LINGKUNGAN
(Studi Kasus pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta Pusat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Diiijukan Kepad.i Fakiilius IImu Tarbiyuh d.in Kegiiiuan untuk Meiiicnuhi Salah
Satu Persyaraiafi Niempefoleh Gelar 8ai¿ una Pendidikan (5.Pd)
Di‘bawah bimbingnn;
Yuiig Mengesabban,
DrS
MIN.2022028704 N8F.l972Oll]2O14Sl2O02
’LUMBAR PEiUGESAH&N UJIA 5KRIP$I
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Dampak Limbah Domestik Terhadap Kondisi Lingkungan (Studi Kasus
pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta Pusat”. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Atas selesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si. selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
senantiasa membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
6. Dr. Sodikin, M.Si dan Zaharah M. Ed. selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan
bimbingan, arahan serta nasehat yang sangat bermanfaat sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik.
7. Seluruh Dosen, Staff dan Karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya seluruh
Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah banyak
memberikan pengetahuan, pemahaman dan pelayanan selama
melaksanakan studi.
iii
iv
8. Kedua orang tua yang saya cintai, Ayah Dudin Hairudin dan Ibu Mamah
Rohimah yang telah membesarkan saya dengan penuh kasih sayang dan
mendo’akan saya tiada henti serta memberikan dukungan yang sangat
besar untuk berjuang dalam menyelesaikan studi.
9. Nenek satu-satunya, Emak Atikah yang senantiasa mendo’akan tanpa
kenal putus untuk berjuang dalam menyelesaikan studi.
10. Kakak dan Adik tersayang, Nurits Nadia Khafiyah dan Elyska Ghasya Al
Khairiyah yang senantiasa selalu memberikan semangat, menemani dan
membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
11. Keluarga besar yang telah memberikan dukungan dan perhatian yang tidak
pernah putus agar penulis segera menyelesaikan Skripsi ini.
12. Teman sepermainan, Amni Fauziah dan Marfuatul Akmaliah yang
senantiasa memberikan semangat dan bantuan kepada penulis sejak duduk
di bangku sekolah menengah atas hingga saat ini.
13. Rahmina Harahap, Qonita Surayya, Syifa Nurma Handayani, Nur
Fachriani dan Henny Choirunnisa teman seperjuangan sekaligus sahabat
terbaik yang selalu memberikan tawa dikala lelah. Terima kasih untuk
motivasi dan dukungannya. Love you, HORS..!
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2013, khususnya
konsentrasi Geografi yang memberikan warna selama menjalani masa
kuliah.
15. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan
informasi yang bermanfaat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya dan dapat memberikan kontribusi dalam
pendidikan.
Jakarta, 03 Mei 2020
Penulis
v
vi
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Observasi
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Transkip Wawancara
Lampiran 4 Dokumentasi
Lampiran 5 Uji Referensi
Lampiran 6 Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 7 Surat Izin Penelitian
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 9 Biografi
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tafsir (https://tafsirq.com/topik/ar+rum+ayat+41) diakses pada 6 November 2016.
BAB I
1
2
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, hal. 45
yang telah tercemar. Perubahan tersebut menyebabkan terjadinya pencemaran
lingkungan.
Kali Krukut merupakan sungai sepanjang kurang dari 40 km yang
mengalir dari Situ Citayam, Bogor, Depok, Jagakarsa, Cilandak, Pasar
Minggu, Kemang, Mampang Prapatan, Gatot Subroto, Setiabudi, Tanah
Abang, Pecinan Glodok, bercabang di bawah Jembatan Toko Tiga Pancoran,
melewati Pertokoan Gloria sampai di bawah Jembatan Harco, hingga berakhir
di Banjir Kanal Barat (menyatu dengan Kali Ciliwung). Awalnya Kali Krukut
merupakan sungai yang bersih dan menjadi tujuan wisata di bawah
pemerintahan Belanda, tetapi kemudian karena padatnya permukiman
penduduk dan kurangnya pengelolaan sungai, airnya berubah menjadi
kehitaman dan penuh sampah, serta meluap saat banjir.3
Menurut halaman berita digital Kompas, dalam sebuah berita
menyebutkan.
“…berbagai jenis sampah menumpuk di aliran Kali Krukut yang
berada di Kelurahan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Aliran
Kali Krukut di kawasan ini berada di tengah permukiman warga. Saat
menelusuri aliran tersebut, banyak sampah plastik, bungkus makanan
dengan sisa makanan yang masih baru, sterofoam, dan pakaian..”4
Peningkatan jumlah penduduk merupakan faktor penting yang
menyebabkan meningkatnya volume sampah perkotaan dari waktu ke waktu.
Meskipun terdapat perbedaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
sampah perkotaan, banyak peneliti sepakat bahwa jumlah penduduk
merupakan faktor dominan dan menentukan. Hal tersebut sangat logis
mengingat semakin banyak jumlah penduduk maka volume sampah juga
semakin meningkat akibat peningkatan produksi dan konsumsi. Pertambahan
jumlah sampah yang tidak diimbangin dengan pengelolaan yang ramah
lingkungan akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
3
Kali Krukut, Kali Besar (https://id.wikipedia.org/wiki/Kali_Krukut) diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 19.07 WIB.
4
David Oliver Purba, “Melihat Hitamnya Kali Krukut Di Tanah Abang Yang Penuh Sampah
dan Bau”, (www.megapolitan.kompas.com), 18 Mei 2018 pukul 13:19 WIB, diakses pada 25
Agustus 2018 pukul 19.17 WIB.
Volume sampah dan limbah hasil buangan dari aktivitas penduduk yang
besar dengan jenis yang beraneka ragam, jika tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang berdampak pada kesehatan
lingkungan penduduk. Buangan limbah domestik ini memerlukan perhatian
khusus dari pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk
memberikan pelayanan bagi masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat tentang
bahaya dan dampak dari limbah domestik yang langsung dibuang ke
ekosistem perairan tanpa mengalami pengolahan terlebih dahulu juga dapat
memperberat pencemaran pada ekosistem perairan yang menerima limbah
buangan domestik tersebut. Maka dari itu, pemerintah sebagai pelaksana
kebijakan perlu melakukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mengelola
limbah domestik.
Maka berdasarkan fakta tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Dampak Limbah Domestik Terhadap Kondisi
Lingkungan pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta Pusat”.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka identifikasi
masalah yang didapat yaitu :
1. Meningkatnya jumlah penduduk mempengaruhi jumlah buangan limbah
domestik.
2. Besarnya timbulan limbah domestik diakibatkan oleh aktivitas rumah
tangga mengakibatkan banyaknya jumlah limbah domestik.
3. Kurangnya ketersediaan tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar
tempat tinggal penduduk.
4. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang limbah domestik
sebabkan Sungai (Kali) selalu kotor.
5. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah akan adanya dampak dari limbah
domestik.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat waktu dan data yang terbatas, maka masalah yang penulis
teliti adalah mengenai dampak yang ditimbulkan dari limbah domestik
terhadap kondisi lingkungan pada pinggiran Kali Kerukut Tanah Abang
Jakarta Pusat.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dijabarkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diangkat dalam
penelitian ini adalah bagaimana dampak yang ditimbulkan dari limbah
domestik terhadap kondisi lingkungan pinggiran Kali Krukut Tanah Abang
Jakarta Pusat?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui serta
mengkaji dampak yang ditimbulkan dari limbah domestik terhadap kondisi
lingkungan pinggiran Kali Krukut di Tanah Abang Jakarta Pusat.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini akan membantu peneliti dalam meningkatkan
wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi penulis mengenai
dampak dari limbah domestik.
b. Bagi Bidang Pendidikan
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan dibidang pendidikan sebagai
referensi dalam dunia pendidikan. Diharapkan hasil penelitian ini dapat
menambah ilmu pengetahuan dalam studi mengenai Pencemaran
Lingkungan yang terdapat dalam bab Pencemaran dan Perubahan
Lingkungan pada kelas X, sehingga penelitian ini dapat bermanfaat
sebagai salah satu sumbangan referensi pendukung dalam mengkaji
bab tersebut.
c. Bagi Bidang Geografi
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi yang bermanfaat
bagi bidang pengembangan ilmu geografi dalam menambah kajian
terkait dengan pencemaran lingkungan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Diharapkan hasil penelitian dapat memberikan sumbangan
informasi bagi pemerintah daerah sehingga hasil dari penelitian dapat
digunakan pemerintah dalam menangani masalah limbah domestik.
b. Bagi masyarakat
Penelitian ini bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui
dampak yang ditimbulkan dari limbah domestik yang ada pada
lingkungan Anak Kali Krukut Tanah Abang, juga peneliti berharap
penelitian bermanfaat dalam memberikan arahan untuk mengurangi
pencemaran lingkungan di masa yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Dampak
1. Pengertian Dampak
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “Dampak adalah benturan,
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif)
serta benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan
perubahan yang berarti momentum (pusa) sistem yang mengalami itu”.5
Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau
pengaruh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal
balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan
keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang lain
akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.
Jadi, dampak merupakan pengaruh yang menyebabkan perubahan
pada individu, kelompok maupun masyarakat yang dilakukan oleh suatu
kegiatan atau program dengan mengakibatkan positif maupun negatif.6
2. Prinsip Dasar Pendugaan Dampak
Dalam pengukuran dampak lingkungan yang akan terjadi di masa
yang akan datang, besarnya akan banyak ditentukan oleh waktu atau
lamanya dampak terjadi.
Disebutkan bahwa arti dari dampak lingkungan adalah selisih antara
keadaan lingkungan tanpa proyek dengan keadaan lingkungan dengan
proyek. Dengan demikian pendugaan sebenarnya harus dilakukan dua kali,
yaitu:7
5
Tim penyusun Kamus Besar Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), h. 234.
6
Ratu Kurnia Sari, “Dampak Industri Kecil Tahu Terhadap Masyarakat Di Rt 01 Rw 10
Kelurahan Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan” Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta, 2016, h. 19.
7
F. Gunawan Suratmo, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2004), Cet. 10, h. 92.
7
8
8
Ibid., h. 93.
9
Ibid., h. 97.
10
Ibid., h. 99.
c) Aspek Sosial Budaya
1) Melakukan identifikasi kebudayaan yang ada.
2) Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari
sudut lokal, nasional dan internasional.11
B. Limbah
1. Pengertian Limbah
Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Pasal 1 Ayat 20
yaitu “Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan”. Sedangkan
keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang
Prosedur Impor Limbah menyatakan bahwa “Limbah adalah bahan/barang
sisa atau bekas dari suatu kegiatan dan/atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan atau
diminum oleh manusia dan atau hewan”.
Menurut Kristanto (2004), limbah adalah buangan yang
kehadirannya suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Kualitas limbah menunjukkan
spesifikasi limbah yang diukur dari jumlah kandungan bahan pencemar di
dalam limbah. Kandungan pencemar di dalam limbah terdiri dari beberapa
parameter. Semakin kecil jumlah parameter dan semakin kecil
konsentrasinya, menunjukkan semakin kecil peluang untuk terjadinya
pencemaran lingkungan.12
Jadi dapat disimpulkan limbah adalah buangan atau sesuatu yang
sudah tidak terpakai kembali (bekas) yang merupakan sisaan dari hasil
kegiatan produksi baik domestik maupun industri.
Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya
11
Ibid., h.101.
12
Erland Yoga Nugraha, “Pengaruh Limbah Domestik Terhadap Kualitas Air Tanah Bebas
Di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta”, Skripsi pada Fakultas Geografi Universitas GadjahMada,
Yogyakarta, 2013, h. 13.
keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan
karakteristik limbah.
13
Asmadi dan Suharno, Dasar-dasar Teknologi Pengolahan Air Limbah, (Yogyakarta:
Gosyen Publishing, 2012), Cet. I, h. 23.
5) Dialirkan ke saluran tertutup atau selokan14
2. Sumber Aliran Air Limbah
Sumber utama aliran air limbah rumah tangga dari masyarakat
adalah berasal dari pemukiman, daerah perdagangan, perkantoran dan
daerah rekreasi. Besarnya rata-rata aliran air limbah yang berasal dari
daerah pemukiman dan daerah rekreasi dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan
Tabel 2.2.
