Anda di halaman 1dari 24

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan unsur yang tidak dapat
dipisahkan dari keterlibatan masyarakat, salah satunya dalam penyelenggaraan pemilihan
umum. Dalam Undang-undang tentang pemilihan umum pasal 1 ayat 6, yaitu pemberian
suara dan pemilihan umum adalah hak setiap warga negara yang memenuhi syarat untuk
memilih. Dari pasal tersebut, menyatakan bahwa setiap warga negara yang sudah memenuhi
syarat untuk memilih berhak memberikan hak suaranya.

Pemberian hak suara oleh masyarakat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, salah
satunya yakni media massa. Media massa sangat berperan dalam membentuk opini publik.
Dengan semakin berkembangnya informasi yang disampaikan media mengalami transformasi
yang begitu cepat, tidak hanya melalui media cetak tetapi sekarang sudah ada media
elektronik bahkan dapat dengan mudah diakses melaui internet. Dengan kemudahan tersebut,
masyarakat semakin sadar dengan keadaan yang terjadi disekitarnya, termasuk isu-isu politik
yang menghasikan beragam tanggapan publik baik positif maupun negatif. Masyarakat
memiliki hak untuk menikmati media massa, baik itu berakibat positif maupun negatif.

Kebebasan pers yang tertulis dalam Undang-undang RI Tahun 1999 tentang pers bab
2 pasal 4, yaitu: poin pertama, kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara;
kedua, terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan
penyiaran; ketiga, untuk menjamin kemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak untuk
mencari, memperoleh dan menyebarluaskan gagasan dan informasi; keempat, dalam
mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan mempunyai hak tolak.
Dengan aturan tersebut media akan menampilkan berita apa pun yang memang dapat menarik
perhatian masyarakat meskipun berita yang ditayangkan berupa berita yang memperlihatkan
keburukan dari ranah-ranah tertentu salah satunya ranah perpolitikan di Indonesia yang
menayangkan kejahatan-kejahatan politik seperti korupsi dan perselingkuhan pajabat.
Permasalahan yang ada dalam ranah perpolitikan di Indonesia seakan-akan menjadi konsumsi
masyarakat sehari-hari, setiap hari media tidak pernah luput untuk menayangkan berita-berita
politik, termasuk pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pejabat menjadi senjata
utama media untuk menarik massa agar menyaksikan tayangannya. Hal tersebut berakibat
pada penilaian masyarakat yang memandang negatif perpolitikan di Indonesia.

Menurut Direktur Politik Dalam Negri KEMENDAGRI (2013) mengatakan bahwa


sejak sepuluh tahun terakhir angka golput meningkat dari hanya 20 persen menjadi 60-70
persen. Hal tersebut karena kekecewaan yang dirasakan masyarakat terhadap pejabat
pemerintah yang tidak sesuai dengan harapan sebagaian besar masyarakat. Akibatnya,
sosialisasi politik yng selama ini di gembor-gemborkan tidak lagi menarik simpati
masyarakat untuk berpartisipasi dalam pemilu. Masyarakat kurang memahami betapa
pentingnya arti pemilu.

Berdasarkan permasalahan tersebut, ini menjelaskaskan tentang pengaruh berita


politik terhadap tingkat golput dengan judul PENGARUH BERITA POLITIK TERHADAP
TINGKAT GOLONGAN PUTIH (GOLPUT) DI LINGKUNGAN MAHASISWA FISIP
UNPAD.

1.2 Identifikasi Masalah

Seberapa besar hubungan berita politik dengan perilaku golput mahasiswa Fisip UNPAD?

1.3 Tujuan

Mengetahui Seberapa besar hubungan berita politik dengan perilaku golput mahasiswa
Fisip UNPAD.

