Anda di halaman 1dari 199

INTEGRASI SOSIAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN

ANTARA WARGA KOMPLEK DAN WARGA SEKITAR


(Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek
Sekretariat Negara Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH
MOH. IBNU ARDANI
NIM : 1111015000112

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAIIAN DOSEN PEMBIMBING

呻 GRASISOSIAL DALAM KEGIATAN KEAGAMAAN NARA WARGA


KOMPLEK DAN WARGA SEKITAR(ST口 〕I KASUS.:PENGAJIAN DIDIASЛ D
AL¨ IKHLAS KOMPLEK SEKRETARIAT NEGARA RIPONDOK KACANG

BARAT,TANGERANG SELAT判

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas trmu Tarbiyah dan Keguruan Grflg untuk memenuhi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

C)leh

Moholbnu Ardani
NIM8 1111015000112

Menyetuiul,

Penbimbing II

Cut Dhien Nourwahidao MA


NIP.197912212008012016

JIRUSAN ILMU PENGETAIIUAN SOSIAL


FAKULTAS]LMU TARBⅣ AH DAN KEGURUAN
UNMRSttASISLADINEGERISYARIF ttYAttLAⅡ
JAKARTA
2016 '
LE,MBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Integrasi Sosial dalam Kegiatan. Keagamaan Antara Warga


Komplek dan Warga Sekitar (Studi Kasus : Pengajian di Masjid Al-Iktrlas
Komplek Sekretariat Negara R[ Pondok Kacang Bara! Tangerang Selatan)
disusun oleh Moh. Ibnu Ardani, NIM 1111015000112, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial (PPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan
dinyatakan satr sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujilen pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

JakaJa,24 Juni 2016

Yang mengesahkan,

Pembimbing II

NIP.197803142006042002
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi berjudul "Integrasi Sosial Dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga
Komplek Dan Warga Sekitar" (Studi Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek
Sekretariat Negara Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan). Disusun oleh Moh. Ibnu
Ardani dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 1111015000112, diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus Ujian Munaqasah pada tanggal 18 Juli 2016 dlhadapan dewan penguji.
Karena itu penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Jakarta, 18 Juli 2016

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

MoPd
Dr.Iwan Pulwanto、
NIP,197304242008011012

Sckrd面 s sekretaris Jurusan/Prod)

M.Si
Drs.Svaripu1loh、 /″ π

NIP,19670909200701 1033

Pengu」 lI

Dr.Iwan Pwanto.M.Pd
NIP.197304242008011012

PCntti II

Dr.Ulfah Fttarinin M.Si


'lsleotg
NIP.196708281993032006

Mengetahui:

NIP.195
KEMENTERIAN AGAMA No.Dokumen i FiTK― FR― AKじ 089
U:N JAKARTA Tg!.Te「 bl : l Maret 2010
FITK FORM(FR)
襲強 lr tl- J@til€ No 95 Cigtat
No. Revisi: : 01
Jl- i5.ll2loereda
Ha!
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :Moh.Ibnu Ardani


Tempat/Tgl_Lahir :Tangerang,30 Desember 1992
Ⅷ :1111015000112

urusallノ Prodi 1 Pendidikan IPS/SOsi01ogl
Judul Skrip顔 :htegrasi Sodd dalaln Ke」 atan Keagmaan Antara
Warga Komplek dan Warga Sekitar(Studi Kaslls i
Pengjian di Mattid Al‐ Ikhlas Komplek Sekretariat
Negara RI Pondok K“ allg Bartt Tangerang Selatan)
DosenPembimbing :1.Cut Dhien Nounvahida,MA
2.Maila Dinia Husni Rahim,MA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang says buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ioi &lbuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 27 Juni2016
Mahasiswa Ybs.

ハIohe lbnu Ardanl


NIh江 .1111015000112

i
ABSTRAK
Moh. Ibnu Ardani, “Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan antara
warga komplek dan warga sekitar (Studi Kasus: Pengajian Di Masjid Al-
Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang
Selatan)”, Program Studi Pendidikan IPS, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana integrasi sosial
dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan
warga sekitar Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan yang bertempat di Masjid
Al-Ikhlas.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode deskritif
kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi.
Sampel diambil dengan purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah
pengurus masjid, warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar.
kemudian hasil penelitian dianalisis dengan beberapa teknik analisa data yaitu
meningkatkan ketekunan, triangulasi, dan member check.
Hasil penelitian yang didapat adalah integrasi sosial antara warga komplek
Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar berhasil menciptakan kesepakatan
bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman
hidup. Proses integrasi sosial antara warga komplek dengan warga sekitar serta
melibatkan pengurus masjid yang berdampak pada terjalinnya kebersamaan dan
keharmonisan. Kemudian, tidak ada perbedaan satu sama lain baik itu dari segi
sosial maupun keagamaan. Dengan terjalinnya kegiatan keagamaan seperti
pengajian rutin, pengajian mingguan, pengajian bulanan maupun pengajian pada
setiap hari-hari besar Islam. Kemudian, sikap saling menghormati dan
menghargai satu sama lain antara umat beragama diperlihatkan oleh warga
komplek dan warga sekitar. Warga komplek dan warga sekitar bertekad untuk
senantiasa menjaga kerukunan dan berintegrasi kedepannya.

Kata Kunci: Integrasi Sosial, Kegiatan Keagamaan

ii
ABSTRACT
Moh. Ibnu Ardani, “Social integration in religious activities among
residents of the complex and nearby residents (Case Study: pengajians At
Masjid Al-Ikhlas Secretariat of State RI Complex Pondok Kacang, West South
Tangerang)”, Social Science Education Study Program, Sociology Department,
Tarbiyah & Teaching Faculty, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
This research aims to determine the how social integration in religious
activities among residents of the State Secretariat RI complex and residents
around Pondok Kacang, West South Tangerang held at Masjid Al-Ikhlas.
Data collection method in this research is descriptive qualitative
observation, interview, documentation and triangulation. . Samples were taken by
purposive sampling. The sample was caretaker of the mosque, a resident of the
State Secretariat complex RI and nearby residents. then the results were analyzed
with multiple data analysis techniques that improve persistence, triangulation,
and check.
Research results obtained is a complex social integration between citizens
Secretariat of State Representatives with local residents succeeded in creating a
joint agreement on the norms and social values are a way of life. The process of
social integration between citizens complex with local people and involve mosque
officials that have an impact on the establishment of unity and harmony. Then,
there is no difference from each other both in terms of social and religious. By
intertwining religious activities such as regular lectures, recitals weekly, monthly
recitals and lectures on any days of Islam. Then, mutual respect and appreciate
one another between religious communities is shown by the residents of the
complex and nearby residents. Residents of the complex and nearby residents are
determined to continue to maintain harmony and integration in the future.

Keyword: Social Integration, Religious Activities

iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala nikmat
yang telah diberikan. Dengan rahmat serta hidayah tak terkira yang penulis
rasakan sehingga mendapatkan kekuatan, kemudahan, kesabaran, serta
pemahaman hingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Integrasi sosial
dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek dan warga sekitar (Studi
Kasus: Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI
Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan)”.
Skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar
Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa adanya
bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak baik itu secara individu
maupun secara umum terutama bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas
dari pembimbing, untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Kepada Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Kepada Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
5. Kepada Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA dan Ibu Maila Dinia Husni
Rahiem, MA, selaku Dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan

iv
arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
6. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Faktultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan selama
mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada Bapak Adi Nugroho selaku ketua RW 006 dan Bapak Salmen
Zein, selaku ketua Dewan Kemakmuran Masjid Al-Ikhlas, yang telah
memberikan izin kepada penulis dalam melakukan penelitian skripsi di
komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
8. Kepada Bapak Trio Habibullah Omanda selaku sahabat penulis yang telah
membantu dalam proses pengumpulan data penelitian guna penyusunan
skripsi ini.
9. Para narasumber penelitian, warga komplek Sekretariat Negara RI dan
warga sekitar yang telah memberikan waktu dan kesediaannya dalam
melaksanakan penelitian untuk penyusunan skripsi ini.
10. Kepada orang tua tercinta, Ayahanda Basiran dan Ibunda Siti
Nurkhamiyah yang telah memberikan kasih sayang dan tanpa letih
mendoakan penulis serta memberikan dukungan moril maupun materil
kepada penulis.
11. Kakak dan adik, Rina Wahyu Andriyani dan Amrini Hayatul Isma serta
kakak ipar Damar dan keponakan tersayang Rania Syakira Khoirunnisa
yang selalu memberikan bantuan dan dukungan serta semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan skripsi, Akmal, Emil, Firdaus dan Saddam,
terima kasih karena telah berbagi pikiran dan membantu meringankan
kesulitan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman Bintang di Surga, Akmal Maulana, Emil Dwi Febrian,
Muhammad Rizky, Khoirul Fahrudin, Firdaus, Imam Wahyudi, Dedi
Firman Prasetyo, Fari Agung Setiadi, Delvi Andrizal, Saddam Husein,

v
Antoni Widodo, Dendy Harmadi, Jonathan Alfrendi, Asif Nazri, Sigit
Rahmadinur, Aprian Hidayat, Aditya Fajar Setiawan dan Muhammad
Nurul Huda yang selalu memberikan kata-kata semangat dan menghibur
penulis dalam suka maupun duka sehingga penulis dapat segera
menyelesaikan skripsi ini, semoga persahabatan ini selalu menjadi baik
dan semakin baik.
14. Teman-teman kelas Sosiologi Pendidikan IPS angkatan 2011 yang telah
berjuang bersama dalam setiap perkuliahan yang ada dan saling bantu
dalam kebersamaan, semoga kita disukseskan dan selalu diberikan yang
terbaik.
15. Sahabat teristimewa, Annisa Suryana yang selalu menyemangati dan
memberikan do’a terbaiknya untuk penulis. Terimakasih sedalam-
dalamnya.
16. Kepada seluruh teman-teman Pendidikan IPS angkatan 2011 terkhusus
untuk Muslih, Saddam, Emil dan Akmal, yang selalu menemani di saat
susah maupun senang.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memenuhi persyaratan untuk
mendapat gelar sarjana pendidikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya berbagai pihak sebagai
tambahan ilmu pengetahuan. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini
masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu penulis sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
skripsi ini.

Jakarta, 20 Juni 2016


Penulis,

Moh. Ibnu Ardani

vi
DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PERTANYAAN KARYA ILMIAH ............................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................ 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Integrasi Sosial ................................................................. 8
a. Pengertian Integrasi Sosial ....................................................... 8
b. Syarat-Syarat Integrasi Sosial .................................................. 10
c. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial ............................................... 10
d. Faktor-Faktor Pendukung Integrasi Sosial............................... 11

vii
e. Taraf-Taraf Dalam Integrasi Sosial ......................................... 13
f. Integrasi Sosial dalam Kegiatan Keagamaan Islami ................ 15
2. Hakikat Masyarakat ....................................................................... 17
a. Pengertian Masyarakat ............................................................. 17
b. Unsur-Unsur Masyarakat ......................................................... 19
c. Pengertian Masyarakat Kota .................................................... 23
d. Fungsi Agama bagi Manusia dan Masyarakat ......................... 27
B. Penelitian Relevan ............................................................................... 29
C. Kerangka Konsep ................................................................................. 31
BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 32


B. Metode Penelitian ................................................................................ 33
C. Sampel Sumber Data Penelitian........................................................... 33
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 35
1. Observasi........................................................................................ 36
2. Wawancara ..................................................................................... 36
3. Dokumentasi .................................................................................. 37
F. Teknik Analisis Data............................................................................ 37
G. Rencana Penguji Keabsahan Data ....................................................... 38
1. Triangulasi ..................................................................................... 38
2. Meningkatkan Ketekunan .............................................................. 39
3. Member Check ............................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan ......................................................................................... 40
B. Profil Tempat Penelitian ...................................................................... 40
1. Profil komplek Sekretariat Negara RI............................................ 40
2. Profil Masjid Al-Ikhlas .................................................................. 41

viii
C. Informasi Partisipan ............................................................................. 42
D. Paparan Penelitian ................................................................................ 45
1. Hasil Observasi .............................................................................. 46
2. Hasil Wawancara ........................................................................... 48
a. Warga Komplek Selalu Mengundang Warga Sekitar Untuk
Hadir Mengikuti Kegiatan Keagamaan Islami di Masjid Al
Ikhlas
b. Warga Sekitar Selalu Datang Setiap Kegiatan Islami di
Masjid Al-Ikhlas
c. Pengurus Masjid Berperan Dalam Integrasi Warga
Komplek Dan Warga Sekitar
d. Pengurus Masjid dan Panitia Kegiatan Berasal Dari Warga
Komplek Namun Setiap Kegiatan Selalu Melibatkan Warga
Sekitar
e. Warga Komplek yang Beragama Selain Islam Turut
Mendukung Kegiatan yang diselenggarakan Oleh Masjid
f. Warga Komplek dan Warga Sekitar Bertekad Agar
Integrasi Sosial Terus Berjalan Dengan Baik
E. Analisis Hasil Penelitian ...................................................................... 71
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 75
B. Saran .................................................................................................... 76
1. Bagi Masyarakat ............................................................................ 76
2. Bagi Pengurus Masjid .................................................................... 76
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ........................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 31

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................. 32

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Wawancara Pengurus Masjid Al-Ikhlas

Lampiran 2 Instrumen Wawancara Warga Komplek dan Sekitar Aktif

Lampiran 3 Instrumen Wawancara Warga Komplek dan Sekitar Tidak Aktif

Lampiran 4 Transkrip Wawancara Pengurus Masjid Al-Ikhlas

Lampiran 5 Transkrip Wawancara Warga Komplek Aktif

Lampiran 6 Transkrip Wawancara Warga Komplek Tidak Aktif

Lampiran 7 Transkrip Wawancara Warga Sekitar Aktif

Lampiran 8 Transkrip Wawancara Warga Sekitar Tidak Aktif

Lampiran 9 Foto-foto Kegiatan Pengajian Keagamaan

Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi


Lampiran 11 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 12 Uji Referensi

Lampiran 13 Biodata Peneliti

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sosial setiap individu secara tidak langsung dituntut


untuk selalu berinteraksi dengan individu lain. Interaksi antar individu ini
dilakukan dalam setiap aktivitas sehari-hari. Hal ini menyebabkan keinginan
individu untuk melakukan kegiatan bersama dan membentuk kelompok sosial
berdasarkan kepentingan tertentu. Kelompok sosial ini memiliki kesadaran untuk
bekerjasama dalam setiap kegiatan yang memiliki tujuan bersama. Kelompok-
kelompok sosial ini yang biasa disebut sebagai masyarakat.
Masyarakat awalnya terbentuk dari sekumpulan orang saja. Misalnya
sebuah keluarga yang dipimpin oleh kepala keluarga lalu kemudian berangsur-
angsur dari sekeluarga membentuk RT dan RW hingga akhirnya membentuk
sebuah desa. Masyarakat dapat berjalan apabila seluruh komponen di dalamnya
berjalan dengan baik, jika salah satu dari komponen itu tidak berjalan semestinya
maka yang terjadi adalah keruntuhan didalam masyarakat itu.
Masyarakat dapat dikatakan baik jika hubungan antara anggotanya
memiliki keinginan untuk hidup bersama, mempunyai hubungan yang erat,
memegang teguh norma-norma dan nilai-nilai, serta kebudayaan dalam
masyarakat tersebut. Dalam kehidupan sosial, masyarakat tidak selalu bersifat
homogen seperti masyarakat desa, tidak juga selalu bersifat majemuk seperti
masyarakat kota.
Dalam suatu tempat di perkotaan biasanya terdiri dari masyarakat
pendatang dan pribumi, masyarakat pendatang biasa tinggal disebuah perumahan
atau komplek yang dekat dengan pemukiman masyarakat pribumi namun tidak
serta merta antara kedua masyarakat tersebut memiliki norma dan nilai serta

1
2

kepentingan bersama yang menyebabkan mereka beraktivitas. Hal ini bukan


berarti antara masyarakat pribumi dan pendatang memiliki kesenjangan atau
konflik, namun hanya tidak terjalinnya komunikasi dan interaksi di antara kedua
masyarakat tersebut sehingga tidak menimbulkan hubungan yang erat.
Dewasa ini hubungan antara masyarakat pribumi dan pendatang tidak
selalu berjalan dengan baik. Ada berbagai macam alasan yang menyebabkan
hubungan tidak baik ini, seperti kurangnya aktivitas bersama sehingga
mengharuskan setiap masyarakat berinteraksi. Namun terkadang ada daerah yang
memiliki keharmonisan hubungan antar masyarakat pribumi dan pendatangnya,
biasanya hal ini dapat terwujud karena adanya integrasi sosial antar
masyarakatnya. Berawal dari kegiatan tertentu yang dapat menimbulkan rasa
kepedulian dan keinginan hidup bersama.
Integrasi sosial dalam masyarakat pribumi dan masyarakat pendatang
harusnya dapat ditumbuhkan dengan memperbanyak aktivitas yang melibatkan
kedua masyarakat tersebut. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pribumi adalah
penghuni asli, masyarakat yang berasal dari tempat yang asli, sedangkan
masyarakat pendatang atau masyarakat non pribumi adalah penghuni yang bukan
asli bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu. 1 Integrasi sosial itu sendiri dapat
diartikan sebagai proses penyatuan antara dua unsur atau lebih sehingga
menyebabkan suatu keinginan biarpun berjalan dengan baik dan benar proses
integrasi sosial ini mampu menghadirkan suasana yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat.
Berbicara tentang integrasi sosial yang kurang baik antara masyarakat
terdapat banyak sekali kasusnya. Sebagai contoh peneliti melihat komplek tempat
tinggal peneliti sendiri yaitu komplek Puri Megah, Cipondoh – Kota Tangerang.
Warga di komplek Puri Megah sebagian besar melakukan pengajian yasinan
khusus warga kompleknya saja tanpa berintegrasi dengan warga sekitar komplek

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
3

tersebut. Interaksi antara warga komplek Puri Megah dengan warga sekitar juga
tidak seperti warga komplek dengan warga sekitarnya yang selalu berinteraksi
dengan baik.
Berbeda dengan kebanyakan daerah dimana hubungan interaksi dan
integrasi sosialnya tidak berjalan baik, terdapat komplek Sekretariat Negara RI
Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan yang interaksi antara masyarakat
pribumi dan masyarakat pendatangnya terjalin dengan baik. Hal ini dapat dilihat
dari dua warga yang saling berinteraksi dengan baik yaitu warga komplek
Sekretariat Negara RI (pendatang) dan warga sekitar (pribumi). Interaksi yang
berjalan dengan baik antara kedua warga ini menghasilkan sebuah integrasi sosial
sehingga menimbulkan pembauran yang bersifat positif antara kedua warga ini.
Di komplek ini sendiri terdapat Masjid Al-Ikhlas yang jama’ahnya berasal
dari warga Sekretariat Negara RI dan warga sekitar. Banyak kegiatan keagamaan
Islam yang dilakukan di masjid ini yang melibatkan kedua warga tersebut,
kegiatan keagamaan ini seperti sholat berjama’ah, pengajian rutin, perayaan hari
besar Islam dan kegiatan keagamaan lainnya. Kegiatan keagamaan yang
dilakukan di Masjid ini dapat menumbuhkan integrasi sosial antara warga
Sekretariat Negara RI dan warga sekitar.
Integrasi sosial yang terjadi antara kedua warga ini menjadi sebuah hal
yang positif dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai contoh di Masjid Al-Ikhlas
dilaksanakan pengajian rutin yang dihadiri oleh kedua warga Sekretariat Negara
RI dan warga sekitar. Pengajian rutin ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam
Jum’at mereka menjalankan kegiatan pengajian yasinan yang dilaksanakan
sehabis Sholat Isya berjama’ah di Masjid Al-Ikhlas.
Kehidupan komplek Pondok Kacang, Tangerang Selatan ini sangat kuat
dengan nilai keagamaannya. Peneliti melihatnya secara langsung, seperti ketika
berkunjung kesana pada tanggal 10 Oktober 2015 mereka sedang melakukan
ibadah Sholat berjama’ah. Menurut jama’ah Masjid Al-Ikhlas di komplek
Sekretariat Negara RI hampir pada setiap waktu sholat 5 waktu, Masjid Al-Ikhlas
4

selalu ramai jama’ahnya. Hal ini dikarenakan jama’ah shalatnya tidak hanya
datang dari komplek Sekretariat Negara RI saja namun juga datang dari
lingkungan sekitar komplek Sekretariat Negara.
Kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh warga komplek Sekretariat
Negara RI bersama warga sekitar komplek tidak hanya kegiatan pengajian
yasinan saja, melainkan pada kegiatan lainnya juga demikian. Pada kegiatan
perayaan Idul Fitri misalnya, yang dilaksanakan setiap tahun. Meskipun
mayoritas pendatang mudik ke kampung halamannya, namun demikian tidak
berarti masjid komplek menjadi sepi. Warga sekitar yang merupakan warga asli
dan tidak memiliki tradisi mudik, tetap melaksanakan kegiatan Idul Fitri di masjid
Al-Ikhlas. Peneliti melihat sendiri, pada waktu pelaksanaan Idul Fitri bulan Juli
yang lalu.
Dalam integrasi sosial antara warga Sekretariat Negara RI dan warga
sekitar terjadi secara sadar maupun tidak sadar, oleh sebab itu pengertian integrasi
secara sadar yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya kemauan untuk
membentuk suatu kelompok sehingga terstruktur. Contoh dari integrasi secara
sadar yaitu manusia secara sadar merasakan proses awal terbentuknya pengajian
Islam yang dibuat dan dijalankan. Begitupun sebaliknya pengertian integrasi
sosial secara tidak sadar, yaitu integrasi yang tidak merasakan awal mula
terbentuknya suatu kelompok yang terstruktur. Contoh integrasi sosial secara
tidak sadar yaitu mereka melaksanakan pengajian Islami seperti pengajian
yasinan ini tidak merasakan awal mula proses terjadinya integrasi sosial dari
kedua warga tersebut yaitu antara warga setempat dengan komplek Sekretariat
Negara RI.
Kehidupan kelompok atau hidup berkelompok meskipun hanya bisa maju
dan berkembang apabila ada hubungan kerjasama. Suatu kehidupan dikatakan
sempurna apabila seseorang atau anggota suatu kelompok mampu bergaul dan
berhubungan dengan orang lain di luar kelompoknya. Jadi suatu kehidupan
5

manusia merupakan hubungan karena saling tergantung antara satu dengan yang
lainnya.
Bagaimana kemudian integrasi sosial ini dapat terjadi terhadap dua
kelompok yang memiliki karakteristik dan interaksi berbeda dalam hal
pemahaman keagamaan, dan mengapa dua kelompok ini dapat sejalan dalam
kehidupan sosial walaupun terdapat perbedaan karakter dan interaksi sehingga
menyangkut dalam kegiatan keagamaan seperti pengajian yasinan yang dilakukan
secara rutin setiap malam Jum’at.
Setiap kelompok sosial laksana kumpulan individu-individu sehingga
senantiasa berkaitan antara individu dengan individu lainnya, dimana dari sini
akan terjadi sebuah hubungan antara individu-individu tersebut. Hubungan disini
tidak harus selalu bersatu, tetapi bisa juga dalam keadaan integrasi maupun
bercerai-berai. Sesuatu yang dinamakan integrasi tidak hanya memiliki kriteria
berkumpul dalam artian fisik, melainkan juga merupakan pengembangan sikap
solidaritas dan perasaan-perasaan manusiawi. Pengembangan sikap merupakan
dasar apa yang dimaksud dengan derajat keselarasan dalam suatu kelompok, dan
hal ini menjadi ukuran kelompok dan tidaknya suatu kelompok.
Hubungan warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar
Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Ciledug Tangerang
Selatan, Banten terjalin dengan sangat harmonis karena dalam hal keagamaan
Islam seperti pengajian Islami mereka sangat peduli. Hal ini sangat menarik untuk
dikaji dalam sebuah penelitian. Oleh karena itu penulis tertarik dan ingin
membahas masalah di atas dalam skripsi yang berjudul: Integrasi Sosial Dalam
Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar (Studi
Kasus : Pengajian Di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI
Pondok Kacang Barat Tangerang Selatan)
6

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka peneliti


mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Integrasi sosial tidak berjalan baik pada kedua kelompok masyarakat yang
memiliki tempat pemukiman berbeda dan karakter serta interaksi yang
berbeda
2. Integrasi sosial tidak terjadi dalam semua kegiatan sehari-hari
3. Masyarakat kurang berminat untuk melakukan kegiatan bersama sehingga
tidak terjadi integrasi sosial

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, masalah penelitian ini dibatasi
pada integrasi sosial dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami antara komplek
Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang
Barat, Tangerang Selatan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka dirumuskan masalah yang
akan dijawab dalam skripsi ini yaitu: Bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan
pengajian keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga
sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut: untuk mengetahui integrasi sosial dalam kegiatan pengajian
keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar di
Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
7

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan baru tentang proses integrasi sosial
dalam kegiatan keagamaan Islami kepada masyarakat Pondok Kacang,
Ciledug khususnya dan masyarakat Tangerang Selatan pada umumnya.

2. Manfaat Praktis
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan dan
manfaat terutama bagi :
a. Pemerintah Daerah
Dapat memberikan dampak positif karena dengan terjadinya
integrasi sosial tentang keagamaan Islami antara Komplek
Sekretariat Negara RI dengan masyarakat sekitarnya bisa
memberikan contoh terhadap masyarakat lainnya.

b. Bagi Masyarakat
Semoga menjadi bahan motivasi dan informasi untuk warga
Komplek Sekretariat Negara RI dalam melaksanakan kegiatan
pengajian Islami untuk memperkaya khasanah intelektual,
khususnya bidang keagamaan.
c. Bagi Peneliti
Mengetahui mengenai integrasi sosial tentang keagamaan
Islami yang terjadi di komplek dengan masyarakat sekitarnya.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritis
1. Hakikat Integrasi Sosial
a. Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi merupakan salah satu topik menarik sosiologi, yang
menjelaskan bagaimana berbagai elemen masyarakat menjaga kesatuan
satu dengan yang lain. Hakikat integrasi dalam lingkungan komunitas
terjadi melalui cara membangun solidaritas sosial dalam kelompok dan
dapat menjalani kehidupan dalam kebersamaan. Dan Integrasi sosial
mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang
saling berhubungan.1
Istilah integrasi berasal dari kata Latin Integrare yang artinya
memberi tempat dalam suatu keseluruhan. Dari kata kerja itu dibentuk kata
benda Integritas artinya keutuhan atau kebulatan. Dari kata yang sama
dibentuk kata sifat Integer artinya utuh.2 Maka, istilah integrasi berarti
membuat unsur-unsur tertentu menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.3
Dalam hal tersebut penulis menyimpulkan bahwa integrasi sosial berarti
membuat masyarakat menjadi satu keseluruhan yang bulat, seperti yang
terjadi di komplek Sekretariat Negara RI mereka ber-integrasi sosial di
dalam Masjid Al-Ikhlas seperti kegiatan pengajian Islami antaranya
maulid Nabi Muhammad SAW dan kegiatan pengajian yasinan.
Integrasi adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda
dalam masyarakat sehingga menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang
berbeda tersebut dapat meliputi perbedaan kedudukan sosial, ras, etnis,
agama, bahasa, kebiasaan, sistem nilai dan norma.4 Integrasi sosial akan

1
Nicholas Abercrombie, Stephen Hill, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela 2010),
h. 284.
2
D. Hendropuspito OC, Sosiologi Sistematik, (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 374.
3
Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III (Jakarta: Balai Pustaka, 2007),
h. 437.
4
Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68.

8
9

terbentuk apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut sepakat


mengenai struktur kemasyarakatan yang dibangun termasuk nilai-nilai,
norma-norma dan pranata- pranata sosialnya. Integrasi juga dapat dilihat
sebagai suatu proses yang memperkuat hubungan dalam suatu sistem
sosial, dan memperkenalkan aktor baru dan kelompok ke dalam sistem dan
lembaga-lembaganya. Integrasi pada dasarnya merupakan suatu proses:
jika proses ini berhasil, masyarakat dikatakan terintegrasi.5
Jika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) integrasi
sosial adalah “pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat”.6
Jadi kesimpulan dari pembauran tersebut mengandung arti masuk ke
dalam hal supaya menyesuaikan, menyatu, atau melebur sehingga menjadi
kesatuan yang kuat.
Menurut Ogburn dan Nimkoff integrasi merupakan suatu ikatan
berdasarkan norma, yaitu karena norma kelompoklah merupakan unsur
yang mengatur tingkah laku, dengan mengadakan tuntutan tentang
bagaimana integrasi berhasil apabila anggota masyarakat merasa bahwa
mereka berhasil mengisi kebutuhan satu sama lain, apabila tercapai
semacam consensus mengenai norma sosial, apabila norma-norma cukup
lama dan tidak berubah-ubah. 7
Ada dua unsur pokok dari integrasi sosial, yaitu : pembauran atau
penyesuaian dan unsur fungsional, Integrasi sosial dianggap gagal apabila
kemajemukan sosial tidak sesuai. Talcot Parson berpendapat bahwa
integrasi merupakan persyaratan yang berhubungan dengan interaksi
antara para anggota dalam sistem sosial itu. Supaya sistem sosial itu
berfungsi secara efektif sebagai satu satuan, harus ada paling kurang suatu
tingkat solidaritas di antara individu yang termasuk di dalamnya. Masalah
integrasi menunjuk pada kebutuhan untuk menjamin bahwa ikatan

5
Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68.
6
Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
7
Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina cipta,
1979), h. 124
10

emosional yang cukup menghasilkan solidaritas dan kerelaan untuk


bekerja sama dikembangkan dan dipertahankan.8
Pada teori ini mengatakan bahwa integrasi sosial berjalan dengan
baik jika memiliki interaksi antara anggotanya, dalam artian integrasi
mengacu pada suatu keadaan dalam masyarakat dimana orang-orang
saling berhubungan agar menghasilkan pola kehidupan masyarakat yang
memiliki keserasian sosial.

b. Syarat-syarat Integrasi Sosial


Menurut William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff yang dikutip oleh
Kamanto Sunarto mengemukakan syarat-syarat berhasilnya suatu integrasi
sosial adalah: anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu
kebutuhan satu dengan yang lainnya, masyarakat berhasil menciptakan
kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang
menjadi pedoman hidup, masyarakat telah menjalani nilai dan norma
secara konsisten.9
Menurut peneliti integrasi sosial akan terbentuk dimasyarakat
apabila sebagian besar anggota masyarakat tersebut memiliki konsensus
tentang batas wilayah tempat mereka tinggal. Sebagian besar masyarakat
sepakat mengenai struktur sosial yang dibangun seperti nilai, norma,
pranata sosial dan sistem religi yang berlaku dalam masyarakat.

c. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial


Menurut Esser yang dikutip oleh Wolfgang Bosswick dan
Friedrich Heckmann, integrasi sosial dapat terjadi dalam empat bentuk
yakni:
Pertama, Akulturasi (acculturation). Akulturasi atau proses
sosialisasi adalah proses dimana seorang individu memperoleh
pengetahuan, standar budaya dan kompetensi yang dibutuhkan untuk
berinteraksi dengan sukses dalam masyarakat.

8
Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2, (Jakarta: PT. Gramedia
anggota IKAPI, 1986), h. 130.
9
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000), h. 68.
11

Kedua, Penempatan (placement). Penempatan berarti seorang


individu mendapatkan posisi dalam masyarakat - dalam sistem pendidikan
atau ekonomi, dalam profesi, atau sebagai warga negara. Penempatan juga
menyiratkan perolehan hak yang berhubungan dengan posisi tertentu dan
kesempatan untuk membangun hubungan sosial dan untuk memenangkan
modal budaya, sosial dan ekonomi. Akulturasi merupakan prasyarat untuk
penempatan.
Ketiga, Interaksi (interaction). Interaksi adalah pembentukan
hubungan dan jaringan, oleh individu yang berbagi orientasi bersama. Ini
termasuk persahabatan, hubungan romantis atau pernikahan, atau
keanggotaan yang lebih umum dari kelompok sosial.
Keempat, Identifikasi (identification). Identifikasi mengacu pada
identifikasi individu dengan sistem sosial: orang melihat dirinya sebagai
bagian dari tubuh kolektif. Identifikasi memiliki aspek kognitif dan
emosional. 10
Jadi menurut Wolfgang Bosswick dan Friedrich Heckmann dapat
disimpulkan bahwa integrasi dianggap gagal jika tidak adanya empat
bentuk tersebut, integrasi sosial terjadi karena adanya perpaduan dari
berbagai bentuk, seperti adanya akulturasi, penempatan, interaksi dan
identifikasi sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, sosial dan agama
yang membentuk jadi diri suatu bangsa.

d. Faktor-Faktor Pendukung Integrasi Sosial


Suatu integrasi sosial dapat berlangsung cepat atau lambat,
tergantung pada faktor-faktor pendukungnya, yakni:
Pertama, homogenitas kelompok. Dalam kelompok atau
masyarakat yang tingkat homogenitasnya rendah, integrasi sosial akan
mudah dicapai. Sebaliknya, dalam kelompok atau masyarakat majemuk,
integrasi sosial akan sulit dicapai dan memakan waktu yang sangat lama.

10
Wolfgang Bosswick & Friedrich Heckmann, Journal Integration of Migrants:
Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European Forum for Migration Studies
(EFMS) University of Bamberg, 2006), h. 2.
12

Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa semakin homogen suatu


kelompok atau masyarakat, semakin mudah pula proses integrasi antara
anggota di dalam kelompok atau masyarakat tersebut. Contoh kelompok
atau masyarakat yang homogen adalah kelompok atau masyarakat dengan
satu suku bangsa.
Kedua, besar kecilnya kelompok. Umumnya, dalam kelompok
yang kecil, tingkat kemajemukan anggotanya relatif rendah sehingga
integrasi sosialnya akan lebih mudah dicapai. Hal tersebut dapat
disebabkan, dalam kelompok kecil, hubungan sosial antara anggotanya
terjadi secara intensif sehingga komunikasi dan tukar-menukar budaya
akan semakin cepat. Dengan demikian, penyesuaian antara perbedaan-
perbedaan dapat lebih cepat dilakukan. Sebaliknya, dalam kelompok besar,
yang tingkat kemajemukannya relatif tinggi, integrasi sosial akan lebih
sulit dicapai.
Ketiga, mobilitas geografis. Anggota kelompok jika baru datang
tentu harus menyesuaikan diri dengan identitas masyarakat yang ditujunya.
Namun, semakin sering anggota masyarakat datang dan pergi, semakin
sulit pula proses integrasi sosial. Sementara itu, dalam masyarakat yang
mobilitasnya rendah, seperti daerah atau suku terisolasi, integrasi sosial
dapat cepat terjadi.
Keempat, efektivitas komunikasi. Efektivitas komunikasi dalam
masyarakat juga akan mempercepat integrasi sosial. Semakin efektif
komunikasi berlangsung, semakin cepat integrasi antara anggota-anggota
masyarakat tercapai. Sebaliknya, semakin tidak efektif komunikasi yang
berlangsung antara anggota masyarakat, semakin lambat dan sulit integrasi
sosial tercapai.11
Dari beberapa definisi tentang integrasi sosial di atas adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi proses sosial, untuk menuju arah
integrasi yaitu ada tidaknya kesatuan pendapat dalam hal tujuan-tujuan
pokok yang ingin dicapai bersama. Dilihat dari ruang lingkupnya

11
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006), h. 49-50.
13

komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar Pondok Kacang,


Ciledug memiliki kesatuan pendapat dimana keduanya bekerja sama
dalam kegiatan Islami seperti kegiatan pengajian yasinan.

e. Taraf-Taraf Dalam Integrasi Sosial


Integrasi sebagai suatu proses memerlukan waktu lama sehingga
individu atau kelompok yang berbeda menjadi memiliki kesamaan. Untuk
tercapainya integrasi sosial, terdapat empat taraf, yakni:
Pertama akomodasi, yaitu merupakan langkah pertama menuju
integrasi sosial, dengan mengurangi pertentangan dan mencegah terjadinya
disintegrasi. Pada tahap akomodasi ini mencerminkan taraf tercapainya
kompromi dan toleransi. Situasi kompromi dan toleransi dapat dicapai
dalam keadaan di mana dua lawan atau lebih sama kuatnya. Menurut
Sumner, akomodasi adalah antagonistis cooperation yakni kerjasama yang
antagonis. Sebagai ilustrasi mengenai akomodasi sebagai kerjasama
anatagonis adalah adanya kerjasama antara dua belah pihak yang bertikai
untuk menyelesaikan pertentangan tersebut.12
Menurut peneliti akomodasi merupakan kondisi yang dapat
menggalang kerjasama dan percampuran kebudayaan, yang terdapat dalam
kehidupan masyarakat. Dengan adanya akomodasi tersebut dapat tercipta
kehidupan sosial yang sesuai dengan kaidah-kaidah sosial. Hasil- hasil
yang dapat diperoleh dari proses akomodasi yaitu menghindarkan
masyarakat dari benih-benih pertentangan, menekan oposisi, melahirkan
kerjasama, menyelaraskan dengan perubahan dan memungkinkan
terjadinya pergantian dalam posisi tertentu serta terjadinya asimilasi.
Kedua taraf kerjasama, disebut juga kooperasi yang terbentuk
karena adanya kesadaran bersama akan suatu kepentingan untuk dirasakan.
Kesadaran tersebut akan melahirkan suatu kesepakatan untuk bekerja sama
untuk mencapai tujuan atau kepentingan tersebut. Suatu bentuk kerjasama
akan berkembang jika orang-orang yang terlibat dapat digerakkan dan

12
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006), h. 51-52.
14

mempunyai kesadaran akan manfaat suatu tujuan bila berhasil dicapai,


serta adanya suatu wadah atau organisasi.13
Dapat disimpulkan bahwa untuk masyarakat kita, kerjasama bukan
hal yang baru karena sejak dulu telah dikenal dengan sebutan gotong
royong dan pada setiap keluarga selalu ditanamkan pola perilaku untuk
hidup rukun serta menjalin kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Kerjasama dapat bersifat positif jika dilakukan berdasarkan kaidah yang
berlaku di masyarakat, seperti yang berada di komplek Sekretariat Negara
RI mereka bekerjasama dalam melaksanakan pengajian yasinan yang
dilakukan setiap hari Kamis malam Jum‟at, adapun juga bersifat negatif
apabila bertentangan dengan norma. Misalnya kerjasama untuk melakukan
tindakan kejahatan.
Ketiga adalah taraf koordinasi, akan terbentuk apabila situasi
pertentangan antara kedua belah pihak sudah mengalami ketegangan.
Apabila antar individu atau kelompok mengalami pertentangan, maka pada
fase koordinasi ini masing-masing individu atau kelompok yang
bertentangan tersebut berusaha untuk tidak memperuncingnya lagi. 14
Keempat adalah asimilasi, asimilasi merupakan tahap yang paling
mendekati integrasi sosial dalam bentuk ideal. Proses asimilasi merupakan
proses dua arah (two way process). Karena menyangkut pihak yang
diintegrasikan (proses pengakuan) dan pihak yang mengintegrasikan diri
(proses penetrasi). Pada fase ini terjadi proses identifikasi kepentingan dan
pandangan kelompok.15
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asimilasi merupakan
kulminasi dari kehidupan bermasyarakat yang dapat merefleksikan adanya
integrasi sosial. Dengan demikian, terwujudnya integrasi sosial sangat
penting bagi kelangsungan hidup individu dan kelompok dalam tatanan
hidup bermasyarakat.

13
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52
14
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52
15
Rahmawati Noviana, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo), h. 51-52
15

f. Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami


Berdasarkan sudut pandang kebahasaan Indonesia pada umumnya
agama dianggap berasal dari bahasa sansakerta. “Arti agama dalam bahasa
sansakerta terdiri dari dua kata, yaitu; a = tidak; dan gama = kacau. Jadi
agama dimaksudkan sebagai ajaran yang datang dari Tuhan untuk
diamalkan manusia supaya terhindar dari kekacauan. Ajaran agama
memang menjamin jika manusia mengamalkan ajaran Tuhan-nya, mereka
akan aman tentram dan sejahtra.”16
Menurut inti maknanya yang khusus, kata agama dapat disamakan
dengan kata religion dalam bahasa Inggris, religie dalam bahasa
Belanda. Keduanya berasal dari bahasa latin. Religio, dari akar kata
religare yang berarti mengikat. Dalam bahasa Al-Qur‟an agama disebut
dengan al-din, yang muncul dalam surat Al-Kafirun ayat 7.

ِ‫َلكُمْ دِي ُنكُ ْم وَِليَ دِين‬


Artinya:
“Bagimu al-din-mu dan bagiku al-din-ku” (Q.S. Al-Kafirun ayat 7)
“Dalam bahasa Arab sendiri kata al-din mengandung bermacam
arti, yaitu: al-mulk (kerajaan), al-khidmat (pelayanan), al-„izz (kejayaan),
al-dzull (kehinaan), al-ikrah (pemaksaan), al-ihsan (kebijakan), al-adat
(kebiasaan), al-ibadat (pengabdian), al-qahr wa al-sulthan (keksuasaan
dan pemerintahan), al-tha‟at (taat), al-islam al tauhid (penyerahan dan
pengesaan Tuhan). Sedangkan pengertaian al-din yang berarti agama
adalah nama yang bersifat umum. Artinya, tidak dutunjukan kepada salah
satu agama; ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada didunia.”17
Integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami yang terjadi
antara kedua warga ini menjadi sebuah hal yang positif dalam kehidupan

16
Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia Grup, 2014), cet.
1, h. 4.
17
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009). Cet. 5,
h. 13
16

bermasyarakat. Sebagai contoh di Masjid Al-Ikhlas dilaksanakan


pengajian rutin yang dihadiri oleh kedua warga Sekretariat Negara dan
warga sekitar. Pengajian rutin ini dilaksanakan setiap hari Kamis malam
Jum‟at mereka menjalankan kegiatan pengajian yasinan yang dilaksanakan
sehabis Sholat Isya berjama‟ah di Masjid Al-Ikhlas.
Agama tidak hanya mengajarkan bagaimana berhubungan dengan
Tuhan-nya yang sering disebut sebagai ritual. Setiap agama juga
mengajarkan setiap manusia harus hidup di muka bumi secara normal,
berhadapan dengan serangkaian permasalah hidup di dunia. Tugas-tugas
keduniaan yang diajarkan oleh setiap agama kepada semua pengikutnya
mempengaruhi cara mereka dalam menyikapi dan menjalani kehidupan
dunianya dengan mendasarkan ajaran agama yang bersangkutan, sesuai
dengan taraf pemikiran dan kebutuhan mereka.
Kehidupan komplek Pondok Kacang, Tangerang Selatan ini sangat
kuat dengan nilai keagamaannya. Peneliti melihatnya secara langsung,
seperti ketika saya berkunjung mereka sedang melakukan ibadah Sholat
berjama‟ah. Menurut jama‟ah Masjid Al-Ikhlas di komplek Sekretariat
Negara hampir pada setiap waktu sholat 5 waktu, Masjid Al-Ikhlas selalu
ramai jama‟ahnya. Hal ini dikarenakan jama‟ah shalatnya tidak hanya
datang dari komplek Sekretariat Negara saja namun juga datang dari
lingkungan sekitar komplek Sekretariat Negara. Betapa besarnya peranan
agama dalam kehidupan masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa agama
merupakan satu modal pembangunan yang sangat tinggi nilainya.
Di sisi lain secara normatif agama dapat menjadi sumber inspirasi
kemajuan sebuah masyarakat. Dengan kesadaran beragama yang tinggi
dengan model pemahaman tertentu ia dapat menggerakkan masyarakat
untuk lebih memajukan dirinya sesuai dengan tuntutan perubahan jaman.
Hidup saling mengganggu satu sama lain sesama manusia merupakan satu
hambatan kesejahteraan hidup tiada orang satupun menginginkannya,
dengan demikian integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami
17

merupakan peran efektif untuk membangun suatu bangsa untuk bersatu


dalam kehidupan yang lebih baik lagi.

