Anda di halaman 1dari 41

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EFEKTIVITAS PROGRAM KAMPUNG KB DALAM MEMBENTUK KARAKTER


GOTONG ROYONG DAN PARTISIPASI WARGA NEGARA MELALUI
OPTIMALISASI 8 FUNGSI KELUARGA
Studi Deskriptif di Desa Kertajaya Kecamatan Tambakdahan Kabupaten Subang

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN SOSIAL HUMANIORA

Diusulkan oleh:
Asep Saepul Achmad 160
Firhan Yowanda 1602312
Jenisa Asri Permana 1607817
Yesy Octavia Dewi 1601485

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


BANDUNG
2019

i
PENGESAHAN PKM-PENELITIAN

1 Judul Penelitian : Efektivitas Program Kampung Kb


Dalam Membentuk Karakter Gotong
Royong Dan Partisipasi Warga
negara Melalui Optimalisasi 8 Fungsi
Keluarga Studi Deskriptif di Desa
Kertajaya Kecamatan Tambakdahan
Kabupaten Subang

2 Bidang Kegiatan : PKM-PSH


3 Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : JenisaAsri Permana
b. NIM : 1607817
c. Jurusan : Pendidikan Kewarganegaraan
d. Universitas/ Institut/Politeknik : Universitas Pendidikan Indonesia
e. Alamat dan No Telp : Desa Tanjungmulya Rt /Rw
003/004, No.101 Kecamatan
Tanjungmulya, Kab. Ciamis.
f. Email : jenisapermana@student.upi.edu
3 Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
4 Dosen Pendamping
a. Nama lengkap : Tri Suwardi,S.Pd, M.Sc.
b. NIDN : 0022028403
c. Alamat dan No Telp : Jl. Sukamaju No.100 RT.02 RW.07
Desa Kayuambon Kec. Lembang
Kab. Bandung Barat – HP.
085788831318
5 Biaya Kegiatan Total :
a. Kemenristekdikti : Rp 8.250.000,-
b. Sumber lain : -
7 Jangka waktu pelaksanaan : 5 Bulan

Bandung, 9 September 2019


,
Menyetujui,
Dosen Pendamping, Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Tri Suwardi, S.Pd,M.Sc) (Jenisa Asri Permana)


NIDN. NIM. 1607827
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian PKM- Penelitian Sosial Humaniora ................. 7


iv
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-PSH ......................................... 9


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-PSH .......................................................... 9
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dengan
jumlah penduduk yang terus meningkat setiap tahun. Mengutip data The
Spectator Index dalam artikel yang ditulis Ulfah Arieza (2018) terkait 20 negara
dengan penduduk terbanyak di dunia,Indonesia tercatat memiliki populasi
penduduk sebanyak 265 juta jiwa pada tahun 2018 Indonesia dinobatkan sebagai
negara dengan penduduk terbanyak nomor empat di dunia. Tingginya angka
pertumbuhan penduduk ini tentu menjadi anugerah sekaligus tantangan bagi
bangsa Indonesia. Populasi manusia yang besar ini dapat menjadi kekuatan
Indonesia untuk menjadi bangsa yang maju.
Kemajuan suatu bangsa sangat bergantung pada kemampuan sumber daya
manusianya (SDM). Posisi Pendidikan sangat penting dalam membangun watak
Pancasila yang berbudi pekerti luhur, jujur santun dan memiliki rasa
kebersamaan yang belajar tanpa menunggu digurui dan berinovasi tanpa perlu
diajari. Itulah modal besar bangsa Indonesia dalam menghadapi masalah-
masalah dan kompetisi global. Pernyataan ini disampaikan Presiden Joko
Widodo ketika memberikan sambutan pada Rembuk Nasional Pendidikan dan
Kebudayaan 2018 yang dilaksanakan di Pusdiklat Kemendikbud,
Sawangan,Depok.
Pemerintah pusat maupun pemerintah daerah telah banyak membuat
kebijakan maupun program untuk mengendalikan ledakan penduduk yang
disebabkan banyaknya jumlah penduduk. Salah satu terobosan terbaru pada
tahun 2016 Lembaga Pemerintahan dan BKKBN membuat program strategis
yang menekan laju pertumbuhan penduduk dan mengentaskan kemiskinan yaitu
“Program Kampung Keluarga Berencana” yang merupakan gagasan dari
Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo (Jokowi) sebagai wujud dari pelaksanaan
agenda prioritas pembangunan Nawacita ke 3, 5, dan 8. Nawacita ketiga yaitu
yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah
dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Nawacita kelima yaitu meningkatkan
kualitas hidup masyarakat serta Nawacita kedelapan yaitu melakukan revolusi
karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan
nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang
menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela
negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia. Presiden
menunjuk Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
sebagai salah satu lembaga yang diamanahkan dapat turut mensukseskan
Program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB) ini.
Kehadiran Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup
masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta
pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga. Penerapan fungsi keluarga ini
membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan,
kebodohan dan keterbelakangan. Keberhasilan program KKBPK dapat dilihat
dari beberapa aspek. Pertama, aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua,
aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan
peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.
Kendati demikian harus diakui pula bahwa semua program yang
dicanangkan pemerintah ini akan menjadi tidak berarti tanpa adanya keterlibatan
banyak pihak, Khususnya masyarakat. Oleh sebab itu pencapaian keberhasilan
pembangunan yang mengarah pada peningkatan sumberdaya manusia
sebagaimana menjadi titik sentral dalam pembangunan jangka panjang, peran
masyarakat dengan segenap individu di dalamnya merupakan syarat mutlak
yang tidak dapat ditawar.
Partisipasi masyarakat dan semangat gotong-royong dalam diri masyarakat
sangatlah dibutuhkan dalam rangka pembangunan. Di kampung Kb Desa
Kamalsari Kecamatan Kertajaya Kabupaten Subang rupanya motivasi dan
kesadaran partisipasi dan gotong-royong sangat kurang. Dengan demikian
Program Kampung KB yang ada tidak berjalan dengan optimal. Berkaitan
dengan hal itu maka penelitian ini akan mengangkat fungsi dan keluarga yang
merupakan bagian terkecil dari suatu masyarakat yang memiliki arti penting
karena melalui lembaga keluarga kehidupan seseorang terbentuk. Melalui
delapan fungsi keluarga yang meliputi: (1) fungsi keagamaan, (2) fungsi sosial
budaya, (3) fungsi cinta kasih, (4) fungsi perlindungan, (5) fungsi reproduksi,
(6) fungsi sosialisasi dan pendidikan, (7) fungsi ekonomi dan (8) fungsi
pembinaan lingkungan. Diharapkan mampu menjadi solusi untuk membentuk
karakter anak agar menjadi generasi penerus bangsa yang cakap dan berkarakter.

