Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Masalah dan Kesadaran Lingkungan “
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Hukum Lingkungan. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang permasalahan lingkungan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Zainal Amaluddin, M.H


selaku dosen mata kuliah Hukum Lingkungan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Sambas, 19 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Urgensi Pembelajaran Hukum Lingkungan................................................................3

B. Masalah dan Kesadaran Lingkungan Global, Nasional, dan Lokal............................5

C. Asas-asas Pengelolaan Lingkungan Hidup..................................................................8

D. Peran Manusia Dalam Lingkungan Hidup..................................................................9

BAB III PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan................................................................................................................12

B. Saran..........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar tempat hidup atau tempat
tinggal kita.1
Menurut Otto Soenarto (1989) pentingnya lingkungan bagi kehidupan adalah
untuk mengatur kualitas hidup manusia, yaitu terpenuhinya kebutuhan makluk hidup
hayati seperti air dan udara, terpenuhinya kebutuhan hidup manusia seperti
perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan terpenuhinya derajat kebebasan yang
dibatasi oleh hukum tertulis ataupun tidak tertulis, seperti aturan-aturan yang dibuat
oleh pemerintah.
Lingkungan hidup merupakan tempat berinteraksi makhluk hidup yang
membentuk suatu sistem jaringan kebutuhan, yaitu jenis dan jumlah masing-masing
unsur lingkungan, interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup, prilaku dan kondisi
unsur lingkungan hidup dan paktor material seperti suhu dan cahaya.2
Lingkungan hidup juga meliputi sejumlah kondisi ekstern disekitar organisme, dan
manusia merupakan salah satu dari bentuk organisme, dimana kondisi ekstern
termaksud mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme yang
bersangkutan, seperti manusia, semuanya haruslah dipandang sebagai keseluruhan.3
Menurut Yatimin, lingkungan ialah ruang lingkup luar yang berinteraksi
dengan insan yang dapat berwujud benda-benda seperti air, udara, bumi, langit, dan
matahari. Berbentuk selain benda seperti insan, pribadi, kelompok, institusi, sistem,
undang-undang, dan adat kebiasaan. Lingkungan dapat memainkan peranan dan
pendorong terhadap perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai
taraf yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat merupakan penghambat yang
menyekat perkembangan, sehingga seorang tidak dapat mengambil manfaat dari
kecerdasan yang diwarisi. Lingkungan ada dua jenis, yaitu lingkungan alam dan
lingkungan pergaulan. Lingkungan alam ialah seluruh ciptaan Allah baik dilangit dan
dibumi selain Allah. Lingkungan alam telah lama menjadi perhatian ahli sejarah sejak

1
Khaelany, “Islam Kependudukan Dan Lingkungan Hidup”, Cet ke 1, (Jakarta:PT Rineka
Cipta,1996),p.77.
2
Zainal Aqib, “Ilmu Alamiah Dasar”, Cet ke 1, (Bandung: Yrama Widya, 2013),p.140.
3
Sohari, “Hadis Tematik”, Cet ke 1, (Jakarta: Diadit Media, 2006),p. 215.

1
zaman plato hingga sekarang. Alam dapat menjadi aspek yang memengaruhi dan
menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan alam dapat menghalangi bakat
seseorang, namun alam juga dapat mendukung untuk meraih segudang prestasi.4
Karena tingkah manusia yang semenamena Masalah pencemaran lingkungan
khususnyerhadap lingkungan maka menimbulkanbanyak masalah contoh kecil yaitu
masalah pencemaran air dikota besar di Indonesia, pencemaran ini telah menunjukan
gejala yang cukup serius, penyebab pencemaran tidak hanya berasal dari buang
industry pabrik-pabrik yang membuang begitu saja air limbahnya tanpa pengolahan
terlebih dahulu kesungai atau ke laut. Tetapi juga yang tidak kalah memegang andil
baik secara sengaja atau tidak adalah masyarakat itu sendiri, yakni akibat air buangan
rumah tangga yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan
penduduk maupun perkembangan suatu kota. Ditambah lagi rendahnya kesadaran
sebagai masyarakat yang langsung membuang kotor/tinja maupun sampah kedalam
sungai, menyebabkan proses pencemaran sungai-sungai yang ada bertambah cepat.5
Dari masalah di atas maka makalah ini akan membahas tentang pentingnya
undang-undang dalam pengelolaan lingkungan, masalah apa yang menjadi penyebab
terjadinya masalah lingkungan dan asas serta perna manusia dalam lingkungan hidup.

B. Tujuan
1. Mengetahui tentang urgensi pembelajaran hukum lingkungan
2. Mengetahui masalah dan kesadaran lingkungan global, nasional, lokal
3. Mengetahui asas-asas pengelolaan lingkungan hidup
4. Mengetahui peran manusia dalam lingkungan hidup

4
Yatimin Abdullah , “Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an”,Cet ke 1 (Jakarta: Amzah, 2007),p.
89.
5
Asmadi suharno, “Dasar-dasar teknologi pengolahan air limbah”, Cet ke 1,(Yogyakarta:Gosyen
Publising, 2012),p. 1

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Urgensi Pembelajaran Hukum Lingkungan


Manusia dalam hidupnya memerlukan lingkungan hidup yang sehat dan
kondusif. Lingkungan yang sehat bebas polusi merupakan dambaan setiap manusia.
Perubahan lingkungan sangat ditentukan oleh sikap maupun perlindungan manusia
pada lingkungannya. Dalam pemberdayaan sumber daya alam, baik hayati maupun
non-hayati, sangat mempengaruhi kondisi lingkungan hidup bahkan dapat merombak
sistem kehidupan yang sudah berimbang antara kehidupan itu sendiri dengan
lingkungannya. Manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam ini harus
memperhatikan tujuannya, dan pengaruh yang ditimbulkan akibat pemakaiannya.
Terjadinya kerusakan lingkungan dimana mana yang pada akhirnya
menimbulkan bencana alam. Tatanan hutan yang rusak akan menimbulkan banjir,
erosi, tanah longsor maupun kekeringan dimusim kemarau. Kerusakan hutan juga
akan berujung pada berkurangnya titik mata air, di mana air merupakan sumber
kehidupan bagi semua makhluk hidup dimuka bumi ini. Tanpa air manusia tidak
dapat hidup dengan baik, bahkan kehidupan manusia di muka bumi ini akan punah
bila tidak didukung oleh ketersediaan air yang cukup.
Pencemaran dan kerusakan lingkungan, sebagai akibat samping (dampak
negatif) dari penggunaan teknologi dalam kegiatan industry, maupun dari rendahnya
mutu perilaku (sebagian warga) masyarakat, niscaya menimbulkan masalah dalam
kehidupan dan menjadi kendala bagi terwujudnya pembangunan berkesinambungan
untuk peningkatan kesejahteraan manusia, yang menjadi tujuan dalam pengelolaan
lingkungan, karenannya perlu dicegah dan ditanggulangi.6
Bentuk eksploitasi tambang pasir, galian batu apung, galian emas akan
menimbulkan bahaya ekologis. Rusaknya tatanan sistem keseimbangan alam
memiliki pengaruh yang besar bagi keberlangsungan hidup makhluk di atas bumi ini.
Pembuangan limbah ke laut juga akan berpengaruh pada ekositem laut yang ada.
Tidak hanya pembuangan limbah besar akan tetapi pembuangan limbah oleh
perusahaan kecil dan menengah juga sedikit tidak akan berdampak pada ekosistem
yang ada. Kalau kita melihat sungai-sungai yang ada di kota, dari segi warna sudah