2. Hakikat Masyarakat
a. Pengertian Masyarakat
Sebelum kita bicara lebih lanjut masalah masyarakat, baik kita
tinjau terlebih dahulu tentang masyarakat. Menurut R.Linton: Seorang ahli
antropologi mengemukakan,bahwa masyarakat adalah “setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama, sehingga meraka
ini dapat mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu”.18
Hendropuspito mendefinisikan masyarakat sebagai Pertama,
masyarakat diartikan sebagai kesatuan terbesar dari manusia untuk saling
bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama atas dasar kebudayaan
yang sama. Definisi ini diberikan untuk membedakan lingkup kajian
masyarakat dengan kelompok sosial. Masyarakat membahas mengenai
kelompok-kelompok, sedangkan kelompok, fokus kajiannya pada
individu-individu. Kedua, masyarakat adalah jalinan kelompok-kelompok
sosial saling mengait dalam kesatuan sehingga menjadi lebih besar,
berdasarkan kebudayaan yang sama. Dalam hal tersebut ingin ditekankan
dalam definisi ini adalah adanya saling membutuhkan dan memiliki
kebudayaan sama. Ketiga, masyarakat adalah kesatuan yang tetap dari
orang-orang yang tinggal di daerah tertentu dan bekerjasama dalam
keolmpok-kelompok, berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai
kepentingan bersama.19
Dalam kehidupan, masyarakat mempunyai ciri-ciri tertentu, seperti
yang dikemukakan oleh Soerjono Soekanto dalam buku pengantar
sosiologi mengemukakan bahwa ciri-ciri kehidupan masyarakat adalah:
pertama manusia yang hidup bersama-sama sekurang-kurangnya terdiri

18
Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama,
2008), h. 126
19
Hendropuspito, Sosiologi Sistematika, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1989), h. 75.
18

atas dua orang inidvidu. Kedua bercampur atau bergaul dalam waktu yang
cukup lama. Berkumpulnya manusia akan menimbulkan manusia-manusia
baru dan sebagai akibat dari kehidupan bersama tersebut akan timbul
sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan
antarmanusia. Ketiga menyadari bahwa kehidupan mereka merupakan satu
kesatuan. Keempat merupakan sistem bersama yang menimbulkan
kebudayaan sebagai akibat dari perasaan saling terkait antara satu sama
lainnya.20
Auguste Comte mengatakan bahwa masyarakat merupakan
kelompok-kelompok makhluk hidup dengan realitas-realitas baru yang
berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan berkembang menurut
pola perkembangan yang tersendiri.21 Menurut Mac Iver di dalam
masyarakat terdapat suatu sistem cara kerja dan prosedur daripada otoritas
dan saling bantu membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan
pembagian sosial lain.22
Mengingat banyaknya definisi masyarakat tersebut, maka dapat
diambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus memiliki syarat-syarat
sebagai berikut:
Pertama harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak, bukan
pengumpulan binatang. Di dalam integrasi sosial pasti harus adanya
masyarakat, dimana komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitarnya
di Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten mereka saling
berinteraksi dengan tempat yang berbeda.
Kedua telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama di suatu
daerah tertentu. Dalam segi tempat tinggal komplek Sekneg sudah sangat
lama dibangun dan sekarang komplek tersebut berintegrasi dengan warga
asli sekitar komplek Sekretariat Negara RI.

20
M. Setiadi Elly dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya,( Jakarta: Kencana, 2011), h. 36-37.
21
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002),
h. 31.
22
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002),
h. 33.
19

Ketiga adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur


mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Dikarenakan di komplek Sekretariat Negara RI dan warga setempat
berintegrasi pengajian agama Islam, jadi tidak adanya undang-undang
yang mengatur mereka karena mereka menggunakan kesadaran untuk
datang dalam pengajian tersebut.23
Pada hakikatnya masyarakat itu dapat diibaratkan sebuah sistem,
dimana di dalamnya terdiri atas beberapa unsur atau elemen (lembaga-
lembaga sosial) yang memiliki fungsinya masing-masing dan saling
memiki keterkaitan antar unsur tersebut dalam proses untuk mencapai
suatu tujuan.24
Dari beberapa definisi dan kesimpulan di atas peneliti
menyimpulkan bahwa masyarakat dapat dibedakan dalam pengertian
natural dan kultural. Masyarakat natural, yaitu masyarakat yang ditandai
oleh adanya persamaan tempat tinggal contohnya seperti masyarakat
Sunda, masyarakat Jawa, masyarakat Batak, dan sebagainya. Masyarakat
kultural, yaitu masyarakat yang keberadaannya tidak terikat oleh wilayah
geografis yang sama, melainkan hasil dinamika kebudayaan peradaban
manusia. Misalnya masyarakat pelajar, masyarakat petani, dan sebagainya.

b. Unsur-Unsur Masyarakat
Hendropuspito memberikan penjelasan yang cukup detail tentang
unsur-unsur masyarakat diantaranya :
Pertama, Adanya Kelompok Manusia yang Berinteraksi.
Syarat pertama yang harus ada dalam kehidupan masyarakat
adanya interaksi diantara anggota kelompok masyarakat tersebut,
berlangsung lama, saling pengaruh mempengaruhi dan memiliki prasarana
untuk berinteraksi.
Kedua, Adanya Norma - Norma dan Adat Istiadat.

23
Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008), h. 150.
24
Hamid Hasan, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008), h. 150.
20

Kehidupan suatu masyarakat akan berlangsung tertib manakala di


situ terdapat norma-norma yang diterapkan secara kontinyu dan teratur,
sehingga menjadi suatu adat istiadat yang khas untuk masyarakat tersebut
yang jadi pembeda dengan masyarakat lainnya.
Ketiga, Adanya Identitas yang Sama.
Unsur lain yang membentuk masyarakat adalah adanya identitas
yang sama yang dimiliki oleh warga masyarakatnya, bahwa mereka
memang merupakan suatu kesatuan khusus yang berbeda dengan
kesatuan-kesatuan manusia lainnya.
Keempat, Adanya Batas Wilayah.
Suatu masyarakat umumnya mempunyai batas-batas wilayah yang
jelas, masyarakat Bali, misalnya, adalah yang terdapat di Pulau Bali, dan
masyarakat Madura adalah yang terdapat di Pulau Madura.25
Hendropuspito mengatakan bahwa: “di atas bumi yang kita diami
ini terdapat macam-macam masyarakat manusia. Kita perlu mengadakan
klasifikasi masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.”26 Sebagai
contoh dalam pembahasan ini akan dikemukakan klasifikasi masyarakat
atas dasar tingkat kemajuan dan agama yang dianut oleh masyarakat
sebagaimana dilakukan oleh Hendropuspito di bawah ini.
1. Masyarakat Sederhana dan Masyarakat Maju
Sebutan lain untuk masyarakat sederhana adalah masyarakat
tradisional dan masyarakat desa. Sedangkan untuk masyarakat maju
disebut juga dengan masyarakat modern dan masyarakat kota. Persamaan
atau ciri-ciri yang melekat pada kedua bentuk masyarakat ini dapat dilihat
pada corak kehidupan seperti berikut.
Pertama, pada jenis pekerjaan. Pada masyarakat sederhana, tidak
ada pembagian kerja secara cermat. Setiap orang dapat melakukan segala
jenis seperti, peternak, bercocok tanam, nelayan, dan sebagainya. Namun

25
Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama,
2008). h. 130.
26
Bambang Pranowo. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi Agama,
2008), h. 130 .
21

jenis utama pekerjaan pada masyarakat sederhana adalah pertanian di


sawah, ladang, kebun. Sementara itu, pada masyarakat yang sudah maju,
pembagian kerjanya lebih jelas, bervariasi dan terspesialisasi. Seperti
dalam bidang industri, perdagangan dan jasa.
Kedua, yaitu solidaritas sosial. Pada masyarakat sederhana
solidaritas sosial tercipta atas dasar hasil kesamaan dan keseragaman dan
adanya ikatan batin yang kuat diantara sesama warga desa. Sebaliknya,
jika pada masyarakat maju munculnya solidaritas karena adanya
ketidaksamaan peranan-peranan dalan masyarakat. Dan juga antara warga
saling membutuhkan dan saling tergantung. Ikatan solidaritasnya pun
bersifat rasional dan fungsional.
Ketiga, Gaya hidup pada masyarakat sederhana sangat dipengaruhi
oleh pola kehidupan agraris, yang menonjolkan kesederhanaan dan
semangat gotong royong pada masyarakatnya. Berbeda dengan masyarakat
maju, gaya hidupnya sangat dipengaruhi oleh benda – benda modern
dengan cara hidup yang bersifat materialistis dan percaya pada
kemampuannya untuk mencapai keberhasilan (individualistis).
2. Masyarakat Agama
Suatu masyarakat dikategorikan sebagai masyarakat agama
manakala agama mendominasi kehidupan masyarakat tersebut dalam
seluruh aspek kehidupannya. Namun karena dalam kenyataannya
kehidupan masyarakat lebih banyak ditentukan oleh politik dalam bentuk
negara, maka yang dibahas adalah negara agama dan sekuler, bukan
masyarakat agama. Kriteria utama dalam menentukan suatu negara disebut
sebagai negara agama adalah ditetapkannya kitab suci agama tertentu
menjadi dasar konstitusi negara. Ajaran agama dijadikan sumber hukum
yang mengatur perilaku individu masyarakat dan aturan ketatanegaraan.
Filosofi terbentuknya negara agama adalah faham integralisme bahwa
agama dan negara suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Kebalikan dari negara agama adalah negara sekuler. Di situ tidak
ada tempat sama sekali bagi agama serta nilai - nilai rohani yang datang
22

dari luar (supra empiris). Dalam negara seperti itu, agama hanya menjadi
urusan pribadi masing-masing.
3. Masyarakat Setempat (Community)
Istilah community dapat diterjemahkan sebagai komunitas dimana
masyarakat setempat adanya komunitas untuk bergabung dalam hal
integrasi, yang menunjukan pada warga sebuah desa, kota, suku, atau
bangsa. Apabila anggota-anggota suatu kelompok, baik itu kelompok
besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa sehingga merasakan
bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi kepentingan-kepentingan hidup
yang utama, kelompok tadi disebut dengan masyarakat setempat.27
Dapat disimpulkan secara singkat bahwa masyarakat setempat
adalah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan sosial yang tertentu, dasar-dasar masyarakat setempat adalah
lokalitas dan perasaan semasyarakat setempat. 28
Tipe-tipe masyarakat setempat dalam mengadakan klasifikasi
masyarakat, dapat di gunakan empat kriteria, yaitu :
Pertama Jumlah penduduk. Kedua Luas, kekayaan dan kepadatan
penduduk daerah pedalaman. Ketiga Fungsi-fungsi khusus masyarakat
setempat terhadap seluruh masyarakat. Keempat Organisasi masyarakat
yang bersangkutan.29 Kriteria tersebut di atas dapat di gunakan untuk
membedakan antara tipe-tipe masyarakat setempat yang sederhana dan
modern, serta masyarakat pedesaan dan perkotaan. Sedangkan cara
beradaptasi mereka sangat sederhana, dengan menjunjung tinggi sikap
kekeluargaan dan gotong royong antara sesama, serta yang paling menarik
adalah sikap sopan santun yang kerap digunakan masyarakat pedesaan.30

27
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 131-132.
28
R.M. Maclever dan Charles H. Page, op, cit., h. 9-10
29
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 135.
30
Ardiwinata Jajat, Sosiologi Antropologi Pendidikan, (Bandung:UPI PRESS, 2007)
23

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bagian


masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu, terikat oleh
rasa solidaritas yang tinggi, dan memiliki perasaan komunitas sebagai
pengaruh kesatuan tempat tinggalnya, masyarakat komplek Sekretariat
Negara RI dan warga sekitar Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan
keduanya saling bersikap ramah, dan warga komplek Sekretariat Negara
RI sangat terbuka dengan bergabungnya masyarakat sekitar Sekretariat
Negara RI dalam kegiatan pengajian yasinan yang sangat rutin, yang
dilaksanakan setiap hari Kamis malam Jum‟at yang bertempatan di
komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang
Selatan, Banten.

c. Pengertian Masyarakat Kota


Masyarakat perkotaan sering disebut masyarakat urban (urban
community). Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat
kehidupannya serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda dengan
masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat
kota yaitu: kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan
kehidupan keagamaan di desa, orang kota pada umumnya dapat mengurus
dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.31 Yang penting
disini adalah manusia perorangan atau individu, pembagian kerja di antra
warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata,
kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih
banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa, interaksi yang terjai
lebih banyak terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripaa factor
pribadi, pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat
mengejar kebutuhan individu, perubahan-perubahan sosial tampak dengan
nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh
dari luar.

31
Abu Ahmad Dkk. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Bina Aksara IKAPI 1988), h. 223-224.
24

Soerjono Soekanto mendefinisikan “masyarakat kota sebagai


kehidupan keagamaan berkurang, dapat mengurus dirinya sendiri tanpa
harus bergantung pada orang lain (individualis), pembagian kerja lebih
tegas dan punya batas-batas nyata.”32
Perkembangan perubahan biasanya diidentifikasikan dengan
perkembangan kota-kota besar, dan pertanian di desa sebagai daerah
tempat bercocok tanam yang mempunyai hubungan tetap dengan kota.
Antara kota dan desa pada umumnya terlihat pada perbedaan sosial dan
kebudayaan yang besar, bagi orang desa kota itu dianggap berbahaya,
harus waspada, banyak pengetahuan dan muslihatnya.33
Dalam bermasyarakat pastinya ada struktur sosial, dan unsur-unsur
sosial tersebut mencakup kepada berbagai hal, dan masyarakat merupakan
suatu sistem sosial yang dapat dianalisa dari sudut-sudut syarat
fungsionalnya, yaitu :
Pertama Fungsi mempertahankan pola (Pattern maintenance).
Fungsi ini berkaitan dengan hubungan antara masyarakat sebagai system
sosial dengan subsistem kebudayaannya.
Kedua Fungsi integrasi. Hal ini mencangkup jaminan terhadap
koordinasi yang diperlukan antara unit-unit dari suatu system sosial,
khususnya yang berkaitan dengan kontribusinya pada organisasi dan
berperannya keseluruhan system. Dapat kita simpulkan bahwa fungsi ini
telah berjalan di komplek Sekretariat Negara RI dalam bentuk kegiatan
pengajian yasinan dengan warga sekitarnya.
Ketiga Fungsi pencapaian tujuan. Hal ini menyangkut hubungan
antara masyarakat sebagai sistem sosial dengan subsistem aksi
kepribadian.
Keempat Fungsi adaptasi yang menyangkut terhadap masyarakat
sebagai system sosial dengan subsistem organisme perilaku dan dengan

32
Soerjono Soekanto, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 138-139.
33
Elly M. Setiadi. Pengantar Sosiologi. (Jakarta Kencana: Prenada Media Grup, 2009), h.
25

dunia fisiko organik. Hal menyangkut penyesuaian masyarakat dengan


lingkungannya.34
Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan manusia lain
dalam kehidupannya, sekelompok manusia yang saling membutuhkan
tersebut akan membentuk suatu kehidupan bersama yang disebut dengan
masyarakat. Masyarakat itu sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat
istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh suatu
rasa identitas bersama.35
Jika di dalam komplek Sekretariat Negara RI dan masyarakat
sekitarnya Pondok Kacang, Ciledug, Tangerang Selatan, Banten. Mereka
berinteraksi melalui kegiatan pengajian kegamaan Islami atau pengajian
yasinan yang biasa dilakukan setiap malam Jumat pukul 19.20 WIB
(sehabis sholat isya).
Dalam hidup bermasyarakat, manusia senantiasa menyerasikan diri
dengan lingkungan sekitarnya dalam usahanya menyesuaikan diri untuk
meningkatkan kualitas hidup, karena itu suatu masyarakat sebenarnya
merupakan sistem adaptif karena masyarakat merupakan wadah untuk
memenuhi berbagai kepentingan dan tentunya untuk dapat bertahan namun
di samping itu masyarakat sendiri juga mempunyai berbagai kebutuhan
yang harus dipenuhi agar masyarakat tersebut dapat hidup terus.36
Dalam kehidupan masyarakat modern sekarang ini sering
dibedakan antara mayarakat urban atau yang sering disebut dengan
masyarakat kota dengan masyarakat desa. Pembedaan antara masyarakat
kota dengan masyarakat desa pada hakikatnya bersifat gradual, agak sulit
memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya
hubungan antara konsetrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang

34
Syamsir Salam, Sosiologi pedesaan. (Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2008), hal. 60-61.
35
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan Ketiga,
2005), h. 122.
36
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), h. 23.
26

dinamakan urbanisme dan tidak semua tempat dengan kepadatan


penduduk yang tinggi dapat disebut dengan perkotaan.37
Pada masyarakat kota ada beberapa ciri-ciri yang menonjol, pada
umumnya masyarakat kota dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung pada orang lain, masyarakat kota mempunyai jalan pikiran
rasional sehingga dapat menyebabkan interaksi yang terjadi lebih
didasarkan pada faktor kepentingan dari pada faktor pribadi, jalan
kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu
sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting untuk dapat
mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu, dan perubahan-
perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya
terbuka dalam menerima pengaruh luar.38 Beberapa ciri-ciri masyarakat
kota yang selalu berusaha meningkatkan kualitas hidupnya dan terbuka
dalam menerima pengaruh luar tersebut menyebabkan teknologi terutama
teknologi informasi berkembang dengan pesat dalam masyarakat kota
karena bagi masyarakat kota penggunaan teknologi informasi di segala

bidang telah sangat signifikan meningkatkan kualitas kehidupan mereka.

Dari beberapa definisi dan kesimpulan di atas, peneliti


menyimpulkan bahwa masyarakat kota (urban community) memiliki arti
warga yang tinggal dan menetap di wilayah metropolitan atau ibukota
yang menjadi pusat perekonomian dan segala macam hal yang dapat
dijadikan sebagai sumber penghidupan dengan kegiatannya yang tiada
henti setiap harinya.
Dalam pergaulan sehari-hari haruslah melihat diri agar tidak
terjerumus dalam hal negatif. Karena wilayah perkotaan adalah „sasaran
empuk‟ bagi para pelaku kejahatan untuk menjalankan setiap aksinya.
Karena itu, kepada setiap orang yang hendak melakukan urbanisasi
haruslah mempunyai kenalan keluarga yang sebelumnya telah tinggal di
kota.

37
Ibid., hal. 136
38
Ibid., hal. 139-140
27

Media komunikasi perkotaan jauh lebih unggul dibanding


pedesaan. Sekarang, anak sekolah dasar pun telah mengetahui media
internet. Jalur komunikasi tidak hanya melalui telepon ataupun handphone.
Ini terjadi karena kemajuan teknologi dan berpusat di wilayah perkotaan
dalam penyebarannya.
Masyarakat perkotaan mempunyai kehidupan yang lebih kompleks
dibanding masyarakat pedesaan. Karena ciri khas perkotaan sebagai pusat
kehidupan telah menjadi momok di setiap lapisan masyarakat. Oleh sebab
itu, banyak terdapat hal-hal yang membuat warga desa tergiur untuk
mencicipi kehidupan di kota, maka setiap tahunnya banyak orang-orang
desa yang merantau pergi ke kota untuk mencari nafkah. Tetapi banyak
pula sehingga menjadi pengangguran karena tidak memiliki pendidikan
dan pengalaman yang cukup.

d. Fungsi agama bagi manusia dan masyarakat


Manusia pada umumnya memiliki tantangan, dalam tantangan
yang dihadapi manusia dikembalikan pada tiga hal: ketidakpastian, ketidak
mampuan, dan kelangkaan, untuk mengatasi itu semua manusia lari
kepada agama.
Karena manusia percaya dengan keyakinan bahwa agama memiliki
kesanggupan yang definitif dengan menolong manusia, dengan kata lain,
manusia memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama, contohnya
yaitu:
Fungsi edukatif, manusia mempercayai fungsi edukatif kepada
agama yang mencangkup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Lain dari
instansi agama dianggap sanggup memberikan pengajaran yang otoritatif,
bahkan dalam hal-hal yang sakral tidak dapat salah.
Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-
petugasnya baik di dalam upacara (perayaan) keagamaan, khotbah,
renungan (meditasi), pendalaman rohani dan lain sebagainya.39

39
Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984), h. 38.
28

Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat dilepas dari


tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakat seperti
ketidakpastian, ketidakmampuan, dan kelangkaan. Untuk mengatasi yang
demikian manusia dan masyarakatnya lari kepada agama. Manusia dan
masyarakatnya memberikan suatu fungsi tertentu kepada agama seperti
fungsi edukatif, fungsi penyelamatan, fungsi pengawasan sosial, fungsi
memupuk persaudaraan,dan fungsi transformatif.40
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
agama bagi manusia dan masyarakat memiliki tujuan yang sama bahwa
agama memiliki fungsi salah satunya seperti fungsi edukatif yang mana
salah satu tujuan utama agama melaui pembimbing ketua dan
pemimpinnya, agama senantiasa memberikan pengajaran dan bimbingan
pada umatnya agar selalu bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

40
Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984), h. 38.
29

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian


yang dilakukan oleh:
1. Skripsi yang ditulis Asri Simani Huruk, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Sumatra Utara dengan judul “Analisis Proses
Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat” (Studi Deskriptif Pada
PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun
tahun 2009). Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah
bagaimana proses integrasi sosial karyawan dan masyarakat dengan
adanya PT. Allegrindo di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab.
Simalungun.
Hasil penelitian di PT. Allegrindo dapat diketahui bahwa proses
integrasi sosial karyawan dan masyarakat dilihat dari interaksi sosial
pengelola perusahaan dengan masyarakat melalui pembagian
keuntungan kepada masyarakat yaitu Program Comunity
Development (CD). Interaksi sosial yang dilakukan oleh pengelola
perusahaan terhadap masyarakat merupakan proses adaptasi, agar
masyarakat dapat menerima kehadiran perusahaan.41

2. Jurnal yang ditulis Pdt. Dr. Retnowati Fakultas Teologi, Universitas


Kristen Satya Wacana, pada tahun 2014 dengan judul “Refleksi
Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas Situbondo
membangun Integrasi Pasca Konflik” penelitian kualitatif dengan
pendekatan naturalistik dalam pengumpulan data. Masalah yang
dibahas dalam jurnal ini adalah penyelesaian konflik dan integrasi
sosial dalam masyarakat umat beragama di Situbondo sehingga
berhasil menggunakan modal sosial berupa kekuatan kultur sebagai
sarana menciptakan kehidupan bersama yang harmonis pasca
kerusuhan.

41
Asri Simani Huruk, Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat di PT.
Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun, Medan, Januari 2009
30

Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi dalam


masyarakat Situbondo dan upaya rekonsiliasi telah dilakukan oleh
masyarakat dan umat beragama di Situbodo. Kearifan lokal yang
dimiliki masyarakat Situbondo menjadi modal sosial dalam
mewujudkan integrasi dalam masyarakat sehingga pasca kerusuhan
kehidupan masyarakat dan hubungan antarumat beragama di
Situbondo yang mengalami keretakan dapat dipulihkan kembali.42
3. Tesis yang ditulis oleh Zalbi Ikhsan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Program Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial Bidang Studi
Sosiologi Kekhususan Manajemen Pembangunan Sosial, Universitas
Indonesia pada tahun 2000 dengan judul “Integrasi sosial antar etnik
di daerah pemukiman transmigrasi” (Studi kasus di unit pemukiman
transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten
Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan). Masalah yang dibahas
dalam penelitian ini adalah bagaimana proses integrasi sosial bisa
terwujud atau tercapai diantara kelompok etnis yang ada, hal-hal apa
yang berhubungan langsung ataupun tidak langsung dengan proses
tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah kombinasi antara
metode deskripsi dan eksplanasi dengan memilih masyarakat desa
Sidorahayu, Kecamatan Babat Toman- Musi Banyu Asin-Sumatera
Selatan, sebagai lokasi penelitian.
Kesimpulan dari studi ini adalah integrasi sosial diantara
kelompok etnis yang ada kini telah tercapai, yakni telah terbina dan
terciptanya kehidupan berdampingan dan bertetangga secara rukun,
damai dan harmonis. Namun sekalipun tercapainya integrasi sosial
tersebut, tidak sekaligus berarti tidak adanya benih-benih konflik atau
potensi konflik. Benih-benih konflik atau potensi konflik, terutama
dikarenakan perbedaan dalam mata pencaharian, bidang usaha dan

42
Retnowati, Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas
Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik, 2014
31

penguasaan lahan pertanian yang mencolok, cukup potensial dan


masih perlu diwaspadai dimasa-masa mendatang.43

C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Berdasarkan
landasan teori yang telah diuraikan dalam teori terkait, maka pada bagian
II ini peneliti menentukan kerangka konsep penelitian yaitu “Proses
Integrasi Sosial Antara Komplek Sekretariat Negara dan Penduduk
Setempat Pondok Kacang Ciledug Tangerang Banten”
Proses integrasi dalam penelitian ini adalah proses berbaurnya
warga asli setempat dengan warga komplek Sekretariat Negara RI dalam
suatu pengajian mingguan yang dilakukan sangat rutin.

Tabel 2.1
Kerangka Konsep Penelitian

KOTA
Proses Integrasi Sosial

Masyarakat Masyarakat
Komplek Setempat

Interaksi Sosial

Interaksi Sosial

43
Zalbi Ikhsan, Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi Di unit
pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-Kabupaten Musi Banyu Asin
Propinsi Sumatera Selatan. Universitas Indonesia Depok 2000
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian yang akan dilakukan adalah di komplek Sekretariat


Negara RI Kelurahan Pondok Kacang Barat, Kecamatan Pondok Aren, Ciledug
Tangerang Selatan, Banten.
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini yaitu selama empat bulan
dimulai dari tanggal 25 Oktober 2015 sampai dengan Februari 2016, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah:

Table 3.1
Waktu Pelaksanaan Penelitian 25 Oktober 2015 sataud Januari 2016
No Kegiatan Agus Sep Okt Nov Des Jan

1. Penyerahan x
proposal pada
Dosen
Pembimbing
2. Penulisan BAB x x x x x x
I-III
3. Penyusunan x x
Instrumen
4. Pengumpulan x x
data
wawancara dan
observasi
5. Membuat Xx x
Transkip
Wawancara
6. Konsultasi x x x x x x x
hasil transkip

32
33

wawancara dan
analisis data
Bab IV
7. Penulisan x x
Laporan
Penelitianatau
Bab IV-V

B. Metode Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode


deskritif kualitatif dimana peneliti berusaha untuk menguraikan temuan hasil
penelitian dengan menggunakan kata-kata atau kalimat dalam suatu struktur yang
logik, serta menjelaskan konsep-konsep dalam hubungan yang satu dengan
lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih karena dapat mempresentasikan karakteristik
penelitian secara baik, dan data yang didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam,
dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.
Pendekatan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.1 Karena itu, sifat penelitian ini adalah
naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan. Penelitian ini dilakukan
untuk mengungkapkan proses integrasi sosial dalam hal keagamaan Islami seperti
kegiatan-kegiatan hari besar islam dan yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis
malam Jumat yang dilaksanakan kedua kelompok masyarakat yaitu warga
komplek Sekretariat Negara RI dan penduduk setempat Pondok Kacang, Ciledug,
Tangerang Selatan, Banten.

C. Sampel Sumber Data Penelitian


1. Sumber Data
Sumber data yang didapatkan untuk melakukan penelitian ini
adalah sumber data primer dan sumber data sekunder :

1
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1
34

Pada penelitian ini sumber data primer adalah hasil dari


pengumpulan informasi-infromasi yang dilakukan secara langsung melalui
wawancara dengan orang-orang yang bersangkutan dan yang memahami
atas permasalahan yang diajukan. Pengumpulan data primer dengan teknik
wawancara bertujuan guna memperoleh informasi yang lebih mendalam
mengenai proses integrasi dalam hal keagamaan Islami seperti kegiatan
yasinan yang dilakukan setiap hari Kamis malam Jumat.
Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang berupa berkas
atau dokumen sebagai data penunjang penelitian, diperoleh dari pihak-
pihak yang berkaitan dengan objek kajian penulisan skripsi ini. Adapun
data berkas atau dokumen dalam penelitian ini berupa arsip-arsip yang
dimiliki oleh ketua DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) pengurus Masjid
setempat dan foto-foto tentang pengajian keagamaan Islami secara
langsung.
2. Sampel
Pengambilan sumber data penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu.2 Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang
tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang ingin peneliti
tanyakan kepada partisipan. Subjek yang diteliti dalam penelitian ini
adalah pengurus Masjid, warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif,
warga sekitar yang aktif.
Partisipan penelitian yang menjadi narasumber penelitian ini
adalah orang-orang yang rutin mengikuti pengajian Islami yang
dilaksanakan setiap hari besar Islam dan Kamis malam Jumat. Kegiatan
keagamaan Islami yang dilakukan oleh warga komplek Sekretariat Negara
RI bersama warga setempat bukan hanya kegiatan pengajian yasinan saja,
pada kegiatan lainnya juga demikian, seperti pada kegiatan perayaan Idul
Fitri yang dilaksanakan setiap tahun. Alasan peneliti mengambil partisipan
tersebut adalah mereka lebih mengetahui dan merasakan langsung
2
Sugiyono, op.cit., h. 53-54.
35

permasalahan tersebut, sehingga bisa didapatkan informasi yang lebih


naturalistik dan mendalam. Hal ini dilihat dari keadaan sosial dan status
sosial serta pengetahuan partisipan terhadap integrasi sosial dari kedua
kelompok masyarakat tersebut.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian adalah peneliti itu
sendiri.3 Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang
selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai
instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian
kualitatif, penguasaan wawasan tehadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,
menafsirkan data dan membuat kesimpulannya atas temuannya.
Instrumen teknis yang dipakai peneliti adalah dengan pedoman
wawancara yang digunakan sebagai acuan dalam proses wawancara.
Peneliti akan terjun langsung kelapangan untuk melakukan pengumpulan
data, analisis data dan membuat kesimpulan.
E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah awal yang paling


strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh peneliti
adalah sebagai berikut:

3
Sugiyono, op.cit., h.59
36

1. Observasi

Observasi adalah peninjauan secara cermat4, peninjauan akan


dilakukan dengan mengamati segala hal yang terkait dan dianggap perlu
dari objek penelitian. Dalam observasi ini peneliti tidak terlibat langsung
dengan berbagai objek yang diamati melainkan berkedudukan sebagai
pengamat independen.

2. Wawancara

Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan


dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui
saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai
sebagai sumber data.5 Wawancara ini dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
yaitu wawancara pembuka, wawancara inti dan terakhir member check
yang dilakukan dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian
kepada sumber-sumber data yang telah memberikan data.6 Wawancara
pembuka yaitu dimulai dengan perkenalan profil partisipan, wawancara ini
dilakukan selama 10-20 menit, lalu peneliti dan partisipan membuat
kesepakatan mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara
ketahap selanjutnya yaitu wawancara inti dimana wawancara ini dilakukan
untuk menemukan jawaban atau hasil dari perumusan masalah yang telah
ditentukan, wawancara ini dilakukan selama kurang lebih 30-40 menit.
Setelah itu peneliti menyusun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
narasumber dalam bentuk transkip wawancara. Selanjutnya, tahap terakhir
member check dimana peneliti mendiskusikan kembali hasil wawancara
yang berupa transkip wawancara untuk disepakati oleh peneliti dan nara
sumber agar data tersebut valid sehingga data semakin dipercaya.

4
Pusat Bahasa : Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III ... hal. 794
5
Ibid., h. 263
6
Sugiyono, op.cit., h.129.
37

Dalam penelitian ini partisipan yang akan diwawancarai berjumlah


enam orang yang terdiri dari dua pengurus Masjid Al-Ikhlas, dua warga
komplek, dua warga setempat.

3. Dokumentasi

Dokumen digunakan untuk mendukung dan menambah bukti yang


diperoleh dari sumber yang lain misalnya kebenaran data hasil
wawancara.7 Dokumen yang digunakan pada penelitian ini berupa arsip-
arsip yang berkaitan dengan pengajian Islami dan juga hasil observasi
secara langsung, seperti dokumen pribadi, dokumen resmi, foto-foto dan
rekaman kaset tentang kondisi lapangan tersebut.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah di fahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.8 Proses analisis data dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Reduksi Data, kegiatan peneliti menyeleksi memilah-milah data
serta memberi kode, menentukan fokus pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya serta membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Menyajikan Data, setelah data direduksi, peneliti menyajikan data.
dalam penlitian kualitatif, display data ini dapat dilakukan dalam grafik
dan sejenisnya. Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

7
Ibid., h. 74
8
Ibid., h. 89
38

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan


apa yang telah dipahami tersebut.
Menyimpulkan Data dan Verifikasi, dalam analisis data kualitatif
menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi.
9
Peneliti menarik kesimpulan berdasarkan data-data yang telah ada.
Kesimpulan ini dibuktikan dengan cara menafsirkan berdasarkan kategori
yang ada sehingga dapat diketahui hubungan kecerdasan emosional
dengan perilaku altruisme pada mahasiswa.
G. Rencana Penguji Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya di tekankan


pada uji validitas dan reliabilitas.10 Pada penelitian kualitatif, temuan atau
data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang
dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Teknik pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi
triangulasi dan meningkatkan ketekunan. 11 Hal tersebut dijelaskan sebagai
berikut:

1. Triangulasi

Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi teknik dan sumber


data. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi.
Triangulasi sumber, dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama
melalui sumber yang berbeda.12
Triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah
triangulasi sumber. Hal ini bertujuan untuk membandingkan dan
mengecek informasi yang diperoleh dengan wawancara dan observasi.
Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan yang serupa
kepada para subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran suatu
9
Ibid., h. 92
10
Ibid., h. 117
11
Ibid., h. 117
12
Idid., h. 125
39

proses yang dipahami masing-masing subjek. Peneliti juga melakukan


observasi, observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mencari
partisipan yang akan diwawancarai oleh peneliti. Pernyataan yang
diperoleh dari partisipan dicocokan dengan kondisi lapangan.
2. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara


lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.13
Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan
dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian secara
cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Dengan
demikian peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan
sistematis tentang apa yang diamati.

3. Member Check

Pengujian keabsahan data dengan member check, dilakukan


dengan cara mendiskusikan kembali hasil penelitian kepada sumber-
sumber data yang telah memberikan data,14 yaitu kedua kelompok
masyarakat tersebut yang diwawancara serta melakukan pengecekan
terhadap dokumen- dokumen yang digunakan dalam studi wawancara.

13
Ibid., h. 124
14
Ibid., h. 129
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara mendalam
sebagai bentuk pencarian data dan observasi langsung dengan narasumber yang
peneliti sebut sebagai partisipan. Data-data yang telah dianalisis selanjutnya
dikategorisasikan sesuai dengan kategorinya. Pengumpulan data ini dilakukan
dari bulan Oktober 2015 sampai dengan Januari 2016.
Pada bab ini pembaca dapat mengetahui bagaimana deskripsi proses
integrasi sosial pada kegiatan pengajian Islami yang terjadi antara warga komplek
Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar. Selain membahas hasil wawancara,
bab ini juga mendeskripsikan tempat penelitian, informasi partisipan dan hasil
observasi.

B. Profil Tempat Penelitian


Berikut adalah profil mengenai tempat penelitian, yaitu: komplek
Sekretariat Negara RI dan profil Masjid Al-Ikhlas yang terletak di komplek
Sekretariat Negara RI.

1. Profil Komplek Sekretariat Negara RI


Komplek Sekretariat Negara RI secara resmi didirikan pada tahun
1997 yang beralamat di kelurahan Pondok Kacang Barat, kecamatan
Pondok Aren, Ciledug Tangerang Selatan. Latar belakang didirikannya
komplek Sekretariat Negara RI karena adanya kebijakan dari Sekretariat
Negara RI untuk membangun komplek khusus karyawan yang bekerja di
Sekretariat Negara RI.
Komplek Sekretariat Negara RI memiliki 8 Rukun Tetangga dan 1
Rukun Warga dan jumlah rumah 391 dan jumlah penduduk 1.461 yang

40
41

terdiri dari 753 jumlah penduduk laki-laki dan 708 jumlah penduduk
perempuan. Banyak kegiatan di komplek Sekretariat Negara RI
diantaranya seperti pelayanan masyarakat, posyandu, dan juga kegiatan
olahraga antara lain tenis meja, bola voli, karate, senam dan pemancingan.
Pada peringatan 17 Agustus warga komplek menyelenggarakan kegiatan
RW seperti jalan santai, lomba hias, lomba makan kerupuk, dan lomba
panjat pinang.

2. Profil Masjid Al-Ikhlas


Masjid Al-Ikhlas merupakan salah satu masjid pertama yang
dibangun di komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat di
Tangerang Selatan. Masjid Al-Ikhlas secara resmi berdiri pada bulan
Oktober tahun 2000 yang beralamat Jl. Palem Raja Raya, komplek
Sekretariat Negara RI RT 05 RW 06 Pondok Kacang Barat, Tangerang
Selatan. Luas tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu 1984M² dan luas bangunan
225M² status tanah Masjid Al-Ikhlas yaitu tanah wakaf, Masjid Al-Ikhlas
didirikan oleh Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila, jika dalam situs
resminya latar belakang dibangunnya Masjid Al-Ikhlas ini, untuk
meningkatkan sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan YME. Yayasan ini membantu masyarakat dalam bidang
keagamaan, terutama membantu pendirian masjid-masjid di seluruh
Indonesia dan salah satunya yaitu Masjid Al-Ikhlas.
Sudah 15 tahun lebih Masjid Al-Ikhlas ini berdiri, begitu banyak
kegiatan yang berada di dalamnya seperti kegiatan rutin harian, mingguan
maupun kegiatan bulanan dan kegitan ketika datangnya hari besar Islam.
Contoh kegiatan rutin yang diselenggarakan di Masjid Al-Ikhlas adalah
pengajian dengan jama’ah ibu-ibu yang diadakan setiap hari Senin pukul
13.00 WIB. Kegiatan ini rutin dilakukan sejak diresmikannya Masjid Al-
Ikhlas. Adapun kegiatan rutin lainnya seperti yasinan yang diadakan
42

setiap hari Kamis malam Jum’at dan kegiatan kajian agama yang diadakan
setiap hari Sabtu dan Minggu, seluruh kegiatan tersebut melibatkan warga
sekitar komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang
Selatan.
Bukan hanya kegiatan pengajian keagamaan Islam yang
dilaksanakan rutin setiap minggu saja, tetapi adapula kegiatan pengajian
keagamaan Islam yang dilaksanakan pada setiap datangnya hari besar
Islam seperti 1 Muharam (Tahun Baru HijryiyahatauTahun Baru Islam),
12 Rabiul Awal (Hari Lahirnya Nabi MuhammadatauMaulid Nabi), 27
Rajab (Hari Isra’ Mi’raj), 17 Ramadhan (Hari Turunnya Alquran), 15
Syaban (Hari Pintu Rahmat), 17 Ramadhan (Hari Turunnya Alquran), 1
Syawal (Hari Raya Idul Fitri), 10 Zulhijjah (Hari Raya Idul Adha).
Seluruh kegiatan tersebut melibatkan warga sekitar komplek.

C. Informasi Partisipan
Partisipan yang menjadi sumber data penelitian sebanyak sepuluh orang,
yaitu dua orang pengurus Masjid Al-Ikhlas, dua orang warga komplek yang aktif
dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas komplek
Sekretariat Negara RI, dua orang warga sekitar yang aktif dalam kegiatan
pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas, dua orang warga komplek yang
tidak aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas, dua
orang warga sekitar yang tidak aktif dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami
di Masjid Al-Ikhlas.
Penting sekali peneliti menjabarkan informasi dan latar belakang
partisipan pada bab ini agar pembaca dan penguji dapat memahami konteks dan
situasi penelitian. Pada penelitian kualitatif, kesimpulan penelitian tidak bisa di
generalisasikan, oleh karena itu, siapa yang diwawancarai dan kapan
diwawancarai sangat penting karena kesimpulan dari penelitian ini akan berbeda
43

jika dilakukan dengan waktu yang berbeda dan mewawancarai orang yang
berbeda. Berikut adalah informasi partisipan:
Partisipan SZ adalah pengurus Masjid Al-Ikhlas sekaligus ketua DKM
periode 2014-2018 yang sudah menjabat selama 2 periode, partisipan SZ berusia
61 tahun dan bekerja sebagai mantan pensiunan karyawan swasta. Ketika peneliti
bertemu Bapak SZ, dan menjelaskan tujuan kedatangan peneliti ke komplek
Sekretariat Negara RI dan di Masjid Al-Ikhlas, beliau seperti ketakutan dengan
kedatangannya. Beliau berfikir saya adalah orang yang ingin membawa aliran
agama baru seperti yang ramai dibicarakan di televisi, ketika saya menunjukan
surat penelitian dari Jurusan Pendidikan IPS beliau mulai percaya bahwa benar
peneliti datang bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi). Dan
keesokan harinya penelitipun mengajak teman untuk menemani wawancara agar
partisipan SZ ini tidak takut. Kami bertemu dengan partisipan SZ sehabis sholat
Isya berjama’ah di Masjid Al-Ikhlas. Peneliti bersama teman peneliti
mewawancarai partisipan SZ dengan teman partisipan SZ yaitu partisipan SO
wakil DKM Masjid Al-Ikhlas.
Partisipan SO adalah pengurus Masjid Al-Ikhlas sekaligus wakil DKM
periode 2014-2018 yang sudah menjabat selama 1 periode. Partisipan SO ini
sudah berumur 50 tahun beliau bekerja sebagai karyawan swasta. Partisipan SO
datang untuk saya wawancarai karena dipanggil untuk menemani partisipan SZ.
Jika partisipan SO ini lebih santai untuk menyikapi peneliti dan tidak khawatir
dengan kedatangannya.
Partisipan MA adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif
dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Beliau berusia 51 tahun bekerja
sebagai Ibu rumah tangga partisipan MA ini sudah lama bertempat tinggal di
komplek Sekretariat Negara RI kurang lebihnya 20 tahun. Partisipan MA bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan menjaga warung dirumahnya. partisipan MA
sangat aktif untuk mengikuti pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas dan
partisipan MA sudah 15 tahun mengikuti pengajian di komplek Sekretariat
44

Negara RI. Partisipan MA ini sangat terbuka dengan kedatangan saya, dia
langsung menyambut bahkan ketika wawancara berjalan partisipan MA sempat
memberikan saya Bakso.
Partisipan TH adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang aktif
dalam kegiatan pengajian keagamaan Islami di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan TH
bekerja sebagai karyawan swasta di Angkasa Pura 2 di bandara Soekarno Hatta
Tangerang, Banten. Partisipan TH yang berusia 48 tahun ini sangat ramah
terhadap peneliti. Ketika sehabis sholat Isya berjama’ah saya langsung mendekati
partisipan TH yang sudah memiliki tiga orang anak ini dan langsung berbincang
tentang penelitian. Beliau langsung mengerti karena partisipan TH pernah
menjadi mahasiswa di Universitas Muhammadiyah jurusan Manajemen.
Partisipan TH sangat membantu peneliti dan menyempatkan segala waktunya
untuk wawancara.
Partisipan SK adalah warga sekitar yang aktif dalam pengajian Islami di
Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 67 tahun. Partisipan SK adalah pekerja marbot di
Masjid Al-Ikhlas. Partisipan SK ini sudah 15 tahun bekerja sebagai marbot di
Masjid Al-Ikhlas, beliau sangat baik dan menyambut dengan hangat dan ketika
saya datang saya sangat disambut dan langsung ngobrol dengan partisipan SK,
partisipan SK ini adalah warga sekitar yang biasa disebut warga Betawi asli
beliau sangat aktif dalam pengajian keagamaan Islami. Partisipan RK adalah
warga sekitar yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas partisipan
RK bekerja sebagai marbot Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 47 Tahun, partisipan
RK selalu mengikuti kegiatan harian, mingguan maupun bulanan. Beliau warga
asli Betawi pondok kacang dan sangat enak diajak komunikasinya.
Partisipan TI adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak
aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Beliau berumur 56 tahun dan
bekerja sebagai Ibu rumah tangga. Partisipan TI adalah warga komplek Setneg
yang tidak aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 50
Tahun. Partisipan SN adalah warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak
45

aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau berusia 53 Tahun. Bapak
SN warga komplek sejak tahun 2001, ketika peneliti mengunjungi kediaman
partisipan SN, beliau sangat terbuka dengan kedatangan peneliti, sehingga ketika
peneliti baru tiba sudah ditawakan minuman dan makanan oleh partisipan SN.
Partisipan NH adalah warga sekitar yang tidak aktif dalam pengajian
Islami di Masjid Al-Ikhlas: beliau berusia 40 tahun dan bekerja sebagai Guru
SDN Tajur 2 Ciledug. Ketika peneliti mengunjungi kediaman partisipan NH,
beliau sangat baik dan ramah menyambut peneliti. Partisipan NH banyak sekali
menyiapkan makanan dan minuman ringan sehingga peneliti merasa merepotkan.
Partisipan SH adalah warga sekitar yang tidak aktif dalam pengajian Islami di
Masjid Al-Ikhlas. partisipan SH yang berusia 50 Tahun ini bekerja sebagai
karyawan swasta di Jakarta Selatan, partisipan SH tidak jauh seperti partisipan
NH yang ramah menyambut peneliti.

