Anda di halaman 1dari 71

SKRIPSI

PELAKSANAAN BANTUAN LANGSUNG TUNAI DARI DANA


DESA PADA MASYARAKAT TERDAMPAK COVID-19 DI
DESA PAK BULU, KECAMATAN ANJONGAN, KABUPATEN
MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Disusun Oleh:

DANIEL ORTEGA
NIM: 17520082

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN (S-1)


SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA
“APMD’’
YOGYAKARTA
2021
MOTTO

Aku mencintai hidup, karena mencintai yang mati hanya buang-buang waktu saja,
bergeraklah terus selayaknya kamu hidup, gapailah sesuatu untuk tujuan hidup.

(Daniel Ortega)

Berjuang, kerja keras, dan sabar akan membuat langkah kita sedikit lebih maju
untuk menuju sukses. Karena untuk menjadi sukses tidak lah instan.

(Reni Angeli)

Kalau kau terlalu ambisius ingin berhasil, dengan sendirinya kau sedang
menciptakan rasa takut mendapatkan kegagalan.

(Pidi Baik)

Waktu terbatas. Jangan menyia-nyiakannya dengan menjalani hidup orang lain

(Steven Jobs)

Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan mati
hari ini.

(James Dean)

hidup ini seperti sepeda. Agar tetap seimbang kau harus terus bergerak.

(Albert Einstein)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Tuhan atas setiap nikmat, rahmat serta karunia-
Nya selama ini dalam setiap langkah hidup saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun skripsi ini saya persembahkan
kepada:

1. Kepada Pemerintah Desa Pak Bulu dalam hal ini Kepala Desa Pak Bulu

yaitu bapak Sumadi. serta Sekretaris Desa Pak Bulu yaitu Oktavianus

Ole, ST yang telah menerima dan membantu saya dalam menyusun

skripsi;

2. Kepada kedua orang tua saya yaitu Bapak Oktavianus Ole dan Ibu

Mulya atas segala dukungan serta doa yang selalu menyertai setiap

langkah saya;

3. Kepada sodara dan sodari saya tercinta Sukma Yoseva Adriana,

Litwina Mutia, dan Luis Barera yang telah memberikan dukunganya

dan menghibur saya selama proses penyusunan skripsi;

4. Kepada Reni Angeli atas dukungan serta doa yang selalu mendampingi

saya selama proses penelitian sampai dengan proses penyusunan

skripsi;

5. Kepada Almamaterku, Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa

“APMD” Yogyakarta, terimakasih telah memberi kesempatan kepada

saya untuk belajar menjadi insan yang mandiri dan bertanggung jawab;

6. Kepada kawan-kawan seperjuangan terbaikku yang tidak bisa saya tulis

satu persatu yang selalu membantu dan mendukung saya sampai hari

ini.

v
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberi Rahmat dan Karunia NYA kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan kewajiban terakhir sebagai mahasiswa untuk melengkapi
persyaratan meraih gelar sarjana strata satu (S-1) melalui penulisan skripsi,
dengan judul Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Dari Dana Desa Pada
Masyarakat Terdampak Covid-19 di Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan,
Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat. Skripsi ini ditulis untuk
kepentingan para mahasiswa dan akademisi yang memiliki perhatian dan cinta
kepada desa terutama terkait Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai Dari Dana
Desa Pada Masyarakat Terdampak Covid-19.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan yang penulis
dapatkan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon maaf atas
segala kekurangan yang ada. Kemudian tanpa adanya bantuan dan kerja sama
dari pihak lain penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sutoro Eko Yunanto, S.IP., M.Si. selaku Ketua Sekolah
Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta;
2. Bapak Dr. Guno Tri Tjahjoko, M.A. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan yang telah memberikan banyak ide, gagasan dan
motivasi;
3. Ibu Drs. Sri Utami, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan motivasi, petunjuk, bimbingan dan arahan selama
penulis belajar di STPMD “APMD” Yogyakarta;
4. Ibu Ir. Nelly Tiurmida M.P.A. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah memberikan banyak kritik dan saran demi kesempurnaan
penyusunan skripsi ini;
5. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Program Studi Ilmu Pemerintahan
STPMD “APMD” Yogyakarta yang telah mengajar, mendidik dan
membagikan ilmunya kepada penulis. Terima kasih atas semua ilmu
yang telah Bapak dan Ibu berikan. Semoga penulis dapat mengamalkan
dan mempergunakan ilmunya dengan baik;
6. Pemerintah Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan, Kabupaten
Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat yang telah memberikan izin
penelitian kepada penulis di Desa Pak Bulu;
7. Kawan-kawan seperjuangan dari Program Studi Ilmu Pemerintahan
STPMD “APMD” Yogyakarta, khususnya angkatan 2017 yang telah
menjadi rekan yang baik selama penulis belajar di STPMD “APMD”
Yogyakarta;
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dan
dukungan yang diberikan kepada penulis sehingga penulis
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

vi
INTISARI
Permasalahan umum yang terjadi adalah pelaksanaan bantuan langsung
tunai yang bersumber dari Dana Desa, dari program bantuan langsung tunai
tersebut implementor dalam menentukan/memilih masyarakat penerima bantuan
langsung tunai tidak begitu tepat sasaran sesuai kriteria-kriteria penerima.
Program bantuan langsung tunai dilakukan karena adanya pandemi Covid-19
yang mengharuskan Pemerintah Desa mengalokasikan dana desa untuk bidang
penanggulangan bencana, darurat dan mendesak desa yaitu untuk menangani dan
menanggulangi dampak dari pandemi Covid-19 terhadap perekonomian
masyarakat desa, dalam hal ini pemerintah membuat kebijakan berbentuk bantuan
langsung tunai yang bersumber dari dana desa. Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam tentang pelaksanaan
bantuan langsung tunai yang bersumber dari Dana Desa di Desa Pak Bulu.
Rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimana pelaksanaan
bantuan langsung tunai dari dana desa pada masyarakat terdampak covid-19.
Tujuan penelitan ini yaitu untuk mendeskripsikan pelaksanaan bantuan lansung
tunai dari dana desa pada Masyarakat Terdampak COVID-19. Manfaat penelitian
ini antara lain yaitu penelitian ini dapat dijadikan refrensi untuk penelitian
selanjutnya yang sejenis, menambah pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanan
bantuan langsung tunai dari dana desa, memberikan informasi kepada masyarakat
terhadap pelaksanaan bantuan langsung tunai dari dana desa pada masyarakat
terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu. Ruang lingkup penelitian ini meliputi;
Komunikasi dalam pelaksanan bantuan langsung tunai, sumber Daya pada
pelaksanan bantuan langsung tunai, disposisi yang ada pada pelaksanan bantuan
langsung tunai, dan struktur Birokrasi dalam pelaksanan bantuan langsung tunai.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskritif kualitatif. Lokasi penelitian Desa
Pak Bulu, Kec.Anjongan, Kab. Mempawah, Prov. Kalimantan Barat. Subjek
penelitian ini adalah Kepala Desa, Seketaris Desa, Kepala Urusan Keuangan,
Kepala Urusan Kemasyarakatan, Kepala Dusun, Badan Pemusyawaratan Desa
dan masyarakat Desa. Teknik penentuan informan menggunakan teknik Purposive
sampling. Teknik pengumpulan data mengunakan teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka penulis dapat
mengambil empat kesimpulan yaitu; pertama komunikasi dalam pelaksanan
bantuan langsung tunai dari dana desa pada masyarakat dengan meberikan surat
undangan, memasang banner/baliho dan melakukan musyawarah. Kedua Sumber
Daya pada pelaksanaan bantuan langsung tunai dari dana desa pada masyarakat
terdampak covid-19 antara lain sumber daya manusia, sumber daya anggaran, dan
fasilitas. Ketiga disposisi yang ada pada pelaksanan bantuan langsung tunai dari
dana desa pada masyarakat terdampak covid-19 sikap ramah, sopan satun,
transfaransi, cepat dalam merespon dan mau memberikan pengarahan atau
penjelasan. Keempat Struktur Birokrasi dalam pelaksanan bantuan langsung tunai
dari dana desa pada masyarakat terdampak covid-19 Kepala Desa, Seketaris Desa,
Kaur Keuangan, Kaur Umum, Kaur Perencanan, Kasi Pelayanan, Kasi
Kesejahteraan, Kasi Pemerintahan, dua Kepala Dusun dan berserta masing-
masing kewenangannya.
Kata Kunci : Pelaksanaan, Bantuan Langsung Tunai, Dana Desa, COVID-19.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Awal munculnya Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di

Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020. Penyebaran covid-19 di Indonesia

termasuk penyebaran tercepat yang pada tanggal 13 Desember 2020 sudah

mencapai, jumlah positif 611.631 orang, sembuh 501.376 orang, meningal

18.653 orang. Pada tanggal 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan

Dunia/World Health Organization (WHO) sudah menetapkan covid-19

sebagai pandemi global, yang tersebar di 215 negara di dunia. Dengan

mewabahnya pandemi covid-19 di Indonesia banyak berdampak pada

berbagai sektor salah satunya yaitu pada sektor ekonomi yang membuat

pemerintah harus bertindak cepat untuk mengatasi dampak covid-19. Pada

tanggal 16 mei 2020 disahkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2020

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem

Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease (COVID-19)

dan/ atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan

Perekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi

Undang-Undang. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan pemerintah

dapat mengatasi dampak covid-19 terhadap masyarakat dalam skala Nasional.

Sebelum PERPPU tersebut diresmikan menjadi undang-undang

sudah banyak bentuk program-program bantuan pemerintah yang diluncurkan

untuk meringankan dampak pandemi pada sektor ekonomi. Bentuk program-

1
program tersebut seperti, Bantuan Kartu Prakerja merupakan pengembangan

kompetensi yang dimiliki oleh perkerja atau pencari kerja hingga buruh yang

terkena pemutus hubungan kerja (PHK) penerima bantuan ini akan menerima

insentif Rp.3.550.000 selama menjalani program, Bantuan Usaha Mikro Kecil

Menegah (UMKM) merupaka bantuan kepada pelaku UMKM dengan

penyaluan dana Rp.2,4 juta yang diberikan dalam satukali teransfer melalui

rekening pelaku UMKM bantuan tersebut disalurkan melalui bank BUMN,

Bantuan Langsung Tunai Subsidi gaji pekerja merupakan bantuan kepada

pegawai swasta dan honorer yang bergaji/upah dibawah 5 juta dan terdaftar di

BPJS ketenagakerjaan penerima mendapatkan Rp.2,4 juta yang ditransfer ke

rekening masing-masing, Bantuan Sosial Tunai Kementerian Sosial (BST

Kemensos) merupakan bantuan yang berbentuk sembako dan uang tunai

Rp.500.000 untuk masyarakat terdampak covid-19, Bantuan Langsung Tunai

Guru Honorer merupakan bantuan untuk pendidik dan tenaga kependidikan

(PTK) penerima diberikan Rp.1,8 juta dalam sekali penerimaan

(https://www.kompas.com).

Banyaknya timbul kebijakan-kebijakan baru yang dibuat

pemerintah ditambah lagi pemerintah ingin kebijakan-kebijakan tersebut

dapat terealisasi secepat mungkin agar dapat menangani atau mengatasi

dampak covid-19 terhadap masyarakat, Sehingga dengan tekanan waktu yang

diberikan pemerintah sangat singkat membuat jajaran birokrasi pemerintah

menjadi kewalahan dalam melaksanakan/mengimplementasikan kebijakan-

kebijakan tersebut. Selain itu pandemi ini menyebabkan anjloknya aktivitas

perekonomian domestik, yang tidak menutup kemungkinan akan menurunkan

2
kesejahteraan masyarakat, tidak hanya masyarakat di perkotaan yang

merasakan dampaknya. Masyarakat perdesaan juga ikut merasakan

dampaknya salah satunya di Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan,

Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat banyak masyarakat desa

harus kehilangan pekerjaan, sulit mencari perkerjaan, serta pembatasan

aktivitas masyarakat yang membuat usaha atau bisnis mereka harus terhenti.

