan cara bermain,
bernyanyi dan dilakukan tanpa paksaan dan hukuman.
e) Menstimulasi anak harus dilakukan tahap demi tahap dan secara
berkesinambungan. 4 aspek yang harus diperhatikan yaitu motoric
kasar, motorik halus, mandiri, bicara, dan sosialisasi.
f) Pujilah sang anak apabila berhasil distimulasi
g) Stimulasi dilakukan menggunakan alat bantu seperti mainan
25

h) Kesempatan yang sama untuk anak laki-laki dan perempuan.

3. Tujuan Stimulasi

a) Tujuan Umum
Tujuannya agar seluruh balita dan anak prasekolah dengan rentan 0
sampai 6 tahun bisa berkembang dan tumbuh degan maksiaml sesuai
dengan yang diharapkan dan bisa membanggakan nusa bangsa untuk
masa depan.(4)

b) Tujuan Khusus
Terlaksananya stimulasi yang ditujukan kepada sang anak agar bisa
bertumbuh dan berkembang dengan maksimal dan dilakukan kepada :
1) Terlaksananya program deteksi dini apabila adanya penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh balita dan anak
prasekolah yang berada didalam wilayah kerja puskesmas.
2) Terlaksananya kegiatan intervensi dini pada balita dan anak
prasekolah yang terdeteksi adanya penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangannya.
3) Terlaksananya merujuk kasus yang tidak bisa diatasi puskesmas.

4. Macam-Macam Stimulasi
(24)
Stimulasi terbagi atas :
a) Stimulasi Verbal
Penguasaan bahasa melalui pertanyaan – pertanyaan yang anak
lontarkan selain akan mengembangkan inisiatif dan ide – ide kreatif
anak, juga akan memepengaruhi perkembangan kognitifnya.
b) Stimulasi Visual atau Audiotori
c) Stimulasi visual dapat dilakukan dengan menggunakan benda – benda
berwarna dan cahaya.Stimulasi audiotori dapat dilakukan dengan
mengajak anak meniru suara – suara binatang dan lain sebagainya,
26

stimulasi ini penting karena dapat menimbulkan sifat ekspresif pada


anak.
d) Stimulasi Taktil atau Sentuhan.
Memberikan pijatan, ciuman atau permainan yang bertekstur adalah
beberapa contoh jenis stimulasi ini, kekurangan stimulasi taktil atau
sentuhan dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan perilaku sosial,
emosional dan motorik.
e) Stimulasi Kasih Sayang.
f) Stimulasi ini yang membangkitkan rasa percaya diri seorang anak dan
mamou membuat seorang anak merasa aman sehingga bisa lebih bebas
dalam melakukan respons ke lingkungan sekitarnya.

5. Manfaat Stimulasi
Ada beberapa manfaat dari teknik stimulasi, yaitu :
a) Stimulasi selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak
akanmembantu mencegah perubahan pada struktur otak dan jalur
neurologis yang disebabkan oleh situasi yang penuh tekanan.
b) Membantu anak – anak menggunakan tubuh dan inderanya dan
mengembangkan pemikiran dan kecerdasan mereka.
c) Membantu pengembangan indera pendengaran dan visual.
d) Meningkatkan keterampilan kesiapan sekolah anak – anak dan
meningkatkan keterampilan sosial.

6. Stimulasi Dini Pada Balita


Menstimulasi anak sejak dini merupakan faktor eksternal yang penting
dalam menentukan cerdas tidaknya seorang anak.(40) Menstimulasi sang
anak dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
a) Ajak anak bermain minimal 30 menit setiap hari agar bisa
menstimulasi anak dan membuat ia merasa senang, bebas, penuh kasih
sayang, dan berikan penghargaan serta pujian setelah bermain.
27

b) Rangsang otak kiri dan kanan, motoric, sensorik, berkomunikasi,


bahasa, mandiri, dan kreatifitas sang anak.
c) Berikan rangsangan music, gerakkan, rabaan, nyanyian, membaca,
menyelesaikan masalah, bandingkan, cocokkan, dan sebagainya.
d) Lakukan bisa setiap saat, seperti saat mandi, ganti baju, tidur,
menyusui, nonton tv, bermain dan sebagainya.

B. Deteksi Dini Penyimpangan


1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
Dalam menilai ada atau tidaknya penyimpangan pertumbuhan pada anak,
yang dijadikan parameter ukur adalah tinggi badan, lingkar kepala, berat
badan, lingkar lengan atas, proporsi tubuh dengan panjang tungkai, dan
sebagainya.(40) Ada berbagai macam cara untuk menilai yang bisa
dilakukan, seperti :
a) Mengukur berat badan / tinggi badan (BB/TB)
Mengukur BB/TB tujuannya untuk menilai status gizi pada anak dan
kategorikan menjadi gemuk, normal, kurus, kurus sekali.
b) Mengukur BB/TB disesuaikan jadwal dengan petugas dan dilakukan
tenaga kesehatan yang telah dilatih.
c) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
Tujuan dari LKA pada balita untuk mengetahui lingkar kepala anak
tersebut normal atau tidak. Pengukuran ini bisa untuk mendeteksi
apakah adanya terjadi penyimpangan pertumbuhan pada balita dan bisa
dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak

Tingkat Alat & Bahan


Pelaksana Yang dipantau
Pelayanan yang digunakan
Keluarga • Orang tua • Buku KIA • Berat badan
Masyarakat • Kader kesehatan • Timbangan
• Pendidik PAUD, dacin
28

Petugas BKB, • Timbangan


Petugas TPA digital (untuk
dan Guru TK anak > 5 tahun)
• Alat ukur tinggi
badan/panjang
badan
Puskesmas Tenaga kesehatan • Buku KIA • Tinggi badan
terlatih SDIDTK : • Tabel/grafik • Berat badan
• Dokter BB/TB • Lingkar
• Bidan • Tabel/grafik kepala
• Perawat TB/U
• Tenaga gizi • Grafik LK
• Tenaga • Timbangan
kesehatan • Alat ukut tinggi
lainnya badan
• Pita pengukur
lingkar kepala
Sumber :Kemenkes RI, 2019
Cara memantau pertumbuhan pada anak bisa dilakukan dengan
cara menimbang berat badan dan dibandingkan dengan umur serta
dilakukan setiap hari. Jika ada anak yang berat badannya tidak mengalami
kenaikkan selama 2 kali berturut-turut dan anak yang berat badannya
dibawah garis merah, maka kader wajib merujuk anak tersebut ke petugas
kesehatan untuk dipastikan kembali.Mengukur BB/TB bisa dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan dan juga non kesehatan yang telah
dilatih.Walaupun demikian, penilaian akhir tetap diputuskan oleh tenaga
kesehatan.(4)

2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan


Melakukan pemeriksaan dan deteksi dini dalam mencegah adanya
penyimpangan pada perkembangan anak. Dilakukannya skrining
memeriksa perkembangan pada anak bertujuan untuk tahu bagaimana
perkembangan sang anak, apakah normal atau tidak. Jadwal skrining
KPSP secara rutin dilakukan sejak usia anak < 2 tahun setiap 3 bulan,
sedangkan pada anak usia 2 sampai 6 tahun dilakukan 6 bulan sekali.(4)
29

Pelaksana dan alat – alat yang digunakan untuk melakukan deteksi


dini penyimpangan dini apda perkembangan anak dilakukan seperti yang
diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak

Tingkat
Pelaksana Alat yang digunakan Hal yang dipantau
Pelayanan
Keluarga • Orang Tua Buku KIA Perkembangan anak :
dan • Kader • Gerak kasar
masyarakat kesehatan, • Gerak halus
BKB • Bicara dan bahasa
• Pendidikan • Sosialisasi dan kemandirian
PAUD

• Pendidikan • Kuesioner KPSP Perkembangan anak :


PAUD • Instrumen TTD • Gerak kasar
terlatih • Snellen E untuk • Gerak halus
• Guru TK TDL • Bicara dan bahasa
terlatih • Kuesioner KMPE • Sosialisasi dan kemandirian
• Skrining kit
SDIDTK
• Buku KIA
• Formulir DDTK
Puskesmas • Dokter • Kuesioner KPSP 1. Perkembangan anak :
• Bidan • Formulir DDTK • Gerak kasar
• Perawat • Instrumen TTD • Gerak halus
• Tenaga gizi • Snellen E TDL • Bicara dan bahasa
• Kuesioner KMPE • Sosialisasi dan
• Cheklis M-CHAT kemandirian
2. Daya lihat
30

• Formulir GPPH 3. Daya dengar


• Skrinning kit 4. Masalah perilaku emisional
SDIDTK 5. Autisme
6. Gangguan pusat perhatian
dan hiperaktif
Sumber :Kemenkes RI, 2019

Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emisional
M-CHAT : Modified-Checklist for Autism in Toddlers
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-Kanak

3. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini dalam penyimpangan mental serta emosi pada anak
merupakan program untuk memeriksa apakah terdapat masalah mental dan
emosional, gangguan pusat perhatian, hiperaktif, autis, dan sebagainya
agar bisa dilakukan intervensi lebih awal. Pemeriksaan ini dilakukan oleh
tenaga kesehatan.
Terdapat berapa jenis alat yang bisa mendeteksi dini dalam penyimpangan
mental dan emosional, yaitu :
a) Kuesioner Masalah Mental Emosional (KMME) digunakan untuk anak
yang berusia 36-72 bulan.
b) Cek autis anak prasekolah (Cheklist for Autism in
Toddlers/CHAT)untuk anak yang berusia 16 hingga 36 bulan.
c) Formulir deteksi dini Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) menggunakan Abreviated Conner Rating Scale
untuk anak yang berusia 36 bulan lebih.
31

Tabel 2.3 Jadwal Kegiatan dan Jenis Skrining/Deteksi

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang Harus Dilakukan


Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini penyimpangan
Umur
Penyimpangan Penyimpangan Mental Emosional (dilakukan
Anak
Pertumbuhan Perkembangan atas indikasi)

BB/TB LK KPSP TDD TDL KMPE M-CHAT GPPH


0 bulan √ √ √
3 bulan √ √ √ √
6 bulan √ √ √ √
9 bulan √ √ √ √
12 bulan √ √ √ √
15 bulan √ √ √ √
18 bulan √ √ √ √ √
21 bulan √ √ √ √ √
24 bulan √ √ √ √ √
30 bulan √ √ √ √ √
36 bulan √ √ √ √ √ √ √ √
42 bulan √ √ √ √ √ √ √
48 bulan √ √ √ √ √ √ √
54 bulan √ √ √ √ √ √ √
60 bulan √ √ √ √ √ √ √
66 bulan √ √ √ √ √ √ √
32

72 bulan √ √ √ √ √ √ √

Keterangan :
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
LK : Lingkar Kepala
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
TDD : Tes Daya Dengar
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas
M-CHAT : Modified Cheklist for Autism in Toddlers

C. Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Selain lingkungan yang bisa mempengaruhi pertumbuhan danperkembangan anak,
ada faktor lain seperti kesehatan dan status gizi pada anak yang menjadi penyebab
terjadinya penyimpangan dan adanya masalah pada perkembangan anak.
Intervensi dini dilakukan untuk menghindari penyimpangan perkembangan pada
anak agar bisa menyelesaikan masalah yang terjadi dan tidak menambah parah.
Intervensi dan memberikan rujukkan dini dilakukan untuk mengecek, perbaiki,
dan atasi masalah apabila terjadi penyimpangan perkembangan sehingga anak bisa
berkembang dan bertumbuh dengna maksimal sesuai dengan kemampuannya.
Saat anak usia 5 tahun menjadi waktu yang tepat untuk mengintervensi dan
merujuk sang anak jika terjadi penyimpangan perkembangan anak. Intervensi
yang dilakukan bisa dengan cara menstimulasi perkembangan anak secara terarah
dan dilakukan secara intens dirumah dalam waktu 2 minggu, lalu dievaluasi.(4)

D. Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak


Apabila terjadinya penyimpangan pada perkembangan anak, maka anak
tersebut perlu dirujuk agar bisa diatasi dengan cepat.(40) Ada beberapa tingkatan
dalam merujuk anak yang mengalami penyimpangan tumbuh dan kembang, yaitu:
1. Tingkat keluarga dan masyarakat
Keluarga khususnya orang tua sangat disarankan untuk mengecek anaknya
ke Puskesmas atau rumah sakit untuk mengatasi anak yang mengalami
penyimpangan dan membawa buku KIA sebagai catatan pemantauan.
2. Tingkat Puskesmas dan jaringannya
33

a. Tingkat puskesmas bisa dirujuk ke bidan, perawat, pustu, dan polindes


terdekat apabila terdeteksi adanya penyimpangan tumbuh kembang
sang anak sesuai dengan standar yang telah dibuat.
b. Rujukkan akan berlanjut ke tim medis seperti dokter, nutrisionis, dan
lainnya apabila masalah tidak bisa diselesaikan oleh tenaga kesehatan
yang pertama.
3. Tingkat Rumah Sakit rujukan
Jika tim medis dipuskesmas tidak mampu untuk mengatasi penyimpangan
tumbuh kembang anak, maka segera rujuk ke rumah sakit yang fasilitasnya
lebih tinggi dan lengkap, seperti ada dokter spesialis anak, laboratorium,
dan ahli gizi untuk mendiagnosis dan mengatasinya.

2.1.4 Konsep Dasar Sistem


1. Pengertian
Moekijat mendefinisikan sistem sebagai segala sesuatu yang tersusun dari
unsur – unsur yang telah ditata dan berhubungan satu sama lain sehingga
membentuk kesatuan untuk memproses dan mengolah sesuatu. (41)
Sistem merupakan cara untuk melakukan pendekatan dan menganggap
suatu organisasi bisa digambarkan sebagai sistem yang terbentuk atas bagian-
bagian demi mencapai tujuan bersama. (42)
Upaya mempromosikan, menyimpan dan memelihara kesehatan yang
didukung oleh organisasi, sumber daya manusia dan finansial disebut sistem
kesehatan.(43)
Menurut WHO, sistem kesehatan merupakan kumpulan dari faktor
kompleks yang saling berkaitan dalam negara dan menjadi kebutuhan dalam
memenuhi seluruh kebutuhan kesehatan dimasyarakat.

2. Ciri-Ciri Sistem
Menurut Azwar, sistem memiliki ciri cirisebagai berikut(43) :
34

1. Sistem memiliki bagian didalamnya yang berhubungan satu sama lain dan
saling mempengaruhi sehingga terbentuk satu arti yang memiliki fungsi
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Masing-masing bagian didalam sistem memiliki fungsi dan peran masing
masing sehingga menjadi satu dan bisa menggerakkan program yang
direncanakan.
3. Semua bagian didalam sistem saling bekerja sama untuk menjalankan
fungsinya masing-masing dan bisa mengendalikan serta mengarahkan
berjalannya sistem untuk mencapai tujuan yang dibuat.
4. Elemen didalam sistem selalu berhubungan dengan sekitar sehingga
membentuk kesuatu yang kuat.

3. Unsur-Unsur Sistem
Didalam sistem terdapat lagi subsistem yang terus berhubungan dalam
menjalankan prosedur yang ada dan mencapai tujuan.Prosedur dibuat untuk
menjadi acuan dalam menjalankan pekerjaan sehingga didalamnya mengatur
segala aktivitas yang harus dikerjakan oleh orang yang ada
didalamnya.Kesimpulannya orginisasi merupakan gabungan elemen yang bersatu
dan bagian paling kecil dari sistem dan sebuah penjelasan dari organisasi yang
ada.(43)
Sistem didalamnya ada beberapa unsur yang dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Masukan (input)
Masukkan merupakan bagian yang dikumpulkan didalam sistem dan
saling bekerja sama serta menjalankan fungsinya masing-masing.
2. Proses (Process)
Proses merupakan seluruh bagian dari elemen yang ada didalam sistem
dan saling diperlukan untuk mengubah masukkan menjadi keluaran yang
diharapkan.
3. Keluaran (Output)
35

Keluaran merupakan seluruh bagian dari elemen yang telah dihasilkan


oleh proses didalam sistem.
4. Umpan Balik (feed Back)
Umpan balik merupakan seluruh elemen yang hasil dari keluaran dan
masukkan untuk sistem.
5. Dampak (Impact)
Dampak meupakan akibat yang timbul karena sesuatu yang dikeluarkan
oleh sistem.
6. Lingkungan (Environment)
Lingkungan merupakan dunia diluar dari sistem dan tidak bisa
dikendalikan oleh sistem namun berpengaruh sangat besar ke sistem.

Unsur diatas akan terus saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain,
sistem diartinya sebagai berikut :

Gambar 2.2 Unsur – unsur Sistem

2.1.5 Analisis Sistem dan Pelaksanaan Program SDIDTK Balita di


Puskesmas
Program SDIDTK dilakukan kepada balita sebagai bentuk dari perhatian
pemerintah dalam membina tumbuh kembang anak di Indonesia dan dilakukan
36

dengan berkualitas dan komprehensif. Langkah yang dilakukan adalah stimulasi,


lalu mendeteksi, serta memberkan intervensi dengan cepat untuk menangani
penyimpangan tumbuh kembang anak di umur 5 tahun pertamanya.Program ini
dibentuk sebagai hasil dari mitra keluarga, masyarakat, pemerintah, dan sektor
terkait.(20)
Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan demi mengatasi masalah yang
terjadi dan harus dikerjakan sedini mungkin. Aspek program SDIDTKmeliputi :
1. Aspek Masukan (Input)
Masukkan merupakan seluruh sumber daya, mulai dari manusia,
material, finansial, dan sebagainya yang didapatkan dari lingkungan
sekitar. Input dibagi lagi menjadi :
a. Tenaga
Tenaga dihasilkan dari SDM berubah pekerja yang telah berhasil
membuat suatu produk, pengawasan terhadap mutu, pemasaran
produk, serta memberikan finansial sebagai pendukung untuk
mencapai tujuan.(44)
Pelaksana dari program SDIDTK, yaitu bidan, perawat, dokter, dan
gizi yang ada dipuskesmas tersebut. Jumlahnya pun paling sedikit 2
orang.
Tenaga informan memiliki peran yang berhubungan dalam
pelaksanaan SDIDTK pada balita, yaitu :
1) Kepala Puskesmas
a) Menjalankan fungsi dari membimbing, memanajemen,
mencapai visi pada program SDIDTK.
b) Berkoordinasi dengan seluruh program yang ada.
c) Menjadi provokator untuk menggerakan program membangun
kesehatan.
d) Memotivasi seluruh elemen dalam melaksanakan SDIDTK.
e) Bertanggung jawab dan berkoordinasi dengan seluruh elemen
yang ada di puskesmas.
2) Penanggung jawab Program SDIDTTK balita
37

a) Mengawas dan membimbing seluruh kegiatan, mulai dari


mengobati bayi dari penyakit ringan.
b) Memantau jalannya kegiatan SDIDTK.
c) Melaporkan MTBS.
d) Melatih dan memberikan penyuluhan ke kader.
3) Bidan Pelaksana Program SDIDTK
a) Menimbang bayi dan menyiapkan sarana di posyandu.
b) Membuat peta keluarga sadar gizi.
c) Melatih dan memberikan penyuluhan ke kader.
d) Berkoordinasi dengan penanggung jawab program SDIDTK.
4) Kader
Kadar diposyandu memiliki tanggung jawab kepada masyarakat
dan pimpinan. Kadar diharapkan bisa menjalankan seluruh yang
diarahkan oleh pembimbing dan terus bekerja sama agar bisa
menjalankan program. Adapun hal yang diperbolehkan kader untuk
melakukan program SDIDTK, yaitu :
a) Menimbang berat badan
b) Mengukur tinggi badan
c) Mengukur lingkar kepala.

b. Sarana Atau Prasarana


Sarana dan prasarana adalah seluruh penunjang yang diperlukan
dalam organisasi untuk melaksanakan kegiatan agar mencapai tujuan.
Program SDIDTK memerlukan sarana dan prasarana, diantaranya :
1) Ruangan
Program SDIDTK memerlukan ruangan untuk melatih,
memberikan penyuluhan, konsultasi dan sebagainya.
2) Peralatan
Peralatan dalam program SDIDTK balita antara lain :
a) Pedoman SDIDTK.
b) Kartu untuk mendata tumbuh kembang balita.
38

c) Leaflet untuk sebagai pedoman


d) Siapkan alat ukur lingkar kepala minimal 1 per posyandu.
3) Transportasi
Transportasi adalah sebuah alat untuk memperlancar seluruh
pelaksanaan program SDIDTK pada balita yang tidak mengunjungi
puskesmas.

c. Kebijakan
Kebijakkan merupakan aturan tertulis yang telah ditentukan sebagai
putusan dari pertemuan formal suatu organisasi.Kebijakkan mengatur
seluruh komponen organisasi dan mengikatnya agar mendapatkan tata
nilai yang dituju.

2. Aspek Proses
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah kegiatan atau
program yang dibuat untuk mencukupi seluruh apa yang dibutuhkan
pada kegiatan SDIDTK. Kegiatan ini meliputi:(20)
1) Sasaran
Anak yang berusia 0 hingga 5 tahun yang berada diwilayah kerja
puskesmas menjadi sasaran dalam program ini.
2) Tenaga
SDIDTK pada balita melewati beberapa tahapan kegiatan yang
dibagi menjadi 3 pokok. Hal ini diperlukan untuk untuk membantu
jumlah tenaga yang sesuai agar bisa bekerja dengan efektif dan
efisien.
3) Sarana
Pelaksanaan SDIDTK memerlukan sarana untuk menunjang,
seperti tempat, timbangan, meteran, pita untuk mengukur LiLA,
tabel IMT, dan sebagainya.
4) Jadwal Pelayanan
39

Jadwal SDIDTK perlu diatur agar bisa mendapatkan hasil yang


maksimal.SDIDTK dilakukan dipuskesmas dan diposyandu.
Dalam penelitian di Kota Ternate(45) dinyatakan bahwa manajemen
perencanaan berkaitan secara signifikan dengan program SDIDTK
pada balita dan prasekolah.

b. Perorganisasian (Organizing)
Setelah menentukan tujuan, susunlah rencana atau program untuk
mencapai keberhasilan program SDIDTK balita, maka perlu dirancang
dan dikembangkan organisasi tersebut sehingga bisa menjalankan
program dengan baik dan maksimal.(43)
Pengorganisasian merupakan seluruh proses untuk mengelompokkan
sesuatu, mulai dari orang, tugas, alat, wewenang, tanggung jawab
didalam organisasi agar bisa mencapai tujuan yang telah dibuat. (20)

c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan program SDIDTK dilakukan diluar dan didalam
puskesmas, dimana juga didalam puskesmas dilakukan kegiatan
seperti, memberikan penyuluhan, pelatihan, dan konseling kepada
petugas puskesmas, tenaga kesehatan, hingga kader yang nantinya
menjadi pelopor dalam melakukan konseling.Hal ini dilakukan agar
tenaga kesehatan bisa memberikan konseling kepada ibu dan balita
yang telah diatur didalam buku pedoman SDIDTK dan bisa
mendapatkan masalah yang sedang terjadi pada balita.
Bentuk kegiatan SDIDTK yang dilakukan di puskesmas seperti
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala, pengukuran dengan kuesioner KPSP, tes pendengaran,
tes pengelihatan menggunakan KMEE dan (CHAT), serta (GPPH).
Kegiatan yang dilakukan berbentuk kunjangan keposyandu merupakan
tanda dari berkoordinasinya pelaksana SDIDTK dengan puskesmas.
40

Hal lain yang dilakukan oleh program SDIDTK yaitu mengintervensi


secara dini jika terdapat penyimpangan.

d. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan pengamatan seluruh proses kegiatan dalam
pekerjaan agar bisa berjalan dengan maksimal dan sesuai rencana yang
telah ditentukan.

e. Pencatatan dan pelaporan


Catatan dan laporan dari seluruh program SDIDTK pada tingkat
puskesmas yang telah memanfaatkan sistem serta tambahan formulir
yang dibutuhkan
1) LB1 dan LB3
2) Registrasi Tumbuh Kembang Anak
3) Laporan Supervisi

3. Aspek Output
Pada akhir tahun akan dilakukan evaluasi untuk program SDIDTK
kemudian dianalisa dan dijadikan laporan tahunan dipuskesmas. Evaluasi
merupakan kegiatan untuk melihat data cakupan kontak pertama SDIDTK,
cakupan balita disekolah yang dilakukan 2 kali setahun.Evaluasi program
SDIDTK dilaksanakan dengan mengkaji seluruh data sekunder dari hasil
laporan tahunan agar program SDIDTK tambah baik dari tahun ke tahun.(4)

Indikator keberhasilan program SDIDTK (4) adalah :


1. Memberikan pelayanan kepada seluruh balita dan anak sebelum sekolah,
mendeteksi dini dan memberikan intervensi jika adanya keanehan dalam
tumbuh kembang anak.
2. Puskesmas di Indonesia seluruhnya menjalankan program SDIDTK.
41

2.2 KERANGKA TEORI

Berdasarkan pendekatan sistem pelaksanaan kesehatan yang dikemukakan


oleh Azwar, (43)(46) maka kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

INPUT PROSES OUTPUT

a. Kebijakan a. Perencanaan
b. Pedoman Program
dan SOP b. LokakaryaMini Cakupan Program
c. Sumber c. Pengorganisasi SDIDTK
Daya an Meningkat
Manusia d. Pelayanan
d. Dana Kesehatan
e. Sarana Dan e. Supervisi dan
Prasarana Evaluasi
f. Pencatatan dan
Pelaporan

Gambar 3.1 Kerangka Teori


42

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang merupakan
penelitian yang memiliki tujuan untuk mengumpulkan data secara
deskriptif.(47)Penelitian ini untuk mendapatkan informasi lebih dalam, lalu ditelaah
oleh penelitian sehingga mendapatkan informasi tentang pelaksanaan SDIDTK
balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di Puskesmas Talang Banjar dari Bulan Januari 2021
hingga bulan Februari 2021.