D. Paparan Penelitian
Pada hasil penelitian ini, peneliti akan memaparkan data dan hasil
penelitian terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan. Hasil penelitian
berupa data hasil observasi dan wawancara.
Peneliti melakukan observasi sebelum dilakukannya wawancara dengan
partisipan (warga). Pada wawancara dengan warga komplek Sekretariat Negara
RI terdapat 19 pertanyaan sedangkan pada wawancara dengan warga sekitar
komplek terdapat 15 pertanyaan. Hasil wawancara peneliti buatkan transkrip,
kemudian transkrip tersebut peneliti olah dengan cara mereduksi data,
menyajikan data atau menyimpulkan data. Data yang di reduksi adalah informasi
yang tidak berhubungan dengan penelitian. Data yang disajikan dibuat dalam
bentuk-bentuk poin berdasarkan pertanyaan diinstrumen wawancara. Kemudian
peneliti dapat menyimpulkannya secara deskriptif demi menjawab pertanyaan
penelitian.
46

1. Hasil Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan sebelum melakukan
wawancara dengan partisipan. Peneliti melakukan observasi setelah
mendapatkan rekomendasi partisipan yang bertujuan untuk menentukan
orang yang akan diwawancarai. Observasi ini dilakukan dengan tujuan
menjelaskan bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan pengajian
keagamaan Islami antara komplek Sekretariat Negara RI dan warga
sekitar di Masjid Al-Ikhlas Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan.
Observasi ini dilakukan selama empat kali kunjungan tidak
dilakukan secara terus menerus. Pada setiap waktunya peneliti duduk di
lokasi observasi. Observasi kunjungan pertama, peneliti pada observasi
ingin mengetahui kegiatan rutin keagamaan Islam. Peneliti melakukan
observasi kegiatan pada waktu sholat Magrib berjama’ah di Masjid Al-
Ikhlas yang diikuti oleh sebagian warga komplek dan warga sekitar. Pada
kegiatan sholat berjaamah peneliti bersama-sama mengikuti sholat
berjama’ah tersebut. Setelah sholat Magrib berjama’ah selesai dilanjut
dengan acara baca pembacaan Surat Yasin bersama, yang dipimpin oleh
ketua DKM Masjid Al-Ikhlas, yaitu bapak Salmen Zein selaku warga
komplek Sekretariat Negara RI. Setelah pembacaan surat yasin selesai,
peneliti melihat warga komplek dan warga sekitar saling berinteraksi
hingga sampai tibanya waktu sholat Isya.
Pada kunjungan kedua, peneliti mengikuti perayaan hari besar
Islam, yaitu Isra Mi’raj yang diadakan pada jam 09:00 WIB sampai
dengan jam 12:00 WIB di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat Negara
RI. Ketika saya mengunjungi Masjid Al-Ikhlas banyak warga sekitar
komplek berjalan beramai-ramai menuju Masjid Al-Ikhlas. Setibanya
47

warga sekitar di Masjid Al--Ikhlas, warga komplek menyambut


kedatangan warga sekitar dengan berjabat tangan, berinteraksi dan
memberikan bingkisan makanan. Ketika acara dimulai, warga komplek
dengan warga sekitar duduk saling berdampingan dan berbaur satu sama
lain.
Pada kunjungan ketiga, peneliti mengunjungi Masjid Al-Ikhlas
untuk melaksanakan sholat Jum’at berjama’ah. Peneliti melihat pengurus
masjid menyiapkan karpet untuk warga komplek dan warga sekitar.
Ketika adzan Jum’at berkumandang, warga sekitar mulai berdatangan dan
memasuki Masjid Al-Ikhlas. Pada waktu melaksanakan sholat mereka
saling membaur. Setelah sholat Jum’at berjama’ah selesai, sebagian warga
sekitar membantu merapihkan karpet yang sebelumnya disediakan oleh
pengurus masjid. Sehabis sholat Jum’at berjama’ah, warga komplek dan
warga sekitar berinteraksi dan duduk bersama-sama.
Pada kunjungan keempat peneliti mengikuti kegiatan Maulid Nabi
SAW di Masjid Al-Ikhlas yang dilaksanakan pada jam 08.30 WIB sampai
dengan jam 11.50 WIB. Dalam perjalanan menuju masjid, peneliti melihat
para remaja komplek dan luar komplek berjalan bersama-sama. Di dalam
masjid pun peneliti melihat warga komplek dan warga sekitar saling
berbaur dan berinteraksi. Pada saat dan setelah selesai pengajian, pengurus
masjid memberikan santunan berupa uang dan sembako kepada anak
yatim piatu dan warga yang kurang mampu. Eratnya hubungan antara
warga komplek dengan warga sekitar membuat peneliti sulit untuk
membedakan yang mana warga sekitar dan yang mana warga asli
komplek Sekretariat Negara RI.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, terlihat bahwa interaksi
warga komplek dan warga sekitar berjalan dengan baik, seperti peneliti
lihat pada kegiatan-kegiatan keagamaan Islami yang ada di Masjid Al-
Ikhlas. Dalam kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, peneliti
48

melihat langsung warga komplek dengan warga sekitar saling berinteraksi


dan berbaur, dari sebelum dimulainya kegiatan pengajian maupun sehabis
melaksanakan kegiatan pengajian keagamaan Islami. Mereka berintegrasi
dengan baik dengan cara membangun komunikasi dan kerjasama yang
baik. Warga komplek menyambut dengan baik kehadiran warga setempat
dan warga setempat senantiasa menghadiri undangan dari warga komplek.
Pada saat kegiatan mereka duduk bersama-sama tanpa membedakan dari
mana mereka berasal. Demikian proses integrasi sosial yang terjadi anatar
warga yang peneliti amati lewat observasi.

2. Hasil Wawancara
Dari hasil observasi di atas terlihat bahwa warga komplek dan
warga sekitar berintegrasi dengan baik dalam hal kegiatan keagamaan
Islami. Hal ini juga terlihat dari jawaban pada saat wawancara. Berikut
adalah hasil dari wawancara dengan partisipan. Untuk membuat paparan
hasil wawancara lebih mudah dibaca dan dimengerti, maka peneliti
membagi pembahasan menjadi enam bagian, sesuai dengan tema yang
dibahas oleh partisipan, yaitu: (1) warga komplek selalu mengundang
warga sekitar untuk hadir mengikuti kegiatan keagamaan Islami di Masjid
Al-Ikhlas; (2) warga sekitar selalu datang setiap kegiatan Islami di Masjid
Al-Ikhlas; (3) pengurus masjid berperan dalam integrasi warga komplek
dan warga sekitar; (4) pengurus masjid dan kegiatan berasal dari warga
komplek namun setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar; (5)
warga komplek yang beragama selain Islam turut mendukung kegiatan
yang di selenggarakan oleh masjid; (6) warga komplek dan warga sekitar
bertekad agar integrasi sosial terus berjalan dengan baik.
49

a. Warga Komplek Selalu Mengundang Warga Sekitar


Untuk Hadir Mengikuti Kegiatan Keagamaan Islami di
Masjid Al-Ikhlas

Dalam setiap acara kegiatan keagamaan Islami yang


berlangsung di Masjid Al-Ikhlas, warga komplek mengundang
warga sekitar untuk hadir mengikuti kegiatan di Masjid Al-Ikhlas.
Warga komplek mengundangnya melalui pembuatan spanduk dan
disetiap acara hari besar Islami, mereka menyebarkan spanduk
tersebut melalui beberapa titik yang dipajang. Selain menggunakan
spanduk warga komplek mengundang warga sekitar melalui
percakapan dari warga komplek ke warga sekitar komplek, karena
kedua warga sudah begitu erat hubungannya maka melalui
interaksi seperti berbicara langsung pada waktu berpapasan
dijalan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Wakil DKM
Masjid Al Ikhlas, partisipan SO :

“Yaa karena eueu apa, tadi disampaikan bahwa kita itu jama’ah atas
dan komplek sini adalah bagian dari komplek ini dari interaksi itu
mereka menyampaikan, dan ada juga undangan resmi ada juga seperti
membuat spanduk dan itu membuat warga sekitar datang biasanya pake
undangan juga”1

Ketika akan menyelenggarakan kegiatan ke-Islaman seperti


kegiatan Maulid Nabi, pengurus senantiasa mengundang warga
sekitar, yatim piatu dan warga yang tidak mampu. Hal ini sesuai
dengan wawancara yang dilakukan dengan partisipan MA:

“Ya.. kita ngundang warga sekitar anak yatim ke masjid, semuanya


pasti nyari yang sudah paten kita udah ada 30 orang siap menyantunin,
kita disini udah lama sih yaa mas jadi buat ngundang warga sekitar gak
begitu sulit laah”2

1
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
2
MA, Wawancara,Warga Komplek, 2 Januari 2016
50

Warga komplek juga mengundang ibu-ibu dari sekitar


komplek pada acara masjid ta’lim. Dalam mengundang pada acara
kegiatan rutin mereka tidak memakai undangan, namun baru pada
acara peringatan keagamaan seperti maulid nabi mereka
memberikan undangan resmi. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan Ketua dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ
dan partisipan SO :

“Sejak Masjid berdiri itu rutin yaa rutin, jadi dulu ada majlis ta’lim ibu-
ibu itu biasanya apa dari sana dateng pasti banyak dari luar, itu kalo
Maulid Nabi kita juga ngundang komplek sini sama warga sekitar sini
aja dan gak ada konsultasi sama Masjid-Masjid sekitar, itu sih biasanya
rata-rata biasanya pake undangan.. (hehehe).”3

Warga sekitar yang aktif dalam pengajian di Masjid Al-


Ikhlas yaitu partisipan SK, beliau mengungkapkan bahwa acara
pengajian Islami yang berada di Masjid Al-Ikhlas sudah lama
berlangsung. Mereka mengundang warga sekitar dengan membuat
dan memasang spanduk. Mereka juga mengundang secara lisan.
Lihat penjelasan partisipan SK di bawah ini:

“Iyaa kita selalu diundang kalo mau ada acara di Masjid komplek, ada
juga dari mulut kemulut, terus ada juga spanduk, kalo undangan itu
biasanya tanggal berapa, hari apa, ustd nya siapa, kalo ustd nya enak
penuh ini Masjid sama warga sekitar, saya tau karenakan saya yang
mengurusi Masjid ini.”4

Warga sekitar mengungkapkan bahwa, banyak warga


sekitar yang mengikuti kegiatan ke-Islaman, baik waktu pengajian
mingguan maupun pengajian bulanan atau ketika sholat Jum’at
berjama’ah dan sholat di hari raya Idul Fitri dan Idul adha. Hal ini
sesuai dengan wawancara dengan partisipan SK:

3
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
4
SK, Wawancara, Warga SekitarKomplek, 7 Januari 2016
51

“Lumayan banyak sih yang ikut, ya kalo pagi kan ada pengajian, sabtu
pagi ada, minggu pagi ada terus minggu malem senin juga ada.
Biasanya kalo malem Jum’at ada yang ngaji banyak, ngaji al-quran,
fiqih. Alhamdulillah sih penuh kalo ada Idul Fitri atau Idul Adha gitu
sampai kesini sini sampai keluar laah, kemarin aja kan Jum’at kan libur
2 kali tanggal merah, penuh dipakai solat Jum’at, kantor itu kepakai
(sambil menunjuk kea rah kantor), sampai ke jalan kepakai juga.”5

Partisipan SK menjelaskan bahwa, pada saat Idul Adha,


pengurus Masjid Al-Ikhlas selalu membagikan potongan hewan
qurbannya kepada warga sekitar dan warga yang kurang mampu.
Pengurus masjid dan warga komplek juga membagikan hewan
kurban ke mushola di sekitar komplek.

“Yang sering ngalamin sih gitu, dia ngasih data dari mushola farikhul
jannah yang paling gede fakir miskinnya dibagi misalkan 80 bungkus,
terus warga mana misalkan Darussalam dikasih 50 bungkus, tar 40
bungkus, tar mana lagi, seluruh mushola dikirim. Sekarang mah disini
gitu, hampir setiap tahun kok, sekarang misalnya sapi 8, kambing 50,
itu kambing dibagi tuh misalkan berapa bungkus. Nah diliat data
mushola butuh berapa bungkus nih, misalkan 500 bungkus, dikasih 500
bungkus kambing, nah terus mushala ini sekian, mushola ini sekian,
kan udah ada tulisannya di karung tuh mushola ini sekian, misalkan
Mushola Farihul Jannah 50 bungkus, darusalam 50, batur salam 50.
Nah tar sisanya sapi dibagiin ke warga, seumpama warga RT 5 nih 40
bungkus dikasih 40 bungkus, RT 7 warganya 60 kasih 60 bungkus, kan
setiap RT beda-beda ga tentu gitu. Jadi kalo sapi tuh gitu, buat orang
dalem, kalo kambing keluar, ya ada buat orang dalem kalau yang mau.
ya sepengetahuan saya sih ya kalo setiap lebaran idul adha lumayan
Alhamdulillah, kebagi terus sampai 8 atau 9. Ya setiap warga kan
andil, satu sapi 7 orang, tar kalo ada sumbangan dari wapres atau
sumbangan dari warga yang kaya.”6

Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif namun


diundang oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat
Negara RI, yaitu partisipan NH, partisipan NH mengungkapkan
bahwa, beliau tidak mengikuti kegiatan pengajian karena
dikampung partisipan NH sudah adanya Majlis Ta’lim. Partisipan
NH dan SH juga diundang oleh warga komplek untuk mengikuti

5
SK, Wawancara, Warga SekitarKomplek, 7 Januari 2016
6
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016
52

kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas. Partisipan NH terkadang


hadir dalam pengajian tersebut seperti Maulid Nabi ataupun Isra
Mi’raj dan partisipan SH tidak pernah hadir.

“Kalo kaya gitu ada undangan ke Majlis Ta’lim sini dikasih tau, dan
yang tadi aku bilangkan ada warga komplek yang ngaji disini rutin dan
melalui mulut ke mulut laah atau diumumin kalo lagi ngaji dan kalo
dikomplek ada acara kaya Maulid Nabi atau ngadain kegiatan Agama
itu biasanya kita diundang dan kita kadang dateng kesana, kalo untuk
pengajian yasinan mah kita seringnya disini aja. (ungkap partisipan NH
sambil tersenyum)”7

“kalo diundang sih pernah yaa mas, hampir setiap kegiatan sih
diundang, kadang tuh digerbang komplek Setneg ada spanduk kaya
mau ada mamah dedeh dateng itu dikkabarin mas”8

Adapun warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak


aktif dalam mengikuti kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas,
yaitu partisipan TI dan SN, mereka mengungkapkan bahwa
mereka selalu diundang oleh pengurus masjid untuk mengikuti
kegiatan pengajian. Mereka tidak aktif karena memiliki kesibukan
masing-masing, partisipan TI sibuk menjaga tempat usahanya,
sedangkan patisipan SN sibuk karena pekerjaannya. Partisipan TI
dan SN terkadang mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas pada
saat hari besar Islam. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti
terhadap partisipan TI dan SN:
“Kadang pengajian kan seminggu sekali, kadang kesibukanya pas ada
pelanggan dateng, ya ada yang dateng ada ya itu. Kalo saya kan ini
iniin listrik jadi pas mungkin pas lagi rame atau apa jadi jarang aktif.
Disinikan pengajianya kadang kalo disinikan setiap bulan kadang kaya
ada istilah kata pengajian akbar jadi semua kaya konsumsi jadi
penyelenggara saya baru aktif.”9

“kalo untuk pengajian tidak terlalu aktif mas kadang dateng, karenakan
saya sibuk dengan kerjaan saya mas, terkadang saya dikirim ke

7
NH, Wawancara, Warga Sekitar Tidak Aktif, 20 Desember 2015
8
TI, Wawancara, Warga Sekitar Tidak Aktif, 23 Januari 2016
9
TI, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 2 Januari 2016
53

Kalimantan, ke Sulawesi, kadang lembur juga, jadi pulang udah


kecapean duluan dan jarang dirumah juga mas.”10

b. Warga Sekitar Selalu Datang Setiap Kegiatan Islami di


Masjid Al-Ikhlas

Pada masyarakat komplek, pengajian rutin biasanya


diadakan pada Sabtu malam dan Minggu pagi sesudah kegiatan
berjama’ah sholat Subuh. Kemudian, pada Kamis malam Jum’at
adalah pengajian yasinan. Akan tetapi pengajian yasinan itu bisa
saja di lakukan di luar malam Jum’at apabila ada warga komplek
maupun warga sekitar yang meninggal dunia. Mayoritas yang
mengikuti pengajian tersebut adalah warga komplek, namun
adapula warga luar komplek yang ikut serta pada pengajian itu.
berikut kutipan langsung partisipan SZ, bahwa:

“Kalo Pengajian rutin yang berada dikomplek Sekretariat Negara RI itu


minggu malam dan sabtu bada subuh, kalau kalau apa kalau kamis
malam Jum’at itu seperti yasinan jika malam ini ngaji yasinan karna
bendahara kita meninggal jadi dua hari ini kita yasinan. Intinya sih ada
kajian beberapa kajian menggunakan beberapa kitab yang sudah umum
kemudia ada juga malam Jum’at yasinan aja intinya sih gtu.
Jama’ahnya sih dari mayoritas dalam dan tetangga sebelah yang di atas
yang dekat SD yaa sekeliling sini aja yang dari luar gak sampe wisma
tajur, ngundang ustad dari luar itu rutin, kalo hari ahad itu tadarus
qur’an”.11

Ketika datang hari besar Islam seperti Idul Fitri dan Idul
Adha, warga komplek dan warga sekitar mendatangi Masjid Al
Ikhlas yang berada di dalam komplek Sekretariat Negara RI, untuk
melaksanakan sholat berjamah bersama-sama. Mereka bukan
hanya berbaur dalam melaksanakan beribadah Shalat Sunnah Ied

10
SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
11
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
54

atau Shalat Fardu Jum’at saja. Akan tetapi, sering juga


berbondong-bondong untuk melakukan kegiatan amal dan bakti
sosial demi memperbaiki atau menambahkan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan pengguna Masjid. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara dengan partisipan SO, mengatakan bahwa:

“Disini kalo Idul Fitri-Idul Adha gak muat ini masjidnya sampe keluar-
keluar, jadi semua warga sekitar komplek milihnya malah pada ke
Masjid sini, jangankan idul Fitri sholat Jum’at aja banyak warga sekitar
yang solat disini, apalagi kalo hari Jum’atnya tanggal merah waah bisa
sampe keluar rame bangeet.. yaa Alhamdulillah kotak amal lebih besar
uangnya. (hahaha)”12

Pada bulan Ramadhan tepatnya di Masjid Al-Ikhlas warga


komplek dan warga sekitar mengadakan kegiatan sebulan penuh.
Kegiatan itu sepeti, memberikan santunan dan ta’jil. Kegiatan ini
tidak dilakukan di dalam komplek saja, terkadang kegiatan
tersebut dilakukan di luar komplek seperti ke pesantren dan yang
lainnya. Warga sekitar sangat antusias untuk mengikuti kegiatan di
Masjid Al-Ikhlas. Bahkan yang datang untuk mengikuti kegiatan
tersebut, tidak hanya dari sekitaran komplek akan tetapi dari luar
komplek juga ada. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua
dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ dan SO :

“Nah pada bulan ramadhan ini ada kegiatan yang menarik warga
sekitar untuk datang, hampir sebualan full itu kita mengadakan
kegiatan, seperti kegiatan santunan ada, lalu ta’jil setiap hari, dan ta’jil
itu bukan hanya daerah sini saja warga sekitar juga kita kirim dan
dikirim ke pesantren juga, karena banyak sekali ta’jil disini dan juga
ta’jil yang buka disini paling pegawai dan anak anak makannya kita
kirim.Warga sekitar yang paling jauh untuk mengikuti acara disini dari
mana aja yaa pak? Untuk yang paling jauh sih tidak ada yaah, hehehe
mereka jugakan punya Masjid yaa paling yang dateng dari warga atas
karena kan kita terbatas juga yaa tempatnya yaa paling daerah pondok
serut 12 sampai 3 sana dan di seberang sana juga di jalan hj pasir dan
sebrang sana di tajur dan sananya lagi udah kota tangerang dan udah

12
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
55

dari situ aja dan dibelakang kali juga ada disitu beberapa juga ada yang
datang.”13

“Penuhkan yang didepan-depan, “ah kita ke komplek sana aja yuk


Masjid Al-Ikhlas”, biasanya sih gtu.. hehelebih deket kali lebih gedean
kali dari masjid al-barkah segala mungkin lapanganya, gak juga sih
balik lagi ke yang mendengarkan sih kalo yang nyimak bagus ya
Alhamdulillah sampe nangis kadang kalo ceramahnya gak enak kadang
pulang gak tau.” 14

Integrasi warga terjadi pada saat pengajian. Menurut


partisipan MA kegiatan pengajian ini dilakukan satu bulan sekali
ditambah kegiatan yasinan yang rutin dilakukan setiap malam
Jum’at. Kegiatan ini diikuti oleh warga komplek dan juga warga
sekitar di Masjid Al-Ikhlas. Menurut partisipan SK, selaku warga
sekitar komplek yang aktif dalam pengajian mengatakan bahwa,
pada masyarakat komplek Sekretariat Negara RI pengajian rutin
biasanya diadakan pada Sabtu malam dan Minggu sesudah shalat
Subuh. Pada pengajian tersebut mayoritas yang mengikutinya
adalah warga komplek, namun warga luar komplek juga ada yang
mengikuti pengajian tersebut.

Seperti yang dikatakan oleh partisipan MA dan SK saat


wawancara bahwa :

“Kalo yang berbaur sebulan sekali di masjid ada namanya pengajian


bulanan, tapi kalo untuk yasinan di masjid yaa ada laah warga luar
yang ikut sebagian, tapi ramenya yaa itu yaa kalo pengajian sebulan
sekali itu.”15

“Yakalo pagi kan ada pengajian, sabtu pagi ada, minggu pagi ada terus
minggu malem senin juga ada. Biasanya kalo malem Jum’at ada yang
ngaji banyak, ngaji al-quran, fiqihya ada pengajian sabtu pagi atau
kuliah subuh, Cuma ustadznya jauh-jauh, ada yang dari pondok

13
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
14
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
15
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
56

pucung, jurang mangu, bintaro, kalo sabtu kuliah pagi ya gitu jauh-
jauh.”16

Partisipan MA adalah warga komplek Sekretariat Negara


RI yang aktif dalam pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas, beliau
menjelaskan bahwa jika di Masjid Al-Ikhlas warga sekitar banyak
yang mengikuti kegiatan pengajian tetapi hanya dalam pengajian
bulanan, beda halnya dengan pengajian yasinan, dimana warga
sekitar lebih sedikit yang mengikuti pengajian yasinan tersebut.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai
berikut:

“Kalo yang berbaur sebulan sekali di Masjid ada namanya pengajian


bulanan kaya peringatan Maulid Nabi, tapi kalo untuk yasinan di
Masjiid yaa ada laah warga luar yang ikut pengajian tapi lebih banyak
yang hadir kalo dateng hari besar Islam, mungkin karena kesibukan
kali yaa mas.”17

Partisipan SK mengatakan, adapun bagi warga sekitar yang


mengikuti pengajian mingguan ataupun bulanan, mereka
mempunyai kebiasaan melihat siapa Ustad yang mengisi pengajian
tersebut. akan tetapi banyak juga yang mengikuti pengajian tanpa
melihat siapa yang mengisi pengajian. Berikut kutipan partisipan
SK pada saat diwawancara, bahwa:

“Iyaa banyak ini disini yang ngaji, apalagi kalo ustadnya manggil
yang bagus waah warga sekitar banyak banget yang dateng bisa penuh
disini, acaranya setiap hari minggu.”18

Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif dalam


mengikuti kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas, yaitu partisipan
NH dan SH, mereka mengungkapkan bahwa, tidak mengikuti
16
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016
17
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
18
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016
57

kegiatan pengajian karena dikampung partisipan NH dan SH sudah


terbentuk Majlis Ta’lim. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti
terhadap partisipan NH dan SH:

“Kalo untuk yasinan atau pengajian Islami lainnya kita gk ikut sama
warga komplek, kan dikampung sini kita juga udah ada Majlis
Ta’limnya (ungkap partisipan NH tersenyum dan menawarkan
makanan).”19

“kalo ikut sih gak pernah yaa, karenakan disini juga ada Masjid, kalo
ada kegiatan kaya hari besar Islam gitu disini juga ada mas, jadi yaa
saya paling ikut yang di Masjid sini aja.”20

c. Pengurus Masjid Berperan Dalam Integrasi Warga


Komplek Dan Warga Sekitar

Begitu eratnya hubungan antara warga komplek dan warga


sekitar, membuat tidak adanya perbedaan antara kedua warga
tersebut. Terlihat ketika sesudah sholat Magrib berjama’ah kedua
warga menunggu hingga datangnya waktu sholat Isya, disenggang
waktu mereka antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan
warga sekitar berbaur dan saling berinteraksi hingga tiba saatnya
adzan Isya. Dalam hal tersebut bahwa peran pengurus Masjid
sangat berpengaruh karena kedekatan pengurus Masjid terhadap
warga sekitar komplek membuat warga sekitar merasa dipedulikan
oleh warga komplek. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan
partisipan SO, yaitu:

Abis sholat Magrib, tadi liatkan dipojok sana kita lagi ngobrol, itu
orang luar bukanorang dari dalam aja, dari atas dari mana aja.. hahaha
(ungkap Pak SO sambil tertawa-tawa), kadang kadang kita biasanya
kita juga bakar singkong bareng-bareng kalo disitu.. hahaha (ungkap
Pak SZ sambil tertawa)jadi tidak ada bedanya, dan ada juga marbot

19
NH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 20 Desember 2015
20
SH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
58

disini itu kita ambil di luar yang tadi itu bapak di luar bapak tadi kita
ambil dari atas itu, keamananpun dari luar, jadi kalo dibilang hubungan
kita dengan mereka sangat erat yaa erat sekali Karen dalam setiap
kegiatan santunan itu pasti kita mengundang mereka dan kegiatan zakat
juga prioritas juga dari warga luar. 21

Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas terlihat karena


terbentuknya kegiatan pengajian kegamaan Islami sehingga warga
komplek dengan warga sekitar semakin menyatu, dan tidak adanya
kendala yang dialami. Tidak adanya kendala tersebut, seperti
mudahnya mengundang warga sekitar dalam setiap kegiatan di
Masjid Al-Ikhlas. Hal ini sesuai dengan wawancara partisipan SO,
yaitu;

“Umumnya pada setiap kegiatan, apalagi kegiatan hari besar Islam


Alhamdulillah banyak dalam artian itu tidak ada kendala laah, kalo
ta’lim sabtu subuh itu bisa sampai 30 sataud 40 jama’ah yang datang
yaa kalo diitung kadang bisa sampai 4 shaft laah kecuali jika hari
minggu malam senin agak berkurang karenakan banyak aktifitas lain
yaa kaya besoknya kerja dan ada juga warga sekitar yang ikut ngaji.
(ungkap Pak SO sambil mengurut kakinya sendiri).”22

Pengurus Masjid Al-Ikhlas juga peduli terhadap warga


yang kurang aktif dalam mengikuti pengajian keagamaan. seperti
selalu mengingatkan dan mengajak warga komplek yang tidak
aktif untuk mengikuti kegiatan keagamaan Islami di Masjid Al-
Ikhlas. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti dengan
partisipan SZ. Yaitu:

“Pengurus Masjid sih selalu mengingatkan yaa sama warga komplek


yang aktif biar makin aktif dan warga yang gak aktif biar aktif,
biasanya pengurus Masjid yang udah ditugasin dateng ke rumah-rumah

21
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
22
SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
59

ngasih undangan kegiatan di masjid terus diingetin lagi lewat speaker


Masjid.”23

Pengaruh pengurus masjid sangat penting untuk dipercayai


oleh warga komplek dan warga sekitar, terutama dalam hal
keuangan yang membuat warga sensitif. Hal tersebut sesuai
dengan wawancara peneliti dengan partisipan SZ. Yaitu:

“Yang pertama, yang pertama yaah itu membuat orang percaya


terhadap masjid dan pengurus masjid, ini nih ini nih perjuangan juga
nih jadi kadang-kadang orang luar itu kalau melihat apalagi dalam
masalah keuangan itu bisa sensitive itu, kalo tidak terpola denga baik
itu kan orang jadi curiga itukan, waah itu nyumbang kan jadi tidak,
bagaimana membuat orang percaya dalam menjalankan amanah
dengan baik untuk mengelola masjid ini.”24

Peranan pengurus Masjid terhadap integrasi sangat baik,


karena banyaknya warga komplek dan warga sekitar mengikuti
pengajian di Masjid Al-Ikhlas, pengurus masjid sangat berhati-hati
dalam menjaga amanah yang telah masyarakat percaya, seperti
perihal sumbangan untuk masjid. Hal tersebut sesuai dengan
wawancara peneliti dengan partisipan SZ. Yaitu;

“Jadi untuk apapun mereka yan sumbangkan kemasjid ini untuk itu
benar benar untuk kita jaga dengan baik misalnya mereka nyumbang
untuk anak yatim, itu benar-benar untuk anak yatim, ini untuk orang
miskin atau apa itu sifatnya itu yang pertama yang membua masyarakat
percaya terhadap kita, itu yang utama.. dan kalo ada dari kelompok lain
kesini itu tidak diterima seperti khalafiah atau apalah, jadi bisa
dipercaya terhadap warga komplek dan sekitar, dan dulu tempat wudhu
bukan seperti itu dulu kecil, dan itu butuh kerjasama dari satu pengurus
ke pengurus lain dan didukung oleh masyarakat Alhamdulillah.”25

Dengan bergulirnya waktu, warga sekitar mulai kenal


dengan warga komplek dengan seringnya berinteraksi antara kedua
warga yaitu warga komplek dengan warga sekitar. Hal tersebut

23
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
24
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
25
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
60

tidak luput dari pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas yang telah


menyatukan persaudaraan antara warga komplek dengan warga
sekitar. Seperti contoh ketika tahun 2007 warga komplek
kebanjiran, karena sudah terjalinnya integrasi yang baik antara
kedua warga, mereka saling membantu satu sama lain. Hal tersebut
sesuai dengan wawancara peneliti dengan partisipan SK,yaitu;

“Disini pernah banjir itu tahun 2007, waah itu bukan banjir lagi yaa,
nih di Masjid sini aja nih segini (leher) saya nih itupun jinjit yaa, kalo
kaga yaa tenggelem muka kitaa.. haha itu disinikan waktu banjir saya
disini, itu sore udah mulai banjir, saya beresini karpet eh pas udah
malem banjirnya makin tinggi juga yaudah karpetnya kena juga. Yaa
sampe malem saya disini terus ada juga nih yang mau nolongin saya
pak SK mau pulang gak? Siapa yaa waktu itu namanya? Ah saya lupa,
dia orang sini juga, ngebantuin warga sini juga, diakan orangnya tinggi,
wah saya pegangan dia digendong, wah deres banget itu airnya, kaki
saya aja sampe gak napak ketanah itu, udah kaya bebek aja, oh iya
namanya uki, yaa pada ngungsi dibantuin juga sama warga sekitar, itu
ada juga yang nyewa kontrakan ada juga, kalo sebagian yang gak bisa
ngungsi yang rumahnya tingkat yaa dia keatas gak ngungsi. Itu lima
belas hari baru kering, baru bisa ditempatin, wah itu bau banget.”26

Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas memberikan dampak


yang positif. Karena dengan pengaruhnya membuat kedua warga
saling membantu dan berinteraksi satu sama lain. Adapun, ketika
sehabis sholat Maghrib warga komplek dan warga sekitar saling
berinteraksi dan bercanda dengan warga komplek ataupun dengan
pengurus masjid. Hal tersebut sesuai dengan wawancara peneliti
dengan partisipan RK:

“Sering ngobrol juga sama warga komplek itu biasanya kalo abis
sholat Maghrib kita ngobrol bareng dipojokan nunggu ampe sholat
Isya.”27

Warga komplekpun mengungkapkan bahwa bukan hanya


kegiatan pengajian di Masjid Al-Ikhlas saja warga sekitar

26
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 7 Januari 2016
27
RA, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 25 Januari 2016
61

mengikuti kegiatan, tetapi jika ada warga komplek yang terkena


musibah seperti meninggal dunia, warga sekitarpun mengikuti
pengajian dirumah kediaman yang meninggal tersebut. Hal ini tak
luput dari pengaruh pengurus masjid dalam kebersamaan warga
komplek dan warga sekitar. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan partisipan TH:

“Pengaruh pengurus Masjid Al-Ikhlas terhadap warga sekitar itu


sejauh ini bagus laah mas, karenakan warga sini bias lebih deket sama
warga sekitar, terus kalo ada pengajian juga warga luar sering
diundang, waktu ibu saya meninggal itu bukan warga sini aja mas yang
ikut dating ngaji disini, ada juga warga sekitar, bahkan waktu ibu saya
meninggal wara sekitar sebagian ada yang ikut ngelayat juga, yaa
Alhamdulillah yaa mas warga komplek sama warga sekitar aman-aman
aja ampe sekrang.”28

Adapun warga komplek Sekretariat Negara RI yang tidak


aktif dalam pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas, yaitu
partisipan SN, beliau mengungkapkan bahwa pengurus Masjid Al-
Ikhlas berperan dalam jalannya suatu hubungan antara warga
sekitar maupun warga komplek yang tidak aktif untuk mengikuti
kegiatan pengajian, seperti selalu mengingatkan agar warga yang
tidak aktif dan kurang aktif untuk hadir dalam kegiatan pengajian
hari besar Islam. Hal ini sesuai dengan wawancara saya dengan
partisipan SN. Yaitu:

“Pernah, bahkan kalo mau ada pengajian biasanya dapet undangan


kadang dari mulut kemulut yaa kaya kalo saya sholat jama’ah dimasjid
ada yang mengajak saya, “Pak SN bsok dateng yaa pengajian” banyak
tapi bagaimana yaa dengan kesibukan saya jadi jarang dateng
(hehehe).”29

iya tetep sih komunikasi kalau sama warga lain tetep, tapi kalo untuk
warga sekitar paling interaksinya kaya beli galon ditempat saya, yaa

28
TH, Wawancara, Warga Komplek, 25 Januari 2016
29
SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
62

Alhamdulillah mas walaupun dikomplek jualannya, tapi banyak warag


luar yang beli air gallon disini (hehehe). 30

d. Pengurus Masjid dan Panitia Kegiatan Berasal Dari


Warga Komplek Namun Setiap Kegiatan Selalu
Melibatkan Warga Sekitar

Walaupun tidak melibatkan warga sekitar menjadi


pengurus masjid, namun pada setiap kegiatan warga sekitar selalu
dilibatkan. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Ketua DKM
Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ :

“Dalam Panitia di komplek ini kita belum ada yaa, dan untuk tahun ini
periode ini belum ada yang dari luar, dari kita semua yaa mungkin
ada orang luar yang menetap disini dan kerja disini yaa itu pernah,
pernah mengikuti struktur disini itu pernah. Kita panitia itu karena kita
udah punya bidang, bidangnya itu lebih difokuskan kebidangnya saja
yaa kalo disini PHBI (Panitia Hari Besar Islam) karena kan jika ada
acara lain ada PHBI jadi hanya dari dalam komplek saja mas, dan
untuk struktur PHBI sendiri kita ada ketua, wakil, bendahara,
sekertaris, penasehat dan ada remaja remajanya juga yang ikut
membantu, seperti itu.”31

Masjid Al-Ikhlas memiliki kegiatan pengajian khusus


untuk ibu- ibu, dalam kepengurusannya hanya melibatkan warga
komplek saja tidak melibatkan warga sekitar. Akan tetapi, dalam
kegiatan pengajiannya, ibu-ibu warga sekitar selalu ikut serta
dalam pengajian tersebut. Hal ini sesuai dengan wawancara
dengan Ketua DKM Masjid Al Ikhlas, partisipan SZ :

30
TI, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 2 Januari 2016
31
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
63

“Kalo untuk pengajian ibu-ibu juga warga komplek aja panitianya,


karenakan kalo pengurus Masjid yang megang yang ada gak kondusif,
paling kita hanya mempersilahkan Masjid ini dipergunakan untuk
pengajian ibu-ibu itu, kalo yang saya perhatiin warga sekitar juga
banyak yang ikut ngaji mas.”32

Warga komplek Sekretariat Negara RI Partisipan MA juga


mengungkapkan bahwa, pengurus pengajian Masjid Al-Ikhlas
komplek Sekretariat Negara RI yang diselenggarakan oleh ibu-ibu,
dalam struktur kepengurusannya hanya melibatkan warga komplek
saja. Tetapi dalam kegiatannya banyak warga sekitar yang
mengikuti kegiatan pengajian tersebut. Hal ini sesuai wawancara
dengan partisipan MA :

“Kalo buat panitia sih ada juga yaa mas ibu-ibu yang megang,
karenakan pengajian ibu-ibu ada juga tuh, biasanya pengajiannya hari
senin siang mas, dan ada juga warga sekitar yang dateng ngaji di
Masjid ini mas, karenakan yang namanya ngaji mah gak mandang dia
kaya apa miskin, kitamah yaa niatnya ngaji aja mas biar inget akhirat
jugaa yaa mas, kita diberikan sehat juga karenakan karena kita sering
inget sama Allah juga. (hehehe)”33

Warga sekitar komplek Sekretariat Negara RI partisipan


RA mengatakan bahwa semua kepengurusan yang berada di
Masjid Al-Ikhlas ini tidak melibatkan warga sekitar, akan tetapi
ketika ada acara, mereka selalu mengundang warga sekitar untuk
mengikuti pengajian keagamaan Islami. Hal ini sesuai wawancara
saya dengan partisipan RA dan TH:

“Kalo buat kepengurusan mah dari warga komplek semua bang,


karenakan ini deket sama rumahnya dan terjangkau juga, kalo warga
sekitar paling ngurusin Masjid yang di kampungnya sendiri apa gk
Musholanya sendiri, tapi kalo lagi ada acara-acara kaya Isra Mi’raj yaa

32
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
33
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
64

kita diundang sama warga komplek apa gk sama pengurus Masjidnya


ada juga biasanya spanduk tuh ditaro didepan pintu gerbang kalo hari
ini mau ada kegiatan yaa ada juga lewat omongan, kita udah lama juga
sih yaa mas jadi dari mulut kemulut juga bias (Hehehe).”34

“Untuk saat ini sih kita belum ada ya mas warga sekitar yang ikut
panitia sama struktur kepengurusan di masjid ini, yaa karenakan ini
deket yaa mas sama warga komplek jadi biar mudah aja mas
interaksinya kalo mau ada acara, kalo misalkan warga sekitarkan
lumayan jauh juga mas yaa biar kondusif laah mas dan kita hanya
mengundang warga sekitar aja mas, paling kita suka ada masukan aja
laah dari warga sekitar mas, kaya misalnya kalo ngaji biar makin
banyak orangnya yaa biar makin antusias laah, yaa kita terima
semuanya mas. (Hehehe)”35

Dari penjelasan diatas oleh partisipan TH yang merupakan


warga komplek Sekretariat Negara RI menjeskan bahwa, semua
kepengurusan dan kepanitiaan kegiatan keagamaan Islami yang
berada di Masjid Al-Ikhlas adalah warga komplek Sekretariat
Negara RI, dan setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar
untuk hadir.

e. Warga Komplek yang Beragama Selain Islam Turut


Mendukung Kegiatan yang diselenggarakan Oleh Masjid

Sekretariat Negara RI walaupun warga komplek mayoritas


beragama Islam, namun ini tidak membuat warga komplek yang
non-Islam, tidak mendukung setiap kegiatan Islam. Bahkan
mereka tidak protes dan sangat mendukung kepada pengurus
masjid. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan SZ :

“Sikap mereka terhadap setiap kegiatan mereka dukung acara kita tidak
ada komplen dan tidak ada keberatan bagi non muslim, dan jika ada
yang meninnggal dan yasinan itu non muslim datang, bahkan warga
non muslim itu tempat tinggalnya di sekeliling masjid sini jadi tidak

34
RA, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 25 Januari 2016
35
TH, Wawancara, Warga Komplek, 25 Januari 2016
65

ada masalah laah dan dia juga kadang ngirim makanan juga seperti nasi
boks kalo mereka ada acara yaa gk tau yaa acara apa.. (hahaha)”36

Begitupun partisipan TH mengatakan jika warga komplek


yang beragama selain Islam mereka selalu mendukung kegiatan
keagamaan Islami yang dilaksanakan di Masjid Al-Ikhlas.
Partisipan TH juga menjelaskan, jika warga yang bukan beragama
Islam sangat ramah kepada warga komplek yang beragama Islam.
Partisipan TH menjelaskan bahwa selama kita satu naungan
Pancasila, selama kita satu Indonesia. disini kita tidak ada
perbedaan, warga yang beragama selain Islam mereka selalu
mendukung satu sama lain. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
saya dengan partisipan TH:

“Alhamdulillah selama pengajian apapun disini (dikomplek) warga


non muslim disini sangat open dengan kegiatan-kegiatan kita, disini
kita gk mandang apapun itu, selama kita satu pancasila disitu kita satu
pancasila gak mandang di mau orrang mana agama apa bagi kita semua
disini kita sama, saling bantu membantu mas.”37

Setiap kegiatan keagamaan Islami yang berlangsung, warga


komplek yang bukan beragama Islam, mereka turut hadir seperti
ketika Alm. ibu dari Partisipan TH meninggal dunia (wafat), warga
komplek Sekretariat Negara RI yang bukan beragama Islam, turut
hadir dan mengikuti kegiatan seperti melayat kerumah
almarhumah. Ibu dari partisipan TH. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara saya dengan partisipan TH:

“Waktu Ibu saya meninggal itu yang ngelayat bukan warga komplek
dan warga sekitar aja mas, tapi warga non-Islam juga turut hadir
kerumah saya, yaa kita mah saling menghargai aja, disini kita semua
sama dan saling mendukung laah, kalo warga non-Islam ada acara

36
SZ, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
37
TH, Wawancara, Warga Komplek, 26 Januari 2016
66

dirumahnya yaa kita dukung gak ada perbedaan lah mas kalo disini
Alhamdulillah.”38

Warga komplek Sekretariat Negara partisipan MA


mengatakan, bahwa warga yang beragama Islam dan bukan
beragama Islam saling menghormati satu sama lain pada setiap
perayaan hari besar meraka. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara partisipan MA sebagai berikut:

“Jadi gini loh mas, disini sih kalo beda Agama kita biasa aja yaa, yaa
kaya ngobrol laah gk ada perbedaan, wah dia agama Kristen atau
agama apalah yaa mas jangan main sama dia, gk itu disini semua saling
menghormati kaya waktu itu ada kegiatan apaa yaa saya lupa itu warga
non muslim malah kadang ngasih makanan mas sama kita, kaya
misalkan ada yang akikahan itu warga yang bukan agama kita malah
hadir walaupun dia gk ikut ngaji tapi kaya silaturahim juga laah.”39

Dari pemaparan di atas terlihat bahwa, warga komplek


Sekretariat Negara RI pada setiap kegiatan keagamaan Islami,
kegiatan Islami apa saja yang dilaksanakan di komplek ini, mereka
warga yang bukan beragama Islam menghormati kegiatan
pengajian Islami, seperti ketika adanya kegiatan akikahan warga
komplek yang beragama selain Islam turut ikut serta walaupun
mereka tidak mengikuti pengajian.

f. Warga Komplek dan Warga Sekitar Bertekad Agar


Integrasi Sosial Terus Berjalan Dengan Baik

Adapun harapan jama’ah komplek Sekretariat Negara RI


dalam pengajian keagamaan Islami ini, semata-mata agar ilmu
yang mereka dapatkan tidak terbuang sia-sia. Karena ilmu itu
bagaikan senter yang menerangi jalan kehidupan yang gelap. Hal
ini sesuai dengan hasil wawancara partisipan MA sebagai berikut:

38
TH, Wawancara, Warga Komplek, 26 Januari 2016
39
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
67

“Mudah-mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal


yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli
berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh
gak sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti
anak saya udah tau mau kemana mah dia udah gak nanya lagi.”40

Partisipan MA sangat antusias untuk membangun


pengajian Islami agar jama’ahnya semakin ramai, karena manusia
berangsur menjadi tua, umumnya ia cenderung menentang
perubahan, terutama perubahan ke arah perbaikan. Seperti yang
dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa :

“Karna kita sampai tua sampai mau matipun kan harus belajar,
bagaimana kita pindah ketempat manapun itu ada pengajianya kita cari
ustadz, yuk kita bikin pengajian bikin kelompok pengajian seperti itu.”
41

Warga komplek partisipan MA mengatakan, bahwa sampai


tua kita harus mengikuti pengajian karena dengan mengaji menjadi
pegangan kita nanti di akhirat. Mengaji tidak seperti menonton
konser dimana jika konser para pemuda memadati konser tersebut,
lain halnya dengan pengajian, mereka seakan-akan lupa bahwa
hidup didunia ini hanya sebuah titipan untuk melaksanakan amal
ibadah yang baik. Hal ini seperti yang dikatakan oleh partisipan
MA saat wawancara bahwa:

“Ya tau sendirikan pengajian tidak seperti nonton dangdutan kan 5


orang 10 satu sisi, coba kalo nonton dangdutan penuh dah tuh
panggung, padahal dunia ini mah cuma titipan aja yaa mas, dulu mah
disini dikit mas orangnya kemudian dirumah belum ada masjid mas
dulu belum ada, dulu di aula karena kalo di rumah-rumah terkesan
merepotkan gitu loh… hehe42

40
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
41
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
42
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
68

Partisipan MA mengatakan, bahwa warga komplek terus


membaur dengan warga sekitar dengan mengundang ulama-ulama
dari luar untuk mengisi pengajian di Masjid Al-Ikhlas komplek
Sekretariat Negara RI agar semakin banyaknya warga sekitar
tertarik untuk mengikuti pengajian di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini
seperti yang dikatakan oleh partisipan MA saat wawancara bahwa:

“Terus kita membaur sama warga sekitar warga atas kita tanya-tanya
barang kali ada ulama-ulama ustadzah maupun ulama-ulama disini kan
ada ustad junaidi ustad tasib jadi tergolong karena tuntutan dari hati
nurani Islami ya kita harus terus belajar, biar warga sekitar juga makin
tertarik yaa mas biar ngaji di masjid yang ada dikomplek. (Hehehe)”43

Banyaknya proses Integrasi yang telah kita bahas di atas,


disini Ketua DKM partisipan SZ dan SO selaku Wakil DKM
Masjid Al Ikhlas, berharap agar kedepannya interaksi dan integrasi
yang sudah lama berjalan antara komplek Sekretariat Negara RI
dengan warga sekitar semakin baik. Tidak ada lagi salah paham
antara warga komplek terhadap warga sekitar, seperti dalam hal
pembagian zakat fitrah. Hal ini sesuai wawancara dengan Ketua
DKM dan Wakil DKM Masjid Al Ikhlas, yaitu:

“Yaa tentunya umpamanya kalao fitrah ini yaa seperti zakat fitrah kita
sebelum kita bagi kita undang jadi interaksinya seperti itu, jadi
hubungan kita antara warga sekitar agar tidak salah paham jadi
memang mereka mungkin ada yang duafa atau bagaimana kan mereka
yang tau, jadi mushola itu yang tau jadi yaa saling membantu aja. Kaya
zakat fitrahkan kita yang kesana, jadi kalo apa interaksi kita antar
mushola antar masjid saja paling dan agar kedepannya kita lebih baik
lagi, udah gtu aja mas. (Hehehe)”44

Dari pemaparan di atas, bahwa harapan ketua DKM dan


wakilnya agar kedua warga lebih baik dan agar satu sama lain
saling mendukung kegiatan Islami demi lancarnya kegiatan

43
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
44
SZ dan SO, Wawancara, Pengurus Masjid, 20 Desember 2015
69

pengajian Islami yang sudah lama berjalan dengan baik dan saling
membantu, baik warga komplek membantu warga sekitar dan
warga sekitar membantu dan mendukung kegiatan Islami.

Adapun harapan partisipan MA untuk kedepannya tentang


pengajian keagamaan Islami yang berjalan di komplek ini agar
semakin baik pengajiannya antara warga komplek dengan warga
sekitar dan memberikan ilmu yang bermanfaat. Hal ini sesuai
dengan wawancara dengan partisipan MA:

“Mudah mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal
yang saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli
berguna kita tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh
gak sia-sia tuh sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti
anak saya udh tau mau kemana mah dia udah g nanya lagi.. hehe semua
kegiatan sih bagus semua tapi di awali dengan alfatiha kembali lagi ke
surat yang pertama pusingkan udah apapun bagus gitu aja mau baca
sering itu urusan malaikat yang nyatet gitu kan. Nah Kalo yasin ya dari
dulu ya bagus, apa ya g ada yg di awali dengan pengajian yasin mau
pengajian di masjid malam Jum’at kek pasti yasin cuman saya bilang
tadi ada yang syukuran selametan apaupun gitu ya kita di undang
lading bu jangan yasin ya langsung latihan aja oh gitu. (Hahaha)”45

Dari pemaparan di atas, Partisipan MA menjelaskan bahwa


ilmu yang didapat selama menjalankan pengajian keagamaan
Islami akan selalu bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan
untuk penerusnya nanti, agar integrasi antara warga komplek dan
warga sekitar ini semakin baik.

Warga sekitar komplek Sekretariat Negara RI partisipan


SK mengatakan bahwa integrasi antara warga komplek Sekretariat
Negara RI dan warga sekitar harus terus berjalan dengan baik
sampai hari dimana sudah berakhir.

45
MA, Wawancara, Warga Komplek, 2 Januari 2016
70

“Harapan saya sih yaa moga aje dah makin bae pengajianya makin
banyak, kalo yang saya perhatiin sih dari tahun 2000 sampe sekarang
makin banyak yaa warga yang ikut ngaji disini yaa ada kemajuan laah,
karenaka yang namanya pengajian itukan dunia akherat yaa de, jadi yaa
kita harus amalin itu semua, tapi semua kembali kepada hatinya
masing-masing yaa.. yaa semoga aja makin banyak laah yang ngaji.
(Hehehe)”46

Dari pemaparan di atas, Partisipan SK mengharapkan


bahwa kegiatan yang bermanfaat didunia dan diakhirat ini berjalan
semakin baik, karena sejak berdirinya pengajian Islami di komplek
Sekretariat Negara RI interaksi dan integrasi antara kedua warga
tersebut berjalan dengan baik, bahkan setiap tahun semakin
meningkan jumlah jama’ahnya.

Adapun warga sekitar komplek yang tidak aktif dalam


pengajian keagamaan di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat
Negara RI, yaitu partisipan NH, beliau bertekad agar silaturahim
antara warga komplek dengan warga sekitar berjalan dan saling
berbaur antara kedua warga dan tidak adanya perbedaan satu
dengan lainnya. Hal ini sesuai wawancara peneliti dengan
partisipan NH, beliau mengatakan:

“Yang pertama itu pasti silaturahmi, jadi tidak ada beda warga
komplek dengan warga sekitar, kalo dulu ada perbedaannya kalo ada
pengajian, oh yang istilahnya itu warga kampong oh itu warga komplek
tapi kalo sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang saya tau,
lebihnya dan nilai plesnya itu Silaturahmi (ungkap bu NH sambil
tersenyum).”47

Walaupun warga komplek Sekretariat Negara RI yang


tidak aktif dalam kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas,
partisipan SN mengatakan bahwa beliau bertekad agar warga
komplek dan warga sekitar lebih baik lagi dalam meningkatkan

46
SK, Wawancara, Warga Sekitar Komplek, 26 Januari 2016
47
NH, Wawancara, Warga Sekitar Komplek Tidak Aktif, 20 Desember 2015
71

kegiatan pengajian Islami di Masjid Al-Ikhlas. Hal ini sesuai


dengan wawancara saya dengan partisipan SN:

“harapan saya sih kegiatan di Masjid bisa lebih aktif dalam


arti jangan menyerah untuk memajukan umat Islam, dan
jangan bosen-bosen juga ingetin warga komplek sama
warga sekitar buat ikut pengajin, yaa biar semakin baik aja
laah hubungan antara warga komplek sama warga sekitar.
Yaa walaupun saya kurang aktif. Hehehe itu aja sih
harapan saya.”48

E. Analisis Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori ataupun
hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori dan hasil penelitian yang
digunakan sudah dijelaskan pada Bab 2 Kajian Teori, namun beberapa lainnya
peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan prinsip
penggunaan teori pada penelitian kualitatif.

Warga komplek dengan warga sekitar memiliki komunikasi yang baik,


sehingga mempermudah untuk mengadakan kegiatan pengajian Islami. Peneliti
melihat secara langsung bagaimana interaksi antara warga komplek dengan warga
sekitar sangat baik, peneliti menilai dengan terjalinnya komunikasi ini membuat
kedua warga lebih dekat dan mudah mendapatkan informasi seperti kegiatan
Islam. Pendapat bapak SO dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang
disampaikan oleh Dr. Phill Astrid S. Susanto dalam bukunya yang berjudul
komunikasi dalam teori dan praktek yaitu: sebagian besar kegiatan dalam hidup,
komunikasi merupakan landasan pembentukan pengertian, landasan pembentukan
kelompok dan penerimaan informasi.49

48
SN, Wawancara, Warga Komplek Tidak Aktif, 23 Januari 2016
49
Phill Astrid S. Susanto, komunikasi dalam teori dan praktek, (Bandung: PT. Bina Cipta, 1974),
hal. 366
72

Pengurus Masjid Al-Ikhlas telah berjuang agar warga komplek dan warga
sekitar percaya terhadap pengurus masjid dalam segi keuangan pengurus masjid
dengan kepengurusan yang baik, amanah dan menciptakan komunikasi yang baik
terhadap kedua warga, sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Richard
West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang bejudul “Pengantar Teori
Komunikasi”, yaitu: Kegagalan dalam komunikasi dapat menimbulkan kerugian
yang besar bagi sebuah organisasi.50
Dalam hal integrasi sosial yang melibatkan warga komplek dan warga
sekitar, yang ditandai dengan terjalinnya kerukunan antar kedua warga sebagai
wujud dari integrasi tersebut. Terlihat dari data yang telah terkumpul bahwa
masyarakat warga komplek dan warga sekitar selalu akttif dalam mengikuti setiap
kegiatan yang diadakan di sekitar tempat tinggal mereka. Seperti pendapat bapak
SK dan peneliti bahwa pengajian Islami yang diadakan di Masjid Al-Ikhas sangat
ramai diikuti warga sekitar. Warga sekitar menghormati warga komplek yang
telah mengundang mereka untuk mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang disampaikan oleh William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff
yang dikutip oleh Kamanto Sunarto mengemukakan berhasilnya suatu integrasi
sosial yaitu: anggota masyarakat merasa telah berhasil mengisi satu kebutuhan
satu dengan yang lainnya, masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama
mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup,
masyarakat telah menjalani nilai dan norma secara konsisten.51

Pada kegiatan peringatan hari besar Islam warga sekitar banyak sekali
yang hadir seperti Hari Raya Idul Fitri, mereka banyak yang melaksanakan sholat
Idul Fitri di Masjid Al-Ikhlas, dan sehabis melaksanakan sholat, warga sekitar
mendatangi rumah-rumah warga komplek untuk saling maaf-memaafkan,
begitupun sebaliknya warga komplek datang kerumah warga sekitar dengan

50
Richard West, pengantar teori komunikasi, (Jakarta: Salemba Humanika 2008), Hal. 4
51
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI, 2000) Hal. 68.
73

tujuan bersilaturahim untuk meningkatkan solidaritas sesama umat muslim.


Pendapat Ibu MA dan peneliti ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Durkheim yang menyatakan bahwa agama merupakan suatu sistem interpretasi
diri kolektif. Dengan kata lain agama adalah sistem simbol di mana masyarakat
bisa menjadi sadar akan dirinya yang berfikir tentang eksistensi secara kolektif.52

Pengurus Masjid Al-Ikhlas memiliki peranan penting dalam integrasi


kegiatan keagamaan Islami antara kedua warga tersebut, karena dengan
terbentuknya pengurus Masjid Al-Ikhlas, warga komplek dan warga sekitar
memiliki aktivitas seperti adanya pengajian mingguan dan peringatan hari besar
Islam. Pendapat ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh M. Munandar
Sulaeman yang menyatakan bahwa dengan adanya agama akan membentuk
sebuah sistem budaya yang bertujuan untuk menata dan memantapkan tindakan-
tindakan serta tingkah laku manusia.53
Pengurus masjid berasal dari warga komplek Sekretariat Negara RI saja,
namun setiap kegiatan selalu melibatkan warga sekitar. Karena Masjid Al-Ikhlas
sudah terbentuk struktur kepengurusan. Tujuan dengan pembentukan struktural
tersebut adalah memudahkan warga sekitar untuk melakukan rutinitas kegiatan
keagamaan hal ini sesuai dengan tujuan dari fungsi agama menurut Thomas F.
Odea bahwa agama sebagai sarana hubungan transcendental melalui kegitan
rutinitas yang akan di agendakan oleh pengurus masjid sehingga pemujaan dan
upacara ibadat berjalan dengan lancar.54
Warga komplek yang beragama selain Islam, turut mendukung kegiatan
pengajian yang diselenggarakan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas, karena di
komplek ini mayoritas beragama Islam tidak membuat mereka menjauh bahkan
mereka yang selain agama Islam sangat mendukung dan tidak ada protes kepada

52
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Hal. 122
53
M. Munandar Sulaeman, Ilmu Budaya Dasar, (Bandung: Ilmu Budaya Dasar, 2012) Hal 3
54
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) Hal. 130
74

pengurus Masjid Al-Ikhlas. Pendapat pengurus masjid dan peneliti ini sesuai
dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ali yaitu:

“Sikap toleransi dimana dengan adanya toleransi maka akan dapat


melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa, mendukung dan
menyukseskan pembangunan, serta menghilangkan kesenjangan.
Hubungan antar umat beragama didasarkan pada prinsip persaudaraan
yang baik, bekerjasama untuk menghadapi musuh dan membela golongan
yang menderita.”55

Warga komplek Sekretariat Negara RI dan warga sekitar memiliki tekad


agar integrasi sosial tentang pengajian keagamaan Islami terus berjalan dengan
baik, karena dengan adanya kegiatan pengajian tersebut, warga komplek dengan
warga sekitar mereka mudah berinteraksi dan saling membantu satu sama lain.
Ketika satu sama lain saling membutuhkan contohnya ketika warga komplek
kebanjiran, warga sekitar membantu dan warga komplekpun membantu warga
sekitar. Seperti adanya pengajian dan santunan anak yatim piatu dan kaum fakir
miskin. Pendapat pengurus Masjid, warga komplek, sekitar dan peneliti ini sesuai
dengan pendapat yang disampaikan oleh Emile Durkheim yaitu: bentuk
solidaritas sosial dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk
solidaritas sosialnya karena dengan bersolidaritas adanya rasa saling percaya,
cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu
sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang
dianut bersama.56

55
Lely Nisvilyah, Journal Kajian Moral dan Kewargenegaraan(Nomor 1 Volume 2 Tahun 2013)
Hal 384
56
M. Rahmat Budi Nuryanto, Journal Konsentrasi Sosiologi(Volume 2, Nomor 3, 2014) Hal 4
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab I peneliti telah menjelaskan tujuan dari penelitian ini. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana integrasi sosial
dalam kegiatan keagamaan antara warga komplek Sekretariat Negara RI dan
warga sekitar. Teori yang mendasari penelitian ini adalah teori tentang integrasi
sosial yang dikemukakan oleh William F. Ogburn dan Mayor Nimkoff dalam
bukunya yang dikutip oleh Kamanto Sunarto dengan judul Pengantar Sosiologi,
Teori ini menyebutkan bahwa integrasi sosial akan berjalan dengan baik apabila
masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma
dan nilai-nilai sosial yang menjadi pedoman hidup. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui lebih jauh bagaimana integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan
antara warga komplek dan warga sekitar di Masjid Al-Ikhlas komplek Sekretariat
Negara RI Pondok Kacang Barat, Tangerang Selatan. Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dimana peneliti
berusaha untuk menguraikan temuan hasil penelitian dengan menggunakan kata-
kata atau kalimat dalam suatu struktur yang logik, serta menjelaskan konsep-
konsep dalam hubungan yang satu dengan lainnya. Pendekatan kualitatif dipilih
karena dapat mempresentasikan karakteristik penelitian secara baik, dan data yang
didapatkan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna sehingga tujuan
penelitian dapat dicapai.
Dari data yang telah dianalisa, maka peneliti menyimpulkan bahwa
integrasi sosial antara warga komplek Sekretariat Negara RI dengan warga sekitar
berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai
sosial yang menjadi pedoman hidup. Proses integrasi sosial antara warga komplek
dengan warga sekitar serta melibatkan pengurus masjid yang berdampak pada
terjalinnya kebersamaan dan keharmonisan. Kemudian, tidak ada perbedaan satu
sama lain baik itu dari segi sosial maupun keagamaan. Dengan terjalinnya

75
76

kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, pengajian mingguan, pengajian


bulanan maupun pengajian pada setiap hari-hari besar Islam. Kemudian, sikap
saling menghormati dan menghargai satu sama lain antara umat beragama
diperlihatkan oleh warga komplek dan warga sekitar. Warga komplek dan warga
sekitar bertekad untuk senantiasa menjaga kerukunan dan berintegrasi
kedepannya.
B. Saran
Dari kesimpulan tersebut, maka peneliti mengemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat
a. Masyarakat yang bertempat tinggal di komplek Sekretariat Negara RI dan
masyarakat sekitar komplek Sekretariat Negara RI, penulis berharap agar
masyarakat dapat meningkatkan kepedulian terhadap pengajian mingguan
agar lebih antusias lagi.
b. Masyarakat yang tidak aktif dalam pengajian keagamaan di Masjid Al-
Ikhlas hendaknya ikut berpartisipasi dalam kegiatan hari besar Islam yang
diadakan oleh pengurus Masjid Al-Ikhlas.
c. Masyarakat yang aktif hendaknya saling mengingatkan kepada
masyarakat yang tidak aktif untuk mengikuti pengajian keagamaan Islami
di Masjid Al-Ikhlas.
2. Bagi Pengurus Masjid
Diharapkan pengurus masjid untuk selalu mengingatkan kepada warga
komplek dan warga sekitar yang tidak aktif ataupun kurang aktif untuk mengikuti
kegiatan pengajian keagamaan Islami. Kemudian pengurus masjid melakukan
pertemuan dengan pengurus masjid lainnya dalam rangka bertukar pikiran dalam
hal memakmurkan masjid. Diharapkan juga nantinya pada kepengurusan
masjid juga melibatkan warga sekitar.
77

3. Bagi Penelitian Selanjutnya


Peneliti juga mengharapkan ada penelitian selanjutnya dari pihak lain
mengenai integrasi sosial dalam kegiatan keagamaan Islami, dengan
mengambil contoh kasus di wilayah lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Referensi

Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,


2002)
Abercrombie Nicholas, Hill Stephen, Kamus Sosiologi (Yogyakarta: Pustaka Pela
2010)
Ahmad Abu Dkk. Ilmu Sosial Dasar. (Jakarta: Bina Aksara IKAPI 1988)
Bahasa Pusat, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007)
Bosswick Wolfgang & Heckmann Friedrich, Journal Integration of Migrants:
Contribution of Local and regional Authorities, (Germany: European
Forum for Migration Studies (EFMS) University of Bamberg, 2006)
Elly M. Setiadi. Pengantar Sosiologi. (Jakarta Kencana: Prenada Media Grup,
2009)
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya,( Jakarta:
Kencana, 2011)
Hasan Hamid, Pengantar Imu Sosial. (PT Bumi Aksara Jakarta, 2008)
Hendropuspito. Sosiologi Agama. (Yogyakarta: Gunung Mulia 1984)
Hendropuspito, Sosiologi Sistematika, (Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1989)
Jajat Ardiwinata, Sosiologi Antropologi Pendidikan, (Bandung:UPI PRESS, 2007)
Kahmad Dadang, Sosiologi Agama, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009)
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi 1, (Jakarta: Rineka Cipta, Cetakan
Ketiga, 2005)
Noviana Rahmawati, Sosiologi, (Klaten: Pakarindo 2006)
Paul Johnson Doyle, Teori Sosiologi Klasik dan Modern 2, (Jakarta: PT.
Gramedia anggota IKAPI, 1986)
Pranowo Bambang. Sosiologi Sebuah Pengantar. (Jakarta: Lembaga Sosiologi
Agama, 2008)

78
79

Tumanggor Rusmin, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta: Kencana Prenamedia Grup,


2014)
Salam Syamsir, Sosiologi pedesaan. (Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2008)
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006)
Soekanto Soerjono, Sosiologi suatu pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012)
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1
Susanto. S. Astrid , Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, (Bandung: Bina
cipta, 1979)
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. (Jakarta: ALFABETA, cv. 2012). h. 1
Sunarto Kamanto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembanga Penerbit FE-UI,
2000)
Sutrisno dkk, Sosiologi 2, (Jakarta: Grasinso, 2004)

Skripsi dan Thesis

Asri Simani Huruk, Analisis Proses Integrasi Sosial Karyawan dan Masyarakat
di PT. Allegrindo Di Desa Urung Panei Kec. Purba, Kab. Simalungun,
Medan, Januari 2009. Skripsi Universitas Sumatra Utara. Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik. Tidak dipublikasikan
Retnowati, Refleksi Kehidupan beragama di Indonesia: Belajar dari Komunitas
Situbondo membangun Integrasi Pasca Konflik 2014. Jurnal Universitas
Kristen Satya Wacana. Tidak dipublikasikan
Zalbi Ikhsan, Integrasi sosial antar etnik di daerah pemukiman transmigrasi Di
unit pemukiman transmigrasi desa Sidorahayu Kecamatan Babat Toman-
Kabupaten Musi Banyu Asin Propinsi Sumatera Selatan. Universitas
Indonesia. Depok: 2000. Tidak dipublikasikan

Web Referensi

Http://www.alquranindonesia.com/web/quran/listings/details/3/190
Biodata Peneliti

Nama : Moh. Ibnu Ardani

NIM : 1111015000112

Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Prodi : Sosiologi

Angkatan : 2011

Instansi : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 30 Desember 1992

Alamat : Komplek Puri Megah Blok D 2 No 1 RT. 03 RW. 011 Cipondoh


– Kota Tangerang

Email : Ibnuard@gmail.com

Anak kedua dari tiga bersaudara, putra Bapak Basiran dan Ibu Siti Nurkhamiyah. Menuntut
ilmu mulai dari Madrasah Ibtidaiyah Baidhaul Ahkam di tahun 1999 dan MTs. Daar El-Qolam
tahun 2005 kemudian melanjutkan ke SMA Daar El-Qolam di Balaraja, Tangerang Banten pada
tahun 2008 sampai 2011. Dan meneruskan di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
angkatan 2011 jurusan Pendidikan IPS prodi Sosiologi.
Instrumen Penelitian Pengurus Masjid

1. Sudah berapa lama bapak menjadi pengurus Masjid disini?

2. Sudah berapa lama pengajian yasinan antara kedua warga di Masjid ini berlangsung?

3. Bagamana sejarah/awal mula terjadinya pengajian yasinan antara kedua warga yang

berbeda ini menjadi menyatu? Mengapa bisa, apa alasannya pak?

4. Bagaimana awal mula membentuk suatu kelompok yang terstruktur seperti yang kita lihat

saat ini?

5. Selain kegiatan yasinan, kegiatan Islami apa yang membuat warga sekitar mengikuti

serta? Mengapa bisa, apa alasannya pak?

6. Mengapa integrasi / pembauran antara warga terjadi hanya dalam kegiatan keagamaan

Islami saja?

7. Bagaimana jika datang hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha? Apakah kedua

warga saling membaur seperti kegiatan yasinan? Mengapa bisa, apa alasannya?

8. Seberapa banyak kedua warga yang secara sadar merasakan proses awal terbentuknya

pengajian Islam yang dibuat dan dijalankan sehingga membentuk suatu kelompok yang

terstruktur hingga saat ini?

9. Seberapa banyak kedua warga yang secara tidak sadar merasakan proses awal

terbentuknya pengajian Islami yang sudah terstruktur? Mengapa bisa, apa alasannya?

10. Bagaimana dengan kegiatan diluar keagamaan Islami seperti 17 agustus dll? Mengapa

bisa, apa alasannya pak?

11. Bagaimana integrasi sosial / pembauran ini dapat terjadi terhadap dua kelompok yang

memiliki karakteristik dan interaksi berbeda dalam hal pemahaman keagamaan?

81
82

12. Mengapa dua kelompok ini dapat sejalan dalam kehidupan sosial walaupun terdapat

perbedaan karakter dan interaksi yang menyangkut dalam kegiatan keagamaan Islami?

13. Selama bapak menjadi pengurus Masjid disini kendala apa yang bapak dapatkan selama

pengajian disini?

14. Bagaimana hubungan antara kedua warga tersebut, setelah adanya pembauran tentang

keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya?

15. Menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam berintegrasi pengajian

keagamaan Islami?

16. Bagaimana sikap warga komplek Setneg yang tidak aktif dalam pembauran pengajian

antara kedua warga? Setujukah dengan terbentunya pengajian di komplek ini? Mengapa

bisa, apa alasannya pak?

17. Bagaimana sikap warga yang memiliki agama berbeda (non muslim) di komplek Setneg?

Apakah mereka berintegrasi dan berinteraksi diluar kegiatan keagamaan Islami?

Mengapa bisa, apa alasannya pak?

18. Apa saja yang bapak sudah lakukan untuk mendorong agar kedua warga yang tidak aktif

untuk mengikuti pengajian yasinan?

19. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pembauran antara kedua warga ini

dalam kegiatan Islami yang sudah lama berjalan ini?


83

Instrumen Penelitian Warga Komplek & Sekitar Yang Aktif

1. Apa kesibukan bapak sekarang?

2. Sudah berapa lama bapak tinggal di sini? (komplek atau sekitar)

3. Sudah berapa lama bapak aktif dalam pengajian yasinan antara kedua warga diMasjid

ini?

4. Bagaimana awal mula bapak ikut serta dalam pengajian Islami yang di jalankan antara

kedua warga yang berbeda ini?

5. Selain kegiatan yasinan, kegiatan Islami apa lagi yang bapak jalankan di komplek setneg?

Mengapa bisa, apa alasannya pak?

6. Bagaimana jika datang hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha? Apakah bapak

saling membaur seperti kegiatan yasinan? Mengapa bisa, apa alasannya pak?

7. Apakah bapak merasakan proses awal terbentuknya pengajian Islam yang dibuat dan

dijalankan sehingga membentuk suatu kelompok yang terstruktur hingga saat ini?

Mengapa bisa, apa alasannya pak?

8. Bagaimana dengan kegiatan diluar keagamaan Islami seperti 17 agustus dll? Apakah

bapak berintegrasi dan berinteraksi? Mengapa bisa, apa alasannya pak?

9. Selama bapak mengikuti kegiata keagamaan disini, kendala apa yang bapak dapatkan

selama pengajian disini?

10. Bagaimana hubungan bapak terhadap warga sekitar / warga komplek tersebut, setelah

adanya pembauran tentang keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya?

11. Bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek / warga sekitar yang tidak aktif dalam

pembauran pengajian? Mengapa bisa, apa alasannya pak?


84

12. Menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam berintegrasi / berinteraksi

pengajian keagamaan Islami?

13. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pengajian yasinan yang sudah lama

berjalan ini?

14. Apa saja yang bapak sudah lakukan untuk mendorong agar kedua warga yang tidak aktif

untuk mengikuti pengajian yasinan?

15. Harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pembauran antara kedua warga ini

dalam kegiatan Islami yang sudah lama berjalan ini?


85

Instrumen Penelitian Warga Komplek & Sekitar Yang Tidak Aktif

1. Apa kesibukan bapak sekarang?

2. Sudah berapa lama bapak tinggal di sini? (komplek atau sekitar)

3. Apakah bapak aktif dalam pengajian yasinan yang di laksanakan antara kedua warga di

Masjid Al Ikhlas Setneg? Mengapa bisa, apa alasannya?

4. Apakah bapak sebelumnya pernah ikut / aktif dalam kegiatan pengajian ini? Mengapa

bisa, apa alasannya?

5. Apa alasan bapak untuk tidak aktif dalam pengajian yang dilaksanakan antara kedua

warga tersebut? Mengapa bisa, apa alasannya?

6. Bagaimana awal mula bapak tidak aktif ikut serta dalam pengajian Islami yang di

jalankan antara kedua warga yang berbeda ini?

7. Sudah lamakah bapak tidak aktif dalam pengajian yasinan ini?

8. Bapak tidak aktif dalam pengajian ini, apakah bapak berintegrasi / berinteraksi antara

warga komplek / sekitar? Mengapa bisa, apa alasannya?

9. Bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek / warga sekitar yang aktif dalam

kegiatan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya pak?

10. Bapakan tidak aktif nih, menurut bapak, seberapa antusias kedua warga tersebut dalam

berintegrasi / berinteraksi pengajian keagamaan Islami? Mengapa bisa, apa alasannya?

11. Bapakan tidak aktif nih, harapan bapak kedepannya bagaimana terkait dengan pengajian

yasinan yang sudah lama berjalan ini?


TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA PENGURUS MASJID

Partisipan : S.Z & SO


Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : Dalam Masjid Al-Ikhlas
Tanggal : 20 Desember 2015
Waktu : 19:30 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum..
Partisipan : Wa’alaikumsalam..
Pewawancara : gimana pak kabarnya ?
Partisipan : Alhamdulillah baik, sehat (sambil tersenyum)
Pewawancara : Saya Ibnu Ardani pak yang ingin meneliti dan wawancari bapak tentang
komplek ini dan ini Firdaus dan yang ini Sadam teman seperjuangan saya
pak, kami bertiga dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Partisipan : Ohh iya iya iya kamu yang kemarin kesini ya? Hehe (sambil tertawa) ini
mau wawancara apa ya ?
Pewawancara : iyaa pak saya yang kemarin kesini.. hehe saya ingin wawancara tentang
Pembauran yang terjadi dikomplek ini pak tentang pengajian Islami
Partisipan : oh iya iya bener, bagaimana bagaimana..
Pewawancara : Iyaa pak.. hehe maaf pak sebentar saya mau rekam dulu yaa pak.. hehe
Partisipan : oh direkam? Hahaha (sambil tertawa)
Pewawancara : Saya tanya datanya dulu yaa pak, nama bapak siapa yaa pak?
Partisipan : SZ sama Pak SO
Pewawancara : Alamat lengkapnya pak SZ?
Partisipan : Komplek Setneg RT 02 RW 06 Blok C 6 Pondok Kacang Barat Ciledug
Tangerang Selatan
Pewawancara : Kalo pak SO?
Partisipan : Komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok A 4
Pewawancara : umur bapak SZ berapa tahun pak?

86
87

Partisipan : Umur saya 61 tahun


Pewawancara : kalo umur bapak SO berapa tahun pak?
Partisipan : Maunya berapa? Hehehe (sambil tertawa) umur saya 50 Tahun
Pewawancara : Disinikan ada pengajian yaa pak ngajinya ada yang yasinan aja ada
tausiah ada yang doa atau seperti apa yaa pak?
Partisipan : jika malam ini ngaji yasinan karna bendahara kita meninggal dunia jadi dua
hari ini kita yasinan. kalo Pengajian rutin yang berada dikomplek setneg
itu minggu malam dan sabtu bada subuh, kalau kalau apa kalau kamis
malam jumat itu seperti yasinan. Ungkap pak SZ Intinya sih ada kajian
beberapa kajian menggunakan beberapa kitab yang sudah umum kemudia
ada juga ee apa malam jumat yasinan aja intinya sih gtu. Ungkap pak SO
Pewawancara : Kalao jamaahnya dari mana aja pak?
Partisipan : Jamaahnya sih dari mayoritas dalam dan tetangga sebelah yang diatas
yang dekat sd yaa sekeliling sini aja yang dari luar gak sampe wisma
tajur
Pewawancara : kalo pengajian rutin itu biasanya ngundang ustad dari luar apa dari
komplek ya pak?
Partisipan : ngundang ustad dari luar itu rutin, kalo hari ahad itu tadarus quran
Pewawancara : kalo hari besar juga rutin pak kaya mauled, isra mi’raj?
Partisipan : Yaa rutin Insya Allah
Pewawancara : Kalo misalnya kaya, kan kalo inikan bapa-bapak yaa pak, kalo misalkan
anak remaja dan ibu-ibunya ada gak ya pak pengajian rutinnya?
Partisipan : Ibu-ibu ada pengajian rutin setiap hari senin, majlis talim ibu-ibu hari
senin iya senin dan ada juga bulanannya itu setiap hari sabtu, kalo untuk
remajanya juga ada yaa kaya apa itu.. TPA itu ada setiap hari dan ada
setiap pagi ada sore ada kecuali hari sabtu sama minggu itu diliburkan.
Pewawancara : Itu ada tidak ya pak remaja yang dari masyarakat sekitar?
Partisipan : Kalo untuk remaja kita hanya ada di dalam komplek aja, karna kalo remaja
sekitar biasanya mereka aktif di masjid mereka sendiri.
Pewawancara : Kita nanya sejarah masjidnya pak, untuk sejarah masjidnya itu dari kapan
sih pak?
88

Partisipan : Naah itu kmu foto aja deh yaa.. hehe ada tanda tangan pak harto itu tuh
itu, hehe biar lebih jelasnya gitu, hehe (ungkap Pak SO sambil tertawa-
tawa)
Partisipan : Jadi masjid ini dibangun tahun 2000, jadi ini masjid terakhir dibangun
pak harto ini, dari yayasan mmuslim pancasila itu loh emmm yayasan
amal bakti pancasila udah itu aja sejarahnya dah.. haha (ungkap Pak S.Z
sambil tersenyum)
Pewawancara : Itu kompleknya udah kebangun ya pak?
Partisipan : Iyaa komplek ini dulu baru masjidnya. (ungkap Pak S.Z sambill
memegang kakinya)
Pewawancara : Teruskan inikan komplek sekretaris Negara yaa pak ada campur baur
warga luar gak pak untuk membangun masjid ini?
Partisipan : Yaitu yayasan itu aja yang membangun, gak ada sama sekali warga luar
membantu membangun gk ada swadaya gk ada yaa.. warga sini hanya
menyiapkan lahannya saja, (ungkap Pak S.Z sambil tersenyum)
Pewawancara : Terus bapak dari tahun 2000 juga yaa pak, maksudnya bapak tinggal di
komplek ini dari kapan yaa pak, atau bapak warga pendatang?
Partisipan : Ooh kita sudah lama tinggal disini sebelum masjid ini dibangun saya
sudah berada disini (ungkap Pak S.Z ketua DKM Setneg Pondok Kacang
Barat)
Pewawancara : Kalo disini pak, setrukturnya pak, misalnyakan kalo masjid sayakan ada
dewan suro kaya gitu-gitu lah pak, kalo disini seperti apa yaa pak?
Partisipan : Kalo disini gk ada dewan suro, (ungkap Pak SO wakil DKM Setneg
Pondok Kacang Barat sambil menaruh pecinya)
Pewawancara : Terus pak struktur organisasinya bagaimana pak?
Partisipan : Ada ketua wakil bendahara sekertaris penasehat dan ada remaja
remajanya gitu. (ungkap Pak SZ sambil menguap)
Pewawancara : Terus pak struktur ini ada yang dari luar komplek gk yaa pak?
Partisipan : Yaa gk ada laah, dan untuk tahun ini periode ini belum ada yang dari
luar, dari kita semua yaa mungkin ada orang luar yang menetap disini
89

dan kerja disini yaa itu pernah, pernah mengikuti struktur disini itu
pernah, (ungkap Pak SO sambil mengurut kaki)
Pewawancara : Kalau datang hari besar islam itu panitianya ada yang dari luar juga gk
pak bukan hanya tamu undangan saja gitu pak?
Partisipan : Kita panitia itu karena kita udah punya bidang, bidangnya itu lebih
difokuskan kebidangnya saja yaakalo disini PHBI karena kan jika ada
acara lain ada PHBI jadi hanya dari dalam komplek saja, begitu mas..
(ungkap pak Suminarso sambil tersenyum)
Pewawancara : Sikap warga terhadap pengajian disini bagaimana pak?
Partisipan : Yaa umumnya Alhamdulillah antusias yaa disini kemudian kalau misalnya
eee apa namanya kalau sabtu pagi itu kalao gurunya belum dateng yaa
ditungguin sampe yakin kalo eang gurunya itu gak dating baru mereka
bubar, artinya mereka semangat enuntut ilmunya Alhamdulillah tinggi
kalo pengajian yasinan biasanya kalo dimasjid ini hanya sebagian saja
yang mau ngaji. (ungkap Pak SO sambil tersenyum & garuk-garuk
kepala)
Pewawancara : Kendalanya apa yaa pak pengajian dikomplek ini? Misalnya pas lagi
ngaji sepia tau kadang ngadain acara tapi yang dating dikit atau
bagaimana yaa pak?
Partisipan : Umumnya pada setiap kegiatan, apalagi kegiatan hari besar islam
Alhamdulillah banyak dalam artian itu tidak ada kendala laah, kalo ta’lim
sabtu subuh itu bisa sampai 30 s/d 40 jamaah yang datang yaa kalo
diitung kadang bisa sampai 4 shaft laah kecuali jika hari minggu malam
senin agak berkurang karenakan banyak aktifitas lain yaa kaya besoknya
kerja dan ada juga warga sekitar yang ikut ngaji. (ungkap Pak SO sambil
mengurut kakinya sendiri)
Pewawancara : Kalau acara diluar kegiatan Islami seperti 17 agustusan ada tasakuran itu
menghendel dari masjid atau bagaimana pak?
Partisipan : Oh kalo itu dari RW kita hanya mensuport aja kalo ada kegiatan kaya gitu,
kalo penceramah yaa kita carikan bantu, kalo butuh karpet yaa kita
90

carikan, secara khusus kita tidak ikut campur hanya mensuport dan
membantu saja. . (ungkap Pak SO sambil mengurut kakinya sendiri)
Pewawancara : Kalo dikomplek ini agamanya mayoritasnya apa yaa pak?
Partisipan : kalo disini mayoritasnya Islam
Pewawancara : Tapi gak ada toleransikan yaa pak terhadap warga setneg yang non
muslim?
Partisipan : Ooh Alhamdulillah gk ada.
Pewawancara : Harapan bapak sebagai ketua dan wakil DKM terhadap kedepannya
untuk Masjid ini bagaimana ya pak?
Partisipan : Yaaa tentunya sebagai pengurus dan kewajiban bagaimana masyarakat agar
lebih banyak berjamaah dan aktif dalam kegiatan-kegiatan pengajian lain.
(ungkap Pak SO sambil bercanda)
Pewawancara : Bagaimana jika datang hari besar Islami yaa pak seperti Idul Fitri, dan
Idul Adha? Apakah kedua warga saling membaur seperti kegiatan
Islami?
Partisipan : Disini kalo Idul Fitri Idul Adha gk muat ini masjidnya sampe keluar-keluar,
jadi semua warga sekitar komplek milihnya malah pada ke masjid sini,
jangankan idul Fitri sholat jumat aja banyak warga sekitar yang solat
disini, yaa Alhamdulillah kotak amal lebih besar uangnya.. hahaha
(Ungkap Pak SZ sambil tertawa-tawa)
Pewawancara : Disini kalo abis sholat Magrib atau sholat Isa biasanya ada ngobrol atau
interaksi dengan warga sekitar tidak pak?
Partisipan : Abis sholat magrib, tadi liatkan dipojok sana kita lagi ngobrol, itu orang
luar bukan orang dari dalam aja, dari atas dari mana aja.. hahaha (ungkap
Pak SO sambil tertawa-tawa)
Partisipan : kadang kadang kita biasanya kita juga bakar singkong bareng-bareng
kalo disitu.. hahaha (ungkap Pak SZ sambil tertawa)
Pewawancara : jadi kaya tidak ada bedanya ya pak?
Partisipan : iya tidak ada bedanya, dan ada juga marbot disini itu kita ambil diluar
yang tadi itu bapak diluar bapak tadi kita ambil dari atas itu, keamananpun
dari luar, jadi kalo dibilang hubungan kita dengan mereka sangat erat yaa
91

erat sekali Karen dalam setiap kegiatan santunan itu pasti kita
mengundang mereka dan kegiatan zakat juga prioritas juga dari warga
luar. (Ungkap Pak SO sambil tersenyum senyum)
Pewawancara : Terus pak pengajian disini dimulai dan berbaur dengan warga sekitar itu
sejak kapan yaa pak?
Partisipan : sejak masjid berdiri
Pewawancara : Itu rutin juga pak dari dulu seperti sekarang ini yaa pak?
Partisipan : Iyaa rutin, jadi dulu ada masjid ta’lim ibu-ibu itu biasanya apa dari sana
dateng pasti banyak dari luar (Ungkap Pak SZ sambil tersenyum senyum)
Pewawancara : Itu kalo mauled nabi ngundangnya dari mana aja pak? Itu ngundangnya
komplek sini sama warga sekitar sini aja.. suka itu apah, pernah
konsultasi gtu atau kerjasama gtu dengan masjid luar unntuk gabung
dalam acara maulidan tidak ya pak?
Partisipan : Gak itu, itu sih biasanya rata’ biasanya pake undangan.. hahaha ungkap
pak suminarso sambil tertawa..
Pewawancara : Nanti dulu yaa pak ini banyak catetannya pak.. hehehe
Partisipan : Soal khilafiah gk masuk yaa, soal khilafiah gtu loh.. hehehe tapi jangan
deh.. hahaha (ungkap Pak SZ sambil bercanda)
Pewawancara : kan ini saya jurusannya tentang sosiologi pak bukan agama islam jadi
nelitinya tentang sosial bukan agama.. hehe
Pewawancara : Disini gk semua aktif ikut dalam pengajian islami disini, itu cara
menyikapi antusias terhadap masjid seperti apa ya pak? Kan bapak udah
pengalaman nih?
Partisipan : Yang pertama, yang pertama yaah itu membuat orang percaya terhadap
masjid dan pengurus masjid, ini nih ini nih perjuangan juga nih jadi
kadang-kadang orang luar itu kalau melihat apalagi dalam masalah
keuangan itu bisa sensitive itu, kalo tidak terpola denga baik itu kan orang
jadi curiga itukan, waah itu nyumbang kan jadi tdk… bagaimana membuat
orang percaya dalam menjalankan amanah dengan baik untuk mengelola
masjid ini jadi untuk apapun mereka yan sumbangkan kemasjid ini untuk
itu benar benar untuk kita jaga dengan baik misalnya mereka nyumbang
92

untuk anak yatim, itu benar-benar untuk anak yatim, ini untuk orang
miskin atau apa itu sifatnya itu yang pertama yang membua masyarakat
percaya terhadap kita, itu yang utama.. dan kalo ada dari kelompok lain
kesini itu tidak diterima seperti khalafiah atau apalah, jadi bisa dipercaya
terhadap warga komplek dan sekitar, dan dulu tempat wudhu bukan
seperti itu dulu kecil, dan itu butuh kerjasama dari satu pengurus ke
pengurus lain dan didukung oleh masyarakat Alhamdulillah.. hahaha
(ungap pak SZ sambil tertawa)
Pewawancara : Dan ada acara lain tidak pak di komplek ini yang berkaitan dengan warga
komplek dan warga sekitar?
Partisipan : Ya itu paling acara nikahan doank palingan, ya jadi ada orang mau nikah
biasanya pestanya diaula dan nikahnya dimasjid ini yaa ada, dan itu gk
dari dalam aja, dari luar jugaa.. hehehe (ungkap Pak SO sambil tertawa)
Pewawancara : Selain kegiatan islami, kegiatan apalagi yaa pak yang berbaur dengan
masyarakat sekitar?
Partisipan : Kalo kerja bakti itu udah pasti yaa karena udah berurutan rt mana dan itu
tidak bergabung dengan warga sekitar kalo hubungannya diluar kegiatan
Islami selain itu kaya lomba 17 agustus juga biasanya kita hanya
membantu sebagai panitia yaa seperti yang tadi sudah kita bicarakan
bantu-bantu dan kita suportnya dari rohaniyahnya saja... hahaha (ungkap
Pak SO sambil tertawa)
Pewawancara : Proses kegiatan pengajiannya positifnya bagaimana ya pak, sosial dulu
atau bagaimana yaa pak?
Partisipan : Ini sih umumnya pada unsur lain sepertii pembukaan ini prosesnya kan
pembukaan sekertaris ketua karena waktu sangat singkat jadi langsung
pengajian saja kecuali yaa mungkin ibu” biasanya ada tahlilan lalu
yasinan dan aktunya juga kosongankan ibu” mah.. hahah (ungkapp Pak
SO sambil tertawa dan menguap)
Pewawancara : Lalu pak bagaimana warga sekitar itu bisa tau kalo disini itu mau ada
pengajian atau acara maulidan itu gimana yaa pak awalnya?
93