Melihat dampak covid-19 pada perekonomian masyarakat sangat

luas pemerintah memperluas Jaring Pengaman Sosial (JPS) demi melindungi

atau membantu masyarakat desa, pemerintah mengeluarkan peraturan yang

berbentuk bantuan langsung tunai seperti yang tertuang dalam Peraturan

Menteri Desa PDTT Nomor 6 Tahun 2020 tentang Perubahan Peraturan

Menteri Desa PDTT Nomor 11 Tahun 2019 tentang Prioritas Penggunaan

Dana Desa yang diantaranya terkait penyediaan Bantuan Langsung Tunai

yang bersumber dari Dana Desa (BLT-Dana Desa). Didalam peraturan ini

diharapkan pemerintah dapat membantu perekonomian masyarakat desa yang

saat ini ikut mengalami kemerosotan akibat terdampak covid-19.

Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-Dana Desa) adalah

bantuan uang kepada keluarga miskin di desa yang bersumber dari Dana Desa

untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19. Dalam rangka melancarkan

pelaksanaan BLT-Dana Desa ini berbagai kebijakan lain telah diterbitkan

diantaranya adalah Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 2020

tentang Penanggulangan COVID-19 Di Desa Melalui Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa, dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40 Tahun 2020

tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205 Tahun 2019

3
tentang Pengelolaan Dana Desa. Bahwa pada tahun 2020 Dana Desa

digunakan untuk penanggulangan atas dampak covid-19 terhadap masyarakat

desa salah satunya yaitu program bantuan langsung tunai yang bersumber dari

dana desa.

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang

ditransfer melalui Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota

dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Di

tahun 2020 bahwa pemerintah mengalokasikan Dana Desa sebesr Rp.72

triliun untuk 74.754 desa dan dalam pencairan Dana Desa sesuai dengan

PERMENKEU NO 40 Tahun 2020 pada pasal 23 ayat 4 dan 5 pencairan

Dana Desa ada 3 tahapan yaitu 40:40:20 artinya pencairan di tahap pertama

januari 40%, tahap kedua maret 40% dan tahap ketiga juni 20%, untuk desa

mandiri ada 2 tahapan 60:40 artinya pencariran tahap pertama januari 60%

dan tahap kedua maret 40%. Jumlah Dana Desa untuk Bantuan Langsung

Tunai disesuaikan dengan total Dana Desa tahun 2020 yang diperoleh setiap

desa. Jika desa memperoleh di bawah Rp.800 juta maka alokasi BLT sebesar

25%. Jika desa memperoleh Rp.800 juta – Rp.1,2 miliar maka alokasi BLT

sebesar 30%, dan jika desa memperoleh di atas Rp.1,2 miliar maka alokasi

BLT mencapai 35% (https://finance.detik.com).

Dalam pemilihan penerima bantuan langsung tunai memiliki

beberapa kriteria yaitu; tidak mendapat bantuan Program Keluarga Harapan

(PKH)/ Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/ pemilik kartu prakerja,

4
mengalami kehilangan mata pencarian (tidak memiliki cadangan ekonomi

yang cukup untuk bertahan hidup selama 3 bulan ke depan), mempunyai

keluarga yang rentan sakit menahun/kronis, tim pendata harus memastikan

kelompok rentan seperti keluarga miskin yang dikepalai oleh perempuan,

lansia, dan penyandang disabilitas terdata sebagai calon Keluarga Penerima

Manfaat (KPM) BLT-Dana Desa. Dan jumlah satu orang penerima bantuan

langsung tuna sebesar Rp. 600.000/bulan selama 3 bulan dan selanjutnya Rp.

300.000/bulan selama 3 bulan berikutnya (BAPPENAS, 2020:6).

Pada dasarnya, pemerintah memiliki tujuan yang sangat baik dalam

menyelamatkan ketahanan dan ketidakberdayaan masyarakat desa melalui

bantuan langsung tunai dari Dana Desa dalam penanganan Covid-19. Kurang

lebih sudah enam bulan ditahun 2020 bantuan langsung tunai dari Dana Desa

dilaksanakan, namun berbagai dinamika dan permasalahan menyelimuti

program tersebut. pendataan yang notabene sebagai hal paling krusial dan

menjadi masalah dalam pelaksanaannya. Adapun data tersebut antara lain

data terpadu kesejahtraan sosial (DTKS) dari Kementerian Sosial maupun

data non DTKS yang dilakukan mulai dari pemerintahan desa. Kelemahan

data DTKS yang cenderung tidak update sehingga Relawan Desa harus

bekerja ekstra untuk mencocokkan kembali data dari tingkat RT, RW maupun

desa terkait belum atau sudah sesuai dengan keadaan sebenarnya untuk

menghasilkan data non DTKS yang valid. Padahal apabila data tersebut valid

dan terintegrasi dengan baik, maka bantuan langsung tunai Dana Desa dapat

tepat sasaran dan mampu mengentaskan kemiskinan serta mengurangi

ketimpangan.

5
Dalam pelaksanan program bantuan langsung tunai hampir diseluruh

desa yang ada diindonesia meleksanakan program bantuan langsung tunai,

akan tetapi pemerintah desa masih banyak mengalami kendala terhadap

waktu pelaksanaannya yang membuat pemerintah desa mengalami

keterlambatan dalam pembagian bantuan langsung tunai, seperti yang dialami

di Desa Dema pembangian bantuan langsung tunai tahap pertama dilakukan

pada tanggal 28 Mei 2020. Sedangkan didesa lain seperti di Desa Penibung di

Kecamatan Mempawah Hilir, Desa Sungai Burung di Kecamatan Segedong,

Desa Galang di Kecamatan Sungai Pinyuh, dan Desa Pak Leheng di

Kecamatan Toho sudah melakukan pembagian bantuan langsung tunai pada

tanggal 19 Mei 2020 (https://www.suarakalbar.co.id). Dengan keterlambatan

tersebut membuat pembagian bantuan langsung tunai ini menjadi tidak

bersamaan atau tidak serentak.

Selain itu dalam pelaksanaan perogram bantuan langsun tunai ini

dengan melihat jumlah masyarakat Desa yang ekonominya/pendapatannya

menurun akibat terdampak covid-19 begitu banyak sehingga dana desa yang

diperuntukan sebagai dana bantuan langsung tunai mengalami ketidak

sesuaian/tidak cukup jika harus disalurkan untuk semua masyarakat desa

terdampak covi-19. Karena itu pemerintah desa harus memilih masyarakat

yang benar-benar layak mendapatkan bantuan langsung tunai dengan melihat

persyaratan-persyaratan yang sudah ditetapkan pemerintah sebelumnya. Akan

tetapi pendataan orang miskin baru yang disebabkan dampak covid-19 belum

efektif karena kekeliruan dalam memahami kriteria penerima bantuan di

tambah lagi dengan singkatnya waktu yang ada dan kondisi pandemi tidak

6
memungkinkan pemerintah desa untuk kembali menyeleksi atau mendata

ulang masyarakat desa yang memang benar-benar layak untuk mendapatkan

bantuan langsung tunai, hal tersebut membuat terjadinya ketidak tepatan

sasaran pemerintah desa dalam memilih penerima bantuan langsung tunai,

kemudian tidak meratanya pembagian bantuan langsung tunai juga

menimbulkan kecemburuan sosial masyarakat desa yang bisa saja

menimbulkan konfilk antar pemerintah desa dan masyarakat desa terjadi.

Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah,

Provinsi Kalimantan Barat merupakan desa yang sudah melaksanakan

program bantuan langsung tunai dalam pelaksanaannya pemerintah desa

memiliki peranan penting dan bertanggungjawab sepenuhnya agar

pelaksanaan porgram ini dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu penulis

ingin mengkaji permasalahan yang terkait dengan “Pelaksanaan Bantuan

Langsung Tunai dari Dana Desa pada Masyarakat Terdampak Covid-19 di

Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Provinsi

Kalimantan Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi

rumusan masalanya adalah: Bagaimana pelaksanaan bantuan langsung tunai

dari dana desa pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu,

Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat?

7
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas,

maka penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan

pelaksanaan bantuan lansung tunai dari dana desa pada masyarakat terdampak

covid-19 di Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah,

Provinsi Kalimantan Barat.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka manfaat penelitian ini yaitu :

1. Penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya yang

sejenis.

2. Menambah pengetahuan mahasiswa Ilmu Pemerintahan tentang

pelaksanaan bantuan langsung tunai dari Dana Desa.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat terhadap pelaksanaan bantuan

langsung tunai dari Dana Desa pada masyarakat terdampak covid-19 di

Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Provinsi

Kalimantan Barat.

E. Kerangka Konseptual

Dalam rangka memperoleh pemahaman dan kerangka konseptual

terkait dengan pelaksanaan bantuan langsung tunai dari dana desa pada

masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjongan,

Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat. Maka diperlukan

beberapa konsep dan teori yang menjadikan dasar dan referensi terhadap arah

8
penelitian. Beberapa konsep dan teori yang relevan untuk dijadikan dasar

untuk menganalisis penelitian ini sebagaimana diperlihatkan di bawah ini.

1. Kebijakan

Menurut Prof. Dr. A. Hoogerwerf seperti yang dikutip

(Abdoellah dkk, 2016:19) Policy itu merupakan usaha mencapai tujuan

tertentu dan dalam urutan waktu serta sarana tertentu. Policy adalah

semacam jawaban terhadap suatu masalah, oleh karena itu ia adalah upaya

untuk memecahkan, mengurangi, mencegah suatu masalah tertentu dengan

cara tertentu, yaitu dengan tindakan terarah. Menurutnya untuk

mengetahui isi kebijakan sebaiknya menentukan terlebih dahulu antara

masalah dengan kebijakan, dan sebaliknya. Masalah dapat dirumuskan

sebagai ketidak sesuaian antar satu ukuran (asas, norma, tujuan) dengan

gambaran suatu keadaan sedang berlangsung atau diperkirakan akan

terjadi; dengan demikian maka masalah adalah perbandingan ukuran yang

dipakai dengan gambaran keadaan yang sedang berlangsung. Oleh karena

ukuran dan gambaran keadan yang sedang berlangsung itu dapat berbeda

dan tergantung dari orang yang memandangnya, maka masalah

kemasyarakat atau masalah public itu perlu dirumuskan tidak saja oleh

yang menjalankan kebijakan, tetapi juga oleh obyek-obyek kebijakan,

yaitu oleh orang-orang terhadap siapa kebijakan itu dijalankan.

Lebih lanjut kebijakan publik adalah keputusan yang mengikat

bagi orang banyak pada tataran strategis atau bersifat garis besar yang

dibuat oleh pemegang otoritas publik. Sebagai keputusan yang mengikat

9
publik, kebijakan publik harus dibuat oleh otoritas politik, yaitu mereka

yang menerima mandat dari publik atau orang banyak, umumnya melalui

suatu proses pemilihan untuk bertindak atas nama rakyat banyak.

Selanjutnya, kebijakan publik akan dilaksanakan oleh administrasi negara

yang dijalankan oleh birokrasi pemerintah (Anggara, 2014:33).

Sehubung dengan uraian diatas, David Easton berpendapat

bahwa ciri-ciri khusus yang melekat pada kebijakan pemerintah/publik

bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan oleh orang-

orang yang memiliki wewenang dalam sistem politik, misalnya pada para

ketua adat, para ketua suku, para esekutif, para legislator, para hakim, para

administator, para raja dan sebagainya. Orang-orang/kelompok itulah yang

bertanggungjawab atas urusan-urusan politik tersebut dan berhak untuk

mengambil tindakan-tindakan tertentu, sepanjang tindakan-tindakan

tersebut masih berada dalam batas-batas peran dan kewenangan mereka

(Abdoellah & dkk, 2016:20).

Proses kebijakan pemerintah realitanya merupakan tahapan-

tahapan, mulai dari perumusan, implementasi dan evaluasi/penilaian

kebijakan publik (Abdoellah dkk, 2016:37). Variabel-ariabel dalam

menyusun kebijakan pada dasarnya dapat dikatakan sebagai elemen-

elemen dasar kebijakan yang menyangkut hal-hal yang mencerminkan

keperluan terhadap adanya suatu pemahaman logis, keterlibatan

institusional, dan formalisasi dari suatu proses atau mekanisme yang harus

ditempuh dalam rangka penyusunan kebijakan.

