BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai salah satu wujud dari Tri Dharma
perguruan tinggi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mewajibkan kegiatan
KKN di setiap perguruan tinggi agar perguruan tinggi tidak menjadi lembaga yang jauh dari
kepentingan masyarakat.
Dalam rangka mengenal catur dharma perguruan tinggi, kuliah kerja nyata merupakan
bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi. Penetapan ini didasarkan pada amanat
presiden republik indonesia pada februari 1972. Yang menganjurkan dan mendorong setiap
mahasiswaa bekerja di desa dalam jangka waktu tertentu untuk tinggal dan membantu
masyarakat pedesaan memecahkan masalah pembangunan sebagai bagian dari kurikulumnya.
Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian
pada masyarakat merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Kuliah
Kerja Nyata (KKN) merupakan suatu kegiatan yang sudah diprogramkan oleh lembaga
perguruan tinggi.
Kegiatan menyelami kehidupan masyarakat di desa dengan segala kondisi hingga
perbedaan yang cukup jauh dengan perkotaan, merupakan bekal berharga agar nantinya
setelah mahasiswa lulus, mereka tidak hanya membawa secarik kertas bertuliskan gelar,
namun mereka dapat mempertanggungjawabkan sebaik-baik ilmu yang mereka peroleh untuk
menebar
kebermanfaatan
kepada
masyarakat.
Pengaruh
Perguruan
Tinggi
dalam
KKN ini, agar pembaca dapat mengetahuia seluk beluk dan dinamika kegiatan kami selama
ber-KKN.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Desa Sejahtera Mandiri Unhas
Gelombang 93 adalah sebagai berikut :
Mendewasakan cara berfikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam
melakukan penelahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis
ilmiah.
Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai fasilatator sekaligus
eksekutor pemberdayaan masyarakat sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta
Solver).
Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya
wawasan mahasiswa.
Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan
sendiri dan,
Mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.
universitas.
Membangkitkan semangat masyarakat akan pentingnya ilmu pengetahuan dan
1.3.1 Mahasiswa.
a. Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berfikir dan bekerja secara
interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya ketergantungan serta kerjasama
antar sektor.
b. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu,
teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan.
c. Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa terhadap seluk-beluk
keseluruhan dari masalah pembangunan dan perkembangan masyarakat.
d. Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya penalaran mahasiswa dalam
melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis
ilmiah.
e. Memberikan keterampilan kepada mahasiswa untuk melaksanakan pembangunan
dan pengembangan masyarakat berdasarkan IPTEKS secara interdisipliner atau
antar sektor.
f. Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver.
g. Memberikan pengalaman belajar dan bekerja sebagai fasilitator sekaligus
eksekutor pemberdayaan masyarakat sehingga terbentuk sikap dan rasa cinta
terhadap kemajuan masyarakat.
h. Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan, merumuskan, dan
memecahkan masalah secara langsung akan menumbuhkan sifat profesionalisme
dan kepedulian sosial dalam diri mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian,
tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan.
1.3.2 Masyarakat Bersama Pemerintah Daerah / Institusi
a. Memperoleh bantuan pemikiran dan tenaga, serta perkembangan IPTEKS dalam
merencanakan dan melaksanakan pembangunan dan pemberdayaan.
b. Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan,
dan melaksanakan pembangunan.
c. Terbentuknya kader-kader penerus pembangunan di dalam masyarakat sehingga
terjamin kelanjutan upaya pembangunan.
d. Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan potensi swadaya
masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan.
e. Pemerintah dapat memperoleh input dari mahasiswa dan kampus tentang program
pembangunan dan pemberdayan masyarakat.
1.3.3 Perguruan Tinggi
a.
Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan
proses pambangunan di tengah-tengah masyarakat, sehingga kurikulum, materi
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1.1.
Bantaeng, dengan luas wilayahnya 14,5 Ha yang terdiri dari lima dusun, yaitu dusun
Kampung Bugisi, dusun Morowa, dusun Surulangi, dusun Kampung Parang, dan dusun
Papuang Kanunang. Desa Bonto Matene bertetangga dengan Desa Bonto Maccini, Bonto
Karaeng, Bonto Bulaeng, dan Bonto Majannang, dengan luas wilayah 3,75 km2.