Partisipan : Yaa karena eee apa, tadi disampaikan bahwa kita itu jaamaah atas dan
komplek sini adalah bagian dari komplek ini dari interaksi itu mereka
menyampaikan, dan ada juga undangan resmi ada juga seperti membuat
sepanduk dan itu membuat warga sekitar datang. (ungkap pak SZ sambil
memegang buku)
Pewawancara : Pernah tidak yaa pak remaja masjid disini melakukan lomba seperti
marawis antara komplek dengan warga luar?
Partisipan : Hampir setiap tahun bukan hanya setiap tahun bahkan satu tahun bisa
satu sampai tiga kali mereka lomba pada hari hari besar bukan hanya dari
komplek saja dari luar juga kita libatkan, kaya kemarin itu acara tahun
baru islam selain santunan anak yatim ada juga lomba-lomba (ungkap
Pak SO sambil tersenyum)
Pewawancara : Pernah gk sih pak kaya ada masalah, misalnya ketua rw mau mengadakan
acara dimasjid tapi dari pihak pengurus masjid tidak membolehkan?
Partisipan : Tidak pernah selama itu positif, kita selalu mendukung kegiatan apapun
selama itu positif, ketika ketua rw ngadain kegiatan di kantor rw kitapun
diundang. (Ungkap Pak SO sambil tersenyum)
Pewawancara : Kegiatan ramadhan bagaimana yaa pak biasanya kan kegiatan pasti
menambah yaa pak? Apakah ada kegiatan yang menarik warga sekitar
untuk ikut?
Partisipan : Nah pada bulan ramadhan ini ada kegiatan yang menarik warga sekitar
untuk datang, hamper sebualan full itu kita mengadakan kegiatan, seperti
kegiatan santunan ada, lalu ta’jil setiap hari, dan ta’jil itu bukan hanya
daerah sini saja warga sekitar juga kita kirim dan dikirim ke pesantren
juga, karena banayk sekali ta’jil disini dan juga ta’jil yang buka disini
paling pegawai dan anak anak makannya kita kirim. (Ungkap pak SZ
sambil memegang jempol kaki)
Pewawancara : Warga sekitar yang paling jauh untuk mengikuti acara disini dari mana
aja yaa pak?
Partisipan : Untuk yang paling jauh sih tidak ada yaah, hehehe mereka jugakan punya
masjid yaa paling yang dateng dari warga atas karena kan kita terbatas
94

juga yaa tempatnya yaa paling daerah pondok serut 12 sampai 3 sana dan
di seberang sana juga di jalan hj pasir dan sebrang sana di tajur dan
sananya lagi udah kota tangerang dan udah dari situ aja dan dibelakang
kali juga ada disitu beberapa juga ada yang dateng (ungkap Pak SO
sambil tersenyum)
Pewawancara : Lalu pak bagaimana sikap warga non muslim terhadap warga sekitar
yang melaksanakan pengajian disini? Itu bagaimana pak?
Partisipan : Sikap mereka terhadap setiap keigiatan mereka dukung acara kita tidak
ada komplen dan tidak ada keberatan bagi non muslim. (ungkap pak SZ
sambil mengangguk angguk badan) jika ada yang meninnggal dan yasinan
itu non muslim dating, jadi tidak ada masalah laah dan dia juga kadang
ngirim makanan juga seperti nasi boks kalo mereka ada acara yaa gk tau
yaa acara apa.. hahaha (ungkap Pak SO sambil tertawa) Ketika ada warga
komplek ada yang meninggal tidak hanya warga komplek saja yang
datang tetapi warga sekitarpun ikut datang dan ibu yang meninggal itupun
orang terkenal karna sangat berbaur dengan warga manapun adi warga
banyak yang ingin berdatangan ketika ibu itu meninggal. (ungkap pak SZ
sambil bercanda tawa)
Pewawancara : Harapan bapak kedepannya terkait dengan pembauran antara kedua
warga komplek dan luar komplek seperti apa yaa pak dalam kegiatan
islmai ini yang sudah lama berjalan?
Partisipan : Yaa tentunya umpamanya kalao fitrah ini yaa seperti zakat fitrah kita
sebelum kita bagi kita undang jadi interaksinya seperti itu, jadi hubungan
kita antara warga sekitar agar tidak salah paham jadi memang mereka
mungkin ada yang duafa atau bagaimana kan mereka yang tau, jadi
mushola itu yang tau jadi yaa saling membantu aja. Kaya zakat fitrahkan
kita yang kesana, jadi kalo apa interaksi kita antar mushola antar masjid
saja paling. (ungkap pak SZ sambil tersenyum dan bercanda)
Pewawancara : Baik pak Trimakasih atas waktunya, maaf yaa pak sudah mengambil
waktu bapak.. hehe
Partisipan : Iyaah gk pha-pha.. hehe (ungkap pak SZ sambil tersenyum)
95

Pewawancara : ini ada cendra mata pak, cendra matanya kaya gini aja nih pak.. hahaha
Partisipan : yaa Allah repot repot seglhamdulillah deh dapet rezeki.. hahaha (ungkap
pak SZ sambil tertawa-tawa dan bercanda)
Pewawancara : gak pak, ini kaya gini doank pak cendramatanya..
Partisipan : iyah gak pha-pha.. hehe ini kalian dari mana aja alamatnya yaa?
Pewawancara : klo saya (FD) dari bekasi pak..
Partisipan : waah jauh juga yaa.. hehe (ungkpa pak SO sambill tertawa)
Pewawancara : kalo saya (SH) dari ciledug pak.. dan saya (IA) dari kemaren pak, hehehe
maksudnya dari cipondoh.. hhehehe
Partisipan : hahaha
Pewawancara : Baik pak Trimakasih yaa pak..
Partisipan : iyaa, semoga sukses dan lancar yaa skripsinya..
Pewawancara : iyaa pak, Aamiin yaa Allah.. makasih pak doanya.. hehe
Assalamu’alaikum (sambil mencium tangan bapak SZ dan SO)
Partisipan : Wa’alaikum salam Wr.Wb
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : MA
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat : Dalam Masjid Al-Ikhlas
Tanggal : 03 Januari 2016
Waktu : 16:30 WIB

Pewawancara : ibu kami dari Uin, universitas islam negri Jakarta saya lagi skripsi lagi
nyusun skripsi. Dan saya sedang penelitian tentang..
Partisipan : ooh.. iya iyaa.. g pake kerudung ini mas bodo amat dah belum mandi ini
mah.. hehe
Pewawancara : gpp bu.. hehe saya dari uin lagi nyusun skripsi tentang ‘Integrasi Sosial
Komplek Segmeg Dengan Warga Sekitar”.
Partisipan : iyaa..
Pewawancara : Katanya disini aktif bu ya pengajianya Islami dengan warga sekitar?
Maksudnya pengajian disini saling berbaur bu ya?
Partisipan : iyaa beneer..
Pewawancara : maaf bu sebelumnya kita tanya biodatanya dulu yaa bu? nama ibu siapa
yaa bu kalo boleh tau?
Partisipan : MA
Pewawancara : ibu MA yaa bu?
Partisipan : iyaa, MA.. ya, ibu lahirnya bulan mauled kake yang ngasih nama jadi
kalo laki M kalo cewe MA katanya ya silsilah namalah hehe (ungkap ibu
MA sambil tertawa)
Pewawancara : bu MA ini umurnya berapa yaa bu ?
Partisipan : 51 tahun, lansia ya termaksudnya.. heehee (ungkap ibu MA sambil
tertawa)
Pewawancara : oh 51 tahun, masih muda yaa bu.. hehe

96
97

Partisipan : aamiin katanya hehe (ungkap ibu MA sambil tertawa)


Pewawancara : alamat lengkap ibu apa ya?
Partisipan : komplek Sekneg blok A 17 RT:001/006 kalo tadi kan mba santi no: 19
saya 17 nya gtu..
Pewawancara : kalo boleh tau kesibukan ibu sekarang apa yaa bu?
Partisipan : Toko di setiabudi di rumah, kalo ibu rumah tangga
Pewawancara : di rumah?
Partisipan : iyaa dirumah aja..
Pewawancara : ibu udah berapa lama bu tinggal di komplek ini?
Partisipan : kurang lebihnya 20 tahun
Pewawancara : dari awal berdirinya komplek ini yaa bu?
Partisipan : iyaa bener awal berdirinya komplek ini, iyaaa, kurang lebih yaaa dari
zaman trisakti itu loh yang pak Suharto karna rumah kenangan dari dinas
buat karyawan PNS Setneg gitu setelah itu udah g ada renov apa-apa
dengan susah payah mempertahankan
Pewawancara : ibu sudah berapa lama bu aaktif dalam pengajian yasinan?
Partisipan : yasinan? Kalo yang pertama dateng disini rumah masih pada kosong ya
belum ada pembentukan apa-apa jadi kurang lebih tahun berapa ya??? 17
tahun oh 3 tahun disini baru membaur baru bikin kurang lebih 15 tahun
atau apa antara aktif sama enggak harus pembentukan dulu, saya
ceritanya awal karir yang membangun.
Pewawancara : oh.. ibu yang membangun pengajian dikomplek ini?
Partisipan : iya, karna dari pertama disini dari kantor diserahkan ke inikan sebelum
ada warga yang lain rumah masih pada kosong belum pada pindah abis
ini ada 8 Rt ada 400 rumah pengajianya dan segala hak siaga saya paham
Pewawancara : udah lama berarti bu ya? udah tau seluk buluknya ya bu?
Partisipan : kurang lebih kalo kurang manusiawi hehe kalo lebih kan dapet juga
pengalaman
Pewawancara : bagaimana ibu awal mula ikut serta dalam pengajian islami?
Partisipan : karna kita sampai tua sampai mau matipun kan harus belajar, bagaimana
kita pindah ketempat manapun itu ada pengajianya kita cari ustadz, yuk
98

kita bikin pengajian bikin kelompok pengajian seperti itu. Ya tau


sendirikan pengajian tidak seperti nonton dangdutan kan 5 orang 10 satu
sisi, orang kemudian dirumah belum ada masjid mas dulu belum ada dulu
di aula karna klo di rumah-rumah terkesan merepotkan gitu loh… hehe
(ungkap bu MA sambil tersenyum malu)
Pewawancara : oh iya bu
Partisipan : dulu ada yang 11, 23 rakaat Kita baru-baru pindah itu agak bertentangan
sebelum pak salmen pak haji oman pak rosyidi baru yg terakhir pak haji
salmen jadi yang baru-baru lama berdiri kita udah tau lah pahamlah jadi
tahun ya kurang lebih, karna ingin terus belajar dimanapun kita kan juga
mencontohkan buat anak kita sendiri kalo kita g ngaji emaknya aja gak
ngaji nyuruh doing.. sebelum ada kpa terus kita membaur di atas Tanya
barang kali ada ulama-ulama ustadzah maupun ulama-ulama disini kan
ada ustad junaidi ustad tasib jd tergolong karna tuntutan dari hati nurani
islami ya kita harus terus belajar . jangan dulu gue hatam qur’an dulu gue
ointer sorry maaf nih kan kalo udah berkeluarga nih kita punya anka cucu
harus tetep di amalkan sehingga kan nnti Alhamdulillah kalaupun ada
yang semangat belajar ya sampe ada yang terbata-bata ada yg sampe iqro
pun aja belum bisa mas ada waktu itu mas waktu itu sampe ada yg berdiri
, tapi kan berjalanya waktu mereka jadi pinter gitu istilahnya mah. Duh ini
emng lg iritasi matanya mangkanya saya mnta waktu cepet keburu sore.
Ada tuh setelah saya pengalaman nemuin gini gini kalaupun saya g merasa
ada yg pinter sampe ada yg di tuntun loh sebulan sekali sampe di tuntun
kita disuruh hfaalan juga g hanya muter tau kan salahnya apa besok y baca
doa ini pokokny harus bisa di ajar kedepan muqodimah jadi semangat aku
g bisa harus bisa jd semngat jd g usah takut salah di ajar muqodimah
walaupun sedikit gitu loh kalo ada yg nyalahin itu berarti g paham atau
baru belajar
Pewawancara : Kalo disini kegiatan yasinan itu ibu-ibu ikut g sih bu? Maksudnya kan
ada ya kegiatan di masjid setiap malem jum’at yasinan ibu-ibu bapak-
bapak itu ikut yaa bu?
99

Partisipan : Yak, Enggak disini maaf ya mas bergulirnya pengalaman saya disini
yasinan itu ternyata tidak mutlak jadi di masjid itu setiap senin ibu2 abis
lohor jam 1 itu dibuka yasin tahlil biasa jam 1 saya tidak bisa ngomong
golongan yak ada yg tidak memahami maksudnya tidah di wajibkan saya
jg g tau tuh. Ini ada mahasiswa uin pah lg skripsi hehe bapaknya pulang
lagi., jadi ada yg g make juga mas jd kita menghargai mas kenapa sih
surat banyak g harus yasinan yg didewakan ya mungkin fadilah nya atau
maknanya dari kegunaan arti yg lebih besar itu kan sama ustad jd g mesti
yasinan dulukan kita harus-harus enggak iya bu mislkan dia mau apa
enggak mesti yasinan tapi saya liat di kampung saya liat rata harus
yasinan hehe ini tidak semua ya saya liat sebgaian aja yang saya tau jadi
terus enggak di sini malah g malem jumatan malah malem kamis g tau
karna pada beda g mesti jadi ada jg yg memprioritaskan toh yasinan jg
bisa g malem jumat disini orangnya pinter-pinter mas orangnya kadang
saya ya udhlah kita kampung aja g usah nyari perbedaan.
Pewawancara : itu pengajian itu berbaur dengan warga sekitar g?
Partisipan : Kalo yg berbaur sebulan seklali di masjid ada namanya pengajian
bulanan, tapi kalo untuk yasinan di Masjiid yaa ada laah warga luar yang
ikut
Pewawancara : Oh bulanan , Itu ada pengajian berbaur dengan warga sekitar ya ada
Partisipan : iyaa diundang gtuu…
Pewawancara : Kalo yasinan itu ada kan bu sedikit gitu warga sekitar yang ikut?
Partisipan : iya ada boleh itu tapi rata-rata nenek-nenek hehe pasti itu atau mpok-
mpok
Pewawancara : Yang kerja disini apa gmn?
Partisipan : Iya rata-rata kurang lebihnya seperti itu karna mereka kan udah paten
setiap senen jam 1 kan ngaji di masjid itu yak an yg saya bilang itu
zaman bu salmen bu oman sebelum-belumnya hari senen. terus setiap
bulan sekali minggu ke 3 tiap hari sabtu giliran yg di masjid itu kita
kebagian konsumsinya yg nyari ustadzah kita bulan besok rt : 2 jd semua
100

kebagian semuanya yg bulanan warga komplek doang ada jg warga


umum.
Pewawancara : kalo pengajian Islami pernah g sih bu bapak-bapak ibu-ibu gabung gitu?
Di rumah bu?
Partisipan : Pernah hari-hari besar
Pewawancara : Ada selain kegiatan di masjid kegiatan apa lg ya bu y a pengajian?
Partisipan : pengajianya ada kamis ke 3 pengajian di kelurahan atas nama ini kita kan
kelurahan 10 RW jd kalaupun nnti bulan-bulan tertentu kita kebagian
bawa konsumsinya bawa qosidahanya misalkan rw 6 kemaren tuh bulan
apa jd semuanya berangkat jam 9 yang bawa ustadzahnya, kuenya jd kita
yg bawa semuanya pak lurah sama bu lurah hanya mensuport aja. Itu
memang sudah di rancang sama bkmt ketua bkmtnya ustadzah rohani pak
kali dari forum dewan pkb mengangkat sebagai bkmt dia kan istrinya
ustadzah rohani itu yg menyusun bwaa rw satu rw ini kegantian untuk
giliran kekelurahan
Pewawancara : kalo di komplek ini sendiri bu ada g pengajian antar RT gitu?
Partisipan : Iya ada kalo di RT saya hari kamis siang jam 1 dirumah bu piping
pengajianya karna dia yg mempersilahnkandari pada repot2 tadinya rabu
jadi kamis
Pewawancara : ada bu warga sekitar yang ikut? Atau RT doang yg ikut?
Partisipan : Iya masing-masing se RT ini doang jadi RT 2 bikin tiap malem kamis
pengajianya
Pewawancara : Tapi bu ada warga sekitar yg ikut ?
Partisipan : kadang ada yang ikut kadang nggak..
Pewawancara : Kalo misalkan hari besar islam bu kaya idul fitri atau idul adha itu
biasanya warga sekitar ikut berbaur g? dan itu penug gk bu?
Partisipan : iya penuhlah kan yg didepan-depan, ah kita ke komplek sana aja yuk
Masjid Al-Ikhlas, biasanya sih gtu.. hehe
Pewawancara : kira-kira kenapa bu ya ko bisa rame kan banyak tuh masjid kenapa lebih
ke masjid al ikhlas gitu?
101

Partisipan : Mungkin lebih deket kali lebih gedean kali dari masjid al-barkah segala
mungkin lapanganya
Pewawancara : apa mungkin ceramahnya enak kali yaa bu?
Partisipan : Gk juga sih balik lagi ke yang mendengarkan sih kalo yg nyimak bagus
ya Alhamdulillah sampe nangis kadang kalo ceramahnya g enak kadang
pulang g tau. Maaf loh mas saya salah-salah soalnya saya ibu rumah
tangga
Pewawancara : iya gpp tapi Kan ibu orangnya aktif.. haha
Partisipan : hahahaha
Pewawancara : kalo kegiatan seperti 17 agustus terus atau lomba-lomba lainya itu
gimana bu?
Partisipan : kemaren berapa tahun cenderung barengan sama bulan puasa jadi
kadang-kadang sebelumnya atau sesudanhnya jd diganti lomba masak
kita ambil ke sponsor umpamanya dari bluben dari minyak tropical kita
gabungin entar di deket masjid aula situ bikin panggung besar untuk
lomba masak, masak nanti ditentukan ada terbuat dari umbi-umbian atau
nasi goreng ada yg simple nanti hadiahnya dari yg sponsor itu buat ibu-
ibu pada antusias aja
Pewawancara : Itu warga sekitar juga ikut?
Partisipan : Ah Enggak ya masing-masing aja yg mengadakan RW sini RW sini aja
ngapain warga orang luar masuk sini.. kan disana juga ada RW nya.. hehe
Dulu pernah ada kegiatan bakti social itu melibatkan org luar kita bikin
dari baju bekas dikumpulin itu antusiasnya banyak banget bikin apa aja ke
kampng-kampung tapi nntikan ganti pengurus beda lagi pdhl tinggal
ikutin aja susah banget jd berbagai prinsip yang ada di sini tau sendiri kan
disini sejabat disini ibaratnya orgnya terdengar agak lebih pinter bener
mas sampe bikin kita jual seribu kadang duaribu dari pada menuhin lemari
mas bagus-bagus sampe banyak yang antusias yang beli layak pakai tapi
sekarang mah kampung disini udah pada bagus-bagus rumahnya bagus
bajunya juga kalo ngaji melebihi kondangan, Sunatan masal pernah
102

pemeriksaan gratis pernah jadi kerjasama dengan politeknik Setneg saya


cari orangnya
Pewawancara : Jadi setiap ada acara besar di undang bu ya? Kaya waktu itu saya ikut
pengajian Maulid Nabi, itu ngundang anak yatim yaa bu?
Partisipan : ya kan kita disuruh nyari kan , ya yatim di masjid semuanya pasti nyari
yang sudah paten kita udh ada 30 orang siap menyantunin Cuma kita
belum pernah ngelaksanain pengenya nyantunin tiap bulan jd g bulan
puasa jd muharaman dan sebagainya jd tiap bulan bisa kumpulin aja
doang pokonya pasti nominal dari 50 ribu satu amplop ada yang ngasih
sembako ada yang ngasih alat tulis kadang dia pd sekolah kasian ada yg
dapet beras bawa beras nenteng-nenteng berat jd akhirnya ke duit aja jd
nominalnya di gedein jd anak2 enteng aja bawanya di amplopin itu dapet
duit itu jg dari warga sekitar juga.
Pewawancara : Ada g bu warga sekitar ada acara yg ngundang kalo ada acara ngundang
sini?
Partisipan : ada paling maulid-maulid Nabi, jg ada terus kadang paling lewat si
empok-empok itu yg ngundang..
Pewawancara : Oh empok-empok itu nyampeinya jd lewat mulut ke mulut aja ya g
lewat surat?
Partisipan : iya kita udah membaur sekarang kadang ke masjid jamiatu baitul khair
terus kan dulu kita jg belajar sama udh pd meninggal sama emak-emak
siapa gitu itu siapa belajar tentang mandiin jenazah segala apa walaupun
kita g bisa yang menting belajar hukum-hukumnya syarat-syaratnya buat
nnti kalo walaupun kita mandii ortu kita sedikitnya gpp org g bisa
walaupun g jd tukang mandi ya gpp yg penting ambil ilmunya aja
Pewawancara : biasanya kegiatan apa bu yang di luar komplek?
Partisipan : yang di luar pengajian bulanan tiap kamis
Pewawancara : oh di luar juga ada tuh ya
Partisipan : ada, itu ya tiap jd mereka al barkah jamiatul khoir dan yg lainya jg
ngundang. bu yg lainya bu tiap hari ini jgn undang lg yak ada datang
datang jd maaf ada perwakilan ibu-ibu yg aktif ada satu mungkin yg udh
103

punya anak kecil y kan ribet jg kalo punya anak ya mas jd udh saling ya
dah walaupun ingin undanganya sekomplek tapi 10 yang dating gitu tau
sendiri kan kalo pengajian tidak bisa dipaksa jd harus dari hati nurani
Pewawancara : jadi pembauran antara kedua warga disini udah bagus bu ya?
Partisipan : ya Alhamdulillah g seperti pertama kita datang naro sepeda naro apapun
ilang pasti ilang ya kan dulu bapak jadi rw disini sampe pusing kita
panggil mandornya panggil sesepuh disini skrg udh pd beda pada g ada
skrg mnggil security yg udh ada kalo dulu kan g gitu mas gimana sih
susahnya nyari adat tau sendiri tanda kutip ya yg kan kita pendatang disni
sekarang mah ya udh Alhamdulillah kalo bahasanya mah bilang aman
seratus persen tuh belum
Pewawancara : selama ibu mengikuti kegiatan disini bu ke agamaanya dari awal dari ibu
membangun itu ada kendala apa bu ya selama ibu yang dapatkan di
pengajian disini?
Partisipan : engga ada, Kendalanya ya hati lagi ke manusiai kalo kita ngomongin org
kan ya suka gini kalo kita bisa angomongin orang kan misalkan sama
pengurus udah kita duduk ditempat itu tuh tanda kutip dengan
membersihkan hati segala-galanya mendinginkan perasaan tetep aja di
ada yg bikin jengkel di omongin apa tetep aja ada yang bikin jengkel kan
padahal uh taunya padahl di pengurus uh donator maaf nih dalam tada
kutip di omongin aja sama ustdzah itu saya yg jelek apa ustadzahnya …
sampe ada ustadzah sini ada yg ngasih umroh ada ngasih hp ke ustadzah
ada yang maa jd saya bingung ria apa emng udh jalanya satya g tau .. ada
jg yang ah saya juga bisa ngasih ya gitu apa itu kendala emak-emak kaya
belum tawadhu ya.. hati kunci mulut untuk berikiran negatif susah ya
kendala negatif susah pasti ada ajakan ya jd mencoreng diri kita ya tapi
jgn sampe kita kaya gitu.... paling rajin mas ada ke masjid A B sana sini
kalo saya mah kadang g bisa ya kadang ada kendala saya ada halangan
kalo g ada ya saya datang ya itu manusiawi.karna ya anggap aja satu
kelas kalo udh tau ilmunya ya jgn sampe kita yak an ada doanya.
Ngapain kita dapet ilmu tapi tak tersampaikan.maaf tidak termasuk
104

cemburu.salah kali ya saya ngomong y.. tau deh relalu nyablak Ada lagi
mas?
Pewawancara : ini bu hubungan ibu terhadap warga sekitar itu setelah adanya pembauran
tentang agama islam itu seperti apa bu?
Partisipan : baik kalo saya bilang carmuk sih enggak emang baik bagi saya g ada
masalah mah kalo soal hubungan gitu mah
Pewawancara : Malah saling menguntungkan ya bu ?
Partisipan : mudah-mudahan karna kan kita buat contoh anak-anak kita mas kalo
orang tuanya jg g akrab loe loe gue gtu gmn anaknya udh masing-masing
maklum org komplek anaknya main disana tongkronganya dimana
kadang g kenal sama ini kadang yg anak sini groupnya dimana kita g tau
ya kita mgkanya contohin dari ibunya anaknya jg harus anaknya g akrab
mana ada anak karang taruna kadang suka bubar, bukan bubar kalo
anak-anak kan masih labil kadang nongkrong ngeluarin iphone six lah
blabla ngeluarin yg harga 12 juta yg ini itu jd yg enggak ada kan jd
minder mereka yg beruntung masapa anak satu-satunya liat sendiri disini
motor ninja udah apa mas udah kaya kacang goreng ada yg satu kapan
aku dibeliin kalo anak saya kapan mamah beliin .. g tau deh kalo mamah
ada mamah beliin.. ibarat itu udh kaya kesenjangan senauan. Mislakan
gaji B punya gaji lebih itu karna allah saya bilangin ke anak saya kita
kantongin aja deh kebaikanya … kalo kita g ada kamu minta sama allah
pokonya gitu mas. Pak de bakso pakde
Pewawancara : g usah bu, gk usah repot-repot..
Partisipan : udah gk pha-pha, saya beliin bpak dulu ya…. Pak de bikini 2 deh mas
campur apa gmn mas cus langsung terusin langsung biar cepet selesai
Partisipan : udah gpp.. ini iki pak de mahasiswa ne agi wawancara onten tugas
kuliah, dadi wanwancarai aku pak de. Ayo mas silahkan ada lg g poin
intinya?
Pewawancara : iya ada bu, harapan ibu kedepanya gimana bu kaitan dengan yasinan ya
pengajian agama-agama Islami yang sudah lama berjalan antara kedua
warga disini?
105

Partisipan : Oh intinya yasinan y dari tadi ya? oh kalo enggak yasinan maaf saya
bukan ustadzah dari maaf saya taunya dari sekian surat bagus semua tapi
di awali dengan alfatiha kembali lg ke surat yang pertama pusingkan
udah apapun bagus gitu aja mau baca sering itu urusan malaikat yang
nyatet gitu kan. Nah Kalo yasin ya dari dulu ya bagus, apa ya g ada yg di
awali dengan pengajian yasin mau pengajian di masjid malam jumat kek
pasti yasin cuman saya bilang tadi ada yang syukuran selametan apaupun
gitu ya kita di undang lading bu jangan yasin ya lgsung alatihah aja oh
gitu knp? Saya nnya kelamaan haha . tapi ngundangnya bukan formil
maksudnya tapi bukan pengajian soalnya syukuran kalo yasinan terkesan
pengajian
Pewawancara : harapan ibu kedepanya gimana tentang pengajian islami yang sering
disini ?
Partisipan : Mudah mudahan dengan berjalanya waktu umur saya dan ilmu amal yang
saya kerjakan entah saya sama tetangga tuh bener-bener asli berguna kita
tuh belajar atau apapun yang masih terbata-bata ngaji tuh g sia-sia tuh
sayang banget yang saya bilang saya udh bismillah pasti anak saya udh
tau mau kemana mah dia udh g nanya lagi.. hehe
Pewawancara : dan setelah wawancara hampir selesai, saya dan teman seperjuangan saya
makan baso terlebih dahulu yang dibeliin oleh Ibu MA.
Partisipan : itu dimakan dulu mas basonya..
Pewawancara : iyaa ibu.. dan sehabis makan bakso kami pamit pulang..
Partisipan : udah mas makannya?
Pewawancara : iyaa ibu udah, makasih banyak yaa bu maaf bu udah ngerepotin? hehe
Partisipan : yaa gk pha-pha.. hehe udahkan mas wawancaranya? hehe
Pewawancara : iya ibu udah, kurang lebihnya mohon maaf yaa bu, Trimakasih bu udah
menyempatkan waktunya untuk wawancara.. hehe
Partisipan : iya sama sama, semoga lancar skripsinyaa yaa, biar jadi orang sukses..
Pewawancara : iyaa bu aamiin, Trimakasih yaa bu.. Assalamualaikum..
Partisipan : Wa’alaikum Salaam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : TH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : Kediaman Bapak TO
Tanggal : 23 Januari 2016
Waktu : 19.00 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum wr. wb.


Partisipan : Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara : perkenalkan pak nama saya ibnu ardani, kalo bapak sendiri siapa pak
namanya?
Partisipan : kalo saya TH, tadi siapa nama masnya?
Pewawancara : Ibnu pak.. hehe
Partisipan : oh ibnu yaa, tapi ini perihal apaa yaa mas?
Pewawancara : iyaa pak, saya mahasiswa UIN Jakarta, saya jurusan Pendidikan IPS,
disini saya sedang melaksanakan tugas akhir kuliah, yaitu skripsi pak,
dan skripsi saya ini tentang kegiatan keagamaan yang berada dikomplek
ini pak, tentang pembaurannya.
Partisipan : ooh iyaa..
Pewawancara : Alamat lengkap bapak dimana yaa pak?
Partisipan : Komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok D 2 Pondok Kacang Barat
Tangerang
Pewawancara : sudah berapa lama bapak tinggal dikomplek setneg yaa pak?
Partisipan : saya disini dari tahun 1997 mas
Pewawancara : oh berarti waktu komplek ini dibangun bapak sudah pertama yaa pak
Partisipan : yaa kurang lebihnya seperti itu.. (tersenyum)
Pewawancara : bagaimana awal mula bapak mengikuti pengajian dikomplek ini pak?

106
107

Partisipan : jadi awalnya masjid dikomplek ini Masjid Al-Ikhlas didirikan oleh
yayasan amal bakti milik alm. Bapak soeharto presiden kedua negara
kita, dikarenakan pada saat itu beliau merencanakan dan melaksanakan
pembangunan Masjid dikomplek kita, dari situ sudah ada kegiatan-
kegiatan yang ada di Masjid Al-Ikhlas, awalnya dari beberapa warga RW
yang ingin mengadakan pengajian di Masjid tersebut, dan dibuatlah dari
jama’ah-jama’ah masjid.
Pewawancara : untuk pembauran antara warga sekitar sama warga komplek itu dari
kapan yaa pak?
Partisipan : sebenernya warga sekitar komplek itu mayoritas warga asli sini mas, yaa
Betawi sini laah kalo bahasa sini mah. Jadi waktu tahun 1997 itu belum
ada masjid yang besar adanya yaa mushola-mushola kecil mas, jadi aktu
pembangunan masjid Al-Ikhlas ini mereka sangat mendukung dan
kegiatan Islami didalam masjid ini mas. Masnya mau minum apa mas?
Belum disediain minum nih
Pewawancara : gak usah pak, jangan repot-repot.. hehe
Partisipan : nih minum air aqua aja mas.. (ngasih minum)
Pewawancara : selain kegiatan yasinan dan tahlilan itu ada kegiatan lain gak pak kaya
hari besar Islam atau maulidan kaya gitu pak?
Partisipan : kalo untuk yasinin itu kegiatannya bukan hanya didalam masjid saja yaa
mas, ada juga yasinan yang rutin RT dan RW, kalo kegiatan hari besar
Islam yang berhubungan kegiatan keagamaan warga sekitar sangat
antusias dengan kegiatan tersebut. ada juga pendidikan anak-anak, itu
membuat rutinitas kita.
Pewawancara : (mengangguk-angguk)
Partisipan : seperti maulid nabi atau hari besar Islam lainnya itu menyatukan warga
sekitar dengan warga komplek mas, jadi disini kalo ada hari besar Islam
itu warga sekitar ikut dateng kesini banyak sih tapi dibatesin juga
orangnya.. hehe
Pewawancara : bagaimana mengundang warga sekitar untuk hadir dalam kegiatan hari
besar Islam dikomplek sini pak?
108

Partisipan : untuk mengundang sih biasanya pake pengumuman spanduk atau


undangan ada juga dari mulut kemulut, kaya kemaren nih waktu
maulidan, itu ngundangnya dari spanduk dan Alhamdulilah banyak yang
hadir.
Pewawancara : jadi cara mengundangnya dari spanduk
Partisipan : iyaa karenakan kalo dari spanduk semua orang liat mas, jadi biar rame.
Pewawancara : itu warga komplek setnegnya dari mana aja yaa pak?
Partisipan : kalo komplek setnegkan adanya di pondok kacang barat, kalo disini
perbatasan mas
Pewawancara : kalo komplek ini masuknya apa pak?
Partisipan : kalo komplek ini masuknya tangsel itu dari tajur dan maharta itu pondok
kacang barat kalo tangerag kota itu didedepan pintu masuk komplek
sekitar 300 meter udah tangerangg kota mas.
Pewawancara : Itu biasanya naro pengumuman atau spanduk dimana pak?
Partisipan : jadi yaa naro spanduknya didepan gapura komplek setneg gitu, ditulus
juga tuh tanggal berapa, di masjid Al-Ikhlas dan ust yang mau ceramah
siapa itu ditulis.
Pewawancara : gimana yaa pak kalo ada idul fitri dan idul adha
Partisipan : maksudnya gimana yaa mas?
Pewawancara : iyaa kan kalo warga komplekkan mayorutas pendatang yaa pak? Kalo
lagi hari besar Islam kaya Idul Fitri pada pulang kampong tuh, itu yang
melaksanakan sholat dimasjid sini banyak atau sepi yaa pak?
Partisipan : wah banyak, apalagi warga sekitar yang daerah atas tuh, pondok serut
kan kalo pondok serut jarang masjid besar yaa mas, itu banyak banget
yang dateng sampe masjidnya gak muat sampe biasanya panitia masjid
menyediakan karpet buat warga yang datengnya telat, makannya kalo
mau sholat itu jm enam harus uadah di Masjid.
Pewawancara : ooh jadi warga pondok serut dan lainnya sholatnya disini yaa pak?
Partisipan : iya.. yaa karenakan Masjid yang besar yang muat orang banyakkan
Masjid Al-Ikhlas mas, kaya gitu.. hehe
Pewawancara : kalo untuk kegiatan idul adha seperti apa yaa pak?
109

Partisipan : apanya?
Pewawancara : sholat dan pemotongan hewan kurbannya?
Partisipan : kalo untuk hewan kurban itu kita membagikan kewarga sekitar juga,
karenakan kalo Cuma buat warga komplek kebanyakan dan kita juga
saling berbagi Karen tanpa adanya dorongan dari masyarakat sekitar kita
tidak bisa seperti ini gitu mas.
Pewawancara : itu semua warga atau warga yang tidak mampu saja pak diberikannya?
Partisipan : kalo itu kita utamakan yang warga kurang mampunya dulu, disini kita
bekerja sama dengan warga sekitar, mana aja nih warga yang harus
diutamakan untuk pembagian hewan kurban.
Pewawancara : (mengangguk-angguk)
Partisipan : terus abis itu dibagiin ke mushola dan per RT dan RW mas, kalo waktu
tahun kemaren nih taun 2015 itu banyak banget yaa yang berkurban, itu
dibagiinnya sampe kecamatan sebelah
Pewawancara : ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan : kita juga berpartisipasi dengan warga sekitar dari pendistribusiannya,
pemeliharaannya sampai hari H nya kita bekerja sama denganwarga
sekitar, dan mereka sangat membantu kami, karenakan warga disetneg
mayoritas memiliki jam kerja.
Pewawancara : itu kalo idul adha warga sekita ikut menyumbangkan kambingnya atau
warga komplek saja yaa pak?
Partisipan : mungkin ada yaa, karena dari beberapa orang aja, tapi lebih mendominasi
dari warga komplek saja
Pewawancara : bagaimana jika diluar kegiatan keagamaan Islami?
Partisipan : maksudnya?
Pewawancara : yaaa seperti 17 agustus atau tahun baru itu ada kegiatan yang melibatkan
kedua warga tidak pak?
Partisipan : kalo untuk kegiatan 17 agustus itu biasanya per RW dan per RT yaa mas,
karena warga sekitar juga memiliki kegiatan lomba sendiri mas, jadi beda
meraka punya panitia sendiri, kalo kerja bakti juga per RT, warga sekitar
110

juga gak mungkinkan kerja bakti di komplek, pasti mereka kerja bakti
untuk lingkungannya sendiri. Yaa gitu laah mas.. hehe
Pewawancara : ooh jadi kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan beda dengan
kegiatan diluar kegiatan keagamaan yaa pak?
Partisipan : iyaa seperti itu
Pewawancara : bagaimana hubungan bapak dengan warga sekitar?
Partisipan : hubungan kita sangat baik yaa dengan warga sekitar, Alhamdulillah, jadi
kita saling membutuhkan, mereka membutuhkan kita, kita sangat
membutuhkan mereka, jadi kita saling bantu membatu mas.
Pewawancara : posisi positifnya seperti itu yaa pak?
Partisipan : kalo posisi positifnya iya seperti itu, apalagi waktu dulu tuh, waktu banjir
terbesar dikomplek.. haha taun 2007 itu kita tenggelem nih rumah, Karen
posisi kita sangat bersahabat dengan warga sekitar yaa Alhamdulillah
kita terbantu oleh mereka
Pewawancara : jadi saling menolong yaa pak?
Partisipan : iyaa, tolong menolongkan juga kewajiban kita mas.. hehe
Pewawancara : oh iyaa pak bener-bener.. hehe
Partisipan : dan mereka juga sangat antusias membantu kita, seperti menyediakan
tempat tinggal atau kontrakan, dan memberikan sembako juga
memberikan makanan, yang seperti saya bilang, kita saling bantu-
membantu. Seperti itu mas
Pewawancara : ooh, selain itu pak warga sekitar pernah mengundang warga komplek
tidak pak?
Partisipan : maksudnya bagaimana?
Pewawancara : maksudya yaa, kalo warga sekitar ada kegiata pengajian Islami atau hari
besar Islam warga komplek diundang tidak yaa pak? Di Masjid warga
sekitar pak?
Partisipan : sejauh ini sih saya sebagai warga setneg tidak pernah diundang dengan
warga sekitar.
Pewawancara : Sikap bapak terhadap warga komplek Setneg yang tidak aktif dalam
kegiatan hari besar Islam di masjid ini bagaimana yaa pak?
111

Partisipan : yaa biasa aja, toh mereka jugakan memiliki kesibukan lain, emang mau
diapain lagi kalo mereka gak aktif? hehe
Pewawancara : yaa bapak pernag mengajak untuk hadir gitu pak?
Partisipan : maksudnya?
Pewawancara : iya mengajak untuk ikut dalam kegiatan Islami di Masjid?
Partisipan : kalo untuk mengajak itu siih sudah kewajiban umat muslim, sudah
banyak kita ajak, bisanya ada warga komplek yang sholat Jamaah Magrib
Isya dan Subuh selalu ada dan ketia ada kegiatan Hari besar Islam dia
gak dateng.
Pewawancara : karena ada kegiatan kerjanya kali yaa pak?
Partisipan : iyaa, karenakan dia sibuk dikerjaannya juga, kerjaan jugakan wajib buat
menafkahkan keluarganya juga.. hehe
Pewawancara : ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan : tapi tergantung dari hatinya masing-masing, ada juga yang cuek masa
bodo ituu ada, pernah saya ajak untuk hadir dan dia bilang ada kesibukan
aadaa.. semua kembali ke dirinya masing-masing, kamipun memaklumi
itu mas. hehe
Pewawancara : seberapa antusias warga sekitar dan komplek dalam kegiatan keagamaan
sekali
Partisipan : antusiasnya sangat tinggi yaa terutama ibu-ibu, itu antusias sekali
Pewawancara : antusiasnya pak?
Partisipan : jadi kalo ibu-ibu itu ada yang saling tukar jama’ah dalam artian saling
mengikuti kegiatan pengajian mas. Seperti itu..
Pewawancara : ooh (mengangguk-angguk)
Partisipan : ada juga warga sekitar biasanya sih wali murid itu diajak sama guru
anaknya begitupun sebaliknya, itu alm. ibu saya yang sering diajak ngaji
oleh warga sekitar, dan alm. ibu sayapun mengajaknya kembali.. seperti
itu mas..
Pewawancara : selama bapak mengikuti pengajian Islami, jika ada kegiatan hari besar
Islam itu ada konflik tidak yaa pak dengan warga sekitar?
112

Partisipan : Alhamdulillah sih selama ini belum ada masalah, semua bae-bae aja.
Hehe masih lama gak yaa mas? Saya mau ada acara ini.
Pewawancara : iyaa pak sedikit lagu pak, hehe ooh berarti tidak ada konflik yaa pak?
Partisipan : iyaa gk ada mas.
Pewawancara : yaudah pak terimakasih yaa pa katas waktunya. Maaf pak mengganggu.
Partisipan : ooh iyaa gk pha-pha.. saya minta maaf ini karena mau ada acara..
Pewawancara : trimakasih pak.. Assalamualaikum
Partisipan : iyaa.. Waalaikumsalam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG TIDAK AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : SN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : kediaman Bapak SN
Tanggal : 15 Januari 2016
Waktu : 19:30 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum wr. wb.