1.2. Permasalahan yang Akan Diteliti


I. Bagaimana pelaksanaan program Kampung KB di Desa Kertajaya ?
II. Bagaimana sikap masyarakat Desa Kertajaya dalam mendukumg program
Kampung KB?
III. Bagaimana cara yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk berpartisisipasi aktif di lingkungan desa?

1.3. TujuanKhusus
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
I. Untuk deskripsikan Program Kampung KB di Desa Kertajaya.
II. Untuk mengetahui sikap masyarakat Desa Kertajaya dalam mendukung
Program kampung KB.
III. Untuk memberikan solusi agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam
program Kampung KB ?.

1.4. Urgensi KeutamaanPenelitian


Mengingat kurangnya partisipasi masyarakat Desa Kertajaya dalam
mengikuti program yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa, maka penelitian
ini diharapkan dapat memberikan solusi agar kampung KB Desa Kertajaya semakin
maju
1.6. Kontribusi Penelitian Terhadap Bidang Ilmu Sosial Budaya
Kontribusi yang kami berikan dari hasil penelitian ini adalah memberikan
pemahaman terkait pentingnya partrisipasi aktif di dalam suatu Desa karena ilmu
sosial budaya sangat penting di terapkan di suatu desa untuk memajukan desa
tersebut.

1.7. Luaran dan Manfaat dan Penelitian


Adapun luaran yang diharapkan dari proposal penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Tingginnya pemahaman masyarakat akan pentingnya berpartisipasi
aktif dilingkungan masyarakat
2. Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang harmonis

Manfaat dari penelitian ini dapat bersifat teoritis maupun praktis, karena
penelitian ini akan memberikan kontribusi baru bagi bidang ilmu
pengetahuan serta memberikan sebuah pemahaman kepada masyarakat
perihal pentingnya berpartisipasi aktif di lingkungan masyarakat, dan agar
masyarakat paham akan hak-hak dan kewajibanya serta terwujudnya
masyarakat yang peduli akan sesama sehingga terwujudnya kehidupan
bermasyarakat yang harmonis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kampung Kb


Keluarga berencana (KB) menurut Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang Nomor
52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak
reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.
Kampung KB merupakan Satuan wilayah setingkat RW, dusun atau setara
yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dilakukan secara
sistemik dan sistematis. Tidak semua kampung bisa dijadikan sebagai kampung
KB. Kriteria yang harus dimiliki oleh desa atau kampung yanga akan dibangun
menjadi Kampung KB memiliki sebagai berikut :
1. Kriteria Utama
a. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan KS 1 (miskin) di atas rata-rata Pra-
Sejahtera dan KS 1 tingkat desa/kelurahan di mana kampung tersebut
berada.
b. Jumlah peserta KB di bawah rata-rata pencapaian peserta KB
tingkatdesa/kelurahan dimana kampung tersebut berlokasi.
2. Kriteria Wilayah dalam pembentukan Kampung KB mencakup 10 kategori
wilayah (dipilih salah satu), yaitu:
a. Kumuh
b. Pesisir atau Nelayan
c. Daerah Aliran Sungai (DAS)
d. Bantaran Kereta Api
e. Kawasan Miskin (termasuk Miskin Perkotaan)
f. Terpencil
g. Perbatasan
h. Kawasan Industri
i. Kawasan Wisata
j. Padat Penduduk.
3. Kriteria Khusus
a. Kriteria data, dimana setiap RT/RW memiliki Data dan Peta Keluarga yang
bersumber dari hasil Pendataan Keluarga, data Kependudukan danatau
pencacatan sipil yang akurat.
b. Kriteria kependudukan, dimana angka partisipasi penduduk usia sekolahm
rendah.
c. Kriteria program Keluarga Berencana, dimana peserta KB Aktif dan
d. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) lebih rendah dari capaian rata-
rata tingkat desa atau kelurahan.
(Keluarga Berencana Nasional/BKKBN dan Tim Komunikasi Pemerintah
Kemkominfo)
Program Kampung KB dibentuk dilatar belakangi oleh beberapa hal, yaitu:
1. Program Keluarga Berencana tidak lagi bergema dan terdengar gaungnya
seperti pada era Orde Baru,
2. Penguatan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga (KKBPK) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat,
3. Mewujudkan cita-cita pembangunan Indonesia yang tertuang dalam
Nawacita terutama agenda prioritas ke 3 dan ke 5,
4. Mengangkat dan menggairahkan kembali program Keluarga Berencana guna
menyongsong tercapainya bonus demografi yang diprediksi akan terjadi
pada tahun 2010-2030
Dasar pelaksanaan Program Kependudukan dan Keluarga Berencana tertuang
dalam Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menekan kewenangan BKKBN untuk
tidak memfokuskan pada masalah pengendalian penduduk saja namun masalah
pembangunan Keluarga Berencana juga. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah menegaskan kewenangan dalam pelaksanaan urusan
Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana antara Pemerintah, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Landasan hukum, perkembangan lingkungan strategis dan arah kebijakan
pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019 di atas kemudian di jabarkan di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019, dengan 6 (enam) Sasaran Strategis
yang telah ditetapkan:

Tabel 1.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana
Strategis (Renstra) BKKBN tahun 2015-2019
No Sasaran Strategis
1 Menurunkan rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk tingkat nasional
(persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun, tahun 2015 menjadi 1,21
persen tahun 2019
2 Menurunnya Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia
reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 tahun 2019
3 Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metode
dari 65,2 persen menjadi 66 persen
4 Menurunnya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmet need dari
jumlah pasangan usia subur (persen) dari 10,6 persen tahun 2015
menjadi 9,91 persen tahun 2019
5 Menurunnya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 (pada
tahun 2015) menjadi 38 per 1.000 perempuan kelompok umur 15-19
tahun pada tahun 2019
6 Menurunnya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari
Wanita Usia Subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen
tahun 2019

Sumber : Petunjuk Teknis Kampung Keluarga Berencana BKKBN (2015)

2.2 Fungsi Keluarga


Keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan
atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spirituil dan materiil
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan. Secara operasional keluarga sejahtera adalah keluarga yang dapat
melaksanakan 8 fungsi keluarga, sehingga dalam rangka mewujudkan keluarga
sejahtera perlu upaya untuk menghidupkan dan menumbuhkembangkan 8 fungsi
keluarga tersebut.
Ada banyak cara yang dapat kita tempuh untuk dapat menghidupkan 8 fungsi
keluarga menurut Sunartiningsih, Penyuluhan KB Kecamatan Panjatan Kulon
Progo. Cara-cara tersebut dapat berjalan efektif bila suami isteri beserta anggota
keluarga lainnya saling dukung mendukung untuk melaksanakannya.
1. Fungsi Keagamaan.
Upaya menghidupkan fungsi ini pada dasarnya bertujuan untuk
mengembangkan keluarga dan anggota-anggotanya agar tetap dan makin
bertambah iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Beberapa upaya
efektif yang dapat dijalankan keluarga guna menghidupkan dan
mengoptimalkan pelaksanaan fungsi ini adalah:
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga. Dalam hal ini, meskipun tidak harus, hendaknya
norma/ajaran agama yang dianut oleh seluruh anggota keluarga adalah
sama, dengan maksud agar pembinaan keimanan dan ketaqwaan tidak
menemui hambatan secara teknis. Karena bagaimanapun juga bila dalam
satu keluarga agamanya berbeda-beda, hambatan psikologis akan selalu
mengiringi upaya-upaya peningkatan keimanan dan ketaqwaan ini
sepanjang tidak ada toleransi beragam,a yang cukup tinggi,
b. Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup
seharihari seluruh anggota keluarga. Dalam hal ini ajaran/norma agama
diterjemahkan dari isi kitab suci masing-masing agama. Penerjemahan
dilakukan dengan tuntunan dan pedoman dari tokoh-tokoh agama maupun
melalui buku-buku petunjuk yang ada,
c. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengamalan
ajaran agama yang dianut. Pemberian contoh ini hendaknya dilakukan oleh
orang tua sebagai pasangan suami isteri terhadap anak-anaknya. Secara
sederhana, sikap dan perilaku yang dapat ditunjukkan adalah sikap ramah,
suka menolong orang lain dan tidak sombong. Disamping itu sikap hormat
menghormati dalam pelaksanaan ibadah, apabila dalam satu keluarga
terhadap beberapa agama yang dianut dengan suatu kesadaran bahwa
masalah agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
merupakan masalah yang sangat pribadi dan hakiki,
d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak, khususnya
tentang keagamaan yang tidak atau diperolehnya di sekolah dan di
masyarakat. Misalnya dengan mengikutikan anak pada pengajian anak-
anak, kegiatan BKB Iqro’, dan kegiatan-kegiatan lain yang sejenis
e. Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai
fondasi menuju Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Dalam fungsi keagamaan terdapat 12 nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga, yaitu :(1) Iman, (2) Taqwa, (3) Jujur, (4)
Tenggangrasa, (5) Rajin, (6) Shaleh, (7) Taat, (8) Suka membantu, (9)
Disiplin, (10) Sopan santun, (11) Sabar dan ikhlas, (12) Kasih sayang.
2. Fungsi Sosial Budaya
Upaya menghidupkan fungsi ini bertujuan untuk menjadikan keluarga
mampu menggali, mengembangkan dan melestarikan kekayaan sosial budaya
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa kita
memiliki kekayaan budaya yang demikian beragam, begitu pula dengan
dilestarikan, dikembangkan dan dimantapkan keberadaannya, agar tetap eksis
dan menjadi ciri khas budaya bangsa kita. Terkait dengan itu, upaya yang dapat
ditempuh di antaranya:
a. Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengamalan
ajaran agama yang dianut.Utamanya norm-norma dan budaya bangsa yang
baik dan dapat mengangkat masyarakat, keluarga dan bangsa ke posisi yang
lebih terhormat dihadapan bangsa-bangsa lain di dunia,
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring norma
dan budaya asing yang tidak sesuai. Upaya ini mendasarkan pada kenyataan
bahwa tidak setiap budaya dan perilaku asing itu cocok untuk diterapkan di
masyarakat dan keluarga kita, sehingga keluarga perlu lebih teliti memilah-
memilah budaya mana yang boleh masuk ke keluarga dan mana yang tidak
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga di mana anggota-
anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif
globalisasi dunia,
d. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga di mana anggotanya
mengadakan kompromi/adaptasi dari praktek kehidupan globalisasi dunia,
e. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat/bangsa yang menunjang terwujudnya Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Dalam fungsi social budaya terdapat 5 nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga (1) Gotong royong, (2) Sopan santun, (3)
Kerukunan, (4) Kepedulian, (5) Kebersamaan.
3. Fungsi Cinta Kasih.
Fungsi ini perlu dihidupkan karena pada dasarnya rasa cinta kasih sayang
antara setiap anggota keluarga, antar kekerabatan serta antar generasi
merupakan dasar terciptanya keluarga yang harmonis. Dalam hal ini keluarga,
khususnya orang tua (suami isteri), diupayakan agar mampu memeluhara
hubungan yang akrab antar sesamanya dan antara orang tua dengan anak-
anaknya. Disamping itu mampu menghadapi perselisihan antar anggota
keluarga secara bijaksana. Beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk dapat
menghidupkan fungsi ini adalah:
a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antara
anggota (suami – isteri - anak) ke dalam simbol-simbol nyata (ucapan,
tingkah laku) secara optimal dan terus menerus,
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar anggota keluarga
maupun antar keluarga yang satu dengan lainnya secara kuantitatif dan
kualitatif,
c. Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.
d. Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan
dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil
bahagia dan sejahtera.
Dalam fungsi cinta kasih terdapat 8 nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga yakni: (1) Empati, (2) Akrab, (3) Adil, (4) Pemaaf,
(5) Setia, (6) Suka menolong, (7) Pengorbanan, (8) Tanggungjawab Keempat,
4. Fungsi Melindungi
Upaya menghidupkan fungsi ini dimaksudkan untuk memberikan rasa aman
kepada seluruh anggota keluarga sehingga mereka dapat merasa tentram lahir
batin dan hidup bahagia tanpa ada rasa tekanan dari pihak manapun. Secara
umum upaya ini dapat dilakukan dengan jalan memelihara keutuhan rumah
tangga serta memelihara ketahanan keluarga terhadap benturan yang datang dari
luar baik yang bersifat sosial budaya maupun ideologi. Secara lebih terinci,
upaya menghidupkan fungsi melindungi ini dapat dilakukan dengan jalan:
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman
yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga,
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk
ancaman dan tantangan yang datang dari luar,
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
Dalam fungsi melindungi terdapat 5 nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga yakni: (1) Aman, (2) Pemaaf, (3) Tanggap, (4)
Tabah, (5) Peduli.
5. Fungsi Reproduksi
Sebagaimana dimaklumi bersama bahwa setiap pasangan suami isteri yang
diikat oleh perkawinan yang sah, pasti mengharapkan dapat memberikan keturunan
yang berkualitas, sehingga dapat memberikan keturunan yang berkualitas, sehingga
dapat menjadi insan pembangunan yang handal di masa yang akan datang. Sehingga
upaya menghidupkan fungsi ini dapat ditempuh dengan jalan perencanaan keluarga
yang ideal disamping mengusahakan agar kesehatan reproduksi keluarga dapat
terjaga dengan baik. Termasuk di antaranya terhindar dari berbagai penyakit
kelamin maupun Penyakit Menular Seksual lainnya atau HIV dan AIDS.
Adapun upayanya secara terinci adalah sebagai berikut:
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat
baik bagi keluarga maupun anggota keluarga sekitar,
b. Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental,
c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan
waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah anak yang diinginkan
dalam keluarga,
d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif,
menuju keluarga kecil bahagian dan sejahtera.
Dalam fungsi reproduksi terdapat 3 nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga, yakni: (1) Tanggungjawab, (2) Sehat, (3) Teguh.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Sebagai wahana pendidikan yang pertama dan utama bagi anak, keluarga
diharapkan mampu menumbuhkembangkan kekuatan fisik, mental, sosial dan
spiritual secara serasi dan selaras serta seimbang. Sehingga upaya untuk
menghidupkan dan mengoptimalkan pelaksanaan fungsi ini, orang tua sebagai
penanggung jawab rumah tangga harus mampu berperan sebagai contoh, pemberi
inisiatif dan mendorong bagi anak dalam menerapkan nilai-nilai kebaikan,
kebenaran dan kemanusiaan. Dalam konteks yang khusus, fungsi sosialisasi dan
pendidikan dapat lebih dihidupkan melalui:
a. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan utama,
b. Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai
pusat di mana anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan
permasalahan yang dijumpai, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat,
c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal-hal yang
diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan fisik/mental
yang tidak atau kurang di berikan oleh lingkungan sekolah maupun
masyarakat,
d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga
sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang
tua dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Dalam fungsi pensisikan terdapat tujuh nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga, yakni: (1) Percaya diri, (2) Luwes, (3) Bangga, (4)
Rajin, (5) Kreatif, (6) Tanggungjawab, (7) Kerjasama.

