SKRIPSI
Disusun Oleh:
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026
i
PERSETUJUAN SKRIPSI
Disusun Oleh
Pembimbing I Pembimbing II
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Disetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui:
iii
EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM STIMULASI DETEKSI DAN
INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK) BALITA DI
PUSKESMAS TALANG BANJAR KOTA JAMBI TAHUN 2020
Disusun Oleh :
Esra Lasmarida Panjaitan
N1A1319026
iv
: SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Menyatakan dengan sebenar – benarnya bahwa Tugas Akhir Skripsi yang saya
tulis ini benar – benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran
saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir Skripsi ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan
karena atas segala limpahan karunia-Nyalah Penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi Tahun 2020”. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Jambi. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka
sebagai ungkapan hormat dan penghargaan penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Drs. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D selaku rektor Univesitas Jambi
2. Bapak DR. dr. Humaryanto, Sp.OT., M.Kes selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jambi
3. Bapak Dr. Guspianto, S.K.M, M.K.M. Sekaku Ketua Jurusan Prodi Ilmu
Kesehatan Masyarakat
4. Bapak Asparian, S.K.M., M.Kes selaku Sekretaris Jurusan Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
5. Ibu Hubaybah, S.K.M., M.K.M selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat.
6. Ibu Rumita Ena Sari, S.K.M., M.K.M. Selaku Dosen Pembimbing I yang
telah banyak memberikan waktunya dengan sabar membimbing, memberi
dukungan penuh agar saya dapat menyelesaikan penelitian ini.
7. Bapak Muhammad Syukri, S.K.M., M.Kes (Epid) selaku Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi
dan masukan kepada penulis.
8. Bapak Dwi Noerjoedianto, SKM., M.Kes.,CIQar selaku dosen penguji
utama yang telah banyak mengkoreksi dengan sangat detail agar
memperoleh hasil penelitian yang baik pada penulis.
vi
9. Ibu Lia Nurdini, S.ST., MKM selaku dosen penguji ke dua yang banyak
memberikan bimbingan dan koreksi untuk kesempurnaan skripsi ini.
10. Bapak dan Mamak (Alm) tercinta, kakak dan adik serta seluruh keluarga
besar yang selalu mendoakan dan memberi dukungan, semangat selama
menjalani perkuliahan hingga selesainya skripsi.
11. Suami tercinta AIPDA M.I.P Siregar, SH. Anak – anak tercinta Juan
Marshall Ravelino Siregar dan Jingga Marsha Tanaya Siregar yang telah
sabar dan memberikan dukungan selama perkuliahan dan penulisan
skripsi.
12. Rekan – rekan Kerja di Dinas Kesehatan Kota Jambi, khususnya Ibu
Ristua Gultom, S.ST., M.Kes yang banyak memberikan saran dan
masukan dan selalu siap sedia membantu dalam menyelesaikan penelitian.
13. Bapak dr. S. Budi Sutrisno selaku Kepala Puskesma Talang Banjar dan
jajarannya khususnya Ibu Dessy Maryati, A.Md.Keb dan Ibu Leni
Oktonengsih, AM.Keb yang telah menyediakan tempat untuk penelitian
saya dan banyak meluangkan waktu ditengah kesibukan pekerjaan.
14. Para sahabat seperjuangan di kelas Alih Jenjang
15. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
per satu.
` Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna,
sehingga penulis mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak. Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi perngembangan pendidikan khususnya Ilmu
Kesehatan Masyarakat dalam menambah bahan bacaaan mengenai “Evaluasi
Pelaksanaan Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi Tahun 2021”
Jambi, 2021
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………….....vi
Daftar Isi…………………………………………………………...……...……viii
Daftar Tabel……………………………………………...………………………xi
Daftar Gambar....………………………………………………………….…....xv
Daftar Lampiran.………………………………………………………..……..xvi
Abstract……………………………………………………………………......xviii
Abstrak………………………………………………………………........….....xix
BAB I PENDAHULUAN………………………………….....………….………1
viii
BAB II TINJUAN PUSTAKA………………………………………………….9
2.1.2 Puskesmas……………………………………..….…...…...12
1. Pengertian Puskesmas.…………………...………...….…12
2. Fu
ngsi Puskesmas……………………...…………….…..12
2.1.3 SDIDTK……………………………………………….…...14
1. Pengertian Program SDIDTK ……………….......……....14
2. S
asaran SDIDTK…………………………………….…...22
3. A
lur Pelaksanaan Program SDIDTK………………....….23
ix
2.2 Kerangka Teori….…………………….……………………...……....41
4.2 Pembahasan……………………………………….….…..….……….76
4.2.1 Input………………………………….……...…..………....76
4.2.3 Output..…………………………….……...………...….….89
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.…………….……...…………..……...92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak…………….….……….27
Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak ...…..………………...…….29
xi
Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi…………………………………..…...57
xii
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK)
Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi………………….69
xiii
DAFTAR GRAFIK
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xvii
ABSTRACT
Back Ground : The scope of stimulation of early detection and intervention for
development (SDIDTK) of toddlers at Talang Banjar Public Health Center Jambi
City in 2020 is still far from the target set by Jambi City Health Office and is the
Health center with the lowest coverage in Jambi City. The scope of program
implementation is 51%. The purpose of this study was to evaluate the
implementation of Early Detection and Intervention Stimulation of Toddler
Development (SDIDTK) program at Talang Banjar Health Center Jambi City in
2020.
Method : This research was a qualitative research. The research was conducted
by conducting in-depth interviews, observation and documents review. In-depth
interview were conducted with 8 informants consisting of Health Center
employees and mother who had toddlers.
Result : In the input component, the understanding of Minister of Health
regulation number 66 of 2016 is still lacking, some human resources have never
received training, the amount of availability of facilities and infrastructure is still
lacking. The component of planning, organizing, workshop, supervision and
evaluation processes, recording and reporting processes have been running well.
Health services were still not optimal.
xviii
ABSTRAK
xix
1
BAB I
PENDAHULUAN
dan tidak dapat diulang sehingga sangat disayangkan apabila masa ini disia –
siakan. (3)
Stimulasi adalah kegiatan memberikan rangsangan untuk mengasah sang
anak untuk memiliki kemampuan dasar agar bisa berkembang dan tumbuh dengan
baik. Tujuan pemberian stimulasi adalah untuk membuat otak balita terangsang
sehingga balita bisa bergerak, berbicara, bersosialisasi, dan mandiri sesuai dengan
bertambahnya umur. Disamping itu tujuan lain memberikan stimulasi adalah
untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan tumbuh kembang pada anak.
sehingga jika terjadi penyimpangan orang tua dapat dengan cepat melakukan
langkah – langkah agar penyimpangan tersebut tidak semakin parah. (4)
SDIDTK anak balita adalah program salah satu program bukti keseriusan
pemerintah untuk menciptakan anak – anak generasi bangsa yang sehat. SDIDTK
merupakan perbaikan dari Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) yang telah
dilaksanakan dari tahun 1998. Program ini juga telah menjadi salah satu tugas
pokok puskesmas. SDIDTK adalah program yang dirancang untuk melakukan
deteksi dini pernyimpangan tumbuh kembang anak seperti keterlambatan
perkembangan, gangguan penglihatan dan pendengatan, emosional, gangguan
mental emosional, dan GPHH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif). (5)
WHO mencatat data bahwa sekitar 5 – 25% dari anak pra sekolah
diseluruh dunia mengidap penyakit disfungsi otak minor,termasuk gangguan
perkembangan motorik halus. (6)
Dari data UNICEF (United Nation Children’s
Fund) disebutkan bahwa dari 5 juta keterlambatan perkembangan ada sebanyak
1.375.000 anak yang mengalami gangguan motorik kasar dan motorik halus. Di
Indonesia, sebanyak 400 ribu atau sekitar 16% balita di Indonesia terganggu
perkembangannya di motorik halus dan kasar, kurangnya kecerdasan,
pendengaran terganggu, terganggu bicara, balita autis, balita dengan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH), balita dengan masalah perilaku dan
emosional (KMEE) dan balita down syndrome. (1)
Di Kota Jambi jumlah balita yang mengalami masalah tumbuh kembang
mengalami peningkatan. Data Dinas Kesehatan jambi per bulan Desember 2020
menyatakan bahwa jumlah balita autis dan balita dengan gangguan pemusatan
3
perhatian dan hiperaktif (GPPH) bertambah cukup banyak. Disamping itu jumlah
balita dengan gangguan masalah perilaku dan emosional dan balita down
syndrome juga mengalami peningkatan. (7)
Sum
ber : Dinas Kesehatan Kota Jambi 2020
Fokus program SDIDTK adalah anak – anak yang berusia 0 – 5 tahun. Program
SDIDTK merangkul seluruh aspek, seperti pemeriksaan kesehatan balita secara
rutin, memberikan penyuluhan ke orang tua terkait kebersihan anak, merawat gigi
anak, memperbaikki gizi anak, kesehatan tempat tinggal dan sekitar, cara
memberikan stimulasi kepada anak sesuai dengan umur anak, pemberian kapsul
vitamin A, dan melakukan identifikasi penyimpangan serta cara pencegahan dan
penanggulangan penyakit yang mungkin timbul pada anak.
Program SDIDTK adalah kegiatan yang dilakukan dengan sistem
kemitraan pada seluruh keluarga, seperti orang tua dan seluruh anggota keluarga,
masyarakat, LLSDM, serta seluruh sektor terkait seperti puskesmas.(8) Melalui
program SDIDTK diharapkan kondisi terparah dari penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat dicegah dan diatasi seperti kondisi gizi buruk.
4
Sehingga anak tidak jatuh kedalam kondisi yang lebih buruk yang pada akhirnya
akan berdampak yang lebih fatal. (8)
Indikator keberhasilan pelayanan kesehatan anak, khususnya program
SDIDTK yang ditujukan pada balita dan dirancang oleh Kementerian Kesehatan
RI pada tahun 2019 sebesar 90% dari semua balita yang masuk dalam target
(9)
program SDIDTK balita. Di Provinsi Jambi angka keberhasilan program
SDIDTK masih dibawah target tersebut. Angka pencapaian SDIDTK balita di
provinsi Jambi pada tahun 2017 adalah 65,3%, pada tahun 2018 adalah 80%, dan
pada tahun 2019 adalah 80%.
Sementara itu, angka cakupan program SDIDTK balita yang dilaksanakan
di Kota Jambi pada tahun 2017 adalah 80,8%, pada tahun 2018 sebesar 89% dan
pada tahun 2019 sebesar 88%. Menurunnya angka cakupan pada tahun 2019
karena hanya 6 puskesmas yang mencapai cakupan 100% dan terdapat 1
puskesmas yang cakupannya paling rendah dari 20 puskesmas yang ada di Kota
Jambi. Puskesmas dengan cakupan SDIDTK terendah pada tahun 2019 adalah
Puskesmas Talang Banjar dengan besar cakupan 51%.(7)
Kota Jambi adalah Ibu Kota Provinsi Jambi dengan estimasi jumlah
penduduk sebanyak 609.620 jiwa. Ada 20 puskesmas yang terdapat di Kota
Jambi, terdiri dari 3 puskesmas rawat inap dan 17 puskesmas rawat jalan yang
(10)
tersebar di 11 kecamatan kota Jambi. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang puskesmas, tugas puskesmas selain
sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)) dan Upaya
Kesehatan Perseorangan tingkat pertama, juga untuk mewujudkan kecamatan
sehat dengan melaksanakan kebijakan kesehatan guna tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya, serta menjadi wahana pendidikan
Tenaga kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Jambi telah menjalankan berbagai program sebagai
upaya dalam melaksanakan kegiatan SDIDTK diseluruh puskesmas yang ada di
Kota Jambi. Kegiatan yang dilakukan seperti mengadakan buku KIA, buku
pedoman SDIDTK pada fasilitas kesehatan tingkat dasar, mengadakan formulir
untuk melaporkan kesehatan serta formulir untuk merekap seluruh laporan
kesehatan seluruh balita dan anak pra sekolah, dan memberikan pelatihan
SDIDTK kepada tenaga kesehatan yang ada di seluruh puskesmas Kota Jambi.
Dalam menjalankan SDIDTK, bidan memiliki tanggung jawab yang besar
sebagai tenaga kesehatan untuk memperjuangkan keberhasilan kegiatan SDIDTK
pada balita. Hal ini sejalan dengan keputusan Menteri Kesehatan no.28 tahun
2017 mengenai praktek dan registrasi bidan bewewenang untuk memberikan
pelayanan kebidanan yang wajib dilakukan kepada anak yaitu memantau anak
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.(9)
Evaluasi program SDIDTK dilakukan untuk melihat apakah program telah
berjalan sesuai dengan perencanaan dan standar yang telah ditetapkan. Evaluasi
dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap program yang sedang atau sudah
berjalan. Dalam melakukan evaluasi, ada tiga aspek yang perlu dievaluasi yaitu
evaluasi masukan (input), proses (process), keluaran (output). (11)
6
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi bagaimana
pelaksanaan program SDIDTK Balita yang dilaksanakan di Puskesmas Talang
Banjar Kota Jambi tahun 2020.
1.3.2 Tujuan Khusus
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang
menjadi tujuan khusus penelitian ini adalah :
7
2. Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang
pelaksanaan SDIDTK balita yang sesuai dengan standar peraturan
pemerintah sehingga puskesmas dapat berbenah diri dan memperbaiki
pelayanan sehingga cakupan SDIDTK puskesmas tercapai.