1.4 Kegunaan penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dunia ilmu
pengetahuan di bidang politik.
2. Secara praktis penelitian ini diharapkan agar masyarakat mengetahui apakah berita
politik mempengaruhi tingkat golput mahasiswa fisip unpad atau tidak
1.5 Kerangka pemikiran

POLITIK

MEMILI GOLPU
MEDIA MASSA H T

MASYARAKAT POSITI NEGATI


F F

PERSEPSI

1.6 Metode Penelitian

Dalam pendekatan kuantitatif peneliti akan menggunakan sistem pendekatan yang


berfokus pada angka-angka yang didapatkan melalui data sekunder maupun dari data primer
di lapangan. Dalam Singarimbun (1989: 4) disebutkan, penelitian survey dapat digunakan
untuk maksud (1) penjajakan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan (explanatory atau
confirmatory) yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa, (4)
evaluasi, (5) prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang, (6)
penelitian operasional, dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.

1.6.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk kepada penilitian Survey. Definisi penelitian survey
menurut Kerlinger dikutip oleh Sugiono (2004:7) mengemukakan bahwa : Penelitian
survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data
dari sampel dipelajari dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis maupun
psikologis.

1.6.2 sumber data dan cara penentuan data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat di kelompokkan menjadi dua
diantaranya:

1. Data primer diperoleh melalui penelitian lapangan dengan menggunakan beberapa


teknik pengumpulan data salah satunya adalah angket. Angket merupakan
seperangkaian atau daftar pertanyaan yang disususn secara sistematis kemudian
dikirim untuk diisi oleh responden. Dalam hal ini jenis angket yang penulis gunakan
adalah angket tertutup, yaitu angket yang berisi pertanyaan- pertanyaan yang disertai
alternative jawaban yang disediakan Setelah diisi angket dikirim kembali atau
dikembalikan kepada petugas atau peneliti.

2. data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi pustaka hasil-hasil penelitian
sebelumnya, instansi atau lembaga yang terkait dengan penelitian.

1.6.3 populasi dan sampel

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit analisis, meliputi


karakteristik/ sifat ya ng dimiliki oleh subjek/ objek itu, hal ini senada dengan
pendapat Sugiyono mengenai definisi populasi, yaitu Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya(Sugiyono, 2003:90). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fisip Unpad angkatan 2012

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yqang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misal karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Politik

Komunikasi politik merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik. Dalam
Komunikasi akan pengetahuan, nilai-nilai dan sikap-sikap adalah fundamental bagi
sosialisasi, partisipasi, dan pengrekrutan karena semuanya menentukan bentuk aktivitas
politik individu yang bersangkutan. (Rush dan Althoff, 1983: 243)

Rush dan Althoff (1983: 243), menyebutkan bahwa unsur dalam komunikasi terdiri
dari sumber (pesan atau informasi), pesan, penerima informasi (audiens) dan suatu proses
yang dikenal dengan umpan balik.

Media massa dapat dianggap sebagai sarana umum dari komunikasi politik. Peranan
media massa dalam komunikasi politik menggambarkan cara-cara tertentu yang mana seluruh
proses politik terintegrasi dengan jaringan komunikasi sosial yang lebih luas, dan pada
umumnya media massa itu sendiri mutlak bersifat politis ataupun padat dengan masalah-
masalah politik. (Rush dan Althoff, 1983: 246).

Sumber (pesan Penerima


Pesan
atau informasi) Informasi

Feedback

2.2 Golongan Putih

Golput atau golongan putih adalah sebutan yang dialamatkan kepada orang yang
tidak mau menggunakan hak pilihnya dalam pemilu. Atau sering pula didefinisikan kepada
sekelompok orang yang tidak mau memilih salah satu partai peserta pemilu. Intinya, Golput
adalah sebutan yang dialamatkan kepada sekelompok orang yang tidak menggunakan hak
pilihnya dalam pemilu untuk menentukan pemimpinnya (Badri Khaeruman, 2004: 69)

