Anda di halaman 1dari 9

ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

Tugas dan Fungsi OPD Kabupaten / Kota

SEKRETARIAT DAERAH

• Sekretariat Daerah kabupaten/kota dipimpin oleh Sekretaris Daerah dan bertanggung jawab
kepada bupati/wali kota.

• TUGAS : membantu bupati/wali kota dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian


administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif.

• FUNGSI : Pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah, Pengoordinasian pelaksanaan


tugas OPD, Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah, dan Pelayanan
administratif dan pembinaan ASN pada instansi daerah, Pelaksanaan fungsi lain yang
diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya

SEKRETARIAT DPRD

• Sekretariat DPRD merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan


terhadap tugas dan fungsi DPRD dan dipimpin oleh sekretaris DPRD. Dalam melaksanakan
tugasnya secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
pimpinan DPRD dan secara administratif bertanggung jawab kepada bupati/wali kota
melalui sekretaris daerah. Sekretaris DPRD diangkat dan diberhentikan dengan keputusan
bupati/wali kota atas persetujuan pimpinan DPRD kabupaten/kota setelah berkonsultasi
dengan pimpinan fraksi.

TUGAS : Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan,Mendukung pelaksanaan


tugas dan fungsi DPRD , Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD
dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

FUNGSI : Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD, Penyelenggaraan administrasi


keuangan DPRD , Fasilitasi penyelenggaraan rapat DPRD, dan Penyediaan dan pengoordinasian
tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

INSPEKTORAT DAERAH

• Inspektorat daerah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah


yang dipimpin oleh inspektur, dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui
sekretaris daerah.

• TUGAS : membantu bupati/wali kota dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh perangkat
daerah.

FUNGSI : Perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; Pelaksanaan
pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantalran, dan
kegiatan pengawasan lainnya; Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari
bupati/wali kota dan/atau gubernur sebagai wakil pemerintah pusat; Penyusunan laporan hasil
pengawasan; Pelaksanaan koordinasi pencegahan tindak pidana korupsi; Pengawasan pelaksanaan
program reformasi birokrasi; Pelaksanaan administrasi inspektorat daerah kabupaten/kota; dan
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya
DINAS : Merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah. Dinas
dipimpin oleh kepala dinas kabupaten/kota yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada bupati/wali kota melalui sekretaris daerah.

TUGAS : membantu bupati/wali kota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah dan tugas pembantuan yang diberikan kepada kabupaten/kota.

FUNGSI : Perumusan dan pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya, Pelaksanaan
evaluasi dan pelaporan, Pelaksanaan administrasi dinas, Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh
bupati/wali kota terkait dengan tugas dan fungsinya.

Penggabungan Nomenklatur Dinas

Penggabungan urusan pemerintahan dalam 1 (satu) dinas daerah didasarkan pada kriteria :

kedekatan karakteristik urusan pemerintahan, keterkaitan antar penyelenggaraan urusan


pemerintahan. Penggabungan urusan pemerintahan paling banyak 3 (tiga) urusan pemerintahan
Perumpunan urusan pemerintahan meliputi:

Pendidikan, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga, serta pariwisata; Kesehatan, sosial,


pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga
berencana, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, serta pemberdayaan masyarakat dan
Desa. ; Ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat, sub urusan ketenteraman
dan Ketertiban umum dan sub urusan kebakaran; penanaman modal, koperasi, usaha kecil dan
menengah, perindustrian, perdagangan, energi dan sumber daya mineral, transmigrasi, dan tenaga
kerja[ Komunikasi dan informatika, statistik dan persandian; Perumahan dan kawasan permukiman,
pekerjaan umum dan penataan ruang, pertanahan, perhubungan, lingkungan hidup, kehutanan,
pangan, pertanian, serta kelautan dan perikanan; Perpustakaan dan kearsipan.

BADAN : Merupakan unsur penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
kabupaten/kota. Badan daerah dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui sekretaris daerah

UGAS : membantu bupati/wali kota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah.

Unsur penunjang urusan pemerintahan meliputi : Perencanaan, Keuangan, Kepegawaian serta


pendidikan dan pelatihan, Penelitian dan pengembangan, Fungsi penunjang lainnya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

FUNGSI : Penyusunan kebijakan teknis, Pelaksanaan tugas dukungan teknis. Pemantauan, evaluasi,
dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan teknis. Pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi
penunjang urusan pemerintahan daerah. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali
kota sesuai dengan tugas dan fungsinya

Penggabungan Nomenklatur Badan

Penggabungan urusan pemerintahan dalam 1 (satu) badan daerah didasarkan pada kriteria :

Kedekatan fungsi penunjang urusan pemerintahan. Keterkaitan antar penyelenggaraan fungsi


penunjang urusan pemerintahan. Penggabungan urusan pemerintahan paling banyak 2 (dua) urusan
pemerintahan
Perumpunan urusan pemerintahan meliputi: Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan; dan
Perencanaan serta penelitian dan pengembangan.