8
4. Bagi Peneliti
Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan
wawasan tentang pelaksanaan SDIDTK.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Tujuan evaluasi
1. Evaluasi kebijakan
2. Evaluasi program
3. Evaluasi proyek
4. Evaluasi material
5. Evaluasi Sumber daya Manusia (SDM)
4. Evaluasi Program
Menurut Wirawan evaluasi program terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu(11):
1. Evaluasi proses
Menilai dan meneliti sejauh mana intervensi atau layanan program
telah dilaksanakan seperti yang telah direncanakan, dan apakah target
11
2.1.2 Puskesmas
1. Pengertian Puskesmas
Puskesmas merupakan UPTD kesehatan ditingkat kabupaten/kota yang
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pembangunan kesehatan diwilayah
kerjanya.(15) Puskesmas juga sebagai unit pelayanan kesehatan untuk masyarakat
di wilayah dan mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Menurut Trihono, puskesmas juga merupakan unit yang melaksanakan program
dari Dinas Kesehatan Kota/kabupaten dan memiliki tanggung jawab
melaksanakan kesehatan diwilayah kerjanya.(16)
2. Fungsi Puskesmas
Permenkes No.43 tahun 2019 telah mengatur fungsi fungsi puskesmas,
yaitu(17):
1. Sebagai penyelenggara UKM diwilayah kerjanya tingkat pertama
a. Merencanakan seluruh kegiatan untuk mengatasi masalah yang
terjadi dimasyarakat
b. Mengadvokasikan dan mensosialisasikan kesehatan.
c. Berkomunikasi, menginformasikan, mengedukasi, dan berdayakan
masyarakat dibidang kesehatan.
d. Menjadi penggerak masyarakat dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada dilingkungannya sendiri dan bekerja sama
dengan sektor terkait.
e. Membina institusi secara teknis dan membuat jaringan untuk
melayani masyarakat.
f. Merencanakan seluruh kebutuhan dan meningkatkan kompetensi
pada SDM yang ada dipuskesmas.
g. Melakukan pemantauan seluruh pembangunan kesehatan.
13
2.1.3 SDIDTK
1. Pengertian Program SDIDTK
Program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
adalah kegiatan antar mitra keluarga, tenaga kesehatan, dan masyarakat yang
saling bekerja sama dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Program SDIDTK
adalah program yang mencakup seluruh kegiatan anak, seperti deteksi, stimulasi,
dan interfensi awal jika pertumbuhan pada balita terjadi penyimpangan serta
dilakukan dengan komprehensif dan berkualitas. (4)
Pemeriksaan secara dini tumbuh kembang pada anak merupakan langkah
yang dilakukan untuk memeriksa anak secara dini jika tumbuh kembang anak
terjadi penyimpangan.Hal ini dilakukan dengan tujuan dapat mengambil langkah
cepat apabila terjadi penyimpangan dengan tumbuh kembang anak dan segera
dilakukan intervensi oleh tenaga kesehatan. Apabila penanganan terlambat
dilakukan, tumbuh kembang anak akan susah untuk diatasi.(4)
2) Pengertian Perkembangan
Perkembangan merupakan menambahnya fungsi pada tubuh dan struktur
yang semakin besar sehingga sang anak mampu untuk bergerak kasar,
bergerak halus, berbicara, mandiri, serta bersosialisasi dengan sekitar. (20)
Menurut Hurlock perkembangan merupakan perubahan secara progresif
sebagai tanda dari matangnya anak.(21)
Perkembangan seorang anak dititikberatkan pada semua perubahan yang
terus berjalan dan semakin besar karena adanya proses pembelajaran dan
naturalisasi.(22)
Anak akan bertumbuh dan berkembang disaat yang sama. Pertumbuhan
dinilai dengan satuan berat dan panjang, sedangkan perkembangan dinilai
dari seberapa matang syaraf pusat dan organ yang berkaitan dengannya,
contohnya seperti kemampuan bicara, emosi, jiwa sosial, serta sistem
neuromuskuler yang saling bekerja sama berfungsi dan memiliki peran
dalam hidup manusia.
1. Faktor Prenatal
a) Gizi
Asupan gizi ibu dari awal hingga akhir masa kehamilan sangat
mempengaruhi pertumbuhan janin.(25)
b) Mekanis
Kelainan pada kaki dan pergelangan kaki anak terjadi akibat
kelainan bawaan karena posisi janin yang tidak normal pada
masa kehamilan.(26)
c) Toksin/zat kimia
Kebiasaan yang tidak sehat selama masa kehamilan seperti
merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol, menggunakan
narkoba dapat menyebabkan terjadinya kelainan bawaan pada
anak dan BBLR.(27)
d) Endokrin
Penyakit Diabetes Mellitus bisa menyebabkan terjadinya
kardiomegali, makrosemia, dan hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Janin yang mengalami kelainan diakibatkan oleh terpaparnya
sinar rontgen dan radium sehingga terjadi kelainan jantung,
kelainan anggota gerak, kelainan congenital mata, mikrosefali,
retardasi mental, dan sebagainya.(28)
f) Infeksi
Infeksi yang disebabkan oleh TORCH dan terjadi di trimester 1
dan 2 bisa berakibat terjadinya kelainan seperti bisu, tuli,
retardasi mental, makrosefali, katarak, dan jantung.(29)
g) Kelainan Imunologi
Eritroblastosis fetalis muncul karena adanya beda golongan
darah sang ibu dengan janin yang berakibat pada terbentuknya
anti bodi untuk melawan sel darah janin. Anti bodi akan masuk
ke peredaran darah janin melewati plasenta dan terjadi
hemolisis dan terjadi rusaknya jaringan pada otak.(30)
18
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio disebabkan karena terganggunya fungsi pada
plasenta sehingga membuat embrio terganggu
pertumbuhannya.
i) Psikologi ibu
Kehamilan pranikah akan membuat sang ibu mendapatkan
kekerasan mental.
2. Faktor Persalinan
Persalinan sering kali terjadi komplikasi, contohnya seperti trauma
kepala pada bayi dan asfiksia yang membuat rusaknya jaringan
otak.(31)
3. Faktor Pasca Persalinan
a) Gizi
Bayi memerlukan zat makanan yang bergizi dan seimbang
untuk memenuhi tumbuh kembangnya bayi.
b) Penyakit seperti TBC, jantung bawaan, dan anemia bisa
berakibat pada retardasi tumbuhnya jasmani bayi.
c) Lingkungan fisis dan kimia
Lingkungan merupakan tempat anak bertumbuh dan tempat
yang menyediakan kebutuhan dasar anak. Apabila sanitasi
lingkungan tidak bersih, kurang sinar matahari, terpapar sinar
radioaktif, zat kimia seperti Pb, mercuri, dan rokok akan
memberikan dampak negatif kepada tumbuh kembangnya anak.
d) Psikologis
Psikologis merupakan faktor yang harus dipengaruhi karena
sangat mempengaruhi hubungan orang tua dengan anak.
Apabila anak selalu ditekan, maka akan menghambat tumbuh
kembang sang anak.
e) Endokrin
Anak yang mengalami penyakit gangguan hormone akan
membuat sang anak terhambat pertumbuhannya.
19
f) Sosio-ekonomi
Tingkat ekonomi orang tua berkaitan dengan gizi makanan
anak, lingkungan yang tidak sehat serta minimya pengetahuan
orang tua dan keluarga akan menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
g) Lingkungan pengasuhan
Interaksi yang terjadi antara ibu dan anak menjadi sesuatu yang
harus diperhatikan karena sangat memberikan pengaruh kepada
tumbuh kembangnya sang anak.
h) Stimulasi
Pemberian stimulasi dengan melibatkan seluruh anggota
keluarga dan media lain seperti mainan dan melakukan
kegiatan – kegiatan bersama ibu dapat merangsang
perkembangan anak.
i) Obat-obatan
Penggunaan obat kortikosteroid dalam waktu yang lama
akanberakibat pada terhambatnya pertumbuhan. Hal ini juga
sama apabila memakai obat perangsang saraf karena akan
menghambat produki hormon.
dulu baru bisa berjalan. Karena hal inilah pada awal perkembangan
sangat menentukan bagaimana sang anak berikutnya.
c. Bertumbuh dan berkembang setiap anak selalu berbeda beda, baik
pertumbuhan secara fisik atau berkembangnya fungsi dari organ tubuh
sang anak.
d. Perkembangan selalu jalan beriringan dengan pertumbuhan. Apabila
seorang anak bertumbuh dengan cepak, maka juga akan berkembang
dengan cepat. Umur seorang anak yang bertambah akan beriringan
dengan berat dan tinggi badan yang bertambah juga. Begitu juga pada
daya ingat, mental, daya nalar, dan lainnya.
e. Dalam berkembang sang anak akan berpola yang sama dari tahap ke
tahap. Berkembangnya organ tubuh anak terjadi atas 2 dasar hukum,
yaitu :
a. Perkembangan akan berlangsung terlebih dahulu dari kepala, lalu
akan tumbuh ke anggota tubuh.
b. Perkembangan akan terjadi lebih dulu untuk gerak kasar, lalu baru
berkembang ke gerak halus.
f. Berkembangnya sang anak mengalami tahap demi tahap yang
berurutan. Seorang anak akan berkembang dengan pola urutan yang
sama. Urutannya tidak bisa dibalik atau dilewati.
Dalam bertumbuh dan berkembangnya sang anak, ada prinsip yang saling
berhubungan.(4) Prinsipnya adalah :
a. Berkembangnya anak adalah tanda dari matangnya dalam anak belajar.
Kematangan merupakan hasil dari proses yang berlangsung sesuai
dengan kapasitas sang anak, sedangkan belajar merupakan perjalanan
seorang anak dari tidak bisa menjadi bisa dengan cara berusaha dan
latihan.
b. Perkembangan dapat dilihat polanya. Hal ini dapat diprediksi karena
perkembangan saling berkesinambungan dari tahap paling kompleks
menuju tahap spesifik.
21
b. Cerebral Palsy
Kelainan pada motorik anak yang sering juga disertai dengan
gangguan emosi, bicara, kecerdasan dan semsorik anak.(33)
B. Sasaran SDIDTK
1. Sasaran Langsung ditujukan kepada anak yang berusia 0-72 bulan yang
tercakup dalam wilayah kerja puskesmas sekitar.
2. Sasaran tidak Langsung
23
Dari gambar diatas dapat disimpulkan ada tiga dasar pelaksanaan SDIDTK
balita, yaitu stimulasi, deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang dan intervensi
dini penyimpangan tumbuh kembang yang akan dibahas secara lebih mendalam
dibawah ini.
A. Stimulasi
1. Pengertian Stimulasi
Stimulasi merupakan semua yang merangsang dan diberikan dari
lingkungan. Dalam hal ini orang tua memiliki peran penting untuk
mengembangkan cara mengasuh anak dan memberikan stimulasi kepada
sang anak. Orang tua harus rutin memberikan perhatian yang baik untuk
(24)
stimulasi otak sang anak agar betumbuhnya sel otak anak. Sementara
menurut Effendi (2008) menyatakan bahwa stimulasi merupakan hal yang
dilakukan untuk merangsang otak anak untuk tumbuh dan melakukan
kemampuan dasar sang anak. Anak harus distimulasi dari awal oleh orang
tuanya atau orang terdekatnya. Stimulasi yang diberikan orang tua harus
mencakup semua aspek agar anak bisa berkembang dengan maksimal.
Contohnya adalah menstimulasi motorik halus dan motorik kasar.
3. Tujuan Stimulasi
a) Tujuan Umum
Tujuannya agar seluruh balita dan anak prasekolah dengan rentan 0
sampai 6 tahun bisa berkembang dan tumbuh degan maksiaml sesuai
dengan yang diharapkan dan bisa membanggakan nusa bangsa untuk
masa depan.(4)
b) Tujuan Khusus
Terlaksananya stimulasi yang ditujukan kepada sang anak agar bisa
bertumbuh dan berkembang dengan maksimal dan dilakukan kepada :
1) Terlaksananya program deteksi dini apabila adanya penyimpangan
pertumbuhan dan perkembangan seluruh balita dan anak
prasekolah yang berada didalam wilayah kerja puskesmas.
2) Terlaksananya kegiatan intervensi dini pada balita dan anak
prasekolah yang terdeteksi adanya penyimpangan pertumbuhan
dan perkembangannya.
3) Terlaksananya merujuk kasus yang tidak bisa diatasi puskesmas.
4. Macam-Macam Stimulasi
(24)
Stimulasi terbagi atas :
a) Stimulasi Verbal
Penguasaan bahasa melalui pertanyaan – pertanyaan yang anak
lontarkan selain akan mengembangkan inisiatif dan ide – ide kreatif
anak, juga akan memepengaruhi perkembangan kognitifnya.
b) Stimulasi Visual atau Audiotori
c) Stimulasi visual dapat dilakukan dengan menggunakan benda – benda
berwarna dan cahaya.Stimulasi audiotori dapat dilakukan dengan
mengajak anak meniru suara – suara binatang dan lain sebagainya,
26
5. Manfaat Stimulasi
Ada beberapa manfaat dari teknik stimulasi, yaitu :
a) Stimulasi selama tiga tahun pertama kehidupan seorang anak
akanmembantu mencegah perubahan pada struktur otak dan jalur
neurologis yang disebabkan oleh situasi yang penuh tekanan.
b) Membantu anak – anak menggunakan tubuh dan inderanya dan
mengembangkan pemikiran dan kecerdasan mereka.
c) Membantu pengembangan indera pendengaran dan visual.
d) Meningkatkan keterampilan kesiapan sekolah anak – anak dan
meningkatkan keterampilan sosial.