3.3 Subjek Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan mencari informasi dengan cara wawancara
kepada masyarakat yang sesuai dan memiliki hubungan dengan tujuan penelitian,
43

biasanya disebut sebagai informan penelitian. Cara mengambil sampel yang


dipakai adalah purposive sampling, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan
tertentu.(47)
Informan dalam penelitian ini berjumlah 8 orang yang terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi sebagai pejabat penanggung
jawab pelaksana program kesehatan Anak (1 orang).
2. Pengelola program SDIDTK sebagai penanggung jawab program
SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar (1 orang).
3. Bidan/perawat pelaksana program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar
sebagai pelaksana dan penanggung jawab teknis pelayanan kesehatan anak
(1 orang).
4. Ibu yang mempunyai balita di wilayah Puskesmas Talang Banjar sebagai
penerima kegiatan program SDIDTK (5 Orang)

Tabel 3.1 Informan, Jumlah dan Cara Pengumpulan Data


Cara Pengumpulan Data
No Informan Jumlah
Interview Telaah Dokumen
1 Kepala Puskesmas 1 orang √ √
2 Pengelola Program 1 orang √ √
3 Bidan/perawat Pelaksana 1 orang √ √
4 Ibu mempunyai balita 5 orang √ -

Tabel 3.2 Definisi Istilah, Cara Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Cara Pengumpulan Instrumen
No Komponen/Definisi Istilah
Data Penelitian
Komponen Masukan (Input)
1 Kebijakan peraturan – Wawancara Pedoman
peraturan yang dijadikan mendalam dan telaah wawancara
44

pedoman dalam pelaksanaan dokumen


SDIDTK.
2 SOP dan buku pedoman Wawancara Pedoman
sebagai petunjuk kerja secara Mendalam dan telaah wawancara
professional bagi pelaksana di dokumen
lapangan, diharapkan dapat
memberikan perlindungan
kepada individu/masyarakat
sebagai penerima pelayanan
dalam pelaksanaan SDIDTK.
3 Sumber Daya Manusia Wawancara Pedoman
(SDM) orang yang berperan mendalam dan telaah wawancara
dalam pelaksanaan SDIDTK. dokumen
4 Dana Wawancara Pedoman
Ketersediaan dana dalam mendalam dan telaah wawancara
pelaksanaan program dokumen
SDIDTK balita.
5 Sarana dan Prasana Wawancara Pedoman
Ketersediaan fasilitas yang mendalam dan telaah wawancara
digunakan dalam mendukung dokumen
pelaksanaan SDIDTK balita.
Komponen Proses (Process)
1 Perencanaan Program Wawancara Pedoman
Rencana program yang mendalam dan telaah wawancara
cermat tentang kegiatan untuk dokumen
mencapai tujuan yang
diharapkan dalam
pelaksanaan program
SDIDTK.
2 Lokakarya Mini Wawancara Pedoman
Upaya untuk menggalang mendalam dan telaah wawancara
45

kerjasama tim sebagai dokumen


penggerak dalam pelaksanaan
program SDIDTK
3 Pengorganisasian Wawancara Pedoman
Langkah untuk menetapkan, mendalam dan telaah wawancara
menggolongkan dan mengatur dokumen
berbagai macam kegiatan
dalam pelaksanaan program
SDIDTK balita, menetapkan
tugas – tugas pokok dan
wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh
pimpinan kepada staf untuk
mencapai tujuan organisasi.
4 Pelayanan Kesehatan Wawancara Pedoman
Upaya yang dilakukan baik mendalam dan telaah wawancara
sendiri maupun bersama – dokumen
sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara,
meningkatkan kesehatan,
mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan
masyarakat dalam
pelaksanaanSDIDTK.
5 Supervisi Wawancara Pedoman
Upaya pengarahan dalam mendalam dan telaah wawancara
pelaksanaan dan memberikan dokumen
petunjuk serta saran dalam
mengatasi permasalahan
pelayanan dalam
46

permasalahan pelayanan
dalam pelaksanaan program
SDIDTK balita.
6 Evaluasi Wawancara Pedoman
Membandingkan hasil yang mendalam dan telaah wawancara
dicapai dengan tujuan suatu dokumen
program dalam pelaksanaan
program SDIDTK balita
dengan tujuan yang telah
direncanakan.
7 Pencatatan dan pelaporan Wawancara Pedoman
mendalam dan telaah wawancara
dokumen

Komponen Keluaran
(output)
1 Tercapainya cakupan Wawancara Pedoman
SDIDTK. mendalam dan telaah wawancara
dokumen

3.4 Instrumen Penelitian


Alat atau instrumen penelitian yang diperlukan dalam pengumpulan data
penelitian ini adalah :
1. Pedoman wawancara
Yaitu kumpulan pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian.
2. Buku Catatan
Berfungsi untuk mencatat hasil wawancara setiap hari yang bersumber dari
informan yang berhubungan dengan objek penelitian.
3. Cek list
Daftar variabel yang dikumpulkan datanya.
47

4. Kamera Digital/ kamera handphone


Kamera digunakan untuk menyimpan dan mengambil dokumentasi yang
dipakai saat penelitian berlangsung.
5. Handphone
Handphone digunakan untuk mengambil rekaman hasil dari wawancara
antara peneliti dengan informan.

3.5 Pengumpulan Data


1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder.(13)
a. Data Primer
Data primer merupakan informasi yang didapatkan oleh
pewawancara secara langsung dan informasi yang didapatkan bisa
digunakan untuk keperluan penelitian
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan informasi yang didapatkan dari
dokumen penelitian lain dan bukan diambil secara langsung oleh
peneliti itu sendiri.

2. Cara mengumpulkan data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara
antara lain sebagai berikut:(47)
a. Wawancara Mendalam (indepth Interview)
Wawancara mendalam merupakan langkah yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi dan keterangan lebih dalam dan dilakukan
dengan tatap muka. Penelitian ini menggunakan wawancara
mendalam kepada kepala Puskesmas dan penanggung jawab
program dan pelaksana pengelola program SDIDTK.
b. Telaah Dokumen
48

Telaah dokumen dilakukan untuk mendapatkan seluruh dokumen


yang diperlukan dalam penelitian sehingga bisa menjadi penunjang
untuk membuktikan sebuah kejadian.
Telaah dokumen adalah langkah untuk melengkapi jika
menggunkan metode observasi dan wawancara mendalam untuk
jenis penelitian kualitatif.Telaah dokumen yang dipakai di
penelitian ini yaitu lembar observasi yang telah ada didalam
pedoman pelaksana progam SDIDTK.
c. Observasi
Observasi merupakan cara mengambil data. Observasi biasanya
dilakukan dengan cara mengalami dan mempelajari objek yang
sedang diteliti sehingga mendapatkan informasi yang dibutuhkan
dan melengkapi hasil penelitian yang sesuai dengan program
SDIDTK.

Tabel 3.3 Tabel Pengumpulan Data

Informan

Pelaksana
Kepala Pengelola
Informasi Program
Puskes- Program Ibu Balita
yang SDIDTK Telaah Obs
N mas SDIDTK
dibutuhkan Doku erva
o
men si
Indepth Indepth Indepth Indepth
Interview Interview Interview Interview
(1 Orang) (1 Orang) (1 Orang) (5 Orang)

INPUT
1 Kebijakan √ √ √ √ √
2 SOP & √ √ √ √ √
Pedoman
3 SDM √ √ √ √ √ √
4 Dana √ √ √ √ √
5 Sarana & √ √ √ √ √ √
Prasarana
49

PROCESS
6 Perencanaan √ √ √ √ √
7 Lokakarya √ √ √ √ √
Mini
8 Pengorganisa √ √ √ √ √
sian
9 Pelayanan √ √ √ √ √ √
1 Supervisi& √ √ √ √ √
0 Evaluasi
1 Pencatatan √ √ √ √ √
1 dan
Pelaporan
1 OUTPUT
2 Cakupan √ √ √ √ √
SDIDTK

3.6 Alur Penelitian

Metode Kualitatif

Sumber Data

Data Sekunder Data Primer

Telaah Dokumen Indepth Interview

Analisis Data

Hasil Penelitian

Gambar 3.2 Alur Metode Penelitian


50

3.7 Pengolahan dan Analisis Data


Analisis data kualitatif merupakan cara yang dilaksanakan dengan cara
organisasi data, memilih data, dan bekerja dengan data yang bersatu dan bisa
diolah, disintesis, dicari dan ditentukan apa saja yang penting dan diputuskan apa
saja yang bisa diceritakan ke orang lain.(47)
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Membuat transkip Data
Membuat transkip data adalah memindahkan atau menyalin informasi dari
bentuk pembicaraan lisan yang direkam dan berbagai informasi yang ada
dalam catatan menjadi bentuk tulisan.Setiap informasi yang ditulis diberi
kode sumber data agar tetap dapat ditelusuri apabila informasi yang
dirasakan kurang lengkap.
2. Mereduksi Data (Data Display)
Reduksi data dilakukan setelah data telah berhasil dikumpulkan melalui
wawancara mendalam. Reduksi data adalah cara menganalisa
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, dan membuang data yang
tidak perlu dan data diorganisasikan dengan cara tertentu dan disimpulkan
sehingga bisa ditarik sesuai dengan maksud penelitian.
3. Penyajian Data (Display Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Penyajian data dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Hal ini akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan
apa yang telah dipahami.
4. Menyimpulkan dan Menafsirkan Data (Conclusion Drawing And
Verification).
5. Kesimpulan dan verifikasi merupakan tahapan terkhir dalam menganalisis
data penelitian kualitatif. Menarik kesimpulan adalah kegiatan interpretasi
data sehingga mendapatkan makna dari data yang telah diolah.Verifikasi
dimaksudkan agar penilaian tentang kesesuaian data dengan maksud yang
51

terkandung dalam konsep-konsep dasar dalam penelitian lebih tepat dan


objektif.

3.8 Keabsahan Data


Teknik keabsahan data yang digunakan adalah teknik triagulasi.Teknik
triagulasi adalah sebuah metode dalam memeriksa keabsahan data yang
memanfaatkan suatu hal diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data terkait. Ada empat jenis triagulasi, yaitu :
1. Triagulasi sumber
Menggunakan berbagai sumber yang diperoleh.
2. Triagulasi penyidik
Melibatkan peneliti yang berbeda latar belakangnya.
3. Triagulasi teori
Menggunakan perspektif yang berbeda dalam menginterpretasikan data
tang diperoleh.
4. Triagulasi metode
Menggunakan berbagai macam metode untuk mempelajari suatu
permasalahan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triagulasi sumber,


triagulasi teori dan triagulasi metode dengan perincian teknik sebagai berikut :
1. Triagulasi sumber
Menggali kebenaran dengan menggunakan berbagai sumber data yang
diperoleh seperti dokumen, arsip, hasil observasi, dan hasil wawancara.
2. Triagulasi teori
Menggali kebenaran dengan membandingkan teori yang ada dengan data
yang berhasil didapatkan.
3. Triagulasi metode
Menggali kebenaran dengan membandingkan hasil data antara metode
wawancara dan metode observasi.
52

Dengan adanya berbagai sumber data, teori, dan metode tersebut, maka
akan menghasilkan berbagai pandangan yang berbeda pula mengenai hal yang
diteliti, sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih untuk membuktikan
kebenaran secara maksimal. Ketiga teknik triagulasi tersebut merupakan langkah
dalam penelitian ini untuk membandingkan dan melihat kembali informasi yang
diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda melalui :
1. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi
berbagai dokumen yang berkaitan.
2. Membandingkan hasil wawancara dari satu informan dengan informan
yang lainnya.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan teori yang berkaitan.
4. Membandingkan hasil observasi dengan teori yang berkaitan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENELITIAN


4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Jambi merupakan ibukota Provinsi Jambi yang terletak di tengah –
tengah Pulau Sumatera. Untuk melayani kesehatan masyarakat Jambi yang
berjumlah 604.378 jiwa (2019) pemerintah Kota Jambi memiliki 20 puskesmas
yang tersebar di 11 Kecamatan. Salah satunya adalah Puskesmas Talang Banjar.
Puskesmas Talang Banjar terletak di Jalan Pangeran Antasari Lorong Panca Karya
Nomor 18 Kelurahan Talang Banjar Kecamatan Jambi Timur.

Secara geografis batas wilayah UPTD Puskesmas Talang Banjar adalah :


1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sari
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Wijaya Pura
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan payo Selincah
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Asam
53

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah ± 258 km2, wilayah
Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah :
1. Kelurahan Talang Banjar
2. Kelurahan Budiman
3. Kelurahan Sulanjana
4. Kelurahan Tanjung Sari

Tenaga kesehatan di Puskesmas Talang Banjar pada tahun 2020 berjumlah


40 orang. 35orang bertugas di Puskesmas dan 5 orang di Pustu.

Tabel 4.1 Distribusi Tenaga Kesehatan di Puskesmas Talang Banjar Kota


Jambi Tahun 2020

No Jenis Ketenagaan Jumlah Pustu


1 Dokter Umum 3 -
2 Dokter Gigi 1 -
3 Tenaga Kesmas 2 -
4 Bidan 7 -
5 Perawat 7 5
6 Perawat Gigi 2 -
7 Asisten Apoteker 2 -
8 Sanitarian 2 -
9 Gizi 1 -
10 Laboratorium 2 -
11 Tata Usaha 3 -
12 TKK Akuntansi 1 -
13 Jaga Malam 1 -
54

14 Cleaning Service 1 -
Jumlah 35 5
Sumber : Profil Puskesmas Talang Banjar

4.1.2 Karakteristik Informan Penelitian


Informan pada penelitian ini bermaksud untuk memberikan informasi
penting mengenai apa saja yang dibutuhkan oleh peneliti dalam proses penelitian.
Data penelitian diperoleh dari 8 informan melalui wawancara mendalam dan
telaah dokumen diantaranya Kepala Puskesmas Talang Banjar (1 orang), Bidan
pemegang program SDIDTK (1 Orang), Bidan/perawat pelaksana SDIDTK (1
orang) dan Ibu yang mempunyai Balita di Wilayah Kerja Puskesmas (5 orang).
Untuk lebih jelasnya, karateristik dari informan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Kareteristik Informan Penelitian

Kode Umur
No Jabatan Pendidikan
Informan (Tahun)
1 A1 Kepala Puskesmas Talang 48
S1 Profesi Dokter
Banjar
2 B1 Bidan Penanggung Jawab 45
D3 Kebidanan
Program SDIDTK Puskesmas
3 C1 Bidan/Perawat Pelaksana 39
D3 Kebidanan
Program SDIDTK Puskesmas
4 D1 Ibu mempunyai balita yang 37
SMP
berkunjung ke Puskesmas
5 D2 Ibu mempunyai balita yang 30
SMA
berkunjung ke Puskesmas
6 D3 Ibu mempunyai balita yang 39
SMP
berkunjung ke Puskesmas
7 D4 Ibu mempunyai balita yang 39
SMP
berkunjung ke Puskesmas
8 D5 Ibu mempunyai balita yang 26
SMA
berkunjung ke Puskesmas
55

Dari Tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa informan pada penelitian ini
mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi, hal ini diharapkan dapat
menggambarkan pemahaman yang bervariasi tentang program SDIDTK sehingga
dapat menggambarkan pemahaman bervariasi dari hasil penelitian ini sehingga
dapat digeneralisir.

4.1.3 Penyajian dan Analisis Data


Indikator evaluasi yang diuraikan pada penyajian dan analisis pada penelitian ini
meliputi : input, proses, dan output yang terdapat sub indikator dari hasil
wawancara dan observasi.

4.1.3.1 INPUT
1. Kebijakan
Hasil wawancara yang didapatkan bahwa sebagian besar petugas belum
memahami kebijakan pelaksanaan program. Kebijakan pelaksanaan program
SDIDTK balita adalah Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang standar minimal
pelayanan bidang kesehatan yang menitik beratkan pada pelayanan kesehatan
balita dan Permenkes no. 66 Tahun 2014 pemantauan pertumbuhan
perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak. Namun pada wawancara
hanya satu informaan yang mengetahui tentang kebijakan tersebut seperti yang
terkutip di bawah ini :

“Saya rasa kalo program SDIDTK ini merupakan dari program


kesehatan anak, mako yang menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini
mengacu kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman SDIDTK dan
standar pelayanan minimal SPM Nomor 43 tahun 2016 selain itu ado jugo
buku standar operasional pelayanan atau SOP” (B1).

Sementara informan lain tidak menyinggung dan hanya menyebutkan


hal lain sebagai landasan kebijakan seperti yang terkutip dibawah ini :
56

“Acuan Program SDIDTK itu yang pertama dari pusat, indikator-


indikator dari pusat, Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi, terus ee
stunting, terus kemudian eee apa namanya status gizi balita berapa yang
gizi baik, gizi kurang, gizi buruk. kemudian yang penting eee standar dari
pusat dari kemenkes, kemudian mengikuti standar yang baik dari propinsi
maupun dari dinas kota” (A1).

“Program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan buku pedoman


mengenai SDIDTK ada SOP di Puskesmas” (C1).

Pandangan dari informan penelitin tentang kebijakan dalam program


SDIDTK balita dapat disimpulkan pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Reduksi Data Kebijakan Program Stimulasi, Deteksi Dini dan
Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
Mengikuti acuan program dari Kebijakan
A1 pusat kemudian mengikuti Program SDIDTK
standar dari Dinas Kota mengacu pada
kebijakan dari
Mengacu pada kebijakan dari pusat berdasarkan
pusat yaitu buku Pedoman buku pedoman dan
Kebijakan B1 SDIDTK dan SPM No. 43 SOP yang ada di
Tahun 2016 dan buku Standar Puskesmas.
Pelayanan Operasional (SOP)

Berdasarkan buku Pedoman


C1 SDIDTK yang ada di SOP
Puskesmas
57

Dari pernyataan – pernyataan tersebut di ketahui bahwa kebijakan yang


digunakan sebagai landasan pelaksanaan SDIDTK adalah buku pedoman
SDIDTK dan SOP dipuskesmas.

2. Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman


Indikator input berikutnya adalah Standar Operasional Pelayanan
(SOP) dan Pedoman. Para informan sudah mengetahui tentang SOP dan
pedoman. Berikut pernyataan dari para informan :

“SOP ada” (A1).

“Kalo SOP ado. buku pedoman jugo ado pernah dibagi dari dinas
dipegang oleh petugas masing-masing” (B1).

Kutipan tersebut diperkuat oleh pernyataan petugas pelaksana program


seperti yang terkutip dibawah ini :

“SOP SDIDTK ada kami, berisi alur kegiatan dari pelaksanaan


kegiatannya dan prosedur kegiatannya. kemudian buku pedoman ada
berisi tentang KPSP, pemeriksaan tumbuh kembang, pemeriksaan daya
lihat dan lain lain” (C1).

Tabel 4.4 Reduksi Data Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Balita di Puslesmas Talang Banjar Kota
Jambi
Kode Jawaban
Topik Kesimpulan
Informan Informan
Standar Standar
A1 SOP ada
Operasional Operasional
Pelayanan (SOP) SOP dan buku Pelayanan (SOP)
B1 ada. Buku
dan Pedoman pedoman ada
58

SDIDTK pedoman
SOP ada buku pelaksanaan
C1
pedoman ada SDIDTK sudah
ada di puskesmas

Berdasarkan pernyataan para informan diatas dapat disimpulkan bahwa


SOP dan pedoman sudah ada.

3. Sumber Daya Manusia


Hasil penelitian terkait sumber daya manusia sudah cukup namun
pelaksana program belum pernah mendapatkan pelatihan SDIDTK dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi. Petugas lain seperti Pemegang program dan kepala
Puskemas sudah pernah mendapatkan pelatihann namun tidak mendapat
sertifikat pelatihan. Seperti yang terkutip dibawah ini :

“Kalo SDM nyo tu belom cukup ra apolagi kalo turun ke


lapangan.di puskesmas ni hanyo kakak yang sudah pernah tersosialisasi.
Waktu itu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami dak dapat
sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadokan orientasi
SDIDTK jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak sosialisasi
jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana SDIDTK yang
ngerjokan yang membantu kakak di ruangan tumbang” (B1)

Informasi ini diperkuat oleh pernyataan informan lain.


“Saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belom
pernah pelatihan tapi saya disini ada pemegang programnya sudah
pernah ada pelatihan SDIDTK, sudah ada petugasnya. Petugasnya juga
pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK nya
kepada kami melalui lokmin” (C1)

“SDM nya ya? SDM nya kalo ee mulai dari kalo petugas
penanggung jawab program bidan. Bidan itu D3 Mmmm kalo yang untuk
59

MTBS kalo dak salah sudah mengikuti pelatihan MTBS.Untuk petugas


Gizi itu D3 Juga.pelatihan-pelatihannya dia ada ikut pertemuan –
pertemuan. Untuk eeee deteksi tumbuh kembang juga sudah ada
pertemuan – pertemuan.Kemudian untuk dokternya dokternya umum,
sudah ada pertemuan tentang MTBS. Kalo saya sendiri, kalo sekarang ini
kan buk saya jadi fusngsional buk ya. Saya fungsional sudah pernah ikut
pertemuan gizi buruk, sudah pernah pelatihan MTBS, eeee sudah pernah
ikut pelatih pertemuan sih pertemuan tentang PONED. Jadi secara umum
untuk sumber dayanya sudah cukup menurut saya disini” (A1)

Pandangan dari informan penelitian tentang Sumber Daya Manusia dalam


program SDIDTK dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini :

Tabel 4.5 Reduksi Data Tentang Sumber Daya Manusia Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Sudah ada dan memadai. Sumber daya Manusia
Petugas juga sudah dalam program SDIDTK
mengikuti pertemuan - sudah ada, namun
pertemuan dan pelatihan pelaksana program belum
Sumber
B1 Sudah ada tapi belum pernah mendapatkan
Daya
cukup. Petugas juga sudah pelatihan SDIDTK.
Manusia
pernah mengikuti
pelatihan - pelatihan
namun tidak mendapat
sertifikat
60

C1 Sudah ada tapi pelaksana


program belum pernah
mendapat pelatihan. Hanya
pemegang program yang
sudah ikut pelatihan dan
mensosialisasikannya
kepada pelaksana program

dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) sudah
ada dan jumlahnya cukup. namun pelatihan belum pernah diberikan kepada
pelaksana program.

4. Dana
Dana pelaksanaan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang
Banjar bersumber dari dana BOK Puskesmas. Hal ini diperkuat dari kutipan
hasil wawancara berikut :

“Kalo yang di Puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee


semuanya berasal dari dana BOK. Terus untuk dana dari APBD kota
kayaknya sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih dari penunjangnya itu
seperti untuk ATK em untuk peralatan kantornya” (A1)

“Kalu karna SDIDTK ini masuk dalam program kesehatan anak,


dana sudah include dalam program itu. Dana dari BOK cukuplah” (B1)

“Ada, pakai dana BOK kurang lebih kami di POA pelaksanaan


kegiatannya kami apa program anak sekitar 20 jutaan di BOK. Untuk
kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6jt an” (C1).

Dana merupakan salah satu indikator yang menentukan keberhasilan


suatu program agar dapat dilaksanakan dengan baik. Dana SDIDTK berasal
dari dana BOK Puskesmas.
61

Tabel 4.6 Reduksi Data Tentang Dana Dalam Program Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawab Informan Kesimpulan
Informan
A1 Dana SDIDTK berasal dari Dana Pelaksanaan program
dana BOK SDIDTK berdasarkan dana
B1 Dana berasal dari Dana BOK BOK Puskesmas
Dana dan cukup
C1 Dana berasal dari Dana BOK
dan cukup

5. Sarana dan prasarana

Sarana dan prasana dalam program SDIDTK di Puskesmas Talang


Banjar sudah lengkap jumlahnya masih kurang. Hal ini terungkap dari
informasi yang didapatkan dari para informan seperti yang terkutip dibawah
ini :

“Sarana untuk di puskesmas eee sarananya ee kalo menurut saya


masih belum lengkap buk ya.Masih belum lengkap. Jadi untuk
melengkapinya itu kami mengusulkannya ke melalui Dinas Kesehatan dan
ee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya bisa dari dinas ataupun
dari pusat ada bantuan kami tidak memakai dari dana BLUD tapi kalo
misalnya dari ee pemkot atapun dari pusat tidak ada kami mencoba
memakai atau menggunakan dana BLUD. Kalo untuk sarananya
perlengkapan untuk SDIDTK itu pengukuran untuk status gizi balita itu
timbangan - timbangan kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi
jumlahnya tidak cukup.Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu
ataupun sampai ke posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalo untuk
pelayanan di puskesmas sendiri juga tidak cukup karena ada Cuma ada
62

satu atau dua alat jadi ruangan – ruangan lain juga perlu jadi kondisinya
ada tapi tidak cukup” (A1)

“Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih biso digunakan


tapi jumlahnyo tu dak cukup ra apolagi untuk kalo terutamo kito turun
posyandu e peralatan timbangan pengukur tinggi badan dak ado jadi
dibawala yang dari puskesmas kalo ruang khusus yo inilah ruangannyo
ra”(B1)

Untuk kelengkapan sarana dan prasana SDIDTK balita di Puskesmas


Talang Banjar sudah cukup. Hal ini diperkuat oleh informan seperti kutipan
berikut ini :

“Sarana dan prasarana cukup memadai, tersedia dapat bantuan


juga dari dinas sudah lengkap ya disini kami pakai ada timbangan,
pengukur tinggi badan, kartu E, ada mainan-mainan anak” (C1)

Tabel 4.7 Reduksi Data Tentang Sarana dan Prasarana Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode Jawaban
Topik Kesimpulan
Informan Informan
A1 Sarana SDIDTK Sarana dan prasarana
sudah ada tetapi program SDIDTK sudah
jumlahnya belum ada dan lengkap, namum
cukup jumlahnya masih kurang.
Sarana
dan B1 Sarana dan
Prasarana prasarana sudah
memadai dan masih
bisa digunakan, tapi
jumlahnya masih
kurang
63

C1 Sarana dan
prasarana sudah
cukup memadai dan
lengkap

Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang
pelaksanaan program SDIDTK di Pusekesmas Talang Banjar sudah lengkap,
namun jumlahnya masih kurang.