KECAMATAN : Kecamatan dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan


pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat desa atau kelurahan. Kecamatan
dipimpin oleh camat yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota
melalui sekretaris daerah.

TUGAS : Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan umum. Mengoordinasikan kegiatan


pemberdayaan masyarakat. Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan
ketertiban umum. Mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Peraturan Bupati/Wali
kota. Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum. Mengoordinasikan
penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di tingkat
kecamatan. Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa atau kelurahan.
Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang tidak
dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintahan Daerah kabupaten/kota yang ada di kecamatan.
Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan.

KELURAHAN: Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang dibentuk untuk membantu atau
melaksanakan sebagian tugas camat. Dibentuk dengan Perda kabupaten/kota berpedoman pada
Peraturan Pemerintah. Kelurahan dipimpin oleh lurah selaku perangkat kecamatan dan bertanggung
jawab kepada camat

TUGAS : Melaksanakan kegiatan pemerintahan kelurahan, Melakukan pemberdayaan masyarakat,


Melaksanakan pelayanan masyarakat. Memelihara ketenteraman dan ketertiban umum.
Memelihara sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan umum. Melaksanakan tugas lain yang
diberikan oleh camat. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

KDH & PILKADA

Tugas : Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD;
Memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat; Menyusun dan mengajukan rancangan Perda
tentang RPJPD dan rancangan Perda tentang RPJMD kepada DPRD untuk dibahas bersama DPRD,
serta menyusun dan menetapkan RKPD; Menyusun dan mengajukan rancangan Perda tentang APBD,
rancangan Perda tentang perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD kepada DPRD untuk dibahas bersama; Mewakili Daerahnya di dalam dan di luar
pengadilan, dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan; Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Wewenang Kepala Daerah

Mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), MeMenetapkan Peraturan Kepala Daerah dan
Keputusan Kepala daerah, netapkan Peraturan Daerah yang telah mendapat persetujuan bersama
DPRD, Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat dibutuhkan oleh Daerah
atau masyarakat dan Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Wakil kepala daerah


1. Membantu kepala daerah dalam:

Memimpin pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah;


Mengoordinasikan kegiatan Perangkat Daerah dan menindaklanjuti laporan dan/atau
temuan hasil pengawasan aparat  pengawasan; Memantau dan mengevaluasi
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah provinsi
bagi wakil gubernur; Memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan yang
dilaksanakan oleh Perangkat Daerah kabupaten/kota, kelurahan, dan/atau Desa bagi wakil
bupati/wali kota; Memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam
pelaksanaan pemerintahan daerah; Melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah
apabila kepala daerah menjalani masa tahanan atau berhalangan sementara; Melaksanakan
tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; Wakil kepala daerah
melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala
daerah yang ditetapkan dengan keputusan kepala daerah;

KEWAJIBAN KEPALA DAERAH DAN WAKILNYA

Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945 serta mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia; Menaati seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan; Mengembangkan
kehidupan demokrasi; Menjaga etika dan norma dalam pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah; Menerapkan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik;
Melaksanakan program strategis nasional; dan Menjalin hubungan kerja dengan seluruh Instansi
Vertikal di Daerah dan semua Perangkat Daerah.

Mekanisme pemilihan kepala daerah

• Era UU No 22 Tahun 1999 : KDH dan wakilnya dipilih oleh DPRD

• Era UU 32 Tahun 2004 ; Mengatur KDH dan wakilnya dipilih langsung oleh rakyat

• UU No 22 Tahun 2014 : Ingin mengembalikan bahwa KDH dan wakilnya dipilih tidak
langsung melalui DPRD.