7. Fungsi Ekonomi.
Upaya menghidupkan fungsi ini tidak terlepas dari upaya meningkatkan
keterampilan dalam usaha ekonomis produktif sehingga dapat tercapai peningkatan
pendapatan keluarga guna memenuhi kebutuhan keluarga. Dengan demikian untuk
merealisasikannya perlu dilakukan dengan cara menanamkan etos kerja yang tinggi
bagi setiap anggota keluarga yang dibarengi kreatifitas yang tinggi pula. Upaya-
upaya yang dapat ditempuh di antaranya adalah:
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan
keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan
kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga menjadi keserasian, keselarasan dan
keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran,
c. Mengatur waktu sehingga kegitan orang tua di luar rumah dan perhatiannya
terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang,
d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Dalam fungsi ekonomi terdapat tiga nilai dasar yang mesti dipahami dan
ditanamkan dalam keluarga, yakni: (1) Kerja keras, (2) Kreatif, (3) Hemat.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan.
fungsi ini bertujuan mengembangkan kemampuan keluarga untuk menempatkan
diri dalam lingkungan sosial budaya dan lingkungan alam yang dinamis secara
serasi, selaras dan seimbang. Guna mengaktualisasikan dan
menumbuhkembangkan pelaksanaan fungsi ini, orang tua harus memelopori
dalam kehidupan nyata sehingga setiap anggota keluarga tergugah
kepeduliannya terhadap lingkungan sosial budaya maupun lingkungan alam.
Upaya-upaya strategis yang dapat ditempuh di antaranya:
a. Membina kesadaran, sikap dan praktek pelestarian lingkungan intern
keluarga,
b. Membina kesadaran, sikap dan praktek pelestarian lingkungan ekstern
hidup berkeluarga,
c. Membina kesadaran sikap dan praktek pelestarian lingkungan hidup yang
serasi, selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan lingkungan
hidup masyarakat di sekitarnya,
d. Membina kesadaran, sikap dan praktek pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Dalam fungsi pembinaan lingkungan terdapat empat nilai dasar yang mesti
dipahami dan ditanamkan dalam keluarga, yakni (1) Sehat, (2) Bersih, (3)
Produktif, (4) Disiplin Demikian beberapa upaya yang dapat ditempuh untuk
menghidupkan dan menumbuhkembangkan 8 fungsi keluarga.
2.3 Konsep Partisipasi Masyarakat dan gotong-royong
Partisipasi berasal dari bahasa inggris yaitu “participation” yang berarti
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Keith davis (1995) menjelaskan bahwa
partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada
pencapaiantujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Berdasarkan defenisi
tersebut dijelaskan bahwa keterlibatan mental dan emosi merupakan hal yang paling
penting dalam partisipasi dan kemudian akan timbul rasa ikut bertanggung jawab
dalam pencapaian tujuan tersebut.

Verhangen dalam Mardikanto (2003) menyatakan bahwa partisipasi


merupakansuatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan
dengan pembagian : kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat.

H.A.R.Tilaar, (2009: 287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai wujud


dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses desentralisasi
dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari bawah (bottom-up)
dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan
masyarakatnya. (dalam tulisan Rizuan ramadhan, 2013) dari penjelasan pengertian
ini dijelaskan Partisipasi merupakan keterlibatan peran masyarakat dalam
mendukung suatu pembanguanan, baik dalam perencanaan, pengawasan,
pengambilan keputusan, serta pelaksanaan pembangunan. Masyarakat mempunyai
hak untuk mengapresiasi pendapat mereka mengenai hal-hal yang menyangkut
kepentingan masyarakat. Dalam partisipasi ini masyarakat dituntut agar masyarakat
menunjukkan kepedulian mereka dalam menjaga lingkungan sekitar mereka yang
menjadi sumber pemenuhan kebutuhan masyaakat dan matapencaharian
masyarakat setempat.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan menjadi satu


pengertian keikutsertaan maupun keterlibatan seseorang (individu) tersebut
berhubungan dengan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan, maka dapat
dikatakan sebagai partisipasi masyarakat. Menurut Hetifah Sj.Soemanto (2005)
partisipasi masyarakat merupakan proses ketika warga sebagai individu maupun
kelompok sosial dan organisasi mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses
perencanaan, dan pemantauan kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan
mereka.

Bentuk partisipasi yang nyata yaitu:

1. Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha


bagi pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan.

2. Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta


benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas.

3. Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk
usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program.

4. Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan


yang dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkan.

5. Partisipasi buah pikiran lebih merupakan partisipasi berupa sumbangan ide,


pendapat atau buah pikiran konstruktif, baik untuk menyusun program maupun
untuk memperlancar pelaksanaan program dan juga untuk mewujudkan dengan
memberikan pengalaman dan pengetahuan guna mengembangkan kegiatan
yang diikutinya.

Menurut Oakley (1991:9) partisipasi masyarakat dapat dilihat berdasarkan


indikator, yaitu:

1. Adanya kontribusi,
2. Adanya pengorganisasian,

3. Peran masyarakat dan aksi masyarakat,

4. Motivasi
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Permasalahan yang di kaji oleh peneliti merupakan masalah yang bersifat
social dan dinamis. Oleh karena itu peneliti memilih menggunakan metode
penelitian kualitatif untuk menentukan cara mencari,mengumpulkan mengelola dan
menganalisis data hasil penelitian tersebut. Penelitian kualitatif ini juga dapat di
gunakan untuk memahami suatu kondisi serta peristiwa yang terjadi di masyarakat
melalui wawancara dan observasi.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian ini mempunyai suatu desain penelitian, baik yang bersifat


substansi terhadap isi penelitian maupun yang bersifat administrasi,
sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan
maupun secara kelembagaan.

3.3. Tahap penelitian


Tahap penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu, sebelum mencari
data kelapangan tim peniliti menyusun terlebih dahulu berbagai teori yang sesuai
atau relevan dengan permasalahan yang akan di teliti, selanjutnya tim peniliti
membuat persuratan agar penelitian ini bersifat resmi, tahap selanjutnya yaitu tim
peniliti mengambil data serta menganalisis data tersebut hingga di buat kesimpulan
dari analisis data tersebut dan aplikasi terakhir peneliti akan membuat seminar
tentang “Pentingnya berpartisipasi aktif dilingkungan masyarakat” di desa
kertajaya.
3.4. Indikator Capaian

Dalam setiap tahap penelitian mempunyai indikator pencapaiannya


tertentu, pada tahap prapenelitian, capaian yang dihasilkan yaitu
menemukan solusi dari suatu permasalahan yang berkaitan dengan
partisipasi masyarakat dalam program pemerintah desa, baik dari penelitian
terdahulu, maupun dari hasil pengamatan tim peneliti. Selanjutnya tahap
setelah melakukan penelitian, maka dibuat suatu kesimpulan penelitian yang
akan diinformasikan dalam kegiatan seminar, pelatihan maupun diskusi
yang akan dibukukan nantinya dalam prosidin.
3.5.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti untuk


mendapatkan data dalam suatu penelitian. Pada penelitian kali ini peneliti memilih jenis
penelitian kualitatif maka data yang diperoleh haruslah mendalam, jelas dan spesifik.
Seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012:225) bahwa pengumpulan data dapat
diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, peneliti memilih
observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana peneliti
ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang diselidiki. Observasi
ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung terhadap objek penelitian, yaitu
dengan mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan masyarakat terkait berpartisipasi
aktif terhadap program yang diselenggarakan oleh pemerintah desa.
b. Wawancara
Dalam teknik pengumpulan menggunakan wawancara hampir sama dengan
kuesioner. Wawancara itu sendiri dibagi menjadi 3 kelompok yaitu wawancara
terstruktur, wawancara semi-terstruktur, dan wawancara mendalam (in-depth interview).
Namun disini peneliti memilih melakukan wawancara mendalam, ini bertujuan untuk
mengumpulkan informasi yang kompleks, yang sebagian besar berisi pendapat dan sikap
tentang masalah kurangnya partisipasi aktif masyarakat pada program yang
diselenggarakan pemerintah desa, peneliti akan wawancara dengan berbagai komponen
seperti mahasiswa, para ahli serta masyarakat.
c. Dokumentasi
Dokumen menurut Sugiyono, (2012:240) merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen yang digunakan peneliti disini berupa foto, video, serta data-data
mengenai situasi dimasyarakat, kampus dan mahasiswa ketika diwawancara serta
pendapat masyarakat, mahasiswa terhadap masalah kurangnya partisipasi aktif
dimasyarakat.
3.5.Teknik Analisi Data

Proses analisis data dalam pelitian ini akan dilakukan secara terus menerus dari
awal sampai akhir penelitian, baik di lapangan maupun di luar lapangan. Analisis data
berlangsung bersamaan dengan proses pengumpulan data. Diantaranya yaitu reduksi data,
penyajian data dan simpulan/verifikasi

3.6. Teknik Penyimpulan Hasil Penelitian

Penyimpulan dalam penelitian ini sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman
(Sugiyono, 2010) menyatakan langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi.
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1

Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang Rp. 3.510.300,00
Buku literartur, modem internet,,memory
card (8GB),handycam dan printer Canon
2 Bahan Habis Pakai Rp. 2.338.500,00
Tinta Print, Kertas A4, Foto Copy, ATK, pulsa
dan Internet Data, alat tulis dan buku,dll.
3 Transport Rp. 1.385.000,00
Observasi Sekolah dan lainnya (selama 3 bulan)
Lain-lain:
4 Penggandaan Laporan, publikasi, seminar hasil Rp. 5.250.000,00
PKM di setiap kecamatan kota bandung dan
lainnya
Jumlah Rp.
12.483.800,00

4.2 JadwalKegiatan

Tabel 4.2

Jadwal Kegiatan PKM-PHS


Bulan Ke-
No Kegiatan Bulan Ke-1 2 Bulan Ke-4
1 Penyusunan Proposal
2 Penyusunan
3 Penentuan Sampel
Penentuan dan
4 Analisis Data
5 Penyusunan Laporan
Penyempurnaan
6 Laporan
DAFTAR PUSTAKA

A’dhom,Syauqi N (2015) “Perbandingan Sistem Pewarisan Hukum BW,Adat dan Islam”


Universitas Muhammadiyah Malang

Ali, Mohammad Daud. (2004). Hukum Islam.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta

Idris,M (2015). ”Perbandingan Antara Hukum Adat, Hukum Islam dan Hukum Perdata”.
jurnal Al-’adl

Kuncoro,W (2015).Waris Permasalahan dan Solusinya, Raih Asa Sukses: Jakarta

Majalah As-Sunnah Edisi khusus (7-8)/Tahun IX/1426/2005M. Perincian Pembagian


harta Waris berdasarkan kitab Mualimul Fara’idh, dan Tashil Fara’idh.Yayasan
Lajnah Istiqomah : Surakarta

Subekti, dan R. Tjitrosudibio. 1992. Kitab Undang – Undang Hukum Perdata dengan
tambahan Undang – Undang Pokok Agraria dan Undang – Undang Perkawinan. :
Jakarta.

Subekti. (1987).Pokok – Pokok Hukum Perdata. PT. Intermasa : Jakarta.

Tamakiran,S.(2004).Asas-Asas Hukum Menurut Tiga Sistem Hukum, Pionir Jaya:


Bandung

Thalib, Sajuti. (1981).Hukum Kewarisan Islam di Indonesia. Jakarta: Bina Aksara,

Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung,: Remaja Rosdakarya,


2002)
Bailey, Keneth,Methods of social research, Michigan; FreePress,1987
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, dan Dosen


Pendamping Biodata KetuaPelaksana
A. Identitas Diri

Nama Lengkap (dengan gelar) Akhmad Fauzi


Jenis Kelamin Laki-Laki
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
NIM 1607777
Tempat dan Tanggal Lahir Cirebon, 15 Januari 1998
E-mail Akhmadfauzi.ozi@student.upi.edu.
Nomor Telepon/HP 081910786679

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA SARJANA


Nama SDN 1 SMPN 2 SMAN 1 Universitas
Institus JAPURA PANGENAN LEMAHAB Pendidikan
LOR ANG Indonesia
Jurusan - - IPA PKn
Tahun 2004-2010 2010-2013 2013-2016 2016-sekarang
Masuk-
Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu Dan Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi, atau Istitusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Istitusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1 Juara 3 lomba english story STIBA INVADA 2016
telling kabupaten cirebon

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Bandung, 10 September 2018
Pengusul,

(Akhmad Fauzi)
Biodata Anggota 1
A.Identitas Diri
1. Nama
2. Jenis Kelamin
3. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
4. NIM
5. Tempat, Tanggal Lahir
6. Email
7. No. Telepon/HP

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S1/Sarjana
Universitas
Nama Instansi Pendidikan
Indonesia
Jurusan - - PKn
Tahun Masuk- 2017-
Lulus sekarang

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


Jurnal Artikel
No. Nama Seminar Waktu dan Tempat
Ilmiah

- - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir


No. Jenis Penghargaan Institusi Tahun
1.
2.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Bandung, 10 September 2018
Pengusul,

()
Biodata Anggota 2
A. Identitas Diri
1 Nama
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi PKn
4 NIM
5 Tempat,Tanggal Lahir
6 Email
7 No. Telepon/HP

B. Riwayat Hidup
Jenjang SD SMP SMA Universitas
Nama Universitas
Instansi Pendidikan
Indonesia
Jurusan PKn
Tahun 2017-
Masuk-Lulus Sekarang

C. Pemakalah Seminar Ilmiah


No Nama Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1.

E. Penghargaan Dalam 10 Tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Tahun


1.
2.
3.
4.
5.
6.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM Penelitian.
Bandung, 10 September 2018
Pengusul,

()
Biodata Dosen Pendamping
A. IdentitasDiri
Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Leni Anggraeni, M.Pd.
Jenis Kelamin Perempuan
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan
NIP 198402222009122014
Tempat/tanggal lahir Cirebon, 22 Februari 1984
Email l_anggraeni@upi.edu
No. Hp 081320698656

B. RiwayatPendidikan
SD SMP SMA Universitas
Nama SDN Mayung SMPN 1 SMAN 2 Universitas
Institusi II Cirebon Cirebon Pendidikan
Indonesia
Jurusan - - IPS PKn
Tahun 1990-1996 1996-1999 1999-2002 S1 2002-2006
Masuk-
S2 2006-2009
Lulus
S3 2014- 2016

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


Nama Pertemuan Judul Artikel Waktu dan
No
Ilmuah / Seminar Ilmiah Tempat
1 International Learning 2013 - UPI
Seminar Multicultural
“Developing Model Based on
Citizen Character
Characters in The (Between Hawaii
Globalization and Indonesia in
Era: Prospect and Concept and
Challenge Implementation)
2 Kurikulum 2013 Seminar Nasional 2013 –
Perkuat “Revitalisasi Universitas
Pembangunan Nilai-nilai Telkom
Karakter Berbasis Pancasila &
Pancasila Implementasi
Kurikulum PKn
2013”
3 Pelatihan Bahasa Diseminasi Hasil 2013 – FPIPS
Jurnalistik Dalam Penelitian Dosen UPI
Meningkatkan FPIPS UPI
Efektivitas
Penyebaran Pesan
Pendidikan Bagi
Pengelola Media
Kampus
(Universitas
Pendidikan
Indonesia)
4 Analisis Otonomi Diseminasi Hasil 2013 – FPIPS
Pendidikan dalam Penelitian Dosen UPI
Kerangka FPIPS UPI
Desentralisasi
Kebijakan untuk
Meningkatkan
Pelayanan Publik
di Sekolah
5 Reformasi Diseminasi Hasil 2013 – FPIPS
Birokrasi sebagai Penelitian Dosen UPI
Good Governance FPIPS UPI
pada Pemerintah
Daerah Provinsi
Jawa Barat
6 The Development Of Diseminasi Hasil 2013 – FPIPS
Hybrid Learning Penelitian Dosen UPI
Model FPIPS UPI
Curriculum For
Character
Education
In Preservice
Teacher
Education
In Indonesia And
Malaysia
7 Efektivitas Diseminasi Hasil 2014 – FPIPS
Pelayanan Publik Penelitian Dosen UPI
dalam FPIPS UPI
Meningkatkan
Good Governance
pada Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
Provinsi Jawa
Barat (Implikasi
Teori Pelayanan
Publik pada Mata
Kuliah Sistem
Pemerintahan
Daerah)
8 Pelatihan Diseminasi Hasil 2014 – FPIPS
Penulisan Artikel Penelitian Dosen UPI
Populer di Media FPIPS UPI
Cetak dalam
Meningkatkan
Kompetensi
Menulis bagi
Guru di Kota
Cimahi
9 Praksis Pendidikan Seminar Nasional 4 April 2015 -
Kewarganegaraan Penguatan UPI
di Sekolah: Kompetensi
Belajar dari Akademik dalam
Pengalaman Memperkokoh
Jatidiri
Pendidikan
Kewarganegaraan.
10 Memotret Kondisi KONASPIPSI III 11 sd 12 Agustus
Pendidikan 2015 –
Karakter Berbasis Gedung
Lintas Budaya Nu’man
(Studi Komparatif Sumantri
pada LPTK di
Indonesia dan
Taiwan)
11 Pengembangan Model Diseminasi Hasil 4 Agustus 2015 –
Blended Learning Penelitian Dosen FPIPS UPI
Pendidikan FPIPS Tahun
Karakter dalam 2014
Meningkatkan
Kompetensi
Lulusan
LPTK/Perguruan
Tinggi di
Indonesia dan
Malaysia
12 Pengembangan Diseminasi Hasil 4 Agustus 2015 –
Karakter Penelitian Dosen FPIPS UPI
Mahasiswa FPIPS Tahun
melalui Model 2014
Pembelajaran
Service Learning
13 Peran Pendidikan Seminar Nasional 28 Oktober 2015
Kewarganegaraan dengan tema - Fakultas
dalam Revolusi Ilmu Sosial
Pencegahan Pendidikan Universitas
Korupsi. Karakter Bangsa Negeri
Malang
14 Kembali kepada Simposium Nasional 2015 – Gedung
Pancasila sebagai Kebangsaan Mahkamah
Filosofische dengan tema Konstitusi
Groundslag: Penguatan Republik
Pendidik yang Pancasila sebagai Indonesia
Mendidik dan Jatidiri dan
Berpancasila Perekat Bangsa:
Refleksi,
Tantangan dan
Prospek.
15 The Development of International 2015 - UPI
Civic Engagement Conference on
to Empower Sociology
Student Potential Education –
through (Terindeks
Entrepreneurial Thomson Lutere)
Student Program
(PMW)
16 Local Wisdom Base 3rd International Oktober 2016 -
Service Learning Hospitality and UPI
in Tourism Tourism
Development. Conference
Anggraeni, Leni. (IHTC 2016) &
2016. 2nd International
Seminar on
Tourism (ISOT
2016). P. 285-
288. Terindeks
Scopus. CRC
Press Taylor and
Francis Group A
Balkema Book.
17 “Reality of Political International Seminar 2016 - UPI
Engagement and
Service Learning
Model in
Indonesia
University of
Education”.
18 The Transformation Forum Education Desember 2016 –
of Value of Sustable Shizuoka
Volunteerism As a Development Jepang
Base Political
Engagement
Through Service
Learning at
Indonesia
University of
Education.
19 UPI ICSE 2017 – UPI 2017 – Travello
Revitalization Internasional Hotel
Model of Conference on
Multifuctional Sociology
Posyandu Education
(an Intefrated Service
Post)