4.1.3.2 PROSES
1. Perencanaan Program
Proses perencanaan program yang dimaksuda dalam indikator ini
adalah berupa jadwal bidan untuk turun ke lapangan maupun kegiatan di
Puskesmas. Hasil wawancara tentang hal ini diperoleh informasi sebagai
berikut :

“POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun ee POA nya itu
terbagi kedalam ee kegiatan pokok puskesmas, jadi kegiatan pokok
puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada ee POA nya sendiri
sudah dibikin oleh pengelola programnya baik dari kesehatan ibunya
maupun kesehatan anak. Kemudian dari program gizi juga mempunyai
POA sendiri itu e apa namanya diusulkan setiap tahunnya kemudian dari
Promkes juga karena sedikit banyak juga berkaitan dengan promkes juga
ada disitu termasuk sudah ada POA nya” (A1)

Hal ini juga diperjelas oleh informan lainnya :

“Kalu perencanaan tu ra dibuatlah setiap tahun rencana usulan


kegiatan RUK dan jugo ado rencana pelaksanaan kegiatan RPK” (B1)

“Kami punya POA, RUK dan RPK nya didalam gedung kami
melakukan bersama Lintas Program pertama promkes, petugas gizi, gigi
64

kemudian ada juga dokter kalau ada masalah-masalah ditemukan pada


bayi kami konsultasikan kepada dokter. Kemudian ada juga kegiatan
diluar gedung itu bekerjasama dengan lintas program kami punya sekolah
KB, Paud dan TK sekitar 18 TK dan paud” (C1)

Selanjutnya dilakukan reduksi data atas pernyataan para informan


seperti pada tabel 4.8 dibawah ini :

Tabel 4.8 Reduksi Data Tentang Perencanaan Dalam Program Stimulasi,


Deteksi Dini dan Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita
di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Plan Of Action (POA) Perencanaan ada
sudah ada. Dibikin setiap dan disusun
tahun. setiap tahun.
Perencanaan
B1 Perencanaan dibikin
setiap tahun
C1 POA ada.

Berdasarkan informasi diatas, pelaksanaan Program SDIDTK Balita di


Puskesmas Talang Banjar sudah memiliki Program yang disusun setiap
tahunnya.

2. Lokakarya Mini
65

Pelaksanaan Lokakarya mini di Puskesmas sangat penting dilakukan


untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan suatu program. Pelaksanaan
Lokakarya mini di Puskesmas Talang banjar dijelaskan oleh informan seperti
yang terkutip berikut ini :

“Untuk lokakarya mini ee dilaksanakan tapi tidak rutin karena


kondisi dari pandemi covid tahun kemaren dan tahun ini jadi tidak rutin
dilaksanakan.eee biasanya itu sebelum-sebelumya dilaksanakan secara
rutin tetapi untuk ee perencanaan maupun evaluasi program biasanya
kami langsung ke petugasnya, tidak bisa melaksankan dalam paparan ini
secara bersama-sama dengan program lainnya” (A1).

Hal ini juga diungkapkan pulaoleh informan lainnya. Berikut


kutipan dari informan lainnya :

“Kalo sebelum pandemi ni kami tiap bulan lokakarya mini ra, tapi
semenjak corona ni tiap tigo bulan setelah selesai pelayanan di puskesmas
tapi kadang idak semua pegawai jugo yang ngikuti karno ado yang lagi
turun lapangan ado yang posyandu pokoknyo banyakla kendalanyo.Jadi
kadang dak semua masalah tu kendala diprogram tu tersampaikan
semua.Tapi biasonyo kepala puskesmas tu yang evaluasi program
langsung ke petugasnyo masing-masing. Kalo duo tahun ni memang kakak
dak fokus ke program ra karena kakak lagi kuliah” (B1)

“Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini melibatkan
semua program dan staf puskesmas membahas tentang masalah-masalah
program yg ada di puskesmas” (C1)
66

Tabel 4.9 Reduksi Data Tentang Lokakarya Mini Dalam Program Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Biasanya rutin dilakukan Lokakarya mini ada
namun saat masa pandemi dilakukan secara rutin.
Covid - 19 sekarang ini Sebelum pandemi
sudah jarang dilaksakan Covid -19 lokakarya
B1 Biasanya rutin dilakukan mini dilakukan setiap
Lokakary setiap bulan namun karena bulan namun karena
a Mini pandemi Covid - 19 pandemi lokakarya
dilaksanakan 3 bulan sekali mini dilaksanakan
C1 Karena masa pandemi setiap tiga bulan sekali
Covid - 19 dilaksanakan
setiap triwulan, biasanya
setiap bulan

Berdasarkan hasil wawancara terkait pelaksanaan lokakarya mini dapat


disimpulkan bahwa Puskesmas Talang Talang telah melaksanakan lokakarya
mini, namun karena masa pandemi lokakarya mini yang seharusnya
dilaksanakan sebulan kali tidak dapat dilakukan dan dilaksanakan setiap tiga
bulan sekali.

3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan dalam pelaksanaan program serta
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh
pimpinan kepada staf untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian dalam
pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar diungkapkan oleh
para informan seperti yang terkutip berikut ini :

“Kalo untuk pengorganisasiannya ee SK nya kemungkinan belum


ada ya secara khusus untuk program SDIDTK nya belom ada” (A1)
67

“Kalu kami ado SK penunjukan tugas ra dari kapus. Kakak


sebagai bidan penanggungjawab program kesehatan anak termasuklah
SDIDTK di dalamnyo” (B1)

“Ada SK nya sebagai pelaksana program SDIDK ada.disini ada


kami bekerjasma dengan LP yang masing masing melaksanakan tugasnya
sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing” (C1)

Berikut tabel hasil reduksi tentang pengorganisasian berdasarkan


informasi yang diperoleh dari para informan :

Tabel 4.10 Reduksi Data Tentang Pengorganisasian Dalam Program


Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dinin Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 SK penunjukkan secara SK penunjukkan
khusus untuk program petugas berasal dari
SDIDTK belum ada Kepala Puskesmas
B1 Ada SK penunjukkan
Pengorganisasian tugas dari Kepala
Puskesmas
C1 Ada SK penunjukkan
sebagai Pelaksana
Program SDIDTK

Pengorganisasi program SDIDTK balita di Puskesmas Talang Banjar


dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan dituangkan kedalam SK (Surat
Keputusan) kepala Puskesmas.
68

4. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan program SDIDTK balita di Puskesmas Talang
Banjar dilakukan setiap hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu
informan berikut ini :

“Disini sayo sebagai pelaksana yoh, saya melakukan kegiatan


SDIDTK setiap hari, bayi datang saya catat, saya periksa kemudian saya
catat dalam buku register kemudian akan dilihat oleh pemegang
programnya”(C1)

Pelaksanaan SDIDTK juga tidak hanya dilakukan di Puskesmas saja


tapi juga sudah dilakukan ke luar lingkungan Puskesmas yang merupakan
ruang lingkup kerja Puskesmas Talang Banjar. Hal ini terungkap dalam
wawancara dengan informan lainnya seperti kutipan berikut ini :

“Upaya pelayanan program SDIDTK itu ee kita mengikuti


daripada kegiatan puskesmas. Jadi Puskesmas itu ada yg UKM nya usaha
kesehatan masyarakatnya, puskesmas turun ke lapangan pemantauan
pemantauan.pemantauan itu mulai dari e posyandu kemudian pemberian
vitamin A kemudian pemantauan pemberian obat cacing ke sekolah-
sekolah dan surveilans kalo misalnya ada kasus-kasus misalnya kasus gizi
buruk, kasus ee bayi resti, misalnya ada bayi dengan BBLR. Nah.
kemudian pertemuan pertemuan untuk peningkatan kemampuan dari
kader kader posyandu. Ee untuk yg kegiatan UKP pelayanan di
Puskesmas ada ruang konsultasi gizi, ada ruang MTBS, ada ruang
imunisasi, ada pelayanan ee laboratorium, obat. Untuk pelayanan di
dalam puskesmas yg pelayanan SDIDTK nya itu kita ada ruangan tumbuh
kembangnya dan ada petugasnya.Ada alur pelayanannya juga ada. SOP
juga ada” (A1)
69

“Menurut kakak ra, pelayanan kesehatan khusus untuk program


SDIDTK ni sangat penting kerena fokusnyo kepada anak anak calon
penerus bangsa. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab petugas dalam
melaksanakan jugo harus ado peran dan pertisipasi masyarakat yang
menjadi penting untuk dapat terlibat aktif membawa anaknyo ke fasilitas
kesehatan baik sehat maupun sakit agar mendapat pelayanan yg optimal
jadi program ini terlaksana dengan baik jugo dapat berhasil sesuai
dengan target yang ditetapkan baik dari pusat maupun kebijakan daerah”.
(B1)

Tabel 4.11 Reduksi Data Tentang Pelayanan Kesehatan Dalam Program


Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Pelayanan mengikuti kegiatan Pelayanan program
puskesmas, alur pelayanan dan SDIDTK mrngikuti
SOP ada kegiatan Puskesmas
B1 Selain kedisplinan dan dengan alur
tanggung jawab petugas dalam pelayanan dan SOP
Pelayanan
melaksanakannya harus ada yang telah
Kesehatan
juga peran aktif dan partisipasi ditentukan. Petugas
dari masyarakat disiplin melakukan
C1 kegiatan SDIDTK dilakukan program dan
setiap hari dan melakukan melakukan
pencatatan setiap harinya pencatatan

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program


SDIDTK Balita di Puskesmas Talang Banjar sudah dilakukan baik itu di
dalam maupun diluar Puskesmas Talang Banjar.
70

5. Supervisi dan Evaluasi


Pelaksanaan Supervisi dan evaluasi pelaksanaan Program SDIDTK
balita di Puskesmas Talang Banjar dilakukan oleh Kepala puskesmas dan
Dinas Kesehatan Kota Jambi. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan
para informan seperti yang terkutip berikut ini :

“Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di puskesmas dari


kepala puskesmas terhadap e kegiatan yg dipuskesmas itu dilakukan
pertama dilakukan melihat dari laporan kegiatan yg dilaporkan petugas
kepada kepala puskesmas, kepala puskesmas memberikan penilaian dan
melihat capaian kegiatannya kemudian kalo tidak mencapai kendalanya
apa. Setelah diketahui kendalanya maka akan dicarikan alternatif
penyelesaiannya apakah masalahnya di masyarakat atau petugas atau
bagaimana. Kemudian hasilnya juga disampaikan kepada yang terkait
misalnya ee apakah itu dari imunisasinya atau dari anaknya atau mungkin
dari ibunya kemudian ke petugas promkes juga ee kalo misalnya berkaitan
juga kita tanyakan ke petugas promkesnya.Kalo itu yg dari dalam
puskesmas. Kalo yg dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap ada dimulai
dengan melihat laporan puskesmas yang dikirim dari dinas kesehatan, jika
ada laporan yang tidak lengkap atau kurang jelas maka dinas kesehatan
akan menyampaikan ke puskesmas dan kepala puskesmas akan
menyampaikan ke petugasnya”(A1)

“Kalu di puskesmas ado ra khusus program SDIDTK selalu


dievaluasi setiap setiap bulan dari kapus langsung ke petugas
penanggungjawab. Kalo supervisi dari dinkes biasonyo dak khusus untuk
program SDIDTK sekalian dengan program kesehatan anak karno
SDIDTK include di dalamnyo”(B1)
71

“Supervisi sudah dilakukan dengan baik. Dinas Kesehatan


melakukan supervisinya. Kalau evaluasi dilakukan oleh dokter setiap
bulan sekali. Supervisi dilakukan oleh dinas kesehatan yang khusus
program SDIDTK”(C1)

Berdasarkan hasil wawancara mendalam dari para informan,


reduksi dari hasil wawancara tentang supervisi dan evaluasi disajikan
dalam tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12 Reduksi Data Tentang Supervisi dan Evaluasi Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Supervisi program dilakukan Evaluasi dilakukan
oleh Kepala Puskesmas Dinas setiap bulan oleh
Kesehatan Kota Jambi Kepala Puskesmas.
B1 Evaluasi dilakukan oleh Supervisi dilakukan
Kepala Puskesmas setiap oleh Dinas
bulan, Supervisi dari Dinas Kesehatan Kota
Supervisi
Kesehatan Kota sekalian Jambi secara rutin.
dan
dengan Program Kesehatan
Evaluasi
anak
C1 Supervisi dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kota yang
khusus SDIDTK, evaluasi
dilakukan oleh Kepala
Puskesmas setiap bulan
72

Supervisi dan evaluasi program SDIDTK di Puskesmas talang banjar


dilakukan setiap bulan oleh kepala Puskesmas. Supervisi dari Dinas Kesehatan
tidak pasti waktunyakarena sifat kunjungannya adalah mendadak.

6. Pencatatan dan Pelaporan


Berdasarkan informasi dari informan terkait pencatatan dan pelaporan
didapatkan informasi sebagai berikut :

“Kalu untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan tu laporan


pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan pelayanan
kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan.Untuk teknis pencatat dan
pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan khususnyo waktu turun ke
lapangan dak langsung dicatat sampe selesai apo yang dikerjokan tapi
pada saat hari pelaksanaan. Harusnyo kan langsung dicatat tapi
setelahnyo tetap dicatat dan tetap dilaporkan ke penanggung jawab oleh
Pembina wilayah masing masing. Kalo untuk kegiatan dalam gedung tiap
hari langsung direkap catatan kunjungannyo” (B1)

Hal ini juga diungkapkan oleh informan lainnya.

“Pencatatan dan pelaporan ada laporan indikator setiap bulannya


kemudian ada laporan triwulannya akan dikirim ke DKK terus kalau turun
lapangan kami mencatat saja dulu tidak langsung di kohort terus kami
tandai mana yang kira kira ada masalah kami curigai baru kami isi ke
formulir SDIDTK ini” (C1)

“Pencatatan pelayanan program yang di puskesmas untuk yang


kegiatan ee diluar misalnya dari posyandu itu petugas penanggung jawab
program menerima laporan dari petugas yang turun ke posyandu.Jadi
setelah turun ke posyandu petugas membuat laporan kegiatannya
kemudian menyampaikannya ke petugas SDIDTK atau petugas gizi
73

melalui buku posyandu kemudian direkap oleh petugas gizi di


puskesmas.Dari laporan petugas posyandu tersebut, petugas gizi membuat
laporan gizi, laporan itu dalam bentuk laporan tertulis setiap bulan
kemudian disampaikan ke kepala puskesmas dan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan laporan tersebut.Ada juga bentuk laporannya dengan dengan
aplikasi melalui internet EPPBGM. Kalo untuk SDIDTK kan karena
menyangkut beberapa program, beberapa penanggung jawab ee sesudah
laporannya itu dibuat oleh penanggung jawab masing-masing baik itu
dari gizi, anak, MTBS itu dikumpulkan dilaporkan ke kepala puskesmas
kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan” (A1)

Berikut hasil reduksi tentang pencatatan dan pelaporan dalam


program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi :

Tabel 4.13 Reduksi Data tentang Pencatatan dan Pelaporan Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
Pencatatan A1 Pencatatan sudah dilakukan. Pencatatan dan
dan Pelaporan juga dilakukan pelaporan sudah
Pelaporan dengan alurnya. dilakukan baik yang
B1 Pencatatan dan pelaporan bulanan dan
dilakukan setiap satu bulan dan triwulan
3 bulan sekali
C1 Pencatatan dan pelaporan
dilakukan setiap satu bulan dan
3 bulan sekali

Dari hasil wawancara terhadap pencatatan dan pelaporan dapat


disimpulkan bahwa pencatatan dan pelaporan pelaksanaan Program SDIDTK
Balita di Puskesmas Talang Banjar sudah dilaksanakan.Pelaporan pencatatan
74

dilakukan setiap bulan dan diserahkan kepada kepala Puskesmas


untukkemudian diteruskan kepada Dinas kesehatan Kota Jambi.

4.1.3.3 OUTPUT
Output dalam pelaksanaan program SDIDTK balita adalah cakupan balita
yang telah mendapatkan pelayanan program SDIDTK balita. Berikut penuturan
informan terkaitan cakupan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang Banjar:

“Kalo hasil pelayanan SDIDTK di Puskesmas ee pertama


berkaitan dengan peralatan, tapi yang ada di puskesmas e yang sudah e
apa namanya pelayanan yg ada di puskesmas ini sudah sesuai dengan
standar yg sudah kita lakukan baik melalui standar dari pusat maupun
standar dari daerah.Pelayanan ini meliputi dari semuanya mulai dari di
lapangan seperti di posyandu sesuai dengan standar.Kendalanya di
posyandu itu yang pertama peralatan, peralatan itu seperti alat pengukur
berat badan, alat pengukur panjang badan atau tinggi badan.Alat
pengukur berat badan menggunakan timbangan dacin, nahh timbangan
dacin itu kendalanya kalo sesuai standar harus dikalibrasi setiap tahun
tetapi dalam pelaksanaannya itu hampir tidak pernah dikalibrasi.Jadi
pengukuran BB, pengukuran anak di posyandu itu bisa saja tidak sesuai
dengan sebenarnya, dengan standarnya karena peralatan itu tidak akurat
lagi.Kemudian kurang seperti pengukuran panjang badan bayi itu sampai
ke posyandu itu tidak ada.Kalo untuk pengukuran tinggi badan bayi anak
anak yg sudah bisa berdiri itu ada dengan menggunakan tempelan,
mikrotoise itu tidak semua posyandu punya. Untuk didalam gedung
puskesmas sendiri peralatan ada cuma sedikit dan kunjungan juga karena
dalam pandemi covid sekarang ini kunjungan agak berkurang ee apa
namanya menghindari kontak kemudian pelayanan juga lebih bersifat
dengan telpon dengan sarana komunikasi jadi tidak langsung berhadapan.
Harapan dan saran dari kami sebagai kepala puskesmas disini
yang pertama yg sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini
75

terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha untuk
secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada seperti sarana
untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian sarana-sarana penunjang
seperti komputer peralatan kantor itu bisa menggunakan dari dana
BLUD. Kemudian untuk petugas sudah memenuhi standar kemampuan
kompetensi sudah cuma mungkin perlu ditambah lagi pelatihan untuk
meningkatkan kemampuannya.Nah, kemudian untuk peralatan yg
diposyandu kerena peralatan di posyandu katakanlah sudah tidak
memenuhi persyaratan kerena tidak di kalibrasi usualan kami agar
timbangan tersebut dikalibrasi.pernah petugas………………..(A1)

“Memang masih kurang ra, dak sesuai dengan target yang


ditetapkan selain karno waktu itu kendala kakak yang kurang fokus
karena lagi sibuk kuliah jadi pelaksanaan disini jadi yang bekerjo biso
bagi wilayah tapi karena kondisi tadi akhirnyo bidan pelaksananyo kerjo
dewekla. Selain tu jugo kurangnyo target pencapaian SDIDTK di
puskesmas talang banjar sudah sayo jelaskan sedikit diatas yo banyak
faktor pendukung agar program ini berjalan dengan baik harusnyo bilo
balita tidak datang maunyo kan kito sweeping iyoo mudah mudahan untuk
tahun ini dan kedepannyo kami lebih memperhatikan lagi pelaksanaan
program ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga target
yang ditetapkan dapat dipenuhi”(B1)

“Mungkin saya sebagai pelaksana mungkin saya merasa kurang


maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya ee seperti apa karena
saya belum terlatih terus e saran saya mungkin ada pelatihan-pelatihan
untuk yang belum mengikuti pelatihan kemudian sosialisasi ke masyarakat
itu sendiri mm bagaimana tentang SDIDTK itu agar masyarkat tau
masalah masalah yg timbul pada bayi dan balita jadi secara dini mereka
membawa anaknya ke puskesmas jadi kalo ada penyimpangan
76

penyimpangan itu harus tau secara dini dulu jadi semakin cepat
penanganan yang akan di lakukan pada anak tersebut”(C1)

Dari hasil wawancara mendalam terkait hasil cakupan dapat


disimpulkan bahwa cakupan pelaksanaan program SDIDTK Balita di
Puskesmas talang Banjar belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Hasil reduksi data dari hasil wawancara terhadap output program


SDIDTK dengan para informan disajikan dlam tabel dibawah ini :

Tabel 4.14 Reduksi Data Tentang Capaian SDIDTK Dalam Program


Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang bajar Kota Jambi

Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 berkaitan dengan peralatan Capaian masih kurang
terutama peralatan yang ada di dari yang telah
posyandu. Petugas sudah ditetapkan oleh
memadai namun masih harus pemerintah
diberikan pelatihan
B1 Tidak sesuai dengan target
Capaian karena sebagai pemegang
SDIDTK program konsentrasi terpecah
dengan kegiatan kuliah, faktor
lainnya adalah sarana yang
masih kurang. Untuk faktor
karena balitanya yang tidak
datang tidak melalukan
sweepping
77

C1 belum maksimal karena kurang


terlatih dan kurangnya
sosialisasi tentang pentingnya
program SDIDTK bagi balita

4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 INPUT
Pelaksanaan komponen input manajemen program pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi meliputi : Kebijakan, SOP dan pedoman, sumber daya manusia, dana,
sarana dan prasarana.
1. Kebijakan
Kebijakan menurut KBBI adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi dasar dan pedoman rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Kebijakan kesehatan adalah segala sesuatu yang menjadi faktor – faktor
penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.(48) Fungsi kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola
pelayanan pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan
kepada masyarakat yang rentan.(49) Kebijakan dalam pelaksanaan SDIDTK
ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dengan fokus pada pelayanan kesehatan balita (Kemenkers RI,
2016). Kebijakan juga diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangaan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Kemenkes,
2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri terhadap pelaksanaan
SDIDTK Balita di Puskesmas di Kota Padang didapatkan bahwa proses
pelaksanaan SDIDTK balita hanya sebatas melakukan pelayanan pasif
karena seluruh kebijakan belum dilaksanakan secara konsisten oleh para
pelaksana program.(9) Hasil penelitian lainnya yang dilakukan di Kota
Semarang oleh Sri Wahyuni menyatakan bahwa pemahaman tentang
78

kebijakan program SDIDTK yang baik merupakan modal awal untuk


berjalanny program SDIDTK yang dibarengi juga dengan komitmen dan
sikap petugas kesehatan. (50)
Berdasarkan hasil observasi terhadap implementasi kebijakan
tersebut didapatkan hasil bahwa pelaksanaan Program SDIDTK masih
berdasarkan buku pedoman pelaksaan SDIDTK Balita yang ada di
Puskesmas. Kebijakan Permenkes No. 66 Tahun 2014 belum
disosialisasikan dengan baik terhadap para informan. Akibatnya
pemahaman petugas terhadap kebijakan masih kurang. Hal ini seharusnya
bisa dihindari dengan melakukan sosialisasi kebijakan tersebut dari Dinas
Kesehatan Kota Jambi kepada Kepala Puskesmas atau pemegang program
SDIDTK untuk diteruskan kepada Pelaksana program ataupun petugas
lain.

2. SOP dan Pedoman


Standar Operational Procedure (SOP) dapat diartikan sebagai
panduan proses kerja yang harus dilaksanakan setiap elemen perusahaan
atau instansi.(51) Menurut Tjipto Atmoko, SOP merupakan suatu pedoman
atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan
alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator – indikator
teknis, administratif, dan prosedural berdasarkan tata kerja, prosedur kerja
dan sistem kerja pada unit kerja bersangkutan.(52)
Tujuan SOP dalam Buku Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama oleh Dirjen Bina Upaya
kesehatan tahun 2015 adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana
dengan efisien, efektif, konsisten dan aman, dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan melalui pemenuhan standar yang berlaku.(53) Menurut
Permenpan PER/21/M-PAN/11/2008 prinsip – prinsip SOP adalah
konsisten, komitmen, perbaikan berkelanjutan, dan mengikat.(54) SOP dan
pedoman yang digunakan dalam penyelengaraan program SDIDTK
79

diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan RI dimana alur pelaksanaan


SDIDTK tertuang didalamnya.
Menurut hasil penelitian Implementasi SDIDTK di Posyandu
Kabupaten Tegal, walaupun SOP dan Pedoman SDIDTK sudah tersedia
namum pelaksanaannya belum sesuai dengan kriteria pelaksanaan
SDIDTK Balita seperti yang tertuang dalam buku pedoman dan SOP
SDIDTK Balita.(55) Penelitian lain yang dilakukan oleh Suharmiati
terhadap pelaksanaan SDIDTK sesuai dengan buku pedoman SDIDTK di
Kota Batu menyatakan bahwa walaupun buku pedoman SDIDTK sudah
ada, namun hambatannya adalah bidan – bidan malas membaca karena
terlalu lelah melayani pasien dan laporan juga banyak. (56)
Berdasarkan telaah dokumen pelaksanaan program SDIDTK di
Puskesmas Talang Banjar Jambi didapatkan hasil bahwa pedoman SOP
sudah tersedia namun berdasarkan hasil observasi pelaksanaan program
SDIDTK Balita tidak dilaksanakan sesuai dengan SOP. Hal ini bisa terjadi
karena kurangnya kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP program
SDIDTK. Masalah ini seharusnya bisa diatasi dengan menyalin isi alur
SOP SDIDTK dari dalam buku ke bentuk pengumuman atau spanduk atau
poster dan ditempelkan di ruang SDIDTK agar petugas selalu mengikuti
alur pelaksanaan program dan Kepala Puskesmas dapat memberikan
motivasi kepada petugas agar pelaksanaan program SDIDTK berjalan
sesuai dengan SOP dan pedoman pelaksanaannya.