• UU No 1 Tahun 2015 dan perubahanya : Dikembalikanlagi ke pemilukada langsung

Di Indonesia pemilihan kepala daerah dilakukan melalui pemilihan langsung / pemilu kepala daerah
(pemilukada). Pilkada langsung dilatar belakangi adanya ‘persekongkolan’ wakil rakyat (DPRD)
dengan calon Bupati/ Walikota/ Gubernur yang berimbas kepada korupsi politik dan akuntabilitas
yang buram karena persekongkolan elit politik meniadakan transparansi tetapi justru
menyemarakkan politik uang. Hal ini dimungkinkan karena DPRD lah yang memilih kepala daerah.
Alasan tersebut menjadi puncak ketidak puasan terhadap pelaksanaan pilkada tidak langsung. Maka
dilakukan perubahan dari UU No. 22/1999 digantikan dengan UU No. 32/2004 yang mengatur
pilkada secara langsung.

Alasan penerapan pemilu kada langsung :

Menggapai pelaksanaan nilai-nilai demokrasi yang berkelanjutan, yaitu mengembangkan partisipasi


dan responsivitas serta akuntabilitas secara menyeluruh. Pilkada langsung merupakan representasi
demokrasi tingkat lokal

Penentuan siapa KDH dan wakilnya yang ditentukan oleh rakyat lokal itu sendiri.

• Meneguhkan kedaulatan rakyat serta demokrasi dari rakyat


 Esensi demokrasi : kedaulatan di tangan rakyat

Oleh karena itu kepala daerah bertanggungjawab langsung kepada rakyatnya

Hikmah Pilkada Langsung : Pilkada langsung adalah jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat ; Pilkada
langsung adalah realisasi Konstitusi dan UUD 1945. Pilkada langsung adalah sarana belajar
demokrasi untuk rakyat. Pilkada langsung sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah.
Pilkada langsung adalah alat penting untuk proses kader kepemimpinan nasional.

Kelebihan Pilkada Langsung: Kepala Daerah terpilih diyakini telah merepresentasikan atau
merupakan keterwakilan dari rakyat mayoritas. Kepala Daerah terpilih mempunyai legitimasi tinggi
karena dihasilkan oleh proses demokrasi yang melibatkan rakyat sehingga lebih berkualitas dari
sebelumnya. Pilkada langsung telah menghasilkan pemimpin daerah yang berkualitas seperti Ridwan
Kamil, Tri Risma Harini, Joko Widodo, Ahmad Heryawan, Tuan Guru Bajang, dll.

Kekurangan :

Biaya yang dikeluarkan pemerintah cukup besar. Pilkada-pilkada terdiri dari Pilgub 33 Propinsi dan
495 Kabupaten/ Kota. Biaya pelaksanaan Pilkada-pilkada dikeluarkan untuk semua kebutuhan KPU
seperti Gaji, Peralatan, Inventaris, Logistik dan lainnya.

Adanya politik uang yang dilakukan oleh calon kepala daerah dan tim kampanye. Selain itu calon
tidak segan-segan mengumbar janji yang pada akhirnya hanya iming-iming sesaat untuk
mendapatkan suara terbanyak, dari masyarakat sebagai konstituennya.

Melakukan kampanye negatif Biasanya sering dilakukan salah satu kandidat yang sudah terdesak
menuju jurang kekalahan sehingga menghalalkan segala cara untuk memenangkan sebuah proses
pemilihan kepala daerah secara langsung (Cebong dan Kampret, HOAX)

Sering terjadi konflik horizontal selama dilaksanakannya Pilkada-pilkada di daerah. Bahkan sering
terjadi anarkis dan pengrusakan fasilitas public. Konflik itu juga sering menimbulkan ketegangan di
masyarakat untuk waktu yang lama, bahkan mungkin ada juga dendam.

Partisipasi Masyarakat Rendah Masyarakat bosan dengan terlalu banyaknya pemilu, akhirnya
masyarakat apatis

Jor-joran biaya kampanye oleh calon-calon Kepala daerah disertai Money Politic Serangan Fajar
(berapa isi amplopnya ..?)

Calon yang akhirnya menang setelah menjadi Pemimpin sering korupsi untuk mengembalikan
modal. Bahkan ada juga Dinasti Politik.

TUGAS DAN FUNGSI DPRD

FUNGSI DPRD

a. LEGISLASI / PEMBENTUKAN PERDA; Fungsi pembentukan perda dilakukan dengan :


Membahas bersama Kepala Daerah dan menyetujui atau tidak menyetujui rancangan Perda.
mengajukan usul rancangan Perda. menyusun program pembentukan Perda bersama Kepala
Daerah.

b. ANGGARAN; Fungsi anggaran diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan


bersama terhadap Rancangan Perda tentang APBD yang diajukan oleh Kepala Daerah,
dilakukan dengan cara : Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh Kepala Daerah
berdasarkan RKPD. Membahas rancangan Perda tentang APBD. Membahas rancangan
Perda tentang perubahan APBD. Membahas rancangan Perda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.

c. ANGGARAN; Fungsi anggaran diwujudkan dalam bentuk pembahasan untuk persetujuan


bersama terhadap Rancangan Perda tentang APBD yang diajukan oleh Kepala Daerah,
dilakukan dengan cara : Membahas KUA dan PPAS yang disusun oleh Kepala Daerah
berdasarkan RKPD. Membahas rancangan Perda tentang APBD. Membahas rancangan
Perda tentang perubahan APBD. Membahas rancangan Perda tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.