6
Syahrin Alvi 2009, Beberpa Isu Hukum Lingkungan Kepidanaan, PT : Sofmedia, Jakarta.

3
berubah, belum lagi ditambah pembuangan sampah sembarangan serta pembuangan
bekas cucian kendaraan semakin membuat sungai semakin kotor.
Kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam
kelangsungan perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, serta pemanasan
global yang semakin meningkat yang mengakibatkan perubahan iklim dan hal ini
akan memperparah penurunan kualitas lingkungan hidup. Untuk itu perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten
oleh semua pemangku kepentingan.
Kerusakan lingkungan hidup yang terus dibiarkan akan berdampak pada
generasi hidup di masa yang akan datang. Untuk mengantisipasi akan dampak
lingkungan yang ada tidak terlalu parah dan tidak membahayakan generasi
berikutnya, perlu adanya aturan yang mengatur tentang itu dan menegakkannya
kepada setiap orang yang melanggar terhadap peraturan perundang-undangan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, di Indonesia telah banyak ketentuan hukum yang
mengatur tentang perlindungan lingkungan, yaitu UU Nomor 18 Tahun 2008 Tentang
Pengelolaan sampah, UU Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pengesahan Stockholm
Convention On Persisten Organics Pollutants (Konvensi Stockholm Tentang Bahan
Pencemar Organik Yang Persisten), UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan Pasal 1 angka
(2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (UUPPLH) adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Pengendalian dampak lingkungan hidup merupakan upaya untuk melakukan
tindakan pengawasan terhadap suatu aktivitas yang dilakukan oleh setiap orang
terutama perusahaan-perusahaan yang menimbulkan dampak besar tehadap
lingkungan. Dalam hal ini dampak lingkungan hidup diartikan sebagai pengaruh
perubahan pada lingkungan hidup yng diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan.
Oleh karena itu upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
menjadi kewajiban bagi negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan
dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia
4
dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk
hidup lain. Ketentuan Pasal 1 angka (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menetapkan bahwa
pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana yang memadukan
aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.
Pengelolaan lingkungan hidup memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan
budaya serta perlu dilakukan berdasarkan prinsip kehati-hatian, demokrasi
lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan terhadap kearifan lokal
dan kearifan lingkungan, sehingga lingkungan hidup Indonesia harus dilindungi dan
dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab negara, asas keberlanjutan,
dan asas keadilan.
Berdasarkan permasalahan di atas, mengingat banyak kerusakan-kerusakan
lingkungan yang terjadi yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung
jawab, maka perlunya UU Pasal 1 angka (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( UUPPLH ).

B. Masalah dan Kesadaran Lingkungan Global, Nasional, dan Lokal


1. Penduduk
Permasalahan kependudukan yang kita hadapi cukup kompleks. Permasalahan
penduduk tersebut berkaitan dengan persoalan jumlah, kualitas, komposisi, dan
persebarannya. Pertambahan pendulduk dapat berdampak positif dan negative.
Bertambahnya jumlah penduduk berarti bertambahnya potensi tenaga kerja yang
kita miliki. Disisi lain bertambahnya penduduk berarti pula bertambahnya jumlah
kebutuhan yang harus dipenuhi, baik itu sandang, pangan, maupun papan
disamping masalah tata ruang untuk wilayah hunian. Sedangkan dampak terhadap
lingkungan adalah meningkatnya kebutuhan akan sumber daya alam. Kondisi ini
sudah pasti akan memberikan tekanan terhadap keberadaan sumber daya alam.
Bilamana tekanan tersebut melewati ambang batas daya dukung yang ada maka
kerusakan lingkungan tidak mungkin terhindarkan. Bahkan boleh jadi akan
berujung dengan bencana lingkungan.7 Sebagai contoh lain, kebutuhan lahan
sebagai tempt pemukiman, maka banyak lahan yang peruntukannya seharusnya