Tabel 2.1 Rata-rata aliran Air Limbah dari Daerah Permukiman15
Jumlah Aliran
No. Sumber Unit (liter/unit/hari)
Antara Rata-rata
1. Apartemen Orang 200 – 300 260
2. Hotel, penghuni Orang 150 – 220 190
tetap
Tempat tinggal
keluarga :
Rumah pada Orang 190 – 350 280
umumnya
Rumah yang lebih Orang 250 – 400 310
3. baik
Rumah mewah Orang 300 – 550 380
Rumah agak Orang 100 – 250 200
modern
Rumah pondok Orang 100 – 240 190
4. Rumah gandengan Orang 120 – 200 150
14
Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC,152007), h. 143.
Asmadi dan Suharno, op. cit., h. 12.
16
Ibid., h. 14.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
2. Pondok, tempat Orang 130 – 160
istirahat 1900
3. Kantin Pengunjung 4 – 10 6
Pekerja 30 – 50 40
4. Perkemahan Orang 80 – 150 120
5. Penjual minuman T. duduk 50 – 100 75
buah
6. Buffet (coffee shop) Pengunjung 15 – 30 20
Pekerja 30 – 50 40
7. Tempat Peserta 250 – 500 400
perkumpulan Pekerja 40 – 60 50
8. Perkemahan anak- Orang 40 – 60 50
anak
9. Ruang makan Pengunjung 15 – 40 30
10. Asrama Orang 75 – 175 150
11. Hotel, tempat Orang 150 – 240 200
istirahat
12. Tempat cuci Mesin 1800 – 2200
otomatis 2600
13. Toko Pengunjung 5 – 20 10
Pekerja 30 – 50 40
14. Kolam renang Pengunjung 20 – 50 40
Pekerja 30 – 50 40
15. Gedung bioskop T. duduk 10 – 15 10
16. Pusat keramaian Pengunjung 15 – 20
30
17
Sugiharto, Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah, (Jakarta: Universitas Indonesia-Press,
2008), h. 21.
Tabel 2.3 Sifat Fisik dari Air Limbah Rumah Tangga18
Cara
Sifat-sifat Penyebab Pengaruh
Mengukur
Suhu Kondisi udara Mempengaruhi Skala
sekitarnya, air panas kehidupan Celcius dan
yang dibuang ke biologis Fahrenheit.
saluran dari rumah kelarutan
maupun dari oksigen/gas
industri. lain. Juga
kerapatan air,
daya viskositas
dan tekanan
permukaan.
Kekeruhan Benda-benda Memantulkan Pembiasan
tercampur seperti sinar, jadi cahaya dan
limbah padat, garam mengurangi penyerapan
tanah liat, bahan produksi dan
organik yang halus oksigen yang perubahan
dari buah-buahan dihasilkan skala
asli, algae, tanaman. standar.
organisme kecil. Mengotori
pemandangan
dan
mengganggu
kehidupan.
Warna Benda terlarut Umumnya Penyerapan
seperti sisa bahan tidak pada
organik dari daun berbahaya dan perubahan
dan tanaman (kulit, berpengaruh skala
gula, besi), buangan terhadap standar.
industri. kualitas
keindahan air.
18
Ibid., h. 24.
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Bau Bahan volatile, gas Petunjuk Kepekaan
terlarut, selalu hasil adanya terhadap
pembusukan bahan pembusukan bau dari
organik, minyak air limbah, manusia
utama dari untuk itu perlu terhadap
mikroorganisme. adanya tingkat dari
pengolahan, bau.
merusak
keindahan.
Rasa Bahan penghasil Mempengaruhi Tidak
bau, benda terlarut kualitas diukur pada
dan beberapa ton. keindahan air. air limbah.
19
Henri Yokom, “Kerusakan Lingkungan Akibat Pembangunan Perumahan Rakyat”, (Jurnal
Lingkungan,
20
2015), h. 10.
Asmadi dan Suharno, op. cit., h. 16.
21
Ibid., h. 19.
22
Lisanatul Hifdziyah, “Analisis Penurunan Kualitas Lingkungan di Sekitar Tempat
Pembuangan Akhir Sampah Galuga Kabupaten Bogor Jawa Barat”, Skripsi, pada Departemen
Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 2011, h. 8.
sampah, adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam
yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.23
Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk
limbah yang terdapat di lingkungan. Masyarakat awam biasanya hanya
menyebutnya sampah saja. Bentuk, jenis, dan komposisi sampah padat
sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya masyarakat dan kondisi alamnya.
Menurut American Public Health Association, sampah (waste)
diartikan sebagai sesuatu yang tidak digunakan, tidak terpakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia
dan tidak terjadi dengan sendirinya.24
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampah adalah semua benda atau zat
yang bersifat yang bersifat padat yang tidak digunakan lagi atau dibuang
oleh pemiliknya sebagai akibat dari aktifitas manusia baik yang berasal
dari rumah-rumah maupun yang berasal dari industri yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
2. Jenis-jenis Sampah
Menurut jenisnya, sampah dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu:25
1) Sampah organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa
terurai secara alamiah/biologis, seperti sisa-sisa makanan, kulit buah
atau sayuran;
2) Sampah non-organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang
sulit terurai secara alamiah/biologis sehingga penghancurannya
membutuhkan penanganan lebih lanjut, seperti plastik dan sterofoam;
3) Sampah B3 (bahan berbahaya dan beracun), yaitu sampah yang terdiri
dari bahan-bahan berbahaya dan beracun, seperti sisa bahan kimia
yang mudah meledak, mudah terbakar, mudah bereaksi terhadap
oksigen, korosif atau menimbulkan karat dan beracun.
23
Amirah, “Pengaruh Timbunan Sampah Di Lahan Terbuka Terhadap Kualitas Air Tanah Di
Sekitar Tempat Penampungan Sampah Sementara Kelurahan Batu Ampar”, Skripsi pada Program
Studi 24Teknik Lingkungan
Arif Sumantri, FakultasLingkungan
Kesehatan Teknik Universitas Indonesia,
(Edisi Keempat), Depok,Kencana,
(Jakarta: 2012, h. 6.
2017), h. 60.
25
Mukhtasor, Pencemaran Pesisir dan Laut, (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2007), h. 137.
3. Jumlah Timbulan Sampah
Menurut teori dari Tchobanoglous (1993), penyebab perbedaan
jumlah timbulan sampah ada 2 faktor, yaitu:
1) Alam
a. Musim hujan atau musim kemarau,
b. Iklim, daerah hujan kandungan air tinggi,
c. Letak geografis
2) Manusia
1) Perlakuan terhadap sampah, mulai dari frekuensi pengumpulan,
perilaku masyarakat terhadap sampah, pengolahan sampah pada
sumbernya, serta tingkat teknologi.
2) Aktivitas sehari-hari, tingkat aktivitas tinggi menimbulkan sampah
lebih banyak.
3) Keadaan rumah, jenis peruntukan bangunan untuk rumah, kantor,
pasar, atau industri.
4) Jenis sampah, ada tidaknya proses daur ulang.
5) Kondisi atau tingkat ekonomi.26
4. Pengerusakan Lingkungan Akibat Limbah Padat Domestik
Tanpa adanya pengelolaan sampah secara benar akhirnya sampah
tersebut akan dibuang ke lahan-lahan terbuka yang menjadi tempat
penampungan sampah sementara, kedaerah aliran sungai atau ke saluran
kota.
Jika diperhatikan tempat pembuangan sampah hanya menjadi tempat
pengerusakan lingkungan yang paling besar dimana limbah tersebut akan
menyerap ke tanah dan mencemari air tanah yang nantinya pun akan di
pompa dan digunakan oleh penduduk kembali sebagai air bersih.27
5. Dampak yang Ditimbulkan Sampah
Sampah dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi manusia
(terutama kesehatan) maupun terhadap lingkungan. Dampak yang
26
27
Amirah, op. cit., h. 8.
Henri Yokom, op. cit., h. 12.
ditimbulkan sampah dapat langsung dirasakan dan dapat juga dirasakan
secara tidak langsung. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan dari
sampah, yaitu:
a. Dampak Terhadap Kesehatan
Lokasi pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan
sampah tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai macam binatang seperti lalat dan
nyamuk yang dapat menjangkit penyakit. Potensi yang ditimbukan
adalah penyakit diare, kolera, dan thypus menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah yang dikelola dengan cara yang
tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam
berdarah dan jamur kulit dapat juga meningkat dengan cepat di daerah
yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
b. Dampak Terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau
sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan akan
mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan menyebabkan
perubahan ekosistem biologis perairan.
c. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi, misalnya adalah:
1) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan efek
rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan menimbulkan
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan
pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja).
2) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.28
28
Lisanatul Hifdziyah, op. cit., h. 15.
E. Lingkungan
1. Pengertian Lingkungan
Beroya dalam Bagus Arjana, mendefinisikan lingkungan sebagai
segala sesuatu yang melingkupi organisme yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya, pada saat yang sama juga dapat
mempengaruhi lingkungannya.29
Sedangkan menurut Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Pasal
1 ayat 1, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang memengaruhi alam itu sendiri, serta kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Kepedulian manusia terhadap lingkungan bukanlah persoalan yang
sama sekali baru, karena sejak asal mula manusia, keberadaannya sangat
bergantung kepada alam sehingga sikap dan perilakunya ramah terhadap
alam.
Perkembangan peradaban manusia sekarang yang ditandai dengan
invensi dan inovasi berbagai teknologi, ternyata di satu sisi mempunyai
efek meningkatkan kesejahteraan, di sisi lain berdampak pada degradasi
kualitas lingkungan.
Memahami lingkungan hidup berarti dapat memahami unsur atau
aspek-aspek yang menjadi media kehidupan itu dibentuk oleh lingkungan
fisikal (abiotik atau anorganik atau non hayati) dan lingkungan non fisikal
(biotik atau organik atau hayati). Lingkungan fisikal adalah berbagai
benda atau materi yang bersifat mati atau tak hidup, tidak dapat bergerak
ada di sekililing kita berupa tanah, air, batu, bukit, gunung, angin atau
udara (panas, dingin, sejuk) dan sebagainya yang dapat dipengaruhi dan
dapat memengaruhi kehidupan. Lingkungan non fisikal atau lingkungan
29
I Gusti Bagus Arjana, M. S, Geografi Lingkungan: Sebuah Introduksi, (Jakarta: Rajawali
Pres, 2013), Cet. I, h. 26.
biotik adalah segala bentuk makhluk hidup yakni hewan, tumbuhan, jasad
renik yang ada di sekitar kita dan saling berinteraksi satu sama lainnya.30
Menurut Bintarto, dalam lingkungan geografi terdapat dua jenis
lingkungan yang meliputi berbagai aspek didalamnya, yaitu lingkungan
fisikal dan lingkungan non-fisikal. Lingkungan fisikal adalah segala
sesuatu yang berada disekitar manusia yang berupa benda mati.31 Ada
beberapa aspek yang dikaji dalam lingkungan fisikal tersebut yaitu:
a. Aspek topologi
Aspek topologi meliputi segala hal yang berkaitan dengan letak, luas,
batas, bentuk yang dipelajari dalam studi lokasi dan studi ruang. 32
Untuk memahami topologi suatu wilayah maka dibutuhkan peta.
b. Aspek non-biotik
Aspek non-biotik meliputi segala hal yang berkaitan dengan benda
mati, seperti tanah, air, dan iklim.
c. Aspek biotik
Aspek biotik meliputi segala hal yang berkaitan dengan benda hidup,
yaitu hewan, tanaman dan manusia.33
2. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan terkait dengan kerusakan lingkungan hidup,
daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. Menurut Undang-
undang RI Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 17 “kerusakan lingkungan
hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat
fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup”. “daya dukung lingkungan hidup
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya (UU RI
Nomor 32 Tahun 2009, Pasal 1:7)”. “daya tampung lingkungan hidup
30
Ibid., h. 49.
31
Bintarto dan Surastopo Hadikusumo, Metode Analisa Geografi, (Jakarta: LP3ES, 1987),
Cet. 3, h. 22.
32
Bintarto, Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, (Yogyakarta: Ghalia Indonesia,
1983), h.105.
33
Bintarto dan Surastopo Hadikusumo, op. cit., h. 24.
adalah kemampuan lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi, dan/atau
komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya (UU Nomor 32
Tahun 2009, Pasal 1:8)”.
3. Pencemaran Lingkungan
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain
oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada
pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, atau komponen lain kedalam lingkungan atau
berubahnya tantanan lingkungan akibat kegiatan manusia atau akibat
proses alam sehingga kualitas lingkungan menurun sampai ke tingkatan
tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.34
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada makhluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya,
dan ada pula yang baru dapat dirasakan beberapa tahun kemudian.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini
disajikan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Penelitian Relevan
No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1. Erland Yoga Pengaruh Penelitian Perbedaan
Nugraha Limbah membahas terdapat pada
(Skripsi pada Domestik limbah wilayah yang
Fakultas Terhadap domestik diteliti
Geografi, Kualitas Air
Universitas Tanah Bebas Di
Gadjah Mada, Kecamatan Jetis,
tahun 2013 Kota
Yogyakarta
34
Budiman Chandra, op. cit., hal. 6
Tabel 2.4 (Lanjutan)
2. Muhammad Kajian Air Penelitian Perbedaan
Reza Cordova Limbah membahas terdapat pada
(Skripsi pada Domestik kajian air model analisis
Program Studi Bantar Kemang, limbah dan metode
Manajemen Kota Bogor Dan domestik penlitian yang
Sumberdaya Pengaruhnya digunakan
Perairan, Pada Sungai
Institut Ciliwung
Pertanian
Bogor tahun
2008)
3. Lisanatul Analisis Penelitian Perbedaan
Hifdziyah Penurunan membahas terdapat pada
(Skripsi pada Kualitas kualitas wilayah yang
pada Program Lingkungan Di lingkungan diteliti
Studi Ekonomi Sekitar Tempat dan sampah
Sumberdaya Pembuangan (limbah padat
dan Akhir Sampah domestik)
Lingkungan, Galuga
Institut Kabupaten
Pertanian Bogor Jawa
Bogor 2011) Barat
4. Ratu Kurnia Dampak Industri Penelitian Membahas
Sari (Tesis Kecil Tahu menggunakan masalah
pada Program Terhadap metode dan penelitian yang
Studi Masyarakat Di analisis yang berbeda, pada
Kesejahteraan Rt 01 Rw 10 sama penelitian ini
Sosial, UIN Kelurahan membahas
Syarif Pondok Labu dampak
Hidayatullah Cilandak Jakarta industri
Jakarta tahun Selatan sedangkan
2016) penulis
melakukan
penelitian
tentang
dampak
limbah
domestik
G. Kerangka Berfikir
Perkembangan kota yang semakin meningkat memiliki andil dalam hal
penurunan kualitas lingkungan. Kota yang semakin berkembang akan
menarik semakin banyak penduduk dari desa atau kota lain disekitarnya
untuk datang mencari penghidupan yang lebih baik. Semakin meningkatnya
populasi penduduk mengakibatkan kepadatan penduduk semakin meningkat
dan aktivitas di daerah perkotaan semakin meningkat begitu pula dengan
limbah yang dihasilkan. Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin pesat
dan diiringi dengan merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap
jumlah buangan limbah yang ditimbulkan oleh aktivitas dalam rumah tangga.
Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak
diantara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga
mereka dengan mudahnya membuang limbah yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang dilakukan seperti mandi,
mencuci, dan berbagai aktivitas lain yang kita anggap sepele namun
menghasilkan sisa buangan yang ternyata dapat membahayakan bagi manusia
dan lingkungan.
Dari sekian banyaknya aktivitas manusia ternyata yang berbahaya
adalah limbah rumah tangga. Kerusakan karena limbah rumah tangga lebih
besar dibandingkan dengan limbah industri. Karena banyaknya bahaya yang
ditimbulkan oleh limbah domestik, maka begitu pentingnya kesadaran akan
bahaya yang ditimbulkan oleh limbah rumah tangga yang akan menyebabkan
pencemaran lingkungan yang mengancam kehidupan manusia. Sampah dan
limbah hasil buangan dari aktivitas manusia jika tidak dikelola dengan baik
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang berdampak balik pada
kesehatan lingkungan manusia. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian
ini disajikan pada Gambar 2.1.
Kegiatan/Aktivitas Penduduk Pinggiran Anak Kali Krukut Tanah Abang
Sampah Dapur, Kaleng, Kertas, Plastik, Kayu, dll MCK (Mandi, Cuci, Kakus)
Limbah Domestik
Analisis Data
Gambar 3.1.
Peta Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2017 sampai dengan bulan
Desember 2019. Untuk penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
25
26
Tabel 3.1
Waktu Kegiatan Penelitian
2017 2019 2020
No Kegiatan
Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Apr Mei
1 Penyusunan Bab I
2 Penyusunan Bab II
4 Penyusunan Bab IV
5 Penyusunan Bab V
Penyusunan
6
Laporan Penelitian
B. Metode Penelitian
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.35
Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Lexy J. Moleong menjelaskan
bahwa metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang dihasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati.36
Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan
tertulis. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan,
pemikiran dan pengetahuan peneliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data
tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
voice recorder, dokumen pribadi catatan atau memo dan dokumen resmi
lainnya.37
35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2015), h. 3.
36
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), cet. 23, h. 4.
37
Ibid., h. 11.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Aplikasi Arc GIS 10.1
b. GPS Essentials, untuk menemukan titik kordinat sampel di lapangan.
c. Kamera, untuk kegiatan dokumentasi dilapangan.
d. Voice Recorder, untuk kegiatan wawancara dilapangan.
e. Alat tulis, untuk mencatat hal-hal yang diperlukan dan mencatat data
selama berlangsungnya penelitian.
2. Bahan
Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Pedoman wawancara.
b. Data status pencemaran kali Krukut yang dikeluarkan oleh Dinas
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta tahun 2015.
c. Peta Administrasi Kota Jakarta Pusat.
d. Data monografi/Kelurahan Kampung Bali 2019 yang dikeluarkan oleh
Kelurahan Kampung Bali Kecamatan Tanah Abang Jakarta Pusat.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono, populasi merupakan wilayah generalisasi yang
terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.38 Populasi pada penelitian ini adalah wilayah
Kelurahan Kampung Bali, baik dari aspek penduduk maupun aspek fisik
wilayah. Populasi pada penelitian ini berjumlah 10 rukun warga (RW).39
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi atau jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.40 Dalam penelitian ini,
38
Sugiyono, op. cit., h. 117.
39
Badan Pusat Statistik (BPS), Kecamatan Tanah Abang 2018, Katalog BPS:
11102001.3173010, h. 25
40
Sugiyono, op. cit., h. 90.
peneliti melakukan pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik
Purposive Sampling. Peneliti memilih Teknik Purposive Sampling dengan
menetapkan pertimbangan-pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu
yang harus dipenuhi sampel yang digunakan dalam penelitian ini.
Adapun kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah
sebagai berikut:
a. Rumah penduduk yang berada di wilayah kelurahan Kampung Bali.
b. Rumah penduduk yang berada dekat dengan anak Kali Krukut dengan
jarak kurang dari 5 meter dari pinggir kali, hal ini dikarenakan agar
peneliti dapat mengetahui dampak yang dirasakan langsung oleh
penduduk.
c. Penduduk yang sudah lama tinggal lebih dari 10 tahun, guna
mengetahui perbedaan kondisi lingkungan yang dahulu dengan kondisi
lingkungan yang sekarang.
Dalam menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari populasi
tidak ada aturan tertentu yang mutlak. Keabsahan sampel yang akan
diambil terletak pada sifat dan karakteristik yang mendekati populasi. Hal
ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Arikunto (2006: 134), bahwa
banyaknya sampel tergantung pada:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b. Sempit luasnya wilayh pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data.
c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung peneliti.
Untuk penentuan jumlah sampel Tika (2005: 25), juga berpendapat
bahwa “sampai saat ini belum ada ketentuan yang jelas tentang batas
minimal besarnya sampel yang dapat diambil dan dapat mewakili suatu
populasi yang akan diteliti. Namun, dalam teori sampling dikatakan bahwa
sampel yang terkecil akan dapat mewakili distribusi normal adalah 30”.41
41
Tienneke Saraswati, “Karakteristik Daya Tarik Wisata Dan Wisatawan Di Kabupaten
Belitung” Skripsi pada Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013, h. 27.
Berdasarkan pada pernyataan dan kriteria diatas maka peneliti
menentukan jumlah sampel wilayah sebanyak 5 rukun warga (RW)
dengan jumlah sampel responden sebanyak 30 responden. Sampel wilayah
yang dipilih oleh peneliti yaitu wilayah RW 02, RW 03, RW 04, RW 05,
dan RW 06. Untuk lebih jelas penyebaran sampel dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Sampel Wilayah Sampel Responden
1 RW 02 6
2 RW 03 6
3 RW 04 6
4 RW 05 6
5 RW 06 6
Jumlah 30
E. Sumber Data
Menurut Moleong (1998), sumber data penelitian kualitatif adalah
tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis dan benda-benda yang
diamti sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam
dokumen atau bendanya.42 Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah penduduk yang terkena
dampak dari limbah domestik.
2. Data Sekunder
Data sekunder dari penelitian ini adalah data pelengkap yang
diperoleh langsung dari Kelurahan Kampung Bali Tanah Abang, peraturan
perundang-undangan, dan literatur-literatur penunjang lainnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data digunakan peneliti adalah
sebagai berikut:
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), cet. ke-15, h. 22.
1. Observasi
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.43 Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, mengamati kondisi
lingkungan sekitar Anak Kali Krukut Tanah Abang Jakarta Pusat.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk
mendapatkan data yang konkret dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan.44 Jadi, dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-
hal yang lebih mendalam tentang pastisipan dalam menginterpetasikan
situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan
melalui observasi.45
Dalam melakukan wawancara digunakan pedoman wawancara
berupa perangkat pertanyaan kepada responden dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada penduduk yang dianggap dapat
memberikan jawaban sesuai dengan data yang diinginkan yakni kebiasaan
responden dalam hal membuang sampah, partisipasi responden dalam
menjaga lingkungan, serta mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam seperti dampak yang dirasakan responden selama tinggal
dilingkungan sekitar Anak Kali Krukut Tanah Abang Jakarta Pusat.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto pada keadaan lokasi
penelitian dan dokumentasi ini bertujuan untuk membuktikan bahwa
peneliti telah melakukan sebuah penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, tahap selanjutnya adalah tahap analisis data.
Dalam menganalisis data, peneliti memperoleh data dari lapangan dan diolah
43
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV.
Alfabeta,
44 2018),
Lexy h. 226 Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
J Moleong,
1999), cet. 10, h. 3.
45
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010), h. 72.
serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul yaitu
observasi/pengamatan dan wawancara yang berhubungan penelitian, dengan
menggunakan analisa deskriptif dan dengan menggunakan metode kualitatif
yaitu untuk mengetahui gambaran yang konkret tentang dampak limbah
domestik terhadap kondisi lingkungan pinggiran Kali Krukut Tanah Abang
Jakarta Pusat.
Proses analisis dilakukan sebelum di lapangan dan selama di lapangan
dalam melakukan penelitian tersebut. Peneliti melakukan aktivitas-aktivitas
berikut selama penelitian di lapangan:46
1. Reduksi Data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan
dengan dampak limbah domestik terhadap kondisi lingkungan sekitar
pinggiran Kali.
2. Penyajian Data, setelah data mengenai dampak limbah domestik terhadap
kondisi lingkungan sekitar pinggiran Kali didapat, maka data tersebut
disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matriks, bagan,
tabel dan lain sebagainya.
3. Penyimpulan Data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari
tema tersebut, sehingga memudahkan menarik kesimpulan.