Partisipan : Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara : perkenalkan pak nama saya Muhammad Ibnu Ardani, saya dari
mahasiswa UIN Syarif hidayatullah Jakarta, disini saya sedang menyusun
skripsi, dan skripsi saya berhubungan dengan integrasi sosial dalam
artian pembauran antara warga komplek dengan warga sekitar dikomplek
ini.
Partisipan : oohh iya iyaa…
Pewawancara : kalo boleh tau siapa nama bapak yaa?
Partisipan : SN
Pewawancara : bapak SN yaa pak?
Partisipan : iyaa..
Pewawancara : alamat rumah bapak apa yaa pak?
Partisipan : komplek Setneg RT 05 RW 06 Blok A 1 no 18 Ciledug Tangerang
Selatan
Pewawancara : umur bapak berapa tahun yaa pak?
Partisipan : umur saya 53 tahun kalo gk salah.. hehe
Pewawancara : sudah berapa lama bapak tinggal dikomplek ini?
Partisipan : saya kebetulan pindahan, dan baru dikomplek ini sekitar tahun 2001
Pewawancara : sudah lumayan lama yaa pak, sekitar 15 tahunan yaa pak?
Partisipan : yaa kurang lebihnya.. hehe, tapikan komplek ini sudah ada tahun 1997

113
114

Pewawancara : ooh komplek ini ada tahun 1997 yaa..


Partisipan : iyaa dek.. tinggal dimana dek?
Pewawancara : tempat tinggal saya di cipondoh pak
Partisipan : ooh cipondoh, dekat dengan danau donk?
Pewawancara : iyaa pak, dari danau sekitar 300 meter pak..
Partisipan : ooh gitu..
Pewawancara : disinin saya tertarik pak untuk mengambill judul skripsi saya, dan saya
punya temen dari SMA pak yang kebetulan rumahnya dikomplek ini.
Partisipan : ooh, siapa mas nama temennya?
Pewawancara : Trio pak..
Partisipan : ooh trio anaknya pak oman yaa?
Pewawancara : iyaa pak bener… hehehe
Partisipan : masnya mau minum apa mas?
Pewawancara : udah pak gak usah repot-repot.. hehe
Partisipan : mau sirop, atau teh?
Pewawancara : udah pak gk usah.. hehe
Partisipan : bentar yaa saya panggil mbaknya dulu..
Pewawancara : iyaa pak..
Partisipan : mbak, mbaak.. tolong bikini sirop yaa buat mas ini.. satu aja yaa?
Pewawancara : yaah pak jadi ngerepotin nih..
Partisipan : enggak ah, masa ngobrol gk ada aier minum nanti kering.. hehe
Pewawancara : iyaa pak..
Partisipan : silahkan mas diminum..
Pewawancara : iya pak nanti aja pas udah aus.. hehe
Partisipan : oh gtu yaudah, lanjut deh..
Pewawancara : maaf pak sebelumnya, waktu saya sholat maghrib dengan teman saya,
katanya bapak tidak aktif yaa pak dalam pengajian dikomplek ini?
Partisipan : ooh iyaa bener, tapi kalo untuk ikut sholat jamaah saya sering laah dateng
kemasjid.. tadi ketemu siapa di Masjid?
Pewawancara : temen pesantren saya pak..
Partisipan : oh iya-iya
115

Pewawancara : kenapa yaa pak, bapak tidak aktif dalam pengajian dikomplek ini?
Partisipan : kalo pengajian yasinan itu kadang dateng tapi jarang laah..
Pewawancara : itu kenapa yaa pak jarang dateng?
Partisipan : kalo untuk pengajian tidak terlalu aktif mas kadang dateng, karenakan
saya sibuk dengan kerjaan saya mas, terkadang saya dikirim ke
Kalimantan, ke Sulawesi, kadang lembur juga, jadi pulang udah kecapean
duluan dan jarang dirumah juga mas.
Pewawancara : jadi bapak gak aktif dalam pengajian Islami dikomplek karena sibuk
dengan pekerjaan bapak yaa?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : bagaimana hubungan bapak dengan warga sekitar pak? Apakah ada
interaksi atau tidak yaa pak?
Partisipan : maksudnya interaksi apa yaa mas?
Pewawancara : iyaa kan bapak jarang ikut pengajian Islami, kan kalo jarang ikutkan
biasanya gak ada interaksi tuh pak, bapak dengan warga sekitar ada
interaksi tidak pak?
Partisipan : yaa kadang-kadang aja sih mas, kadang kalo abis sholat magrib itu
biasanya warga sekitar suka nunggu di masjid ini, dan biasanya disitu
suka ngobrol juga sama warga sekitar
Pewawancara : berarti ada interaksi yaa pak?
Partisipan : iyaa ada tapi kalo ada hari besar Islam itu saya gak ada interaksi mas,
karena yaa sibuk dengan pekerjaan saya.. seperti itu mas..
Pewawancara : ooh gitu…
Partisipan : ini masnya masih lama gak yaa? Saya ada yang harus dikerjakan nih?
Pewawancara : yaa lumayan pak..
Partisipan : emang berapa menit lagi mas?
Pewawancara : 30 menit lagi pak.. (sambil tersenyum)
Partisipan : oh gtu.. yaudah lanjutin deh mas..
Pewawancara : maaf yaa pak, saya minta waktunya pak.. hehe
Partisipan : emang masnya jurusan apa mas?
Pewawancara : saya dari fakultas tarbiyah pak jurusannya Pendidikan IPS pak
116

Partisipan : oh ips, kok skripsinya tentang agama yaa?


Pewawancara : iyaa pak, jadi disini saya menjelaskan tentang integrasi sosial yang terjadi
dikomplek setneg dengan warga sekitar pak, integrasi itu semacam
pembauran pak, kan kalo di komplek setneg pembaurannya tentang
keaamaan jadi saya mengambil tentang keagamaannya saja pak.
Pasrtisipan : ooh gitu… (sambil menganggut-anggut)
Pewawancara : sikap bapak terhadap warga yang aktif di komplek seperti apa yaa pak?
Partisipan : yaa biasa aja, namanya kegiatan keagamaankan baik, saya juga
menyadari bahwa saya kurang aktif dalam kegiatan keagamaan tersebut.
Pewawancara : oh berarti bapak mendukung yaa pak dengan kegiatan pengajian
dikomplek setneg ini?
Pewawancara : iyaa saya mendukung, tapi saya merasa kurang enak aja karena saya
jarang datang.. hehe
Partisipan : oh gitu yaa..
Pewawancara : bagaimana sikap warga yang aktif terhadap bapak yang jarang bahkan
tidak ikut kegiatan ini? Apakah bapak diajak untuk hadir?
Partisipan : pernah, sering jadi seringkali ketika saya sholat jamaah dimasjid ada
yang mengajak saya, “Pak SN bsok dateng yaa pengajian” banyak tapi
bagaimana yaa dengan kesibukan saya jadi jarang dateng.. hehe
Pewawancara : bapak anaknya udah berapa yaa pak? Hehe atau sudah punya cucu?
Partisipan : cucu saya baru satu mas.. hehe
Pewawancara : maaf yaa pak, bapakkan sibuk yaa pak, jika datangnya hari besar Islam
seperti idul fitri atau adha bapak pulang kampong atau bagaimana ya
pak?
Partisipan : saya pulang kampung sih, kalo sholat idul fitri disini jarang karena
pulang kampong.. hehe kecuali kalo idul adha saya sholat disini.. itu aja
sih..
Pewawancara : kalo sholat idul adha, apakah warga sekitar mengikuti sholat di Masjid
Al-Ikhlas gk pak?
Partisipan : waah kalo warga sekitar sholat dimasjid banyak yaa, bisa gelar tiker,
kadanngg warga komplek ada yang kebagian tempat saking penuhnya..
117

kalo saya perhatiin sih warga sekitar antusias yaa untuk mengikuti
kegiatan yang berada dimasjid.
Pewawancara : bapak tau gak yaa warga sekitar dari mana aja yang sholat di masjid
komplek ini, padahalkan masjid ini jauh yaa pak dari warga sekitar?
Partisipan : yang saya tau sih paling dari pondok serut, itu juga waktu saya mau
berangkat kerja dan dimasjid setneg ada acara pengajian mereka sempat
mengobrol dengan saya, itu sih yang saya tau.
Pewawancara : disini pernah banjir tidak yaa pak?
Partisipan : ooh pernah, disini pernah banjir waktu 2007 kalo gak salah mas, tinggi
banget sampe se leher saya laah..
Pewawancara : bagaimana sikap warga sekitar ketika warga komplek terkena banji?
Partisipan : mereka sangat membantu dan kita memang saling membantu, karena
posisi komplek setneg dibawah jadi kita mudah terkna banjir, tappi banjir
yang paling parah itu waktu tahun 2007
Pewawancara : ooh jadi saling membantu yaa pak..
Partisipan : iyaa mas.. ini mas diminum aer sirupnya..
Pewawancara : iyaa paak..
Partisipan : saya kebelakang dulu yaa mas, mau kekamar mandi.. haha
Pewawancara : ooh iyaa pak…
Partisipan : makan tuh mas kuenya..
Pewawancara : iyaa pak, (5menit kemudian)
Partisipan : udah nabungnya nih mas… hehehe
Pewawancara : hehehe
Partisipan : mari mas sambil saya makan yaa mas.. hehe
Pewawancara : iyaa pak monggooh.. hehe sebelum bapak di komplek setneg bapak
tinggal dimana yaa pak?
Partisipan : sebelum saya pindah kesini, saya tempat tinggal dirumah dinas di sunter,
karena berhubung istri saya tidak begitu nyaman di komplek dinas sunter
dan akhirnya saya pindah ke komplek ini mas tahun 2001
Pewawancara : harapan bapak kedepannya terhadap pembauran warga komplek dengan
warga sekitar bagaimana yaa pak?
118

Partisipan : harapan saya sebagai orang awam yang jarang ikut dalam pengajian itu,
harapan saya kepada panitia dan teman saya dimajlis bisa lebih aktif agar
pengajian dikommplek ini bisa menjadi lebih menarik dan lebih banyak
warga sekitar dan komplek yang dateng. Tapi ketika saya perhatiin
banyak juga sih warga sekitar yang ikut pengajian disini.
Pewawancara : Istri bapak aktif tidak pak dalam pengajian dikomplek?
Partisipan : oh iyaa kalo istri sayakan seorang guru, dan itu kan kalo guru waktunya
banyak yaa mas jadi kalo ada kegiatan pengajian dimasjid istri saya ikut
mas.
Pewawancara : oh, jadi istri bapak yang aktif yaa pak?
Partisipan : iya mas.. (sambil minum teh)
Pewawancara : kalo pengajian ibu-ibu itu disini bagaimana yaa pak?
Partisipan : untuk pengajian ibu-ibu bergiliran mas, seminggu dirumah A, seminggu
dirumah B, tapi kadang kalo warga ada yang gk bisaa dirumah saya
nampungnya mas..
Pewawancara : itu yang mengikuti pengajian ibu-ibu ada warga sekitar pak? Atau warga
komplek?
Partisipan : kalo untuk pengajian ibu-ibu yang pernah dirumh saya itu kebanyakan
warga komplek yaa mas, paling kalo diundang baru dateng. Yaa sekitar 3
sampai 5 orang laah mas.
Pewawancara : oh, jadi kalo untuk pengajian ibu-ibu itu diundang juga yaa pak.
Partisipan : iyaa kalo gak diundangkan gak tau kan mas, berhubung istri sayakan
ngajar dan itu biasanya ngajak warga sekitar ngaji, gitu mas.. hehe
Pewawancara : oohh.. (sambil mengangguk angguk)
Partisipan : masih lama gak yaa dek? hehehe
Pewawancara : iyaa pak ini dikit lagi..
Partisipan : oh gitu.. mau nanya apa lagi nih mas? (sambil tersenyum)
Pewawancara : ada faktor lain tidak pak bapak tidak aktif dalam pengajian keagamaan
disini?
119

Partisipan : sebenernya sih saya mau yaa mas untuk aktif dalam kegiatan yang ada di
Masjid sini, tapi kana da kewajiban lain juga yang saya kerjakan mas,
jadi yaa mau gak mau saya tidak aktif mas. gitu
Pewawancara : hehehe iya sih.. baik pak trimakasih atas waktunyaa yaa pak, maaf pak
sudah menyita waktu bapak..
Partisipan : oh iyaa mas gak pa-pa, udah yaa mas.. maaf nih mas gk bisa lama-lama..
hehe
Pewawancara : iyaa pak gk pa-pa.. Assalamualaikum..
Partisipan : Wa’alaikumusalam
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA KOMPLEK YANG TIDAK AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : TI
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat : Kediaman Rumah Ibu TI
Tanggal : 16 Januari 2016
Waktu : 15:30 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum wr. wb.


Partisipan : Wa’alaikumsalam wr. wb
Pewawancara : Maaf sebelumnya atas nama ibu siapa?
Partisipan : Ibu Ti
Pewawancara : umur ibu berapa bu ya?
Partisipan : 55 Tahun
Pewawancara : untuk alamat lengkapnya?
Partisipan : komplek Setneg blok A 9 RT 01 RW 06
Pewawancara : Apa kesibukan ibu sekarang bu?
Partisipan : Ya begini wiraswasta
Pewawancara : oh wiraswasta ya?
Partisipan : iyaa…
Pewawancara : Ibu disini sudah berapa lama bu tinggal disini?
Partisipan : berapa ya? Dari pertama di atas 10 tahun deh kayanya deh
Pewawancara : 15 tahun ada ya itu lebih apa g ya? Dari tahun 2000an atau gimana?
Partisipan : Iya lebih kayanya pokonya dari pak oman itu di atas 10 tahun
mangkanya
Pewawancara : Baik bu kita mulai waancaranya bu ya? Disini ibu yang aktif yaa?
Partisipan : bukan kalo yang aktif itu suami saya mas.. hehe entar kalo yang aktif
saya panggilin mau g? saya suruh kesini?
Pewawancara : Enggak ini bu ada yang g aktif

120
121

Partisipan : oh itu yang g aktif


Pewawancara : Ibu kira-kira kenapa bu ya tidak aktif dalam pengajian di komplek sini?
Partisipan : kalo itu sih aktif Cuma saya g aktif apa ya? Dalam hal apa sih social
itu jarang saya
Pewawancara : oh gitu tapi kalo dalam pengajian aktif?
Partisipan : pengajian Hmmm iyaa saya g aktif mas, jarang laah.. hehe
Pewawancara : alasan ibu untuk tidak aktif dalam pengajian yang dilaksanakan antar
keluarga kenapa bu? Maksudnya kan ibu jarang itu kenapa bu?
Partisipan : Kadang pengajian kan seminggu sekali, kadang kesibukanya pas ada
pelanggan dateng, ya ada yang dateng ada ya itu. Kalo saya kan ini iniin
listrik jadi pas mungkin pas lagi rame atau apa jadi jarang aktif.
Disinikan pengajianya kadang kalo disinikan setiap bulan kadang kaya
ada istilah kata pengajian akbar misalnya yang punya tugas rt:01 jadi rt:
01 semua kaya konsumsi jadi penyelenggara rt:01 dari rt kita semua baru
kita aktif
Pewawancara : oh jadi kadang tiap bulan beda ya?
Partisipan : Beda kalo yang rutin emang setiap senin itu rutin tuh selalu Cuma
dalam sebulan ada istilahnya keseluruhan kaya pengajian akbarlah.
Panggil ustadzah luar gitu
Pewawancara : itu bagian dari per RT ya?
Partisipan : iya seumpamanya kita tugasnya Rt:01 semua Rt:01 yang ngejalanin
semua kepanitiaanya semua Rt:01 sampe yang cari ceramahnya juga
bulan berikutnya Rt:02 Rt:02 semua yang nyelenggarain.
Pewawancara : oh selama 15 tahun udah kaya gitu emang ya?
Partisipan : iya udah kaya gitu
Pewawancara : sebulan sekali yaa bu?
Partisipan : sebulan sekali tuh itu pengajian akbar
Pewawancara : kalo untuk pengajian yang sabtu minggu itu?
Partisipan : sabtu minggu bapak-bapak, dari pengajian itu kan kalo sabtu minggu
shubuh dia ngadainya tiap shubuh
122

Pewawancara : oh jadi tiap bulan tiap minggu pertama shubuh ya? hehe
Partisipan : gak tau juga tergantung ini juga sih ketua masjidnya, umpamanya
minggu pertama lagi ada gimana gitu terus g jadi jadinya dig anti minggu
kedua gitupokonya disini tuh yang rutin senen sih ibu-ibu abis zuhur
terus kalo sabtu bapak-bapak abis subuhan itu bapak-bapak terus kalo
minggu kalo g salah pada pindah ke mushola.
Pewawancara : Ooh
Partisipan : Saya walaupun gak aktif dalam pengajian saya juga tau, karenakan
Suami saya aktif banget jadi suka cerita mas.. hehe
Pewawancara : hehe iya bu gak papa.. itu kalau pengajian ada gak warga luar yang
dateng kesini?
Partisipan : ada banyak soalnya kalau ngandelin rt kan maksudnya warga sini kan g
banyak tidak banyakgitukan banyak yang kerja mangkanya banyak dari
luar.
Pewawancara : selain jaga warung dan usaha ibu ini, kegiatan apa yaa bu yang membuat
ibu tidak aktif dalam pengajiann ini?
Partisipan : apa yaa? Gak ada sih mas, paling nganter anak, terus abis nganter masak,
nyapu, ngepel yaa kalo lagi ada pengajian maulidan saya jaga rumah,
jaga took, gitu mas.. hehe
Pewawancara : disini ibu tidak aktif, apakah ibu tau warga sekitar komplek yang ikuti
dalam pengajian disini bu? Itu biasanya dari warga mana aja yaa bu?
Partisipan : yang saya tau sih biasanya dari tajur,sama dari pondok serut mas
Pewawancara : itu ibu tau yang pengajian yang setiap malam kamis eh setiap malem
jum’at?
Partisipan : malam jum’at kaya bapak-bapak kali mas, kalo ibu-ibu mah hari senin
doing mas, senin siang abis sholat zuhur, itu biasanya pada dateng
kemasjid, ada juga warga sekitar yang ikut ngaji, yaa sebagian mas.
Pewawancara : kalo untuk pengajian malam jumat bu, itu ada warga sekitar yang ikut
dalam pengajian gak yaa bu?
Partisipan : oh saya kurang tau ya itu bapaknya (suami) yang tau yang aktif mas..
hehe
123

Pewawancara : oh kirain bapak suka cerita juga.. hehe


Partisipan : gak mas, kalo suami saya biasanya kalo malem jumat sholat magrib
sampe isya dimasjid jadi saya tau laah kalo yasinan.. yang subuhan juga
gitu kadang-kadang ibunya katanya ada tapi g banyak yang ikut ngaji
mas. hehe
Pewawancara : ibu kan g aktif bu dalam pengajian ini, apakah ibu berinteraksi
maksudnya bersosialisasi dalam warga sekitar atau warga komplek?
Partisipan : iya tetep sih komunikasi kalau sama warga lain tetep, tapi kalo untuk
warga sekitar paling interaksinya kaya beli galon ditempat saya, yaa
Alhamdulillah mas walaupun dikomplek jualannya, tapi banyak warag
luar yang beli air gallon disini.. hehe
Pewawancara : kalau misalkan disini tuh hanya pengajian doing bu atau ada kegiatan
lain?
Partisipan : kegiatanya, iya kegiatanya ada arisan Rt, Rw, posyandu yaa itu aja mas..
Pewawancara : posyandunya dimana yaa bu?
Partisipan : disana di puldes, setiap kamis pertama apa kedua deh tuh kalau posyandu
tuh harinya udah ketauan itu setiap kamis
Pewawancara : itu bareng warga sekitar bu?
Partisipan : semua warga mas, kalo misalkan posyandukan biasanya per kampong
yaa mas, jadi warga komplek sama warga sekitar nyatu mas kalo
posyandu tapi kalo misalkan kaya arisan antar RT itu yaa warga sini aja
mas.
Pewawancara : kalau acara yang jalan-jalanya ada bu?
Partisipan : jalan-jalan ada sering tapi per Rt g pernah gabungan, kalu gabungan tuh
kalau yang kita ikut arisan RW aja
Pewawancara : gabungan sama warga luar gitu bu?
Partisipan : enggak gabungan luar sekitar sini aja kalau yang namanya jalan-jalan tuh
per RT yang punya acara tuh per RT
Pewawancara : kalau kegiatan kaya tadi bu kaya diluar pengajian kan kaya arisan itu g
gabung ya bu g sama warga sekitar enggak ya?
124

Partisipan : enggak sendiri sekomplek aja, kalau kita mau ketemu warga dari Rt:01
sampe RT: 08 berarti kita arisan di puldes itu namanya arisan RW kalau
di permasing-masing wilayah per RT tergantung pokonya mau minggu
pertama kedua pokonya setiap bulan ada.
Pewawancara : kalau kegiatan 17 agustus gitu bu per RT juga?
Partisipan : iyaa per RT juga
Pewawancara : berarti warga warga komplek sama warga luar sendiri sendiri ya bu?
Partisipan : Iya pokonya per rt semua mencakup per rt aja
Pewawancara : Selain pengajian seperti itu apa lagi ya, kalo kaya idul adha atau idul fitri
untuk berbaur dengan warga sekitar?
Partisipan : kegiatanya paling idul adha idul fitri aja paling sama acara-acara itu
agama islam tuh kaya ada maulid ada apa-apa pasti ngundang pada
dateng gitu seluruh warga luar
Pewawancara : kalo misalkan idul adha, terus pembagian dagingnya ibu tau? Warga
sekitar dapet gak bu?
Partisipan : Kalau daging kurban kalau yang selama ini sekarang udah tetep rata kan
jadi semua di wilayah pondok serut ada berapa rt dari masing-masing rt
ada berapa warga ya udah kita serahin ke rt masing-masing. Terus di sini
tajur begitu juga disini arga begitu juga, udah tertata kalo zaman dulukan
pake kupon jadikan pada berbondong-bondong antri kan sekarang mah
udah enggak udah bagus itu sekarang mah
Pewawancara : oh jadi warga sekitar dapet daging kurban yang di Masjid sini yaa bu?
Partisipan : iyaa mas, itu setau saya yaa mas.. hehe
Pewawancara : kalo idul fitri biasanyakan pada pulang kampung tuh bu, apakah dimasjid
komplek rame dengan warga sekitar gak yaa bu?
Partisipan : kalo saya sholat sih rame mas kalo idul fitri ataupun idul adha, tapi abis
shalat idul fitri sepi kompleknya pada pergi masing-masingitu g Cuma
pada silaturahmi aja dulu gitu kan itu juga g ada yang masuk-masuk ke
dalem kita tuih paling jadi pada nunggu di depan di pertigaan pertigaan
aja gitu jadi orang yg pada mau berangkat keluar nih kita turun dulu
salaman dulu gitu Cuma halal bihalalnya kayanya kemaren g ada sih
125

yang Rw halal bihalal rw harusnya siapa tau ada yang pulang kampung g
ketemu atau apa gitu ini g ada baru tahun kemaren aja sebelum-
sebelumnya ada halal bihalal setelah idul fitri
Pewawancara : itu ada gak bu warga luar yang silaturahim kerumah rumah kalo abis
sholat idul fitri
Partisipan : iyaa ada, itu biasanya warga sekitar yang kesini yaa mas, tapi ada juga
warga komplek yang keluar.
Pewawancara : dipondok kacang barat Masjidnya dimana aja sih bu?
Partisipan : Ada tuh yang al-barkah yang kita mau keluar kan kita keluar terus ke
kanan itu ada al-barkah adanya dikanan jalan kalo ke sini ke bawah ada
mushola al-ikhlas deket tajur terus masjid tajurnya juga ada perumahan
tajur juga ada masjid juga kalo disini masjid yang gede al-barkah pas
masuk tuh ada masjid bagus tuh
Pewawancara : ooh, walaupun banyak masjid bagus tapi warga luar malah antusiasnya
ke Masjid Al-ikhlas yaa bu
Partisipan : iyaa mas, Gimana ya karna kita kan kekeluargaan ya jadi orang pada
kesini gitu kali mungkin juga karena emang udah lama juga mereka dan
karena terbiasa juga kali yaa mas.. hehe
Pewawancara : walaupun ibu g aktif atau jarang tapi tau ya?
Partisipan : Tau Mungkin karna udah lama juga mas, Kan rata-rata orang sinikan
istilah kata pekerjaannya rumah tangga dari orang-orang atas itu gitu kan
malah mereka pada aktif-aktif gitu yang empo-empok yang pada kerja
tuh pas ada pengajian ikut pengajian gitu
Pewawancara : Jadinya pada hampir kenal semua ya kanan kiri?
Partisipan : iya kita yang disinikan kalo yang pake pembantunya rumah tangga tuh
asalnya orang pondok serut orang tajurlah itu, kan kalau orang yang
istilah kata orang yang diluar komplek kompak kan kalo ada acara apa
kompak lebih kompak orang luar. Kalo kitakan mungkin pada kerja pada
apa gitu kan
Pewawancara : jadi saling berbaur ya?
126

Partisipan : iya bagus sih ininya bawaanya kalo ada hajatan juga orang komplek pasti
pada di undang
Pewawancara : Menurut ibu seberapa antusias sih bu seberapa buahnya kedua warga
tersebut dalam berbaur untuk pengajian keagamaan islami?
Partisipan : bagus sih, malah kita kalau g ada orang luar sepi ya kan karna warga kita
kan istilahnya kalo pas lagi acara kan kadang-kadang sabtu minggu yang
acara hari besarnya itu kan yang gabungan-gabungan itu kan ada yang g
bisa berangkat ada yang pergi sabtu minggu pasti pada jalan-jalan ada
acara apa lagi kan kalau yang anaknya dipesantren kan pasti pergi kesana
gitu nengokin anaknya
Pewawancara : Ibu dulu anaknya dipesantren juga bu?
Partisipan : Dulunya sekarang udah kelar, anak saya dulus sekolah sama itu yang
anaknya pak oman no satu eh no dua siapa namanya
Pewawancara : Reza?
Partisipan : iyaa reza tapi pas SD nya sekelas dulu satu sekolah
Pewawancara : Pernah g bu misalkan warga luar ada pengajian itu di undang g?
Partisipan : Iya di undang juga, kadang saya juga diundang tapi saya gak bisa.. hehe
Pewawancara : selain kegiatan pengajian, yang ngundang itu apa yaa bu? Kaya aqiqahan
atau kondangan gitu bu?
Partisipan : aqikahan iya di undang pengantenan di undangan pokonya kalo ada
undangan tetep di undang enak sih warga disini ini apa berbaur gitu
mangkany paling rame kalo seumpanya ambil orgnya pergi dikit
mgkanya kita ambil orang luar
Pewawancara : kalo acara kaya maulid itu juga ngundang anak yatim yaa bu? Terus anak
yatimnya dari mana itu bu?
Partisipan : Biasanya dari atas pondok serut banyak tajur banyak kalau nyari anak
yatim banyak sih kita tinggal minta jatahnya aja berapa aja umpama
punya ada minta 50 nanti dicariin 50 banyak yang udah datang daftar
nantikan diliat dari usianya kan kalo dia udah usianya di atas 17 tahun
kan g dapet jadi biasanya suka ada lagi yang baru
Pewawancara : Berarti 17 kebawah ya?
127

Partisipan : Iya 17 tahun ke atas kalau di bawah masih dapet ya kan 17 ya pas SMA
Pewawancara : ooh, iya iya.. hehe
Partisipan : Di uin si mas ya?
Pewawancara : Iya bu saya di UIN Jurusan IPS
Partisipan : tetangga juga ada anak uin tuh?
Pewawancara : jurusan apa bu?
Partisipan : Jurusanya apa ya? Namanya si bayu
Pewawancara : Gede sih uin mungkin kalo sosiologi masih bisa laah, hafal gitu orangnya..
Partisipan : hehe iyaa sih..
Pewawancara : Disini pernah ada ini g bu kaya konflik gitu?
Partisipan : gak ada
Pewawancara : Oh berarti antara kedua warga itu bagus ya bu
Partisipan : Iya g pernah ada konflik ada malah kalau warga luar di undang kaya
seneng banget istilahnya berbaur ya sama kaya ini kalau misalkan mereka
kasih undangan bagus g ada konflik g ada apa. Ini mas kalau mau ada
wawancara di situ tuh blok D 5 itu pengurus dia di bidang kerohanian tuh
ketua rt 1 sama di oia ketua masjidnya itu bu salmen Cuma lagi pulang ke
padang suaminya yang ketua masjidnya ibunya ketua masjid ibu-ibu
Pewawancara : iyaa bu nanti abis ibu deh.. hehe Disini ada satu masjid doang bu ya ?
Partisipan : Satu masjid sama satu mushola udah kebelakang belum? pokonya yang
mushola dari yang tk lurus aja belok kiri paling ujung orang bapakny
kalau shubuh sabtu di masjid kalau minggu ada di mushola disini da
kajian sabtu minggu aktif
Pewawancara : Pernah banjir juga ya bu?
Partisipan : iyaa pernah
Pewawancara : berarti saling membantu yaa bu?
Partisipan : Iya saling bantu yang cari kontrakan pokonya yang dari sini kesini bantu
atas kalo kita bagian luar sana kalo disinikan pas banjir g bisa lewat
zaman dulukan pas 2007 kan kelelep tuh mas
Pewawancara : tapi sekarang udah g banjir lagi bu ?
128

Partisipan : G banjir sih paling ngembeng doang terus surut itu kan kali belakangnya
udah di benerin Iklan : Ada telpon bordering
Pewawancara : Ibu usaha ini (galon) juga bu ya?
Partisipan : iyaa mas, makannyakan saya gak aktif.. hehe
Pewawancara : Itu ada warga luar juga yang beli?
Partisipan : Ada banyak yang usaha ayam banyak tapi Alhamdulillah pada mesen
kesaya semua malah kan ada tuh yang air isi ulang yang ada air kangen itu
Pewawancara : oh Kangen water ?
Partisipan : Iya kangen water dulu tetangga saya bikin Alhamdulillah disini kepake
untuk jadi bahan bakunya udah di tes-tes jadi usaha saya disini aja g
kemana-kemana
Pewawancara : Jadi berbaurnya warga sekitar ada manfaatnya juga bu ya? Untuk warga
komplek juga
Partisipan : iya tetangga saya ka ada juga dari pondok serut ada wisma tajur ada
pokonya ada
Pewawancara : Kalau kelurahan disini deket mana?
Partisipan : kelurahanya Pondok kacang dari sini kita keluar kekanan lurus aja jauh
kita masuk ke pondok kacang abarat
Pewawancara : disini masuknya Kota Tangerang apa Tangerang Selatan yaa bu?
Partisipan : ini kita tangsel masuknya tangerang selatan kalo yang sebrang itu iya
Pewawancara : kalo pengajian disini udah lama yaa bu?
Partisipan : wah udah lama mas..
Pewawancara : itu Masjid ada ttd Pak Soeharto yaa bu?
Partisipan : iya dari pak harto abis nikah , kalau dulu kan disini rata-rata istana kan
jadi kalau orang istana minta apa aja dikasih jadi kaya masjid dibangun
mushola terus lapangan futsal eh futsal belum ada tenes nanti mau diganti
futsal kan lapangan tenes deket rumah trio katanya mau jadi lapangan
fustal kan pada rusak tuh lagi di ajuin yang deket trio kan bapaknya itu
kan enak tinggal mau ngajuin apa di acc orang dalem kan
Pewawancara : itu untuk fasilitas umum atau komplek yaa bu?
Partisipan : komplek
129

Pewawancara : pernah g sih bu disini kaya tanding futsal antar warga sekitar atau
komplek?
Partisipan : dulu aktif nya di voli sama bulu tangkis tapi udah kesini g tau deh
sekarang yang muda-muda udah pada kerja sih ya jadi g serame dulu
dulu namanya voli tanding
Pewawancara : Itu di waktu 17 agustus aja apa kadang tiap gimana?
Partisipan : Tandingan aja di panggil aja atau dari komplek lain kesini gitu tanding
Pewawancara : Tapi sekarang kayanya udah g aktif kali ya?
Partisipan : Iya udah g aktif bapaknya udah pada tua-tua kali ya
Pewawancara : Dan yang mudanya pada g aktif yaa bu?
Partisipan : generasi mudanya udah pada kerja kan kaya anak saya baru luluys kuliya
langsung kerja kan udah g aktif lagi. kan gini pada apa kan anak-anak itu
lulus udah di bawah bapak-bapaknya juga kerja gantiin pensiun jadi udh
jarang yang pada tanding olahraganya
Pewawancara : Harapan ibu kedepanya bagaimana yaa bu untu pengajian yang sudah
lama berjalan ini?
Partisipan : ya harus lebih baik aja kali ya selama ini baik kalau seumpamanya kita
ada selametan kalo g undang orang luar g ada yang dateng soalnya dikit
kan. Apa lagi ngadainya di hari biasa, Udah bagus sih kita kalau
sosialisasinya sih, program yang ini Iya udah bagus sih
Pewawancara : ibu pernah gak bu diajak untuk aktif dalam pengajian dikomplek?
Partisipan : kalo itu banyak yaa mas yang ngajak, sering juga, dan kadang sya ikut
karenakan gak enak yaa mas.. hehe yaa buat nuntut ilmu juga siih.. hehe
Pewawancara : oohh.. (sambil mengangguk-angguk), baik bu waktunya udah sore nih bu
Partisipan : ooh udah nih, kirain masih lama.. hehe
Pewawancara : iyaa bu udah, Trimakasih banyak yaa bu
Partisipan : iyaa sama-sama, cua dikasih air minum aja ni.. hehe
Pewawancara : iya bu gak pha-pha
Partisipan : (Tersenyum)
Pewawancara : Kurang lebihnya mohon maaf yaa bu.. Wassalamualaikum
Partisipan : Walaikumsalam..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : RK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : Masjid Al-Ikhlas
Tanggal : 28 Januari 2016
Waktu : 19.45 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum
Partisipan : Wa’alaikumsalam
Pewawancara : perkenalkan pak nama saya ibnu ardani, saya mahasiswa UIN Jakarta,
kalo boleh tau dengan siapa yaa saya berwawancara maksudnya nama
bapak? hehe
Partisipan : (mengangguk-angguk) nama saya RK
Pewawancara : bapak asli warga sini yaa pak?
Partisipan : iyaa saya dari kecil udah disini mas, mas lagi skripsi yaa?
Pewawancara : oh bapak betawi donk yaa? Iyaa pak yang tadi sebelumnya saya bilang
saya lagi mengerjakan sripsi, dan berhubungan dengan pengajian yang
berada didalam komplek setneg pak yang di masjid Al-Ikhlas itu.
Partisipan : ooh iya-iyaa
Pewawancara : umur bapak sudah berapa tahun yaa pak?
Partisipan : saya 47 tahun mas, udah tua.. hehe
Pewawancara : umur bapak berapa tadi pak? 47 tahun yaa pak?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : udah punya anak berapa pak?
Partisipan : yaa baru 3.. haha
Pewawancara : ada niatan nambah donk pak? hahaha
Partisipan : yaa ada tapi tiga aja udah repot ngurusinnya, jadi yaa cukup 3 aja.. haha
Pewawancara : untuk alamat lengkap rumah bapak apa yaa pak ?