10
Merujuk pada pendapat Jones dalam Anggara, 2014:49-50 bahwa

dalam perspektif konseptual, variabel-variabel yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan suatu kebijakan adalah sebagai berikut.

a) Agregasi

Identifikasi ruang lingkup dan kuantitas berbagai pihak

yang akan terkena dampak sebuah kebijakan. Materi kebijakan harus

mampu mengakomodasikan berbagai kepentingan stakeholders dan

shareholders secara proporsional dan berkeadilan, urgen, serta

prioritas.

b) Organisasi/Lembaga

Dalam hal ini perlu dicermati tentang record (data) para

pelaku pembuat kebijakan (policy maker) yang terlibat dalam

pengusulan sebuah kebijakan. Usulan kebijakan hendaknya sesuai

dengan wewenang dan otoritas instansi/organisasi pengusul.

c) Agenda Setting

Tata cara atau prosedur yang ditempuh dalam mencapai

status agenda (dari gagasan hingga mencapai status agenda).

Sosialisasi dan internalisasi kepada para stakeholders dan shareholders

hendaknya dilakukan sejak proses perumusan, pembahasan, sampai

dengan ditetapkannya suatu kebijakan. Hal ini penting untuk

meminimalisasi ketidakpuasan dan pemahaman yang berbeda.

d) Formulasi

Dalam hal ini beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah

lembaga yang mengusulkan sebuah kebijakan, sumber data/informasi

termasuk ketersediaan anggaran, dasar hukum yang dijadikan acuan,

11
dan prosedur penetapan kebijakan. Dalam formulasi kebijakan,

kepentingan dan ego sektoral harus diminimalisasi. Lembaga pengusul

pembuat kebijakan (policy makers) harus mengartikulasikan dan

mengagregasikan kepentingan dalam rangka tugas pelayanannya.

Jika perumusan kebijakan (policy formulation) sudah dilakukan,

maka adopsi kebijakan (policy adoption) merupakan tahapan untuk

menentukan pilihan kebijakan melalui dukungan para stakeholder (pelaku

yang terlibat /pihak-pihak yang berkepentingan). Tahapan dilakukan

setelah melalui proses rekomendasi dengan langkah-langkah;

Mengidentifikasi alternatif kebijakan (policy alternative) yang dilakukan

pemerintah untuk merealisasikan masa depan yang diharapkan dan

merupakan langkah terbaik dalam upaya mencapai tujuan tertentu, untuk

kemajuan masyarakat luas. Pengidentifikasian kriteria-kriteria tertentu dan

terpilih untuk menilai alternatif yang akan direkomendasikan.

Mengevaluasi alternatif-alternatif tersebut dengan mengunakan kriteria-

kriteria yang relevan agar efek positif alternatif kebijakan lebih besar

ketimbang efek negatif yang akan terjadi (Duun, 2000. dalam Abdoellah

dkk, 2016:40). Sebagai diketahui adopsi kebijakan akan direkomendasikan

dalam implementasi kebijakan (policy implementation).

2. Implementasi Kebijakan

Menurut Grindel bahwa implementasi merupakan proses umum

tindakan administratif yang dapat diteliti pada tingkat program tertentu.

Proses implementasi baru akan dimulai apabila tujuan dan sasaran telah

12
ditetapkan, program telah tersusun dan dana telah siap dan disalurkan

untuk mencapai sasaran. Menurut Van Metter dan Van Horn bahwa

implementasi kebijakan merupakan tindakan yang dilakukan oleh

(organisasi) pemerintah dan swasta baik secara individu maupun

kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan (Akib, 2010:2).

Kemudian Mazmanian dan Sabatier (dalam Kadji, 2015:48) mengatakan

bahwa, implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan

dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula

berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan esekutif atau

keputusan badan peradilan, dan keputusan tersebut mendefinisikan

masalah yang ingin diatasi, serta menyebutkan secara tegas tujuan atau

sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk menstruktur atau

mengataur proses implementasinya.

Dalam implementasi kebijakan menurut Sharkansky pihak yang

terutama mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kebijakan pubilk

adalah unit-unit administratif atau unit-unit birokratik pada setiap tingkat

pemerintahan. Kemudian dilanjutkan oleh Smith menyebutnya dengan

istilah “implementing organization” maksudnya birokrasi pemerintah yang

mempunyai tanggungjawab dalam melaksanakan kebijakan publik. Unit-

unit administrasi atau unit-unit birokrasi berfungsi sebagai wahana melalui

dan dalam hal mana berbagai kegiatan administratif yang bertalian dalam

proses kebijakan publik dilakukan. Dalam implementasi kebijakan ia

memiliki diskresi mengenai instrumen apa yang paling tepat untuk

digunakan (Tachjan, 2006:27).

13
Menurut Dimock dalam Tachjan, 2006:28 ilmu administrasi

terdiri dari pengetahuan tentang apa yang harus dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan kebijakan publik

dalam phase pertama yang harus dilakukan oleh administator dalam setiap

unit administratif adalah menetapkan tujuan dan sasaran dari rencananya,

kemudian perumusan kebijakan ditentukan kebijakan administratif yang

bersifat kedalam sedemikan rupa sehingga tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan akan dapat tercapai dengan sebaik-baiknya. Dengan berpijak

kepada kebijakan yang telah ditentukan dilakukan penyusunan rencana

(planning). Rencana-rencana yang dirumuskan ini merupakan hasil

mengenai penjabaran kebijakan serta berbagai keputusan yang terlah

diambil. Penetapan tujuan, sasaran dan penyusunan rencana tersebut sesuai

dengan urusan (tugas) yang menjadi tanggungjawab setiap unit

administratif. Selanjutnya rencana-rencana yang telah disusun dijabarkan

lagi kedalam program-program operasional. Penyusunan program ini harus

bersifat mempermudah dan memperlancar pelaksanaan kegiatan-kegiatan

oprasional. Oleh karena itu, salah satu yang harus jelas dalam penyusunan

program adalah penggambaran tentang jenis kegiatan yang harus

dilakukan dalam bentuk uraian kegiatan yang jelas, baik uraian kegiatan

bagi setiap satuan kerja maupun uraian dari setiap orang yang terlibat

didalamnya.

Edward III seperti yang dikutip (Akib, 2010:5) berpendapat

mengenai kriteria penting dalam implementasi kebijakan dapat dikemukan

empat faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap keberhasilan atau

14
kegagalan proses implementasi kebijakan, empat faktor tersebut yaitu

komunikasi, sumber daya, sikap birokrasi atau pelaksana dan struktur

birokrasi. berikiut ini adalah penjelasan masing-masing faktor tesebut:

1) Komunikasi

Komunikasi suatu program hanya dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut

proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi

informasi yang disampaikan.

2) Sumber Daya

Sumber daya, meliputi empat komponen yaitu staf yang

cukup (jumlah dan mutu), informasi yang dibutuhkan guna

pengambilan keputusan, kewenangan yang cukup guna melaksanakan

tugas atau tanggung jawab dan fasilitas yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan.

3) Disposisi

Disposisi atau sikap pelaksana merupakan komitmen

pelaksana terhadap program.

4) Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi didasarkan pada prosedur operasional

standar yang mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan

kebijakan.

15
3. Bantuan Langsung Tunai

Bantuan Langsung Tunai adalah salah satu dari beberapa model

skema perlindungan sosial yang berbasis bantuan sosial. Bantuan langsung

tunai merupakan skema pengaman sosial yang diberikan kepada

kelompok-kelompok yang rentan menyusul adanya dampak-dampak

negatif jangka pendek akibat diterapkannya suatu kebijakan (Suharto,

2009:48). Perlindungan sosial yang dimaksudkan disini adalah segala

bentuk kebijakan dan intervensi publik yang dilakukan untuk merespon

beragam resiko, kerentanan dan kesengsaraan, baik yang bersifat fisik,

ekonomi maupun sosial, terutama yang dialami oleh mereka yang hidup

dalam kemiskinan. Asian Development Bank (ADB) menjelaskan bahwa

perlindungan sosial pada dasarnya merupakan sekumpulan kebijakan dan

program yang dirancang untuk menurunkan kemiskinan dan kerentanan

melalui upaya penikatan dan perbaikan kapasitas penduduk dalam

melindungi diri mereka dari bencana dan kehilangan pendapatan

(Rustanto, 2014:22).

Menurut Wynandin Imawan seperti yang dikutip (Maun 2020:6)

Program Bantuan Langsung Tunai merupakan salah satu program

penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan Pemerintah Indonesia dari

sekian banyak program penanggulangan kemiskinan yang terbagi menjadi

tiga klaster. Program Bantuan Langsung Tunai masuk dalam klaster I,

yaitu Program Bantuan dan Perlindungan Sosial. Termasuk dalam klaster I

adalah Program Beras Miskin (Raskin), Program Keluarga Harapan

(PKH), Program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan

16
Program Bea Siswa. Program bantuan langsung tunai (BLT) merupakan

sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang memiliki tujuan

dan alasan tertentu. Program tersebut muncul sebagai manifestasi adanya

tindakan dari pemerintah yang berisikan nilai-nilai tertentu, yang ditujukan

untuk memecahkan persoalan publik dengan memanfaatkan sumber daya

yang tersedia. Persoalan yang dimaksud adalah prersoalan kemiskinan.

Dampak sosial dan ekonomi yang diakibatkan pandemi covid-19

sangat berpengaruh bagi tingkat kesejahteraan masyarakat. Hal ini

disebabkan adanya pembatasan kegiatan ekonomi yang secara makro

menurunkan pertumbuhan ekonomi dan menyebabkan banyak orang

kehilangan pekerjaan sehingga berpotensi meningkatkan jumlah

masyarakat miskin. Untuk melindungi masyarakat miskin dan rentan dari

dampak pandemi covid-19 pemerintah telah merancang beberapa program

jaminan perlindungan sosial salah satunya program bantuan langsung tunai

yang bersumber dari dana desa.

Menurut Peraturan Mentri Keuangan no.40 tahun 2020 pada

pasal 1 ayat 30 bantuan langsung tunai desa yang selanjutnya disingkat

BLT Desa adalah pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak

mampu didesa yang bersumber dari dana desa untuk mengurangi dampak

ekonomi akibat adanya pandemi corona vairus disease (COVID-19).

Masyarakat miskin dan rentan yang belum menerima bantuan dari skema

jaminan kesejahteraan sosial lain seperti Program Keluarga Harapan

(PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) dan Kartu Prakerja berhak

menerima bantuan ini. Jadi Bantuan Langsung Tunai Desa diberikan oleh

17
pemerintah untuk membantu masyarakat miskin di desa atau masyarakat

terdampak covid-19 di desa untuk melanjutkan keberlangsungan hidupnya.

Masyarakat calon penerima bantuan langsung tunai dana desa

adalah keluarga miskin baik yang terdata dalam data terpadu kesejhatraan

sosial (DTKS) maupun yang tidak terdata (exclusion error) yang

memenuhi kriteria sebagai berikut (BAPPENAS, 2020:7):

1. Tidak mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)/

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/ pemilik kartu prakerja,

2. Mengalami kehilangan mata pencarian (tidak memiliki cadangan

ekonomi yang cukup untuk bertahan hidup selama 3 bulan ke depan)

3. Mempunyai keluarga yang rentan sakit menahun/kronis

4. Tim pendata harus memastikan kelompok rentan seperti keluarga

miskin yang dikepalai oleh perempuan, lansia, dan penyandang

disabilitas terdata sebagai calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

BLT-Dana Desa.

4. Dana Desa

Menurut Peraturan Menteri Desa No 6 Tahun 2020 pada pasal 1

ayat 2 Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat.

18
Pengelolaan Dana Desa dalam Peraturan Presiden No 60

Tentang Dana Desa seperti yang dikutip (Sofiyanto, Mardani, & Salim,

2017:30) pasal 2 berbunyi Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada

ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, transparan,

dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan

kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat. Dana

Desa bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik diesa,

mengentaskan kemiskinan, mengatasi kesenjangan pembangunan antar

desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari

pembangunan.

