net/publication/325118714
CITATIONS READS
0 17,178
1 author:
Ismail Marzuki
Fajar University
67 PUBLICATIONS 23 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Marzuki, I., 2016. Microsymbiont Sponges Callyspongia Sp as Biomaterials Degrading Hydrocarbons, Proceedings of the National Seminar on Chemistry, Lombok-
Mataram, Vol 1: 480-450 View project
All content following this page was uploaded by Ismail Marzuki on 14 May 2018.
JUDUL:
DISAMPAIKAN OLEH
DR. ISMAIL MARZUKI, M.SI
MAKASSAR
2017
Naskah Orasi Ilmiah,
Pada Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Teknologi Nusantara, (STITEK Nusindo),
Tanggal 29 Oktober 2017, Di Lasharan Garden,
Daeng Sirua Makassar
Oleh:
Dr. Ismail Marzuki, M.Si
E-mail: ismailmz3773@gmail.com
Kontak Person: +6281241011873
Bismillahi Rahmanirrahiiim
Ketua Senat, Anggota Senat STITEK NUSINDO dan segenap civitas Akademika
yang saya hormati.
Sejarah tentang lingkungan mulai ramai dibicarakan sejak
diselenggarakannya Konferensi PBB tentang Lingkungan Hidup di Stockholm,
Swedia, pada 15 Juni 1972 silam. Sedangkan di Indonesia, tonggak sejarah masalah
lingkungan hidup dimulai dengan diselenggarakannya Seminar Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung
pada 15 – 18 Mei 1972. Dari pertemuan itu menghasilkan rekomendasi bahwa Faktor
terpenting dalam permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia (laju
pertumbuhan penduduk). Pertumbuhan penduduk yang pesat berdampak pada
terjadinya kerusakan lingkungan, sekaligus tantangan yang dicoba untuk diatasi
dengan pembangunan dan industrialisasi. Namun industrialisasi disamping
mempercepat persediaan segala kebutuhan hidup manusia, ternyata memberi
dampak negatif terhadap manusia akibat terjadinya pencemaran lingkungan.
Pemetaan terkait permasalahan lingkungan telah dilakukan baik pada forum
nasional maupun forum regional dan internasional, bertujuan untuk tujuan usaha
mengembalikan daya dukung lingkungan dan keseimbangan alam yang kita diami
sekarang ini. Isu-isu yang mengemuka dari hasil pemetaan dikelompokkan dalam
tiga skala besar prioritas, yakni:
Ketua Senat, Anggota Senat dan segenap civitas Akademika STITEK Nusindo
yang saya hormati.
Dengan situasi lingkungan seperti ini, maka harus ada upaya nyata untuk
mengurangi pemanasan global, antara lain:
1. Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi pemanasan
global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari menyerap dan
menghasilkan oksigen. Sehingga dapat megurangi kandungan karbondioksida
di udara yang dapat memicu menipisnya ozon dan terjadi pemanasan global.
2. Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak
pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.
3. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan pada
bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan bakar fosil
tersebut, kerena bahan bakar fosil tidak dapat diperbarui.
4. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan harganya
terjangkau oleh masyarakat luas. Misalnya Titanium sebagai sumber energy
baru rama lingkungan, penggunaan energy pasang surat, biosolar dan lain
sebagainya.
Kesimpulan
Beberapa tips yang ingin saya titipkan untuk kita semua termasuk diri kita,
sebagao oleh-oleh dengan harapan dan menjadi pencerahan buat kita semua:
1. Daya dukung lingkungan dan keseimbangan alam terhadap kehidupan manusia
membentuk siklus pasang dan surut, dan cenreung menurun;
2. Manusia adalah makhluk berakal dan ber-IPTEK, sehingga memiliki upaya
dalam memperbaiki kualitas lingkungan;
3. Sebaliknya, manusia memiliki nafsu, harapan dan keinginan serta keserakahan
yang berpotensi menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan;
4. Manusia adalah subjek dari peradaban, dan lingkungan adalah objek peradapan
harus dapat berasimilasi positif;
5. Umur manusia masa kini relatif singkat, sehingga tidak merasakan pasang-
surutnya lingkungan dan perubahan-perubahan yang terjadi atas nama peradaban;
6. Jadilah manusia sebagai halifah di jamannya sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap alam dan terhadap generasi berikutnya;
7. Manusia jangan salah langka dan kurang bijak dalam mengelola lingkungan,
karena akan kembali dampak dan resiko negatif kepada diri sendiri atas
pengelolaan tersebut.
8. Inovasi dan kreativitas akan menjadi trending topik masa depan terkait ngelolaan
lingkungan
9. Tag line kembali ke alam adalah slogan manusia masa kini sebagai upaya menuju
ke kehidupan yang lebih baik sekaligus sebagai identitas manusia di generasi
sekarang.
10. Mari untuk kita semua mengisi diri dengan IPTEKS, Karena hanya dengan
IPTEKS dan iman, kita akan mampu mengatasi kejamnya globalisasi
Amin…amin…amin,
Sekian
Wassalamu Alaikum Wr Wb
Filename: Orasih_5CB0F315
Directory: C:\Users\asus\AppData\Local\Temp
Template: C:\Users\asus\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: asus
Keywords:
Comments:
Creation Date: 10/26/2017 9:47:00 PM
Change Number: 10
Last Saved On: 10/28/2017 5:06:00 PM
Last Saved By: asus
Total Editing Time: 314 Minutes
Last Printed On: 5/14/2018 12:33:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 8
Number of Words: 2,674
Number of Characters: 17,345