Tabel 2.1 Pelaksana dan alat yang digunakan untuk Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
Tabel 2.2 Pelaksana dan Alat yang digunakan untuk Deteksi Dini
Penyimpangan Perkembangan Anak
Tingkat
Pelaksana Alat yang digunakan Hal yang dipantau
Pelayanan
Keluarga • Orang Tua Buku KIA Perkembangan anak :
dan • Kader • Gerak kasar
masyarakat kesehatan, • Gerak halus
BKB • Bicara dan bahasa
• Pendidikan • Sosialisasi dan kemandirian
PAUD
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
KMPE : Kuesioner Masalah Perilaku Emisional
M-CHAT : Modified-Checklist for Autism in Toddlers
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-Kanak
72 bulan √ √ √ √ √ √ √
Keterangan :
BB/TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
LK : Lingkar Kepala
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
TDD : Tes Daya Dengar
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian Hiperaktivitas
M-CHAT : Modified Cheklist for Autism in Toddlers
2. Ciri-Ciri Sistem
Menurut Azwar, sistem memiliki ciri cirisebagai berikut(43) :
34
1. Sistem memiliki bagian didalamnya yang berhubungan satu sama lain dan
saling mempengaruhi sehingga terbentuk satu arti yang memiliki fungsi
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Masing-masing bagian didalam sistem memiliki fungsi dan peran masing
masing sehingga menjadi satu dan bisa menggerakkan program yang
direncanakan.
3. Semua bagian didalam sistem saling bekerja sama untuk menjalankan
fungsinya masing-masing dan bisa mengendalikan serta mengarahkan
berjalannya sistem untuk mencapai tujuan yang dibuat.
4. Elemen didalam sistem selalu berhubungan dengan sekitar sehingga
membentuk kesuatu yang kuat.
3. Unsur-Unsur Sistem
Didalam sistem terdapat lagi subsistem yang terus berhubungan dalam
menjalankan prosedur yang ada dan mencapai tujuan.Prosedur dibuat untuk
menjadi acuan dalam menjalankan pekerjaan sehingga didalamnya mengatur
segala aktivitas yang harus dikerjakan oleh orang yang ada
didalamnya.Kesimpulannya orginisasi merupakan gabungan elemen yang bersatu
dan bagian paling kecil dari sistem dan sebuah penjelasan dari organisasi yang
ada.(43)
Sistem didalamnya ada beberapa unsur yang dikelompokkan sebagai
berikut :
1. Masukan (input)
Masukkan merupakan bagian yang dikumpulkan didalam sistem dan
saling bekerja sama serta menjalankan fungsinya masing-masing.
2. Proses (Process)
Proses merupakan seluruh bagian dari elemen yang ada didalam sistem
dan saling diperlukan untuk mengubah masukkan menjadi keluaran yang
diharapkan.
3. Keluaran (Output)
35
Unsur diatas akan terus saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain,
sistem diartinya sebagai berikut :
c. Kebijakan
Kebijakkan merupakan aturan tertulis yang telah ditentukan sebagai
putusan dari pertemuan formal suatu organisasi.Kebijakkan mengatur
seluruh komponen organisasi dan mengikatnya agar mendapatkan tata
nilai yang dituju.
2. Aspek Proses
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan sangat dibutuhkan dalam melakukan sebuah kegiatan atau
program yang dibuat untuk mencukupi seluruh apa yang dibutuhkan
pada kegiatan SDIDTK. Kegiatan ini meliputi:(20)
1) Sasaran
Anak yang berusia 0 hingga 5 tahun yang berada diwilayah kerja
puskesmas menjadi sasaran dalam program ini.
2) Tenaga
SDIDTK pada balita melewati beberapa tahapan kegiatan yang
dibagi menjadi 3 pokok. Hal ini diperlukan untuk untuk membantu
jumlah tenaga yang sesuai agar bisa bekerja dengan efektif dan
efisien.
3) Sarana
Pelaksanaan SDIDTK memerlukan sarana untuk menunjang,
seperti tempat, timbangan, meteran, pita untuk mengukur LiLA,
tabel IMT, dan sebagainya.
4) Jadwal Pelayanan
39
b. Perorganisasian (Organizing)
Setelah menentukan tujuan, susunlah rencana atau program untuk
mencapai keberhasilan program SDIDTK balita, maka perlu dirancang
dan dikembangkan organisasi tersebut sehingga bisa menjalankan
program dengan baik dan maksimal.(43)
Pengorganisasian merupakan seluruh proses untuk mengelompokkan
sesuatu, mulai dari orang, tugas, alat, wewenang, tanggung jawab
didalam organisasi agar bisa mencapai tujuan yang telah dibuat. (20)
c. Pelaksanaan (Actuating)
Pelaksanaan program SDIDTK dilakukan diluar dan didalam
puskesmas, dimana juga didalam puskesmas dilakukan kegiatan
seperti, memberikan penyuluhan, pelatihan, dan konseling kepada
petugas puskesmas, tenaga kesehatan, hingga kader yang nantinya
menjadi pelopor dalam melakukan konseling.Hal ini dilakukan agar
tenaga kesehatan bisa memberikan konseling kepada ibu dan balita
yang telah diatur didalam buku pedoman SDIDTK dan bisa
mendapatkan masalah yang sedang terjadi pada balita.
Bentuk kegiatan SDIDTK yang dilakukan di puskesmas seperti
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran
lingkar kepala, pengukuran dengan kuesioner KPSP, tes pendengaran,
tes pengelihatan menggunakan KMEE dan (CHAT), serta (GPPH).
Kegiatan yang dilakukan berbentuk kunjangan keposyandu merupakan
tanda dari berkoordinasinya pelaksana SDIDTK dengan puskesmas.
40
d. Pengawasan (controlling)
Pengawasan merupakan pengamatan seluruh proses kegiatan dalam
pekerjaan agar bisa berjalan dengan maksimal dan sesuai rencana yang
telah ditentukan.
3. Aspek Output
Pada akhir tahun akan dilakukan evaluasi untuk program SDIDTK
kemudian dianalisa dan dijadikan laporan tahunan dipuskesmas. Evaluasi
merupakan kegiatan untuk melihat data cakupan kontak pertama SDIDTK,
cakupan balita disekolah yang dilakukan 2 kali setahun.Evaluasi program
SDIDTK dilaksanakan dengan mengkaji seluruh data sekunder dari hasil
laporan tahunan agar program SDIDTK tambah baik dari tahun ke tahun.(4)
a. Kebijakan a. Perencanaan
b. Pedoman Program
dan SOP b. LokakaryaMini Cakupan Program
c. Sumber c. Pengorganisasi SDIDTK
Daya an Meningkat
Manusia d. Pelayanan
d. Dana Kesehatan
e. Sarana Dan e. Supervisi dan
Prasarana Evaluasi
f. Pencatatan dan
Pelaporan
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 3.2 Definisi Istilah, Cara Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Cara Pengumpulan Instrumen
No Komponen/Definisi Istilah
Data Penelitian
Komponen Masukan (Input)
1 Kebijakan peraturan – Wawancara Pedoman
peraturan yang dijadikan mendalam dan telaah wawancara
44
permasalahan pelayanan
dalam pelaksanaan program
SDIDTK balita.
6 Evaluasi Wawancara Pedoman
Membandingkan hasil yang mendalam dan telaah wawancara
dicapai dengan tujuan suatu dokumen
program dalam pelaksanaan
program SDIDTK balita
dengan tujuan yang telah
direncanakan.
7 Pencatatan dan pelaporan Wawancara Pedoman
mendalam dan telaah wawancara
dokumen
Komponen Keluaran
(output)
1 Tercapainya cakupan Wawancara Pedoman
SDIDTK. mendalam dan telaah wawancara
dokumen
Informan
Pelaksana
Kepala Pengelola
Informasi Program
Puskes- Program Ibu Balita
yang SDIDTK Telaah Obs
N mas SDIDTK
dibutuhkan Doku erva
o
men si
Indepth Indepth Indepth Indepth
Interview Interview Interview Interview
(1 Orang) (1 Orang) (1 Orang) (5 Orang)
INPUT
1 Kebijakan √ √ √ √ √
2 SOP & √ √ √ √ √
Pedoman
3 SDM √ √ √ √ √ √
4 Dana √ √ √ √ √
5 Sarana & √ √ √ √ √ √
Prasarana
49
PROCESS
6 Perencanaan √ √ √ √ √
7 Lokakarya √ √ √ √ √
Mini
8 Pengorganisa √ √ √ √ √
sian
9 Pelayanan √ √ √ √ √ √
1 Supervisi& √ √ √ √ √
0 Evaluasi
1 Pencatatan √ √ √ √ √
1 dan
Pelaporan
1 OUTPUT
2 Cakupan √ √ √ √ √
SDIDTK
Metode Kualitatif
Sumber Data
Analisis Data
Hasil Penelitian
Dengan adanya berbagai sumber data, teori, dan metode tersebut, maka
akan menghasilkan berbagai pandangan yang berbeda pula mengenai hal yang
diteliti, sehingga menghasilkan pengetahuan yang lebih untuk membuktikan
kebenaran secara maksimal. Ketiga teknik triagulasi tersebut merupakan langkah
dalam penelitian ini untuk membandingkan dan melihat kembali informasi yang
diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda melalui :
1. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi
berbagai dokumen yang berkaitan.
2. Membandingkan hasil wawancara dari satu informan dengan informan
yang lainnya.
3. Membandingkan hasil wawancara dengan teori yang berkaitan.
4. Membandingkan hasil observasi dengan teori yang berkaitan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah ± 258 km2, wilayah
Kerja Puskesmas Talang Banjar adalah :
1. Kelurahan Talang Banjar
2. Kelurahan Budiman
3. Kelurahan Sulanjana
4. Kelurahan Tanjung Sari
14 Cleaning Service 1 -
Jumlah 35 5
Sumber : Profil Puskesmas Talang Banjar
Kode Umur
No Jabatan Pendidikan
Informan (Tahun)
1 A1 Kepala Puskesmas Talang 48
S1 Profesi Dokter
Banjar
2 B1 Bidan Penanggung Jawab 45
D3 Kebidanan
Program SDIDTK Puskesmas
3 C1 Bidan/Perawat Pelaksana 39
D3 Kebidanan
Program SDIDTK Puskesmas
4 D1 Ibu mempunyai balita yang 37
SMP
berkunjung ke Puskesmas
5 D2 Ibu mempunyai balita yang 30
SMA
berkunjung ke Puskesmas
6 D3 Ibu mempunyai balita yang 39
SMP
berkunjung ke Puskesmas
7 D4 Ibu mempunyai balita yang 39
SMP
berkunjung ke Puskesmas
8 D5 Ibu mempunyai balita yang 26
SMA
berkunjung ke Puskesmas
55
Dari Tabel 4.2 dapat kita lihat bahwa informan pada penelitian ini
mempunyai latar belakang pendidikan yang bervariasi, hal ini diharapkan dapat
menggambarkan pemahaman yang bervariasi tentang program SDIDTK sehingga
dapat menggambarkan pemahaman bervariasi dari hasil penelitian ini sehingga
dapat digeneralisir.
4.1.3.1 INPUT
1. Kebijakan
Hasil wawancara yang didapatkan bahwa sebagian besar petugas belum
memahami kebijakan pelaksanaan program. Kebijakan pelaksanaan program
SDIDTK balita adalah Permenkes No. 43 tahun 2016 tentang standar minimal
pelayanan bidang kesehatan yang menitik beratkan pada pelayanan kesehatan
balita dan Permenkes no. 66 Tahun 2014 pemantauan pertumbuhan
perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak. Namun pada wawancara
hanya satu informaan yang mengetahui tentang kebijakan tersebut seperti yang
terkutip di bawah ini :
Tabel 4.3 Reduksi Data Kebijakan Program Stimulasi, Deteksi Dini dan
Intervensi Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di Puskesmas
Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
Mengikuti acuan program dari Kebijakan
A1 pusat kemudian mengikuti Program SDIDTK
standar dari Dinas Kota mengacu pada
kebijakan dari
Mengacu pada kebijakan dari pusat berdasarkan
pusat yaitu buku Pedoman buku pedoman dan
Kebijakan B1 SDIDTK dan SPM No. 43 SOP yang ada di
Tahun 2016 dan buku Standar Puskesmas.
Pelayanan Operasional (SOP)
“Kalo SOP ado. buku pedoman jugo ado pernah dibagi dari dinas
dipegang oleh petugas masing-masing” (B1).
Tabel 4.4 Reduksi Data Standar Operasional Pelayanan (SOP) dan Pedoman
Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) Balita di Puslesmas Talang Banjar Kota
Jambi
Kode Jawaban
Topik Kesimpulan
Informan Informan
Standar Standar
A1 SOP ada
Operasional Operasional
Pelayanan (SOP) SOP dan buku Pelayanan (SOP)
B1 ada. Buku
dan Pedoman pedoman ada
58
SDIDTK pedoman
SOP ada buku pelaksanaan
C1
pedoman ada SDIDTK sudah
ada di puskesmas
“SDM nya ya? SDM nya kalo ee mulai dari kalo petugas
penanggung jawab program bidan. Bidan itu D3 Mmmm kalo yang untuk
59
Tabel 4.5 Reduksi Data Tentang Sumber Daya Manusia Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Sudah ada dan memadai. Sumber daya Manusia
Petugas juga sudah dalam program SDIDTK
mengikuti pertemuan - sudah ada, namun
pertemuan dan pelatihan pelaksana program belum
Sumber
B1 Sudah ada tapi belum pernah mendapatkan
Daya
cukup. Petugas juga sudah pelatihan SDIDTK.