Guna mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa dalam segala

aspeknya sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2014 memberikan mandat kepada Pemerintah untuk

mengalokasikan Dana Desa. Dana Desa tersebut dianggarkan setiap tahun

dalam APBN yang diberikan kepada setiap desa sebagai salah satu sumber

pendapatan desa (KEMENKUE, 2017:11). Seperti yang ada didalam

Peraturan Menteri Keuangan no.40 tahun 2020 pada pasal 23 ayat 4 dan 5

penyaluran Dana Desa dilakukan dengan 3 tahapan dengan ketentuan:

1) Tahap 1 paling cepat bulan Januari sebesar 40% (empat puluh persen.

2) Tahap 2 paling cepat buan Maret sebesar 40% (empat puluh persen).

3) Tahap 3 paling cepat bulan Juni sebesar 20% (dua puluh persen).

Penyaluran Dana Desa untuk Desa berstatus Desa Mandiri

dilakukan dengan 2 tahap dengan ketentuan:

19
1) Tahap 1 paling cepat bulan Januari sebesar 60% (enam puluh persen).

2) Tahap 2 paling cepat bulan Maret sebesar 40% (empat pulah persen).

Pada tahun 2020 Dana Desa yang diluncurkan pemerintah sebesar

Rp.72 triliun untuk 74.754 desa di Indonesia dan pengunaan Dana Desa

dikhususkan dalam menangani/mengatasi pandemi. Jumlah Dana Desa untuk

bantuan langsung tunai disesuaikan dengan total Dana Desa tahun 2020 yang

diperoleh setiap desa. Jika desa memperoleh di bawah Rp.800 juta maka

alokasi BLT sebesar 25%. Jika desa memperoleh Rp.800 juta – Rp.1,2 miliar

maka alokasi BLT sebesar 30%, dan jika desa memperoleh di atas Rp.1,2

miliar maka alokasi BLT mencapai 35% (https://finance.detik.com). Dan

jumlah satu orang penerima bantuan langsung tunai sebesar Rp.

600.000/bulan selama 3 bulan dan selanjutnya Rp. 300.000/bulan selama 3

bulan berikutnya (BAPPENAS, 2020:6).

F. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mendeskripsikan pelaksanaan bantuan langsung tunai dari

dana desa pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu,

Kecamatan Anjongan, Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat,

yaitu:

1. Komunikasi dalam pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa

pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu.

2. Sumber Daya pada pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai dari Dana Desa

pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu.

20
3. Disposisi yang ada pada pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai dari Dana

Desa pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu.

4. Struktur Birokrasi dalam pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai dari Dana

Desa pada masyarakat terdampak covid-19 di Desa Pak Bulu.

G. Metode Penelitian

Metode adalah cara yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan ataupun menganalisis data dengan perantara alat tertentu

untuk mencapai tujuan, adapun metode yang digunakan sebagai berikut yaitu:

1. Jenis Penelitian

Penelitian (research) pada hakikatnya merupakan salah satu

cara untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencari jawaban dari

persoalan yang dihadapi secara ilmiah. Penelitian menggunakan cara

berfikir reflektif, berpikir keilmuan dengan prosedur yang sesuai dengan

tujuan dan sifat penyelidikan (Nurdin dkk, 2019:13). Penelitian adalah

proses dan ilmu adalah produk. Ilmu merupakan “the body of knowledge”

bersifat tentative dan diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah.

Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, Penelitian

deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang

tepat. Dalam desain studi deskriptif yang berkehendak hanya untuk

mengenal fenomena-fenomena untuk keperluan studi selanjutnya. Dalam

studi deskriptif juga termasuk; Studi untuk melukiskan secara akurat sifat-

sifat dari beberapa fenomena, kelompok atau individu dan Studi untuk

21
menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk memininilaisasi bias

dan memaksimumkan realibilitas (Nurdin dkk, 2019:33).

2. Unit Analisis

a. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang diambil peneliti untuk

melaksanakan penelitian adalah Desa Pak Bulu, Kecamatan Anjogan,

Kabupaten Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat.

b. Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi obyek penelitiannya dengan

harapan segala aspek penelitian dapat lebih fokus, mudah dipahami dan

tidak tumpang tindih. Obyek penelitian ini yaitu:

1) Komunikasi

I. Penyampaian informasi pemerintah desa sebagai

implementor kebijakan kepada masyarakat

II. Kejelasan informasi pemerintah desa sebagai implementor

kebijakan kepada masyarakat

III. Konsistensi informasi pemerintah desa sebagai implementor

kebijakan kepada masyarakat

2) Sumber Daya

I. Staf pemerintah desa berdasarkan kuantitas dan kualitas

II. Jumlah anggara/dana program bantuan langsung tunai yang

diambil dari Dana Desa

III. Kewenangan pemerintah desa dan stafnya sesuai bidang

dalam melaksanakan tugas atau tanggung jawab

22
IV. Fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

3) Disposisi

I. Kejujuran pemerintah desa terhadap masyarakat

II. Kualitas pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat

4) Struktur Birokrasi

I. prosedur operasional standar pemerintah desa yang

mengatur tata aliran pekerjaan dan pelaksanaan kebijakan

c. Subjek Penelitian

Subjek penelitian terdiri dari Pemerintah Desa Pak Bulu,

Badan Pemusyawaratan Desa Pak Bulu dan Masyarakat Desa Pak Bulu.

Dalam penelitian ini, penentuan informan menggunakan teknik

purposive sampling yakni pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas

ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut

paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah

diketahui sebelumnya (Hadi, 2017:197). Adapun informan dalam

penelitian ini, berjumlah 16 orang antara lain:

1) Kepala Desa Pak Bulu

2) Sekertaris Desa Pak Bulu

3) Kepala Urusan Keuangan Desa Pak Bulu

4) Kepala Urusan Kemasyarakatan Desa Pak Bulu

5) Kepala Dusun Desa Pak Bulu 2 orang

6) Badan Pemusyawaratan Desa 2 orang

7) Masyarakat Desa Pak Bulu 8 orang

23
3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk melaksanakan penelitian haruslah menggunakan

metodologi yang benar agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah

sekaligus mempermudah penelitian tersebut. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan bebeapa metode untuk saling melengkapi agar data yang

diperoleh benar-benar valid. Beberapa teknik yang dipergunakan dalam

pengumpulan data antara lain :

a. Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung

ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Penggunaan observasi dalam pengumpulan data penelitian sosial

dirasakan sangat penting. Menurut Bachtiar dalam (Nurdin dkk,

2019:173) diperlukan cara yang relatif murah dan prosedur metodologis

sederhana bagi suatu penelitian berkualitas, metode observasi dalam

kondisi seperti ini sangat membantu. Jadi teknik observasi sangat

membantu para peneliti yang mengalami kesulitan dalam segi

pendanaan dan keterbatasan tenaga terampil yang berkualitas untuk

membantu penelitiannya. Berikut adalah beberapa yang diobservasi

yaitu:

1) Penyampaian informasi bantuan langsung tunai yang dilakukan

pemerintah desa kepada masyarakat desa.

2) Staf pemerintah desa berdasarkan kuantitas dan bidangnya

3) Jumlah uang bantuan langsung tunai yang didapatkan penerima

bantuan langsung tunai .

24
4) Fasilitas yang dibutuhkan saat melakukan pembagian bantuan

langsung tunai.

5) Pelayanan pemerintah desa kepada masyarakat penerima bantuan

langsung tunai.

6) Kondisi rumah penerima bantuan langsung tunai.

b. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)

Wawancara atau interview adalah suatu cara pengumpulan

data yang dilakukan melalui komunikasi verbal untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya. Wawancara digunakan apabila

peneliti ingin mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan

dimungkinkan jika respondennya berjumlah sedikit.

Dalam wawancara pertanyaan dan jawaban diberikan secara

verbal, biasanya dilakukan komunikasi langsung face to face, namun

dapat juga melalui telepon. Wawancara dapat dilakukan antara dua

orang atau lebih, hubungan antara penginterview dan yang diinterview

hanya bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan kemudian

diakhiri. Dengan kata lain kedua pihak seperti orang asing yang tidak

saling kenal. Penginterview harus mampu menggali informasi yang

diperlukan apalagi jika pihak yang diinterview bersikap kurang

kooperatif atau terkesan enggan memberikan keterangan. Dibutuhkan

kemampuan komunikasi yang aktif bagi penginterviu sehingga

diperoleh informasi yang obyektif tanpa harus membuat informan

merasa dipaksa dan penginterviu harus menerima informasi dari

informan tanpa harus membantah, mengecam, menyetujui atau tidak

25
menyetujui (Nurdin dkk, 2019:178-179). Berikut adalah data hasil

wawancara yaitu:

1) Penyampaian informasi pemerintah desa sebagai implementor

kebijakan kepada masyarakat

2) Jumlah staf pemerintah desa dan berserta pendidikan terakhirnya

3) Prosedur operasional standar pemerintah desa yang mengatur tata

aliran pekerjaan dan pelaksanaan program Bantuan Langsung

Tunai

4) Ketegasan pemerintah desa dalam pencegahan penularan covid-19

saat pembagian Bantuan Langsung Tunai.

5) Jumlah uang yang didapatkan masyarakat penerima Bantuan

Lansung Tuani

6) Pekerjaan masyarakat penerima Bantuan langsung Tuanai

7) Penghasilan masyarakat penerima Bantuan Lansung Tunai

c. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung

dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-

peraturan, laporan kegiatan, foto-fot, film dokumenter, data yang

relevan penelitian (Nurdin dkk, 2019:201). Berikut adalah dokumen

yang dikumpulkan yaitu:

1) RPJMDes Desa Pak Bulu tahun 2021-2026.

2) Data APBDes Desa Pak Bulu tahun 2020.

3) Data APBDes Desa Pak Bulu tahun 2021.

26
4) Data Masyarakat Penerima Bantuan Langsung Tunai Desa Pak

Bulu tahun 2020.

5) Data Masyarakat Penerima Bantuan Langsung Tunai Desa Pak

Bulu tahun 2021.

4. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong dalam (Salim dkk 2012:144) bahwa analisis

data ialah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola,

kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan teman dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pada

penelitian ini, penyusun mengunakan metode analisis data deskritif

kualitatif. Menurut Sugyono metode analisis data deskritif kualitatif dalam

suatu penelitian kualitatif berguna untuk mengembangkan teori yang telah

dibangun dari data yang sudah didapatkan dilapangan. Metode analisis

data deskriptif kualitatif pada tahapan awalnya peneliti melakukan

penjelajahan, kemudian dilakukan pengumpulan data sampai mendalam,

mulai dari observasi hingga penyusunan laporan. Maka penyusun akan

berpendoman pada langkah-langkah berikut ini:

a. Keabsahan data

Dalam penelitian kualitatif keabsahan data juga sangat

diperhatikan karena suatu hasil penelitian tidak ada artinya jika tidak

mendapat pengakuan atau terpercaya. Untuk memperoleh pengakuan

terhapa hasil penelitian ini terletek pada keabsahan data peneliti yang

telah terkumpul. Berpedoman kepada pendapat Lincoln dan Guba

27
dalam (Salim dkk 2012:165) untuk mencapai trustworthiness

(kebenaran), dipergunakan teknik kredibilitas, transferabilitas,

dependabilitas, dan konfirmabilitas yang terkait dengan proses

pengumpulan dan analisis data.

b. Reduksi data

Miles dkk dalam Salim dkk 2012:148 menjelaskan bahwa

reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar”

yang muncul dari catatan-catatan tulisan dilapangan. Reduksi data

berlangsung terus menerus selama penelitian berangsung.

c. Penyajian Data

Penyajian data adalah sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penerikan kesimpulan

danpengambilan tindakan. Penyajian data berbentuk taks naratif diubah

menjadi berbagai bentuk jenis matriks, gerafik, jaringan dan bagan.