7
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.8

5
tidak untuk pemukiman digunakan sebagai tempat pemukiman. Dengan
kebutuhan lahan yang besar, maka terjadi pembukaan lahan secara besar-besaran,
akibatnya penebangan pohon dan kayu dihutan diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pemukiman.8
2. Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan bagian dari perkembangan kebudayaan
dan peradaban manusia. Semakin beragamnya kebutuhan yang dihadapi manusia
telah memicu manusia untuk mencari upaya pemecahannya. Ada banyak diantara
kita yang tidak menyadari bahwa setiap teknologi akan membawa konsekuensi
berupa dampak ikutan, baik itu positif atau negative. Dampak negative dari
penggunaan teknologi sering terlupakan oleh manusia. Perhatian yang ada
umumnya lebih tertuju kepada dampak positif yang bisa ia terima dan rasakan dari
suatu produk teknologi berupa kemudahan, kepraktisan, dan lainnya. Sedangkan
konsekuensi dan dampak negatifnya terabaikan. Dampak negative yang
ditimbulkan oleh teknologi apabila tidak diantisipasi dan dikelola dengan baik
terkadang dapat berpotensi menjadi bencana bagi kehidupan manusia.9
3. Keterbelakangan dan Kemiskinan
Keterbelakangan dan kemiskinan masih merupakan fenomena yang kita
hadapi dalam kehidupan masyarakat saat ini. Sementara ada banyak pakar
diberbagai bidang yang berkaitan dengan hal ini menyatakan bahwa kemiskinan
dan degradasi lingkungan dapat memiliki hubungan yang cukup signifikan. Dalam
memanfaatkan sumber daya alam guna memenuhi kebutuhan dasarnya tersebut,
banyak masyarakat yang mengabaikan dampak eksploitasi yang dilakukannya
terhadap kondisi lingkungan tempat sumber daya alam itu ada. Keterbelakangan
dan kemiskinan ini merupakan salah satu masalah yang banyak dihadapi oleh
Negara-negara berkembang, termasuk Negara Indonesia. Keterbelakangan dan
kemiskinan mempunyai hubungan yang erat dengan kerusakan lingkungan.10
4. Pendidikan
Hasil proses pendidikan akan memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan bekal pengetahuan yang
dimilikinya memungkinkan pula baginya untuk berkontribusi dan berkiprah dalam
pembangunan dan pengembangan masyarakat. Hal ini bermakna bahwa
8
Zulrizka, “Psikologi Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung: PT Refika Aditama, 2012),p. 170.
9
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.11.
10
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.12

6
pendidikan merupakan salah satu cara yang patut ditempuh untuk memberikan
pengetahuan serta membentuk sikap dan kepedulian masyarakat terhadap
lingkungan sebagaimana diinginkan.11
5. Informasi
Ketidaktahuan atau kurang memadainya informasi yang diterima atau
diketahui oleh masyarakat mengenai lingkungan dan permasalahannya, berpotensi
memucukan berbagai masalah baru yang berkaitan dengan lingkungan. Misalnya,
informasi yang berkaitan dengan pentingnya sanitasi dan pembuangan sampah
secara benar, perambahan hutan yang tidak terkendali dapat memicu terjadinya
bencana lingkungan, seprti tanah longsor dan banjir. Informasi mennjadi penting
karena tidak semua masyarakat memiliki pengetahuan dan tingkat pendidikan
yang memadai, disamping sikap pedulinya. Dengan informasi yang efektif, kita
dapat berharap sikap peduli, baik terhadap lingkungan yang sehat atau kondisi-
kondisi yang berkaitan dengan bencana maupun pemeliharaan lingkungan yang
layak, akan dapat menjadi sikap dan prilaku masyarakat.12
6. Penegakan Hukum
Penegakan hukum juga dapat berpotensi menjadi salah satu sumber
munculnya permasalahan lingkungan. Seperti pemberian izin usaha, mendirikan
bangunan, dan izin eksploitasi sumber daya alam disuatu lokasi, tak jarang
diberikan oleh pemerintah tanpa studi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) lebih dahulu, terutama di era otonomi saat ini. Penindakan terhadap
prilaku illegal longing belum berjalan efektif karena terkendala oleh banyak hal.13
7. Kebijakan Pembangunan
Kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah akan turut
mewarnai bentuk kondisi lingkungan. Paradigma pembangunan yang berorientasi
pembangunan ekonomi untuk mengejar pertumbuhan ekonomi cenderung
mengabaikan kondisi lingkungan, baik lingkungan alam maupun social budaya.
Di era otonomi sekarang ini telah cukup banyak lingkungan alam yang rusak
karena izin penebangan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang semata-
mata bertujuan untuk mengisi dompet PAD. Fasilitas infrastruktur yang rusak dan

11
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.13.
12
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.14.
13
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.17.