Kedudukan DPRD : DPRD terdiri atas anggota Partai Politik peserta Pemilihan umum yang
dipilih melalui pemilihan umum.

DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat di Daerah yang berkedudukan sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah bersama-sama Pemerintah Daerah. DPRD sebagai
lembaga perwakilan Rakyat di Daerah berkedudukan sejajar dan menjadi mitra Pemerintah
Daerah. DPRD sebagai unsur lembaga pemerintahan Daerah dalam membentuk peraturan
Daerah untuk kesejahteraan rakyat.

TUGAS dan WEWENANG DPRD : Membentuk peraturan Daerah bersama Kepala Daerah. Membahas
dengan memberikan persetujuan Rancangan Peraturan Daerah mengenai RAPBD yang dianjurkan
Kepala Daerah. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan daerah dan APBD.
Memilih Wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan Wakil Kepala Daerah..
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Daerah kepada Menteri untuk
mendapatkan pengesahan pengangkatan dan/atau pemberhentian. Memberikan pendapat dan
pertimbangan Kepala Pemerintah Daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah.
Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional yang dilakukan oleh Pemerintah
Daerah. Meminta laporan keterangan pertanggung jawaban Kepala Daerah dalam penyelengaraan
pemerintah daerah. Memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama dengan daerah lain atau
pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah. Mengupayakan terlaksananya kewajiban
Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak DPRD : INTERPELASI (Hak DPRD untuk meminta keterangan Kepala Daerah mengenai kebijakan
pemerintah daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat
dan bernegara.) ANGKET (Hak DPRD melakukan penyelidikan daerah yang penting dan strategis
serta berdampak luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan negara yang diduga bertentangan
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.) MENYATAKAN PENDAPAT (Hak DPRD
menyatakan pendapat terhadap kebijakan Kepala Daerah atau mengenai kejadian luar biasa yang
terjadi di Daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksana
hak interplasi dan hak angket.)

Mengajukan rancangan perda kabupaten/kota, Mengajukan pertanyaan, Menyampaikan usul dan


pendapat, Memilih dan dipilih, Membela diri, Imunitas, Mengikuti orientasi dan pendalaman tugas,
Protokoler, Keuangan dan administratif.

KEWAJIBAN DPRD : Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila. Melaksanakan Undang-Undang


Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati ketentuan peraturan perundang-
undangan. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau
golongan. Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat. Menaati prinsip demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah . Menaati tata tertib dan kode etik. Menjaga etika dan
norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah .
Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja secara berkala.
Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat. Memberikan
pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada konstituen di daerah pemilihannya.

PEMERINTAHAN DESA & OTONOMI DESA

Tahun 2016 jumlah desa yang ada di Indonesia mencapai 81.253. Sekitar 60%-70%penduduk tinggal
di desa. Sehingga jika pemerintah berhasil membangun desa, berarti 60%-70% pemerintah berhasil
membangun Indonesia. Kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat desa juga identik dengan
kemakmuran dan kesejahteraan negara.

Secara historis, sebelum adanya penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia sudah ada
pemerintahan di tingkat bawah yang asli dan mandiri, yaitu pemerintahan desa. Dengan nama –
nama sebagai berikut : Kampung (Jabar), Dusun (Yogya), atau Banjar (Bali) dan Jorong, Nagari
(Sumbar), dll. Sebutan untuk Kepala Desa adalah Kepala Kampung, Petinggi (Kaltim), Klebun
(Madura), Pambakal (Kalsel), Kuwu (Cirebon), Hukum Tuan (Sulut).

Kewenangan Desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,


pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa

Kewenangan Desa meliputi : Kewenangan berdasarkan hak asal usul, Kewenangan lokal berskala
Desa, Kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota. Kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

KEPALA DESA; Adalah pimpinan yang menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan
yang ditetapkan bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan kepala desa selama 6
tahun dan bisa diperpanjang untuk satu kali masa jabatan lagi. Kepala desa juga berwenang untuk
menetapkan Peraturan Desa yang sudah disepakati bersama BPD. Pemilihan Kepala Desa dilakukan
langsung bersama penduduk desa setempat.