Manusia
pernah mengikuti
pelatihan - pelatihan
namun tidak mendapat
sertifikat
60
dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Sumber Daya Manusia (SDM) sudah
ada dan jumlahnya cukup. namun pelatihan belum pernah diberikan kepada
pelaksana program.
4. Dana
Dana pelaksanaan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang
Banjar bersumber dari dana BOK Puskesmas. Hal ini diperkuat dari kutipan
hasil wawancara berikut :
Tabel 4.6 Reduksi Data Tentang Dana Dalam Program Stimulasi, Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawab Informan Kesimpulan
Informan
A1 Dana SDIDTK berasal dari Dana Pelaksanaan program
dana BOK SDIDTK berdasarkan dana
B1 Dana berasal dari Dana BOK BOK Puskesmas
Dana dan cukup
C1 Dana berasal dari Dana BOK
dan cukup
satu atau dua alat jadi ruangan – ruangan lain juga perlu jadi kondisinya
ada tapi tidak cukup” (A1)
Tabel 4.7 Reduksi Data Tentang Sarana dan Prasarana Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode Jawaban
Topik Kesimpulan
Informan Informan
A1 Sarana SDIDTK Sarana dan prasarana
sudah ada tetapi program SDIDTK sudah
jumlahnya belum ada dan lengkap, namum
cukup jumlahnya masih kurang.
Sarana
dan B1 Sarana dan
Prasarana prasarana sudah
memadai dan masih
bisa digunakan, tapi
jumlahnya masih
kurang
63
C1 Sarana dan
prasarana sudah
cukup memadai dan
lengkap
Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang
pelaksanaan program SDIDTK di Pusekesmas Talang Banjar sudah lengkap,
namun jumlahnya masih kurang.
4.1.3.2 PROSES
1. Perencanaan Program
Proses perencanaan program yang dimaksuda dalam indikator ini
adalah berupa jadwal bidan untuk turun ke lapangan maupun kegiatan di
Puskesmas. Hasil wawancara tentang hal ini diperoleh informasi sebagai
berikut :
“POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun ee POA nya itu
terbagi kedalam ee kegiatan pokok puskesmas, jadi kegiatan pokok
puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada ee POA nya sendiri
sudah dibikin oleh pengelola programnya baik dari kesehatan ibunya
maupun kesehatan anak. Kemudian dari program gizi juga mempunyai
POA sendiri itu e apa namanya diusulkan setiap tahunnya kemudian dari
Promkes juga karena sedikit banyak juga berkaitan dengan promkes juga
ada disitu termasuk sudah ada POA nya” (A1)
“Kami punya POA, RUK dan RPK nya didalam gedung kami
melakukan bersama Lintas Program pertama promkes, petugas gizi, gigi
64
2. Lokakarya Mini
65
“Kalo sebelum pandemi ni kami tiap bulan lokakarya mini ra, tapi
semenjak corona ni tiap tigo bulan setelah selesai pelayanan di puskesmas
tapi kadang idak semua pegawai jugo yang ngikuti karno ado yang lagi
turun lapangan ado yang posyandu pokoknyo banyakla kendalanyo.Jadi
kadang dak semua masalah tu kendala diprogram tu tersampaikan
semua.Tapi biasonyo kepala puskesmas tu yang evaluasi program
langsung ke petugasnyo masing-masing. Kalo duo tahun ni memang kakak
dak fokus ke program ra karena kakak lagi kuliah” (B1)
“Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini melibatkan
semua program dan staf puskesmas membahas tentang masalah-masalah
program yg ada di puskesmas” (C1)
66
Tabel 4.9 Reduksi Data Tentang Lokakarya Mini Dalam Program Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Biasanya rutin dilakukan Lokakarya mini ada
namun saat masa pandemi dilakukan secara rutin.
Covid - 19 sekarang ini Sebelum pandemi
sudah jarang dilaksakan Covid -19 lokakarya
B1 Biasanya rutin dilakukan mini dilakukan setiap
Lokakary setiap bulan namun karena bulan namun karena
a Mini pandemi Covid - 19 pandemi lokakarya
dilaksanakan 3 bulan sekali mini dilaksanakan
C1 Karena masa pandemi setiap tiga bulan sekali
Covid - 19 dilaksanakan
setiap triwulan, biasanya
setiap bulan
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan dalam pelaksanaan program serta
menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh
pimpinan kepada staf untuk mencapai suatu tujuan. Pengorganisasian dalam
pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar diungkapkan oleh
para informan seperti yang terkutip berikut ini :
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 SK penunjukkan secara SK penunjukkan
khusus untuk program petugas berasal dari
SDIDTK belum ada Kepala Puskesmas
B1 Ada SK penunjukkan
Pengorganisasian tugas dari Kepala
Puskesmas
C1 Ada SK penunjukkan
sebagai Pelaksana
Program SDIDTK
4. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan program SDIDTK balita di Puskesmas Talang
Banjar dilakukan setiap hari. Hal ini sesuai dengan pernyataan salah satu
informan berikut ini :
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Pelayanan mengikuti kegiatan Pelayanan program
puskesmas, alur pelayanan dan SDIDTK mrngikuti
SOP ada kegiatan Puskesmas
B1 Selain kedisplinan dan dengan alur
tanggung jawab petugas dalam pelayanan dan SOP
Pelayanan
melaksanakannya harus ada yang telah
Kesehatan
juga peran aktif dan partisipasi ditentukan. Petugas
dari masyarakat disiplin melakukan
C1 kegiatan SDIDTK dilakukan program dan
setiap hari dan melakukan melakukan
pencatatan setiap harinya pencatatan
Tabel 4.12 Reduksi Data Tentang Supervisi dan Evaluasi Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 Supervisi program dilakukan Evaluasi dilakukan
oleh Kepala Puskesmas Dinas setiap bulan oleh
Kesehatan Kota Jambi Kepala Puskesmas.
B1 Evaluasi dilakukan oleh Supervisi dilakukan
Kepala Puskesmas setiap oleh Dinas
bulan, Supervisi dari Dinas Kesehatan Kota
Supervisi
Kesehatan Kota sekalian Jambi secara rutin.
dan
dengan Program Kesehatan
Evaluasi
anak
C1 Supervisi dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kota yang
khusus SDIDTK, evaluasi
dilakukan oleh Kepala
Puskesmas setiap bulan
72
Tabel 4.13 Reduksi Data tentang Pencatatan dan Pelaporan Dalam Program
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini (SDIDTK) Balita di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
Pencatatan A1 Pencatatan sudah dilakukan. Pencatatan dan
dan Pelaporan juga dilakukan pelaporan sudah
Pelaporan dengan alurnya. dilakukan baik yang
B1 Pencatatan dan pelaporan bulanan dan
dilakukan setiap satu bulan dan triwulan
3 bulan sekali
C1 Pencatatan dan pelaporan
dilakukan setiap satu bulan dan
3 bulan sekali
4.1.3.3 OUTPUT
Output dalam pelaksanaan program SDIDTK balita adalah cakupan balita
yang telah mendapatkan pelayanan program SDIDTK balita. Berikut penuturan
informan terkaitan cakupan program SDIDTK Balita di Puskesmas Talang Banjar:
terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha untuk
secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada seperti sarana
untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian sarana-sarana penunjang
seperti komputer peralatan kantor itu bisa menggunakan dari dana
BLUD. Kemudian untuk petugas sudah memenuhi standar kemampuan
kompetensi sudah cuma mungkin perlu ditambah lagi pelatihan untuk
meningkatkan kemampuannya.Nah, kemudian untuk peralatan yg
diposyandu kerena peralatan di posyandu katakanlah sudah tidak
memenuhi persyaratan kerena tidak di kalibrasi usualan kami agar
timbangan tersebut dikalibrasi.pernah petugas………………..(A1)
penyimpangan itu harus tau secara dini dulu jadi semakin cepat
penanganan yang akan di lakukan pada anak tersebut”(C1)
Kode
Topik Jawaban Informan Kesimpulan
Informan
A1 berkaitan dengan peralatan Capaian masih kurang
terutama peralatan yang ada di dari yang telah
posyandu. Petugas sudah ditetapkan oleh
memadai namun masih harus pemerintah
diberikan pelatihan
B1 Tidak sesuai dengan target
Capaian karena sebagai pemegang
SDIDTK program konsentrasi terpecah
dengan kegiatan kuliah, faktor
lainnya adalah sarana yang
masih kurang. Untuk faktor
karena balitanya yang tidak
datang tidak melalukan
sweepping
77
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 INPUT
Pelaksanaan komponen input manajemen program pelaksanaan Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Balita di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi meliputi : Kebijakan, SOP dan pedoman, sumber daya manusia, dana,
sarana dan prasarana.
1. Kebijakan
Kebijakan menurut KBBI adalah rangkaian konsep dan asas yang
menjadi dasar dan pedoman rencana dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
Kebijakan kesehatan adalah segala sesuatu yang menjadi faktor – faktor
penentu di sektor kesehatan agar dapat meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat.(48) Fungsi kebijakan kesehatan adalah untuk menyediakan pola
pelayanan pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit dan perlindungan
kepada masyarakat yang rentan.(49) Kebijakan dalam pelaksanaan SDIDTK
ini telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan dengan fokus pada pelayanan kesehatan balita (Kemenkers RI,
2016). Kebijakan juga diatur dalam peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangaan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak (Kemenkes,
2014).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri terhadap pelaksanaan
SDIDTK Balita di Puskesmas di Kota Padang didapatkan bahwa proses
pelaksanaan SDIDTK balita hanya sebatas melakukan pelayanan pasif
karena seluruh kebijakan belum dilaksanakan secara konsisten oleh para
pelaksana program.(9) Hasil penelitian lainnya yang dilakukan di Kota
Semarang oleh Sri Wahyuni menyatakan bahwa pemahaman tentang
78
dengan angka kredit 1 (satu) angka kredit yang ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang dan panitia penyelenggara.(58) Namun pelatihan belum
pernah diberikan kepada pelaksana program SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar. Seharusnya Dinas Kesehatan Kota Jambi dapat
memberikan pelatihan kepada pelaksana program SDIDTK sehingga
kompetensi petugas baik. Disamping itu peningkatan kompetensi petugas
juga dapat dilakukan dengan melakukan pendampingan kerja terhadap
pelaksana program oleh kepala Puskesmas sehingga kemampuan dan
kinerja petugas semakin baik.
4. Dana
Dana adalah uang yang disediakan untuk suatu keperluan (KBBI).
Dana kesehatan adalah besarnya biaya yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang
diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Untuk
itu diperlukan jumlah dana yang besar yang mengikuti perkembangan
alokasi dana dibidang kesehatan.(43)
Sumber pembiayaan Puskesmas besar dari pusat (APBN), dan
provinsi dan dana pemerintah kota. Dana pelaksanaan SDIDTK berasal
dari dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) Puskesmas. Dana BOK
sendiri adalah dana bantuan dari pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah untul melaksanakan SPM (Standar Pelayanan Minimal) kesehatan
(60) (9)
(Permenkes No. 3 tahun2019). Hasil penelitian Putri menyatakan
bahwa dana pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Kota Padang
berasal dari dana BOK Puskesmas. Menurut penelitian terhadap
(61)
pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang dilakukan olehYuniarty
menyatakan bahwa dana pelaksanaan SDIDTK di kota Bengkulu
jumlahnya sangat kecil sehingga mempengaruhi besaran cakupan SDIDTK
di Kota Bengkulu.