Untuk data karakteristik responden yang terkumpul akan dikelompokkan
dan dipisahkan sesuai dengan jenisnya dan diberi presentase, disajikan dalam
bentuk tabel dan uraian dengan rumus sebagai berikut :47
P= × 100%
Keterangan :
P = Angka Presentase
F = Frekuensi yang sedang dicari
N = Number Of Cases (jumlah frekuensi atau banyaknya
individu) 100% = Bilangan tetap
46
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2000), cet. 13, h. 103.
47
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
h. 43.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
48
Kelurahan Kampung Bali, Laporan Bulanan Bulan September Kelurahan Kampung Bali
Kecamatan Tanah Abang, (Jakarta: Kelurahan Kampung Bali, 2019), h. 1
49
Ibid, h. 2
32
33
50
Kelurahan Kampung Bali, op. cit., h. 1
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
Kelurahan Kampung Bali menurut umur, jenis kelamin dan status
kewarganegaraan WNI berjumlah 13.630 jiwa dan WNA berjumlah 5
jiwa sedangkan untuk jumlah keseluruhannya 13.635 jiwa.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Kampung Bali memiliki
tingkat pendidikan yang bervariasi seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
No. Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Tidak Bersekolah 741 254 995
2 Tidak Tamat SD 512 1053 1565
3 Tamat SD 1402 1023 2425
4 Tamat SLTP 1953 2171 4124
5 Tamat SLTA 2205 2139 4344
6 Tamat Akademi/ 183 255 438
Perguruan Tinggi
Jumlah 7000 6891 13891
Sumber: Data Kelurahan Kampung Bali Tahun 2019
Dari tabel diatas dapat dilihat latar belakang kondisi pendidikan di
Kelurahan Kampung Bali dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan di
Kelurahan ini cukup baik dengan melihat pendidikan wajib belajar dua
belas tahun.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Wilayah Kelurahan Kampung Bali berkorelasi dengan berbagai
mata pencaharian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Karyawan Swasta/Pemerintah/ABRI 4.065
2 Pedagang 3.840
3 Pensiunan 2.915
4 Pertukangan 3.051
Jumlah 13.891
Sumber: Data Kelurahan Kampung Bali Tahun 2019
Dari tabel diatas terlihat bahwa dari total jumlah penduduk
Kelurahan Kampung Bali 13.891 jiwa mayoritas penduduk di
Kelurahan ini bekerja sebagai karyawan swasta.
d. Sarana Kesehatan
Agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat, Kelurahan Kampung Bali telah melengkapi sarana
kesehatan. Untuk jumlah sarana dan prasarana kesehatan yang ada di
Kelurahan Kampung Bali lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Jumlah Sarana Kesehatan
No. Sarana/Prasarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Poliklinik 1
3 Apotik 2
4 Toko Obat 4
5 Dokter Praktek 7
6 Akupuntur 1
7 Klinik KB 1
8 Pos Gizi 10
9 Posyandu Balita 10
10 Posyandu Lansia 2
11 PPKB 10
12 Rehab Narkoba 1
13 MCK 9
14 Bidan 1
Sumber: Data Kelurahan Kampung Bali Tahun 2019
Dari tabel diatas terlihat masih kurangnya sarana puskesmas dan
poliklinik yang jumlahnya hanya ada 1. Sarana kesehatan di Kelurahan
Kampung Bali lebih banyak menyediakan pos gizi.
e. Lokasi Pengelolaan Sampah (LPS)
Sampah erat kaitannya dengan kebersihan lingkungan. Sehingga
untuk meningkatkan kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan,
diperlukan lokasi pengelolaan sampah yang memadai. Jumlah lokasi
pengelolaan sampah di Kelurahan Kampung Bali dapat dilihat pada
Tabel 4.5.
Tabel 4.5
Jumlah Lokasi Pengelolaan Sampah (LPS)
No. Lokasi Keterangan
1 LPS Jl. Kampung Bali I
2 LPS Pasar Tanah Abang
3 Pol Gerobak Jl. Taman Kebon Sirih III
4 Pol Gerobak Jl. Kampung XXV
Sumber: Data Kelurahan Kampung Bali Tahun 2019
Dari tabel diatas terlihat jumlah lokasi pengelolaan sampah di
Kelurahan Kampung bisa dikatakan tercukupi jika dilihat dari jumlah
RW yang ada di Kampung Bali yakni berjumlah 10 RW.
B. Karakteristik Responden
Karakteristik umum responden dalam penelitian ini diperoleh
berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap 30 warga sekitar.
Karakteristik umum responden ini dinilai dari beberapa kriteria meliputi jenis
kelamin, umur, pekerjaan, dan pendidikan formal yang pernah ditempuh.
1. Umur
Responden memiliki tingkat usia yang bervariasi, mulai dari 26 tahun
hingga 72 tahun. Keragaman responden berdasarkan umur dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6
Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Persentase
26 – 35 tahun 4 13,3%
36 – 45 tahun 6 20%
46 – 55 tahun 12 40%
Lebih dari 56 tahun 8 26,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan karakteristik umur responden pada tabel diatas,
menunjukkan bahwa penyebaran usia responden sebagian besar berada
pada kisaran 46 – 55 tahun sebanyak 40 persen dan lebih dari 56 tahun
sebanyak 26,7 persen. Hal tersebut dikarenakan lokasi yang menjadi
tempat penelitian kebanyakan warga asli yang sudah lama tinggal di lokasi
tersebut.
2. Jenis Kelamin
Keragaman responden berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan
pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki 6 20%
Perempuan 24 80%
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden pada tabel diatas,
terlihat bahwa responden laki-laki sebanyak 20 persen dan responden
perempuan sebanyak 80 persen. Sebagian besar responden adalah
responden berjenis kelamin perempuan. Hal tersebut dikarenakan
perempuan lebih sering berada di rumah dibandingkan laki-laki.
3. Pekerjaan
Terdapat beragam jenis pekerjaan yang dilakukan responden di tempat
penelitian. Keragaman responden berdasarkan jenis pekerjaan dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.8.
Tabel 4.8
Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
Karyawan Swasta 2 6,7%
Pedagang 5 16,6%
Pensiunan 3 10%
Buruh 2 6,7%
Lainnya 18 60%
Jumlah 30 100 %
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan karakteristik jenis pekerjaan responden pada tabel diatas,
terlihat bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah ibu
rumah tangga sebanyak 60 persen. Terdapat pula responden yang bekerja
sebagai pedagang sebanyak 16,6 persen, pensiunan sebanyak 10 persen,
sedangkan buruh dan karyawan swasta masing-masing sebanyak 6,7
persen.
4. Pendidikan
Keragaman responden berdasarkan pendidikan dapat ditunjukkan pada
Tabel 4.9.
Tabel 4.9
Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
Tamat SD 2 6,7%
Tamat SMP 9 30%
Tamat SMA 17 56,6%
Tamat Akademik/ 2 6,7%
Perguruaan Tinggi
Jumlah 30 100%
Sumber: Data Primer (diolah)
Berdasarkan karakteristik pendidikan responden pada tabel diatas,
tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMA
sebanyak 56,6 persen, SMP sebanyak 30 persen. Sedangkan sisanya
dengan pendidikan terakhir SD dan Perguruan Tinggi masing-masing
sebanyak 6,7 persen.
Gambar 4.1
Kondisi Kali Krukut Tanah Abang
Awalnya Kali Krukut merupakan sungai yang bersih, tetapi
sekarang karena padatnya permukiman penduduk dan berkurangnya
pengelolaan sungai, airnya berubah menjadi kehitaman dan
mengeluarkan bau tidak sedap. Dalam kaitannya mengenai asal
sampah, mengingat adanya Pasar Tanah Abang yang berada dekat
sekali dengan permukiman warga sehingga sampah di Kali tersebut
juga tidak sepenuhnya berasal dari warga sekitar. Tetapi ada juga
bawaan dari pedagang Pasar Tanah Abang yang membuang sisa
dagangannya ke Kali. Kondisi inilah yang membuat Kali Krukut
dipenuhi oleh sampah dan membuat pemandangan sekitar terlihat
menjadi kumuh.
b. Penilaian Responden Terhadap Kebersihan
Lingkungan merupakan salah satu bagian dari ekosistem tempat
manusia hidup dan berinteraksi. Keberadaan lingkungan memiliki arti
penting dalam menunjang kehidupan manusia. Kualitas lingkungan
yang baik dapat membantu mewujudkan kualitas hidup manusia yang
lebih baik. Penilaian utama yang umumnya dilakukan untuk
mengidentifikasi apakah suatu lingkungan dapat dikatakan baik adalah
dari segi kebersihan.
Mengingat dampak limbah rumah tangga terhadap lingkungan
sangat besar, maka diperlukan tindakan dan kebijakan untuk
mengelola limbah rumah tangga dengan baik. Setiap keluarga
memiliki peranan yang sama dalam mengelola limbah rumah tangga
yang dihasilkannya
Hasil penelitian terhadap 30 responden di wilayah Kampung Bali
menunjukkan bahwa penilaian responden terhadap kebersihan
lingkungan sekitar pinggiran Kali Krukut Tanah Abang berbeda-beda.
Sebagian responden menilai kebersihan lingkungannya bersih. Hal ini
dikarenakan responden sudah terbiasa dengan keadaan lingkungan
yang ada dan juga karena sebagian besar responden sudah tinggal
dalam waktu cukup lama di lingkungan permukiman sekitar Kampung
Bali. Salah satunya seperti penuturan Bapak H. Sofyar SE selaku ketua
RW 002 dan sudah tinggal cukup lama di wilayah Kampung Bali:
“Lingkungannya bersih sih aman lah ya. Yang penting petugas
kebersihan tiap hari ada”.51
Kebersihan erat kaitannya dengan sarana dan prasarana penunjang
kebersihan seperti air bersih dan tempat sampah. Selain itu, hal yang
terpenting dalam kebersihan adalah perilaku masyarakat di lingkungan
tersebut. Perilaku masyarakat yang tidak peduli terhadap kebersihan
menjadi faktor utama buruknya kondisi kebersihan suatu lingkungan.
Hasil penelitian terhadap 30 responden di wilayah Kampung Bali
menunjukkan bahwa air bersih yang didapatkan warga Kampung Bali
diperoleh dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Hal ini
dikarenakan semakin padatnya permukiman, otomatis buangan limbah
semakin tinggi hingga masuk ke tanah tanpa filter sehingga air tanah
menjadi tercemar.
51
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Sofyar, Ketua RW 02 Kampung Bali. Jakarta: 26
Desember 2019 Pukul 11.05 WIB.
Sarana kebersihan lainnya yang sangat mendukung terciptanya
lingkungan yang bersih selain air bersih adalah tempat sampah dan
Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Mengenai ketersediaan sarana
tersebut menurut sebagian besar warga belum tercukupi. Berikut
penuturan Ibu Nurhasanah warga RW 003:
“Kalau TPS belum. Masih kurang banyak. Karna kan sampahnya
kita kan dicampur sama pasar Tanah Abang itu ya jadi pasti masih
kurang”.52
Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran
membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah
secara langsung menuju tempat pemrosesan akhir atau TPA.
Pengangkutan sampah merupakan salah satu komponen penting dan
membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan sasaran
mengoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 30 responden di wilayah
Kampung Bali bahwa pengangkutan sampah yang dilakukan oleh
Dinas Kebersihan DKI Jakarta sudah berjalan efektif, dimana petugas
yang bertugas mengangkut sampah di lingkungan sekitar sering
mengambil sampah selama seminggu 2-3 kali bahkan terkadang ada
petugas yang mengambil sampah sehari sekali. Begitu pula dengan
sampah yang berada di dalam Kali, menurut beberapa warga sudah ada
PPSU (Petugas Penanganan Prasaran dan Sarana Umum) atau biasanya
disebut juga dengan pasukan orange yang datang setiap hari dan turun
untuk membersihkan aliran Kali.