Menurut Eep Saefulloh Fatah, selaku Direktur Eksekutif Sekolah Demokrasi


Indonesia mengungkapkan bahwa Golput pasca Orde Baru mewakili spektrum luas dan
beragam. Dalam hal ini ia membagi Golput kepada beberapa jenis. Ada Golput karena teknis-
teknis tertentu (keluarga meninggal, ketiduran dan lain-lain), berhalangan hadir ke TPS atau
karena mereka yang salah mencoblos sehingga surat suaranya rusak. Ada juga Golput teknis-
politis, misalnya mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan dirinya atau
pihak lain (lembaga statistik, penyelenggara pemilu). Selanjutnya Golput politis, merek yang
Golput menganggap bahwa semua kandidat yag ada di matanya tidak ada yang bagus dan
pada akhirnya ia tidak punya pilihan terhadap kandidat yang ada atau tidak percaya bahwa
pilkada (pemilu) akan membawa perubahan dan perbaikan. Dan kelima, Golput ideologis,
yakni mereka yang tidak percaya pada mekanisme demokrasi (liberal) dan tidak mau terlibat
di dalamnya entah karena alasan fundamentalisme agama atau alasan politik-ideologi lain.
BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI

3.1 Gambaran Demografis


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), merupakan salah satu dari 16 fakultas di
Universitas Padjadjaran. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik memiliki dua kampus, yaitu
Kampus Dago dan Kampus Jatinangor. Kampus Dago diperuntukan bagi kegiatan
perkuliahan mahasiswa dengan jenjang pendidikan D3, S2, serta S3. Sementara Kampus
Jatinangor, diperuntukan bagi kegiatan perkuliahan jenjang pendidikan S1. Di Kampus FISIP
Jatinangor terdapat 8 program studi yang melangsungkan berbagai kegiatan perkuliahan
maupun kemahasiswaan, yaitu:
1. Program Studi Ilmu Administrasi Negara
2. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
3. Program Studi Ilmu Kesejahteraan Sosial
4. Program Studi Ilmu Pemerintahan
5. Program Studi Antropologi
6. Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis
7. Program Studi Sosiologi
8. Program Studi Ilmu Politik

3.1.1 Jumlah Mahasiswa


Berdasarkan data terakhir yang tercatat pada Sub Bagian Kemahasiswaan Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjajaran, jumlah mahasiswa FISIP pada tahun 2013
tercatat sebanyak 636 mahasiswa, tahun 2012 sebanyak 732 mahasiswa, tahun 2011 sebanyak
691 mahasiswa, dan pada tahun 2010 sebanyak 613 mahasiswa.

3.2 Jumlah Organisasi

Mahasiswa dapat mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang penalaran,


minat dan keterampilan, kesejahteraan mahasiswa serta kepedulian sosial. Dari data yang
didapat terdapat 13 jenis organisasi yang ada di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, diantaranya:
1. Badan Eksekutif Mahasiswa, berkaitan dengan kegiatan minat dan keterampilan dalam
bidang olahraga dan kesenian serta pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan
kemampuan kepemimpinan dan organisasi serta kesejahteraan mahasiswa dan kepedulian
sosial.

2. Dewan Kemakmuran Mesjid, berkaitan dengan kegiatan keagamaan. Selain meningkatkan


pengetahuan keagamaan juga kemampuan kepemimpinan organisasi yang bersifat Islami.
Dalam bidang akademik, DKM menyelenggarakan mentoring mahasiswa untuk membantu
mata kuliah Pendidikan Agama Islam yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan
pengamalan Pendidikan Agama Islam.

3. Badan Perwakilan Mahasiswa, berkaitan dengan peningkatan kemampuan organisasi dan


kepemimpinan sebagai perwakilan dari mahasiswa sebagai sarana demokratisasi kampus.
BPM merupakan lembaga normatif yang merumuskan hubungan organisasi kelembagaan
kemahasiswaan dan merumuskan program kerja kelembagaan kemahasiswaan.