Hasil penelitian terhadap dana pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar didapatkan bahwa dana pelaksanaan program berasal dari
82
4.2.2 PROSES
1. Perencanaan Program
Perencanaan adalah sebuah proses dengan menetapkan tujuan
utama terlebih dahulu, menentukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dengan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kepada seluruh
pekerjaan hingga tercapainnya tujuan organisasi.(65) Perencanaan kesehatan
adalah suatu ketelitian, suatu interpretasi yang cermat dan suatu upaya
pengembangan pelayanan kesehatan yang teratur yang dilaksanakan atas
dasar pemanfaatan seluruh ilmu pengetahuan modern serta pengalaman
yang dimiliki sedemikian rupa sehingga terpenuhi kebutuhan kesehatan
84
2. Lokakarya Mini
Lokakarya mini adalah suatu usaha untuk menjalin kerjasama
kekompakan tim untuk melaksanakan perencanaan agar tercapainya tujuan
suatu program.(53) Standar pelaksanaan lokakarya mini tertuang dalam
Perkemkes No. 44 tahun 2016. Lokakarya mini bulanan dilakukan untuk
menilai pencapaian dalam pelaksanaan suatu program pada bulan yang
lalu dan memantau kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, sehingga
dapat dibuat perencanaan selanjutnya apabila diperlukan. Lokakarya mini
tribulanan adalah lokarya karya yang dilaksanakan setiap tiga bulan untuk
menginformasikan capaian yang telah dicapai selama tiga bulan
terakhir.(68)
Hasil penelitian Putri terhadap pelaksanaan SDIDTK di puskesmas
Kota Padang menyatakan bahwa lokakarya mini dilakukan bersama
program – program lainnya dan tidak ada lokakarya mini khusus
SDIDTK.(9) Penelitian lain yang dilakukan oleh Handayani terhadap
pelaksanaan SDIDTK di Puskesmas Sungai Piring didapatkan hasil bahwa
rendahnya cakupan SDIDTK di wilayah kerja tersebut karena monitoring
dan evaluasi capaian SDIDTK hanya dilakukan pada lokakarya mini
triwulan. (69)
Pada penelitian di Puskesmas Talang Banjar, para informan
menyebutkan bahwa sebelumnya lokakarya mini bulanan dan lokakarya
mini tribulanan rutin dilakukan bersamaan dengan program – program lain
yang ada di Puskesmas Talang Banjar, namun dimasa pandemi sekarang
ini lokakarya mini bulanan ditiadakan dan hanya melakukan lokakarya
mini tribulanan. Hal ini diperkuat dengan hasil telaah dokumen yang
dilakukan peneliti. Lokakarya mini di Puskesmas Talang Banjar
dilaksanakan lintas program dan kurang maksimal, serta tidak ada
lokakarya mini khusus program SDIDTK Balita. Seharusnya Kepala
Puskesmas bisa melaksanakan lokakarya mini khusus program SDIDTK
yang bertujuan untuk membahas pelaksanaan SDIDTK baik didalam
lingkungan Puskesmas maupun diluar lingkungan Puskesmas, mengetahui
86
3. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses penentuan, pengelompokkan, dan
pengaturan berbagai aktivitas – aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.(70) Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah membagi pekerjaan
kedalam tugas – tugas operasional, mengelompokkan tugas – tugas
kedalam posisi – posisi secara operasional, menggabungkan jabatan –
jabatan operasional ke dalam unit – unit yang saling berhubungan,
memilih dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai,
menjelaskan persyaratan dari setiap jabatan, menyesuaikan wewenang dan
tanggung jawab bagi setiap anggota, menyediakan berbagai fasilitas untuk
pegawai dan menyelaraskan organisasi sesuai dengan petunjuk hasil
pengawasan. Hasil kolerasi penelitian Irmawati terhadap hubungan dungsi
manajemen dalam pelaksanaan program SDIDTK terhadap cakupan
SDIDTK di Kota Semarang terdahulu menyatakan bahwa ada hubungan
yang sangat signifikan antara pengorganisasian dengan cakupan SDIDTK
di Kota Semarang.(71) Hal serupa juga dinyatakan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Fadilla Abdullah terhadap manajemen pelaksana SDIDTK
di Kota Ternate.(45)
Hasil wawancara, observasi dan telaah dokumen pada penelitian di
Puskesmas Talang Banjar menunjukkan bahwa pengorganisasian telah
dilakukan dan tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan oleh
Kepala Puskesmas Talang Banjar. Namun SK tersebut masih bergabung
dengan SK pelaksanaan program Kesehatan Ibu dan Anak lainnya. Tidak
ada SK khusus pengorganisasian pelaksanaan program SDIDTK.
Seharusnya jika dilakukan maka semua kegiatan dapat terintergrasi dengan
87
4. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri/bersama – sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, pencegahan, menyembuhkan penyakit, dan
memulihkan kesehatan perseorangan/kelompok (Depkes RI, 2009). Dalam
buku pedoman pelaksanaan SDIDTK balita, pelayanan minimal dalam
pelaksanaan SDIDTK dibagi kedalam 2 jenis pelayanan yaitu pelayanan
kesehatan pemeriksaan tumbuh balita dan pelayanan kesehatan
pemeriksaan kembang balita. Pelayanan kesehatan pemeriksaan tumbuh
dilakukan dengan cara mengukur berat badan balita, tinggi badan dan
lingkar kepala balita, sementara pelayanan kesehatan pemeriksaan
kembang meliputi melakukan gerak kasar, gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa, sosialisasi, dan kemandirian, tes daya dengar, dan tes daya
(4)
lihat. Menurut hasil penelitian Nuraini dalam jurnal yang berjudul
analisis peran bidan dalam pelaksanaan Stimulasi Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi dan balita di Puskesmas Batoh
Kota Banda Aceh menyatakan bahwa para bidan belum memberikan
pelayanan yang optimal, bidan hanya melakukan stimulasi sederhana pada
bayi dan balita.(72) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Yuniarti terhadap pelaksanaan SDIDTK di Kota Bengkulu yang
menyatakan bahwa pada pelaksanaan SDIDTK pemeriksaan hanya sebatas
memeriksa tumbuh saja. Sedangkan pemeriksaan kembang jarang
dilakukan. (61)
Hasil penelitian berdasarkan observasi terhadap pelayanan
kesehatan SDIDTK di Puskesmas talang Banjar didapatkan bahwa
pelaksanaan SDIDTK masih belum optimal. Format KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan) untuk memeriksa motorik halus dan kasar bayi,
kemampuan berbahasa dan sosialisai balita belum digunakan dengan baik.
88
4.2.3 Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan atau kesimpulan elemen yang
dihasilkan dari proses yang berlangsung.(76) Target cakupan pelaksanaan SDIDTK
yang ditetapkan oleh pemerintah adalah 90 %. (77) Cakupan yang dimaksud adalah
besarnya jumlah pelayanan yang diberikan terhadap balita yang berkunjung ke
90
bukan bagi ibu balita saja tetapi juga untuk masa depan balita tersebut. Faktor
lainnya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya
pelaksanaan SDIDTK oleh para ibu yang memiliki balita.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Putri terhadap evaluasi pelaksanaan
SDIDTK di Puskesmas Kota Padang, pada penelitian tersebut dinyatakan
rendahnya cakupan pelaksanaan SDIDTK Balita di Puskesmas Kota Padang tahun
2019 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kurangnya peran orang tua yang
memiliki balita untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan balita
mereka ke puskesmas, wilayah kerja yang luas, kurangnya inovasi petugas serta
kurangnya sosialiasi program.(9) Penelitian yang dilakukan oleh Yuniarty yang
dilakukan di Kota Bengkulu juga menyatakan bahwa rendahnya cakupan
SDIDTK Balit di Kota Bengkulu disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : SDM
yang masih kurang dan motivasi petugas yang rendah, dana yang belum
mencukupi serta manajemen pelaksana SDIDTK belum optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, observasi dan telaah
dokumen terhadap pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas Talang Banjar
Kota Jambi dengan menggunakan teknik input, proses dan output didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen Input
Pada indikator ini pemahaman petugas tentang kebijakan masih
kurang memahami.Kepatuhan petugas dalam menjalankan SOP program
masih harus ditingkatkan lagi. Pelatihan belum pernah diberikan terhadap
pelaksana program, jika dibandingkan dengan luas wilayah kerja maka
dana yang tersedia masih kurang dan perlu diadakannya penambahan
jumlah sarana SDIDTK balita.
93
2. Komponen Proses
Indikator proses pada pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas
Talang Banjar sudah berjalan namun tidak sesuai dengan ketentuan.
Pemeriksaan yang lakukan hanya pemeriksaan terhadap pertumbuhan anak
seperti mengukur berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala
anak.pemeriksaan perkembangan anak baru dilakukan apabila petugas
mendapat laporan dari orang tua balita.
3. Komponen Output
Komponen output sebagai hasil capaian program SDIDTK di
Puskesmas Talang Banjar Kota Jambi masih kurang dari target yang telah
ditetapkan karena belum optimalnya pelaksanaan SDIDTK.
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
tentang-puskesmas.pdf
18. Islami MN. Psikologi perkembangan (sebuah pengantar) [Internet].
kompasiana. 2015 [cited 2020 Nov 21]. Available from:
https://www.kompasiana.com/coretan-
hitam/54f3438a745513a12b6c6dcf/psikologi-perkembangan-sebuah-
pengantar#:~:text=Kartini Kartono (2007%3A 18),yang sehat dalam waktu
tertentu.”
19. Aulia T. konsep perkembangan dan pertumbuhan manusia [Internet].
kompasiana. 2020 [cited 2020 Nov 21]. Available from:
https://www.kompasiana.com/triaauliaaa/5f36a9dd097f3624e108dd93/kons
ep-perkembangan-dan-pertumbuhan-manusia
20. kementrian Kesehatan RI. profil kesehatan indonesia tahun 2015. jakarta:
kementrian kesehatan RI; 2016.
21. elizabeth b. hurlock. psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang
rentan kehidupan. 5th ed. Jakarta: erlangga; 2006.
22. whaley dan wong. buku ajar keperawatan pedriatik. 2nd ed. Jakarta: egc;
2000.
23. ajeng anastasia kinanati. tumbuh kembang anak berbeda, jangan dibanding-
bandingkan [Internet]. detikhealth. 2016 [cited 2020 Oct 10]. Available
from: https://health.detik.com/ibu-dan-anak/d-3315615/tumbuh-kembang-
anak-berbeda-jangan-dibanding-bandingkan
24. Soetjingsih. tumbuh kembang anak. 2nd ed. Jakarta: egc; 2013. 133 p.
25. Azizah A, Adriani M. Tingkat Kecukupan Energi Protein Pada Ibu Hamil
Trimester Pertama Dan Kejadian Kekurangan Energi Kronis. Media Gizi
Indones. 2018;12(1):21.
26. Indarini N. kenali, berbagai penyebab kasus clubfoot pada bayi [Internet].
detikhealth. 2017 [cited 2020 Oct 10]. Available from:
https://health.detik.com/bayi/d-3518018/kenali-berbagai-penyebab-kasus-
clubfoot-pada-bayi
27. Hanum H, Wibowo A. Pengaruh Paparan Asap Rokok Lingkungan pada
Ibu Hamil terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah. Majority.
98
2016;5(5):2.
28. Tyastuti S, Wahyuningsih heni puji. asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta:
pusat pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan
kementrian kesehatan republik indonesia; 2016. 152 p.
29. Dewi R. Kehamilan dengan Infeksi TORCH Pregnancy with Torch
Infection. 2019;3:176–81.
30. wikipedia. Eritroblastosis fetalis [Internet]. wikipedia. 2019 [cited 2020 Oct
10]. Available from: https://id.wikipedia.org/wiki/Eritroblastosis_fetalis
31. Tarsikah, Diba dyah ayu amira, Didharto H. komplikasi maternal dan
luaran bayi baru lahir pada kehamilan remaja di rumah sakit umum daerah
kanjuruhan, kepanjen, malang. J Kesehat. 2020;13(1):54–68.
32. Yulianda A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Berbicara
Berbicara Pada Anak Balita. J Pendidik Bhs dan Sastra Indones [Internet].
2019;3(2):12–6. Available from:
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/20226
33. Wicaksana RW, Yuwono, M.Pd DJ, Utami, M.Pd YT. Penerapan
Permainan Monopoli untuk Meningkatkan Kemampuan Motoric Halus
Anak Cerebral Palsy di SKh Al-Khairiyah Cilegon. UNIK (Jurnal Ilm
Pendidik Luar Biasa). 2018;3(2).
34. Meinapuri M. Polimorfisme Gen Apolipoprotein E Pada Penderita Sindrom
Down Trisomi 21. J Kesehat Andalas. 2013;2(1):14.
35. unit kerja koordinasi endokrinologi ikatan dokter anak indonesia. panduan
praktis klinis ikatan dokter anak indonesia perawakan pendek pada anak
dan remaja di indonesia [Internet]. badan penerbit ikatan dokter nak
indonesia; 2017. Available from: http://spesialis1.ika.fk.unair.ac.id/wp-
content/uploads/2018/03/PPK-Perawakan-Pendek.pdf
36. Dewi R, Inayatillah, Yullyana R. Pengalaman Orangtua dalam Mengasuh
Anak Autis di Kota Banda Aceh. Psikoislamedia J Psikol. 2018;3(2):288–
301.
37. Ramayumi R, Nurdin AE, Nurhajjah S. Karakteristik Penderita Retardasi
Mental Di Slb Kota Bukittinggi. Maj Kedokt Andalas. 2015;37(3):181.
99
aksara; 2008.
63. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2018 Tentang Aplikasi Sarana, Prasarana, Dan Alat Kesehatan.
Permenkes. 2018;3.
64. Posma M, Napitupulu S, Aryani Y, Vitriani O. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Denan Sikap Kader Posyandu Dalam Melakukan Deteksi
Dini Perkembangan Bayi/Balita Di WIlayah Kerja Puskesmas Rumbai
Kota. Mahasiswi Profi D-IV Kebidanan. 2018;6:32-41
65. Coulter SP robbins & M. Manajemen. jakarta: PT Indeks Kelompok
Gramedia; 2005.
66. Who. Urban planning crucial for better public health in cities. 2020.
67. Raharjo, Sutio, Sri Wayanti NKW. Pengaruh fungsi manajemen pelaksana
kegiatan SDITK terhadap cakupan SDIDTK balita dan anak prasekolah. J
Pamator. 2019;12(1):7.
68. Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No. 44 Tahun 2014. Vol. 55, 2014.
69. Handayani R, Nurlisis, Afni N. Analisis Pelaksanaan Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) di UPT Puskesmas Sungai
Piring. J Kesehat Komunitas. 2020;6(3):363–8.
70. Terry, GR. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara; 2012.
71. Irmawati. Pelaksana Kegiatan Stimulasi Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang ( Sdidtk ) Dengan Cakupan Sdidtk Balita Dan Anak
Prasekolah Di Puskesmas Kota Semarang TAHUN 2007. 2007;
72. Nuraini, Djafar D, Sanusi SR. Analisis Peran Bidan Dalam Pelaksanaan
Stimulasi. Role Midwifves, SDIDTK, Infant Toodler. 2017;3(2):258–62.
73. Dewi FK. Efektifitas Sdidtk Terhadap Peningkatan Angka Penemuan Dini
Gangguan Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Balita Di Posyandu Teluk
Wilayah Puskesmas Purwokerto Selatan. Proseding Semin Nas dan Int.