2. Indikator Dampak
Merujuk pada Bab II halaman 7, dampak merupakan suatu akibat atau
pengaruh yang dapat menyebabkan perubahan dari suatu kegiatan atau
program dengan mengakibatkan perubahan positif ataupun negatif. Untuk
mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan indikator dampak agar
52
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurhasanah, Warga Kampung Bali RW 003. Jakarta: 02
Desember 2019 Pukul 12.05 WIB.
dapat mengukur dampak dari adanya limbah domestik yang dihasilkan
dari kegiatan rumah tangga warga maupun kegiatan pasar Tanah Abang.
a. Keadaan Tanpa Proyek
Pengukuran ini dilakukan pada saat penelitian, dibantu dengan
beberapa orang yang mengetahui informasi mengenai keadaan dan
perkembangan di daerah tersebut dari zaman dahulu hingga sekarang.
Berikut penuturan Ibu Turi beliau sudah tinggal di daerah sini sejak
tahun 1947 sehingga beliau sangat mengetahuinya:
“Kalau dulu kan bisa buat berenang disitu Kali yang itu. Ibu aja
waktu masih kecil berenang disitu. Merah tapi airnya bersih disitu
engga banyak kotoran. Pasar pasar kecil aja dulu sih engga kaya
sekarang tingkat. Dulu kan engga kaya pasar sekarang, pasar
kampung gimana sih yang kaya di meja-meja gitu sayurannya,
ikannya dimeja jaman dulu mah jadi Kali nya bersih, sekarang
kotor”.53
Peneliti juga mewawancarai Ibu Nurmala yang sudah lama tinggal
di Kampung Bali selama 55 tahun:
“Dulu mah airnya bersih, kadang airnya dipakai buat mandi,
nyuci, berenang anak-anak. Sekarang mah boro-boro buat dipakai,
ngeliatnya aja udah geli duluan. Banyak sampah, airnya hitam banget
gitu”.54
Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa keadaan
lingkungan sekitar zaman dahulu terutama keadaan Kali Krukut airnya
masih bersih sampai bisa dipakai untuk mandi, mencuci dan berenang,
dan keadaan pasar Tanah Abang yang dekat dengan permukiman
warga itu dahulunya pasar kecil yang hanya menjual bahan makanan
seperti sayur-sayuran, ikan-ikan, dan bahan makanan lainnya.
b. Keadaan Dengan Proyek
Dalam kaitannya mengenai kebersihan lingkungan, Bapak Muh.
Zein selaku Ketua RT 003 RW 006 memiliki tanggung jawab sebagai
ketua wilayah. Menurut beliau:
53
Wawancara Pribadi dengan Ibu Turi, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06 Desember
2019 Pukul 12.17 WIB.
54
Wawancara Pribadi dengan Ibu Nurmala, Warga Kampung Bali RW 03. Jakarta: 02
Desember 2019 Pukul 12.45 WIB.
“Ada. Kalau dulu di daerah sini tuh engga terlalu banyak tukang
dagang, sepi. Sekarang tuh gara-gara ini ada ruko pasar jadi suka
penuh sampahnya. Tapi kalau sekarang sih udah mendingan lah udah
suka dibersihin sama PPSU”.55
Dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Hariyanti
beliau merupakan salah satu warga RW 004 dan juga sudah lama
tinggal di daerah sini selama 58 tahun.
“Dulu mah kan ga ada orang buang sampah, udah gitu juga
pendudukmya juga kan engga begitu kaya sekarang pasar kan. Kalau
dulu kan masih kita juga enak juga duduk disitu. Sekarang mah
jangankan Kali, saya kan ada got ada Kali kan, got itu aja sampahnya
udah banyak”.56
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa semakin
bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun mendorong
terjadinya peningkatan jumlah industri baik berskala kecil, menengah,
maupun besar. Hal ini yang menjadi faktor utama dalam perubahan
lingkungan, khususnya dalam hal pencemaran. Karena pertumbuhan
jumlah penduduk yang semakin pesat dan diiringi dengan semakin
merebaknya permukiman akan berpengaruh terhadap jumlah buangan
limbah (sampah).
3. Hal-hal Khusus Dalam Pendugaan Dampak
Merujuk pada Bab II halaman 8 telah dijelaskan bahwa pendugaan
dampak dapat diprediksi dengan cara sebagai berikut:
a. Aspek Fisik dan Kimia
Dalam melakukan identifikasi bahan pencemar, maka perlu
diketahui sumber dan macam pencemar. Saat peneliti melakukan
wawancara ke beberapa warga, mereka berpendapat tidak pernah
membuang sampah kedalam Kali karena untuk di lingkungan
Kampung Bali hampir setiap hari ada petugas sampah yang bertugas
55
Wawancara Pribadi dengan Bapak Muh. Zein, Ketua RT 003 RW 06 Kampung Bali.
Jakarta: 26 Desember 2019 Pukul 10.41 WIB.
56
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hariyanti, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06
Desember 2019 Pukul 12.08 WIB.
untuk mengangkut sampah (padat) rumah tangga mereka. Seperti
pendapat Ibu Tut Wuri Handayani warga RW 003:
“Yang plastik-plastik gitu ya. Di rumah banyak binatang, jadi
kalau sayur-sayuran itu suka dikasih ke binatang. Kalau dari dapur di
kantong plastik dulu, kantong plastik penuh baru dibuang ke bak
sampah depan biar engga kotor. Ada, jadi disini setiap pagi itu selalu
ada yang ngambil. Seluruh RW 3 ini selalu ada yang ngambil. Kita
bayarnya perbulan sebulan sekali jadi diambil setiap hari”.57
Dan peneliti juga melakukan wawancara dengan Ibu Rani warga
RW 004:
“Kadang sayuran tapi lebih banyak ya plastik. Di tempat sampah
ada bak sampahnya di depan rumah. Ada, setiap sore ada yang
ngambil ngangkut setiap hari kalau minggu doang liburnya”.58
Sehingga kesimpulan dari wawancara diatas adalah sumber bahan
pencemar sampah padat organik/non-organik yang ada di Kali Krukut
Tanah Abang bukan hanya berasal dari aktivitas warga Kampung Bali
tetapi juga sampah bawaan dari hulu sungai.
Namun, saat peneliti melakukan observasi, peneliti melihat masih
banyaknya rumah warga yang sanitasi pembuangan limbah cairnya
langsung mengalir ke Kali. Jadi, dalam hal ini sumber bahan pencemar
yang ada di Kali Krukut Tanah Abang berasal dari sisa buangan
aktivitas rumah tangga seperti air cucian, mandi, deterjen, dan lain-
lain.59
b. Aspek Sosial Budaya
1) Melakukan identifikasi kebudayaan yang ada.
2) Menentukan nilai-nilai budaya yang mempunyai arti penting dari
sudut lokal, nasional, dan internasional.
Dalam hal ini sampah berkaitan erat pada kebersihan lingkungan.
Untuk menjaga kebersihan lingkungan perlu diadakannya kegiatan
kerja bakti. Hal ini menjadi salah satu bentuk kegiatan/partisipasi yang
57
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tut Wuri Handayani, Warga Kampung Bali RW 03.
Jakarta: 02 Desember 2019 Pukul 11.42 WIB.
58
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rani, Warga Kampung Bali RW 06. Jakarta: 26 Desember
2019 Pukul 11.10 WIB.
59
Observasi pada Lingkungan Kampung Bali Tanah Abang. Jakarta: 6 Februari 2019.
dilakukan oleh warga Kampung Bali dalam hal menanggulangi limbah
rumah tangga yang ada di wilayah mereka. Berikut penuturan Ibu
Saidah selaku ketua RW 003:
“Ada kerja bakti. Paling kita kalau ketemu itu sebulan sekali disini
sama warganya tuh. Kan kalau dari Kelurahan kita kan perdua bulan
sekali kena kebagian kerja bakti. Paling disitu kan pak Lurah kan
turun kebawah tuh. Pak Lurah dari Kelurahan, pak Sekel. Kita mah
per RW hitungannya kan gitu kan ada 10 RW kan jadi gentian. Nah itu
pak Lurah pasti ngasih tau kita pak Sekel dari Kelurahan gitu loh
berkumpul dengan warga duduk bareng. Itu aja sih kegiatan
partisipasinya”.60
Oleh karena itu, adanya kegiatan kerja bakti antar warga menjadi
salah satu contoh nilai sosial-budaya yang ada sejak zaman dahulu
sampai sekarang.
4. Dampak yang Ditimbulkan Limbah
Merujuk pada Bab II halaman 9 pengertian limbah adalah buangan
atau sesuatu yang sudah tidak terpakai kembali (bekas) yang merupakan
sisaan dari hasil kegiatan produksi baik domestik maupun industri. Salah
satu macam dampak limbah yang dibahas oleh peneliti adalah limbah
domestik.
a. Dampak Negatif
Tidak menutup kemungkinan bahwa limbah domestik memberikan
banyak dampak negatif. Hal tersebut dapat merusak lingkungan dan
kehidupan ekosistem yang berada di perairan, juga akan mengganggu
kenyamanan hidup dan mengurangi tingkat kesehatan, serta
meningkatkan biaya kesehatan bagi masyarakat di lingkungan tersebut.
Kehadiran limbah yang menimbulkan dampak negatif bagi manusia
maupun lingkungan, maka perlu dilakukan penanganan terhadap
limbah tersebut. Dalam penelitian ini dampak negatif yang dimaksud
adalah dampak langsung yang dirasakan oleh warga sekitar Kampung
Bali. Berikut beberapa dampak negatif yang muncul akibat kurangnya
60
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saidah, Ketua RW 03 Kampung Bali. Jakarta: 02
Desember 2019 Pukul 11.14 WIB.
penanganan limbah rumah tangga di Kali Krukut Tanah Abang secara
tepat adalah:
1) Dampak Terhadap Lingkungan
a) Pencemaran Air
Tanpa adanya pengelolalan sampah secara benar, akhirnya
sampah tersebut akan dibuang ke lahan-lahan terbuka yang
menjadi tempat penampungan sampah sementara, seperti aliran
Kali.
Dampak pada pencemaran air yang terlihat saat peneliti
melakukan observasi yaitu terlihat masih banyaknya sanitasi
pembuangan limbah cair rumah tangga yang langsung mengalir
ke Kali. Pembuangan air limbah secara langsung ke lingkungan
inilah yang menjadi penyebab utama terjadinya pencemaran
air.61
Tanda bahwa air Kali Krukut telah tercemar adalah adanya
perubahan warna dan kadang berbau tidak sedap atau busuk.
b) Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat diartikan sebagai adanya satu atau
lebih pencemaran yang masuk kedalam udara yang terbuka,
yang dapat berbentuk sebagai debu, gas, uap, asap dan bau.
Bau yang keluar dari adanya penumpukan sampah.
Seperti halnya saat peneliti berada di salah satu lingkungan
Kampung Bali yakni di RW 004 yang lingkungannya berada
tepat sekali di pinggiran Kali Krukut Tanah Abang. Peneliti
merasakan gerah, pengap dan bau. Gerah dan pengap yang
dirasakan peneliti karena masih banyaknya tempat tinggal
warga yang masih bersifat semi bangunan dan terbuat dari
kayu. Sedangkan bau yang tercium adalah yang berasal dari
adanya limbah rumah tangga yang berada di dalam Kali.62
61
Observasi pada Lingkungan Kampung Bali Tanah Abang. Jakarta: 6 Februari 2019.
62
Observasi pada Lingkungan Kampung Bali Tanah Abang. Jakarta: 6 Februari 2019.
c) Banjir
Tersumbatnya aliran Kali diakibatkan adanya pendangkalan
Kali yang disebabkan oleh banyaknya lumpur yang
mengendap. Pendangkalan tersebut merupakan dampak dari
pembuangan limbah yang menumpuk dan mengendap di
permukaan tanah yang di dalam Kali. Di musim penghujan
limbah yang awalnya menumpuk akan meluap keatas, sehingga
Kali tersebut tidak mampu menampung banyaknya limbah
yang pada akhirnya menjadi banjir. Ini lah yang terjadi di Kali
Krukut Tanah Abang. Dampak banjir yang dialami oleh warga
Kampung Bali hanya terjadi apabila adanya siklus hujan 5
tahunan. Berikut penuturan Ibu Ria warga RW 004:
“Banjir kita udah pernah. 5 tahun sekali kiriman aja sih.