3. Sumber Daya Manusia


Sistem Kesehatan Nasional 2009 menyatakan Sumber Daya
Manusia Kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi maupun nonprofesi
serta tenaga penunjang kesehatan yang terlibat dan bekerja dalam upaya
dan manajemen kesehatan, guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi – tingginya.(57) Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber
Daya manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, kabupaten, kota serta Rumah
Sakit berdasarkan Keputusan menteri Kesehatan No. 81, jumlah minimal
80

tenaga kebidanan untuk Puskesmas adalah 7 orang.(4) Jumlah bidan yang


ada di Puskesmas Talang Banjar adalah 7 orang, jadi jumlah bidan untuk
melaksanakan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar sudah
cukup. Pasal 13 UU No. 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
menyatakan bahwa Pemerintah dan Pemda wajib memenuhi kebutuhan
tenaga kesehatan baik dalam jumlah, jenis dan kompetensinya.
Pelatihan SDIDTK terbagi kedalam tiga materi. Materi dasar,
materi inti dan materi penunjang. Materi dasar meliputi kebijakan
Kementiran Kesehatan dalam Program Kesehatan Keluarga. Materi inti
meliputi konsep pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak,
stimulasi tumbuh kembang balita dan anak prasekolah, deteksi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak, intervensi dan rujukan dini
penyimpangan tumbuh kembang, pencatatan pelaporan monitoring dan
evaluasi. sedangkan materi penunjang meliputi Building Learning
Commitment, rencana tindak lanjut dan anti korupsi. (58)
Hasil penelitian M. Rizki terhadap pelaksanaan SDIDTK di
Puskesmas Keramasan menyatakan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kinerja petugas. Kinerja petugas yang baik akan
memberikan hasil yang baik pada pelaksanaan program SDIDTK.(59) Hal
ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Putri terhadap
pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Kota padang yang
menyatakan bahwa di Puskesmas Andalas dan Puskesmas Air Dingin
hanya bidan pemegang program yang mendapatkan pelatihan dari DKK
Padang. Sehingga cakupan SDIDTK di Puskesmas Kota Padang rendah
karena sumber daya kurang mampu, kurang cakap dan tidak terampil.(9)
Hasil penelitian terhadap peningkatan kompetensi pelaksana
program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar didapatkan bahwa
Penanggung jawab program telah pernah mengikuti pelatihan SDIDTK
balita namun tidak mendapatkan sertifikat pelatihan. Padahal dalam buku
Kurikulum Pelatihan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini akan
diberikan sertifikat dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
81

dengan angka kredit 1 (satu) angka kredit yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara.(58) Namun pelatihan belum
pernah diberikan kepada pelaksana program SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar. Seharusnya Dinas Kesehatan Kota Jambi dapat
memberikan pelatihan kepada pelaksana program SDIDTK sehingga
kompetensi petugas baik. Disamping itu peningkatan kompetensi petugas
juga dapat dilakukan dengan melakukan pendampingan kerja terhadap
pelaksana program oleh kepala Puskesmas sehingga kemampuan dan
kinerja petugas semakin baik.

4. Dana
Dana adalah uang yang disediakan untuk suatu keperluan (KBBI).
Dana kesehatan adalah besarnya biaya yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk
itu diperlukan jumlah dana yang besar yang mengikuti perkembangan
alokasi dana dibidang kesehatan.(43)
Sumber pembiayaan Puskesmas besar dari pusat (APBN), dan
provinsi dan dana pemerintah kota. Dana pelaksanaan SDIDTK berasal
dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Dana BOK
sendiri adalah dana bantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untul melaksanakan SPM (Standar Pelayanan Minimal) kesehatan
(60) (9)
(Permenkes No. 3 tahun2019). Hasil penelitian Putri menyatakan
bahwa dana pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Kota Padang
berasal dari dana BOK Puskesmas. Menurut penelitian terhadap
(61)
pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang dilakukan olehYuniarty
menyatakan bahwa dana pelaksanaan SDIDTK di kota Bengkulu
jumlahnya sangat kecil sehingga mempengaruhi besaran cakupan SDIDTK
di Kota Bengkulu.
Hasil penelitian terhadap dana pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar didapatkan bahwa dana pelaksanaan program berasal dari
82

dana BOK puskesmas. Berdasarkan hasil telaah dokumen dana untuk


program SDIDTK tahun 2020 sebesar Rp. 6.000.000,00. Penganggaran
dana masih kurang untuk wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar yang
memiliki 2 Puskesmas Pembantu, 1 Polindes, 32 Posyandu dan 18 TK dan
PAUD didalamnya, sehingga perlu dilakukan penambahan anggaran
pelaksanaan SDIDTK.

5. Sarana dan Prasarana


Sarana adalah segala jenis peralatan yang berfungsi sebagai alat
utama atau alat langsung untuk mencapai tujuan. Prasarana adalah
seperangkat alat yang berfungsi seccara tidak langsung untuk mencapai
tujuan.(62) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2018 tentang Aplikasi Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
menyatakan sarana adalah bangunan yang sebagian atau seluruhnya berada
diatas tanah atau perairan ataupun dibawah tanah atau perairan dan
digunakan untuk penyelenggaraan atau penunjang kesehatan. Prasarana
adalah alat, jaringan, dan sistem yang membuat sarana berfungsi.(63) Sarana
dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelaksaan Program SDIDTK adalah
ruangan khusus program, alat pengukur tinggi badan, alat pengukur
lingkar kepala, dan timbangan untuk mengukur berat badan serta
instrumen untuk tes daya dengar dan daya lihat.
Dalam penyelenggaraan SDIDTK juga diperlukan sarana dan
prasarana agar kegiatan bisa berjalan dengan baik. Menurut penelitian
Putri yang dilakukan di Kota Padang menyatakan bahwa sarana dan
prasarana pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas belum lengkap.(9) Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Margaretha terhadap faktor – faktor yang
berhubungan dengan sikap kader posyandu dalam pelaksanaan program
SDIDTK di posyandu di wilayah kerja Puskesmas Kota Pekan Baru
menyatakan bahwa ada hubungan antara kelengkapan sarana posyandu
dengan sikap kader posyandu dalam melakukan deteksi dini
perkembangan bayi/balita.(64)
83

Dalam wawancara diketahui bahwa sarana dan prasrana telah


memadai namun jumlah nya masih kurang. Hal ini ditunjang dengan hasil
observasi ketika melakukan kunjungan ke posyandu dan puskesmas
pembantu. Di tempat tersebut belum ada alat pengukur lingkar kepala,
pengukur tinggi badan. Dan juga timbangan (dacin) yang tersedia tidak
pernah dikalibrasi.
Masalah sarana dan prasarana ini dapat diatasi dengan melakukan
pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan karena sarana dan prasarana
SDIDTK sudah menjadi bagian dari sarana dan prasarana umum
Puskesmas. Namun jika dana yang menjadi kendala dalam penyediaan
sarana dan prasarana maka masih bisa menemukan jalan keluar alternatif
lain terhadap keterbatasan tersebut seperti dengan melakukan koordinasi
lintas sektor dan lintas program terkait. Misalnya unutk pelaksanaan di
luar puskesmas, pelaksana dan penanggung jawab program SDIDTK bisa
bekerja sama dengan PPKB (Pencegahan Pengendalian Keluarga
Berencana) yang didalamnya ada kegiatan BKB (Bina keluarga Balita).
Untuk kegiatan di dalam lingkungan Puskesmas pemegang dan pelaksana
program SDIDTK bisa melakukan koordinasi antar program seperti
imunisasi, gizi, dll sehingga permasalahan kurangnya jumlah sarana dan
prasana bisa diatasi.

4.2.2 PROSES
1. Perencanaan Program
Perencanaan adalah sebuah proses dengan menetapkan tujuan
utama terlebih dahulu, menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dengan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepada seluruh
pekerjaan hingga tercapainnya tujuan organisasi.(65) Perencanaan kesehatan
adalah suatu ketelitian, suatu interpretasi yang cermat dan suatu upaya
pengembangan pelayanan kesehatan yang teratur yang dilaksanakan atas
dasar pemanfaatan seluruh ilmu pengetahuan modern serta pengalaman
yang dimiliki sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan kesehatan
84

masyarakat berdasarkan sumber– sumber yang tersedia.(66) Hasil penelitian


Fadila Abdullah dalam penelitian manajemen pelaksana program SDIDTK
di wilayah kerja Puskesmas Kota Ternate menyatakan bahwa ada
hubungan antara cakupan program SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas
Ternate dengan perencanaan program.(45) Hasil penelitian lain yaitu hasil
penelitian yang dilakukan oleh Novita terhadap pengaruh fungsi
manajemen pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK balita
menyatakan bahwa pelaksana program SDIDTK yang memiliki
perencanaan yang baik akan meningkatkan pencapaian cakupan SDIDTK.
(67)

Perencanaan merupakan dasar dalam manajemen pelaksanaan


program SDIDTK balita. Perencanaan dilakukan dengan memilih
kegiatan– kegiatan apa saja yang harus dilakukan petugas dan pemegang
program baik didalam lingkungan Puskesmas maupun di luar lingkungan
Puskesmas. Hasil penelitian terhadap perencanaan pelaksanaan Program
SDIDTK Puskesmas Talang Banjar secara observasi dan telaah dokumen
didapatkan hasil jika pihak Pukesmas Talang Banjar telah menyusun dan
membuat perencanaan yang tertuang pada POA (Plan of Action) yang
disusun setiap tahunnya. Dalam POA berisi RUK (Rencana Uraian
Kegiatan) dan RPK ( Rencana Penganggaran Kegiatan). Namun karena
keterbatasan anggaran maka kegiatan SDIDTK di Puskesmas talang
Banjar tidak bisa dilaksanakan semuanya. Sebagai contoh ada kegiatan
tetapi volume kegiatan tidak bisa ditambah atau ditingkatkan
pelaksanaannya. Disamping itu pelaksanaan program SDIDTK di
Puskesmas Talang Banjar masih berpaku terhadap POA saja. Tidak ada
inisiatif dari pelaksana dan penanggung jawab program untuk melakukan
kegiatan tambahan di luar POA yang telah disusun. Seharusnya kegiatan
lain yang tidak ada di dalam POA puskesmas seperti sweeping balita di
wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar bisa dilakukan agar cakupan
SDIDTK lebih meningkat.
85

2. Lokakarya Mini
Lokakarya mini adalah suatu usaha untuk menjalin kerjasama
kekompakan tim untuk melaksanakan perencanaan agar tercapainya tujuan
suatu program.(53) Standar pelaksanaan lokakarya mini tertuang dalam
Perkemkes No. 44 tahun 2016. Lokakarya mini bulanan dilakukan untuk
menilai pencapaian dalam pelaksanaan suatu program pada bulan yang
lalu dan memantau kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, sehingga
dapat dibuat perencanaan selanjutnya apabila diperlukan. Lokakarya mini
tribulanan adalah lokarya karya yang dilaksanakan setiap tiga bulan untuk
menginformasikan capaian yang telah dicapai selama tiga bulan
terakhir.(68)
Hasil penelitian Putri terhadap pelaksanaan SDIDTK di puskesmas
Kota Padang menyatakan bahwa lokakarya mini dilakukan bersama
program – program lainnya dan tidak ada lokakarya mini khusus
SDIDTK.(9) Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani terhadap
pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Sungai Piring didapatkan hasil bahwa
rendahnya cakupan SDIDTK di wilayah kerja tersebut karena monitoring
dan evaluasi capaian SDIDTK hanya dilakukan pada lokakarya mini
triwulan. (69)
Pada penelitian di Puskesmas Talang Banjar, para informan
menyebutkan bahwa sebelumnya lokakarya mini bulanan dan lokakarya
mini tribulanan rutin dilakukan bersamaan dengan program – program lain
yang ada di Puskesmas Talang Banjar, namun dimasa pandemi sekarang
ini lokakarya mini bulanan ditiadakan dan hanya melakukan lokakarya
mini tribulanan. Hal ini diperkuat dengan hasil telaah dokumen yang
dilakukan peneliti. Lokakarya mini di Puskesmas Talang Banjar
dilaksanakan lintas program dan kurang maksimal, serta tidak ada
lokakarya mini khusus program SDIDTK Balita. Seharusnya Kepala
Puskesmas bisa melaksanakan lokakarya mini khusus program SDIDTK
yang bertujuan untuk membahas pelaksanaan SDIDTK baik didalam
lingkungan Puskesmas maupun diluar lingkungan Puskesmas, mengetahui
86

permasalahan atau kendala di lapangan sehingga jalan keluar untuk


pemecahan masalah tersebut bisa cepat didapatkan serta ditentukan
sehingga kinerja petugas meningkat yang akan mempengaruhi cakupan
SDIDTK di wilayah kerja Puskesmas Talang Banjar.

3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokkan, dan
pengaturan berbagai aktivitas – aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.(70) Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah membagi pekerjaan
kedalam tugas – tugas operasional, mengelompokkan tugas – tugas
kedalam posisi – posisi secara operasional, menggabungkan jabatan –
jabatan operasional ke dalam unit – unit yang saling berhubungan,
memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai,
menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan, menyesuaikan wewenang dan
tanggung jawab bagi setiap anggota, menyediakan berbagai fasilitas untuk
pegawai dan menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil
pengawasan. Hasil kolerasi penelitian Irmawati terhadap hubungan dungsi
manajemen dalam pelaksanaan program SDIDTK terhadap cakupan
SDIDTK di Kota Semarang terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan
yang sangat signifikan antara pengorganisasian dengan cakupan SDIDTK
di Kota Semarang.(71) Hal serupa juga dinyatakan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fadilla Abdullah terhadap manajemen pelaksana SDIDTK
di Kota Ternate.(45)
Hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen pada penelitian di
Puskesmas Talang Banjar menunjukkan bahwa pengorganisasian telah
dilakukan dan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh
Kepala Puskesmas Talang Banjar. Namun SK tersebut masih bergabung
dengan SK pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak lainnya. Tidak
ada SK khusus pengorganisasian pelaksanaan program SDIDTK.
Seharusnya jika dilakukan maka semua kegiatan dapat terintergrasi dengan
87

baik antara ketua program, sekretaris program, pelaksana dan anggota


program.

4. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri/bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, pencegahan, menyembuhkan penyakit, dan
memulihkan kesehatan perseorangan/kelompok (Depkes RI, 2009). Dalam
buku pedoman pelaksanaan SDIDTK balita, pelayanan minimal dalam
pelaksanaan SDIDTK dibagi kedalam 2 jenis pelayanan yaitu pelayanan
kesehatan pemeriksaan tumbuh balita dan pelayanan kesehatan
pemeriksaan kembang balita. Pelayanan kesehatan pemeriksaan tumbuh
dilakukan dengan cara mengukur berat badan balita, tinggi badan dan
lingkar kepala balita, sementara pelayanan kesehatan pemeriksaan
kembang meliputi melakukan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa, sosialisasi, dan kemandirian, tes daya dengar, dan tes daya
(4)
lihat. Menurut hasil penelitian Nuraini dalam jurnal yang berjudul
analisis peran bidan dalam pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan balita di Puskesmas Batoh
Kota Banda Aceh menyatakan bahwa para bidan belum memberikan
pelayanan yang optimal, bidan hanya melakukan stimulasi sederhana pada
bayi dan balita.(72) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yuniarti terhadap pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang
menyatakan bahwa pada pelaksanaan SDIDTK pemeriksaan hanya sebatas
memeriksa tumbuh saja. Sedangkan pemeriksaan kembang jarang
dilakukan. (61)
Hasil penelitian berdasarkan observasi terhadap pelayanan
kesehatan SDIDTK di Puskesmas talang Banjar didapatkan bahwa
pelaksanaan SDIDTK masih belum optimal. Format KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) untuk memeriksa motorik halus dan kasar bayi,
kemampuan berbahasa dan sosialisai balita belum digunakan dengan baik.
88

KPSP baru digunakan setelah orang tua balita melaporkan jika


perkembangan balita mereka belum sesuai dengan kelompok umur,
sehingga esensi dasar tujuan program SDIDTK yaitu mendeteksi dini
adanya gangguan dan penyimpangan pada balita tidak tercapai. Karena hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi di wilayah kerja
Puskesmas Purwokerto yang menyatakan bahwa SDIDTK efektif terhadap
peningkatan angka penemuan dini gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak usia balita. (73)

5. Supervisi dan Evaluasi


Supervisi adalah pengamatan yang dilakukan oleh supervisor
terhadap kinerja seluruh karyawan dan memberikan pengarahan untuk
mengatasi apabila terjadi ketidaksesuaian dengan perencanaan. (74)
American Public Health Assosiation menyatakan evaluasi adalah proses
untuk menentukan besaran suksesnya langkah – langkah dalam pencapaian
tujuan yang telah ditentukan.(43) Tujuan pengawasan adalah untuk
mengetahui kemajuan berjalannya pelaksanaan suatu program, mengetahui
kendala yang dihadapi dalam pelaksaan perencanaan, mengetahui ada atau
tidak adanya penyimpangan dalam pelaksanaan, dan memberikan
informasi – informasi kepada pengambil keputusan.(68) Masih didalam
Permenkes No. 44 tahun 2014 disebutkan bahwa ada dua jenis
pengawasan Puskesmas, yaitu pengawasan internal dan pengawasan
eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
puskesmas itu sendiri. Pengawasan internal dapat dilakukan oleh kepala
Puskesmas, penanggung jawab program maupun tim audit internal.
Sedangkan pengawasan eksternal adalah pengawasan yang dilakukan oleh
pihak luar dalam hal ini adalah instansi kesehatan kota/provinsi.(68)
Hal ini selaras dengan hasil penelitian Fadila yang dilakukan di
Kota Ternate yang menyatakan bahwa pengawasan berhubungan sangat
signifikan dengan cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah.(45)
Penelitian lainnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Raharjo yang
89

meneliti pengaruh fungsi manajemen DIDTK terhadap cakupan SDIDTK


Balita mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh pengawasan terhadap
pelaksana SDIDTK terhadap cakupan SDIDTK. (67)
Berdasarkan hasil penelitian kegiatan ini rutin dilakukan oleh
kepala Puskesmas setiap bulannya. Dan pengawasan eksternal juga rutin
dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi.

6. Pencatatan dan pelaporan


Pencatatan dan pelaporan adalah dokumen formal dan resmi yang
dibuat secara tertulis tentang data – data kesehatan.(75) Hasil penelitian
Putri di Puskesmas Kota Padang mengatakan bahwa pencatatan dan
pelaporan program SDIDTK rutin dilakukan setiap akhir bulan secara
berjenjang.(9) Penelitian yang dilakukan oleh Irmawati yang melakukan
penelitian pelaksanaan program SDIDTK di Kota Semarang menyatakan
bahwa pengisian kohort dan pembuatan laporan bulanan SDIDTK jarang
dilakukan sehingga wilayah kelurahan dan desa yang cakupannya rendah
tidak terpantau dan pembinaan tidak bisa langsung dilakukan.
Hasil observasi dan telaah dokumen terhadap proses Pencatatan
dan pelaporan pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar
didapatkan bahwa pencatatan dan pelaporan dilakukan dengan alur dan
tahapan yang berjenjang. Pencatatan dilakukan oleh pelaksana program
kemudian diserahkan kepada pemegang program untuk kemudian
diteruskan ke Kepala Puskesmas. Laporan tersebut kemudian di laporkan
kembali ke Dinas Kesehatan Kota Jambi dengan menggunakan Sistem
Informasi Puskesmas.

4.2.3 Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan atau kesimpulan elemen yang
dihasilkan dari proses yang berlangsung.(76) Target cakupan pelaksanaan SDIDTK
yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 90 %. (77) Cakupan yang dimaksud adalah
besarnya jumlah pelayanan yang diberikan terhadap balita yang berkunjung ke
90

Puskesmas. Sasaran balita di Puskesmas talang Banjar tahun 2019 adalah


sebanyak 2.446 balita dengan rincian 1.271 balita laki – laki dan 1.175 balita
perempuan sementara hasil pelaksanaan program SDIDTK pada tahun 2019
adalah 1.239 balita dengan rincian 591 balita laki – laki dan 648 balita perempuan.
Dengan total cakupan pelaksanaan program sebesar 51%.
Jauhnya hasil cakupan dari target disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain: sebagian besar petugas kurang memahami kebijakan program SDIDTK.
Kepatuhan dan kedisiplinan petugas dalam menjalankan program SDIDTK sesuai
dengan pedoman dan SOP pelaksanaan program SDIDTK masih kurang sehingga
pelayanan SDIDTK tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan, pelaksana
program belum pernah mendapatkan pelatihan SDIDTK sehingga sering kali
balita merasa bosan dan tidak nyaman ketika melaksanakan program SDIDTK,
dana yang tidak sesuai dengan luas wilayah kerja dan jumlah sarana yang kurang.
Dari indikator proses pelayanan kesehatan pelaksanaan program SDIDTK
belum optimal dan inisiatif petugas kurang. Selain itu para ibu – ibu enggan
melakukan kegiatan SDIDTK karena pelaksanaan kegiatan cukup memakan
waktu. Letak ruang tumbuh kembang yang terpisah dengan ruangan program lain
(ruang imunisasi, dan ruang gizi) menjadi salah satu faktor penyebab. Seharusnya
ada connector atau penghubung diantara 3 ruang tersebut sehingga bayi yang akan
diimunisasi bisa melaksanakan program SDIDTK terlebih dahulu tanpa harus
keluar masuk dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Hasil observasi lainnya adalah
kurangnya koordinasi pelaksanaaan program ke petugas puskesmas lain dalam hal
ini adalah petugas karcis. Seharusnya ketika ibu balita datang untuk melakukan
imunisasi, petugas karcis mengarahkan ibu dan balita tersebut ke ruang tumbuh
kembang terlebih dahulu namun kenyataan dilapangan petugas langsung
mengarahkan ke ruang imunisasi. Hasil observasi dilapangan, pelaksanaan
pelayanan kesehatan SDIDTK hanya melakukan pemeriksaan tumbuh anak.
Pemeriksaan kembang balita jarang atau bisa dikatakan tidak dilakukan, hal ini
dapat menjadi penyebab penyimpangan yang terjadi pada balita tidak dapat atau
terlambat ditemukan yang pada akhirnya akan membuat intervensi terhadap
penyimpangan tersebu tmenjadi terlambat. Hal ini tentu saja sangat merugikan
91

bukan bagi ibu balita saja tetapi juga untuk masa depan balita tersebut. Faktor
lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya
pelaksanaan SDIDTK oleh para ibu yang memiliki balita.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri terhadap evaluasi pelaksanaan
SDIDTK di Puskesmas Kota Padang, pada penelitian tersebut dinyatakan
rendahnya cakupan pelaksanaan SDIDTK Balita di Puskesmas Kota Padang tahun
2019 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya peran orang tua yang
memiliki balita untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan balita
mereka ke puskesmas, wilayah kerja yang luas, kurangnya inovasi petugas serta
kurangnya sosialiasi program.(9) Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarty yang
dilakukan di Kota Bengkulu juga menyatakan bahwa rendahnya cakupan
SDIDTK Balit di Kota Bengkulu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : SDM
yang masih kurang dan motivasi petugas yang rendah, dana yang belum
mencukupi serta manajemen pelaksana SDIDTK belum optimal.

4.3 Keterbatasan Penelitian


Data primer penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara mendalam
dengan para informan.Namun pada pelaksanaannya ada keterbatasan –
keterbatasan pada penelitian.Yaitu :
1. Pandemi Covid – 19 sedikit banyak membatasi ruang gerak peneliti
karena harus menerapkan promkes untuk selalu menjaga jarak dan
menghindari kerumunan.
2. Waktu penelitian menjadi panjang karena salah satu informan
terkonfirmasi Covid-19 sehingga peneliti harus menunggu informan
tersebut sembuh.
92

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan telaah
dokumen terhadap pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi dengan menggunakan teknik input, proses dan output didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen Input
Pada indikator ini pemahaman petugas tentang kebijakan masih
kurang memahami.Kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP program
masih harus ditingkatkan lagi. Pelatihan belum pernah diberikan terhadap
pelaksana program, jika dibandingkan dengan luas wilayah kerja maka
dana yang tersedia masih kurang dan perlu diadakannya penambahan
jumlah sarana SDIDTK balita.
93

2. Komponen Proses
Indikator proses pada pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar sudah berjalan namun tidak sesuai dengan ketentuan.
Pemeriksaan yang lakukan hanya pemeriksaan terhadap pertumbuhan anak
seperti mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala
anak.pemeriksaan perkembangan anak baru dilakukan apabila petugas
mendapat laporan dari orang tua balita.