2014;
74. Suarli S. Bahtiar Y. Manajemen Keperawatan Dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Erlangga; 2012.
75. Kozier B, Glenora E, Audrey B, Shirlee JS. Buku Ajar Fundamental
102
Dengan Hormat,
Saya memohon kerja sama dari Bapak/Ibu/ Saudara untuk dapat mengikuti
kegiatan ini sebagai subjek penelitian dengan memberikan informasi dan
penjelasan mengenai pelaksanaan program Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
(SDIDTK) Balita di Puskesmas Talang Banjar. Data hasil wawancara ini
diharapkan dapat disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga
dapat menjadi perbaikan dan pengambilan langkah strategi yang bermanfaat.
Nama : …………………………………………………………
Umur : …………………………………………………………
Pendidikan : …………………………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………………………
Alamat : …………………………………………………………
…………………………………………………………
Nomor Hp : …………………………………………………………
104
Jambi, ……../……../………
(……………………………)
Dijamin kerahasiaannya
A. Identitas Responden
B. Pertanyaan
A. Identitas Responden
I. Petunjuk Umum
A. Mengucapkan salam dan terimaksih atas kesediaannya untuk
diwawancarai dan berpartisipasi dalam penelitian.
B. Memperkenalkan diri kepada Ibu Balita
C. Memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan wawancara dilakukan.
V. Penutup
Lampiran 4
==========================================================
A. PETUGAS PUSKESMAS
1. INPUT
1.1 Kebijakan
1.4 Dana
112
2. PROSES
2.1 Perencanaan
C1 Mungkin karena corona ini ya, lokmin kami biasa setiap bulan,
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya ini
melibatkan semua program dan staf puskesmas membahas tentang
masalah-masalah program yg ada di puskesmas.
2.3 Pengorganisasian
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Kalo untuk pengorganisasiannya ee SK nya kemungkinan belum
ada ya secara khusus untuk program SDIDTK nya belom ada.
B1 Kalu kami ado SK penunjukan tugas ra dari kapus. Kakak sebagai
bidan penanggungjawab program kesehatan anak termasuklah
SDIDTK di dalamnyo.
C1 Ada SK nya sebagai pelaksana program SDIDK ada. disini ada
kami bekerjasma dengan LP yang masing masing melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing.
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Upaya pelayanan program SDIDTK itu ee kita mengikuti daripada
kegiatan puskesmas. Jadi Puskesmas itu ada yg UKM nya usaha
kesehatan masyarakatnya, puskesmas turun ke lapangan
pemantauan pemantauan. pemantauan itu mulai dari e posyandu
kemudian pemberian vitamin A kemudian pemantauan pemberian
obat cacing ke sekolah-sekolah dan surveilans kalo misalnya ada
kasus-kasus misalnya kasus gizi buruk, kasus ee bayi resti,
misalnya ada bayi dengan BBLR. Nah, kemudian pertemuan
pertemuan untuk peningkatan kemampuan dari kader kader
posyandu. Ee untuk yg kegiatan UKP pelayanan di Puskesmas ada
ruang konsultasi gizi, ada ruang MTBS, ada ruang imunisasi, ada
pelayanan ee laboratorium, obat. Untuk pelayanan di dalam
puskesmas yg pelayanan SDIDTK nya itu kita ada ruangan tumbuh
kembangnya dan ada petugasnya. Ada alur pelayanannya juga ada.
SOP juga ada.
B1 Menurut kakak ra, pelayanan kesehatan khusus untuk program
SDIDTK ni sangat penting kerena fokusnyo kepada anak anak
calon penerus bangsa. Selain kedisiplinan dan tanggung jawab
petugas dalam melaksanakan jugo harus ado peran dan pertisipasi
masyarakat yang menjadi penting untuk dapat terlibat aktif
membawa anaknyo ke fasilitas kesehatan baik sehat maupun sakit
agar mendapat pelayanan yg optimal jadi program ini terlaksana
dengan baik jugo dapat berhasil sesuai dengan target yang
ditetapkan baik dari pusat maupun kebijakan daerah.
C1 Disini sayo sebagai pelaksana yoh, saya melakukan kegiatan
SDIDTK setiap hari, bayi datang saya catat, saya periksa kemudian
saya catat dalam buku register kemudian akan dilihat oleh
pemegang programnya.
117
3. Output
Informan Pernyataan
(Kode)
A1 Kalo hasil pelayanan SDIDTK di Puskesmas ee pertama berkaitan
dengan peralatan, tapi yang ada di puskesmas e yang sudah e apa
namanya pelayanan yg ada di puskesmas ini sudah sesuai dengan
standar yg sudah kita lakukan baik melalui standar dari pusat
maupun standar dari daerah. Pelayanan ini meliputi dari semuanya
mulai dari di lapangan seperti di posyandu sesuai dengan standar.
Kendalanya di posyandu itu yang pertama peralatan, peralatan itu
seperti alat pengukur berat badan, alat pengukur panjang badan
atau tinggi badan. Alat pengukur berat badan menggunakan
timbangan dacin, nahh timbangan dacin itu kendalanya kalo sesuai
standar harus dikalibrasi setiap tahun tetapi dalam pelaksanaannya
itu hampir tidak pernah dikalibrasi. Jadi pengukuran BB,
pengukuran anak di posyandu itu bisa saja tidak sesuai dengan
sebenarnya, dengan standarnya karena peralatan itu tidak akurat
lagi. Kemudian kurang seperti pengukuran panjang badan bayi itu
sampai ke posyandu itu tidak ada. Kalo untuk pengukuran tinggi
badan bayi anak anak yg sudah bisa berdiri itu ada dengan
menggunakan tempelan, mikrotoise itu tidak semua posyandu
punya. Untuk didalam gedung puskesmas sendiri peralatan ada
cuma sedikit dan kunjungan juga karena dalam pandemi covid
sekarang ini kunjungan agak berkurang ee apa namanya
menghindari kontak kemudian pelayanan juga lebih bersifat dengan
telpon dengan sarana komunikasi jadi tidak langsung berhadapan.
Harapan dan saran dari kami sebagai kepala puskesmas disini yang
pertama yg sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini
terutama dari segi sarana. Jadi untuk sarana puskesmas berusaha
untuk secara mandiri melengkapi peralatan-peralatan yang ada
seperti sarana untuk pengukuran TB pengukuran BB kemudian
sarana-sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor itu bisa
121
tau secara dini dulu jadi semakin cepat penanganan yang akan di
lakukan pada anak tersebut.
Informan
(Kode) Pernyataan
D1 Kalau stimulasi ni, kalau dari kegiatan puskesmas sendiri kan
jarang ikut. Jadi Cuman pas saat imunisasi aja ikut gitu na. Kalo
program - programnya kurang ini sih kurang tau gitu untuk saya
sendiri yo. Tp kl ada imunisasi atau apa pasti di informasikan
samo petugasnyo. Kl ada imunisasi tambahan atau apa pasti
diinformasikan ke saya. Kl programnya sedetail apa saya tidak
paham.
D2 Baiklah, baik la bu. Baik la kayak gitu la. Anaknya sehat. Kasih
makan, Kasih bermain.
D3 Kurang tau bu.
D4 Stimulasi perkembangan anak itu kan? Perkembangan anak itu
biasanya kl sudah 6 bulan sudah bisa apa. Sudah bisa genggam
apa gitu. 9 bulan sudah bisa apa. Gunanya ya untuk kita jugo la
biar bisa kita supaya kita bisa meneliti anak, sudah bisa dak.
D5 Ga tau, tujuan juga ga tau. Disini dak pernah main.
Informan
Pernyataan
(Kode)
123
Informan
(Kode) Pernyataan
D1 Arahnya ke bagus atau apo yo? Bagus semua. Welcome dengan
anak kecik. Kalo bawa sama anak Sabar. Sabar semua la.
D2 Mendukung.
124
Informan
Pernyataan
(Kode)
D1 Karena apa ya saya ni kadang saya ini suka pelupa ikut2 itu tu.
Informasinya bagus semua ya, yang dikasih itu.Cuma saya nya ini,
saya pribadi pelupa ya dak mengingat itu. Kalo dia ngasih
penjelasan lebih detail2 gitu na. Ilmu nya tu beda, jadi sebentar aja
dah ini, tapi bagus la ngasih informasinya tu. Apa ini pertumbuhan
anak tu sampai dimana ini itunya tu sesuai umur. Kalau arahannya
saya lupa lagi.
D2 Senang
D3 Pengalamannya tu ngikuti anak main tadi. Liat kembang apo
tumbuh kembang anak itu.
D4 Mengarahkan terus la. Kayak kita imunisasi, bu, bulan depan
imunisasi ini lagi ya. Untuk saat ini sih bagus - bagus bae sih
pengalamannyo. Dak ado kek mano-manonyo. Palingan kami
nanyo kayak sekarang petugasnyo anak sudah biso apo kayak
gitu–gitu. Puas bu. Alhamdulillah puas.
D5 Main kadang2 ada buku, ado belajar A, B pake buku.
125
Informan
Pernyataan
(Kode)
D1 Lembar pemantauan ya, berat badan. Cuma ditulis ini nya be.
Kalo perkembangan di sampaikan. Kadang kita juga baca sendiri
sih. Kadang anak umur segini sudah bisa apa. Kadang sudah lewat
sini ada yang lebih mengejutkan. Yang namanya perkembangan
anak kan dak bisa kita ini…
D2 Dicatat la bu. Ada timbangannya. Ada bu, perkembangannya.
D3 Ada sih.
D4 Untuk yang sekarang iyo. Kalau yang pertamo idak. Kalau yang
sekarang iyo. Kayak 3 bulan tu sudah biso apo kayak gitu.
Sekarang kan 5 bulan sudah bisa genggam mainan.
D5 Ado bu.
A1 Acuannya ya bu ya?
P Iya
A1 Kalo acuannya SDIDTK itu yang pertama dari pusat, eee… indikator –
indikator dari pusat angka kematian ibu, angka kematian bayi, terus eee
stunting, terus kemudian eee… apa namanya status gizi balita, berapo
yang gizi baik, yang gizi kurang, yang gizi buruk. Mengikuti eee standar
dari pusat, dari kemenkes. dan mengikuti standar yang baik dari provinsi
maupun dinas kota.
P Nah, yang ketiga lagi pak ya, bagaimana dengan sumber daya
manusianya? Bagaimana menurut bapak tentang SDM dalam
pelaksanaan program SDIDTK balita ini?
P Iya
127
A1 SDMnyo mulai dari, kalo petugas penanggung jawab program itu bidan,
bidan pendidikannya D3. Kalo untuk yang MTBS kalo ga salah sudah
pernah mengikuti pelatihan MTBS. Untuk petugas gizi itu D3 juga
eee… pelatihan – pelatihannya dia ada ikut pertemuan – pertemuan
untuk eee… deteksi tumbuh kembang juga sudah ada pertemuan –
pertemuan kemudian untuk dokternya dokternya dokter umum eee…
sudah ada pertemuan tentang MTBS, kalo saya sendiri sekarang kan jadi
fungsional sudah pernah ikut pelatihan gizi buruk, pernah pelatihan
MTBS eee… sudah pernah ikut pertemuan tentang PONED eee… jadi
secara umum untuk sumber dayanya sudah cukup menurut saya disini.
A1 Aaaaaa….
A1 Eemmm…
P Dana untuk SDIDTK. Adakah dari pusat? Apakah dari APBD daerah?
P Dari pusat.
A1 Ya itu, menggunakan dana BOK. Terus untuk dana dari APBD Kota
eee… saya rasa sih dak ada. Dana dari BLUD itu lebih ke penunjangnya
seperti untuk ATK, Untuk eee peralatan kantornya.
P Nah tentunya seperti yang bapak sampaikan itu berarti ada ya pak
dananya?
A1 Ada.
A1 Kurang.
129
P Kurang?
A1 Hmmm
P Nah kalo boleh saya tau, yang sudah ada itu, kira – kira apa pak?
A1 Ya
A1 Ada. Eee… POA nya ada. POA nya dibikin setiap tahun. POA nya itu
terbagi kedalam eee… kegiatan pokok puskesmas. jadi kegiatan pokok
puskesmas itu untuk KIA kesehatan ibu anak ada POA nya sendiri,
dibikin programnya baik dari kesehatan ibunya maupun kesehatan anak,
kemudian dari program gizi mempunya POA sendiri itu untuk eee… apa
namanya diusulkan setiap tahunnya. Kemudian dari promkes juga,
karena sedikit banyak berkaitan dengan promkes jadi itu termasuk.
Sudah ada POAnya.
130
P Nah, ini yang menjadi pertanyaan kami terkait SDIDTK ini kan hanya
sebagian dari program yang ada di Puskesmas, nah apakah jadwal
lokakarya mini dilaksanakan di puskesmas?
A1 Untuk lokakarya mini dilaksanakan tapi tidak tidak rutin karena kondisi
dari pandemik covid tahun ini dan tahun kemarin jadi tidak rutin
dilaksanakan. Biasanya itu dilaksanakan secara rutin tapi untuk
perencanaan dan evaluasi program biasanya kami langsung ke
petugasnya. Tidak bisa melaksanakan bersama – sama dengan teman
lainnya. Gitu.
A1 Hmmmm…
dengan kekurangan sarana prasarana ini? Apa yang sudah dan akan
bapak lakukan?