Tapi kan sekarang udah hampir yang engga ngerasain karena
udah sering dibersihin juga. Ya karena kiriman doang”.63
Begitu pula yang dirasakan oleh Bapak Rambang Silaban
salah satu ketua RT 011 RW 002:
“Kalau banjir sekarang jarang udah engga seperti dulu.
Dulu sepuluh tahun yang lalu memang banjir, sekarang udah
engga banjir ya cuma hanya genangan hujan, udah hilang
gitu. Kalau bau engga ada. Engga sampai kesini. Jadi cuma
banjirnya aja”.64
2) Dampak Terhadap Kesehatan
Selain banjir, nyamuk semakin berkembang dan berterbangan
dimana-mana. Dan juga lokasi pengelolaan sampah yang kurang
memadai (pembuangan sampah tidak terkontrol) merupakan
tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi
berbagai macam binatang seperti lalat, tikus dan hewan liar
lainnya. Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber
penyebaran penyakit seperti diare, flu, panas, dan lain sebagainya.
63
Wawancara Pribadi dengan Ibu Ria, Warga Kampung Bali RW 004. Jakarta: 06 Desember
2019 Pukul 11.03 WIB.
64
Wawancara Pribadi dengan Bapak Rambang Silaban, Ketua RT 011 RW 02 Kampung
Bali. Jakarta: 26 Desember 2019 Pukul 11.32 WIB.
Begitu juga dengan berbagai penyakit kulit yang biasanya datang
bersamaan dengan genangan air yang membawa limbah.
Selama peneliti melakukan wawancara ke beberapa warga,
narasumber yang peneliti wawancarai belum pernah mengalami
langsung masalah kesehatan akibat dari penumpukan sampah
tersebut. Seperti penuturan Ibu Sri Rahayu warga RW 004:
“Banyak. Oh kalau keluarga saya engga ya,
Alhamdulillah”.65
Rendahnya tingkat kesehatan mengakibatkan kurangnya
kesadaran warga akan kebersihan dan kurangnya pengetahuan
warga tentang kesehatan sehingga tidak menutup kemungkinan
bahwa masih adanya beberapa warga yang pernah mengalami
masalah kesehatan akibat banjir yang disebabkan oleh
menumpuknya sampah di Kali Krukut tersebut seperti penuturan
Bapak H. Sofyar selaku ketua RW 002:
“Ya itu resiko ada. Yang namanya kesehatan pasti banjir tuh
disitunya ada lah ya. Namanya gatel, ISPA, itu ada. Ya saya juga
pernah kalau waktu banjir kan gatel itu. Semua mungkin warga ya
kalau banjir kan ngalamin”.66
65
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Rahayu, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06
Desember 2019 Pukul 11.32 WIB.
66
Wawancara Pribadi dengan Bapak H. Sofyar, Ketua RW 02 Kampung Bali. Jakarta: 26
Desember 2019 Pukul 11.05 WIB.
3) Dampak Terhadap Sosial Ekonomi
Penurunan kualitas, lingkungan permukiman disekitar
pinggiran Kali Krukut Tanah Abang juga dinilai mengalami
penurunan secara estetika. Penurunan estetika ini dapat dinilai dari
banyaknya rumah-rumah yang masih terbuat dari kayu dan sampah
yang mengapung di dalam Kali. Kondisi penurunan kualitas
lingkungan tersebut dirasakan oleh warga di sekitar Kampung Bali
dan membuat berkurangnya kenyamanan. Namun, karena sudah
lama tinggal disana mereka merasa sudah terbiasa dan merasa
nyaman-nyaman saja. Seperti yang dirasakan oleh Ibu Hariyanti
warga RW 004:
“Ya nyaman engga nyaman ye, namanya kite udah
ngegabung sama lingkungan yang kaya gini ye pasar. Tapi
namanya kita dari kecil tinggal disini ya nyaman-nyaman aja”.67
Juga sama halnya dengan Ibu Dewi warga RW 004:
“Gimana ya, udah dari kecil disini sih ya jadi ya nyaman-
nyaman aja”.68
Selain itu, pengelolaan sampah yang tidak memadai
menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat dan
menimbulkan pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang
sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja).
b. Dampak Positif
Salah satu cara untuk meminimalisir produk sampah rumah tangga
adalah dengan mengolah kembali dan memaksimalkan manfaat limbah
rumah tangga untuk berbagai kebutuhan. Usaha meminimalisir sampah
dan memaksimalkan manfaat limbah rumah tangga memiliki dampak
yang besar terhadap kehidupan keluarga dan lingkungan. Selain
membantu menjaga lingkungan, memanfaatkan limbah rumah tangga
juga dapat menguntungkan dari segi ekonomi. Berikut beberapa usaha
67
Wawancara Pribadi dengan Ibu Hariyanti, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06
Desember 2019 Pukul 12.08 WIB.
68
Wawancara Pribadi dengan Ibu Dewi, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06 Desember
2019 Pukul 10.08 WIB.
meminimalisir sampah dan memaksimalkan manfaat limbah rumah
tangga adalah:
1) Contoh limbah organik misalnya sayuran, buah-buahan, sisa
makanan, kertas, kayu dan dedaunan.
Limbah organik dapat dimanfaatkan kembali untuk dijadikan
pupuk kompos yang berguna untuk menyuburkan tanaman
sehingga tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk.
Selain itu, bisa dimanfaatkan juga untuk pakan ternak seperti
kelinci, ayam, sapi dan hewan lainnya. Kegiatan seperti ini pernah
dilakukan oleh salah satu RW di Kampung Bali yakni di RW 03.
Berikut penuturan Ibu Saidah selaku ketua RW 03:
“Itu kalau kemarin kan kebetulan tuh bapak demen pohon,
jadinya sisa sampah seperti sayuran, buah kita kumpulin buat
bikin pupuk. Iya warga sini pada bisa. Alhamdulillah kan tuh
pohon dibikin-bikin begitu jadi keliatannya kan apa sih adem ada
ijo-ijonya kan”.69
Juga dengan salah satu warganya yakni Ibu Tut Wuri
Handayani yang selalu memilah sampah sebelum dibuang. Yang
mana apabila ada sampah organik, beliau berikan untuk hewan
peliharaan yang ada di rumahnya. Berikut penuturannya:
“Yang plastik-plastik gitu ya. Di rumah banyak binatang,
jadi kalau sayur-sayuran itu suka dikasih ke binatang”.70
2) Sampah non-organik misalnya seperti plastik, kaca, kain dan botol
kaleng.
Sampah non-organik juga bisa didaur ulang dan dijadikan
bahan kerajinan tangan yang menarik baik untuk dipergunakan
sendiri atau diperdagangkan. Tetapi bila tidak terlalu berminat
untuk mengubah menjadi bentuk barang lainnya, bisa tinggal
kumpulkan saja kemudian jual kembali. Program seperti ini pun
pernah akan di lakukan oleh salah satu RW di Kampung Bali yakni
69
Wawancara Pribadi dengan Ibu Saidah, Ketua RW 03 Kampung Bali. Jakarta: 02
Desember 2019 Pukul 11.14 WIB.
70
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tut Wuri Handayani, Warga Kampung Bali RW 03.
Jakarta: 02 Desember 2019 Pukul 11.42 WIB.
RW 04. Berikut penuturan Ibu Sri Rahayu salah satu warga RW
04:
“Kalau program kita banyak ya. Sebenernya kita juga, ini
apalagi di lingkungan pasar ya, Ibu sendiri kan menghitung kalau
1 toh aqua bisa dibenahi bisa diiniin kan bisa jadi duit ya. Cuma
kita, akhirnya kan setiap ini nih pedagang dikasih kantong plastik
ya, tapi diambilnya sama pemulung. Justru kita engga ini engga
ada engga jadi, karena buat penyimpanannya itu kita bingung,
gitu mau dimana”. Tapi untuk penyimpanan engga bisa, jadi
otomatis kita kasih ke pemulung-pemulung deh. Gitu aja”.71
Menurut beliau program/kegiatan ini tidak berjalan. Hal ini
dikarenakan tidak adanya tempat atau lahan untuk menyimpan
sampah plastik tersebut.
D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti memiliki berbagai keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Adapun keterbatasan yang terkait dengan penelitian dampak limbah domestik
terhadap kondisi lingkungan pada pinggiran Kali Krukut Tanah Abang,
diantaranya, penelitian ini tidak dikaji secara teknis yaitu terkait dengan
pengelolaan limbah padat maupun limbah cair dari hasil kegiatan rumah
tangga di wilayah Kampung Bali Tanah Abang. Penelitian ini hanya dilihat
dari dampak langsung yang dirasakan oleh warga yang bertempat tinggal di
sekitar Kali Krukut Tanah Abang.
Peneliti juga mengalami keterbatasan dalam hal mencari narasumber
untuk wawancara. Saat peneliti melalukan survei lapangan, peneliti sulit
mencari narasumber dan banyak menerima penolakan dari warga saat akan
meminta waktu untuk wawancara. Beberapa warga merasa takut jika tidak
ada himbauan langsung dari ketua RT ataupun RW. Hal ini dapat diantisipasi
peneliti dengan cara meyakinkan kepada warga dengan membawa surat izin
dari Kelurahan bahwa peneliti sudah memiliki izin langsung untuk penelitian.
Selain itu juga masih banyaknya narasumber yang memberi pernyataan
secara singkat.
71
Wawancara Pribadi dengan Ibu Sri Rahayu, Warga Kampung Bali RW 04. Jakarta: 06
Desember 2019 Pukul 11.32 WIB.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa pembuangan limbah domestik di Kali Krukut Tanah
Abang dalam hal ini terdapat dua hal yang ditemukan. Pertama, bahwa masih
adanya oknum yang mempunyai kebiasaan membuang limbah rumah
tangganya ke aliran Kali tanpa adanya pengolahan limbah terlebih dahulu
secara baik dan benar. Limbah yang dibuang adalah berupa limbah seperti air
cucian, mandi, deterjen, dan lain-lain. Yang kedua, kurangnya pemahaman
warga tentang bahayanya pencemaran limbah domestik yang mengakibatkan
dampak negatif bagi makhluk hidup dan lingkungan sekitar warga Kampung
Bali.
Banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan akibat limbah domestik
adalah seperti adanya perubahan warna pada Kali dan terkadang
mengeluarkan bau yang tidak sedap atau busuk. Tersumbatnya aliran Kali
karena limbah yang menumpuk juga terkadang mengakibatkan terjadinya
banjir. Selain banjir, nyamuk dan lalat semakin berkembang dan berterbangan
dimana-mana yang dapat menimbulkan berbagai sumber penyakit. Penurunan
kualitas lingkungan membuat berkurangnya kenyamanan, serta permukiman
disekitar juga dinilai mengalami penurunan estetika. Rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat dan menimbulkan pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja).
Cara mencegah atau mengatasi pencemaran akibat limbah domestik
bisa seperti mengurangi produk atau bahan-bahan rumah tangga yang dapat
menimbulkan pencemaran, tidak membuang limbah rumah tangga langsung
ke Kali seperti limbah MCK dan lain-lain, mendaur ulang barang-barang
bekas, serta dengan cara pengomposan sampah organik untuk keperluan
tanaman. Kesadaran semua pihak sangat diperlukan untuk menjaga kualitas
52
53
Sumber Buku:
54
55
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002).
Sumber Skripsi:
Amirah. “Pengaruh Timbunan Sampah Di Lahan Terbuka Terhadap Kualitas Air Tanah
Di Sekitar Tempat Penampungan Sampah Sementara Kelurahan Batu
Ampar”, Skripsi pada Universitas Indonesia: 2012. tidak dipublikasikan.