3. Komponen Output
Komponen output sebagai hasil capaian program SDIDTK di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi masih kurang dari target yang telah
ditetapkan karena belum optimalnya pelaksanaan SDIDTK.

5.2 SARAN

A. Dinas Kesehatan Kota Jambi


1 Melakukan upaya peningkatan kompetensi dan kepatuhan petugas
SDIDTK melalui kegiatan pelatihan SDIDTK.
2 Membuat Protap/alur pelayanan, SOP SDIDTK yang sama untuk semua
Puskesmas di Kota Jambi terkait pelayanan program SDIDTK.
3 Melakukan Supervisi Fasilitatif terhadap petugas SDIDTK di
puskesmas secara berkala untuk membina, memonitoring dan
mengevaluasi pelaksanaan program SDIDTK.
4 Memberikan reward bagi puskesmas yang telah berhasil melaksanakan
kegiatan program SDIDTK dan mencapai target program sesuai yang
ditetapkan, sebagai stimulasi bagi puskesmas lain.

B. Kepala Puskesmas Talang Banjar


94

1 Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada petugas pelaksana


program SDIDTK melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif yang terarah,
sistematis dan berkesinambungan sehingga pengetahuan, keterampilan
dan kepatuhan petugas pelaksana dalam menerapkan langkah-langkah
pelayanan SDIDTK menjadi lebih baik.
2 Melakukan advokasi kepada Lintas Sektor untuk meningkatkan
kerjasama dan komitmen dalam hal pelaksanaan program SDIDTK agar
dapat terlaksana dengan baik dan masyarakat khususnya ibu yang
mempunyai balita mengetahui dan ikut berperan aktif mendapatkan
pelayanan kesehatan.
3 Melakukan sosialisi program SDIDTK kepada masyarakat yang ada di
wilayah kerja Puskesmas.

C. Penanggung Jawab Program


1 Penanggung jawab program SDIDTK diharapkan melakukan
sosialisasi program SDIDTK dan lebih inisiatif serta inovatif dalam
melaksakan program.
2 Meningkatkan koordinasi antar program (Imunisasi, Gizi, dll) dan
Lintas Sektor terkait agar pelaksanaan program SDIDTK berjalan baik
dan optimal.
95

DAFTAR PUSTAKA

1. kementrian PPN/Bappenas. Unicef for every child. lqaporan baseline SDG


tentang anak - anak di Indonesia. 2017.
2. pemerintah republik indonesia. Undang - undang republik Indonesia no. 36
tahun 2009 tentang kesehatan. 2009.
3. Hendrawati S, Mardhiyah A, Mediani HS, Nurhidayah I, Mardiah W,
Adistie F, et al. Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada Anak Usia 0 – 6
Tahun di Desa Cileles Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Media
Karya Kesehat. 2018;1(1):39–58.
4. kementrian Kesehatan RI. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Dasar. 2019.
5. RI. D. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi tumbuh
96

kembang anak. 2010;


6. Children Health [Internet]. Available from:
https://www.who.int/southeastasia/health-topics/child-health
7. Dinas Kesehatan Kota Jambi bidang kesehatan masyarakat seksi kesehatan
keluarga dan gizi. Data cakupan SDIDTK Dinas Kesehatan Kota Jambi
2019. 2020.
8. Mirtha L, Soegiharto B, Endyarni B, Harmoniati E, Soesanti F, Gunardi H,
et al. Kiat membuat anak sehat, tinggi, dan cerdas. Gaya hidup aktif sebagai
modal Optim kesehatan, tumbuh kembang, dan kecerdasan anak [Internet].
2016;27–8. Available from: http://fk.ui.ac.id/wp-
content/uploads/2017/05/Buku-PKB-Jaya-XIII-Nov-2016.pdf
9. Syofiah PN, Machmud R, Yantri E. Analisis Pelaksanaan Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita
di Puskesmas Kota Padang Tahun 2018. J Kesehat Andalas.
2020;8(4):151–6.
10. Dinas Kesehatan Kota Jambi. Profil Kesehatan Kota Jambi 2018. 2019.
11. Wirawan. Evaluasi teori, model, standar, aplikasi dan profesi. Jakarta:
rajawali pers; 2012.
12. Rumita Ena Sari, Sri Astuti Siregar G (Universitas J. Indeks kepuasan
masyarakat puskesmas kota jambi. 2021;5(1):72–7.
13. Notoatmodjo S. pengembangan sumber daya manusia. jakarta: rineka cipta;
2009.
14. S. Supriyanto. Evaluasi Bidang Kesehatan. Surabaya: Brata Jaya; 1998.
15. kementrian Kesehatan RI. profil kesehatan republik indonesia tahun 2017.
jakarta: kementrian kesehatan RI; 2018.
16. Trihono. manajemen puskesmas berbasis paradigma sehat. jakarta: CV.
sagung seto; 2005.
17. kementrian Kesehatan RI. peraturan menteri kesehatan republik indonesia
nomor 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan [Internet]. dinkesjatimprov.
2019 [cited 2020 Oct 22]. Available from:
https://dinkes.jatimprov.go.id/dokumen/pmk-nomor-43-tahun-2019-
97

tentang-puskesmas.pdf
18. Islami MN. Psikologi perkembangan (sebuah pengantar) [Internet].
kompasiana. 2015 [cited 2020 Nov 21]. Available from:
https://www.kompasiana.com/coretan-
hitam/54f3438a745513a12b6c6dcf/psikologi-perkembangan-sebuah-
pengantar#:~:text=Kartini Kartono (2007%3A 18),yang sehat dalam waktu
tertentu.”
19. Aulia T. konsep perkembangan dan pertumbuhan manusia [Internet].
kompasiana. 2020 [cited 2020 Nov 21]. Available from:
https://www.kompasiana.com/triaauliaaa/5f36a9dd097f3624e108dd93/kons
ep-perkembangan-dan-pertumbuhan-manusia
20. kementrian Kesehatan RI. profil kesehatan indonesia tahun 2015. jakarta:
kementrian kesehatan RI; 2016.
21. elizabeth b. hurlock. psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentan kehidupan. 5th ed. Jakarta: erlangga; 2006.
22. whaley dan wong. buku ajar keperawatan pedriatik. 2nd ed. Jakarta: egc;
2000.
23. ajeng anastasia kinanati. tumbuh kembang anak berbeda, jangan dibanding-
bandingkan [Internet]. detikhealth. 2016 [cited 2020 Oct 10]. Available
from: https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3315615/tumbuh-kembang-
anak-berbeda-jangan-dibanding-bandingkan
24. Soetjingsih. tumbuh kembang anak. 2nd ed. Jakarta: egc; 2013. 133 p.
25. Azizah A, Adriani M. Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada Ibu Hamil
Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis. Media Gizi
Indones. 2018;12(1):21.
26. Indarini N. kenali, berbagai penyebab kasus clubfoot pada bayi [Internet].
detikhealth. 2017 [cited 2020 Oct 10]. Available from:
https://health.detik.com/bayi/d-3518018/kenali-berbagai-penyebab-kasus-
clubfoot-pada-bayi
27. Hanum H, Wibowo A. Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada
Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Majority.
98

2016;5(5):2.
28. Tyastuti S, Wahyuningsih heni puji. asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:
pusat pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
kementrian kesehatan republik indonesia; 2016. 152 p.
29. Dewi R. Kehamilan dengan Infeksi TORCH Pregnancy with Torch
Infection. 2019;3:176–81.
30. wikipedia. Eritroblastosis fetalis [Internet]. wikipedia. 2019 [cited 2020 Oct
10]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Eritroblastosis_fetalis
31. Tarsikah, Diba dyah ayu amira, Didharto H. komplikasi maternal dan
luaran bayi baru lahir pada kehamilan remaja di rumah sakit umum daerah
kanjuruhan, kepanjen, malang. J Kesehat. 2020;13(1):54–68.
32. Yulianda A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Berbicara
Berbicara Pada Anak Balita. J Pendidik Bhs dan Sastra Indones [Internet].
2019;3(2):12–6. Available from:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/20226
33. Wicaksana RW, Yuwono, M.Pd DJ, Utami, M.Pd YT. Penerapan
Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Kemampuan Motoric Halus
Anak Cerebral Palsy di SKh Al-Khairiyah Cilegon. UNIK (Jurnal Ilm
Pendidik Luar Biasa). 2018;3(2).
34. Meinapuri M. Polimorfisme Gen Apolipoprotein E Pada Penderita Sindrom
Down Trisomi 21. J Kesehat Andalas. 2013;2(1):14.
35. unit kerja koordinasi endokrinologi ikatan dokter anak indonesia. panduan
praktis klinis ikatan dokter anak indonesia perawakan pendek pada anak
dan remaja di indonesia [Internet]. badan penerbit ikatan dokter nak
indonesia; 2017. Available from: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2018/03/PPK-Perawakan-Pendek.pdf
36. Dewi R, Inayatillah, Yullyana R. Pengalaman Orangtua dalam Mengasuh
Anak Autis di Kota Banda Aceh. Psikoislamedia J Psikol. 2018;3(2):288–
301.
37. Ramayumi R, Nurdin AE, Nurhajjah S. Karakteristik Penderita Retardasi
Mental Di Slb Kota Bukittinggi. Maj Kedokt Andalas. 2015;37(3):181.
99

38. Suprihatin T. Modifikasi Perilaku Untuk Meningkatkan Perilaku


Memperhatikan Pada Siswa SD Yang Mengalami Gejala Gangguan
Pemusatan Perhatian. Proyeksi. 2014;ix(2):15–36.
39. ikatan dokter anak indonesia. pedoman pelayanan medis indonesia ikatan
dokter anak indonesia [Internet]. Jakarta; 2019. Available from:
https://www.idai.or.id/download/PPM/Buku-PPM.pdf
40. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016. 2017.
41. Moekijat. sistem informasi & definisi data. bandung: remaja rosdkarya;
2011.
42. Satrianegara m. faiz. organisasi dan manajemen pelayanan kesehatan.
jakarta: salemba medika; 2014.
43. Azwar A. pengantar administrasi kesehatan. tangerang: binaputra aksara;
2010.
44. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan; 2016.
45. Abdullah F, Murwidi IC, Dabi RD. Manajemen Pelaksana Program
Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk)
Terhadap Cakupan Balita Dan Anak Prasekolah Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Ternate 2016. Link. 2017;13(1):20.
46. Adisasmito W. sistem kesehatan. jakarta: rajagrafindo persada; 2014.
47. Sugiyono. metode penelitian kualitatif. bandung: alfabeta; 2009.
48. Walt G. health policy : an introduction to process and power. london: zed
book; 1994.
49. Gormley. Social Policy & Helath Care. Livingstone: Churchill; 1999.
50. Wahyuni S, Wahyuni S, Umaroh. analisis faktor yang berhubungan dengan
implementasu program SDIDTK oleh bidan di walayah dinas kesehatan
kabupaten semarang tahun 2014. 2014;7.
51. Sailendra A. langkah - langkah praktis membuat SOP. jogjakarta: trans
idea; 2015.
52. atmoko tjipto. Standar Operasional prosedur (SOP) dan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah. jakarta; 2012.
100

53. Kemenkes RI. Pedoman Pendampingan Akreditasi. 2016;1–37.


54. BPK. Pedoman Penyusunan Standar Operational Prosedur (SOP)
Administrasi Pemerintahan [Internet]. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952. 1967. Available from:
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/133012/permen-pan-rb-no-
per21mpan112008-tahun-2008
55. Adrestia Rifki Naharani. Analisis Implementasi Program Stimulasi Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita di Posyandu Kabupaten
Tegal. Available from:
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/57058/Analisis-Implementasi-
Program-Stimulasi-Deteksi-dan-Intervensi-Dini-Tumbuh-Kembang-Nalita-
di-Posyandu-Kabupaten-Tegal
56. Suharmiati, Handayani L, Rukmini, Effendi DE, Nugroho AP. Studi
Penilaian Motivasi Dan Komitmen Bidan Puskesmas Dalam Pemanfaatan
Buku Pedoman Kia Di Indonesia (Studi Kasus Di Kota Batu, Kabupaten
Cianjur Dan Kabupaten Belitung Timur). Bul Penelit Sist Kesehat.
2015;18(4):355–63.
57. UU_NO_36_2014.pdf. 2014;(1).
58. Penyusun., Tim Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Kesehatan
Masyarakat KKR. Kurikulum Pelatihan Bagi Pelatih Stimulasi, Deteksi,
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang. 2020;
59. Rizki M, Stia Budi I, Destriatania S. Analysis of Performance
Implementing Officers of Stimulation of Early Detection and Early Growth
and Development (Sdidtk) in Keramasan Public Health Centre. J Ilmu
Kesehat Masy. 2016;7(3):182–90.
60. kementrian Kesehatan RI. Undang - undang No. 3 tahun 2019. 2019.
61. Yuniarty E. Analisis Implementasi Program Stimulasi , Deteksi Intervensi
Dini Tumbuh Kembang ( Sdidtk ) Balita di Kota Bengkulu. Erva Yuniarti
[Internet]. 2014;1–14. Available from:
http://pustaka.unpad.ac.id/archives/134986
62. Moenir HA. Manajemen pelayanan umum di indonesia. jakarta: bumi
101

aksara; 2008.
63. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana, Prasarana, Dan Alat Kesehatan.
Permenkes. 2018;3.
64. Posma M, Napitupulu S, Aryani Y, Vitriani O. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Denan Sikap Kader Posyandu Dalam Melakukan Deteksi
Dini Perkembangan Bayi/Balita Di WIlayah Kerja Puskesmas Rumbai
Kota. Mahasiswi Profi D-IV Kebidanan. 2018;6:32-41
65. Coulter SP robbins & M. Manajemen. jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia; 2005.
66. Who. Urban planning crucial for better public health in cities. 2020.
67. Raharjo, Sutio, Sri Wayanti NKW. Pengaruh fungsi manajemen pelaksana
kegiatan SDITK terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah. J
Pamator. 2019;12(1):7.
68. Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No. 44 Tahun 2014. Vol. 55, 2014.
69. Handayani R, Nurlisis, Afni N. Analisis Pelaksanaan Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di UPT Puskesmas Sungai
Piring. J Kesehat Komunitas. 2020;6(3):363–8.
70. Terry, GR. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara; 2012.
71. Irmawati. Pelaksana Kegiatan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang ( Sdidtk ) Dengan Cakupan Sdidtk Balita Dan Anak
Prasekolah Di Puskesmas Kota Semarang TAHUN 2007. 2007;
72. Nuraini, Djafar D, Sanusi SR. Analisis Peran Bidan Dalam Pelaksanaan
Stimulasi. Role Midwifves, SDIDTK, Infant Toodler. 2017;3(2):258–62.
73. Dewi FK. Efektifitas Sdidtk Terhadap Peningkatan Angka Penemuan Dini
Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Balita Di Posyandu Teluk
Wilayah Puskesmas Purwokerto Selatan. Proseding Semin Nas dan Int.
2014;
74. Suarli S. Bahtiar Y. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga; 2012.
75. Kozier B, Glenora E, Audrey B, Shirlee JS. Buku Ajar Fundamental
102

Keperawatan. Jakarta: EGC; 2010.


76. Munijaya A. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Kedokteran EGC; 2004.
77. Kementrian Kesehatan RI. Standar Pelayanan Minimal. Vol. 8. Jakarta;
2019.

Lampiran 1. Naskah Penjelasan Penelitian

NASKAH PENJELASAN SEBELUM PELAKSANAAN WAWANCARA

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN


INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI
PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020
=========================================================
Bapak/Ibu/Saudara

Dengan Hormat,

Perkenalkan saya Esra Lasmarida Panjaitan, Mahasiswi Program Studi


Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi. Saat ini saya sedang melakukan pengumpulan data untuk penelitian
103

mengenai Evaluasi Pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Kota Jambi Tahun 2020.

Saya memohon kerja sama dari Bapak/Ibu/ Saudara untuk dapat mengikuti
kegiatan ini sebagai subjek penelitian dengan memberikan informasi dan
penjelasan mengenai pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar. Data hasil wawancara ini
diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga
dapat menjadi perbaikan dan pengambilan langkah strategi yang bermanfaat.

Saya menjamin kerahasiaan identitas dan informasi yang


disampaikan.Informasi yang didapatkan hanya digunakan untuk kepentingan
penelitian dan pembelajaran mahasiswa dan pengembangan ilmu
pengetahuan.Apabila Bapak/Ibu/Saudara bersedia ikut serta dalam wawancara ini,
mohon untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.Atas
perhatian Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 2. Lembar Persetujuan

PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : …………………………………………………………

Umur : …………………………………………………………

Pendidikan : …………………………………………………………

Pekerjaan : …………………………………………………………

Lama Bekerja : …………………………………………………………

Alamat : …………………………………………………………

…………………………………………………………

Nomor Hp : …………………………………………………………
104

Telah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian :

Judul Penelitian : Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi


Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Kota Jambi Tahun 2021.

Nama Peneliti : Esra Lasmarida

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi informan penelitian.

Jambi, ……../……../………

(……………………………)

Lampiran 3. Panduan Wawancara

1. Untuk Informan Puskesmas

Dijamin kerahasiaannya

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

Tanggal Wawancara : ………./………../……….

Tempat Wawancara : …………………………..

Waktu Wawancara : …………………………..


105

A. Identitas Responden

1 Nama Responden : …………………………………


2 Umur : ……….. tahun
3 Jenis Kelamin : ………………
4 Lama Pekerjaan : ………………
5 Pendidikan Terakhir : ………………
6 Jabatan/ Tupoksi : ………………

B. Pertanyaan

1. Komponen Masukan (Input)


1) Kebijakan
Apa yang menjadi acuan dalam pelaksanakan program SDIDTK
di Puskesmas?
2) SOP
Adakah SOP terkait program SDIDTK dan buku pedoman?
3) Sumber Daya Manusia (SDM)
Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang SDM (tenaga)
dalam pelaksanaan Program SDIDTK balita?
(Jumlah SDM (tenaga) yang ada sekarang, apa sudah mencukupi
untuk pelaksanaan program SDIDTK, Apakah ada pelatihan yang
pernah diberikan kepada SDM (tenaga) pelaksana SDIDTK
balita?
(apa bentuk/jenis pelatihannya, kapan dilaksanakan, berapa kali,
kapan terakhir mendapat pelatihan).
Bagaimana pembagian ketenagaan dalam program pelaksanaan
SDIDTK di Wilayah kerja Bapak/Ibu? (cukup/tidak)
4) Dana
Apakah ada dana untuk penunjang program SDIDTK?
(sumber dana, cukup/tidak,berapa jumlah pertahun)
5) Sarana Prasarana
106

Bagaimana sarana prasarana untuk mendukung program


pelaksanaan SDIDTK balita di wilayah kerja
puskesmas?(Posyandu untuk penyuluhan, tersedia atau tidak buku
pedoman, leaflet, booklet, poster, dll yang berhubungan dengan
pelaksanaan program SDIDTK pada balita).

2. Komponen Proses (Process)


1) Bagaimana perencanaan program SDIDTK di Puskesmas?
(adakah jadwal petugas turun kelapangan, masuk/tidak dalam
anggaran)
2) Adakah jadwal lokakarya mini dilaksanakan di Puskesmas?
3) Bagaimana Pengorganisasian untuk program SDIDTK di
Puskesmas?
(ada SK/tidak untuk pembentukan struktur pelaksanaan Program
SDIDTK? siapakah yang terlibat)
4) Bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
Puskesmas khususnya pelaksanaan Program SDIDTK?
Apakah ada Planning Of Action (POA) untuk pelaksanaan
program SDIDTK balita?
5) Supervisi dan Evaluasi
Bagaimana supervisi dan evaluasi yang dilaksanakan pada
program SDIDTK balita di Kota Jambi?(siapa yang terlibat,
berapa kali dilakukan dalam satu tahun, apakah ada pencatatan
dan pelaporan dalam pelaksanaan SDIDTK balita).
6) Pencatatan dan Pelaporan
Bagaimana pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program
SDIDTK balita?

3. Komponen Keluaran (Output)


a. Bagaimana menurut pendapat Bapak/Ibu tentang hasil pelaksanaan
program SDIDTK di Puskesmas yang bapak pimpin?
107

(penerapan pelayanan, indikator pelayanan, komponen yang perlu


dibenahi dalam pelaksanaan, penempatan dan distribusi nakes dalam
memberikan pelayanan SDIDTK balita, Apa saja hambatan)

2. Untuk Ibu Yang mempunyai Balita

Ibu Yang Mempunyai Balita

PANDUAN WAWANCARA MENDALAM

Tanggal Wawancara : ………./………../……….

Tempat Wawancara : …………………………..

Waktu Wawancara : …………………………..

A. Identitas Responden

1 Nama Responden : ……………………………………………...


108

2 Umur Ibu : ……….. tahun


3 Umur Balita : ………..bulan
4 Pendidikan Terakhir : ………………

I. Petunjuk Umum
A. Mengucapkan salam dan terimaksih atas kesediaannya untuk
diwawancarai dan berpartisipasi dalam penelitian.
B. Memperkenalkan diri kepada Ibu Balita
C. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan wawancara dilakukan.

II. Petunjuk Khusus

A. Wawancara dilakukan oleh peneliti dibantu notulen dengan menggunakan


voice recorder handphone. Rekaman tidak akan memunculkan nama orang
yang menyatakan pendapat.
B. Pertanyaan mengangkat tema SDIDTK balita di Puskesmas, bertujuan
untuk mengatahui pendapat, pandangan, komentar, ide dan saran dari ibu
balita tentang SDIDTK balita
C. Ibu balita dipersilahkan menyampaikan pendapat, semua pendapat tidak
dinilai salah/benar, positif dan negatif tapi sesuai dengan pendapat dan
pengalaman masing-masing untuk peningkatan pelayanan kesehatan dan
tercapainya tujuan penelitian.
D. Semua yang ibu balita uraikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya
dipakai untuk tujuan penelitian

IV. Wawancara Mendalam

A. Apakah Ibu mengetahui tentang Program SDIDTK


B. Bagaimana pendapat Ibu tentang pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas?
C. Bagaimana peran petugas dalam melaksanaakan program SDIDTK?
D. Bagaimana pengalaman Ibu tentang pelaksanaan Program SDIDTK balita?
109

E. Apakah ada pencatatan di Buku KIA mengenai SDIDTK?

V. Penutup

A. Setelah melakukan wawancara tentang pelaksanaan SDIDTK, masih


ada/tidak hal yang akan disampaikan/ ditambahkan tentang SDIDTK?
B. Mengucapkan terimakasih atas perhatian dan pertisipasi Ibu balita.

Lampiran 4

HASIL WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW)


EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI
PUSKESMAS KOTA JAMBI TAHUN 2020

==========================================================
A. PETUGAS PUSKESMAS
1. INPUT
1.1 Kebijakan

Matriks 1. Pernyataan Informan Mengenai Kebijakan Program SDIDTK


balita
Informan
Pernyataan
(Kode)
110

A1 Acuan Program SDIDTK itu yang pertama dari pusat, indikator-


indikator dari pusat, Angka Kematian Ibu, Angka kematian Bayi,
terus ee stunting, terus kemudian eee apa namanya status gizi balita
berapa yang gizi baik, gizi kurang, gizi buruk. Kemudian yang
penting eee standar dari pusat dari kemenkes, kemudian mengikuti
standar yang baik dari propinsi maupun dari dinas kota.

B1 Saya rasa kalo program SDIDTK ini merupakan dari program


kesehatan anak, mako yang menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini
mengacu kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman
SDIDTK dan standar pelayanan minimal SPM nomor 43 tahun
2016 selain itu ado jugo buku standar operasional pelayanan atau
SOP
C1 Program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan buku pedoman
mengenai SDIDTK ada SOP di Puskesmas.

1.2 Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman

Matriks 2. Pernyataan Informan tentang Standar Operasional Pelayanan


(SOP) dan Pedoman SDIDTK Balita
Informan
(Kode) Pernyataan
A1
SOP ada.
B1 Kalo SOP ado. Buku pedoman jugo ado pernah dibagi dari dinas
dipegang oleh petugas masing-masing.
C1 SOP SDIDTK ada kami, berisi alur kegiatan dari pelaksanaan
kegiatannya dan prosedur kegiatannya. Kemudian buku pedoman
ada berisi tentang KPSP, pemeriksaan tumbuh kembang,
pemeriksaan daya lihat dan lain lain.

1.3 Sumber Daya Manusia


111

Matriks 3. Pernyataan Informan tentang Sumber Daya Manusia Program


SDIDTK Balita
Informan
Pernyataan
(Kode)
A1 SDM nya ya? SDM nya kalo ee mulai dari kalo petugas
penanggung jawab program bidan. Bidan itu D3 Mmmm kalo yang
untuk MTBS kalo dak salah sudah mengikuti pelatihan MTBS.
Untuk petugas Gizi itu D3 Juga. pelatihan-pelatihannya dia ada
ikut pertemuan – pertemuan. Untuk eeee deteksi tumbuh kembang
juga sudah ada pertemuan – pertemuan. Kemudian untuk dokternya
dokternya umum, sudah ada pertemuan tentang MTBS. Kalo saya
sendiri, kalo sekarang ini kan buk saya jadi fusngsional buk ya.
Saya fungsional sudah pernah ikut pertemuan gizi buruk, sudah
pernah pelatihan MTBS, eeee sudah pernah ikut pelatih pertemuan
sih pertemuan tentang PONED. Jadi secara umum untuk sumber
dayanya sudah cukup menurut saya disini.
B1 Kalo SDM nyo tu belom cukup ra apolagi kalo turun ke lapangan.
di puskesmas ni hanyo kakak yang sudah pernah tersosialisasi.
Waktu itu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami dak dapat
sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadokan orientasi
SDIDTK jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak
sosialisasi jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana
SDIDTK yang ngerjokan yang membantu kakak di ruangan
tumbang.
C1 Saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belom pernah
pelatihan tapi saya disini ada pemegang programnya sudah pernah
ada pelatihan SDIDTK, sudah ada petugasnya. Petugasnya juga
pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK
nya kepada kami melalui lokmin.