Semua dirancang guna mengabungkan informasi yang tersusun dalam

suatu bentuk yang padu dan mudah diraih sehingga peneliti dapat

mengetahui apa yang terjadi untuk mengetahui kesimpulan (Salim dkk

2012:149-150).

d. Penarikan kesimpulan

Setelah dilakukan penyajian data, tahap akhir yakni

peneliti melakukan penarikan kesimpulan dari temuan data. Ini adalah

interpretasi peneliti atas temuan sebagai hasil wawancara atau dari

dokumen. Setelah kesimpulan diambil, Untuk memastikan tidak ada

28
kesalahan data, peneliti kemudian mengecek kembali kesahihan

interpretasi dengan cara mengecek ulang proses koding dan penyajian

data (Salim dkk 2012:150).

29
BAB II

DESKRIPSI KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Pak Bulu

Desa Pak Bulu berdiri pada tahun 2006 ,itu syarat untuk

memenuhi kuota Desa menjadi Kecamatan Anjongan karena pada tahun

sebelumnya Desa Pak Bulu masih menyatu dengan Desa Kepayang

Kecamatan Sui Pinyuh.Pada Tahun 2006 Desa Pak Bulu masih Desa Transisi

yang PJ.Kepala Desanya pada saat itu Saudara Darem Raru melalui

Pemilihan secara Demokrasi yang diikuti oleh dua orang kontestan yaitu

saudara Darem Raru dan saudara Suheri ,yang mendapatkan suara terbanyak

pada pemilihan tersebut adalah saudara Darem Raru.Pada tahun 2007 Desa

Pak Bulu sudah menjadi Desa Definitif yang Kepala Desa Pertama adalah

saudara SUMADI yang pemilihannya melalui Demokrasi.

Pada Tahun 2007 Pemilihan Kepala Desa diikuti oleh 4 kontestan

yaitu, Saudara Sumadi, Saripin, Darem Raru, dan James. suara terbanyak

pada saat pemilihan tersebut dimenangkan oleh saudara Sumadi.Desa Pak

Bulu dibagi menjadi 2 Dusun Yaitu:Dusun I Perikanan dan Dusun II Pak

Bulu.Nama Desa Pak Bulu bersal dari kata/Bahasa orang yang berbulu.

30
Kepala Desa yang pernah menjabat semenjak berdirinya Desa Pak

Bulu adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Nama Kepala Desa Pak Bulu

NO. NAMA MASA JABATAN KETERANGAN

1 Darem Raru 2006-2007 Pj.Kades


Kepala Desa
2 Sumadi 2007-2013
Kepala Desa
3 Sumadi 2013-2020
Kepala Desa
4 Sumadi 2020-2026

Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

B. Visi, Misi dan Tujuan Desa Pak Bulu

1. Visi

“MENJADIKAN DESA PAK BULU YANG CERDAS, MAJU,

MANDIRI DAN SEJAHTERA”

2. Misi

Menjalankan roda pemerintahan Desa Pak Bulu, yang meliputi, kinerja

aparatur pemerintah desa guna meningkatkan kualitas.

1. Pelayanan kepada masyarakat. Pembangunan Desa yang merata,

perbaikan, pemeliharaan Infrastuktur sarana dan prasarana

berdasarkan skala prioritas kebutuhan masyarakat.

2. Keberadaan Pemerintah Desa di tengah masyarakat adalah

memberikan jaminan rasa aman.

31
3. Mengelolah Pemerintah Desa yang amanah, jujur dan bertanggung

jawab dalam rangka mewujudkan Desa Pak Bulu yang adil,bersih

dan sejahtra.

4. Memberikan perlindungan, pengayoman, melayani masyarakat

secara mudah serta memberikan kenyamanan kerja bagi perangkat

Desa Pak Bulu agar memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.

3. Tujuan

Diharapkan pada Periode Pemerintahan 2021 – 2026 Pemerintah Desa

Pak Bulu dapat :

1. Melaksanakan pengelolaan administrasi desa, meningkatkan

pelayanan public dan meningkatkan kinerja aparatur pemerintah desa

guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, melalui;

a) Mempermudah pelayanan adminitrasi umum dan kependudukan

(surat pengantar, pelayanan KTP, Akta Kelahiran, Kartu

Keluarga, dll).

b) Membuat penjabaran tugas (Job Description) setiap kepala

urusan dan kepala wilayah.

c) Membuat standar pelayanan minimal Pemerintah Desa

berkoordinasi dengan Pemdes.

d) Melaksanakan evalusi kinerja staf secara rutin.

2. Menyelenggarakan pemerintah desa yang bersih, transparan dan

bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan,

melalui ;

32
a) Melaksanakan kegiatan secara partisifatif bersama dengan

masyarakat. Perencanaan kegiatan dilaksanakan bersama

masyarakat (bottom up planning)

b) Melaksanakan pengelolaan keuangan yang transparan serta

memiliki info grafis yang menggambarkan laporan keuangan

setiap periode.

c) Melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai prinsip akuntabilitas.

3. Melaksanakan pembangunan desa disegala bidang secara Adil, yang

berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

a) Menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Desa secara partisipatif yang melibatkan masyarakat dan para

tokoh Desa Pak Bulu

b) Menyelenggarakan Musyawarah Perencanaan Desa dan

Pembahasan APBDes

c) Melaksanakan Pembangunan di bidang Pendidikan, Kesehatan,

Pekerjaan umum dan penataan ruang, kawasan permukiman,

bidang kehutanan dan lingkungan hidup, Bidang perhubungan,

komunikasi dan informatika, bidang energy dan sumber daya

mineral, Bidang pariwisata

4. Memberdayakan lembaga-lembaga ditingkat desa dan dusun

sehingga dapat berjalan secara optimal, sehingga dapat berdampak

positif bagi institusi / lembaga pada khususnya dan masyarakat desa

pada umumnya.

33
a) Melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas

PKK, Kader Desa, Aparatur Desa dan Lembaga Adat.

b) Melaksanakan kegiatan dalam bidang kepemudaan dan olahraga

c) Melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas

KPMD dan LPMD

d) Melaksanakan kegiatan dalam rangka peningkatan kapasitas

Kelompok Tani

e) Melaksanakan kegiatan dalam rangka kepedulian sosial Desa.

f) Pengelolaan BUM Desa (pengelolaan Secara Maksimal BUM

Desa)

5. Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa yang optimal

C. Geografis Desa Pak Bulu

Desa Pak Bulu merupakan salah satu dari 4 desa di wilayah

Kecamatan Anjongan, yang terletak 4 Km ke arah Timur dari Kecamatan

Anjongan Desa Pak Bulu mempunyai luas wilayah seluas 11.000 M2.

Adapun batas-batas wilayah desa Pak Bulu : Sebelah Utara Berbatasan

dengan Desa Terap ( Kcamatan Toho) dan Desa Dema (Kecamatan

Anjongan), Sebelah Selatan Berbatasan dengan Desa Ngarak (Kecamatan

Mandor ) dan Desa Kepayang (Kecamatan Anjongan), Sebelah Timur

Berbatasan dengan Desa Ngarak (Kecamatan Mandor), Sebelah Barat

Berbatasan dengan Desa Ngarak (Kecamatan Mandor.

34
Iklim Desa Pak Bulu tropis, sebagaimana desa-desa lain di

wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut

mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Pak

Bulu Kecamatan Anjongan. Desa Pak Bulu terdiri dari 2 dusun diantaranya

Dusun I Perikanan; Dusun II Pak Bulu dengan jumlah penduduk 1.724 Jiwa

atau 469 KK.

D. Demografi Desa Pak Bulu

Demografi merupakan data mengenai jumlah penduduk, dalam

penelitian ini terdapat beberapa data terkait demografi penduduk berdasarkan

usia, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat pendidikan.

1. Jumlah Pnduduk Berdasarkan Usia

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Desa Pak Bulu Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah (Jiwa) %

1. 0 Bulan-5 Tahaun 152 9%

2. 5 Tahun – 13 Tahun 284 16%

3. 13 Tahun – 25 Tahun 404 23%

4. 25 Tahun – 35 Tahun 270 16%

5. 35 Tahun – 45 Tahun 258 15%

6. 45 Tahun – 55 Tahun 195 11%

7. 55 Tahun keatas 161 10%

Jumlah 1.724 100%


Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

35
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan bahwa

jumlah penduduk di Desa Pak Bulu mayoritas berada di usia 13-25 tahun

atau usia produktif. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya jumlah jiwa

sebanyak 404 jiwa. Kemudian untuk jumlah penduduk menurut usia yang

tergolong minoritas yaitu berada di usia 0-5 tahun sejumlah 152 jiwa.

2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Desa Pak Bulu Berdasarkan jenis


Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) %

1. Laki – Laki 880 51%

2. Perempuan 844 49%

Jumlah 1.724 100%


Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah

penduduk laki-laki lebih banyak dari pada jumlah penduduk perempuan

dengan selisih/perbedaan jumlah 36 jiwa laki-laki lebih banyak dari

perempuan, dengan kepala keluarga sejumlah 469 jiwa.

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencarian/Perkerjaan

Mata pencaharian penduduk di Desa Pak Bulu sebagian besar

masih berada di sektor pertanian.dan Perikanan. Hal ini menunjukkan

bahwa sektor pertanian dan Perikanan memegang peranan penting dalam

bidang ekonomi masyarakat. Data menurut mata pencaharian penduduk

dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

36
Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Desa Pak Bulu Berdasarkan
Perkerjaan

No Jenis Perkerjaan Jumlah (jiwa) %

1 Petani 253 24%

2 Pedagang 30 3%

3 Buruh Tani 371 34%

4 PNS/TNI/Polri 38 4%

5 Swasta 366 34%

6 Lain-lain 15 34%

Jumlah 1.073 100%


Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 1.5 Jumlah Penduduk Desa Pak Bulu Berdasarkan


Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa) %
1 Tidak Sekolah/Buta Huruf 33 5%
2 Tidak Tamat SD/Sederajat 119 19%
3 Tamat SD/Sederajat 210 33%
4 Tamat SLTP/Sederajat 109 17%
5 Tamat SLTA/Sederajat 81 13%
6 Tamat D1, D2, D3 39 6%
7 Sarjana S1 43 7%
Jumlah 634 100%
Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk

Desa Pak Bulu masih minimnya memiliki pendidikan yang lebih tinggi

seperti tamatan D1, D2, D3, dan S1. Dan masyoritas penduduk Desa Pak

37
Bulu memiliki pendidikan tamatan SD dan SLTP yaitu sejumlah 319

jiwa.

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat Desa

Pak Bulu mayoritas beragama Islam, dengan rincian data sebagai berikut:

Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Desa Pak Bulu Berdasarkan


Agama
No Agama Jumlah (jiwa) %

1 Islam 823 48%

2 Kristen 474 27%

3 Katolik 426 24%

4 Budha 1 1%

Jumlah 1.724 100%

Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

Berdasarkan tabel diatas bahwa masyarakat Desa Pak Bulu

mayoritas beragama Islam yang memiliki 823 jiwa dan minoritas

beragama Budha yang memiliki hanya 1 jiwa dan agama keristen 474

jiwa sedangkan katolik 426 jiwa.

E. Sarana Dan Prasarana


1. Sarana Kesehata

Tabel 1.7 Sarana Kesehatan Desa Pak Bulu


No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Posyandu 2 Unit
2 Polindes 1 Unit
Total 3 Unit
Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

38
Berdasarkan Data diatas sarana kesehatan Desa Pak Bulu

sudah cukup memadai dengan memiliki sarana dan prasarana kesehata

sejumlah 3 Unit, mulai dari Posiyandu 2 unit, Polindes 1 Unit dan Bidan

Desa 1 orang.

2. Sarana Pendidikan

Tabel 1.8 Sarana Pendidikan Desa Pak Bulu


No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Taman Kanak-kanak/TK 1 Unit
2 SD/MI 2 Unit
3 SLTP/MTs 1 Unit
4 SLTA/MA 1 Unit
5 TPA/TPQ 1 Unit

Total 6 Unit
Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

Di Desa Pak Bulu terdapat beberapa gedung yang menjadi

sarana pendidikan yaitu seperti Taman Kanak-Kanak/Tk, SD/MA,

SLTP?MTs, SLTA/MA, dan TPA/TPQ. Dengan jumlah total gedung 6

unit, di Desa Pak Bulu gedung SD/MI paling banyak yaitu sejumlah 2

unit.