Cordova, Muhammad Reza. “Kajian Air Limbah Domestik Bantar Kemang, Kota
Bogor Dan Pengaruhnya Pada Sungai Ciliwung”, Skripsi pada Institut
Pertanian Bogor, Bogor, 2008. tidak dipublikasikan
Nugraha, Erland Yoga. “Pengaruh Limbah Domestik Terhadap Kualitas Air Tanah
Bebas Di Kecamatan Jetis Kota Yogyakarta ”, Skripsi pada Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 2014. tidak dipublikasikan
Sumber Internet:
Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanah Abang Dalam Angka 20018. (Jakarta:
BPS, 2018). (www.jakpuskota.bps.go.id)
David Oliver Purba, “Melihat Hitamnya Kali Krukut di Tanah Abang yang Penuh
Sampah dan Bau”, (www.megapolitan.kompas.com), 18 Mei 2018 pukul
13:19 WIB.
Kali Krukut, Kali Besar. (https://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id) diakses pada 25
Agustus 2018
Tafsir (http://www.tafsirq.com/ar+rum+ayat+41)
Jurnal:
Undang-undang:
LEMBAR OBSERVASI
Dampak Limbah Domestik Terhadap Kondisi Lingkungan
(Studi Kasus pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta
Pusat)
rumah untuk membersihkan rumah. Sedangkan untuk siang hari, peneliti tidak
melihat banyak warga yang keluar rumah. Tetapi saat peneliti menunggu
hingga waktu sore hari, ada beberapa warga yang sudah mulai keluar rumah
lagi untuk membersihkan halaman rumah maupun pulang bekerja. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa aktivitas warga Kampung Bali biasanya terjadi pada pagi
dan sore hari.
C. Fasilitas Kebersihan
Saat peneliti melakukan observasi hampir diseluruh depan rumah
warga sudah tersedia bak/tempat sampah dengan berbagai ukuran. Ada yang
memakai bak/tempat sampah ukuran sedang maupun besar, pun juga ada yang
memakai tong bekas cat. Selain itu, peneliti juga melihat ada beberapa Tempat
Pembuangan Sementara (TPS) yang sudah tersedia di depan dekat jalan raya.
Namun, peneliti melihat ada beberapa TPS yang tersedia itu digunakan
bersama untuk aktivitas pasar Tanah Abang juga.
Saat observasi peneliti melihat ada beberapa MCK Umum yang ada di
wilayah Kampung Bali. MCK Umum ini digunakan untuk warga karena
masih banyaknya tempat tinggal warga yang masih bersifat semi bangunan
sehingga kemungkinan tidak memiliki WC sendiri. Namun, peneliti juga
melihat MCK Umum ini juga bisa digunakan oleh pembeli pasar Tanah
Abang.
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
Waktu Wawancara
Hari dan Tanggal
: Tempat Wawancara
: Identitas Responden
Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin
Pendidikan terakhir
:
Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
2. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah?
3. Berapa jumlah/volume rata-rata produksi limbah padat (sampah) perhari
dirumah?
4. Dimana biasanya anda membuang limbah rumah tangga (sampah)?
5. Jenis limbah rumah tangga (sampah) seperti apa yang biasa dibuang?
6. Bagaimana kualitas tempat/bak sampah yang dimiliki di rumah anda?
Lampiran 2
7. Apakah ada petugas kebersihan yang bekerja untuk mengangkut sampah di
lingkungan sekitar? Dan seberapa sering petugas kebersihan mengambil
sampah tersebut?
8. Apakah ada tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar tempat tinggal
anda?
9. Berapa jarak antara TPS dengan tempat tinggal anda?
10. Apakah ketersediaan TPS sudah tercukupi?
11. Dari manakah air bersih yang anda dapatkan?
12. Berapakah kedalaman sumur yang anda miliki?
13. Di manakah biasanya anda buang air besar?
14. Bagaimana sanitasi pembuangan limbah cair rumah tangga anda?
15. Bagaimana keadaan anak kali Krukut pada zaman dahulu? Apakah ada
perubahan?
16. Bagaimana pendapat anda tentang lingkungan di daerah sini?
17. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan lingkungan tempat tinggal anda
saat ini?
18. Apakah sebelumnya dilingkungan tempat tinggal anda ini, pernah diadakan
penyuluhan tentang dampak dan penanggulangan limbah rumah tangga?
19. Menurut anda seberapa bahayanya limbah rumah tangga tersebut bagi
lingkungan?
20. Menurut anda selain bahaya pada lingkungan itu sendiri, apakah juga
berdampak lebih berbahaya lagi bagi manusia?
21. Selama tinggal disini apakah anda pernah merasakan dampak fisik berupa
banjir dan bau tidak sedap?
22. Selama tinggal disini pernahkah anda mengalami masalah kesehatan yang
ditimbulkan akibat penumpukan limbah/sampah?
23. Apakah pernah ada program dari pemerintah yang terkait dengan
penanggulangan limbah rumah tangga?
24. Selain dari program pemerintah, apakah ada kegiatan/partisipasi dari
masyarakat sekitar dalam hal untuk menanggulangi limbah rumah tangga?
25. Saran yang anda ingin sampaikan sebagai warga terhadap pemerintah terkait
limbah yang ada di anak Kali Krukut?
Lampiran 3
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Limbah Domestik Terhadap Kondisi Lingkungan
(Studi Kasus pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta
Pusat)
Waktu Wawancara
Hari dan Tanggal : Kamis, 26 Desember 2019
Tempat Wawancara : Rumah
Identitas Responden
Nama : H. Sofyar SE (Ketua RW 002)
Umur : 68 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Jati Baru IV RT 012 RW 002
Pekerjaan : Pensiunan Pemda DKI Jakarta
Penghasilan : ≥ Rp. 2.500.000,00
Pendidikan terakhir : S1
Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
Wah sejak lahir tahun 1951.
2. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah?
Maksudnya apa tuh? Saya? Saya tinggal berdua aja soalnya anak2 saya udah
keluar semua.
3. Berapa jumlah/volume rata-rata produksi limbah padat (sampah) perhari
dirumah?
Sampah? Jadi hitungnya per apa tuh kalau sampah tuh? Per rumah saya aja?
Rumah saya ya cuma 1 kresek aja.
4. Dimana biasanya anda membuang limbah rumah tangga (sampah)?
Kita ada petugas ada yang ngambil petugas sampahnya.
5. Jenis limbah rumah tangga (sampah) seperti apa yang biasa dibuang?
Sampah rumah tangga ya ada bekas-bekas kayu, bekas sayur-sayuran udah
itu aja. Kebanyakan itu sampah-sampah rumah tangga. Plastik kayanya
engga ada apa ya sedikit paling yang kaya bungkusnya
aja.
Lampiran 3
Waktu Wawancara
Hari dan Tanggal : Senin, 02 Desember 2019
Tempat Wawancara : Rumah
Identitas Responden
Nama : Saidah
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tanah Rendah Sebrang I No. 41 RT 002 RW
003 Pekerjaan : Ketua RW dan Kepala Sekolah PAUD
Penghasilan : ≥ Rp. 2.500.000,00
Pendidikan terakhir : SMA
Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
Saya tinggal disini semenjak ibu saya melahirkan saya. Jadi tahun 77.
2. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah?
Kalau dulu waktu masih kumpul ya banyak. Kalau disini sekarang cuma
tinggal bertujuh.
3. Berapa jumlah/volume rata-rata produksi limbah padat (sampah) perhari
dirumah?
Kalau kita kan engga pakai kresek karena kita punya tong sampah, jadi tong
sampah itu ya satu hari itu penuh. Tong sampahnya sih engga gede-gede
banget, kita pakai yang sedang.
4. Dimana biasanya anda membuang limbah rumah tangga (sampah)?
Kalau kita engga boleh ngebuang, kita ini ada pengangkut sampah. Jadi,
kalau tiap pagi jam 6 tukang sampah datang ke rumah kita. Kita tinggal taro
aja didepan diambil nanti.
5. Jenis limbah rumah tangga (sampah) seperti apa yang biasa dibuang?
Kalau di rumah tangga ya kebanyakan ya pasti kaya itu ya kaya makanan
bekas masakan-masakan.
6. Bagaimana kualitas tempat/bak sampah yang dimiliki di rumah anda?
Pakainya bak sampah yang ukurannya sedang sih
7. Apakah ada petugas kebersihan yang bekerja untuk mengangkut sampah di
lingkungan sekitar? Dan seberapa sering petugas kebersihan mengambil
sampah tersebut?
Ada. Sehari sekali dari pagi nanti ketemu lagi pagi.
8. Apakah ada tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar tempat tinggal
anda?
Kalau disini ada TPSnya didepan stasiun tapi kalau pagi. Kalau pagi selesai
itu diangkut larinya langsung ke Karet.
9. Berapa jarak antara TPS dengan tempat tinggal anda?
Kalau ke TPS yang sementara disini, kalau yang punya kita nih langsung
dibawa kesana bisa dibawa kedepan stasiun ya ada lah 100 meter kali
10. Apakah ketersediaan TPS sudah tercukupi?
Belum. Masih kurang banyak. Karna kan sampahnya Tanah Abang luar biasa
apalagi dicampur sama pasar itu.
11. Dari manakah air bersih yang anda dapatkan?
Dari PAM. Disini engga ada yang punya sumur. Yang punya sumur cuma
masjid.
12. Berapakah kedalaman sumur yang anda miliki?
(tidak memiliki sumur)
13. Di manakah biasanya anda buang air besar?
Iya di septitank. Cuma engga semua rumah warga punya septitank, jadi ada
beberapa juga yang buang air besarnya di WC Umum.
14. Bagaimana sanitasi pembuangan limbah cair rumah tangga anda?
Kalau bekas air cucian gitu sih ngalirnya ke got. Kalau untuk buang air besar
ya pakai sedot WC atau biasanya kan ada obatnya tuh
15. Bagaimana keadaan anak kali Krukut pada zaman dahulu? Apakah ada
perubahan?
Dulu Kali itu bagus. Ibu aja pernah berenang disitu. Orang dulu airnya itu
bening sampai itu keliatan banget. Kalau sekarang, ya gitu deh. Warnanya
kadang-kadang gelap kadang-kadang merah kadang-kadang ya campur aduk.
Cuma kalau lagi bagus airnya kalau dapat kiriman banjir. Kalau kiriman
banjir, kita baru airnya tuh bagus didepan, engga bau.
Ini juga udah alhamdulillah kan dari program pemerintah yang setahun yang
lalu ada pengurusan dari sampah kan, setiap hari diangkatin didorong kan
sampai sana. Memang sekarang kan seperti itu, jadi setiap hari itu dari baju
orange tuh khusus Kali Krukut itu diangkut setiap hari.
16. Bagaimana pendapat anda tentang lingkungan di daerah sini?
Kalau disini sih warganya Alhamdulillah engga pada males. Karena kan kita
gini, disini kan kita punya RT, jadi setiap RT itu harus menegur kalau
warganya itu buang sampah sembarangan. Terus kan disini juga setiap
warga harus membayar uang kebersihan jadi sampahnya selalu diambil. Jadi
Alhamdulillah bersih kan.
17. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan lingkungan tempat tinggal anda
saat ini?
Kalau tinggal disini dibilang nyaman, karna kita orang sini asli, nyaman.
Tapi yang engga nyamannnya karena kan ada banyak rumah sekarang udah
di kontrakin, ya kan pedagang-pedagang, karena kan disini deket pasar. Yang
engga nyamannya itu
18. Apakah sebelumnya dilingkungan tempat tinggal anda ini, pernah diadakan
penyuluhan tentang dampak dan penanggulangan limbah rumah tangga?
Pernah. Bukan pernah tapi sering. Karena kan apalagi disini kan musimnya
musim banjir musim hujan kan.
19. Menurut anda seberapa bahayanya limbah rumah tangga tersebut bagi
lingkungan?
Bisa bikin lingkungannya jadi kotor, kumuh. Kalau banyak sampah yang
menumpuk juga bisa jadi sarang nyamuk sumbernya penyakit kan.
20. Menurut anda selain bahaya pada lingkungan itu sendiri, apakah juga
berdampak lebih berbahaya lagi bagi manusia?
Iyalah pasti. Sampah itu kan banyak penyakitnya, kumannya. Kalau numpuk
kan jadi kuman, ulet, belatung jadi bahaya kan semuanya kan.
21. Selama tinggal disini apakah anda pernah merasakan dampak fisik berupa
banjir dan bau tidak sedap?