4. Himpunan Mahasiswa, berkaitan dengan kegiatan penalaran yang relevan atau sesuai
dengan bidang ilmunya.

5. Polar, berkaitan dengan kegiatan penerbitan majalah di lingkungan FISIP Unpad.

6. FIBBA, wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa dalam kegiatan olah raga
basket.

7. Society, wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa dalam kegiatan musik

8. Pantera, wahana dan pengembangan diri mahasiswa dalam kegiatan pencinta alam.

9. Fisa (Fisip Swimma Aquatic), wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa dalam
kegiatan renang.

10. Legion of Enterpreneur (LE), wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa dalam
kegiatan kewirausahaan.

11. Paduan Suara Mahasiswa (PSM), wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa
dalam kegiatan panduan suara.
12. Persekutuan Mahasiswa Kristen, wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa
dalam kegiatan keagamaan Kristen yang terkait dengan akademik.

13. Protokoler FISIP UNPAD, wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa dalam
kegiatan manajemen acara baik formal maupun semi formal.
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Teknik pengumpulan sampel

Teknik Pengambilan Sampel kami menggunakan rumus Slovin

n=

Keterangan:

n= Jumlah Sampel

N= Populasi

d= Toleransi tingkat kesalahan

Jika penduduk mahasiswa FISIP Unpad 2012 sebanyak 768 orang, maka penghitungan

sampelnya sebagai b erikut:

n=

n=

n = 88,47

Jadi sampel yang didapat sebanyak 88 orang, itu berarti angket yang disebar sebanyak 88.

Kami menentukan sempel dengan menggunakan tabel random.

4.1.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian ini terdapat variabel yang digunakan yaitu:

1. Variabel independen (variabel bebas), yaitu variabel yang mempengaruhi atau

yang sebab perubahannya atau timbul variabel dependen. Dalam hal ini yang

dijadikan variabel independennya adalah berita politik (variabel X)


2. Variabel dependen (variabel terikat), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi

variabel dependennya adalah golput (variabel Y).


Berdasarkan teori-teori di atas maka didapat operasionalisasi variabel sebagai

berikut:

Tabel

PENGARUH BERITA POLITIK TERHADAP PERILAKU GOLPUT MAHASISWA FISIP


UNPAD ANGKATAN 2012

Variabel X Dimensi Indikator Deskriptor Pertanyaan parameter


Berita Sumber Berita politik Menyaksika 1. Anda sering Sangat setuju
politik berita di internet n berita menyaksika (4)
politik politik di n berita Setuju (3)
Media yang internet politik di tidak setuju (2)
berperan internet sangat tidak
aktif dalam setuju (1)
memberita Berita politik Menyaksika 2. Anda sering Sangat setuju
di TV n berita menyaksika (4)
kan berita
politik di TV n berita Setuju (3)
poilitik politik di TV tidak setuju (2)
kepada sangat tidak
khalayak setuju (1)
Berita politik Membaca 3. Anda sering Sangat setuju
di koran berita membaca (4)
politik di berita politik Setuju (3)
koran di koran tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
Berita Berita KKN Sikap anda 4. Ada berita Sangat setuju
tentang jika tentang (4)
Kejahata pemerintah korupsi Setuju (3)
n politik melakukan tidak setuju (2)
KKN sangat tidak
setuju (1)
Berita Sikap anda 5. Ada berita Sangat setuju
Perselingkuh jika pejabat tentang (4)
an pejabat banyak perseligkuha Setuju (3)
terlibat n pejabat tidak setuju (2)
kasus sangat tidak
perselingku setuju (1)
han
Berita Sikap anda 6. Sikap anda Sangat setuju
Program jika terhadap (4)
pemerintah program golput Setuju (3)
salah pemerintah dengan tidak setuju (2)
sasaran salah tidak datang sangat tidak
sasaran ke TPS setuju (1)