130
131

Partisipan : Pondok Serut 3, Rt 004 Rw 10 Tangerang


Pewawancara : deket sama pak SK donk pak kalo di pondok serut?
Partisipan : iyaa deket, kalo SK kan dia deket belokan tuh yang banyak tukang ojek,
kalo saya sananya lagi yang ada warung sembako, saya deket situ
depannya laah..
Pewawancara : bapak sibuk apa pak?
Partisipan : yaa paling kalo siang saya nyari kerja kalo udah magrib saya kerja di
Masjid, yaa kaya marbot laah..
Pewawancara : udah lama pak kerja di Masjid Al-Ikhlas?
Partisipan : kalo kerja disini sih baru 8 tahun yaa mas, yang udah lama mah itu pak
SK dia dari tahun 2000 kalo gak salah kerja disini, lagi itu saya diajak
sama pak SK suruh kerja di sana, yaudah saya ambil aja
Pewawancara : berarti bapak diajak yaa pak?
Partisipan : iyaa saya diajak mas, dari pada dirumahkan yaa magrib, isya sama subuh
aja sih saya kalo kerja disini..
Pewawancara : kalo kata pak SK bapak aktif juga yaa pak?
Partisipan : maksudnya?
Pewawancara : iyaa bapak kalo misalkan di Masjid yang dikomplek Setneg ada acara
bapak suka ikut yaa pak? Kaya acara hari besar Islam?
Partisipan : iyaa mas, karenakan saya kerja disini juga ngebantu sini juga, jadi saya
aktif untuk mengikuti kegiatan kaya hari besar islam gitu..
Pewawancara : pengajian disini ada warga sekitar juga yaa pk?
Partisipan : iyaa, banyak warga sekitar komplek yang ikut, apa lagi kalo misalkan
jadwal ceramah ustadnya yang gokil itu biasanya banyak yang dateng
mas
Pewawancara : diluar kegiatan hari besar Islam ada lagi gak pak warga sekitar yang ikut
dalam pengajian?
Partisipan : ada itu biasanya hari sabtu pagi mas, biasanya ngaji kaya kitab gitu ada
juga warga sekitar yang sholat subuh disini dan ikut pengajian disini yaa
termasuk saya juga..
Pewawancara : oh jadi kalo disini ada ngaji kitab juga yaa pak?
132

Partisipan : iyaa ada setiap sabtu pagi mas


Pewawancara : seberapa antusias sih pak warga komplek dengan warga sekitar
mengikuti pengajian yang ada disini?
Partisipan : kalo dibilang antusias sih antusias banget yaa, karena setiap kegiatan
warga sekitar selalu ada mau itu yasinan atau kaya 7 harian atau akikahan
itu selalu terlibat warga sekitar, begitupun sebaliknya mas, jadi saling
sama-sama laah..
Pewawancara : itu kenapa yaa pak bisa antusias? Faktornya itu kenapa yaa pak?
Partisipan : karena mungkin udah lama kali yaa mas pengajian disini berjalan jadi itu
yang membuat mereka antusias
Pewawancara : kalo bapak sudah lama pak mengikuti pengajian disini?
Partisipan : saya sih ikut pengajian disini semenjak saya kerja disini aja, jadi saya
aktif laah dalam pengajian disini
Pewawancara : sebelumnya tidak pernah ikut pak?
Partisipan : sebelumnya sih ikut tapi gak sampe setiap ada acara selalu ada jarang
laah..
Pewawancara : kalo hari besar Islami seperti Idul Fitri,dan Idul Adha itu warga sekitar
juga sholat disini pak?
Partisipan : iyaa pada sholat disini penuh ini mas rame banget sampe keluar-keluar
kadang saya nyiapin karpet juga sampe luar masjid sini ada juga yang
bawa Koran itu biasanya yang datengnya telat, jadi warga kampong pada
sholat disini.
Pewawancara : itu biasanya warga kampong mana aja yaa pak?
Partisipan : yaa warga atas itu, kampung saya juga banyak mas karenakan untuk
masjid deketnya ke komplek sini aja makanyya disini rame banget
Pewawancara : oh fakto karena masjid yang deket disini aja yaa pak?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : kalo idul adha gmna pak?
Partisipan : maksudnya gimana?
Pewawancara : bapak jadi panitia hewa kurban juga atau bagaimana pak?
133

Partisipan : iyaa saya jadi panitia hewan kurban, warga sekita yang jadi panitia
hewan kurban saya sama pak SK aja mas karenakan yang sering ke
masjid yang dipilih, yaa karena saya kerja disini juga sih.. hehe
Pewawancara : itu dagingnya warga mana aja pak yang dapet? Warga sekitar juga dapet
pak?
Partisipan : dapet, warga kampong saya juga dapet, kadangkan banyak nih lebihnya
jadi biasanya kalo warga sekitar itu dapetnya kambing untuk sapi itu
warga komplek
Pewawancara : itu kenapa pak ko beda gitu yaa?
Partisipan : yaa ada juga sih warga seitar yang dapet sapi..
Pewawancara : itu cara pembagiannya bagaimana yaa pak?
Partisipan : itu biasanya ada bagiannya pak itu biasanya sama pak SZ pak yang
mengaturr itu semua.. biasanya sih yang diutamain warga yang gak
mampu dulu mas kaya yatim piatu atau yang miskin dah itu yang
diutamain..
Pewawancara : oh jadi ngasihnya warga yang diutamain yang kurang mampu yaa pak?
Partisipan : iyaa mas.. mas rumahnya dimana mas?
Pewawancara : saya orang cipondoh pak
Partisipan : cipondoh yang deket danau itu bukan?
Pewawancara : iyaa pak sekitar 300 meter pak dari situ..
Partisipan : oh, kok masnya tau kalo disini ada pengajian warga komplek sama luar?
Pewawancara : saya tau dari teman saya pak, si TO saya nanya-nanya sama dia,
karenakan waktu ibunya meninggal saya liat kok warga sekitar banyak
yang dateng, nah dari situ saya tertarik pak sebeneya ada apa disini kok
bisa berbaur..
Partisipan : oh TO anaknya pak oman? Iya tuh dulu ibunya baik banget mas suka
bantu suka ngasih makanan juga pokoknya peduli laah sama tukang-
tukang juga..
Pewawancara : iyaa pak memang baik.. (tersenyum)
Partisipan : masnya temen kuliahnya TO yaa mas?
Pewawancara : bukan pak, saya teman waktu saya di pesantren bareng trio
134

Partisipan : ooh temen pesantrennya.. berarti udah lama kenal yaa mas?
Pewawancara : iyaa pak udah lam, duluu pernah satu kamar juga sama TO. Jadi bapak
awal mula ikut pengajian disini ketika bapak bekerja disini yaa pak?
Partisipan : iyaa mas, sebelumnya sih saya gak pernah kesini jarang laah..
Pewawancara : Bagaimana pak dengan kegiatan diluar keagamaan Islami kaya 17
agustus atau kaya kerja bakti gitu, mereka saling berbaur juga gak pak?
Apa cuma dalam kegiatan pengajian sama hari besar Islam aja?
Partisipan : iya cuma pengajian aja warga luar berbaur disni, masalahnya kalo untuk
17 agustus warga luar bikin kegiatan sendiri mas kaya lomba panjat
pinang itu biasanya tergantung RT nya bagaimana, warga komplek juga
sendiri, kalo yang saya tau sih gitu mas, kalo disini biasanya kaya lomba
masak, ibu-ibu juga ikut..
Pewawancara : ooh jadi hanya kegiatan pengajian dan hari besar Islam aja yaa pak
mereka berbaur?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : kalo kaya kerja bakti mereka juga berbaur mas?
Partisipan : kalo kerja bakti itu juga sendiri-sendiri, komplek sendiri warga luar
sendiri, biasanya kalo ditempat saya itu per RT mas, biasanya per 2 bulan
kalo dikomplek Setneg saya kurang tau dah tuh gimana sistemnya..
Pewawancara : Selama bapak mengikuti kegiatan keagamaan disini, kendala apa yang
bapak pernah dapatkan selama pengajian disini pak? Kaya misalnya
kadang jama’ahnya dikit atau ada yang ngeluh karena ustad yang
ceramahnya itu-itu aja, atau bagaimana ya pak?
Partisipan : kendalanya… kalo yang saya tau sih disini kalo buat yang ceramah siapa
aja itu pada dateng mau itu ustad A atau B itu gak ada yang ngeluh sih,
paling kalo misalkan jama’ah yaa kadang dikit yyang dateng mungkin
karena itu waktu hari kerja kali yaa mas jadi itu aja kendalanya..
Pewawancara : berarti disini kendalanya hanya karena jama’ahnya kadang dikit yang
dateng yaa pak? (mengangguk-angguk)
Partisipan : iyaa itu sih yang saya tau yaa mas.. ngerokok gak mas? (sambil
menawarkan rokok)
135

Pewawancara : gak pak saya gak merokok.. hehe


Partisipan : oh kirain ngerokok (sambil menyalakan rokok)
Pewawancara : Bagaimana hubungan bapak terhadap warga komplek setelah bapak aktif
dipengajian disini pak?
Partisipan : Alhamdulillah sih disini bae-bae aja ama warga komplek kita saling
bantu kok disni, kadang ada juga warga komplek yang ngasih makan atau
uang itu biasanya kalo mau lebaran, kita mas.. hehe
Pewawancara : jadi hubungan bapak sama warga komplek baik yaa pak?
Partisipan : iyaa Alhamdulillah, sering ngobrol juga sama warga komplek itu
biasanya kalo abis magrib, itu pada ngobrol tuh dipojokan nunggu ampe
sholat Isya..
Pewawancara : itu biasanya kenapa yaa pak warga sekitar ada yang gak ikut pengajian
dikomplek?
Partisipan : biasanya sih pada sibuk kerja mas, ada juga yang suaminya kerja ibunya
yang ngaji disini ada juga suami istri gak ngaji disni, itu tegantung dari
diri sendiri sih mas biasanya..
Pewawancara : pernah gak pak bapak ngajak warga sekitar yang gak aktif untuk ikut
pengajian disini pak?
Partisipan : pernah, eh pernah gak ya? Eemmm iya pernah itu tetangga saya, waktu
itu saya ajak dia ikut tuh tapi kesini-sininya udah gak, yaa gak saya ajak
lagi karenakan kalo ngaji itu datengnya dari hati masing-masing mas, dia
mau ngaji apa kaga, kalo kita paksa kita jugakan yang nggak enak..
(merokok)
Pewawancara : disini pernah banjir gak sih pak?
Partisipan : pernah, disini pernh banjir waktu tahun 2007 kalo gak salah itu warga
komplek pada ngungsi sama warga sekitar ada juga yang netep
dirumahnya karenakan rumahnya tingkat
Pewawancara : itu pada ngungsi emang dalem yaa pak?
Partisipan : wah iyaa dalem banget saya aja kelelep kali mas kalo gak pake
perahu,saya juga ikut bantu-bantuin warga komplek tuh mas, ada juga
136

yang nyari kontrakan sama warga pondok serut itu saking dalemnya
banjir mas..
Pewawancara : waktu banjir bapak ada dimana pak?
Partisipan : waktu banjir itu saya baru banget kerja disini mas,jadi waktu itu saya lagi
dirumah eh tetangga bilang katanya komplek banjir tadinya sih cetek mas
banjirnye eh pas besoknya dalem banget yaudah dah saya langsung ke
komplek ngebantuin warga komplek..
Pewawancara : itu berapa hari pak surutnya?
Partisipan : berapa yaa? Sekitar 2 mingguan laah itu surutnya..
Pewawancara : 2 minggu pak? Lama juga yaa pak?
Partisipan : iyaaa lama kan itu ada kiriman juga mas dari bogor jadi itu kali luber dah
tumpahnya dikomplek jadi 2 mingguan dah tuh banjirnya..
Pewawancara : itu tempat bapak gak kena yaa pak?
Partisipan : hahaha kalo tempat saya kena gimana sama komplek sini yaa mas?
Segenteng kali yaa.. hehe rumah saya mah diatas mas itu tinggi..
(tersenyum)
Pewawancara : hehehe bener jugaa yaa..
Partisipan : haha masnya kerja yaa mas?
Pewawancara : iyaa pak
Partisipan : kerja dimana mas?
Pewawancara : saya ngajar pak jadi guru laah, memberikan ilmu pak.. hehe
Partisipan : ooh guru, guru agama?
Pewawancara : bukan pak guru IPS, dulunya sih pengen pak ngajar agama, tapi waktu di
UIN dapetnya yang IPS.. hehe
Partisipan : yaa bagus dah biar sukses dah mas.. ngajar SD apa SMP mas?
Pewawancara : SMP pak di Jakarta Barat
Partisipan : Jakarta? Jauh amat kan dicipondojh banyak sekolahan mas?
Pewawancara : iyaa pak yaa namanya juga jodoh pekerjaan dimana aja dah pak.. hehe
Partisipan : ooh iyaa sih, Jakarta Baratnya dimana tuh? Joglo bukkan?
Pewawancara : bukan pak di daerah kebon Jeruk
Partisipan : oh lumayan jauh juga yaa mas, bisa 1 jam donk kesana?
137

Pewawancara : kurang lebih laah, biasanya sih 45 menit pak


Partisipan : ah masih mud amah jauh gak begitu capek yaa mas.. hehe
Pewawancara : hehe iyaa pak.. saya ngajar juga Cuma sampe jam 12 siang sih, udah jam
12 mah pulang kerumah gak ampe sore..
Partisipan : kok gak sampe sore mas itu anak saya kalo pulang kadang jam 3 sore
kadang jam 4 kalo ada kegiatan..
Pewawancara : sayakan di swasta pak, saya belum PNS pak..
Partisipan : oh kalo yang pulang ampe sore itu PNS yaa?
Pewawancara : iyaa pak, kalo swastakan sesuai ada jam dia dateng gak ada jam dia libur,
kalo dinegeri mau ada jam mau nggak itu harus absen dateng pak
Partisipan : ooh gitu, say amah gak tau apa-apa dah tentang begituan.. hahaha
Pewawancara : harapan bapak kedepannya bagaimana pak terkait dengan pengajian yang
udah lama berjalan antara kedua warga ini?
Partisipan : harapan saya sih makin baik aja mas, makin rame tapi untuk sekarang
Alhamdulillah yaa mas nambah rame kalo waktu dulu susah banget
mungkin karena belum tersentuh kali yaa mas hatinya jadi baru sekarang
tersentuhnya.. hehe
Pewawancara : hehehe,, sekarang nambah rame yaa pak?
Partisipan : iyaa rame beda sama dulu mas.. kalo dulu mah bisa diitung yaa paling 20
orang kalo sekarang udah sekitar 40 orangan laah mas..
Pewawancara : bagus berarti yaa pak makin maju.. hehe
Partisipan : yaa Alhamdulillah dah, moga aja makin rame biar ampe luber nih masjid
Jama’ahnya.. haha
Pewawancara : aamiin semogaa yaa pak.. baik pak berhubung waktunya udah malem
saya izin pamit dulu yaa pak
Partisipan : oh udahan nih gak ada yang ditanya lagi, yaudah dah udah malem juga
yaa.. haha
Pewawancara : iyaa pak, trimakasih banyak yaa pak atas segala waktunya dan udah
menyempatkan untuk ngobrol.. hehe
Partisipan : iyaa sama-sama mas.. hati-hati mas dijalan..
Pewawancara : sebentar pak ini ada sedikit oleh-oleh
138

Partisipan : yaa elah pake acara kasih oleh-oleh segala masnya.. haha
Pewawancara : iyaa pak gak pha-pha tapi Cuma kue aja nih pak buat nyemil bapak sama
istrinya dirumah pak.. hehehe
Partisipan : ooh iyaa makasih yaa mas.. jadi kaya anak kecil daah makan beginian
yang gak ada gigi.. haha
Pewawancara : trimakasih pak..
Partisipan : iyaa sama-sama makasih juga nih kuehnya..
Pewawancara : iyaa pak.. Assalamualaikum
Partisipan : Wa’alaikum salam, semoga sukses yaa mas tugas kuliahnya..
Pewawancara : iyaa pak aamiin yaa Allah.. hehe
Partisipan : hati-hati mas..
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : SK
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : Masjid Al-Ikhlas
Tanggal : 17 Januari 2016
Waktu : 19:45 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum, perkenalkan nama saya ibnu ardani pak


Partisipan : Nama saya sidik, siapa namanya ?
Pewawancara : oh pak SK, iya saya ibnu ardani pak. Bapak sudah lama pak tinggal disini
?
Partisipan : sudah 15 tahun mah ada sejak tahun 2000
Pewawancara : bapak asli sini pak ?
Partisipan : iya asli sini, saya mah bukannya komplek tapi kampong pondok serut
Pewawancara : bapak berarti asli sini yah pak, dulu sini sawah yah pak
Partisipan : iya disini semuanya sawah dulu, saya lahir tahun 48, berarti sekarang
sudah umur 67 atau 68 an lah
Pewawancara : berarti bapak sudah punya cucu dong pak ?
Partisipan : punya cucu 8, cicit 1 ( haha tertawa )
Pewawancara : berarti umur 67 yah pak
Partisipan : saya sudahan sekolahnya saja tahun 61, memang ga sampai lulus
sekolahnya juga, cuma lulus SD doang. Pas zaman dulu kan emang
jarang yang sekolah, Cuma bapak bisa kalo baca tulis mah
Pewawancara : dulu disini SD yah pak ?
Partisipan : SD disini, di pondok kacang perapatan tuh lurus kan ada kelurahan, nah
ada SD dari tahun berapa tuh yah
Pewawancara : itu negeri yaa pak?
Partisipan : iyaa negeri

139
140

Pewawancara : alamat lengkap rumah bapak apa pak ?


Partisipan : Pondok Serut 1, Rt 001 Rw 10, ya kalo dari sana deket pangkalan ojek.
Kan kalo dari arah ciledug ada pangkalan ojek yang ada warungnya, nah
sebelahnya ada gang
Pewawancara : kesibukan bapak sekarang apa ?
Partisipan : ya paling dirumah, kalo ga ke kebun kebunan
Pewawancara : oh masih tani pak
Partisipan : iya tani,tanah orang, tanah garapan di tanemin pohon pohonan ( uhuk )
Pewawancara : ini pak yang mau saya tanyakan, kan bapak sudah 15 tahun berada disini,
berarti bapak sudah tahu mengenai pembauran warga disini. Kan disini
katanya ada pengajian yang warga sekitar ada yang ngaji disini, yasinan
maupun kegiatan keagamaan yang lain
Partisipan : ya kalo pagi kan ada pengajian, sabtu pagi ada, minggu pagi ada terus
minggu malem senin juga ada. Biasanya kalo malem jumat ada yang ngaji
banyak, ngaji al-quran, fiqih
Pewawancara : fiqih ? ( terbengong )
Partisipan : iya kadang-kadang, seling-seling
Pewawancara : itu warga luar ikut jugaa yapak
Partisipan : iyaa ikut, lumayan banyak sih
Pewawancara : bagaimana pak awal mulanya bapak ikut disini, pengajian islami atau
kegiatan islami disini
Partisipan : ya kan disini yang nyari ustadz-ustadz yang lain, ustadz dari mana, ya
paling saya ngadain makanan dari rumah, ngelayanin aja gitu, istilahnya
marbot gitu, ya itung-itung mengabdi kepada alloh ( uhuk batuk )
Pewawancara : selain yasinan, kegiatan islami disini apa sih pak
Partisipan : ya ada pengajian sabtu pagi atau kuliah subuh, Cuma ustadznya jauh-
jauh, ada yang dari pondok pucung, jurang mangu, bintaro, kalo sabtu
kuliah pagi ya gitu jauh-jauh
Pewawancara : itu kenapa pak dari jauh-jauh gitu
Partisipan : itu kan ya mungkin pada nyari orang luar aja
Pewawancara : kalo misalkan kegiatan mauled nabi gitu gimana ?
141

Partisipan : ada sih kegiatan mauled nabi, tapi biasanya rapat dulu satu minggu atau
berapa minggu sebelum tanggalnya
Pewawancara : biasanya kalau mauled gitu ngundang juga
Partisipan : ya ngundang juga, warga juga luar juga
Pewawancara : kalo mauled ngundang keseluruhan atau gimana ?
Partisipan : ya warga juga, komplek juga, orang-orang atas
Pewawancara : waktu itu saya pernah kesini, waktu acara mauled yang ngundang yatim
piatu itu
Partisipan : oh itu waktu mau lebaran atau abis lebaran, lebaran 10 muharam, itu
anak yatim diundang sekitar 100 anak yatim dari luar sama komplek
Pewawancara : luar kompleknya dimana sih pak
Partisipan : ya sini, tajur, pondok serut, kan atas kampong, anak kompleknya kan
Cuma berapa orang, tapi ngundang dari tajur separuh, pengajian mana
separuh, orang atas separuh
Pewawancara : dibatasi ya pak yah, karena ga cukup tempatnya kali yah pak ?
Partisipan : ya bukannya ga cukup, tapi dananya kurang. Setahu saya sih kemarin
anak yatim seorang 150, ya di samping itu kan juga ada gula, indomie,
minyak goreng
Pewawancara : itu udah lama pak berjalan seperti itu ?
Partisipan : ya hampir setiap tahun sih, pokoknya kalo setiap lebaran anak yatim 10
muharam di hari sabtu atau minggu ngundang berapa anak yatim,
biasanya dibatesin sih 100 anak yatim
Pewawancara : ada ga pak sampai ramai ?
Partisipan : ya orang 100 banyak, kalo anak yatim itu kan Cuma punya ibu diajak
ibunya, kalo ga diajak kan kasihan
Pewawancara : kalo kegiatan seperti idul adha ?
Partisipan : ya paling motong hewan qurban
Pewawancara : dibagi juga ga warga sekitar, atau per masjid ?
Partisipan : yang sering ngalamin sih gitu, dia ngasih data dari mushola mana
farikhul jannah yang paling gede fakir miskinnya dibagi misalkan 80,
terus warga mana misalkan Darussalam dikasih 50, tar 40, tar mana lagi,
142

seluruh mushalla dikirim. Sekarang mah disini gitu, hampir setiap tahun
kok, sekarang misalnya sapi 8, kambing 50, itu kambing dibagi tuh
misalkan berapa bungkus. Nah diliat data mushalla buth berapa bungkus
nih, misalkan 500 bungkus, dikasih 500 bungkus kambing, nah terus
mushalla ini sekian, mushalla ini sekian, kan udah ada tulisannya di
karung tuh mushalla ini sekian, misalkan mushalla farihul jannah 50,
darusallam 50, batur salam 50. Nah tar sisanya sapi, nah sapi tar dibagiin
ke warga, seumpama warga rt 5 nih 40 dikasih 40 bungkus, rt 7 warganya
60 kasih 60 bungkus, kan setiap rt beda-beda ga tentu gitu. Jadi kalo sapi
tuh gitu, buat orang dalem, kalo kambing keluar, ya ada buat orang dalem
kalau yang mau. ya sepengatuan saya sih ya kalo setiap lebaran idul adha
lumayan Alhamdulillah, kebagi terus sampai 8 atau 9. Ya setiap warga kan
andil, satu sapi 7 orang, tar kalo ada sumbangan dari wapres atau
sumbangan dari warga yang kaya
Pewawancara : berarti bukan dari sini aja yah pak ?
Partisipan : bukan, ada dari warga yang kaya juga satu sapi buat 7 , sampai 12 sapi
tahun kemarin
Pewawancara : itu kalo lebaran idul adha yang solat banyak pak ?
Partisipan : Alhamdulillah sih penuh kalo ada Idul Fitri atau Idul Adha gitu sampai
kesini sini sampai keluar laah, kemarin aja kan jumat kan libur 2 kali
tanggal merah, penuh dipakai solat jumat, kantor itu kepakai ( sambil
menunjuk kea rah kantor ), sampai ke jalan kepakai juga
Pewawancara : berarti uang pemasukannya lebih besar yaa pak.. heheh
Partisipan : ya jumat tanggal 25 aja hampir dua juta setengah, terus jumat kemarin
kan libur lagi tuh, itu dapet hampir dua juta empat ratus ribu, ya kalo
jumat libur sih lumayan tapi kalau jumat biasa nih kayak seumpama
jumat besok, ya paling diatas 800 atau sejuta
Pewawancara : itu yang ngikut solat jumat warga sekitar juga yah pak ?
Partisipan : dari kampung juga banyak
Pewawancara : kira-kira kenapa pak kok tertarik solat jumat disini, apa karena
ceramahnya ?
143

Partisipan : terutama disini kan jauh, kalo yang dipakai solat jumat ada masjid yang
gede tuh disana yang pakai kaca, terus tajur sana, terus tajur sini tuh yang
al barkah, orang kan ga mungkin solat jumat yang jauh. Yang deket-
deket sini kan disini gitu, biar naik motornya deket jalan kakinya deket
gitu.
Pewawancara : oh jauh jauh yaa pak?
Partisipan : ya itungan saya sih kalo hari jumat besok, hari jumat biasa, kan orang
kantor pada kerja, paling yang solat anak-anaknya yang ga pada kerj,
yang libur. Kebanyakan sih orang-orang kampong kalo jumat biasa, kalo
jumat libur tuh baru orang komplek turun semua. Kalo jumat biasa kan
bapak-bapaknya masuk kerja, bisa diitung bapak-bapaknya, kan masuk
kerja semua
Pewawancara : sama tuh pak kalo idul fitri juga ?
Partisipan : sama
Pewawancara : begini yah pak, kan banyak yang pulang kampong tuh pak kalo hari besar
Idul Fitri?
Partisipan : bener sebagian pada pulang kampong, tapi tetep aja penuh, disini sampai
kesana karpetnya digelar ( menunjuk kearah pohon jambu )
Pewawancara : penuh juga yah pak walaupun pada pulang kampung
Partisipan : penuh juga, disini ibu-ibu, disini bapak-bapak, kalau penuh paling bapak-
bapak sebaris ( sambil menunjuk shaf solat di masjid ).
Pewawancara : sehabis solat idul fitri itu biasanya,silaturahimke rumah-rumah
Partisipan : ya disini biasanya sih ya warga rt 5, jadi kalau sehabis idul fitri nih
semuanya pada keluar kumpul di lapangan bebaris, pokoknya dari tiap
rumah keluar kumpul disitu tuh
Pewawancara : RT 5 bener kan pak oman yah pak
Partisipan : iya, itu wilayahnya dia tuh, kan rt 5 Cuma ujung sana, ujung sini sama
sebelah sini doang
Pewawancara : oh sekitar masjid doang yah pak
Partisipan : iya RT 5 Cuma sekitar masjid aja
Pewawancara : itu warga setempat pada ikut pak, apa ada acara sendiri di kampungnya ?
144

Partisipan : masing-masing pada pulang, emang setiap lebaran idul fitri warga rt 5
pada kumpul tuh, tar kalau udah selesai pada pulang bubar
Pewawancara : sepi donk pak?
Partisipan : sepi, udah pada masing-masing, dari pagi jam 9 atau 10 udah sepi sampai
jam 5 atau magrib. Besok ya gitu lagi, sepi lagi. Ya kalo saya sih
Alhamdulillah ga pulang ( tertawa ) , kalo pulang jalan kaki, tar sore
kesini lagi. Ya kala orang kampong mah ga punya kampong, ga keluar
ongkos buat pulang kampong, kalau orang-orang mah keluar ongkos
sampai juta-jutaan, mobilnya mahal, belum ongkos buat dirumahnya, ya
namanya orang kampong mah mikirnya abis dari Jakarta pasti berduit,
kalau kta dua atau 3 hari dirumah, kalau seminggu kita kudu punya bekel
gede. Kalau ga pulang kampong gimana, udah biasa jadi adat pulang
kampung
Pewawancara : dirumah aja yah pak ya, itu dari besan ada yang dari luar pulau atau
gimana ?
Partisipan : yang mana tuh?
Pewawancara : keluarga bapak?
Partisipan : keluarga saya yang jauh Cuma satu doang yang laki di pasar minggu
Pewawancara : Jakarta juga (tertawa)
Partisipan : Pasar Minggu Jati Padang
Pewawancara : Oh Jati Padang
Partisipan : dulu bulan agustus kemarin tuh ngawinin, laki yang bontot, say amah
anak saya 5, laki 4 perempuan satu, udah abis semua.
Pewawancara : berarti bapak mengerti yaa pak awal proses terjadinya pengajian antara
kedua warga disini?
Partisipan : iyaa tau saya, tau. Tadi yang naik sepeda itu ketua DKM itu tadi, pak
Salmen Zein, kalo gk salah bapak itu periode ketiga. Kalo saya dari pak
zoman, kalo dulu mah 5 tahun kalo sekarang mah 3 Tahun
Pewawancara : kalo kegiatan diluar kegiatan Islami bagaimana pak?
145

Partisipan : yaa kalo itu mah sendiri-sendiri aja, per RT, kan disini cuma 8 RT warga
kampong, warga kampong, warga setneg warga setneg
Pewawancara : disini ada panjat pinang pak?
Partisipan : ada aja kalo panjat pinang, tergantung RT nya, ada juga gerak jalan, itu
hadiahnya dorprise, ada sepeda, ada tv, ada yang kulkas itu biasanya
sumbangan dari warga komplek yang RTnya gk ada panjat pinang.
Pewawancara : bapak berarti tau yaa pak kegiatan komplek setneg
Partisipan : iyaa tau, kan saya asli sini, kerja disini, udah lama jugakan saya.. hehe
(merokok)
Pewawancara : oh iyaa yaahh.. (tersenyum), tadi cucu yaa pak yang manggil?
Partisipan : iyaa itu tadi cucu, cucu saya udah kaya bukan anak cewe, naek motornya
vespa.. hahaha (sambil merokok)
Pewawancara : kendala bapak selama mengikuti kegiatan pengajian disini apaa yaa pak?
Atau kadang ada yang gak dateng pengajaian atau bagaimana yaa pak?
Partisipan : kalo kendala dari saya siih, kadang-kadang semisal nih pengajian hari
sabtu ada yang bosen ustadnya itu-itu aja, ada yang bilang itu itu aja, ada
yang bilang juga ustadznya pedes kalo ceramah, yaa namanya ustad yaa
pedes mah udah bener yaa, menyampaikan, kan dia seorang ustad mau
dia pedes, atau apa gitu yaa kita ambill yang manfaatnya aja, yang
penting kita dengerin, ustadz itu juga amanatkan.. hahaha (merokok)
Pewawancara : waktu acara maulid itu enak pak ustadnya
Partisipan : ooh itu, iyaa enak itu, kalo gak salah dari depok
Pewawancara : kalo ngundang ust untuk mengisi pengajian disini itu ditelpon atau
dijemput yaa pak?
Partisipan : kalo yang kemarin dari depok sih dijemput itu, dia juga bawa mobil, udah
sampe sini pulang yaa tinggal
Pewawancara : kalo ust yang terkenal pernah ada pak
Partisipan : iyaa ada jugaa sih, kaya mamah dedeh, itu pengajian ibu-ibu kalo itu,
kalo ustdzh-utdzah ibu ibu daah, kalo disini ada pengajian bulanan, dari
RT 1 sampai 8 gabung, dan itu manggil guru dari luar, orang luar juga
146

banyak yang dateng, itu biasanya kalo makanan ngirimnya per RT, yaa
biasanya per RT ada 50 Boks semua RT kaya gitu.
Pewawancara : ooh antusias banget yaa pak?
Partisipan : iyaa banyak ini disini yang ngaji, apalagi kalo ustadnya manggil yang
bagus waah warga sekitar banyak banget yang dateng bisa penuh disini,
acaranya setiap hari minggu
Pewawancara : itu warga sekitar datengnya diundang atau karena udah tau sendiri pak?
Partisipan : kalo itu sih diundang, ada juga dari mulut kemulut, terus ada juga
sepanduk, kalo undangan itu biasanya tanggal berapa hari apa ust nya
siapa, kalo ust nya enak penuh ini Masjid sama warga sekitar, saya tau
karenakan saya yang mengurusi Masjid ini, itukan kalo pengajian ibu-ibu
nyalain kipas, ngepel, tapi kalo dulu saya berdua kalo sekarang saya ada
berdua, kalo sendiri waduh udah tua, udah gak kuat kerja banyak. Hehe
(sambil menyalakan rokok)
Pewawancara : ooh..
Partisipan : saya disini mah gajinya kecil, empat ratus ribu, tapi say amah mikirnya
yan penting mah berkah yaa.. haha
Pewawancara : iyaa pak yang penting mah berkah segala-galanya.. (sambil garuk-garuk
tangan)
Partisipan : tapikan saya ada sampingan lain, kaya dikebon-kebon, tani laah, tapi saya
kalo disini adanya sore jam 5, kalo isya saya pulang jm delapan kalo
subuh itu jam empat, kalo zuhur sama ashar jarang kesini, kalo zuhur
sama asharkan deket sama mushola deket rumah, jadi bisa mandi dulu
dirumah, kalo ke sini sampe sini udah bubar jama’ahnya.. haha
Pewawancara : hahaha
Partisipan : kalo mushola deket rumah sih enak yaa, azan saya baru mandi, selesai
azan mandi selesai berangkat nyampe mushola komat, jadi bisaa jamaah,
itu zuhur sama ashar aja kalo dimushola deket rumah, kaloo disinikan
magrib, isya sama subuh. Haha (merokok)
Pewawancara : rajin bapak yaa..
Partisipan : Alhamdulillah sih.. ahah
147

Pewawancara : disini pernah banjir pak?


Partisipan : tahun 2007, waah itu bukan banjir lagi yaa, nih di Masjid sini aja nih
segini (leher) saya nih itupun jinjit yaa, kalo kaga yaa tenggelem muka
kitaa.. haha itu disini
Pewawancara : kok bapak ada disini?
Partisipan : kan waktu banjir saya disini, itu sore udah mulai banjir, saya beresini
karpet eh pas udah malem banjirnya makin tinggi juga yaudah karpetnya
kena juga. Yaa sampe malem saya disini terus ada juga nih yang mau
nolongin saya pak SK mau pulang gak? Siapa yaa waktu itu namanya?
Ah saya lupa, dia orang sini juga, ngebantuin warga sini juga, diakan
orangnya tinggi, wah saya pegangan dia digendong, wah deres banget itu
airnya, kaki saya aja sampe gak napak ketanah itu, udah kaya bebek aja,
oh iya namanya uki
Pewawancara : itu warga sini bagaimana pak?
Partisipan : yaa pada ngungsi dibantuin juga sama warga sekitar, itu ada juga yang
nyewa kontrakan ada juga, kalo sebagian yang gak bisa ngungsi yang
rumahnya tingkat yaa dia keatas gak ngungsi. Itu lima belas hari baru
kering, baru bisa ditempatin, wah itu bau banget.
Pewawancara : yang belakang rumah teman saya pak, yang anaknya pak oman itu rawa
ya pak?
Partisipan : oh itu, itu sawah garapan saya itu mah itu saya dibelakang rumahnya.
Saya sih selama tinggal disini pak oman saya tau, jadi gini waktu itukan
ada pak subur dari Cirebon, itu sih bawaan pak omn dari kampungya
kesini, dia ust disini dia ngajar dan bersih-bersih, karena dia orangnya
udah tua jadi ngajar ngaji aja disini, terus saya dipanggil kerumahnya,
kenapa pak ust. Itu nanti bantuin pak subur yaa, terus itu dia bawa
anaknya dua bawa dari kampong juga, dan dari SMA sampe kuliah dan
sekarang udah PNS yaa pak subur udah Alm. Sekarang maah. Itu taun
tahun 2004 kalo gak salah pak subur meninggal. Yaa begitu awalnya.
Pewawancara : ooh
148

Partisipan : waktu tahun 2012 warga komplek juga diperkirakan banjir wwaktu
Jakarta banjir tuh. Tapi gak banjir sih disini Alhamdulillah. hehe
Pewawancara : sikap bapak terhadap warga sekitar yang gak aktif pengajian disini
bagaimana pak?
Partisipan : yaa kalo yang gak aktif maah karena mungkin mereka sibuk yaa, jadi yaa
sesuai dengan hatinya aja mau ngaji yaa ngaji mau gak ngaji yaa udah..
hahah (merokok) tapi mayoritas sih pada ngaji.
Pewawancara : bapak pernah tidak pak mengajak warga bapak yang gak aktif suruh ikut
ngaji disini?
Partisipan : gak pernah saya amah, itu tergantung dia juga, kadang kan kalo kita mau
ngajak takutnya dia malah ngomong “udah pergi aje sendiri” kan jadinya
kitanya juga yang malu, kalo hatinya terketuk ingin ngaji yaa ngaji, itu
mah masing-masing aja laah.. haha (merokok)
Pewawancara : harapan bapak kedepannya bagaimana pak terkait dengan pengajian yang
udah lama berjalan antara kedua warga ini?
Partisipan : emmm pengennya sih maju laah nambah baik laah pengajiannya, tapi
Alhamdulillah sih kalo disini sekarang makin rame kalo ngaji.
Pewawancara : oh makin rame berarti yaa pak.
Partisipan : iyaa ramee
Pewawancara : trimakasih banyak pa katas waktunya. Ini pak ada cendra mata buat
bapak
Partisipan : apaan tu
Pewawancara : yaa kue pak, yaa gini aja
Partisipan : yaa jadi ngereptin, yaudah dah saya terima.. heheh (merokok)
Pewawancara : iyaa nih pak kuenya
Partisipan : makasih yaa mas
Pewawancara : iya pak, bapak mau bareng saya gak pak kerumahnya?
Partisipan : emang ade arahnya kemana?
Pewawancara : saya sih kesana pak, udah gak pha-pha pk bareng aja udah malem juga
ini, makasih yaa pak
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG TIDAK AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : NH
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat : Kediaman Ibu NH
Tanggal : 20 Desember 2015
Waktu : 20:45 WIB

Pewawancara : Assalamu’alaikum..
Partisipan : Wa’alaikumsalam..
Pewawancara : gimana bu kabarnya ?
Partisipan : Alhamdulillah baik, sehat (sambil tersenyum)
Pewawancara : Saya Ibnu Ardani bu yang ingin meneliti dan wawancari ibu tentang
komplek ini dan ini Firdaus dan yang ini Sadam teman seperjuangan saya
pak, kami bertiga dari mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pewawancara : saya datang kesini untuk wawancara tentang pembauran yang terjadi
dikomplek ini bu tentang pengajian Islami yang sudah berjalan ini, saya
tau dari teman saya yang tinggal dikomplek Setneg bu..
Partisipan : Ooh gtu..
Pewawancara : Iya bu, kan setiap pengajian Islami ada warga sekitar komplek yang
imengikuti pengajian Islami yang ada di komplek Setneg yaa bu?
Partisipan : ooh iyaa bener..
Pewawancara : nah saya ingin meneliti tentang itu bu, dan saya ingin mewawancarai ibu
yang tidak aktif dalam pengajian Islami di komplek Setneg bu.. ibukan
deket tuh bu sama temen saya si TO jadi dari situ saya tau kalo ibu gak
aktif.. hehe
Partisipan : Ooh si TH yaa.. hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
Pewawancara : maaf yaa bu saya minta waktunya bu yaa gk sampe sehari laah.. haha
Partisipan : hahaha iya gk pha-pha.. (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)

149
150

Pewawancara : maaf bu sebelumnya, mau saya rekam dulu yaa bu untuk hasil
wawancaranya.. hehe
Partisipan : ooh pake direkam yaah? Suara saya merdu niih.. hehehe (ungkap bu NH
sambil tertawa-tawa)
Pewawancara : saya tanya biodatanya dulu yaa bu, nama ibu siapa yaa?
Partisipan : knpa?
Pewawancara : nama ibu siapa yaa bu?
Partisipan : ooh, nama saya? saya Ibu NH
Pewawancara : umurnya bu?
Partisipan : umur 40 tahun
Pewawancara : alamat lengkapnya bu?
Partisipan : alamatnya jl. Mulia rt 04 rw 02 no 2 Tajur Ciledug
Pewawancara : ooh berarti masuk kota tangerang yaa bu?
Partisipan : iyaa masuknya Kota Tangerang (ungkap bu NH sambil menawarkan
minuman)
Pewawancara : ibu tau masjid Al Ikhlas yang ada dikomplek Setnegkan bu?
Partisipan : yang dikomplek Setneg yaa?
Pewawancara : iyaa bu
Partisipan : iyaa saya tau, iya tau..
Pewawancara : Kalo dari rumah ibu ke komplek Setneg berapa menit yaa bu? Kalo jalan
atau naik motor?
Partisipan : kalo jalan kurang lebih yaa 10 menit laah.. (ungkap bu NH sambil
tersenyum)
Pewawancara : Apakah ibu mengikuti kegiatan pengajian Islami di komplek setneg?
Partisipan : Kalo untuk yasinan atau pengajian Islami lainnya kita gk ikut sama warga
komplek, kan dikampung sini kita juga udah ada Majlis Ta’limnya, tapi
kalo yasinan disini jamaah bawah suka ikut kesini, tapi ada juga sih
warga sini yang ikut pengajian dikomplek, kalo warga komplek yang ikut
pengajian disini yaa sekitar 5-7 orang lah yang ikut pengajian dikampung
ini.. (ungkap bu NH sambil tersenyum dan menawarkan makanan)
151

Pewawancara : Itu ibu kenapa yaa gak aktif dikomplek setneg? Atau karena kesibukan
atau bagaimana yaa bu?
Partisipan : Eee yaa gitu kalo pagikan saya punya aktifitas jadi gk sempet dan disini
juga udah ada Majlis Ta’lim jadi kita ikut yang disini aja dan kegiatannya
malem selasa dan malam jum’at, kecuali kalo dikomplek ada acara kaya
mauled nabi atau ngadain kegiatan Agama itu biasanya kita diundang dan
kita dateng kesana, kalo untuk pengajian yasinan mah kita disini aja.
(ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : Nama majlis ta’limnya apa yaa bu? Dan udah berapa lama yaa bu Majlis
Ta’lim ini berdiri? Kan klo di setneg dari tahun 2000 kalo disini sama
atau gmn bu?
Partisipan : Nama majlis ta’lim yang ada diikampug ini itu namanya Nurul Falah,
waah klo majlis ta’lim yang disini mah udah 30 tahun udah lama, justru
waktu setneg belum terbentuk pengajiannya warga setneg ikutnya ngaji
disini sama majlis ta’lim sini gtu. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : Pernah gk bu warga sini ngaji di komplek setneg?
Partisipan : Waah bannyak, dulukan emang pembimbing pengajian sini ibu saya, dari
warga sini ke komplek setneg, itu bukan hanya kegiatan Islam yang besar
aja tapi pengajian rutin juga, dulu sih setau saya jadwal ngaji dikomplek
hari senin yaa tapi gk tau kalo sekarang hari apa. Hehe (ungkap bu NH
sambil tertawa)
Pewawancara : Kegiatan apa ya bu yang membuat ibu tidak aktif pengajian Islami di
komplek setneg?
Partisipan : Karena kan saya kalo pagi ngajar dari jam setengah 7 sampe jam satu
sedangkan kalo pengajian kan adanya pagi.
Pewawancara : Apakah warga komplek welcome terhadap warga sini yang ikut
pengajian bu? Kan ada gerbang satpam tuh bu di pintu masuk setneg?
Partisipan : Yaah yaah yaah yaaa Allhamdulillah mereka welcome sih, dan banyak
juga warga komplek setneg yang ikut ngaji di kampung sini juga jadi kita
saling welcome laah.. hehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
152

Pewawancara : Daya tarik warga sekitar setneg untuk ikut pengajian dikomplek itu apa
yaa bu? Apa karena penceramahnya bagus atau seperti apa yaa bu?
Partisipan : Kalau, kalau rutinitaskan ngajinya kan yang biasakan, tapi kan setau saya
yaa kalau pengajian bulanan itu biasanya kan ngundang dari luar jadi
karena kita diundang juga sama komplek setneg
Pewawancara : Terus bu kan kalo ada acara pengajian Islami seperti mauled nabi atau
apa itu, itu warga sini bagaimana yaa bu kok bisa tau kalo ada acara
dikomplek setneg?
Partisipan : Kalo kaya gitu ada undangan ke Majlis Ta’lim sini dikasih tau, dan yang
tadi aku bilangkan ada warga komplek yang ngaji disini rutin dan melalui
mulut ke mulut laah atau diumumin kalo lagi ngaji. (ungkap bu NH
sambil tersenyum dan garuk-garuk tangan)
Pewawancara : Menurut ibu manfaat adanya pengajian Islami yang berbaur antara kedua
warga komplek dan sekitar komplek bu? Manfaatnya bu?
Partisipan : yang pertama itu pasti silaturahmi, jadi tidak ada beda warga komplek
dengan warga sekitar, kalo dulu ada perbedaannya kalo ada pengajian, oh
yang istilahnya itu warga kampong oh itu warga komplek tapi kalo
sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang saya tau, lebihnya dan
nilai plesnya itu Silaturahmi. (ungkap bu NH sambil tersenyum dan
membenarkan bajunya)
Pewawancara : Kesibukannya tadi ngajar yaa bu?
Partisipan : Iyaa ngajar SD
Pewawancara : selain kegiatan pengajian yang hari sabtu, ada gak bu kegiatan Islami
yang lain kaya tunangan atau kaya ziarah ke makam-makam yang
dibanten, ada gk buy g kaya gtu?
Partisipan : Antar Jama’ah gtu maksudnya?
Pewawancara : iya bu antara jamaah komplek dengan warga sekitar?
Partisipan : oh.. kalo itu ada, ada, baru kemaren yaa, baru kemaren ziarah ke cilegon
terus ini baru kemaren ke banten, ziarahnya ke banten.
Pewawancara : kalau kegiatan diluar kegiatan Islami ada gk bu pembauran antara kedua
warga? Kaya 17 agustus atau kerja bakti?
153

Partisipan : kalau itu sih kayanya gk ada karena itu masing-masing wilayah dan per
RT juga dan beda RW jgakan.. hehe jadi warga komplek yaa warga
komplek warga sekitar yaa warga sekitar (ungkap bu NH sambil tertawa
dan menawarkan makanan lagi)
Pewawancara : terakhir ibu ikut pengajian di dalam komplek itu kapan yaa bu?
Partisipan : kapan yaaa?? Hehehe (ibunyapun sambil mengingat kebelakang terakhir
kali mengaji di komplek setneg)
Pewawancara : hehehe
Partisipan : yaa kira-kira yaa seminggu yang lalu lah saya ikut ngaji mauled nabi..
hehe (ungkap bu NH sambil tertawaa)
Pewawancara : ooh jadi emang jarang yaa bu ikut ngaji diwarga komplek?
Partisipan : bukannya jarang tapi emang gk pernah.. saya yang gk pernah (ungkap bu
NH sambil tertawa), kalo jamaah lain itu ada yang ikut kalo saya jarang..
(ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : bentar yaa bu saya bingung sama pertanyaan yang saya buat sendiri..
hehe
Partisipan : hahaha (ungkap bu NH sambil tertawa-tawa)
Pewawancara : eeee ibukan gk aktif nih dalam pengajian di komplek?
Partisipan : iyaa heeh..
Pewawancara : apakah ibu berbaur dengan warga komplek tidak yaa bu?
Partisipan : maksudnya gmna nih? Hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara : jadi gini bu, ibukan warga kampung nih, dan ibukan gk ikut pengajian
yang berada di komplek setnegkan? Diluar pengajian Islami apakah ibu
ada interaksi dengan warga komplek?
Partisipan : ooh gitu.. jadi gini, jadi hampir 70% warga komplek itu adalah wali
murid saya yang otomatis yaa interaksinya hampir tiap hari, karena
banyak juga yang alumni (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : selain disekolah dimana lagi yaa bu?
Partisipan : yaa cuma disekolahan aja, yang pasti disekolah (ungkap bu NH sambil
tersenyum)
154

Pewawancara : terus bu kalo disekolah ada kegiatan arisan sama wali murid atau gimana
gtu bu?
Partisipan : yaa ada, setiap kelas juga ada silaturahminya ada, kitakan setiap kelas
kan ada paguyuban dan paguyuban apa, ee paguyuban walimurid dan itu
mayoritas wali murid itu warga komplek, jadi interaksi kita yaa lewat itu
bukan pengajian.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : bagaimana sikap ibu terhadap warga sekitar yang aktif mengikuti
pengajian di komplek?
Partisipan : maksudnya gmna nih? (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : jadi gini bu, kan ibu gk aktif kan mengikuti pengajian yang ada
dikomplek, sikap ibu terhadap warga ibu yang ikut pengajian di komplek
Setneg bagamana bu?
Partisipan : yaaa mendukung, jadi gini kalo ada informasi kadang saya sendiri dapat
informasi misalnya dikomplek ada pengajian gtukan, dari pengurus
masjid disana, berhubung pengurus masjid disana wali murid saya, yaa
diajak pengajian, misalnya ada kegiatan pengajian bulanan.
Pewawancara : kan ibu sebagai panutan disini yaa bu, pasti ibu juga taukan yaa bu
tentang pengajian warga dikampung sini?
Partisipan : iyaa bener..
Pewawancara : itu banyak gk yaa bu warga ibu yang mengikuti pengajian dikomplek
Setneg?
Partisipan : kalo disini kalo ibu-ibu diajak ngaji itu getolbanget, maksudnya ibu-ibu
disini antusias banget kalo diajak ngaji
Pewawancara : ooh gtu yaa bu, berarti antusias banget kalo tentang pengajian.. hehe
Partisipan : iyaa.. eh itu kuenya dimakan dulu gorengannya itu makan, udah disiapin
gk dimakan.. hehehe (ungkap bu NH sambil bercanda dan tertawa)
Pewawancara : iyaa bu, saya cobain yaa bu?
Partisipan : iyaa cobain aja.. hehe
Pewawancara : kalo boleh tau bu, sejarah ngajinya bagaimana yaa bu?
Partisipan : maksudnya gmna? Asal muasalnya?
Pewawancara : iyaa bu asal muasalnya
155