Gambar 2.2 Peta Desa Bonto Matene Kecamatan Sinoa Kabupaten bantaeng
Adapun batas-batas wilayah Desa Bonto Matene adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bonto Tallasa, Kecamatan Uluere.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bonto Salluang, Kecamatan Bisappu.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bonto Manai, Kecamatan Bisappu.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bonto Rannu Kecamatan Uluere.
Dusun yang terdapat di Dea Botno Matene adalah Dusun Kampung Bugisi, Morowa,
Suru Langi, Kampung Parang, dan Papuang Kanunang. Secara geografis, Desa Bonto
Matene terletak pada koordinat 531 527 LS dan 11953 11958 BT.
2.1.2.
permukaan air laut. Struktur geologi pada wilayah ini terbentuk dari kelompok basal yang
memiliki daya dukung cukup baik terhadap aktifitas pembangunan fisik. Kondisi topografi
bergunung dapat menekan laju aliran permukaan dan erosi.
7
2.1.3.
Hidrologi
Sumber air pada wilayah ini relatif dangkal. Secara hidrologis, wilayah ini tergolong
wilayah dengan tingkat ketersediaan air yang cukup tinggi. Untuk mendapatkan air tawar
sebagian keluarga mendapatkan sumber air bersih dari PDAM, ada juga yang memiliki sumur
bor sendiri.
2.2. Pola Penggunaan Lahan
Dominasi penggunaan lahan pada wilayah ini adalah kegiatan pertanian dan
pemukiman.
2.3. Keadaan Pemukiman
Sebagian besar kondisi rumah pada wilayah ini masih berupa rumah panggung, yang
apabila ditinjau dari segi bahan dan konstruksi tergolong semi permanen.
2.4. Kependudukan
Jumlah penduduk pada Desa Bonto Matene adalah 2.702 orang.
2.5. Perekonomian
Sektor pertanian dan perkebunan masih merupakan mata pencaharian utama
penduduk. Namun, dari data badan unit usaha milik desa (BUMDes) Desa Bonto Matene
yaitu Sipakatene terdapat beberapa jenis usaha yaitu, pertanian, perdagangan, perbengkelan,
pelayanan jasa, peternakan, serta industri dan keterampilan.
Tabel 2.1 jumlah Rumah Tangga Petani Padi dan Palawija
Jenis Tanaman
Jagung
568
Padi
276
Umbi-umbian
-
Kol
2
Bayam
-
Bawang Merah
-
Lainnya
1
Pisang
Mangga
8
Lainnya
44
86
44
Kemiri
32
Coklat
37
Jenis Tanaman
Kopi
Kapuk
Kelapa
2
1
Cengkeh
4
Lainnya
-
Sektor peternakan yang terdapat pada wilayah ini adalah ternak besar (sapi, kerbau,
kuda), ternak kecil (kambing), dan unggas (ayam buras, ayam ras, dan itik).
Tabel 2.5 Jumlah Rumah Tangga Peternak
Jenis Ternak
Sapi
Kerbau
Kuda
Kambing
21
10
11
Ayam
Buras
12
Ayam Ras
Itik
Sektor perdagangan dan jasa yang terdapat pada wilayah ini adalah kios, warung, dan
toko.
2.6. Sarana Pendidikan
Di Desa Bonto Matene terdapat sarana pendidikan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat akan pendidikan. Jumlan sarana pedidikan pada wilayah ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.6 Jumlah Sarana Pendidikan Formal yang ada di Desa Bonto Matene
Tingkat Pendidikan
TK (taman kanak-kanak)
SD ( Sekolah Dasar)
Jumlah
2
2
Tabel 2.7 Jumlah Sarana Pendidikan Non Formal yang ada di Desa Bonto Matene
Tingkat Pendidikan
TPA (Taman Pendidikan Agama)
Jumlah
1
Sarana Kesehatan
Posyandu
Puskesdes
Jumlah
1
1
Jumlah
3
3
10
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
3.1. Identifikasi Permasalahan
Dalam pelaksanaan Program Kerja Kuliah Kerja Nyata, terlebih dahulu dilakukan
observasi dan wawancara dengan tujuan mengidentifikasi masalah yang terkait dengan
Program Desa Sejahtera Mandiri serta evaluasi data penerima dan calon penerima bantuan di
Desa Bonto Matene, Kecamatan Sinoa, Kabupaten Bantaeng. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara yang telah dilakukan terdapat beberapa masalah yang dihadapi, antara lain:
Mata pencaharian masyarakat desa yang didominasi petani/pekebun dan bekerja
pada pagi hari hingga sore hari sehingga menimbulkan kendala survey di
beberapa rumah dan penentuan waktu sosialisasi mengenai PUSKESOS (Pusat
Kesejahteraan Sosial). Kendala tersebut meliputi wawancara yang hanya bisa
dilakukan dengan pemilik rumah serta waktu survey yang terbatas namun sulit
3.2.