Golput Tidak Sikap 7. Sikap anda Sangat setuju


memberikan terhadap terhadap (4)
suara golput golput Setuju (3)
dengan dengan tidak setuju (2)
tidak memberikan sangat tidak
memberik suara tidak setuju (1)
a suara valid
Memberikan Sikap 8. Sikap anda Sangat setuju
suara tidak terhadap terhadap (4)
valid golput golput Setuju (3)
dengan dengan tidak setuju (2)
memberik memberikan sangat tidak
an suara suara kosong setuju (1)
tidak valid

4.2 teknik analisis data

Teknik analisis data merupakan suatu cara bagaimana data diperoleh akan dianalisis

supaya tujuan penelitian dapat dicapai. Dalam metode survei ini kami menggunakan angket

sebagai instrumen penelitian. Dalam angket disajikan empat alternatif jawaban dengan

kategori jawaban yang berbeda. Responden mengisi alternatif jawaban sesuai dengan

pernyataan di ajukan dengan kuesioner.

Skor 1 : Sangat tidak setuju

Skor 2 : Tidak setuju

Skor 3 : Setuju

Skor 4 : Sangat setuju

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariate yang

digunakan untuk melihat adanya hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Uji
statistik yang digunakan khususnya adalah uji korelasi spearmen karena analisis ini

digunakan untuk mencari dan menguji hipotesis asosiatif atau hubungan. Semua analisi data

tersebut dilakukan menggunakan SPSS (Statistical Program and Service Solution) versi 21.

4.3 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi (konten)

dari suatu instrumen, dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang digunakan

dalam suatu penelitian (Sugiono,2006)

Berikut adalah hasil uji validitas.

x_1 x_2 x_3 x_4 x_5 skor_X

Pearson 1 ,645* ,717* -,553 ,645* ,781**


Correlation
x_1
Sig. (2-tailed) ,044 ,020 ,097 ,044 ,008

N 10 10 10 10 10 10

Pearson ,645* 1 ,667* -,190 ,583 ,749*


Correlation
x_2
Sig. (2-tailed) ,044 ,035 ,598 ,077 ,013

N 10 10 10 10 10 10

Pearson ,717* ,667* 1 -,206 ,667* ,931**


Correlation
x_3
Sig. (2-tailed) ,020 ,035 ,567 ,035 ,000

N 10 10 10 10 10 10

Pearson -,553 -,190 -,206 1 -,429 -,197


Correlation
x_4
Sig. (2-tailed) ,097 ,598 ,567 ,217 ,585

N 10 10 10 10 10 10
Pearson ,645* ,583 ,667* -,429 1 ,821**
Correlation
x_5
Sig. (2-tailed) ,044 ,077 ,035 ,217 ,004

N 10 10 10 10 10 10

Pearson ,781** ,749* ,931** -,197 ,821** 1


Correlation
skor_X
Sig. (2-tailed) ,008 ,013 ,000 ,585 ,004

N 10 10 10 10 10 10

y_1 y_2 y_3 skor_y

Pearson Correlation 1 ,825** ,775** ,924**

y_1 Sig. (2-tailed) ,003 ,008 ,000

N 10 10 10 10

Pearson Correlation ,825** 1 ,895** ,960**

y_2 Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,000

N 10 10 10 10

Pearson Correlation ,775** ,895** 1 ,943**

y_3 Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,000

N 10 10 10 10

Pearson Correlation ,924** ,960** ,943** 1

skor_y Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 10 10 10 10
Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini,
dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 8 pernyataan yang harus dijawab oleh
responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : tingkat kepercayaan = 95 persen
(= 5 persen), derajat kebebasan (df) = n 2 = 30 2 = 28, didapat r tabel = 0,361. Jika r
hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation) lebih
besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005).
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan
pada Tabel 4.10 sebagai berikut

No. pertanyaan r hitung r tabel keterangan


1 0,781 0,361 Valid
2 0,749 0,361 Valid
3 0,931 0,361 Valid
4 -0,197 0,361 Tidak Valid
5 0,821 0,361 Valid
6 0,924 0,361 Valid
7 0,960 0,361 Valid
8 0,943 0,361 Valid

Diperoleh korelasi bivariat Pearson antara Skor Item dan Skor Total untuk masing-
masing item. Item x_4 kurang dari 0,632 sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya item x_4
tidak valid.