1.4 Dana
112

Matriks 4. Pernyataan Informan tentang Dana ProgramSDIDTK Balita


Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Kalo yang di Puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee
semuanya berasal dari dana BOK. Terus untuk dana dari APBD
kota kayaknya sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih dari
penunjangnya itu seperti untuk ATK em untuk peralatan kantornya.
B1 Kalu karna SDIDTK ini masuk dalam program kesehatan anak,
dana sudah include dalam program itu. Dana dari BOK cukuplah.
C1 Ada, pakai dana BOK kurang lebih kami di POA pelaksanaan
kegiatannya kami apa program anak sekitar 20 jutaan di BOK.
Untuk kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6jt an.

1.5 Sarana dan Prasarana

Matriks 5. Pernyataan Informan tentang Sarana dan Prasarana Program


SDIDTK Balita
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Sarana untuk di puskesmas eee sarananya ee kalo menurut saya
masih belum lengkap buk ya. Masih belum lengkap. Jadi untuk
melengkapinya itu kami mengusulkannya ke melalui Dinas
Kesehatan dan ee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya
bisa dari dinas ataupun dari pusat ada bantuan kami tidak memakai
dari dana BLUD tapi kalo misalnya dari ee pemkot atapun dari
pusat tidak ada kami mencoba memakai atau menggunakan dana
BLUD. Kalo untuk sarananya perlengkapan untuk SDIDTK itu
pengukuran untuk status gizi balita itu timbangan-timbangan
kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi jumlahnya tidak
cukup. Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu ataupun
sampai ke posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalo untuk
113

pelayanan di puskesmas sendiri juga tidak cukup karena ada Cuma


ada satu atau dua alat jadi ruangan – ruangan lain juga perlu jadi
kondisinya ada tapi tidak cukup.
B1 Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih biso digunakan tapi
jumlahnyo tu dak cukup ra apolagi untuk kalo terutamo kito turun
posyandu e peralatan timbangan pengukur tinggi badan dak ado
jadi dibawala yang dari puskesmas kalo ruang khusus yo inilah
ruangannyo ra.
C1 Sarana dan prasarana cukup memadai, tersedia dapat bantuan juga
dari dinas sudah lengkap ya disini kami pakai ada timbangan,
pengukur tinggi badan, kartu E, ada mainan-mainan anak.

2. PROSES
2.1 Perencanaan

Matriks 6. Pernyataan Informan Tentang Perencanaan Program SDIDTK


Informan Pernyataan
(Kode)
A1 POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun ee POA nya itu
terbagi kedalam ee kegiatan pokok puskesmas, jadi kegiatan
pokok puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada ee POA
nya sendiri sudah dibikin oleh pengelola programnya baik dari
kesehatan ibunya maupun kesehatan anak. Kemudian dari
program gizi juga mempunyai POA sendiri itu e apa namanya
diusulkan setiap tahunnya kemudian dari Promkes juga karena
sedikit banyak juga berkaitan dengan promkes juga ada disitu
termasuk sudah ada POA nya.
B1 Kalu perencanaan tu ra dibuatlah setiap tahun rencana usulan
kegiatan RUK dan jugo ado rencana pelaksanaan kegiatan RPK.
C1 Kami punya POA, RUK dan RPK nya didalam gedung kami
melakukan bersama Lintas Program pertama promkes, petugas
114

gizi, gigi kemudian ada juga dokter kalau ada masalah-masalah


ditemukan pada bayi kami konsultasikan kepada dokter.
Kemudian ada juga kegiatan diluar gedung itu bekerjasama
dengan lintas program kami punya sekolah KB, Paud dan TK
sekitar 18 TK dan paud.

2.2 Lokakarya Mini

Matriks 7. Pernyataan Informan tentang Lokakarya Mini Program SDIDTK


Balita
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Untuk lokakarya mini ee dilaksanakan tapi tidak rutin karena
kondisi dari pandemi covid tahun kemaren dan tahun ini jadi tidak
rutin dilaksanakan. eee biasanya itu sebelum-sebelumya
dilaksanakan secara rutin tetapi untuk ee perencanaan maupun
evaluasi program biasanya kami langsung ke petugasnya, tidak bisa
melaksankan dalam paparan ini secara bersama-sama dengan
program lainnya
B1 Kalo sebelum pandemi ni kami tiap bulan lokakarya mini ra, tapi
semenjak corona ni tiap tigo bulan setelah selesai pelayanan di
puskesmas tapi kadang idak semua pegawai jugo yang ngikuti karno
ado yang lagi turun lapangan ado yang posyandu pokoknyo
banyakla kendalanyo. Jadi kadang dak semua masalah tu kendala
diprogram tu tersampaikan semua. Tapi biasonyo kepala puskesmas
tu yang evaluasi program langsung ke petugasnyo masing-masing.
Kalo duo tahun ni memang kakak dak fokus ke program ra karena
kakak lagi kuliah.
115

C1 Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini
melibatkan semua program dan staf puskesmas membahas tentang
masalah-masalah program yg ada di puskesmas.

2.3 Pengorganisasian

Matriks 8. Pernyataan Informan tentang Pengorganisasian Program


SDIDTK Balita

Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Kalo untuk pengorganisasiannya ee SK nya kemungkinan belum
ada ya secara khusus untuk program SDIDTK nya belom ada.
B1 Kalu kami ado SK penunjukan tugas ra dari kapus. Kakak sebagai
bidan penanggungjawab program kesehatan anak termasuklah
SDIDTK di dalamnyo.
C1 Ada SK nya sebagai pelaksana program SDIDK ada. disini ada
kami bekerjasma dengan LP yang masing masing melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.

2.4 Pelayanan Kesehatan

Matriks 9. Pernyataan Informan tentang Pelayanan Kesehatan Program


SDIDTK Balita
116

Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Upaya pelayanan program SDIDTK itu ee kita mengikuti daripada
kegiatan puskesmas. Jadi Puskesmas itu ada yg UKM nya usaha
kesehatan masyarakatnya, puskesmas turun ke lapangan
pemantauan pemantauan. pemantauan itu mulai dari e posyandu
kemudian pemberian vitamin A kemudian pemantauan pemberian
obat cacing ke sekolah-sekolah dan surveilans kalo misalnya ada
kasus-kasus misalnya kasus gizi buruk, kasus ee bayi resti,
misalnya ada bayi dengan BBLR. Nah, kemudian pertemuan
pertemuan untuk peningkatan kemampuan dari kader kader
posyandu. Ee untuk yg kegiatan UKP pelayanan di Puskesmas ada
ruang konsultasi gizi, ada ruang MTBS, ada ruang imunisasi, ada
pelayanan ee laboratorium, obat. Untuk pelayanan di dalam
puskesmas yg pelayanan SDIDTK nya itu kita ada ruangan tumbuh
kembangnya dan ada petugasnya. Ada alur pelayanannya juga ada.
SOP juga ada.
B1 Menurut kakak ra, pelayanan kesehatan khusus untuk program
SDIDTK ni sangat penting kerena fokusnyo kepada anak anak
calon penerus bangsa. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab
petugas dalam melaksanakan jugo harus ado peran dan pertisipasi
masyarakat yang menjadi penting untuk dapat terlibat aktif
membawa anaknyo ke fasilitas kesehatan baik sehat maupun sakit
agar mendapat pelayanan yg optimal jadi program ini terlaksana
dengan baik jugo dapat berhasil sesuai dengan target yang
ditetapkan baik dari pusat maupun kebijakan daerah.
C1 Disini sayo sebagai pelaksana yoh, saya melakukan kegiatan
SDIDTK setiap hari, bayi datang saya catat, saya periksa kemudian
saya catat dalam buku register kemudian akan dilihat oleh
pemegang programnya.
117

2.5 Supervisi dan Evaluasi


Matriks 10. Pernyataan Informan Tentang Supervisi dan Evaluasi Program
SDIDTK Balita
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di puskesmas dari
kepala puskesmas terhadap e kegiatan yg dipuskesmas itu
dilakukan pertama dilakukan melihat dari laporan kegiatan yg
dilaporkan petugas kepada kepala puskesmas, kepala puskesmas
memberikan penilaian dan melihat capaian kegiatannya kemudian
kalo tidak mencapai kendalanya apa. Setelah diketahui kendalanya
maka akan dicarikan alternatif penyelesaiannya apakah masalahnya
di masyarakat atau petugas atau bagaimana. Kemudian hasilnya
juga disampaikan kepada yang terkait misalnya ee apakah itu dari
imunisasinya atau dari anaknya atau mungkin dari ibunya
kemudian ke petugas promkes juga ee kalo misalnya berkaitan juga
kita tanyakan ke petugas promkesnya. Kalo itu yg dari dalam
puskesmas. Kalo yg dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap ada
dimulai dengan melihat laporan puskesmas yang dikirim dari dinas
kesehatan, jika ada laporan yang tidak lengkap atau kurang jelas
maka dinas kesehatan akan menyampaikan ke puskesmas dan
kepala puskesmas akan menyampaikan ke petugasnya.
118

B1 Kalu di puskesmas ado ra khusus program SDIDTK selalu


dievaluasi setiap setiap bulan dari kapus langsung ke petugas
penanggungjawab. Kalo supervisi dari dinkes biasonyo dak khusus
untuk program SDIDTK sekalian dengan program kesehatan anak
karno SDIDTK include di dalamnyo.
C1 Supervisi sudah dilakukan dengan baik. Dinas Kesehatan
melakukan supervisinya. Kalau evaluasi dilakukan oleh dokter
setiap bulan sekali. Supervisi dilakukan oleh dinas kesehatan yang
khusus program SDIDTK.

2.6 Pencatatan dan Pelaporan

Matriks 11. Pernyataan Informan Tetntang Pencatatan dan pelaporan


Program SDIDTK Balita
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Pencatatan pelayanan program yang di puskesmas untuk yang
kegiatan ee diluar misalnya dari posyandu itu petugas penanggung
jawab program menerima laporan dari petugas yang turun ke
posyandu. Jadi setelah turun ke posyandu petugas membuat laporan
kegiatannya kemudian menyampaikannya ke petugas SDIDTK
atau petugas gizi melalui buku posyandu kemudian direkap oleh
petugas gizi di puskesmas. Dari laporan petugas posyandu tersebut,
petugas gizi membuat laporan gizi, laporan itu dalam bentuk
laporan tertulis setiap bulan kemudian disampaikan ke kepala
puskesmas dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan laporan tersebut.
Ada juga bentuk laporannya dengan dengan aplikasi melalui
internet EPPBGM. Kalo untuk SDIDTK kan karena menyangkut
beberapa program, beberapa penanggung jawab ee sesudah
laporannya itu dibuat oleh penanggung jawab masing-masing baik
itu dari gizi, anak, MTBS itu dikumpulkan dilaporkan ke kepala
119

puskesmas kemudian disampaikan ke Dinas Kesehatan.

B1 Kalu untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan tu laporan


pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan
pelayanan kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan. Untuk
teknis pencatat dan pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan
khususnyo waktu turun ke lapangan dak langsung dicatat sampe
selesai apo yang dikerjokan tapi pada saat hari pelaksanaan.
Harusnyo kan langsung dicatat tapi setelahnyo tetap dicatat dan
tetap dilaporkan ke penanggung jawab oleh Pembina wilayah
masing masing. Kalo untuk kegiatan dalam gedung tiap hari
langsung direkap catatan kunjungannyo.
C1 Pencatatan dan pelaporan ada laporan indikator setiap bulannya
kemudian ada laporan triwulannya akan dikirim ke DKK terus
kalau turun lapangan kami mencatat saja dulu tidak langsung di
kohort terus kami tandai mana yang kira kira ada masalah kami
curigai baru kami isi ke formulir SDIDTK ini.

3. Output

Matriks 12. Pernyataan Informan Tentang Output Program SDIDTK Balita


120

Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Kalo hasil pelayanan SDIDTK di Puskesmas ee pertama berkaitan
dengan peralatan, tapi yang ada di puskesmas e yang sudah e apa
namanya pelayanan yg ada di puskesmas ini sudah sesuai dengan
standar yg sudah kita lakukan baik melalui standar dari pusat
maupun standar dari daerah. Pelayanan ini meliputi dari semuanya
mulai dari di lapangan seperti di posyandu sesuai dengan standar.
Kendalanya di posyandu itu yang pertama peralatan, peralatan itu
seperti alat pengukur berat badan, alat pengukur panjang badan
atau tinggi badan. Alat pengukur berat badan menggunakan
timbangan dacin, nahh timbangan dacin itu kendalanya kalo sesuai
standar harus dikalibrasi setiap tahun tetapi dalam pelaksanaannya
itu hampir tidak pernah dikalibrasi. Jadi pengukuran BB,
pengukuran anak di posyandu itu bisa saja tidak sesuai dengan
sebenarnya, dengan standarnya karena peralatan itu tidak akurat
lagi. Kemudian kurang seperti pengukuran panjang badan bayi itu
sampai ke posyandu itu tidak ada. Kalo untuk pengukuran tinggi
badan bayi anak anak yg sudah bisa berdiri itu ada dengan
menggunakan tempelan, mikrotoise itu tidak semua posyandu
punya. Untuk didalam gedung puskesmas sendiri peralatan ada
cuma sedikit dan kunjungan juga karena dalam pandemi covid
sekarang ini kunjungan agak berkurang ee apa namanya
menghindari kontak kemudian pelayanan juga lebih bersifat dengan
telpon dengan sarana komunikasi jadi tidak langsung berhadapan.
Harapan dan saran dari kami sebagai kepala puskesmas disini yang
pertama yg sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini
terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha
untuk secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada
seperti sarana untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian
sarana-sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor itu bisa
121

menggunakan dari dana BLUD. Kemudian untuk petugas sudah


memenuhi standar kemampuan kompetensi sudah cuma mungkin
perlu ditambah lagi pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya.
Nah, kemudian untuk peralatan yg diposyandu kerena peralatan di
posyandu katakanlah sudah tidak memenuhi persyaratan kerena
tidak di kalibrasi usualan kami agar timbangan tersebut dikalibrasi.
pernah petugas…

B1 Memang masih kurang ra, dak sesuai dengan target yang


ditetapkan selain karno waktu itu kendala kakak yang kurang
fokus karena lagi sibuk kuliah jadi pelaksanaan disini jadi yang
bekerjo biso bagi wilayah tapi karena kondisi tadi akhirnyo bidan
pelaksananyo kerjo dewekla. Selain tu jugo kurangnyo target
pencapaian SDIDTK di puskesmas talang banjar sudah sayo
jelaskan sedikit diatas yo banyak faktor pendukung agar program
ini berjalan dengan baik harusnyo bilo balita tidak datang maunyo
kan kito sweeping iyoo mudah mudahan untuk tahun ini dan
kedepannyo kami lebih memperhatikan lagi pelaksanaan program
ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehingga target yang
ditetapkan dapat dipenuhi
C1 Mungkin saya sebagai pelaksana mungkin saya merasa kurang
maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya ee seperti apa
karena saya belum terlatih terus e saran saya mungkin ada
pelatihan-pelatihan untuk yang belum mengikuti pelatihan
kemudian sosialisasi ke masyarakat itu sendiri mm bagaimana
tentang SDIDTK itu agar masyarkat tau masalah masalah yg timbul
pada bayi dan balita jadi secara dini mereka membawa anaknya ke
puskesmas jadi kalo ada penyimpangan penyimpangan itu harus
122

tau secara dini dulu jadi semakin cepat penanganan yang akan di
lakukan pada anak tersebut.

B. IBU YANG MEMILIKI BALITA

Matriks 13. Pernyataan Informan tentang Program SDIDTK Balita

Informan
(Kode) Pernyataan
D1 Kalau stimulasi ni, kalau dari kegiatan puskesmas sendiri kan
jarang ikut. Jadi Cuman pas saat imunisasi aja ikut gitu na. Kalo
program - programnya kurang ini sih kurang tau gitu untuk saya
sendiri yo. Tp kl ada imunisasi atau apa pasti di informasikan
samo petugasnyo. Kl ada imunisasi tambahan atau apa pasti
diinformasikan ke saya. Kl programnya sedetail apa saya tidak
paham.
D2 Baiklah, baik la bu. Baik la kayak gitu la. Anaknya sehat. Kasih
makan, Kasih bermain.
D3 Kurang tau bu.
D4 Stimulasi perkembangan anak itu kan? Perkembangan anak itu
biasanya kl sudah 6 bulan sudah bisa apa. Sudah bisa genggam
apa gitu. 9 bulan sudah bisa apa. Gunanya ya untuk kita jugo la
biar bisa kita supaya kita bisa meneliti anak, sudah bisa dak.
D5 Ga tau, tujuan juga ga tau. Disini dak pernah main.

Matriks 14. Pernyataan Informan tentang Pelaksanaan SDIDTK Balita di


Puskesmas

Informan
Pernyataan
(Kode)
123

D1 Ya bagus la. Kadang saya suka lupa. Dari pemberitahuan


petugasnya itu bagus sih. Kadang dari RT ado jugo ngasih tau ke
saya apo ini nyo, informasi2 nya ini. Menurut saya pelayanannya
Bagus jugo. Informasi2 selalu dikasih gitu.
D2 Baiklah.
D3 Baik. Bagus. Saat kita imunisasi anak cara melayaninya, cara itu
la,cara anu anak kita gitu la saat imunisasi, pengarahannya gitu .
D4 Cukup bagus. Bagusnya tu kayak anak main, kita ngantrikan, ada
nomor antriannyo. Dak begitu lama jugo sih nunggunyo. Untuk
Pelayanannyo bagus jugo.
D5 Mungkin ditalang banjar ni dak terlalu lama bu, kami baru pindah
kesini setahun bu.

Matriks 15. Pernyataan Informan Tentang Peran Petugas Dalam


Melaksanakan Program SDIDTK Balita

Informan
(Kode) Pernyataan
D1 Arahnya ke bagus atau apo yo? Bagus semua. Welcome dengan
anak kecik. Kalo bawa sama anak Sabar. Sabar semua la.
D2 Mendukung.
124

D3 Baiklah. Bagus gitu kan. Cara penyampaian. Cara dio komunikasi


kekurangan anak kelebihan anak kurang ini kurang ini. Sebisa kita
bisa, kita lakukan.
D4 Bagus juga la. Petugasnyo kan dak 1 satu orang, ado 2 orang.
Kadang dibantu jugo kayaknya tu. Diliatin.
D5 Biaso bu.

Matrik 16. Pernyataan Informan Tentang Pengalaman Pelaksanaan


Program SDIDTK Balita

Informan
Pernyataan
(Kode)
D1 Karena apa ya saya ni kadang saya ini suka pelupa ikut2 itu tu.
Informasinya bagus semua ya, yang dikasih itu.Cuma saya nya ini,
saya pribadi pelupa ya dak mengingat itu. Kalo dia ngasih
penjelasan lebih detail2 gitu na. Ilmu nya tu beda, jadi sebentar aja
dah ini, tapi bagus la ngasih informasinya tu. Apa ini pertumbuhan
anak tu sampai dimana ini itunya tu sesuai umur. Kalau arahannya
saya lupa lagi.
D2 Senang
D3 Pengalamannya tu ngikuti anak main tadi. Liat kembang apo
tumbuh kembang anak itu.
D4 Mengarahkan terus la. Kayak kita imunisasi, bu, bulan depan
imunisasi ini lagi ya. Untuk saat ini sih bagus - bagus bae sih
pengalamannyo. Dak ado kek mano-manonyo. Palingan kami
nanyo kayak sekarang petugasnyo anak sudah biso apo kayak
gitu–gitu. Puas bu. Alhamdulillah puas.
D5 Main kadang2 ada buku, ado belajar A, B pake buku.
125

Matriks 17. Pernyataan Informan Tentang Ada Atau Tidak Adanya


Pencatatan Dilembar Perkembangan Buku KIA Milik
Informan

Informan
Pernyataan
(Kode)
D1 Lembar pemantauan ya, berat badan. Cuma ditulis ini nya be.
Kalo perkembangan di sampaikan. Kadang kita juga baca sendiri
sih. Kadang anak umur segini sudah bisa apa. Kadang sudah lewat
sini ada yang lebih mengejutkan. Yang namanya perkembangan
anak kan dak bisa kita ini…
D2 Dicatat la bu. Ada timbangannya. Ada bu, perkembangannya.
D3 Ada sih.
D4 Untuk yang sekarang iyo. Kalau yang pertamo idak. Kalau yang
sekarang iyo. Kayak 3 bulan tu sudah biso apo kayak gitu.
Sekarang kan 5 bulan sudah bisa genggam mainan.
D5 Ado bu.

Lampiran 5. Transkrip Wawancara Dengan Informan

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN A1

P Ini terkait dengan kebijakan. Apa yang menjadi acuan dalam


pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas?
126

A1 Acuannya ya bu ya?

P Iya

A1 Kalo acuannya SDIDTK itu yang pertama dari pusat, eee… indikator –
indikator dari pusat angka kematian ibu, angka kematian bayi, terus eee
stunting, terus kemudian eee… apa namanya status gizi balita, berapo
yang gizi baik, yang gizi kurang, yang gizi buruk. Mengikuti eee standar
dari pusat, dari kemenkes. dan mengikuti standar yang baik dari provinsi
maupun dinas kota.

P Terimakasih ya pak ya. Nah, kemudian terkait dengan SDIDTK ini ya


kan, eee seharusnya segala kegiatan apapun itu terutama pada fokus kita
pada pagi hari ini yaitu tentang SDIDTK, apakah eee… standar
operasional pelayanannya ada tau enggak?

A1 SOP, SOP ada.

P Ada ya pak ya.

P Nah, yang ketiga lagi pak ya, bagaimana dengan sumber daya
manusianya? Bagaimana menurut bapak tentang SDM dalam
pelaksanaan program SDIDTK balita ini?

A1 SDM nyo yo?

P Iya
127

A1 SDMnyo mulai dari, kalo petugas penanggung jawab program itu bidan,
bidan pendidikannya D3. Kalo untuk yang MTBS kalo ga salah sudah
pernah mengikuti pelatihan MTBS. Untuk petugas gizi itu D3 juga
eee… pelatihan – pelatihannya dia ada ikut pertemuan – pertemuan
untuk eee… deteksi tumbuh kembang juga sudah ada pertemuan –
pertemuan kemudian untuk dokternya dokternya dokter umum eee…
sudah ada pertemuan tentang MTBS, kalo saya sendiri sekarang kan jadi
fungsional sudah pernah ikut pelatihan gizi buruk, pernah pelatihan
MTBS eee… sudah pernah ikut pertemuan tentang PONED eee… jadi
secara umum untuk sumber dayanya sudah cukup menurut saya disini.

P sudah cukup ya pak?

A1 Aaaaaa….

P Nah, terkait dengan dana.

A1 Eemmm…

P Tentunya dana ini mempengaruhi segala eee… kegiatan – kegiatan yang


ada di program – program masing – masing. Sehubungan dengan ini
SDIDTK eee apakah ada dana untuk penunjang programnya?

A1 Dana untuk eee…

P Dana untuk SDIDTK. Adakah dari pusat? Apakah dari APBD daerah?

A1 Kalau untuk puskesmas dana untuk kegiatan SDIDTK itu eee…


semuanya berasal dari dana BOK. Dana BOK itu dari provinsi atau
128

mana ya saya ga tau.

P Dari pusat.

A1 Ya itu, menggunakan dana BOK. Terus untuk dana dari APBD Kota
eee… saya rasa sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih ke penunjangnya
seperti untuk ATK, Untuk eee peralatan kantornya.

P Nah tentunya seperti yang bapak sampaikan itu berarti ada ya pak
dananya?

A1 Ada.

P Nah terkait dengan sarana dan prasarana, bagaimana sarana dan


prasarana untuk mendukung pelaksanaan program SDIDTK balita
diwilayah kerja Puskesmas Talang Banjar ini?

A1 Sarana, sarana untuk di dipuskesmas eee… sarananya eee… kalau


menurut saya masih belum lengkap bu ya. masih belum lengkap. Eee…
untuk melengkapinya itu kami mengusulkannya melalui dinas kesehatan
dan eee berusaha juga dari dana BLUD kalo misalnya bisa dari dinas
ataupun dari pusat ada bantuan, tapi kami tidak memakai dana BLUD
tapi kalau misalnya dari eee… pemkot atau dari pusat tidak ada, kami
mencoba memake dana menggunakan dana BLUD.

P Berarti tadi bapak sampaikan masih

A1 Kurang.
129

P Kurang?

A1 Hmmm

P Nah kalo boleh saya tau, yang sudah ada itu, kira – kira apa pak?

A1 Kalau untuk sarana program SDIDTK itu eee sarananya perlengkapan


untuk untuk eee… pengukuran status gizi balita itu timbangan –
timbangan, kemudian pengukur tinggi badan sudah ada tapi jumlah tidak
cukup. Tidak cukup karena untuk pelayanan di pustu ataupun sampai
posyandu itu tidak cukup peralatannya. Kalau untuk peralatan di di
puskesmas sendiri eee… juga tidak cukup karena cuma ada satu atau
dua alat, jadi ruang lain juga perlu jadi ada tapi tidak cukup.

P Tidak cukup ya?

