BAB II
Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) memiliki tujuan yang jelas dan
sederhana yaitu sebagai penujang konsumsi bagi rumah tangga miskin yang
kenaikan harga BBM pada tahun 2005. BLT diberikan dalam bentuk transfer
tunai langsung dalam empat kali cicilan lebih dari satu tahun .BLT ditargetkan
untuk rumah tangga miskin sebagai yang paling tidak beruntung adanya
konsumsi dari kenaikan harga. BLT diperkenalkan lagi di tahun 2008 ketika krisis
1990-an dengan nama Bolsa Escola dan berganti nama menjadi Bolsa Familia.
Program ini sifatnya adalah bantuan langsung tunai bersyarat yang diprakarsai
oleh Luiz Inácio Lula da Silva, presiden Brasil ke-3555. Bolsa Família memiliki
dua hasil penting: membantu mengurangi kemiskinan saat ini, dan membuat
54http://documents.worldbank.org/curated/en/652291468039239723/pdf/673240WP0BLT0T00Bo
x367866B00PUBLIC0.pdf diakses pada tanggal 9 Juni 2017
55 https://id.wikipedia.org/wiki/Bantuan_langsung_tunai diakses pada tanggal 9 Juni 2017
37
Meskipun relatif sederhana dalam hal sumber daya bila dibandingkan dengan
program sosial Brasil lainnya, seperti Jaminan Sosial, Program Bolsa Família
mungkin adalah salah satu yang memiliki dampak terbesar pada kehidupan jutaan
ini sebagai bantuan langsung tunai bersyarat terbesar di dunia, dan telah berhasil
naik, mereka pun memutuskan memotong subsidi minyak. Hal ini dilakukan
dengan alasan BBM bersubsidi lebih banyak yang digunakan oleh orang-orang
dari kalangan industri dan berstatus mampu. Lalu, setelah didata lebih lanjut,
diketahui dari tahun 1998 sampai dengan 2005 penggunaan bahan bakar
sampai tahun 2008 dengan kenaikan sebesar 50 persen dari harga awal, karena
harga minyak dunia kembali naik saat itu. Akibatnya, harga bahan-bahan pokok
miskin, pemerintah program BLT kepada masyarakat untuk pertama kalinya pada
56 http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/NEWS/0,,contentMDK:21447054~pagePK:64
257043~piPK:437376~theSitePK:4607,00.html di akses pada tanggal 9 Juni 2017
38
tahun 2005. Program ini dicetuskan oleh Jusuf Kalla tepat setelah dia dan Susilo
bersyarat pada Oktober tahun 2005 sampai Desember 2006 dengan target 19,2
juta keluarga miskin. Lalu, karena harga minyak dunia kembali naik, pada 2008
harga BBM di pasar internasional yang terjadi secara terus menerus, hingga di
atas US$ 120 per barel, dan kenyataan bahwa subsidi BBM yang diberikan oleh
pemerintah selama ini cenderung lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah
ke atas daripada oleh kelompok miskin. BLT pun kembali diselenggarakan pada
tahun 2008 berdasarkan perintah presiden indonesia nomor 3 tahun 2008 57.