Pemecahan Masalah
Setelah melakukan observasi yang dilakukan pada minggu pertama dan kedua
di lokasi, langkah selanjutnya yang ditempuh yakni menyusun tahapan program kerja
yang akan dilaksanakan selama berada di lokasi. Dengan adanya program kerja
semacam ini diharapkan dapat bermanfaat khususnya bagi masyarakat yang menerima
bantuan DSM sehingga program ini dapat terus berlanjut ke tahun-tahun berikutnya.
Berikut adalah alternatif pemecahan masalah untuk menanggulangi terjadinya
masalah yang lebih besar:
11
pendataan.
Komunikasi dengan Kepala Desa agar keperluan administrasi warga yang
Bonto Matene.
Pelaksanaan Program Kerja
o Program Kerja Pendampingan
Pembentukan
Kesejahteraan Sosial)
o Program Kerja Perayaan Semarak HUT RI Ke-71
12
PUSKESOS
(Pusat
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
4.1.
Hasil Pelaksanaan
Pelaksanaan Program Kerja mengacu pada rencana kerja yang dibuat berdasarkan
observasi, wawancara dan komunikasi dengan pihak Dinas Sosial Kabupaten Bantaeng.
Rencana Kerja yang kami jadikan acuan sebagai mana yang terlampir.
Program Kerja KKN Tematik Unhas Gelombang 93 merupakan Program Kerja yang
dimitrakan dengan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Program yang dicanangkan
adalah Program Desa Sejahtera Mandiri serta Program Kerja Tambahan, yang meliputi:
a. Program Pendampingan Pembentukan PUSKESOS (Pusat Kesejahteraan Sosial)
b. Program Semarak Perayaan HUT RI Ke-71
Berikut adalah penjabaran pelaksanaan Program Kerja KKN Tematik Unhas
Gelombang 93:
a. Program Pendampingan Pembentukan PUSKESOS (Pusat Kesejahteraan Sosial)
Tujuan
: Mendampingi hingga terbentuknya PUSKESOS
Lokasi
: Kantor Desa Bonto matene
Waktu Pelaksanaan
: 25 Juli 2016
Sasaran
: Masyarakat Desa
Penanggungjawab
: Peserta KKN Tematik Unhas Gelombang 93 Desa
Realisasi
Indikator
13
Penanggungjawab
Realisasi
Indikator
-
hari.
: Terlaksana
Tahap rapat koordinasi dengan karang taruna
Tahap persiapan lomba
Tahap pelaksanaan lomba
Tahap pelaksanaan Malam puncak
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan pelaksanaan KKN Unhas Gelombang 93 Desa Bonto Matene,
persentase program kerja terlaksana adalah 100 %. Program Kerja dimulai tanggal 15 Juli
2016 hingga 14 Agustus 2016. Keseluruhan target dari setiap program kerja tercapai.
Program Rehabilitas Rutilahu dimulai dari survey kondisi rumah calon penerima
bantuan yang kemudian dilanjutkan dengan penginputan data hasil survei untuk pembuatan
RAB dan pembuatan RAB. Program ini hanya sampai pada tahap pengumpulan data calon
penerima saja.
14
Saran
Sebaiknya UPT KKN dalam menentukan jadwal pemberangkatan dan penarikan harus
konsisten agar persiapan dan program kerja yang disusun dapat berjalan sesuai dengan apa
yang direncanakan. Demikian juga dengan koordinasi dengan para peserta KKN lebih di
efisienkan, karena dalam beberapa kesempatan terdapat info penting seperti pemberitahuan
jadwal suatu kegiatan yang tidak jelas dan terkesan diulur-ulur dan juga bergitu mendadak,
hal demikian menyebabkan kurang baiknya persiapan sehingga beberapa kegiatan tidak dapat
dilaksanakan maksimal meskipun beberapa tetap dapat di laksanakan.
LAMPIRAN
15