Partisipan : warga sinikan? (ungkap bu NH sambil tersenyum)


Pewawancara : iyaa bu..
Partisipan : asal muasal nya itu ibu saya, panjang nih saya ceritanya.. (ungkap bu NH
sambil tertawa)
Pewawancara : hehehe iya bu gak pha-pha
Partisipan : jadi gini, kalo dulukan namanya ustadzah yaah? Awalnya ngajar ngaji
buat keluarga aja, dan terus tetangga pada ikut ngaji-ngaji dan berhubung
fasilitasnya ada dan bikin majlis ta’lim dan itu banyak, dan dari warga
kampong tajur sendiri disini warga saya aja yang paling banyak, disini
RW 1 sampe RW 2 majlis ta’lim saya pengajiannya yang paling banayak
setiap selasa ada sekitar 80 orang, apa lagi kalo hari kamis malam jumat
itu bisa sampe 100 orang yaa, disini ada RW 1 sampe RW 2 itu ada 4
majlis ta’lim dan itu paling banyk warga sini rakyat majlis ta’limnya kalo
warga tetangga biasanya sekitar 30 orang, yaa Alhamdulillah antusias
sekali warga sini, da nada juga warga komplek yang ikut ngaji di
kampung ini sama warga sini… hehehe (ungkap bu NH sambil tertawa)
Pewawancara : itu kira-kira tertariknya gmna bu?
Partisipan : knpa tertariknya?
Pewawancara : iya tertariknya apa karena majlis ta’limnya paling lama kali yaa bu?
Partisipan : mungkin melihatnya dari situ, karna mungkin ditempat lain majlis
ta’limnya karna terbentuknya baru, itupun tadinya gk ada, adanya disini
karena mungkin jauh tempatnya, dan jadwalnya pun berbeda, kalo disini
jadwalnya setiap hari senin, selasa, rabu, kamis, sabtu pengajian, tapi
paling banyak jamaahnya hari selasa, itukalo disini ada acara mauled
nabi itu paling banyak warga sini, kita gk bikin undangan cukup dari
mulut kemulut aja udah banyak.. hehe (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : kalo panitianya ngambilnya dari mana bu? Ada yang dari komplek tidak
yaa bu?
Partisipan : yaa kalo panitia itu kita ambil yang aktif gaji yaa kalo warga komplek
ada yang aktiff ngaji disni yaa kita jadiin panitia.. gituu.. terakhir itu
acaranya acara mamah dedeh.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
156

Pewawancara : berarti udah pernah dateng ke acara mamah dedeh yaa bu?
Partisipan : kalo diundang pernah tapi kita belum pernah ikut dateng keacara mamah
dedeh.. (ungkap bu NH sambil tersenyum)
Pewawancara : kan dikomplek suka ada ngadain lombaa yaa bu?
Partisipan : lomba apa tuh?
Pewawancara : lomba kaya marawis antar remaja masjid sini dengan masjid yang lain?
Partisipan : iya ada, tpi kalo untuk yang ibu-ibu belum ada lomba-lomba kaya gtu..
Pewawancara : kalo ini itu beda RW yaa bu?
Partisipan : iyaa beda RW, beda RT sama beda kota juga, kalo Setnegkan itu
masuknya Tangsel
Pewawancara : padahal jaraknya deket yaa bu,,
Partisipan : iyaa deket banget.. (ungkap bu NH sambil tersenyum), terus apa lagi mas
yang mau ditanyain? hehe
Pewawancara : disini perrnah beda pendapat gak, kaya manggil ustad ini atau ustad itu,
biasanyakan suka berbeda yaa bu?
Partisipan : kalo kitakan udah dijadwal misalnya hari ini siapa jadwal ngisi
pengajian, terus minggu selanjutnya siapa dan membahas tentang fikih
atau tauhid gitu, kalo disini biasanya yasinan tahlil dan terakhir ngaji
tentang pelajaran
Pewawancara : kalo disini ada hari besar Islam itu ngundang warga komplek atau
bagaimana yaa bu?
Partisipan : kalo disini kita ngundang karenakan jamaah disini banyak karena kita
ngundang warga Setneg juga, sebaliknya juga gitu kalo warga komplek
ada acara ngundang warga sini juga.
Pewawancara : kalo seperti Idul Fitri itu silaturahimnya bagaimana yaa bu?
Partisipan : biasanya kalo kaya maaf maafan yaa? Itu biasanya warga komplek yang
kesini, mungkin karena saya guru dari anak-anaknya kali yaa banyak sih
Alhamdulillah.
Pewawancara : kalo dengan umat non muslim di daerah sini bagaimana bu? Apakah
mereka merasa terganggu atau bagaimana yaa bu?
157

Partisipan : karena disini mayoritas umat Islam, warga non islam justru terbawa oleh
kita, dan mereka gak merasa terganggu malah mereka mendukung yaa
saling mendukung laah.
Pewawancara : seberapa antusias bu untuk pengajian disini?
Partisipan : kalo bicara antusias sih lebih antusias warga asli sini yaa disbanding
dengan komplek karenakan kalo warga sinikan rata-rata ibu rumah
tangga dan banyak waktu sedangkan kalo warga komplek kan biasnya
gak semua ibu ruumah tangga, jadi kalo hari minggu itu rame yaa sama
warga komplekpun antusias dalam pengajian.
Pewawancara : bagaimana bu sikap warga komplek terhadap warga sekitar? Apakah
mereka saling percaya dalam artian kalo misalkan ada warga komplek
yang kehilangan nyalahin warga atas atau bagaimana yaa bu?
Partisipan : kalo dikita sih Alhamdulillah gak begitu yaa, saling percaya, karenakan
warga komplek dulu sering terjadi masalah yaa seperti waktu tahun 2007
itu warga komplek banyak yang dibantu sama warga sekitar, karenakan
itu dalem banget, jadi yaa Alhamdulillah warga komplek dengan warga
sekitar saling akur laah gak ada kejenjangan kaya gitu. (tersenyum)
Pewawancara : jadi saling membantu yaa bu?
Partisipan : iyaa kita saling membantu, selain itu juga kaya misalkan ada warga
kommplek yang meninggal yaa kita ikut ngelayat dan pengajian sampe 7
harian itu kebanyakan juga warga sekitar jadi kita disini salin membantu
satu sama lainnya mas.. gitu.. (tersenyum)
Pewawancara : bagaimana sikap ibu terhadap warga yang tidak aktif bu?
Partisipan : sudah berbagai cara kita mengajak warga kita yang gak aktif dalam
pengajian kadang mereka malu sendiri karena gak aktif, karenakan kalo
yang namanya pengajian Agama itu penting yaa mas sampai akhiratpun
ditanya, biasanya kita ayoo ngaji, yaa jawabannya belum siap, itu
biasanya ibu ibu muda yang punya anak satu aja yang masih suka main
laah.
Pewawancara : mereka mendukung tidak yaa bu?
158

Partisipan : Alhamdulillah mendukung, tapi mereka kalo hari besar yang gak rutin itu
dateng kaya misalkan ngundang mamah dedeh tuh mereka dateng kaya
maulid nabi mereka yang pengajian mingguannya gak dateng jadi dateng.
Gitu.
Pewawancara : bagaimana bu jika adanya seperti akikah atau undangan kaya 7 harian?
Apakah ada kendala semenjak ibu berintegrasi dengan warga komplek?
Partisipan : oh iyaa kalo warga sini mah kalo ada akikah itu bebas datengnya berapa
orang, kadang sampe 50 orang, beda sama warga komplek kalo warga
komplek dibatasin misalkan warga komplek minta 10 orang jadikan kita
bingung yaa mau milih yang mana ini orangnya takutnyakan yaa mas
namanya orang, takutnya pilih kasih mas, mungkin karena tempat kali
yaa mas? Kalo untuk disini mah gak dibatasin kalo misalkan dimasjid
mungkin warga komplek mengundangnya gak dibatasin. Mungkin itu aja
sih kendalanya
Pewawancara : oh jadi mungkin dari factor tempat yaa bu yang tidak memungkinkan
warga komplek mengunndang semua warga sekitar?
Partisipan : iyaa bener.. heehee
Pewawancara : baik bu karena waktu sudah jam 22.25 WIB malem kita izini untuk pamit
bu?
Partisipan : ooh udah gak ada pertanyaan lagi?
Pewawancara : iyaa bu udah, Makasih banyak yaa bu atas segala jamuannya, dan waktu
istirahat ibu, Masya Allah..
Partisipan : iyaa gak pha-pha ibnu, sering main sini yaa sama TO tuh main sini.. hehe
Pewawancara : Trimakasih bu, Assalamualaikum
Partisipan : Waalaikumsalam
:
TRANSKRIP WAWANCARA PEMBUKA WARGA SEKITAR YANG TIDAK AKTIF
PENGAJIAN ISLAMI

Partisipan : SH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat : Kediaman Bapak
Tanggal : 10 Januari
Waktu : 15:55 WIB

Pewawancara : Assalamualaikum wr. wb.


Partisipan : Wa’alaikumsalam wr. Wb
Pewawancara : Bagaimana pak kabarnya ? Sehat?
Partisipan : Alhamdulillah baik, sehat (tersenyum)
Pewawancara : perkenalkan Pak nama saya Ibnu Ardani, saya mahasiswa UIN Jakarta,
disini saya sedang mengerjakan tugas akhir kuliah saya pak yaitu skripsi
Partisipan : oh ade mahasiswa UIN yang diciputat yaa?
Pewawancara : iyaa pak.. hehe
Partisipan : itu tetangga saya juga ada yang di UIN Jakarta, sii Rijal, kenal mas?
Pewawancara : kalo selain jurusan IPS saya gak kenal pak.. hehe
Partisipan : kalo rijal gak tau dah tuh jurusan apa.. (tersenyum)
Pewawancara : iyaa pak, jadi saya Jurusan Pendidikan IPS, dan disini skripsi saya
tentang pembauran pak?
Partisipan : ooh.. pembauran tentang apa yaa mas?
Pewawancara : pembauran tentang kegiatan keagamaan Islam pak antara warga komplek
dengan warga sekitar pak
Partisipan : ooh iya.. iya, iyaa.. tapi saya gak pernah ikut ngaji dikomplek tuh mas,
paling itu tetangga saya ada yang rajin, mungkin masnya bisa nanya ke
dia aja mas.. saya gak tau apa-apa kalo tentang pengajian yang
dikomplek mah.. (tertawa) saya panggil dulu yaa mas orangnya kayanya
ada deh?

159
160

Pewawancara : gak usah pak, jadi disini saya mewawancarai warga sekitar yang aktif dan
yang gak aktif pak, tadi saya dibilangin sama pak SK kalo bapak gak
aktif.. gtu pak
Partisipan : oooh kirain gtu yang suka ngaji dikomplek aja.. hehe
Pewawancara : maaf pak sebelumnya, atas nama siapa yaa bapak?
Partisipan : SH
Pewawancara : Bapak SH
Partisipan : diminum de itu aquanya.. kaya gini doank niih minumnya..
Pewawancara : iyaa pak makasih pak, (tersenyum) untuk alamat lengkap bapak apa yaa
pak?
Partisipan : alamatnya jl. Mulia rt 04 rw 02 no 4 Tajur Ciledug
Pewawancara : kalo disini masuknya Tangerang Selatan yaa pak?
Partisipan : kampong ini?
Pewawancara : iyaa pak?
Partisipan : ini mah masuknya udah Tangerang Kota, kalo TangSel mah itu yang di
daerah komplek Setneg sampe pondok serut
Pewawancara : ooh ini masuknya Tangerang Kota
Partisipan : iyaa
Pewawancara : umur bapak berapa tahun yaa pak?
Partisipan : udah berapa yaa? Kalo lahir tahun 67 berapa tuh? Sekitar 50 an laah
Pewawancara : berarti 50 tahun yaa pak
Partisipan : iyaa sekitar segitu mas.. haha
Pewawancara : Bapak bekerja dimana yaa pak?
Partisipan : saya kerjanya jadi jagain perumahan mas, jadi satpam.. hehe
Pewawancara : sudah berapa lama pak tinggal di sini?
Partisipan : saya? Waah sebelum kakek saya lahir udah ada disini.. (tertawa)
Pewawancara : berarti bapak warga asli betawi yaa pak?
Partisipan : iyaa mas.. masnya ini dari mana mas?
Pewawancara : kalo rumah di cipondoh pak deket danau, tapi kalo kampong saya di Jawa
Tengah pak di cilacap
161

Partisipan : cipondoh yang deket danau? Disitu kakak ipar saya ada yang disitu, di
gang parit, masnya kenal?
Pewawancara : oh gang parit pak, itu 1 menit pak dari rumah saya, tapi saya gak kenal,
karenakan saya tinggalnya di komplek
Partisipan : ooh dikomplek.. (tersenyum)
Pewawancara : bapak tau masjid Al-Ikhlas yang ada dikomplek Setneg pak?
Partisipan : yang dikomplek Setneg?
Pewawancara : iyaa pak
Partisipan : iyaa tau
Pewawancara : di Masjid Al-Ikhlas suka ada kegiatan Hari Besar Islam yaa pak, bapak
ikuti kegiatan pengajian Islami di komplek setneg gak yaa pak?
Partisipan : kalo ikut sih gak pernah yaa, karenakan disini juga ada Masjid, kalo ada
kegiatan kaya hari besar Islam gitu disini juga ada mas, jadi yaa saya
paling ikut yang di masjid sini aja.
Pewawancara : selain karena adanya pengajian disini, Itu bapak kenapa yaa pak gak aktif
dikomplek setneg? Atau karena kesibukan atau bagaimana yaa pak?
Partisipan : karna saya kan kerja juga yaa mas, kadang saya lembur juga, kalo
dimasjid sini aja saya jarang ikut, kalo untuk ngaji dikomplek siih pernah
tapi itu waktu dulu, waktu kerja saya bukan ditempat sekrang ini, itupun
baru sekali mas saya. (tertawa)
Pewawancara : nama Masjid di Tajur ini apa yaa pak?
Partisipan : Masjid Nurul Barkah
Pewawancara : Pernah gk pak warga sini ngaji di komplek setneg?
Partisipan : ada, pak SK itu yang suka ngaji dikomplek, kalo ada kegiatan itu dia ikut,
rajin pak SK mah (merokok)
Pewawancara : Apakah warga komplek welcome terhadap warga sini yang ikut
pengajian pak? Kan ada gerbang satpam tuh pak di pintu masuk setneg?
Itu pernah gak boleh masuk atau bagaiama?
Partisipan : yaa Alhamdulillah yaa, hubungan warga tajur dengan warga komplek itu
baik, dan mereka juga welcome sama kita, karenakan ketika disini ada
hari besar Islam kita suka ngundang warga komplek juga, terus warga
162

komplek juga ngundang kekita, yaa saling welcome laah diantara kita..
hahaha (tertawa)
Pewawancara : Daya tarik warga sekitar setneg untuk ikut pengajian dikomplek itu apa
yaa pak? Apa karena penceramahnya bagus atau seperti apa yaa pak?
Partisipan : kalo itu sih biasanya kita diundang dari komplek, terus biasanya ada juga
yang dari mulut kemulut, gtu mas, kalo daya tarik sih itu tergantung diri
masing-masing jaa. (merokok)
Pewawancara : lalu pak kan kalo ada acara pengajian Islami kaya mauled Nabi atau apa
itu, itu warga sini bagaimana yaa pak kok bisa tau kalo ada acara
dikomplek setneg? Tadi bapak bilang ada undangan, undangannya
bagaimana yaa pak?
Partisipan : kalo untuk undangan biasanya dibagiin kalo lagi di Masjid, kadang ada
spanduk juga tuh, kaya misalnya hari minggu, dimana dilaksanainnya,
terus siapa ustdnya, itu itu yang membuat warga biasanya tau kalo mau
ada kegiatan maulidan di komplek setneg.
Pewawancara : Menurut bapak manfaat adanya pengajian Islami yang berbaur antara
kedua warga komplek dan sekitar komplek pak?
Partisipan : maksudnya?
Pewawancara : manfaat adanya kegiatan pengajian Islami yang melibatkan antara warga
komplek dengan warga sekitar pak? Manfaatnya itu apa yaa menurut
bapak?
Partisipan : yang pertama itu pasti silaturahimnya berjalan, jadi tidak ada beda warga
komplek dengan warga sekitar, kalo dulu kan ada perbedaannya kalo ada
pengajian tapi kalo sekarang udah gak ada beda semua sama, itu yang
saya tau, lebihnya dan nilai plesnya itu Silaturahimnya.
Pewawancara : yang bisa membuat bedanya itu apa ya pak?
Partisipan : yaa paling cara bicara atau berpakaiannya mas.. hehe
Pewawancara : kalau kegiatan diluar kegiatan Islami ada gk pak pembauran antara kedua
warga? Kaya 17 agustus atau kerja bakti?
Partisipan : kalo untuk yang sifatnya umum sih itu gak ada yaa, biasanya itu RT yang
ngadain, jadi warga komplek juga ngadain juga kayanya, jadi masing-
163

masing wilayah itu ngadai lomba 17 an. Kalo RT sini biasanya lomba
rias sepeda, lomba kerupuk banyak terus RT lain lomba panjat pinang
atau apa, beda-beda mas. hehe
Pewawancara : oh jadi hanya dalam kegiatan kaya Hari Besar Islam aja yaa pak?
Partisipan : iyaa beneer, silahkan mas itu diminum aernya, ngomong mulu emang gak
aus mas.. (tertawa) biasa mas kalo sama saya maah bercanda aja.. haha
Pewawancara : iyaa pak, saya minum yaa pak
Partisipan : iyaa mas minum aja, kalo abis gampang nambah.. hehe udah makan blom
masnya?
Pewawancara : udah pak jangan ngerepotin pak.. hehe
Partisipan : enggak biasa kalo disini mah kalo ada tamu selalu saya repotin.. haha
kalo beli saya beliin bakso nih
Pewawancara : udah pak gak usah jadi ngerepotin, saya udah makan pak tadi sebelum
kesini.. hehe
Partisipan : hehehe
Pewawancara : apakah bapak berbaur dengan warga komplek tidak yaa pak?
Partisipan : maksudnya gimana nih? hehe
Pewawancara : bapak kan warga kampong tajur nih, dan bapak kan gk ikut pengajian
yang berada di komplek setnegkan? Diluar pengajian Islami apakah
bapak ada interaksi dengan warga komplek?
Partisipan : kalo ngobrol paling kalo ada warga komplek sholat atau ikut maulidan
disni, dan saya juga kalo beli gallon atau beli aqua gelas saya belinya
sama warga komplek, karena udah langganan dianter dan murah.. hehe
itu aja sih interaksi saya
Pewawancara : oh jadi kalo lagi ada warga komplek ke masjid sini aja yaa pak?
Partisipan : iyaa, biasanya ada juga, kan istri saya guru itu biasanya dateng kesini
ngobrol, yaa Alhamdulillah sih kita saling welcome kalo bahasa gaulnya
mah.. haha
Pewawancara : hehehe… oh jadi istri bapak guru pak? Guru apaa ya pak?
Partisipan : istri saya guru SD, kadang istri saya juga ikut ngaji dikomplek kalo lagi
diundang.
164

Pewawancara : ooh gituu.. (menangguk-angguk). bagaimana sikap bapak terhadap


warga sekitar yang aktif mengikuti pengajian di komplek?
Partisipan : gimana nih maksudnya?
Pewawancara : bapak gk aktif kan dalam mengikuti pengajian yang ada dikomplek
Setneg?
Partisipan : iyaa bener..
Pewawancara : sikap bapak terhadap warga sekitar komplek atau warga betawi yaa pak
yang ikut pengajian di komplek Setneg bagaimana pak?
Partisipan : yaa kalo saya sih mendukung yaa, bahkan itu bagus banget warga sekitar
yang ikut kegiatan dikomplek karenakan mereka berarti masih religious
yaa mas? Jadi saya sangat mendukung mas, kalo bisa sih semua warga
ikut pengajian biar gak lupa sama akhirat jugaa.. (tersenyum)
Pewawancara : kalo boleh tau pak, sejarah berdirinya penngajian disini bagaimana yaa
pak?
Partisipan : kalao untuk sejarah sih, setau saya aja yaa mas.. setau saya dulu tuh
pengajian yang ada di sini aja, cuma warga tajur aja, dulu mah warga
sono pada ikut apalagi warga komplek, itu juga pada ikut, tapi untuk
pendiri atau awalnya siapa yang membuat saya gak tau mas.. hehe
Pewawancara : disini pernah ada lomba gak pak?
Partisipan : lomba, maksudnya?
Pewawancara : lomba tentang, misalnya ada kegiatan keagamaan kaya marawis, hadroh
atau lomba azan?
Partisipan : oh pernah, iya pernah, kalo lomba biasanya sih warga yang ngaji disini
aja mas, kaya lomba azan, lomba kaya qori gitu mas, itu biasanya kalo
lagi idul fitri karenakan kalo lagi puasa itu waktunya banyak yaa jadi
digunain waktunya buat lomba aja mas.. (merokok)
Pewawancara : jadi kegiatan itu ada waktu puasa dibualn ramadhan yaa pak untuk
mengisi waktu kosong?
Partisipan : iyaa bener.. udah makan belum mas?
Pewawancara : udah pak tadi sebelum kesini saya makan dulu.. (tersenyum)
Partisipan : yang bener nih? (sambil merokok)
165

Pewawancara : iyaa pak.. (tersenyum), disini bapakkan tidak aktif yaa pak? apakah
bapak ada interaksi sama warga komplek gak pak?
Partisipan : maksudnya deket gitu sama warga komplek?
Pewawancara : iyaa pak, yaa kaya bapak suka ngobrol atau tidak?
Partisipan : yaa Alhamdulillah sih yaa selama ini saya sama warga komplek baik-
baik aja, ada interaksi sama warga komplek, biasanya warga komplek
yang dateng kerumah saya istri sayakan guru jadi kadang ngobrol laah
sama warga komplek, bukan sama saya aja sih yang saya perhatiin semua
warga sini juga suka ngobrol kalo misalkan abis pengajian itu biasanya
kalo sama yang lain yaa..
Pewawancara : oh jadi interaksinya sama wali murid yaa pak suka kerumah bapak yaa?
Itu biasanya dateng kerumah bapak ngapain tuh pak?
Partisipan : yaa kadang izin gak masuk kaya misalkan mau pulang kampong atau
kadang ada yang nitip anaknya karena anaknya nakal atau bagaimana yaa
macem-macem laah datang kesini, kadang juga ada yang mau
silaturrahim aja gitu mas..
Pewawancara : berarti rumah bapak dipenuhi malaikat yaa pak banyak tamu.. hehehe
Partisipan : hahaha Alhamduillah yaa begitu mas.. (merokok)
Pewawancara : lalu pak, bagaimana sikap bapak terhadap warga komplek atau warga
sekitar yang aktif dalam kegiatan Islami?
Partisipan : sikap saya? Maksudnya gimana nih?
Pewawancara : iyaa apakah bapak mendukung dengan adanya program pengajian
dikomplek Setneg yang mengundang warga sekitar atau bagaimana yaa
pak?
Partisipan : selama kegiatan itu positif apalagi pengajian yah mas itu saya sangat
mendukung sekali, karenakan kalo kegiatan pengajian mempererat tali
silaturahim juga yaa mas, yaa saya sangat mendukung sekali dengan
kegiatan yang ada disana mas..
Pewawancara : dengan adanya pengajian di Masjid Al-Ikhlas berarti bapak sangat
mendukung yaa pak karena agar saling bersilaturahin dan ta’aruf yaa
pak?
166

Partisipan : iyaa mas.. kitakan hidup bukan hanya sama warga sini aja sama warga
komplek juga kita harus saling bersilaturahim.. hehe
Pewawancara : menurut bapak, seberapa antusias sih pak kedua warga tersebut dalam
mengikuti pengajian keagamaan Islami? Kaya hari-hari besar atau setiap
minggu?
Partisipan : yang saya perhatiini sih warga sini sangat antusias yaa untuk mengikuti
pengajian, kalo warga sini sih kalo untuk namanya pengajian nih apalagi
ibu-ibu itu getol banget ikut pengajian, mau disini atau dikomplek juga
banyak yang ikut mas, mungkin kalo yang gak ikut karena kerja yaa mas
kalo hari libur atau tanggal merah gitu kegiatannya itu rame yang ikut
bapak-bapak, kalo lagi hari biasa yaa setengahnya lah mas.
Pewawancara : kalo masalah pengajian warga sini paling antusias yaa pak?
Partisipan : iyaa bener mas.. ada lagi yang mau ditanyain? hehe
Pewawancara : iyaa pak ada..
Partisipan : masih banyak?
Pewawancara : ini yang terakhir pak.. hehe
Partisipan : hahaha kirain masih banyak, masalahnya saya mau kedepan dulu mas,
kalo masih banyak nanti dilanjut lagi bisa?
Pewawancara : ini pertanyaan terakhir pak
Partisipan : oh yaudah.. hehe maaf yaa mas..
Pewawancara : harapan bapak kedepannya bagaimana yaa pak terkait dengan pengajian
yang sudah lama berjalan ini?
Partisipan : maksudnya gimana nih?
Pewawancara : iyaa pak, kan tadi bapak bilang disini sangat antusias dalam pengajian
yaa pak? Baik pengajian yang dilaksanakan di Masjid disini maupun
dikomplek?
Partisipan : iyaa bener
Pewawancara : harapan bapak kedepan bagaimana pak dengan pengajian
yangmelibatkan kedua warga sini?
Partisipan : harapan kedepannya yaa?
Pewawancara : iyaa pak?
167

Partisipan : harapan saya sebagai warga yang jarang ikut bahkan tidak pernah ikut
yaa semoga semakin lancar dan semakin membaik laah,biar makin
banyak jamaahnya, kalo pengajian itukan sama aja kaya syiar yaa mas,
jadi semoga makin baik laah itu aja.
Pewawancara : jadi agar pengajian disini makin baik aja yaa pak dan makin banyak
jamaahnya?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : kalo disini pernah ada konflik gak sih pak sama warga sekitar?
Partisipan : selama ini siih Alhamdulillah gak pernah yaa karenakan kita disini saling
bersilaturahim, apalagi waktu tahun 2007 itu komplek hamper tenggelem
mas
Pewawancara : banjir pak maksudnya?
Partisipan : iyaa itu banjir dalem, itu warga komplek banyak yang dibantu sama
warga sini warag tajur terus pondok serut itu mereka pada nginep ada
juga yang ngontrak, jadi yaa Alhamdulillah gak ada konflik mas..
Pewawancara : ketika 2007 pernah banjir yaa pak?
Partisipan : iyaa
Pewawancara : jadi saling membantu yaa pak antara kedua warga?
Partisipan : iyaa mas..
Pewawancara : ooh.. baik pak berhubung waktu udah mau magrib saya pamit untuk
pulang pak?
Partisipan : udah nih pertanyaannya?
Pewawancara : iyaa pak udah, trimakasih banyak yaa pak atas segala waktunya
Partisipan : iyaa gak pha-pha, saya ini yang minta maaf karena terburu-buru.. hehe
udah janji masalahnya sama sodara..
Pewawancara : hehe iyaa pak
Partisipan : bentar yaa mas ada tlp..
Pewawancara : iyaa pak
Partisipan : (sedang nelpon) udah ditelpon nih mas..
Pewawancara : iyaa pak. Ini pak saya ada sedikit oleh-oleh ini buat bapak
Partisipan : apaan tuh?
168

Pewawancara : biscuit pak.. hehe yaaa Cuma ini aja nih pak?
Partisipan : yaa elah ngerepotin ama mas
Pewawancara : gak pak, ini pak biskuitnya
Partisipan : oh iya makasih yaa mas.. itu diminum dulu mas aernya..
Pewawancara : iyaa pak langsung pamit aja..
Partisipan : oh gitub yaudah deh..
Pewawancara : Assalamualaikum.. (cium tangan)
Partisipan : Wa’alaikum salam.. hati-hati yaa mas.. semoga lancar skripsinyaa biar
cepet selesai daah.. hehe
Pewawancara : iyaa pak aamiin.. (tersenyum)
Dokumentasi Penelitian

Wawancara
dengan
Pengurus
Masjid Al-
Ikhlas

Wawancara dengan warga


sekitar yang tidak aktif

169
170

Wawancara
dengan Warga
komplek yang
aktif

Kegiatan Maulid Nabi SAW


Warga sekitar mulai
berdatangan
171

Kegiatan Maulid
Nabi SAW
Mengundang yatim
piatu dari warga luar
komplek

Kegiatan Pembacaan surat


Yasin bersama warga sekitar
di Masjid Al-Ikhlas
172

Kegiatan Pembacaan
surat Yasin bersama
warga komplek dan
warga sekitar di
Masjid Al-Ikhlas

Kegiatan Pembacaan surat Yasin


bersama warga komplek dan warga
sekitar di Masjid Al-Ikhlas
173

Kegiatan pengajian
ibu-ibu bersama
warga komplek dan
warga sekitar di
Masjid Al-Ikhlas

Kegiatan Isra Mi’raj


Mengundang warga sekitar
174

Pembukaan oleh
pengurus masjid
dalam kegiatan Isra
Mi’raj di Masjid Al-
Ikhlas

Kegiatan Isra Mi’raj


Mengundang warga sekitar
175

Cerama oleh salah satu ustd


dalam kegiatan Isra Mi’raj
Mengundang warga sekitar di
Masjid Al-Ikhlas.
KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA Tgl.Terbit
F!TK FORM(FR)
」l″ ほ Ju“da″ o95 Clpttatイ 72 1ndonesla

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI


Nomor:Un.01/F.1/KM.013ノ .… ……/2015 Jakarta,22 Janllari 201 5


Lamp :―
Hal i Bimbingan Skripsi

Kepada Yぬ .

Cut Dhien Nourwahida.,MA


PIaila Dinia Husni Rahim。 ,PIA
PembiI五bing SIclpsi
Fak■ ■as IImu Tarbサ ah dan Kegurllan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

Иssa■a翻″αlα ッぇソわ。
=L瞬
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara unttlk mettadi pembimbhg 1/Ⅱ
(materi/teknis)penulisan skripsi mahasiswa

Nama :Moh lbnu Ardani


NIM ,1111015000112
Jr-rrus an,lKonsentras i :Pendidlkan 11lnu Pengetahllan Sosia1/SOsi010gi

Semester :VIII
Judul Skripsr :htcgrasi Sosial I)alan■ `
Kegiatan Keagalllaall A■ ltara
ⅥFttga Komplek Dan Warga sekitar(Studi Kasus i
Pengttian di lN/1as」 id Al― ■■las Komplek Sckretariat
Ncgara RI PondOk Kacang Barat Tatterang Selatan)

Judul tersebut telah disetujui oleh Jtrusan yang bersangkutan pada tanggal Jakarta, 22
Januari 2015, abstrakstloutline terlampir Saudara dapat melalatkan perubahan redaksional
pada judul tersebut. Apabila penrbahan substansial dianggap perlr:, mohon pembimbing
menghubungi Jurusan terlebih dahulu

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan be.kutnya tanpa surat perpanjangan

Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Il'q s s a Ia mu' a I a i kttm v, r.y, b.

Purwanto,PIoPd
30424200801 1012
昴■23

Dckan Fl-lli
Ka.Ju P IPS

丁g:.丁 erbl : l Maret 2015
FORM(FR)

SURAT PERMOHoNAN!ZIN PENELITIAN


Nol■ Ori Un.01/F.1月 くNI.01.3/.… …/2015
Jakarta,10 0ktOber 2015
Lamp.:0“ ′
′加′ rcフ οsα ′
Hal :PerIIlohOnan lin Pene■ tian

Kepada Yth.

Bapak salmen zeill


KETUA DKM IMASJID AL― IKILAS KOMPLEK SEKRETARIAT RI
PONDOK KACANG BARAT TANGERANG SELATAN
di
Tempat

Иssα ′
α″″♭″わ ″ ンスソb.
Dengan hollllat kalni sampaikan bahwa,

Nama : Moh. Ibnu Aldani


NIM :1111015000112
Jurusan : Pendidikan IPS / Sosiologi
Semester : IX (Sembilan)
Ju&rl Skipsi ; Integrasi Sosial Dalam
Komplek Dan Warga Sek
Al-Ikhlas Kornplek Sekre
Tangerang Selatan)

adalah Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang


sedang dan akan mengadakan penelitiari(riset) di paguytrban dan
masyar pimpin.

Unturk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan rnahasiswa tersebut


melaksanakan penelitian dirnaksud.

Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wa s s' a I amu' a I aikum v,r. w b.

ndidikan IPS

nto,Nl.Pd
Tembttan:
242008011
l DeLan FITK
2 Pmbantu Dckan Bid“ g Akadanik
3 ヽ
4ahaskwa yttg bぃ anょ utan
UЛ REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalafir penulisan skripsi yang berjudul (fntegrasi
Sosial dalam Kegiatan Keagamaan Antara Warga Komplek dan Warga Sekitar (Studi
Kasus : Pengajian di Masjid Al-Ikhlas Komplek Sekretariat Negara RI Pondok Kacang
Barat, Tangerang Selatan)" yang disusun oleh Muslihudin, NIM 1111015000112 Program
Studi Pendidikan Ilmu Pengetatruan Sosial, Fakultas ILnu Tarbiyah dan Kegr:ruan, Universitas
Islarn Syarif Hidayatullah Jakart4 telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada
tanggal24 h;rni20l6

Jakada,24 Juni 2016

Megetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Cut Dhien Noulwahidan MA


NIP.197912212008012016 NIP.197803142006042002
Nama MOH.IBNU ARDANI
NIM lll1015000112

Jurusan Pendidikan IPS/Sosiologi

Judul Skripsi lntegrasi Sosial dalaln Kegiatan Keagalnaan Antara Warga Komplek dan
Warga Sekitar(Studi Kasus:Pengttian di Magid Al― Ikhlas Komplek
SckretariatNegara RI Pondok KacangBarat Tangerang Selatan3

UЛ REFERENSI

No Buku Referensi Paraf Paraf


Pembimbing Pembimbing
I 2

BABI
2.


醜B

l. Nicholas Abercrombie, Stephen


Hill, Kamus Sosiologi

2.
(Yogyakarta: Pustaka Pela
2010). h.284.
D. Hendropuspito OC, Sosiologi

Sistematilg (Yogyakarta:
Kanisius, 1989), h. 374. 酬 〃
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia

4. Sutrisno(■ dt Sosi010g1 2,

5.
(Jakarta:Grasinso,2004),h.68.
Sutrisno dklg Sosiologi 2,
卿 “ ん
(Jakarta: Grasinso, 2004), h. 68. 脚
6. Kamus Besar Bahasa Indonesia

7_ As籠 d So Susanto,Pengantar
卿 解

Sosiologi dan Perubahan Sosial,
OBandung:Bina cipt、 1979),h.
124.
8. Doyle Paul Johnson,Teori


Sosiologi Klasik dan Modem 2)
(Jakam:PT.Gralnedia anggota
IKAPI,1986),h.130.
9. Kamanto Sunarto,PengantaF
Sosiologi,(Jakan:Lelnbanga
Penerbit FE― lII,2000),h.68 嚇
10. Wolfgang Bosswick & Friedrich
Heckmann, Journal Inte gration
of Migrants: Contribution of
Local and regional Authorities,
(Germany: European Forum for
Migration Studies (EFMS)
University of Bamberg,2006), h.
2.
11.Rahawati Noviant Sosiologi,
(Klaten:Pakarindo),h.49-50.
12.Rahmawati Noviana Sosiologi,
麟 〃
fKlaten:Pakarindo),h.51-52. 肺 励
13.Rttmlawati Novian■ Sosiologi,
(Klaten:Pakarindo),h.51-52. 跡 〃
14.Rahmawati NovianL Sosiologi,
fKlaten:Pakarindo),h。 51‐ 52. 阿 グ
15.Rahmawati Noviana9 Sosiologi,
OKlaten:Pakarindo).h.51-52. 脚 ″
16. Rusmin Tumanggor, Ilmu Jiwa


Agama. (Jakarta: Kencana
Prenamedia G-p, 2014), cet.
h.4.
l,

17.Dadang KahmaC SOSi01ogi
Agama,candung:PT RemaJa
Rosdakary亀 2009)。 Cet.5,h.13 噸 イ
18.Balnbang Pranowoo Sosiologi
Sebuah Pengantar。 (Jakarta:
Lclnbaga Sosiologi Agam■
2008),h。 126
19.Hendropuspito,Sosiologi
Sistcmatka(Yogyakam:
Yayasan Kanisiu町 1989),h.75。 闘 〃
20. M. Setiadi Elly dan Kolip
Usman, Pengantar Scsiologi


Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial Teori,
Aplikasi, dan Pemecahannya,(
iakarta: Kencana, 2011), h.37.
21. Abdulsyani, Sosiologi


Sistematika, Teori dan Terapan,
(Jakarta: PT Bumi Aksar4
2002). h.31.
22. Abdulsyani, Sosiologi
Sistematikq Teori dan Terapan,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 嚇 句
2002),h。 33.
23. Hamid Hasan, Pengantar Imu
Sosial. (PT Bumi Aksara Jakart4
2008). h. 150.
24_Hamld IIasan,Pengantar Lnu
嚇 〃
25。
Sosial。 (PT Bumi Aksara JakJ軋
2008),h。 150.
Bambang Pranowoo Sosiologi
鄭 〃
Sebuah Pengantar.σ akarta:
Lernbaga Sosiologi Aganlち
2008).h。 130。
26.Bambang Pramowo.Sosiologi
剛 々
Sebuah Pengantar.(Jakam:
Lembaga Sosiologi Agalna
2008)。 h.130。
醐 々
27.Soe10nO sOekanto,Sosiologi


suatu pengantar,cakam:PT
珂 a Graflndo PeFSa亀 2012),h。
131-132.
28. R.M. Maclever dan Charles H.

Page, op, cit, h. 9-10 ″
29. Soerjono Soekanto, Sosiologi
suatu pengantar, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada" 2012),h.
135.
30。 Ardiwinata J可 魂 Sosi010gi
Antropologi Pendidikan,
Candung:llPI PRESS,2007)
31.Abu Ahmad Dkk.1lmu Sosial
醐 絆
Dasar.(Jakarta:Bina Aksara
IKAP1 1988):h。 223-224.
32.Soe10■ O SOekanto,Sosiologi
醐 〃

suatu pengantaL σakarta:Ⅱ
Rtta Grafndo Persa亀 2012),h.
138-139。
33. Elly M. Setiadi. Pengantar
Sosiologi. (Jakarta Kencana:
Prenada Media Grup, 2009). h. 脚 綱
)

34.Syamsir Salam,Sosiologi

3 5.
pedesaano cembaga Penelitian
llN Jakam 2008)。 hal.60-61
Kofltjanmingra! PEtr gmtar
嚇 〃

Anlropologi l" (Iakuta: Rirrcka
Cipt4 Cctakan Ketim 2m5) h
tD.- ス

36. Soerjono So€kantq Sosiologi


(Jakilh PI

Srrahr Pengantar,
Rajacrafindo lM" 2m6I h-
23-
Somto, SmiolCIgi
37- Soerjomo
$drrPmgaffi, (Jakarh-PI
R4iacirafine F€rsada, 2W6Lh"
136
38. Soerjomo Soe*amq Smiologi
Sratt Pcngantar, (Jakilh- PT
RajaGafine P€rsad4 2m6L
B9-r40
h-

39-Hendropuspito. Sosiologi


Agama. (Yogyakarta: Gunung
Mulia 1984), h. 38.

40. Hendropuspito. Sosiologi


Agama. (Yogyakarea: Gunung
Mulia 1984), h.38.
嚇 ノ
BAB 41. Sugiyono. Memahami

42。
Penelitian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv.20l2). h. I
Sugiyono.Memahami


Penelitian Kualitatil(Jakam:
ALFABETA,cv。 2012)。 h.53‐
54
43. Sugiyono. Memahami

Penelitian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv. 2012\. h.59
44.Pusat Bahasa:Kalnus Bcsar
臓 湾
Bahasa hdoncsia Edisi ke Ⅲ
.¨ 794
hal。
45.Sugiyono.ヽ 〔
elnahalni


Penel■ ian Kualitatif(Jakarta:
ALFABETA,cv.2012).
h。 263.
46.Sugiyono.Memahami
ヽ/

剛 脚
Penelitian Kualitatif(Jak征 ● :

ALFABETへ cv。 2012)。 h。

129。
47.Suglyono.Memahami
Penelitian Kualitati■

__△ 型壁望塑二生i■ 2012).h.74


48.Sugiyono.Memahalni
(Jakarta:
噸 ″
Penelidan Kualitatif(Jakarta:
醐 励
︲7

ALFABETA.cv.2012)。 h.89

Sugiyono.NIlemahalni
ん だ麟

:
49。
Penelitian Kualitati■
ALFABETA,cv.2012)。
50. Sugiyono. Memahami
(Jakarta:
h。 92 嚇


Penelitian Kualitatif (Jakarta: │′

ALFABETA, cv.20l2).h.
tt7
51.Suglyono.NItemahalni


Penelttian Kualitatif(Jakarta:
ALFABETA,cv。 2012).177
52.Sugiyono.Ⅳ Icmahami
Penelitian Kualitati■
ALFABETA,cv。
53, Sugiyono. Memahami
(Jakarta:
2012)。 125 協 〃
Penelitian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv.2012).h.
124
54- Sugiyono. Memahami
Pene litian Kualitatif. (Jakarta:
ALFABETA, cv.20l2).h.
129
枷 /

BAB 55。 Phill Astrid So Susanto,
komunikasi dalam teori dan



prakteL candung:PT.Bina
Cip餞ち1974),hal.366
56. Richard West pengantarteori
komunikasi, (Jakarta: Salemba
Humanika 2008). Hal.4
57.Kamanto Sunarto,Pengantar
剛 〃
脚 イ
Sosiologi,(Jakam:Lembanga
Pencrbit FE― lII,2000)Hal.
68。

58.Dadang Kahad,Sosiologi
Agama,(Bandung:H Remaa
Rosdakary■ 2006)Hal.122
59. M. Munandar Sulaeman,Ilmu
脚 〃
BudayaDasar, @andung:
Ilmu Budaya Dasar, 2012) Hal
3
60. Dadang Kahmad, Sosiologi


Agama, @andung: PT Remaja
Rosdakarya 2000 Hal. 130
61. LelyNisvilyatr, Joumal Kajian
Moral dan
Kewargenegaraan(Nomor 1
Volume 2 Tahun 2013) Hal
384

62.NII.Rぬ hmat Budi Nuryanto,


Jourllal Konsentrasi
Sosiologio″ 01umc 2,Nomor
3,2014)Ha1 4
Jttna,24 Juni 2016

Megetahui,

g Pembimbing II

Cut DllieIB Nourwahidan PIA


NIP。 197912212008012016 NIP。 197803142006042002

Anda mungkin juga menyukai