4.4 Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah proses pengukuran terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu

instrumen. (usman,2005)

Case Processing Summary

N %

Valid 10 90,9

Cases Excludeda 1 9,1

Total 11 100,0

Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

,848 8
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

x_1 17,10 10,544 ,838 ,794

x_2 16,90 13,211 ,445 ,846

x_3 17,40 10,489 ,694 ,818

x_4 16,90 14,322 ,195 ,871

x_5 17,30 13,344 ,693 ,830

y_1 18,20 12,178 ,570 ,832

y_2 18,40 12,267 ,620 ,826

y_3 18,50 11,611 ,746 ,811

Dari hasil output di atas di dapat nilai Alpha sebesar 0,848, nilai ini kemudian kita
bandingkan dengan nilai r tabel, r tabel dicari pada signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi dan
jumlah data (n) = 30, maka di dapat r tabel sebesar 0,361. Oleh karena nilai r = 0,848 > r
tabel = 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut reliabel.
Setelah kami melaksanakan penelitian dengan menyebarkan angket dengan sampel
mahasiswa Fisip UNPAD angkatan 2012. Kami melakukan analisis untuk menguji seberapa
besar hubungan berita politik dengan perilaku golput mahasiswa Fisip Unpad angkatan 2012.
Berdasarkan analisis statistik yang kami lakukan, kami menemukan terdapat hubungan
hubungan berita politik dengan perilaku golput mahasiswa Fisip UNPAD.

Correlations

skor_X skor_y

Pearson Correlation 1 -,016

skor_X Sig. (2-tailed) ,885

N 88 88

Pearson Correlation -,016 1

skor_y Sig. (2-tailed) ,885

N 88 88

Nilai hasil uji korelasi Pearson adalah

r hitung = -0.016

Selanjutnya, hasil tsb dimasukan kedalam rumus Uji-t (t hitung)

= -0.148

Bandingkan nilai t hitung dengan t tabel


Nilai t tabel untuk n = 88, df : 2 dan taraf signifikansi 5% adalah 1.671

Kaidah keputusan (t hitung):

Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima

Kaidah keputusan (p value)

Jika p value < sig (0.05), maka Ho ditolak

Jika p value > sig (0.05), maka Ho diterima

Keputusan hipotesis

Hasil pengujian menunjukan : r hitung = -0.016, t hitung = -0.148, t tabel = 1.671

t hitung (-0.148) < t table (1.671), maka Ho diterima dan Ha ditolak

Nilai p value = 0.885 > sig (0.05), maka Ho diterima dan Ha ditolak
BAB V

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Husaini, Usman, dkk. 2005. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara

Rush, Michael dan Philip Althof. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian dan Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
LAMPIRAN

INSTRUMEN PENELITIAN

Usia :

Jenis kelamin :

Angkatan :

Jurusan :

Petunjuk : Beri tanda checklist (

Pertanyaan Parameter
1. Anda sering menyaksikan berita politik di internet Sangat setuju (4)
Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
2. Anda sering menyaksikan berita politik di TV Sangat setuju (4)
Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
3. Anda sering membca berita politik di koran Sangat setuju (4)
Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
4. Ada berita tentang korupsi Sangat setuju (4)
Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
5. Ada berita tentang perselingkuhan pejabat Sangat setuju (4)
Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
6. Sikap anda terhadap golput dengan tidak datang Sangat setuju (4)
ke TPS Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
7. Sikap anda terhadap golput dengan memberikan Sangat setuju (4)
suara tidak valid Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)
8. Sikap anda terhadap golput dengan memberikan Sangat setuju (4)
suara kosong Setuju (3)
tidak setuju (2)
sangat tidak
setuju (1)

Anda mungkin juga menyukai