3. Sarana Olahraga

Tabel 1.9 Sarana Olahraga Desa Pak Bulu


No Jenis Fasilitas Jumlah
1 Lapangan Bola 2 Unit
2 Lapangan Voli 3 Unit
Total 5 Unit
Sumber: Monografi Desa Pak Bulu tahun 2020

39
Di Desa Pak Bulu terdapat beberapa fasilitas yang

menjadi sarana olahraga yaitu seperti satu buah lapangan bola, satu buah

lapangan bola futsal, dan 3 buah lapangan bola voli. Dengan jumlah 5

unit sarana olahraga termasuk sudah cukup banyak yang dapat

mendorong aktivitas pemuda di Desa Pak Bulu.

4. Sarana Ibadah

Desa Pak Bulu memiliki beberapa sarana peribadatan yaitu

seperti gereja kristen sebanyak 2 unit, gereja Katolik sebanyak 1 unit dan

mesjid sebanyak 3 unit dengan jumlah keseluruh tempat ibadah sebanyak

6 unit di Desa pak Bulu. Dengan fasilitas tempat ibadah ini jadi dapat

mendukung masyarakat untuk melakukan peribadatan dengan

kepercayaan masing-masing.

5. Sarana Umum Lainnya

Desa Pak Bulu memiliki gedung serba guna 1 unit yang dapat

mempermudah masyarakat untuk membeli bahan atau alat pertanian

karena di gedung serba guna tersebut menjual berbagai alat pertanian.

F. Kondisi Pemerintahan Desa

1. Pembagian Wilayah Desa

Luas wilayah Desa Pak Bulu dengan luas wilayah 11.000

M2. Desa Pak Bulu. terdiri dari dua dusun yaitu: Dusun I Perikanan,

Dusun II Pak Bulu, . Perangkat Desa menurut jenis jabatannya di Desa

40
Pak Bulu terdiri dari 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, Kaur Keuangan,

Kaur Tata Usaha dan Umum, Kaur Perencanaan, Kasi Pelayanan, Kasi

Pemerintahan, Kasi Kesejahteraan dan 2 Kepala Dusun. Desa Pak Bulu

terdiri dari 8 Rukun Tangga (RT).

2. Struktur Organisasi Desa Pak Bulu

Sebagaimana dipaparkan dalam UU No. 06 tahun 2014

bahwa di dalam Desa terdapat tiga kategori kelembagaan Desa yang

memiliki peranan dalam tata kelola Desa, yaitu: Pemerintah Desa, Badan

Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-

undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan

di Tingkat Desa (Pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah

Desa dan Badan Permusyawaratan Desa. Pemerintahan Desa ini

dijalankan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri ini. Pemerintah Desa

atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat

Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Kepala Desa

mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan,

pembangunan, dan kemasyarakatan.

Badan Permusyawaratan Desa adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan

Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Badan

Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama

41
Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota

BPD adalah wakil dari penduduk Desa bersangkutan berdasarkan

keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan

mufakat. Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat,

golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau pemuka masyarakat

lainnya. BPD berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala

Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

42
Bagan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan
Desa Pak Bulu

Kepala Desa

SUMADI

SEKDES

Oktavianus Ole

Kasi Kesejahteraan Kasi Pelayanan Kasi Pemerintahan Kaur Umum Kaur Perencanan Kaur Keuangan
Pendi Sitinjak Natalis Pi’in Syaiful Fransiska Paulus Albinus Irayani

KADUS I Prikanan KADUS II Pak Bulu


Satibi Sakamin

Sumber : Bagan Pemerintahan Desa Pak Bulu 2020

43
G. Kondisi Masyarakat Desa Pak Bulu

1. Kondisi Sosial

Kondisi sosial masyarakat di Desa Pak Bulu sangat luar biasa baik antara

warga masyarakat satu dengan yang lainnya. Dimana kehidupan sosial ini terwujud

dari berbagai kegiatan masyarakat yang tujuannya untuk mempererat hubungan agar

semakin rukun dan saling membantu satu samalain. Kegiatan sosial di masyarakat

Desa Pak Bulu antara lain gotong royong, bajaga (menunggu arwah sampi 7 hari 7

malam setelah penguburan), ngale (menyumbang/membantu untuk acara besar),

arisan dan masih banyak lagi.

Gotong Royong Desa Pak Bulu sering kali dilakukan, terlebih pada saat

menanam padi dan panen padi setiap hari senin sampai saptu, pagi hingga sore.

Karena sebagian besar pekerjaan masyarakat sebagai petani, gotong royong ini

dilakukan masyarakat degan mebentuk kelompok-kelompok agar masyarakat lebih

mudah mengatur waktu untuk bergantian. Gotong royong yang dilakukan

masyarakat selain bisa membuat masyarakat menjadi semakin rukun dan akur satu

sama yang lain, tapi juga bisa membantu masyrakat untuk menghemat penggeluaran

untuk bertani.

Tradisi yang masih berjalan sampai saat ini yaitu Bajaga (menunggu arwah

samapi 7 hari 7 malam setelah penguburan). Bagi masyarakat Desa Pak Bulu

semuanya yang berada di Desa tersebut adalah keluarga, karena memang benar

banyak garis keluarga dimasyarakat. Sehingga ketika ada yang meninggal semua

akan ikut ngelayat dan menunggu arwah setelah penguburan secara bergiliran.

Selain itu untuk bajaga disalah satu keluarga masyarakat yang meninggal pasti

semua masyarakat akan ikut membantu (berpartisifasi), misalnya semua masyarakat

44
ikut berdoa, karang taruna dibagian pembuatan peti dan salib, ibu-ibu memasak, dan

bapak-bapaknya di bagian pembuatan lobang kubur dan pemotongan daging yang

akan dimasak. Selain itu juga masyarakat Desa Pak Bulu juga memiliki teradisi

ngale (menyumbang tapi bersifat piutang) terdasi ngale ini biasanya digunakan

masyarakat saat ada acara-acara besar salah satu contohnya saat nikahan, sunatan,

dan lain-lainya.

Mengadakan Ibadah secara bergiliran salah satu kegiatan masyarakat Desa

Pak Bulu untuk memperkuat rasa kekeluaran di dalam lingkungan masyarakat,

ibadah secara bergiliran antar rumah ke rumah masyarakat yang dilakukan

masyarakat keristiani ini sering melibatkan para pemudan dan orang-orang tua yang

lebih banyak diikuti oleh ibu-ibu. Ibadah bergiliran ini bertujuan untuk meperdalam

iman masyarakat dan untuk pemimpin ibadat juga msyarakat mewajibkan pemuda

untuk saling bergantian memimpin ibadah.

Ada juga kegiatan yang sering dilakukan di Desa Pak Bulu yaitu arisan,

banyak sekali arisan sesuai kalender. Hal ini memang sengaja dilakukan selain untuk

keakraban juga untuk membantu ekonomi mereka. Dan mereka untuk konsumsi juga

tidak mengharuskan yang mahal dan banyak. Cukup dengan minum teh, kopi dan

snake seadanya sebagai cemilan masyarakat untuk berkumpul dan menunungu hasil

kocokan yang beruntuk untuk mendapatkan arisan. Banyak sekali pelajaran sosial

yang bisa diambil dan dicontoh dari masyarakat Dusun Baguruh.

Dari bayaknya kegiatan sosial masyarakat yang dilakukan tersebut dimasa

pandemi Covid-19 masyarakat masih aktif untuk menjalankanya, karena adanya

timbul kepercayaan antar masyarakat yang satu dan yang lain masyarakat Desa Pak

Bulu seringkali dalam menjalankan aktivitas kebanyakan tidak melengkapi anjuran

45
protokol kesehatan seperti mengunakan masker disetiap kegiatan-kegiatan sosial

masyarakat.

2. Kondisi Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Desa Pak Bulu, masyoritas masyarakat

berkerja sebagai petani sawah dan karet untuk penghasilan masyarakat sendiri tidak

menentu perharinya maupun perbulannya, tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari masyarakat sedangkan untuk keperluan yang lebih pendapatan

masyarakat belum cukup. Jangka waktu panen padi disawah memerlukan waktu 5

hingga 6 bulan sampai padi masak dengan sempurna, untuk menunggu hasil panen

padi masyarakat mengandalkan pohon karet untuk diambil getahnya (noreh) untuk

dijual demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan noreh ini bergantu pada baik

buruknya cuaca jika cuaca buruk masyarakat tidak dapat mengambil getah pada

pohon karet (noreh) penghasilan masyarakat menjadi tidak ada.

Ada juga masyarakat yang berkerja menjadi buruh harian seperti menjadi

tukang bangunan rumah yang ada di dalam Desa maupun di luar Desa. Dengan

adanya ketrampilan dalam menbangun rumah jika mendapatkan projek

pembangunan perekonomian masyarakat bisa sedikit terbantu. Akan tetapi dimasa

pandemi Covid-19 ini masyarakat seringkali tidak mendapatkan job sehingga

pendapatan masyarakat pun menjadi kesulitan.

Pemuda-pemuda Desa Pak Bulu kebanyakan pergi untuk merantu berkerja,

untuk membantu perekonomian orang tua mereka. Terkadang sehabis tamat SMA

dan SMP pemuda Desa Pak Bulu sudah pergi merantau untuk mecari keja sebagai

buruh kasar. Seperti di toko bangunan, toko sembakau, perusahan sawit, nelayan dan

tempat kerja lainnya. Akan tetapi dimasa pandemi Covid-19 pemuda-pemuda yang

46
pergi merantau untuk berkerja harus kembali di Desa lagi, karena perusahaan-

perusahaan ditempat mereka berkeja terpaksa berhenti dan menyebabkan mereka

harus terkena PKH (Pemutus Hubungan Kerja).

Selain bertani masyarakat Desa Pak Bulu juga mayoritas memiliki ternak.

Hewan ternak yang ada yaitu ayam kampung, babi dan ikan. Hewan ternak ini bagi

mereka sebagai tabungan. Jika nanti ada keperluan pengeluaran biaya yang cukup

besar mereka bisa menjual ternak mereka untuk memenuhi keperluan itu. Ada juga

yang memiliki wirausaha seperti warng kecil-kecilan masyarakat.

3. Kondisi Budaya

Masyarakat Desa Pak Bulu masih sangat memegang teguh adat istiadat dan

budaya nya. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya Balala (pantang), Naik Danggo

(sukuran) yang dilakukan masyarakat untuk sebagai simbol atau tindakan menjaga

dan mensyukuri hasil alam.

a) Balala (pantang)

Balala adalah salah satu budaya yang dimiliki Desa Pak Bulu yang

turun temurun dari dulu hingga sekarang masih di perthankan, Balala biasanya

dilakukan saat mengawali musim penenamian padi di sawah dan ada wabah

penyakit yang masuk di Desa Pak Bulu. Balala ini di percayai masyarakat dapat

mengusir berbagai wabah penyakit dan hama-hama yang akan mengangu proses

pertumbuhan padi, saat Balala ini dilakukan masyarakat Desa Pak Bulu tidak

boleh melakukan aktivitas diluar rumah seperti pergikesawah, kehutan,

menerima tamu yang bukan masyarakat Desa Pak Bulu dan keluar dari wilayah

Desa Pak Bulu jika ada yang melangar aturan tersbut masyarakat akan terkena

hukuman adat yang berlaku di Desa Pak Bulu.