PERANGKAT DESA; Pembantu Kepala Desa dalam melakukan tugas dan wewenangnya. Perangkat
desa terdiri dari Sekretaris Desa yang diisi oleh pegawai negeri sipil dan diangkat oleh Sekretaris
Daerah atas nama Bupati atau Walikota, tiga Kepala Urusan, tiga Kepala Seksi dan Kepala
Dusun/Dukuh ; Perangkat desa lain diangkat oleh Kepala Desa dan berasal dari penduduk desa yang
ditetapkan melalui Keputusan Kepala Desa, dan mereka juga memiliki tugas untuk mengayomi
kepentingan masyarakat.
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA; BPD adalah lembaga yang mewujudkan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. Fungsi BPD adalah untuk merumuskan peraturan bersama
Kepala Desa, untuk menampung dan menyalurkan aspirasi dari masyarakat desa. Anggotanya
merupakan wakil dari penduduk desa tersebut per wilayah, yaitu Ketua RW, pemangku adat,
golongan profesi, pemuka agama dan tokoh masyarakat lainya. Masa jabatan untuk anggota BPD
adalah selama 6 tahun dan bisa kembali diangkat untuk masa jabatan berikutnya. Pemimpin serta
anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan Kepala Desa atau Perangkat Desa.

WEWENANG KEPALA DESA: Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa, Mengangkat dan


memberhentikan perangkat desa, Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset desa,
Menetapkan peraturan desa, Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa, Membina
kehidupan masyarakat desa, Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat desa. Memimpin
penyelenggaraan pemerintahan desa. Membina dan meningkatkan perekonomian desa.
mengembangkan sumber pendapatan Desa. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Mengembangkan kehidupan
sosial budaya masyarakat desa. Memanfaatkan teknologi tepat guna. Mengoordinasikan
Pembangunan Desa secara partisipatif. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Musyawarah Desa : Merupakan forum permusyawaratan yang diikuti oleh BPD , Pemerintah Desa,
dan unsur masyarakat untuk memusyawarahkan hal yang bersifat strategis dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa, seperti : Penataan desa. Perencanaan desa. Kerja sama desa. Rencana investasi
yang masuk ke desa. Pembentukan BUM desa. Penambahan dan pelepasan aset desa, dan Kejadian
luar biasa.

Otonomi Desa : Secara etimologis istilah Desa berasal dari kata swadesi (dalam bahasa Sansekerta)
yang artinya wilayah, tempat atau bagian yang mandiri dan otonom (P.J. Zoetmulder) Antara
individu masyarakat mempunyai keterikatan sosial yang sangat kuat. Nilai gotong royong dan
musyawarah menjadi ciri khas masyarakat desa.

Oleh Mashuri Maschab (2013), setidaknya terdapat tiga sudut pandang tentang desa:

1. Pertama, secara sosiologis di mana desa digambarkan sebagai komunitas penduduk yang
tinggal menetap dalam suatu lingkungan dengan corak hidup homogen

2. Kedua, secara ekonomi bahwa desa sebagai suatu lingkungan masyarakat yang berusaha
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dari apa yang disediakan alam di sekitarnya

3. Ketiga, secara politik yaitu sebagai suatu organisasi pemerintahan atau kekuasaan yang
mempunyai wewenang karena merupakan bagian dari negara.

Dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya desa merupakan bentuk pemerintahan riil, demokratis
dan otonom, memiliki tradisi dan hukum atas prakasa sendiri serta sumber bagi terbentuknya
kekuasaan yang lebih tinggi (negara). Oleh karena itu negara wajib mengakui dan menghormati
entitas pemerintahan desa. Otonomi desa merupakan otonomi yang asli, bulat, dan utuh serta
bukan merupakan pemberian dari pemerintah( Widjaja, H.A.W, 2008) Keberadaan otonomi desa
merupakan inti dari konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (Syafrudin & Suprin, 2010)
Hal ini mengingat pula bahwa desa lahir sebelum adanya NKRI yang berdaulat.
Salah satu bentuk dukungan adalah dengan memberikan legitimasi kepada desa untuk dapat
berkembang secara mandiri. Pasal 18 dan 19 UU No. 6 Tahun 2014 yang berkaitan dengan
kewenangan desa juga merupakan bentuk dukungan dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai