: Purbayani
: Caringin
: Garut
Disusun oleh
No.
No.
Nama Mahasiswa
NPM
Bondan Dwinara
110110100067 11
110110120319 12
Desiandra Muslimah
170710120002
Khairi Syuya M
110110120447 13
Gema Febriansyah
180410110050
Patma W
120110120048 14
Wangi Sinintya
180610110113
Rifky Restu N
120210110158 15
Khoerunnisa
180810110066
Dwi Septika P
120210120008 16
Esther Pamela
210110120255
Tiyas Primawati
140110120038 17
Restu Pangestuti
210110120287
Rossa Juniar
150610120085 18
Raden Adhitama A
210110120431
Reginia R Jeni
170610120028 19
Rizqi Putri F
240110110061
10
Diva Davita
210110120447 20
Salsabila Nusanto
260110120159
Nugraha Putra Z
270110110198
21
Nama Mahasiswa
NPM
TAHUN 2015
HALAMAN PENGESAHAN
Dengan telah selesainya Orientasi Wilayah dan Orientasi Politik/Pemerintahan yang kami
kerjakan, maka kami :
No
.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
NPM
NAMA
110110100067
110110120319
110110120447
120110120048
120210110158
120210120008
140110120038
150610120085
170610120028
170610120118
170710120002
180410110050
180610110113
180810110066
210110120255
210110120287
210110120431
210110120447
240110110061
260110120159
270110110198
BONDAN DWINARA
YOGA ADI PRADIPTA
KHAIRI SYUYA M
PATMA WAHYUNINGSIH
RIFKY RESTU N
DWI SEPTIKA PURNOMO
TIYAS PRIMAWATI S.P.
ROSSA JUNIAR
REGINIA R JENI
VANIA A FADHILA
DESIANDRA MUSLIMAH G.
GEMA FEBRIANSYAH
WANGI SININTYA
KHOERUNNISA
ESTHER PAMELA
RESTU PANGESTUTI S.
RADEN ADHITAMA A. R.
DIVA DAVITA
RIZQI PUTRI FATHONI
SALSABILA NUSANTO R
NUGRAHA PUTRA Z
Tanda Tangan
Telah menyelesaikan Kalender Kerja Kegiatan kami selama di lokasi KKNM Desa Purbayani,
Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut Selatan.
Mengetahui / Menyetujui
Mengetahui / Menyetujui
DPL
KATA PENGANTAR
Kata pertama yang kami dapat ucapkan adalah Alhamdullilah karena dapat
menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Mahasiswa (KKNM) Desa
Purbayani Kecamatan Caringin Kabupaten Garut tanpa hambatan yang berarti. Penyusunan
laporan pelaksanaan kegiatan ini dilakukan terutama untuk memenuhi laporan akhir kegiatan
KKNM. Kami telah melakukan riset dan pemetaan serta menyelesaikan program KKNM kami
yaitu program Desain Thinking.
kami menyadari bahwa laporan pelaksanaan kegiatan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Baik dalam hal penyajian laporan maupun dalam penjabarannya. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi membantu penyempurnaan
laporan pelaksanaan kegiatan ini.
Dalam proses pengerjaan kami merasa sangat terbantu dengan bimbingan dan dukungan
yang diberikan oleh Dosen kami, khususnya Bapak Dwi Purnomo. Maka kami hanya dapat
mengucapkan kata terimakasih kepada semua pihak yang membantu menyempurnakan laporan
pelaksanaan kegiatan ini. Akhir kata kami berharap laporan pelaksanaan kegiatan ini dapat
bermanfaat dan memberikan sumbangsih untuk mengembangkan ilmu kita. Amin.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ii
BAB1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
11
20
23
24
31
33
34
36
36
LAMPIRAN 37
DAFTAR PUSTAKA
82
35
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk suatu pengabdian mahasiswa terhadap
masyarakat dan merupakan salah satu bagian dari kegiatan wajib mahasiswa di hamper setiap
Universitas Negeri di Indonesia, tidak terkecuali di Universitas Padjadjaran (UNPAD). Dengan
diadakannya KKN, mahasiswa diharapkan dapat semakin matang dengan disiplin keilmuannya.
KKN juga berupaya untuk mewujudkan pendidikan yang lebih efektif yaitu pendidikan yang
langsung dialami oleh mahasiswa, jadi tidak hanya sekedar materi, tetapi juga aplikasi dari teoriteori yang telah diperoleh dibangku kuliah yang kemudian diterapkan didalam lingkungan
masyarakat. Selain itu terkadang teori-teori yang telah kita dapat dibangku kuliah ternyata tidak
sama dengan kenyataan yang ada didalam lingkungan masyarakat, sehingga saat melakukan
kegiatan KKN, mahasiswa dituntut untuk bisa menyesuaikan dengan kenyataan yang ada. Di
UNPAD sendiri, KKN dilakukan dengan tujuan agar masyarakat dapat belajar langsung dari
masyarakat. Mahasiswa nantinya dapat belajar dari pengalaman-pengalaman yang telah didapat
didalam lingkungan masyarakat.
Melalui program KKN ini, mahasiswa juga diharapkan dapat bersentuhan langsung
dengan kehidupan masyarakat yang berada di kawasan yang masih sangat tertinggal. Dengan
ditemukannya masalah didalam masyarakat, mahasiswa dituntut untuk mencari pemecahannya
melalui mekanisme sistem kerja interdisipliner keilmuan masing-masing. Kegiatan KKN ini
diharapkan juga dapat dijadikan sebagai jembatan bagi mahasiswa untuk menuju kehidupan yang
sesungguhnya, yaitu setelah mahasiswa tersebut lulus dari perguruan tinggi. Berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka kegiatan KKN dianggap penting dan harus
diselenggarakan.
B. Tujuan KKN
Tujuan dari pelaksanaan KKN di samping sebagai kewajiban mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah intrakurikuler juga melibatkan mahasiswa, staf pengajar serta
pembangunan daerah untuk menuju tercapainya manusia yang maju, adil dan sejahtera
berdasarkan Pancasila. Sedangkan tujuan diadakannya KKN di UNPAD adalah sebagai berikut :
1. Memberi bekal kepada mahasiswa berupa pengalaman pembelajaran langsung dari
masyarakat.
2. Meningkatkan wawasan, kepekaan, empati, sikap dan perilaku sosial mahasiswa.
3. Memberi kesempatan dosen memahami permasalahan, mengembangkan dan
mengabdikan ilmunya dalam membantu memecahkan masalah.
4. Meningkatkan aksesibilitas Unpad kepada masyarakat .
5. Meningkatkan kerja sama dengan stakeholder di samping sebagai kewajiban
mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah intrakurikuler juga melibatkan mahasiswa,
staf pengajar serta pembangunan daerah untuk menuju tercapainya manusia yang
maju, adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Sedangkan tujuan diadakannya KKN
adalah sebagai berikut :
C. Sasaran dan Target
1. Mahasiswa
a. Memperluas wawasan dan mendewasakan cara berpikir terhadap fenomenafenomena yang terjadi di masyarakat dengan memakai paradigma keilmuan yang
dipelajari dari kampus.
b. Memberikan keterampilan praktis tentang metode-metode ilmiah dan dalam
aplikasinya terhadap pengembangan diri dan persiapan terjun di masyarakat.
c. Menanamkan sense of research dan sense of critique (budaya penelitian dan
budaya kritis) atas fenomena yang terjadi di masyarakat guna memperoleh
gambaran yang jelas tentang apa yang harus dikembangkan di masyarakat.
2. Masyarakat dan Pemerintah
a. Memperoleh alternatif pemikiran dan pengetahuan yang baru dan dibutuhkan
dalam pengembangan masyarakat, baik skala desa, kecamatan atau kabupaten.
b. Memperoleh bantuan pemikiran dan ilmu pengetahuan sekaligus mengetahui
data-data tentang potensi fisik dan non fisik, sehingga dapat dioptimalisasikan
melalui pembangunan yang nyata.
3. Perguruan Tinggi
a. Memperoleh feed back (umpan balik) dari hasil integrasi mahasiswa dengan
dinamika masyarakat yang plural, sehingga segala kebijakan perguruan tinggi
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KKNM
: Khairi Syuya
Sekretaris
: 1. Esther Pamela
2. Restu Pangestuti Sudrajat
Bendahara
: 1. Reginia R. Jeni
2. Salsabila Nusanto R.
Humas
Logistik
Konsumsi
: 1. Desiandra Muslimah G.
2. Patma Wahyuningsih
Dokumentasi
: 1. Diva Davita
Media Sosial
: Rifky Restu N.
Anggota
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bondan Dwinara
Dwi Septika Purnomo
Tiyas Primawati S.P.
Rossa Juniar
Vania A. Fadhila
Gema Febriansyah
Wangi Sinintya
Rizqi Putri Fathoni
Nugraha Putra Z.
Langkah-langkah
Deskripsi Kegiatan
Program Kerja
Pendidikan dan
Kegiatan
Berpartisipasi dalam
Kegiatan
Keagamaan
kegiatan belajar
dilaksanakan
mengajar (KBM) di
dengan membantu
belajar mengajar
SD Rancabuaya dan
semakin tinggi
SD Purbayani 1
ustadz/ustadzah
dalam mengajar
madrasah.
anak-anak.
Kegiatan dilakukan
setiap hari Rabu
Mengadakan
dan Sabtu
Kegiatan terlaksana Peserta didik
penyuluhan tentang
dengan dibantu
menjadi berpikiran
bahaya pernikahan
pada pendidikan
bebas di SMAN 28
seluruh siswa
terlebih dahulu
Garut
Mengadakan
SMAN 28 Garut
Memberikan
Kemampuan peserta
program bimbingan
bimbingan belajar
didik dalam
belajar (bimbel)
secara langsung
memahami pelajaran
kepada peserta
semakin meningkat
siswa SD.
Mengikuti kegiatan
hari)
Mengikuti setiap
Lebih meningkatkan
atau
kegiatan
rutinitas kegiatan
ritual keagamaan
keagamaan yang
keagamaan yang
masyarakat.
dilakukan oleh
dilakukan oleh
masyarakat
masyarakat serta
misalnya maulidan
semakin dekat
Mengadakan
Pengajian diadakan
dengan masyarakat
Semakin dekat
dengan masyarakat,
ibu
ibu di desa
khususnya ibu-ibu
Purbayani dan
serta meningkatkan
semangat ibu-ibu
para mahasiswi
untuk melakukan
Mengadakan lomba-
pengajian.
Anak-anak begitu
lomba Adzan,
antusias mengikuti
siswi SD
lomba kaligrafi,
seatiap perlombaan
Rancabuaya sebagai
lomba makan
dan semakin
tanda perpisahan
kerupuk, dan
lomba
belajar mengingat
memasukkan paku
hadiah yang
ke dalam botol.
diberikan adalah
Kegiatan dilakukan
melaksanakan
setelah mengetahui
melaksanakan
upacara
bahwa di SD
Rancabuaya belum
pernah
melakukan upacara
melaksanakan
setiap minggunya
upacara sejak
pertama kali SD
Bidang
Melakukan
didirikan.
Kegiatan diikuti
Kesehatan
Penyuluhan tentang
28 Garut menjadi
SMAN 28 Garut
sadar mengenai
Penyuluhan tentang
Diadakan di
PHBS
Puskesmas
Sukarame Desa
sadar mengenai
Purbayani
pentingnya hidup
bersih dan
bagaimana cara
mencuci tangan yang
Pertanian
Lingkungan
Mengadakan
benar.
Diwakili oleh ketua Para anggota KWT
penyuluhan tentang
KWT Sangga
GMP dan
Buana
mengetahui cara
Pengemasan Produk
pengemasan produk
Olahan Pertanian
(Keripik Pisang)
Mengadakan
Kegiatan dilakukan
Masyarakat setempat
di sekitar pantai
Gerakan Pungut
Rancabuaya
Sampah (GPS)
dibantu oleh
akan bahaya
Kepala Dusun
membuang sampah
Mekarsari serta
sembarangan,
diikuti oleh
beberapa
masyarakat yang
masyarakat sekitar.
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KKNM
pembentukan Ada
Pemerintahan Desa
Dasar hokum pembentukan BPD
Ada
Ada-Aktif
Ada-Aktif
1 Orang
4 dusun
Aktif
Aktif
Aktif
Aktif
SD, SMP,
Kepala Desa
Sekretaris Desa
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala
Urusan
Kesejahteraan
Pascasarjana
SMA
SMP
SMA
SMP
SMP
Masyarakat
Kepala Urusan Umum
Kepala Urusan Keuangan
Badan Permusyawaratan Desa
SMP
S1
SMA,
Diploma,
S1,
Keberadaan BPD
Jumlah Anggota BPD
Pendidikan Anggota BPD
Ketua, Nama : Ujang Setiawan, F, S.Pd
Sekretaris : Ade Fadilah Syidiq
Anggota, Nama : Cecep Ependi
Anggota, Nama : Koryana
LPM
Dasar Hukum Pembentukan
Jumlah Pengurus
Alamat Kantor
Ada-Aktif
5 Orang
SD, SMP,
SMA,
Diploma,
S1,
Pascasarjana
S1
SMP
SMP
SMP
5 Orang
Jln. A Yani Rancabuaya
PKK
Dasar Hukum Pembentukan
Jumlah Pengurus
Alamat Kantor
5 Orang
Jln. A YaniRancabuaya
Karang Taruna
Dasar Hukum Pembentukan
JumlahPengurus
Alamat Kantor
5 orang
-
Dari data kelembagaan diatas, kami telah mendapatkan beberapa informasi bahwa
pengurus LPM terdiri dari 5 orang, pengurus PKK terdiri dari 5 orang, dan pengurus
karang taruna juga terdiri dari 5 orang. Ketiga kegiatan ini terbilang cukup aktif.
Adapun PKK terbagi dalam program kerja atau lebih dikenal dengan Pokja,
diantaranya adalah :
1. Pokja 1 dipimpin oleh Ibu Iim Priyanti, meliputi bidang kerohanian. Salah satu
kegiatannya adalah pengajian yang dilakukan seminggu sekali.
2. Pokja 2 dipimpin oleh Ibu Wiwi Widyawati, meliputi bidang Lembaga Pendidikan
dan Koperasi. Bidang pendidikan dilakukan untuk mengontrol aspek pendidikan
anak-anak pelajar di Desa Purbayani, dan bidang koperasi yaitu melakukan bantuan
simpan pinjam untuk warga sekitar.
3. Pokja 3 dipimpin oleh Ibu Lina Herlina, meliputi bidang lingkungan hidup. Salah satu
kegiatannya adalah melakukan penanaman penghijauan, apotek hidup, dan bersihbersih lingkungan.
4. Pokja 4 dipimpin oleh Ibu Sri Indrayanti, meliputi bidang kesehatan. Salah satu
kegiatannya adalah membantu lembaga kesehatan desa (puskesmas) Sukarame,
berupa penyuluhan atau posyandu.
3.1.2. Aspek Ekonomi
Lembaga
Ekonomi
Dan
Usaha Desa
/Unit
Kegiatan
3
1
4
Jumlah
2
2
4
Jumlah
/Unit
1
1
Jumlah
Kegiatan
1
1
Jumlah
/Unit
Kegiatan
15
2
Jumlah Jumlah
Produk
Pasar mingguan
Usaha toko/kios
Usaha Jasa Dan Penginapan
Pengurus
Dan Anggota
97 orang
97 orang
Jumlah
Pengurus
3 orang
3 orang
Jumlah
Pengurus
Jenis Jumlah Tenaga
Yang Kerja
Diperdagangkan
1 Unit
100 orang
200
Jumlah Jumlah
Jenis Jumlah Tenaga
Produk
Villa
Jumlah
5 Unit
Yang Kerja
Diperdagangkan
1
50 rang
Desa Purbayani mempunyai lembaga ekonomi dan unit usaha desa seperti Koperasi
Simpan Pinjam yang berjumlah 3 unit. Terdapat 2 jenis kegiatan di koperasiya itu kegiatan
simpan dan pinjam yang beranggotakan 97 orang. Ibu-ibu PKK di Desa Purbayani juga
melakukan kegiatan seperti simpan pinjam selain melakukan kegiatan rutin mereka. Kumpulan
ibu PKK dapat dikatakan sebagai kelompok simpan pinjam. Selain Lembaga Ekonomi dan Unit
Usaha Desa, di desa ini terdapat jasa lembaga keuangan berjumlah 1 unit yaitu BPR yang
beranggotakan 3 orang, kegiatannya memberikan dana pinjaman berbentuk kredit. Industri
Material Bahan Bangunan berjumlah 15 unit. Dan terdapat 1 pasarmingguan yang beroperasi
setiap hari Selasa dan Sabtu. Barang yang diperjual-belikan di pasar antara lain Sembilan bahan
pokok, sayuran, ikan, kebutuhan sandang dan jajan tradisional. Namun, pasar mingguan Desa
Purbayani kurang lengkap. Terdapat 300 kios namun yang digunakan hanya 200 kios yang aktif
beroperasi.
MATA PENCAHARIAN POKOK
JenisPekerjaan
Petani
Buruh tani
Pegawai Negeri sipil
Pengrajin industrI rumah tangga
Pedagang keliling
Peternak
Nelayan
Montir
Pembantu rumah tangga
TNI
Pensiunan
Pengusaha kecil dan menengah
Karyawan perusahaan swasta
Jumlah
Jumlah
622 Orang
389 Orang
20 Orang
- Orang
5 Orang
- Orang
216 Orang
- Orang
15 Orang
1 Orang
23 Orang
25 Orang
- Orang
a. ang
Di Desa Purbayani terdapat beberapa jenis mata pencaharian pokok antara lain petani,
buruh tani, pegawai negeri sipil, nelayan, pedagang keliling, peternak, pembantu rumah tangga,
TNI, pengusaha kecil dan menengah. Masyarakat yang memiliki mata pencaharian sebagai
petani berjumlah 622 orang dan yang memiliki pekerjaan sebagai butuh tani sebanyak 389 orang
yang tersebar di semua dusun. Masyarakat yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil
berjumlah 20 orang, yang berprofesi sebagai pedagang keliling sebanyak 5 orang. Terdapat 216
orang yang berprofesi sebagai nelayan yang tersebar di Dusun Mekarsari. Masyarakat yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga sebanyak 15 orang, TNI sebanyak satu orang, pensiunan 23
orang dan pengusaha kecil dan menengah sebanyak 25 orang. Keadaan perekonomian Desa
Purbayani belum bisa dikatakan maju namun sudah cukup baik. Potensi pariwisata dan pertanian
yang ada di desa ini akan membawa kemajuan di bidang ekonomi pada masa yang akan dating
apabila dikelola dengan baik.
3.1.3
3.1.4
Aspek Pendidikan
Aspek Kesehatan
a. Prasarana Kesehatan
Puskesmas
1 Unit
Posyandu
8 Unit
Toko obat
2 Unit
Jumlah rumah/kantor praktek dokter
2 Unit
Sumber : Puskesmas Sukarame Desa Purbayani , Desember 2014
1. Sarana Kesehatan
Jumlah dokter umum
1 Orang
3 Orang
Bidan
1 Orang
Perawat
No.
- Orang
2012
Fasilitas
2011
2013
Kesehatan
1.
Puskesmas
2.
Pustu
3.
Polindes
4.
Poned
Unit
o.
Kerja
Puskesm
as
Sukaram
Tenaga Kesehatan
Medi Peraw
Bida
Kefarmasi
Sanitari
Kesm
an
an
as
at
1
15
20
1
0
0
e
Sumber : Puskesmas Sukarame Desa Purbayani , Desember 2014
Non
Kesehat
an
10
Gi
Anali
zi
Selain itu, diperoleh data sepuluh besar penyakit yang paling sering diderita oleh
warga Purbayani. Berikut data sepuluh besar penyakit tersebut:
1. Flu
2. Tukak Lambung
3. Dermatitis
4. Myalgia
5. Scabies
6. ISPA
7. Bronchitis
8. Diare dan gastroentritis
9. Amubiasis
10. Penyakit dan gejala umum lainnya.
Berdasarkan data dan hasil observasi, ditemukan beberapa masalah kesehatan yang
terjadi di desa Purbayani ini. Masalah tersebut antara lain :
1. Banyaknya persalinan yang memanfaatkan jasa Paraji (dukun beranak)
Menurut narasumber, warga Desa Purbayani lebih memilih menggunakan jasa dari Paraji
untuk melahirkan melainkan memanfaatkan jasa bidan setempat. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya pengetahuan dan ketakutan akan mahalnya biaya untuk membayar bidan dan
biaya pemeriksaan kandungan lainnya.
2. Kurangnya tenaga medis
Berdasarkan data yang diperoleh, Puskesmas Sukarame Desa Purbayani belum memiliki ahli
gizi, apoteker, dan analis kesehatan. Hal ini menyebabkan lambatnya penanganan terhadap
pasien, contohnya dalam pemberian obat karena mereka harus menunggu datangnya bantuan
obat dari dinas kesehatan akibat tidak adanya apoteker.
3. Pola hidup bersih dan sehat masyarakat
Meskipun kesadaran akan pola hidup bersih dan sehat masyarakat terus meningkat, namun
hal ini belum memenuhi standar yang ditentukan oleh pemerintah. Misalnya saja warga
masih membakar sampah rumah tangga di halaman rumahnya yang akan menyebabkan
polusi udara dan keluhan sakit pernapasan. Selain itu, kurangnya penggunaan air bersih
untuk beraktivitas. Hal ini dapat menyebabkan banyaknya penderita diare dan penyakit kulit.
Menanggapi masalah kesehatan yang terjadi di Desa Purbayani ini, maka berikut
diberikan beberapa solusi yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah setempat
untuk membantu warga menyelesaikan masalah tersebut.
97 Ha
130 Ha
227 Ha
Petani di desa Purbayani terdiri dari petani dengan lahan sendiri, buruh tani, dan
penggarap. Namun sebagian besar petani disini merupakan petani penggarap dan buruh
tani, sehingga hasil panennya dibagi dua atau sesuai dengan perjanjian awal dengan si
pemilik tanah.
Desa Purbayani yang berada di bagian selatan pulau Jawa memiliki suhu yang
tinggi, tingkat intensitas matahari yang juga tinggi, dan curah hujan yang rendah. Hal
demikian tentu mempengaruhi dalam pemilihan komoditas pertaniannya untuk ditanam
para petani. Sebagian besar petani setempat menanam tanaman jangka pendek selain padi
yang selalu mereka tanam dengan sistem air tadah hujannya.
Iklim
Curah Hujan
Jumlah bulan hujan
Suhu rata-rata harian
1200
mm/tahun
5 bulan
32
Jagung
Kacang Tanah
Pisang
Kelapa
Dan lain-lain
Komoditas-komoditas tersebut mereka panen untuk kemudian dikonsumsi sendiri,
dibuat beberapa olahan makanan, ataupun langsung dijual ke tengkulak setempat dengan
harga yang tidak begitu tinggi. Hal tersebut salah satunya dilakukan oleh Kelompok
Wanita Tani (KWT) Sangga Buana yang berada di desa Purbayani. Berikut Susunan
Kelompoknya :
Alamat sekretariat Kelompok Wanita Tani (KWT) berada di Jalan Jend. S. Parman
Rancabuaya, desa Purbayani, Kec. Caringin, Kab. Garut.
Daftar Nama Anggota Kelompik Wanita Tani Sangga Buana
No
1
2
3
4
Nama
E. Kartini
Ori
Opi
Mustiroh
Jabatan
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Alamat
Rancabuaya
Rancabuaya
Rancabuaya
Rancabuaya
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Elis Lismawati
Alit Masriah
Mulyati
Rina
Sarikah
Suryati
Hj. Popon
Dewi
Rismawati
Patimah
Minah
Titin
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Rancabuaya
Rancabuaya
Rancabuaya
Rancabuaya
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Sulaksana
Selain memiliki Kelompok Wanita Tani, Desa Purbayani juga memiliki Kelompok
Tani yang masih aktif dalam kegiatan-kegiatan budidaya pertanian. Kelompok Tani di
desa ini tiap taunnya selalu mendapatkan penyuluhan mengenai pertanian yang tentunya
akan menambah pengetahuan dan keterampilan petani di bidang pertanian. Setiap desa di
Kecamatan Caringin memiliki seorang penyuluh yang dibawahi oleh Unit Pelaksana
Teknis Daerah. Untuk meningkatkan pendapatan desa di bidang pertanian, lembagalembaga tersebut saling bekerjasama demi terciptanya pertanian yang adidaya di Desa
Purbayani.
3.1.6
Batas
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
Desa/Kelurahan
Desa Caringin
Desa Sinarjaya
Samudera Indonesia
Desa Indralayang
Kecamatan
Caringin
Bungbulang
Caringin
Penetapan Batas
Sudah ada
Dasar Hukum
Perdes No.
Perda No.
Peta Wilayah
Ada
Luas pemukiman
Luas Persawahan
Luas perkebunan
Luas kuburan
Luas pekarangan
Perkantoran
Total luas
Tanah Sawah
Sawah irigasi teknis
Sawah tadah hujan
Total luas
Tanah Kering
Tegal/Ladang
Pemukiman
Pekarangan
Total luas
Tanah Perkebunan
Tanah perkebunan rakyat
Tanah perkebunan perorangan
Total luas
Tanah Fasilitas Umum
Lapangan olahraga
Perkantoran pemerintah
Tempat pemakaman desa/umum
Bangunan sekolah/perguruan tinggi
Pertokoan
Fasilitas pasar
Terminal
Jalan
Total luas
Tanah Hutan
Hutan produksi :
a. Hutan produksi tetap
3,5 Ha
227 Ha
204 Ha
1,25 Ha
15 Ha
0,8 Ha
451,55 Ha
97 Ha
130 Ha
227 Ha
-Ha
3,5 Ha
15 Ha
18,5 Ha
- Ha
- Ha
- Ha
2 Ha
0,8 Ha
1,25 Ha
4 Ha
-Ha
0,74 Ha
- Ha
14,5 Km
13,29 Ha
- Ha
b. Hutan terbatas
Hutan rakyat
Total luas
- Ha
150 Ha
150 Ha
3. Iklim
Curah hujan
Jumlah bulan hujan
Kelembaban
Suhu rata-rata harian
Tinggi tempat dari permukaan laut
1200 Mm/Thn
3-5 Bulan
32 0C
0-250 Mdl
Merah, hitam
Lampungan, pasiran, debuan
0-45 derajat
- Ha
- Ha
10 Ha
- Ha
- Ha
1.514 Ha
5. Topografi
Bentangan Wilayah
Desa dataran rendah
Desa tepi pantai/pesisir
Desa aliran sungai
Desa bantaran sungai
Letak
Desa kawasan perkantoran
Desa kawasan pertokoan/bisnis
Desa kawasan campuran
Desa kawasan industri
Desa pantai/pesisir
Desa kawasan wisata
Ya
Ya
Ya
Ya
1.150 Ha
50 Ha
50Ha
274 Ha
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
0,88 Ha
1 Ha
11 Km
2 Km
2 Ha
Jumlah laki-laki
Jumlah perempuan
Jumlah total
Jumlah kepala keluarga
Kepadatan penduduk
3014 Orang
2889 Orang
5903 Orang
1553 KK
4 Per Km
B. GOLONGAN USIA
Usia
0-4 tahun
5-9 tahun
Laki-Laki
363
407
Perempuan
347
413
Jumlah
710
820
10-14 tahun
15-19 tahun
20-24 tahun
25-29 tahun
30-34 tahun
35-39 tahun
40-44 tahun
45-49 tahun
50-54 tahun
55-59 tahun
60-64 tahun
65 tahun keatas
Jumlah total
427
378
171
226
200
236
128
130
92
98
66
92
3014
376
321
191
254
209
215
134
129
104
55
48
93
2889
803
699
362
480
409
451
262
259
196
153
114
185
5903
Jenis Pekerjaan
Petani
Buruh tani
Pegawai Negeri sipil
Pengrajin industry rumah tangga
Pedagang keliling
Peternak
Nelayan
Montir
Pembantu rumah tangga
TNI
Pensiunan
Pengusaha kecil dan menengah
Karyawan perusahaan swasta
Jumlah
Jumlah
622 Orang
389 Orang
20 Orang
- Orang
5 Orang
- Orang
216 Orang
- Orang
15 Orang
1 Orang
23 Orang
25 Orang
- Orang
1.316 Orang
D. AGAMA
Agama
Islam
Kristen
Jumlah
E. KEWARGANEGARAAN
Jumlah
5.898 Orang
5 Orang
5.903 Orang
Kewarganegaraan
Warga Negara Indonesia
Warga Negara Asing
Jumlah
5.903 Orang
- Orang
F. ETNIS
Etnis
Sunda
Jawa
Jumlah total
Jumlah
5.802 Orang
101 Orang
5.903 Orang
Cacat Mental
Idiot
Gila
Stress
Autis
Jumlah total
Jumlah
- Orang
- Orang
- Orang
- Orang
- Orang
Cacat Fisik
Tuna rungu
Tuna wicara
Tuna netra
Lumpuh
Sumbing
Cacat kulit
Cacat fisik/tuna daksa lainnya
Jumlah total
Jumlah
3 Orang
4 Orang
2 Orang
- Orang
1 Orang
- Orang
- Orang
11 orang
3. Potensi kewirausahaan
Sale pisang
Keripik pisang
Kayu mentah
Batu tambang
Eco Preneur
4. Potensi Pariwisata
Merupakan tempat strategis untuk berwisata
Akses jalan yang bagus
Terdapat wisata patai dan laut yang eksotis (Pantai Rancabuaya, Cidora)
Terdapat wisata bukit (Puncak Guha)
Terdapat banyak villa dengan kualitas baik dan harga murah
5. Pendidikan
Semangat sekolah yang tinggi
Pelajar kebanyakan memiliki wawasan yang cukup luas
Lahan sekolah yang besar bisa dimanfaatkan untuk membangun sarana dan prasarana
4. Permasalahan kesehatan
- Sarana pelayanan kesehatan yang masih kurang mencukupi
- Kurangnya SDM di puskesmas
Garut
yang
bisa
di
akses
di
alamat
di blog dilengkapi dengan gambar untuk menarik perhatian pengunjung blog dan membuat
informasi menjadi lebih menarik. Hubungan Masyarakat atau Humas dari KKNM Purbayani
turun langsung dalam pembuatan blog dan mengatuir informasi apa saja yang akan di posting
di blog. Selain itu Humas juga berperan langsung dalam follow up setiap ada informasi baru
yang di posting di blog.
Masyarakat di Desa Purbayani juga sangat terbuka dan ramah. Mereka sangat antusias
dengan setiap kegiatan yang kami jalankan. Sehingga respon masyarakat dapat dikatakan
sangat baik dalam pelaksanaan KKNM ini. Kami mendapat dukungan penuh dari tokoh
masyarakat dan juga warga sekitar.
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
KESIMPULAN
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu program perkuliahan yang bertujuan untuk
membentuk kesadaran atas partisipasi mahasiswa dalam pembangunan suatu wilayah atau
daerah. Sebagai mahasiswa yang akan menjadi calon sarjana, hasil yang diperoleh dari bangku
perkuliahan harus dimanfaatkan secara optimal, tidak hanya dalam dunia pendidikan tetapi juga
diaplikasikan di dalam masyarakat. Dari kegiatan KKN, mahasiswa juga dituntut untuk mampu
belajar dari masyarakat.
Kegiatan KKN yang dilakukan di Desa Purbayani, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut
ini dapat dikatakan cukup berhasil dilaksanakan. Dari kegiatan KKN di desa ini, peserta KKN
mendapat banyak pengalaman baru yang sangat bermanfaat. Pengalaman tersebut bukan hanya
didapat dari masyarakat yang sudah dewasa tetapi juga didapat dari anak-anak yang masih sangat
kecil. Sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat, melalui kegiatan KKN ini, para peserta KKN
di Desa Purbayani berusaha untuk dapat membuat suatu program kerja yang tidak berakhir pada
pemberian sarana atau fasilitas tetapi lebih kepada pengajuan sistem di berbagai bidang. Dapat
dikatakan bahwa KKN yang dilakukan di Desa Purbayani ini sudah cukup maksimal.
REKOMENDASI
Untuk dapat tercapainya tujuan dari pelaksanaan program-program KKN, perlu adanya
koordinasi yang baik, mulai dari anggota kelompok KKN, Dosen Pembimbing Lapangan, Panitia
KKN, Pemerintahan Desa, serta seluruh lapisan masyarakat desa yang ditempati sebagai sasaran
pelaksanaan program-program KKN. Pelaksanaan program KKN diharapkan mempunyai inovasi
baru bagi masyarakat, sehingga program-program KKN tidak selalu monoton dan terkesan
membosankan. Serta diharapkan dapat membangun masyarakat desa menjadi lebih maju.
LAMPIRAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
FREE SEX
Latar Belakang
Masalah sosial adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Masalah sosial muncul akibat
terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
Perilaku seks bebas sebagai contoh dari masalah sosial yang ada. Merupakan hal yang miris,
ketika seks bebas ini dilakukan oleh kaum remaja.
Masa remaja adalah masa di mana tumbuh gejolak rasa ingin tahu dan mencoba segala
hal yang baru. Dalam hal ini remaja mulai mengalami masa pencarian jati diri dan merupakan
peralihan fase dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Masa peralihan yang dialami oleh remaja
diantaranya rasa emosi, pola perilaku, dan masalah-masalah lainnya termasuk penyimpangan
sosial seperti tawuran, narkoba, dan seks bebas.
Salah satu dampak dari akibat penyimpangan sosial kemudian muncul anomie di dalam
masyarakat yang akhirnya berdampak buruk pada remaja tersebut. Anomie adalah perilaku jauh
dari norma atau individu yang hidup tanpa norma. Kebudayaan kebarat-baratan merupakan
contoh konkrit dari anomie, hal yang dianggap tabu sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan
kasus free sex sudah menjadi gaya hidup karena tidak adanya norma di dalam suatu masyarakat
tersebut.
Remaja sebagai generasi muda penerus bangsa diharapkan untuk mempunyai pola
perilaku yang pantas demi kemajuan bangsa. Namun melihat kondisi remaja pada saat ini,
harapan remaja sebagai penerus generasi bangsa bertolak belakang dengan harapan yang ada.
Hal ini seiring dengan kemajuan zaman dan pengaruh globalisasi di Indonesia khususnya,
semakin terbuka akses informasi baik dari media massa maupun televisi. Mudahnya mengakses
dunia maya dengan berbagai tampilan pornografi dan pornoaksi pada akhirnya berkesempatan
bagi remaja untuk memasukinya. Tidak heran bahwa hal itu bisa menjembatani seks bebas di
kalangan remaja.
Desmita (2005) dalam bukunya psikologi perkembangan, pengertian seks bebas adalah
segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan
organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi
perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman
tentang seksual
Menurut Sarwono (2002) beberapa bentuk perilaku seks bebas, yaitu: Kissing, Saling
bersentuhan antara dua bibir manusia atau pasangan yang didorong oleh hasrat seksual. Necking,
Bercumbu tidak sampai pada menempelkan alat kelamin, biasanya dilakukan dengan berpelukan,
memegang payudara, atau melakukan oral seks pada alat kelamin tetapi belum bersenggama.
Petting, Bercumbu sampai menempelkan alat kelamin, yaitu dengan menggesek-gesekkan alat
kelamin dengan pasangan namun belum bersenggama. Intercourse, Mengadakan hubungan
kelamin atau bersetubuh diluar pernikahan. Jadi, seks bebas disebabkan karena pengaruh hasrat
seksual tinggi yang tak terkontrol terhadap lawan jenis yang tidak berada dalam ikatan
perkawinan yang sah dan sangat riskan apabila melakukannya.
Berbagai dampak akibat seks bebas begitu merugikan, baik diri sendiri, keluarga, maupun
lingkungan sekitar. Salah satu dampak dari seks bebas adalah aborsi. Dilansir dari website
http://www.aborsi.org/artikel15.htm Angka kematian akibat aborsi mencapai sekitar 11 % dari
angka kematian ibu hamil dan melahirkan , yang di Indonesia mencapai 390 per 100.000
kelahiran hidup , sebuah angka yang cukup tinggi bahkan untuk ukuran Asia maupun dunia
Perlu adanya perhatian khusus oleh pemerintah untuk menangani masalah sosial yang cukup
besar ini.
Masalah Sosial
Berikut definisi masalah sosial menurut beberapa ahli:
-
2. Biologis
3. Biopsikologis
4. Kebudayaan
Antara satu unsur dengan unsur lainnya mempunyai hubungan klausalitas atau hubungan
sebab-akibat. Apabila klasifikasi tersebut mengalami kepincangan , akan berpengaruh
dengan klasifikasi lainnya.
Ukuran-ukuran Masalah Sosial
Ukuran masalah sosial menurut pandangan sosiologi (Soerjono Soekanto:1982)
antara lain:
a. Tidak adanya kesesauaian antara ukuran?nilai-nilai sosial dengan kenyataankenyatan?tindakan-tindakan sosial
b. Sumber-sumber sosial dari masalah sosial, yaitu merupakan akibat dari suatu gejala
sosial atau bukan, yang menyebabkan masalah sosial yang contohnya:gagal panen
(bukan gejala sosial tapi menyebabkan masalah sosial)
c. Pihak-pihak yang menetapkan apakah suatu kepincangan merupakan gejala sosial
atau tidak, tergantung dari karakteristik masyarakatnya
d. Manifest social problems dan latent social problems
e. Perhatian masyarakat dan masalah sosial
f. Sistem nilai dan dapat suatu masalah sosial diperbaiki
Pengertian Seks Secara Umum
Menurut Kartono (Patologi Sosial:2005:221) seks merupakan energi psikis yang ikut
mendorong manusia untuk aktif bertingkah laku. Tidak hanya berbuat di bidang seks saja,
akan tetapi melakukan kegiatan-kegiatan non-seksual. Misalnya mendorong untuk ikut
berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti dengan mengikuti olimpiade sains
mempunyai dorongan untuk menjuarai olimpiade tersebut. Freud menyebut seks sebagai
libido sexualis (libido = gasang, dukana, dorongan hidup nafsu erotik). Hubungan seksual
dibagi menjadi dua macam, shubungan seksual normal dan hubungan seksual abnormal
(Kartono,2005)
1. Beberapa penyakit yang siap mendatangi seperti, herpes, HIV Aids,Raja singa, dan penyakit
lainnya.
2. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, akhirnya memutuskan
untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi.
3. Apabila menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap dihadapi akan datang,
seperti masalah keungan, masalah kebiasaan,masalah anak.
4. Nama baik keluarga akan tercoreng. Keluarga akan menghadapimasalah yang telah
diperbuat apabila mendapatkan efek buruk dariseks bebas ini.
5. Ketika pihak laki-laki tidak bertanggung jawab, akan menimbulkanmasalah baru yaitu:
mental. Kelainan jiwa dan mental akan datang ketika tidak siap menghadapi kenyataan.
Perilaku menyimpang dan seks bebas
Remaja dan penuh hasrat tinggi. Ketika masa pencarian jati diri mendorongnya untuk
mempunyai
rasa
keingintahuan
yang
tinggi,
ingin
tampil
menonjol,
dan
diakui
eksistensinya. Namun, di sisi lain remaja rawan dipengaruhi oleh temannya. Teman
mencerminkan kepribadian, apabila suatu kelompok pertemanan tersebut melakukan hal yang
positif pastilah akan terbawa positif juga. Sebaliknya, apabila kelompok pertemanan tersebut
negatif,maka akan membawa pengaruh buruk pada remaja tersebut.
merupakan
contoh
kasus
yang
di
daerah
Ponorogo,
dilansir
dari
Survey
sudah
bekerjasama dengan
Kurangnya pemahaman individu akan ajaran agamanya secara benar dan mendalam
Kurangnya perhatian orangtua
Merasa bukan anak gaul, dengan pernah melakukan seks dianggap Gaul
Kurangnya perhatian masyarakat akan situasi lingkungan
Taraf pendidikan sex bagi remaja yang belum tertata secara benar
Terlupakannya intisari adat budaya luhur bangsa sebagai katalisator dalam pergaulan
akibat pengaruh globalisasi.
Merupakan fungsi dalam keluarga yang dilakukan dengan cara mendidik anak sesuai
dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak. Sosialisasi dalam keluarga juga
dilakukan untuk mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik
g. Fungsi Ekonomi,
Adalah serangkaian dari fungsi lain yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah keluarga.
Fungsi ini dilakukan dengan cara mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga,
kebutuhan keluarga, dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang.
h. Fungsi Pembinaan dan Lingkungan
Fungsi ini dilakukan dengan cara menjaga kelestarian lingkungan hidup, menciptakan
lingkungan hidup yang bersih, sehat, aman penuh keindahan
PERNIKAHAN DINI
Latar Belakang
Perkawinan usia Anak ( atau berusia kurang dari 18tahun) masih marak terjadi di
Indonesia. Faktor ekonomi masih merupakan alasan utama orangtua menikahkan anaknya. Hal
lain yang turut mempengaruhi antara lain alasan sosial budaya, seperti kebiasaan orang tua
menjodohkan anaknya saat mereka masih kecil, dan penilaian masyarakat yang negatif (dianggap
perawan tua) terhadap perempuan yang menikah diatas usia 18 tahun.
Konsentrasi terhadap dampak perkawinan dini memang lebih banyak diletakan pada
perempuan. Dari segi jumlah, hal ini sudah menunjukan fakta mengkhawatirkan. Meskipun
praktek pernikahan usia anak dengan paksaan dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan,
namun berdasarkan data dari Girls Not Brides anak perempuan lebih terekspose dalam praktek
pernikahan di bawah umur (di bawah 18 tahun) dibanding anak laki-laki. Di Indonesia sendiri
perbandingan perikahan di bawah umur oleh anak perempuan dengan anak laki-laki mencapai
7.5:1.
Pernikahan Anak juga merupakan pelanggaran terhadap hak dasar dan memiliki akibat
yang lebih luas.Tidak hanya mengakibatkan penderitaan fisik dan emosional, Pernikahan Anak
juga merampas hak atas pendidikan, dan berkontribusi terhadap rantai kemiskinan yang
dilanjutkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tanpa pendidikan yang cukup, tanpa posisi
tawar yang layak, dan dengan kerentanan yang tinggi terhadap masalah kesehatan dan kekerasan.
Selayaknya pernikahan menjadi momen kehidupan yang dinantikan bukanlah paksaan,
dan dilakukan dengan kesiapan fisik, mental, maupun spiritual. Negara harus menjamin hak anak
untuk belajar, memperoleh pendidikan, hak atas tubuh mereka dan hak untuk hidup sebagai anak,
sebagai remaja, generasi bangsa. Namun hal ini tidak dapat terwujud selama Pasal 7 ayat (1) UU
Perkawinan menyatakan bahwa batas usia minimum perkawinan untuk anak perempuan adalah
16 tahun dan Pasal 7 ayat (2) UU Perkawinan masih memberikan celah untuk penyimpangan
usia perkawinan ke usia yang lebih rendah. Batas usia minimum ini telah melanggar Konvensi
Hak Anak dan juga Konvensi Penghapusan Diskriminasi Perempuan (CEDAW) dimana
Indonesia telah meratifikasi kedua perjanjian internasional tersebut.
(Konvensi Hak-Hak Anak) mendefinisikan anak sebagai setiap manusia yang berusia di
bawah 18 (delapan belas) tahun atau kedewasaan telah dicapai lebih cepat berdasarkan undangundang yang berlaku untuk anak-anak. Sehingga perkawinan yang dilakukan oleh seseorang
yang belum mencapai usia 18 tahun, secara internasional dikategorikan sebagai perkawian usia
anak (perkawinan usia anak). Dalam hukum internasional sendiri, perkawinan usia anak sudah
ditetapkan sebagai salah satu bentuk kekerasan terhadap perempuan dan merupakan pelanggaran
terhadap hak asasi manusia khususnya Pasal 16 (2) of the Universal Declaration of Human
Rights yang menyatakan Marriage shall be entered into only with the free and full consent of
the intending spouses.
Pemilihan umur 18 tahun sebagai patokan transisi usia anak-anak ke status dewasa
bukanlah tanpa alasan. Konsekuensi perkawinan usia anak terhadap faktor kesehatan dan
reproduksi, pendidikan, dan eksploitasi perkawinan yang akan dibicarakan sebelumnya membuat
Perserikatan Bangsa-Bangsa menetapkan umur 18 tahun sebagai batas kategori status anak.
Dalam kaitannya pada perkawinan usia anak, para ahli pada PBB merekomendasikan kepada
seluruh anggota untuk menaikan batas umur minimal seseorang diperbolehkan melangsungkan
perkawinan menjadi 18 tahun, baik laki - laki dan perempuan.
Saat ini, Koalisi 18+ telah mengajukan permohonan Ke Mahkamah Konstitusi terkait
pengujian pasal 7 ayat (1) dan (2) UU Perkawinan terhadap UUD 1945, untuk menaikkan batas
usia perkawinan anak menjadi 18 tahun dan memperketat alasan penyimpangan usia kawin.
Dalam rangka melindungi HAM dan melindungi hak-hak anak, yang terlanggar dan berpotensi
terlanggar, dengan adanya ketentuan pasal 7 ayat (1) dan (2) UU Perkawinan, maka Koalisi 18+
bekerjasama dengan BEM FH Unpad dan PLEADS FH Unpad beserta kelompok masyarakat
sipil yang terkait dengan isu ini, sedang melakukan pengumpulan dukungan berupa
penandatanganann petisi online dan memperkuat jaringan untuk menaikkan batas usia kawin
anak tersebut. Maka, dalam rangka mengumpulkan dukungan dan memperkuat jaringan tersebut,
Koalisi 18+ bekerjasama dengan BEM FH Unpad dan PLEADS FH Unpad mengadakan Diskusi
ini.
18 Pesan Kunci untuk akhiri Praktik Perkawinan Anak
1. 1 dari 4 perempuan di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun (Survey Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 2008, 2009, 2010, 2011, 2012)
2. 1 dari 10 remaja usia 15-19 tahun telah melahirkan dan/atau sedang hamil anak pertama
(SDKI 2012)
3. Perkawinan pada Usia Anak memiliki hubungan yang sangat erat dengan capaian
pendidikan. Persentase perempuan yang menikah di atas usia 18 memiliki kesempatan
menyelesaikan pendidikan Menengah Atas 6 kali lebih dibandingkan yang menikah di
bawah 18 tahun (Susenas 2012). 16% remaja tidak berpendidikan sudah pernah
melahirkan, sedangkan perempuan yang sempat mengenyam pendidikan tinggi hanya
0,6% pernah hamil pada usia di bawah 19 tahun (lebih dari 26 kali lipat) (SDKI 2012).
4. Kehamilan pada usia remaja beresiko tiga hingga tujuh kali lipat berujung pada kematian
ibu dibandingkan kehamilan pada rentang usia 20-35 tahun (dr. Julianto Witjaksono,
Sp.OG, saksi ahli pada Persidangan Mahkamah Konstitusi, hal 5 Risalah Sidang No 30
dan 74/PUU-XII/2014 tertanggal 29 September 2014). Secara global, komplikasi
kehamilan adalah penyebab kematian terbesar kedua untuk remaja perempuan usia 15-19
tahun. Pendewasaan usia kehamilan menjadi 20 tahun dapat menurunkan rasio kematian
Ibu dari 1,400 per 100,000 kelahiran menjadi 550 per 100,000 kelahiran. Preeklampsia
(hipertensi atau tekanan darah tinggi pada kehamilan), kerusakan jalan lahir pasca salin
berupa terbentuknya lubang-lubang di vagina, serta kemungkinan terbaliknya rahim, dan
depresi pascasalin yang bisa meningkat 25 sampai 50% dari kehamilan remaja tersebut.
5. Bayi yang dilahirkan oleh ibu berusia remaja memiliki resiko 50% lebih tinggi untuk
meninggal di saat lahir (SDKI 2012, dan disebutkan kembali oleh dr Kartono Mohamad,
saksi ahli pada Persidangan Mahkamah Konstitusi, hal 8 Risalah Sidang No 30 dan
74/PUU-XII/2014 tertanggal 29 September 2014). Rasio kematian bayi dari ibu berusia
remaja (15-19) adalah 61 per 1000 kelahiran hidup berbanding dengan rasio kematian
bayi pada ibu usia dewasa 40 per 1000 kelahiran hidup
6. Kehamilan pada usia remaja memiliki dampak negatif terhadap tumbuh kembang remaja
tersebut dan janin yang dikandungnya. Kebutuhan nutrisi pada masa remaja sangat besar,
karena pada masa inilah terjadi perkembangan hormon-hormon penting, pertumbuhan
dan kematangan tulang. Jika terjadi kehamilan pada usia ini, maka ibu dan janin akan
berebut nutrisi dan oksigen, tulang panggul belum cukup kuat untuk menjadi jalan lahir
secara normal, sehingga resiko kehamilan dan melahirkan menjadi lebih besar baik bagi
ibu maupun bayi.
7. Kejadian kelahiran dengan berat badan lahir rendah (<2500 g) pada ibu dengan usia
remaja adalah dua kali lipat dari ibu yang berusia dewasa (Jonathan D. Klein, Journal of
the American Academy of Pediatrics, 2005)
8. Perkawinan pada usia anak berkontribusi pada pelestarian rantai kemiskinan khususnya
pada perempuan. Perempuan yang menikah pada usia anak dan terputus pendidikannya
akan semakin terpuruk baik pada aspek modal sosial (kecakapan hidup, pendidikan,
kesehatan termasuk kesehatan reproduksi), kepemilikan aset, dan jejaring sosial (World
Bank, 2001). Mereka kerap terasing dari dunia kerja, memiliki akses terbatas pada
penyediaan layanan, dan tidak memiliki kontrol terhadap pemasukan/income rumah
tangga.
9. Perkawinan pada usia anak meletakkan anak pada resiko dan kerentanan yang lebih besar
terhadap kekerasan. Pemukulan (beating) sering dipandang sebagai bentuk hukuman
yang wajar bagi istri yang dipandang tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
41% anak perempuan di Indonesia menganggap wajar seorang suami memukul istri
berdasarkan alasan-alasan seperti tidak menyediakan makanan yang enak, tidak
menanggapi ajakan melakukan hubungan seksual, tidak mampu mendiamkan anak yang
sedang menangis, dan sebagainya.
10. Secara psikologis, seorang anak tidak seharusnya membesarkan seorang anak. Anak
perempuan yang menikah dan hamil pada usia remaja justru sedang mengalami transisi
menjadi dewasa dan sedang membutuhkan berbagai penyesuaian diri terhadap
perubahan-perubahan yang sedang ia alami. Memberi tekanan kepada mereka dalam
bentuk tanggungjawab pengasuhan dan kewajiban-kewajiban pengelolaan rumah tangga
memiliki konsekuensi terhadap kesehatan jiwa.
11. Secara psikososial, remaja perempuan sedang berada pada masa ketika ia sedang
mempertanyakan jati dirinya dan perannya dalam lingkungan sekitar. Perkawinan pada
usia anak membuat yang bersangkutan tercerabut dari keluarga dan jejaring pertemanan
sebaya.
12. Perkawinan usia anak akan berdampak buruk bukan hanya untuk anak (atau generasi) nya
tetapi juga untuk generasi selanjutnya. Penelitian yang dilakukan oleh American
Academy of Pediatrics, 2005 menunjukkan bahwa anak-anak yang dilahirkan oleh ibu
yang melahirkan pada usia remaja tidak dapat berkembang dengan setara dengan rekanrekannya yang dilahirkan oleh ibu yang melahirkan pada usia dewasa. Mereka rata-rata
mengalami keterlambatan pertumbuhan, kesulitan akademis, permasalahan perilaku,
penyalahgunaan napza, perilaku seksual beresiko, depresi, dan kawin dan melahirkan
pada usia dini juga.
13. Perempuan yang menikah pada usia lebih dewasa dapat memilih untuk hamil dan
melahirkan pada tingkat kesiapan yang lebih matang, dan lebih mampu merencanakan
jumlah anak. Ini akan berdampak pula pada perkembangan jumlah penduduk yang lebih
sesuai dengan pengembangan program Keluarga Berencana nasional. Rasio Pertumbuhan
Penduduk yang lebih rendah berasosiasi dengan usia harapan hidup yang lebih tinggi.
14. Undang-Undang Perkawinan No 1/1974 pasal 7 ayat 1 masih mengizinkan anak
perempuan menikah pada usia 16 tahun (sementara usia minimum menikah untuk lakilaki adalah 19 tahun) bahkan di ayat 2 nya memungkinkan lebih muda dari 16 tahun
dengan hanya meminta persetujuan pejabat setempat.
15. Undang-Undang No 23/2003 tentang Perlindungan Anak melarang perkawinan usia anak.
Pasal 1 menyatakan bahwa Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan
belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Pernikahan pada usia
dibawah 18 tahun karenanya merupakan Perkawinan Usia Anak. Pasal 26 UndangUndang Perlindungan Anak menyebutkan bahwa Kewajiban dan Tanggung Jawab
Keluarga dan Orang Tua untuk mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu
sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka kewajiban dan
tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat beralih kepada keluarga,
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
16. Perkawinan usia anak merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar 1945
Khususnya pada Pasal 28 A, 28 B ayat (1), 28 C ayat (1), 28 D ayat (1), Pasal 28 G ayat
(2) dan ayat (3), Pasal 28 H ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), Pasal 28 I ayat (1) dan (2)
yang mengatur tentang pemenuhan hak-hak azasi manusia.
17. Perbedaan pengaturan usia dewasa pada pasal-pasal yang terdapat dalam UU Perkawinan
maupun dengan UU perlindungan anak telah menimbulkan ketidakpastian hukum bagi
perlindungan anak perempuan.
A. Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Perkawinan menetapkan umur 16 tahun bagi perempuan
dan 19 tahun bagi laki-laki merupakan usia yang masak untuk melangsungkan
perkawinan,
B. Pasal 47 ayat (1), Undang-Undang Perkawinan menetapkan umur 18 tahun sebagai
batasan umur seorang anak berada di bawah pengawasan orangtuanya.
C. Pasal 45 ayat (1) dan (2), Undang-Undang Perkawinan menegaskan dua ketetapan waktu
bagi orangtua untuk memelihara dan mendidik anak mereka, yakni: 1) sampai anak
tersebut kawin; atau 2) dapat berdiri sendiri
18. Adanya pembenaran perkawinan usia anak dalam UU Perkawinan bukan tidak mungkin
dimanfaatkan pedophilia atau orang dengan perilaku seksual menyimpang dengan
mengincar anak dapat berlindung dibalik UU ini dan membuat UU Perlindungan Anak
tidak dapat diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber lain:
Internet:
http://www.dpr.go.id/id/berita/lain-lain/2013/okt/03/6836/perlu-perhatian-serius-terhadap-seksbebas-kalangan-remaja Diakses pada tanggal 8 November 2013 pukul 10:52 WIB
http://health.detik.com/read/2012/05/30/124811/1928339/775/remaja-putri-pelaku-aborsi-palingbanyak-di-indonesia Diakses pada tanggal 8 November 2013 pukul 13:32 WIB
http://www.aborsi.org/artikel15.htm Diakses pada tanggal 7 November pukul 23:50 WIB
http://kampus.okezone.com/read/2013/11/06/560/892770/perilaku-seks-bebas-pelajar-diponorogo-meningkat Diakses pada tanggal 8 November pukul 10:39 WIB
http://www.antaranews.com/berita/402337/pakar-hivaids-marak-akibat-seks-bebas Diakses pada
tanggal 12 November pukul 21.29 WIB
Tanda terima :
Dokumentasi :
FOTO-FOTO KEGIATAN