A1 Ya

P Terkait dengn proses, apakah ada POA untuk pelaksanaan SDIDTK di


Puskesmas? Ada?

A1 Ada. Eee… POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun. POA nya itu
terbagi kedalam eee… kegiatan pokok puskesmas. jadi kegiatan pokok
puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada POA nya sendiri,
dibikin programnya baik dari kesehatan ibunya maupun kesehatan anak,
kemudian dari program gizi mempunya POA sendiri itu untuk eee… apa
namanya diusulkan setiap tahunnya. Kemudian dari promkes juga,
karena sedikit banyak berkaitan dengan promkes jadi itu termasuk.
Sudah ada POAnya.
130

P Nah, ini yang menjadi pertanyaan kami terkait SDIDTK ini kan hanya
sebagian dari program yang ada di Puskesmas, nah apakah jadwal
lokakarya mini dilaksanakan di puskesmas?

A1 Untuk lokakarya mini dilaksanakan tapi tidak tidak rutin karena kondisi
dari pandemik covid tahun ini dan tahun kemarin jadi tidak rutin
dilaksanakan. Biasanya itu dilaksanakan secara rutin tapi untuk
perencanaan dan evaluasi program biasanya kami langsung ke
petugasnya. Tidak bisa melaksanakan bersama – sama dengan teman
lainnya. Gitu.

P Ok. Gitu aja ya pak ya. Kemudian bagaimana pengorganisasian untuk


program SDIDTK di Puskesmas kita ini pak?

A1 Kalo untuk pengorgnisasian eee… SKnya, kalo untuk SK nya


kemungkinan belum ada secara khusus, khusus untuk program
SDIDTKnya belum ada.

P Bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Puskesmas


khususnya program SDIDTK pak? bagaimana upaya kita?
131

A1 Upaya pelayanan program SDIDTK itu eee… kita meliputi daripada


kegiatan puskesmas. Jadi puskesmas itu ada yang UKMnya. Usaha
Kesehatan Masyarakatnya, jadi puskesmas turun kelapangan melakukan
pemantauan – pemantauan. Pemantauan itu mulai dari posyandu,
kemudian pemberian vitamin A, kemudian pemantauan pemberian obat
cacing di sekolah – sekolah dan kemudian misalnya kalau ada kasus –
kasus seperti gizi buruk eee… bayi resti misalnya, eee… bayi dengan
BBLR nah kemudian eee… pertemuan – pertemuan untuk peningkatan
kemampuan dari kader posyandu eee… untuk kegiatan yang UKP
pelayanan yang di dalam puskesmas itu ada kita. Ada ruang konsultasi
gizi, ada ruang MTBS, ada ruang imunisasi, ada ruang pelayanan eee…
laboratorium. Untuk pelayanan didalam Puskesmas yang untuk
pelayanan SDIDTKnya itu kita ada ruang tumbuh kembang dan ada
petugasnya, ada alur pelayanannya juga ada, eee… SOPnya ada tadikan?
SOP juga ada.

P Terkait dengan supervisi dan evaluasi, tentunya kegiatan ini


dilaksanakan oleh petugas anak ya pak ya. Bagaimana supervisi dan
evaluasi yang dilakukan pada program SDIDTK Balita di Kota Jambi
khususnya di Puskesmas Talang banjar ini? Ini sebagai peran bapak
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh petugas – petugas kita.
132

A1 Untuk evaluasi daripada kegiatan SDIDTK di Puskesmas dari Kepala


Puskesmas terhadap kegiatan di Puskesmas yang dilakukan pertama
dengan melihat dari laporan. Dari laporan kegiatan yang dilaporkan
petugas kepada kepala puskesmas, Kepala Puskesmas melakukan
penilaian kemudian melihat pencapaian kegiatannya dan misalnya tidak
mencapai kendalanya apa? Kemudian sesudah diketahui kendalanya
maka akan dicarikan alternatif penyelesaiannya apa apa. Apakah
masalahnya dimasyarakat atau dipetugas atau bagaimana. Nah,
kemudian, hasilnya juga disampaikan kepada terkait misalnya apakah
dari imunisasinya atau misalnya dari anaknya atau dari ibunya .itu yang
didalam puskesmas. Kalo yang dari dinas kesehatan itu pembinaan tetap
ada dari dinas kesehatan juga dimulai dari dengan melihat laporan –
laporan puskesmas yang dikirim ke Dinas Kesehatan. Ntah ada
laporannya itu yang tidak lengkap kalau misalnya eee… kurang jelas
maka Dinas Kesehatan akan menyampaikan ke Puskesmas dan Kepala
Puskesmas akan menyampaikan ke petugasnya.

P Ok. Nah, sebagian terkait dengan pencatatan dan pelaporan sebagian


sudah bapak sampaikan. Tentunya disini kami mau mendapatkan lebih
spesifik bagaimana pencatatan dan pelaporan pelaksanaan program
SDIDTK Balita?
133

A1 Pencatatan pelayanan programnya di puskesmas, untuk yang kegiatan


eee… diluar dari posyandu itu eee… petugas, petugas penanggung
jawab program itu menerima laporan dari petugas yang turun ke
posyandu. Jadi petugas yang sudah turun ke posyandu membuat
laporannya lalu menyampaikan laporannya ke petugas SDIDTK, petugas
gizi melalui buku posyandu kemudian direkap oleh petugas gizi
puskesmas. Dari laporan petugas posyandu tersebut, petugas gizi
membuat laporan gizi, laporan itu dalam bentuk laporan tertulis setiap
bulan kemudian disampaikan ke kepala puskesmas kemudian
disampaikan ke Dinas Kesehatan. Laporan tersebut. Ada juga
laporannya dalam bentuk dengan aplikasi melalui internet yang
SDIDTK karena menyangkut beberapa program, beberapa penanggung
jawab, eee… sesudah laporannya itu dibuat oleh penanggung jawabnya
masing – masing dari gizi, anak, MTBS, dikumpulkan ke Kepala
Puskesmas terus dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

P Ini terkait dengan output pelaksanaan program SDIDDK

A1 Hmmmm…

P Bagaimana menurut bapak tentang cakupan balita yang mendapatkan


pelayanan SDIDTK yang sesuai dengan standar di Puskesmas yang
bapak pimpin?
134

A1 Kalo eee… hasil pelayanan SDIDTK di puskesmas eee… itu pertama


berkaitan dengan peralatan tapi yang ada di puskesmas yang sudah
eee… apa namanya pelayanan yang ada di puskesmas ini sudah
memenuhi sesuai dengan standar yang ditetapkan baik melalui standar
dari pusat maupun standar dari daerah. Pelayanan ini meliputi semuanya
seperti diluar lapangan seperti posyandu eee… sesuai dengan standar.
Kendalanya diposyandu itu peralatan. Yang pertama peralatan itu seperti
alat pengukur berat badan, alat pengukur panjang badan atau tinggi
badan. Alat pengukur berat badan menggunakan timbangan dacin. Nah,
timbangan dacin itu kendalanya kalo sesuai standar harus dikalibrasi
setiap tahun, tapi dalam pelaksanaannya itu eee… hampir tidak pernah
dikalibrasi, jadi eee… pengukuran berat badan, pengukuran anak di
posyandu itu bisa saja tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Yang
standarnya, karena peralatannya tidak akurat lagi, karena tidak
dikalibrasi ataupun tidak ini. Kemudian kurang seperti pengukuran
panjang badan bayi kita tidak punya diposyandu kita tidak ada. Kalo
untuk pengukuran tinggi badan untuk anak – anak yang bisa berdiri itu
ada dengan menggunakan tempelan tapi tidak semua posyandu punya.
Untuk di dalam gedung puskesmas sendiri, peralatannya itu ada tapi
cuman sedikit dan kunjungannya karena dalam sekarang ini pandemik
covid juga kunjungan agak berkurang. Karena eee… eee… apa namanya
eee… menghindari kontak supaya tidak tertular, terus juga pelayanan
juga lebih banyak bersifat dengan telpon atau sarana komunikasi jadi
tidak langsung.

P Kemudian bagaimana saran bapak berkaitan dengan pelaksanaan


program SDIDTK balita di Puskesmas Talang Banjar dengan
permasalahan – permasalahan baik itu terkait sarana dan prasarana
dilapangan dan juga dipuskesmas? Harapan bapak terhadap petugas
135

dengan kekurangan sarana prasarana ini? Apa yang sudah dan akan
bapak lakukan?

A1 Harapan dan saran dari kami sebagai Kepala Puskesmas sini yang
pertama yang sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini
terutama dari segi sarana. Dari sarana puskesmas berusaha secara
mandiri untuk melengkapi peralatan yang ada seperti sarana untuk
pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan kemudian eee…
sarana – sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor, bisa
menggunakan dana dari BLUD. Kemudian untuk petugas mungkin
eee… apa namanya petugas sudah memenuhi standar kompetensi. Cuma
mungkin perlu ditambah pelatihan – pelatihan untuk menambah
kemampuannya. Nah, kemudian untuk peralatan yang di posyandu
karena perlayanan di posyandu itu sudah tidak memenuhi standar karena
tidak dikalibrasi. Usulan kami agar timbangan – timbangan itu
dikalibarasikan. Dulu pernah petugas kami me, eee… apa namanya
mengusulkan ke kantor lurah supaya timbangan – timbangan itu semua
dikalibrasi ke tempat dinas metrologi supaya alatnya menjadi lebih
akurat. Kemudian untuk peralatan lainnya seperti pengukur panjng
badan atau pengukur tinggi badan itu kami juga usulkan baik dari kantor
lurah karena mereka punya dana kemudian juga melalui dinas kesehatan.
Kalo dari puskesmas memang belum bisa untuk menganggarkan ke
posyandu – posyandu.

P Terima kasih atas penjelasan – penjelasan bapak terkait dengan


pelaksanaan program SDIDTK yang ada di Puskesmas Talang Banjar
demikian juga capaian dan harapan – harapan yang kita inginkan dalam
pelayanan SDIDTK di puskesmas talang banjar. Semoga dengan adanya
permasalahan khususnya sarana dan prasarana ini bisa kita mungkin
nanti, eee… atau kita usulkan untuk anggaran tahun berikutnya.
136

P Ya mungkin hanya itu yang sang bisa saya sampaikan, sekali saya saya
ucapkan terimakasih kepada bapak karena sudah meluangkan waktunya
untuk memberikan waktu guna melakukan wawancara pada pagi hari
ini.

A1 Sama – sama

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN B1

P Selamat siang bu.

B1 Siang.

P Terima kasih atas kesediaan ibu meluangkan waktu bersedia


diwawancarai terkait pelaksanaan Stimulasi Deteksi Intervensi Dini
Tumbuh Kembang atau yang selalu disingkat dengan SDIDTK Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi tahun 2020. Pastinya semua
jawaban mendapat pengalaman serta saran dan komentar yang akan ibu
sampaikan sangat bermanfaat untuk penelitian yang akan saya lakukan
dan saya jamin kerahasiaannya bu. Terlebih dahulu izinkan saya
memperkenalkan diri bu, saya Esra Lasmarida mahasiswa dari
Universitas Jambi. Saat ini saya di semester 4 untuk menyelesaikan
penelitian saya dan saya hadir disini untuk mewawancari ibu, menggali
informasi dan tanggapan ibu khususnya mengenai SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar. Boleh kita mulai wawancaranya bu ya? Di Puskesmas
Talang Banjar ini ada program SDIDTK yang pada balita di wilayah
kerja puskesmas. Apa yang menjadi dasar atau acuan dalam pelaksanaan
program yang ibu jalankan?
137

B1 Saya rasa kalau Program SDIDTK ini merupakan dasar dari program
kesehatan anak mampu menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini mengacu
kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman SDIDTK dan standar
pelayanan minimal SPM Nomor 43 Tahun 2016. Selain itu ada jugo buku
standar operasional pelayanan atau SOP.

P Ada ya bu yo? Kemudian bu, selanjutnya bu, setelah adanya dasar atau
acuan yang ibu sebutkan tadi kan suatu program biasanya akan berjalan
dengan baik jika ada penguatan sistem sehingga pembuatan peraturan
pendukung seperti SOP, standar operasional prosedur dan pedoman untuk
pelaksanaan program SDIDTKnya berjalan dengan baik. bagaimanadi
Puskesmas Talang Banjar bu? Untuk SOP dan buku pedomannya masing
– masing ada juga ya ?

B1 Kalau SOP ado, buku pedoman jugo ado. Pernah di bagi dari Dinas.
Dipegang oleh petugas masing – masing.

P Ado yo bu di bagi yo? Kalo SOP ada juga ya bu. Bagaimana pendapat ibu
untuk sumber daya manusia yang menjalankan program SDIDTK di
Puskesmas ini?

B1 Kalo SDM nyo tu belum cukup, Ra. Apolagi kalau turun kelapangan
Puskesmas ni hanya kakak yang sudah pernah tersosialisasi.

P Ooo… kakak yang sudah pernah. Baru kakak sendiri yo kak?

B1 Yo, waktu tu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami tidak dapat
sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadakan orientasi
SDIDTK, jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak sosilisasi
138

jugo di lokmin ke semua petugas terutama pelaksana SDIDTK yang


mengerjokan membantu kakak di ruangan tumbang.

P Berarti untuk kakak sudah pernah dilatih, tapi sertifikatnyo dak ado. Dak
dapat yo kak yo? Terus gini kak kita tahu kan bahwa melaksanakan suatu
kegiatan tuh pastinya membutuhkan pembiayaan atau dana yang juga
mempengaruhi segala kegiatan untuk masing – masing program SDIDTK
kalau boleh saya tahu kak biso dak dijelaskan untuk dana penunjang
untuk program SDIDTK ini?

B1 Kalo karena ini termasuk dalam program kesehatan anak, dana sudah
include dalam program itu dananya dari BOK. Cukuplah.

P Cukup yo kak yo? Bagaimana dengan sarana dan prasarana kak yang
mendukung program SDIDTK di puskesmas khususnya di ruangan
tumbuh kembang yang kakak tanggung jawabi?

B1 Kalo sarana prasarana tu memadai dan masih bisa digunakan tapi


jumlahnya tidak cukup, Ra. Apo lagi untuk kalo kito mau turun
posyandu, ee peralatan timbangan, pengukur tinggi badan dak ado jadi
dibawala yang dari puskesmas. Kalo ruang khusus, yo inilah ruangannyo,
Ra. Jadi untuk peralatan di ruangan cukup kak yo, hanya pada saat turun
kelapangan kurang. jadi alat yang didalam ruangan ini yang di bawa ke
posyandu.

P Kayak gitu kak ya? Selanjutnya kak untuk suatu kegiatan biasanya juga
ada perencanaan, selain dana ada perencanaan agar fungsi menajemennya
dilaksanakan dengan baik. Bagaimana untuk pelaksanan program
SDIDTKnya disini kak? Eee… perencanaannya?
139

B1 Kalau perencanaan tu ra dibuat la setiap tahun. Rencana Usulan Kegiatan


(RUK), dan jugo ado Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).

P Boleh saya lihat nanti ya kak dokumennya. Selanjutnya kak SDIDTK ini
hanya satu program di puskesmas ini banyak program lain bagaimana
eee… untuk pelaksanaan lokakarya mini kak? Apakah ada eee…
pelaksanan lokmin untuk program SDIDTK ini?

B1 Kalo sebelum Pandemi ni, kami tiap bulan lokakarya mini, Ra. Tapi
semenjak korona ni tiap tigo bulan. Setelah selesai pelayanan Puskesmas
tapi kadang tidak semuo pegawai jugo yang ngikuti karena ado yang lagi
turun lapangan, posyandu, pokoknyo banyaklah kendalonyo. Jadi, kadang
dak semua masalah tu kendala program tu tersampaikan. Tapi biasonyo
kepala puskesmas tu evaluasi program langsung ke petugasnyo masing –
masing. Kalo duo tahun ni memang kakak dak fokus ke program ra,
karno kakak lagi kuliah.

P Ooo, kakak lagi kuliah yo kak? Jadi kalo lokmin tetap terlaksana hanya
karena korona ni agak waktunyo ngulur yo kak yo? Biaso setiap bulan
jadi tigo bulan. Ok kak. Selanjutnya sebagai penanggung jawab program
SDIDTK. Bagaimana menurut kakak pengorganisasian untuk program
ini? Karena kita kan tahu hal yang paling pokok dalam fungsi
pengorganisasian adalah bisa adanya pembagian tugas yang jelas.
Menurut kakak gimana kak?

B1 Kalo kami ado SK penunjukkan tugas, Ra dari Kapus. Kakak sebagai


bidan penanggung jawab program kesehatan anak termasuk la SDIDTK
didalamnyo.
140

P Biso kami liat jugo nanti yo kak?

B1 Yo boleh.

P Selanjutnyo kak, untuk menjamin suatu eee… kegiatan atau suatu


rencana kegiatan tuh dibuat setelah dilaksanakan sesuai dengan yang
ditetapkan seharusnya dilakukan supervisi dan evluasi yo kak yo.
Bagaimana pelaksanaan di Puskesmas Talang Banjar ini? Supervisi dan
evaluasinya khusus untuk program SDIDTK?

B1 Kalo di Puskesmas ado, Ra. Khusus program SDIDTK selalu di evaluasi


setiap bulan. Kalo supervisi dari Dinkes biasonyo dak khusus untuk
program SDIDTK, sekalian dengan program kesehatan anak karno
SDIDTK itu didalamnyo.

P Berarti untuk program ini setiap bulan selalu di evaluasi? Biasonyo yang
evaluasi siapo yo kak yo?

B1 Dari Kapus langsung la.

P Berarti dari Kapus ke berarti ke petugas penanggung jawab SDIDTK.


Selanjutnya terkait pencatatan pelaporan kami juga ingin melihat dan
mengetahui mengenai pencatatan pelaporan untuk program SDIDTK.
Bisa kakak jelaskan sedikit kak bagaimana pencatatan dan pelaporannya?

B1 Kalo untuk program SDIDTK ni kami ado duo laporan. Laporan


pelayanan kesehatan anak dilaporkan tiap bulan dan laporan pelayanan
kesehatan keluarga dilaporkan setiap triwulan. Untuk teknis pencatatan
dan pelaporan tu biasonyo setelah pelayanan khususnya setelah turun ke
141

lapangan dan langsung dicatat sampai selesai apo yang dikerjokan pada
saat hari pelaksanaan. seharusnyokan langsung dicatat. Tapi setelahnyo
tetap dicatat dan tetap dilaporkan ke penanggung jawab. Kalo untuk
kegiatan dalam gedung tiap hari langsung direkap catatan kunjungannyo.

P Oooo… berarti untuk dalam gedung direkap langsung, yang untuk


posyandu seperti turun lapangan itu pada besok harinya atau pada akhir
bulan mungkin kak?

B1 Dilakukan pencatatan nanti Pembina wilayah melaporkan ke sayo selaku


PJ program.

P Selanjutnya kak sebagai penanggung jawab program SDIDTK,


bagaimana pendapatnya tentang cakupan balita di wilayah kerja
Puskesmas talang banjar ini untuk ee mendapatkan pelayanan SDIDTK?

B1 Masih kurang, Ra. Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Selain
karena waktu itu terkendalo kakak yang kurang fokus kareno lagi sibuk
kuliah jadi pelaksanaan disini jadi

P Agak menurun yo kak?

B1 Iyo. Yang bekerjo biaso bagi wilayah. Tapi karno kondisi tadi akhirnyo
bidan pelaksanonyo kerjo dewekla. Selain itu jugo kurangnya target
puskesmas talang banjar sudah saya jelaskan sedikit diatas yo banyak
faktor pendukung agar program ini berjalan dengan baik. Harusnyo bila
balita tidak datang maunyo kan kito sweeping. Yo, mudah – mudahan
untuk tahun ini dan kedepannyo kami lebih memerhatikan pelaksanaan
SDIDTK ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehinggo target
yang ditetapkan dapat terpenuhi.
142

P Ok kak, untuk pertanyaan terakhir ni kak, dari sekian banyak atau cukup
banyak yang saya dapatkan informasi dan penjelasan dari kata program
SDIDTK ini terakhir yang saya ingin tanyakan sampai tanyakan kepada
kakak, apakah saran – saran adakah saran kakak untuk kemajuan program
SDIDTK khususnya saran untuk Puskesmas Talang Banjar ini atau untuk
Dinas Kesehatan terkait program ini?

B1 Menurut sayo, sarannyo tu adola apo pelatihan atau sosialisasi itu jangan
terputus, berkesinambungan jadi biso nanti bukan hanya PJ program saja
yang mendapat sosialisasi SDIDTK dan jugo kalo biso ado kader – kader
posyandu secara bergantian jugo bisa jadi lebih mendalam, mengerti apa
itu SDIDTK.

P Ooo… berarti usulannyo supayo kader jugo dilatih gitu kak yo, supaya
jadi perpanjangan tangan. trus kalo boleh tau ni kak, eee… pelatihannyo
tu kak, maunyo satu tahun sekali ada pelatihan atau gimana kak?

B1 Yo, kalo biso dlm kurun waktu satu tahun. Apo lagi kader tu kan dari
sekian banyak posyandu biso secara bergantian.

P Ok. Baik kak, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk mewawancarai kakak. Apabila masih ada ee hal yang
kurang terkait pelaksanaan SDIDTK yang masih perlu saya tanyakan
saya bisa kembali lagi ke kakak, menghubungi kakak, dan kembali lagi
ke sini untuk bertanya langsung. Terimakasih kak. Selamat siang.
143

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN C1

P Selamat Pagi, bu.

C1 Selamat pagi.

P Terima kasih atas waktu yang diberikan oleh ibu untuk saya wawancarai
hari ini terkait dengan skripsi saya yang saya angkat yaitu mengenai
program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang atau
SDIDTK khususnya di Puskesmas Talang Banjar. Boleh saya mulai
wawancara kita bu?

C1 Boleh.

P Baik. Eee… untuk yang pertama, maaf dengan ibu siapa ya bu?

C1 Dengan ibu Lenny.

P Terima Kasih bu. Dipuskesmas Talang Banjar ini yang menjadi acuan
pelaksanaan program SDIDTKnya apa bu?

C1 Eee… program SDIDTK ini dikerjakan berdasarkan ada buku pedoman


mengenai SDIDTK eee… itu ada SOP nya di Puskesmas.

P Buku pedoman dan SOP. Untuk SOP nya bu, yang terkait dengan program
ini bagaimana bu?
144

C1 Eee… SOP SOP SDIDTK ni ada kami berisi alur kegiatan dari dari
pelaksanaan kegiatannya dan prosedur kegiatannya eee… kemudian kalo
buku pedomannya disini ada berisi tentng KPSP eee… pemeriksaan
tumbuh kembang eee ada pemeriksaan daya lihat eee dan lain – lain.

P Ooo, begitu. Berarti di SDIDTK ada buku pedoman khusus ya bu?

C1 Ya, ada.

P Baik bu. Untuk tenaga nih bu, sumber daya manusianya menurut ibu,
untuk pelaksanaan SDIDTK ini bagaimana sumber daya manusia atau
tenaga di Puskesmas ini bu?

C1 Eee… saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belum pernah
pelatihan tapi disini ada eee… pemegang programnya sudah pernah
pelatihan SDIDTK. Eee… sudah ada petugasnya eee… petugasnya juga
pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK pada
kami melalui lokmin.

P Ooo gitu. Kalo mengenai dana bu, dana penunjang untuk program
SDIDTK di Puskesmas ini apakah ada tau tidak? Atau bagaimana bu?

C1 Ada. Pake dana BOK. Kurang lebih kami di POA eee… pelaksanaan
kegiatannya kami eee… apa program anak kami sekitar 20 jutaan didalam
dana BOK. Untuk kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6
jutaan.

P Berarti untuk program SDIDTK itu masuk ke dana pelayanan anak ya bu?
145

C1 Ya, dana kesehatan anak.

P Ooo, bagaimana dengan sarana dan prasarananya bu? Yang mendukung


pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar ini?

C1 Eee,,, kalo sarana dan prasarana cukup memadai, sudah tersedia dapat
bantuan juga dari dinas ya, sudah lengkap ya. Disini kami pake ada
timbangan, pengukur tinggi badan, eee,,, kartu E, kemudian ada mainan –
mainan anak.

P Nanti boleh saya lihat ya bu? Atau boleh saya foto?

C1 Boleh, boleh.

P Untuk tadi seperti yang ibu katakan ada RUK, ada RPK ya bu ya?

C1 Ya

P Itu yang saya tahu itu termasuk dalam POA (Plan Of Action) untuk
pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas ini ada ga bu?

C1 Eee kami punya POA, RUK, dan RPKnya. Eee didalam gedung ini kami
melakukannya bekerja sama dengan lintas program. Eee… pertama
promkes, petugas gizi, gigi, kemudian ada jugo dokter kalo misalnya ada
masalah – masalah yang ditemukan pada bayi kami konsultasikan pada
dokter. Kemudian ada juga kegiatan diluar gedung itu bekerja sama
dengan lintas program. Kami punya sekolah. Sekolah KB, PAUD dan Tk
tu sekitar 18 TK dan PAUD.
146

P Banyak ya bu di wilayah ini berarti ada 18 TK dan PAUD. Gabungan itu


sudah yo bu?

C1 Yo.

P Untuk pelaksanaan lokmin di Puskesmas bagaimana bu?

C1 Eee… mungkin karena korona ni ya, lokmin kami biasa setiap bulan, eee
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya. Ini melibatkan
semua program dan staf Puskesmas. eee… itu membahas tentang masalah
– masalah yang ditemukan di Puskesmas.

P Masalah program gitu ya?

C1 Masalah program.

P Dibahas bersama bu?