Secara keseluruhan, BLSM sama seperti BLT, dan jumlah anggaran yang
dikeluarkan untuk program ini adalah 3,8 triliun rupiah untuk 18,5 juta keluarga
miskin, dengan uang tunai 100 ribu rupiah per bulannya. Selain program BLT tak
Program Keluarga Harapan (PKH). PKH adalah program bantuan untuk keluarga
miskin dengan syarat mereka harus menyekolahkan anaknya dan melakukan cek
kesehatan rutin. Target utama dari program ini adalah keluarga miskin dengan
anak berusia antara 0 sampai 15 tahun, atau ibu yang sedang hamil saat ini. Dana
tunai akan diberikan kepada keluarga pendaftar selama enam tahun. Program ini
kira-kira 2,4 juta keluarga miskin, dan telah diberikan ke 20 provinsi, 86 daerah,
dan 739 sub daerah dengan jumlah yang telah berhasil 816.000 keluarga miskin58
Gambar 2.1
bantuan sosial berbasis rumah tangga, tapi tidak memiliki biaya administrasi yang
besar dan BLT tidak memerlukan modal fisik atau keterampilan baru. BLT
BLT - Rp 23 triliun (sekitar US $ 2,3 miliar) - tiga kali lebih besar daripada
empat persen dari seluruh pengeluaran pemerintah pusat dan lebih dari 50 persen
dari semua bantuan sosial yang ditargetkan untuk pengeluaran rumah tangga dan
pada tahun 2008 menjadi 17,8 triliun. Pada tahun 2005, keluarga miskin
Dimulai pada bulan Oktober dan tiiga tambahan pembayaran lainya sebesar Rp
300.000, yang disebarkan pada tahun berikutnya, Jendela BLT ditutup setelah
transfer tunai mencapai total Rp 1,2 juta per rumah tangga. Pada tahun 2008
jumlah transfer dikurangi menjadi tiga, dan total transfer rumah tangga adalah Rp
Pelaksanaan Program BLT untuk rumah tangga sasaran. RTS adalah rumah
tangga yang masuk dalam katagori sangat miskin, miskin, dan hampir miskin
sesuai dengan hasil pendataan BPS. Ada 14 indikator identifikasi dari BPS
59http://documents.worldbank.org/curated/en/652291468039239723/pdf/673240WP0BLT0T00Bo
x367866B00PUBLIC0.pdf diakses pada tanggal 9 Juni 2017
41
10. Makanan dalam sehari untuk setiap art :Hanya satu kali makan/dua kali
makan sehari.
13. Petani dengan luas lahan 0,5 ha/buruh tani, nelayan, buruh bangunan,
Rp. 600.000,-perbulan.
kredit), emas, ternak, kapal, motor, atau barang modal lainnya (BPS :
2005)60
60http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22404/Chapter%20II.pdf?sequence=3 di
akses pada tanggal 10 Juni 2017
42
Gambar 2.2
disebutkan dalam Inpres No. 3 Tahun 2008 yang menjadi dasar hukum
pelaksanaan Program BLT 2008, penanggung jawab penyaluran dana BLT adalah
Depsos yang bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah terkait. Melalui
BRI sebagai pelaksana penyaluran dana BLT 2008 kepada RTS.Sebagai wadah
program.
Program BLT 2005, peran kelembagaan Program BLT 2008 dari tingkat pusat ke
2008, yakni Inpres No. 3 Tahun 2008 dan Surat Keputusan (SK) Mendagri No.
dengan pelaksanaan Program BLT 2005 yang didominasi oleh peran BPS, dalam
wilayah sampel, pos berperan mulai dari proses sosialisasi, pemberian penjelasan
pos61. Tugas pokok dan tanggung jawab dari instansi dapat dilihat dari Instruksi
Presiden RI Nomor 3 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Program BLT untuk RTS
1. Departemen Sosial
Indonesia untuk membayarkan dana BLT untuk rumah tangga sasaran. Kerjasama
dengan PT Pos Indonesia (Persero) dan PT BRI (Persero) Tbk untuk menyalurkan
dana tersebut sesuai dengan daftar nomative penerima BLT yang disampaikan
rekening Giro Utama di Bank Rakyat cabang Jakarta Veteran yang berfungsi
untuk menampung dana BLT dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
Departemen Sosial yang akan disalurkan kepada rekening giro Kantor Pos.