7
hancur karenanya pun menjadi salah satu indikasi kurangnya perhatian
dimaksud.14
8. Perubahan Iklim
Global Perubahan iklim global merupakan salah satu isu yang telah cukup
lama didengungkan. Berbagai dampak lingkungan yang negative yang berkaitan
dengan perubahan iklim secara perlahan terus menyentuh kehidupan manusia dan
tampak semakin nyata. Sepeti musim yang tak lagi teratur, suhu yang cukup
tinggi, dan dampak lain seperti naiknya permukaan air laut.15

C. Asas-asas Pengelolaan Lingkungan Hidup


Untuk melakukan suatu perlindungan dan pengelolaan maka diperlukan suatu
asas. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Pasal 2 tentang Asas, Tujuan, dan
Ruang Lingkup: “Tanggung jawab negara, kelestarian dan keberlanjutan, keserasian
dan keseimbangan, keterpaduan, manfaat, kehati-hatian, keadilan, ekoregion,
keanekaragaman hayati, pencemar membayar, partisipatif, kearifan lokal, tata kelola
pemerintahan yang baik, dan otonomi daerah”
1. Asas tanggung jawab negara adalah:
a. Negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik
generasi masa kini maupun generasi masa depan.
b. Negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat.
c. Negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang
menimbulkan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
2. Asas kelestarian dan Keberlanjutan adalah bahwa setiap orang memikul
kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap
sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
3. Asas Keserasian dan Keseimbangan adalah bahwa pemanfaatan lingkungan hidup
harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya,
dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.

14
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.18.
15
Syukri Hamzah, “Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:PT Refika Aditama, 2013),p.19.

8
4. Asas keterpaduan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai
komponen terkait.
5. Asas Manfaat adalah bahwa segala usaha dan atau kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan
lingkungannya.
6. Asas Kehati-hatian adalah bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha
atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau
menghindari ancaman terhadap pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
7. Asas Keadilan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus mencerminkan keadilan secara profesional bagi setiap warga negara, baik
lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas gender.
8. Asas Ekoregion adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem kondisi
geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
9. Asas Keanekaragaman Hayati adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan
keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri
atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan
unsur nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.

D. Peran Manusia Dalam Lingkungan Hidup


Terdapat dua peran manusia di dalam lingkungan hidup yaitu peran negative
dan peran positif.
a. Peran Negatif
Makhluk hidup saling berkompetisi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Diantara semua makhluk hidup, manusia adalah makhluk yang mempunyai
kemampuan kompetisi lebih baik. Manusia dapat membuat berbagai macam alat
untuk berkompetisi mempertahankan hidup. Akan tetapi kompetisi manusia
tersebut ternyata juga berdampak negatif bagi lingkungan hidup. Berikut adalah
beberapa peran negatif manusia yang merugikan lingkungan hidup.

9
1. Manusia sering melakukan eksploitasi yang berlebihan sehingga mengancam
ketersediaan sumber daya alam
2. Manusia telah mengubah ekosistem alami yang seimbang menjadi ekosistem
buatan yang memerlukan subsidi atau tambahan energi.
3. Pembangunan yang dilakukan manusia menyebabkan perubahan pada
permukaan bumi yang tak jarang menimbulkan berbagai bencana
seperti banjir air dan Perburuan liar dan penebangan pohon sembarangan yang
dilakukan manusia telah merusak ekosistem dan mengancam keanekaragaman
flora dan fauna.
4. Adanya senyawa atau energi tertentu yang masuk ke dalam ekosistem
menimbulkan terjadinya pencemaran tanah, pencemaran air dan pencemaran.

b. Peran Positif
Manusia sebagai makhluk dominan yang mempunyai pengaruh besar terhadap
lingkungannya mempunyai peran positif untuk menjaga keseimbangan lingkungan
hidupnya. Beberapa peran positif yang dapat dilakukan manusia adalah :

1. Menerapkan sistem tebang pilih dan mengatur pengelolaan sumber daya


alam secara bijak terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
2. Mengadakan reboisasi atau penghijauan untuk menjaga kelestarian flora dan
fauna, serta mencegak terjadinya bencana yang diakibatkan oleh terganggunya
keseimbangan lingkungan.
3. Melindungi flora dan fauna langka dengan menetapkan kawasan cagar alam
dan suaka marga satwa, serta mengawasi ekspor dan impor hewan- hewan.
Mengolah limbah industri dengan tepat, serta melakukan daur ulang limbah
atau sampah rumah tangga untuk mengurangi dampak pencemaran
lingkungan. Manusia juga dapat memilah sampah dengan cara membagi
sampah menjadi tiga kategori yakni sampah organik yang nantinya bisa
digunakan sebagai pupuk kompos, sampah anorganik dan sampah logam yang
bisa dimanfaatkan kembali.
4. Menerapkan sistem multikultur atau tumpang sari dalam bercocok tanam,
sehingga kesuburan tanah dapat terjaga. Selain itu, pada daerah lereng gunung
dapat diterapkan terassering untuk mengurangi resiko erosi tanah.