47
b) Naik Danggo (sukuran panen)

Naik Dango (sukuran panen) adalah cirikhas budaya Dayak untuk

mengucapkan sukur kepada yang maha kuasa atas hasil panen yang melimpah,

karena masyarakat Desa Pak Bulu mayoritas adalah orang Dayak jadi budaya

Naik Danggo ini dilakukan masyarakat saat panen sudah dilakukan dengan

menggundang masyarakat luar untuk datang menikmati hasil panen yang di

dapatkan masyarakat.

c) Nilai Budaya

Masyarakat Desa Pak Bulu menjunjung tinggi budaya Dayak yang

telah turun temurun hidup di daerahnya, hal ini dibuktikan dengan partisipasi

masyarakat disetiap acara yang dilakukan di Desa misalnya Balala dan Naik

Danggo. Seperti Balala (pantang) dan Naik Dango (sukuran panen) kegiatan

budaya yang dilakukan Desa Pak Bulu dengan menanamkan rasa kekeluargaan

dan kepercayaan dari hasil kegiatan budaya yang dilakukan.

d) Nilai Keakraban

Nilai keakraban masyarakat di Desa Pak Bulu cukup tinggi. Disana

masih terdapat budaya gotong-royong dan saling membantu antar tetangga dan

masyarakat Desa jika mengadakan acara besar atau kecil. Disana juga terdapat

arisan Ibu-ibu, Karang Taruna, ibadah kristiani, pada umumnya untuk menjalin

keakraban antar masyarakat.

48
H. Dana Desa

Dalam kerangka konseptual telah disebutkan mengenai pengertian Dana

Desa bahwa Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk mendanai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan,

dan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu Dana Desa merupakan bagian dari

Pendapatan Asli Desa yang bersumber dari pendapatan transfer.

1. APBDes Desa Pak Bulu tahun anggaran 2020

Di bawah ini merupakan data mengenai APBDes Desa Pak Bulu setelah

perubahan berdasarkan Peraturan Kepala Desa Pak Bulu Nomor 02 Tahun 2020

tentang Perubahan Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun

Anggaran 2020 dengan rincian sebagai berikut:

49
Tabel 1.10 APBDes Desa Pak Bulu Tahun Angaran 2020
ANGARAN (Rp)
URAIAN SEMULA MENJADI
A. PENDAPATAN
1. Pendapatan Transfer 2.246.963.929,00 2.256.734.929,00
Dana Desa 1.172.897.000,00 1.172.897.000,00
Dana Desa 1.172.897.000,00 1.172.897.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi 69.289.724,00 76.826.424,00
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten/Kota 69.289.724,00 76.826.424,00
Alokasi Dana Desa 974.092.205,55 976.326.505,00
Alokasi Dana Desa 974.092.205,55 976.326.505,00
Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota 30.685.000,00 30.685.000,00
Batuan Keuangan dari APBD
Kabupaten/Kota 30.685.000,00 30.685.000,00
2. Pendapatan Lain-Lain 600.000,00 600.000,00
Bunga Bank 600.000,00 600.000,00
Bunga Bank 600.000,00 600.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 2.247.563.929,00 2.257.334.929,00
B. BELANJA
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa 881.271.200,00 854.607.328,00
2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 1.096.352.095,71 1.096.352.095,71
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 61.000.000,00 41.536.700,00
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat 245.093.758,00 220.093.758,00
5. Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat
dan Mandesak Desak 0,00 79.398.172,00
JUMLAH BELANJA 2.283.717.053,71 2.293.488.053,71

DEFISIT 36.153.124,71 36.153.124,71

C. PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan 36.153.124,71 36.153.124,71
SILPA Tahun Sebelumnya 36.153.124,71 36.153.124,71
PEMBIAYAAN NETTO 36.153.124,71 36.153.124,71
Sisa Lebih/(Kurang) Pembiayaan Anggaran 0,00 0,00
Sumber: Peraturan Desa Pak Bulu Nomor 3 Tahun 2020

Berdasarkan tabel mengenai rincian singkat Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa, Desa Pak Bulu merupakan desa dengan pendapatan yang cukup tinggi

50
yaitu sebesar Rp. 2.257.334.929,00 di tahun 2020. Pendapatan tersebut bersumber

dari pendapatan transfer termasuk Dana Desa sebesar Rp 1.172.897.000,00 Bagi

Hasil Pajak dan Retribusi sebesar Rp 76.826.424,00 Alokasi Dana Desa sebesar Rp

976.326.505,00 Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota sebesar Rp 30.685.000,00 serta

pendapatan lain-lain sebesar Rp 600.000,00 Meskipun demikian, Desa Pak Bulu

mengalami defisit anggaran belanja hal tersebut dikarenakan terdapat beberapa

perubahan anggaran sehingga mengalami defisit anggaran belanja sebesar Rp

36.153.124,71. Selain itu, Desa Pak Bulu memiliki penerimaan pembiayaan sebesar

Rp 36.153.124,71 dengan SILPA tahun sabelumnya sebaesar Rp 36.153.124,71

dengan demikian sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran sebesar Rp 0,00. Dari

penjabaran di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber pendapatan desa

terbesar yaitu pendapatan transfer khususnya Dana Desa sebesar Rp

1.172.897.000,00. Seperti yang pada tabel diatas bahwa APBDesa Desa Pak Bulu

mengalami satu kali perubahan yang disebabkan adanya wabah pandemi Cobid-19.

Angaran bidang penangulangan bencana, darurat dan mendesak yang semulanya

sebesar Rp 0,00 menjadi sebesar Rp 79.398.172,00.

2. APBDes Desa Pak Bulu tahun anggaran 2021

Di bawah ini merupakan data mengenai APBDes Desa Pak Bulu

berdasarkan Peraturan Kepala Desa Pak Bulu Nomor 1 Tahun 2021 tentang

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2021 dengan

rincian sebagai berikut:

51
Tabel 1.11 APBDes Desa Pak Bulu Tahun Angaran 2021

URAIAN ANGARAN (Rp)


A. PENDAPATAN
1. Pendapatan Transfer 2.073.312.410,00
Dana Desa 1.059.233.000,00
Dana Desa 1.059.233.000,00
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi 80.476.500,00
Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah
Kabupaten/Kota 80.476.500,00
Alokasi Dana Desa 932.102.910,00
Alokasi Dana Desa 932.102.910,00
2. Pendapatan Lain-Lain 1.500.000,00
Bunga Bank 1.500.000,00
Bunga Bank 1.500.000,00
JUMLAH PENDAPATAN 2.073.312.410,00
B. BELANJA
1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa 724.134.084,00
2. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 624.427.460,00
3. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 75.355.586,00
4. Bidang Pemberdayaan Masyarakat 80.000.000,00
5. Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat dan
Mandesak Desa 601.684.875,00
JUMLAH BELANJA 2.105.602.005,03
DEFISIT 32.289.595,03
C. PEMBIAYAAN
1. Penerimaan Pembiayaan 32.289.595,03
SILPA Tahun Sebelumnya 32.289.595,03
Sisa Lebih/(Kurang) Pembiayaan Anggaran 0,00
Sumber: Peraturan Desa Pak Bulu Nomor 2 Tahun 2020

Berdasarkan tabel mengenai rincian singkat Anggaran Pendapatan dan


Belanja Desa, Desa Pak Bulu merupakan desa dengan pendapatan yang cukup tinggi
yaitu sebesar Rp. 2.073.312.410,00 di tahun 2021. Pendapatan tersebut bersumber
dari pendapatan transfer termasuk Dana Desa sebesar Rp 1.059.233.000,00 Bagi
Hasil Pajak dan Retribusi sebesar Rp 80.476.500,00 Alokasi Dana Desa sebesar Rp
932.102.910,00 serta pendapatan lain-lain sebesar Rp 1.500.000,00 Meskipun
demikian, Desa Pak Bulu mengalami defisit anggaran belanja hal tersebut
dikarenakan banyaknya benlaja desa daripada angaran yang didapatkan, sehingga

52
mengalami defisit anggaran belanja sebesar Rp 32.289.595,03. Selain itu, Desa Pak
Bulu memiliki penerimaan pembiayaan sebesar Rp 32.289.595,03 dengan SILPA
tahun sabelumnya sebaesar Rp 32.289.595,03 dengan demikian sisa lebih/kurang
pembiayaan anggaran sebesar Rp 0,00. Dari penjabaran di atas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa sumber pendapatan desa terbesar yaitu pendapatan transfer
khususnya Dana Desa sebesar Rp 1.059.233.000,00.

3. Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 Desa Pak Bulu

Tabel 1.12 penggunaan Dana Desa Tahun 2020 Desa Pak Bulu
URAIAN ANGGARAN (Rp)
A. PENDAPATAN
1. Pendapatan Transfer 1.162.090.000,00
Dana Desa 1.162.090.000,00
B. BELANJA
1. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 635.377.288,00
a) Sub Bidang Pendidikan 0,00
b) Sub Bidang Kesehatan 0,00
c) Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang 573.413.798,00
d) Sub Bidang Kawasan Permukiman 61.963.490,00
2. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 16.412.712,00
a) Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan 10.000.000,00
b) Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat 6.412.712,00
3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat 0,00
a) Sub Bidang Kelautan dan Perikanan 0,00
b) Sub Bidang Pertanian dan Peternakan 0,00
c) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluar 0,00
d) Sub Bidang Koperasi, Usaha Micro Kecil dan
Menengah (UMKM) 0,00
e) Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal 0,00
4. Bidang Penangulangan Bencana, Darurat dan
Mandesak Desa 510.300.000,00
a) Sub Bidang Keadaan Mendesak 510.300.000,00
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa 510.300.000,00
3 Bulan Pertama 3430.200.000,00
3 Bulan Kedua 170.100.000,00
JUMLAH BELANJA 1.162.090.000,00
URPLUS / (DEFISIT) 0,00
Sumber: APBDes Desa Pak Bulu Tahun 2020

53
Berdasarkan data diatas mengenai penggunaan Dana Desa di tahun

anggaran 2020 dapat diketahui penyaluran Dana Desa di Tahun angaran 2020

sebesar Rp 1.162.090.000,00. Kemudian sesuai dengan Peraturan Menteri Desa

Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 2020 Tentang

Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020, Dana Desa tahun anggaran 2020 ini

diprioritaskan untuk bidang penanggulangan bencana, darurat dan mendesak desa

yang di dalamnya termasuk untuk penyaluran Bantuan Langsung Tunai. Di Desa

Pak Bulu hampir 50% Dana Desa tahun anggaran 2020 digunakan untuk Bantuan

Langsung Tunai (Bidang Penangulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa)

yaitu sebesar Rp 510.300.000,00 yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap 1,

2, 3 satu penerima mendapatka Rp 1.800.000,00 dengan jumlah 189 KK dan tahap 4,

5, 6 satu penerima mendapatkan Rp 900.000,00 dengan jumlah 189 KK. Bantuan

Langsung Tunai Dana Desa ini diharapkan mampu membantu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta

penanggulangan kemiskinan masyarakat desa akibat dampak Covid-19 terhadap

perekonomian mereka.

54
4. Rencana Penggunaan Dana Desa Tahun 2021 Desa Pak Bulu

Tabel 1.13 Rencana Penggunaan Dana Desa Tahun 20201 Desa Pak Bulu
URAIAN ANGGARAN (Rp)
A. PENDAPATAN
1. Pendapatan Transfer 1.059.233.000,00
Dana Desa 1.059.233.000,00
B. BELANJA
1. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa 513.846.712,00
a) Sub Bidang Pendidikan 0,00
b) Sub Bidang Kesehatan 426.128.618,00
c) Sub Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang 5.412.712,00
d) Sub Bidang Kawasan Permukiman 82.304.382,00
2. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan 0,00
a) Sub Bidang Kebudayaan dan Keagamaan 0,00
b) Sub Bidang Kelembagaan Masyarakat 0,00
3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat 0,00
a) Sub Bidang Kelautan dan Perikanan 0,00
b) Sub Bidang Pertanian dan Peternakan 0,00
c) Sub Bidang Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluar 0,00
d) Sub Bidang Koperasi, Usaha Micro Kecil dan
Menengah (UMKM) 0,00
e) Sub Bidang Dukungan Penanaman Modal 0,00
4. Bidang Penangulangan Bencana, Darurat dan
Mandesak Desa 550.800.000,00
a) Sub Bidang Keadaan Mendesak 550.800.000,00
Bantuan Langsung Tunai Dana Desa 550.800.000,00
JUMLAH BELANJA 1.064.645.712,00
DEFISIT 5.421.712,00
Sumber: APBDes Desa Pak Bulu Tahun 2020

Berdasarkan data diatas mengenai penggunaan Dana Desa di tahun

anggaran 2021 dapat diketahui penyaluran Dana Desa di Tahun angaran 2021

sebesar Rp 1.059.233.000,00 lebih kecil dari jumlahnya dari anggaran Dana Desa di

tahun 2020 yaitu sebesar Rp 1.162.090.000,00. Akan tetapi didalam APBDes Desa

Pak Bulu tahun 2021 jumlah anggaran Bantuan Langsung Tunai tahun 2021yang

55
sebesar Rp 550.800.000,00 lebih besar dari tahun 2020 yang hanya sebesar Rp

510.300.000,00. Bantuan Langsung Tunai Dana Desa tahun 2021 yang akan

dibagikan selama 12 bulan dengan satu penerima mendapatkan Rp 3.600.000,00

sebanyak 153 KK.