KPRK menyalurkan KKB kepada RTS bekerjasama dengan aparat desa setempat,
diperlukan.
dana BLT. Mencetak KKB baru untuk RTS pengganti yang telah ditetapkan
penyaluran KKB. Pembayaran dana BLT-RTS dilakukan atas dasar KKB pemilik
RTS dengan menunjukkan identitas atau bukti diri yang sah. Menyediakan
yang dimiliki kepada Menteri Sosial (Petunjuk Teknis Penyaluran BLT, 2008)
Bank Rakyat Indonesia memiliki peran untuk menyiapkan dana BLT atas
pembukuan giro di kencana BRI Jakrta Veteran dan Kencana BRI seluruh
memindahbukukan dana dari rekening giro Kantor Pos seluruh Indonesia. Sebagai
46
keuangan mutasi rekening giro utama dari giro Kantor Pos melalui layanan Cash
penerima BLT yang dikatagorikan rumah tangga sangat miskin, rumah tangga
miskin, rumah tangga hampir miskin. Kegiatan untuk menyediakan data tersebut
dilakukan dengan updating lapangan, verifikasi dan evaluasi RTS oleh petugas
BPS dan mitra serentak di seluruh Indonesia dan sebagai bentuk tanggungjawab
atas proses menyediakan data, BPS juga memiliki kewajiban untuk membuat
laporan pelaksanaan program BLT sesuai dengan tugas dan kewenangan yang
pelaksanaanya.
masyarakat.
47
cacat, ibu hamil, lanjut usia dan juga RTS yang sakit)
BLT.
cacat, ibu hamil, lanjut usia dan juga RTS yang sakit)
b. Memantau mitra kerja pada tingkat kecamatan dan Desa serta keseluruhan
e. Memantau petugas Pos pada saat distribusi Kartu BLT kepada RTS.
h. Desa/Kelurahan
a. Memantau petugas Pos pada saat pengecekan daftar penerima BLT dan
RT, RW tempat tinggal RTS yang diganti, tokoh agama, tokoh masyarakat
penetapan RTS, distribusi kartu, penyaluran dan BLT) sesuai dengan jenis
2008)62
adalah :
2. Penyiapan data RTS dilaksanakan oleh BPS Pusat. Daftar nama dan
3. Pengiriman data berdasarkan nama dan alamat RTS dari BPS ke PT Pos
Indonesia.
62http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22404/Chapter%20II.pdf?sequence=3 di
akses pada tanggal 10 Juni 2017
50
10. Pembayaran terhadap penerima KKB dilakukan untuk Juni s/d Agustus
11. Jika kondisi penerima KKB tidak memiliki identitas sebagai persyaratan
12. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penyaluran BLT oleh tim terpadu.
63http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/22404/Chapter%20II.pdf?sequence=3 di
akses pada tanggal 10 Juni 2017
51
Kesehatan
BPJS Kesehatan adalah instansi atau badan yang bergerak di bidang jasa
pemerintah secara langsung sejak 1 Januari 2014. Jasa asuransi kesehatan BPJS
ini bersifat wajib untuk seluruh masyarakat Indonesia yang mengacu pada pasal 6
Ayat (3) Perpres Nomor 111 Tahun 2013, menegaskan pemberi kerja pada Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), usaha besar, usaha menengah, dan usaha kecil
pemberi kerja pada usaha mikro paling lambat tanggal 1 Januari 2016, dan pekerja
bukan penerima upah dan bukan pekerja juga wajib melakukan pendaftaran paling
lambat 1 Januari 2019. Selain itu, BPJS Kesehatan mulai 1 Januari 2014 tetap
kerja serta pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja. (Redaksi Info BPJS
Kesehatan, 2014)
Kesehatan
Sistem Jaminan Sosial Nasional, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan
Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan
sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum
Undang-Undang ini dibentuk 2 (dua) BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
1968
pemeliharaan kesehatan bagi Pegawai Negeri dan Penerima Pensiun (PNS dan
Kesehatan (BPDPK), dimana oleh Menteri Kesehatan RI pada waktu itu (Prof.
64 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/502/jbptunikompp-gdl-irarahmawa-25052-2-unikom_i-i.pdf
diakses 11 Juni 2017
53
Bagi Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun (PNS, ABRI dan Pejabat Negara)
Bhakti.