10
5. Mengkonsumsi hasil peternakan dan pertanian dalam negeri, sehingga
mengurangi impor buah- buahan dan daging dari luar negeri yang secara tak
disengaja dapat membawa telur hama baru yang merugikan petani.
6. Mengurangi penggunaan bahan- bahan kimia berbahaya yang dapat
mencemari lingkungan, seperti pestisida dan detergen tidak ramah lingkungan.
Pestisida dapat diganti dengan menerapkan metode biological control yang
memanfaatkan musuh alami hama tanaman.
7. Menghindari pemborosan air sehingga sumber daya air tetap terjaga. Selain
itu, manusia juga harus bijak dalam menggunakan listrik dan bahan.
Menghemat listrik dapat dilakukan dengan penggunaan alat elektronik yang
berdaya rendah dan mematikan lampu jika tidak digunakan. Sedangkan
menghemat bahan bakar dapat dilakukan dengan membiasakan jalan kaki jika
jarak tempuh dekat dan memilih transportasi umum untuk mengurangi
penggunaan kendaraan bermotor.
8. Melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), yakni dengan
cara mempertimbangkan kemungkinan terjadinya kerusakan dan pencemaran
lingkungan sebelum melakukan pembangunan .
9. Membuat peraturan atau undang- undang yang dapat melindungi kelestarian
dan keseimbangan lingkungan hidup serta keanekaragaman hayati yang ada.
Setelah membuat peraturan, maka aturan tersebut harus benar- benar dipatuhi
dan menindak tegas oknum- oknum yang melanggarnya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan :
1. Pendidikan lingkungan hidup manusia sangat penting agar lingkungan tetap lestari
2. Faktor-faktor pengganggu kelestarian lingkungan seperti, perburuan liar,
pembangunan yang tak berwawasan lingkungan, pembuangan limbah, harus
ditekan dan diberi sangsi sesuai hukum
3. Kemajuan iptek akan berefek pada kelestarian lingkungan maka perlu adanya
sikap preventif
4. Teknik pendekatan untuk menanamkan kesadaran berwawasan lingkungan, dapat
melalui penyuluhan pada organisasi karang taruna, pemuda, pkk dll
5. Masalah lingkungan merupakan masalah yang rumit, karena berhasil atau
tidaknya berawal dari dalam diri manusia itu sendiri
6. Kebutuhan manusia akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku manusia,
sehingga perilaku harus di arahkan pada yang berwawasan lingkungan.

B. Saran
Dengan semakin maraknya pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh masyarakat
seharusnya UU tentang lingkungan harus lebih di peketat dan dilaksanakan dengan
baik sesuai yang telah diatur dan hukuman untuk oknum yang melakukan pencemaran
lingkungan harus setara dengan apa yang telah diperbuatnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Khaelany, 1996, “Islam Kependudukan Dan Lingkungan Hidup”, Jakarta:PT Rineka


Cipta.
Yatimin Abdullah, 2007 ,“Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur‟an”, Jakarta:
Amzah.
Asmadi suharno, 2012 ,“Dasar-dasar teknologi pengolahan air limbah”,
Yogyakarta:Gosyen Publising.
Syahrin Alvi ,2009, Beberpa Isu Hukum Lingkungan Kepidanaan, Jakarta : PT
Sofmedia.
Syukri Hamzah, 2013 “Pendidikan Lingkungan”, Bandung: PT Refika Aditama.
https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/juwarta/article/viewFile/240/235.
Zainal Aqib, 2013, “Ilmu Alamiah Dasar”, Bandung: Yrama Widya.
Sohari, 2006, “Hadis Tematik”, Jakarta: Diadit Media.

13

Anda mungkin juga menyukai