D. Penghargaan 5 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)


Institusi Pemberi
No. Jenis Penghargaan Tahun
Penghargaan
1 Penerima Dana Hibah Dikti 2013
Penelitian DIKTI
2 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2013
Penelitian - UTU UPI
3 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2013
Pengabdian Kepada
Masyarakat - UTU UPI
4 Penerima Dana Hibah Dikti 2014
Penelitian DIKTI
5 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2014
Pengabdian Kepada
Masyarakat - UTU UPI
6 HKI – Mobil Pajak Kemenkum dan 2015
Keliling sebagai Solusi HAM - Surat
Sosialisasi dan Upaya Pencatatan
Peningkatan Efektivitas Ciptaan HKI. 2-
Pemungutan Pajak 01-000003228
7 Penerima Dana Hibah Dikti 2015
Penelitian DIKTI
8 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2015
Penelitian - UTU UPI
9 Wisudawan Terbaik Rektor 2016
Universitas Pendidikan Universitas
Indonesia Pendidikan
Indonesia
10 Penerima Dana Hibah Dikti 2016
Penelitian DIKTI
11 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2016
Penelitian - UTU UPI
12 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2017
Penelitian - UTU UPI
13 Penerima Dana Hibah LPPM UPI 2017
Pengabdian Kepada
Masyarakat - UTU UPI

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Proposal Program Kreativitas Mahasiswa.

Bandung, 16 November 2017


Pendamping

(Dr. Leni Anggraeni, M.Pd.)


Lampiran 2 Justifikasi Anggaran Kegiatan
1. Peralatan Penunjang
Material Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Sewa Kamera 1 Buah Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Sewa Printer 1 Buah Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
Hekter 1 Box Rp 35.000 Rp 35.000
Souvenir responden 150 Rp 10.000 Rp 1.500.000
Cindra mata Rp 1000.000 Rp 1.000.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 4.535.000
2. Bahan Habis Pakai
Material Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Kertas HVS 6 Rim Rp 50.000 Rp 300.000
Tinta printer 4 kali input Rp 80.000 Rp 320.000
Ballpoint 4 Box Rp 25.000 Rp 100.000
Map 5 Box Rp 20.000 Rp 100.000
Amplop 5 Box Rp 20.000 Rp 100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 920.000
3. Perjalanan
Material Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Transportasi peneliti 3 orang x 5 Rp 100.000 Rp 1.500.000
kali
Transportasi 1 orang x 2 Rp 150.000 RP 300.000
pembimbing kali
SUB TOTAL (Rp) Rp 1.800.000
4. Lain-Lain
Material Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
Satuan (Rp)
Konsumsi peneliti 3 orang x 3 Rp 20.000 Rp 900.000
kali x 5 hari
Konsumsi pembimbing 1 orang x 3 Rp 30.000 Rp 180.000
kali x 2 hari
Pembuatan Laporan Rp 500.000
Dokumentasi Rp 500.000
Literature Book Rp 300.000
Literature Searching Rp 100.000
SUB TOTAL (Rp) Rp 2.480.000
TOTAL (Keseluruhan) Rp 9.735.000
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
Ini dibenerin ya tambahin satu kolom buat ica dibawah aku fungsi dan tuiganya samain
aja kaya aku

N Nama/ Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas


o NIM Ilmu Waktu
(Jam/Minggu)
1 Akhmad Pendidikan Sosial 9 Jam/Minggu Mengkoordinasi
fauzi Kewarganegaraan Humaniora pembagian
/1605906 tugas kelompok,
Memimpin
setiap rapat,
memeriksa dan
mengevaluasi
hasil kerja
kelompok, dan
fungsi birokrasi
2 Elda Pendidikan Sosial 7 Jam/ Pendahuluan,
Kewarganegaraan Humaniora Minggu Kajian pustaka,
dan penyusunan
proposal
3 Bhella Pendidikan Sosial 7 Jam/ Metode
Kewarganegaraan Humaniora Minggu penelitian,
jadwal dan
biaya kegiatan
Penyusunan
proposal

Punten halamanya masih acak acakan tolong benerin ya

Daftar isi jangan lupa susun menurut abjad


Kalo masih ada yg bingung liat di tata cara penulisan pkm tahun lalu diinternet ada

Diliat lagi ya tinggal tinjauan pustaka aja kalian bagi bagi aja ya cari dijurnal/buku atau
makalah orang asal pertanggung jawabkan didaftar pustaka
Abis itu paling editing rapihin doang SEMANGATTTTT
Lampiran 4 Surat Penyataan Ketua Pelaksana/Peneliti

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Jalan. Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung 40154
Telpon (022) 2013163 – Pes. 25001-25098 Fax (022) 2004985
Laman 1: www.fpips.upi.edu – e-mail: fpips@upi.edu

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA/PENELITIAN


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Jenisa Asri Permana
NIM : 1607817
Program studi : Pendidikan Kewarganegaraan
Fakultas : FPIPS

Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul :


yang diusulkan untuk tahun anggaran 2018 bersifat orisinal dan belum pernah di biayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
penelitian yang telah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Bandung, 10 September 2019


Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan FPIPS UPI,

Materai 6.000

(Dr. Hj. Siti Nurbayani K, M.Si) (Jenisa Asri Permana)


NIP. 197007111994032002 NIM. 1607817

Anda mungkin juga menyukai