C1 Ya, bersama.

P Bagaimana selanjutnya untuk pengorganisasiannya bu, khususnya untuk


program SDIDTK ini. Maksud saya disini pengorganisasian bu, apakah
ada SK penunjukkan pelaksana untuk petugas atau bagaimana?

C1 Eee… ada SK nya. Eee sebagai pelaksana program SDIDTK ada. Disini
ada kami eee… bekerja sama dengan lintas program yang masing –
masing melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawabnya masing –
masing.
147

P Berarti sudah terkoordinir dengan baik yo bu untuk program ini?

C1 Insyaallah.

P Selanjutnya bagaimana upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan


Puskesmas Talang Banjar khususnya untuk pelaksanaan program
SDIDTK bu?

C1 Disini saya sebagai pelaksana yo, saya melakukan kegiatan SDIDTK ni


setiap hari, eee… pas bayi datang saya catat, saya periksa, terus saya catat
dalam buku register nanti akan dilihat oleh pemegang programnya.

P Berarti ibu mencatat kemudian ibu melaporkannya lagi ke penanggung


jawab ya bu?

C1 Iya

P Baik bu. Kemudian untuk supervisi dan evaluasi bu, Baik di Puskesmas
ini sendiri maupun dari Dinas Kesehatan menurut pendapat ibu sendiri
bagaimana?

C1 Supervisi sudah dilakukan dengan baik eee… Dinas Kesehatan sudah


melakukan supervisinya eee… kalo evaluasi dilakukan oleh dokter tiap
bulan setiap bulan sekali. Supervisi sudah dilakukan dinas kesehatan yang
khusus program SDIDTK.

P Baik bu. Kalau untuk tadi bu, untuk pencatatan dan pelaporannya bu,
tolong dijelaskan kembali bu, bagaimana alurnya atau bagaimana
pelaksanaannya di Puskesmas Talang Banjar ini bu?
148

C1 Eee… pencatatan pelaporan itu ada setiap bulan, laporan indikator tiap
bulannya, eee… kemudian ada laporan triwulan, terus akan dikirim ke
DKK eee… terus kalo turun lapangan, ini kami apa eee… mencatat saja
dulu tidak langsung di Kohort terus kemudian kami tandain mana – mana
yang kira – kira ada masalah, kami curigai baru kami isi ke formulir
SDIDTK ini.

P Ooo gitu. Eee… kemudian mungkin yang terakhir dan endingnya ni bu,
menurut pendapat ibu, bagaimana tentang cakupan di Puskesmas Talang
Banjar ini untuk pelayanan program SDIDTK ?

C1 Eee… mungkin kalau saya sebagai pelaksana mungkin eee… saya merasa
kurang maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya. eee… seperti
karena saya belum terlatih trus eee saran saya mungkin ada pelatihan –
pelatihan untuk yang belum belum belum belum mengikuti pelatihan,
kemudian sosialisasi ke masyarakat itu sendiri. Bagaimana tentang
SDIDTK itu bagaimana, agar masyarakat itu tahu masalah – masalah yang
timbul pada bayi dan balita, jadi secara dini mereka membawa membawa
anaknya ke Puskesmas. Jadi kalo ada penyimpangan – penyimpangan tu
harus tau secara dini dulu, jadi semakin cepat penanganan yang akan
dilakukan pada anak tersebut.

P Baik bu, saya disini cukup salut ke ibu, walaupun belum dilatih tapi ibu
melaksanakan program SDIDTK dengan baik dan bisa terlaksana.
terimakasih untuk ibu. Eee… selanjutnya bu, untuk waktu yang akan
datang apabila diperlukan kembali mohon kiranya ibu bersedia
diwawancari kembali bila ada kekurangan atau Eee… kesulitan saya
dalam atau kekurangan dalam pertanyaan yang saya ajukan pada hari ini.
Apakah ibu bersedia kembali untuk diwawancari?
149

C1 Ya, boleh boleh.

P Terima kasih ibu, atas waktunya. Kita akhiri sekian. Terimakasih bu

C1 Ya, sama –sama.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D1

p Terimakasih kepada ibu yang telah menyempatkan waktunya untuk saya


wawancarai. Saya Esra Lasmarida ingin bertanya sedikit kepada ibu
tentang program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDITK) balita khususnya di Puskesmas Talang Banjar yang menjadi
wilayah dari alamat ibu ya bu?

D1 Iya.

P Bisa kita mulai ya bu?

D1 Ya, mudah – mudahan bisa bantu.

P Ya, bisa bantu. Baik ibu ya, ibu ga usah anu, apa namanya itu, ga usah
kaku terkait dengan pertanyaan – pertanyaan apa yang kami sampaikan
ini, tentunya yang kami sampaikan ini yang pernah anak ibu rasakan
terkait dengan SDIDTK. Baik ibu ya, apakah ibu mengetahui tentang
program SDIDTK atau Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang atau boleh dikatakan ee apakah ibu mengerti tentang eee apa
namanya itu tentang balita sehat yang mendapatkan pelayanan stimulasi
perkembangan yang di Puskesmas?
150

D1 Aaa, yang itunyo yo… Kalau stimulasinya ini, apo, kalau dari kegiatan
puskesmas sendiri kan jarang ikut, jadi cuman pas saat imunisasi aja ikut.
Kalau program – programnya kurang ini sih, kurang tau kalau untuk saya
sendiri yo, tapi kalau ada pas imunisasi apa itu pasti diinformasikan sama
petugasnya.

P Ok. Pas ada imunisasi ya?

D1 Iyo, Kalau ada imunisasi tambahan atau apa pasti diinformasikan ke saya
gitu.

P Ok jadi,

D1 Kalau programnya sendiri sedetail apa saya tidak hapal.

P Ok, ok, ok, yang kedua ya bu, Bagaimana pendapat ibu tentang stimulasi
tumbuh kembang di puskesmas ini?

D1 Ya bagus la. Bagus la ininyo. Aaa… kadang kan kalo sayo ini kan banyak
ininyo cumo kadang suka lupa gitu kan dari pemberitahuan petugasnya itu
bagus sih. Kadang dari RT-nyo jugo ngasih tau ke saya apo ininyo kan

P Apa - apanya?

D1 Informasi - informasinya ini. menurut saya pelayanannya bagus jugo la.


Informasinyo selalu dikasih gitu. Yo oo aa... biso masuk dak hahahahaha
jawabannyo?

P Kita lanjutkan, bagaimana peran petugas dalam pelaksanaan program


SDIDTK ini? Seperti apa, apa namanya itu perlakuan atau peran petugas
disaat melaksanakan apa ini SDIDTK ini? Seperti apa peran ibu Desy itu
terhadap program ini?

D1 Arahnya kebagus atau itu ya?


151

P Arahnya ke ibu?

D1 Yo, bagus semua yo.

P Bagus?

D1 Aaa… Bagus

P Bagusnya seperti apo?

D1 Welcome samo anak kecik tu. Kalau bawa samo anaknyo tu.

P Welcome yo?

D1 Aaa… aaaa….

P Sabar dak bu ya?

D1 Sabar. Sabar semua ini la anak – anak

P Ok. Bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan program SDIDTK


Balita? Apa yang ibu rasakan terkait dengan peran Ibu Dessy itu tadi
terhadap anak ibu? Bagaimana?

D1 Karena apa ya, saya ni kadang suka pelupa sebenarnya kalo ikut – ikut itu
tu, informasinya bagus semua ya yang dikasih tu, cuman sayanya ini
pribadi ya agak pelupa ya, dak dak mengingat itu.

P Apa yang dak ibu ingat?

D1 Kalo dio ngasih penjelasan kayak gitu. Lebih detail – detailnya tu na,

P Itu yo?

D1 Yo, ilmunyo tu beda, jadi sebentar aja dah ini, tapi bagus la ngasih
informasinyo tu.
152

P Ngasih informasinya salah satunya apa yang disampaikan?

D1 Na kalau itu tah, yang saya ini suka lupa.

P Suka lupa?

D1 Heeh… Apo ini pertumbuhan anak tu sampai dimano- mano ininyo gitu
na

P Kalau ibu biasanyakan

D1 Sesuai umur

P Ya sesuai umur, nah kalau ibu kan hanya itu tadi melakukan apa stimulasi
ini atau pemantauan perkembangan ini setelah anak ibu melakukan
imunisasi, tentunya kan disana ada kelompok – kelpompok umur untuk
mendapatkan stimulasi sesuai dengan kelompok umur. misal anak ibu
diusia 6 bulan, apa yang seharusnya ibu dapatkan, stimulasi yang seperti
apa yang harusnya ibu dapatkan pada umur 6 bulan, 7 bulan iya kan 9
bulan. ya itu tadi untuk pelaksanaan program SDIDTK mereka tadi.

D1 Ya. Eeemmm…

P Nah, bagaimana arahan mereka? Ibu yang rasakan seperti apa?

D1 Kalo arahannya saya lupa lagi. 6 bulan eee

P Kita lanjutkan lagi berarti itu tadi apa namanya itu tadi. Galak lupo ibu ni!

D1 Hahahaha…
153

P Ada pencatatan di buku KIA di lembar pemantauan? Ada bu? Liat bu? Ibu
kan bawa anak imunisasi atau disaat ibu mau menimbang anak, disaat ibu
berobat tentunya kan membawa buku KIA itu. Apakah didalam buku KIA
itu ada dicatat untuk pemantauan?

D1 Ado.

P Ada dicatatakan ya bu?

D1 Hmmmm..

P Kalau yang disini nya?

D1 Berat badan. Cuma ini ditulis ininya be pas lagi

P Kalau yang ininya diajarkan ga bu? Yang untuk perkembangannya tadi?


Yang ini? 6 bulan sudah bisa apa? 12 bulan bisa apa?

D1 Hmmm heem. Iyo iyo

P Itu disampaikan sama ibu Desy?

D1 Yo, disampaikan.

P Cuma

D1 Kadang kita juga baca sendiri sih, ini sih. Anak kito tuh umur sekian
sudah bisa apa kadang lebih kemaren lewat sini kadang balek ini kan ee
perkembangannyo kan ada yang lebih mengejutkan sih, namanya juga
perkembangan anak kan kita kan dak bisa di ini yo..
154

P Ok bu, jadi ini nanti untuk kesimpulannya peneliti yang bisa menuangkan
di skripsi. sebelumnya karena ibu sudah memberikan apa yang ibu
rasakan , apa yang ibu dapatkan, apa yang ibu laksanakan, terimakasih ibu
telah meluangkan waktunya untuk memenuhi undangan kami terkait
dengan penelitian kami tentang SDIDTK atau stimulasi dini Intervensi
DIni Tumbuh kembang balita. Terimaksih ibu.

D1 Sama – sama.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D2

P Apa kabar bu?

D2 Baik.

P Pertama – tama kami mengucpakan syukur kepada Tuhan Yang Maha


Esa. Terimakasih pada ibu yang telah meluangkan waktunya untuk
menghadiri wawancara kami atau undangan kami pada pagi hari ini, ibu
sudah bela – belain datang dan melakukan wawancara ini. Ibu rileks aja,
saya berharap apa yang ibu rasakan, apa yang ibu alami terkait dengan
tumbuh kembang anak di program anak yang dilakukan oleh petugas anak
di Puskesmas Talang Banjar. Saya mulai ya bu… Saya mulai ya bu
pertanyaannya

P Apakah ibu mengetahui tentang program itu tadi tumbuh kembang itu atau
SDIDTK? Kalau bahasa itunya sehari – harinya program tumbuh kembang
anak atau disini eee... Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang? Program tumbuh kembang. Apakah ibu ini mengetahu tentang
program tumbuh kembang?

D2 Kurang tahu bu.


155

P Kurang tau? Kenapa kurang tahu?

D2 Apanya tu?

P Kenapa kurang tau? Ibu?

D2 Kayak mano yo bu… Kurang tahu.

P Nah ok, kurang tau. Bagaimana pendapat ibu tentang tumbuh kembang
yang ada di Puskesmas Talang Banjar ini?

D2 Baik. Bagus.

P Baik. Bagus

D2 Hehem…

P Bagusnya gimana?

D2 Ya saat kita imunisasi anak, cara melayaninya, cara itula

P Cara melayani cara apalagi bu?

D2 Cara anu anak kita gitu la saat imunisasi kayak gitu, pengarahannya
aponyo gitu.

P Saat imunisasi?

D2 Hmmm…

P Bagaimana peran petugas dalam pelaksanaan program SDIDTK?


Maksudnya gini, bagaimana eee… Ibu Desy, Ibu Desy kan sebagai
penanggung jawab program SDIDTK, nah bagaimana aaa… ibu Desy
tersebut melayani sehubungan dengan program tumbuh kembang ini
terhadap ibu atau kawan – kawan ibu?
156

D2 Baik la, bagus gitu kan. Cara penyampaian, caro dio komunikasi
kekurangan anak, kelebihan anak gitu. Kekurangan anak kita kan misalnya
kurang ini, kurang ini.

P Apakah itu ibu lakukan?

D2 Iya

P Ibu lakukan stimulasinya?

D2 Maksudnya tu?

P Ibu lakukan apa yang disampaikan ibu Desy kepada anak?

D2 Iya, iya, sebisa kita la kita lakukan.

P Heh?

D2 Sebisa kita lah kita lakukan

P Bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan program tumbuh


kembang anak itu tadi?

P Bagaimana? Kan ibu kan ini, disini ka nada program tumbuh kembang
anak atau SDIDTK itu tadi, bagaimana pengalaman ibu disaat
mendapatkan pelayanan SDIDTK dari Ibu desy? Kan di SDIDTK itu kan
untuk bermain ya dan disana itukan dilayani oleh orang sehat. Pengalaman
ibu saat mendapatkan program SDIDTK itu seperti apa? Ibu yang punya
anak?

D2 Pengalamannyo yo ngikutin anak main tadi. Lihat kembang, kembang,


apo tumbuh kembang anak itu.

P Bagaiman ibu melihat itu, tumbuh kembang anak itu?


157

D2 Setiap bulan adolah perubahannyo tu kan

P Ooo… ok. Nah ini, didalam buku KIA ini kan ada ini pencatatan
perkembangan. Didalam buku KIA ini bisa kita pantau. Maksud saya
adakah ibu lihat – lihat atau pantau oh… Ternyata anak saya ini ada
perkembangannya, ada ga bu yang di buku KIA ini?

D2 Ada sih.

P Ada dicatatkan ga oleh petugasnya bu?

D2 Ini dak sih bu? ini bu.

P Berarti ada ya.

P Jadi bu, semoga kedepannya walaupun anak ibu tidak lagi mendaparkan
imunisasi atau sudah selesai atau sudah tamat imunisasinya, maka ibu bisa
bermain atau bisa memantau perkembangan anak ibu. Ya ibu ya. Bisa
ditanya dengan petugasnya Ibu Desy. Ok ibu selamat siang, terima kasih
atas kehadirannya yang telah membantu kami dalam melancarkan kegiatan
kami terkait dengan studi kami. terima kasih

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D3

P Apakah ibu mengetahui SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi


Dini Tumbuh Kembang) Balita?
158

D3 Baik. Semuanya baik lah.

P Apakah ibu mengetahui apa itu perkembangan? tau ibu sebelum


imunisasi anaknya ini, apakah ada main disini atau ?

D3 Dak ada.

P Bu, bagaimana pendapat ibu tentang SDIDTK di puskesmas yang


ibu dapatkan?

D3 Baik la

P Baiknya seperti apa bu?

D3 Baiknyo gitu la. Anaknyo sehat.

P Anak sehat. Apa yang ibu lakukan untuk menuju anak sehat? dikasih
makan atau dikasih bermain?

D3 Dikasih main. Dkasih bermain juga.

P Nah, kemudian yang ke tiga, bagaiman peran petugas sebelum


imunisasi, sesudah imunisasi kan anak pengen main, apa yang
dilakukan?

D3 Pengen imunisasi la bu, biak sehat.

P Setelah imunisasi atau sebelum imunisasi dihungkan dengan


permainan yang ada disini, apa kata petugas? Apakah mereka
mendukung atau eee melarang? Melarang dak?

D3 Melarang lah

P Melarang bermain disini?

D3 Dak lah
159

P Jadi apa?

D3 Mendukung la.

P Disuruh kan? Berarti mendukung ya?

D3 Ya, mendukung.

P Bagaimana pengalaman ibu? nah, disaat anak – anak ibu tadi


sebelum imunisasi, anak kan bermain,

D3 Yo

P Nah bgaimana pengalaman ibu terkait dengan anaknya bermain


disitu sebelum imunisasi atau sesudah imunisasi? Apakah anak itu
tidak mau pulang? Apakah anak itu senang? Apakah anak itu tidak
mau main?

D3 Senanglah.

P Nah, ibu kan ini, ada buku KIA, dengan ibu memiliki buku KIA ini
apakah ada tercatatkah semua perkembangan anak ibu di dalam
buku ini? Ibu pernah lihat dak? Ibu pantau dak? Seperti apa
perkembangan anak saya di usia 3 tahun?

D3 Dicatat la bu.

P Ada disini ya bu?

D3 Timbangan ya bu?

P Bukan bu, perkembangannya.

D3 Ada bu.
160

P Baik bu, terima kasih atas informasi yang ibu sampaikan terkait
dengan SDIDTK yang ibu alami, rasakan, dapatkan di program
SDIDTK di Puskesmas Talng Banjar. Terima kasih ibu.

D3 Iya bu.

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D4

P Selamat pagi Ibu, saya disini sedang menyelesaikan skripsi saya dan
melakukan penelitian di Puskesmas Talang Banjar, dan ibu serta anak
ibu, Shifa kan berada di lingkungan puskesmas ini, jadi kami memohon
kerjasamanya, apapun yang ibu rasakan dan pengalaman ibu, mohon
bantuannya ya bu?

P Kita Mulai ya bu. Apakah ibu mengetahui program SDIDTK


(Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) Balita?

D4 Dio main.

P Ndak. Apakah ibu tau program SDIDTK itu?

D4 Idak.

P Tujuannyo?

D4 Idak?

P Dak tau ibu?

D4 Idak.

P Pernah ga si Shifa bermain disini?


161

D4 Pernah. Main dengan kawan – kawannyo la disini, didepan

P Disini?

D4 Disini dak pernah.

P Jadi dimana?

D4 Didepan.

P Didepan mana?

D4 Didepan rumah tu la.

P Ok. Bagaimana pendapat ibu tentang SDIDTK yang dilaksanakan di


Puskesmas Talang Banjar? Di Puskesmas ini?

D4 Mungkin di Talang Banjar ni belum lamo, baru pindah sini, baru


setahun bu.

P Jadi kalau imunisasi ga disini?

D4 Disini la imunisasi.

P Sebelum ibu membawa shifa imunisasi, shifa kan bermain dulu,

D4 Iyo

P Bagaimana ibu melihat petugas anak – anaknya kalau anak – anaknya


bermain di situ?

D4 Biaso bu.

P Ga ada diarahakan atau ga ada membina atau dalam hal ini menyuruh,
bu mainlah anaknya?
162

D4 Ndak la bu. Belum la bu. Kalo bawa kesini baru besak ini lah baru mau
main.

P Bagaimana pengalaman ibu tentang program tumbuh kembang?

D4 Main, kadang – kadang terus ada buku tuh bu , Biso dio belajar baca,
aaa dio Cuma tau A be, B. pake buku.

P Ini anak ibu ya?

D4 Iya bu. 2. Yang sikoknyo belum biso ngomong, 8 tahun sudah.

P Apakah ibu ada buku KIA? didalam buku KIA ini apakah ada
pencatatan perkembangan anak ibu di dalamnya?

D4 Minum?

P Bu, di KIA apakah ada pencatatan perkembangan anak ibu?

D4 Ada bu.

P Ada ya?

D4 Eee..kan tumpah kan..

P Eee… basah

P Ok bu, terima kasih atas bantuannya. Terimakasih sudah meluangkan


waktunya untuk saya. Terimakasih ya bu.

D4 Iya bu

TRANSKRIP WAWANCARA DENGAN INFORMAN D5


163

P Selamat pagi ibu. Terimakasih atas kehadiran dan kedatangan ibu di


Puskesmas Talang Banjar dan mau memenuhi undangan kami untuk
melakukan wawancara terkait program anak SDIDTK. Disini, kami
memohon kesediaan ibu untuk semampu ibu menjawabnya sesuai
dengan yang ibu dapatkan, ibu rasakan tentang program SDIDTK. kita
mulai ya bu?

P Apakah ibu mengetahui tentang SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang)?

D5 Stimulasi pertumbuhan kembang anak itu kan?

P Iya bu.

D5 Eee… Apa pertumbuh perkembangan anak itu biasanya kan kalau


misalkan 6 bulan kayak 6 bulan itu sudah bisa apa, sudah bisa genggam
apa gitu.

P Oke.

D5 Heemm….

P Gitu ya bu?

D5 Iya.

P 6 bulan bisa apa,

D5 Iya. 9 bulan sudah bisa apa?

P Terus gunanya itu apa bu? Untuk kita mengetahui SDIDTK itu?

D5 Gunanya?

P Heem…
164

D5 Gunanya ya untuk kita ini jugo la ini apa eee biar kita bisa tu neliti jugo
anak kito tu bener dak? Sudah biso dak?

P Ok. Bagaimana pendapat ibu, eee… ibu kan disini ni melaksanakan


atau mendapatkan pelayanan kesehatan dalam hal ini imunisasi,
sehubungan dengan imunisasi, anak bermain eee… SDIDTK
bagaimana tentang pelaksanaannya di puskesmas menurut ibu?

D5 Cukup bagus.

P Bagus. Bagusnya dimana?

D5 Bagusnya tu kayak anak main eee… kita ngantri kan nanti gek ada
nomor antriannya, dak begitu lamo jugo sih nunggunyo, untuk
pelayanannyo jugo bagus jugo.

P Bagaimana sikap petugas bu? kan disana ada ruang main,

D5 Iya

P Bagaiman peran petugas dalam melaksanakan program SDIDTK


terhadap pasiennya?

D5 Perannya?

P Perannya? Apakah cuek? Atau apa ya?

D5 Ndak. Bagus jugo la gitu. Maksudnyo tu kan petugasnyo kan ndak ado
satu orang. Ndak ado satu orang. Ado 2 orang kadang dibantu jugo
mungkin kayaknyo tu, Dilihatin kayak gitu.

P Kemudian, eee… bagaimana pengalaman ibu tentang pelaksanaan


SDIDTK? kan ibu bawa bayi

D5 Hemmm…
165

P Ini sudah anak kedua, sebelum imunisasi sebelum mendapatkan


pelayanan bagaimana petugas SDIDTK di Puskesmas ini?

D5 Maksudnya baik?

P Iya, pengalaman ibu dalam mendapatkan program SDIDTK

D5 Selalu mengarahkan kan la. Misalnya kayak kita datang mau imunisasi.
“Bu, bulan depan imunisasi lagi ya…”

P Nah, kemudian pengalamannya?

D5 Untuk saat ini sih bagus – bagus bae sih pengalamannyo. Hmmm…
Ndak ado kek mano – manonyo. Palingan kami nanyo kayak sekarang
kayak petugasnyo kan sekarang anaknyo sudah biso apo kayak gitu –
gitu.

P Apakah ini memuaskan apa tidak?

D5 Puas bu, Alhamdulillah.

P Kan anak ibu kan sudah 2

D5 Hemmm….

P Apakah dengan buku KIA ini ibu pantau dak pertumbuhan dan
perkembangan. ibu pantau dak perkembangannya melalui buku ini?

D5 Kalau untuk yang sekarang, iyo. Kalau yang pertamo, idak. Hahaha..
Kalo yang sekarang iyo. kalau 3 bulan tu sudah bisa apa, sekarang kan
sudah 5 bulan sudah bisa genggam mainan , ooo berarti sudah bisa ini
kayak gini, harus kayak gini

P Jadi sudah bisa pegang ini ya, kan sudah ada pedomannya
166

D5 Iya

P Nah, jadi sebenarnya dengan ada buku KIA ini sudah lengkap untuk
nak kita sampai balita terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Ooo… yang ini lho kalau anakku 5 bulan
seharusnya sudah bisa ini.

D5 Iya.

P Nah, jika tidak sesuai dengan ya skrinningnya ini dengan


perkembangan anak, maka kita mundurkan skrinningnya, jika itu tidak
ada perubahan maka kita konsulkan lagi ke puskesmas.

P Ada dicatat ga bu di buku KIA ibu oleh petugasnya?

D5 Ada bu. saya liat dan pantau terus bu.

P Baik bu, terimakasih. kami berharap apa yang telah ibu sampaikan
terkait SDIDTK bisa ibu tingkatkan lagi stimulasinya kepada anak ibu
dan juga memberi edukasi kepada ibu balita lain dan sekitar. mohon
diajak ya bu, teman – teman ibu yang lain.

D5 Ooo… Iya bu.

P Baik, terimakasih ya bu atas waktu dan kesediaannya melakukan


wawancara ini.

D5 Ooo iya, sama – sama bu.

Lampiran 6. Hasil Observasi dan Telaah Dokumen


167

SOP Puskesmas dalam Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini


Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota
Jambi

Dana Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
168

Sarana dan Prasana Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
169

Plan Of Action (POA) Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan


Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi

Daftar Hadir Lokakarya Mini di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi


170

Surat Keputusan (SK) Pengoganisasian Pelaksanaan Pogram Stimulasi


Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi

Pelayanan Kesehatan dan Supervisi Pelaksanaan Pogram Stimulasi Deteksi


dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi
171

Pencatatan dan Pelaporan Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan


Intevensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi

Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian


172
173

Anda mungkin juga menyukai