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, PT Askes (Persero) sebagai salah
65 http://bpsdmd.jatengprov.go.id/v1/content/asuransi-kesehatan-yang-berwawasan-kebangsaaan-
didik-singgih-hasi-se-msi diakses 11 Juni 2017
54
tentang SJSN, maka dilakukan pemisahan Program Askes Sosial dan Askes
Komersial. Dan tahun 2008 dibentuk anak perusahaan PT Askes (Persero) yaitu
Jiwa InHealth Indonesia mulai beroperasi secara komersial pada 1 April 2009. PT
kesehatan.
Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka pada tanggal 1
dan liabilitas, pegawai, serta hak dan kewajiban. Sejak beroperasinya BPJS
66 https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0b39109dea70b55a221953e28d55e948.pdf
diakses pada 11 Juni 2017
56
2.2.2 Visi dan Misi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan
2.2.2.1 Visi
dan terpercaya.
2.2.2.2 Misi
Nasional (JKN).
67 https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0b39109dea70b55a221953e28d55e948.pdf
“Pedoman Umum Tata Kelola yang Baik (Good Governance)” BPJS Kesehatan hlm 6-8
diakses tanggal 11 Juni 2017
57
berkesinambungan.
terpercaya.
sesuai kebutuhan68
2.2.5 Kepesertaan
Peserta tersebut meliputi: Penerima Bantuan Iuran (PBI) JKN dan bukan
b. Peserta bukan PBI adalah Peserta yang tidak tergolong fakir miskin dan
b. Anggota TNI;
c. Anggota Polri;
d. Pejabat Negara;
68 https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/dmdocuments/0b39109dea70b55a221953e28d55e948.pdf
“Pedoman Umum Tata Kelola yang Baik (Good Governance)” BPJS Kesehatan hlm 8,9 diakses
tanggal 11 Juni 2017
59
menerima Upah.
a. Investor;
b. Pemberi Kerja;
c. Penerima Pensiun;
d. Veteran;
f. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf e yang
b. Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun;
e. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun sebagaimana
pensiun.
b. Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari Peserta,
dengan kriteria:
sendiri; dan
belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima)
Gambar 2.3
69“Buku Pegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional” Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Hlm 21-23
61
Menurut data BPJS Kesehatan yang dapat dilihat di Gambar 2.3 , terjadi kenaikan
peserta dari tahun 2014 sebesar 133,423,653 menjadi 156,790,287 di tahun 2015.
yang cukup besar untuk menjadi peserta BPJS kesehatan di Indonesia. Kenaikan
peserta menurut jenisnya mulai dari peserta PBI APBN mengalami peningkatan
(Gambar 2.4) yaitu sebesar 1,65 persen atau 1.428.613, Peserta Bukan Pekerja
sebesar 1,85% atau 90.353, Peserta PBI APBD sebesar 27,41 atau 2.403.386,
Pekerja Penerima Upah sebesar 55,64% atau 13.535.373, dan Pekerja Bukan
Gambar 2.4
70 ibid, hlm 92
62
Negara.
sebagai berikut:
laporan pertanggungjawaban.
Anggota Dewan Direksi BPJS (Pasal 30 ayat (1) dan ayat (5) UU No. 24
Tahun 2011).
Pengawas dan Anggota Direksi BPJS (Pasal 28 ayat (3) UU No. 24 Tahun
2011,).
Dewan Pengawas dan Anggota Direksi BPJS (Pasal 53 ayat (2) UU No. 24
Tahun 2011,).
miliar – 500 miliar rupiah (Pasal 24 ayat (3) huruf g UU No. 24 Tahun
2011).71
pengetahuan, pengalaman dan data serta informasi yang sangat diperlukan dalam
kebijakan perpajakan dan jaminan sosial, serta integrasi data pajak dengan
jaminan sosial di era desentralisasi dan otonomi daerah, integrasi data PNS
kesehatan daerah74.