A1 Harapan dan saran dari kami sebagai Kepala Puskesmas sini yang
pertama yang sudah kami lakukan terkait dengan kondisi seperti ini
terutama dari segi sarana. Dari sarana puskesmas berusaha secara
mandiri untuk melengkapi peralatan yang ada seperti sarana untuk
pengukuran tinggi badan, pengukuran berat badan kemudian eee…
sarana – sarana penunjang seperti komputer peralatan kantor, bisa
menggunakan dana dari BLUD. Kemudian untuk petugas mungkin
eee… apa namanya petugas sudah memenuhi standar kompetensi. Cuma
mungkin perlu ditambah pelatihan – pelatihan untuk menambah
kemampuannya. Nah, kemudian untuk peralatan yang di posyandu
karena perlayanan di posyandu itu sudah tidak memenuhi standar karena
tidak dikalibrasi. Usulan kami agar timbangan – timbangan itu
dikalibarasikan. Dulu pernah petugas kami me, eee… apa namanya
mengusulkan ke kantor lurah supaya timbangan – timbangan itu semua
dikalibrasi ke tempat dinas metrologi supaya alatnya menjadi lebih
akurat. Kemudian untuk peralatan lainnya seperti pengukur panjng
badan atau pengukur tinggi badan itu kami juga usulkan baik dari kantor
lurah karena mereka punya dana kemudian juga melalui dinas kesehatan.
Kalo dari puskesmas memang belum bisa untuk menganggarkan ke
posyandu – posyandu.
P Ya mungkin hanya itu yang sang bisa saya sampaikan, sekali saya saya
ucapkan terimakasih kepada bapak karena sudah meluangkan waktunya
untuk memberikan waktu guna melakukan wawancara pada pagi hari
ini.
A1 Sama – sama
B1 Siang.
B1 Saya rasa kalau Program SDIDTK ini merupakan dasar dari program
kesehatan anak mampu menjadi dasar pelaksanaan SDIDTK ini mengacu
kepada kebijakan dari pusat yaitu buku pedoman SDIDTK dan standar
pelayanan minimal SPM Nomor 43 Tahun 2016. Selain itu ada jugo buku
standar operasional pelayanan atau SOP.
P Ada ya bu yo? Kemudian bu, selanjutnya bu, setelah adanya dasar atau
acuan yang ibu sebutkan tadi kan suatu program biasanya akan berjalan
dengan baik jika ada penguatan sistem sehingga pembuatan peraturan
pendukung seperti SOP, standar operasional prosedur dan pedoman untuk
pelaksanaan program SDIDTKnya berjalan dengan baik. bagaimanadi
Puskesmas Talang Banjar bu? Untuk SOP dan buku pedomannya masing
– masing ada juga ya ?
B1 Kalau SOP ado, buku pedoman jugo ado. Pernah di bagi dari Dinas.
Dipegang oleh petugas masing – masing.
P Ado yo bu di bagi yo? Kalo SOP ada juga ya bu. Bagaimana pendapat ibu
untuk sumber daya manusia yang menjalankan program SDIDTK di
Puskesmas ini?
B1 Kalo SDM nyo tu belum cukup, Ra. Apolagi kalau turun kelapangan
Puskesmas ni hanya kakak yang sudah pernah tersosialisasi.
B1 Yo, waktu tu pernah acaranyo di Dinas Provinsi tapi kami tidak dapat
sertifikat. Pernah jugo di Dinkes Kota yang mengadakan orientasi
SDIDTK, jugo dak ado sertifikatnyo. SDIDTK ni sudah kakak sosilisasi
138
P Berarti untuk kakak sudah pernah dilatih, tapi sertifikatnyo dak ado. Dak
dapat yo kak yo? Terus gini kak kita tahu kan bahwa melaksanakan suatu
kegiatan tuh pastinya membutuhkan pembiayaan atau dana yang juga
mempengaruhi segala kegiatan untuk masing – masing program SDIDTK
kalau boleh saya tahu kak biso dak dijelaskan untuk dana penunjang
untuk program SDIDTK ini?
B1 Kalo karena ini termasuk dalam program kesehatan anak, dana sudah
include dalam program itu dananya dari BOK. Cukuplah.
P Cukup yo kak yo? Bagaimana dengan sarana dan prasarana kak yang
mendukung program SDIDTK di puskesmas khususnya di ruangan
tumbuh kembang yang kakak tanggung jawabi?
P Kayak gitu kak ya? Selanjutnya kak untuk suatu kegiatan biasanya juga
ada perencanaan, selain dana ada perencanaan agar fungsi menajemennya
dilaksanakan dengan baik. Bagaimana untuk pelaksanan program
SDIDTKnya disini kak? Eee… perencanaannya?
139
P Boleh saya lihat nanti ya kak dokumennya. Selanjutnya kak SDIDTK ini
hanya satu program di puskesmas ini banyak program lain bagaimana
eee… untuk pelaksanaan lokakarya mini kak? Apakah ada eee…
pelaksanan lokmin untuk program SDIDTK ini?
B1 Kalo sebelum Pandemi ni, kami tiap bulan lokakarya mini, Ra. Tapi
semenjak korona ni tiap tigo bulan. Setelah selesai pelayanan Puskesmas
tapi kadang tidak semuo pegawai jugo yang ngikuti karena ado yang lagi
turun lapangan, posyandu, pokoknyo banyaklah kendalonyo. Jadi, kadang
dak semua masalah tu kendala program tu tersampaikan. Tapi biasonyo
kepala puskesmas tu evaluasi program langsung ke petugasnyo masing –
masing. Kalo duo tahun ni memang kakak dak fokus ke program ra,
karno kakak lagi kuliah.
P Ooo, kakak lagi kuliah yo kak? Jadi kalo lokmin tetap terlaksana hanya
karena korona ni agak waktunyo ngulur yo kak yo? Biaso setiap bulan
jadi tigo bulan. Ok kak. Selanjutnya sebagai penanggung jawab program
SDIDTK. Bagaimana menurut kakak pengorganisasian untuk program
ini? Karena kita kan tahu hal yang paling pokok dalam fungsi
pengorganisasian adalah bisa adanya pembagian tugas yang jelas.
Menurut kakak gimana kak?
B1 Yo boleh.
P Berarti untuk program ini setiap bulan selalu di evaluasi? Biasonyo yang
evaluasi siapo yo kak yo?
lapangan dan langsung dicatat sampai selesai apo yang dikerjokan pada
saat hari pelaksanaan. seharusnyokan langsung dicatat. Tapi setelahnyo
tetap dicatat dan tetap dilaporkan ke penanggung jawab. Kalo untuk
kegiatan dalam gedung tiap hari langsung direkap catatan kunjungannyo.
B1 Masih kurang, Ra. Tidak sesuai dengan target yang ditetapkan. Selain
karena waktu itu terkendalo kakak yang kurang fokus kareno lagi sibuk
kuliah jadi pelaksanaan disini jadi
B1 Iyo. Yang bekerjo biaso bagi wilayah. Tapi karno kondisi tadi akhirnyo
bidan pelaksanonyo kerjo dewekla. Selain itu jugo kurangnya target
puskesmas talang banjar sudah saya jelaskan sedikit diatas yo banyak
faktor pendukung agar program ini berjalan dengan baik. Harusnyo bila
balita tidak datang maunyo kan kito sweeping. Yo, mudah – mudahan
untuk tahun ini dan kedepannyo kami lebih memerhatikan pelaksanaan
SDIDTK ini supayo menjadi lebih baik dan berkualitas sehinggo target
yang ditetapkan dapat terpenuhi.
142
P Ok kak, untuk pertanyaan terakhir ni kak, dari sekian banyak atau cukup
banyak yang saya dapatkan informasi dan penjelasan dari kata program
SDIDTK ini terakhir yang saya ingin tanyakan sampai tanyakan kepada
kakak, apakah saran – saran adakah saran kakak untuk kemajuan program
SDIDTK khususnya saran untuk Puskesmas Talang Banjar ini atau untuk
Dinas Kesehatan terkait program ini?
B1 Menurut sayo, sarannyo tu adola apo pelatihan atau sosialisasi itu jangan
terputus, berkesinambungan jadi biso nanti bukan hanya PJ program saja
yang mendapat sosialisasi SDIDTK dan jugo kalo biso ado kader – kader
posyandu secara bergantian jugo bisa jadi lebih mendalam, mengerti apa
itu SDIDTK.
P Ooo… berarti usulannyo supayo kader jugo dilatih gitu kak yo, supaya
jadi perpanjangan tangan. trus kalo boleh tau ni kak, eee… pelatihannyo
tu kak, maunyo satu tahun sekali ada pelatihan atau gimana kak?
B1 Yo, kalo biso dlm kurun waktu satu tahun. Apo lagi kader tu kan dari
sekian banyak posyandu biso secara bergantian.
P Ok. Baik kak, terima kasih atas waktu dan kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk mewawancarai kakak. Apabila masih ada ee hal yang
kurang terkait pelaksanaan SDIDTK yang masih perlu saya tanyakan
saya bisa kembali lagi ke kakak, menghubungi kakak, dan kembali lagi
ke sini untuk bertanya langsung. Terimakasih kak. Selamat siang.
143
C1 Selamat pagi.
P Terima kasih atas waktu yang diberikan oleh ibu untuk saya wawancarai
hari ini terkait dengan skripsi saya yang saya angkat yaitu mengenai
program Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang atau
SDIDTK khususnya di Puskesmas Talang Banjar. Boleh saya mulai
wawancara kita bu?
C1 Boleh.
P Baik. Eee… untuk yang pertama, maaf dengan ibu siapa ya bu?
P Terima Kasih bu. Dipuskesmas Talang Banjar ini yang menjadi acuan
pelaksanaan program SDIDTKnya apa bu?
P Buku pedoman dan SOP. Untuk SOP nya bu, yang terkait dengan program
ini bagaimana bu?
144
C1 Eee… SOP SOP SDIDTK ni ada kami berisi alur kegiatan dari dari
pelaksanaan kegiatannya dan prosedur kegiatannya eee… kemudian kalo
buku pedomannya disini ada berisi tentng KPSP eee… pemeriksaan
tumbuh kembang eee ada pemeriksaan daya lihat eee dan lain – lain.
C1 Ya, ada.
P Baik bu. Untuk tenaga nih bu, sumber daya manusianya menurut ibu,
untuk pelaksanaan SDIDTK ini bagaimana sumber daya manusia atau
tenaga di Puskesmas ini bu?
C1 Eee… saya sebagai pelaksana disini ya jadi mungkin saya belum pernah
pelatihan tapi disini ada eee… pemegang programnya sudah pernah
pelatihan SDIDTK. Eee… sudah ada petugasnya eee… petugasnya juga
pernah mensosialisasikan bagaimana cara pemeriksaan SDIDTK pada
kami melalui lokmin.
P Ooo gitu. Kalo mengenai dana bu, dana penunjang untuk program
SDIDTK di Puskesmas ini apakah ada tau tidak? Atau bagaimana bu?
C1 Ada. Pake dana BOK. Kurang lebih kami di POA eee… pelaksanaan
kegiatannya kami eee… apa program anak kami sekitar 20 jutaan didalam
dana BOK. Untuk kegiatan khususnya SDIDTK ini sekitar dibawah 6
jutaan.
P Berarti untuk program SDIDTK itu masuk ke dana pelayanan anak ya bu?
145
C1 Eee,,, kalo sarana dan prasarana cukup memadai, sudah tersedia dapat
bantuan juga dari dinas ya, sudah lengkap ya. Disini kami pake ada
timbangan, pengukur tinggi badan, eee,,, kartu E, kemudian ada mainan –
mainan anak.
C1 Boleh, boleh.
P Untuk tadi seperti yang ibu katakan ada RUK, ada RPK ya bu ya?
C1 Ya
P Itu yang saya tahu itu termasuk dalam POA (Plan Of Action) untuk
pelaksanaan program SDIDTK di Puskesmas ini ada ga bu?
C1 Eee kami punya POA, RUK, dan RPKnya. Eee didalam gedung ini kami
melakukannya bekerja sama dengan lintas program. Eee… pertama
promkes, petugas gizi, gigi, kemudian ada jugo dokter kalo misalnya ada
masalah – masalah yang ditemukan pada bayi kami konsultasikan pada
dokter. Kemudian ada juga kegiatan diluar gedung itu bekerja sama
dengan lintas program. Kami punya sekolah. Sekolah KB, PAUD dan Tk
tu sekitar 18 TK dan PAUD.
146
C1 Yo.
C1 Eee… mungkin karena korona ni ya, lokmin kami biasa setiap bulan, eee
tahun ini setiap triwulan sekali dilakukan mini lokakarya. Ini melibatkan
semua program dan staf Puskesmas. eee… itu membahas tentang masalah
– masalah yang ditemukan di Puskesmas.
C1 Masalah program.
C1 Ya, bersama.
C1 Eee… ada SK nya. Eee sebagai pelaksana program SDIDTK ada. Disini
ada kami eee… bekerja sama dengan lintas program yang masing –
masing melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawabnya masing –
masing.
147
C1 Insyaallah.
C1 Iya
P Baik bu. Kemudian untuk supervisi dan evaluasi bu, Baik di Puskesmas
ini sendiri maupun dari Dinas Kesehatan menurut pendapat ibu sendiri
bagaimana?
P Baik bu. Kalau untuk tadi bu, untuk pencatatan dan pelaporannya bu,
tolong dijelaskan kembali bu, bagaimana alurnya atau bagaimana
pelaksanaannya di Puskesmas Talang Banjar ini bu?