Pernah lah pasti. Ya emang banjirnya jarang, tapi kalau Kali nya banyak
sampah udah pasti bisa banjir. Apalagi bau, deket begini ya udah pasti
kecium bau yang engga enak lah.
22. Selama tinggal disini pernahkah anda mengalami masalah kesehatan yang
ditimbulkan akibat penumpukan limbah/sampah?
Alhamdulillah engga pernah. Karena kalau disini itu engga pernah sampah
sampai menumpuk, pasti langsung diangkutin besok paginya sama petugas
sampahnya.
23. Apakah pernah ada program dari pemerintah yang terkait dengan
penanggulangan limbah rumah tangga?
Itu kalau kemarin kan kebetulan tuh bapak demen pohon, jadinya sisa sampah
seperti sayuran, buah kita kumpulin buat bikin pupuk. Alhamdulillah kan tuh
pohon dibikin-bikin begitu jadi keliatannya kan apa sih adem ada ijo-ijonya
kan.
24. Selain dari program pemerintah, apakah ada kegiatan/partisipasi dari
masyarakat sekitar dalam hal untuk menanggulangi limbah rumah tangga?
Ada kerja bakti. Paling kita kalau ketemu itu sebulan sekali disini sama
warganya tuh. Kan kalau dari Kelurahan kita kan perdua bulan sekali kena
kebagian kerja bakti. Paling disitu kan pak Lurah kan turun kebawah tuh. Pak
Lurah dari Kelurahan, pak Sekel. Kita mah per RW hitungannya kan gitu kan
ada 10 RW kan jadi gentian. Nah itu pak Lurah pasti ngasih tau kita pak
Sekel dari Kelurahan gitu loh berkumpul dengan warga duduk bareng. Itu aja
sih kegiatan partisipasinya.
25. Saran yang anda ingin sampaikan sebagai warga terhadap pemerintah terkait
limbah yang ada di anak Kali Krukut?
Ada. Kalau saya kalau bisa menyampaikan, kalau Kali kami ini kan Kali
Krukut, kami tuh dari dulu itu kepingin Kali kami ini tuh bagus lagi seperti
dulu. Ya dulu sih engga mungkin ya bening ya. Cuma sampahnya. Karena kan
gini, kita ini yang Kali yang dibelakang ini utama kan saya yang paling
terakhir dari Krukut, minta bantuannya tuh kalau di Tanah Abang itu tolong
dijaga disitu. Jadi sampahnya engga ke kita. Karena kan kalau sampah diatas
itu kan di blok A, blok B itu kan sampahnya lari ke kita. Jadi kalau sampah di
Kali kita ini jarang buat dari warga itu engga ada buang sampah yang
namanya plastik-plastik banyak kaya buku sampai baju. Kadang-kadang
patungnya dibuang. Jadi sebetulnya sampah itu dari fokusnya dari Tanah
Abang. Kalau bisa minta tolong di Tanah Abang itu tolong bikinlah atau
engga ditutup untuk kesananya warga kami ini jangan sampai kena itunya,
sampahnya langsung diangkut disitu.
Sekarang kita usaha ya, yang dari pemerintah itu setiap hari ngangkut. Tapi
kalau Tanah Abangnya engga ditutup sama aja bohong. Bener engga? Kan
lebih baik enak kan ye mendingan ditutup pas di blok A nya situ ditampung
diangkutlah disitu.
TRANSKIP WAWANCARA
Dampak Limbah Domestik Terhadap Kondisi Lingkungan
(Studi Kasus pada Pinggiran Kali Krukut Tanah Abang Jakarta
Pusat)
Waktu Wawancara
Hari dan Tanggal : Jum’at, 06 Desember 2019
Tempat Wawancara : Posyandu
Identitas Responden
Nama : Ria
Umur : 36 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Jati Baru Raya RT 10 RW 04
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan :-
Pendidikan terakhir : SMK
Daftar Pertanyaan
1. Sudah berapa lama anda tinggal disini?
Dari saya kecil, saya udah 36 tahun.
2. Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah?
Kurang lebih ada 11 orang dalam satu rumah
3. Berapa jumlah/volume rata-rata produksi limbah padat (sampah) perhari
dirumah?
Kita punya tong sampah 2 ya. Didepan sama dibelakang deket dapur jadi ada
2 tong sampah itu tiap hari penuh terus.
4. Dimana biasanya anda membuang limbah rumah tangga (sampah)?
Kita langsung buang ke tong sampah depan yang ada di depan jalanan itu,
mba. Itu dari RT memang kita disuruh buang kesitu, jadi kalau malem malem
aja, nanti jadi abis kita naro situ nanti engga lama pagi kurang lebih jam 5
atau jam 6 subuh tuh udah diambil langsung sama Dinas atau yang
sampahnya itu setiap hari.
5. Jenis limbah rumah tangga (sampah) seperti apa yang biasa dibuang?
Kebanyakan sampah rumah tangga sih karena kita masak. Kebanyakan
plastik ya mba, karena kan sekarang kan kebanyakan memang kan pakai
plastik di rumah. Karena anak-anak juga kan suka makan mie instan juga,
minyak goreng kita juga pakai plastik jarang kan kita beli pake botol jadi
gitu.
6. Bagaimana kualitas tempat/bak sampah yang dimiliki di rumah anda?
Pakai yang bekas ukuran cat yang ukuran 25 kg itu yang agak besar itu dia.
Karena kan kita kan disitu ada KK nya ada kurang lebih 4 kepala KK.
Jadinya punya anak-anak ada buat masak atau segala macem.
7. Apakah ada petugas kebersihan yang bekerja untuk mengangkut sampah di
lingkungan sekitar? Dan seberapa sering petugas kebersihan mengambil
sampah tersebut?
Ada setiap hari. Tapi mereka ngambilnya didepan bukan langsung ke rumah-
rumah warga ngambilnya.
8. Apakah ada tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar tempat tinggal
anda?
RT situ aja sih setau saya RT 10 saja. Kalau RT lain saya engga tau ya. Saya
taunya ada 1 didepan situ aja sih.
9. Berapa jarak antara TPS dengan tempat tinggal anda?
Oh, deket kok. Cuma 200 meter
10. Apakah ketersediaan TPS sudah tercukupi?
Belum. Karena kan depan rumah kita kan masih banyak yang dagang kaki
lima ya mba, dan terutama itu juga mereka belum sadar akan kebersihan.
Karena kan saya anggota jumatik juga, karena kan kalau setiap ini mereka
buang sampah masih sembarangan padahal kita dari pihak RT sama pihak
warga udah bilang, kalau misal buang sampah kalau bisa di sediakan plastik
atau engga ini atau engga tong sampah agar kita buang sampahnya
11. Dari manakah air bersih yang anda dapatkan?
Kita pake air PDAM
12. Berapakah kedalaman sumur yang anda miliki?
(tidak memiliki sumur)
13. Di manakah biasanya anda buang air besar?
Kita ada kita pakai WC sendiri ada septitank.
14. Bagaimana sanitasi pembuangan limbah cair rumah tangga anda?
Kita buangnya ngalirnya ke got dulu mba.
15. Bagaimana keadaan anak kali Krukut pada zaman dahulu? Apakah ada
perubahan?
Jauh banget. Dulu engga terlalu banyak sampah ya kalau sekarang banyak
banget. Sekarang banyak banget kalau saya liat tuh banyak banget. Apalagi
kalau pas jam pulang orang-orang pada tutup toko itu sampah banyak
banget. Beda banget sama dulu. Maaf ya kalau itu pribadi saya sendiri tapi
engga tau sama yang lainnya. Mungkin yang lain mungkin ah biasa aja kalau
saya ngeliat pribadi saya begini. Karena saya juga takut gitu setiap musim
hujan kalau banjir itu air pada engga jalan di got, banyak sampah banyak
juga.
16. Bagaimana pendapat anda tentang lingkungan di daerah sini?
Ya gimana ya karena kan masih banyak pedagang kaki lima juga ya jadi
lingkungannyan begini lah
17. Apakah anda merasa nyaman dengan keadaan lingkungan tempat tinggal anda
saat ini?
Mungkin kalau udah dari kecil kali ya jadi enjoy aja sih nyaman. Karena
mungkin kita dari kecil ya jadi udah biasa.
18. Apakah sebelumnya dilingkungan tempat tinggal anda ini, pernah diadakan
penyuluhan tentang dampak dan penanggulangan limbah rumah tangga?
Sering. Cuma dari warganya belum ada. Jadi sebagian mungkin udah sadar
sebagian belum jadi balik lagi diri masing-masing. Karena kesadaran kan
engga harus kita ingatkan lagi gitu.
19. Menurut anda seberapa bahayanya limbah rumah tangga tersebut bagi
lingkungan?
Bahaya banget lah mba, jadi sarang, bikin kotor juga.
20. Menurut anda selain bahaya pada lingkungan itu sendiri, apakah juga
berdampak lebih berbahaya lagi bagi manusia?
Bukan lagi. Karna kan kalau sampah udah menumpuk itu udah pasti udah
mengundang lalat, banyak penyakitnya juga.
21. Selama tinggal disini apakah anda pernah merasakan dampak fisik berupa
banjir dan bau tidak sedap?
Banjir kita udah pernah. 5 tahun sekali kiriman aja sih. Tapi kan sekarang
udah hampir yang engga ngerasain karena udah sering dibersihin juga. Ya
karena kiriman doang.
22. Selama tinggal disini pernahkah anda mengalami masalah kesehatan yang
ditimbulkan akibat penumpukan limbah/sampah?
Engga sih. Alhamdulillah engga.
23. Apakah pernah ada program dari pemerintah yang terkait dengan
penanggulangan limbah rumah tangga?
Pernah.
24. Selain dari program pemerintah, apakah ada kegiatan/partisipasi dari
masyarakat sekitar dalam hal untuk menanggulangi limbah rumah tangga?
Itu ada pasti dari pihak RT ada. Waktu sebelum banjir kalau misalnya kita
pas keliling tolong kebersihan lebih ditingkatkan lagi itu setiap pasti
dibilangin. Kalau kerja bakti tergantung perRT nya sih, mba. Kadang perRW
juga ada.
25. Saran yang anda ingin sampaikan sebagai warga terhadap pemerintah terkait
limbah yang ada di anak Kali Krukut?
Kalau bisa minta tolong sama untuk bagian kebersihannya ditambah lagi tuh.
Itunya TPSnya karena kan disini kan mohon maaf banyaknya pedagang kaki
lima kurang banget tong sampah. Jadi kalau bisa tambahkan lagi tempat
sampahnya atau gimana gitu gerobak sampahnya. Kasian
Lampiran 4
LEMBAR DOKUMENTASI
Tempat/Bak Sampah
Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
MCK Umum
BE.MBAR Uh zLg rx «s si
Nr»
NTV I I ! 30J 5OOOb03
›ux»
{s«di“ *•"• Pins«ia^ x«: x••i«i‹»«h wi«na
Feral Pembimblng
R«fcrc»si
I°
I6. /6/d'., h. I4
b •aovt Mbir Sémpdi Galugs
fLnclut Cipix Z0l3), cal. kc- IS, h. 22
42. 5ugq'uno, 3Yrnx r/1ny//nzzrr fiiaar›r//o//
v•›I ••/ia*t// aa•eao, faa•awr cv.
AJfâbciz, 2018). J› 226
( ^.) T
“ * Moloong, Sfeio‹J«Iqgl "mcIIna i ti
h olitiultzn knirgRinjt Ftofl. my-‹nos
( fnliiiitn K c1i/iokos
Lampiran 4
(07” ” I\'ot ancci a f/tbJ4 dengan tl1il• I lanyd ntj.
SURAT REKOMENDASi
Berdasarkan Surat Ketua jurusan pendid.kan UPS Kementr !an Agama UIN Jakarta
Fakultas Tarbiyah have Ke ur an U iN Ja.‹orth !añ!¿a3 6 Nc’.'ember 20 '. pe- i n.aI permohonan
Izin penelitian
ahsyah. S.AP. MA
.'.9szi:s2stsssos“o«»
KEMENTERTAN AGAF4A
UUT JAVA tTA
FITK