I. Penerima Bantuan Langsung Tunai

Dalam rangka penanganan dampak pandemi COVID-19 dana desa kemudian

dipergunakan beberapa kebutuhan mendesak yaitu salah satunya program bantuan

langsung tunai bersumber dari dana desa. Selanjutnya desa melakukan pendataan calon

penerima bantuan langsung tunai desa dengan sasaran keluarga miskin yaitu keluarga

miskin dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) selain penerima PKH,

Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)/Program Sembako, BPNT Perluasan/Program

Sembako Perluasan, Bantuan Sosial Tunai (BST) dan Kartu Prakerja diutamakan yang

kehilangan mata pencaharian atau mempunyai anggota keluarga yang rentan atau

mempunyai sakit menahun atau sakit kronis, balita dan lansia. Kemudian keluarga

miskin di luar DTKS yang ditemukan di Desa dan belum terdata atau disebut dengan

exclusion error.

Bantuan langsung tunai ini kemudian disalurkan kepada masyarakat yang

memenuhi kriteria penerima BLT-Desa secara bertahap yaitu tahap 1,2 dan 3 sebesar Rp

600.000,00/bulan terhitung mulai bulan April 2020 serta tahap 4,5 dan 6 sebesar Rp

300.000,00/bulan.

1. Penerima Bantuan Langsung Tunai Tahap 1, 2, 3 Tahun 2020

Data penerima bantuan langsung tunai dana desa di Desa Pak Bulu yang

sudah melalui tahap verifikasi dan telah disepakati dalam musyawarah khusus.

56
Kemudian jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai tahap 1,2 dan 3 yang telah

disepakati yaitu 189 penerima yang terbagi didalam 2 Dusun. Dusun 1 (Dusun

Prikanan) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt001 / Rw001 berjumlah 29

orang, Rt002 / Rw001 berjumlah 28 orang, dan Rt003 / Rw001 23 orang. Untuk

Dusun 2 ( Dusun Pak Bulu ) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt004 /

Rw002 berjumlah 23 orang, Rt005 / Rw002 berjumlah 20 orang, Rt006 / Rw002

berjumlah 20 orang, Rt007 / Rw002 berjumlah 25 orang, dan Rt008 / Rw002

berjumlah 21 orang. Masing-masing penerima mendapatkan bantuan langsung tunai

sebesar Rp 600.000/ bulan dan Rp 1.800.00 selama 3 bulan.

Penerima bantuan langsung tunai yang berjumlah 189 orang sudah

termasuk keluarga miskin baik yang terdata dalam data terpadu kesejatraan sosial

(DTKS) maupun yang tidak terdata (exclusion error) yang memenuhi kriteria yaitu

Tidak mendapat bantuan Program Keluarga Harapan (PKH)/ Bantuan Pangan Non

Tunai (BPNT)/ pemilik kartu prakerja, Mengalami kehilangan mata pencarian (tidak

memiliki cadangan ekonomi yang cukup untuk bertahan hidup selama 3 bulan ke

depan), Mempunyai keluarga yang rentan sakit menahun/kronis, kelompok rentan

seperti keluarga miskin yang dikepalai oleh perempuan, lansia, dan penyandang

disabilitas terdata sebagai calon Keluarga Penerima Manfaat (KPM) BLT-Dana

Desa. Selanjutnya jumlah anggaran yang digunakan untuk penyaluran bantuan

langsung tunai dana desa tahap 1, 2 dan 3 yaitu sebesar Rp 340.200.000,00. Anggaran

tersebut bersumber dari dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten (APBD) yang digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintah Desa, pelaksanaan pembangunan

57
desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.

Penggunaan Dana Desa tersebut kemudian dialihkan untuk hal-hal yang lebih urgent

atau mendesak seperti bencana non alam yang sedang terjadi saat ini yaitu bencana

yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain

berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit. Bencana

non alam yang sedang terjadi saat ini adalah pandemi COVID-19 yang terjadi secara

global di seluruh dunia yang menimbulkan berbagai dampak mulai dari dampak

sosial, ekonomi dan budaya. Dengan demikian pemerintah mengeluarkan kebijakan

mengenai Bantuan Langsung Tunai yang bersumber dari Dana Desa yang merupakan

pemberian uang tunai kepada keluarga miskin atau tidak mampu di desa untuk

mengurangi dampak ekonomi akibat adanya pandemi COVID-19.

2. Penerima Bantuan Langsung Tunai Tahap 4, 5, 6 Tahun 2020

Data penerima bantuan langsung tunai dana desa di Desa Pak Bulu yang

sudah melalui tahap verifikasi dan telah disepakati dalam musyawarah khusus.

Kemudian jumlah penerima Bantuan Langsung Tunai tahap 4, 5 dan 6 yang telah

disepakati yaitu 189 penerima yang tebagi didalam 2 Dusun. Dusun 1 (Dusun

Prikanan) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt001 / Rw001 berjumlah 29

orang, Rt002 / Rw001 berjumlah 28 orang, dan Rt003 / Rw001 23 orang. Untuk

Dusun 2 ( Dusun Pak Bulu ) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt004 /

Rw002 berjumlah 23 orang, Rt005 / Rw002 berjumlah 20 orang, Rt006 / Rw002

berjumlah 20 orang, Rt007 / Rw002 berjumlah 25 orang, dan Rt008 / Rw002

berjumlah 21 orang. Jumlah dan nama penerima masih sama seperti di tahap 1,2 dan

3, akan tetapi di tahap 4,5 dan 6 ini jumlah uang yang di dapatkan oleh penerima

menjadi berkurang 50% sehingga masing-masing penerima mendapatkan bantuan

58
langsung tunai sebesar Rp 300.000/ bulan dan Rp 900.00 selama 3 bulan.

Selanjutnya jumlah anggaran yang digunakan untuk penyaluran bantuan langsung

tunai dana desa tahap 4, 5 dan 6 yaitu sebesar Rp 170.100.000,00. Anggaran tersebut

bersumber dari Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN).

3. Penerima Bantuan Langsung Tunai Tahun 2021

Data penerima bantuan langsung tunai dana desa di Desa Pak Bulu yang

sudah melalui tahap verifikasi dan telah disepakati dalam musyawarah khusus.

Kemudian jumlah penerima bantuan langsung tunai tahun 2021 yang telah

disepakati yaitu 153 penerima yang terbagi didalam 2 Dusun. Dusun 1 (Dusun

Prikanan) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt001 / Rw001 berjumlah 17

orang, Rt002 / Rw001 berjumlah 18 orang, dan Rt003 / Rw001 21 orang. Untuk

Dusun 2 ( Dusun Pak Bulu ) yang terbagi menjadi beberapa Rt yaitu; Rt004 /

Rw002 berjumlah 24 orang, Rt005 / Rw002 berjumlah 19 orang, Rt006 / Rw002

berjumlah 16 orang, Rt007 / Rw002 berjumlah 20 orang, dan Rt008 / Rw002

berjumlah 18 orang. Untuk di tahu 2021 jumlah penerima batuan langsung tunai

mengalami pengurangan sebanyak 36 orang. Pengurang ini terjadi karena adanya

pendataan ulang yang dilakukan pemerintah desa, dengan melakukan penyaringan

data kembali melihat kondisi penermia apakah dia sudah berkerja atau tidak dan

apakah dia masih ada didesa atau sudah pergi berkerja diluar kota.. selanjutnya

untuk 153 peneima masing-masing akan mendapatkan batuan langsung tunai sebesar

Rp 300.000,00/bulan yang akan diterima selama 12 bulan dengan total Rp

3.600.000/orang, dengan jumlah angaran yang akan disalurkan sebesar Rp

59
550.800.000,00. Anggaran tersebut bersumber dari dana desa yang bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

60
Daftar Pustaka

Abdoellah, A. Y., & Rusfiana, Y. 2016. Teori Dan Analisis Kebijakan Public.
Bandung: Alfabetah.
Anggara, S. 2014. Kebijakan Publik. Bandung: Pustaka Setia.
Akib, H. 2010. Implementasi Kebijakan: Apa, Mengapa, Bagaimana. Jurnal
Administrasi Publik. Vol 1(1).
BAPPENAS. 2020. Panduan Pendataan Bantuan Langsung Tunai– Dana Desa
(BLT-Dana Desa). KOMPAK.
Hadi, S. 2017. Statistik. Edisi Revisi. Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
Kadji, Y. 2005. Formulasi dan Implementasi Kebijakan Publik (Kepemimpinan dan
Prilaku Birokrasi dalam Fakta Realisas). Gorontalo: UNG Press.
KEMENKUE. 2017. Buku Pintar Dana Desa (Dana Desa untuk Kesejahtraan
Rakyat).
Maun, C. E. (n.d). 2020. Efektifitas Bantuan Langsung Tunai Dana Desa Bagi
Masyarakat Miskin Terkena Dampak COVID-19 di Desa Talaitad Kecamatan
Suluun Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. UNSRAT.
Nurdin, I. & Hartati, S. 2019. Metode Penelitian Sosial. Surabaya: Media Sahabat
Candekia Pondok Maritim Indah.
PERMENKEU No.40 Tahun 2020. Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan No.203 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Dana Desa.
PERMENDES No.6 Tahun 2020. Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019
Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.
Rustanto, B. 2014. Sistem Perlindungan Sosial di Indonesia. Bandung: STKSPRESS.
Salim & Syahrum. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Ciapustaka Media.
Sofiyanto, M. Mardani, R.M. & Salim, A. 2017. Pengelolaan Dana Desa dalam
Upaya Meningkatkan Pembangunan di Desa Banyuates Kecamatan Banyuates
Kabupaten Sampang. Riset Manajemen Prodi Manajemen Falkutas Ekonomi
Unisma.

95
Suharto, E. 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial di Indonesia (Menggagas
Modeljaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan). Bandung: Alfabeta.
Tachjan. 2006. Implementasi Kebijakan Publik. Bandung: Asosiasi Ilmu Politik
Indonesia.
UU No.2 Tahun 2020. Penetapan Peraturan Pemerintah Penganti Undang-Undang
No.1 Tahun 2020 Tentang Kebijakan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem
Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan
Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan.

Daftar Laman

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4996116/alokasi-maksimal-blt-

dari-dana-desa-bisa-ditingkatkan-ini-syaratnya

https://jogja.tribunnews.com/2020/12/13/update-peta-sebaran-kasus-covid-19-hingga-

minggu-13-desember-2020-pagi-data-rinci-di-34-provinsi

https://www.kompas.com/sains/read/2020/03/12/083129823/who-resmi-sebut-virus-

corona-covid-19-sebagai-pandemi-global?page=all

https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/16/080000965/kaleidoskop-2020--

bantuan-pemerintah-selama-pandemi-covid-19?page=all

https://www.suarakalbar.co.id/2020/05/blt-dana-desa-mempawah-

diluncurkan_19.html

96
Dokumen Lain-lain

Dokumen RPJMDes Desa Pak Bulu tahun 2021-2026.

Dokumen Data APBDes Desa Pak Bulu tahun 2020.

Dokumen Data APBDes Desa Pak Bulu tahun 2021.

Dokumen Data Masyarakat Penerima Bantuan Langsung Tunai Desa Pak Bulu tahun

2020.

Dokumen Data Masyarakat Penerima Bantuan Langsung Tunai Desa Pak Bulu tahun

2021.

97

Anda mungkin juga menyukai