148
C1 Eee… pencatatan pelaporan itu ada setiap bulan, laporan indikator tiap
bulannya, eee… kemudian ada laporan triwulan, terus akan dikirim ke
DKK eee… terus kalo turun lapangan, ini kami apa eee… mencatat saja
dulu tidak langsung di Kohort terus kemudian kami tandain mana – mana
yang kira – kira ada masalah, kami curigai baru kami isi ke formulir
SDIDTK ini.
P Ooo gitu. Eee… kemudian mungkin yang terakhir dan endingnya ni bu,
menurut pendapat ibu, bagaimana tentang cakupan di Puskesmas Talang
Banjar ini untuk pelayanan program SDIDTK ?
C1 Eee… mungkin kalau saya sebagai pelaksana mungkin eee… saya merasa
kurang maksimal untuk melaksanakan pelayanan ini ya. eee… seperti
karena saya belum terlatih trus eee saran saya mungkin ada pelatihan –
pelatihan untuk yang belum belum belum belum mengikuti pelatihan,
kemudian sosialisasi ke masyarakat itu sendiri. Bagaimana tentang
SDIDTK itu bagaimana, agar masyarakat itu tahu masalah – masalah yang
timbul pada bayi dan balita, jadi secara dini mereka membawa membawa
anaknya ke Puskesmas. Jadi kalo ada penyimpangan – penyimpangan tu
harus tau secara dini dulu, jadi semakin cepat penanganan yang akan
dilakukan pada anak tersebut.
P Baik bu, saya disini cukup salut ke ibu, walaupun belum dilatih tapi ibu
melaksanakan program SDIDTK dengan baik dan bisa terlaksana.
terimakasih untuk ibu. Eee… selanjutnya bu, untuk waktu yang akan
datang apabila diperlukan kembali mohon kiranya ibu bersedia
diwawancari kembali bila ada kekurangan atau Eee… kesulitan saya
dalam atau kekurangan dalam pertanyaan yang saya ajukan pada hari ini.
Apakah ibu bersedia kembali untuk diwawancari?
149
D1 Iya.
P Ya, bisa bantu. Baik ibu ya, ibu ga usah anu, apa namanya itu, ga usah
kaku terkait dengan pertanyaan – pertanyaan apa yang kami sampaikan
ini, tentunya yang kami sampaikan ini yang pernah anak ibu rasakan
terkait dengan SDIDTK. Baik ibu ya, apakah ibu mengetahui tentang
program SDIDTK atau Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang atau boleh dikatakan ee apakah ibu mengerti tentang eee apa
namanya itu tentang balita sehat yang mendapatkan pelayanan stimulasi
perkembangan yang di Puskesmas?
150
D1 Aaa, yang itunyo yo… Kalau stimulasinya ini, apo, kalau dari kegiatan
puskesmas sendiri kan jarang ikut, jadi cuman pas saat imunisasi aja ikut.
Kalau program – programnya kurang ini sih, kurang tau kalau untuk saya
sendiri yo, tapi kalau ada pas imunisasi apa itu pasti diinformasikan sama
petugasnya.
D1 Iyo, Kalau ada imunisasi tambahan atau apa pasti diinformasikan ke saya
gitu.
P Ok jadi,
P Ok, ok, ok, yang kedua ya bu, Bagaimana pendapat ibu tentang stimulasi
tumbuh kembang di puskesmas ini?
D1 Ya bagus la. Bagus la ininyo. Aaa… kadang kan kalo sayo ini kan banyak
ininyo cumo kadang suka lupa gitu kan dari pemberitahuan petugasnya itu
bagus sih. Kadang dari RT-nyo jugo ngasih tau ke saya apo ininyo kan
P Apa - apanya?
P Arahnya ke ibu?
P Bagus?
D1 Aaa… Bagus
D1 Welcome samo anak kecik tu. Kalau bawa samo anaknyo tu.
P Welcome yo?
D1 Aaa… aaaa….
D1 Karena apa ya, saya ni kadang suka pelupa sebenarnya kalo ikut – ikut itu
tu, informasinya bagus semua ya yang dikasih tu, cuman sayanya ini
pribadi ya agak pelupa ya, dak dak mengingat itu.
D1 Kalo dio ngasih penjelasan kayak gitu. Lebih detail – detailnya tu na,
P Itu yo?
D1 Yo, ilmunyo tu beda, jadi sebentar aja dah ini, tapi bagus la ngasih
informasinyo tu.
152
P Suka lupa?
D1 Heeh… Apo ini pertumbuhan anak tu sampai dimano- mano ininyo gitu
na
D1 Sesuai umur
P Ya sesuai umur, nah kalau ibu kan hanya itu tadi melakukan apa stimulasi
ini atau pemantauan perkembangan ini setelah anak ibu melakukan
imunisasi, tentunya kan disana ada kelompok – kelpompok umur untuk
mendapatkan stimulasi sesuai dengan kelompok umur. misal anak ibu
diusia 6 bulan, apa yang seharusnya ibu dapatkan, stimulasi yang seperti
apa yang harusnya ibu dapatkan pada umur 6 bulan, 7 bulan iya kan 9
bulan. ya itu tadi untuk pelaksanaan program SDIDTK mereka tadi.
D1 Ya. Eeemmm…
P Kita lanjutkan lagi berarti itu tadi apa namanya itu tadi. Galak lupo ibu ni!
D1 Hahahaha…
153
P Ada pencatatan di buku KIA di lembar pemantauan? Ada bu? Liat bu? Ibu
kan bawa anak imunisasi atau disaat ibu mau menimbang anak, disaat ibu
berobat tentunya kan membawa buku KIA itu. Apakah didalam buku KIA
itu ada dicatat untuk pemantauan?
D1 Ado.
D1 Hmmmm..
D1 Yo, disampaikan.
P Cuma
D1 Kadang kita juga baca sendiri sih, ini sih. Anak kito tuh umur sekian
sudah bisa apa kadang lebih kemaren lewat sini kadang balek ini kan ee
perkembangannyo kan ada yang lebih mengejutkan sih, namanya juga
perkembangan anak kan kita kan dak bisa di ini yo..
154
P Ok bu, jadi ini nanti untuk kesimpulannya peneliti yang bisa menuangkan
di skripsi. sebelumnya karena ibu sudah memberikan apa yang ibu
rasakan , apa yang ibu dapatkan, apa yang ibu laksanakan, terimakasih ibu
telah meluangkan waktunya untuk memenuhi undangan kami terkait
dengan penelitian kami tentang SDIDTK atau stimulasi dini Intervensi
DIni Tumbuh kembang balita. Terimaksih ibu.
D1 Sama – sama.
D2 Baik.
P Apakah ibu mengetahui tentang program itu tadi tumbuh kembang itu atau
SDIDTK? Kalau bahasa itunya sehari – harinya program tumbuh kembang
anak atau disini eee... Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang? Program tumbuh kembang. Apakah ibu ini mengetahu tentang
program tumbuh kembang?
D2 Apanya tu?
P Nah ok, kurang tau. Bagaimana pendapat ibu tentang tumbuh kembang
yang ada di Puskesmas Talang Banjar ini?
D2 Baik. Bagus.
P Baik. Bagus
D2 Hehem…
P Bagusnya gimana?
D2 Cara anu anak kita gitu la saat imunisasi kayak gitu, pengarahannya
aponyo gitu.
P Saat imunisasi?
D2 Hmmm…
D2 Baik la, bagus gitu kan. Cara penyampaian, caro dio komunikasi
kekurangan anak, kelebihan anak gitu. Kekurangan anak kita kan misalnya
kurang ini, kurang ini.
D2 Iya
D2 Maksudnya tu?
P Heh?
P Bagaimana? Kan ibu kan ini, disini ka nada program tumbuh kembang
anak atau SDIDTK itu tadi, bagaimana pengalaman ibu disaat
mendapatkan pelayanan SDIDTK dari Ibu desy? Kan di SDIDTK itu kan
untuk bermain ya dan disana itukan dilayani oleh orang sehat. Pengalaman
ibu saat mendapatkan program SDIDTK itu seperti apa? Ibu yang punya
anak?
P Ooo… ok. Nah ini, didalam buku KIA ini kan ada ini pencatatan
perkembangan. Didalam buku KIA ini bisa kita pantau. Maksud saya
adakah ibu lihat – lihat atau pantau oh… Ternyata anak saya ini ada
perkembangannya, ada ga bu yang di buku KIA ini?
D2 Ada sih.
P Jadi bu, semoga kedepannya walaupun anak ibu tidak lagi mendaparkan
imunisasi atau sudah selesai atau sudah tamat imunisasinya, maka ibu bisa
bermain atau bisa memantau perkembangan anak ibu. Ya ibu ya. Bisa
ditanya dengan petugasnya Ibu Desy. Ok ibu selamat siang, terima kasih
atas kehadirannya yang telah membantu kami dalam melancarkan kegiatan
kami terkait dengan studi kami. terima kasih
D3 Dak ada.
D3 Baik la
P Anak sehat. Apa yang ibu lakukan untuk menuju anak sehat? dikasih
makan atau dikasih bermain?
D3 Melarang lah
D3 Dak lah
159
P Jadi apa?
D3 Mendukung la.
D3 Ya, mendukung.
D3 Yo
D3 Senanglah.
P Nah, ibu kan ini, ada buku KIA, dengan ibu memiliki buku KIA ini
apakah ada tercatatkah semua perkembangan anak ibu di dalam
buku ini? Ibu pernah lihat dak? Ibu pantau dak? Seperti apa
perkembangan anak saya di usia 3 tahun?
D3 Dicatat la bu.
D3 Timbangan ya bu?
D3 Ada bu.
160
P Baik bu, terima kasih atas informasi yang ibu sampaikan terkait
dengan SDIDTK yang ibu alami, rasakan, dapatkan di program
SDIDTK di Puskesmas Talng Banjar. Terima kasih ibu.
D3 Iya bu.
P Selamat pagi Ibu, saya disini sedang menyelesaikan skripsi saya dan
melakukan penelitian di Puskesmas Talang Banjar, dan ibu serta anak
ibu, Shifa kan berada di lingkungan puskesmas ini, jadi kami memohon
kerjasamanya, apapun yang ibu rasakan dan pengalaman ibu, mohon
bantuannya ya bu?
D4 Dio main.
D4 Idak.
P Tujuannyo?
D4 Idak?
D4 Idak.
P Disini?
P Jadi dimana?
D4 Didepan.
P Didepan mana?
D4 Disini la imunisasi.
D4 Iyo
D4 Biaso bu.
P Ga ada diarahakan atau ga ada membina atau dalam hal ini menyuruh,
bu mainlah anaknya?
162
D4 Ndak la bu. Belum la bu. Kalo bawa kesini baru besak ini lah baru mau
main.
D4 Main, kadang – kadang terus ada buku tuh bu , Biso dio belajar baca,
aaa dio Cuma tau A be, B. pake buku.
P Apakah ibu ada buku KIA? didalam buku KIA ini apakah ada
pencatatan perkembangan anak ibu di dalamnya?
D4 Minum?
D4 Ada bu.
P Ada ya?
P Eee… basah
D4 Iya bu
P Iya bu.
P Oke.
D5 Heemm….
P Gitu ya bu?
D5 Iya.
P Terus gunanya itu apa bu? Untuk kita mengetahui SDIDTK itu?
D5 Gunanya?
P Heem…
164
D5 Gunanya ya untuk kita ini jugo la ini apa eee biar kita bisa tu neliti jugo
anak kito tu bener dak? Sudah biso dak?
D5 Cukup bagus.
D5 Bagusnya tu kayak anak main eee… kita ngantri kan nanti gek ada
nomor antriannya, dak begitu lamo jugo sih nunggunyo, untuk
pelayanannyo jugo bagus jugo.
D5 Iya
D5 Perannya?
D5 Ndak. Bagus jugo la gitu. Maksudnyo tu kan petugasnyo kan ndak ado
satu orang. Ndak ado satu orang. Ado 2 orang kadang dibantu jugo
mungkin kayaknyo tu, Dilihatin kayak gitu.
D5 Hemmm…
165
D5 Maksudnya baik?
D5 Selalu mengarahkan kan la. Misalnya kayak kita datang mau imunisasi.
“Bu, bulan depan imunisasi lagi ya…”
D5 Untuk saat ini sih bagus – bagus bae sih pengalamannyo. Hmmm…
Ndak ado kek mano – manonyo. Palingan kami nanyo kayak sekarang
kayak petugasnyo kan sekarang anaknyo sudah biso apo kayak gitu –
gitu.
D5 Hemmm….
P Apakah dengan buku KIA ini ibu pantau dak pertumbuhan dan
perkembangan. ibu pantau dak perkembangannya melalui buku ini?
D5 Kalau untuk yang sekarang, iyo. Kalau yang pertamo, idak. Hahaha..
Kalo yang sekarang iyo. kalau 3 bulan tu sudah bisa apa, sekarang kan
sudah 5 bulan sudah bisa genggam mainan , ooo berarti sudah bisa ini
kayak gini, harus kayak gini
P Jadi sudah bisa pegang ini ya, kan sudah ada pedomannya
166
D5 Iya
P Nah, jadi sebenarnya dengan ada buku KIA ini sudah lengkap untuk
nak kita sampai balita terkait dengan pertumbuhan dan
perkembangannya. Ooo… yang ini lho kalau anakku 5 bulan
seharusnya sudah bisa ini.
D5 Iya.
P Baik bu, terimakasih. kami berharap apa yang telah ibu sampaikan
terkait SDIDTK bisa ibu tingkatkan lagi stimulasinya kepada anak ibu
dan juga memberi edukasi kepada ibu balita lain dan sekitar. mohon
diajak ya bu, teman – teman ibu yang lain.